Dengarkan podcast seputar pertanian terkini bersama Agronomis dan narasumbeer kami yang kompeten.
Sahabat Mutiara, Energi hijau sedang gencar-gencarnya menjadi agenda di Indonesia. Mulai dari mobil ramah lingkungan seperti penggunaan mobil listrik hingga penggunaan solar panel sebagai tambahan energi listrik. Untuk itu penginstalan seperti solar panel perlu diperhatikan penempatannya sebagai bentuk pemaksimalan energi surya di lokasi yang diperlukan. Tentunya, musim yang ada di Indonesia sangat cocok, tapi apakah ide Kawasan penginstalan dari pemerintah sudah benar?
Sahabat Mutiara, Arah kebijakan yang ada pada saat ini masih banyak celahnya. Apakah celah hokum ini bisa ditambal? Tentu bisa, kebijakan ini sudah melalui berbagai masa pemerintahan, tetapi pemerintah tidak berupaya untuk menutup celah ini karena adanya keuntungan yang bisa didapat dari celah ini. Misalnya, kebijakan yang salah seperti pembagian hasil yang tidak merata dari penambangan pasir. Tumpang tindih keuntungan ini bisa dilihat dari apa yang didapat negara dengan yang diterima para pengusaha dan aparat negara.
Sahabat Mutiara, Banyaknya industri yang terkonsentrasi di wilayah Jawa membuat usaha pertanian harus bersaing lebih ketat, terutama karena wilayah Jawa masih menjadi lumbung pangan bagi negara dan tingkat kesuburan tanahnya sekitar 3-3,5x lipat dari wilayah pulau lain. Dengan pemindahan ibu kota ini, negara berharap untuk dapat menjadikan Kalimantan menjadi kawasan industri bisnis dan dapat menstimulus perekonomian di kawasan utara. Apa konsep yang diusung dengan pemindahan ini?
Sahabat Mutiara, Dengan berbagai hilirisasi yang berlangsung di Indonesia, Pak Ermain mencoba memahami UUD yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan penguasaan hasil bumi yang dikuasai Indonesia khususnya Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945.
Sahabat Mutiara, Produksi kelapa sawit di Indonesia sedang mengalami penurunan dan salah satu cara kembali menaikkan hasil produksi nya adalah dengan melakukan program peremajaan sawit. Pohon yang terkualifikasi untuk program ini adalah pohon dengan usia 25 tahun keatas. Nah, keuntungan program ini adalah, pekebun tidak perlu memperluas lahannya karena bibit baru akan ditanamkan dilahan pohon lama. Keuntungan lain adalah pekebun juga tidak menguras banyak tenaga karena pohon sawit yang berusia tua dapat menjulang hingga 20-30 meter.
Sahabat Mutiara, Lahan kelapa sawit di Indonesia adalah yang terbesar sedunia dengan rekor terbesar di Pekanbaru. Dibandingkan negara lain, kualitas CPO dari kelapa sawit Indonesia juga sangat tinggi. Tak hanya tanahnya yang sangat cocok dalam penanaman kelapa sawit, kualitasnya juga dipengaruhi nutrisi yang diberikan. Seperti apa kebiasaan yang perlu diterapkan dalam program pemupukan tanaman kelapa sawit?
Sahabat Mutiara, Beberapa waktu lalu, terjadi kasus dimana Menteri Pertanian divonis 10 tahun penjara. Mengingat sejarah dalam pemerintahan Indonesia, hal ini tentu saja bukan hal yang mengejutkan. Hal ini akan berimbas pada petani, karena kehilangan sosok yang seharusnya mewakili petani, melindungi dan mensejahterakan para petani ditengah dorongan untuk kemandirian dan ketahanan pangan.
Sahabat Mutiara, Cocok nggak ya kalau alat atau teknologi pertanian diterapkan di lahan tani Indonesia? Pertanyaan ini akan terjawab, karena dengar-dengar katanya akan ada impor teknologi pertanian dari Cina yang akan diterapkan di Kalimantan Tengah, khususnya teknologi yang bisa diterapkan untuk tanaman padi. Menurut Sahabat Mutiara, apakah ini langkah yang tepat dari pemerintah?
