POPULARITY
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Wilhelmina OSA dari Paroki Santo Yusuf Karang Tilang di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Wahyu 18: 1-2.21-23; 19: 1-3.9a; Mazmur tg 100: 2.3.4.5; Lukas 21: 20-28 KEJATUHAN KOTA DUNIA Renungan kita pada hari ini bertema: Kejatuhan Kota Dunia. Hari-hari menjelang akhir tahun liturgi, pewartaan Firman Tuhan tentang akhir zaman menjadi dominan. Kitab Wahyu yang ditampilkan dalam bacaan pertama memberikan gambaran berupa imajinasi masa depan, yang cenderung menampilkan gejala alam yang sangat dahsyat. Siapa saja yang meluangkan waktu untuk memikirkan satu persatu gambaran itu bakal dibawa sampai ke mimpi yang menakutkan di malam hari. Tentang gambaran yang pada hari ini diwartakan dalam bacaan pertama, prediksi untuk sebuah dunia nyata diungkapkan dengan sangat lugas. Dikatakan bahwa kota raya Babilon jatuh. Pernah umat Israel diasingkan ke kota atau kerajaan itu. Profil Babilon di masa itu memang amat menakutkan karena ia dianggap sebagai kerajaan paling hebat yang bisa disejajarkan dengan kuasanya Tuhan. Namun dalam pewartaan tentang akhir zaman, jangankan sebuah bagian kecil dari bumi yaitu kerajaan Babilon, langit dan bumi juga diguncangkan oleh sebuah bencana yang amat dahsyat. Babilon yang jatuh dan hancur merupakan gambaran nyata bagi kerapuhan, kesementaraan, kefanaan semua kekuasaan di dunia, dan mewakili semua kemegahan kota-kota atau bangsa-bangsa di dunia. Yesus dalam pengajaran-Nya juga meyakinkan pendengar-Nya bahwa kota suci Yerusalem akan mengalami saat suram yang sangat memalukan. Ia akan diinjak-injak oleh para bangsa asing dan dengan berakhirnya kerajaan di Yerusalem sekitar pertengahan abad ke-1, selesai juga zaman bangsa-bangsa lain. Dua contoh keruntuhan kota dan bangsa tersebut, sungguh menandakan bahwa segala sesuatu di bumi ini tidak abadi. Pada akhir zaman, semua itu akan lenyap, yaitu semua yang sampai saat ini dunia miliki dan melingkupi hidup kita. Sejujurnya, keguncangan dan kehancuran dunia ini sudah muncul dan menjadi nyata sejak kelahiran Yesus di Bethlehem. Penubuatan tentang Dia jauh sebelumnya oleh para nabi, sudah cukup membuat orang-orang penasaran dan cemas. Yang merasa guncang amat mendalam ialah Herodes dan seterusnya semua pihak yang berada di dalam arus yang tidak menerima Yesus sebagai Mesias sebenarnya dari Bapa. Sebagai jawaban Allah atas penolakan tersebut, pada akhir zaman, kota-kota, bangsa-bangsa dan para penguasanya akan dibuat tidak berdaya. Mereka yang tetap tidak menerima Yesus, akan mendapatkan hukuman yang kekal. Mereka yang menerima dan mengimani Yesus tentu mendapatkan keselamatan. Pada hari ini, kita mendapatkan satu kesempatan untuk sekali lagi menyerukan di dalam hati, bahwa: Saya berada di pihak Yesus, maka saya akan selamat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga kami tetap bersemangat mempersiapkan diri untuk menyambut akhir zaman dalam iman dan kasih yang tulus. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Daniel 7: 13-14; Mazmur tg 93: 1ab.1c-2.5; Wahyu 1: 5-8; Yohanes 18: 33b-37 KEKUASAAN TUHAN KEKAL-ABADI-SELAMANYA Tema renungan kita pada hari Minggu, Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam ini ialah: Kekuasaan Tuhan Kekal-Abadi-Selamanya. Pada hari minggu terakhir tahun liturgi B kita rayakan sebagai Pesta Kristus Raja Semesta Alam. Fokus perhatian kita ialah pribadi Yesus Kristus, sang raja. Yang kita lihat pada Yesus sebagai raja ialah kekuasaan-Nya sebagai Tuhan dan Putera Allah. Buktinya, atas ajaran dan mujizat yang dibuat-Nya, orang-orang menganggap bahwa kuasa-Nya melampaui semua manusia dan penguasa di dunia. Kekuasaan yang ada pada Yesus menjadi pembeda dari semua kekuasaan di dunia. Misalnya terhadap penguasa politik seperti Pilatus, perbedaannya sangat mencolok: Pilatus berkuasa di dunia, Yesus berkuasa bukan di dunia ini. Dengan penguasa agama seperti kaum Farisi dan para ahli Taurat, Yesus menghadirkan Tuhan Allah yang menyelamatkan umat manusia, sedangkan mereka bersaksi tentang Tuhan yang menghukum dan menakutkan manusia. Faktor pembeda dalam kuasa Yesus Kristus terletak pada cirinya yaitu bahwa kekuasaan itu kekal-abadi-selamanya. Yesus sebagai raja yang kekal-abadi-selamanya memiliki ciri-cirinya yang mendasar. Ciri pertama ialah kekuasaan itu datang dari sumber yang kekal-abadi-selamanya. Sumber itu adalah Allah sendiri, penguasa langit dan bumi, penyelenggara semesta alam. Kitab Daniel dalam bacaan pertama menyebutkan bahwa kepada Anak Manusia diserahkan kekuasaan, kehormatan, dan kuasa sebagai raja. Kita memahaminya sebagai: Bapa yang maha kuasa menyerahkan itu kepada Putera-Nya yang menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus. Sistem demokrasi, monarki, kerajaan, perserikatan, tidak memperoleh kekuasaan sejenis ini. Intinya sangat berbeda. Kekuasaan yang mengatasi ruang dan waktu adalah ciri yang kedua. Kitab Wahyu dalam bacaan kedua melukiskannya dengan sebuah kekuasaan berwujud dalam alfa dan omega: kuasanya itu dulu ada, kini ada dan akan tetap ada. Kalau kekuasaan itu melampaui ruang dan waktu, berarti ia tidak bergantung pada struktur fisik, teritori, ras, budaya, bahasa, masa jabatan, pemilu dan biaya infrastruktur politik pembangunan. Ini sungguh kerajaan rohani, sehingga kitab Wahyu menyebut bahwa setiap anggota kerajaan itu semuanya ialah imam-imam bagi Allah. Ciri kekuasaan kerajaan Allah ialah substansi atau isi dan misi yang dilakukan oleh Yesus sebagai raja kita. Kepada Pilatus yang ingin mengetahui substansi dan misi-Nya Yesus, jawaban yang ia peroleh ialah kebenaran. Di dalam demokrasi, monarki, kerajaan, fasis, komunisme, bahkan Pilatus sendiri ada kebenaran. Tetapi semua kebenaran itu akan hilang setelah penguasanya mati. Yang kekal-abadi-selamanya ialah kebenaran cinta kasih Tuhan yang kita imani hingga saat ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, semoga perayaan hari Minggu ini memperkuat ketaatan kami kepada Yesus Kristus sang raja kami, dan kami tetap mengambil bagian dalam kerajaan-Nya. Bapa kami... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tiburtius Hani dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Wahyu 10: 8-11; Mazmur tg 119: 14.24.72.103.111.131; Lukas 19: 45-48 KEMURNIAN TEMPAT KEDIAMAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kemurnian Tempat Kediaman Tuhan. Seorang teolog dan apologetik Katolik asal Amerika Serikat, seorang awam dan bapak keluarga, yang sangat terkenal saat ini, Doktor Scott Hann, berkata bahwa saat ini, umat Katolik Amerika Serikat yang percaya akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi hanya 30 persen. Sisanya yang 70 persen tidak percaya bahwa Yesus sungguh hadir di dalam perayaan Ekaristi. Bisa saja banyak orang Katolik di wilayah lain di dunia juga tidak percaya dengan kehadiran nyata Tuhan Yesus di dalam Ekaristi. Bagi mereka Ekaristi hanya sebuah doa bersama yang biasa. Efek dari sikap seperti itu tentu saja beragam, dan salah satunya yang terpenting ialah Tuhan tidak berdiam di dalam Gereja, di dalam Ekaristi, dan juga di dalam hati kita. Ketika Tuhan tidak ditemukan lagi di sana, maka tempat-tempat suci itu tidak dipandang murni dan bermartabat suci. Kitab Wahyu di dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan bahwa Firman Tuhan harus mendiami hati manusia agar ia dapat bernubuat tentang kebenaran dan tentang rencana Tuhan. Injil Lukas menegaskan bahwa bait suci atau rumah Allah adalah tempat yang harus dijaga dan dipertahankan kemurnian, sehingga orang-orang beriman dapat berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. Tuhan