POPULARITY
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Tirto, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 12-16; Mazmur tg 118: 2-4.22-24.25-27a; Wahyu 1: 9-11a.12-13.17-19; Yohanes 20: 19-31ENERGI POSITIVE Tema renungan kita pada hari Minggu Paskah ke-2 ini ialah:Energi Positif. Di dalam rumah sering terjadi keributan antara suami dan istri.Entah masalah kecil yang sudah biasa atau yang baru terjadi, suaramasing-masingnya langsung meninggi dan kata-kata kasar meluncur begitukencangnya. Sering benda-benda melayang sampai mengenai tubuh, bahkan kekerasanfisik terjadi dengan tanpa halangan apapun. Singkatnya, yang sering keluar dari masing-masingnya ialahenergi negatif. Jarang sekali terjadi misalnya yang satu negatif dan yanglainnya positif. Yang satu keluar sebagai api sedangkan yang lain sebagai air.Apalagi misalnya mereka masing-masing seperti bunga dan kupu-kupu, hampir tidakpernah terjadi. Suasana kehidupan yang serba negatif dan sulit ini merupakancontoh dari banyak situasi kehidupan di antara kita. Kebebasan berkomunikasidan penggunaan media sosial saat ini, sering memperlihatkan adanya penyebaranenergi-energi negatif yang meresahkan hidup bersama di dalam rumah, masyarakatdan Gereja. Yesus yang bangkit menjalankan perutusan dari Bapa yangbertujuan untuk menghadirkan energi positif, yang menurut kitab suci dankeyakinan kita disebut Roh Kudus. Tuhan Allah tidak tega membiarkan konflik dankekacauan berlanjut terus-menerus yang disebabkan oleh energi-energi negatifantar-pribadi manusia yang saling menyerang, tanpa campur tangan-Nya. Kitaharus dapat mengamini bahwa justru karena keadaan kita yang penuh konflik danmasalah, maka Tuhan campur tangan. Sebaliknya jika keadaan kita aman, nyaman,damai dan bahagia, mustahil Tuhan harus berkorban dan mau menyelamatkan kita. Tuhan Yesus berkuasa untuk menutupi semua kesedihan,kerapuhan, dan kedosaan kita dengan energi dari Roh Kudus: “Damai sejahterabagi kamu!”. Ia mengatasi ketakutan dan kebingungan kita dengan energiperutusan: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutuskamu.” Ia memenuhi pengetahuan dan kebijaksanaan kita dengan energi Roh Kudus:“Terimalah Roh Kudus.”. Ia melengkapi setiap dari kita dengan energi kerahimanilahi supaya dunia ini dibaharui: “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanyadiampuni, dan yang tidak diampuni maka dosanya tidak diampuni”. Satu contoh konkret yang menerima energi positif dan muliadari Tuhan ialah rasul Thomas. Contoh lain ialah orang-orang sakit di Yerusalemyang disembuhkan oleh para rasul. Begitu energi Roh Kudus masuk ke dalam dirimereka, hasil yang paling kentara ialah hidup mereka menjadi baru. Hidupnyayang lama ditinggalkan. Energi terbaru ini diungkapkan dengan sangat gamblangoleh Tuhan kepada rasul Yohanes: “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidupsampai selama-lamanya. Energi baru kita ialah Roh Yesus Kristus yang bangkit. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus, jadikanlahdiri kami pembawa suka cita Paskah sebagai Injil yang hidup kepada sasama kami.Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Kristina Retna dan Yohanes Nugrahanto dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata di Keuskupan Bogor, Indonesia. Kisah Para Rasul 3: 1-10; Mazmur tg 105: 1-2.3-4.6-7.8-9; Lukas 24: 13-35MENGENALI TUHAN MELALUI FIRMAN-NYA Renungan kita pada hari ini bertema: Mengenali TuhanMelalui Firman-Nya. Perayaan kebangkitan Tuhan pada hari Minggu Paska merupakansuatu kesempatan paling istimewa untuk mengenali Tuhan kita Yesus Kristussesungguhnya. Kita tahu bahwa setelahkebangkitan, Yesus akan tetap hadir di tengah-tengah kita namun bukan lagidalam bentuk tubuh dalam dunia ini, tetapi sebagai Roh yang menemani danmenjiwai hidup kita. Roh Tuhan mengungkapkan diri dalam firman Tuhan yangdisampaikan kepada orang-orang yang percaya, baik dalam tulisan maupun lisandan simbol. Yesus yang bangkit memastikan bahwa firman-Nya tetapmenjadi bukti tak terbantahkan tentang kuasa dan kemurahan Tuhan bagi manusia.Firman Tuhan termanifestasi dalam setiap bentuk alat komunikasi di dalamkehidupan kita. Bahasa dan kata-kata menjadi alat paling fundamental bagi kitadalam menyampaikan pesan dan maknanya kepada orang lain. Di dalam semua agama,dan khususnya di dalam Kristen, firman Tuhan adalah sebuah pribadi yangberkomunikasi dan menyatakan diri supaya diketahui orang lain. Pribadi itu ialahYesus Kristus. Sampai detik ini kita mengenali Tuhan melalui firman-Nya. Kekuatan firman Tuhan adalah kekuatan Tuhan sendiri.Kekuatan kebangkitan dan kehidupan harus menguasai hidup kita, sehingga yangberlawanan dengan kekuatan ini seperti kejahatan, kebodohan, dan kedosaan tidakmemiliki kesempatan untuk menguasai hidup kita. Bersama dengan orang-orang yangtergabung dalam kalangan Gereja Perdana, kita yang sedang di dalam masa Paskahini kembali lagi memperkuat keyakinan kita bahwa melalui Sabda Tuhan YesusKristus yang bangkit, pembaharuan kualitas iman kita dimungkinkan. Firman Tuhan Yesus yang bangkit datang kepada orang-orangyang bersedih, berduka, dan kehilangan harapan. Bersama dengan kedua murid yangsedang ke Emaus, ada begitu banyak orang saat ini sedang berada dalam kesulitanyang sama. Mereka akan bersuka cita dalam mengenali Tuhan Allah, ketikakesedihan, kedukaan dan putus asa mereka teratasi. Firman Tuhan juga merupakankuasa ilahi yang berbelas kasih kepada mereka yang kurang informasi, yangbodoh, dan yang tidak berpendidikan. Mereka memiliki hak asasi untuk diajarkantentang kebenaran, keutamaan dan kebaikan, karena dengan demikian mereka dapatmengenali Tuhan dengan sesungguhnya. Firman Tuhan juga berperan dalam memperkuat iman merekayang sedang mengalami krisis, terutama mereka yang kurang bersyukur danmeragukan penyelenggaraan Tuhan atas hidup mereka. Banyak orang goyah imannyaketika penderitaan dan sakit menimpa hidup mereka. Seperti orang lumpuh dansakit yang mendapatkan kesembuhan dari Sabda dan doa kedua rasul Yesus, FirmanTuhan sungguh berperan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, mampukan kami untuk mengenali-Mu dalam setiap saat hidup kami.Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Bella dari Paroki Kristus Raja di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Yeremia 20: 10-13; Mazmur tg 18: 2-3a.3bc-4.5-6.7; Yohanes 10: 31-42PERANG ROHANI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Perang Rohani.Panglima atau pemimpin perang ini ialah Tuhan di satu pihak dan Setan di pihaklain. Para malaikat dan orang kudus berada di pihak Tuhan yang menjalankantugasnya sebagai para prajurit, sedangkan di pihak sana ada para serdadu setan.Perang ini bukan untuk menghasilkan siapa yang menang dan kalah. Karena kalausoal kuat atau lemah, jelas Tuhan Allah jauh melampaui Setan. Perang ini selalu ingin merebutkan kekayaan ciptaan Allahpaling utama, yaitu kita manusia. Kita adalah umat-Nya yang terkasih. Setiaporang dipanggil dan ditentukan akan menjadi apa kelak sejak di dalam kandunganibunya. Panggilan ini dilengkapi dengan pelayanan dan perutusan kita di dalamdunia. Tetapi Setan tidak peduli dengan semua keistimewaan itu. Ia justru irihati dengannya. Ia berambisi untuk membawa manusia ke dalam kerajaannya yanggelap. Ketika sudah merebutnya, Setan pasti menggunakan semua keistimewaanmanusia untuk memperkuat dan melestarikan kerajaannya. Nabi Yeremia terkenal dengan kepandaiannya dalammenyampaikan firman Allah. Namun ia sangat dibenci dan dimusuhi para lawannyayang adalah setan atau musuh Tuhan Allah. Perang rohani ini berpusat padakebenaran kebijaksanaan Allah yang nabi pertahankan dan ancaman pembinasaandirinya oleh para musuh yang membenci kebijaksanaan Allah. Perang ini terjadijuga antara Yesus dengan kaum Farisi dan para ahli Taurat. Kebenaran yangdipertahankan ialah Yesus sebagai Putra Allah, utusan Bapa di surga, danbersatu dengan Bapa. Bagi para musuh, ini benar-benar penghojatan Allah. Merekatidak rela kalau Allah yang maha tinggi disamakan dengan Yesus dari Nazarethyang hanya manusia biasa seperti mereka. Perang ini disebut rohani karena penuh dengan pertarunganargumen, pemikiran, keyakinan, dan prinsip iman. Ketika masing-masing pihakbertahan dengan pendiriannya, perpecahan atau pemisahan akan menjadi hasilakhirnya. Penguasa kegelapan yaitu Setan tetap berseberangan dengan penguasakebenaran yaitu Tuhan, dan perpecahan ini berlangsung sampai detik ini. Selamadunia masih ada, perpecahan tetap ada karena Setan tidak pernah berhentibekerja dengan semua strateginya untuk merebut manusia di dunia ini. Kita masing-masing mengalami berhentinya perang ini ketikakematian datang menjemput. Proses setelah kematian kita ialah sebuah penentuanapakah kita akan menuju ke kerajaan Allah atau sebaliknya ke kerajaan Setan.Setelah kematian kita, tak ada lagi perang rohani. Yang ada ialah perjalanan ketujuan kita yang abadi.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa,semoga kami senantiasa kuat dalam setiap godaan dan tipu muslihat setansehingga kami dapat selalu setia kepada-Mu. Bapa kami yang ada di surga ...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Gerfi dan Karni dari Paroki Santo Petrus Colol di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Daniel 3: 14-20.24-25.28; Mazmur tg: T. Dan 3: 52.53.54.55.56; Yohanes 8: 31-42KEBEBASAN DARI TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kebebasan Dari Tuhan.Tuhan Allah yang kita percaya ialah penyelenggara segala sesuatu. Ia merahmatikita dengan segala berkat supaya kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya.Dari segala rahmat itu, ada bagian yang menjadi ciri dasar pribadi manusia,yang lazim kita sebut sebagai kodrat manusia. Salah satu ciri dasar itu ialahkebebasan, yang sangat membedakan manusia dari makluk hidup yang lain. Kebebasan manusia mengarahkan kita kepada dua jurusan.Yang pertama ialah kebebasan untuk menjalani kehendak Tuhan. Keistimewaan kitasebagai anak-anak Allah memperkuat kebebasan yang berciri positif ini. Sebagaiputera dan puteri Allah, kita memiliki hak dan kewajiban sebagai orang-orangberiman. Panggilan kita masing-masing yang terkait dengan pelayanan dalamGereja atau profesi-profesi merupakan ungkapan nyata kebebasan ini. Kitamengikuti Kristus yang memanggil kita masing-masing. Untuk mewujudkannya kitaperlu menjadi orang-orang yang memilih dan memutuskan itu secara bebas. Yesus Kristus sebagai Putera Allah yang diutus Bapa kedunia sebagai juru selamat menetapkan kebebasan jenis yang kedua, yaitu darikekuasaan dosa, Setan, dan pengaruh duniawi yang dikontrol oleh orang-orangyang melawan Tuhan. Kalau kebebasan secara positif di atas dapat kita umpamakansebagai penetapan identitas diri setiap pengikut Kritsus, kebebasan negatifyang digerakkan oleh Yesus Kristus ini dapat dipandang seperti senjata yangmelengkapi diri kita. Kuasa-Nya, ajaran, perintah, dan kekuatan salib-Nya yangsuci merupakan perlengkapan-perlengkapan ampuh yang kita gunakan untuk melawankekuatan-kekuan gelap. Kebebasan yang berciri negatif ini lebih kuattantangannya, karena yang kita hadapi ialah segala bentuk dimensi negatif didunia ini. Bersama Yesus Kristus kita mesti dapat mengatasinya. Yesus Kristusmelalukan itu dengan mengambil semua dosa kita dan memakunya di salib bersamadiri-Nya. Kematian-Nya itu menjadi sebuah kemenangan, membawa pengampunan bagikita, dan mendamaikan kita dengan Allah. Kita dapat memanggil Tuhan sebagaiBapa karena Yesus telah mendamaikan kita dengan Bapa dan membebaskan kita dariperbudakan dosa dan Setan. Di dalam kitab Daniel, kebebasan yang kedua inidiperlihatkan oleh ketiga pemuda Yahudi: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yangluput dari tindakan berhala yang hendak ditimpahkankan kepada mereka. Kekuatanpembebasan ini mampu mengubah hati raja Nebukadnezar yang keras untuk mengakuikuasa Allah maha tinggi yang diimani umat pilihan-Nya.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa,melalui pewartaan-Mu pada hari ini, semoga kami menerima dari-Mu rahmat yangmemperkuat kebebasan kami sebagai anak-anak-Mu.Kemuliaan... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Angelina Tanardi dari Paroki Kristus Raja di Keuskupan Jayapura, Indonesia. Yesaya 49: 8-15; Mazmur tg 145: 8-9.13cd-14.17-18; Yohanes 5: 17-30BERADA BERSAMA BAPA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Berada BersamaBapa. Santa Teresa dari Kalkuta saat masih hidup, membawa seorang dewasasekarat di jalan ke biaranya. Ia merawat semua luka lelaki itu, memberikannyamakan yang bergisi, dan menutup tubuh kecilnya dengan pakaian yang layak.Lelaki itu mengangkat muka dan bertanya: “Mengapa Suster begitu baikterhadapku”? Bunda Teresa menjawab dengan sederhana, “Karena saya hanyamenjalankan perintah dari bos-ku.” Lelaki itu ingin tahu: “Bos-nya Sustersiapa?” Bunda menjawab: “Bos saya ialah Yesus Kristus. Saya tinggal bersama diasetiap saat.” Yesus membela diri-Nya atas tuduhan para musuh kalau iamenghojat Allah karena menyamakan diri dengan Allah. Dengan tegas Ia berkata:Allah adalah Bapa-Nya sendiri. Kalau dalam bahasa Santa Teresa tadi, Allahadalah Bos-nya. Tuhan Allah menaruhkuasa-Nya pada kita, dan kita juga mengandalkan kuasa-Nya, maka baik Yesusmaupun kita layak menyerukan ungkapan ini: Aku berada bersama Bapa, atau kitaberada bersama Bapa. Kenyataan hidup dan berada bersama Bapa di surga dapatdiungkapkan melalui sebuah penegasan, yaitu cara untuk membela diri ataumempertahankan diri. Dengan begitu kita akan merasa kuat. Misalnya Andamengalami sebuah keadaan sangat terasing, dan dalam kesendirian ada perasaanterganggu oleh kuasa jahat atau perasaan takut yang sangat mengancam kedamaianhatimu. Penegasan bahwa dirimu tinggal bersama Bapa dan mengandalkankekuatan-Nya sangatlah diutamakan, supaya Anda terbebaskan dari pengalamanterasing tersebut. Hidup dan bersama dengan Bapa juga dapat diungkapkanseperti yang dilakukan oleh Bunda Teresa. Kita memakai kuasa dan penyertaanBapa dalam berbuat baik dan melayani sesama. Hal ini sama dengan yangdiwartakan oleh Nabi Yesaya, yang berkata seperti ini: Aku telah membentuk danmemberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangun bumikembali. Kita bekerja, melayani, berbuat baik, membangun dunia ini, denganpedoman utama kita, yaitu karena kita berada dan bersama dengan Bapa yang mahakuasa. Dengan karunia itu kerajaan Allah hadir di dunia. Kinikita sebagai satu Gereja memikul tanggung jawab penting untuk membaharui wajahbumi ini dari waktu ke waktu dengan bantuan Roh Kudus. Untuk menghadapiberbagai masalah di dunia ini, nasihatnya ialah supaya kita memanfaatkankekuatan kita berada bersama dengan Bapa kita sendiri. Yang perlu diingatselalu ialah menghindari sikap menjauhkan diri dari persekutuan itu, ataukecenderungan untuk mengandalkan kekuatan sendiri. Karena Tuhan sendiri berkatabahwa berada di luar Dia dan tidak mengandalkan kekuatan-Nya, kita tidak bisamenjadi apa-apa. Kita pasti terancam tidak bisa menjadi apa-apa dan berbuat apa-apa.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang baik,perkuatkanlah selalu persekutuan kami dengan Allah Tritunggal yang suci demimembaharui diri kami dan kehidupan di bumi ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sania dan Anastasia dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 37: 3-4.12-13a.17b-28; Mazmur tg 105: 16-17.18-19.20-21; Matius 21: 33-43.45-46UTUSAN Renungan kita pada hari ini bertema: Utusan. Istilah“utusan” melekat dengan Tuhan Allah yang bekerja menciptakan segala sesuatu.Setelah manusia pertama diciptakan, mereka diutus dan ditempatkan di dalamdunia sekaligus diberikan sejumlah tanggung jawab. Pengutusan terus dilakukankepada figur-figur terpilih antara lain Nuh, Abraham, Yakub, Musa, YohanesPembaptis, dan tentu saja yang terbesar ialah Yesus Kristus, yang dilengkapidengan tugas yang harus mereka lakukan. Para utusan diminta tanggung jawabnyakepada Tuhan. Lawan perutusan ini ialah agenda jahat dan negatif yangmengutus orang-orang pilihannya untuk menjalankan rencana perusakan ataupembinasaan. Jika Tuhan mengutus para malaikat-Nya, Gereja mengutus paramisionarisnya, negara mengutus pada duta besar atau konsulnya, komunitas atauperusahaan mengutus manager atau wakilnya; setiap upaya kejahatan juga mengutuswakil-wakilnya. Seorang bos pengedaran narkotik misalnya, mengutus anak buahnyauntuk memperdagangkan barang-barang narkoba, sangat matang dalam rencana dansistem perdagangan itu. Ia pasti orang hebat dan sangat ditakuti. Pengetahuan umum kita mengatakan bahwa kalau Tuhan itumaha kuasa dalam mengutus para utusannya, penguasa kejahatan juga bersainguntuk mengutus orang-orangnya yang terbaik. Jika ada Malaikat Mikhael yangbertugas untuk berperang melawan Setan, ada juga malaikat Setan terhebat untukmengimbangi Sang Mikhael tentara yang agung itu. Artinya bahwa, tiap kali Setandan utusannya selalu menemukan cela kelemahan yang ada pada para utusan Tuhanuntuk memperdayainya dan akhirnya menguasainya. Bacaan-bacaan kita pada hariini menggambarkan keadaan sempurna para utusan, yaitu mereka adalah pilihanterpercaya pimpinan, penguasa, bapa dan Tuhan Allah. Yusuf, si anak terkasih bapak Yakub diutus ke tengah parasaudaranya yang memang sangat memusuhi Yusuf karena iri hati mereka. Parautusan tuan kebun anggur juga mengutus anak buahnya, orang-orang kepercayaan,bahkan anak kandung ahli warisnya. Semua utusan itu adalah terbaik danterpercaya, namun kuasa Setan dan kejahatannya juga berupaya mengganggu danmenguasainya. Keadaan ini sebenarnya menggambarkan kehidupan kita yang nyata,yaitu bahwa kita semua bersama dengan guru kita Yesus Kristus adalah utusanBapa di surga, dengan tujuan yang sama yaitu terwujudnya keselamatan. Yesus adalah korban nyata utusan terbaik Bapa untuk Misikeselamatan itu. Kita masing-masing juga adalah utusan-utusan yang terpilih danterpercaya karena kita memilih untuk bersama Kristus. Jadi prinsipnya kitatetap menjalankan perutusan dari Bapa tetapi kita siap untuk segala resiko apayang datang menghadang dan mengancam hidup kita. Setiap keputusan adaresikonya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus,perkuatkanlah kami dengan kuasa-Mu supaya kami dapat menjadi utusan-Mu yangterbaik. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. 2 Samuel 7: 4-5a.12-14a.16; Mazmur tg 89: 2-3.4-5.27.29; Matius 1: 16.18-21.24aYOSEF SI LELAKI PEMBERI SOLUSI Renungan kita pada hari ini bertema: Yosef Si LelakiPemberi Solusi. Kisah sejarah keselamatan yang disampaikan oleh kitab sucimemperlihatkan tokoh-tokoh besar yang punya pengaruh besar kepada kita. Tokohsehebat Abraham, seperti yang disampaikan bacaan kedua dari Surat Paulus kepadajemaat di Roma, adalah bapak bagi banyak bangsa atas dasar imannya. Tokohsekuat raja Daud, seperti yang disampaikan bacaan pertama dari kitab keduaSamuel, menduduki takhta pemerintahan yang disediakan Allah untuk diwariskanturun-temurun supaya mewujudkan kehendak Allah akan datangnya Mesias. Tetapi pada masa kejayaan mereka kedatangan Mesias itumasih sebatas janji dan pernubuatan para nabi. Pemahaman orang pada umumnyatentang profil Mesias ialah seorang pejuang, petarung, pembebas, dan penguasaumat manusia. Periode berganti periode dan tokoh berganti tokoh, diskusitentang sosok Mesias sepertinya membenturkan kehendak Tuhan dengan pemahamandan keyakinan manusia yang serba terbatas. Hal ini berlangsung terus sampaiwaktu-nya Tuhan tepat untuk menandakan datangnya Mesias sesungguhnya, yaitu diawalidengan peristiwa kabar suka cita dari surga kepada seorang perawan bersahajayang bernama Maria dari Nazareth. Mesias itu harus melepaskan semua keistimewaan yangmenurut anggapan umum seluruhnya berciri supernatural. Masalah yang palingsensitif dan dapat menjadi skandal publik ialah perawan itu mengandung PutraAllah yang menjadi manusia, yang harus menjadi Mesias. Siapa yang bisa menjadisolusi, sebagai antisipasi tersebarnya skandal maha besar, sehingga anak ajaibyang lahir nanti dinyatakan punya orang tua biologis? Tanpa memberi ruang bagiorang-orang untuk berpolemik atau mempersoalkannya, Tuhan Allah sudah punyajawaban, yaitu seorang lelaki keturunan Daud yang tinggal di Nazareth. Dia ituadalah Yosef, si tukang kayu, dijadikan suami Maria. Seorang yang sangat bersahaja, tulus, dan suci hatinya,Yosef dijadikan oleh Allah solusi bagi rencana keselamatan tentang datangnyasang Mesias, Yesus Kristus. Dengan demikian, keluarga Nazareth ini lengkapsebagai solusi yang ciri khasnya ialah kesahajaan, ketulusan, kerendahan hati,kerelaan, dan kesucian hati mereka. Perawan Maria menonjol karena samasederhana dan tulus seperti suaminya. Mereka bersatu dengan juru selamat YesusKristus yang menampilkan kebersamaan dan persekutuan sebagai solusi dari Allahbagi persoalan-persoalan yang menimpah pribadi, keluarga, Gereja, danmasyarakat kita. Hidup bersahaja dan yang tulus menjadi solusi atas gayamaterialisme dan kepalsuan. Persekutuan sebagai keluarga dan komunitas berimanmenjadi solusi atas ancaman perpecahan dan disintegrasi. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus,jadikanlah hati kami tulus dan suci seperti Santo Yosef supaya kami dapatmelayani Diaku dan sesama kami denganlebib baik lagi. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 15: 5-12.17-18; Mazmur tg 27: 1.7-8.9abc.13-14; Filipi 3: 17 - 4: 1; Lukas 9: 28b-36PENAMPAKAN BARU Tema renungan kita pada hari Minggu Kedua PraPaskah iniialah: Penampakan Baru. Di dalam era komunikasi yang sangat mengutamakanvisualisasi dan kesan orang terhadapnya, sebuah penampakan baru merupakankeharusan. Siapa pun di jaman ini yang tidak terjamah oleh yang baru atau yangter-updated, ia otomatis ketinggalan. Program-program aplikasi di hp dankomputer yang Anda miliki, jika tidak membaharui diri untuk mendapatkan produkyang baru, program itu tidak akan berfungsi lagi dan sangat mengganggupekerjaanmu. Profil akun pribadi di media sosial sangat perlu dibaharuipenampakannya. Halamannya juga berubah penampilan tiap hari supaya lebihmenarik. Setiap perubahan mendefinisikan eksistensi yang bersangkutan danmendapatkan pengakuan dari orang lain. Di dunia periklanan, penampakan baruuntuk memperkenalkan produk hukumnya adalah wajib. Di dalam dunia politik,penampilan baru generasi terkini akan mempengaruhi wajah politik seluruhnya. Singkatnya, kebutuhan sebuah penampakan baru terkaitdengan keberadaan, kegiatan dan mentalitas kehidupan merupakan kebutuhan dasardalam era komunikasi saat ini. Ciri spesifik semua penampakan baru ini adalahbahwa perubahan terus terjadi. Ia seperti air mengalir dan tidak bisa sebagaiair yang sama. Kebutuhan dan keinginan kita memang tak terhentikan. SantoAgustinus berkata bahwa keinginan hati kita hanya dapat berhenti ketika iasampai kepada Tuhan. Penampakan Tuhan di Tabor sungguh memberikan kita keyakinanbahwa itu adalah perhentian perjalanan dari segala keinginan kita. Penampakanitu menggambarkan kemuliaan kekal, yang menjadi tujuan setiap orang beriman dansemua yang dikasihi Tuhan. Sejalan dengan penampakan baru dunia ini yang menjadikebutuhan dasar kita, sangat dituntut pula penampakan baru dalam jiwa dan imankita. Bersama penampakan di Tabor, menerima pengajaran Santo Paulus tentangperubahan tubuh kita yang fana menjadi tubuh yang mulia di dalam Yesus Kristus,dan mengimani perjanjian kekal Tuhan Allah dengan kita manusia, kiranya kitamengusahakan penampakan-penampakan baru bangunan rohani diri kita di dalam masaPra-Paskah ini. Perubahan penampilan rohani kita hendaknya bertambah dalamkelipatan. Tujuannya supaya semakin berjalannya waktu untuk menuju ke akhirhidup ini, kita semakin dekat dengan pencapaian yang mulia tersebut. Pada hariini, jika Anda berdoa pribadi selama 15 menit, besok waktunya ditambah lebihlama dan intensinya ditambah lebih banyak. Berpuasa, bermatiraga dan beramalkasih juga perlu penampakan baru. Begitulah kelipatan kehidupan rohani kita.Maka terjadilah penampakan-penampakan baru di dalam kehidupan iman kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, semogaRoh-Mu menggerakkan kami untuk membuat pembaharuan rohani yang sesungguhnya.Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Ketua-ketua imam dan ahli-ahli Taurat "sedang mencari jalan untuk membunuh Yesus" (Lukas 22:2) dan pada masa yang sama "Iblis memasuki Yudas Iskariot" untuk mengkhianati Yesus, yang akhirnya bertujuan untuk membunuh Yesus juga! Dan apabila kita membaca petikan firman yang seterusnya, rancangan manusia dan Iblis benar-benar terjadi! Yesus mati di kayu salib!Jadi, adakah rancangan TUHAN Allah gagal?
