Tuituituit!! Bersama broMis dan broSoe, podcast ini mengajak kamu dan kalian yang mengaku "gereja" buat "memeriksa dan (jika diperlukan) membedah" berbagai kedaruratan yang ada di gereja. Kami ga nawarin solusi. Kami cuma pengen aku, kamu, kalian, dan mereka terbuka, jujur, sadar, dan kembali kepada Sang Kepala Gereja. Enjoy!
(Katanya) kalau anak Tuhan, pasti cinta gereja. Kalau perlu harus mati-matian cinta gereja! Tapi, cinta seperti apa yang kita berikan kepada gereja/komunitas kita? Yuk di episode ini, kita evaluasi seperti apa cinta kita, bersama bro Daniel (yang ini Daniel bukan tetanggamu lho ya).
2 kata yang akrab di hidup seorang Kristen, tapi juga kerap disalahpahami, direduksi maknanya, bahkan disalahgunakan. And this episode might be a right moment to rethinking these words. Have a sip and taste the Gospel through this episode!
Semangat reformasi gereja adalah tentang Allah dan Injil-Nya: Kembali mengutamakan kehadiran Allah. Kembali terkagum dan berpartisipasi dalam kisah Injil-Nya. Kembali berbagian di dalam misi kerajaan-Nya. Let's have a sip of reformation's spirit!
Remaja, pemuda, siapa mereka bagi gereja? Mungkin ini adalah "a million dollar question" bagimu/gerejamu. Mungkin juga ini adalah pertanyaan yang ga penting. Tapi gereja ga bisa menghindari keberadaan mereka, yang biasa dianggap "gereja masa depan," karena mereka juga adalah "gereja masa kini." Let us rethink and rework our youth ministry through this episode!
Musim pandemi memberikan ragam dampak bagi ibadah komunal. Dampak yang ga hanya di permukaan, tapi merangsek masuk ke dalam hati dan menggeser hal-hal yang esensial dalam beribadah. Kondisi pandemi yang membaik memberikan ruang bagi gereja untuk kembali kepada arti ibadah yang sejati, tapi apa respon kita? Stay dengan kenyamanan kita seperti minum frappucino? Yuk renungkan bersama di episode ini!
Ibadah adalah tentang Tuhan, dan Ia akan melakukan apapun untuk "mengganggu," menggelisahkan hati kita yang tak berfokus pada-Nya. Mini-sermon ini mengajak kita untuk memaknai ulang bagaimana kehadiran Allah berkarya di tengah ibadah dan memunculkan kebutuhan, pengakuan, dan penyembahan yang sejati.
Kasus-kasus yang melibatkan rohaniwan/hamba Tuhan/pendeta seperti semakin marak, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Hamba Tuhan ga imun dari jeratan dosa: keinginan mata, hasrat hati, dan keangkuhan hidup. Gimana respon kita? Kuy dengarkan di Dunia Dalam Gereja!
Kumandang yang mulia dari "Gloria in excelsis Deo" hadir bagi kaum rendahan seperti para gembala. Nyanyian surgawi yang kemudian membuat mereka menjadi saksi akan berita keselamatan terbesar bagi umat manusia. Nyanyian itu pun hadir bagiku dan bagimu. Apa respon kita terhadap berita keselamatan yang hadir bagi kita?
Suara Allah yang memanggil manusia untuk kembali kepada-Nya bukan sebuah suara yang baru. Suara yang sudah dilantunkan Allah sejak masa lampau sampai Yesus datang dan sampai di masa kini. Suara yang memanggil manusia untuk bertobat, kembali kepada kasih Allah, relasi yang utuh dengan Allah, karena dengan semua inilah kita dapat menghadapi segala ketegangan di dalam hidup kita.