Yesus sangat jelas sikap-Nya dan ingin supaya bait-Nya itu dimurnikan. Ini mengandung arti yang lebih khusus lagi, yaitu perintah Yesus bagi kita untuk menjadi murni seperti diri-Nya yang adalah murni. Diri kita adalah bait suci juga, sehingga dengan keadaannya yang murni Tuhan berkenan berdiam di situ. Kita pribadi-pribadi pria dan wanita membentuk umat Allah, yaitu Gereja, tempat Tuhan juga berdiam sepanjang masa. Yesus juga memurnikan Gereja ini, dengan bermandikan air kekuatan sabda-Nya, supaya menjadikan itu Gereja yang mulia, kudus, tanpa noda dan tanpa cacat apa pun juga. Sebagai pribadi-pribadi yang menjadi tempat kediaman Tuhan Allah, seperti kesaksian hidup Santa Sesilia yang tetap suci meskipun ia dipaksakan untuk kawin dengan seorang lelaki yang bukan kekasihnya, kita memiliki tugas untuk selalu memurnikan diri kita melalui ketaatan kepada kebenaran dari Allah, demi suatu persaudaraan kasih yang sejati antara saudara dan saudari di dalam Kristus. Ini adalah bentuk sumber air pemurnian yang dijanjikan oleh Tuhan bagi kita supaya kita selalu memakainya dalam membersihkan diri kita dari dosa dan kenajisan. Sumber air pembenaran itu berwujud pembaptisan kita di dalam Kristus. Melalui pembaptisan itu kita telah melepaskan tubuh kita yang lama secara lengkap. Dan nasihat santo Petrus dalam suratnya yang pertama bab 1 ayat 15, sangat penting, yaitu jika kita menghidupi sungguh-sungguh pembaptisan kita dengan menjadi suci dalam setiap kata dan perbuatan, kita menjadi murni dan tempat kediaman Tuhan. Marilah kita berdoa. Ya Tuhan maha kuasa, tinggallah senantiasa di dalam diri kami supaya kami kuat dan sanggup menghadapi berbagi tantangan dan masalah hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ratna dan Raymond dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Wahyu 5: 1-10; Mazmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Lukas 19: 41-44 TERIAKAN DAN AIR MATA PERJUANGAN Renungan kita pada hari ini bertema: Teriakan Dan Air Mata Perjuangan. Bukit yang saat ini bernama “Dominus Flevit” berjarak tidak jauh dari tempat kota Yerusalem berdiri, mungkin sejauh burung yang terbang ke bukit sebelah. Kata “Dominus flevit” berarti Tuhan menangis, yang dalam kisah Injil hari ini, menggambarkan Yesus menangisi kota Yerusalem. Dari pandangan yang amat jelas di bukit itu, Yesus meneteskan air mata dan bernubuat tentang nasib malangnya kota suci Yerusalem, kota orang-orang yang beriman. Peristiwa tersebut terjadi saat Yesus sudah mendekati kota suci itu setelah perjalanannya yang berhari-hari dari daerah Galilea yang subur, berjarak sekitar 240-an kilometer, berjalan kaki di jalan yang banyak tanjakan. Tangisan disertai kata-kata dapat berupa ratapan dan teriakan, apa lagi dari bukit itu dimaksudkan supaya kota itu sudi mendengar kata-kata yang keluar dari Yesus. Perjuangan dan pengorbanan dipupuk dari Galilea, lalu dilengkapi dengan teriakan dan air mata, tujuannya supaya kota suci itu membaharui diri dan kembali ke jalan yang benar. Meskipun demikian, nubuat Tuhan benar adanya. Meskipun mungkin Yerusalem mendengar teriakan dan tangisan Yesus, ia tetap akan menerima kemalangannya. Karena itu Yesus rela taat kepada kehendak Bapa, untuk korbankan diri-Nya demi keselamatan kota yang disayangi-Nya. Sekitar 160-170 tahun sebelum Yesus lahir, Yudas Makabeus dan sanak keluarganya berjuang sekuat tenaga untuk memurnikan kota itu dari ancaman pemusnahan oleh bangsa-bangsa asing. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan penglihatan Santo Yohanes bahwa kota Yerusalem adalah takhta Allah maha tinggi yang nyata di atas bumi ini. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan berteriak dalam nama Tuhan patut kita lakukan supaya tidak dikalahkan oleh bunyi dentuman tembakan peluru, penyebaran fitnah, kutukan, demonstrasi provokatif kebiasaan mengejek, mem-bully, sikap diskriminatif atau intoleran, dan persekongkolan jahat untuk mengacaukan kehidupan bersama yang tenteram. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan air mata dalam nama Tuhan juga menjadi penting, karena tangisan dan ratapan orang-orang benar, tertindas atau teraniaya sangat didengarkan oleh Tuhan Allah. Yesus menambahkan bahwa malaikat-malaikat orang-orang kecil itu tetap memandang mereka penuh belas kasih dari surga. Tangisan dan air mata itu akan dibalas oleh Tuhan dengan suka cita yang diberikan, dapat juga berupa tegaknya keadilan dan kebenaran terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang sudah melawan Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha baik, dengarkan selalu keluh kesah, tangisan dan teriakan kami karena hanya kepada-Mu kami mendapatkan jawaban yang pasti dan benar. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
” “Punjer saka misine Allah dudu mung mitulungi wong kang bakal tinumpes tinuju ing papan panggonan kang aman“- “Honesty to Be Practiced and Taught” “The focus of God's mission is not simply to drag perishing people to safety”
Kitab Wahyu berbicara tentang kebenaran kekal yang diberikan Allah yang penuh kasih kepada generasi akhir zaman. Konflik antara Kristus & Iblis dimulai di surga mengenai penyembahan. Konflik ini akan mencapai klimaks terakhir dalam hal penyembahan.
Kitab Wahyu berbicara tentang kebenaran kekal yang diberikan Allah yang penuh kasih kepada generasi akhir zaman. Konflik antara Kristus & Iblis dimulai di surga mengenai penyembahan. Konflik ini akan mencapai klimaks terakhir dalam hal penyembahan.
“Kanthi berkahing Allah, saben negara ngasilake bahan panganan sing bergizi kanggo mbangun badan” - ”Les-lesan misine Allah dudu mung mitulungi wong kang bakal tumpes supaya menyang papan kang aman“
Kitab Wahyu berfokus pada misi Allah di zaman akhir. Kita bukan hanya diciptakan oleh Allah, tetapi kita telah ditebus olehNya, dan dengan harga yang sangat mahal juga. Kebenaran ini harus memberikan kepada kita pengharapan yang besar.
Kitab Wahyu berfokus pada misi Allah di zaman akhir. Kita bukan hanya diciptakan oleh Allah, tetapi kita telah ditebus olehNya, dan dengan harga yang sangat mahal juga. Kebenaran ini harus memberikan kepada kita pengharapan yang besar.
Kualitas iman yang memampukan Kristus menang atas godaan Iblis terberat. Kita menang, bukan dengan kemauan kita, tapi dengan kuasa Kristus yang hidup & bekerja melalui kita. Kita menang bukan karena siapa kita tetapi karena siapa Dia, yaitu Kristus.
Kualitas iman yang memampukan Kristus menang atas godaan Iblis terberat. Kita menang, bukan dengan kemauan kita, tapi dengan kuasa Kristus yang hidup & bekerja melalui kita. Kita menang bukan karena siapa kita tetapi karena siapa Dia, yaitu Kristus.
Kitab Wahyu berisi kasih karunia dan dipenuhi pengharapan. Kitab Wahyu adalah tentang Yesus, pekabaran-Nya kepada umat- Nya, berlaku di akhir zaman, satu pekabaran yang penuh kasih karunia dari pengharapan akhir zaman.
Kitab Wahyu berisi kasih karunia dan dipenuhi pengharapan. Kitab Wahyu adalah tentang Yesus, pekabaran-Nya kepada umat- Nya, berlaku di akhir zaman, satu pekabaran yang penuh kasih karunia dari pengharapan akhir zaman.
Kitab Wahyu mengatakan bahwa Bait Suci ada di dalam Yerusalem Baru, di mana takhta Allah dan lautan kaca berada. Di sana tak terhitung banyaknya orang-orang kudus dari segala bangsa, suku, kaum, dan bahasa akan menyembah Allah selama-lamanya.
Kitab Wahyu mengatakan bahwa Bait Suci ada di dalam Yerusalem Baru, di mana takhta Allah dan lautan kaca berada. Di sana tak terhitung banyaknya orang-orang kudus dari segala bangsa, suku, kaum, dan bahasa akan menyembah Allah selama-lamanya.