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Ulangan 26: 16-19; Mazmur tg 119: 1-2.4-5.7-8; Matius 5: 43-48UMAT YANG KUDUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Umat Yang Kudus.Dalam sekolah minggu, guru bertanya kepada anak-anak binaannya: “Apakahtujuannya Tuhan menolong dan memperhatikan manusia?”. Jawaban anak-anakberagam. Ada yang berkata bahwa tujuannya ialah supaya Tuhan menyelamatkanlebih banyak orang. Yang lain berkata supaya manusia gembira dan bahagia. Danyang lain lagi berkata supaya Tuhan menunjukkan bahwa cinta-Nya amatlah besar. Guru bina iman pada akhirnya menyimpulkan bahwa semuajawaban itu benar. Dasar pemikirannya ialah karena Tuhan ingin kebaikan dankebenaran ada pada pihak manusia. Di pihak Tuhan sendiri, tidak diperlukan lagisuatu kebutuhan untuk membuat Dia menjadi lebih baik dan lebih benar.Sebaliknya Tuhan berkehendak supaya kita manusia yang fana ini menjadi lebihbaik dan lebih benar. Menurut Injil Matius pada hari ini, Tuhan Yesusberkehendak supaya kita menjadi umat yang kudus, atau menjadi sempurnasebagaimana Bapa di surga yang sempurna adanya dalam keabadian. Sesungguhnya, Tuhan menolong dan memperhatikan kita sejaklahir sampai kita meninggalkan dunia ini di saat kematian nanti, tujuannyaialah supaya kita menjadi kudus. Ia menitipkan kita untuk hidup sementara didunia ini. Selama berada di dunia ini masing-masing kita dengan batas usiasendiri-sendiri, berjalan dan berada bersama di dalam terang-Nya kudus.Terangnya itu berwujud dalam beraneka jenis. Sabda Tuhan adalah sabda yang kudus. Ungkapan Sabda Tuhankita alami melalui pewartaan, bacaan rohani, nasihat atau bimbingan rohani,berbagi pesan kitab suci, dan ibadat. Pelayanan-pelayanan Gereja baik dalambentuk sakramen maupun non-sakramen dan karya kasih juga merupakanperbuatan-perbuatan mulia dan kudus. Gereja sebagai tubuh dan Yesus Kristussebagai Kepalanya adalah kudus. Panggilan suci seperti hidup bakti, imamat danperkawinan adalah suci. Nama-nama suci yang melekat pada diri kita masing-masingialah kudus. Singkatnya, Tuhan sudah menyediakan semua jalan, sarana, dan carayang kudus supaya membantu kita menjadi kudus sama seperti Dia. Penetapan orang-orang beriman menjadi satu umat yang kudussudah dilakukan oleh Tuhan Allah sejak zaman Musa dahulu, karena satu umatpilihan harus dikhususkan supaya janji besar-Nya untuk datangnya Mesias, yaituYesus Kristus diwujudkan. Kitab Ulangan menegaskan hal ini, untuk mengingatkankita akan status kita sebagai umat Allah yang kudus, melalui Ibu Gereja kita.Namun demikian, Umat Allah yang kudus sebagai institusi tidak otomatis menjaminbahwa setiap pribadi anggotanya adalah kudus. Sebab tiap-tiap orang memilikidosa, dan Gereja selalu menyediakan instrumen untuk penghapusan dosa setiaporang. Dalam masa PraPaskah ini, hendaklah kita memanfaatkan instrumen itu.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, semogakami tetap tekun dan setia menghayati panggilan suci kami masing-masing. Bapakami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 27: 4-7; Mazmur tg 92: 2-3.13-14.15-16; 1 Korintus 15: 54-58; Lukas 6: 39-45KARUNIA UNTUK BERBICARA Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-8 ini ialah:Karunia Untuk Berbicara. Kemampuan berbicara adalah hekekatnya Tuhan Allah.Tindakan-Nya dalam menciptakan adalah melalui berbicara. Kemudian dalamberkomunikasi dengan manusia, Tuhan Allah berbicara. Singkatnya, Iamengungkapkan diri-Nya kepada manusia melalui firman-Nya dan supaya didengardan dipahami, Ia berbicara. Dalam gambar dan rupa Allah, kita diberikan kemampuanuntuk berbicara. Ini adalah salah satu karunia dasar yang mencirikan manusiayang pada prinsipnya berbeda dari makluk hidup lainnya. Manusia berbicaradengan menggunakan bahasa yang ia tahu dan pakai dalam hidup sosialnya. Pada hari ini bacaan-bacaan suci mengajak kita untukmerenungkan tentang kemampuan kita berbicara yang dikehendaki Tuhan. Tuhan mausupaya kita berbicara seperti diri-Nya dalam menciptakan, mengasihi,menyampaikan kebenaran, dan mengucapkan syukur. Ini adalah perbuatan-perbuatanberbicara yang dapat kita kategorikan dalam suasana damai dan tenang. Selain itu, di dalam suasana krisis, konflik, dan sakit,kemampuan kita berbicara juga harus sama dengan yang Tuhan perbuat. Ia adalahpengasih, pengampun, penyembuh, dan penyelamat. Kita hendaknya mengungkapkanmaaf, mengakui kesalahan, menghibur yang menderita, mengajak dialog, mengoreksidengan baik, memberikan solusi, dan berdiam atau hening. Tidak berbicara namundiungkapkan dalam gerak dan simbol, juga sangatlah penting. Karena begitu pentingnya kita berbicara, yaitumenyampaikan kehendak dan perintah Tuhan baik dalam suasana damai maupunkrisis, kita perlu memperhatikan batasan-batasannya yang disampaikanbacaan-bacaan pada hari ini. Kitab Putera Sirakh mengingatkan kita untukmenghindari dosa yang keluar dari mulut pada waktu berbicara, karena hal itulangsung dari hati dan pikiran. Sebaiknya sebelum berbicara, mantapkanlah duluisi hati dan pikiran. Sebab jika faktor itu diabaikan, akibatnya selalu buruk.Menyesal kemudian tidak berguna. Komunikasi kita dengan sesama berawal dari hati danpikiran. Komunikasi itu adalah buah-buah yang mengungkapkan siapa sebenarnyadiri kita. Ini adalah pesan Injil Lukas kepada kita, yang intinya ialah supayakita tidak menjadi munafik: antara hati/pikiran dan perkataan tidak sejalan.Yang berbahaya ialah pembicaraan manis dan menarik, tetapi pikiran dan hatisedang marah. Pada waktunya nanti, perang akan meledak. Maka firman Tuhanmelalui santo Paulus ingin menyadarkan kita untuk tidak diperbudak oleh budayakematian ini. Kita harus teguh dalam pekerjaan Tuhan untuk mewartakan yangbenar dan baik. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, bantulahkami untuk selalu berbicara tentang suka cita Injil, yaitu kebenaran dankebaikan. Semoga kami selalu berbicara di dalam nama-Mu yang kudus. Kemuliaankepada Bapa ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Laurens Emulaba dan Yudith Emulaba dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 9: 1-13; Mazmur tg 102: 16-18.19-21.29.22-23; Markus 8: 27-33PERJANJIAN YANG MULIA Renungan kita pada hari ini bertema: Perjanjian YangMulia. Setiap ada kesempatan atau pengalaman yang menimbulkan kekacauan dalam batindan keraguan akan panggilannya, Bruder Yosef selalu teringat akan perjanjianmulia, yaitu kaul-kaul kebiaraannya. Suster Yosefa juga, ketika bentrok ataukonflik dengan sesamanya di dalam biara yang membuatnya merasa tidak nyamandengan panggilannya, ia kembali dikuatkan saat berpikir tentang kaul-kaul suciyang sudah diucapkannya dengan sikap yang mulia. Sama berkualitasnya dengan kaul-kaul kebiaraan, ialahjanji perkawinan suami dan istri. Mereka tentu saja pernah mengalami goncangandan krisis di dalam kehidupan, dan membuat mereka sepertinya merasa beratsekali untuk mempertahankannya. Tetapi mereka juga diingatkan kembali untukberpikir tentang janji suci perkawinan yang amat mulia, yang pernah merekaucapkan kepada satu sama lain. Sebuah perjanjian mulia memiliki kekuatan untukmengikat dengan sedemikian kuatnya, seperti mengikatkan langit dan bumi. Selain kaul-kaul kebiaraan dan perkawinan, ada juga janjipermandian dan janji imamat, serta berbagai sumpah yang berkekuatan hukum didunia dan di akhirat, semua itu memiliki dimensi keagungan dan kemuliaan.Ikatan yang kuat dan berisi tanggung jawab yang besar, membuat perjanjian itubermuatan resiko yang besar pula, khususnya ketika terjadi kelalaian ataukegagalan dalam mewujudkannya. Seseorang atau pihak yang membuat janji atauyang menjalankannya, menaruh nasib hidupnya dalam perwujudan janji itu. Hubungan kita dengan Tuhan pada prinsipnya ditandai denganjanji-janji. Prinsipnya ialah Tuhan Allah menetapkan janji untuk diwujudkandalam hidup dan pekerjaan-pekerjaan kita. Demikan juga kita membuat janjisupaya menandakan cinta dan ketaatan kita kepada Tuhan. Hal ini seperti sebuahjanji yang mempertemukan langit dan bumi. Dari atas Tuhan menetapkan janji, dandari bawah kita mengimani janji tersebut dan ingin selalu berpegang padanya.Semua janji yang berkaitan dengan kehidupan kita sebagai pengikut Kristus,adalah ungkapan perjanjian dari atas dan dari bawah: Tuhan menetapkan dan kitamengikuti serta mewujudkannya. Ketika Tuhan berjanji melalui Nuh bahwa umat manusia“beranakcucu, bertambahbanyaklah, dan penuhilah bumi”, perwujudannya ialah adapada kita. Ketika Tuhan Yesus dan para murid menemukan satu kesepakatanperjanjian tentang identitas Yesus sebagai “Mesias”, perwujudan pengakuan Yesussebagai Mesias dari Allah, sebagai isi Injil untuk diwartakan ke seluruhpenjuru bumi, adalah ada pada pihak kita. Sampai sekarang, tuntutan pewartaanini tetap menjadi isi kegiatan pastoral, katekisasi, penginjilan dan pelayanankita. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Yesus, bantulah kamiselalu untuk berpegang dan menunaikan janji-janji suci kami. Kemuliaan kepadaBapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Vitalis Jelanu dan Veronika Sempang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 6: 5-8; 7: 1-5.10; Mazmur tg 29: 1a.2.3ac-4.3b.9b-10; Markus 8: 14-21PEMBERSIHAN MUKA BUMI DARI DOSA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pembersihan MukaBumi Dari Dosa. Pembersihan tempat-tempat yang kita pakai seperti ruangan,halaman, lapangan, lingkungan dari sampah, merefleksikan kebutuhan kita akansuasana dan lingkungan yang bersih. Kebersihan menjadi tanda keindahan,kesehatan, keadaban, dan martabat manusia. Kebersihan juga sebagai tandaberiman. Orang beriman memilih jalan pemurnian dalam sikap dantingkah lakunya, dalam semua bentuk relasi, dan dalam ketakwaan yang membuathati dan jiwanya berdiam di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam dia. Hati, jiwa danroh manusia yang kotor tidak bisa menjadi instrumen yang pantas dalam membangunrelasi yang mantap, baik dengan Tuhan maupun dengan sesama. Misalnya hati danjiwa yang kotor atau sesak dengan dosa-dosa, sangat mungkin relasi yangdibangun dan dikembangkan jelas penuh dengan segala kehinaan dan derita. Dimensi rohani yang bersih menuntut keseimbangannya dengankebersihan badan. Tubuh kita yang bersih dan sehat merupakan rumah bagi hatidan jiwa untuk bertumbuh dengan semestinya. Seorang biarawan yang beribadatharian dan meditasi, atau seorang Katolik yang menghadiri perayaan Ekaristi,ketika tubuh mereka sangat lelah, mereka dengan mudah hanyut dalam tidur. Hatidan jiwa mereka tidak bisa terbuka untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Demikianjuga jika hati kita tidak nyaman dan sedang kacau, kita tidak punya niatapa-apa untuk bertemu dan berbicara dengan orang-orang di sekeliling kita. Pada hari ini Kitab Kejadian menggambarkan bagaimana Tuhansangat prihatin dengan kotornya muka bumi ini yang dipenuhi dosa. Kejahatanyang dipimpin oleh Setan dan disebarluaskan kelompok manusia yang merupakankaki tangannya, mengakibatkan dunia ini begitu menakutkan. Tuhan tidak inginsemua manusia dan lingkungan hidupnya binasa oleh kuasa kejahatan. Maka Iaberkeputusan untuk membersihkannya. Model penyelamatan Tuhan Allah ialah:orang-orang pilihan diselamatkan sedangkan mereka yang jahat harus menerimakebinasannya karena kejahatan yang dilakukannya. Nuh menjadi pilihan Allah. Ia dan keluarganya selamat.Melalui pembaptisan dan pengudusan diri untuk menjadi anggota Gereja, kitasudah resmi menjadi pilihan Tuhan Yesus dan mendapatkan rahmat keselamatan.Kita adalah Nuh-Nuh pada zaman ini. Gaya hidup dan pandangan Farisi atau paraahli taurat yang tidak mengakui Yesus sebagai Putera Allah, tidak ada di dalamdiri kita. Masalah yang kita hadapi ialah sering tidak menyadari kehadiran dankuasa-Nya yang menyelenggarakan hidup kita. Kekurangan ini yang perlu diperhatikandan dibaharui, sehingga kita tetap berada di jalan keselamatan Yesus Kristus.Pembaharuan diri merupakan cara yang tepat untuk mencapai keselamatan itu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus, semogakami selalu dipenuhi dengan suka cita Injil-Mu yang menyelamatkan. Bapa kamiyang ada di surga ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Mandalina Salawa dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 4: 1-15.25; Mazmur tg 50: 1.8.16bc-17.20-21; Markus 8: 11-13PEMBUNUHAN PERTAMA Renungan kita pada hari ini bertema: Pembunuhan Pertama.Sudah sekian lama entah berapa tahun yang lalu, telah terjadi aksi pembunuhan pertamasejak penciptaan. Pembunuhan itu terjadi antara saudara di dalam keluarga, yangsatu bernama Kain dan yang lain Habel. Menurut kitab Kejadian, Kain marah, irihati, benci, dan sakit hati karena Tuhan berkenan dengan persembahan Habel,sedangkan persembahannya tidak dilirik oleh Tuhan. Jadi pembunuhan pertama olehmanusia kepada manusia lain terjadi di dalam keluarga. Pembunuhan pertama itu dimungkinkan oleh marah, sakithati, benci di dalam diri seorang yang mengetahui bahwa saudaranya ternyatalebih baik dari pada dirinya. Kemarahan dan sakit hati itu datang dari hatiyang tidak bersih, belum dewasa dan sudah dirusaki oleh kejahatan. Kemarahandan sakit hati tidak datang dari luar, tetapi dari diri sendiri, yang tidakingin dengan kebaikan dan kebenaran, tetapi lebih memilih kejahatan. Buktinyaialah ketika Kain menampakkan muka yang tidak ceria, muram, tidak bahagia, dantidak berbuat baik, Tuhan Allah mengatakan bahwa dosa sudah mengintip di mukapintu dan siap kapan saja untuk memperdayai Kain. Setan dan segala daya kejahatannnya sangat senang danselalu mengintip di pintu. Ia siap seratus persen untuk mengisi kekuatannyaketika kesempatan itu ada. Siapa pun dia, seperti Kain, yang tidak berbuatbaik, sedih, tidak bahagia, selalu berpikir negatif, dan punya pandangan liar,aneh, serta tidak mengindahkan kehendak Tuhan atas dirinya, adalah kesempatanpaling terbuka bagi Setan dan kuasa jahatnya. Sebenarnya, ketika di dalamkeadaan seperti itu, sudah ada peringatan bahwa “Setan sedang mengintip di pintu”dan orang yang diingatkan itu menyadari. Ia juga tahu seperti apa kekuatanSetan. Tetapi peringatan itu tidak diindahkan. Dan ia jatuh ke dalam dosa. Iaadalah Kain dan juga siapa pun di antara kita yang tidak mau mengindahkanperingatan apa pun. Di dalam tugas-Nya di depan publik, Yesus juga memberikanperingatan banyak sekali kepada para rasul, murid-murid dan semua saja yangmendapatkan kesembuhan dan pengampunan dari-Nya. Mereka mengindahkan peringatanitu dan mereka diselamatkan. Sedangkan orang-orang Farisi dan para ahli taurattidak pernah mengindahkan, maka dosa mereka besar sekali. Mereka sama denganKain, tidak mendapatkan tempat di hati Tuhan dan tidak mendapatkan keselamatan. Pada hari ini kita diajak untuk mengingat bahwa pembunuhanpertama itu berlanjut sampai sekarang dalam bentuk pembunuhan fisik, mental dankarakter. Kita harus menghentikannya saat ini juga, meskipun Setan selalumengintip, tetapi kita harus kuat dan tidak boleh memberinya kesempatan.