Ardi Kamal Karima

Follow Ardi Kamal Karima
Share on
Copy link to clipboard

Menulis apapun yang ada pada kepala, mengkonversikannya menjadi beberapa tulisan yang dipenuhi berbagai rasa. - Instagram : @__ardikamal @__ruangtulis Youtube : Ardi Kamal Karima

Ardi Kamal Karima


    • Sep 8, 2025 LATEST EPISODE
    • weekdays NEW EPISODES
    • 2m AVG DURATION
    • 219 EPISODES


    Search for episodes from Ardi Kamal Karima with a specific topic:

    Latest episodes from Ardi Kamal Karima

    Aku Ingin Istirahat - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:34


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Di Depan Lemari Pendingin - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 0:59


    Sebuah PuisiDI DEPAN LEMARI PENDINGINDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Jika Malam Terlalu Dalam - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:23


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Memandang Dunia Dari Jendela Kafe - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 2:14


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Aku Senang Memikirkanmu - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:24


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Aku Beli The Book Of Question Untukmu Di Hari Ulang Tahunku - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 0:52


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Di Dekat Jendela Pesawat Terbang - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:57


    Sebuah PuisiDI DEKAT JENDELA PESAWAT TERBANGDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Kemiskinan Bahasa - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 0:41


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Jangan Bertanya Kenapa - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:02


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Kesedihan Puisi - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 0:46


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Ciuman Perpisahan - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:38


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Aku Membayangkan Tubuh Kekasih - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:39


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Di Jalan Menuju Rumahmu - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:02


    Sebuah PuisiDI JALAN MENUJU RUMAHMUDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Suatu Pagi Musim Dingin - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:09


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Di Bandara Hari Itu - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 0:46


    Sebuah PuisiDI BANDARA HARI ITUDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Pertanyaan Tentang Rindu - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 0:55


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Akhirnya Kau Hilang - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:55


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Tidak Ada Matahari Senja Di Sini - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:52


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Puisi Tidak Menyelamatkan Apapun - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 1:44


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Sepasang Matamu - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Sep 8, 2025 0:48


    Sebuah PuisiDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #aacd #aanmansyur #puisi #tidakadanewyorkhariini

    Sarapan Sebelum Tidur - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 24, 2025 1:15


    Sebuah PuisiSARAPAN SEBELUM TIDURDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2 #rangga #cinta

    Di Tempat Jauh Tidak Puisi - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 24, 2025 1:54


    Sebuah PuisiDI TEMPAT JAUH TIDAK ADA MASA LALUDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2 #rangga #cinta

    Bahasa Baru - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 24, 2025 0:54


    Sebuah PuisiBAHASA BARUDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2 #rangga #cinta

    Di Halaman Belakang Puisi Ini - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 24, 2025 1:43


    Sebuah PuisiDI HALAMAN BELAKANG PUISI INIDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2 #rangga #cinta

    Di Kulkas: Namamu - Joko Pinurbo

    Play Episode Listen Later Jun 23, 2025 1:30


    Sebuah PuisiDI KULKAS: NAMAMUDitulis Oleh Joko PinurboDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Selamat Menunaikan Ibadah PuisiDari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #jokopinurbo #selamatmenunaikanibadahpuisi

    Desember - Joko Pinurbo

    Play Episode Listen Later Jun 23, 2025 1:54


    Sebuah PuisiDESEMBERDitulis Oleh Joko PinurboDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Selamat Menunaikan Ibadah PuisiDari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #jokopinurbo #selamatmenunaikanibadahpuisi

    Di Atas Meja - Joko Pinurbo

    Play Episode Listen Later Jun 23, 2025 0:40


    Sebuah PuisiDI ATAS MEJADitulis Oleh Joko PinurboDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Selamat Menunaikan Ibadah PuisiDari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #jokopinurbo #selamatmenunaikanibadahpuisi

    Hutan Karet - Joko Pinurbo

    Play Episode Listen Later Jun 23, 2025 1:30


    Sebuah PuisiHUTAN KARETDitulis Oleh Joko PinurboDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Selamat Menunaikan Ibadah PuisiDari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #jokopinurbo #selamatmenunaikanibadahpuisi

    Tengah Malam - Joko Pinurbo

    Play Episode Listen Later Jun 22, 2025 1:05


    Sebuah PuisiTENGAH MALAMDitulis Oleh Joko PinurboDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Selamat Menunaikan Ibadah PuisiDari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #jokopinurbo #selamatmenunaikanibadahpuisi

    Pagi Di Central Park - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 22, 2025 1:07


    Sebuah PuisiPAGI DI CENTRAL PARKDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2 #rangga #cinta

    Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 21, 2025 2:03


    Sebuah PuisiKETIKA ADA YANG BERTANYA TENTANG CINTADitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2 #rangga #cinta

    Tidak Ada New York Hari Ini - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 20, 2025 2:43


    Sebuah PuisiTIDAK ADA NEW YORK HARI INIDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2 #rangga #cinta

    Cinta - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 19, 2025 0:55


    Sebuah PuisiCINTADitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku Tidak Ada New York Hari IniHari-hari membakar habis diriku. Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-jariku berubah jadi badai angin. Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan.Semua perihal, diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.Seorang ayah membelah anak dari ibunya -dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #tidakadanewyorkhariini #aadc #aadc2

    Perihal Tokoh Utama Komik - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 18, 2025 3:23