Wahyu 1:1 Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes dengan perantaraan malaikat-Nya yang diutus-Nya.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Wahyu 18: 1-2.21-23; 19: 1-3.9a; Mazmur tg 100: 2.3.4.5; Lukas 21: 20-28 KEJATUHAN KOTA DUNIA Renungan kita pada hari ini bertema: Kejatuhan Kota Dunia. Hari-hari menjelang akhir tahun liturgi, pewartaan Firman Tuhan tentang akhir zaman menjadi dominan. Kitab Wahyu yang ditampilkan dalam bacaan pertama memberikan gambaran berupa imajinasi masa depan, yang cenderung menampilkan gejala alam yang sangat dahsyat. Siapa saja yang meluangkan waktu untuk memikirkan satu persatu gambaran itu bakal dibawa sampai ke mimpi yang menakutkan di malam hari. Tentang gambaran yang pada hari ini diwartakan dalam bacaan pertama, prediksi untuk sebuah dunia nyata diungkapkan dengan sangat lugas. Dikatakan bahwa kota raya Babilon jatuh. Pernah umat Israel diasingkan ke kota atau kerajaan itu. Profil Babilon di masa itu memang amat menakutkan karena ia dianggap sebagai kerajaan paling hebat yang bisa disejajarkan dengan kuasanya Tuhan. Namun dalam pewartaan tentang akhir zaman, jangankan sebuah bagian kecil dari bumi yaitu kerajaan Babilon, langit dan bumi juga diguncangkan oleh sebuah bencana yang amat dahsyat. Babilon yang jatuh dan hancur merupakan gambaran nyata bagi kerapuhan, kesementaraan, kefanaan semua kekuasaan di dunia, dan mewakili semua kemegahan kota-kota atau bangsa-bangsa di dunia. Yesus dalam pengajaran-Nya juga meyakinkan pendengar-Nya bahwa kota suci Yerusalem akan mengalami saat suram yang sangat memalukan. Ia akan diinjak-injak oleh para bangsa asing dan dengan berakhirnya kerajaan di Yerusalem sekitar pertengahan abad ke-1, selesai juga zaman bangsa-bangsa lain. Dua contoh keruntuhan kota dan bangsa tersebut, sungguh menandakan bahwa segala sesuatu di bumi ini tidak abadi. Pada akhir zaman, semua itu akan lenyap, yaitu semua yang sampai saat ini dunia miliki dan melingkupi hidup kita. Sejujurnya, keguncangan dan kehancuran dunia ini sudah muncul dan menjadi nyata sejak kelahiran Yesus di Bethlehem. Penubuatan tentang Dia jauh sebelumnya oleh para nabi, sudah cukup membuat orang-orang penasaran dan cemas. Yang merasa guncang amat mendalam ialah Herodes dan seterusnya semua pihak yang berada di dalam arus yang tidak menerima Yesus sebagai Mesias sebenarnya dari Bapa. Sebagai jawaban Allah atas penolakan tersebut, pada akhir zaman, kota-kota, bangsa-bangsa dan para penguasanya akan dibuat tidak berdaya. Mereka yang tetap tidak menerima Yesus, akan mendapatkan hukuman yang kekal. Mereka yang menerima dan mengimani Yesus tentu mendapatkan keselamatan. Pada hari ini, kita mendapatkan satu kesempatan untuk sekali lagi menyerukan di dalam hati, bahwa: Saya berada di pihak Yesus, maka saya akan selamat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga kami tetap bersemangat mempersiapkan diri untuk menyambut akhir zaman dalam iman dan kasih yang tulus. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
sabtu、19 November 2022,Ruah
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Robertus Roynaldus Gunawan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Wahyu 10: 8-11; Mazmur tg 119: 14.24.72.103.111.131; Lukas 19: 45-48 KEMURNIAN TEMPAT KEDIAMAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kemurnian Tempat Kediaman Tuhan. Seorang teolog dan apologetik Katolik asal Amerika Serikat, seorang awam dan bapak keluarga, yang sangat terkenal saat ini, Doktor Scott Hann, berkata bahwa saat ini, umat Katolik Amerika Serikat yang percaya akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi hanya 30 persen. Sisanya yang 70 persen tidak percaya bahwa Yesus sungguh hadir di dalam perayaan Ekaristi. Bisa saja banyak orang Katolik di wilayah lain di dunia juga tidak percaya dengan kehadiran nyata Tuhan Yesus di dalam Ekaristi. Bagi mereka Ekaristi hanya sebuah doa bersama yang biasa. Efek dari sikap seperti itu tentu saja beragam, dan salah satunya yang terpenting ialah Tuhan tidak berdiam di dalam Gereja, di dalam Ekaristi, dan juga di dalam hati kita. Ketika Tuhan tidak ditemukan lagi di sana, maka tempat-tempat suci itu tidak dipandang murni dan bermartabat suci. Kitab Wahyu di dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan bahwa Firman Tuhan harus mendiami hati manusia agar ia dapat bernubuat tentang kebenaran dan tentang rencana Tuhan. Injil Lukas menegaskan bahwa bait suci atau rumah Allah adalah tempat yang harus dijaga dan dipertahankan kemurnian, sehingga orang-orang beriman dapat berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. Tuhan Yesus sangat jelas sikap-Nya dan ingin supaya bait-Nya itu dimurnikan. Ini mengandung arti yang lebih khusus lagi, yaitu perintah Yesus bagi kita untuk menjadi murni seperti diri-Nya yang adalah murni. Diri kita adalah bait suci juga, sehingga dengan keadaannya yang murni Tuhan berkenan berdiam di situ. Kita pribadi-pribadi pria dan wanita membentuk umat Allah, yaitu Gereja, tempat Tuhan juga berdiam sepanjang masa. Yesus juga memurnikan Gereja ini, dengan bermandikan air kekuatan sabda-Nya, supaya menjadikan itu Gereja yang mulia, kudus, tanpa noda dan tanpa cacat apa pun juga. Sebagai pribadi-pribadi yang menjadi tempat kediaman Tuhan Allah, kita memiliki tugas untuk selalu memurnikan diri kita melalui ketaatan kepada kebenaran dari Allah, demi suatu persaudaraan kasih yang sejati antara saudara dan saudari di dalam Kristus. Ini adalah bentuk sumber air pemurnian yang dijanjikan oleh Tuhan bagi kita supaya kita selalu memakainya dalam membersihkan diri kita dari dosa dan kenajisan. Sumber air pembenaran itu berwujud pembaptisan kita di dalam Kristus. Melalui pembaptisan itu kita telah melepaskan tubuh kita yang lama secara lengkap. Dan nasihat santo Petrus dalam suratnya yang pertama bab 1 ayat 15, sangat penting, yaitu jika kita menghidupi sungguh-sungguh pembaptisan kita dengan menjadi suci dalam setiap kata dan perbuatan, kita menjadi murni dan tempat kediaman Tuhan. Marilah kita berdoa. Ya Tuhan maha kuasa, tinggallah senantiasa di dalam diri kami supaya kami kuat dan sanggup menghadapi berbagi tantangan dan masalah hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Viktor dan Ade dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Wahyu 5: 1-10; Mazmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Lukas 19: 41-44 TERIAKAN DAN AIR MATA PERJUANGAN Renungan kita pada hari ini bertema: Teriakan Dan Air Mata Perjuangan. Bukit yang saat ini bernama “Dominus Flevit” berjarak tidak jauh dari tempat kota Yerusalem berdiri, mungkin sejauh burung yang terbang ke bukit sebelah. Kata “Dominus flevit” berarti Tuhan menangis, yang dalam kisah Injil hari ini, menggambarkan Yesus menangisi kota Yerusalem. Dari pandangan yang amat jelas di bukit itu, Yesus meneteskan air mata dan bernubuat tentang nasib malangnya kota suci Yerusalem, kota orang-orang yang beriman. Peristiwa tersebut terjadi saat Yesus sudah mendekati kota suci itu setelah perjalanannya yang berhari-hari dari daerah Galilea yang subur, berjarak sekitar 240-an kilometer, berjalan kaki di jalan yang banyak tanjakan. Tangisan disertai kata-kata dapat berupa ratapan dan teriakan, apa lagi dari bukit itu dimaksudkan supaya kota itu sudi mendengar kata-kata yang keluar dari Yesus. Perjuangan dan pengorbanan dipupuk dari Galilea, lalu dilengkapi dengan teriakan dan air mata, tujuannya supaya kota suci itu membaharui diri dan kembali ke jalan yang benar. Meskipun demikian, nubuat Tuhan benar adanya. Meskipun mungkin Yerusalem mendengar teriakan dan tangisan Yesus, ia tetap akan menerima kemalangannya. Karena itu Yesus rela taat kepada kehendak Bapa, untuk korbankan diri-Nya demi keselamatan kota yang disayangi-Nya. Sekitar 160-170 tahun sebelum Yesus lahir, Yudas Makabeus dan sanak keluarganya berjuang sekuat tenaga untuk memurnikan kota itu dari ancaman pemusnahan oleh bangsa-bangsa asing. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan penglihatan Santo Yohanes bahwa kota Yerusalem adalah takhta Allah maha tinggi yang nyata di atas bumi ini. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan berteriak dalam nama Tuhan patut kita lakukan supaya tidak dikalahkan oleh bunyi dentuman tembakan peluru, penyebaran fitnah, kutukan, demonstrasi provokatif, kebiasaan mengejek, mem-bully, sikap diskriminatif atau intoleran, dan persekongkolan jahat untuk mengacaukan kehidupan bersama yang tenteram. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan air mata dalam nama Tuhan juga menjadi penting, karena tangisan dan ratapan orang-orang benar, tertindas atau teraniaya sangat didengarkan oleh Tuhan Allah. Yesus menambahkan bahwa malaikat-malaikat orang-orang kecil itu tetap memandang mereka penuh belas kasih dari surga. Tangisan dan air mata itu akan dibalas oleh Tuhan dengan suka cita yang diberikan, dapat juga berupa tegaknya keadilan dan kebenaran terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang sudah melawan Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha baik, dengarkan selalu keluh kesah, tangisan dan teriakan kami karena hanya kepada-Mu kami mendapatkan jawaban yang pasti dan benar. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
TAJAM - Tanya Jawab Alkitab Anda bisa mengirimkan pertanyaan anda secara langsung melalui kolom komentar Facebook & Youtube atau bisa mengirimkan Whatsapp ke Call Center Hope Channel Indonesia 081317762777
Jadi apa sebenarnya jalan-Nya? Kita tidak perlu menebak. Allah memberi tahu kita dalam Firman-Nya yang suci, empat perintah pertama yang menunjukkan kasih kita kepada Allah, enam perintah berikutnya yang menunjukkan kasih kita kepada manusia.
