POPULARITY
Categories
Bismillah,Saudaraku, kekayaan bukan selalu tentang harta yang berlimpah. Rasulullahصلى الله عليه وسلمbersabdabahwa kekayaan sejati adalah qanaah, merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.Karena hati yang qana'ah tidak mudah goyah, tidak galau, dan tidak terguncang meski duniatidak selalu memberi apa yang kita mau.Ia tetap tenang, ridha, dan penuh syukur.Mari kita renungkan, mungkin Allah Ta'ala tidak memberi kita banyak dalam materi, tapi justrumemberi kekayaan yang lebih berharga: kekayaan hati dan jiwa.Untuk informasi lebih lengkap mengenai zakat Insya Allah, bisa menghubungi LAZ Muhajir melalui081288388501.Nikmati juga kemudahan berzakat melalui Bank Syariah Indonesia (BSI) nomor rekening1111091036 atas nama LAZ Muhajir.Zakat bersihkan jiwa, tebarkan kebaikan.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Agustina Maria Nawangmulan dari Paroki Santa Maria Assumpta Klaten di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Roma 7: 18-25a; Mazmur tg 119: 66.68.76.77.93.94; Lukas 12: 54-59.WAKTU MENGUJI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Waktu Menguji.Ungkapan lain dari "waktu menguji" ialah tanda-tanda zaman yangberperan untuk memastikan kita berada di dalam suasana apakah berkenan kepadaTuhan atau sebaliknya tidak berkenan kepada-Nya. Saat-saat keadaan ekonomikeluarga yang sedang krisis dan cenderung menuju ke titik terendah, membuatsuami-isteri dan kedua anaknya harusmerenung, mengevaluasi diri, dan mencari jalan keluarnya. Saat-saat cobaan ataukesulitan dan penderitaan, sering kita anggap sebagai waktu yang menguji danmenjadi pelajaran penting bagi kita untuk suatu perubahan. Santo Paulus menangkap sebuah tanda zaman yang terjadipada orang-orang di Roma dan pada kita semua, bahwa pengutamaan dan pemujaanterhadap tubuh tidak bisa dielakkan di dalam dunia ini. Semangat duniawi seperti ini akan sangatmenyiksa gerakan pikiran dan jiwa yang berhaluan lurus kepada Tuhan. MakaPaulus ingin mematikan saja seluruh bagian tubuh, demi memberikan pikiran danjiwanya fokus saja kepa da Tuhan. Metodidisiplin terhadap tubuh ini disebut juga matiraga. Tanda pengutamaan dan kenikmatan tubuh merupakan situasiumum dalam hidup kita saat ini. Turunannya berwujud pada materialisme danpemuasan nafsu. Seorang mahasiswa tidak memakai uang pemberian orang tua untukkepentingan kuliahnya, tetapi hanya untuk makan, minum, jalan-jalan danbersenang-senang bersama teman-temannya. Uang belanja keluarga dipakai oleh iburumah tangga bukan untuk kebutuhan keluarga, tetapi hanya untuk kesenangan dankenikmatan pribadi. Ini adalah contoh konkret kenikmatan tubuh semata. Zamanmaterialisme dan hedonisme saat ini sudah sangat memudahkan kita untukmendapatkan barang yang setiap saat kita butuhkan. Padahal tubuh kita dikonsekrasikan Tuhan melaluiketerpilihan kita masing-masing sebagai putra dan putri-Nya melalui pembaptisan.Tuhan memilih untuk tinggal di dalam tubuh kita. Jangan buang-buang energi danwaktu untuk membuat tubuh sendiri menjadi tempat asing bagi Tuhan. Tetapi kitaperlu menjaga dan merawat tubuh sendiri, karena di dalam tubuh yang sehat danpositif, ada jiwa yang berseri dan terbuka kepada Tuhan. Rasul Paulus meminta,agar kita tidak memanjakan tubuh dengan kenikmatan duniawi. Kita harus lebihmemilih untuk memeliharanya secara bertanggung jawab, karena Tuhan memilihuntuk tinggal di dalamnya. Hendaknya perhatian kepada tubuh tidak berlebihan dankepada jiwa menjadi berkurang. Yesus meminta supaya jiwa kita yang harusdiberikan perhatian lebih, karena dia yang akan berdiri di hadapan pengadilanterakhir untuk mempertanggung jawabkan hidup kita. Jiwa manusia yang bebas dariikatan duniawi akan membawa pribadi yang bersangkutan tanpa halangan kepadaTuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan mahakuasa,tinggallah selalu di dalam diri kami, sehingga hati kami senantiasa mengalamisuka cita dan damai sejahtera. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ...Dalam nama Bapa ...