    Sebuah PuisiPERIHAL TOKOH UTAMA KOMIKDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku: Melihat Api BekerjaAku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka.Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri."Menikmati Akhir Pekan"(Mendengarkan Larik-larik Aan Masyur) Beberapa pilihan puisi M Aan Masyur dalam Melihat Api Bekerja Sajak buat Seseorang yang tak Punya Waktu Membaca Sajak Kata-kata bukan jembatan yang bisa membuat sepatumu tidak tersentuh lumpur. Kata-kata bukan kendaraan yang pandai melayang dan menghindarkanmu dari kemacetan. Kata-kata tak ingin jadi senjata untuk kau gunakan membunuh atasanmu. Kata-kata adalah awan yang mengamati jendela kamarmu menjelang matahari tenggelam. Pernahkah kau membayangkan bagaimana rasanya memiliki awan sebagai hewan peliharaan? Ia lebih setia dari kebiasaan buruk.“Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.“ Sapardi Djoko Damono#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #melihatapibekerja

    Menjatuhkan Bintang-Bintang - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 18, 2025 2:58


    Sebuah PuisiMENJATUHKAN BINTANG-BINTANGDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku: Melihat Api BekerjaAku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka.Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri."Menikmati Akhir Pekan"(Mendengarkan Larik-larik Aan Masyur) Beberapa pilihan puisi M Aan Masyur dalam Melihat Api Bekerja Sajak buat Seseorang yang tak Punya Waktu Membaca Sajak Kata-kata bukan jembatan yang bisa membuat sepatumu tidak tersentuh lumpur. Kata-kata bukan kendaraan yang pandai melayang dan menghindarkanmu dari kemacetan. Kata-kata tak ingin jadi senjata untuk kau gunakan membunuh atasanmu. Kata-kata adalah awan yang mengamati jendela kamarmu menjelang matahari tenggelam. Pernahkah kau membayangkan bagaimana rasanya memiliki awan sebagai hewan peliharaan? Ia lebih setia dari kebiasaan buruk.“Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.“ Sapardi Djoko Damono#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #melihatapibekerja

    Laut Berparuh Merah - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 16, 2025 2:41


    Sebuah PuisiLAUT BERPARUH MERAHDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku: Melihat Api BekerjaAku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka.Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri."Menikmati Akhir Pekan"(Mendengarkan Larik-larik Aan Masyur) Beberapa pilihan puisi M Aan Masyur dalam Melihat Api Bekerja Sajak buat Seseorang yang tak Punya Waktu Membaca Sajak Kata-kata bukan jembatan yang bisa membuat sepatumu tidak tersentuh lumpur. Kata-kata bukan kendaraan yang pandai melayang dan menghindarkanmu dari kemacetan. Kata-kata tak ingin jadi senjata untuk kau gunakan membunuh atasanmu. Kata-kata adalah awan yang mengamati jendela kamarmu menjelang matahari tenggelam. Pernahkah kau membayangkan bagaimana rasanya memiliki awan sebagai hewan peliharaan? Ia lebih setia dari kebiasaan buruk.“Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.“ Sapardi Djoko Damono#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #melihatapibekerja

    Telanjang Di Depan Cermin - M. Aan Mansyur

    Play Episode Listen Later Jun 11, 2025 2:58


    Sebuah Puisi TELANJANG DI DEPAN CERMINDitulis Oleh M. Aan MansyurDisuarakan Oleh Ardi Kamal KarimaDalam Buku: Melihat Api BekerjaAku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka.Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri. "Menikmati Akhir Pekan"“Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.“ -Sapardi Djoko Damono-#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta #aanmansyur #melihatapibekerja

    Komposisi

    Play Episode Listen Later Jun 11, 2025 2:46


    Sebuah Puisi KOMPOSISIDitulis Oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan Oleh @insom_mia08 Puisi ini menyajikan identitas diri yang penuh paradoks melalui metafora alam yang kontradiktif. Penyair menggambarkan dirinya sebagai "asin garam di air tawar", "ombak tinggi di danau-danau yang tenang", dan "rerumputan hijau di padang yang kekeringan" – mencitrakan sesuatu yang asing namun hadir, mengganggu namun memberi rasa, kecil namun penuh harap. Kontradiksi ini mempertanyakan esensi keberadaan ("perlu vs diperlukan") dan fungsi diri di tengah lingkungan yang tak selaras. Pencarian makna ini diperkuat dengan pertanyaan retoris yang menggambarkan kebingungan antara doa yang sia-sia, antara tangis yang salah arah, atau harapan yang samar di antara mimpi yang seperti debu.Penyair mengkontraskan fatamorgana dan hiasan pada puisinya (seperti lampion pesta) yang menipu dan memicu keragu-raguannya, dengan "bayangan-bayangan" yang justru diakui lebih jujur daripada kenyataan. "Fatamorgana" mewakili ilusi atau harapan palsu yang tak terlihat oleh si penyair, sementara lampion menyimbolkan kesemuan perayaan yang berujung pada abu atau (surat yang tak terbaca). Di tengah kepalsuan ini, bayangan menjadi metafora kejujuran bagi batin yang merekam "dahaga" dan mampu meringankan "sesak juga rindunya", menyiratkan bahwa dalam kesunyian teresebut ada kejujuran terhadap diri sendiri atas pelipur yang ditemukan.Pertemuan dengan "kamu" digambarkan sebagai benih yang diterbangkan oleh angin – suatu peristiwa yang ditanyakan, antara takdir dan kebetulan yang dipaksakan. Puisi ini kemudian beralih menjadi harapan tentang dirinya sendiri. "semoga jadi puisi" yang "rumit" namun menjadi pegangan di gelap (seperti simpul tali yang tak perlu untuk diurai), dan puisi yang "indah" seperti pantulan langit kelam di tengah danau. Gambaran ombak dan asin karang yang "kembali padamu dengan diam-diam" menegaskan siklus dari pengalaman si penyair, rasa, dan kontemplasi yang akhirnya bermuara pada sang "kamu", menutup rangkaian metafora awal dengan kesadaran. Bahwa segala kompleksitas identitas dan perasaan pada akhirnya adalah bagian dari dialog sunyi dengan sang lainnya yang akan dan selalu ditemui.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta

    Berita Cuaca

    Play Episode Listen Later Jun 10, 2025 3:58


    Sebuah Puisi: BERITA CUACADitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: @insom_mia08Puisi ini menggunakan metafora cuaca untuk menggambarkan kekacauan psikologis yang mendalam. "Hujan tak kunjung reda" di langit pikiran melambangkan pikiran yang overthinking dan kata-kata yang terpendam. Ancaman "banjir bandang di wilayah ingatan" dan "angin kencang" yang menyapu nama-nama orang menunjuk pada trauma masa lalu yang mengikis identitas diri, membuat narator merasa seperti "pendatang asing tanpa nama". Cuaca ekstrem ini bukan fenomena alam, melainkan gambaran badai emosi yang menghancurkan ingatan dan rasa diri.Penyair menyoroti ironi antara ramalan optimis dari luar ("Besok akan cerah") dengan realitas internal yang suram. "Layar kaca" (media) yang menyampaikan mantra positif justru kontras dengan "awan hitam" yang mengancam detak jantungnya dan "petir yang membunuh segala doa". Penggunaan istilah teknis seperti "peta cuaca" dan "laporan cuaca" untuk menggambarkan dada yang dikepung kabut makian serta matahari yang padam di balik kelopak mata, menegaskan kegagalan sistem (eksternal maupun internal) dalam memahami atau meredakan penderitaannya. Suhu tubuh yang "mencairkan setengah kesadaran" menandakan disosiasi akibat beban yang tak tertahankan.Di tengah krisis, muncul figur "ahli cuaca" (mungkin suara hati atau naluri) yang memperingatkan bahaya di "wilayah perasaan". Namun, peringatannya sudah terlambat—"akar-akar cemasku" telah menjelma menjadi "air laut yang dewasa" dan menciptakan "fenomena bencana yang terasa tabu". Klimaks puisi hadir dalam kontras antara keputusasaan narator yang "tak punya payung" untuk menahan "hujan yang mementaskan gemuruh pekat", dengan seorang anak yang justru membuka jendela dan "membaca hujan sebagai nyawa". Anak ini mewakili kemungkinan penerimaan: melihat kesakitan bukan sebagai bencana, tapi sebagai "alfabet lumrah" dalam bahasa kehidupan—sebuah "sajak yang menetes pelan dari manusia". Puisi ditutup dengan penegasan bahwa penderitaan bukanlah akhir, melainkan bagian dari puisi hidup itu sendiri.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi

    Kau Murtad, Jika Aku Tuhan Bagi Agama Cintamu

    Play Episode Listen Later Jun 3, 2025 1:46


    Sebuah Puisi: Kau Murtad Jika Aku Tuhan Bagi Agama CintamuDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Insom-MiaPuisi ini membangun metafora cinta sebagai sebuah agama, dengan sang "aku" lirik sebagai "Tuhan"-nya. Ketaatan, kewajiban, dan kitab suci (mewakili janji, komitmen, dan aturan hubungan) adalah pilar agama cinta ini. Kekasih ("kau") dianggap telah "murtad" karena mengabaikan perintah, menyia-nyiakan "kitab" (mungkin janji setia atau esensi hubungan), dan bermain-main dengan "dosa" (pelanggaran dalam hubungan). Pengkhianatan dalam cinta disamakan dengan kemurtadan dalam agama, menekankan betapa dalamnya luka dan pelanggaran yang dirasakan sang "aku".Sang "aku" memperingatkan adanya konsekuensi ("pahala" dari ketakutan/cemburu) dan janji "surga" cinta yang sulit diraih, penuh perjuangan dan kepedihan ("susah, lelah dari berbagai pilu"). Namun, kekasih justru "berpindah agama", mencari makna cinta ("hakikat iman cinta") yang baru di tempat lain, yang dianggap "semu" oleh sang "aku". Tindakan kekasih meninggalkan hubungan ini digambarkan sebagai penyimpangan keyakinan ("terpaling dan memalingkan keyakinan"), menyoroti perasaan dikhianati dan ditinggalkan untuk sesuatu yang dianggap palsu.Di bagian akhir, meski terluka, sang "aku" menyatakan pengampunan dan menunggu pertobatan ("tobat dari cintamu"). Namun, ada ironi dan kesadaran diri yang mendalam. Sang "aku" mengakui keterbatasannya: hanya mampu memberi "tafsir-tafsir yang semu" dan "agama yang bisa saja palsu". Pengakuan ini meruntuhkan otoritasnya sebagai "Tuhan" cinta. Ia menyadari bahwa agama cinta yang dibangunnya mungkin juga ilusi, palsu, atau subjektif. Penutup ini mengungkap keraguan diri, kesadaran akan kompleksitas cinta, dan pertanyaan mendasar tentang keabsahan klaim kebenaran mutlak dalam hubungan asmara.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #cinta