Jadi apa sebenarnya jalan-Nya? Kita tidak perlu menebak. Allah memberi tahu kita dalam Firman-Nya yang suci, empat perintah pertama yang menunjukkan kasih kita kepada Allah, enam perintah berikutnya yang menunjukkan kasih kita kepada manusia.
Dalam kitab Wahyu sebagai kitab terakhir di Alkitab, Tuhan telah memberi kita amaran yang penting untuk kita pahami di zaman kita. Pekabaran penting dan mendesak ini digambarkan dengan cepat dibawa oleh para malaikat sampai ke ujung bumi.
Dalam kitab Wahyu sebagai kitab terakhir di Alkitab, Tuhan telah memberi kita amaran yang penting untuk kita pahami di zaman kita. Pekabaran penting dan mendesak ini digambarkan dengan cepat dibawa oleh para malaikat sampai ke ujung bumi.
Tuhan menyebutkan 10 Hukum dengan suara-Nya, menulisnya dengan jari-Nya, dan mengutus Anak-Nya, Yesus, menjadi teladan kita dalam menghidupkannya. Perintah Keempat adalah meterai dari 10 Hukum Allah. Sabat Alkitab menjadi tanda sampai kekekalan.
Tuhan menyebutkan 10 Hukum dengan suara-Nya, menulisnya dengan jari-Nya, dan mengutus Anak-Nya, Yesus, menjadi teladan kita dalam menghidupkannya. Perintah Keempat adalah meterai dari 10 Hukum Allah. Sabat Alkitab menjadi tanda sampai kekekalan.
Alkitab jelas: kita harus menolak yang mengaku bicara dengan orang mati sebab itu dari Setan. Para malaikat jahat mengaku sebagai arwah, berkuasa mempengaruhi penguasa bangsa seluruh dunia dan menuntun ke pertempuran yang berakhir dengan kehancuran
Alkitab jelas: kita harus menolak yang mengaku bicara dengan orang mati sebab itu dari Setan. Para malaikat jahat mengaku sebagai arwah, berkuasa mempengaruhi penguasa bangsa seluruh dunia dan menuntun ke pertempuran yang berakhir dengan kehancuran
Kata Alkitab tentang “roh orang mati” harus anda percayai, agar terbebas dari jerat dusta iblis. ;
Kata Alkitab tentang “roh orang mati” harus anda percayai, agar terbebas dari jerat dusta iblis. ;
Nubuatan mengungkapkan tentang apa yang orang yakini mengenai kematian, akan menjadi pengaruh besar dalam peristiwa-pertistiwa akhir zaman. Bisakah kita menemukan harapan di balik kubur? Apa yang sebenarnya terjadi pada saat kematian?KeywordThe Gra
Nubuatan mengungkapkan tentang apa yang orang yakini mengenai kematian, akan menjadi pengaruh besar dalam peristiwa-pertistiwa akhir zaman. Bisakah kita menemukan harapan di balik kubur? Apa yang sebenarnya terjadi pada saat kematian?KeywordThe Gra
Menurut Tuhan tak semua hari sama. Ada satu hari yang diberkati oleh Tuhan, hari ketujuh, dikuduskan, dipisahkan, dan Tuhan berhenti hanya di hari itu, "hari Sabat." Kepalsuan mengubah hari Sabat telah diungkap, akankah anda mengikuti kebenaran Tuh
Menurut Tuhan tak semua hari sama. Ada satu hari yang diberkati oleh Tuhan, hari ketujuh, dikuduskan, dipisahkan, dan Tuhan berhenti hanya di hari itu, "hari Sabat." Kepalsuan mengubah hari Sabat telah diungkap, akankah anda mengikuti kebenaran Tuh
Kitab Wahyu menubuatkan, Setan menyesatkan gereja Kristen. Setan itu penipu, ia telah menyerang hukum Tuhan, dan Sabat tepat di pusat hukum-Nya. Tuhan tidak mengubah Sabat, Yesus tidak mengubah Sabat, para rasul tidak mengubah Sabat! Siapa pelakuny
Kitab Wahyu menubuatkan, Setan menyesatkan gereja Kristen. Setan itu penipu, ia telah menyerang hukum Tuhan, dan Sabat tepat di pusat hukum-Nya. Tuhan tidak mengubah Sabat, Yesus tidak mengubah Sabat, para rasul tidak mengubah Sabat! Siapa pelakuny
Tuhan menyebutkan 10 Hukum dengan suara-Nya, menulisnya dengan jari-Nya, dan mengutus Anak-Nya, Yesus, menjadi teladan kita dalam menghidupkannya. Perintah Keempat adalah meterai dari 10 Hukum Allah. Sabat Alkitab menjadi tanda sampai kekekalan.
Tuhan menyebutkan 10 Hukum dengan suara-Nya, menulisnya dengan jari-Nya, dan mengutus Anak-Nya, Yesus, menjadi teladan kita dalam menghidupkannya. Perintah Keempat adalah meterai dari 10 Hukum Allah. Sabat Alkitab menjadi tanda sampai kekekalan.
Menurut Tuhan tak semua hari sama. Ada satu hari yang diberkati oleh Tuhan, hari ketujuh, dikuduskan, dipisahkan, dan Tuhan berhenti hanya di hari itu, "hari Sabat." Kepalsuan mengubah hari Sabat telah diungkap, akankah anda mengikuti kebenaran Tuh
Menurut Tuhan tak semua hari sama. Ada satu hari yang diberkati oleh Tuhan, hari ketujuh, dikuduskan, dipisahkan, dan Tuhan berhenti hanya di hari itu, "hari Sabat." Kepalsuan mengubah hari Sabat telah diungkap, akankah anda mengikuti kebenaran Tuh
Kitab Wahyu menubuatkan, Setan menyesatkan gereja Kristen. Setan itu penipu, ia telah menyerang hukum Tuhan, dan Sabat tepat di pusat hukum-Nya. Tuhan tidak mengubah Sabat, Yesus tidak mengubah Sabat, para rasul tidak mengubah Sabat! Siapa pelakunya?
Kitab Wahyu menubuatkan, Setan menyesatkan gereja Kristen. Setan itu penipu, ia telah menyerang hukum Tuhan, dan Sabat tepat di pusat hukum-Nya. Tuhan tidak mengubah Sabat, Yesus tidak mengubah Sabat, para rasul tidak mengubah Sabat! Siapa pelakunya?
