POPULARITY
Bab perjalanan Nabi Musa 'alaihissalam mencari ilmu (Khidir) dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab perjalanan Nabi Musa 'alaihissalam mencari ilmu (Khidir)dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab perjalanan Nabi Musa 'alaihissalam mencari ilmu (Khidir) dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab perjalanan Nabi Musa 'alaihissalam mencari ilmu (Khidir)dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab perjalanan Nabi Musa 'alaihissalam mencari ilmu (Khidir)dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab kisah perjalanan Nabi Musa 'alaihissalam tentang syukur dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab do'a Nabi Musa 'alaissalam kepada Allah subhanahu wata'ala'ala dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab perintah dakwah Nabi Musa 'alaihissalam kepada fir'aun dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab mu'jizat Nabi Musa 'alaihissalam dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bismillah, HARI KETIKA ALLAH SELAMATKAN NABI MUSA -AlaihissalamUstadz Muhammad Nuzul Dzikri -HafizhahullahVideo pendek dari kajian tematik:“Hari Yang Shalih”https://youtu.be/3WqAsd5cP08?si=lcBlfi_KLAU3RtiL#MuhammadNuzulDzikriAnimasi
Pada masa Nabi Musa disebut kaum yahudi dan di Zaman Nabi Isa disebut Nasrani mereka mendapatkan pahala dan masuk surga mereka beriman kepada Allah, hari akhir melakukan kebajikan, namun di zaman Nabi Muhammad yang disebut ahli kitab dijelaskan di Qs. Ali-Imran 64 dan jika mereka berpaling saksikanlah bahwa kami orang muslim.
Gamau ketinggalan juga kan? Mari berpodcast bersama Firstory dan gapai potensi maksimal cuan kamu sekarang. Daftar di https://fstry.pse.is/5zuyeq sekarang juga, jangan sampai ketinggalan ya! —— Firstory DAI —— Doa ini sudah Mahsyur dikalangan para ulama dan penuntut ilmu dan selalu diamalkan untuk meminta rezeki dan jodoh kepada Allah SWT. Silahkan perbanyak baca doa tersebut apabila ada hajat. Link donasi: https://saweria.co/dakwahmilenial Tinggalkan komentar dan berikan pendapatmu: https://open.firstory.me/user/clqw2ibmb011a01tj4pex78rx/comments Powered by Firstory Hosting
Daftar channel official Ustadz Firanda Andirja hafizhahullahu di bawah ini: _____
Halo Orang-Orang Baik ❣️ SOL #11 kali ini Faiza mau menyampaikan beberapa hal dan sharing moment di mana aku ngerasa dipeluk Allah
Bismillah, 1311. TERNYATA INI YANG DICARI NABI MUSA Riyaadhush Shaalihiin Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik QS. Al-Kahfi: 60-66 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا 60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا 61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا 62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا 63. Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”. قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَٱرْتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا 64. Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا 65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا 66. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin insyaa Allah bersama:
Bismillah, 1314. TUJUAN PERJALANAN NABI MUSA ALAIHISSALAM Riyaadhush Shaalihiin Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik QS. Al-Kahfi: 60-66 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا 60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا 61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا 62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا 63. Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”. قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَٱرْتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا 64. Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا 65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا 66. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” === Ikuti Kajian Serial Riyaadhush Shaalihiin, insya Allah bersama:
Bismillah, 1301. TAATNYA NABI MUSA -alaihissalam- PADA ALLAH ﷻ Riyaadhush Shaalihiin Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik QS. Al-Kahfi: 60-66 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا 60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا 61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا 62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا 63. Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”. قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَٱرْتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا 64. Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا 65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا 66. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin insyaa Allah bersama:
