Rupa Bali Podcast merupakan wadah perbincangan seputar dunia kesenian dan kebudayaan di Bali yang... yah bisa ringan, bisa serius... yang pasti disini kita ingin berbagi ilmu kepada siapapun dengan cara yang lebih asik! Kontak: rupabalipod (at) gmail (dot) com
Media Partner - Kopi sik luh, pameran yang tak sekedar membahas kopi sebagai bahan pembuka obrolan. Namun lebih dalam lagi membahas peran perempuan dalam tatanan sosial dan budaya. Pameran duo antara Ediw dan Isur juga adalah bentuk kolaborasi antara 2 individu antar generasi. Mendobrak spekulasi-spekulasi yang terbentuk dalam strata kesenian. Di bagian ini, kedua perupa membahas tentang karya-karya yang dipamerkan, diskursus kekinian yang relevan dengan pameran ini dan harapan-harapan ke depan. Apa saja itu? Yuk, didengerin!
Media Partner - “Kopi Sik Luh”, pameran yang tak sekedar membahas kopi sebagai bahan pembuka obrolan. Namun lebih dalam lagi membahas peran perempuan dalam tatanan sosial dan budaya. Pameran duo antara Ediw dan Isur juga adalah bentuk kolaborasi antara 2 individu antar generasi. Mendobrak spekulasi-spekulasi yang terbentuk dalam strata kesenian. Di Bagian ini kita berkesempatan mendengar background dari masing-masing perupa serta tentang judul dari pameran ini. Apa saja itu? Yuk, didengerin!
Media Partner - Di tanggal 5 April 2025 berlangsung Artist Talk untuk Pameran Slinat yang bertajuk “I
Media Partner - Di tanggal 5 April 2025 berlangsung Artist Talk untuk Pameran Slinat yang bertajuk “I
Kali ini kami membahas tentang pameran yang belum lama terjadi lagi yang secara konsisten mengangkat tentang tajuk Post tradisi pada seni rupa Bali. Pameran tersebut berjudul “Reflexivity: Post Tradition in Balinese Contemporary Art” yang menghadirkan 10 perupa Bali dan perupa Indonesia berbasis di Bali di Lano Gallery. Kami kehadiran mahasiswa Sejarah basis Jogja, Ryzal Catur, yang membedah kuratorial pameran ini yang dibuat oleh Asmudjo, dan seorang perupa serta pengajar yang telah mengamati tajuk Post Tradisi dari kejauhan - basis Bandung - Gede Awan. Keduanya saling melengkapi perspektif unik akan kehadiran pameran serta diskursusnya di seni rupa Bali sebagai pemantik diskusi-diskusi selanjutnya. Jadi apa saja itu? Yuk, didengerin!
Media Partner - Kali ini Via Via Sanur mengundang kami untuk menjadi host artist talk Monksters yang baru saja berkecimpung ke dunia lukis. Dengan keberanian yang luar biasa, ia ingin berbagi ke dunia publik tentang karya-karyanya yang ia kerjakan selama setahun di umur 33. Karya-karya itu penuh keriuhan masing-masing, terinspirasi dari anjing peliharaannya dan para monster yang menjadi ikon dari Monksters. Jadi, bagaimana ceritanya jadi pelukis? Yuk, didengerin!
Media Partner - di part terakhir kita berbincang tentang fasilitasi Mengenal Diri di Stigma 5.0. Ada berbagai workshop, seminar yang diberikan kepada perupa, pula yang diadakan selama acara Stigma 5.0. Belum lagi ada inisiasi sebuah pack atau kit untuk membantu kesehatan mental kita sendiri dalam menghadapi hari yang dibuat oleh Stigma, Mengenal Diri dan perupa Dindddung. Wah, seperti apa itu? Yuk, didengerin!
Media Partner - Di Part 3 kita dapat mendengarkan penjabaran karya dan alasan tertarik ikut Stigma 5.0 dari perupa Hamka, Defina Sumardji, Istanbul dan Dindddung. Cerita mereka ada yang datang terinspirasi dari orang yang mereka kenal dan juga dari diri sendiri, menggunakan berbagai metode berkarya yang menarik. Ada juga cerita-cerita tambahan dari Geofanny dan Skinner. Apa saja itu? Yuk, didengerin!