7 Gereja dalam Kitab Wahyu. Belajar dari Gereja Smirna. Gereja yang mengalami kemiskinan dan penderitaan tetapi tetap harus setia sampai akhir JEMAAT SMIRNA - JEMAAT MISKIN RELA MENDERITA Silahkan follow dan Subscribe Instagram : https://instagram.com/jki.mcc Youtube: https://youtube.com/c/jkimcc FB : https://facebook.com/mcc.srby TERIMA KASIH SUDAH MENDUKUNG CHANNEL INI DENGAN SUBSCRIBE, LIKE, COMMENT AND SHARE AGAR BANYAK YANG LEBIH DIBERKATI. SHALOM... TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEKALIAN
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan pertama dibawakan oleh Aurilia "Lola" J.C. Manggu, bacaan kedua dibawakan oleh Edis Manjung dari OMK Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, bacaan Injil dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng. Daniel 7: 13-14; Mazmur tg 93: 1ab.1c.2.5; Wahyu 1: 5-8; Yohanes 18: 33b-37 KEKUASAAN TUHAN KEKAL-ABADI-SELAMANYA Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-34 ini ialah: Kekuasaan Tuhan Kekal-Abadi-Selamanya. Pada hari minggu terakhir tahun liturgi B kita rayakan sebagai Pesta Kristus Raja Semesta Alam. Fokus perhatian kita ialah pribadi Yesus Kristus, sang raja. Yang kita lihat pada Yesus sebagai raja ialah kekuasaan-Nya sebagai Tuhan dan Putera Allah. Buktinya, atas ajaran dan mujizat yang dibuat-Nya, orang-orang menganggap bahwa kuasa-Nya melampaui semua manusia dan penguasa di dunia. Kekuasaan yang ada pada Yesus menjadi pembeda dari semua kekuasaan di dunia. Misalnya terhadap penguasa politik seperti Pilatus, perbedaannya sangat mencolok: Pilatus berkuasa di dunia, Yesus berkuasa bukan di dunia ini. Dengan penguasa agama seperti kaum Farisi dan para ahli Taurat, Yesus menghadirkan Tuhan Allah yang menyelamatkan umat manusia, sedangkan mereka bersaksi tentang Tuhan yang menghukum dan menakutkan manusia. Faktor pembeda dalam kuasa Yesus Kristus terletak pada cirinya yaitu bahwa kekuasaan itu kekal-abadi-selamanya. Yesus sebagai raja yang kekal-abadi-selamanya memiliki ciri-cirinya yang mendasar. Ciri pertama ialah kekuasaan itu datang dari sumber yang kekal-abadi-selamanya. Sumber itu adalah Allah sendiri, penguasa langit dan bumi, penyelenggara semesta alam. Kitab Daniel dalam bacaan pertama menyebutkan bahwa kepada Anak Manusia diserahkan kekuasaan, kehormatan, dan kuasa sebagai raja. Kita memahaminya sebagai: Bapa yang maha kuasa menyerahkan itu kepada Putera-Nya yang menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus. Sistem demokrasi, monarki, kerajaan, perserikatan, tidak memperoleh kekuasaan sejenis ini. Intinya sangat berbeda. Kekuasaan yang mengatasi ruang dan waktu adalah ciri yang kedua. Kitab Wahyu dalam bacaan kedua melukiskannya dengan sebuah kekuasaan berwujud dalam alfa dan omega: kuasanya itu dulu ada, kini ada dan akan tetap ada. Kalau kekuasaan itu melampaui ruang dan waktu, berarti ia tidak bergantung pada struktur fisik, teritori, ras, budaya, bahasa, masa jabatan, pemilu dan biaya infrastruktur politik pembangunan. Ini sungguh kerajaan rohani, sehingga kitab Wahyu menyebut bahwa setiap anggota kerajaan itu semuanya ialah imam-imam bagi Allah. Ciri kekuasaan kerajaan Allah ialah substansi atau isi dan misi yang dilakukan oleh Yesus sebagai raja kita. Kepada Pilatus yang ingin mengetahui substansi dan misi-Nya Yesus, jawaban yang ia peroleh ialah kebenaran. Di dalam demokrasi, monarki, kerajaan, fasis, komunisme, bahkan Pilatus sendiri ada kebenaran. Tetapi semua kebenaran itu akan hilang setelah penguasanya mati. Yang kekal-abadi-selamanya ialah kebenaran cinta kasih Tuhan yang kita imani hingga saat ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, semoga perayaan hari Minggu ini memperkuat ketaatan kami kepada Yesus Kristus sang raja kami, dan kami tetap mengambil bagian dalam kerajaan-Nya. Bapa kami... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Labuan Bajo, Flores. Wahyu 7: 2-4.9-14; Mazmur tg 24: 1-2.3-4ab.5-6; 1 Yohanes 3: 1-3; Matius 5: 1-12a INSPIRASI KEBAHAGIAAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Inspirasi Kebahagiaan. Keselamatan disediakan Tuhan kepada setiap orang. Orang yang hidup di dalam keselamatan, baik yang dinikmati di dalam dunia ini dan terutama di dalam surga yang abadi, adalah orang-orang yang bahagia, yang menikmati kesempurnaan. Kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus pada permulaan bulan November ini, untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan atas keberadaan semua orang kudus di dalam surga yang senantiasa bagi kita adalah inspirasi kebahagiaan. Mereka menginspirasikan kebahagiaan kepada kita baik sebagai Gereja maupun pribadi setiap orang beriman. Dengan mengikuti Kristus, jaminannya agar kita dapat berdiri dan berada di hadapan takhta Allah yang maha kuasa dan di hadapan Anak Domba. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama mengatakan bahwa surga sebagai tempat yang sempurna, menampung berjumlah besar orang yang menikmati hidup di dalam kebahagiaan abadi. Para kudus yang saat ini ada di surga, akan ditambah dari waktu ke waktu oleh manusia-manusia yang beralih dari dunia melalui kematian, untuk mencapai kehidupan abadi. Hidup dan mengalami persekutuan dengan Tuhan Allah adalah kebahagiaan sebab tidak ada kekurangan apa pun. Ketika kitab suci menggambarkan bahwa Gembala melindungi dan memelihara domba-domba-Nya, mereka sungguh tidak kekurangan apa pun (Mazmur 23 dan Yoh 14-15). Yesus yang pernah dilihat dan bersatu dengan para pengikut-Nya ketika Ia hidup di dunia, mengajarkan itu sebagai sebuah antisipasi, karena kenyataan sesungguhnya adalah ketika setiap pengikut-Nya mengalami kebahagiaan di dalam surga. Kenyataan itu ialah seperti yang dikatakan oleh bacaan kedua dari Surat Pertama Yohanes (3,1-3): kita akan melihat Tuhan dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Betapa bahagianya kita memiliki pengalaman tersebut. Selain pengajaran tentang kebaikan Tuhan sebagai Gembala, Yesus Kristus juga memperkuat pengharapan kita, bahwa kebahagiaan hidup di dalam Surga adalah sebuah kenyataan masa depan setiap orang beriman. Ketika Ia sedang menjalankan tugas-Nya di dunia dan saat ini tugas itu dijalankan oleh Gereja, pengajaran tentang kebahagiaan tetap diperkuat dan disampaikan kepada setiap orang. Kebahagiaan ialah sebuah kenyataan yang menjadi tujuan hidup setiap orang beriman. Jika bukan kebahagiaan dan keselamatan sebagai tujuan, maka itu adalah bukan yang diinginkan oleh Tuhan Allah. Pengajaran tentang kebahagiaan yang diwartakan oleh Injil hari ini mesti tetap menjadi doa-doa kita sepanjang waktu. Kita berbahagia di dunia ini untuk menyongsong kebahagiaan sempurna nantinya di dalam surga bersama semua orang kudus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami selalu mengarahkan hidup kami kepada keselamatan dan kebahagiaan para kudus yang sudah mendahului kami berdiam di dalam surga. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa… --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan Pertama dibawakan oleh Elisabeth Welin, Bacaan Kedua dibawakan oleh Zakarias Kerans Waleng dari Gereja St. Fransiskus Xaverius, Paroki Tanjung Priok, Keuskupan Agung Jakarta, bacaan Injil dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komisi Komunikasi Sosial SDB Indonesia di Jakarta. Wahyu 11: 19a; 12: 1.3-6a.10ab; Mazmur tg 45: 10c-12.16; 1 Korintus 15: 20-26; Lukas 1: 39-56 YANG KECIL DIPERHITUNGKAN Renungan kita pada hari Minggu, Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga ini bertema: Yang Kecil Diperhitungkan. Sebelum Bunda Maria mengunjungi saudarinya Elisabet di pegunungan Yudea dan menyanyikan magnifikatnya, ia lebih dahulu membuat pengakuan imannya. Terhadap pengangkatan dirinya menjadi Bunda Allah yang melahirkan penebus dunia, Maria menanggapi dengan tenang dalam kalimat ini: Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu. Tanggapan ini merupakan sebuah sikap orang kecil yang rendah hati. Maria tidak menanggapi dengan suatu kemeriahan, bersuka ria dan bergirang yang emosional. Di dalam seruan magnifikat, ia juga menggambarkan dirinya sebagai orang kecil yang diutamakan oleh Tuhan, sementara orang yang congkak dicampakkan di dalam kesengsaraan. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama menggambarkan seorang wanita tampak di Surga dengan dikelilingi kuasa Ilahi, namun ia juga tampak kecil dan tak berdaya di hadapan kekuatan setan dan kejahatan yang luar biasa. Kerendahan hati, ketaatan dan memiliki gaya hidup seperti anak kecil merupakan bagian dari pengajaran emas Tuhan Yesus. Diri-Nya sendiri yang ditunjukkan sebagai contoh, yaitu perendahan diri dan pengorbanan diri demi keselamatan kita semua. Ketaatan, kerendahan hati dan ketergantungan kita kepada Tuhan adalah mutlak, supaya kita dapat melawan sifat sombong dan berambisi. Itu adalah syarat yang mendasar untuk dapat masuk dan menikmati Kerajaan Surga. Betapa mulia dan pentingnya orang dan hal yang kecil bagi Tuhan. Memang benar yang kecil itu diperhitungkan oleh Tuhan, dan ini sungguh mengajarkan kita untuk menghargai dan memperhitungkan juga yang kecil. Bagaimana mungkin sesuatu atau seseorang itu menjadi besar, jika tak pernah berawal dari yang kecil atau muda? Tuhan Allah memakai proses natural kita untuk menanamkan iman dan kebijaksanaan Ilahi-Nya di dalam diri kita. Kita mengenal dan tumbuh dalam mengenal Tuhan berangkat dari proses awal yang kecil, sederhana dan tidak luput dari kesalahan. Yesus Kristus adalah pendahulu kita dalam jalan kerendahan hati, ketaatan, kesetiaan dan ketergantungan kepada Allah. Dia adalah sulung dari semua orang yang sudah meninggal dunia. Dia juga yang menjadi pertama dalam kebangkitan bagi orang-orang yang percaya. Semua yang perlu kita lakukan ialah menjadi seperti Bunda Maria yang taat dan setia kepada kehendak Allah di dalam jalan Tuhan Yesus Kristus. Setelah Bunda Maria, kita semua yang mengikuti Kristus adalah orang-orang yang di dalam segala ketergantungan kepada kehendak Allah, mendambakan kehidupan abadi di Surga. Bunda Maria sudah lebih dahulu ke sana dan sedang menantikan kita semua. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Kasih dan perhatian-Mu ya Bapa, membimbing kami untuk menemukan jawaban atas perjalanan iman kami. Semoga kami setia selalu dalam meneladani Bunda Maria. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Saat ini kita memang sedang berada di masa akhir dunia, jadi misi penyelamatan terbesar dari sejarah dunia akan segera terjadi. Apakah anda siap?
