Royal Town in Pahang Darul Makmur, Malaysia
POPULARITY
Categories
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Eland Parera dan Meri Kaona dari Komunitas Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Keuskupan Maumere, Indonesia. Keluaran 3: 13-20; Mazmur tg 105: 1.5.8-9.24-25.26-27; Matius 11: 28-30.MENGENALI TUHAN DENGAN NAMA-NYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mengenali Tuhan Dengan Nama-Nya.Kemarin kita diperkenalkan tentang diri Tuhan Allah dalam bentuk pemasangannama leluhur Israel pada diri Allah. Dengan cara ini Musa bisa langsungmengaitkan dirinya dengan leluhurnya sendiri lalu dapat meniru keteladanan imanpara leluhurnya. Hari ini kitab Keluaran mengantar kita untuk mengenal Allah dengan nama-Nyasendiri, jadi pengenalan ini sampai menyentuh diri Allah yang sangat pribadi,yaitu dengan penyebutan nama-Nya. Kepada Musa Allah menyebut namanya: Aku yangadalah Aku. Allah seperti ini adalah tunggal ke-Aku-an, satu prinsip pribadipada diri Allah itu. Kata ganti “AKU” menunjuk pada satu keutuhan pada diri itudan tak bisa dikenakan atau dipasang bersama sesuatu yang lain untukmenerangkannya. Misalnya, untuk diriku, saya mesti menyebut namaku Aleks, aku adalahlaki-laki, aku adalah biarawan, aku sebagai mahasiswa, aku bagian dari keluargaini dan masih banyak lagi. Ada begitu banyak unsur yang dilekatkan pada dirikuuntuk menjelaskan diriku itu apa dan siapa. Namun Allah tidak memakaiunsur-unsur pelengkap itu karena Ia memang sudah sempurna, lengkap. Jadi Allahmenyebut diri-Nya “AKU” berarti bahwa Ia sempurna dan total adanya. Ia abadiatau kekal. Untuk nama “AKU” yang menegaskan prinsip diri sendiri, tidak bermakna egoisatau sombong pada diri Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa menegaskan demikian karenaIa mahaesa dan mahakuasa. Dengan keunggulan ini, Musa dan kita semuamendapatkan anugerah untuk membawa keunggulan Tuhan untuk menghadapimusuh-musuh yang jahat dan yang melawan kehendak-Nya, bahkan sampai mengalahkanmusuh-musuh itu. Buat kita manusia, penegasan hanya pada diri sendiri, ego-nyaatau aku-nya saja, itu sangatlah lemah ketika berhadapan dengan pekerjaan,tantangan atau hadangan musuh. Jelas ini sangat berbeda dari ego-nya TuhanAllah. Penegasan “AKU”-nya Tuhan juga dilakukan oleh Putra Allah, yaitu YesusKristus, khususnya ketika Ia selalu berkata: Aku berkata kepada-mu. Di siniYesus meneruskan atau menyatakan nama Allah dalam bersabda. Yesus tak pernahmenyebut dirinya sendiri: Yesus berkata kepada-mu. Penegasan “Aku” untukdiri-Nya ini, juga berarti hendak membawa semua orang yang mendengar danpercaya datang kepada-Nya, tinggal bersama-Nya dan menghayati cara hidup-Nya.Pada hari ini Yesus mengajak kita untuk datang kepada-Nya untuk menimbahkekayaan belas kasih-Nya. “Datanglah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut danrendah hati.” Marilah kita selalu percaya dan mengandalkan nama Tuhan sebagaiAKU adalah AKU. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah yang mahabaik, terima kasih berlimpahkarena telah menunjukkan diri-Mu sebagai pribadi kepada kami, semoga kamiselalu mengandalkan ketunggalan dan kekuasaan-Mu. Kemuliaan kepada Bapa danPutra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Eland Parera dan Meri Kaona dari Komunitas Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Keuskupan Maumere, Indonesia. Keluaran 3: 1-6.9-12; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.6-7; Matius 11: 25-27.MENGENALI TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mengenali Tuhan. Yuvita, anak sdkelas satu baru seminggu masuk sekolah. Pada pelajaran agama, mereka diajarkanberdoa “Bapa Kami” dan doa-doa umum lainnya. Murid-murid diminta gurunya untukmencatat rumusan doa Bapa Kami. Tetapi Yuvita hanya menuliskan judul doa “BapaKami”, lalu dibawahnya ia menggambar wajah seorang lelaki: rambut agak tebaldan kriting, berkumis dan jenggot tipis. Ibu guru kemudian pertanyakan mengapa Yuvita menggambar wajah itu. Muriditu menjawab: doa Bapa Kami sudah aku hafal, padahal aku mau sesuatu yanglebih, yaitu wajah Bapa Allah. Karena aku tak tahu wajah Tuhan Allah, aku lebihbaik gambar wajah bapakku di rumah. Kan dia juga baik seperti Tuhan Allah. Yuvita mewakili kita semua orang beriman yang ingin mengenali Tuhan Allahsecara nyata. Tetapi sama seperti dia, kita pasti kesulitan menentukanwajah-Nya seperti apa atau siapa. Tak seorangpun manusia mampu melakukan ini,tapi Yesus Kristus yang adalah Putra Allah justru melakukan bagi kita. WajahYesus tak asing bagi kita. Mengenali Dia, melihat wajah-Nya dan berjumpa Dia,ialah sama saja dengan mengalami Bapa Allah. Secara khusus pada hari ini kita bertemu Tuhan Allah sendiri yangmemperkenalkan diri-Nya kepada kita. Musa mengenali Allah ketika suara itudatang dari atas yang didengarkan dengan begitu meyakinkan: Aku adalah Allahleluhurmu; Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Musa mengenali Allah inipada saat ia sedang membutuhkan Tuhan untuk melindunginya dari ancaman rajaMesir, dan Tuhan tampil sebagai pembebas orang-orang Israel di Mesir. Yesus memperkenalkan Allah sebagai Tuhan yang telah menjelmah di dalamdiri-Nya. Ia sendiri mengenal Allah Bapa dan seperti apa Allah Bapa itu, kitahanya bisa mendapatkan itu dalam diri Yesus Kristus yang sedang berbicara danberjumpa dengan kita. Di dalam doa kepada Bapa, Yesus minta supaya semuakebaikan dan kemurahan menjadi berkat-berkat bagi orang-orang sederhana, kecildan menderita. Orang-orang congkak, sombong dan cerdik susah sekali mengenaliTuhan. Jadi kita belajar untuk mengenali Tuhan sungguh-sungguh pada saat kesulitandan ancaman menimpa kita dan kita sangat membutuhkan pertolongan-Nya. Kita jugamengenali Tuhan saat kita sangat memerlukan kuasa-Nya untuk membebaskan kitadari segala bentuk penindasan dan penganiayaan. Kita pun mengenali Tuhan dalamsituasi sakit, sederhana dan rendah hati saat Tuhan akan memperkuatkan kita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah yang maha kuasa, perkuatkanlah kamidengan berkat-berkat-Mu, supaya kami dapat mengenali Engkau dengan tanpahalangan dalam segala situasi hidup kami. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
Rangkap jabatan seolah sudah menjadi tradisi di Indonesia. Pekan lalu merupakan gelombang kesekian deretan wakil menteri diangkat sebagai komisaris BUMN. Di antaranya, Wakil Menteri (Wamen) Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat menjabat Komisaris PT PLN Energi Primer Indonesia, Wamen Kebudayaan Giring Ganesha-eks vokalis Nidji- ditunjuk sebagai Komisaris GMF AeroAsia. Ada pula Wamendiktisaintek Stella Christie merangkap Komisaris Pertamina Hulu Energi.Hingga pertengahan Juli 2025, tercatat 30 wamen aktif yang merangkap jabatan di perusahaan pelat merah. Praktik ini disokong regulasi, yakni UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Selain itu, ada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 80 Tahun 2019 yang menyatakan larangan rangkap jabatan hanya berlaku bagi menteri, bukan wakil menteri.Berulang kali publik menggugat aturan rangkap jabatan ke MK. Meski selalu kandas, tetapi berbagai gugatan yang terus mengalir, memperlihatkan keresahan publik terhadap praktik ini. Rangkap jabatan justru menjauh dari amanat reformasi yang ingin melepaskan diri dari praktik culas tersebut, karena identik dengan Orde Baru. Selain cacat hukum dan niretika, rangkap jabatan rawan konflik kepentingan, sarang korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan.Bagaimana pandangan wakil rakyat tentang praktik ini? Mengapa masih dipertahankan? Adakah jalan untuk mengurangi atau bahkan menghapus praktik rangkap jabatan?Di Ruang Publik KBR, kita akan bahas topik ini bersama Anggota Komisi VI DPR sekaligus Sekjen Partai Demokrat Herman Khaeron dan Direktur NEXT Indonesia Center Herry Gunawan.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Meri Kaona dan Olive dari Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Keuskupan Maumere, Indonesia. Keluaran 2: 1-15a; Mazmur tg 69: 3.14.30-31.33-34; Matius 11: 20-24.KECEWA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kecewa. Mendengar tema ini, mungkinbanyak yang langsung bertanya kok bisa ya, temanya kecewa. Reaksi ini miripdengan aneka tanggapan berupa suka atau tidak suka dan komentar beragam atasdinding facebook Anda yang bertuliskan “kecewa”. Semakin banyak tanggapan padadindingmu itu semakin seru dan menarik. Kecewa itu bagian dari diri kita dan setiap orang memilikinya. Keadaankecewa setiap orang berbeda-beda karena bergantung pada banyak faktor. Mungkinciri-ciri kecewa yang universal bagi semua orang ialah misalnya sedih, marah,jengkel, kesal, putus asa, sakit hati, terpukul, malu dan lain-lain. Yangjelas, kecewa membuat seseorang yang kalau dalam keadaan normal dengan angka10, telah bergerak turun menjadi 6, 5, 4 bahkan sampai 0. Karena ada banyak faktor yang menyebabkan adanya rasa kecewa dan tak bisadimuat dalam renungan singkat ini, dalam renungan ini akan disoroti satu faktorsaja. Faktor itu ialah karena orang tidak memberikan apresiasi atau rasa syukuratas kebaikan yang kita perbuat. Apresiasi mengandung arti sama denganpenghargaan, menghormati, dan memberikan perhatian. Lebih tepatnya ialah sikapbersyukur. Orang yang bersyukur akan menunjukkan bahwa kebaikan yang ia perolehitu dijaga, disayangi, dihargai dan dibuat atau dikembangkan. Ada banyak contoh. Dari bacaan-bacaan hari ini, ada tiga contoh. Pertamaialah Musa kecewa karena kerja dan pengorbanan orang Israel sebagai hamba-hambatak diapresiasi oleh orang Mesir, bahkan orang-orang Yahudi dipukul, disiksadan direndahkan. Raja Mesir kecewa atas tindakan Musa yang ambil jalannyasendiri, menghakimi semau dia, membunuh orang Mesir yang bertindak brutal atasorang Yahudi. Musa tak menyadari bahwa ia telah diselamatkan dan dibesarkanoleh Kerajaan Mesir. Yesus Kristus kecewa atas kota-kota yang telah menerimapengajaran dan kekuatan dari-Nya tetapi mereka tak punya niat untuk bertobat.Anda bisa memperpanjang contoh-contohnya sesuai dengan pengalaman masing-masingorang. Rasa kecewa karena tak ada apresiasi dan sikap bersyukur ini diungkapkandalam berbagai bentuk antara lain marah, teguran, peringatan bahkan hukuman.Tak ada salah tentang itu, jika ini sebagai tindakan untuk menyadarkan,mengingatkan dan membawa orang kembali kepada sikap bersyukur dan memberikanapresiasi. Ini akan menjadi bermasalah bahkan sebagai kesalahan jika kecewa inimendorong orang untuk balas dendam, rencana jahat, melancarkan konflik danperang. Jadi sebenarnya kecewa itu ada gunanya. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, kami bersyukur danberterima kasih kepada-Mu atas karunia kehidupan di hari yang baru ini, di manakami memiliki segala kesempatan untuk memberikan kesaksian dalam iman, kasihdan pengharapan sehingga kemuliaan-Mu semakin dialami oleh banyak orang. SalamMaria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendrik Monteiro dan Erna Lolan dari Komunitas Kongregasi Bunda Hati Tersuci Maria di Keuskupan Maumere, Indonesia. Keluaran 1: 8-14.22; Mazmur tg 124: 1-3.4-6.7-8; Matius 10: 34 - 11: 1.PEDANG ROHANI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Perang Rohani. Mengapa Tuhan Yesusmenggambarkan misi dan kedatangan Kerajaan Allah dalam bentuk perang, konflikdan perpecahan? Yesus berkata kepada para rasul dan kita semua bahwa Ia tidakdatang untuk membawa damai, tetapi pedang. Pedang di sini bukan dalam artifisik yang dipakai untuk memenggal kepala atau melukai tubuh. Tetapi pedangatau senjata rohani yang mencabik dan menusuk ke kedalaman hati dan pikiranmanusia yang dirasuki dosa dan dalam kuasa kegelapan. Kuasa kejahatan, dosa dan intensi jahat memang tak bisa dilawan cukupdengan kekuatan manusia saja. Sehebat dan sepandainya seorang manusia, jikaberhadapan dengan kuasa kegelapan, ia bakal takluk dan binasa. Kuasa ini masukdalam diri manusia dengan tujuan menghancurkan dan menyengsarakan pribadi,kelompok dan golongan orang-orang. Ia tidak pandang bulu atau memilih-milihorang. Ia pasti memasuki orang yang ketahanan mental, batin dan rohaninyasangat lemah. Salah satu contoh ialah roh kejahatan itu masuk dalam diri raja Mesir yangbaru zaman setelah Yusuf wafat. Ia dipenuhi roh jahat iri hati, diskriminasi,benci, marah, rakus dan tidak adil. Ia memutuskan untuk menghancurkan umatketurunan Yakub atau Israel, melalui kerja paksa dan membuang bayi-bayilaki-laki yang baru saja lahir. Maksudnya supaya jumlah keturunan Yakub atauIsrael tak bertambah dan akhirnya habis suatu ketika. Ini merupakan satu bentukperang, bagai menghunuskan pedang untuk memotong semangat hidup manusia danmembinasakan keturunan orang-orang Israel. Pedang dan perang yang dipakai di Mesir dalam arti jasmani pastimenghacurkan hidup fisik, sosial, budaya dan kebersamaan di dalam hidupmanusia. Pedang dan perang yang sama tetapi secara rohani dipakai oleh Yesusuntuk menghancurkan musuh, yaitu dosa dan kejahatan. Pedang Yesus ialah FirmanAllah dengan dua sisi sama tajamnya yang membela roh dan jiwa,pertimbangan-pertimbangan pikiran dan maksud-maksud hati manusia. Jadi FirmanAllah itu sesungguhnya ialah pedang Roh untuk menghancurkan roh kegelapan sebagaisumber dosa yang menghilangan status kita sebagai putra dan putri Allah. Jadi Yesus datang, menggerakkan terjadinya pembinasaan itu bahkan dapatmembuat perpecahan antara saudara-saudari dan sabahat mengingat di situ memangsering terdapat kegelapan dan kebusukan yang dibiarkan tumbuh subur, supayamembebaskan kita sebagai putra dan putri Allah yang hidup benar, damai, danbersuka cita dalam Roh Kudus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Semangati dan penuhi hidup kami hari ini, yaBapa, supaya api Roh-Mu membakar semangat kami untuk giat dan tekun memerangisegala bentuk kuasa kegelapan yang setiap saat dapat mengganggu dan menaklukkankami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Felisitas SJMJ dan Suster Sisilia SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Siti Miriam Makassar di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kejadian 49: 29-32; 50: 15-26a; Mazmur tg 105: 1-2.3-4.6-7; Matius 10: 24-33.TRANSPARANSI Renungan kita pada hari ini bertema: Transparansi. Saat ini berbicaratentang transparansi atau keterbukaan menjadi suatu hal yang seksi. Semuakalangan ingin berbicara dan mengerti tentang transparansi. Dengan didukungmedia-media digital, tak ada lagi sekat-sekat yang membatasi ruang pribadi.Informasi pribadi atau kelompok gampang dilacak melalui internet. Modus kerjakejahatan serapih apa pun, gampang sekali diketahui oleh teknologi syber,sehingga orang lalu sangat berhati-hati tentang jejak digital mereka. Satu ilustrasi begini. Pada waktu dulu, pasangan manusia pertama yangberdosa bersembunyi, dan Allah mendapati mereka. Lalu pada zamannya, Yesusberkata: tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang takkan terbuka, tidak adasesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui. Dua gambaran ini mungkindipandang hal-hal kuno. Sementara itu kebanyakan dari kita saat ini cenderungberpikir bahwa persembunyian, ketertutupan, atau rahasia adalah urusan pribadimasing-masing. Ada teknik dan sistem rahasia yang dipakai seolah-olah tidak adasatu pun manusia, bahkan Tuhan sendiri dapat mengetahuinya. Begitulah kira-kira pandangannya, sehingga orang-orang begitu gampangberbuat seenak dan segampangnya mereka di tempat-tempat tertutup atautersembunyi. Satu perbuatan tersembunyi atau tertutup berhasil dilakukan, akanberlanjut ke perbuatan yang lainnya. Seseorang melihat sesamanya berbuat jahattersembunyi, ia diamkan atau takut untuk bersuara, atau bahkan berkolaborasidengannya. Yang tidak tahu menyembunyikan, belajar kepada yang sudahberpengalaman atau ahli dalam persembunyian. Hal ini merupakan tantanganterbesar terhadap transparansi. Rahasia tentang keselamatan keluarga Israel disimpan lama oleh Yusuf yangketika itu menjadi pejabat utama di Mesir dan yang telah mengumpulkan semuakeluarganya dari Kanaan. Menjelang wafatnya, ia membuka rahasia itu bahwa padasaatnya Allah akan membimbing kaum Israel itu keluar dari Mesir, untuk kembalike tanah air leluhur mereka. Dengan contoh-contoh ini, sebenarnya Tuhan hendakmengajarkan bahwa transparansi adalah kehendak-Nya. Esensi Tuhan Allah ialahketerbukaan. Di dalam Tritunggal sendiri ada komunikasi, dan bentuk keterbukaanAllah bagi kita umat-Nya yang paling penting ialah inkarnasi, saat Tuhan turundari singgasana-Nya dan menjadi manusia. Sebenarnya, manfaat transparansi atau keterbukaan adalah menghasilkan danmempertahankan kebenaran. Filsafat mengajarkan dengan sederhana begini: tidakadanya kebenaran adalah kesalahan. Kita mesti juga mengatakan yang sama: tidakada keterbukaan berarti ketertutupan atau ketersembunyian. Jadi sebenarnya padamulanya hanya ada kebenaran dan keterbukaan. Kesalahan dan ketertutupan itu adakarena tidak ada kebenaran dan transparansi. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... YaTuhan, ketika kami tidak mampu hidup dengan jujur, penuhilah kami dengan Rohkebenaran. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Felisitas SJMJ dan Suster Alfonsa SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Makassar di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kejadian 46: 1-7.28-30; Mazmur tg 37: 3-4.18-19.27-28.39-40; Matius 10: 16-23.ROH YANG BERBICARA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Roh Yang Berbicara. Seorang temanpastor sudah puluhan tahun sebagai misionaris di suatu pelosok dunia yang jauh.Ia bahkan mendapatkan nominasi untuk melayani Gereja dan tarekatnya melaluijabatan-jabatan penting. Ia bercerita bahwa, rahasia dirinya sangat diterimadengan baik sekali di kalangan internal Gereja, sesama anggota terekat danmasyarakat daerah itu, karena ia benar-benar masuk ke dalam hatiorang-orangnya. Ia bermaksud menjelaskan bahwa untuk memahami isi hati dan pikiranorang-orang setempat, Anda harus masuk dan aktif berbicara dengan mereka.Ironisnya, kultur masyarakat itu tidak memperlihatkan bahwa mereka sukaberbicara terbuka dan mengungkapkan diri mereka. Secara umum mereka terkesandiam dan tertutup. Kepada orang lain atau para tamu, membungkukkan badan ataumenunduk sudah merupakan suatu cara berbicara dan berkomunikasi yang sangatefektif. Namun bagi teman pastor itu, kalau ingin menyatu dan mengerti pembicaraanmereka, Anda perlu berada bersama mereka pada saat-saat mereka berbicara danberbagi tentang diri dan hidup mereka. Kapan persisnya saat-saat itu? Katanya,pada saat mereka sedang minum bir atau minuman beralkohol. Roh atau semangatyang membuat mereka berbicara dan mengungkapkan diri mereka ialah alkohol.Tanpa roh itu dan tanpa berada bersama mereka, sampai kapan pun seorangmisionaris atau tamu tetap dianggap asing bagi mereka, dan tidak pernahdianggap sebagai bagian dari mereka. Terhadap semua orang dan dengan mereka kita berkomunikasi tentang identitasiman kita, Yesus Kristus mengingatkan bahwa kita pasti menjadi orang asing ditengah-tengah dunia. Kita bagai domba di tengah serigala. Satu contohsederhana. Saya yang memiliki iman dan pengetahuan akan Tuhan, berada ditengah-tengah komunikasi digital dengan kultur dan caranya yang sangat duniawi.Saya pasti berusaha sekuat tenaga untuk masuk dengan semangat Kristiani itu,yang bisa saja gagal atau bahkan terbawa oleh arus besar corak kehidupan duniadigital itu. Pilihan yang umum ialah membuat kompromi. Di tengah dunia yang kompleks saat ini, Tuhan mengajarkan kita untukmemiliki kemampuan mendengar dan menaati Roh Kudus yang berbicara. Kita tidakmemilih roh alkohol atau jenis kenikmatan daging atau dunia untuk membuat kitaberbicara. Kita perlu menyediakan ruang yang pantas bagi Roh Kudus supaya Iaberbicara kepada kita, dan mengutus kita untuk berbicara kepada dunia disekitar kita. Ruang itu ialah hati dan pikiran kita, yaitu pribadi kitamasing-masing. Ruang itu juga dapat berupa keluarga kita, kelompok-kelompok dankomunitas-komunitas. Berilah tempat dan waktu bagi Roh untuk berbicara. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Roh Kudus, masukilah diri kami danberbicaralah kepada kami sesuai kehendak-Mu. Kemuliaan... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Sisilia SJMJ dan Suster Felisitas SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Siti Miriam Makassar di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kejadian 44: 18-21.23b-29; 45: 1-5; Mazmur tg 105: 16-17.18-19.20-21; Matius 10: 7-15.GRATIS Renungan kita pada hari ini bertema: Gratis. Pada papan promosi yangberdiri di depan sebuah rumah makan tertulis: “Selamat datang! Di sini ada yanggratis dan ada yang tidak gratis.” Seorang kakek dan istrinya ingin makan direstoran itu. Kakek dan nenek itu disambut hangat oleh pemilik rumah makan.Mereka berbincang akrab banyak hal sebelum makanan pesanan kedua lansia itudisajikan. Sebelum makan, nenek memberitahu bahwa mereka ingin mendapatkanbagian yang gratis dari restoran itu. Setelah makan, kedua orang tua itu disodorkan catatan pembayaran. Tentusaja hal itu mengagetkan mereka, karena dari awal mereka sudah menginginkanbagian yang gratis dari restoran itu. “Karena di sini tertulis ‘Di sini adayang gratis', maka kami memilih yang gratis”. Kemudian kakek dan nenek itudijelaskan bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi itu harus dibayar.Sedangkan yang gratis adalah saat-saat persahabatan, perjumpaan, sapaan, salam,pembincaraan dan tukar pikiran yang sudah mereka dilakukan. Meskipun protes,tetapi aturannya jelas: makanan dan minuman harus dibayar. Gratis atau cuma-cuma merupakan sebuah bentuk kemurahan hati. Suatuperhatian atau pemberian yang gratis dilakukan atas dasar kebebasan, suka cita,dan kasih, sehingga baik pemberi maupun yang diberi mengalami suatu relasi yangmenyenangkan dan saling melengkapi. Pada hari ini, firman Tuhan menyinggungtentang pemberian yang gratis berupa kasih karunia dan kerahiman ilahi olehTuhan kepada para rasul yang diutus untuk mewartakan kabar suka cita KerajaanAllah. Tuhan berkata bahwa mereka menerima karunia-karunia itu secara gratis,maka mereka juga harus membaginya secara gratis pula. Tuhan tidak memberikan mereka uang atau makanan yang ada harganya. Tuhanmelengkapi setiap orang dengan kasih karunia, rahmat dan berkat-berkat-Nya.Semua itu kita terima dengan gratis. Misalnya dalam hal keramah-tamahan, yangmerupakan salah satu jenis karunia yang ada pada kita. Kita tersenyum, menyapadengan ramah, mengajak dan berkenalan, lalu memberikan kesan bahwa lawan bicarakita menjadi betah saat berbicara dengan kita, semua itu merupakan bagian darisisi kemanusian kita dan karunia kasih dari Tuhan. Sering terjadi ketika kita berbagi karunia rohani yang gratis itu kepadasesama, justru balasan yang kita terima berlipat ganda. Kita kembali akan mendapat perhatian dankasih dari lebih banyak orang. Atas nama Tuhan, semua pemberian seperti inimenjadi berkat-berkat yang tidak terbilang harganya. Cinta kasih adalahukurannya, dan bukan harta atau benda, seperti yang dilakukan oleh Yusuf kepadasaudara-saudaranya ketika mereka melakukan rekonsiliasi persaudaraan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, berkatilah selalu kami, supaya kamiselalu bermurah hati seperti Engkau sendiri. Kemuliaan kepada Bapa dan Putradan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Alfonsa SJMJ dan Suster Felisitas SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Siti Miriam Makassar di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kejadian 41: 55-57; 42: 5-7a.17-24a; Mazmur tg 33: 2-3.10-11.18-19; Matius 10: 1-7.DOMBA-DOMBA YANG HILANG Renungan kita pada hari ini bertema: Domba-Domba Yang Hilang. Kita tidakmerasa asing atau aneh dengan sebutan domba-domba dalam kitab suci, atau yangdiungkapkan sendiri oleh Yesus Kristus untuk menunjuk pada diri kita semuasebagai para pengikut-Nya. Bahkansebutan domba-domba itu sudah mencakup semua umat beriman yang hidup di duniaini, dan semua itu dikehendaki oleh Tuhan supaya tidak boleh ada yang hilang. Ada seekor ikan di dalam kolam yang menyendiri, kesepian, dan tidak pernahbergabung dengan ikan-ikan lain. Ia cenderung bersembunyi dibalik batu.Kehadirannya seperti tidak diketahui oleh sesamanya. Ada seekor kura-kura lewatdi sekitar batu itu dan menegur ikan tersebut: “Kamu adalah domba yang hilang.Kamu ada di dalam sini, tetapi kamu membuat dirimu sendiri hilang, sehinggakamu amat terasing di dalam dunia ini.” Ilustrasi sederhana ini ingin memberikan sebuah petunjuk bagi kita tentangkehilangan dan keterasingan orang-orang di dunia ini, meskipun merekasesungguhnya berada di dalam dunia, khususnya di tengah-tengah orang-orang yangmengasihi mereka. Kehilangan semacam itu, dalam pemahaman kehidupan bersama dankemasyarakatan, sering disebut sebagai orang-orang marginal atau terpinggirkan.Kitab suci dan Yesus sendiri mengatakan bahwa mereka ini adalah domba-dombayang hilang. Mereka harus dicari, ditemukan dan dibawa pulang ke pangkuan BapaAllah yang murah hati. Secara khusus Bunda Gereja sangat prihatin dan sedih dengan domba-dombanyayang menghilang. Gereja universal, Gereka Lokal Keuskupan, Gereja teritorialparoki dan yang paling dasar Gereja Basis-Keluarga, merasakan betapa kepedihanitu menyiksa. Ada domba yang tersesat karena banyaknya pilihan dan tawarannafsu duniawi sehingga mereka memilih jalan yang salah. Ada domba yangterkucilkan karena perilaku mereka jahat terhadap sesamanya dan ditolak untukmenjadi bagian dari Gereja. Ada domba yang meninggalkan imannya dan masuk kedalam keyakinan yang lain. Ada domba yang sengaja dan diam-diam menjauh ataumenghilang dari kebersamaan dan persaudaraan di dalam Gereja. Apa yang Tuhan Yesus ungkapkan pada zamannya tentang domba-domba yanghilang, lalu para rasul diutus untuk membawa mereka pulang, adalah sebuahkenyataan yang sangat relevan dengan keadaan kita. Masing-masing dari kitamendapatkan perutusan itu. Kita mengambil tanggung jawab itu dengan tujuanuntuk membawa kembali domba-domba yang sampai saat ini tersesat dan hilang.Sebuah hubungan yang terputus karena dosa dan kejahatan saling meniadakan,harus dirajut kembali, seperti yang dicontohkan oleh Yusuf anak Yakub yang diMesir, bersatu kembali dengan keluarganya dari Kanaan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha murah, pulihkanlah kami daridosa-dosa yang mengasingkan kami satu sama lain. Salam Maria penuh rahmat...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Felisitas SJMJ dan Suster Sisilia SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Siti Miriam Makassar di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kejadian 32: 22-32; Mazmur tg 17: 1.2-3.6-7.8b.15; Matius 9: 32-38.CINTA PUNYA RESIKO Tema renungan kita pada hari ini ialah: Cinta Punya Resiko. Seseorang yangtenar tidak luput dari aneka macam kontroversi. Sebuah ketenaran yang baik,misalnya sebagai seorang yang murah hati, belum tentu memuaskan semua orang.Maksud yang baik dan tulus untuk berbuat kasih tidak selalu menyenangkan setiaporang. Bahkan seorang yang saleh danberiman kuat, bisa saja menjadi kontroversi antara orang-orang yang sukadengannya dan yang iri hati atau tidak suka dengannya. Dengan kata lain, cinta kasih yang kita perbuatkan kepada siapa pun, bahkanuntuk diri kita sendiri, selalu punya resiko. Berat ringannya resiko itubervariasi. Misalnya saya sangat kelelahan dan ingin menjauhi keramaian untukberistirahat dan merenungkan diriku tentang segala yang telah terjadi padaku.Itu adalah sebuah perhatian dan kasih pada diriku sendiri. Tetapi hal itu tidakdipahami dengan baik dan proporsional oleh orang-orang di sekitarku. Ada yangmungkin salah mengerti dan menganggap bahwa saya egois dan menghindar darikesempatan untuk bersama atau suatu kerja sama. Resiko cinta itu ada bermacam-macam. Dengan tindakan Yesus yang melakukanmujizat penyembuhan, tanggapan umum orang-orang di sekeliling-Nya berupa pujianatau kekaguman atas karya besar Tuhan, dan cemoohan atau penolakan orang-orangyang tidak percaya. Mereka menuduh bahwa Yesus melakukan mujisat dengan kuasapemimpin setan. Dari kejadian ini kita dapat menguraikan bermacam-macam resikocinta yang kita maksudkan di sini. Resiko cinta yang paling pertama dan mudah untuk kita lakukan ialahmenjalankan perintah Tuhan untuk menghindari perbuatan jahat dan melakukankebaikan. Misalnya kita menekan niat jahat menghina seorang teman, lalumenggantikannya dengan menyalaminya sebagai seorang teman seperti biasanya.Tingkat berikutnya ialah kita melakukan kebaikan dan tidak diperhatikan ataudiapresiasi. Ketika dirimu membereskan suatu pekerjaan dengan baik dan tuntas,tetapi tidak ada ucapan terima kasih kepadamu, bahkan tak ada pernyataan apapun dari orang lain: “Siapa yang kerjakan ini?” Resiko yang ketiga membutuhkan semangat cinta yang besar, yaitu bahwa kitamelakukan kebaikan secara diam-diam, maksudnya tak perlu memberitahusiapa-siapa, yang maksudnya supaya tidak diapresiasi orang lain. Yang keempat,lebih sulit lagi, yaitu kita berbuat baik dan benar, tidak hanya bermaksuduntuk diakui orang lain, tetapi juga bersiap untuk menerima penolakan merekakarena kebaikan yang kita lakukan. Dan resiko yang tertinggi, ialah bahwa kitabenar-benar ingin berbuat baik dan mengasihi orang-orang yang membenci atautidak suka dengan kita. Ini adalah perbuatan Yesus sendiri dan Ia kehendakisupaya kita dapat melakukannya saat ini dan di sini. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, mampukanlah kami mencintai sepertiEngkau mencintai kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Alfonsa SJMJ dan Suster Felisitas SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Siti Miriam Makassar di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kejadian 28: 10-22a; Mazmur tg 91: 1-2.3-4.14-15ab; Matius 9: 18-26.TUHAN ADA DI BETHEL Renungan kita pada hari ini bertema: Tuhan Ada di Bethel. Di dalam bahasaIbrani, bethel itu berarti rumah Tuhan. Di dalamnya ada altar, tempat Tuhandijumpai. Orang Yahudi yang menganggap Tuhan yang disapa dengan suara nyaringkarena Ia tinggalnya jauh di surga, maka bethel merupakan suatu representasisarana untuk menyapa Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya. Cerita bagaimana sebuah bethel itu dibentuk, antara lain seperti yangdibuat oleh Yakob. Dalam perjalanan jauh ia singgah di sebuah tempat pemujaanallah-allah orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Ia kelelahan dan tidur disana. Dalam tidur itu ia bertemu dengan Allah dalam mimpi, yang memberikan diasatu penglihatan. Ia kemudian mengambil batu yang mengalas kepalanya,menjadikan itu sebagai batu kenangan, menuangkan minyak di atasnya, lalumenamai itu sebagai bethel. Betapa suatu cara pembuatan rumah Tuhan begitu sederhana. Pembuatan rumahTuhan secara bebas dan pribadi yang mengesankan perbedaan mencolok denganbagaimana orang-orang saat ini membuat kapel, gereja, katedral atau jenis rumahibadat lain. Pembuatan bethel, tempat Tuhan berdiam yang bebas dan pribadi itusama maknanya dengan pemahaman injili dan spiritualitas kristiani yangmembenarkan bahwa pribadi setiap orang, atau persisnya hati nuraninya adalahrumah Tuhan. Jadi hal yang sering ketahui bahwa seseorang sedang mencari Tuhan, bahkantidak menemukan-Nya, sebenarnya suatu hal yang rancu. Dia mencari Tuhan yangsebenarnya sedang berdiam di dalam bethel, rumah Allah hati nuraninya sendiri.Beradanya Tritunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus di dalam pribadi Yesus dariNasareth, menguatkan keyakinan setiap orang di sekitarnya bahwa di situsesungguhnya rumah Tuhan, sebuah bethel yang bisa ditemukan atau didatangi ditempat ia berada. Maka seorang perwira yang tidak beriman datang ke bethel itu,berbicara dengan Tuhan dan meminta pertolongan-Nya untuk menghidupkan putrinyayang baru saja meninggal dunia. Tuhan ada di bethel diriku, demikian juga diri Anda pada hari ini, mulaidengan doa sederhana begitu bangun pagi sampai kita menyebut nama-Nya lagi danberdoa mohon penyertaan ilahi untuk istirahat pada malamnya. Kita jadikan dirikita sebagai bethel, maka kita akan merasa nyaman, senang dan mantap dengandiri sendiri. Orang lain mendatangi kita, merasa dekat dan betah dengan kita.Selanjutnya, di tempat dan lingkungan kita berada akan dengan muda menjadibethel juga, karena kita membawa diri kita ke tempat itu. Semoga terciptalahbanyak bethel di mana saja, di tempat kita berada dan bekerja. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah yang maha baik, kami bersyukurkepada-Mu karena Engkau memilih untuk tinggal di dalam hati kami, sehinggamenjadi bait yang suci. Semoga kami menjaga dan memelihara hati kami untuktetap murni dan senantiasa patuh kepada-Mu. Salam Maria penuh rahmat... Dalamnama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Francietha OSF dan Suster Lorenza OSF dari Komunitas Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 27: 1-5.15-29; Mazmur tg 135: 1-2.3-4.5-6; Matius 9: 14-17.GAYA PESTA DAN GAYA PUASA Tema renungan kita pada hari ini ialah ”Gaya Pesta dan Gaya Puasa. Sebuahpesta membutuhkan kehadiran orang-orang yang merayakannya. Di dalam keluargaIshak, pesta dirayakan sedemikian, meski melalui sebuah taktik permainankebohongan sehingga Esau yang tidak hadir, sementara Yakub disamarkan untukmenempati posisi Esau, maka terpenuhi unsur perayaan itu. Sangat sulit memahami apalagi melaksanakan sebuah pesta atau perayaan tanpaadanya kehadiran orang-orang terkait. Sebuah pesta berisi perjumpaan,pembicaraan, makan-minum, hal-hal seremonial, bernyanyi, berjoget, bersuka-ria,dan menikmati kegembiraan satu sama lain. Dalam pemahaman seperti ini, jelassekali gayanya sebuah pesta sangat berbeda dengan sebuah puasa. Menjalankan sebuah puasa, aspek terpentingnya ialah mengalami sebuahketiadaan dan ketidakhadiran. Aspek-aspek yang menjadi bagian dari ketiadaandan ketidakhadiran ialah seperti tidak makan minum, tak ada suasana suka riaseperti musik, menyanyi, joget, dan pertemuan-pertemuan. Ada suatu pemahamanbahwa Yang maha tinggi sebagai pihak yang ditujui kegiatan puasa itu tidakdekat dan hadir bersama manusia, sehingga dengan puasa manusia memilikikesempatan untuk lebih fokus mencari dan menjadi dekat dengan-Nya. Beda dua gaya inilah yang ditampilkan dalam bacaan Injil tadi. Murid-muridYohanes dan orang-orang Yahudi pada umumnya tidak menyadari bahwa Yesus sebagaiTuhan sedang berada bersama mereka. Mereka menganggap Tuhan sangat jauh, Iaharus dicari dan diminta kedatangan-Nya. Caranya ialah dengan berpuasa.Sementara para rasul serta murid-murid Yesus sedang mengalami suka cita danpesta karena Tuhan Yesus ada bersama mereka. Suatu saat nanti ketika Yesustidak bersama lagi dengan mereka, barulah mereka berpuasa. Bagi kita saat ini, puasa tetap penting demikian juga pesta. Gereja telahmemberikan kesempatan yang teratur bagi kita sebagai umatnya untuk menjalankanitu sesuai dengan waktunya. Puasa personal sering menjadi pilihan ketika orangingin melakukan suatu latihan rohani tertentu. Pesta juga dilaksanakan baiksecara bersama maupun personal sebagai kesempatan merayakan kehadiran bersama,Tuhan dan manusia. Pokoknya, masing-masing dijalankan dengan baik, teratur dantak boleh dicampur-adukkan. Hormat dan mendukung sesama yang berpuasa ataupesta sangat dianjurkan untuk dilakukan, dengan demikian dapat dihindariperbuatan mengganggu dan intervensi yang tidak perlu. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, kami ingin mengikutidengan patuh ajaran-Mu tentang berpuasa dan bermatiraga, maka kami mohon semogakami dibimbing selalu di dalam Roh-Mu untuk dapat menjalankan disipilin hiduprohani dalam mencapai kesempurnaan seperti yang Engkau kehendaki terjadi padakami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Francietha OSF dan Suster Gemma OSF dari Komunitas Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 23: 1-4.19; 24: 1-8.62-67; Mazmur tg 106: 1-2.3-4a.4b-5; Matius 9: 9-13.HIDUP DAN MATI DALAM IMAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Hidup dan Mati Dalam Iman. Abrahamdan Sarah sebagai pasangan pilihan Allah menghayati imannya secara penuh, yaituhidup dan mati mereka di dalam Tuhan. Sarah meninggal lebih dahulu pada usia127 tahun, sedangkan Abraham meninggal kemudian pada usia 175 tahun. Kepada pasangan ini Allah memberikan janji yang begitu besar, yaitumenjadikannya keluarga terberkati dan keturunan besar dan banyak. Hanyakenyataannya, sampai mereka meninggal dunia, anak mereka Ishak hanyasatu-satunya. Sarah meninggal tanpa melihat Ishak kawin dan menghasilkanketurunan. Abraham sendiri juga tak sempat melihat semua janji tersebutterwujud, sementara Ia hanya sempat melihat dua cucunya, Yakub dan Esau. Iman mereka tetap ada namun sempat diuji, ditambah dengan semua janji ilahiyang belum mereka nikmati semuanya. Apakah ini sebagai tanda kegagalan iman?Tidaklah demikian. Karena kata Tuhan Yesus sendiri bahwa iman sebesar bijisesawi akan tumbuh besar, asal iman itu tetap terpelihara dan bertumbuh. Yesus sendiri wafat pada usia sekitar 33 tahun dan menyatakan diri-Nyasendiri sebagai Penyelamat, Ia tegaskan diri sebagai jalan, kebenaran dankehidupan. Namun banyak orang tidak menerima Dia, dan ditinggalkan oleh paramurid-Nya saat kematian-Nya. Namun ini bukan kegagalan iman, tapi berbuah manisdan sangat menentukan pembaharuan dunia melalui Gereja yang didirikan. Gereja ini merupakan bangunan iman yang kokoh dengan Yesus sebagai kepaladan fondasinya ialah para rasul. Matius si pemungut cukai yang dipanggil olehYesus pada saat tersendiri dan mendapat protes keras dari orang-orangsekitarnya, nampak seperti suatu strategi iman yang salah. Namun ia telahterbukti sebagai salah satu fondasi Gereja dan dipercaya telah menuliskan salahsatu dari empat Injil. Dari semua contoh iman yang kecil, sederhana namun kuat dan bertahanberhadapan dengan rencana atau janji Tuhan yang begitu besar, cara yang palingtepat untuk menjembatani ini ialah kalau kita berkomitmen untuk hidup dan matidi dalam iman itu. Ini berarti bahwa panggilan kita masing-masing merupakantanda penting kita beriman. Ikut bersama panggilan itu ialah pekerjaan dantanggung jawab yang kita emban, juga memberikan isi pada iman kita. Kemudianbuah-buah dari pekerjaan, tugas dan tanggung jawab kita merupakan tanda kitamempertanggung jawabkan iman kita kepada Tuhan. Jadi nasihat bagi kita ialah:jangan remehkan panggilan, pekerjaan dan buah-buah pekerjaan kita. Tuhan kecewakalau kita remehkan atau lalaikan! Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Kami mohon berkat-Mu yang Bapa atas panggilankami dan limpahkanlah buah-buah dari perkejaan kami supaya kami tetap bergiatuntuk membangun hidup kami bersama dan memuliakan Dikau. Kemuliaan kepada Bapadan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Germana OSF dan Suster Paskalin OSF dari Komunitas Yuniorat OSF di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Efesus 2: 19-22; Mazmur tg 117: 1.2; Yohanes 20: 24-29.KECEWA Tema renungan kita pada hari iniialah: Kecewa. Tidak berlebihan kalau kita merenungakan tentang rasul Thomasdengan tema kekecewaan. Ia adalah salah satu dari ke-12 rasul yang punyakeunikan, selain namannya yang juga disebut Didimus, ia sangat dikenal sebagaiorang yang kurang percaya. Ia bersama para rasul lain danbanyak orang di zamannya punya persepsi tentang Yesus Mesias yang akan menjadiraja seperti Daud sebagai pembebas bangsa Israel. Tapi persepsi ini salahtotal. Yesus ternyata dihukum mati secara sangat memalukan. Ini jelas sangatmengecewakan banyak orang yang sudah terlanjur percaya pada kekuatan seorangMesias. Yang kecewa berlebihan di antarabanyak orang ini salah satunya ialah Thomas. Akibatnya ia memilih menjauh,menyendiri dan mungkin juga menangisi keterlanjuran telah mengikuti Yesusselama itu. Pokoknya ia sangat kecewa. Kesaksian para wanita yang menemui Yesusyang bangkit, berikut kisah rekan-rekan rasul lainnya yang melihat langsungYesus yang bangkit, tidak dipercayai Thomas. Ia sangat kecewa, maka ia perlubukti lain yang lebih kuat dan bukan sekedar cerita-cerita. Kecewa berat harus diatasi dengansemangat baru yang jauh lebih super. Semangat ini tak cukup diberikan olehmanusia, tapi harus diberikan dari atas yaitu campur tangan Tuhan. Maka Yesussendiri yang datang untuk memberikan bukti dari diri-Nya sendiri yang bangkit.Dengan campur tangan yang super ini, rasul Thomas dapat berubah secara radikalmelalui pengakuan imannya yang amat kuat, “Tuhanku dan Allahku”. Setiap dari kita pernah mengalamikecewa, putus asa dan sakit hati. Kondisinya bervariasi dari yang ringan sampaiyang berat. Apa pun kondisinya, penderitaan seperti ini memerlukan pemulihan.Bagi mereka yang mengalami kecewa, putus asa atau sakit hati yang berat, tentusangat memerlukan pengobatan rohani. Sehingga hidup baru diperolehkembali, semangat untuk bertumbuh datanglagi, dan pengakuan iman kepada Tuhan diperkuatkan. Maka nasihat yang bijak ialah,bila Anda mengalami penderitaan seperti kecewa berat, putus asa berat atausakit hati berat, andalkan kekuatan dan campur tangan Tuhan. Hindari sikapmenutup diri, menangisi diri bahkan yang paling jelek ialah Tuhan dipersalahkan.Setiap kecewa, putus asa atau sakit hati ada waktunya untuk berlalu pergi. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Di dalampenyelenggaraan dan kuasa-Mu, ya Bapa, kuatkanlah kami untuk selalu berada didalam kasih-Mu terutama pada saat kecewa, putus asa dan sakit hati menimpa dirikami. Semoga Bunda Maria, para malaikat pelindung dan para kudus selalumenemani kami di dalam saat-saat sulit itu. Salam Maria penuh Rahmat ... Dalamnama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Yohanisia OSF dan Suster Antonia OSF dari Komunitas Yuniorat OSF di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 21: 5.8-20; Mazmur tg 34: 7-8.10-11.12-13; Matius 8: 28-34.KEADILAN MENGALIR SEPERTI SUNGAI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keadilan MengalirSeperti Sungai. Di sebuah kerajaan, baik raja dan para pembantunya maupun semuawarga hidup adil dan makmur. Kerajaan ini makmur karena memiliki harta kekayaanmelimpah dan mencukupi kehidupan setiap keluarga. Raja membuat keadilan sebagaisuatu keutamaan yang paling diprioritaskan. Keadilan yang mempertahankankemakmuran dan kebahagiaan setiap orang di dalam kerajaan. Prinsip paling penting untuk mempertahankan keadilan ialahhukum dan peraturan selalu ditegakkan seadil-adilnya. Atau menurut ideologiyang dianut oleh raja, keadilan itu harus mengalir seperti sungai. Alirannyajangan dibuat tersumbat sehingga airnya berhenti mengalir. Keadilan harus terusmengalir supaya rasa aman, nyaman, kemakmuran terpelihara, dan hidup bersamasebagai warga kerajaan merupakan suatu suka cita dan kebahagiaan. Raja dan kerajaan yang adil mampu membuat kehidupan didunia sedemikian mantap dan sejahtera, apalagi Tuhan yang kita percayai sebagaiAllah yang maha adil. Keadilan Tuhan mesti jauh lebih hebat dan tidak bisadibandingkan dengan keadilan siapa pun atau apa pun yang ada di dunia. TuhanAllah menetapkan dan mengajarkan keadilan kepada Abraham tentang caramemperlakukan keturunannya. Abraham mengimani ajaran itu dan ia membimbingkeluarganya berdasarkan kehendak Tuhan. Sekarang pertanyaannya ialah: apakah cara yang palingcocok, cepat dan mudah untuk menghadirkan keadilan di dalam hidup kita? Caraitu ialah cara yang negatif, yaitu dengan menghilangkan semua bentuk tindakanketidakadilan dan kecurangan. Abraham dan Sarah melihat adanya potensi terjadiketidakadilan jika anak kandung mereka Ishak dan anak budak Abraham hidupbersama. Solusinya ialah mereka diberi tempat dan peluangnya masing-masinguntuk hidup. Masing-masing orang harus dapat menjalankan kehidupannya sendiri-sendiri,sesuai dengan panggilannya. Tuhan Yesus membuat menjadi sangat jelas dengan membungkamdan mengusir kuasa jahat yang menyandera dan menyiksa hidup manusia. Sangattidak adil kalau hidup manusia selalu penuh dengan penindasan dan penjajahan.Jika roh jahat dan segala tipu dayanya tetap menjajah dan menguasai hidupmanusia, tidak ada kemungkinan lagi bagi manusia untuk menjalin hubungan denganTuhan. Roh-roh jahat itu berwujud pada materialisme, semangat kedagingan,keserakahan, kerakusan, dan kesombongan. Semangat negatif ini harus pertama-tamadisingkirkan demi menciptakan suasana tenang dan aman, lalu baru ada ruanguntuk memberlakukan suatu semangat hidup yang baru. Untuk hidup damai, aman dankeadilan harus diciptakan. Setiap orang terpanggil untuk menciptakan keadilan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa,bersihkanlah hidup kami dari semua pengaruh jahat di dunia ini sehingga kamidapat mengarahkan hati kami sepenuhnya kepada-Mu. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
Kejaksaan Agung (Kejagung) bakal punya kewenangan menyadap nomor telepon Telkomsel, Indosat, dan XL. Pekan lalu, Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Reda Manthovani sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan empat operator layanan telekomunikasi, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat, dan PT Xl Smart Telecom Sejahtera.Kejaksaan nanti bisa mengakses data dan informasi pengguna nomor ponsel tersebut untuk kepentingan penegakan hukum. Langkah ini dinilai problematis karena berisiko disalahgunakan. Koalisi masyarakat sipil menyoroti potensi ancaman terhadap perlindungan hak atas privasi warga negara.Apa saja yang harus diketahui masyarakat tentang kebijakan ini? Sejauh apa wewenang Kejaksaan dalam penyadapan? Siapa yang bakal mengawasi? Bagaimana dengan kewenangan penyadapan di aparat penegak hukum lain, seperti KPK?Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas di Ruang Publik KBR, bersama Pujiyono Suwadi, Ketua Komisi Kejaksaan (Komjak) dan Nenden Sekar Arum, Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet)
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sr. Maria Stavana dan Sr. Maria Visensia dari Komunitas Novisiat OSF di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 19: 15-29; Mazmur tg 26: 2-3.9-10.11-12; Matius 8: 23-27.BADAI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Badai. Pribadi yang sedang dalampergulatan batin, keluarga yang sedang goyah permasalahan ekonomi, Gereja yangdihantam oleh perselisihan antara umat yang berkubu-kubu, dan negara yangdihancurkan oleh korupsi secara masif, semua ini adalah contoh-contoh badaiyang menghantam kehidupan manusia. Semua orang terkena dampak kerusakan baikfisik maupun mental, sama seperti bencana alam yang mengancam kehidupan sebuahlingkungan tertentu. Aneka macam badai yang mengancam kehidupan manusia dan lingkungannyamerupakan kekuatan alam yang bukan memberikan kenyamanan, tetapi memberontakdan menghancurkan kehidupan. Pada saat alam itu sedang tenang dan indah, kitatentu amat terpesona untuk menikmatinya. Alam sungguh menyajikan semacamsantapan jiwa, sehingga jiwa menjadi damai dan menggembirakan. Tetapi ketikaalam itu memberontak, misalnya terjadi angin ribut, banjir, atau gempa bumi,manusia sebaliknya jatuh ke dalam derita. Di dalam kitab suci kita dapat menemukan begitu banyak fenomena alam. Didalam hidup kita, khususnya di tanah air Indonesia, bencana alam sudah menjadimalapetaka yang tidak asing bagi segenap penduduk nusantara. Sering orangmengartikan setiap bencana sebagai bentuk hukuman yang diberikan alam kepadamanusia. Hukuman itu sebagai konsekwensi atas ulah manusia yang merusak dantidak memelihara alam. Pemahaman ini lebih dipertajam lagi, bahwa Tuhan mengijinkan terjadinyabencana atau badai menimpah kehidupan manusia, supaya manusia menjadi sadarakan kedosaannya dan kembali kepada Tuhan. Pertanyaannya ialah: apakah denganmengijinkan itu, Tuhan berada di tempat yang jauh dan menonton manusiamenderita? Apakah dengan mengijinkan itu, manusia dibiarkan saja tersiksasambil Tuhan tidak bertindak apa pun untuk melindungi ciptaan yang Ia sangatkasihi? Tentu jawabannya tidak. Tuhan tetap berada di dalam hati setiap manusia. Iaberada di dalam rumah-rumah keluarga, di tempat-tempat manusia bekerja, dan didalam segala urusan dunia ini. Ia tinggal di sana dan sering dalam keadaandiam. Kita mungkin terlalu sibuk dengan segala urusan sehingga keberadaan Tuhansepertinya tidak kita ingat dan sadari. Ia seperti sedang tertidur lelap ditengah segala kesibukan kita. Namun badai itu, meskipun sebesar apa pun, tidakmungkin menghilangkan kehidupan ini, sebab Tuhan ada bersama kita. Mestinya kita selalu mengingat, menyadari dan memanggil Dia ketika badaiitu datang lalu mengancam kita. Dengan bersama Dia, biarpun badai itu sungguhnyata dan sangat menyakitkan, kita tentu mampu menghadapinya. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk dapat bertahandalam aneka bentuk badai kehidupan. Bapa kami yang ada di surga... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sr. Maria Sisliani OSF dan Sr Renata OSF dari Komunitas Novisiat OSF di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 18: 16-33; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.10-11; Matius 8: 18-22.DIA YANG MENGAJAK Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dia Yang Mengajak. Ketika dirimudiajak ke suatu tempat yang sangat indah panorama dan pesona alamnya, tenturasa senangmu tinggi dan memuaskan. Ketika orang mengajakmu untuk makan makananfavoritmu, tentu rasa suka langsung memenuhi dirimu. Ketika dirimu diundanguntuk mengambil bagian dalam sebuah acara penting sekali dari seseorang yangsangat dihormati, dirimu tentu merasa sangat terhormat. Seorang teman bercerita bahwa setiap menjelang waktu untuk menghadiri MisaKudus atau suatu doa tertentu, ia selalu mengalami undangan rohani dari Tuhan.Ia merasakan dorongan hati dan pikiran yang mengarahkan dirinya supayakesempatan berdoa harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Atas ajakantersebut, ia menyiapkan diri sebaik mungkin dan mengajak anggota keluarga atausahabatnya untuk ikut menyempatkan diri dalam berdoa. Ajakan dari seorang saudara atau teman merupakan satu bentuk perhatiansupaya kita ikut ambil bagian di dalam kehidupannya. Orang yang mengajak dirimuberarti ia ingin supaya dirimu melihat dan mengalami apa yang ia hidupi danmiliki. Ketika ia memiliki mobil yang bagus, lalu dirimu diajak ikutmenumpangnya, betapa pengalaman itu menjadi sangat spesial. Ketika dirimudiundang untuk datang ke rumahnya yang baru dan indah, tentu rasanya sangatspesial dan menyenangkan. Tuhan selalu mengajak kita. Ajakannya tidak main-main dan sangatfundamental bagi hidup kita. Ia mengajak kita bukan saja untuk suatu tujuan didunia ini, tetapi sangat utama ialah untuk suatu pencapaian hidup yang mulia disurga. Pada hari ini, firman Tuhan menyatakan babwa Tuhan Yesus mengundang kita kepada suatu hubungan yang terbesardengan diri-Nya, yaitu hubungan pribadi. Di dalam hubungan ini, ada kasih,persahabatan, kepercayaan dan komitmen kepada Dia, yang menjadikan pengalamankita begitu mendalam dan bermakna. Untuk menandakan bahwa hubungan itu benar-benar kuat dan terus-menerusdibaharui ialah kalau kita selalu memberikan jawaban “Ya” kepada-Nya. Mungkinkita sering mengalami sendiri bagaimana kita menyanggupi dan mengaminiajakan-Nya menyangkut hal-hal positif dan yang menguntungkan. Itu sebenarnyaselalu kita jalankan dengan ungkapan syukur dan suka cita kita. Namun dapat menjadi tantangan tersendiri jika kita harus menjawab “Ya” atasajakan Tuhan kepada kita berkaitan dengan sebuah kesulitan, rintangan,penderitaan atau ancaman musuh. Sering kodrat kita yang manusiawi cenderungmeminta kita untuk menghindarinya. Kita didorong untuk menjawab “tidak”. Tetapijustru di sini iman dan panggilan kita diuji. Tuhan ingin supaya kita mestimenjawab juga “Ya” atas ajakan-ajakan semacam ini.