Media Partner - Seperti Stigma lainnya, karya-karya yang diikutkan beragam bentuknya. Kali ini ada banyak lukisan, juga instalasi dan puisi. Di bagian ini kita dapat mendengar penjabaran dari Noni Rinjani, Putiani, Ghofur, Lala, Art Geed Art, Christy Mawar, Skinner Ohrami dan bahkan seorang anonymous yang Skinner wakilkan ceritakan. Topik yang dibawakan ada yang merupakan cerita pribadi dan cerita dari seorang kawan. Kira-kira apa saja itu? Yuk, didengerin!
Media Partner - Stigma Kolektif dengan seri Stigma 5.0 nya kemBali dan diadakan di TAT Art Space sejak tanggal 21 Februari sampai 7 Maret mendatang. Mengangkat tema yang vulgar seperti Trauma: Domestic Violence (baca: KDRT) merupakan hal yang harusnya bukan tabu dan dibahas secara terbuka. Dalam menyeimbangkan bahwa seni adalah wadah dimana penyembuhan bisa bertempat untuk perupa yang melaluinya maupun yang menyuarakan cerita yang mereka kenal, maka Stigma kali ini bekerjasama dengan Mengenal Diri, LSM yang bergerak dalam kesehatan mental. Stigma 5.0 menjadi perpanjangan Stigma 1.0 yang mengangkat tentang mental health dan disiapkan dengan kurasi yang lebih dalam lagi, tidak hanya bersama Mengenal Diri tetapi juga dengan Kurator muda asal Bali, Durga Laksmi. Seperti apa prosesnya? Yuk, didengerin!
Media Partner - Pameran Photo Story “Adaptif” merupakan pameran penting dalam menceritakan dan menyuarakan kebutuhan alat bantu adaptif untuk teman-teman penyandang disabilitas. Disini kita berbincang dengan Candra Dewi selaku perwakilan Bumi Setara, Dinda Mahadewi dan Komang Handayani selaku partisipan pameran, serta Savitri Sastrawan selaku kurator pameran. Kita berbincang tentang proses workshop yang merupakan kolaborasi Bumi Setara, Gugus Tugas Alat Bantu Adaptif dan Everyday Bali, dengan fasilitator fotojurnalis Anggara Mahendra dan ko-fasilitator Kristina Komala, dalam mengangkat tentang kebutuhan yang seharusnya tidak dinomor duakan lagi dan dikenali oleh semua pihak masyarakat yang dilaksanakan di Annika Linden Centre. Diharapkan dengan pameran ini suara-suara yang diceritakan, termasuk dari photo story Dinda dan Komang, dapat tersampaikan lebih jauh lagi. Penasaran apa saja yang dipamerkan? Yuk, didengerin! Ayo berkunjung ke Annika Linden Centre, ADAPTIF masih buka sampai 9 Februari 2025! Hadiri juga acara Penutupan Pameran 9/2/2025 pk. 17.00!
Media Partner - Dalam rangka Pameran "Unearthing Possibilities & Soaring to Greatness" di Via Via Sanur, Christina Budi dan Alam Taslim mengadakan bincang Artist Talk santai di kala sendu hujan Sanur. Walaupun demikian, perbincangan kita penuh kehangatan serta harapan, bersama satu ikon binatang: ayam. Ya, perbincangan yang seru tentang proses kreatif mereka seperti jalan-jalan bersama Christina dan Alam! Kira-kira kemana saja kita? Yuk, didengerin!
Penasaran bagaimana sebuah proyek kreatif bisa berjalan mulus dari ide hingga eksekusi? Di episode ini, Manager Florto Studio Gek Ami mengungkap rahasia di balik manajemen proyek seni yang sukses bersama Florto Studio. Dengarkan obrolan seru tentang tantangan, solusi, dan kiat-kiat menjalankan proyek kreatif yang inspiratif. Yuk, didengerin!
Media Partner - Womanhood yang merupakan istilah mendeskripsikan keperempuanan telah menjadi inspirasi Yuma dalam berkarya. Sedangkan keadaan sehari-hari, yang kelihatan remeh tapi menyenangkan menjadi, menjadi inspirasi Ayu dalam berkarya. Keduanya benar-benar terinspirasi dari keadaan kehidupannya sehari-hari sebagai ilustrator dan seorang perempuan. Di sesi ini jadinya mendengar banyak hal menarik yang bisa dipelajari dan ditelusuri, serta tantangan dalam menyiapkan pameran kali ini. Seperti apa itu? Yuk, didengerin!