Saat ini kita memang sedang berada di masa akhir dunia, jadi misi penyelamatan terbesar dari sejarah dunia akan segera terjadi. Apakah anda siap?
Alkitab jelas: kita harus menolak yang mengaku bicara dengan orang mati sebab itu dari Setan. Para malaikat jahat mengaku sebagai arwah, berkuasa mempengaruhi penguasa bangsa seluruh dunia dan menuntun ke pertempuran yang berakhir dengan kehancuran
Alkitab jelas: kita harus menolak yang mengaku bicara dengan orang mati sebab itu dari Setan. Para malaikat jahat mengaku sebagai arwah, berkuasa mempengaruhi penguasa bangsa seluruh dunia dan menuntun ke pertempuran yang berakhir dengan kehancuran
Bacaan: Wahyu 21:22-22:5 ”Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.” Kota Yerusalem dalam bacaan pagi tadi penuh dengan kejahatan, walaupun di dalamnya ada Bait Allah. Itu karena raja Yehuda tidak taat kepada Allah, bahkan saat ditegur melalui nabi Yeremia, mereka tetap menyombongkan diri dan melawan Allah, sehingga pada akhirnya kota itu dihancurkan oleh musuhnya dan penduduknya dibawa ke Babel. Dalam bacaan kita petang ini, kota Yerusalem telah berubah menjadi kota yang sangat kokoh dan kuat, namun di dalamnya tidak terlihat lagi bangunan Bait Suci, karena Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya. Bahkan kota ini tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Kota Yerusalem baru yang ditulis dalam Kitab Wahyu menggambarkan suasana kota yang penuh dengan kemuliaan. Bapa dan Anak Domba menjadi raja di kota itu dan semua bangsa menyembah mereka. Walaupun gerbang kota itu dibiarkan terbuka, namun tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu yang bisa masuk. Yerusalem Baru menjadi tempat bagi mereka yang percaya kepada Anak Domba Allah, yaitu Yesus Kristus. Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya telah mengalahkan maut. Tidak ada lagi dinding yang memisahkan orang-orang percaya dengan Allah Bapa, karena darah Anak Domba telah tercurah sebagai kurban pendamaian antara manusia dengan Allah. Tirai Bait Suci telah koyak, menandakan Allah berkenan langsung menjumpai umat-Nya, dan Roh Kudus hadir dalam kehidupan orang percaya. Oleh karena itu, berbahagialah orang yang percaya kepada Yesus Kristus, percaya kepada kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke sorga untuk mencarikan tempat bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Sehingga semua orang percaya, yang namanya tercantum dalam Kitab Kehidupan, akan masuk dalam Kota Yerusalem Baru yang penuh kemuliaan. Saat ini masih banyak orang yang belum mengenal Kristus, maka bagi orang yang telah diselamatkan, masih ada waktu untuk bersaksi tentang kasih Kristus, tentang kota penuh kemuliaan yang disediakan bagi mereka yang percaya kepada Kristus. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin. POKOK DOA: Bersyukur untuk hari ini. Terus berdoa untuk bangsa Indonesia agar para pemimpinnya mendapat hikmat dari Tuhan sehingga memerintah negeri ini dengan takut akan Tuhan. Sujud Swastoko
Nubuatan mengungkapkan tentang apa yang orang yakini mengenai kematian, akan menjadi pengaruh besar dalam peristiwa-pertistiwa akhir zaman. Bisakah kita menemukan harapan di balik kubur? Apa yang sebenarnya terjadi pada saat kematian?
Nubuatan mengungkapkan tentang apa yang orang yakini mengenai kematian, akan menjadi pengaruh besar dalam peristiwa-pertistiwa akhir zaman. Bisakah kita menemukan harapan di balik kubur? Apa yang sebenarnya terjadi pada saat kematian?
Menurut Tuhan tak semua hari sama. Ada satu hari yang diberkati oleh Tuhan, hari ketujuh, dikuduskan, dipisahkan, dan Tuhan berhenti hanya di hari itu, "hari Sabat." Kepalsuan mengubah hari Sabat telah diungkap, akankah anda mengikuti kebenaran Tuhan?
Menurut Tuhan tak semua hari sama. Ada satu hari yang diberkati oleh Tuhan, hari ketujuh, dikuduskan, dipisahkan, dan Tuhan berhenti hanya di hari itu, "hari Sabat." Kepalsuan mengubah hari Sabat telah diungkap, akankah anda mengikuti kebenaran Tuhan?
Kitab Wahyu menubuatkan, Setan menyesatkan gereja Kristen. Setan itu penipu, ia telah menyerang hukum Tuhan, dan Sabat tepat di pusat hukum-Nya. Tuhan tidak mengubah Sabat, Yesus tidak mengubah Sabat, para rasul tidak mengubah Sabat! Siapa pelakuny
Kitab Wahyu menubuatkan, Setan menyesatkan gereja Kristen. Setan itu penipu, ia telah menyerang hukum Tuhan, dan Sabat tepat di pusat hukum-Nya. Tuhan tidak mengubah Sabat, Yesus tidak mengubah Sabat, para rasul tidak mengubah Sabat! Siapa pelakuny
Tuhan menyebutkan 10 Hukum dengan suara-Nya, menulisnya dengan jari-Nya, dan mengutus Anak-Nya, Yesus, menjadi teladan kita dalam menghidupkannya. Perintah Keempat adalah materai dari 10 Hukum Allah. Sabat Alkitab menjadi tanda sampai kekekalan.
Tuhan menyebutkan 10 Hukum dengan suara-Nya, menulisnya dengan jari-Nya, dan mengutus Anak-Nya, Yesus, menjadi teladan kita dalam menghidupkannya. Perintah Keempat adalah materai dari 10 Hukum Allah. Sabat Alkitab menjadi tanda sampai kekekalan.
Tuhan memiliki tanda khusus, sebuah meterai, atau tanda yang Dia tempatkan bagi umat-Nya.Ikuti pekabaran kebenaran tentang meterai Allah ini.
Tuhan memiliki tanda khusus, sebuah meterai, atau tanda yang Dia tempatkan bagi umat-Nya.Ikuti pekabaran kebenaran tentang meterai Allah ini.
Jalan kehidupan sejati dalam semua Perintah Tuhan, untuk hidup saat ini dan hidup kekekalan. Tuhan telah menaruh pagar perlindungan di sekitar umat-Nya, yang mau mendengar pekabaran-Nya ini, dan memampukan untuk memutuskan berjalan di jalan Tuhan.
Jalan kehidupan sejati dalam semua Perintah Tuhan, untuk hidup saat ini dan hidup kekekalan. Tuhan telah menaruh pagar perlindungan di sekitar umat-Nya, yang mau mendengar pekabaran-Nya ini, dan memampukan untuk memutuskan berjalan di jalan Tuhan.
Jadi apa sebenarnya jalan-Nya? Kita tidak perlu menebak. Allah memberi tahu kita dalam Firman-Nya yang suci, empat perintah pertama yang menunjukkan kasih kita kepada Allah, enam perintah berikutnya yang menunjukkan kasih kita kepada manusia.
Jadi apa sebenarnya jalan-Nya? Kita tidak perlu menebak. Allah memberi tahu kita dalam Firman-Nya yang suci, empat perintah pertama yang menunjukkan kasih kita kepada Allah, enam perintah berikutnya yang menunjukkan kasih kita kepada manusia.
Pekabaran tiga malaikat adalah “amaran terakhir bagi dunia”. Ini adalah seruan untuk menyembah dan memuliakan Tuhan, berserah sepenuhnya dan mendedikasikan hidup kita untuk menuruti kebenaran-Nya.
Pekabaran tiga malaikat adalah “amaran terakhir bagi dunia”. Ini adalah seruan untuk menyembah dan memuliakan Tuhan, berserah sepenuhnya dan mendedikasikan hidup kita untuk menuruti kebenaran-Nya.
Dalam kitab Wahyu sebagai kitab terakhir di Alkitab, Tuhan telah memberi kita amaran yang penting untuk kita pahami di zaman kita. Pekabaran penting dan mendesak ini digambarkan dengan cepat dibawa oleh para malaikat sampai ke ujung bumi.
Dalam kitab Wahyu sebagai kitab terakhir di Alkitab, Tuhan telah memberi kita amaran yang penting untuk kita pahami di zaman kita. Pekabaran penting dan mendesak ini digambarkan dengan cepat dibawa oleh para malaikat sampai ke ujung bumi.
Pembahasan sebelumnya telah menguraikan apa yang dikatakan Alkitab tentang tanda-tanda kedatangan Yesus dalam agama, politik dan alam. Sekarang kita lihat nubuatan Yesus tentang tanda-tanda dari kehidupan sosial di sekitar kita.