Di tengah situasi hidup yang menegangkan, tak jarang kita mendengar jeritan, tangis, suara-suara keputusasaan dari jiwa-jiwa yang lelah dan menderita. Namun, Natal membukakan kepada manusia bahwa segala jeritan tak berakhir pada dirinya sendiri. Ketika manusia menjerit, Allah mendengar, Dia mengambil tempat bersama jeritan kita, dan Dia berikan harapan bahkan peneguhan iman.
Suara apa yang paling kita dengar ketika hidup terasa menegangkan? Apakah suara-suara dari padang gurun lebih mengganggu kita, ataukah justru menghibur dan memberikan harapan?
Di tengah keriuhan, yang kita butuhkan adalah perteduhan. Keterdiaman tidak selalu berarti diam. Keterdiaman, perteduhan bisa menjadi sarana Tuhan berbicara lebih keras, lebih jelas kepada kita.
Mari jadikan judul episode ini pertanyaan terbesar kita hari ini: Apa (atau mungkin siapa) yang menjadi hasrat terdalam kita? Apa jawab kita?
Seberapa mudah menjadi seorang Kristen? Ataukah terlalu berbahaya? Bagaimana jika panggilan dari Tuhan bagi semua pengikut-Nya adalah panggilan yang berbahaya? Apakah Tuhan sedang menjebak kita?
Do we ever think to outsmart God? Atau mungkin kita sedang membangun kehidupan sendiri di luar relasi dengan Tuhan? Bagaimana jika ternyata yang Tuhan mau ada "meruntuhkan" kita?
Masa-masa sulit sering menggiring kita untuk bertanya, "Tuhan sayang ga sih sama aku? Apakah aku masih berharga di mata Tuhan?" Mungkinkah di saat itu kita sedang mencoba untuk mengukur kasih Tuhan?
Kehausan akan membuat kita mencari. Keterpisahan akan membuat kita merindu. Seberapa kita "menghauskan," merindukan Tuhan di masa-masa ini?
"Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku." Might be one of our favorite verse, yet how do we live it? Apa sih yang ada di dalam benak kita tentang Yesus sebagai gembala kita?
Hello guys! Seneng bisa kembali mengudara bersama kalian. Episode ini akan menjadi intro dari segmen AQWG yang harapannya menjadi perjalanan 7 hari kita bersama dalam berinteraksi dan berelasi dengan firman Tuhan. Enjoy and be blessed by God's Word!
Sebuah kalimat menarik hadir di sebuah film dokumenter bertema olahraga: "What is your deepest fear, young man?" Jika pertanyaan yang sama diajukan kepada gereja di masa kini, "What is church's deepest fear?" apa jawabannya? Apakah ketakutan gereja adalah holy fear, ataukah kumpulan phobia? Kuy renungkan sama-sama di episode ini!
Yuk terbuka, jujur sama Tuhan; Dia nunggu kamu. Yuk bergumul sama Tuhan; Dia sediakan ruang yang teduh. Yuk jangan lelah doakan diri dan gereja, karena Tuhan sayang kita dan gereja-Nya. Dia belum selesai dengan kita, dengan gereja-Nya. He is still on the move.
Siapa yang ga mau disanjung, dihormatin, dianggap bintang! Ga terkecuali di gereja guys, star syndrome sering mengetuk pintu hati orang-orang yang mencoba "mem-branding" imaji diri di luar Tuhan. Wadaw!!! Bahayanya seberapa jauh nih?? Kuy ikutin episode ini!
Episode ini bukan bahas power rangers atau powerpuff girls ya guys. Episode ini akan mencoba mencubit mata rohani kita mengenai sindrom-sindrom yang berkaitan dengan KUASA, yang bisa saja terjadi di gereja. Ya, GEREJA!! Apakah mungkin gereja bermain kuasa? Apakah kuasa menjadi sumber kepuasan gereja? Wadidaw...