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kamiselalu mengindahkan perintah dan peringatan-Mu sepanjang waktu. Kemuliaankepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Nancy Phanasta dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 3: 1-8; Mazmur tg 32: 1-2.5.6.7; Markus 7: 31-37GAMBAR DAN RUPA ALLAH SEBAGAI MANUSIA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gambar Dan RupaAllah Sebagai Manusia. Makhluk manusia yang diciptakan Tuhan Allah menurutgambar dan rupa Allah merupakan sebuah anugerah. Martabat mulia dan istimewaitu diberikan atas kehendak Tuhan, dan bukan karena manusia menginginkannya.Salah satu dimensi yang diberikan kepada manusia ialah kebebasan dan hak untukmenikmati kehidupan di dunia yang dipercayakan sepenuhnya ke dalam tanganmanusia. Tetapi kepercayaan itu memiliki batasnya, yaitu sebagai manusia. Hal itu berarti manusia menggunakan kebebasan dankepercayaan Tuhan sejauh kemampuannya sebagai manusia. Posisi dan martabatmanusia tetap sebagai manusia. Ia tidak bisa berubah posisi ke tempatnya TuhanAllah. Begitulah maksud Tuhan menganugerahi keistimewaan kepada manusia, tetapimanusia juga diberikan satu batas yang tidak bisa ia lewati. Hal ini samadengan bapak dan ibu akan tetap menjadi bapak dan ibu bagi anak-anaknya sampaimereka mati. Tidak mungkin terjadi bahwa anak-anak suatu ketika berganti posisimenjadi orang tua, sedangkan orang tua menjadi anak-anak. Pergantian seperti itu hanya terjadi sebagai sebuah dramaatau sandiwara. Tetapi sebagai sesuatu yang merupakan kodrat dan identitas,pada prinsipnya adalah tetap seperti demikian. Dalam konteks ini, judulrenungan itu sudah bagus dengan mengatakan: manusia itu istimewa sebagaimanusia dan titik. Tidak usah ditambah dengan sambungan “dan”, “atau”, “juga”.Maksudnya bahwa manusia tidak boleh diberikan satu alternatif lain, supaya iabisa menggunakan kebebasannya untuk memilih alternatif lain selain sebagai manusia. Justru tambahan ini dianggap Setan sebagai cela. Iamenggodai manusia supaya menyamai kekuasaan Tuhan. Manusia tergoda danterjadilah kejatuhannya pertama ke dalam dosa. Ada ungkapan atau pepatah umumyang mengatakan begini: kekuatan atau keunggulanmu adalah juga kelemahanmu!Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sebagai manusia, yang berartiia sangat unggul dibandingkan dengan semua jenis ciptaan lainnya di bumi.Bahkan manusia diberi kepercayaan untuk memperhatikan dan mengolah ciptaan yanglain, sekaligus sebagai pelindungnya. Tetapi keunggulan dan keistimewaan itu sekaliguskelemahannya. Ketika ia tidak bisa menggunakan kekuatannya itu secara bijaksanadan benar, itu menjadi cela bagi Setan untuk memperdayai manusia. Salah satucara dalam menggunakan kekuatan dengan benar dan tanggung jawab, ialah denganmenjadi pelayan, penolong, penghibur dan penyembuh sesama yang menderita danyang membutuhkan pertolongan. Yesus menjadi teladan kita untuk perbuatan baikini. Kalau kita menyibukkan diri kita untuk berbuat baik dan melayani, Setanakan sulit memperdayai kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Tuhan, penuhilah kamidengan kuasa-Mu agar kami mampu mengalahkan kuasa yang jahat. Kemuliaan kepadaBapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Dony Hari Nugroho dan Y. Sandra Isrudianti dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 2: 18-25; Mazmur tg 128: 1-2.3.4-5; Markus 7: 24-30PASANGAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pasangan. Salahsatu ciri kualitas ciptaan sejak awal mula diadakan oleh Pencipta ialahpasangan. Langit dipasangkan dengan bumi. Darat dipasangkan dengan laut. Siangdipasangkan dengan malam. Panas dipasangkan dengan dingin. Sampai kepadaciptaan yang disebutkan sebagai gambaran dan rupa Allah sendiri, juga dibuatberpasangan laki-laki dan perempuan. Memiliki pasangan adalah kodrati dandiciptakan. Ada diskusi di antara siswa SMA yang baru selesaimengikuti pelajaran agama. Mereka membahas di antara mereka sendiri tentanghidup berpasangan. Seorang mengatakan: “Tuhan sangat bijaksana, denganmemberikan ciptaan-Nya berpasangan agar mereka saling menjaga dan membantu.”Seorang lagi berkomentar: “Sungguh tidak baik jika ciptaan itu sendiri-sendiri,ia tidak bisa memberikan keunikannya yang berbeda dari yang lain, yaitupasangannya.” Yang satu lagi berkata: “Berpasangan itu syarat untukkeseimbangan dan keindahan. Kalau sendiri saja tidak seimbang, tidak indah, dan tidak menarik.” Lalu anak yang ke-4 punya kesempatan untuk bicara. Iabertanya kepada teman-temannya: “Tuhan Allah berpasangan dengan apa atausiapa?” Sampai pada tahap diskusi itu, mereka perlu waktu untuk berpikir danmerenung. Lalu akhirnya mereka sepakati jawabannya. Karena Tuhan Allah adalahpencipta, maka sangat wajar Ia berpasangan dengan ciptaan, yaitu hasilbuatan-Nya sendiri. Sejak awal mula dikatakan bahwa semua yang diciptakan itubaik adanya, jadi Ia berpasangan dengan semua yang baik itu, apa yang Ia buatdari kekuasaan-Nya. Singkatnya, hidup kita adalah pantas, indah, danbermartabat yang sudah ditentukan oleh Tuhan kalau berpasangan. Sebagai ciptaanyang paling mulia, atau masterpiece – ciptaan puncak atau terbaik Allah, priadan wanita diberikan hidup bersama-sama melalui sebuah rancangan yang membuatmereka bergantung satu sama lain. Bahasa yang paling pas untuk ketergantunganitu ialah cinta. Dari segi biologis, cinta dibangun melalui pengenalan bahwapria sungguh berbeda daripada wanita, demikian juga sebaliknya. Jika tidak adaperbedaan atau keunikan, cinta pasti tidak menarik. Dari segi rohani, cinta kepada pasangan diungkapkan denganmengikuti teladan Tuhan Allah, yaitu pengorbanan diri. Berkorban bagipasangannya merupakan cinta yang sejati. Tuhan Allah begitu mencintai manusiasebagai pasangan-Nya, maka Ia berkorban menjadi sama dengan manusia, di dalamdiri Yesus Kristus. Yesus Kristus juga begitu mencintai kita, seperti yangdilakukan kepada orang wanita kafir demi kesembuhan anaknya, maka kita dimintauntuk melakukan yang sama. Allah memerintah kita untuk mencintai pasangan kitamasing-masing. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak punyapasangan!Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, jadikanlahkami sejati bagi pasangan kami masing-masing sesuai kehendak-Mu. Salam Mariapenuh rahmat, Tuhan sertamu ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 1: 20 - 2: 4a; Mazmur tg 8: 4-5.6-7.8-9; Markus 7: 1-13BERSIHKAN DUNIA INI DARI KEMUNAFIKAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Bersihkan Duniaini dari Kemunafikan. Ada satu pasangan yang baru menikah kurang dari setahunbertengkar sangat keras. Sang istri menuduh suaminya memiliki hubungan denganteman wanita di kantor. Tetapi setiap tuduhan itu dibantah keras oleh suami.Sampai saat suami sedang mandi di kamar mandi, istri menemukan ada directmessage di seluler suami yang tertinggal di atas meja kamar mereka. Istri beranikan diri untuk mengecek langsung pesan masukitu. Ternyata dugaan-dugaannya terbukti benar. Setelah mandi, suaminya langsungdikonfrontasi dan ia tidak mampu membantah lagi. Istri secara mutlak menuntutsupaya suami tidak boleh munafik lagi. Ia harus hentikan hubungan tersebutdalam bentuk apa pun, jika perkawinan mereka hendak dimurnikan dandipertahankan. Sikap tegas istri tersebut dapat kita posisikan dalamkategori tugas besar Yesus yang ingin menghapus semua bentuk kemunafikan dimuka bumi ini. Kaum Farisi dan para ahli Taurat adalah pelaku utama kemunafikanselama masa hidup Yesus di dunia. Mereka turun dari Yerusalem ke tempat Yesusberada untuk membuktikan bahwa Yesus dan pengikut-Nya melanggar aturan adat danagama Yahudi. Aturan yang mereka tekankan ialah interpretasi manusia atasperintah Allah dari Musa. Contohnya mereka temukan para rasul Yesus tidakmencuci tangan dahulu sebelum makan. Yesus tegas menanggapi bahwa mereka sungguh mengkhianatifirman Tuhan yang sebenarnya. Misalnya, perintah dari Musa untuk menghormatidan mengasihi orang tua, terlebih-lebih yang menderita dan sakit di dalamkeluarga sendiri. Biaya yang sebenarnya untuk mengobati anggota keluarga,dialihkan untuk berbagai jenis pajak di rumah ibadat alias persembahan. Umatdiharuskan untuk penuhi ini dan ternyata uangnya untuk kerakusan mereka. Jeniskorupsi ini sudah menjadi mental hidup mereka bahkan mendarah-daging sampaisaat ini. Motivasi mereka ialah uang. Hidup agama mereka bukan untukmelakukan kehendak Tuhan, tetapi mendapatkan uang melalui praktek beragama.Untuk memperkuat strategi utama ini mereka harus mengarang-ngarang semua aturanpenampilan manusia seperti kebiasaan mencuci tangan atau membasuh diri.Tampilan diri mereka harus suci, bibir dan mulut mereka harus berkata-katabagus, dan gerak-gerik mereka harus sempurna. Orang-orang mesti sangat percayakepada mereka. Ini yang sangat dilawan dan dikecam Yesus. Tuhan Allah menguduskan semua yang telah diciptakan dansemua itu baik bagi kehidupan kita. Tugas kita ialah menaati perintah-Nya, danbukan sebaliknya membuat diri kita munafik yaitu menjadi Tuhan supaya dipujaorang lain.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus,perkuatkanlah kami untuk mampu melawan semua kepalsuan yang kami hadapi.Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Novi dan Retty dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 11: 1-2.8-19; Mazmur tg Lukas 1: 69-70.71-72.73-75; Markus 4: 35-41 KEKUATAN SEBUAH PENGAKUAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kekuatan Sebuah Pengakuan. Seorang kakek dan nenek sedang menikmati kopi pada sore hari sambil berbagi kisah tentang anak-anak dan cucu-cucunya. Mereka semua hidup mandiri dan menikmati hidup yang layak. Kakek berkata kepada nenek, “Pada waktu memilihmu dan saat kita menikah dulu saya miskin sekali. Saya anak yatim piatu dan tidak memiliki siapa-siapa dan apa-apa.” Nenek juga menanggapi dengan berkata: “Saya wanita yang tidak menarik. Hampir semua lelaki di kampung tidak tertarik padaku. Tapi kenyataannya kita bisa jodoh, menikah dan memiliki yang keluarga besar.” Jika Anda mengajukan pertanyaan kepada kedua orang tua itu alasan pokok yang membuat mereka jodoh dan sampai kepada perkawinan, sudah pasti jawabannya ialah cinta. Surat kepada orang Ibrani yang menjadi bacaan pertama hari ini menambah jawabannya, yaitu karena iman. Cinta dan iman adalah dua kekuatan yang mempersatukan kita entah itu perkawinan entah itu suatu persekutuan lain di dalam hidup kita. Yang ditekankan oleh surat ini ialah atas dasar dan pegangan iman, semua perbuatan cinta dapat diungkapkan dengan tulus, iklas dan bertanggung jawab. Abraham adalah profil seorang beriman yang sangat kuat dan kita semua tahu bahwa semua perbuatannya dalam mencintai Tuhan Allah dan mencinta orang lain yang berada di sekelilingnya bersumber pada imannya itu. Abraham sesungguhnya mengajarkan kita bahwa iman adalah pokok hidup kita dan cinta adalah buah-buah kehidupan itu. Pengakuan iman adalah mutlak bagi setiap orang beriman, mencintai adalah kewajiban setiap orang beriman. Menurut Injil pada hari ini, bahkan yang membuat pengakuan iman ialah danau yang ganas, yang dikuasai setan. Kalau setan saja mengakui Tuhan, apalagi kita yang beriman. Pada peristiwa redahnya angin ribut, pengakuan kejahatan atau lebih tepat kekuatan jahat yang diwakili oleh angin dan gelombang ternyata datang lebih dahulu. Sedangkan pengakuan para murid bahwa Yesus adalah Tuhan yang menghentikan kekuatan jahat tersebut justru datang kemudian. Mengapa? Karena setan dan roh jahat lebih takut akan Tuhan. Mereka tak ingin disiksa dan dihabiskan oleh Tuhan. Mereka sudah setan, tidak mau disiksa menjadi lebih setan lagi. Siapakah di antara kita senang dan mau kalau dianggap setan? Sedangkan kita manusia, masih berpikir-pikir untuk mengakui kepada Tuhan, apalagi mengakui dosa-dosa kita. Mungkin kita terlalu menunggu tanda-tanda besar baru bisa mengakuinya. Jangan-jangan kita sudah tidak lagi takut akan Tuhan sehingga Ia murkah terhadap kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, buatlah kami pribadi-pribadi yang takut akan Dikau secara benar, supaya kami juga dapat mengakui Engkau dengan benar. Salam Maria ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 62: 1-5; Mazmur tg 96: 1-2a.2b-3.7-8a.9-10ac; 1 Korintus 12: 4-11; Yohanes 2: 1-11 HIDUP YANG BERISI, BUKAN KOSONG Tema renungan kita pada hari Minggu ke-2 masa biasa ini ialah: Hidup Yang Berisi, Bukan Kosong. Penciptaan alam semesta oleh Tuhan yang maha kuasa adalah dari ketiadaan, kehampaan, kosong. Tuhan tidak perlu bahan dasar atau materi mentah. Ia hanya memakai Sabda-Nya, dengan cukup menyebutkan barang itu untuk berada, maka beradalah dia. Maka sejak