Sahabat Mutiara, Sekilas Pak Ermain membahas peran unsur hara secara general dan fokusnya pada hara kalium. Bagi petani dan pekebun pemula, wajib tau peran unsur ini karena kaitannya yang erat dengan sistem tumbuh kembang tanaman anda dan yang terjadi bila unsur tersebut kurang dari tanaman anda.
Sahabat Mutiara, Memasuki era Pak Prabowo, topik tentang hilirisasi ini itu banyak diungkit, tapi pertanian tidak termasuk didalamnya. Ketertinggalan ini dapat membuat petani dan rakyat merana. Era dimana di satu sisi, negara terus mendorong untuk dapat melokalisasi produksi sumber daya alam menjadi bahan jadi, dan di sisi lain, negara bersikap acuh tak acuh. Contoh terbaru adalah berita bahwa negara ingin mengimpor dokter dari negara lain ke Indonesia. Akankah petani juga akan diimpor bila negara sudah lelah mengimpor bahan pangan? Terus bagaimana cara adaptasi para petani? Sahabat Mutiara, teknologi selalu kita dorong sebagai bagian dari jalan kedepan petani dan menjadikannya bagian dari investasi yang harus dipertimbangkan untuk meringankan kinerja petani dan meningkatkan produksi. Jadi apa saja gagasannya untuk mengejar ketertinggalan ini?
Sahabat Mutiara, El Nino dan La Nina, dua jenis kondisi cuaca ekstrem yang berseberangan antara satu dengan yang lainnya. Di satu sisi El Nino merujuk pada kondisi panas ekstrem, sedangkan La Nina merujuk pada kondisi hujan badai ekstrem. Pada industri pertanian, pola iklim tersebut bisa berimbas pada kegagalan hasil panen. Dengan prediksi BMKG terbaru di tahun 2024 ini memperkirakan kemungkinan besar La Nina akan mengambil alih dari El Nino yang pada sebagian besar tahun lalu telah meluluhlantakkan jumlah stok pangan di Indonesia. Solusinya, sistem drainase yang komprehensif pada lahan pertanian dan peninggian lahan. Sistem tersebut tidak dapat dibuat seadanya dan tanggung-tanggung. Bagaimana dengan solusi El Nino?
Sahabat Mutiara, Beda khatulistiwa pastinya ada perbedaan iklim, ya. Bagi petani durian yang berada di sisi selatan khatulistiwa tentu akan mengalami sedikit masalah karena masa pembungaannya di musim kemarau tapi masa pembesaran buah menuju panen itu di musim hujan. Hal ini penting karena, pembesaran buah memerlukan sinar matahari & dengan sering turunnnya hujan juga mempengaruhi konsentrasi larutan pupuk. Apa pencegahannya bila sudah seperti itu?
Sahabat Mutiara, Dengar-dengar katanya pemerintah sedang berencana untuk mengolah lahan baru sebagai bentuk bantuan dalam menjaga stok pangan. Tentunya dengan pengolahan lahan baru ini artinya lahan yang belum tersentuh harus digarap. Apakah pembabatan dan penggarapan lahan baru adalah solusi yang tepat dalam memenuhi permintaan pangan yang tinggi?
Sahabat Mutiara, “No Water, No Panen”, itu sentimen Pak Ermain kalau bicara pertanian. Ya bisa dibilang itu sentimen yang faktual untuk segala jenis kehidupan yang memerlukan air. Di pertanian, teknologi dikembangkan dengan penggunaan air dibenak pabrik produksi teknologi tersebut, misalnya mesin kultivator yang tujuannya tidak hanya menyiang tanah, tapi juga mencegah air tidak tergenang karena aerasi tanah yang baik. Atau mesin drone yang sedang naik daun saat ini, tidak hanya untuk memetakan lahan, tapi juga mesin semprot air. Apa saja koneksi air dengan teknologi?