    Gelap Terang

    Play Episode Listen Later Jun 1, 2025 1:47


    Sebuah Puisi: GELAP TERANGDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Ardi Kamal KarimaPuisi ini membuka dengan gambaran suram kehidupan yang terluka: pelita (harapan) yang padam di kegelapan malam, kemiskinan ("bibir-bibir sumbing," "tubuh menelantang"), dan ketidakberdayaan ("bayangan lebih panjang daripada tubuh"). Sungai yang "diam-diam menelan nama" menyimbolkan hilangnya identitas atau korban yang dilupakan, sementara pertanyaan "siapa pengganti cahaya?" dan "hidup dengan coretan di papan basah" menegaskan kegagalan menemukan solusi dan kondisi hidup yang rapuh serta tak menentu.Puisi kemudian meluas ke kerusakan lingkungan ("hutan-hutan masih membakar diri") yang ironisnya dilakukan demi bertahan hidup di tengah polusi zaman. Keterpurukan semakin dalam digambarkan dengan "doa di saku bolong," simbol iman atau harapan yang bocor dan tak tersimpan baik. Pertanyaan retoris "apakah fajar hanya dongeng... pembohong?" mencerminkan krisis keyakinan mendalam, keraguan apakah harapan ("fajar") hanyalah ilusi atau kebohongan kosong yang diwariskan.Meski suram, puisi menawarkan secercah ketahanan. "Remang yang merayap seperti akar menguak retakan tembok" melambangkan harapan atau perlawanan kecil yang gigih dan tak terhentikan, tumbuh dari celah-celah kesulitan. Terang didefinisikan ulang bukan sebagai janji muluk ("bukanlah janji"), melainkan sebagai "luka yang bersedia mengobati diri sendiri" – sebuah proses penyembuhan aktif dari penderitaan itu sendiri. Penantian panjang ("waktu... tamu yang lupa pulang") dan kutipan Kartini di akhir ("Habis gelap terbitlah terang") bukan kepasifan, melainkan pengakuan akan perjuangan panjang sekaligus penegasan kembali keyakinan bahwa terang, dalam bentuknya yang lebih nyata dan personal, pada akhirnya akan muncul.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #habisgelapterbitlahterang #kartini

    Dalam Tanda Kutip Cinta - Jasmine Noor Rayhani

    Play Episode Listen Later Jun 1, 2025 1:41


    Sebuah Puisi: DALAM TANDA KUTIP CINTADitulis oleh Jasmine Noor RayhaniDisuarakan: Kata Hati MalaPuisi ini menggambarkan perasaan cinta yang muncul secara halus dan tenang, seperti seekor kupu-kupu yang hinggap di hati penyair di pagi hari. Kehadiran cinta ini tidak gaduh, melainkan sunyi dan penuh kelembutan, disimbolkan dengan kupu-kupu yang diam dan seolah tersenyum. Gambaran ini mewakili momen kesadaran akan perasaan cinta yang tiba-tiba hadir dengan damai dalam diri.Kupu-kupu dengan sayap kecilnya menjadi metafora keterbatasan penyair dalam mengungkapkan seluruh besarnya rindu dan perasaan. Sayap itu "tak cukup untuk membawa rinduku" melintasi langit yang tak dikenal. Namun, kehadiran sang kekasih mengubah segalanya: kupu-kupu itu "terbang tiap kali kau datang" dan "pulang ke dada" penyair, membawa pesan cinta yang hanya bisa dipahami olehnya. Ungkapan cinta itu seperti tulisan di udara—abstrak, personal, dan "tak pernah selesai".Di akhir puisi, penyair menyatakan dengan tegas bahwa bukan kupu-kupu (simbol) yang mencintai, melainkan dirinya sendiri. Kupu-kupu hanyalah perantara yang "tak henti menyebut namamu". Ini merupakan pengakuan jujur bahwa segala rasa, rindu, dan getaran cinta itu berasal dari dalam hatinya sendiri. Puisi ini menegaskan bahwa cinta sejati bersumber dari diri, diungkapkan dengan cara yang unik dan intim, meski terkadang terasa terlalu besar untuk diungkapkan sepenuhnya.Puisi ini adalah meditasi tentang kelahiran cinta yang sunyi, kesulitan mengungkapkannya secara utuh, dan pengakuan akhir bahwa sumber segala rasa itu adalah hati sang penyair sendiri, dengan segala kerinduannya yang tak terbatas.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #meramurasa #cinta