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, semoga kami kuat dan semakinmencintai panggilan-panggilan kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Antona OSF dan Suster Ivon OSF dari Komunitas Keluarga Kudus Tanjung Priok di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Yesaya 61: 9-11; Mazmur tg 1 Sam 2: 1.4-5.6-7.8abcd; Lukas 2: 41-51.HATI YANG CEMAS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Hati yang Cemas. Adaseorang bocah perempuan kelas 5 SD bernama Maria, bermain tebak-tebakan denganibunya. Ia berkata: "Ma, jawab tebakan ini ya. Apa perbedaan antara hatiPapa dan hati Mama?" Ibunya mencoba berpikir sebentar. Kemudian iamenjawab: "Hati Papa adalah hati seorang laki-laki. Hati Mama adalah hatiseorang wanita." Jawab Maria: "Bukan. Bukan jawabannya." Ibunyamenyambung: "Lalu jawabannya apa?" "Jawabannya ialah," kataMaria, "Hati Mama suka cemas, sedangkan hati Papa suka cuek." Anakini tentu saja berkata sesuai pengalamannya sendiri. Hubungan hati antara ibu dan anak adalah suatu hubunganterkuat antara dua manusia, melebihi semua jenis hubungan lain yang pernah adadi dunia. Oleh karena itu kalau seorang ibu merasa cemas terhadap orang-orangkesayangannya, pasti kecemasan ini merupakan suatu ungkapan hati yang sangatmendalam. Kecemasan seorang ibu itu tidak sekedar rasa susah, gelisah atautidak nyaman. Lebih dari itu, ibu sangat sakit, kehilangan dan lumpuh sebabsebagian hatinya terlepas atau hilang. Kisah di dalam Injil Lukas tentang Yesus remaja yangmenghilang dari pengawasan kedua orang tuanya membuat kita mengerti bahwa hatiyang cemas itu keluar dari mulut Bunda Maria. Seperti semua ibu yang lain,Bunda Maria menunjukkan betapa sakitnya dia ketika sebagian hatinya, atausetengah bagian hidupnya, yaitu Putranya sendiri menghilang. Kecemasan seorangibu bagaikan semua bencana besar, sehingga langit pun bisa terbuka dan surgajuga memberi tanggapannya. Yesus harus menjawab kecemasan ibunda agar ia tenang,bahwa Dia sungguh berada di rumah Bapa-Nya. Hari ini kita merayakan Hati Bunda Maria yang amat suciyang membantu kita untuk mengerti bahwa kesucian hatinya mempunyai peran yangsama dengan hati Tuhan Yesus Kristus. Kedua hati tersebut memberikan kitasolusi atau jawaban atas permasalahan-permasalahan kita di dunia ini. HatiBunda Maria yang cemas membuat matanya selalu terbuka untuk melihat danmenunjukkan setiap masalah atau kesulitan yang masing-masing kita hadapi.Hatinya yang cemas menggerakkan dia untuk berjalan sejauh ujung bumi dan mencapaisegala bangsa supaya membawa anak-anak manusia untuk percaya kepada Tuhan. Jika kita sendiri atau orang-orang yang kita kenal dansayangi pada saat ini sudah terlanjur menjauh dari jalan Tuhan Yesus Kristus;jika sedang terjadi hubungan di antara teman atau saudara belum membaik; jikamasih ada marah, benci, dendam dan iri terhadap sesama kita, marilah kitamenyadari bahwa Bunda Maria sangat cemas dengan semua ini. Ia sedang bekerjauntuk memperbaiki semua ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga,semoga Roh-Mu selalu menyertai dan Bunda Maria membimbing kami untuk memperkuatkomitmen kami berjalan di jalan Tuhan Yesus Kristus. Kemuliaan kepada Bapa danPutra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Chriscentiana OSF dan Suster Eliana OSF dari Komunitas Santo Fransiskus Asisi Tanjung Selor di Keuskupan Tanjung Selor - Kalimantan Utara, Indonesia. Yehezkiel 34: 11-16; Mazmur tg 23: 1-3a.3b-4.5-6; Roma 5: 5b-11; Lukas 15: 3-7.HATI YANG BERLARI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Hati Yang Berlari. Di dalamrenungan ini kita ingin memaknai hati kudus Tuhan Yesus Kristus sebagaiungkapan belas kasih Allah yang maha rahim. Kasih Allah yang maha rahimterungkap dalam tindakan-Nya yang keluar dari diri-Nya, tempat-Nya, dan tahtakemuliaan-Nya untuk menemukan anak-anak kesayangan-Nya. Kerahiman Allah ditunjukkan sejak manusia jatuh ke dalam dosa dan hidupdalam hukuman dosa. Tuhan hendak menyelamatkan manusia ciptaan-Nya supaya tidakbinasa selamanya. Di dalam proses penebusan yang berlangsung sekian lama,akhirnya datang Mesias, Yesus Kristus, utusan Allah sendiri. Inkarnasimerupakan peristiwa Tuhan yang sudah keluar dari kediaman yang abadi, menjadimanusia dan tinggal bersama umat beriman di dalam dunia. Yesus Kristusmenjalankan tugas-Nya dengan tujuan utama ialah menebus dan menyelamatkan duniadan seluruh isinya dari belenggu dosa dan maut. Di dalam semua tindakan-Nya di dunia, seperti yang dikisahkan di dalamInjil, Tuhan Yesus memiliki preferensi untuk menyelamatkan manusia yang sangatmembutuhkan keselamatan. Di sini kita dapat memahami makna hati Yesus Kristusyang sebenarnya. Hatinya senantiasa bergerak ke segala arah supaya menemui,menjangkau, dan menyentuh jiwa-jiwa yang sakit, terbelenggu, putus asa,tersiksa dan tersesat. Di dalam bacaan-bacaan kita hari ini, kita menemuipribadi Tuhan yang digambarkan dengan hati yang berlari. Mengapa? Karena kita domba-domba cenderung berlari dan menjauhi rumah, keluarga,komunitas, Gereja dan Tuhan sendiri. Sering orang berlari karena menyadari diritelah tidak layak lantaran kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya, lalu merekamerasa diri malu atau tidak layak. Ada yang lain menjauh dan terus pergi karenatidak diterima oleh sesamanya di dalam keluarga, komunitas dan Gereja. Yanglain lagi berlari pergi dan semakin jauh karena merasa tidak punya tempat diantara banyak kalangan yang lebih dominan golongan dan kulturnya. Masih adabanyak motivasi lain mengapa anggota-anggota umat Tuhan pergi dan menjauh darikomunitas orang-orang beriman. Hati Tuhan Yesus penuh dengan kasih dan kerahiman itu pergi, berlari danmengejar mereka semua. Ada yang berhasil didapatkan oleh Tuhan dan merekadibawa pulang ke rumah-nya Tuhan, yaitu di dalam Gereja kita. Banyak di antarakita mengalami itu ketika kita menyesali kesalahan dan dosa, kemudian menerimasakramen tobat. Kembali ke dalam rumah adalah pengalaman terindah bagi orangyang ditarik oleh hati Yesus yang maha kudus. Tetapi ada orang yang saat inisedang diikuti oleh hati Tuhan Yesus. Sadarlah bahwa pada saat yang tepat Tuhanakan mendapati dan membawa mereka pulang. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan mahakuasa, semoga hati kudus Yesussenantiasa mempersatukan kami semua yang saat ini saling menjauh dan terpisahsatu sama lain sebagai umat-Mu yang kudus. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
Ukuran rumah subsidi bakal makin ciut. Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) berencana merilis rumah subsidi tipe 18/25. Luas bangunannya 18 meter persegi dan luas tanahnya 25 meter persegi. Sebelumnya, rumah subsidi paling mungil adalah tipe 21/60. Rencana ini tertuang dalam draf Peraturan Menteri PKP tentang batasan luas lahan dan luas lantai rumah umum tapak.Apa tujuannya? Untuk mengakali harga tanah di perkotaan yang kian melejit, kata Menteri PKP Maruarar Sirait alias Ara.Pekan lalu, Menteri Ara memperkenalkan mock-up rumah mungil itu saat pameran di Lippo Mall Nusantara. Rumah subsidi tipe 18/25 dilengkapi fasilitas kamar tidur, kamar mandi, dapur mini, dan ruang tamu. Hunian tersebut nantinya dibangun di dekat perkotaan dengan harga Rp100 juta-an, dengan target konsumen dari kalangan milenial dan Gen Z yang baru bekerja, serta keluarga muda.Benarkah rencana ini sesuai kebutuhan mereka? Apakah rumah subsidi dengan ukuran tersebut layak huni? Apakah memperkecil rumah subsidi bakal menjawab kebutuhan masyarakat yang terus meningkat akan perumahan layak sekaligus terjangkau?Topik ini akan dibahas di Ruang Publik KBR, bersama Kepala Komite Tetap Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Komtap Bidang Perumahan MBR) Endang Kawidjaja, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB Sudjatmiko, dan Pengamat Properti Aleviery Akbar.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Brigitta OSF dan Suster Dorothy OSF dari Komunitas Santo Fransiskus Asisi di Keuskupan Manokwari Sorong, Indonesia. Kejadian 16: 1-12.15-16; Mazmur tg 106: 1-2.3-4a.4b-5; Matius 7: 21-29.MENGAJARKAN DENGAN PERBUATAN Renungan kita pada hari ini bertema: Mengajarkan Dengan Perbuatan. Bapakiman yang terkenal di dalam kitab suci, Abraham, dimintai oleh Allah buktikekuatan imannya. Lalu Abraham menunjukkan itu dengan tindakan mengorbankanputra-nya sendiri Ishak. Kisah lain dalam perjanjian lama yang jugamenggambarkan kekuatan iman ialah perjuangan nabi Elia melawan ratusan baal.Elia tunjukkan itu dalam suatu drama perayaan iman, yaitu mempersembahkankorban bakaran. Di dalam perjanjian baru, permulaan Injil Lukas menggambarkan sikap PerawanMaria, yang dalam semua kisahnya sungguh menunjukkan bahwa ia berbuat danbertindak sesuai yang dikehendaki Tuhan. Rasul Petrus yang terperangkap dalamkebingungan dan kesesatannya berpikir dan berkata, ditegur dengan keras olehYesus karena imannya yang rapuh. Pada akhirnya setelah Yesus naik ke surga, iameninggalkan semua kesesatan itu dan membaktikan segenap hidupnya hanya untukYesus Kristus dan pertumbuhan Gereja. Kita memberikan gambaran-gambaran tersebut untuk menggarisbawahi firmanyang disampaikan oleh Yesus pada hari ini, yaitu bangunan rohani – pribadisetiap pengikut Kristus – haruslah kuat dan kokoh berdiri di atas sebuahfondasi yang juga kuat dan kokoh. Seorang pengikut Kristus yang diinginkan olehYesus Kristus sendiri, seperti yang disampaikan secara besar-besaran dalamseluruh kitab suci, ialah orang yang mendengar firman Tuhan, memahaminya, danakhirnya dapat melaksanakannya di dalam perbuatan yang nyata. Sesungguhnya bangunan diri kita dapat menjadi kuat dan bertahan selamanyakarena dapat berbuah, yaitu dalam tindakan-tindakan dan perbuatan. Di dalamkonteks kehidupan yang nyata, seseorang yang sudah penuh dengan pengalamankerja, akan sangat dibutuhkan di perusahaan dan dunia kerja, jika dibandingkandengan mereka yang baru saja tamat kuliah. Seseorang yang sudah berpengalamanbanyak di dalam mengurusi pemerintahan, akan menjadi guru yang diandalkan untukmengajarkan mereka yang masih baru dalam urusan pemerintahan. Jadi prinsip yang sudah umum diikuti, ialah seperti kinerja lebihmenentukan seseorang itu dipercayai daripada makalah yang berisi uraian konsepdan analisanya. Pengajaran yang diberikan kepada anak-anak, murid-murid ataupara pemula, ialah contoh atau praktek melakukannya di dalam sebuah proses,daripada ceramah dan uraian teoritis yang penuh dengan kata dan tulisan. Olehkarena itu Yesus di dalam Firman-Nya hari ini menegaskan bahwa hidup kita akansangat berguna, berhasil dan bertahan sampai selama-lamanya, karena kita dapatmelaksanakan Sabda-Nya dan menjalankan perintah-perintah-Nya.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah mahakuasa, berkatilah hidup danpekerjaan kami, khususnya pada hari ini, supaya melalui kata dan tidakan, kamimenghadirkan Dikau di dalam dunia ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan RohKudus... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Elfina OSF dan Suster Yosi OSF dari Komunitas Santa Elisabeth di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Kejadian 15: 1-12.17-18; Mazmur tg 105: 1-2.3-4.6-7.8-9; Matius 7: 15-20.BUAH SEBAGAI BUKTI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Buah Sebagai Bukti. Di meja makansebuah komunitas para pastor, selain hidangan makan siang yang normal sepertibiasanya, ada juga beberapa jenis buah yang ikut tersajikan. Buah-buah itudipetik dari kebun oleh salah seorang karyawan. Salah seorang imam yang sudahtua nampak begitu ceria karena ia akan menikmati buah-buah kesukaannya itu. Iasudah lebih dari 10 tahun tidak terlibat dalam pekerjaan kesukaannya, yaituberkebun, karena usianya sudah lanjut dan kesehatannya menurun. Kata pastor lansia itu: “Pisang kepok ini bibitnya didatangkan dariBandung, salah satu yang terbaik, dan ditaman sekitar 8 tahun yang lalu. Nanasini bibitnya dari Lampung, seorang frater membawa ke sini saat kembali darilibur. Mangga ini saya sendiri yang membawa bibitnya dari Bangkok.” Beliaubegitu semangat bercerita tentang ketekunannya menanam tanaman buah-buahtersebut dan banyak tanaman yang lain. Ia juga tekun memeliharanya. Dan padawaktunya pohon-pohon itu memberikan buahnya untuk dinikmati banyak orang. Dari ilustrasi tentang pohon-pohon yang kemudian menghasilkan buah-buahnyayang terbaik, kita dapat menarik garis lurus untuk memahami seperti apapertumbuhan mental dan rohani kita sebagai manusia. Bayangkan saja, dalam aspeksebuah proses persiapan perayaan besar di organisasi yang melibatkan dirimu.Konsep dan visi-misi kegiatan itu adalah pokok segala urusan. Pokok itukemudian diturunkan kepada perencanaan dengan memperhitungkan segala elemenpendukung, sinergitas setiap elemen, dan kemampuan implementasinya. Dari prosesyang baik, terbuka, dan terukur, kita percaya bahwa hasilnya nanti akan sesuaiharapan atau bahkan melebihi yang diharapkan. Pertumbuhan mental dan rohani setiap dari kita sangat mengutamakan prosessupaya dapat mencapai hasil yang kita harapan. Marilah kita bayangkan begini.Keluarga atau komunitas adalah pohon utama dalam kehidupan kita di dunia.Setiap bentuk pendidikan dan pembinaan yang terjadi melalui langkah demilangkah, tahun demi tahun, dan dari pengalaman kesalahan atau kegagalan menjadikebenaran dan kesuksesan, proses ini adalah baik dan meyakinkan. Proses initentu saja ingin sampai pada pencapaian hasil, yaitu anak-anak dan generasibaru yang diharapkan keluarga, komunitas, Gereja dan bangsa. Tuhan Yesus memberikan kita kabar gembira pada hari, dengan berseru begini:kepalsuan yang ada di dalam hidup ini digerakkan oleh nabi-nabi palsu, yangtujuannya ialah meniadakan proses, atau merusak proses. Akibatnya ialahhasilnya juga berwujud kepalsuan dan membawa orang kepada kebinasahan. Abrahammenjadi contoh bagi kita, karena ia bersumber pada Allah saja, dan bukan padasumber palsu yang lain. Bagi kita, proses dan jalan itu ialah Kristus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, kuduskanlah kami selalu di dalamRoh-Mu supaya kami semakin bertumbuh di dalam kesetiaan dan dalam pengudusandiri untuk menjadi cahaya bagi dunia ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalamnama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Francietha OSF dan Suster Romana OSF dari Komunitas Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 139: 1-3.13-14ab.14c-15; Lukas 1: 57-66.80.HANYA KARENAYESUS Tema renungankita pada hari ini ialah: Hanya Karena Yesus. Rencana untuk menyambutkedatangan Yesus Kristus ke dunia dimulai sejak jatuhnya manusia pertama kedalam dosa, dan khususnya pada hari ini diwartakan secara lantang dalam kitabYesaya, bahwa ada nabi yang kelahirannya dirancang secara istimewa oleh Allahdan mendapat tugas khusus mempersiapkan kedatangan Yesus Almasih. Ini bisaterjadi hanya karena Yesus. Santo Lukas didalam Kisah Para Rasul dan Injil Lukas yang telah kita dengar, menungkapkanbahwa nabi yang dimaksud ialah Yohanes Pembaptis. Kelahirannya menjadi sangatspesial seperti yang dikisahkan dalam Injil. Demikian juga ketika kita rayakankelahiran Bunda Maria pada 8 September, atau ulang tahun kelahiran setiap darikita, perayaannya menjadi spesial bagi masing-masing orang. Semuanya karenadikaitkan dengan Yesus Kristus. Kalau bukan Dia sebagai alasan, tak ada maknaperayaan ulang tahun kelahiran yang diisi dengan nuansa bersyukur, perayaanrohani dan harapan-harapan. Yohanes Pembaptissangat istemewa bagi Yesus, atau sebaliknya Yesus sangat istimewa bagi Yohanes.Mereka bukan sekedar berhubungan saudara, tetapi adanya rencana Tuhan bagikeselamatan umat manusia. Awal hubungan antara keduanya ini ialah kabar darimalaikat Gabriel kepada Zakaria, ayah