Sahabat Mutiara, Akhir-akhir ini yang jadi perbincangan adalah soal hilirisasi. Itu yang dicanangkan ketiga calon presiden beberapa waktu lalu. Namun hilirisasi yang dimaksud adalah hilirisasi nikel. Hilirisasi itu sendiri artinya, suatu pengoptimalan pengolahan terhadap komoditas tertentu pada skala industri besar agar menjadi barang siap pakai dan memiliki nilai jual tinggi. Dengan sektor pertanian yang besar, mengapa para pemimpin lebih mementingkan hilirasasi tambang batu?
Sahabat Mutiara, Akhir-akhir ini banyak perbincangan adanya keterbatasan pupuk dari petani. Pemerintah juga sudah memberikan bantuan pupuk subsidi, tapi apakah cukup? Pak Ermain akan curhat sedikit soal regulasi yang menjadi penghalang penyebab keterbatasan pupuk ini, khususnya bagi pupuk swasta. Dari situ, kita akan tahu dampaknya ke petani dan dampaknya ke perusahaan pupuk seperti PT Meroke Tetap Jaya.
Sahabat Mutiara, Terbatasnya stok pangan menjadi masalah saat ini. Terlebih adanya keterbatasan impor bahan pangan. Ujung-ujungnya harus bergantung pada subsidi pemerintah. Tanpa bantuan teknologi maupun regulasi yang membantu petani meningkatkan kinerja tanam, maka akan sulit untuk menyiapkan stok pangan yang cukup.
Sahabat Mutiara, Bagi penggemar durian lokal, pasti ada yang merasa banyak jenis durian lokal yang tersisihkan karena ada lebih banyak jenis durian unggul yang dipasarkan, padahal rasanya enak-enak. Pak Ermain ingin menyoroti kompetisi durian lokal yang biasanya harus bersaing dengan durian unggul seperti Monthong dan Musang King. Perlukah adanya kompetisi berdasarkan kelas klasifikasi durian agar jenis durian lain juga mendapat tempat bersinar? Kita dengerin ide Pak Ermain yang harapannya dapat menginspirasi Sahabat Mutiara baik panitia kompetisi durian dan para penggemar durian diseluruh pelosok Indonesia.
Sahabat Mutiara, Pak Ermain hadir kembali untuk memperkenalkan AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang masih belum sepenuhnya diintegrasikan dalam perkebunan. Dengan AMDAL, pekebun dapat memastikan bahwa kegiatan budidaya tidak akan mempengaruhi lingkungan hidup dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Bapak Ermain juga mengimbau agar Sahabat Mutiara yang mengimplementasikan AMDAL untuk membuat embung atau danau buatan agar tidak menggunakan air tanah yang memiliki dampak negatif.
Sahabat Mutiara, Pak Ermain sempat berkunjung ke daerah Bangka Belitung beberapa waktu lalu dan menurutnya Bangka Belitung adalah salah satu wilayah yang focus dalam berkebun durian. Bangka Belitung terkenal memiliki plasma nutfah terkait dengan budidaya durian asli wilayah tersebut. Varietas asli Bangka Belitung apa saja yang diyakini petani durian disana?
Sahabat Mutiara, Pemilu 2024 sudah dekat, masyarakat Indonesia mulai antisipasi agenda bakal capres & cawapres, termasuk yang ada di sektor pertanian. Salah satu isu terbesar tahun ini adalah kegagalan panen akibat iklim ekstrim, ketidakcukupan pasokan pupuk, menyusutnya populasi petani & sektor pertanian yang menjadi stagnan. Petani berharap pertanian tidak hanya menjadi permainan politik semata & bakal calon memiliki visi misi kuat dalam membangkitkan gairah sektor pertanian di Indonesia.