Media Partner - Apa jadinya jika teknik seni tradisional dipadukan dengan eksplorasi bentuk yang segar dan unik? Dalam episode ini, Monez dan Marmar dari Florto Studio mengajak kita menyelami proses kreatif mereka, mengungkap cerita di balik karya, dan membahas bagaimana tradisi bisa menjadi sumber inovasi. Jangan lewatkan kisah inspiratif mereka yang penuh kejutan! Yuk, didengerin!
Media Partner - Gusde Sidhi dan Ode Baskara sama-sama mendapatkan inspirasi ilustrasinya dari buku bacaan atau cerita yang sudah dikenal sejak mereka kecil. Gusde terinspirasi dari Mahabaratha sedangkan Ode terinspirasi dari novel Ozamu Dazai. Di perbincangan ini kita membahas bagaimana mereka mengolah cerita-cerita ini dan apa yang ingin disampaikan. Mereka juga berbagi tentang pengalaman membuat pameran ini. Seperti apa itu? Yuk, didengerin!
Pameran Keto Kone, Kone Keto, yang diselenggarakan oleh perupa Made Chandra, Derry Smbiring, Made Ari, Dedep0t, Yudana, Krisna Jiwanggi Banyu dan Kurator Sekar Pradnyadari di Karja Art Space. Dimoderatori Made Susanta Dwitanaya, percakapan-percakapan tentang konsep dan kekaryaan pameran mereka tentang pertanyaan terhadap realita yang terjadi pada tanah kita hari ini. Kira-kira apa saja yang dibicarakan? Yuk dengerin!
Dalam rangka Ubud Writers and Readers Festival 2024, Ida Lawrence menjadi perupa yang diajak berkolaborasi dalam membuat poster acara. Selain itu, Ida juga mengadakan pameran "Reality Check" di Purga Art Space bersama Kurator Dwi S. Wibowo. Pameran ini bermain komposisi dalam ruang pamerannya, para pengunjung diajak mencari-cari dan menginterpretasi berbagai hal dengan permainan kata-kata. Lalu "Reality Check" atau Cek Realitas apa yang ingin dilakukan Ida? Yuk dengerin
Media Partner - Ada yang spesial nih di Via Via Sanur dari tanggal 28 September sampai 31 Oktober 2024. Kenapa? Karena ada pameran “Meriung Meriang” karya Alam Taslim. Pameran ini menampilkan sang maskot, Igor, dalam berbagai bentuk dan media seperti lukisan, tekstil, merchandise, bantal, dan karya resin. Di podcast ini kami menelusuri perjalanan Alam di dunia seni, khususnya bagaimana prosesnya membesarkan “anak” semata wayangnya (Igor) hingga saat ini.Yuk dengarkan obrolan kami disini!
Media partner. Stigma berlanjut dan kali ini dengan tema Equality, Diversity dan Humanity, mereka meluncur ke Jakarta dan menjadi bagian dari Festival 100% Manusia di Instituto Italiano di Cultura. Perupa yang berbagi cerita kali ini ada Skinner Ohrami, Papa Asmodeus, Christy Mawar, Yudha dan Sabdanaung yang kami temui di Bali setelah acaranya berlangsung. Seperti apa karya dan keseruan yang terjadi di Stigma 4.0? Yuk, didengerin!
Media partner. Stigma berlanjut dan kali ini dengan tema Equality, Diversity dan Humanity, mereka meluncur ke Jakarta dan menjadi bagian dari Festival 100% Manusia di Instituto Italiano di Cultura. Perupa yang berbagi cerita kali ini ada Skinner Ohrami, Papa Asmodeus, Christy Mawar, Yudha dan Sabdanaung yang kami temui di Bali setelah acaranya berlangsung. Seperti apa karya dan keseruan yang terjadi di Stigma 4.0? Yuk, didengerin!
Kali ini kita berkunjung ke Florto Studio, salah satu studio graphic design di Bali yang sangat aktif tidak saja dalam proyek dengan klien-klien ternamanya, secara company dan individual, tetapi juga dalam berkomunitas-nya. Yang menarik juga adalah bagaimana setiap individu muda di studio ini memiliki gaya berkarya masing-masing dan perannya masing-masing juga. Dengan suasana yang cosy dan kekeluargaan, kita berbincang dengan Head of Florto Ode Baskara, bersama Gusde Sidhi dan Umah Yuma. Bagaimana menyatukan ide bersama dalam satu proyek? Apa yang paling shocking saat masuk dunia kerja? Penasaran? Yuk, didengerin!