Renungan D'Message || SEMUA TENTANG JIWA-JIWA || Ps. Steven Liem
Hari ini, 10 Oktober, dunia memperingati World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Sedunia. Tahun 2025, peringatan ini mengusung tema “Mental health in humanitarian emergencies” atau kesehatan mental dalam keadaan darurat kemanusiaan. Tema ini menyoroti pentingnya perhatian terhadap kondisi psikologis, khususnya saat masyarakat menghadapi konflik, bencana, atau krisis. Tak hanya bagi korban terdampak, tetapi juga para pekerja kemanusiaan yang berada di garis depan.Untuk membahas pentingnya dukungan psikologis di tengah tekanan hidup dan situasi darurat, kami akan berbincang bersama psikolog sekaligus CEO Rumah Konseling, Muhammad Iqbal, Ph.D.
Insiden di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, bagaimana mitigasi musibah bangunan ambruk cegah korban jiwa?Insiden ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, menyisakan duka sekaligus peringatan keras. Lingkungan pendidikan, termasuk pesantren, harus lebih siap menghadapi potensi bencana.Mitigasi bukan hanya soal tanggap darurat saat kejadian, tapi juga pencegahan sejak dini — dari pemeriksaan struktur bangunan, penataan ruang aman, hingga pelatihan evakuasi bagi santri dan pengasuh.Tragedi ini seharusnya jadi momentum untuk memastikan setiap ruang belajar aman dan layak huni. Karena keselamatan santri adalah prioritas utama.
“Ora sabare wong tuwa nuwuhake rasa ora sabar ing bocah” “Ana pakaryan misionaris sing kudu ditindakake, lan kita krungu panjaluk kasebut”
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 23 September 2025Bacaan: "Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna yang tidak kau kenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan." (Ulangan 8:3)Renungan: Membaca Alkitab secara teratur bukan hanya baik bagi jiwa, tetapi juga bagi tubuh jasmani kita. Sehubungan dengan hal itu, Dr. Jeffrey Leven dan Dr. David Larsen melakukan penelitian terhadap lebih dari 500 orang selama berbulan-bulan. Riset panjang ini menghasilkan kesimpulan bahwa mereka yang membaca Alkitab secara teratur cenderung mempunyal tekanan darah lebih rendah dan tingkat depresi lebih rendah, lebih sedikit menderita penyakit jantung, jarang yang kecanduan obat maupun alkohol, jarang yang mengalami perpecahan dalam perkawinan, kesehatannya jauh lebih baik dari mereka yang tidak membaca Alkitab. Hasil riset ini mereka publikasikan di Washington Times pada 30 Juli 1996. Membaca Alkitab secara teratur berarti:1. memberi makanan bergizi kepada jiwa secara teratur, sehingga kesehatan jiwa kita terjaga. Jiwa yang sehat akan membuat hati kita bebas dari rasa gelisah, cemas dan stres.2. Salah satu bentuk disiplin rohani yang akan membuat hidup kita bertumbuh dan hati kita akan mengalami perubahan.Firman Tuhan yang hidup akan mengubah pola pikir kita yang umumnya dikuasai oleh kedagingan, sehingga kita lebih memilih hidup dipimpin oleh keinginan Roh. Berkomitmenlah untuk mengadakan waktu secara teratur membaca Firman Tuhan, dan bukan mencari waktu yang kosong baru membacanya, karena kita sulit sekali menemukan waktu yang kosong. Bangunlah setengah jam lebih awal dari biasanya untuk bersaat teduh. Pakai waktu itu untuk membaca firman Tuhan dan berdoa. Hari-hari yang kita lalui akan menjadi berbeda jika kita mengawali hari itu bersama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.Doa:Tuhan Yesus, bantulah aku untuk mendisiplinkan diriku membaca Firman-Mu. Ingatkan aku bahwa jiwaku membutuhkan makanan rohani yang dapat menunjang untuk keselamatanku kelak. Ada banyak permasalahan dan badai kehidupan yang menerpa diriku, dan aku butuh ketenangan untuk mengatasinya. Ketenangan itu hanya kudapat ketika aku membiarkan Engkau turut bekerja dalam setiap permasalahan hidupku. Itu semua kudapat saat aku mau datang sejenak dalam hadirat-Mu melalui saat teduhku. Yesus, taruhlah roh doa dalam diriku, agar aku menjadi kuat karenanya. Amin. (Dod).
