Melawan Stigma Negatif di Dunia Kesehatan
Mengupas lebih dalam mengenai stigma di dunia kesehatan, bagaimana dampaknya dan apa yang bisa kita lakukan untuk menguranginya.
Melawan segala mitos terkait diet, kesehatan dan body positivity, bersama Pilar PKBI. Jangan lupa follow Instagram @pilar_pkbi dan Spotify Pilar PKBI untuk konten seru lainnya!
Ngobrol seru tentang krisis iklim dan bagaimana anak muda bisa menghadapi eco-anxiety yang muncul karenanya.
Berbagi cerita tentang bagaimana mengenali tanda-tanda awal depresi dan mencegahnya menjadi disabilitas tak kasat mata.
Membahas epidemi kesepian di dunia modern dan apa dampaknya pada kesehatan jiwa anak muda.
Mengulik bagaimana tenaga medis dapat berperan mencegah perkawinan anak.
Membicarakan tentang bagaimana membangun sistem kesehatan yang inklusif dan bebas stigma terutama di layanan kesehatan virtual.
Siapa di sini yang udah ngerasa efek dari cuaca panas belakangan ini? Cuaca yang nggak kenal ampun bisa bikin kita merasa kurang semangat, mudah lelah dan bahkan agak moody? Nah, Besok, kita bakal bahas seru-seruan tentang hal ini dalam Instagram Live kita!
Hallo Good listeners!Kamu pernah denger ada yang bilang kalo cowok gak boleh nangis, apalagi ngomongin masalah kesehatan mental? Atau mungkin kamu sering denger stigma-stigma itu di sekitar? Nah, edisi spesial Listen Up! kali ini, kita bakal bahas bener atau enggaknya stigma itu bersama Jeremy Gregory Samatara, 2nd Runner Up The New Lmen of The Year 2023.
Kembali lagi dengan edisi kelima dari #ListenUp! Kali ini, kita akan menyelami kearifan lokal dan tradisi yang mendalam dari masyarakat adat dalam menjaga kesehatan terutama kesehatan mental mereka.
Hello good listener!Kita kembali dengan edisi keempat dari seri #ListenUp! topik yang akan dibahas kali ini sedikit berbeda tapi masih dalam lingkup fokus isu dari Telinga Hati yaitu kesehatan reproduksi pada remaja.
Hallo para goodlistener, Siap-siap untuk episode kedua dari seri siaran langsung Telinga Hati! Di episode kedua ini #ListenUp! Mau ngajak kalian dengerin topik seputar diskriminasi-diskriminasi yang kadang ngga kita sadari di layanan kesehatan terhadap penyintas Disabilitas.
Hallo para goodlistener, dimanapun kalian berada saat ini, Telinga Hati akan membawakan edisi perdana dari seri siaran langsung intsagram #ListenUp! yang bakal ngobrolin topik penting seputar stigma kesehatan.
Berdiskusi bersama tim pendamping korban KBGS dari Suluh Perempuan Kalimantan, tentang bagaimana segala sektor termasuk sektor kesehatan bisa berkontribusi dan bersinergi untuk mendampingi korban KBGS.
Bidan Beth Resistia berbagi perspektif bersama Kalis Mardiasih tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, termasuk tentang akses layanan kesehatan ke dokter kandungan.
Memperingati International Women's Day, dr. Sandra Suryadana, bersama dengan UNFPA dan Kemenko PMK akan membahas tentang perlindungan anak di balik problema dispensasi perkawinan anak yang masih marak di Indonesia.
dr. Putri Widi, MSc akan bicara A to Z tentang sunat perempuan dan mengapa kita harus terus mendorong eliminasi sunat perempuan.
dr. Catherine Sugandi akan menjelaskan tentang kanker serviks tidak hanya dari perspektif medis tetapi juga dari perspektif kesetaraan.
Amit2 tapi coba dibayangkan! Kalau seandainya kekerasan seksual terjadi pada kita atau ibu bapak kakak adik sahabat keponakan sepupu dan siapapun yang kita sayang, kita sudah tahu belum sih musti bagaimana? Apa yang bisa dan perlu dilakukan?