    Barangkali

    Play Episode Listen Later Jun 1, 2025 1:25


    Sebuah Puisi: BARANGKALIDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Ardi Kamal KarimaPuisi ini mengungkap kerinduan mendalam akan kehidupan yang tenang dan bermakna. Penyair membayangkan memiliki rumah sederhana, merawat tanaman, dan melakukan rutinitas kecil seperti menyiram atau memanen sayur. Aktivitas sehari-hari ini menjadi simbol keinginan untuk ketenangan, kedekatan dengan alam, dan kepuasan dalam hal-hal kecil yang dirawat dengan penuh perhatian. Kehangatan juga dihadirkan melalui bayangan menyeruput teh dan bercakap-cakap tanpa sekat.Meski membayangkan kehangatan bersama ("bersamamu"), puisi ini secara kuat diwarnai nuansa kesendirian. Penyair menyibukkan diri di malam hari dengan lampu neon, rokok, kopi, atau buku, "menjelajahi dunia" dalam kesunyian. Pertanyaan "Dengan siapa?" dan jawaban "Bisa jadi dengan diriku" menegaskan bahwa interaksi yang dibayangkan (termasuk dengan "kamu") mungkin hanya terjadi dalam imajinasi atau dialog internal penyair sendiri, sebagai pelarian dari kesepian di "gelapnya ruang".Rumah yang diinginkan bukanlah sekadar bangunan fisik ("dari siapa saja"), melainkan lebih merupakan metafora untuk ruang psikologis atau keadaan batin yang aman dan nyaman. Puisi ini menggambarkan pencarian tempat bernaung (baik fisik maupun emosional) di mana penyair bisa menjadi dirinya sendiri, merawat hal-hal kecil, dan menemukan kedamaian, meskipun mungkin harus melakukannya sendirian atau hanya dalam bayangan kehadiran orang lain ("Atau kamu"). Akhiran yang terbuka ("Atau kamu") menegaskan ketidakpastian dan sifat "barangkali" dari kerinduan ini.Puisi "Barangkali" menyuarakan kerinduan akan kehidupan sederhana yang penuh kehangatan dan perawatan, namun dibayangi oleh kesadaran akan kesendirian yang mendalam. Penyair menggunakan imajinasi dan rutinitas kecil sebagai pelarian serta mencari "rumah" yang lebih bersifat abstrak – sebuah ruang batin untuk merasa tenang dan utuh, meski mungkin hanya ditemani diri sendiri atau bayangan kehadiran orang lain.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #meramurasa #cinta

    Aku Membangun Apa?

    Play Episode Listen Later Jun 1, 2025 1:30


    Sebuah Puisi: AKU MEMBANGUN APA?Ditulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Ardi Kamal KarimaPuisi ini mengangkat Konflik dan Penolakan Terhadap Kehancuran Eksternal Penyair menggambarkan suara lantang (pekik) yang telah lama tertanam dan bergema dalam dirinya, disertai kegaduhan. Namun, ia menolak keras untuk menjadi sumber kehancuran yang terlihat seperti "api" atau "marabahaya". Ia menyadari bahwa kerusakan dalam dirinyalah ("rusak di inti saya") yang memicu kegilaan ini, tetapi ia tak ingin mewujudkannya dalam bentuk kekacauan yang nyata.Kesepian dan Ketahanan dalam Kepedihan Penyair bertahan bertahun-tahun bersama bayangan dan impian yang redup. Ia merasakan keterasingan yang lebih dalam dari kesepian biasa. Sekali lagi, ia menegaskan penolakan untuk menjadi kekuatan destruktif yang tiba-tiba dan menakutkan ("petir" atau "teriakan"). Justru, kepedihan yang mematahkan hatinyalah ("Patah dihati ini") yang menjadi sumber ketahanannya untuk terus bertahan dalam kesunyian ini.Kehancuran sebagai Fondasi dan Penolakan Balas DendamKeyakinan telah hancur berantakan tanpa menyisakan keindahan. Penyair mempertanyakan cinta dan cara manusia beroperasi, yang seolah membuatnya terpuruk selamanya ("lebih hitam"). Meskipun dihantui kehancuran ini, ia dengan tegas menolak menjadi pendendam atau sosok menyeramkan. Puisi diakhiri dengan kesadaran paradoks: justru kehancuran itulah ("Kehancuranlah") yang menjadi benang dan fondasi ("menyulam") yang membentuk segala sesuatu yang dialami dan dirasakannya sekarang. Judul "Aku Membangun Apa?" menemukan jawabannya: ia (terpaksa) membangun identitas dan keberadaannya di atas puing-puing kehancuran batin yang dialaminya.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair

    Anjing Yang Bernyanyi Dalam Bahasa Bunga

    Play Episode Listen Later May 31, 2025 3:56


    Sebuah Monolog: Anjing Yang Bernyanyi Dalam Bahasa BungaDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggambarkan sosok "Ia" sebagai predator berkedok persahabatan. Dengan penampilan ambigu dan klaim netral ("Aku bukan lelaki", "teman/besti/banci"), ia berpura-pura tulus sambil menyembunyikan nafsu seksual yang manipulatif. Metafora binatang seperti serigala berbulu domba, anjing yang menyanyi, dan lalat dari pembuangan mengekspos kepalsuannya—senyum manisnya menyimpan "bangkai hasrat membusuk", sementara tangan dan tatapannya melanggar batas fisik korban ("kau").Tokoh "Ia" secara sistematis merusak hubungan antara "Aku" (pembicara) dan "Kau" (kekasih/korban). Di balik topeng persahabatan platonik, ia memborgol kepercayaan, merampas tubuh, dan memicu perselingkuhan ("senggama antara perempuan dan si anjing"). Pembicara menyaksikan dengan murka bagaimana "Kau" tertipu oleh kepura-puraan "Ia"—tawa palsu "berwarna pelangi" dan kedok identitas ambigu dipakai untuk menyamar sebagai "bulan di siang semu" sembari menggerogoti cinta mereka.Monolog ini berakhir dengan amarah sinis dan ramalan. Pembicara mengejek hasrat mesum "Si Anjing" yang berujung absurd (hasrat pada darah menstruasi hanya jadi "sejumlah peju"). Ia meramalkan bahwa topeng "Ia" akan terbuka saat "cerminnya yang busuk" terungkap—tapi saat itu, sang pembicara telah pergi ("aku sudah tak lagi mau"). Ending "Haha lucu!" menjadi teriakan getir sekaligus kutukan terhadap kelicikan, hipokrisi, dan kehancuran yang ditimbulkan si manipulator.#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair #stopnormalisasiboti #boti #lgbt #kelainan #kekerasanseksual