Ni Made Ari Yanti Putri Negara, a mother from Tabanan, Bali, experienced severe depression after giving birth to her only son five years ago. - Ni Made Ari Yanti Putri Negara, perempuan asal Tabanan, Bali, sempat mengalami depresi berat pasca melahirkan putra semata wayangnya lima tahun yang lalu.
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
“Bocah Enom sing Salah sing Merlokake Simpati” ”Kanggo pamratobate siji jiwa kita kudu ngurbanake kanthi larang banget sumber daya kita”
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Setiap orang menjalani hidup dengan caranya masing-masing. Ada yang mengejar mimpi, ada yang berlari dari luka, ada pula yang mencari makna di balik semua pertanyaan yang nggak pernah selesai. Dalam episode ini, kita akan ngobrol tentang perjalanan batin tentang bagaimana jiwa kita diuji oleh kehilangan, ditempa oleh kesulitan, dan akhirnya menemukan cahaya dalam hal-hal sederhana. Sebuah cerita reflektif tentang bagaimana hidup bukan hanya untuk dijalani, tapi juga dimaknai.
Kericuhan demo di depan Gedung DPR Jakarta berujung tragedi. Sepuluh polisi terluka saat mengawal aksi, sementara seorang driver ojek online tewas terlindas kendaraan taktis Brimob. Kapolri menyampaikan belasungkawa dan memerintahkan investigasi menyeluruh.
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 28 Agustus 2025Bacaan: "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13)Renungan Ada seseorang yang mempunyal dua Kantong. Pada kantong yang satu terdapat lubang di bawahnya, tetapi pada kantong yang lain tidak ada lubangnya. Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti kata-kata makian, sindiran, gosip dan kata-kata kotor dituliskannya di sebuah kertas, digulung kecil. kemudian dimasukkan ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi semua yang indah, semua yang benar, semua yang menyukakan hati dan bermanfaat dituliskan di sebuah kertas kemudian dimasukkan ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya. Pada malam hari, la mengeluarkan semua yang ada di dalam kantong tak berlubang, membacanya dan menikmati hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian la merogoh kantong yang berlubang, tetapi tidak menemukan sesuatu. Maka lapun tertawa bahagia dan tetap bersukacita karena dari kantong tersebut tidak ada sesuatu yang merusak hati dan jiwanya. Memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati, hanya akan membuat kita tidak bisa menikmati kebahagiaan hidup. Jiwa menjadi tertekan dan tidak ada gairah menjalani kehidupan. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa sikap hati yang tidak benar seperti sakit hati, iri hati dan kemarahan merupakan penyebab kematian yang cukup serius. Hati yang menyimpan luka juga dapat menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit seperti kanker hati, kanker payudara, mag, migrain, kanker paru-paru dan sebagainya. Sebab itu, janganlah menyimpan apa yang tidak baik dalam kantong hati dan hidup kita. Namun sayang sekali, banyak di antara kita yang melakukannya dengan terbalik, menaruh semua yang baik di kantong berlubang dan menyimpan semua yang jelek di kantong tak berlubang. Setiap hari kita pasti mengalami kejadian yang menggembirakan walau sedikit. Simpanlah itu semua di kantong tak berlubang. Semuanya ini akan menggembirakan kita. Sebaliknya abaikan dan jangan pedulikan perlakuan yang kasar, ketidakadilan, penolakan, kata-kata kotor dan kasar. Masukkan semuanya itu ke kantong berlubang. Kalau kita bisa melakukannya, maka akan banyak orang diberkati melalui kesaksian hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.Doa:Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk menyimpan semua yang baik, yang pernah kuterima dari siapapun juga walau hanya seulas senyuman. Dan mampukan aku untuk membuang semua kebencian, dendam, iri hati yang berlebihan agar hatiku tetap penuh sukacita. Jangan biarkan iblis mencuri damai sejahtera-Mu dari dalam hatiku. Siram hatiku dengan Darah-Mu, sehingga menjadi benteng pertahanan dari segala hal-hal yang tidak baik yang kujumpai setiap hari. Amin. (Dod)
Saksikan #MeetNiteLive “Perjalanan Pulang, Pembaharuan Jiwa”
Follow juga sosmed kami untuk mendapatkan update informasi terkini!