Pembahasan sebelumnya telah menguraikan apa yang dikatakan Alkitab tentang tanda-tanda kedatangan Yesus dalam agama, politik dan alam. Sekarang kita lihat nubuatan Yesus tentang tanda-tanda dari kehidupan sosial di sekitar kita.
Alkitab itu akurat. Sejarah telah mengikuti nubuatan Daniel pasal dua seperti cetak biru. Peristiwa yang terjadi di dunia saat ini juga adalah tanda bahwa Yesus, Raja segala raja, akan segera datang.
Kisah kunci yang sangat penting di dalam Alkitab ditemukan dalam Kitab Daniel 2, yang terkait dengan pekabaran Kitab Wahyu mengenai akhir zaman.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Friska Magdalena (Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral, Keuskupan Agung Jakarta) dan renungan dibawakan oleh Denry Sinurat (Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral, Keuskupan Agung Jakarta). Wahyu 18: 1-2. 21-23; 19: 1-3. 9a; Mazmur 100: 2. 3. 4. 5; Lukas 21: 20-28. KEJATUHAN KOTA DUNIA Renungan kita pada hari ini bertema: Kejatuhan Kota Dunia. Hari-hari menjelang akhir tahun liturgi, pewartaan Firman Tuhan tentang akhir zaman menjadi dominan. Kitab Wahyu yang ditampilkan dalam bacaan pertama memberikan gambaran berupa imajinasi masa depan, yang cenderung menampilkan gejala alam yang sangat dahsyat. Siapa saja yang meluangkan waktu untuk memikirkan satu persatu gambaran itu bakal dibawa sampai ke mimpi yang menakutkan di malam hari. Tentang gambaran yang pada hari ini diwartakan dalam bacaan pertama, prediksi untuk sebuah dunia nyata diungkapkan dengan sangat lugas. Dikatakan bahwa kota raya Babilon jatuh. Pernah umat Israel diasingkan ke kota atau kerajaan itu. Profil Babilon di masa itu memang amat menakutkan karena ia dianggap sebagai kerajaan paling hebat yang bisa disejajarkan dengan kuasanya Tuhan. Namun dalam pewartaan tentang akhir zaman, jangankan sebuah bagian kecil dari bumi yaitu kerajaan Babilon, langit dan bumi juga diguncangkan oleh sebuah bencana yang amat dahsyat. Babilon yang jatuh dan hancur merupakan gambaran nyata bagi kerapuhan, kesementaraan, kefanaan semua kekuasaan di dunia, dan mewakili semua kemegahan kota-kota atau bangsa-bangsa di dunia. Yesus dalam pengajaran-Nya juga meyakinkan pendengar-Nya bahwa kota suci Yerusalem akan mengalami saat suram yang sangat memalukan. Ia akan diinjak-injak oleh para bangsa asing dan dengan berakhirnya kerajaan di Yerusalem sekitar pertengahan abad ke-1, selesai juga zaman bangsa-bangsa lain. Dua contoh keruntuhan kota dan bangsa tersebut, sungguh menandakan bahwa segala sesuatu di bumi ini tidak abadi. Pada akhir zaman, semua itu akan lenyap, yaitu semua yang sampai saat ini dunia miliki dan melingkupi hidup kita. Sejujurnya, keguncangan dan kehancuran dunia ini sudah muncul dan menjadi nyata sejak kelahiran Yesus di Bethlehem. Penubuatan tentang Dia jauh sebelumnya oleh para nabi, sudah cukup membuat orang-orang penasaran dan cemas. Yang merasa guncang amat mendalam ialah Herodes dan seterusnya semua pihak yang berada di dalam arus yang tidak menerima Yesus sebagai Mesias sebenarnya dari Bapa. Sebagai jawaban Allah atas penolakan tersebut, pada akhir zaman, kota-kota, bangsa-bangsa dan para penguasanya akan dibuat tidak berdaya. Mereka yang tetap tidak menerima Yesus, akan mendapatkan hukuman yang kekal. Mereka yang menerima dan mengimani Yesus tentu mendapatkan keselamatan. Pada hari ini, kita mendapatkan satu kesempatan untuk sekali lagi menyerukan di dalam hati, bahwa: Saya berada di pihak Yesus, maka saya akan selamat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga kami tetap bersemangat mempersiapkan diri untuk menyambut akhir zaman dalam iman dan kasih yang tulus. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Agatha Kornelia dan renungan dibawakan oleh Maria Margaretha Eko Ismiati (mereka dari Gereja Santo Gregorius Agung, Paroki Kota Bumi, Keuskupan Agung Jakarta) KEMURNIAN TEMPAT KEDIAMAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kemurnian Tempat Kediaman Tuhan. Seorang teolog dan apologetik Katolik asal Amerika Serikat, seorang awam dan bapak keluarga, yang sangat terkenal saat ini, Doktor Scott Hann, berkata bahwa saat ini, umat Katolik Amerika Serikat yang percaya akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi hanya 30 persen. Sisanya yang 70 persen tidak percaya bahwa Yesus sungguh hadir di dalam perayaan Ekaristi. Bisa saja banyak orang Katolik di wilayah lain di dunia juga tidak percaya dengan kehadiran nyata Tuhan Yesus di dalam Ekaristi. Bagi mereka Ekaristi hanya sebuah doa bersama yang biasa. Efek dari sikap seperti itu tentu saja beragam, dan salah satunya yang terpenting ialah Tuhan tidak berdiam di dalam Gereja, di dalam Ekaristi, dan juga di dalam hati kita. Ketika Tuhan tidak ditemukan lagi di sana, maka tempat-tempat suci itu tidak dipandang murni dan bermartabat suci. Kitab Wahyu di dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan bahwa Firman Tuhan harus mendiami hati manusia agar ia dapat bernubuat tentang kebenaran dan tentang rencana Tuhan. Injil Lukas menegaskan bahwa bait suci atau rumah Allah adalah tempat yang harus dijaga dan dipertahankan kemurnian, sehingga orang-orang beriman dapat berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. Tuhan Yesus sangat jelas sikap-Nya dan ingin supaya bait-Nya itu dimurnikan. Ini mengandung arti yang lebih khusus lagi, yaitu perintah Yesus bagi kita untuk menjadi murni seperti diri-Nya yang adalah murni. Diri kita adalah bait suci juga, sehingga dengan keadaannya yang murni Tuhan berkenan berdiam di situ. Kita pribadi-pribadi pria dan wanita membentuk umat Allah, yaitu Gereja, tempat Tuhan juga berdiam sepanjang masa. Yesus juga memurnikan Gereja ini, dengan bermandikan air kekuatan sabda-Nya, supaya menjadikan itu Gereja yang mulia, kudus, tanpa noda dan tanpa cacat apa pun juga. Sebagai pribadi-pribadi yang menjadi tempat kediaman Tuhan Allah, kita memiliki tugas untuk selalu memurnikan diri kita melalui ketaatan kepada kebenaran dari Allah, demi suatu persaudaraan kasih yang sejati antara saudara dan saudari di dalam Kristus. Ini adalah bentuk sumber air pemurnian yang dijanjikan oleh Tuhan bagi kita supaya kita selalu memakainya dalam membersihkan diri kita dari dosa dan kenajisan. Sumber air pembenaran itu berwujud pembaptisan kita di dalam Kristus. Melalui pembaptisan itu kita telah melepaskan tubuh kita yang lama secara lengkap. Dan nasihat santo Petrus dalam suratnya yang pertama bab 1 ayat 15, sangat penting, yaitu jika kita menghidupi sungguh-sungguh pembaptisan kita dengan menjadi suci dalam setiap kata dan perbuatan, kita menjadi murni dan tempat kediaman Tuhan. Marilah kita berdoa. Ya Tuhan maha kuasa, tinggallah senantiasa di dalam diri kami supaya kami kuat dan sanggup menghadapi berbagi tantangan dan masalah hidup kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Lidia Natalia Susanti dan renungan dibawakan oleh Fransiskus Xaverius Jefri Tanuraharja (mereka dari Gereja Hati Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, Paroki Tangerang, Keuskupan Agung Jakarta TERIAKAN DAN AIR MATA PERJUANGAN Renungan kita pada hari ini bertema: Teriakan Dan Air Mata Perjuangan. Bukit yang saat ini bernama “Dominus Flevit” berjarak tidak jauh dari tempat kota Yerusalem berdiri, mungkin sejauh burung yang terbang ke bukit sebelah. Kata “Dominus flevit” berarti Tuhan menangis, yang dalam kisah Injil hari ini, menggambarkan Yesus menangisi kota Yerusalem. Dari pandangan yang amat jelas di bukit itu, Yesus meneteskan air mata dan bernubuat tentang nasib malangnya kota suci Yerusalem, kota orang-orang yang beriman. Peristiwa tersebut terjadi saat Yesus sudah mendekati kota suci itu setelah perjalanannya yang berhari-hari dari daerah Galilea yang subur, berjarak sekitar 240-an kilometer, berjalan kaki di jalan yang banyak tanjakan. Tangisan disertai kata-kata dapat berupa ratapan dan teriakan, apa lagi dari bukit itu dimaksudkan supaya kota itu sudi mendengar kata-kata yang keluar dari Yesus. Perjuangan dan pengorbanan dipupuk dari Galilea, lalu dilengkapi dengan teriakan dan air mata, tujuannya supaya kota suci itu membaharui diri dan kembali ke jalan yang benar. Meskipun demikian, nubuat Tuhan benar adanya. Meskipun mungkin Yerusalem mendengar teriakan dan tangisan Yesus, ia tetap akan menerima kemalangannya. Karena itu Yesus rela taat kepada kehendak Bapa, untuk korbankan diri-Nya demi keselamatan kota yang disayangi-Nya. Sekitar 160-170 tahun sebelum Yesus lahir, Yudas Makabeus dan sanak keluarganya berjuang sekuat tenaga untuk memurnikan kota itu dari ancaman pemusnahan oleh bangsa-bangsa asing. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan penglihatan Santo Yohanes bahwa kota Yerusalem adalah takhta Allah maha tinggi yang nyata di atas bumi ini. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan berteriak dalam nama Tuhan patut kita lakukan supaya tidak dikalahkan oleh bunyi dentuman tembakan peluru, penyebaran fitnah, kutukan, demonstrasi provokatif kebiasaan mengejek, mem-bully, sikap diskriminatif atau intoleran, dan persekongkolan jahat untuk mengacaukan kehidupan bersama yang tenteram. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan air mata dalam nama Tuhan juga menjadi penting, karena tangisan dan ratapan orang-orang benar, tertindas atau teraniaya sangat didengarkan oleh Tuhan Allah. Yesus menambahkan bahwa malaikat-malaikat orang-orang kecil itu tetap memandang mereka penuh belas kasih dari surga. Tangisan dan air mata itu akan dibalas oleh Tuhan dengan suka cita yang diberikan, dapat juga berupa tegaknya keadilan dan kebenaran terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang sudah melawan Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha baik, dengarkan selalu keluh kesah, tangisan dan teriakan kami karena hanya kepada-Mu kami mendapatkan jawaban yang pasti dan benar. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Yovita Ardiani Widyaningtias dan renungan dibawakan oleh Fransiskus Xaverius Satimin (Pasutri dari Gereja Santo Barnabas, Paroki Pamulang, Keuskupan Agung Jakarta) PERTOBATAN MEMBERIKAN PENGELIHATAN BARU Renungan kita pada hari ini bertema: Pertobatan Memberikan Penglihatan Baru. Seorang suami yang baru dua tahun membangun keluarga bersama istrinya dan anak pertama mereka yang perempuan, bercerita bahwa perubahan dalam dirinya adalah sungguh sebuah pertobatan. Ujian terberat baginya terjadi ketika ia harus membebaskan diri dari pemakaian narkoba. Sampai tahun pertama perkawinan, ia masih memakai obat terlarang tersebut. Namun begitu istri hamil dan mereka menyiapkan kelahiran anak pertama, ia memutuskan berhenti total. Ia bukan pencandu atau yang menggantungkan hidupnya pada narkoba. Ia ingin menantikan kelahiran anaknya dengan sebuah hidup baru, sehingga ketika anaknya datang ia dapat menyambutnya dengan penuh suka cita dan kebaruan di dalam hidup keluarganya. Ia mau menghadirkan pribadinya yang baru kepada sang istri anaknya. Pertobatan lelaki tersebut membuatnya dapat melihat dunia, keluarganya dan khususnya dirinya sendiri secara baru. Ini dapat dikatakan sebagai kelahiran baru bagi dirinya. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama memanggil orang-orang yang sudah terlalu lama dan dalam jatuh ke dalam kenistaan hidup, supaya bertobat. Kalau terlalu lama dan dalam, mereka menjadi buta sama sekali akan pengharapan suatu hidup yang baru. Mereka pasti tidak dapat melihat bahwa ada kehidupan baru yang lebih baik daripada yang sedang mereka alami. Faktor dosa, kejahatan dan kelaliman menjadikan seseorang mati secara rohani. Kematian ini dapat disejajarkan dengan orang yang menderita kebutaan fisik, yaitu matanya tidak bisa melihat apa-apa, sehingga ia tidak dapat melihat dirinya sendiri dan dunia sekitarnya. Pengalaman seorang buta yang disembuhkan oleh Yesus dalam kisah Injil hari ini jelas menunjukkan bahwa si buta itu, pada waktu yang tepat mendapatkan karunia kesembuhan, sehingga hidupnya setelah mujisat itu merupakan suatu hidup yang baru. Kebutaan fisik yang ada pada kita, khususnya beberapa orang di sekitar kita, tidak seharusnya membuat mereka menjadi yang terakhir atau terlupakan dari segala kemurahan Tuhan. Jika Yesus berbelas kasih kepada mereka yang buta mata fisiknya, kita yang adalah saksi-saksi Kristus di dunia mesti juga mempunyai semangat yang sama, yaitu berbaik hati dan berbelas kasih kepada mereka. Namun demikian, dalam hal kebutaan rohani, kita semua harus mengakui itu sebagai situasi yang lebih serius karena menyangkut nasib hidup kita. Dosa, gaya hidup duniawi dan semangat kedagingan selalu menjadi faktor utama yang membutakan kita dari jalan dan kebijaksanaan Tuhan. Doa kita akan hal ini ialah: Ya Tuhan semoga hati dan budi kami dapat melihat kemuliaan-Mu yang mempengaruhi hidup kami setiap hari dalam jalan hidup kami. Marilah kita berdoa. Dalam nama.. Ya Bapa, buatlah kami mampu melihat dengan iman kami, semua tanda kehadiran-Mu. Salam Maria...Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Kitab Wahyu pasal 6:1-17 menuliskan zaman yang telah ditetapkan Tuhan. --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app
Serial #SundayTime 7 Gereja di Kitab Wahyu". "Setia Walau Menderita!" #SundayTime-by Albert Kurniawan. Reach me via Telegram: t.me/AlbertKurniawan
Serial Pembahasan 7 Gereja dalam Kitab Wahyu, "Small Mistakes, Big Consequences!" (Jemaat Efesus) #SundayTime - by Albert Kurniawan. Reach Me via Telegram: t.me/Albert Kurniawan
FISDAC - First Indonesian Seventh Day Adventist Church New Jersey
Sabbath School Series Menjalin Persahabatan Untuk Allah: Suka Cita Berbagi dalam Misinya Recorded live from First Indonesian Seventh-Day Adventist in New Jersey visit our facebook page for more sermon and daily worship www.facebook.com/fisdac visit our Youtube channel at www.youtube.com/Fisdacnewjersey for more video
Wahyu 14:6-12 berisi pekabaran hari terakhir yang mendesak untuk mempersiapkan pria dan wanita untuk tuaian akhir bumi.Pekabaran Akhir Zaman Kitab Wahyu
FISDAC - First Indonesian Seventh Day Adventist Church New Jersey
Sabbath School Series Menjalin Persahabatan Untuk Allah: Suka Cita Berbagi dalam Misinya Recorded live from First Indonesian Seventh-Day Adventist in New Jersey visit our facebook page for more sermon and daily worship www.facebook.com/fisdac visit our Youtube channel at www.youtube.com/Fisdacnewjersey for more video
Dari pasal pertama hingga pasal terakhir dari kitab Wahyu, klimaks dari setiap nubuatan adalah kedatangan Yesus.
Kitab Wahyu memperlihatkan kebohongan tradisi manusia dan agama yang berpusat pada diri sendiri. Dari awal hingga akhir, Wahyu mengungkapkan Yesus dan pekerjaan-Nya atas nama kemanusiaan.
Jemaat terakhir dalam kitab Wahyu.
Kita akan belajar dari jemaat Filadelfia yang luar biasa !!
Kita dirancang untuk kepentingan, kemuliaan, tujuan, dan untuk kesenangan Allah. Kitab Wahyu 4:11 terjemahan New Living Translation berkata: "Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan bagi kesenangan-Mu semuanya itu ada dan diciptakan".
Kita akan belajar dari jemaat di SARDIS!
Jemaat di TIATIRA yang luar biasa, apakah Pujian Tuhan buat mereka dan apakah Komplain Tuhan buat mereka?
Hari ini kita akan belajar dari pewahyuan Yohanes tentang kota ini.
Sebuah kota yang sama sekali tidak ada komplain dari Tuhan. Apa yang bisa kita pelajari dari kehidupan orang percaya di kota ini? Selamat mendengarkan.
Sebuah kota yang luar biasa yang disebutkan dalam kitab wahyu yaitu kota Efesus. Apa yang menjadi pujian dan celaan dari Tuhan kepada kota ini ?
cerita kebaikan episode 6 kali ini, saya membagikan pengenalan kitab wahyu , dimana kitab wahyu berbicara untuk fokus ke Yesus Kristus . Pengenalan Kitab Wahyu (Part 2) - Eps 6 #ceritakebaikan
cerita kebaikan episode 5 kali ini, saya membagikan pengenalan kitab wahyu , dimana kitab wahyu berbicara untuk fokus ke Yesus Kristus . Pengenalan Kitab Wahyu (Part 1) - Eps 5 #ceritakebaikan
Khotbah Church in Revelation (Gereja dalam kitab Wahyu) Pdt. Joshua Lie --- Send in a voice message: https://anchor.fm/rwfonline/message