Yohanes, tentang kelahiran putranya yangsungguh ajaib. Pemberian nama “Yohanes” menjadi soal dalam keluarga ketika padasaat itu Zakaria menjadi bisu. Elisabeth dengan imannya yang kuatmempertahankan nama Yohanes, yang berarti “Tuhan itu murah hati” atau “Allahsungguh berkenan”. Keajaiban terjadi karena maksudnya ialah untuk menyiapkankedatangan Yesus Kristus. Hidup YohanesPembaptis penuh dengan semangat yang membawa orang lain kepada Kristus dankedatangan Kerajaan Allah. Ia sudah penuh dengan Roh Kudus sejak dalamkandungan bundanya, dan selama menjalankan misinya Roh Kudus itulah yangmembuat semuanya terjadi sesuai rencana ilahi, hingga Yesus sungguh berada didunia. Kata-katanya yang terkenal dan kita ulangi dalam setiap kali hendakmenerima Komuni Kudus, “Inilah Anak Domba Allah” (Yoh 1, 29 dan 36). Ia membawaorang lain untuk mengenal Yesus Kristus, demikian juga mendekatkan YesusKristus kepada manusia yang ingin mengenal-Nya. Sekarangtantangan ada pada kita, yaitu membawa orang lain mengenal Kristus dan membawaYesus Kristus menjadi dekat pada hidup orang lain. Kita dapat melakukan inijika hidup kita dipenuhi rahmat ilahi. Marilah kita berdoa.Dalam nama Bapa... Tuhan, kami bersyukur karena Engkau memberikan kemurahan-Mu,dengan menghadirkan Yohanes Pembaptis sebagai contoh bagi kami bagaimana setiakepada Yesus Kristus, Putera-Mu. Semoga teladan Yohanes Pembaptis tetap menjaditerang dalam hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Ernesta OSF dan Suster Lorenza OSF dari Komunitas Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 12: 1-9; Mazmur tg 33: 12-13.18-19.20.22; Matius 7: 1-5.SIAPA YANG MENGHAKIMI DENGANBENAR? Tema renungan kita pada hari iniialah: Siapa yang Menghakimi dengan Benar? Ferdinand adalah seorang remajakelas 2 SMA yang ceria dan satu minggu lalu ia terpilih menjadi ketua orangmuda katolik di parokinya. Tetapi setelah satu minggu ia mengundurkan diri.Alasan ia begitu cepat berhenti sebagai ketua ialah karena banyak temannyamemberikan komentar dan masukan yang membangun. Tetapi lebih banyak lagi yangmengritik dan berpandangan negatif dan memfitnah dia. Penghakiman dan penilaian secaranegatif atau istilah Inggrisnya judgmental ada di mana-mana dan dilakukan olehsiapa saja. Menurut Tuhan Yesus Kristus, ini tidak boleh dilakukan, dan tidakmenjadi gaya hidup para pengikut-Nya. Ini merupakan dosa karena menjadikanseseorang sebagai penguasa kebenaran dan kebaikan. Penegasan Yesus kepada kita padahari ini bermaksud untuk menghentikan kita dari kebiasaan menghakimi sehinggamemvonis orang lain berdosa. Sebaliknya, kita diajarkan untuk mengutamakan sisiyang terbaik dan terhormat dari orang lain, karena melalui itu pendidikankemanusiaan terjadi, cinta kasih bertumbuh baik, dan solidaritas bersamasebagai umat Tuhan terjaga. Penghakiman, kritik dan penilaianmemang tetap diperlukan bagi setiap orang, kelompok dan komunitas, tetapi dalamcara kelemah-lembutan dan kasih. Ini merupakan tugas yang suci. Orang tuamengoreksi bahkan menghakimi anaknya tentang pergaulan antar lawan jenis yangsudah mengawatirkan. Atau biarawan-biarawati muda dihakimi dalam soalkedisiplinan hidup harian yang sudah terasa kering dan hilang mutunya. Inimerupakan penilaian yang suci. Maka nasihat terbaik Yesus bagikita ialah barang siapa yang menilai, mengkritik dan menghakimi sesamanyasecara baik dan di dalam kasih, ia akan dinilai secara baik juga oleh Tuhan.Kemudian, siapa yang dapat menghakimi dengan benar? Tuhan-lah yang memberikannyakarena Dialah sumber kasih dan kebaikan. Kita sebagai umat-Nya ikut memberikanpenilaian dan penghakiman yang benar dan baik karena kita memang dipakai olehTuhan. Caranya ialah berangkat dari dirikita untuk menilai diri sendiri, apakah kita bersih atau terbebaskan darikesalahan dan dosa. Jika kita berbuat dosa yang sama dengan orang yang kitaberikan penghakiman, sementara kita sendiri belum bertobat sedikit pun, itusama dengan dusta atau munafik. Hasilnya bisa nihil, karena orang akanmengatakan berikan dulu buktinya pada dirimu kalau memang Anda bersih atausudah berubah. Kata dan perbuatan harus sejalan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, buatlah kami tulus dan benar dalam memberikan penilaian, kritik danmasukan terhadap sesama kami, dan pakailah kami untuk menyampaikan kebenaranitu melalui kata dan perbuatan kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan RohKudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Kristine dari Paroki Santo Gabriel di Keuskupan Bandung, Indonesia. 2 Korintus 12: 1-10; Mazmur tg 34: 8-9.10-11.12-13; Matius 6: 24-34.KEKUATIRAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kekuatiran. Setiap orang pernahmerasa kuatir dan akan merasakannya besok atau lusa. Seorang yang suci sepertiSanta Teresa dari Kalkuta mengungkapkan bahwa selama hidupnya, ia banyak kalimerasa kuatir, apakah semua yang ia lakukan berkenan kepada Tuhan atausebaliknya. Banyak orang kudus seperti itu, dan tentu saja kita orang-orangbiasa, mengalami kekuatiran sebagai bagian dari hidup kita di dunia ini. Seorang yang sedang kuatir biasanya merasa tidak nyaman dan takut terhadapkejadian yang akan menimpa dirinya. Rasa kuatir itu berkaitan dengan masa depanatau yang akan datang, dan bukan hariini atau kemarin. Besok atau masa depan membuka pintu bagi kita untukmemikirkan dan menaruh harapan untuk menjadi apa yang kita inginkan. Tetapikarena pada prinsipnya besok dan masa depan itu belum jelas dan pasti, kitakemudian dihantui kekuatiran. Sepasang tunangan sedang menyiapkan diri mereka untuk perayaan SakramenPernikahan yang tinggal satu minggu lagi. Waktu semakin berkurang dari harike-6 menuju hari H, semakin juga membuat mereka kuatir. Banyak hal yangdikuatirkan, seperti kalau cuaca kurang baik atau tidak banyak orang yangmenghadiri, salah satu atau keduanya berhalangan karena sakit, kekacauan yangdisebabkan oleh pihak-pihak luar dan lain sebagainya. Ada banyak sekali contoh lain yang menggambarkan betapa kita sering kuatirtentang kejadian dan pengalaman buruk yang akan menimpa kita. Yang menjadipertanyaan ialah: apakah strateginya untuk menghadapi kekuatiran-kekuatiranitu? Ada satu jawabannya. Sikap realistis harus menjadi hal mendasar untuk kitamiliki. Hidup ini ada senang dan sedih, ada jatuh dan bangun. Jika kita pahamiini seperti roda yang berputar dan kita jalani saja sebagai orang-orangberiman, kekuatiran tidak akan menjadi masalah yang memberatkan danmenghalangi. Hal yang lebih spesifik dari menerima realitas hidup tersebut, ialahbersikap secara positif terhadap kelemahan atau kekurangan yang ada. Istilahyang dipakai oleh Santo Paulus di dalam surat keduanya kepada umat di Korintusialah “bermegah atas kelemahanku”. Di dalam diri kita ada kelemahan yang pastiberbanding lurus dengan kekurangan atau kesulitan di luar diri kita. Misalnyaudara yang begitu panas, disambut dengan kondisi kulitmu yang gampangmengelupas, dan ini menghasilkan di dalam dirimu tantangan untuk dihadapi. Justru di dalam keadaan seperti ini kita memandang diri kita kurangberdaya, menanggung beban, atau dalam bahasa rohaninya ialah memanggul salib.Di dalam kerendahan hati kita terima dengan tenang dan sabar, lalu biarkanTuhan dengan kasih dan kuasanya mengangkat kita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, mampukanlah kami tetap bertahan danpercaya kepada-Mu, meskipun kami selalu kuatir di dalam hidup kami. Kemuliaankepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Fanny Hartono dari Paroki Gembala Yang Baik di Keuskupan Surabaya, Indonesia. 2 Korintus 11: 18.21b-30; Mazmur tg 34: 2-3.4-5.6-7; Matius 6: 19-23.HARTA ABADI Renungan kita pada hari ini bertema: Harta Abadi.Di sebuah tikungan jalan ibukota metropolitan untuk menuju ke pusatperbelanjaan modern dan besar, persis di sudutnya, terlihat seorang tuna wisma,yang setiap hari diberi makan oleh orang-orang yang lewat di situ. Ia nampaknyaduduk saja dan berbaring di atas tumpukkan barang-barangnya. Kemungkinan iacacat sehingga tidak bisa berdiri dan berjalan. Setiap kali mengemis kepada orang-orang yanglewat, kata-kata yang selalu meluncur dari mulutnya ialah: “Demi kesejahteraanjiwa dan ragaku.” Tentu saja ungkapan ini kalau diresapi sejenak, kita setujukalau ungkapan ini bermakna religius yang dalam. Mungkin ia pernah diajak olehorang-orang untuk berbicara, tetapi apa yang keluar dari mulutnya itu merupakansebuah ajakan bagi semua orang untuk berbicara kepada sesama dan kepada dirisendiri. Banyak orang membanjiri mall dengan membawa semuauang mereka untuk belanja. Mereka masuk-keluar mall dengan penampilan sebagaiorang-orang beradab dan berbudaya untuk menjelaskan identitas mereka sebagaiorang-orang abad ini. Mereka ingin menikmati suka cita dunia ini di dalambangunan besar ber-ac tersebut. Orang yang sedang bernasib malang secara nyatamenunjukkan keadaan miskinnya dengan meminta-minta, tetapi ia sekaligusmempersembahkan sebuah ajaran maha penting kepada semua orang tentang jati dirisebagai pribadi manusia bermartabat dan ciptaan Tuhan. Hal ini berkaitan dengan tujuan Tuhan mengirimkita ke dunia, memelihara kita dan membawa kita ke tempat-Nya setelah hidup didunia ini selesai. Kesejahteraan jiwa dan raga merupakan sebuah prinsip hidupdi dunia ini yang diungkapkan secara rohani berupa keselamatan kita sebagaianak-anak Allah yang maha kuasa. Tuhan Yesus meminta perhatian kita melaluipewartaan Injil pada hari ini tentang pemilikan harta di dunia ini dan jugaharta bagi kita setelah dari dunia ini. Orang yang hidup di sudut jalan tadimenjawabi ajaran Tuhan itu dengan mewartakan kepada dunia bahwa hartasesungguhnya bagi manusia ialah jiwa dan raganya yang layak dan dibenarkan olehTuhan. Orang-orang dunia ini yang berjuang mencari nafkahdi mana pun dan dalam kondisi apa pun, mereka yang bekerja dengan kekuatan ototdan dengan pikiran, mereka yang memiliki harta banyak, sedang, dan sedikit,mereka yang sakit atau sehat; semuanya diingatkan dengan ajakan yang sama,yaitu: perhatikanlah kebaikan dan kesejahteraan jiwa dan raga. Untuk menjaminbahwa kita selalu menjadikan harta abadi ini tetap di dalam perhatian kita,Santo Paulus memberikan satu usulan, yaitu kita hendaknya saling menyadarkandan memelihara satu sama lain di dalam Kristus, supaya semuanya selamat.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, berkatilah kami supaya kami tetapmemiliki-Mu sebagai harta kami yang abadi. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra danRoh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Priscillia Nini Wijaya dari Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. 2 Korintus 11: 1-11; Mazmur tg 111: 1-2.3-4.7-8; Matius 6: 7-15.BERSYUKUR ADALAHMEMOHON Renungan kita pada hari ini bertema: Bersyukur Adalah Memohon. Ada seorang muridSD bernama Ivan sedang berdoa di dalam kamar dengan suara yang didengar jelas.Bapa dan ibunya mendengar putra mereka berdoa dan mendekat ke pintu untuk lebihjelas mendengarnya. Sekitar 2 menit Ivan berdoa dengan posisi dukuk di atastempat tidurnya, mata tertutup, dan kedua tangannya terkatup di dada. Saat ia keluar dari kamarnya, sang ibu bertanya: “Ivan, Mama dan Bapakmendengarmu berdoa, tetapi tidak meminta atau memohon apa-apa kepada Tuhan.Kamu hanya mengucapkan terima kasih dan senang memuji Tuhan. Mengapa tidak sukameminta kepada Tuhan?” Ivan langsung menjawab: “Aku tidak ingin meminta Ma.Karena aku sudah mempunyai semuanya di Mama dan Papa, nanti tinggal minta.Tuhan itu baik sekali Ma.” Apa yang dilakukan oleh anak Ivan ialah sebuah cara berdoa yang menjadikanungkapan syukur dan pujian sebagai isi doa, yang di dalamnya sudah adapermohonan permintaan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kita. Tuhan tahusegala sesuatu, termasuk kebutuhan kita yang paling tersembunyi dan terkecildalam hidup kita. Yang kita perlu lakukan ialah menaruh diri di hadapan-Nya danmenyampaikan rasa syukur, terima kasih dan pujian kita. Seorang teman bercerita bahwa ketika lewat di salah satu gang di kompleksperumahannya, ia bertemu pemilik tokoh roti dan mereka saling menyapa singkat.Ia memuji produksi roti dan iklan-iklan yang disebarkan sangat menarik. Iaberterima kasih kepada pemilik tokoh, karena dengan kehadiran tokoh dikompleks, kebutuhan belanja roti menjadi muda karena cukup dijangkau denganjalan kaki. Pada sore harinya, ia dikirimi tokoh roti itu satu kotak berisiroti-roti kesukaannya, tanpa ia harus membelinya. Cerita ini cukup melukiskan bagaimana melalui sapaan, rasa syukur,apresiasi, dan pujian, pemberian atau karunia itu datang. Ini sebenarnya perlumenjadi sikap dan perilaku doa kita kepada Tuhan. Tugas kita pada dasarnyaialah mengucapkan syukur, berterima kasih, patuh akan perintah-perintah-Nya,memuji dan menyembah Dia. Sedangkan soal tentang kebutuan-kebutuhan kita yangbervariasi itu, nantinya menjadi tugasnya Tuhan untuk mengurusi, karena Tuhansudah mengetahui keadaan kita sebenarnya. Kita diajarkan oleh Yesus doa “Bapa Kami”, doa Yesus sendiri, untukmengenalkan kita akan Tuhan sebagai Bapa yang murah hati. Doa Yesus ini membuatkita yakin tentang penyelenggaraan-Nya kepada kita masing-masing sesuaikehendak-Nya dan mengena pada keadaan kita yang nyata. Setiap kali kitamengucapkan “Jadilah kehendak-Mu” hendaknya kita membuka diri semuanya danbiarkan kuasa-Nya bekerja pada kita sesuai yang Ia kehendaki. Marilahkita berdoa... Dalam nama Bapa ... Ya Bapa, terima kasih atas doa Yesussehingga kami dapat mengenal-Mu sesungguhnya. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 9: 6-11; Mazmur tg 112: 1-2.3-4.9; Matius 6: 1-6.16-18.TUHAN MENGINTIP Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tuhan Mengintip. Ada dua anak, kakak-beradikyang masih sebagai murid-murid SD kompak untuk mencuri buah di kebun milikorang lain. Kakak memanjat pohon dan mengambil beberapa buahnya. Sedangkan adikberdiri agak jauh dari pohon itu untuk mengawasi kalau tuan kebun atau oranglain sedang lewat dan memergoki mereka. Mereka berdua percaya bahwa tidak ada satu pun orang melihat perbuatanpencurian buah itu. Mereka berlari secepatnya ke rumah, masing-masing membawabuah yang tersembunyi dalam bajunya. Begitu sampai di depan rumah, ibu merekasudah menunggu di pintu dengan memegang sepotong kayu untuk menghukum mereka.Wajah mereka tiba-tiba pucat, karena dosa mencuri sudah diketahui ibu. Anaksulung beranikan diri bertanya: “Kok Mama bisa tahu kami memetik buah-buah ini,padahal kebun itu jauh di sana?” Si ibu memarahi dulu kedua putranya itu karena mencuri adalah dosa.Kemudian dengan lembut ia menasihati mereka: “Tuhan Yesus mengintip ketika kamumencuri, lalu Ia segera memberitahu Mama, sehingga Mama cepat tahu bahwaanak-anak Mama sedang berbuat dosa.” Ternyata ada orang yang melihat aksi keduaanak itu dan lebih dahulu menyampaikannya kepada ibu mereka. Mulai saat itu,anak-anak sangat paham bahwa setiap tindakan mereka entah baik atau buruk danjahat, Tuhan meski tidak kelihatan, tetapi mengintip dan melihat semuanya. Makamereka menjadi takut untuk berbuat dosa lagi. Kakak-beradik itu membawapelajaran berharga itu seterusnya di dalam hidup mereka. Tuhan tidak hanya mengintip kita saat kita berbuat dosa bahkan sebelumnya,yaitu memikirkan dan merencanakannya. Sama pentingnya ialah ketika kitaberpikir, merencanakan dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Tuhan hadir danbekerja di mana saja, sehingga setiap waktu dan tempat kita berada atauberbuat, tidak pernah ada satu kesempatan pun Ia absen berada di situ. Hal inipenting sekali untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak tidur, atau berada diluar jangkauan. Akibatnya, kita sebenarnya sudah diadili secara otomatis,apakah diri kita ini orang baik atau jahat, orang yang beriman atau tidak. Ada tiga kewajiban agama sangat mendasar untuk menggambarkan danmenghasilkan pribadi seseorang beriman dengan benar dan baik atau tidak. Tigakewajiban itu ialah berbuat kasih atau amal, berdoa, dan berpuasa. Tuhan Yesusmenekankan bahwa kewajiban ini hendaknya kita lakukan dengan sesungguhnya,karena Tuhan tetap mengintip kita. Ia tersembunyi, tetapi Ia melihat setiapdetil kewajiban iman kita. Pengadilan itu tidak mesti menunggu di kamarpengakuan, tetapi terjadi setiap waktu dan dalam detak jantung kita. Tuhansudah menentukan apakah kita orang baik dan beriman atau tidak melaluikewajiban-kewajiban beragama kita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, berkatilah kami hari ini supaya kamimelakukan kewajiban iman kami dengan benar. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra danRoh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
Ustadz Najmi Umar Bakkar - Kitab Al-Kaba'ir 11& - Kajian Rutin Pekan ke
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan mengambil alih penyelesaian sengketa empat pulau yang melibatkan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh.