Ngomongin soal gizi dan pertumbuhan ga hanya berhubungan dengan tubuh manusia, tapi juga tubuh Kristus--GEREJA! Dan ketika gereja ga bertumbuh dengan semestinya, who's to blame??? Ketika kerohanian mandek, KERDIL, apakah gereja masih kuat berjalan di tengah dunia yang keras ini??? Find out more on this episode!
"Uda dari dulu gereja begini, aman dan damai kok!" "Ga kok gereja ga kenapa-kenapa, tenang aja..." "Hah?? Sakit?? Masa umat pilihan Allah bisa sakit???"--Seberapa berbahayanya kalau gereja ga peka? Apa yang mungkin terjadi kalau gereja terus menyangkal kelemahan, kerapuhannya?
Cuma intro, tapi penting. Cuma pembukaan, tapi biar kami bisa kenalan sama kalian. ENJOY!
"Christmas time is here! Let's celebrate and be joyful!" Well, Natal memang adalah Kabar Baik, namun terdangkalisasi oleh diskon, liburan, sinterklas, dan salju. Narasi Natal yang pertama dikerdilkan, dijinakkan oleh narasi-narasi dunia. Padahal nuansa Natal pertama ga jauh berbeda dengan nuansa hidup kita sekarang. Seperti apa? Gimana harusnya kita memaknai kembali? Kuy sama-sama dengerin dan maknai kembali Natal di episode terakhir di 2020! :)
Menantikan ekspektasi adalah momen yang menegangkan. Dan ketika penantian berujung kepada penantian lainnya, maka sulit sekali untuk berekspektasi lagi. Namun, menjadi indah ketika harapan dalam bentuk jejak anugerah Tuhan selalu hadir. Inilah yang jadi saksi hidup dari #OneMomentOfGratitude dari DT dan Rere. Kuy sama-sama nikmati di episode ini, dan jangan lupa bersyukur ya hari ini! :)
"Kalau cinta jangan marah, kalau cinta terima aku apa adanya, kalau cinta.. kalau cinta..." Salah satu masalah manusia yang "deritanya tiada akhir" adalah cinta! Mungkin terlalu banyak pasangan yang akhirnya zero-gratitude di dalam menjalin relasi dan pernikahan. Tapi jangan-jangan ada yang salah paham: Cinta memang "menyakitkan" karena cinta membuka, mengorek, ngobok-ngobok! Kuy langsung dengerin aja di episode ini, dan bersyukurlah untuk cinta!
When it comes to the word "worship" these things will follow: musical style, flow of worship, types of worship team and songs, creating worship atmosphere, bringing worship hypes. Apakah semua ini salah? Well, bisa menjadi salah ketika setiap hal ini menjadi titik berangkat dan tujuan akhirnya. Gimana dengan teologi? Masihkah ada tempat untuk-Nya di dalam ibadah kita?
5 sola uda selesai dioprek-oprek bersama kolaborator-kolaborator ciamik. Saatnya dikonklusikan, diendapkan, dan diwujudkan melalui kehidupan kita masing-masing. Jangan biarkan semangat reformasi gereja digembok di gudang masa lalu, karena karya Tuhan pasti melintasi waktu dan tempat!
Ada batasan yang sangat tipis antara memuliakan Tuhan dan mencuri kemuliaan Tuhan. Ga jarang kita yang kehilangan kemuliaan Allah ini memilih untuk mengaburkannya dan membiarkan itu menjadi modal dan fondasi bagi kehidupan Kristen kita. Gimana menghadapi pergulatan ini? Bermain-main dengan batasan itu, atau kembali jujur di hadapan Tuhan yang mengenal dan rindu dikenal?
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan," sebuah kalimat doktrinal yang sangat lekat dengan keselamatan manusia berdosa. Namun, kasih karunia/anugerah menyatakan yang lebih besar dari keselamatan, yaitu Sang Pemberi Selamat. Anugerah yang membuat para manusia tebusan selalu rindu mengenal dan mengasihi Tuhannya. Anugerah yang jauh lebih indah dari kelemahan dan kesulitan hidup kita. Amazing grace, how sweet the sound!