Sadar gak sih teman2 seberapa kompleksnya masalah stigma ini pada gangguan mental?Yuk ngobrol bersama Mas Agus Sugianto dari KPSIÂ dan Hetih Rusli, penulis buku Utuh Sebagai Jiwa tentang apa saja yang bisa kita lakukan untuk melawan stigma pada ODGJ.
Penggambaran ODGJ di film dan berita kadang menstigma, kadang juga meromantisir. Akibatnya, pemirsa sulit memilah kebenaran yang realistis mengenai gangguan jiwa. Padahal, isu kesehatan mental masih merupakan masalah besar bagi kita.
Self-diagnosis kini marak dilakukan di era Internet dan banyak bahayanya, tetapi bukan berarti teman-teman tidak boleh melakukan riset pribadi lho! Semua pengalaman kita tentu valid, dan kita berhak mencari tahu tentang diri kita sendiri. Namun, lakukanlah penelitian dengan kritis dan bijak, dan tindaklanjuti dengan cara mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.Â
Bincang-bincang dengan Hetih Rusli dan dr. Agnes Lasmono, Sp.KJ mengenai pencegahan bunuh diri.
Gali informasi dari dr. Adiyana Esti dan dr. Deby Lusiana Adsit, pendamping korban perdagangan orang dari Unbound Indonesia, di mana ternyata banyak sekali momen tenaga medis tidak bisa mendeteksi korban perdagangan orang bahkan malah cenderung menyalahkan dan menstigma padahal banyak sekali korban TPPO yang seharusnya bisa ditelusuri lewat riwayat kunjungan mereka ke fasilitas layanan kesehatan.
Mencari jawaban apa sih child grooming? Kenapa bisa masuk dalam kekerasan seksual? Apa yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah child grooming? Bagaimana hubungan child grooming dengan kesehatan reproduksi anak perempuan?
Diskusi sama sister Clara Emylia yang bakal bahas tentang hak perempuan untuk menikmati aktivitas seksual tanpa stigma.
Mengajar untuk teman2 Tuli tu beda lho! Ada hal2 yang perlu disesuaikan karena kebutuhan mereka berbeda, bahasa mereka berbeda. Jangan disamakan dengan mengajar ke masyarakat biasa.Apalagi topik kespro yang banyak istilah2 medisnya. Apalagi tenaga medisnya belum bisa bahasa isyarat.Emang apa sih bedanya? Trus gimana caranya menyusun materi yang efektif untuk teman Tuli? Gimana cara penyampaian yang nyaman dan mudah dipahami teman Tuli?Kita belajar sama2 yuk dari ahlinya ahli dan dari teman Tuli.
Diskusi bersama tentang serba serbi RUU KIA yang masih menimbulkan pro kontra, dari perspektif gendernya, implikasi dan dampak besarnya bagi perempuan dan keluarga. Sebagian masyarakat setuju dengan poin cuti melahirkan 6 bulan untuk ibu karena berpengaruh baik untuk kesehatan fisik dan mental ibu pasca melahirkan. Sementara sebagian lain tidak setuju karena cuti selama itu memberatkan perusahaan sehingga berpotensi membuat perempuan jadi kehilangan pekerjaan. Masih ada lagi polemik soal penambahan cuti ayah menjadi 40 hari.
Ngobrol dengan Bidan Tia, counselor dari Reprodutalk, tentang rumitnya masalah di balik angka kejadian stunting di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Kok bisa sih? Hari gini..Apa masalah pola asuh? Edukasi ibu? Ayah tidak bekerja? Atau apa? Bagaimana negara bisa berperan dalam mengatasi masalah stunting ini?
Brainstorming dengan bidan Betarani dari ReproduTalk tentang permasalahan kehamilan remaja di Palu. Ternyata berbeda dengan yang ada di benak kita, lebih rumit dari yang kita kira.
Diundang oleh CIMSA FK UNS untuk membahas tentang bagaimana seorang dokter bisa berempati lebih pada pasien, adil dari pikiran sehingga mencegah sikap stigmatis dan diskriminatif pada pasien khususnya dari kelompok marjinal.