Ustadz Najmi Umar Bakkar - Kitab Al-Kaba'ir #7 Memakan Riba (Bagian - Kajian Rutin Pekan ke
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 8: 1-9; Mazmur tg 146: 2.5-6.7.8-9a; Matius 5: 43-48.MUSUH KITA Renungan kita pada hari ini bertema: Musuh Kita.Pertama kali saya difitnah dengan cara penyebaran cerita bohong tentang dirisaya, tetapi dilakukan di belakang saya. Saya tersinggung dan marah. Sayaberusah mencari tahu siapa sebenarnya yang melakukan fitnahan itu, tetapi tidakberhasil. Kali kedua, saya dituduh melakukan korupsi dengancara surat kaleng yang ditaruh di balik pintu ruang kerja saya. Sekali lagi iniadalah kebohongan, karena saya jelas tidak pernah korupsi. Saya hidup hanyadengan gaji dan usaha sendiri yang dijalankan oleh keluarga. Tuduhan itu sangatmemalukan dan membuat saya sangat marah. Saya berusaha mencari tahu otakpenuduhan itu, tetapi hasilnya nihil. Kali ketiga, handphone saya berdering sepanjanghari. Nomornya berbeda-beda muncul di layar ponsel, tetapi tidak ada nama. Sayamencoba untuk menjawab sekali, dengan harapan untuk memastikan apa yangdiinginkan oleh penelpon. Tetapi tidak ada satu suara pun yang menjawab ataupaling kurang menulis pesan sesuatu setelah menelpon. Saya harus memutuskanuntuk mengganti nomor ponsel saya. Begitulah cerita seseorang beberapa hari lalutentang hidupnya yang sangat terganggu. Ia bercurah perasaannya kepadateman-temannya. Kita sering mendapat gangguan serupa atau dalam versi yangberbeda-beda. Jelas bahwa tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bebasdari gangguan. Pengganggu itu dapat kita kategorikan sebagai pengganggu biasadan normal, seperti teman yang datang ke rumah saat kita sedang fokus bekerja,atau anak yang bertanya macam-macam kepada orang tuanya. Tuhan Yesus pada hari ini menyinggung kategoripengganggu luar biasa atau yang punya maksud untuk menyakiti dan membinasakankita. Mereka disebut para musuh. Mereka berada di mana-mana, yang dapat kitajumpai tiap hari baik yang kita kenal maupun yang tidak. Mereka yang tidak kitakenal dan di persembunyiannya, memiliki rencana untuk menyerang danmencelakakan kita. Dengan adanya media sosial yang sangat bervariasipenggunaannya, musuh tak dikenal itu dengan mudah berbuat jahat sesuka hatinya. Terhadap keberadaan musuh-musuh seperti ini,apakah firman Tuhan hari ini tentang “Kasihanilah musuh-musuhmu” masih relevan?Mungkin ada orang tidak percaya kalau ini tidak relevan, namun Tuhan Yesus akanmenjawab sendiri dan mengatakan itu kepada kita, bahwa firman-Nya tentangmengasihi musuh tetap relevan sepanjang masa. Firman itu berkata bahwa,mengasihi musuh siapa pun dia, yaitu dengan mendoakan dia. Itu berarti kitamenaruh si musuh itu dihadapan dua pengadil, yaitu diri kita dan Tuhan sebagaipengadil utama. Jadi kita bersama dengan Tuhan berhadapan dengan para musuhkita.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus Tuhan kami, semoga dengan kasih-Mukami dapat mengubah musuh menjadi sahabat. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 6: 1-10; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4; Matius 5: 38-43.PELAYANANTERMAHAL Tema renungan kita pada hari ini ialah: PelayananTermahal. Ada seorang remaja perempuan berusia 13 tahun bernama Laura. Iadikaruniai Tuhan semangat hidup Kristen dengan kebajikan-kebajikan yang sangatmulia. Ia baru kelas 1 SMP tetapi semangat hidupnya itu menjadikan dirinyamenjadi teladan bagi seluruh sekolah. Beberapa contoh kebajikan itu ialah bahwa ia tidakpernah terlambat masuk sekolah. Ia menuruti semua perintah para gurunya. Iatidak pernah mengeluh akan kesulitan atau ketidak-nyamanan yang terjadisekolah. Ia menolong siapa saja entah diminta entah tidak diminta bantuannya.Ia selalu mendoakan teman-teman atau para guru yang membutuhkan dukungan doa. Dalam acara penutupan tahun ajaran sekolah, Lauradidaulat menjadi siswa teladan sekolah. Selain mendapatkan hadiah penghargaandari sekolah, Laura juga mendapatkan penghargaan dari kantor dinas pendidikandi kotanya. Laura sendiri hanya mengucapkan terima kasih kepada setiap pujianyang diberikan kepadanya. Senyumnya juga senantiasa menjadi balasan atas salamdan sapaan orang-orang di sekelilingnya. Justru yang memberikan kesaksian tentang Lauraialah para guru dan teman-temannya. Guru kelasnya memberi kesaksian bahwa Lauradianugerahi semua kebajikan Kristen dan karakter pribadinya yang baik. Tetapiyang sangat penting dan membuatnya unik ialah Laura tidak pernah marah, kecewa,tersinggung dan mengeluh terhadap orang yang bersikap kasar atau jelekterhadapnya. Ia tetap tenang, tersenyum dan ramah dengan mereka yangmemusuhinya. Seorang teman kelasnya memberikan kesaksianbegini: “Laura membalas mereka yang menjahatinya dengan kasih. Ia tidak pernahberpikir dan bersikap negatif terhadap siapa pun yang menyakiti atau tanpasengaja bersalah kepadanya. Itu yang membuat kami semua kagum terhadapnya.”Kedua kesaksian itu sesungguhnya merefleksikan cinta kasih yang Tuhan Yesusajarkan kepada kita pada hari ini. Firman Tuhan pada hari ini inginmengingatkan kepada kita tentang pelayanan termahal yang tidak hanya oleh Yesustetapi juga oleh setiap pengikut-Nya. Laura memberikan contoh bahwa melayani yang sangatmahal tidak diukur dengan materi yang dipakai atau konteks kita berada.Pelayanan termahal menunjuk pada orang yang memperlakukan para musuh danlawannya. Mereka tidak harus dilawan, didiamkan, dan dihindari. Kita perlumelayani mereka dengan perbuatan kasih. Setiap perbuatan kasih, seperti sabardan tetap memenuhi kebutuhan orang yang marah kepada kita, selain memberikankita kekuatan, tetapi juga memenangkan hati orang-orang yang berhati sekerasbatu.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus, ajarkanlah kami selalu untuk berhatilembut terhadap para musuh kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 5: 14-21; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.11-12; Matius 5: 33-37SUMPAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sumpah. Adaseorang pejabat pemerintahan di daerah baru selesai diambil sumpah untukmenjalankan tugas pelayanan publik pertama kali dalam hidupnya. Istrinyamendampingi. Dalam sesi foto bersama keluarga, tampak keluarga pejabat itusangat indah dan dipuji banyak orang. Semua orang berharap kepada pejabattersebut agar ia berkomitmen kepada sumpah jabatan yang sudah diungkapkannyadihadapan publik. Ketika mereka berada di rumah, sang istrimemberikan nasihat kepadanya begini: “Engkau adalah pejabat yang terpilihsecara luas karena orang-orang sungguh percaya kepadamu. Sumpah tadi, engkaunyatakan dengan bumi yang engkau pijak, langit yang engkau junjung, dan publikyang mengelilingimu, menjadi saksi-saksinya. Semua saksi itu tahu bahwa engkauadalah seorang pejabat. Maka buktikanlah dirimu sungguh-sungguh bahwa engkauadalah pejabat di daerah ini. Saya dan anak-anak mendoakan dan mendukungmu.” Sumpah, seperti harapan dan doa istri tadi, padadasarnya dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab, misi dankepercayaan untuk mewujudkan sumpah itu selama wewenang atau jabatan masihmelekat pada mereka. Setelah jabatan atau status khusus tidak melekat lagipadanya, sumpah juga tidak berlaku lagi. Hal ini berarti sumpah adalah sebuahpernyataan komitmen yang serius dan berat. Ikatan dan tuntutan sebuah sumpahjauh lebih besar daripada sebuah janji seperti ingin bawa oleh-oleh kepadaseorang teman. Karena alasan ini, umumnya sumpah-sumpah yangdilakukan oleh siapa pun di dunia ini selalu atas nama kuasa yangsuper-natural. Karena ketika saksi-saksi sebuah sumpah adalah segala sesuatuyang mengelilingi orang yang mengambil sumpah, itu berarti yang ditujukan ialahbukan orang per orangan, tetapi segenap alam raya dan kehidupan. Bagi kitaorang-orang beriman, sumpah seperti ini adalah ditujukan kepada Tuhan. MakaTuhan Yesus mengingatkan kita pada hari ini, jika seorang beriman mengambilsumpah, buatlah itu tanpa dengan kepalsuan, kepura-puraan, kebohongan, dandalam rencana untuk diingkari. Sumpah yang diambil oleh seseorang hendaknya dalamkebenaran dan ketulusan, karena yang menyaksikan itu ialah Tuhan sendiri, yangdirepresentasi oleh seluruh alam semesta: langit, bumi, udara, manusia danbudayanya. Semua itu adalah milik Tuhan. Oleh karena itu prinsip sebuah sumpahyang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan kita pengikut-Nya berkewajiban menaatinya,ialah “jika ya katakanlah ya, dan jika tidak katakanlah tidak”. Santo Paulus dengan spesifik mengatakan bahwasebuah sumpah yang berisi ya atau tidak dengan benar dan jujur, dasarnya ialahcinta kasih Yesus Kristus yang mendasari semua perkataan dan tindakan kita.Kita harus memakainya. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, semoga Roh-Mu selalu menguatkan kamidalam mewujudkan kehendak-Mu atas kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Y. Sandra Isrudianti dan Dony Hari Nugroho dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 4: 7-15; Mazmur tg 116: 10-11.15-16.17-18; Matius 5: 27-32.BAHASA-BAHASA ROH Tema renungan kita pada hari ini ialah:Bahasa-Bahasa Roh. Basilika Santo Antonius terletak di jantung kota Padua(Italia Utara). Di dalam, halaman, dan lingkungan sekitarnya selalu ramaidengan pengunjung sepanjang musim. Para turis sangat dibantu untuk sampai kesitu dengan transportasi dan petunjuk jalan yang lengkap. Saat ini denganinternet yang menyediakan wifi yang diakses dengan lancar dan bebas, pengunjungakan merasa nyaman berada di kota itu. Seorang pengunjung dari Indonesia bahkan inginmemperpanjang tinggalnya di kota Santo Antonius ini. Setiap hari ia kunjungipertama basilika Santo Antonius baru kemudian mengunjungi tempat-tempat wisatalainnya. Berjalan kaki dari taman kota yang luas menuju ke basilika sangatmenyukakan dia, antara lain karena dengan akses wifi itu membuat dia bersiaranlangsung dengan keluarganya. Berada di kota Santo pengikut Santo FransiskusAsisi ini, membuatnya memilih untuk berlama-lama untuk menikmati segala kemudahankota ini. Antonius Padua tidak hanya sebagai seorang yangsuci. Ia juga terkenal sebagai seorang pandai, pengajar iman yang handal, danguru yang bijaksana. Salah satu kotbahnya yang terkenal ialah tentangbahasa-bahasa Roh Kudus yang memudahkan setiap pengikut Kristus untukberkomunikasi dan berelasi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Iaberkata bahwa seseorang yang dipenuhi Roh Kudus mampu berbicara dalam anekabahasa yang berbeda-beda. Beraneka bahasa yang berbeda-beda ini ialah anekacara untuk memberikan kesaksian atas Yesus Kristus. Yesus sendiri berkata didalam Injil Yohanes bahwa Roh Kudus bertugas untuk memberikan kesaksian tentang diri-Nya dan Bapa di surga. Bahasa-bahasa Roh itu antara lain kerendahan hati,kemiskinan-kesahajaan, kesabaran, ketaatan, ketekunan, kemurahan hati dankebajikan-kebajikan Kristen lainnya. Kita berbicara dalam bahasa yangberbeda-beda ketika kita memakainya di dalam diri kita dan kita praktikankebajikan-kebajikan itu dalam diri sesama kita. Itu berarti tindakan-tindakanberbicara jauh lebih kuat daripada kata-kata. Hendaknya kata-katamu mengajarkandan tindakan-tindakanmu yang berbicara. Sebab orang-orang yang penuh dengankata-kata tetapi kosong dalam tindakan-tindakan akan dihukum oleh Tuhan sepertipohon ara yang yang tidak berbuah. Yesus menegaskan bahwa kemarahan adalah dosa yangmembunuh. Ini sangat melawan bahasa Roh yang diajarkan Santo Antonius yangmerupakan turunan dari cinta kasih Kristus. Santo Paulus mengatakan bahwaterang Tuhan bercahaya dalam hati kita, supaya kita dapat mewartakankemuliaan-Nya kepada seluruh dunia. Terang Tuhan itu adalah bahasa karunia Rohdi dalam diri kita. Marilahkita berdoa. Ya Yesus yang baik, semoga kami semakin mampu menggunakanbahasa-bahasa Roh Kudus-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 3: 15 - 4: 1.3-6; Mazmur tg 85: 9ab-10.11-12.13-14; Matius 5: 20-26.SINGKIRKAN PEMBATAS Tema renungan kita pada hari ini ialah: SingkirkanPembatas. Dalam suatu perayaan Misa dengan gereja yang dipenuhi oleh umat, saatkonsekrasi terjadi keributan sedikit di bagian belakang. Seorang bocahlaki-laki menangis. Pasalnya ibunya tidak bisa menduduki dia di pundaknya,seperti biasa yang dilakukan oleh bapaknya. Pada hari itu bapaknya berhalangandatang karena ada pekerjaan di luar kota. Bocah ini kadang duduk manis di bangku, atau asyik denganmainannya, atau mewarnai gambar-gambar. Pada waktu akan konsekrasi, iadinaikkan ke pundak bapaknya dan dengan senangnya menatap Tuhan Yesus di altaryang diangkat oleh imam. Sayang sekali, kali ini ia tidak bisa menatap karenaibunya tidak sanggup menaruh dia di pundak. Banyak orang yang berdiri membatasidia untuk melihat Tuhan. Ia menangis dan berontak. Pembatas dalam bentuk apa pun mesti disingkirkan supayakita bisa mempunyai kebebasan untuk melihat dan mengalami kehadiran Tuhan. Santo Paulus menggambarkan tentang selubungyang menutup hati orang-orang Israel ketika mereka membaca kitab Musa.Alasannya karena mereka telah menjauh dari Tuhan. Jika mereka berbalik kepadaTuhan, selubung itu akan tersingkir dari mereka. Pembatas pada prinsipnya diciptakan oleh kita sendiri.Malas dan bosan sering menjadi tembok semen tebal yang menghalangi kita kontakdengan Tuhan. Orang malas dan bosan kelihatan tertidur atau berbuat sesuatulain di sebelah tembok, padahal di sebelah yang lain ada Tuhan yangmemperhatikan dia. Mereka ini tinggal diajak dan dibujuk atau diberi pengertiansupaya bersemangat kembali. Marah, benci, dendam dan hati yang keras atau brutalmerupakan tembok besi baja yang tak bisa ditembus. Sampai-sampai Yesus menyuruhkembali dari hadapan Tuhan untuk hilangkan amarah, minta maaf, damai dahuludengan orang yang terlibat dalam marah atau benci, supaya saat kembali lagisudah tak ada penghalang atau pembatas. Orang-orang seperti ini, tidak cukupdiajak atau dibujuk. Mereka harus diberi ketegasan langsung ke pokok masalahseperti Yesus, bahwa seperti ini sangat tidak layak untuk menatap dan berjumpadengan Tuhan. Pihak luar sama sekali bukan penghalang atau pembatas bagikita untuk menatap Tuhan dan berjumpa dengan-Nya. Misalnya Anda dilarang untuk berdoa atau menghadiri Misa, namun hati, pikiran dan kehendakmu tetap sajaberkontak dengan Tuhan tanpa diketahui oleh si penghalang itu. Jadi seruanuntuk menyingkirkan pembatas, terutama adalah untuk diri kita sendiri. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus,Engkau menyambut setiap orang tanpa batas apa pun. Jadikanlah hati kami sepertihati-Mu supaya kami tetap dekat dengan Dikau dan menerima sesama kami sepertiyang Engkau kehendaki dari kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rikardus Sersandi Jehadi dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 21b-26; 13: 1-3; Mazmur tg 98: 2-3ab.3c-4.5-6; Matius 10: 7-13.KARUNIA PRIBADI YANG KREDIBEL Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karunia Pribadi Yang Kredibel. Adaempat anak di dalam keluarga. Yang sulung seorang laki-laki berumur 14 tahundan ia diharapkan orang tuanya untuk menjaga ketiga adiknya yang masih kecil.Harapan itu terwujud dengan peran anak sulung yang menjadi kakak dan penjagayang baik dan bertanggung jawab. Setiap kali orang tua bepergiaan dan menginapdi luar, mereka percaya bahwa si sulung dan adik-adiknya akan baik-baik-baikdan aman-aman saja. Anak sulung itu adalah anak yang dipercaya. Ia dianggap sebagai pendukung,penjaga, dan pemberi rasa aman dan nyaman. Satu kata yang dapat mewakili semuaini adalah pribadi yang kredibel. Seorang pribadi yang kredibel atau yang dapatdipercayai untuk menjalankan suatu kepercayaan, merupakan tanda kematangansebagai manusia. Ketika Tuhan Yesus meninggalkan para rasul dan murid untuknaik ke surga, Ia tahu bahwa mereka semua sudah siap dengan kredibilitasnya.Mereka harus mengambil alih tugas-tugas Yesus Kristus untuk menjadi tanda danpembawa kabar suka cita kepada seluruh dunia. Salah satu di antara mereka ialah Santo Barnabas, seorang rasul yangsepadan dalam masa pelayanan dan tugas misioner Gereja Perdana dengan SantoPaulus. Kredibilitas merupakan suatu karunia keutamaan yang dapat dimiliki olehsetiap orang, melalui suatu proses menjadi matang atau dewasa. Namun yangterjadi atas Santo Barnabas adalah seuatu yang unik. Keunikannya itu ialahseperti ini. Catatan sejarah yang berhubungan dengan Kisah Para Rasulmengisahkan bahwa nama aslinya ialah Yosef. Nama Yosef ini adalah suatu namayang poluler bagi orang-orang Yahuni. Kita mengingat nama bapa angkat Yesus,Santo Yosef. Yosef diperayai oleh Gereja Perdana di Yerusalem untuk bersama Paulusmengurusi Gereja yang sedang bertumbuh pesat di Antiokia. Mengapa seorang muridYesus, Yosef, yang dipilih? Karena ia seorang yang kredibel. Sebagai partnerrasul ulung Paulus, ia harus seorang yang juga ulung, supaya Gereja dapatdipelihara dan dijaga sesuai dengan yang diinginkan oleh Tuhan Yesus Kristusdan Gereja seluruhnya. Atas dasar itu, maka namanya “Yosef” diganti dengan“Barnabas”. Nama baru ini memang berarti “putra yang kredibel” atau seorangyang dipercaya atau pribadi yang meyakinkan. Di kota Antiokia itu, untuk pertama kalinya persekutuan para pengikutKristus yang terorganisir dengan sangat baik oleh Barnabas sebagai pemimpinjemaat dan Paulus sebagai rasulnya, disebut Kristen. Nama “Kristen” yang kitapakai sampai saat ini tentu saja perlu dikaitkan dengan kredibilitas parapengikut Kristus. Kita perlu terus berusaha untuk menjadi para pengikut Kristusyang kredibel, dengan dukungan doa-doa dan berkat rasul Barnabas.