Di masa-masa sulit, menjadi Kristen semakin menantang. Belum lagi ditambah samudera media-media sosial yang siap menenggelamkan identitas, spiritualitas, dan panggilan sebagai seorang Kristen. Jadi, mesti gimana nih? Jauhin aja samuderanya? Atau "berusaha" taklukkan samudera dengan postingan-postingan rohani? Kuy cari tahu di episode ini!
Dari zaman ke zaman, generasi ke generasi, skeptisisme kepada otoritas dan relevansi Alkitab selalu menampilkan wajahnya. Rohaniwan dan gereja pun ga luput dari virus ini. Apakah ada "cara baru" untuk membangkitkan otoritas dan memunculkan relevansi-relevansi Alkitab? Atau sesederhana kembali menempatkan firman Tuhan pada posisinya dan membiarkannya berbicara dan menginterpretasi hidup kita? Sola Scriptura, masihkah relevan? Kuyyy cekidot di episode ini!
"Iman adalah dasar/jaminan dari semua yang kita harapkan dan bukti dari semua yang tak kita lihat." Kata "tradisi" di dalam iman Kristen seakan memberikan kesan oldies, usang, kaku! Namun apakah benar tradisi iman dimaknai demikian? Gimana seharusnya gereja secara personal dan komunal mewariskan tradisi iman dari generasi ke generasi? Find out more on this first episode of #ThrowBacktoReformation series!
Life is like a journey, begitu juga kehidupan hamba Tuhan. Tapi gimana jika sebaliknya? The journey is life. Mungkinkah kita kelelahan, jenuh, kuatir ga ada habisnya, kecewa?? Apakah hidup ini hanya dari satu perjalanan ke perjalanan lainnya dan ga ada garis finish? Haruskah kita "kembali ke rumah"?
Kelelahan adalah kepastian buat semua manusia termasuk hamba Tuhan/rohaniwan gereja. Sesuatu yang bisa disebabkan oleh overdosis mencintai gereja (dan semua aktivitas melayani) tanpa lebih dulu mencintai Tuhan. Apakah mencintai gereja sesuatu yang berbahaya? Bukankah ini kewajiban semua hamba Tuhan? Mari kuy renungin sama-sama di episode ini :)
Bagi sebagian orang di masa pandemi, memindahkan atau mengembalikan suasana, nuansa, sasana ibadah seperti sebelum pandemi adalah hal yang ideal. Tapi ga sedikit orang-orang yang mulai move on dan memikirkan ulang "konstruksi" ibadah Minggu di masa sulit ini. Termasuk yang manakah kita? Kuy sama-sama teliti dan refleksikan melalui episode ini! :)
Definisi pelayanan hamba Tuhan ga jarang jatuh ke 2 kutub: Jadi INISIATOR dan PELAKU dari SEMUA; atau yang penting TERIMA aja, GA perlu USAHA banyak-banyak asal baik! Bagaimana kalau ada "definisi lain," sebuah "SUARA yang GA POPULER"??? Kuy sama-sama belajar di episode ini! :)
Emosi di dalam ibadah lebih sering dikonotasikan negatif dibanding digembalakan. Waduh, apakah emosi bisa digembalakan? Bedakah dengan memanipulasi emosi? Kuyyy find out more and let's learn together through this episode! :)
Panggilan hidup menjadi hamba Tuhan/rohaniwan/pendeta/guru Injil somehow punya jalan yang berbeda. (Seharusnya) tidak kenal career path, promosi jabatan, dan hal-hal lain yang terkesan sekuler. Tapi seringkali hal-hal ini yang justru populer di dunia per-hamba Tuhan-an. Apa yang sebenernya terjadi? Apakah mungkin setiap hamba Tuhan imun dari jualan narasi? Kuy sama-sama gumulin melalui episode ini!