Sahabat Mutiara, Bila diperhatikan. industri buah sedang marak-maraknya selama 4-5 tahun belakangan. Alasannya, masyarakat banyak yang beralih profesi & cukup banyak yang memilih menjadi petani buah. Perubahan pangsa pasar di era pandemi menjadikan kesehatan sebagai fokus utama & konsumsi buah meningkat karenanya. Ada 5 jenis buah yang banyak dicari konsumen tanpa memandang musim. Apa saja itu?
Sahabat Mutiara, Bulan Oktober-November merupakan tanda memasuki musim hujan, akan tetapi di beberapa wilayah di Jawa, musim kemarau masih berusaha bertahan. Hal ini terlihat dari sedikitnya curah hujan yang turun di beberapa wilayah Jawa. Dampaknya ke pertanian adalah kemunduran waktu penanaman tanaman pangan.
Sahabat Mutiara, Bicara tentang tanaman, pasti tidak luput dari yang namanya unsur hara. Pembahasan kali ini menyangkut hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman yaitu, magnesium, kalsium & sulfur. Di industri pertanian, yang sering diperhatikan dalam proses produksinya itu adalah kualitas, baik dari segi daya simpan, rasa, tekstur hingga warna daging buah. Unsur hara makro sekunder ini turut berkontribusi dalam daya kualitas produksi tersebut.
Sahabat Mutiara, Masih pada pembahasan krisis pangan, kita harus bersyukur bahwasanya Indonesia adalah negara tropis yang berada di garis khatulistiwa. Segala bentuk tanaman akan lebih cepat & mudah tumbuh bila dibandingkan dengan negara sub-tropis lainnya. Oleh sebab itu, Pak Ermain mengajak Sahabat Mutiara untuk lebih gemar menanam baik dalam kota maupun di pedesaan untuk mengakali krisis pangan ini & memanfaatkan keuntungan lokasi negara ini.
Sahabat Mutiara, Kembali membahas krisis pangan yang melanda dunia, Pak Ermain, Kepala Agronomis kami memberikan poin penting terkait penggunaan pupuk bagi petani selain daripada suplai air. Eratnya mekanisme-mekanisme tersebut akan mempengaruhi hasil akhir produksi petani.
Sahabat Mutiara, Seperti yang kita ketahui, musim kemarau tahun ini merupakan salah satu musim terpanas bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan menipis nya suplai air & banyaknya gagal panen padi, pasti ada pertanyaan-pertanyaan dibenak para petani & konsumen mengenai solusi yang diperlukan agar kebutuhan kedua belah pihak dapat dipenuhi. Jawabannya ada di depan mata, apakah keduanya mau menerima solusi tersebut?
Sahabat Mutiara, Pasti Anda sering melihat pertanian dengan sistem bertingkat di kawasan dataran tinggi, atau yang lebih dikenal dengan terasing. Pembuatan sistem tersebut, memiliki banyak manfaat, di antaranya menjaga dan meningkatkan kestabilan lereng dan memperbanyak resapan air hujan ke dalam tanah. Terasering sendiri dapat diartikan sebagai suatu pola atau teknik bercocok tanam dengan sistem bertingkat (berteras-teras) sebagai upaya pencegahan erosi tanah.
Sahabat Mutiara, Tanaman naungan sangat dibutuhkan dalam penanaman komoditas kopi, kakao, vanili, dan lainnya dengan tujuan untuk menahan angin, menjaga dari sinar matahari yang terik dan menjaga tanaman kopi dari intensitas curah hujan yang tinggi. Biasanya yang dijadikan tanaman naungan di antaranya lamtoro (Leucaena glauca).
Sahabat Mutiara, Mengikuti tren yang sedang ada di kalangan konglomerat, mereka sudah mulai memasuki sektor pertanian dengan pembelian lahan yang berhektar-hektar dan memperkerjakan para petani. Di sisi lain, Indonesia merupakan pencetus koperasi dimana pengelola di bantu pihak koperasi dalam bentuk modal dan distribusi. Disinilah kegalauan Bapak Ermain terhadap situasi arah para petani yang mendatang. Konglomerasi atau Koperasi? Dimana Sahabat Mutiara akan berdiri?