Bismillah, 1303. KEBESARAN HATI NABI MUSA Riyaadhush Shaalihiin Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik QS. Al-Kahfi: 60-66 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا 60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا 61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا 62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا 63. Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”. قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَٱرْتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا 64. Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا 65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا 66. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin insyaa Allah bersama:
Bismillah, 1297. KETAWADHUAN & FIGHTING SPIRITNYA NABI MUSA Riyaadhush Shaalihiin Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik QS. Al-Kahfi: 60-66 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا 60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا 61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا 62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا 63. Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”. قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَٱرْتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا 64. Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا 65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا 66. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” === Saksikan Hasil RekamanKajian Rutin Serial Riyaadhush Shaalihiin insyaa Allah bersama:
Bismillah, 1294. KUNCI SUKSES NABI MUSA ‘ALAIHISSALAM Riyaadhush Shaalihiin Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik QS. Al-Kahfi: 60-66 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا 60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا 61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا 62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا 63. Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali”. قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَٱرْتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا 64. Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا 65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا 66. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al-Kahfi: 60-66) === Ikuti Kajian Serial Riyaadhush Shaalihiin, insya Allah bersama:
Bani Israil, juga dikenal sebagai Orang Israel, adalah keturunan Nabi Yakub dalam tradisi Islam. Mereka memegang posisi penting dalam sejarah agama Abrahamik, diutus oleh Allah untuk menyebarkan ajaran tauhid dan kepatuhan kepada-Nya. Al-Quran mencatat perjalanan dan pengalaman Bani Israil, termasuk pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir oleh Nabi Musa, serta ujian, musibah, dan keberkahan yang mereka alami sebagai akibat dari ketidakpatuhan dan kepatuhan mereka kepada Allah. Cerita-cerita Bani Israil di dalam Al-Quran digunakan sebagai pelajaran moral dan etika, mengingatkan umat manusia akan pentingnya ketaatan kepada Allah dan akibat dari kedurhakaan. Sejarah Bani Israil memberikan pelajaran yang mendalam tentang kepatuhan, ujian, dan rahmat Allah yang relevan bagi semua umat manusia.
Soalan yang diajukan sesama kita umat Islam ialah “Hamas ini tak ada buat salah ke?” Dan “kalau jika Hamas ada buat salah mengapa kesalahan Hamas itu tidak ditegur?” Kita mungkin khuatir bukan Muslim akan memberikan tanggapan seolah olah kita umat Islam ini bias berpihak kepada Hamas, walaupun Hamas melakukan kesalahan dan mengecam Zionis semata mata kerana Zionis itu by default adalah jahat dan salah, tidak objektif dalam menilai apa yang berlaku. Pertanyaan itu relevan dan penting. Cuma kita perlu berhati-hati kerana selain daripada soalan itu, cara kita hendak menjawabnya juga penting untuk mengelak daripada apa yang disebut sebagai red herring, hilang fokus, bila ada satu perkara yang menarik perhatian, tumpuan kita beralih daripada fokus utama kepada membincangkan isu serpihan tadi. Ia boleh terjadi secara tidak sengaja, boleh berlaku dengan disengajakan oleh mereka yang berkepentingan. Propaganda seperti ini bukan merupakan perkara yang baru di dalam dunia moden. Pada hari ini kita dapat melihat bagaimana beberapa teladan daripada al Quran boleh dijadikan sebagai panduan untuk memahami apa yang berlaku. Kita boleh meninjau kembali kepada sirah Nabi Musa alaihi Wassalam. Artikel penuh di blog www.saifulislam.com --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/hasrizal/message
Bismillah, *HARI KETIKA ALLAH ﷻ SELAMATKAN NABI MUSA ‘Alayhissalam*(1 menitan)Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullahVideo pendek dari kajian tematik:“Hari Yang Shalih”https://youtu.be/3WqAsd5cP08