Bupati Blora Arief Rohman bersama Forkopimda hari ini meninjau lokasi kebakaran sumur minyak masyarakat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, yang dilaporkan merenggut 3 korban jiwa. Arief Rohman menyatakan sumur minyak yang meledak tidak mengantongi izin atau ilegal. Arief menyayangkan aktivitas pengeboran minyak tanpa izin tersebut yang membahayakan warga sekitar. Apa temuan Bupati, dan rekomendasi dari kelanjutan aktifitas tambang tsb? Talk bersama Bupati Blora, Arief Rohman.
Kebangkitan itu sendiri merupakan gagasan di luar nalar manusia. Tidak ada apapun, ya, tidak ada, yang berlanjut melampaui kubur. Namun dalam ingatan Tuhan tidak ada yang hilang: kita "tidur," aman di dalam Dia.
Renungan Pagi || Kubawa Jiwa-jiwa Untuk-Mu || Ps. Steven Liem
Kebangkitan itu sendiri merupakan gagasan di luar nalar manusia. Tidak ada apapun, ya, tidak ada, yang berlanjut melampaui kubur. Namun dalam ingatan Tuhan tidak ada yang hilang: kita "tidur," aman di dalam Dia.
Dalam bukunya, "So Far from Home: Lost and Found in Our Brave New World", Margaret J. Wheatley mengungkapkan realitas pahit dunia saat ini: kita tersesat. Budaya global kita, yang didorong oleh keserakahan dan kekuasaan, telah menjauhkan kita dari kemanusiaan kita dan menyebabkan kelelahan yang meluas. Wheatley menolak gagasan konvensional tentang harapan, menyebutnya sebagai "jebakan" yang menguras energi dan mengarah pada kekecewaan. Ia berpendapat bahwa kita harus menghadapi kenyataan bahwa dinamika yang merusak saat ini tidak dapat dihentikan. Sebagai solusi, Wheatley memperkenalkan konsep "prajurit bagi jiwa manusia". Para prajurit ini tidak berusaha menyelamatkan dunia, karena mereka tahu itu tidak mungkin. Sebaliknya, mereka berfokus pada pekerjaan mereka dengan dedikasi, menolak untuk menambah ketakutan dan agresi yang ada di dunia. Senjata mereka adalah kasih sayang dan wawasan, yang diasah melalui disiplin diri dan kesadaran diri. Dengan menerima kenyataan, para prajurit ini menemukan kekuatan batin—kelembutan, kesusilaan, dan keberanian—yang selalu tersedia bagi kita. Tugas prajurit adalah menavigasi lanskap batin mereka sendiri, menemukan "pekerjaan yang benar" yang memberi mereka makna dan kegembiraan, terlepas dari hasil eksternal. Ini melibatkan penolakan gangguan teknologi, yang merusak kemampuan kita untuk berpikir dan berhubungan secara mendalam. Para prajurit ini memupuk hubungan sejati, memahami bahwa koneksi adalah dasar bagi semua kehidupan. Pada akhirnya, tujuan mereka bukanlah untuk mencapai tujuan yang spesifik, melainkan untuk tetap berada di jalan yang benar, menemukan kepuasan dalam tindakan kesadaran dan pelayanan itu sendiri
“tabiat sing dibentuk miturut peta ilahi iya iku siji-sijine bandha sing bisa kita gawa saka donya iki menyang donya sakbanjure” ” Agama Kristus kudu ngalusake rasa, nyucekake pangadilan, ngunggulake, ngresiki, lan ngluhurake jiwa”
Kejadian ini bermula ketika Amel dan temannya kedapatan shift malam dan mereka pun terlibat dalam mengurus keperluan Jenazah. Sejak itu, Amel dan teman - temannya jadi sering ditampakkin oleh sosok orang tua tiap kali mereka jaga di rumah sakit tersebut. Bahkan, teror itu sampai ngikut ke kontrakan Amel dan teman - temannya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ada alasan dibalik sosok itu terus meneror Amel dan teman - temannya?Bagaimana kisah selengkapnya?Simak video berikut, jangan lupa berikan like dan komentarnyaCopyright 2024, Lentera Malam
Mas van Putten is chef. Samen met haar partner, Carl Lemette-Polhaupessy, vormen zij ‘De Vrouw met de Baard'. Het is een culinair duo dat samen kookt, schrijft, fotografeert en verhalen vertelt. Ze brengen een mix van de Indische, Molukse en bredere Aziatische keuken naar tafel met een combinatie van hun eigen persoonlijkheid en roots. Dit doen ze met hun catering, restaurant, kookboeken en zij koken op festivals en keukens door het hele land. Eerder schreven zij: ‘Soulfood', over gerechten die vrienden en families van over de hele wereld samenbrengen, en ‘Jiwa', met 88 recepten uit Azië. Nu komt het duo met hun derde boek ‘Maluku' die de lezer meenemen naar de bron. Ze reisden naar het spirituele hart van de Molukken en verzamelden daar verhalen. Het resultaat is een boek met recepten, foto's en muziek: een archief van smaak, cultuur en herinneringen. Femke van der Laan gaat met Mas van Putten in gesprek.