Masa pandemi mengubah banyak hal dalam hidup kita, termasuk kehidupan beribadah kita setiap hari Minggu. Bukan tidak mungkin masa pandemi juga menyapu bersih cara-cara kita beribadah dan di sana Tuhan kembali mengajak kita melihat kepada Dia. Kuy sama-sama terus gumulkan hal ini khususnya melalui episode yang (bisa jadi) bikin geli-gelisah-gatel gimanaa gituu :)
Musim pandemi belum beres dan Indonesia ada di bayang-bayang resesi. Jelas bukan hal mudah dan hamba Tuhan ga bisa tinggal diam. Kencangkan ikat pinggang, siapkan diri, dan mari sama-sama pikirkan apa yang bisa kita siapkan menghadapi badai berikutnya bersama Tuhan :)
Istilah "repetisi" di dalam ibadah Kristen bagaikan buah simalakama. Kalau ga dipakai kok "rasanya ibadah kurang ngangkat!" Tapi kalau dipakai tanpa tujuan yang jelas ya jadilah "bosen! Ngulang-ngulang terus lagunya!" Kuy sama-sama belajar gimana memakai dan memaknai repetisi dengan tepat dan sehat di dalam ibadah kita :)
Hamba Tuhan masih manusia yang bergelut dengan masa lalu. Bisa jadi banyak hal belum sempat atau ga mau dibereskan, tersapu oleh kesibukan pelayanan. Episode kali ini mengajak aku dan kamu--full-time pastor, mahasiswa teologi, dan kawanannya--untuk mengevaluasi masa lalu, karakter buruk, dosa-dosa yang belum kita bereskan di hadapan Tuhan.
Ketika jemaat makin bergumul dengan pandemi, maka pelayanan ibadah harus hadir dengan sisi pastoral. Setiap pelayan ibadah memiliki tanggung jawab yang sama walaupun bisa jadi juga punya pergumulan yang sama. Kuyy sama-sama renungkan dan belajar mengenai hal ini melalui episode ini!
Yup, Worship.Life.Repeat kembali dengan series baru, yaitu PastorsLyfe! Dan di episode perdana ini aku membagikan sekaligus mengajak untuk melihat 1 sisi dari hidup seorang hamba Tuhan, yaitu pribadi yang rentan. Namun, dengan kondisi hidup ini hamba Tuhan juga harus ngadepin jemaat yang rapuh, galau, butuh pertolongan. Gimana merespons dilema ini? Kuyy sama-sama dengerin :)
Kitab Mazmur harusnya jadi makanan sehari-hari buat pelayan-pelayan ibadah nih. Kitab yang berisi ungkapan ekspresi bahkan emosi umat Tuhan melalui nyanyian. Ga terkecuali di tengah pandemi, kitab Mazmur menjadi makin relevan untuk "berbela rasa" terhadap emosi yang dirasakan umat Tuhan jaman now. Kuy dengerin dan belajar bersama di episode ini! :)
Buat kami, Bandung adalah awal dan akhir kehidupan sebagai mahasiswa. Kami ga melanjutkan berkarir di sana, tapi banyak kenangan tertinggal khususnya di masa-masa akhir perkuliahan. Kuy langsung dengarkan obrolan nostalgia terakhir kami sambil menikmati ronde dan brownies! :)
Pandemi belum beres. Ibadah online jalan terus. Banyak yang sudah terbiasa dengan ini, mulai dari terbiasa dengan prosedur persiapan ibadah online sampai terbiasa dengan "rutinitas ibadah" yang "berpindah" dari on-site ke online. Well, episode kali ini mengajak kita untuk keluar dari "keterbiasaan baru" dalam beribadah dan kembali melihat jauh ke dalam hati. Kuy dengerin obrolan dalem dan seru ini! (Ev. Samuel Tandei is a lecturer at STT SAAT and currently is on his doctoral study)