Sahabat Mutiara, Munculnya pandemi tahun 2020 silam, kemudian disusul invasi militer Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022, mengganggu rantai pasokan global yang mendorong kenaikan harga di sektor energi dan pangan secara ekstreme. Tahun 2023 ini diproyeksikan adanya risiko resesi dan ketidakstabilan pasar keuangan. Menyoroti hal tersebut, Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain, mengulasnya dalam #CurHatTani episode ke 18. Dimana, menurut Bapak Ermain, juga berdampak pada sektor pertanian, terutama fenomena semakin mahalnya harga pupuk. Meski demikian, Bapak Ermain mengajak para petani untuk tetap bertani, terutama tanaman pangan.
Sahabat Mutiara, Ada banyak metode dalam budidaya tanaman yang bisa dipakai para petani. Tumpang sari, bisa dipilih sebagai solusi untuk para petani yang tidak memiliki lahan luas. Dan, sudah dilakukan turun temurun, dari generasi petani sebelum-sebelumnya. Tumpang sari ini mencampur proses penanaman (polyculture), dalam suatu lahan yang sama dan waktu yang sama. Tujuannya untuk mencapai produksi yang tinggi. Dengan tumpang sari, tanaman pokok bisa tumbuh selayaknya pertumbuhan dan tidak terganggu oleh tanaman tumpang sari-nya. (Sumber http://cybex.pertanian.go.id/) Bagaimana Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain menyoroti tumpang sari? Apa saran Bapak Ermain untuk para petani yang lahannya minim, terutama yang bertanam hortikultura?
Sahabat Mutiara, "Semakin ke sini, kenapa pemupukan dosisnya semakin banyak yaa???" Pertanyaan tersebut kerap dilontarkan oleh para petani, yang membandingkan dengan pertanian pada zaman dahulu. Pada #CurHatTani kali ini, Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain, menjawab pertanyaan tersebut. Terutama, terkait dengan unsur hara di dalam tanah yang bisa saja hilang atau terangkut karena hasil panen. Sehingga, pemupukan perlu dilakukan selain penyedia unsur-unsur hara yang hilang juga untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya serta meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen.
Sahabat Mutiara, Diluar dari faktor El Nino, melambungnya harga beras juga terjadi akibat berbagai faktor lain. Kenaikan harga ini sudah diprediksi sejak lama dan tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Bapak Ermain membahas pentingnya menjaga stok kebutuhan pokok seperti beras dan dampak dari kenaikan beras ini terhadap para penggiling padi.
Sahabat Mutiara, Buah durian lokal dan jatuhan dari daerah Sumatera tidaklah kalah enak dari buah durian yang ada di Jawa tidak hanya dari bentuk tampilan fisik. Yang membuat durian Sumatera memiliki impresi yang jelek dimata orang dikarenakan waktu panen yang tidak sesuai karena keperluan distribusi. Disini pak Ermain juga membahas adanya infrastruktur di daerah Sumatera yang semakin bagus kala dia mengunjungi perhelatan KTNA didaerah tersebut.
Sahabat Mutiara, Reklamasi pertambangan di beberapa daerah, menurut Bapak Ermain, Kepala Agronomis kami perlu adanya kolaborasi dengan para pelaku pertanian di daerah setempat. Tujuannya, agar tercipta sebuah ekosistem yang mendukung kestabilan budidaya pertanian di sana. Adapun reklamasi pertambangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem selepas dilakukan kegiatan pertambanga, agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
Sahabat Mutiara, Untuk petani di beberapa daerah, terutama di Kalimantan, terkadang masih harus membakar hutan untuk membuka lahan pertanian. Ini membuat miris, karena kebakaran hutan menyebabkan berbagai kerugian. Hilangnya habitat asli satwa liar, kabut asap, penyakit pernapasan, bahkan kerusakan pemukiman di sekitar hutan dapat merusak ekosistem makhluk hidup. Di musim kemarau, kebakaran hutan mudah terjadi karena tingginya suhu, yang bisa memicu kebakaran. Isu-isu inilah yang diangkat oleh Bapak Ermain, Kepala Agronomis kami pada #CurHatTani episode ke 18.