JIWA KORUP. 15min., Malaysia Directed by MOHD HISHAM SALEH A low-ranking officer's corrupt leadership is scrutinised, compelling him to confront the repercussions of his unethical behaviour. This raw AI short film delves into themes of power and loyalty, illustrating how even the most reliable individuals can become lost to corruption. Get to know the filmmaker: What motivated you to make this film? I wrote the screenplay in 2020 amidst Malaysia's COVID lockdown, motivated by daily news of sacrifices made by frontline police and the 1MDB scandal revealing pervasive corruption. My aim was to explore what truly compels someone to betray their oath—whether it's power, love, or lust. By incorporating an LGBT relationship, I wanted to illustrate that love can remain untainted even amid profound corruption, and that true affection transcends legal and social boundaries. From the idea to the finished product, how long did it take to make this film? Remarkably, the whole film was created in only 20 days, driven by nearly 20,000 AI prompts. I had written the entire screenplay years beforehand but commenced AI production in early 2025. A close friend assisted with color grading—harmonising rain-drenched blues, earthy browns, and refreshing highlights—and another collaborator crafted the sound design, incorporating industrial percussion, menacing drones, and eerie water-drip effects. Subscribe to the podcast: https://twitter.com/wildsoundpod https://www.instagram.com/wildsoundpod/ https://www.facebook.com/wildsoundpod
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengonfirmasi bahwa satu Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial SM meninggal dunia di wilayah Gurun Jumum, Makkah, setelah mencoba memasuki Kota Makkah secara ilegal melalui jalur gurun pasir. Dua WNI lainnya, J dan S, ditemukan dalam kondisi dehidrasi berat namun berhasil diselamatkan oleh aparat keamanan Arab Saudi. Mengapa masyarakat masih nekat melakuan haji non prosedural, dengan resiko hukum dan bahaya jiwa? Talk bersama Konjen RI Jeddah, Yusron B. Ambary
Talk: Ahli Geologi dari UGM Ir Agus Hendratno MT dan Manajer Kampanye Tata Ruang dan Infrastruktur Walhi Nasional, Dwi Sawung
Maria, ibu Yesus, berjalan hampir seratus mil dari rumahnya di Galilea ke Yudea ketika dia sedang mengandung.
Maria, ibu Yesus, berjalan hampir seratus mil dari rumahnya di Galilea ke Yudea ketika dia sedang mengandung.
special guest, Munira Jiwa, Spring Forest Qigong Master and Certified Instructor in Level 1, 2 and 3 Qigong as well as several other weekly programs including a twice/month Pop-Up Qigong led session to wet your whistle to the benefits of this practice. In this tenth episode in our series, we will discuss the 4th Pillar of Health and Wellbeing which is Serenity. Serenity is one of the keys to Reverse and Heal from chronic illness as well as Prevent illness when we start in Pregnancy. Through Qigong practice, we bath our body and our babies body in calming, peaceful hormones which can be beneficial to their physical, emotional and spiritual body as they grow. Watch https://youtu.be/_9ohVBtoPBM
There is a very complex relationship between having a mental disorder and women's experiences towards violence. - Ada hubungan yang sangat kompleks antara kondisi memiliki kelainan jiwa dan pengalaman kekerasan para perempuan.
Daily Devotion || Masalah Adalah Nutrisi Jiwa || Ps. Steven Liem
Apapun truama, apapun sakit, susah, dan tertarih bentuk aku jadi pribadi yang baikJangan ambil sinar ku, jangan ambil semua garis hidup ku Apapun sakitnya, susah nya, semua bagian dari perjalanan hidup. Tidak boleh banyak mengeluh dan membandingkan. Sudah banyak berkat yang diberikan. Hidup, sehat, teman teman baik dan banyak berkat yang ditemukan. Kalau banyak susah, berarti memang begitu jalannya. Jiwa yang kuat bertahan dalam payahnya hidup. Tidakpapa tidak seberuntung lain, jalan setiapnya berbeda
Orang-orang ini membawa sinar matahari kasih penyembuhan Tuhan ke dalam kamarnya, dan itu menghangatkan hatinya sekali lagi.