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga denganberkat-Mu kami menjadi murid-murid-Mu yang kredibel. Kemuliaan kepada Bapa danPutra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Denny Surijanto dan Mandalina Salawah dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 1: 18-22; Mazmur tg 119: 129.130.131.132.133.135; Matius 5: 13-16.CAHAYA BAGI KEGELAPAN Renungan kita pada hari inibertema: Cahaya Bagi Kegelapan. Ada sepasang suami dan istri yang sudah limatahun menikah itu, baru seminggu ini bagai mengalami hidup baru. Mereka menyambut gembira kelahiran pertama hasilperkawinan mereka selama lima tahun. Dalam penantian itu tampaknya lebih banyaksusahnya daripada senang. Pertengkaran selalu terjadi lantaran salingmenyalahkan pada pihak mana yang menjadi penyebab kesusahan itu. Puncaknya ialah setahun sebelumsang istri hamil, ketika mereka terancam cerai. Suami yang lebih dahulumenuntut cerai, yang kemudian istri menyusul menyetujui cerai. Perkawinan dan kehidupankeluarga muda ini benar-benar sedang dalam kegelapan dunia ini. Meskipun adamatahari di siang hari, bulan dan bintang di malam hari, namun hidup merekadari saat ke saat seperti tidak menemui satu cahaya yang dapat memberikan jalankeluar dari masalah. Tuhan tidak tega dengan umat-Nyayang sedang menderita. Ia menentukan jodoh mereka. Ia menyelenggarakanperkawinan mereka. Mengapa Ia sampai mengizinkan kesusahan itu berakhir dengankehancuran perkawinan dan keluarga? Kepastian pertolongan itu terungkap jelangpertengahan tahun ke-5 perkawinan mereka. Istri terbukti hamil, setelah tanpasengaja melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter. Berita dan suasana bahagia segeramengisi seluruh rumah tangga mereka. Suami bersujud di hadapan istri, merekabermaafan, berpelukan, menangis haru tanda gembira. Sembilan bulan kehamilanberlalu dan kelahiran secara normal bayi laki-laki yang diberi nama Salvatore(penyelamat) itu, sungguh menjadi cahaya untuk menghalau kegelapan yang sempatbeberapa lama menutup kehidupan suami-istri dan keluarga yang sedang merekabangun. Bayi itu diberi nama Salvatoredemi menegaskan peran Tuhan Yesus sebagai penyelamat manusia dan terang bagidunia. Santo Yohanes mengatakan dalam Injilnya bahwa Yesus adalah Sang Terang,dan kita pengikut-Nya diundang untuk selalu tinggal di dalam terang itu. Iamemberikan terang-Nya kepada kita melalui semua berkat karunia yang dicurahkankepada kita. Pada hari ini Injil Matius mengajarkan dan meminta supaya kitapara pengikut Kristus menjadi terang dunia. Jangan biarkan terang yang sudahdiberikan Tuhan itu tidak terpakai atau tidak dibagikan ke sesama. Surat kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam bacaan pertama menekankan tentang komitmen kita untukhidup dalam terang ilahi, yaitu kita hendaknya selalu menjawab “ya” ataspanggilan Tuhan kepada kita masing-masing sebagai pengikut Kristus dan anggotaGereja. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa…Ya Yesus yang baik,jadikanlah kami cahaya-Mu bagi dunia di sekitar kami yang sangat membutuhkanpertolongan. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Julia Ayuningtyas dan Johanes Bambang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 3: 9-15.20; Mazmur tg 87: 1-2.3.5.6-7; Yohanes 19: 25-34KARUNIA SEORANG IBU Tema renungan kita pada hari ini ialah: KaruniaSeorang Ibu. Secara prinsip kita percaya akan Tuhan yang satu, namun dalammewujudkan kehendak-Nya dan mengungkapkan diri-Nya, Ia menghadirkan suatukehidupan bersama dengan pihak lain. Salah satu ungkapan kehendak ilahi yanghakiki ialah kehidupan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam kuasa ilahi yang mengungkapkan kehidupanberpasangan itu, kita kemudian mengenal adanya ibu atau mama sebagai karuniabagi kehidupan kita. Seorang ibu berdiri dan berada di atas dua fondasi yangkokoh, yaitu sebagai wanita dan pribadi yang mengikatkan diri di dalamperkawinan. Kodrat manusia sebagai wanita dan yang kawin dengan laki-lakiadalah aspek alamiah yang mendasari suatu bangunan mulia dan bermartabatsebagai ibu. Tuhan menciptakan yang kodrati itu, dan Iamenilainya sebagai ciptaan yang baik, karena mengikuti gambar dan rupa-Nyasendiri, seperti yang dikatakan oleh kitab Kejadian. Tetapi ciptaan tidakberhenti di situ. Kemuliaan-Nya terungkapkan dengan lebih sempurna ketikaciptaan tersebut menjadi ibu, yang tujuannya ialah supaya ibu ikut menyaksikankemuliaan Tuhan di dunia. Keibuan yang menampilkan kuasa dan kasih Tuhan samaartinya dengan yang diungkapkan oleh kebapaan. Dengan kata lain, seorang ibusecara mendasar adalah wajah dan tindakan Tuhan Allah di dalam dunia, bagisiapa saja yang mengambil bagian di dalam hidup dan karya sang ibu. Kita berbahagia di hari peringatan Bunda Mariasebagai Bunda Gereja ini, yang merupakan perayaan untuk menghormati danmemuliakan peran ke-Ibuan untuk seluruh Gereja. Pada prinsipnya Gereja disebutibu dengan alasan paling kentara, ialah karena Bunda Maria dipercayakan olehPutra-nya sendiri, Yesus Kristus yang adalah kepala Gereja, sebagai bundaGereja. Yesus nyatakan itu secara langsung dan pribadi ketika Ia bergantung diatas salib dan sesaat lagi akan wafat. Ia berkata kepada seorang murid yangdikasihi-Nya: “Inilah ibu-mu”! Gereja sebagai ibu memiliki tanggung jawab mahapenting untuk melindungi dan mengarahkan setiap anggotanya ke jalankeselamatan. Maria tentu bekerja sama dengan Yesus Kristus, sang Kepala Gereja,untuk membuat Gereja dan seluruh anggotanya hidup dalam iman, kasih danpengharapan yang kuat. Sebagai ibu, Maria menjiwai seluruh Gereja sepanjangjalan tersebut. Meskipun ancaman setan dan musuh-musuh tak pernah berhentiuntuk mencelakakan dan menghancurkan Gereja, ibu Gereja memiliki kekutaan untukbertahan dan melawannya. Perlawanan itu tidak pernah berhenti selama dunia inimasih berputar, seperti yang diwartakan oleh bacaan pertama hari ini. Marilahkita berdoa. Dalam nama ... Ya Allah maha kuasa, semoga Bunda Maria selalubersama dengan kami di dalam segala kesulitan kami, khususnya dalam saat-saatkesulitan dan acaman musuh yang mematikan. Salam Maria penuh rahmat ... Dalamnama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ratna Dewi dan Raymond dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 28: 16-20.30-31; Mazmur tg 11: 4.5.7; Yohanes 21: 20-25.CAMPUR TANGANYANG DIPERLUKAN Renungan kita pada hari ini bertema: Campur TanganYang Diperlukan. Dengan pernyataan ini kita ingin mengungkapkan suatu campurtangan yang tepat dan benar. Kita juga dapat mengingatkan bahwa jangan memaksaikut campur jika memang tak perlu. Jika Anda merasa berkewajiban untuk campurtangan, lakukan saja. Roh Kudus yang menggerakkan kita pada saat yang tepatakan mengijinkan kita campur tangan untuk suatu urusan orang lain atau bersama,namun pada momen yang lain akan mencegah kita untuk berbuat demikian. Banyak orang sering berbagi pengalamannya,terutama tentang kehidupan pribadi dan perjalanan imannya, dengan dibantumeditasi harian melalui media La Porta ini. Semuanya memberikan apresiasi dan terima kasih karena siraman rohani iniberperan ikut campur tangan dalam hidup pribadi mereka. Seorang pendengar setiapernah menulis pesan wa begini: “Pastor, saya merasa hidup saya setiap haridiusik oleh siraman firman Tuhan. Saya merasa ditegur, selain itu juga saya dihibur,diberikan ketenangan, dan diarahkan jalan yang bijaksana”. Ini merupakan satu contoh mencampuri urusan ataucampur tangan pada momen yang tepat dan benar. Untuk rasul Petrus, rasanya iaditegur oleh Yesus karena ia mencampuri urusan murid lain yang dikasihi Tuhandan urusan Yesus sendiri. Menurut Yesus, Petrus harusnya mengurusi saja dulukepentingannya, sebelum sibuk dengan kepentingan orang lain. Dengan kata lain,momennya tidak tepat untuk campur tangan. Ini juga terjadi dengan kepentingankekuasaan Romawi dan agama Yahudi yang saling campur atau tarik-menarik dalampenderitaan yang dialami oleh Paulus saat berada di Roma. Campur tangan atas kepentingan sesama padadasarnya memang tak bisa dihindari. Itu bagian dari memberikan perhatian. Namunsupaya dapat menjadi suatu perbuatan yang sangat positif dan sebagai suatupelayanan, mestinya kita bisa menghindari dua ekstrem yang membuat campurtangan itu menjadi tindakan yang salah dan berakibat buruk bagi kita sendiridan orang lain. Ekstrem pertama ialah campur tangan yang tidakperlu, atau tepatnya yang berlebihan dan salah tempat dan waktunya. Seorangyang sedang gelisah dan sedih, kita justru melibatkan dia dalam diskusi sesuatuhal yang membuat dia bertambah kacau pikiran dan hatinya. Kedua ialah tidakberbuat apa atau sama sekali tidak campur tangan. Seorang teman menyesal sekalitak bisa bantu rekannya, padahal sebenarnya ia bisa berikan pertolongannya,akibatnya rekan itu menderita kecelakaan lebih parah. Jadi, dengan menghindari dua ekstrem initinggal satu pilihan saja, yaitu tindakan campur tangan yang diperlukan, padawaktu dan tempat yang benar, sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Dengarkanlah doa kami yang memohon supayasaling memperhatikan antar pribadi dan komunitas atau masyarakat sungguhbertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kami lebih baik dalam relasi dankerja sama di antara kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Jessika Suasa dan Vitalis Jelanu dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 25: 13-21; Mazmur tg 103: 1-2.11-12.19-20ab; Yohanes 21: 15-19.PEMBENARAN KITADARI TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pembenaran Kita Dari Tuhan.Pembenaran kita dari Tuhan bermakna suatu tindakan Tuhan yang membenarkan danmemperkuatkan martabat kita sebagai putra dan putri-Nya, yang berartimemisahkan kita dari kuasa jahat dan duniawi yang ingin menjauhkan kitadaripada-Nya. Contoh paling nyata ialah pengadilan Paulus di hadapan penguasa duniawiatas dasar iman dan keyakinan yang ia anut dan ajarkan. Yesus Kristus mengalamiyang sama ketika Ia dihadapkan ke Pilatus. Di situ terlihat pembenaran dariTuhan sangat nyata, terungkap baik melalui perkataan maupun tindakan sehinggadi satu pihak berdiri tegak kebenaran dari Allah berhadapan dengan kebenarandari dunia ini. Klimaksnya jelas, kebenaran dari Tuhan harus melepaskan diridari dunia ini untuk kembali kepada pemiliknya, yaitu Tuhan sendiri. Hal inidilakukan melalui sebuah kematian di dunia ini, supaya mendapatkan kehidupan diakhirat. Pengadilan Paulus terkait evangelisasi yang dilakukan Gereja Perdana,sementara ada juga pengadilan yang dialami Petrus saat ia di”adili” secarakhusus oleh Yesus sendiri. Istilah “diadili” oleh Yesus dimaksudkan untukmenempatkan seseorang pantas dan benar di hadapan Tuhan. Petrus diinterogasisoal ketulusan, iman dan komitmennya untuk mengikuti Kristus. Petrus terkenaldengan bicara tanpa banyak pikir, maka sering keliru dan salah sasaran. Denganpengadilan itu Petrus dapat sampai kepada komitmennya bersamaan denganpengangkatannya untuk menjadi pemimpin Gereja. Pembenaran melalui pengadilan, entah oleh instrumen penegakan hukum negaraentah oleh Tuhan sendiri, harus patuh pada salah satu syaratnya yangfundamental ialah objektivitas. Nurani banyak orang, masyarakat dan pendapatumum yang membentuk objektivitas itu. Sedangkan jika pembenaran itu hanyadatang dari satu atau dua orang, yang jelas melawan nurani banyak orang, itupasti melawan kebenaran. Oleh karena itu suara dan kehendak Tuhan didapatkan melalui pendapatbersama dalam Gereja yang difasilitasi oleh para pemimpinnya. Di situpembenaran atas sikap hidup dan penghayatan iman kita diberlakukan. Jadi kalauAnda mendapatkan absolusi dalam pengakuan dosa yang diberikan oleh Gerejamelalui seorang bapak pengakuan, itu merupakan pembenaran bagi diri Anda. Tuhanmembenarkan kita di dunia ini melalui instrumen-instrumen yang sah, dan satuyang paling utama ialah Gereja. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha baik, tambahkanlah keberanian dankekuatan kami untuk dapat menghadapi aneka macam kesulitan dan pengaruh jahat,sehingga kami boleh menikmati suatu pembenaran dari-Mu dan berusahamenghayatinya melalui tutur kata dan perbuatan di sepanjang hidup kami.Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Nancy Phanasta dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 22: 30; 23: 6-11; Mazmur tg 16: 1-2a.5.7-8.9-10.11; Yohanes 17: 20-26SEMOGA MEREKAMENJADI SATU Tema renungan kita pada hari ini ialah: SemogaMereka Menjadi Satu. Kalimat ini datangdari Yesus sendiri, yaitu ketika Ia berdoa bagi para rasul, murid-murid dankita semua pengikut-Nya pada waktu perjamuan malam terkahir. Isi doa sepertiini kemudian untuk seterusnya menginsprasi doa-doa kita untuk intensipersekutuan dan persatuan. Persekutan ini adalah hakekat mendasar sifatAllah, yaitu Tritunggal. Lalu Yesus mendokan supaya semua pengikut-Nya akhirnyasampai pada tujuan persekutan ini. Namun ada satu pertanyaan sederhana ini:mengapa Yesus tidak ungkapkan: Mereka harus bersatu, tapi sebaliknya Iakatakan: semoga mereka bersatu? Alasan paling kentara ialah bahwa Tuhan memberikankebebasan pada setiap manusia untuk memilih persatuan atau perpecahan dantercerai-berai. Ini sama dengan kebebasan memilih untuk menaati Dia atausebaliknya melawan. Di dunia ini arena bermain dan berjuang akan menentukanapakah setiap orang benar-benar mengikuti Tuhan atau sebaliknya memilih jalanlain. Setiap manusia dikaruniai kebebasan dan kepandaian untuk memilih jalankepada keselamatan. Alasan lain yang mungkin kurang kita sadari ialahbahwa persiapan merupakan unsur yang selalu penting dalam ziarah iman kita didunia. Doa Yesus semoga kita bersatu di dunia merupakan dorongan supaya kita menyiapkansuatu persekutan yang kuat dan bermartabat sebagai putra dan putri Allah.Persiapan ini bagaikan meningkatkan selera supaya kita merindukan persatuanabadi di surga. Jangan pernah abaikan, permainkan atau remehkan apa pun jenispersekutuan anak-anak Allah di dunia dan cukup saja berpikir bahwa nanti sajabersatu di surga. Tuhan tidak mengijinkan cara seperti ini. Alasan berikutnya sebagai yang paling tinggi danterakhir ialah bahwa Allah itu esa dan tempat Ia berdiam ialah satu sajaselamanya, di surga. Untuk sampai ke sana kita harus melewati perjalanan danproses panjang. Tidak ada permainan sulap atau transportasi kilat untuk bisasampai di sana. Kalau seandainya tak ada proses maka cukup satu saja mujisatuntuk membawa semua orang bersatu di surga. Tetapi ada prosesnya, maka kitamemakai “semoga kita bersatu”. Dalam segala usaha untuk itu, kita manusia menaruhharapan semoga dapat mencapainya. Tuhan tidak ingin menghilangkan unsurpengharapan pada manusia dengan memakai kata harus. Harapan sangatlah pentingbagi kita manusia. Semua doa kita jelas memakai kata “semoga” atau “kiranya”dan “akan” atau “nantinya”, karena itu sebagai tanda nyata pengharapan kita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, persatuan di dalam Engkaumerupakan harapan kami yang sangat utama, semoga Roh Kudus yang diutus Putra-MuYesus Kristus mempersatukan kami di dunia ini dalam segala bentuk dan situasikami sebagai persiapan kami untuk menikmati persatuan abadi di surga. SalamMaria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 20: 28-38; Mazmur tg 68: 29-30.33-35a.35b-36c; Yohanes 17: 11b-19.BERBAGI ROHKUDUS Renungan kita pada hari ini bertema: Berbagi Roh Kudus. Maksud ungkapanberbagi Roh Kudus di sini ialah bahwa setelah menerima pencurahan dan dinaungiRoh Kudus, seseorang itu mendapat perutusan untuk berbagi karunia Roh Kudus itukepada orang lain. Ia membagikannya sejalan dengan perutusan yang ada padanya. Misalnyasebagai orang tua, ia membawa Roh Kudus itu ke dalam keluarga di mana ayah danibu menghadirkan relasi perkawinan mereka yang baik, sehingga berpengaruhpositif bagi segenap keluarga. Masing-masing saling menyapa secara baik danpositif sehingga suka cita tumbuh di dalam keluarga. Ada begitu banyak contohbagaimana kita masing-masing dapat berbagi Roh Kudus. Kita mendapat contoh dari kedua bacaan pada hari ini. Yesus menguatkan pararasul dan murid-murid, bahwa hidup mereka tanpa kehadiran-Nya secara fisikadalah dalam bimbingan Roh Kudus. Mereka pasti mengalami banyak tantangan dankesulitan, terutama ancaman para musuh Tuhan. Tetapi Roh Kudus yang penuh dalamYesus, dibagikan semuanya kepada mereka. Demikian juga Paulus yang akanmeninggalkan jemaat Efesus yang telah ia bina selama tiga tahun. Ia menjaminbahwa Roh Kudus sepenuhnya menguatkan dan membimbing mereka. Mengapa kita harus berbagi Roh Kudus? Ada beberapa alasan mendasar. Pertamakarena Tuhan Allah sendiri sudah berbagi dari diri-Nya sendiri. Dia yang sucidan murni di dalam surga, mau berbagi hidup-Nya dengan manusia sehingga PutraAllah menjadi Yesus Kristus, kemudian Yesus sendiri mengutus Roh-Nya bagi kita.Allah sudah berbagi, maka kita harus juga berbagi. Kedua, Roh Kudus bergerak dan berkegiatan. Ia menggerakkan setiap pribadidalam Gereja Perdana lalu menginisiatifkan kegiatan-kegiatan mereka sehinggamereka tidak tinggal diam atau bersembunyi. Masing-masing dari mereka bergerakdan keluar di setiap penjuru dunia untuk bersaksi tentang Yesus Kristus. Kita perlujuga berbuat demikian, terutama berbagi kepada orang lain. Ketiga, Gereja itu inklusif dan menaati perintah Yesus untuk menjadikanseluruh bangsa murid-murid-Nya. Maka tak ada cara lain yang paling pas kecualimenggerakan setiap pengikut Kristus untuk berbagi semangat Roh Kudus, yaitumenyampaikan segala kebaikan, suka cita dan kebenaran kepada seluruh dunia.Berbagi kepada sesama di dalam persekutuan Yesus Kristus merupakan hukum yangtak dilalaikan dan kepada sesama manusia yang lain, sudah merupakan tanggungsetiap manusia sebagai anggota Gereja yang kudus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, di dalam saat-saat penantiandatangnya Roh Kudus, kami menaruh iman kami kepada-Mu dengan sepenuh hati,supaya melalui kepenuhan Roh Kudus kami membagikannya kepada orang-orang disekitar kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
How much do you know about the origins of the Victoria's Yarra River? - Seberapa banyak Anda tahu tentang asal usul sungai Yarra di Victoria?