Episode Media Partner - Stigma kembali untuk ketiga kalinya dan kali ini bertempat di Joshua District, Tabanan. Stigma 3.0 mengangkat tentang “Discrimination” atau diskriminasi. Penyelenggara Skinner Ohrami dan Geoffany Tambunan menyebutkan Open Call kali ini mempersilahkan perupa nya untuk meresponnya seluas mungkin. Dan ditemukan lah beragam cerita dari yang secara kenegaraan, agama, masyarakat, bahkan di ranah rumah sekalipun. Selain bersama Geo dan Skinner, kami juga sempat ngobrol dengan beberapa seniman yang ikut yaitu Dinda Dindddung, Jonathan Chanutomo, dan Papa Asmodeus. Kami juga ngobrol tentang karya instalasi dan karya puisi yang dibuat untuk pameran ini. Penasaran apa saja itu? Yuk, dengerin!
Episode kali ini di take over oleh host undangan kami Devy Gita untuk mengulik cerita di balik pameran Color of soul ada siapa yang terlibat dan kesulitan-kesulitan apa yang sempat dialami tim hingga akhirnya pameran bisa terealisasikan. Penasaran ?!?
Ada yang menarik beberapa tahun terakhir ini dalam dunia seni budaya dan kebijakan-kebijakan negara yang ada, terutama dari Korea Selatan. Menariknya lagi, belum lama ini saat komedian Komeng menang untuk menjadi anggota DPD Jabar, ia pun menyebut ingin “menjajah” secara seni budaya seperti Korea Selatan. “Menjajah” bukanlah kata yang tepat sebenarnya, tetapi hal ini memang menarik untuk dibahas apalagi Bali dan Indonesia memang tidak kalah kaya produk seni dan budayanya. Maka dari itu, kami berbincang dengan Candra Dewi, kawan hukum yang mengikuti perkembangan seni dan budaya yang juga sempat melanjutkan pendidikan di Korea Selatan. Kita membahas tentang kemungkinan-kemungkinan kebijakan budaya ala Korsel di Indonesia. Tidak disengaja juga, perbincangan yang berujung membahas film ini ternyata dibahas di Hari Film Nasional Indonesia. Apa saja itu? Yuk, didengerin!
Episode ini merupakan media partner pameran Special Project #2 “Evolve” di Dinatah Art House, Gianyar. Disini kami berbincang dengan pemiliknya, Didin Jirot, dan para penulis pameran “Evolve” yakni Penawati dan Vincent Chandra. Jadi, apa dibalik cerita “Evolve” ini? Apa yang berevolusi di Special Project kali ini? Dan, kejutan-kejutan lainnya?!? Yuk, didengerin!
Pameran tunggal di Galeri Nonfrasa yang bertajuk “Liku, Laku: Cosmic Pavement of Nyoman Darmawan” menampilkan karya-karya Nyoman yang sekilas pandang dapat dipersepsikan sebagai lukisan erotis dan vulgar. Namun, apa benar sebatas itu? Bincang-bincang kali ini, kami menggali bagaimana proses berkesenian Nyoman Darmawan dan apa sebenarnya intensi sang seniman di balik ikon visualnya. Pemaparan perspektif menarik serta informatif dari Made Susanta dan Savitri Sastrawan selaku kurator pameran ini juga tentunya menambah keseruan podcast kali ini. Yuk dengarkan, jangan sampai ketinggalan!
Seri Cerita Turun Temurun kembali dengan perbincangan bersama Bu Mangku Muriati. Siapa yang tidak mengenal Pemangku yang juga perempuan perupa yang makin dikenal karya gaya lukisan Wayang Kamasan-nya beberapa tahun terakhir ini. Kami ingin berbincang bersama beliau selaku tokoh masyarakat perempuan dalam bidang spiritual dan kesenian - mencari cerita turun temurun apalagi yang ada untuk dipelajari bersama.Di Part 3, Bu Mangku berbagi cerita tentang pengembangan-pengembangan cerita yang beliau pakai sebagai sumber melukis Wayang Kamasan. Uniknya oleh Bu Mangku, beliau tidak selalu melukis tentang cerita wayang yang biasa kita kenal seperti Ramayana dan Mahabarata. Bahkan saat Pandemi Covid 19 ia malah mendokumentasikan kejadian itu dalam bentuk Wayang Kamasan. Seperti apa karya itu? Yuk, didengerin!