    Dulu Aku Pikir

    Play Episode Listen Later May 29, 2025 4:01


    Sebuah puisi: Dulu, Aku Pikir.Ditulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan: Bintang KiranaPuisi ini merefleksikan perubahan perspektif manusia terhadap dunia seiring bertambahnya usia, menggambarkan transisi dari masa kanak-kanak yang penuh fantasi menuju kedewasaan yang lebih realistis melalui diksi sederhana namun penuh imaji. Kontras antara harapan masa kecil dan kenyataan dewasa menciptakan efek melankolis, namun diakhiri dengan nada optimis: keajaiban tetap ada, meskipun kini lebih sulit ditemukan. Struktur puisi yang bergerak dari pengandaian masa lalu ke kesadaran masa kini membentuk alur naratif yang kuat, hampir seperti dongeng yang berakhir dengan kebijaksanaan hidup. Puisi ini juga menyiratkan perjalanan epistemologis manusia dalam memahami realitas, di mana masa kecil diwarnai oleh pemikiran magis yang perlahan digantikan oleh rasionalitas dan hukum sebab-akibat seiring bertambahnya usia. Gagasan ini mencerminkan filsafat eksistensialisme, yang menuntut manusia menemukan makna dalam dunia yang tampaknya tak bermakna. Namun, alih-alih menyerah pada nihilisme, penyair menyarankan bahwa makna dan keajaiban tetap ada, hanya saja perlu lebih banyak usaha untuk menemukannya. Dari sudut pandang psikologi perkembangan, puisi ini merefleksikan perubahan kognitif seperti yang dijelaskan dalam teori Jean Piaget, di mana pemikiran anak yang animistik dan subjektif bertransisi menuju tahap operasional yang lebih logis dan objektif. Meski begitu, bagian akhir puisi menunjukkan bahwa meskipun pemahaman rasional berkembang, kebutuhan manusia akan keajaiban dan makna tetap ada, mencerminkan konsep "inner child" dalam psikologi—bagian diri yang masih mendambakan keajaiban dan imajinasi di tengah kesibukan dan tekanan hidup dewasa.Footage:- Broken Home Indonesia: ShortMovie Broken Home is not the end - a short film- Netflix Trailer: Movie Sheila Dara Usir Keluarga Sendiri dari Pameran | Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini | ClipAudio: - Netflix Trailer: Movie Sheila Dara Usir Keluarga Sendiri dari Pameran | Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini | Clip- Voice Bintang Kirana- You're My Soul - Briem Bergmann, Dixie- My Brother - Dixie WayneKalian bisa menemukan saya : Https://instagram.com/__ardikarimaHttps://Twitter.com/Ardi_karimahttps://open.spotify.com/show/5qXSYrOqMP6CTAhXuSNdYd?si=C6V-ngF6Q9W7pjoOBdgeEQhttps://www.tiktok.com/@__ardikamal?_t=8mNxLI8EuZU&_r=1#ardikamal #literasi #penulis #monologue #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyair #kutipan #poetry #sajak #mentalhealth #syair

    Kau

    Play Episode Listen Later May 18, 2025 5:25


    Puisi: KAUDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan Oleh Insom-MiaPuisi ini menggambarkan "KAU" sebagai entitas yang hadir dalam bentuk-bentuk sederhana namun penuh makna, menjadi sumber kenyamanan dan ketenangan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui metafora seperti "kasur rapih", "nasi kotak ibu", atau "notifikasi 100% baterai", "Kau" dihadirkan sebagai sesuatu yang konstan, setia, dan memberi rasa aman. Ia adalah tempat pulang setelah lelah, sesuatu yang tak banyak bicara tetapi selalu ada, menyembunyikan rindu yang matang dalam kesabaran. Baris-baris seperti "sisi dinginmu yang menunggu sampai rindu cukup umur" atau "kita tidak pernah ke mana-mana, namun waktu seakan tak lagi ada" menegaskan relasi intim yang melampaui kata-kata, di mana kehadiran "Kau" menjadi penawar kesepian dan kekosongan. Namun, di balik kesederhanaan itu, puisi ini juga menyiratkan nuansa kesendirian dan kerinduan yang tersamar. "Kau" adalah "kursi kosong di keramaian yang tiba-tiba bisu" atau "senyum terakhir sebelum lampu dipadamkan"—gambaran yang mengisyaratkan ketidakhadiran fisik, tetapi tetap hidup dalam ingatan dan perasaan. Ada paradoks: "Kau" hadir sebagai kenyamanan, tetapi juga mengingatkan pada kehilangan atau jarak yang tak terucap. Misalnya, "sisa remahan di ujung bungkus snack yang tak teraba" atau "sunyi yang tak perlu diterjemahkan" menyiratkan bahwa hubungan dengan "Kau" mungkin terjalin dalam kesenyapan, di mana kehadiran dan ketidakhadiran saling bertaut. Pada akhirnya, "KAU" adalah ruang teduh yang memungkinkan penyair menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri. Baris seperti "nafas pertama yang kembali setelah sekian lama terasa ngilu" atau "kita bersembunyi di balik kulit cinta dan puisi aku" menunjukkan bahwa "Kau" bukan sekadar orang atau objek, tetapi juga metafora untuk cinta, waktu, atau bahkan seni yang menjadi pelarian. Puisi ini merayakan kehadiran kecil-kecilan yang justru memberi makna besar: sebuah kenyamanan yang tak menuntut, sebuah cinta yang diam-diam mengisi ruang antara kesibukan, kesepian, dan kerinduan.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektif #cinta