Bekel Mukim
Bab kisah mu'jizat Nabi Musa 'alaihissalam yang menghancurkan makar tukang sihir fir'aun dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab kisah perencanaan makar Fir'aun beserta para tukang sihirnya kepada Nabi Musa 'alaihissalam dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Leave a comment and share your thoughts: https://open.firstory.me/user/cli77xv0u00bj01307mtm9zlp/comments Bismillah... MasyaAllah la hawlaa walaa quwwata ilaa billah. Doa yang biasa aku pakai ketika menghadapi ketakutan, termasuk kesewenangan orang biasanya Doa Nabi Musa as. Nabi Musa as menghadapi Firaun yang terkenal gitu deh. Do'a ini terdapat pada firman Allah Ta'ala, قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي “Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii' [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28) Sumber https://rumaysho.com/1425-doa-nabi-musa-minta-dimudahkan-urusan-dan-ucapan.html Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik. Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu Profile & dapatkan buku ku di msha.ke/riamarliana87 Powered by Firstory Hosting
Ustadz Dr Firanda Andirja MA - Kisah Empat Wanita Di Zaman Nabi Musa Alahissalam Source: Youtube Official Channel @FirandaAndirjaOfficial
Serial Kajian tematik
Pengajian Pesantren Al Istiqlaliyyah Cilongok Pasar Kemis 14 Februari 2016
Bab diantara 9 mu'jizat Nabi Musa 'alahissalam dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Bab mu'jizat Nabi Musa 'alahissalam dari Buku Tafsir Ibnu Katsir
Led by General Allenby, British troops entered Jerusalem in December 1917, ending Ottoman rule and opening a new and crucial era in the history of Jerusalem and Palestine. The history of Jerusalem has traditionally been depicted as the quintessential history of conflict and strife, of ethnic and communal tensions and of incompatible national narratives and visions. The transition from Ottoman to British rule marked a dramatic and radical change in the history of the city, often described as the beginning of a period of great transformation. Looking at the riots that took place in the city in April 1920, this episode will explore the emergence of structured urban violence in Jerusalem and the ways itsuperseded communal violence. The context is provided by the political framework set by the British with the Balfour Declaration, the largescale arrival of Zionists in Palestine and the reshaping of the urban fabric of Jerusalem.BibliographyMazza, Roberto (2013). Jerusalem: From the Ottomans to the British. Mazza, Roberto (2015) Transforming the Holy City From Communal Clashes to Urban Violence, the Nebi Musa Riots in 1920.Halabi, Awad (2023), Palestinian Rituals of Identity. The Prophet Moses Festival in Jerusalem, 1850-1948(Short video on the riots including original footage)https://www.youtube.com/watch?v=yu4PDKQof9ASupport this show http://supporter.acast.com/jerusalemunplugged. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Following the first conversation with Awad Halabi (episode 49) as we discussed his work on the Nabi Musa festival, we are glad to celebrate and discuss in more details his latest book Palestinian Rituals of Identity. In this second part dedicated to the Nabi Musa Festival we will focus on the origins of the festival, its development with a particular focus on the late Ottoman era until the Nakba of 1948, discussing how the British understood and partly transformed the Festival. Awad discussed not just the celebrations but the participants and the rituals associated with the festival itself. In conclusion with Awad we looked at the contemporary and the possibilities for the festival to become once again a unifying factors for Palestinians in and around Jerusalem.In 1920 the Nabi Musa festival was transformed into the stage of large riots that occurred in Jerusalem: the so-called Nabi Musa Riots will be the focus of the next episode of Jerusalem Unplugged leading to the conclusion of this short series dedicated to the Nabi Musa Festival.Support this show http://supporter.acast.com/jerusalemunplugged. Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