terjadinya penciptaan itu, seluruh isi langit dan bumi membentuk apa yang disebut creature beings, atau ciptaan. Dengan demikian hidup dan keadaan alam semesta ialah berisi, bukan kosong. Hidup kita sebagai manusia ada isinya, tak ada satu pun manusia yang kosong atau hampa. Meskipun psikolog Schopenhauer mengatakan bahwa pribadi manusia itu bagai kertas kosong, ini tidak sepenuhnya benar. Ia tidak melihat manusia dalam keseluruhan dirinya. Ia hanya melihat dari segi kognitif saja. Walaupun entah gurauan entah sindirian serius misalnya di dalam diskusi, seseorang dicap kepalanya kosong untuk mengatakan bahwa ia bodoh sekali, anggapan ini juga sebenarnya tidak benar. Ia hanya melihat diri manusia pada satu aspek saja. Padahal pribadi secara keseluruhan adalah jasmani dan rohani, serta seluruh sejarah hidupnya. Jadi hidup kita sebenarnya berisi dan bukan sekedar bodoh, kurang pengetahuan, keterbelakangan atau kelemahan lainnya. Hidup kita sangat berisi, atau lebih tepat diri kita sebagai manusia sangat berharga antara lain didasarkan pada alasan-alasan penting yang merupakan pengajaran dari ketiga bacaan dan mazmur tanggapan pada hari ini. Ungkapan terkenal dari Mazmur 8 ayat 5 menyebutkan bahwa begitu spesialnya manusia sehingga Tuhan Allah memperhatikannya. Ini diperkuat lagi seruan mazmur tanggapan hari ini bahwa kemuliaan dan kehebatan Tuhan dinyatakan dalam setiap manusia dan suku bangsa. Hidup dan diri kita sungguh berisi dengan hikmat Allah, atau wisdom, karena seperti yang dikatakan nabi Yesaya, Tuhan menjadikan diri kita masing-masing berkenan kepada-Nya sebagai kekasih-Nya. Ini bagaikan perkawinan pria dan wanita. Diri kita sungguh spesial maka Tuhan memilih untuk bersama kita. Dengan lebih spesial lagi, di dalam diri kita dikaruniakan talenta dan panggilan-panggilan yang sangat pribadi. Maka seorang imam mengambil bagian imamnya Tuhan. Seorang pendoa dan pembawa mujizat mengambil bagian kuasa mujizatnya Tuhan. Seorang pekerja dan pelayan mengambil bagian Tuhan sebagai pekerja dan pelayan. Hidup dan diri kita berisi karena kita dibaharui dan terus-menerus berada dalam pembaharuan demi mencapai kesempurnaan. Kita bagaikan anggur baru yang dibaharui dari air atau dari anggur lama, dan akan terus-menerus demikian. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus, baharuilah kami supaya diri kami senantiasa menjadi seperti diri-Mu. Bapa kami... Dalam nama Bapa ....
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus Surabaya di Keuskupan Surabaya, Indonesia. 1 Yohanes 5: 14-21; Mazmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Yohanes 3: 22-30 SUKACITAKU PENUH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sukacitaku Penuh. Bahasa kitab suci ini, “Sukacita penuh” tidak gampang dimengerti banyak orang. Paling kurang oleh pemuda desa, Darius, yang sehari-harinya sebagai tukang mebel. Ia bukan pemilik mebel, tapi sebagai tukang yang dibayar oleh pemilik mebel. Ia ikut ibadat di lingkungannya, dan di sana dibicarakan bersama tentang sukacita yang penuh, inspirasi dari kesaksian Yohanes Pembaptis tentang diri Yesus dari Nazareth, ketika Yohanes mencapai sebuah prestasi rohani, karena menjadikan Yesus Kristus sebagai mempelai laki-laki bagi semua orang yang mengharapkan keselamatan. Bagi Yohanes, sukacitanya menjadi penuh karena Yesus memenuhi dirinya. Ini dinyatakan dengan jelas di dalam bacaan Injil pada hari ini. Pemuda itu disadarkan dalam sharing bersama di lingkungan itu, bahwa setiap bentuk perjumpaan dengan Tuhan yang mencerahkan dan membaharui hidup manusia, itu adalah tanda sukacita yang penuh, atau suatu kepenuhan hidup. Lalu ia bercerita bahwa, sebagai tukang mebel ia sebenarnya mengalami kehadiran Tuhan dan itu adalah sukacita yang ia miliki, namun ia tidak menyadarinya. Lemari, kursi, rak, meja, bangku, dan perabot lainnya selalu laku terjual. Bahkan para pembeli selalu memberikan apresiasi bahwa kualitas produksi usaha mebel itu bagus. Sukacita tukang mebel penuh karena berangkat dari cinta, berbuat karena cinta, dan berbagi dalam cinta. Tuhan Allah adalah cinta, begitu kata penginjil Yohanes. Pekerjaannya adalah untuk kesejahteraan keluarganya sendiri, kebaikan perusahaan, dan pelayanannya kepada para konsumen. Jika semua itu terlaksana dengan semestinya, lahirlah sukacita itu. Tuhan memberkati semuanya. Jadi pengalaman sederhana ini membuka kesadaran kita bersama bahwa tiap-tiap orang perlu memiliki tanggung jawab dalam hidupnya untuk menciptakan terjadinya sukacita itu. Sama seperti Yohanes Pembaptis dan tukang mebel itu, kita mestinya tidak mengada-ada untuk mencari dan menciptakan strategi pencarian Tuhan Yesus Kristus. Tuhan sudah ada dalam diri kita, dalam diri sesama kita, dan dalam keberadaan lingkungan di sekitar kita. Kita cukup saja meningkatkan kesadaran, mensyukuri hidup tiap-tiap harinya, dan menjalankan tugas-tugas kita tiap hari atas nama cinta kasih, di situlah mengalir dan bertumbuhnya karunia sukacita. Jangan lupa satu hal ini: dalam setiap perbuatan dan kegiatan tugas-tugas kita, mintalah Tuhan Yesus untuk menemani dan usahakan supaya orang-orang yang bersama dengan kita atau mereka yang kita layani, mengetahui bahwa melalui perbuatan kita, mereka berjumpa dengan Tuhan. Di situ akan selalu ada pengalaman suka cita yang tidak dapat hilang bersama angin yang berlalu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, berkatilah kami hari ini supaya kami menjadi sumber suka cita bagi orang lain. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi, Labuan Bajo, di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 4: 11-18; Mazmur tg 72: 1-2.10-11.12-13; Markus 6: 45-52 MELIHAT TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Melihat Tuhan. Untuk orang-orang yang hidup dalam zaman yang sama, melihat Tuhan atau melihat Yesus merupakan sebuah kenyataan. Sedangkan masa setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, bukan lagi melihat Tuhan dengan mata fisik, tetapi dengan mata rohani dan iman. Atas keterbatasan tersebut, Yesus meninggalkan ajaran-ajaran untuk memperkuat mata iman dan rohani, sehingga ketika orang-orang beriman mengalami perjumpaan dan melihat Tuhan, mereka tidak memakai indra matanya tetapi hati dan budinya. Salah satu cara melihat Tuhan dengan memakai kemampuan bukan indra mata ialah seperti yang terjadi dengan seorang anak kecil yang ingin melihat Tuhan. Ia bertanya kepada ibunya, “Ma, Tuhan itu seperti apa?” Ibunya agak bingung untuk menjawabnya. Kemudian ia menemukan jawabannya. Ia menarik anaknya mendekat, dan memeluknya erat-erat penuh kasih sayang. Lalu ia berkata kepada anaknya: “Tuhan yang kamu ingin lihat, adalah seperti itu.” Anak itu langsung mengerti, karena terbentuk kesadaran imannya bahwa Tuhan yang ia percayai adalah Dia yang memiliki segala kebaikan dan kasih sayang, dan ia alami itu melalui orang tuanya. Apa yang diperlihatkan oleh ibu dan anak itu adalah sebuah pemaknaan Tuhan sangat konkret, yang menurut Surat Yohanes yang pertama sebagai bacaan pertama hari ini, Tuhan Allah adalah kasih. Kitab suci mengajarkan tentang ini, demikian juga ajaran para Bapa Gereja dan seterusnya pengajaran-pengajaran di dalam Gereja. Sepuluh perintah Allah berisi satu hukum saja, yaitu cinta kasih, yang diwujudkan oleh setiap orang beriman kepada Tuhan dan sesamanya. Dengan lebih konkret, santo Yohanes menjelaskan bahwa kita tidak perlu risau atau terlalu mengada-ada untuk mencari Tuhan, bahkan dengan berbagai pengorbanan yang dilakukan. Cara kita melihat Tuhan, menurut dia ialah dengan berbuat kasih. Di dalam satu perbuatan kasih, misalnya mendengarkan dan memahami orang yang sedang berbicara kepada kita, yang dirasakan oleh orang-orang yang terlibat adalah sebuah kehadiran yang menguntungkan. Pihak yang berbicara dan mendengar saling menikmati keuntungannya. Mereka saling memperhatikan sama sekali tidak menjadi ancaman atau pengganggu bagi yang lainnya. Yesus yang tampak berjalan di atas air dan hadir di tengah para rasul-Nya adalah seorang yang memberikan rasa nyaman, tenang, dan damai. Bahkan Ia menjamin supaya para pengikut-Nya itu tidak usah takut. Perbuatan kasih kita mestinya bukan sebagai hal yang mengkuatirkan, mencurigakan atau menakutkan. Sebaliknya perbuatan kasih kita harus membawa keuntungan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, penuhilah diri kami dengan iman yang kuat, supaya kami mampu menjalankan kehendak-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh John dan Christin dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 4: 7-10; Mazmur tg 72: 1-2.3-4b.7-8; Markus 6: 34-44 KAMU HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kamu Harus Memberi Mereka Makan. Di dalam doa “Bapa Kami', bagian kedua berupa permohonan, diawali dengan permintaan supaya Tuhan Allah memberikan makanan untuk kehidupan manusia pada saat ini, hari ini. Waktu sekarang atau hari ini adalah sebuah kenyataan, sebuah kehidupan yang sedang terjadi. Maka kebutuhan makanan untuk hari ini adalah konkret, yang mau tidak mau dipenuhi jika manusia tidak terancam bahaya kelaparan dan kematian. Ada seorang anak SD kelas 1 berdoa “Bapa kami” dan pada bagian permohonan “rezeki pada hari ini”, ia menggantikannya menjadi “berikan Papaku uang yang banyak”. Lalu ia pergi kepada Bapaknya dan melaporkan kalau ia berdoa supaya Tuhan Allah memberikan uang yang banyak kepada Bapaknya. Di malam harinya ketika Bapak pulang kerja, anak itu dihadiahi satu mobil-mobilan, yang sudah dimintanya beberapa kali. Bapaknya mendapatkan bonus dari pekerjaan yang mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan. Dari rezeki itu, ia membelikan hadiah bagi anaknya. Tuhan Yesus mengajarkan doa-Nya sendiri kepada kita, yang salah satu maksudnya ialah akses kita kepada Bapa menjadi langsung, demi mendapatkan apa yang kita minta. Pada waktu terjadi di pandang gurun di mana ribuan orang yang kelaparan setelah mendengarkan pengajaran Yesus, harus mendapatkan makanan pada saat itu juga. Yesus menghendaki supaya mereka harus mendapatkan akses langsung atas makanan yang diperlukannya. Sebuah campur tangan langsung demi menyediakan sebuah akses langsung terhadap makanan, merupakan kondisi-kondisi dasar untuk pemenuhan kebutuhan saat ini juga. Tuhan sangat bijaksana dalam menghadirkan sesama bagi kita: anggota keluarga sendiri, teman, kenalan, sahabat dan sesama umat manusia bahkan cakupannya cukup melalui media sosial. Network dalam dunia media massa dan sosial, menjadikan kita semua sebagai sesama dalam waktu dan tempat yang mudah dijangkau. Dalam konteks ini, sangat berlaku perintah Yesus pada hari ini: “Kamu harus memberi mereka makan” sanggup membangunkan kesadaran iman dan moral setiap orang untuk langsung menyediakan makanan bagi orang-orang yang membutuhkannya. Media-media yang menjadi instrumen penting untuk terjadinya interaksi antar manusia tersebut, selayaknya memegang prinsip bahwa peran mereka adalah menjadi tangan Tuhan. Allah adalah kasih, seperti yang diwartakan oleh Surat Pertama Yohanes, adalah terang yang menuntun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan media-media, terutama dalam menyediakan akses langsung kebutuhan makanan pada hari ini bagi orang-orang yang membutuhkan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, jadikanlah kami saluran kasih-Mu kepada orang yang berkekurangan. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Bilangan 6: 22-27; Mazmur tg 67: 2-3.5.6.8; Galatia 4: 4-7; Lukas 2: 16-21 BUNDA YANG KEIBUAN Tema renungan kita pada hari pertama bulan Januari 2025 ini ialah: Bunda Yang Keibuan. Seluruh Gereja kita pada hari ini merayakan Hari Raya Maria Bunda Allah, sebuah perayaan besar untuk Bunda kita yang kita semua rayakan pada hari ke-8 setelah kelahiran Yesus Kristus. Pada hari ke-8 kelahiran-Nya ini juga, Yesus untuk pertama kali menumpahkan darah-Nya melalui ritual sunatan sesuai adat istiadat setempat. Bunda-Nya Maria, tentu sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk merawat luka pada Putra-Nya itu, yang bagi anak bayi sangatlah sakit. Ibunda pasti berulang kali melap darah yang keluar selama luka masih segar. Darah merupakan simbol sangat kuat untuk menghubungkan seorang ibu dengan anaknya. Rahim ibu yang dihuni anak selama dalam kandungan memperlihatkan suatu hubungan darah yang tak terpisahkan antara keduanya, dan itu menjadi sangat jelas ketika bayi itu dilahirkan, ia bermandikan darah ibunya sebelum menikmati dunia baru di luar tubuh ibunda. Maria dan para ibu terus memperlihatkan betapa hubungan darah itu berlanjut sampai anak itu tumbuh menjadi besar dan dewasa. Bunda Maria menikmati hidup penuh dengan darah bersama Putra-Nya, khususnya selama di kaki salib di Golgota dan saat memangku jenazah Yesus Kristus, la pieta. Para ibu kita di dunia, tentu saja bersama suami atau bapa kita, merasakan betapa sakit di tubuh mereka jika anak-anaknya menderita. Darah mereka bagai mengalir deras tanda tak tahan penderitaan itu. Betapa mereka bersuka cita saat anak mereka bahagia, saat darah dalam tubuh mereka bersirkulasi baik sehingga mereka tampak ceria dan senang. Betapa susah senang anak-anaknya di dunia membuat darah mereka tenang, rendah, dan naik. Darah itu yang menyatukan ibu dan anak, sehingga hubungan ini pada prinsipnya hanya dapat diputuskan oleh kematian. Ini semua menggambarkan bahwa seorang bunda itu berhati keibuan. Wanita yang melahirkan kita itu keibuan karena kasih dan perhatiannya kepada kita sama dengan Tuhan Allah kepada kita ciptaan-Nya. Di hari istimewa Maria Bunda Allah ini, kiranya hati kita penuh dengan suka cita dan syukur. Natal yang mempertemukan kita dengan Yesus dan Keluarga Nazareth membuat suka cita kita penuh. Kita mesti memulai tahun ini dengan suka cita dan optimisme, dan itu adalah isi Injil yang akan kita wartakan. Figur bunda yang keibuan, pada dasarnya pada diri wanita, sangat sentral dalam hidup kita, maka kita mesti bersyukur sangat mendalam karena Tuhan amat baik memberikan karunia bunda, ibu, dan wanita kepada kita. Hidup kita tak bisa menjadi hidup yang sesungguhnya kalau tak punya seorang bunda yang keibuan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha baik, terima kasih berlimpah atas karunia Bunda Allah dan ibu kami masing-masing, jadikanlah kami anak-anak yang selalu setia pada ibu kami dan mendoakan mereka. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Mikha 5: 1-4a; Mazmur tg 80: 2ac.3b.15-16.18-19; Ibrani 10: 5-10; Lukas 1: 39-45 TUBUH KRISTUS, TUBUH YANG MAHA KUASA Tema renungan kita pada hari Minggu Adven ke-4 ini ialah: Tubuh Kristus, Tubuh Yang Maha Kuasa. Menjelang perayaan besar kita, Hari Raya Natal, sangat tepat kalau kita merenungkan sedikit tentang Tubuh Kristus. Tradisi untuk mempersiapkan kandang Natal merupakan sesuatu yang selalu melengkapi kesibukan umat Katolik. Persiapan kandang Natal dilakukan baik di gereja-gereja maupun di rumah-rumah keluarga. Ada dua remaja kakak dan adiknya diminta orang tua mereka untuk membeli palungan dan bayi Yesus di toko rohani, sebab palungan dan bayi Yesus yang lama sudah rusak dan tidak layak dipakai. Ada banyak pilihan di toko tersebut. Setelah mereka berdua menyeleksi dari semua yang ada, dipilihlah bayi Yesus dengan wajah yang dihiasi senyuman ceria. Kedua remaja itu sangat senang memandang wajah bayi Yesus itu. Pada hari Natal, setiap orang dan keluarganya masing-masing perlu selalu memandang bayi itu, terutama di rumah masing-masing, karena dari sana keluar suka cita dan damai yang tidak akan berhenti. Hal ini sungguh mengisyaratkan bahwa tubuh Yesus itu begitu perkasa, luar biasa, dan maha kuasa. Tubuh itu ditetapkan Tuhan Allah untuk menjadi tubuh sebuah kerajaan yang tidak ada tandingannya di mana pun di dunia ini. Tubuh itu adalah Sabda Allah yang menjadi manusia. Tubuh itu Maha Kuasa karena penuh dengan Roh Kudus. Ia hadir di dunia sejak pembuahan di dalam rahim perawan Maria oleh Roh Kudus. Maria membawa tubuh itu untuk mengunjungi Elisabet. Roh yang sama di dalam Maria, memecahkan misteri sehingga Elisabet bersuka cita dan Yohanes di dalam kandungannya melonjak kegirangan. Maria pun bersuka ria untuk menyampaikan rasa syukur dan pujiannya kepada Allah, dan kita mengenal ungkapan imannya itu sebagai magnifikat. Tubuh itu akhirnya lahir dalam sebuah keadaan hina, miskin dan sangat rendah, di sebuah kota kecil Bethlehem, yang oleh nubuat Mika sebagai kota terkecil di antara kaum Yehuda. Kota terkecil melingkungi bayi mungil yang kecil. Tetapi Roh Kudus menggerakkan semua pihak dari surga dan bumi supaya menyambut tubuh itu. Termasuk di sini ialah tiga orang majus yang membawa persembahan berharga untuk menyembah tubuh tersebut yang masih berbaring di palungan. Roh Kudus berada di dalam tubuh itu, dari masa kanak-kanak Yesus yang penuh ajaib hingga Ia dewasa dalam pewartaan-Nya membangun Kerajaan Allah. Ia menggantikan bangunan bait suci yang hilang dalam waktu, dengan tubuh-Nya yang mati di salib demi menyelamatkan umat manusia. Di tubuh Gereja itu, ada tubuh Ekaristi yang menghidupkan semua anggotanya, dalam setiap zaman. Terima kasih Tubuh Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, buatlah kami kudus ketika kami menerima Tubuh-Mu di dalam Ekaristi. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
Soalan para guru dan pemimpin agama sangat bijak, "Wajarkah kami membayar cukai kepada Kaisar atau tidak?" Secara ringkas, jika Yesus menjawab YA ✔️ maka Dia akan dilihat sebagai berpihak kepada pemerintahan Rom dan menimbulkan ketidakpuasan hati orang Israel; tetapi jika Yesus menjawab TIDAK ❌ maka Dia akan dituduh memberontak terhadap pemerintahan Rom dan boleh mencetuskan ketidakstabilan Israel. Namun begitu, soalan mereka ini ditujukan kepada Yesus Mesias, personifikasi kebijaksanaan Allah
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendrina dan Germanus dari Paroki Santo Damian Bengkong di Keuskupan Pangkal Pinang, Batam, Indonesia. Wahyu 14: 14-20; Mazmur tg 96: 10.11-12.13; Lukas 21: 5-11 TIBA SAATNYA MENUAI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tiba Saatnya Menuai. Hubungan kita dengan Tuhan dapat digambarkan dalam aneka bentuk dan keadaannya. Salah satunya ialah terkait dengan peristiwa akhir zaman, Tuhan hendak mengadakan kegiatan panen raya. Ia sebagai pemilik kebun atau ladang, para malaikat-Nya sebagai orang suruhan untuk memanen, kebun adalah dunia pada umumnya dan Gereja secara khususnya, hasil kebun adalah kita. Kegiatan itu harus dilakukan oleh Tuhan karena Dia-lah yang menaburkan semua benih, dengan menaruh setiap orang ciptaan-Nya ke dalam dunia. Tuhan Allah tidak bisa membiarkan kita dinilai, dihakimi dan dimurnikan oleh pihak lain selain Dia. Dalam kegiatan itu, kita manusia adalah pihak yang menjadi buah-buah untuk dipanen. Mereka dipanen pada waktu yang sesuai, seperti yang dikatakan oleh kitab Wahyu dalam bacaan pertama, bahwa sudah tiba saat untuk memanen yang sudah masak. Yesus juga menyinggung tentang tiba saatnya, ketika akhir zaman itu terjadi, tetapi tampaknya jauh lebih dahsyat daripada sekedar panen. Bumi dan langit ini diliputi tanda-tanda yang luar biasa. Saat itu ialah akhir zaman, dan bagi kita merupakan saat-saat terjadinya penghakiman terhadap setiap pribadi kita, berdasarkan perilaku hidup kita di dunia. Seorang ibu rumah tangga memberikan nasihat kedua anak laki-lakinya yang sudah remaja begini: “Berusahalah untuk selalu jujur dan jauhilah kejahatan apa pun bentuknya. Karena Tuhan mempunyai malaikat-malaikat yang mengawasimu setiap saat, mulai dari pikiranmu, rencanamu, dan tindakanmu yang nyata. Para malaikat itu mencatat semuanya. Nanti pada saatnya penghakiman terakhir, akan dibacakan semua tindakanmu itu. Semua perbuatan dan perilakumu di dunia akan membuktikan sendiri, apakah kamu sebagai seorang pribadi manusia yang baik, yang normal, atau yang jahat. Setiap kualitas baik, normal dan jahat kemudian mendapatkan ganjaran dari Tuhan”. Nasihat tersebut sang ibu tulis kepada setiap anaknya ketika bersekolah di tempat yang jauh dari rumah dan orang tua. Kedua putra tersebut selalu membawa nasihat itu sepanjang hidup dan pekerjaan mereka. Mereka masing-masing membangun keluarga, dan nasihat yang sama diteruskan mereka kepada anak-anaknya. Betapa bijaksananya kita di dalam keluarga, komunitas, dan kelompok persekutuan masing-masing, yang saling mengingatkan akan pentingnya akhir zaman. Kita tidak menunggu saja untuk dijelaskan atau diingatkan oleh Uskup, imam, biarawan atau seorang pewarta. Namun kita sungguh merasa bahwa seseorang yang kita kasihi di dalam keluarga atau masyarakat perlu diingatkan akan datangnya akhir zaman. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, semoga Roh-Mu selalu menerangi kami tentang kenyataan akhir zaman bagi kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Daniel 7: 13-14; Mazmur tg 93: 1ab.1c-2.5; Wahyu 1: 5-8; Yohanes 18: 33b-37 KEKUASAAN TUHAN KEKAL-ABADI-SELAMANYA Tema renungan kita pada hari Minggu, Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam ini ialah: Kekuasaan Tuhan Kekal-Abadi-Selamanya. Pada hari minggu terakhir tahun liturgi B kita rayakan sebagai Pesta Kristus Raja Semesta Alam. Fokus perhatian kita ialah pribadi Yesus Kristus, sang raja. Yang kita lihat pada Yesus sebagai raja ialah kekuasaan-Nya sebagai Tuhan dan Putera Allah. Buktinya, atas ajaran dan mujizat yang dibuat-Nya, orang-orang menganggap bahwa kuasa-Nya melampaui semua manusia dan penguasa di dunia. Kekuasaan yang ada pada Yesus menjadi pembeda dari semua kekuasaan di dunia. Misalnya terhadap penguasa politik seperti Pilatus, perbedaannya sangat mencolok: Pilatus berkuasa di dunia, Yesus berkuasa bukan di dunia ini. Dengan penguasa agama seperti kaum Farisi dan para ahli Taurat, Yesus menghadirkan Tuhan Allah yang menyelamatkan umat manusia, sedangkan mereka bersaksi tentang Tuhan yang menghukum dan menakutkan manusia. Faktor pembeda dalam kuasa Yesus Kristus terletak pada cirinya yaitu bahwa kekuasaan itu kekal-abadi-selamanya. Yesus sebagai raja yang kekal-abadi-selamanya memiliki ciri-cirinya yang mendasar. Ciri pertama ialah kekuasaan itu datang dari sumber yang kekal-abadi-selamanya. Sumber itu adalah Allah sendiri, penguasa langit dan bumi, penyelenggara semesta alam. Kitab Daniel dalam bacaan pertama menyebutkan bahwa kepada Anak Manusia diserahkan kekuasaan, kehormatan, dan kuasa sebagai raja. Kita memahaminya sebagai: Bapa yang maha kuasa menyerahkan itu kepada Putera-Nya yang menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus. Sistem demokrasi, monarki, kerajaan, perserikatan, tidak memperoleh kekuasaan sejenis ini. Intinya sangat berbeda. Kekuasaan yang mengatasi ruang dan waktu adalah ciri yang kedua. Kitab Wahyu dalam bacaan kedua melukiskannya dengan sebuah kekuasaan berwujud dalam alfa dan omega: kuasanya itu dulu ada, kini ada dan akan tetap ada. Kalau kekuasaan itu melampaui ruang dan waktu, berarti ia tidak bergantung pada struktur fisik, teritori, ras, budaya, bahasa, masa jabatan, pemilu dan biaya infrastruktur politik pembangunan. Ini sungguh kerajaan rohani, sehingga kitab Wahyu menyebut bahwa setiap anggota kerajaan itu semuanya ialah imam-imam bagi Allah. Ciri kekuasaan kerajaan Allah ialah substansi atau isi dan misi yang dilakukan oleh Yesus sebagai raja kita. Kepada Pilatus yang ingin mengetahui substansi dan misi-Nya Yesus, jawaban yang ia peroleh ialah kebenaran. Di dalam demokrasi, monarki, kerajaan, fasis, komunisme, bahkan Pilatus sendiri ada kebenaran. Tetapi semua kebenaran itu akan hilang setelah penguasanya mati. Yang kekal-abadi-selamanya ialah kebenaran cinta kasih Tuhan yang kita imani hingga saat ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, semoga perayaan hari Minggu ini memperkuat ketaatan kami kepada Yesus Kristus sang raja kami, dan kami tetap mengambil bagian dalam kerajaan-Nya. Bapa kami... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tiburtius Hani dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Wahyu 10: 8-11; Mazmur tg 119: 14.24.72.103.111.131; Lukas 19: 45-48 KEMURNIAN TEMPAT KEDIAMAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kemurnian Tempat Kediaman Tuhan. Seorang teolog dan apologetik Katolik asal Amerika Serikat, seorang awam dan bapak keluarga, yang sangat terkenal saat ini, Doktor Scott Hann, berkata bahwa saat ini, umat Katolik Amerika Serikat yang percaya akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi hanya 30 persen. Sisanya yang 70 persen tidak percaya bahwa Yesus sungguh hadir di dalam perayaan Ekaristi. Bisa saja banyak orang Katolik di wilayah lain di dunia juga tidak percaya dengan kehadiran nyata Tuhan Yesus di dalam Ekaristi. Bagi mereka Ekaristi hanya sebuah doa bersama yang biasa. Efek dari sikap seperti itu tentu saja beragam, dan salah satunya yang terpenting ialah Tuhan tidak berdiam di dalam Gereja, di dalam Ekaristi, dan juga di dalam hati kita. Ketika Tuhan tidak ditemukan lagi di sana, maka tempat-tempat suci itu tidak dipandang murni dan bermartabat suci. Kitab Wahyu di dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan bahwa Firman Tuhan harus mendiami hati manusia agar ia dapat bernubuat tentang kebenaran dan tentang rencana Tuhan. Injil Lukas menegaskan bahwa bait suci atau rumah Allah adalah tempat yang harus dijaga dan dipertahankan kemurnian, sehingga orang-orang beriman dapat berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. Tuhan Yesus sangat jelas sikap-Nya dan ingin supaya bait-Nya itu dimurnikan. Ini mengandung arti yang lebih khusus lagi, yaitu perintah Yesus bagi kita untuk menjadi murni seperti diri-Nya yang adalah murni. Diri kita adalah bait suci juga, sehingga dengan keadaannya yang murni Tuhan berkenan berdiam di situ. Kita pribadi-pribadi pria dan wanita membentuk umat Allah, yaitu Gereja, tempat Tuhan juga berdiam sepanjang masa. Yesus juga memurnikan Gereja ini, dengan bermandikan air kekuatan sabda-Nya, supaya menjadikan itu Gereja yang mulia, kudus, tanpa noda dan tanpa cacat apa pun juga. Sebagai pribadi-pribadi yang menjadi tempat kediaman