    Membelah Rasa Percaya

    Play Episode Listen Later May 9, 2025 3:27


    Puisi: BERGANTIANDitulis oleh Ardi Kamal KarimaDisuarakan Oleh Bintang KiranaPuisi "Membelah Rasa Percaya" menggali konflik batin dalam hubungan yang retak akibat kehilangan kepercayaan. Pembukaannya, "Aku lupa bagaimana caranya membaca rupa dari prasangka," menunjukkan kegagalan komunikasi dan ketidakmampuan memahami pasangan, bahkan untuk sekadar menafsirkan keraguan. Kegelisahan ini diperkuat oleh gambaran waktu yang kabur ("Entah siang, entah malam") dan mendung yang "berbeda dari biasanya," mencerminkan kekacauan emosi yang mengaburkan realitas. Penyair seolah terjebak dalam lingkaran pertanyaan tanpa jawab, di mana kelelahan dan kekecewaan menjadi tembok yang memisahkan dua insan.Pada bait kedua, puisi ini menyoroti paradoks antara kerinduan dan kepedihan yang disembunyikan. "Ada rindu yang kupesan tanpa nama" mengisyaratkan kerinduan yang tak terungkap, sementara "pilu yang kusembunyikan dalam tawa" menegaskan betapa rasa sakit dipendam demi menjaga ilusi kebahagiaan. Pertanyaan retoris, "Apa betul ada hidup yang begitu surga?" mengkritik harapan naif tentang cinta yang sempurna, yang justru runtuh ketika kepercayaan hilang. Pasangan yang "kehilangan rasa percaya" digambarkan seperti dua insan yang terdampar di antara ilusi dan realitas, di mana cinta tak lagi mampu menjadi jembatan.Bait terakhir menguatkan tema keputusasaan melalui metafora alam: "Gaduh kian luruh tuk jadi kita" dan "Gemuruh tak mau jauh menghadiahi luka." Suara bising dan gemuruh mungkin mewakili pertengkaran atau konflik yang tak terhindarkan, sementara "laut percaya" yang tak terbelah menjadi simbol akhir dari hubungan tanpa rekonsiliasi. Penyair menegaskan bahwa cinta tanpa kepercayaan ibarat laut yang tak mungkin dibelah—tak ada mukjizat atau solusi ajaib. Penutup ini meninggalkan kesan pilu: ketika kepercayaan hancur, yang tersisa hanyalah luka dan pengakuan bahwa cinta tak bisa bertahan hanya dengan nostalgia atau harapan kosong.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #cinta

    Bergantian

    Play Episode Listen Later Apr 10, 2025 5:25


    Puisi: BERGANTIANDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi ini menggali ketegangan antara kebahagiaan dan kesedihan yang "bergantian" menghinggapi manusia. Pertanyaan berulang, "kenapa kau selalu bisa tersenyum dalam keadaan apapun?" menyiratkan keheranan terhadap ketenangan yang mungkin palsu atau hasil dari pergulatan batin. Alam menjadi metafora untuk dualitas ini: bayang pohon yang terbelah, angin membawa tawa lama, dan tanah yang mencatat setiap jeda. Gambaran seperti duri yang tumbuh jadi pepohonan atau buah yang lahir dari "suka dan sekelumit rela" menegaskan bahwa luka dan keindahan sering kali menyatu, menciptakan komposisi hidup yang paradoks.Ketenangan digambarkan sebagai sesuatu yang mengalir lalu sirna, "hanya bahasa yang kehilangan arah" atau "kehancuran yang tertelan Kompas." Ini menunjukkan bahwa kedamaian mungkin ilusi, atau justru lahir dari penerimaan atas kehancuran. Puisi juga menyoroti kontras antara kegembiraan yang sulit diungkapkan ("gembira terlalu asing untuk dinyanyikan") dan nestapa yang "mahir merangkai puisi." Penyair, seperti "si kepala jeruji," terkurung dalam paradoks: keterampilannya merangkai kata justru berasal dari sepi yang "mengoyaknya." Seni menjadi produk dari luka yang abadi, sekaligus upaya bertahan di zaman yang kacau.Puisi ini ditutup dengan pertanyaan yang sama seperti pembuka, menegaskan siklus abadi antara bahagia dan pilu. Gambaran akhir—"retakan yang tak pernah ditutup," "kematian kita selama ini," serta ketenangan sebagai "tanah yang tak berpihak"—menyoroti ketidakpastian hidup. Bahkan fajar yang melumat gulita hanya menghasilkan diam yang bertunas jadi ironi. Di sini, manusia diajak menerima bahwa jawaban atas pertanyaan eksistensial mungkin tak pernah datang. Yang tersisa adalah keindahan pilu, seperti puisi ini sendiri: bisu, namun bergema dalam sunyi.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra

    Ekspektasi

    Play Episode Listen Later Apr 9, 2025 3:29


    Puisi: EKSPEKTASIDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "Ekspektasi" menggambarkan hubungan yang terjebak dalam ketidakselarasan akibat perbedaan esensial dan ekspektasi yang tak terpenuhi. Dua individu diibaratkan sebagai "dua gelas" dalam lemari yang sama—satu berisi kopi pekat, satu teh manis—simbol kontras kepribadian atau cara menghadapi hidup. Meski berbagi ruang, mereka tak mampu menyatu. Percakapan di meja makan "retak-retak" bagai sendok yang aktif bergerak dan garpu yang pasif menunggu rusak, mencerminkan komunikasi yang dipaksakan tanpa harmoni. Perbedaan ini diperkuat metafora hujan dengan "logat kemarau" dan tarian di tengah badai, menunjukkan cara mereka merespons emosi yang berlawanan, namun tetap tak sejalan.Waktu menjadi penanda kebingungan mereka membedakan "rindu dan kesepian", seperti pedagang kehilangan kunci timbangan. Malam-malam diumpamakan kertas yang ditulis angka hitam dan puisi kapur—satu rigid, satu ekspresif—menegaskan jurang dalam memaknai hubungan. Bayang-bayang yang bersatu sebentar lalu menguap, atau ombak yang tak pernah mencintai pasir, menyiratkan kesementaraan dan ketidakmampuan untuk saling memahami. Mereka ibarat "dua musim" yang saling menunggu gugur, terperangkap dalam iklim emosional yang berbeda: dingin vs terik, namun sama-sama tak nyaman. Jam dinding yang berdetak menyimpan "bagaimana jika", simbol harapan yang tak pernah terkirim, mengkristalkan kegagalan mereka merajut masa depan bersama.Ekspektasi dalam puisi ini adalah jebakan yang justru memisahkan. Benang harapan mereka pintal menjadi jaring, tetapi laut cinta hanya genangan di atap—kecil dan tak berarti. Meski berbagi "penyedap rasa yang sama", mereka tetap terkurung dalam "toples berbeda", tak mampu mengatasi jarak nyata di antara keduanya. Pengulangan larang pembuka dan penutup, "aku bisa jadi apa saja, kecuali ekspektasimu", menjadi mantra penuh kepedihan tentang identitas yang tertolak. Puisi ini akhirnya adalah elegi atas hubungan yang terperangkap antara hasrat untuk bersatu dan realita perbedaan yang tak terdamaikan, di mana cinta tak cukup untuk mengubur ekspektasi yang menjadi tembok tak tertembus.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra

    Mimpi

    Play Episode Listen Later Apr 9, 2025 3:36


    Puisi: MIMPIDitulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal KarimaPuisi "MIMPI" karya Ardi Kamal Karima menggali makna mimpi sebagai kekuatan yang menopang kehidupan manusia di tengah keterbatasan. Pertanyaan retoris, "apa yang membuat manusia tak ingin mati?" dijawab dengan tegas: "mimpi". Mimpi di sini bukan sekadar harapan kosong, melainkan daya hidup yang menggerakkan tokoh dalam puisi untuk bertahan dalam kemiskinan dan kepahitan. Sepeda yang meninggalkan jejak, jam dinding yang bergerak lambat, dan tangan bapak yang menghitung utang melambangkan perjuangan melawan waktu dan beban ekonomi. Namun, di balik itu, ada kreativitas yang lahir dari kesederhanaan: mainan dari pelepah pisang, layangan dari kertas lamaran usang, dan keringat yang menjadi "polusi" permainan—semuanya menunjukkan bagaimana mimpi menyulap keterbatasan menjadi ruang imajinasi yang hidup.Puisi ini juga menyoroti kontras antara kegagalan dan keteguhan harapan. Layangan dari kertas lamaran yang "tak pernah sampai ke langit" atau potongan mimpi yang "tersengat listrik" menjadi metafora untuk aspirasi yang terhambat oleh realitas keras, seperti kemiskinan dan sistem yang tak berpihak. Namun, tokoh dalam puisi tidak sepenuhnya terpuruk. Ia tetap "bertepuk tangan pada bayangan sendiri", merayakan keindahan dalam kesunyian, sekalipun ditertawakan tetangga. Senyum bapak saat layangannya tersangkut di kabel listrik mengisyaratkan penerimaan yang ikhlas, di mana kegagalan justru menjadi arsip pengalaman yang membentuk ketahanan batin. Mimpi, meski pahit, tetap mengalir seperti "debu-debu yang mengekor di belakang langkah", tak pernah padam.Di akhir puisi, mimpi dikukuhkan sebagai warisan abadi yang melampaui materi. Tokoh "aku" menyatakan diri sebagai "bahasa isyarat dari barang-barang yang dibuang", simbol dari mereka yang terpinggirkan namun tetap memancarkan makna melalui mimpi. Meski hidup di "puing-puing yang tak bisa dijual" dan langit yang "tak pernah membalas surat", cinta dan mimpi tetap mengalir dalam nadinya, didukung oleh kasih ibu dan didikan bapak. Pilu dalam mimpi yang "mencari muara" menggambarkan pergulatan batin yang tak berujung, tetapi juga keyakinan bahwa mimpi adalah napas yang menjembatani manusia dengan keabadian. Puisi ini, dengan demikian, adalah ode tentang ketangguhan manusia yang bertahan bukan karena harta, melainkan karena mimpi yang terus menyala dalam gelap.#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra

    Claim Ardi Kamal Karima

    In order to claim this podcast we'll send an email to with a verification link. Simply click the link and you will be able to edit tags, request a refresh, and other features to take control of your podcast page!

    Claim Cancel