Sahabat Mutiara, Bapak Ermain, Kepala Agronomis kami menyoroti tentang infrastruktur jalan-jalan yang sifatnya sebagai penghubung antara lahan produksi dengan konsumen. Menurutnya, untuk infrastruktur tersebut haruslah mulus. Agar, perpindahan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan petani bisa cepat dipasarkan. Tentunya, untuk pembangunan jalan-jalan ini dibutuhkan kebijakan dari pemerintah daerah setempat. Bagaimana opini Bapak Ermain selengkapnya?
Sahabat Mutiara, Di era digitalisasi, internet memegang peranan sangat penting bagi beberapa sektor. Termasuk, pertanian. Dengan mudahnya akses informasi, belajar pertanian menjadi mudah dan cepat dengan internet. Pemasaran produk-produk pertanian pun demikian, menjadi lebih ringkas dan cepat sampai di tangan konsumen. Manfaat ini lebih terasa bagi pelaku UMKM di Indonesia yang bergerak di bidang pertanian. Bagaimana opini Bapak Ermain selengkapnya?
Sahabat Mutiara, Lahan subur sudah pasti dibutuhkan dalam pertanian, karena pondasi dalam keberhasilan budidaya. Sayangnya, di Indonesia, lahan subur ini semakin hari semakin berkurang dikarenakan berbagai hal. Misalnya pembangunan perumahan yang masif di beberapa daerah. Juga, tidak pahamnya petani untuk mengelola tanah yang sudah berkali-kali dipakai dalam budidaya. Dan, tidak mengembalikan hara yang terangkut setelah panen. Permasalahan ini disoroti oleh Bapak Ermain, Kepala Agronomis kami dalam #CurHatTani episode ke 15.
Sahabat Mutiara, Bicara infrastruktur, sektor pertanian juga butuh adanya pengembangan infrastruktur, terutama irigasi. Sebab, irigasi memiliki kontribusi besar bagi tumbuh kembang budidaya pertanian yang diupayakan petani. Nyatanya, meski pembangunan infrastruktur ini termasuk dalam program Kementerian Pertanian, irigasi di sejumlah wilayah tidak dalam kondisi yang optimal. Hal ini disoroti oleh Kepala Agronomis, Bapak Ermain dalam #CurhatTani episode ke 14.
Sahabat Mutiara, Kebijakan baru tentang pengelolaan lahan Perhutani yang berbatasan dengan pemukiman masyarakat, disoroti oleh Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan win-win solution. Dan, juga ide bagus karena masyarakat mendapatkan kepastian legalitas dari lahan Perhutani yang dikelola warga. Meskipun, masyarakat diberikan jangka waktu tertentu dalam pengelolaannya.
Sahabat Mutiara, Tanaman naungan sangat dibutuhkan dalam penanaman komoditas kopi, kakao, vanili, dan lainnya dengan tujuan untuk menahan angin, menjaga dari sinar matahari yang terik dan menjaga tanaman kopi dari intensitas curah hujan yang tinggi. Biasanya yang dijadikan tanaman naungan di antaranya lamtoro (Leucaena glauca). Pada #CurhatTani episode ke 12, Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain menyoroti manfaat-manfaat tanaman naungan dan bagaimana hubungannya dengan pemupukan.
Sahabat Mutiara, "Semakin ke sini, kenapa pemupukan dosisnya semakin banyak yaa???" Pertanyaan tersebut kerap dilontarkan oleh para petani, yang membandingkan dengan pertanian pada zaman dahulu. Pada #CurHatTani episode ke 11, Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain, menjawab pertanyaan tersebut. Terutama, terkait dengan unsur hara di dalam tanah yang bisa saja hilang atau terangkut karena hasil panen. Sehingga, pemupukan perlu dilakukan selain penyedia unsur-unsur hara yang hilang juga untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya serta meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen.