Seri Cerita Turun Temurun kembali dengan perbincangan bersama Bu Mangku Muriati. Siapa yang tidak mengenal Pemangku yang juga perempuan perupa yang makin dikenal karya gaya lukisan Wayang Kamasan-nya beberapa tahun terakhir ini. Kami ingin berbincang bersama beliau selaku tokoh masyarakat perempuan dalam bidang spiritual dan kesenian - mencari cerita turun temurun apalagi yang ada untuk dipelajari bersama.Di Part 2, kami sempat bertanya-tanya tentang asal usul upacara spiritual maupun keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu Bali. Selain itu kita juga berbincang tentang kehadiran lukisan Kamasan serta perkembangannya sampai sekarang. Apa saja penjelasan Bu Mangku? Yuk, didengerin!
Seri Cerita Turun Temurun kembali dengan perbincangan bersama Bu Mangku Muriati. Siapa yang tidak mengenal Pemangku yang juga perempuan perupa yang makin dikenal karya gaya lukisan Wayang Kamasan-nya beberapa tahun terakhir ini. Kami ingin berbincang bersama beliau selaku tokoh masyarakat perempuan dalam bidang spiritual dan kesenian - mencari cerita turun temurun apalagi yang ada untuk dipelajari bersama.Di Part 1 kita sempat berbincang dan mendengarkan cerita beliau yang diminta ayahnya, Mangku Mura, untuk melanjutkan perannya sebagai Pemangku dan perupa, bukan saudaranya yang lain. Selain itu juga kejadian-kejadian yang sempat menimpanya sebagai pemangku perempuan muda, namun tidak menghentikan kegigihannya melanjutkan jejak-jejak ayahnya. Seperti apa ya ceritanya? Yuk, didengerin!
Episode ini merupakan media partner pameran Special Project "Side Eyes" di Dinatah Art House, Gianyar. Disini kami berbincang bersama pemiliknya, Didin Jirot, akan terbentuknya Dinatah Art House dan kenapa pamerannya dinamakan "Special Project" daripada "Pameran Side Eyes" saja? Lalu, apalagi yang mendorong Didin untuk membuat Special Project ini? Yuk, didengerin!
PKBI dan Gurat Institut bekerja sama dalam pameran bertajuk Manusia untuk kedua kalinya. Setelah sebelumnya mengusung topik bullying, di pameran ini mereka memvisualkan hasil riset mengenai kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan remaja. Pameran ini dikemas dalam judul Telur Setengah Matang dengan menggandeng beberapa seniman Bali dan berlangsung dari tanggal 23-29 Oktober 2023 di ruang Kisara PKBI Bali. Di episode ini kami berbincang dengan perwakilan PKBI, yaitu Ima, Aul, dan Doni, serta kurator Savitri Sastrawan dan ko-kurator Penawati. Mengapa PKBI memilih untuk mengadakan kolaborasi pameran seni? Bagaimana proses riset di lapangan dan seperti apa perjalanan hingga pameran dilaksanakan? Yuk simak selengkapnya di Spotify RupaBali Podcast!
Sangat menarik ketika sebuah sekolah menengah seperti SMKN 1 Sukawati atau SSRI, terkenal dengan alumni Seni Rupa nya, mengadakan pameran di luar sekolahnya dan berkolaborasi dengan kolektif seni yang bergerak dalam pengorganisasian pameran. Kali ini Pameran yang diselenggarakan bertajuk LOG IN diadakan di Kulidan Space pada tanggal 14 - 21 Oktober 2023. Di Episode ini kami berbincang dengan guru Jaya Jemana, salah satu siswa Satria, dan tim Gurat Institute/Gurat Art Project Kurator Made Susanta Dwitanaya dan Program Manager Vincent Chandra. Apa yang menjadi dorongan SSRI untuk berkolaborasi dengan Gurat? Seperti apa pengelamannya berkolaborasi bersama? Yuk, didengerin!
Episode Media Partner - Di kesempatan kali ini kami berbincang bersama kurator Sekar Pradnyadari dengan kurasi perdananya berjudul "Diari Diri" yang diadakan di Purga Art Space, Ubud dari 19 Agustus - 16 September 2023. Selain membahas tentang mengkurasi pameran perdana yang berani interdisipliner, kita juga berbincang later belakang Sekar yang belajar fashion akhirnya nyemplung ke dunia kurasi seni, apa yang menginspirasi, dan cerita-cerita mengejutkan lainnya. Penasaran? Yuk, didengerin!