Orang-orang ini membawa sinar matahari kasih penyembuhan Tuhan ke dalam kamarnya, dan itu menghangatkan hatinya sekali lagi.
Ustadz Maududi Abdullah, Lc. - Mengalahkan Jiwa yang Buruk
In this episode Saeed Khan and Hizer Mir take a trip to Muslim Sicily, via a new book edited by Nuha Alshaar. They are also joined for this conversation by Shainool Jiwa, one of the authors whose work is featured in this edited volume. They discuss the period from around 800 CE to the mid-13th century, one characterised by a large Muslim presence which still exerts an important, though sometimes forgotten, influence on the present. This episode is one of our Forgotten Ummah episodes, where we discuss Muslimness in places not traditionally thought of as ‘Muslim'.
In this episode Saeed Khan and Hizer Mir take a trip to Muslim Sicily, via a new book edited by Nuha Alshaar. They are also joined for this conversation by Shainool Jiwa, one of the authors whose work is featured in this edited volume. They discuss the period from around 800 CE to the mid-13th century, one characterised by a large Muslim presence which still exerts an important, though sometimes forgotten, influence on the present. This episode is one of our Forgotten Ummah episodes, where we discuss Muslimness in places not traditionally thought of as ‘Muslim'. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/new-books-network
In this episode Saeed Khan and Hizer Mir take a trip to Muslim Sicily, via a new book edited by Nuha Alshaar. They are also joined for this conversation by Shainool Jiwa, one of the authors whose work is featured in this edited volume. They discuss the period from around 800 CE to the mid-13th century, one characterised by a large Muslim presence which still exerts an important, though sometimes forgotten, influence on the present. This episode is one of our Forgotten Ummah episodes, where we discuss Muslimness in places not traditionally thought of as ‘Muslim'. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/islamic-studies
In this episode Saeed Khan and Hizer Mir take a trip to Muslim Sicily, via a new book edited by Nuha Alshaar. They are also joined for this conversation by Shainool Jiwa, one of the authors whose work is featured in this edited volume. They discuss the period from around 800 CE to the mid-13th century, one characterised by a large Muslim presence which still exerts an important, though sometimes forgotten, influence on the present. This episode is one of our Forgotten Ummah episodes, where we discuss Muslimness in places not traditionally thought of as ‘Muslim'. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/italian-studies
In this episode Saeed Khan and Hizer Mir take a trip to Muslim Sicily, via a new book edited by Nuha Alshaar. They are also joined for this conversation by Shainool Jiwa, one of the authors whose work is featured in this edited volume. They discuss the period from around 800 CE to the mid-13th century, one characterised by a large Muslim presence which still exerts an important, though sometimes forgotten, influence on the present. This episode is one of our Forgotten Ummah episodes, where we discuss Muslimness in places not traditionally thought of as ‘Muslim'. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices
Tahukah Anda bahwa rata-rata orang Amerika yang makan daging akan menghabiskan sekitar 21 ekor sapi, 14 ekor domba, 12 ekor babi, 900 ekor ayam, dam 1000 pon hewan yang berenang.
In this episode we explore the importance of remaining open to unexpected detours and serendipitous moments in our creative and personal lives.Our guest, Bernadette Jiwa, a recognized authority on storytelling in business innovation and the author of the book Hunch, offers deep insights into how curiosity, empathy, and imagination are vital traits for spotting transformative opportunities. Jiwa explains the crucial difference between ideas and opportunities, emphasizing the importance of addressing real problems rather than merely generating ideas.We explore the concept that sometimes our objectives and goals can act as blinders, preventing us from recognizing valuable peripheral discoveries. Jiwa shares practical strategies for developing better awareness and tapping into serendipity, fostering the kind of curiosity and attention that can lead to breakthrough innovations.Throughout the episode, Jiwa provides examples of how successful entrepreneurs have turned seemingly mundane observations into impactful solutions, reinforcing the value of remaining curious and empathetic in our pursuits.Key Learnings:Unexpected Discoveries: Often, the most significant breakthroughs come from being open to accidents and unexpected findings, as demonstrated by Alexander Fleming's discovery of penicillin.Curiosity, Empathy, Imagination: These three qualities are common traits among individuals who consistently generate great ideas and can be cultivated by anyone.Opportunities vs. Ideas: True innovation addresses opportunities (problems begging for solutions) rather than just coming up with ideas.The Limitation of Objectives: Strict adherence to goals can limit our ability to see valuable opportunities in our surroundings.The Power of Noticing: Paying attention to the world around us, asking pertinent questions, and listening to our environment can lead to significant insights and innovations.Get full interviews and daily content in the Daily Creative app at DailyCreative.app.