Members of Palestine's Muslim community have long honored al-Nabi Musa, or the Prophet Moses. Since the thirteenth century, they have celebrated at a shrine near Jericho believed to be the location of Moses's tomb; in the mid-nineteenth century, they organized a civic festival in Jerusalem to honor this prophet. Considered one of the most important occasions for Muslim pilgrims in Palestine, the Prophet Moses festival yearly attracted thousands of people who assembled to pray, conduct mystical forms of worship, and hold folk celebrations. Palestinian Rituals of Identity: The Prophet Moses Festival in Jerusalem, 1850-1948 (U Texas Press, 2023) takes an innovative approach to the study of Palestine's modern history by focusing on the Prophet Moses festival from the late Ottoman period through the era of British rule. Halabi explores how the festival served as an arena of competing discourses, with various social groups attempting to control its symbols. Tackling questions about modernity, colonialism, gender relations, and identity, Halabi recounts how peasants, Bedouins, rural women, and Sufis sought to influence the festival even as Ottoman authorities, British colonists, Muslim clerics, and Palestinian national leaders did the same. Drawing on extensive research in Arabic newspapers and Islamic and colonial archives, Halabi reveals how the festival has encapsulated Palestinians' responses to modernity, colonialism, and the nation's growing national identity. Roberto Mazza is currently a Visiting Lecturer at Northwestern University. He is the host of the Jerusalem Unplugged Podcast and to discuss and propose a book for interview can be reached at robbymazza@gmail.com. Twitter and IG: @robbyref Website: www.robertomazza.org. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/new-books-network
Members of Palestine's Muslim community have long honored al-Nabi Musa, or the Prophet Moses. Since the thirteenth century, they have celebrated at a shrine near Jericho believed to be the location of Moses's tomb; in the mid-nineteenth century, they organized a civic festival in Jerusalem to honor this prophet. Considered one of the most important occasions for Muslim pilgrims in Palestine, the Prophet Moses festival yearly attracted thousands of people who assembled to pray, conduct mystical forms of worship, and hold folk celebrations. Palestinian Rituals of Identity: The Prophet Moses Festival in Jerusalem, 1850-1948 (U Texas Press, 2023) takes an innovative approach to the study of Palestine's modern history by focusing on the Prophet Moses festival from the late Ottoman period through the era of British rule. Halabi explores how the festival served as an arena of competing discourses, with various social groups attempting to control its symbols. Tackling questions about modernity, colonialism, gender relations, and identity, Halabi recounts how peasants, Bedouins, rural women, and Sufis sought to influence the festival even as Ottoman authorities, British colonists, Muslim clerics, and Palestinian national leaders did the same. Drawing on extensive research in Arabic newspapers and Islamic and colonial archives, Halabi reveals how the festival has encapsulated Palestinians' responses to modernity, colonialism, and the nation's growing national identity. Roberto Mazza is currently a Visiting Lecturer at Northwestern University. He is the host of the Jerusalem Unplugged Podcast and to discuss and propose a book for interview can be reached at robbymazza@gmail.com. Twitter and IG: @robbyref Website: www.robertomazza.org. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/history
Members of Palestine's Muslim community have long honored al-Nabi Musa, or the Prophet Moses. Since the thirteenth century, they have celebrated at a shrine near Jericho believed to be the location of Moses's tomb; in the mid-nineteenth century, they organized a civic festival in Jerusalem to honor this prophet. Considered one of the most important occasions for Muslim pilgrims in Palestine, the Prophet Moses festival yearly attracted thousands of people who assembled to pray, conduct mystical forms of worship, and hold folk celebrations. Palestinian Rituals of Identity: The Prophet Moses Festival in Jerusalem, 1850-1948 (U Texas Press, 2023) takes an innovative approach to the study of Palestine's modern history by focusing on the Prophet Moses festival from the late Ottoman period through the era of British rule. Halabi explores how the festival served as an arena of competing discourses, with various social groups attempting to control its symbols. Tackling questions about modernity, colonialism, gender relations, and identity, Halabi recounts how peasants, Bedouins, rural women, and Sufis sought to influence the festival even as Ottoman authorities, British colonists, Muslim clerics, and Palestinian national leaders did the same. Drawing on extensive research in Arabic newspapers and Islamic and colonial archives, Halabi reveals how the festival has encapsulated Palestinians' responses to modernity, colonialism, and the nation's growing national identity. Roberto Mazza is currently a Visiting Lecturer at Northwestern University. He is the host of the Jerusalem Unplugged Podcast and to discuss and propose a book for interview can be reached at robbymazza@gmail.com. Twitter and IG: @robbyref Website: www.robertomazza.org. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/islamic-studies