Stigma berlanjut dari pameran pertamanya kami liput April 2023 lalu ke yang ke-2.0 berjudul Oppression atau Penindasan. Kali ini Rupa Bali kembali menjadi media partner dan di Part 2 kami sempat merekam beberapa artist statement/pernyataan seniman serta penulis pameran yang hadir: penulis Bagus Ari Saputra; perupa Afiq Andico Pangimpian (Ruby), Gede Austana (in English), Skinner Ohrami, F. Ikyos, Geoffanny Tambunan, Wahyuartnes & IB Rekha. Penasaran dengan apa yang dihadirkan kali ini? Yuk, didengerin! Jangan lupa untuk dengerin Part 1 juga ya! Pamerannya juga masih berlangsung sampai 16 September 2023 di Uma Seminyak!
Stigma berlanjut dari pameran pertamanya kami liput April 2023 lalu ke yang ke-2.0 berjudul Oppression atau Penindasan. Kali ini Rupa Bali kembali menjadi media partner dan di Part 1 kami sempat berbincang dengan penyelenggara, Skinner Ohrami dan Geoffanny Tambunan, beserta merekam beberapa artist statement/pernyataan seniman yang datang dari: perupa Dea Gusti Azka, Ilham Gusti Syahadat, Papa Asmodeus, Giri Arnaga; pujangga Stefano Hanteno, Christy Mawar dan Imam Barker. Penasaran dengan apa yang dihadirkan kali ini? Yuk, didengerin! Jangan lupa untuk dengerin Part 2 juga ya! Pamerannya juga masih berlangsung sampai 16 September 2023 di Uma Seminyak!
Episode Media Partner - Matjan Unofficial merupakan inisiasi pemilik brand Geng Matjan, Dewa Ketha, untuk melakukan suatu aktivasi seni dari hasil penjualan produk-produknya. Lewat Diskusi yang diadakan di Taman Baca Kesiman tanggal 6 Agustus lalu dengan narasumber Dewa Ketha dan dua seniman Arde Wiyasa (Sangut) dan Gede Sumarjaya (Bul) yang dipandu Moderator Ngurah Termana, beberapa pertanyaan dan tanggapan pun muncul dari audiens di Bali setelah mendapatkan cuplikan tentang vakansi mereka. Udah denger preview Episode ini di Instagram kami? Penasaran sama jawabannya kan? Yang lainnya apalagi tuh? Yuk, didengerin!
Episode Media Partner - Matjan Unofficial merupakan inisiasi pemilik brand Geng Matjan, Dewa Ketha, untuk melakukan suatu aktivasi seni dari hasil penjualan produk-produknya. Disini Dewa Ketha menjadi Kurator-nya dan melakukan Vakansi perjalanan ke tiga kota di luar Bali selama bulan Juli 2023 membawa cerita keseharian Bali lewat karya-karya 2 perupa dengan 2 medium yang berbeda - Arde Wiyasa (Sangut) dengan cutting sampah plastiknya dan Gede Sumarjaya (Bul) dengan fotografi Gum Bichromate-nya. Lewat Diskusi yang diadakan di Taman Baca Kesiman tanggal 6 Agustus lalu yang dipandu Moderator Ngurah Termana, apa cerita dibalik Vakansi kali ini? Dan apa yang menginspirasi karya-karya perupanya? Yuk, didengerin!
Rupa Bali diajak menjadi kurator dan membuat audio kuratorial Pameran "Senandung Tak Bertahta" oleh kelompok perupa #PK. Pameran ini berlangsung di TAT Artspace Denpasar pada tanggal 14 Juli sampai 13 Agustus 2023. Apa sih sebenarnya yang dibuat #PK kali ini? Ada apa dengan sendok? Mengapa judulnya "Senandung Tak Bertahta"? Yuk, didengerin!
Reevo Saulus adalah graphic designer asal Jakarta yang berbasis di Bali dengan portfolio karya desainnya tidak hanya terlihat di Jakarta dan Bali, tetapi di kancah nasional dan internasional juga. Ketertarikan, dan tidak sengaja menjadi jelajah kekaryaannya, adalah branding Food and Beverage (seperti untuk cafe, restaurant). Namun belakangan juga meluas ke pagelaran pemerintah yang makin melek visual juga. Disini Reevo berbagi tentang bagaimana bekerja dalam project-project-nya serta pendalaman inspirasi dalam mengerjakan satu project. Percaya nggak kalau mengerjakan Graphic Design sebagai Seni Terapan itu nyari inspirasinya sedalem membuat karya Seni Rupa? Masa sih? Yuk, didengerin!