Tuhan Allah, seperti kesaksian hidup Santa Sesilia yang tetap suci meskipun ia dipaksakan untuk kawin dengan seorang lelaki yang bukan kekasihnya, kita memiliki tugas untuk selalu memurnikan diri kita melalui ketaatan kepada kebenaran dari Allah, demi suatu persaudaraan kasih yang sejati antara saudara dan saudari di dalam Kristus. Ini adalah bentuk sumber air pemurnian yang dijanjikan oleh Tuhan bagi kita supaya kita selalu memakainya dalam membersihkan diri kita dari dosa dan kenajisan. Sumber air pembenaran itu berwujud pembaptisan kita di dalam Kristus. Melalui pembaptisan itu kita telah melepaskan tubuh kita yang lama secara lengkap. Dan nasihat santo Petrus dalam suratnya yang pertama bab 1 ayat 15, sangat penting, yaitu jika kita menghidupi sungguh-sungguh pembaptisan kita dengan menjadi suci dalam setiap kata dan perbuatan, kita menjadi murni dan tempat kediaman Tuhan. Marilah kita berdoa. Ya Tuhan maha kuasa, tinggallah senantiasa di dalam diri kami supaya kami kuat dan sanggup menghadapi berbagi tantangan dan masalah hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ratna dan Raymond dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Wahyu 5: 1-10; Mazmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Lukas 19: 41-44 TERIAKAN DAN AIR MATA PERJUANGAN Renungan kita pada hari ini bertema: Teriakan Dan Air Mata Perjuangan. Bukit yang saat ini bernama “Dominus Flevit” berjarak tidak jauh dari tempat kota Yerusalem berdiri, mungkin sejauh burung yang terbang ke bukit sebelah. Kata “Dominus flevit” berarti Tuhan menangis, yang dalam kisah Injil hari ini, menggambarkan Yesus menangisi kota Yerusalem. Dari pandangan yang amat jelas di bukit itu, Yesus meneteskan air mata dan bernubuat tentang nasib malangnya kota suci Yerusalem, kota orang-orang yang beriman. Peristiwa tersebut terjadi saat Yesus sudah mendekati kota suci itu setelah perjalanannya yang berhari-hari dari daerah Galilea yang subur, berjarak sekitar 240-an kilometer, berjalan kaki di jalan yang banyak tanjakan. Tangisan disertai kata-kata dapat berupa ratapan dan teriakan, apa lagi dari bukit itu dimaksudkan supaya kota itu sudi mendengar kata-kata yang keluar dari Yesus. Perjuangan dan pengorbanan dipupuk dari Galilea, lalu dilengkapi dengan teriakan dan air mata, tujuannya supaya kota suci itu membaharui diri dan kembali ke jalan yang benar. Meskipun demikian, nubuat Tuhan benar adanya. Meskipun mungkin Yerusalem mendengar teriakan dan tangisan Yesus, ia tetap akan menerima kemalangannya. Karena itu Yesus rela taat kepada kehendak Bapa, untuk korbankan diri-Nya demi keselamatan kota yang disayangi-Nya. Sekitar 160-170 tahun sebelum Yesus lahir, Yudas Makabeus dan sanak keluarganya berjuang sekuat tenaga untuk memurnikan kota itu dari ancaman pemusnahan oleh bangsa-bangsa asing. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan penglihatan Santo Yohanes bahwa kota Yerusalem adalah takhta Allah maha tinggi yang nyata di atas bumi ini. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan berteriak dalam nama Tuhan patut kita lakukan supaya tidak dikalahkan oleh bunyi dentuman tembakan peluru, penyebaran fitnah, kutukan, demonstrasi provokatif kebiasaan mengejek, mem-bully, sikap diskriminatif atau intoleran, dan persekongkolan jahat untuk mengacaukan kehidupan bersama yang tenteram. Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan air mata dalam nama Tuhan juga menjadi penting, karena tangisan dan ratapan orang-orang benar, tertindas atau teraniaya sangat didengarkan oleh Tuhan Allah. Yesus menambahkan bahwa malaikat-malaikat orang-orang kecil itu tetap memandang mereka penuh belas kasih dari surga. Tangisan dan air mata itu akan dibalas oleh Tuhan dengan suka cita yang diberikan, dapat juga berupa tegaknya keadilan dan kebenaran terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang sudah melawan Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha baik, dengarkan selalu keluh kesah, tangisan dan teriakan kami karena hanya kepada-Mu kami mendapatkan jawaban yang pasti dan benar. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Wilhelmina OSA dari Komunitas Suster-Suster OSA (Ordo Santo Agustinus) St. Vinsensius di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Efesus 6: 10-20; Mazmur tg 144: 1.2.9-10; Lukas 13: 31-35 MENGGUNAKAN KEKUATAN TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menggunakan Kekuatan Tuhan. Seorang pemuda bercerita kepada teman-temannya di gereja, bagaimana dirinya mempertahankan imannya di tempat ia bekerja. Ia seorang yang taat dan sungguh-sungguh beriman, namun teman-temannya yang tidak seiman tidak menampilkan diri sebagai orang-orang beriman. Banyak yang suka menghujat Allah. Ada yang berperilaku tidak pantas seperti menyebarkan fitnah, bertindak kasar dalam kata-kata dan tindakan, curang dan tidak adil. Pemuda ini berprinsip bahwa Tuhan yang ia imani dan yang menyertai dia setiap saat, memberinya rasa aman, kuat, dan percaya diri. Ia tidak takut apa pun, meski di sekelilingnya penuh dengan gaya hidup yang berlawanan dengan Tuhan. Baginya, tidak ada ketakutan berada dan bersama dengan Tuhan. Sesama karyawan di kantor yang berlaku kasar, berkata bohong, menyebarkan gosip atau penghinaan, dan yang berbuat curang, adalah rekan-rekan yang ia temui setiap hari. Ia tidak merasa asing bahkan terancam oleh mereka. Tidak sedikit pun kesempatan baginya untuk terpengaruh oleh mereka. Ia menggunakan kekuatan Tuhan, sehingga ia mampu mempertahankan imannya dan mampu juga berelasi dengan mereka secara normal. Pengalaman seperti ini dialami juga oleh banyak orang di sekitar kita. Ini semua adalah pengalaman di dalam dunia nyata. Di dalam dunia tidak nyata yang di luar jangkauan indra kita, sering menjadi gangguan tersendiri. Dunia hantu dan gaib sering menakuti kita. Banyak di antara kita yang atas nama Tuhan yang menyertai, sama sekali tidak takut dengan setan, hantu, dan kekuatan gaib. Mereka sungguh percaya bahwa Tuhan Allah lebih kuat daripada semua kekuatan itu. Hanya dengan nama Tuhan yang maha kudus, mereka terlindungi, dikuatkan dan diselamatkan. Selain itu, ada juga ancaman-ancaman yang mematikan, seperti kekerasan fisik, perang, penyakit, dan bencana alam. Bagi orang-orang yang mengutamakan kekuatan Tuhan dalam penyelenggaraan seluruh hidupnya, mereka sama sekali tidak gentar dan goyah hidupnya. Tuhanlah yang menentukan nasib hidup mereka. Jadi warta gembira bagi kita hari ini adalah seperti yang disampaikan oleh kedua bacaan hari ini. Santo Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus menegaskan bahwa kita bertahan dan dapat melawan musuh di dunia ini, cukup dengan mengenakan senjata Tuhan Allah yang kita kenakan sebagai pakaian kita. Tidak ada satu pun kekuatan lain selain Tuhan yang dapat memisahkan dan menghancurkan kita. Demikian juga Injil, yang mengungkapkan bagaimana Yesus melangkah dengan pasti ke Yerusalem, tempat tujuan-Nya yang sudah ditentukan Tuhan bagi-Nya. Ancaman dari Herodes tidak pernah membuatnya takut satu titik pun atau mundur satu langkah pun. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Tuhan, ajarilah kami menjadi orang-orang yang tidak takut kepada siapa pun selain Dikau. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ludgardis Nona Lembata dan Daniel Nama dari Paroki Santo Bernardus Abas Tokojaeng di Keuskupan Larantuka, NTT, Indonesia. Efesus 5: 21-33; Mazmur tg 128: 1-2.3.4-5; Lukas 13: 18-21 IMAN BIJI SESAWI Renungan kita pada hari ini bertema: Iman Biji Sesawi. Anda coba perhatikan setiap kali diadakan sekolah Minggu, bagaimana para guru atau kaka pembina mengajarkan anak-anak berdoa. Anak-anak memang harus dilatih membuat tanda salib, mengatupkan tangan di dada, melafalkan kata-kata doa seperti “Dalam nama Bapa”, “Bapa Kami”, “Salam Maria”. Mereka menampakkan dengan sangat jelas bahwa awal perjalanan iman mereka sangatlah kecil dan sederhana. Hal yang sama terjadi pada kita semua ketika mulai beriman. Permulaan iman yang kecil dan sederhana itu diumpamakan oleh Yesus seperti biji sesawi. Kerajaan Allah itu berwujud pada kehadiran Tuhan yang menjelmah dalam aneka penampilan berupa hal, benda, dan pribadi. Wujudnya yang sempurna ialah pribadi Yesus Kristus. Dalam hubungan dengan Yesus itu, kita mengalami suasana rohani seperti kita berdoa, suasana persekutuan seperti mendengarkan firman dan merayakan ekaristi, dan suasana pelayanan seperti kita mendampingi mereka yang putus asa dan sakit. Permulaan terjadinya hubungan itu jelas sekali berwujud sangat sederhana dan kecil. Permulaan sebuah pengalaman pencerahan dan orientasi iman juga berwujud kecil dan sederhana. Seorang anak kelas 4 SD mengerjakan tugas pelajaran agama. Ia minta bapaknya yang bukan Katolik untuk membantunya. Bapak tidak bisa berbuat banyak dengan pertanyaan-pertanyaan seputar agama Katolik. Padahal ia sangat sayang anaknya dan ingin membantunya. Peristiwa kecil tersebut menjadi titik awal ia memutuskan untuk mengubah orientasi imannya melalui menjadi seorang penganut Katolik. Dengan demikian, ia dapat bersama istri membesarkan dan mendidik anak-anaknya secara Katolik. Iman biji sesawi menyingkapkan berbagai bentuk kenyataan bahwa Tuhan Allah dan Kerajaan-Nya tampil dalam keadaan yang kecil, sederhana, dan sering tidak disadari manusia. Alasannya karena apa pun dan bagaimana pun, suatu penampilan senantiasa dibentuk oleh unsur-unsurnya yang kecil dan berbeda satu sama lain. Unsur-unsur itu sering tidak pernah dilihat atau disadari. Suami istri yang hidup harmonis sangat bergantung pada karakter dan ketulusan cinta masing-masingnya. Demikian juga hubungan Kristus dengan jemaat yang menyatu, sangat ditentukan oleh ketahanan iman setiap anggota jemaat dan jenis-jenis pelayanan yang dilakukan para anggotanya. Iman biji sesawi mengingatkan kita akan dua hal yang penting di sini, yaitu proses dan setiap bagian yang berproses. Kita perlu selalu taat dengan proses dan setiap elemen harus ikut di dalam proses itu. Itu adalah hal-hal yang sangat fundamental dalam perjalanan iman kita kepada kesempurnaan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan maha murah, terimalah pernyataan iman kami, ketika kami mendengar dan merenungkan firman-Mu yang disampaikan melalui bacaan dan renungan ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 31: 7-9; Mazmur tg 126: 1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ibrani 5: 1-6; Markus 10: 46-52 DOA UNTUK DAPAT MELIHAT Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-30 ini ialah: Doa Untuk Dapat Melihat. Pengalaman Bartimeus sebagai seorang buta sebelum disembuhkan oleh Yesus, sangat mungkin penuh dengan doa-doa untuk dapat melihat. Kita dapat membayangkan seperti apa doanya. Bisa saja ia berdoa novena berulang kali. Bisa saja ia menyempatkan diri berlama-lama di depan altar suci Tuhan Allah. Mungkin ia juga minta banyak orang di sekitarnya untuk mendoakan supaya kebutaannya lekas hilang, ia memperoleh kesembuhan dan dapat melihat dengan normal. Bartimeus berjumpa dengan kita pada hari Minggu ini dan mengundang kita semua dalam suatu gerakan bersama untuk berdoa supaya kita dapat melihat. Tetapi bukankah banyak dari kita sungguh menyatakan diri sebagai orang-orang yang mempunyai mata yang sehat, sehingga dapat melihat begitu jelas di sekitar kita? Dalam sudut pandang rohani, undangan Bartimeus ini adalah lebih menekankan cara kita melihat pada apa yang tidak bisa kita lihat secara jasmani, yaitu melalui indera mata kita. Kita diingatkan untuk menggunakan kemampuan rohani untuk dapat melihat secara rohani. Kemampuan ini biasanya kita sebut sebagai mata rohani. Doa kita bersama ialah: “Tuhan Yesus, semoga kami dapat melihat dengan jelas kehendak Tuhan atas pribadi kami dan hubungannya dengan sesama di sekitar kami.” Kiranya melalui doa ini, kita dapat melihat rahmat penghiburan yang bersumber dari Tuhan Allah. Di dalam kenyataan hidup manusia yang berkekurangan dan menderita sakit dan kesulitan, Tuhan mengirimkan penghiburannya. Nabi Yeremia melihat bahwa penghiburan itu dapat merupakan pemberian dari diri kita masing-masing. Setiap orang dikaruniai Tuhan kemampuan untuk memberikan penghiburan. Melalui kabar baik dan perbuatan baik, kita dapat menjadi penghiburan bagi orang-orang di sekitar kita yang sedang mengalami musibah atau sakit. Melalui doa ini, kiranya kita dapat melihat bahwa perjalanan rohani kita sebagai anggota Gereja yang satu, suci, dan kudus selalu di bawah bimbingan imam Agung kita yaitu Yesus Kristus. Tugas imam Agung Yesus Kristus ialah menghubungkan kita dengan Bapa yang maha kuasa. Yesus menjadikan kita juga sebagai para perantara bagi sesama kita kepada Allah Bapa. Yesus telah menjadi perantara sehingga Bartimeus yang sebelumnya tidak bisa melihat kemuliaan Tuhan, akhirnya dapat melihat. Di dalam keadaan dan pekerjaan kita masing-masing, kita dapat menjadi pengantara rahmat supaya orang lain dapat menikmati kemuliaan Tuhan. Kepentingan penghiburan dan bimbingan rohani yang bersumber dari Tuhan sendiri merupakan