Members of Palestine's Muslim community have long honored al-Nabi Musa, or the Prophet Moses. Since the thirteenth century, they have celebrated at a shrine near Jericho believed to be the location of Moses's tomb; in the mid-nineteenth century, they organized a civic festival in Jerusalem to honor this prophet. Considered one of the most important occasions for Muslim pilgrims in Palestine, the Prophet Moses festival yearly attracted thousands of people who assembled to pray, conduct mystical forms of worship, and hold folk celebrations. Palestinian Rituals of Identity: The Prophet Moses Festival in Jerusalem, 1850-1948 (U Texas Press, 2023) takes an innovative approach to the study of Palestine's modern history by focusing on the Prophet Moses festival from the late Ottoman period through the era of British rule. Halabi explores how the festival served as an arena of competing discourses, with various social groups attempting to control its symbols. Tackling questions about modernity, colonialism, gender relations, and identity, Halabi recounts how peasants, Bedouins, rural women, and Sufis sought to influence the festival even as Ottoman authorities, British colonists, Muslim clerics, and Palestinian national leaders did the same. Drawing on extensive research in Arabic newspapers and Islamic and colonial archives, Halabi reveals how the festival has encapsulated Palestinians' responses to modernity, colonialism, and the nation's growing national identity. Roberto Mazza is currently a Visiting Lecturer at Northwestern University. He is the host of the Jerusalem Unplugged Podcast and to discuss and propose a book for interview can be reached at robbymazza@gmail.com. Twitter and IG: @robbyref Website: www.robertomazza.org. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/middle-eastern-studies
Members of Palestine's Muslim community have long honored al-Nabi Musa, or the Prophet Moses. Since the thirteenth century, they have celebrated at a shrine near Jericho believed to be the location of Moses's tomb; in the mid-nineteenth century, they organized a civic festival in Jerusalem to honor this prophet. Considered one of the most important occasions for Muslim pilgrims in Palestine, the Prophet Moses festival yearly attracted thousands of people who assembled to pray, conduct mystical forms of worship, and hold folk celebrations. Palestinian Rituals of Identity: The Prophet Moses Festival in Jerusalem, 1850-1948 (U Texas Press, 2023) takes an innovative approach to the study of Palestine's modern history by focusing on the Prophet Moses festival from the late Ottoman period through the era of British rule. Halabi explores how the festival served as an arena of competing discourses, with various social groups attempting to control its symbols. Tackling questions about modernity, colonialism, gender relations, and identity, Halabi recounts how peasants, Bedouins, rural women, and Sufis sought to influence the festival even as Ottoman authorities, British colonists, Muslim clerics, and Palestinian national leaders did the same. Drawing on extensive research in Arabic newspapers and Islamic and colonial archives, Halabi reveals how the festival has encapsulated Palestinians' responses to modernity, colonialism, and the nation's growing national identity. Roberto Mazza is currently a Visiting Lecturer at Northwestern University. He is the host of the Jerusalem Unplugged Podcast and to discuss and propose a book for interview can be reached at robbymazza@gmail.com. Twitter and IG: @robbyref Website: www.robertomazza.org. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/israel-studies