Masih di suasana bulan puasa, berbagi cerita dengan tim Perfect Tim tentang tantangan dan suka duka bergerak melawan stigma di dunia kesehatan dan stigma menstruasi.
Menemani ngabuburit, kita ngobrol santai tentang serba serbi menstruasi di bulan puasa. Apa efek puasa terhadap mens?
Lepas kangen bersama drg. Maruli Togatorop tentang bagaimana mengatasi diskriminasi pada ODHIV terutama dari tenaga medis.
Berbagi cara pandang tentang bagaimana menerima, mencintai dan merawat tubuh kita seperti rumah sendiri.
Bersama dr. Citta Swissanto, berbagi pengalaman dan bacaan tentang gaslighting dan bias gender di dunia kesehatan.
Bahas tuntas secara medis dan psikologis bagaimana edukasi seksual yang benar bisa melindungi anak2 kita dari kekerasan seksual dan keputusan2 beresiko di masa depan mereka.
Bahas singkat jelas padat tanpa basa basi: apa yang harus dipikirkan sebelum aktif berhubungan seksual, apa yang bisa dilakukan kalau terjadi kehamilan tidak direncanakan, apa yang perlu diketahui kalau ingin aborsi.
Diskusi santai tapi berdaging bersama dr. Rini Siallagan tentang kompleksitas ketimpangan gender dalam dunia kesehatan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kesehatan perempuan secara pribadi maupun nasional.
Mencoba memberi penjelasan pada teman-teman Magdalene tentang banyaknya pengalaman kurang menyenangkan perempuan yang disarankan untuk segera menikah dan punya anak agar terhindar dari sakit menstruasi.
Cerita-cerita dengan teman-teman dari CBS Online Update Status seputar infeksi menular seksual, apa saja jenisnya, gejalanya, dampaknya dan bagaimana menghindarinya.
Berbagi update ilmu dengan teman2 Poltekkes Genesis Medicare seputar HIV, seberapa menularnya, apa itu U=U atau TDTM, bagaimana tenaga medis harus bersikap dalam melayani pasien HIV dengan baik. Mohon maaf untuk kendala suara di 12 menit pertama.
Serap ilmu maksimal dari dr. Anggie Novaldy, Sp.U tentang bagaimana laki-laki yang tidak merasa aman dan nyaman dengan dirinya bisa berpotensi menjadi pelaku kekerasan seksual. Mohon maaf atas kendala suara yang terjadi di 25 menit pertama.
Diskusi santai dengan dr. Andaru Intan tentang bagaimana perspektif medis melihat kekerasan terhadap perempuan dan bagaimana tenaga medis bisa berperan di dalamnya, baik sebagai pelaku maupun sebagai bagian dari solusi.
Ngobrol luar biasa asyik bersama dr. Alegra Wolter dan Poppy Dihardjo tentang seberapa sistematis kekerasan berbasis gender dan apa yang remah-remah rengginang bisa lakukan untuk memeranginya.
Membahas tentang kanker mulut rahim, salah satu kanker yang paling banyak membunuh perempuan Indonesia dan vaksin HPV untuk mencegahnya.
Ngobrol seru dengan tim Nonawoman yang rajin mengedukasi tentang kesehatan reproduksi perempuan tentang serba serbi seputar haid yang masih sering dibingungkan oleh banyak individu.
Terima kasih untuk kemeriahan di season 1. Selamat mendengarkan season 2!
Berusaha memberi inspirasi bagi remaja, pendidik dan sekolah untuk lebih memperhatikan gizi remaja secara detail, yang dipengaruhi oleh akses makanan sehat, sistem dukungan untuk kesehatan mental, dll.
Berbagi cerita pengalaman tentang bagaimana perempuan menyadari dan menghayati pengalaman tubuhnya sebagai sesuatu yang unik dan istimewa demi kesehatan dan kebahagiaan diri.
Berusaha mencari titik terang dalam kesuraman pandemi. Semoga pandemi ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua terutama pemerintah agar bisa membangun sistem kesehatan yang adil, inklusif dan bebas stigma dan diskriminasi.