Di Seri Cerita Turun Temurun, kita ingin mencari akar seni dan budaya Bali dari berbagai perspektif perempuan pekerja seni berdasarkan disiplin mereka. Di obrolan kali ini, kami berbincang dengan Yesi Candrika, seorang pekerja dan penyuluh Sastra Bali berbasis di Bali. Secara keseluruhan kita membahas asal usul keberadaan lontar (tulisan di atas daun tal) dan satua (cerita rakyat lisan) di Bali. Di bagian ini kita bertanya tentang lontar yang bagaimana tidak boleh dibaca; solusi-solusi yang telah dilakukan untuk menurunkan satua maupun isi lontar kepada generasi selanjutnya; sosok Ibu dan kesuburan di Bali serta keberadaan mantra (doa) - tantra (ajaran) - yantra (sarana/media memvisualkan ajaran); serta membahas relevansi hari baik dan hari buruk dalam perhitungan kalender Bali hari ini. Penasaran seperti apa saja obrolannya? Yuk, didengerin! Seri Cerita Turun Temurun merupakan hasil project mengikuti "Urun Daya Pengetahuan Seni dan Budaya" oleh Inkubator Inisiatif (IIN) dalam rangka Ephemera #3 diselenggarakan Indonesian Visual Art Archive (IVAA)
Di Seri Cerita Turun Temurun, kita ingin mencari akar seni dan budaya Badli dari berbagai perspektif perempuan pekerja seni berdasarkan disiplin mereka. Di obrolan kali ini, kami berbincang dengan Yesi Candrika, seorang pekerja dan penyuluh Sastra Bali berbasis di Bali. Secara keseluruhan kita membahas asal usul keberadaan lontar (tulisan di atas daun tal) dan satua (cerita rakyat lisan) di Bali. Di bagian ini kita berbincang tentang apa saja yang biasanya diceritakan, dicatat dan pengetahuan yang diturunkan lewat lontar maupun satua; adanya kesulitan memahami bahasa dalam sastra-sastra ini; serta keberadaan catatan astronomi (asta kosala kosali) yang menjadi berbagai perhitungan hari baik dan hari buruk. Penasaran seperti apa saja obrolannya? Yuk, didengerin!
Seri Take Over perdana | Rupa Bali "dibajak" oleh Kurator berbasis Surabaya, Ayos Purwoaji, yang ingin ngobrol dengan Savitri Sastrawan selaku kurator Pameran "Mengingat 25 Tahun Reformasi" yang diadakan oleh Cemeti Institut untuk Seni dan Masyarakat, Yogyakarta dan beberapa tempat pameran yang digandeng sekitar Mantrijeron dan Minggiran di awal tahun 2023. Ayos ingin merekamkan proses kuratorial pameran tersebut di media Rupa Bali. Mereka berbagi tentang ingatan mereka tentang kejadian Reformasi 1998 di Indonesia lalu berbincang tentang proses artistik pameran ini yang dikerjakan di waktu singkat namun padat. Penasaran kenapa Host Ayos sangat penasaran? Apakah Reformasi penting dibicarakan di kesenian? Yuk, didengerin!
Pameran “Feeling Good” di Artotel Sanur, Bali, sedang berlangsung sejak 14 April sampai 14 Juni 2023. Pameran ini merupakan pameran perdana luring yang diadakan oleh Rupa Bali sejak berdirinya berbentuk podcast. Di kesempatan ini kami berbincang dengan perupa yang ikut dalam pameran yang berbasis tekstil ini, membahas karya yang dibuat, tantangannya dan bagaimana tanggapan antar karya mereka. Perupa "Feeling Good" adalah Arde Wiyasa, Gusti Kade (Gusade), Ni Wayan Penawati, Pradnya Paramita, Rosemarie Sutanto, Sakde Oka, Siji, Unclejoy, Vita Wulansari. Jangan lupa pamerannya masih buka sampai 14 Juni 2023! Yuk, disimak!