Mengalahkan Jiwa yang Buruk adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc. pada Ahad, 20 Jumadil Akhir 1446 H / 22 Desember 2024 M. Kajian Tentang Mengalahkan Jiwa yang Buruk Pada kajian ini, kita membicarakan tentang keburukan di dalam diri dan bagaimana cara menghindarinya. Untuk menjawab ini, ada beberapa poin yang harus […] Tulisan Mengalahkan Jiwa yang Buruk ditampilkan di Radio Rodja 756 AM.
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 7 Desember 2024 Bacaan: Karena kedurhakaan makin bertambah, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." (Matius 24:12) Renungan: Di tempat saya bekerja setiap ada teman yang berulang tahun, kami selalu merayakan dengan sederhana. Ketika waktu sudah menunjukkan jam 14.00 kami berkumpul di ruang guru menyanyikan satu lagu rohani. Seorang teman memainkan gitarnya dan setelah selesai bernyanyi seorang teman lain berdoa khusus bagi yang berulang tahun. Setelah selesai kami bersama-sama menyanyikan lagu ulang tahun dengan kue ulang tahun yang selalu disediakan oleh orang baik dan setumpuk makanan kecil dll hasil urunan teman-teman lain. Tindakan yang sederhana, tetapi dilakukan dengan sepenuh hati ini sangat menyentuh hati teman-teman kami yang berulang tahun termasuk saya yang juga pernah merasakan kebahagiaan tersebut saat berulang tahun. Tindakan sederhana seperti merayakan ulang tahun rekan kerja mungkin terlihat sepele dan tidak begitu berarti. Namun, di tengah kondisi zaman yang semakin berpusat pada diri sendiri dan diwarnai banyak kejahatan, tindakan kasih sederhana bisa sangat berarti. Alkitab mengingatkan bahwa kasih kita bisa jadi menjadi dingin. Ada kebekuan dalam hati yang menahan banyak orang untuk melakukan kebaikan, memberi perhatian, atau berbagi sukacita dengan orang lain yang sedang bersukacita. Gejala semacam ini cukup jelas dan mudah terlihat dalam kehidupan sehari-hati. Kebekuan dalam hati dapat kembali menjadi hangat ketika kasih Tuhan mengalir dalam hati. Ketika kasih itu dialirkan lagi kepada sesama, lewat kuasa Roh Kudus yang turut bekerja di dalamnya, niscaya dapat melembutkan hati orang-orang yang menerima kasih yang kita berikan. Nah, jika saat ini kita merasa kondisi hati kita cenderung membeku, mintalah agar kasih Tuhan memenuhi hati kita, sebelum kita alirkan untuk mencairkan hati-hati yang beku di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas setiap orang-orang yang baik yang telah Kau kirimkan padaku. Melalui mereka aku melihat bahwa hidup ini begitu indah karena ada orang-orang baik yang selalu memberikan perhatian, semangat dan cinta tanpa pamrih. Jadikanlah aku juga seperti mereka Tuhan, sehingga menambah jumlah orang-orang baik-Mu di dunia ini. Amin. (Dod).
The federal government has launched a new free vaccine program. - Pemerintah federal mengeluarkan program vaksin gratis baru.