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 20: 17-27; Mazmur tg 68: 10-11.20-21; Yohanes 17: 1-11a.MEMELUKKEMULIAAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Memeluk Kemuliaan Tuhan. Yesussudah menjelaskan sedemikian banyak tentang Roh Kudus yang mengajarkan segalasesuatu tentang Dia kepada kita, termasuk tentang salib dan penderitaan. Jikakita sebagai pengikut-Nya mencintai dan menyanggupi salib yang diberikan Tuhankepada kita, kita pasti sangat disayangi dan diberkati Roh Kudus. Buktinya, Paulus merasa bahwa penderitaan dan salib sudah menjadisantapannya tiap hari. Roh Kudus menguatkan dan menghibur dia untuk menerimanyadengan senang hati, dan ia nikmati itu sampai akhir. Untuk bertahan sampaiakhir dengan salib ini, Yesus jadikan itu sebagai tantangan terbesar bagi parapengikut-Nya. Ada orang yang siap untuk itu seperti Paulus, tapi jauh lebihbanyak yang belum atau bahkan tidak siap. Maka Ia mendoakan mereka supaya tidakusah kuatir tentang semua jenis penderitaan dan salib. Berbahagialah kita yangdidoakan oleh Tuhan Yesus Kristus! Doa dan janji-Nya akan Roh Kudus yang menolong kita memikul salib,bertujuan supaya kita senantiasa menyukai salib itu, memeluknya, lalumemikulnya. Sebelum memikul salib, kita harus memeluk dahulu. Itu artinya kitamau, suka dan menyanggupinya. Kalau memeluk sesuatu atau seseorang, itu berartikita sayang, juga kita berhati-hati menjaganya supaya tidak jatuh. Kitaberusaha supaya salib itu tidak jatuh dari kita bahkan bisa berpindah ke pihaklain. Ini berarti kita memeluk kemuliaan Tuhan. Salib merupakan kemenangan dankemuliaan bagi kita, yang dicapai dengan penaklukan atas kesalahan dan dosa.Memeluk kemuliaan Tuhan berarti apa? Pertama, karena Yesus sendiri menyatakankemuliaan itu kepada kita, khususnya saat Ia mendoakan kita. Kedua, Yesusmempersembahkan kelimpahan hidup tanpa batas dan ini menggambarkan sebuahkemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan itu menunjuk pada berlimpah-limpah kemurahandan kebaikan-Nya. Ketiga, dengan memeluk kemuliaan Tuhan melalui salib-Nya itu, kitadipastikan mengenal Tuhan secara pribadi. Pada prinsipnya, jika kita dapatmengenal seseorang akan situasinya yang paling memprihatinkan, di situ kitamengenalnya secara mendalam dan pribadi. Dengan salib Tuhan, kita dapatmengenal orang-orang yang menderita di sekitar kita secara pribadi. Keempat,kemuliaan Tuhan kita alami juga melalui persekutuan kasih yang bertahan sampaiakhir, persisnya ketika kasih itu diungkapkan dalam melayani orang-orang yangmenderita. Salib menandakan Yesus Kristus bersatu dengan nasib manusia yangberdosa dan menderita. Marilah kita menyiapkan hari raya Pentekosta denganmemeluk kemuliaan Tuhan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan yang mahabaik, bantulah kami untukselalu mengutamakan kemuliaan-Mu di dalam semua usaha dan tugas kami. Semogakami setia memikil salib kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Dony Hari Nugroho dan Y. Sandra Isrudianti dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 19: 1-8; Mazmur tg 68: 2-3.4-5ac.6-7b; Yohanes 16: 29-33.ROH KUDUSMENOLONG KITA MEMANGGUL SALIB Tema renungan kita pada hari ini ialah: Roh Kudus Menolong Kita MemanggulSalib. Di dalam pelajaran agama, seorang murid bertanya kepada gurunya: “Injilitu disebut kabar gembira, tapi kenapa kami diajarkan tentang salib danpenderitaan? Di mana gembiranya?” Ibu guru yang sudah berpengalaman itu menjawab dengan memakai analogi ibuyang sedang hamil. Persis ibu anak yang bertanya itu sedang hamil adiknya yangkedua. “Kalian di rumah sedang gembira menantikan kelahiran adikmu kan? Ituadalah kabar gembira. Tapi ibumu yang menanggung semua beban berat, dia banyaksusahnya setiap hari, dan terlebih lagi nanti pas melahirkan betapa dia merasasakit. Semua itu adalah salib dan penderitaan. Tapi setelah melahirkan, kaliansemua dalam keluarga akan menjadi lebih gembira daripada sekarang.” Murid itu terdiam dan setuju. Ia sama dengan banyak dari kita yang seringmenganggap salib sebagai beban yang tidak akan hilang dari diri kita. Seringkita protes kepada Tuhan, mengapa beban dan derita amat berat dan menyiksa.Jika para martir yang sudah mati demi Gereja kita saat ini dapat bersaksikepada kita, mereka tentu mengulang lagi yang diwartakan Injil pada hari ini:Tidak usah kuatir dan kuatkanlah hatimu, karena kami adalah bukti-bukti Yesustelah mengalahkan dunia. Yesus kalahkan dunia dengan Salib yang Ia pikul dan padanya Ia bergantung.Roh Kudus membantu kita untuk memandang salib sebagai kekuatan dan cara kitamengalahkan dunia. Salib itu suatu kemenangan dan kemuliaan. Oleh karena itukita memang tidak bisa begitu saja menganggapnya sekedar penderitaan yangsia-sia, suatu kebodohan dan skandal. Yesus telah memanggul salib dan itu untukmenaklukkan dunia. Jadi kita tak usah kuatir atau malu dengan salib. Yesus memberikan kita karunia terbaik, ialah Roh-Nya sendiri dan ituberarti kita dibaptis dalam Roh Kudus. Kita semua sudah menerimanya melaluisakramen baptis, atau sama dengan yang diterima oleh Apollos dan teman-temannyadalam kisah penginjilan Gereja Perdana. Ada penumpangan tangan saat Roh Kudusmemenuhi diri kita pada saat Krisma. Hari Raya Pentekosta nanti merupakanperingatan pembaharuan diri kita di dalam Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang memperkuatkan kita dengan iman, keberanian, ketekunandan kesetiaan supaya kita mampu menjalani hidup kita selanjutnya meski akanberhadapan dengan banyak rintangan dan kesulitan. Dalam memikul salibmasing-masing, Roh Kudus hadir bersama kita. Setelah melewati kesulitan danpenderitaan itu, Roh Kudus juga tetap bersama kita dalam segala suka cita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah Bapa yang maha kuasa, semoga kami tetapdalam kerinduan dan semangat untuk menyambut Roh Kudus dan tetap menjadi bagiandari jalan keselamatan. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalamnama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Maria Goreti Jaimun dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Zefanya 3: 14-18a; Mazmur tg Yes 12: 2-3.4bcd.5-6; Lukas 1: 39-56.KUNJUNGAN PERSAUDARAAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kunjungan Persaudaraan. Apa punjenis dan bentuk suatu kunjungan persaudaraan, dapat kita katakan bahwaorang-orang yang bertemu sangat dipenuhi suasana dan energi positif.Orang-orang yang bertemu dengan tujuan mencari kesalahan pihak lain, menuaikonflik dan bahkan menabuh gendang peperangan, itu bukan pertemuanpersaudaraan. Kita selalu meyakini bahwa suatu kunjungan persaudaraan tentu saja berbuahpada perjumpaan dan persekutuan persaudaraan. Mereka yang bertemu sebagaisaudara atau saudari kandung sangat memahami pertemuan semacam ini. Yang bukansaudara-saudari sekandung, nuansa persaudaraan juga sering memperlihatkanbetapa orang-orang itu membutuhkan satu sama lain. Kitab suci kita berisi banyak sekali peristiwa pertemuan orang-orangbersaudara. Salah satunya yang hari ini kita rayakan sebagai pesta ialahPerawan Maria mengunjungi saudarinya Elisabeth. Kita tahu bahwa setiapkunjungan persaudaraan mempunyai tujuan baik dan mulia. Di dalam kunjungan danperjumpaan itu roh atau semangat persaudaraan mengikat mereka dengan sangatkuat. Hubungan darah dan kesetiakawanan atau tali-kasih di antara merekamanjadi kekayaan rohani yang dimanfaatkan demi persekutuan itu. Hari ini peristiwa kunjungan Perawan Maria kepada saudarinya Elisabethmenampilkan satu aspek lebih tinggi dari pada roh atau semangat persaudaraan.Jika pada tingkat hubungan darah dan kesetiakawanan dapat menghasilkan kebaikandan kepantasan di antara saudara dan saudari, pada tingkat kunjungan PerawanMaria, hasilnya naik kepada tingkat kepenuhan rahmat di mana campur tanganTuhan yang maha kuasa yang bekerja. Ini adalah tingkat kekudusan. Pada tingkat ini Roh Kudus yang bekerja dan menggerakkan semua aktivitasmanusia. Elisabeth yang lebih dahulu mendapatkan hasil dari karya Roh Kudus,bersuka cita menyambut saudarinya Maria yang dipenuhi Roh Kudus untuk menjadiBunda Allah yang mengandung Putra Allah. Kunjungan persaudaraan Maria danElisabeth ini memberikan kita inspirasi bahwa hubungan persaudaraan yangdijiwai oleh Roh Kudus sangatlah penting bagi kita pengikut Kristus. Roh Kudus menjiwai kunjungan dan perjumpaan kita yaitu ketika diisi dengankegiatan-kegiatan suci seperti pembaharuan diri, pertobatan, mohon ampun,penghiburan bagi yang susah, pendampingan yang putus asa, kerja sama untukmengatasi kesulitan bersama, dan persekutuan iman yang bersyukur memuji Tuhan.Kita perlu tekun melibatkan Roh Kudus dalam setiap kunjungan persaudaraan kita.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, berkatilah kami untukselalu patuh pada bimbingan Roh Kudus-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra danRoh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 18: 9-18; Mazmur tg 47: 2-3.4-5.6-7; Yohanes 16: 20-23a.JANGAN REMEHKAN PENYESALAN Renungan kita pada hari ini bertema: Jangan RemehkanPenyesalan. Untuk kesekian kalinya Sandro, remaja yang hendak masuk universitasitu, minta maaf kepada ibunya: "Maafkan aku Mama, saya sangat menyesaliperbuatan saya. Saya berjanji tak ulangi lagi perbuatan itu". Sandro hanyamenggunakan uang untuk bersenang-senang, bukan untuk masuk kuliah. Ia menundukdan memeluk ibunya. Semoga Sandro berubah. Tetapi setiap janji kita untuk berubah dari kesalahan ataudosa akan terwujud seperti yang diharapkan jika ada suatu penyesalan.Penyesalan adalah rasa malu, sedih, sakit, derita dan tidak menyenangkan karenatelah berbuat kesalahan dan dosa. Bahkan sikap benci, marah dan tidak sukaterhadap kesalahan dan dosa juga menjadi bagian penting dari suatu penyesalan.Orang yang menyesal menunjukkan bahwa ia marah dan sakit dengan perbuatantersebut. Jadi orang tidak boleh menganggap remeh penyesalan,menyangkal atau mempermainkannya. Yesus Kristus memberikan nasihat bahwapenyesalan mesti dibuat dan dinikmati. Setiap pengikut-Nya akan menangis dandiliputi rasa sedih atas pengalaman kekurangan atau suatu ketidakmampuanseperti yang dialami para murid Yesus. Ini merupakan suatu hal yang biasa danselalu kita hadapi. Tetapi semua itu akan diatasi dengan penghiburan dari RohKudus. Penghiburan dan pertolongan yang kita terima setelah penyesalan jugamerupakan suatu pengalaman rutin kita. Setelah menangis dan sedih, orangtersenyum dan bersemangat kembali. Namun suatu penyesalan dipandang palingefektif yaitu jika itu dilakukan atas dosa-dosa dan kesalahan yang kitalakukan. Bayangkan saja, ada sebuah kesalahan yang dilakukan laluyang bersangkutan mau bertobat, memperbaiki diri, tetapi tidak mau menyesaliperbuatannya! Saya mencuri uang teman. Lalu mengakui perbuatan itu, saya akanmengembalikan uang dan berjanji tak mencuri lagi, tapi saya tidak menyesaliperbuatan saya. Apa yang terjadi? Saya tidak punya perasaan malu dansedih. Saya juga tidak merasakan betapa sakit dan ruginya teman saya. Tak adalagi ruang di hati saya untuk maaf dan respek pada orang lain. Itulah akibatnyakalau kita tak punya penyesalan. Menyesali diri secara benar akan membuat maafkita tulus, dan akan membantu kita untuk tidak tergoda melakukan kesalahan yangsama lagi. Jadi sekali lagi, jangan pernah menganggap remehpenyesalan itu. Semoga Anda dan saya termasuk orang-orang yang menganggappositif dan penting untuk sebuah penyesalan. Setiap kesalahan menuntut adanyapenyesalan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, bantulahkami selalu untuk memiliki penyesalan mendalam atas setiap kesalahan dan dosayang kami lakukan, agar kami dapat bertobat sesungguhnya. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
Weekend Bulletin Collection SBS Audio Prpogram Bahasa Indonesia - March 14, 2025 - Kumpulan Buletin Akhir Pekan SBS Audio Prpogram bahasa Indonesia - 14 Maret 2025