Sahabat Mutiara, Teh hijau, identik dengan segudang khasiatnya untuk kesehatan. Bagi yang bergaya hidup sehat, teh hijau menjadi minuman pilihan yang rutin dikonsumsi. Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain, dalam #CurHatTani membedah bagaimana potensi teh secara ekonomi, apa saja khasiatnya. Juga, dimana persebaran kebun teh di Indonesia.
Sahabat Mutiara, Munculnya pandemi tahun 2020 silam, kemudian disusul invasi militer Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022, mengganggu rantai pasokan global yang mendorong kenaikan harga di sektor energi dan pangan secara ekstreme. Tahun 2023 ini diproyeksikan adanya risiko resesi dan ketidakstabilan pasar keuangan. Menyoroti hal tersebut, Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain, mengulasnya dalam #CurHatTani episode ke 18. Dimana, menurut Bapak Ermain, juga berdampak pada sektor pertanian, terutama fenomena semakin mahalnya harga pupuk. Meski demikian, Bapak Ermain mengajak para petani untuk tetap bertani, terutama tanaman pangan. Yuk simak...
Sahabat Mutiara, Pertanian di kawasan Kalimantan Timur, akan mengalami perkembangan yang signifikan saat nantinya pemindahan masyarakat ke Ibu Kota Negara (IKN). Sebab, pembangunan yang sebenarnya bukan hanya sekadar memerhatikan berbagai infrastruktur riil saja. Lebih dari itu, sektor kesiapan ketahanan pangan sangat penting mengingat populasi penduduk di IKN Nusantara akan jauh melonjak tinggi. Hal tersebut disoroti oleh Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain. Apa opininya melihat adanya potensi pertanian yang akan melonjak nantinya di Kaltim?
Sahabat Mutiara, Indonesia, merupakan gudang buah-buahan yang eksotik. Ada banyak buah yang bisa ditanam, seperti durian yang banyak digemari oleh masyarakat dari beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut jika diintip, bisa menjadi peluang emas bagi para pekebun durian yang kian marak muncul secara masif di berbagai daerah di Indonesia. Kondisi ini, disoroti oleh Kepala Agronomis kami, Bapak Ermain. Apa pesan Bapak Ermain untuk para pekebun durian?
Sahabat Mutiara, Kebijakan pembatasan ekspor sejumlah bahan baku dari Indonesia ke Uni Eropa, disoroti oleh Bapak Ermain, Kepala Agronomis kami pada #CurhatTani episode ke 22. Sebab, regulasi Pemerintah tersebut dinilai tegas dan benar. Apakah regulasi tersebut membawa dampak baik perekonomian bagi Indonesia? Bahan baku apa saja yang dibatasi? Yuk simak...
Sahabat Mutiara, Tanaman sawit, sudah mampu berkontribusi pada negara dengan, menjadi penyumbang devisa negara dari nilai ekspor yang terus meningkat. Dan, menjadi penggerak perekonomian. Sebab, sawit merupakan industri global yang mengolah minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dengan bahan baku dari banyaknya industri makanan, kosmetik, sabun, hand sanitizer, oleochemical hingga rewneble energy untuk Biodiesel. Bapak Ermain, Kepala Agronomis kami menyoroti sawit yang bisa menjadi penopang ketahanan pangan dan energi, pada tahun 2023 ini.
Sahabat Mutiara, Pasti Anda sering melihat pertanian dengan sistem bertingkat di kawasan dataran tinggi, atau yang lebih dikenal dengan terasing. Pembuatan sistem tersebut, memiliki banyak manfaat, di antaranya menjaga dan meningkatkan kestabilan lereng dan memperbanyak resapan air hujan ke dalam tanah. Terasering sendiri dapat diartikan sebagai suatu pola atau teknik bercocok tanam dengan sistem bertingkat (berteras-teras) sebagai upaya pencegahan erosi tanah. Pada #CurHatTani episode ke 4, Bapak Ermain, Kepala Agronomis kami menyoroti terasering ini di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Bali.