After opening an investigation into Cindy's death, investigators learned that, for nearly a decade leading up to her death, Cindy James had repeatedly reported to Richmond Police that she was a victim of harassment, stalking, and assault, and had even turned over threatening letters and answering machine messages as evidence of the harassment; yet local police were unable to verify her story or intervene to protect her.At first, Cindy's death appeared to be the inevitable and tragic conclusion of a years'-long campaign of harassment and terror by an unknown stalker; however, when investigators began digging into Cindy's personal history, they discovered evidence that contradicted their initial assumptions and pointed towards a far stranger explanation for her death.Thank you to the incredible Dave White of Bring Me The Axe Podcast for research and writing support! ReferencesGraham, Patracia. 1989. "We could have done better for Cindy." The Province, June 16: 37.Hall, Neal. 1989. "Body believed to be missing nurse's." Vancouver Sun, June 9: 1.—. 1990. "Ex-spouse angrily denied woman's lurid charge." Vancouver Sun, March 7: A12.—. 1990. "James' ex-husband tells of fear police would frame him." Vancouver Sun, March 8: 19.—. 1990. "James felt abandoned, ex-husband testifies ." Vancouver Sun, May 8: 16.—. 1990. "James inquest hears of 1984 kidnap claim." Vancouver Sun, March 2: 15.—. 1990. "James recalled bloody tale." Vancouver Sun, March 6: 19.—. 1990. "Under siege." Vancouver Sun, March 24: A9.Horwood, Holly. 1990. "James inquest a strain for jurors." The Province, May 31: 4.—. 1990. "Nurse changed her story." The Province, February 28: 6.—. 1990. "Threats, attacks preceded death." The Province, February 27: 2.Jiwa, Salim. 1989. "Body is nurse's." The Province , June 9: 5.—. 1989. "Somebody tailed Cindy." The Province, June 1: 4.Mulgrew, Ian. 1991. Who Killed Cindy James? Seal Press: New York, NY.Pemberton, Kim. 1989. "Strange ordeal of Cindy James." Vancouver Sun, July 13: 17.Vancouver Sun. 1989. "Abduction feared by nurse's dad." Vancouver Sun, June 2: 37.—. 1990. "Conflicting evidence fabricated tangled puzzle for inquest." Vancouver Sun, May 29: 9.—. 1990. "Coroner's jury to hear of mysterious incidents." Vancouver Sun, February 26: 21.—. 1989. "Police ask help in locating missing nurse." Vancouver Sun, May 30: 33.See Privacy Policy at https://art19.com/privacy and California Privacy Notice at https://art19.com/privacy#do-not-sell-my-info.
On June 8, 1989, a municipal worker discovered the body of forty-four-year-old Cindy James in the backyard of an abandoned home in Richmond, British Columbia, hogtied and with a woman's stocking wrapped around her neck. Two weeks earlier, friends had reported Cindy missing when she failed to show up for a game of cards and when the authorities searched Cindy's car, they discovered blood and other signs that indicated she may have met with foul play.After opening an investigation into Cindy's death, investigators learned that, for nearly a decade leading up to her death, Cindy James had repeatedly reported to Richmond Police that she was a victim of harassment, stalking, and assault, and had even turned over threatening letters and answering machine messages as evidence of the harassment; yet local police were unable to verify her story or intervene to protect her.At first, Cindy's death appeared to be the inevitable and tragic conclusion of a years'-long campaign of harassment and terror by an unknown stalker; however, when investigators began digging into Cindy's personal history, they discovered evidence that contradicted their initial assumptions and pointed towards a far stranger explanation for her death.Thank you to the incredible Dave White of Bring Me The Axe Podcast for research and writing support!ReferencesGraham, Patracia. 1989. "We could have done better for Cindy." The Province, June 16: 37.Hall, Neal. 1989. "Body believed to be missing nurse's." Vancouver Sun, June 9: 1.—. 1990. "Ex-spouse angrily denied woman's lurid charge." Vancouver Sun, March 7: A12.—. 1990. "James' ex-husband tells of fear police would frame him." Vancouver Sun, March 8: 19.—. 1990. "James felt abandoned, ex-husband testifies ." Vancouver Sun, May 8: 16.—. 1990. "James inquest hears of 1984 kidnap claim." Vancouver Sun, March 2: 15.—. 1990. "James recalled bloody tale." Vancouver Sun, March 6: 19.—. 1990. "Under siege." Vancouver Sun, March 24: A9.Horwood, Holly. 1990. "James inquest a strain for jurors." The Province, May 31: 4.—. 1990. "Nurse changed her story." The Province, February 28: 6.—. 1990. "Threats, attacks preceded death." The Province, February 27: 2.Jiwa, Salim. 1989. "Body is nurse's." The Province , June 9: 5.—. 1989. "Somebody tailed Cindy." The Province, June 1: 4.Mulgrew, Ian. 1991. Who Killed Cindy James? Seal Press: New York, NY.Pemberton, Kim. 1989. "Strange ordeal of Cindy James." Vancouver Sun, July 13: 17.Vancouver Sun. 1989. "Abduction feared by nurse's dad." Vancouver Sun, June 2: 37.—. 1990. "Conflicting evidence fabricated tangled puzzle for inquest." Vancouver Sun, May 29: 9.—. 1990. "Coroner's jury to hear of mysterious incidents." Vancouver Sun, February 26: 21.—. 1989. "Police ask help in locating missing nurse." Vancouver Sun, May 30: 33.See Privacy Policy at https://art19.com/privacy and California Privacy Notice at https://art19.com/privacy#do-not-sell-my-info.
Pembawa Renungan: RP. Yandhie Buntoro, CDD Medan Mat. 22:34-40.