Sanggar Dewata Indonesia atau yang dikenal sebagai SDI merupakan salah satu komunitas perupa Bali yang besar aspirasinya sejak didirikan pada tahun 1970. Perbincangan bersama Bli Agus berlanjut ke apa yang menjadi ke-khas-an atau ke-unik-an karya-karya perupa SDI yang ditunggu-tunggu dari tahun ke tahun, bahkan kesadaran meng-update diri sejak 20 tahun berdirinya SDI, dan seterusnya. Di bagian ini adapun perbincangan harapan kedepan terhadap SDI. Wah, seperti apa ya itu? Yuk, didengerin! Note: mohon maaf audio dari podcast ini sedikit terganggu oleh backsound hujan, tetapi petirnya datang di waktu yang tepat :)
Sanggar Dewata Indonesia atau yang dikenal sebagai SDI merupakan salah satu komunitas perupa Bali yang besar aspirasinya sejak didirikan pada tahun 1970. Kami berbincang santai bersama Bli Agus, selaku perupa Bali yang telah belajar & berkarir di Yogyakarta sejak 2003 serta menjadi ketua SDI, tentang berdirinya komunitas ini sampai lika liku perjalanannya kini di siang hari yang masih sering hujan saat itu. Yuk, didengerin! Note: mohon maaf audio dari podcast ini sedikit terganggu oleh backsound hujan, tetapi petirnya datang di waktu yang tepat :)
Episode ini diunggah selaku media partner dari Pameran "Stigma" yang dibuka tanggal 21 April 2023 jam 17:00 di Uma Seminyak Pameran Stigma menghadirkan karya-karya dari Army Rissa, ArtGeedArt, Geofanny Tambunan, and Skinner Ohrami; Dikurasi oleh Penawati. Pameran "Stigma" merupakan pameran yang berbasis lukisan. Namun setiap perupa memiliki keunikannya masing-masing dalam mengungkapkan gagasanya. Jadi seperti apa saja karya-karya yang ada di "Stigma"? Serta apa harapan dari pameran ini? Yuk, dengerin! Ada pula diskon 10% setiap pembelian merchandise di hari opening dan closing plus diskon 10% untuk workshop galaxy painting oleh Skinner Ohrami. Bisa langsung ke Skinner dan sebut kodenya: RupaBalidiStigma!
Episode ini diunggah selaku media partner dari Pameran "Stigma" yang dibuka tanggal 21 April 2023 jam 17:00 di Uma Seminyak Pameran Stigma menghadirkan karya-karya dari Army Rissa, ArtGeedArt, Geofanny Tambunan, and Skinner Ohrami; Dikurasi oleh Penawati. "Stigma" disini menyorot terhadap pentingnya pengetahuan tentang kesehatan mental dan stigma yang ada padanya, juga terhadap stigma kehadiran karya yang mungkin tidak layak di publik, serta hal-hal individual yang pernah dilalui setiap perupa yang menghadirkan karya di pameran ini. Apa saja itu? Yuk, dengerin!
Setelah berbincang tentang residensi Sukarya dan Gusade, kita berbincang tentang kekaryaan yang meraka hasilkan dan bertanya apa yang akan menjadi acuan berkarya Sukarya dan Gusade selanjutnya? Selain itu kita juga dapat cuplikan pengalaman perdana Sekar Pradnyadari yang juga dari tim Gurat Institute yang baru memulai menapak jejak di kuratorial dan manajerial kesenian. Sangat seru mendengar pengalaman-pengalaman yang menarik ini dan kiranya dapat menginspirasi kita semua! Yuk, didengerin!
Kali ini Rupa Bali Podcast mendarat di Yogyakarta dan berkesempatan mengobrol bersama perupa yang melaksanakan residensi perdana Sangkring x Gurat Institute - yaitu I Gede Sukarya dan Gusti Kade 'Gusade'. Mereka berproses selama dua bulan dan mengadakan pameran selama seminggu. Prosesnya tidaklah terbilang mudah saat berpindah berkreasi dari tempat asal mereka di Bali. Di saat itu juga kehadiran tim Gurat Institute, Made Susanta Dwitanaya dan Vincent Chandra, yang berbagi tentang proses dan perkembangan kedepan residensi ini. Bagaimana Sukarya dan Gusade terpilih untuk ke Yogyakarta? Apa saja sih sebenarnya yang didapetin dari residensi ini? Yuk, didengerin!
Di acara G20 yang telah berlalu ada peran penari Bali yang turut mengsukseskan acara Internasional ini. Salah satu koreografer- penari Laras menampilkan Bali dan Nusantara dimata 20 pemimpin Negara. atas kecintaanya akan menari, Laras berbagi berbagai pengalamannya hingga mendorong anak- anak untuk gemar menari. Nah, apa tips dari Laras? Apa saja yang membuatnya ahli menari? Penasaran apa aja pembicaraannya? Yuk, didengerin!