Members of Palestine's Muslim community have long honored al-Nabi Musa, or the Prophet Moses. Since the thirteenth century, they have celebrated at a shrine near Jericho believed to be the location of Moses's tomb; in the mid-nineteenth century, they organized a civic festival in Jerusalem to honor this prophet. Considered one of the most important occasions for Muslim pilgrims in Palestine, the Prophet Moses festival yearly attracted thousands of people who assembled to pray, conduct mystical forms of worship, and hold folk celebrations. Palestinian Rituals of Identity: The Prophet Moses Festival in Jerusalem, 1850-1948 (U Texas Press, 2023) takes an innovative approach to the study of Palestine's modern history by focusing on the Prophet Moses festival from the late Ottoman period through the era of British rule. Halabi explores how the festival served as an arena of competing discourses, with various social groups attempting to control its symbols. Tackling questions about modernity, colonialism, gender relations, and identity, Halabi recounts how peasants, Bedouins, rural women, and Sufis sought to influence the festival even as Ottoman authorities, British colonists, Muslim clerics, and Palestinian national leaders did the same. Drawing on extensive research in Arabic newspapers and Islamic and colonial archives, Halabi reveals how the festival has encapsulated Palestinians' responses to modernity, colonialism, and the nation's growing national identity. Roberto Mazza is currently a Visiting Lecturer at Northwestern University. He is the host of the Jerusalem Unplugged Podcast and to discuss and propose a book for interview can be reached at robbymazza@gmail.com. Twitter and IG: @robbyref Website: www.robertomazza.org. Learn more about your ad choices. Visit megaphone.fm/adchoices Support our show by becoming a premium member! https://newbooksnetwork.supportingcast.fm/religion
__ dzulqarnain.net Youtube, Instagram, Facebook, Twitter, Telegram, Anchor: @dzulqarnainms
Ceramah Penuh - Kisah Nabi Musa & Manusia Paling Kejam | Ustaz Wadi Annuar
Kisah Pemilik Sapi Betina Di Dalam Surah Al - Baqarah Mukjizat Nabi Musa Menghidupkan Orang Mati
Kisah Samiri,Menciptakan Patung Anak Sapi Yang Dapat Berbicara & Memurtadkan 70.000 Kaum Nabi Musa
Doa Nabi Musa ketika menghadapi Fir'aun
Living The Legacy: Miracles of Nabi Musa with Guest Ml Safwaan Navlakhi by Radio Islam
Inilah Dajjal Di Zaman Nabi Musa ❗ Part 1 ~ Ustadz Rahmat Baequni ~
Setelah melakukan perjalanan , akhirnya Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidhr dan meminta untuk mengangkatnya menjadi murid untuk mendapatkan ilmu dari Nabi Khidhr. Nabi Khidhr pun menerimanya dengan beberapa syarat, hingga akhirnya terjadilah perpisahan karena pelanggaran Nabi Musa terhadap syarat dari gurunya. Mengapa syarat ini begitu sulit dilakukan oleh Nabi Musa? Apa bentuk syarat yang dilanggar oleh Nabi Musa itu? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 26 Januari 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow: https://instagram.com/quraish.shihab https://twitter.com/quraishihab Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel: http://www.youtube.com/c/QuraishShihabMuhammad Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab: https://store.lenterahati.com/id/281-mqs-corner
Banyak kisah yang terkandung dalam surah al-Kahfi, salah satunya kisah Nabi Musa yang diperintahkan Allah untuk berguru kepada salah satu hamba Allah yang dianugerahi ilmu tinggi, yang terkenal dengan nama Khidhr. Perjalanan Nabi Musa untuk berguru mengandung berbagai hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik di masa kini. Apa yang menyebabkan Nabi Musa diperintahkan berguru pada Nabi Khidhr? Apa saja pelajaran di dalamnya? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 26 Januari 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow: https://instagram.com/quraish.shihab https://twitter.com/quraishihab Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel: http://www.youtube.com/c/QuraishShihabMuhammad Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab: https://store.lenterahati.com/id/281-mqs-corner
The Nabi Musa festival dates back centuries, an Islamic celebration of the Prophet Moses that started at the end of the Crusader period. While the festival was abolished by the British during the Mandate it had been revived later under the Jordanians and more recently under the umbrella of the Palestinian Authority. The festival is deeply connected with Nabi Musa, the alleged tomb of Moses and developed through the centuries as a display of local Islamic and then civic identity of Palestine. In this episode Awad Alaby tells us everything about Nabi Musa and the festival, its origin, development and sadly its end. With Awad, we also discussed his family history and how important will be in the future to develop a strong family history of Palestine, a way of preserving Palestinian heritage and celebrate life. In the end we also discussed the question of the podcast as a public history tool, one that can discuss the complex history of Jerusalem and its people without making it simplistic.Support this show http://supporter.acast.com/jerusalemunplugged. See acast.com/privacy for privacy and opt-out information.