kebutuhan rohani kita yang tidak boleh diremehkan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, ke dalam tangan-Mu kami gantungkan harapan kami untuk selalu melihat kemuliaan-Mu dalam diri kami dan lingkungan di sekitar kami setiap hari. Bapa kami ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Maria Helena PRR dan Suster Maria Casilda PRR dari Komunitas Suster-Suster PRR Kuluhun di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 4: 7-16; Mazmur tg 122: 1-2.3-4a.4b-5; Lukas 13: 1-9 BERTOBATLAH, SUPAYA SELAMAT Renungan kita pada hari ini bertema: Bertobatlah, Supaya Selamat. Seruan dan desakan untuk bertobat pertama-tama dibuat oleh Tuhan atas nama kasih dan kerahiman-Nya yang menghendaki supaya manusia ciptaan-Nya dapat selamat. Tuhan Allah begitu kasihan atas manusia yang pada awalnya diciptakan baik adanya, atau pernah diampuni melalui rahmat sakramen, tetapi atas nama kebebasannya ia terlanjur jatuh lagi di dalam dosa. Sama dengan Tuhan, Gereja sebagai Ibu juga menjadi kasihan ketika melihat dan mengalami sendiri bagaimana para anggotanya hidup jauh dari dirinya dan Tuhan. Dosa dan kejahatan terlampau menyelimuti hidup pihak-pihak tertentu anggota Gereja sehingga mereka terhalangi untuk menemukan terang dan kebenaran supaya berubah. Selain Tuhan dan Gereja, keluarga juga menjadi sedih bahkan terpukul, karena anak-anak mereka jatuh dalam aneka kejahatan dan dosa. Lingkungan masyarakat yang lebih luas juga ikut ternoda. Kita sebagai pribadi dan bersama dalam persaudaraan merasa kehilangan dan kecewa ketika satu atau dua di antara kita berlaku tidak sopan dan melakukan tindakan kejahatan. Terhadap semua keadaan berdosa dan kenyataan hidup jauh dari Tuhan seperti ini, semangat Kristen memiliki satu sikap utama yaitu panggilan untuk pertobatan. Tuhan memanggil, demikian juga Gereja, keluarga, dan sesama ingin supaya anggota-anggotanya bertobat. Ketika orang yang dipanggil itu dapat mendengar atau menyadarinya, harapannya ia dapat terketuk hatinya dan mulai mengambil langkah untuk pertobatan. Pada hari ini Firman Tuhan melalui bacaan-bacaan liturgis ingin menyuarakan dengan lantang panggilan pertobatan itu. Panggilan itu dimulai dari Yesus Kristus, ketika Ia sendiri dengan tegas menyerukan bahwa pertobatan merupakan jalan satu-satunya bagi orang-orang yang berdosa untuk dapat memperoleh keselamatan. Di antara banyak dosa pada manusia, dosa yang ditekankan oleh Yesus pada hari ini ialah menunjuk kepada orang lain yang berdosa, sementara diri sendiri tidak diperhatikan dosanya. Ini adalah cara yang munafik, sebagaimana para Farisi dan ahli Taurat perbuat. Menurut Tuhan Yesus, dosa kemunafikan ini jauh lebih besar dari pada mereka yang sudah terhukum karena telah melakukan kesalahan tertentu. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, memberikan kita solusi untuk mengatasi sikap yang munafik. Kita perlu mencapai kesatuan-iman dan pengetahuan yang benar tentang Kristus, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan Kristus. Jadi jika kita berhenti berbuat dosa dalam segala kemunafikan, maka kita akan menjadi selamat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, pandanglah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang berharap selalu belas kasih-Mu agar kami dapat selamat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Maria Agustina PRR dan Suster Maria Gerardia PRR dari Komunitas Novisiat PRR di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 1: 15-23; Mazmur tg 8: 2-3a.4-5.6-7; Lukas 12: 8-12 DOSA YANG TAK AKAN DIAMPUNI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dosa Yang Tak Akan Diampuni. Dosa apakah yang tak akan diampuni, yang Yesus pertegas supaya kita harus hindari? Dosa itu ialah melawan Roh Kudus. Yesus mengetahui bahwa para murid-Nya akan dicobai maka Ia yakinkan mereka bahwa Roh Kudus akan memberikan apa yang mereka perlukan ketika berada dalam kesulitan dan dicobai. Yesus peringatkan mereka dengan tegas bahwa bisa saja mereka menolak rahmat Allah, yaitu kebaikan, berkat dan pertolongan-Nya, sehingga mereka akhirnya jatuh ke dalam penolakan akan Allah. Itu berarti meninggalkan iman dan kesetiaan kepada Yesus Kristus. Sikap-sikap yang mendukung penolakan ini ialah seperti takut, sombong, marah dan tidak percaya. Kitab suci mengatakan bahwa menyangkal seseorang berarti tidak mengenal dan memilikinya. Yudas Iskariot melakukan itu terhadap Yesus. Kaum Farisi, para ahli Taurat, para imam dan penguasa juga melakukan yang sama, dan akhirnya menghukum mati Yesus. Roh Tuhan menjalankan peran membuka cakrawala pengetahuan manusia akan Allah, mengobarkan semangat untuk mencintai Allah, dan mempersatukan umat beriman dalam kasih persaudaraan dengan Yesus sebagai kepala. Karya Roh ini ditolak, itu berarti menolak Tuhan Allah. Mereka yang bersikap seperti ini tidak memiliki Tuhan sebagai Allah mereka, jadi tidak mungkin ada rasa bersalah, menyesal dan ruang untuk pertobatan. Untuk ini, jelas tidak ada pengampunan juga dari Tuhan. Sikap sangat tegas ini Yesus lakukan ketika Ia berhadapan langsung dengan kaum Farisi dan para ahli Taurat. Selesai mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang yang kerasukan itu, Yesus dianggap memakai kekuatan kepala Setan. Dengan sendirinya Yesus itu bukan Tuhan tetapi Setan. Ini anggapan dan tuduhan yang sangat mengerikan, yaitu menggantikan diri Tuhan dengan Setan. Tuhan tidak ada di situ. Yang ada ialah Setan dengan kuasanya. Ini sama saja dengan menolak Tuhan Allah sendiri. Dosanya jelas tak bisa diampuni. Sebagai umat yang beriman kepada Kristus, kita tentu tidak sama dengan orang-orang yang tidak bisa diampuni itu. Kita memang sering berbuat dosa kecil atau besar, banyak atau sedikit, kemarin, hari ini dan besok. Tetapi kita tidak sampai hati menolak Tuhan. Itu berarti kita tetap memiliki waktu, energi, ruang dan kemampuan untuk menyadari kesalahan-kesalahan, menyesali dan memohon ampun dari Tuhan. Dan Ia yang maharahim-penuh belas kasih akan mengampuni kita. Satu pesan sederhana, jika telah bersalah jangan tunda-tunda menyesali dan meminta ampun. Melupakannya saja jelas tidak baik, karena nanti hanya akan menimbun dosa-dosa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang rahim, kasih-Mu amat besar dalam mengampuni dosa-dosa kami. Secara khusus kami berterima kasih atas Bunda Maria yang selalu mendoakan kami orang berdosa ini. Kuatkanlah iman kami kepada-Mu dan cinta kami kepada Bunda Maria. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Maria Dolorosa PRR dan Suster Maria Gerardia PRR dari Komunitas Novisiat PRR di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. 2 Timotius 4: 1--17a; Mazmur tg 145: 10-11.12-13ab.17-18; Lukas 10: 1-9 SENANG UNTUK TINGGAL Renungan kita pada hari ini bertema: Senang Untuk Tinggal. Pada hari ini Gereja kita merayakan pesta Santo Lukas, penginjil. Ia lahir di Antiokhia dari orang tua yang tidak mengenal Tuhan, tapi ia termasuk dalam kalangan Kristen yang pertama. Ia menemani rasul Paulus dalam perjalanannya sampai ke Roma, di mana ia berperan sebagai dokter dalam kapal dan di Roma tetap menemani Paulus. Ia menulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Kedua rasul spesial yang bekerja bahu-membahu dalam penginjilan ini, hari ini menginspirasikan kita dengan sebuah pemahaman tentang kata “tinggal”. Kata kerja “tinggal” sangat melekat dengan hakikat Tuhan Allah, maka wajar sekali kita temukan banyak dipakai di dalam kitab suci. Sebagai suatu ungkapan dan penghayatan iman, kita mesti berseru: senang untuk tinggal di dalam Tuhan. Rasul Paulus ungkapkan betapa ia menikmati penderitaan yang ia hadapi, karena ia tidak menderita dalam kesendirian. Ia tinggal dalam suasana ketenangan dan kedamaian jiwa, meski nyata-nyata sebagian orang sangat frontal mengancam hidupnya, sementara sejumlah teman baik meninggalkan dia. Syukurlah, ia masih memiliki Lukas, rekan dan murid terbaiknya yang tinggal bersama dia. Paulus menggambarkan di dalam suratnya itu bahwa ia begitu senang menikmati “tinggal” dalam keadaannya itu karena ia tahu Tuhan juga tinggal bersama dia. Keduabelas rasul Yesus tentu sangat menikmati tinggal bersama Yesus. Namun pada saat yang pas mereka diutus untuk merasul dan sebagai konsekwensinya ialah mereka harus tinggal di dalam kenyataan yang tak luput dari penderitaan. Mereka mengalami hidup bagai anak-anak domba di tengah-tengah serigala. Mereka diminta Yesus untuk tinggal di tempat mereka diterima oleh orang-orang setempat, makan bersama mereka dan alami peristiwa hidup bersama mereka. Mereka tidak boleh berpindah-pindah rumah. Mereka relakan diri untuk tinggal di dalam kota yang menerimanya, lalu melakukan semua pelayanan dan pekerjaan Tuhan di situ. Hari ini kita mendapatkan suatu pelajaran berharga, yaitu jika kita senang untuk tinggal di sini dan pada waktu ini dalam suatu tugas, pekerjaan atau pelayanan, itu yang lazim kita tahu sebagai memiliki rasa betah. Pihak yang paling bertanggung jawab untuk menciptakan rasa betah ialah diri kita sendiri. Jangan berharap terlalu banyak orang lain, bahkan Tuhan, untuk menciptakan rasa betah itu. Mereka semua telah memiliki perannya masing-masing untuk memungkinkan kita berada di tempat ini dan pada saat ini. Tinggal kuncinya ialah, kalau kita sendiri menerima semua itu, menikmatinya, lalu menjalani hidup hari demi hari. Tuhan berketetapan untuk tinggal bersama kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, kami sanggupi tugas perutusan yang Engkau berikan kepada kami, meski kami tahu ada begitu banyak tantangan dan kesulitan. Tinggallah selalu bersama kami, maka kami merasa kuat dan betah. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Maria Elsia PRR dan Suster Maria Gerardia PRR dari Komunitas Novisiat PRR di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 1: 1-10; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4.5-6; Lukas 11: 47-54 KEBENARAN IMAN KITA Tema renungan kita hari ini ialah: Kebenaran Iman Kita. Santo Ignasius dari Antiokhia adalah seorang pembela Kristus dan Injil. Ia mempertahankan itu hingga mati sebagai martir. Ia menggantikan rasul Petrus sebagai kepala Gereja di Antiokhia (sekarang daerah Turki). Ia yang pertama menggunakan istilah Gereja Katolik dalam kotbah dan tulisannya. Di bawah kekuasaan Romawi, kaisar Trajan yang sedang berkuasa memerintah supaya Ignasius dibawa ke Roma untuk menjalani hukuman mati, karena ia begitu giat dan penuh semangat berkhotbah mewartakan Kristus kepada semua orang. Hukuman mati yang dikenakan kepadanya ialah supaya dirinya dimasukkan ke dalam arena sirkuit binatang buas, dan tubuhnya dibiarkan dimakan oleh binatang-binatang itu. Di dalam perjalanan ke Roma, ia singgah di beberapa wilayah dan berjumpa dengan umat Kristiani. Ia menghibur dan memperkayai mereka dengan ajaran-ajaran Kristiani. Ia menulis surat kepada kelompok umat Kristen yang berbeda-beda, supaya menguatkan iman mereka. Ia ibaratkan kalau tubuhnya yang akan dicabik-cabikkan oleh binatang adalah seperti tubuh Kristus sendiri dalam ekaristi. Hukuman mati itu ia jalani pada tahun 107 Masehi. Para penguasa dan penjahat yang menghukum mati Santo Ignasius adalah mereka yang sama tujuannya dengan para musuh Yesus Kristus. Hukuman mati atas Yesus Kristus ditandai dengan penyaliban di Golgota. Salib itu menjadi jembatan bagi kita untuk sampai ke surga. Salib memperkuat iman Kristen yang membenarkan kita dan bukan hukum. Menurut hukum, salib adalah sebuah konsekuensi atas tindakan kejahatan yang sangat besar. Ujungnya ialah kematian yang sangat tidak bermartabat. Tetapi menurut iman tidak demikian. Salib Yesus Kristus membenarkan bahwa panggilan kita menjadi pengikut Kristus sudah dirancang oleh Tuhan Allah, bahkan sebelum jagat raya dijadikan, demikian kata Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini. Kita sudah ditentukan oleh Tuhan Yesus bahwa kita adalah milik-Nya dan untuk menjadi sempurna seperti Dia, kita wajib melalui salib. Setiap orang terpanggil yang tidak mengakui salib, ia bukan seorang pengikut Kristus yang sesungguhnya. Salib menandakan kerahiman Tuhan yang selalu abadi. Setiap kali kita berdosa, kita datang kepada Tuhan yang mempunyai belas kasih dan pengampunan yang tidak pernah habis. Meskipun misalnya kita lupa dan tidak menerima sakramen-sakramen, kebenarannya tidak pernah hilang karena tidak dihiraukan atau tidak diberi perhatian oleh kita. Kebenaran iman melampaui semua jenis kebenaran yang berdasarkan sudut pandang berbeda-beda, yang datang dan pergi dari waktu ke waktu. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat ingin sekali menghalangi kebenaran itu dan mereka tidak berhasil. Kebenaran iman menentukan layak tidaknya kita sebagai manusia dan umat Tuhan yang benar. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, terimalah persembahan diri kami pada hari ini dan sucikanlah kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kebijaksanaan 7: 7-11; Mazmur tg 90: 12-13.14-15.16-17; Ibrani 4: 12-13; Markus 10: 17-30 TERTANGKAP OLEH KASIH YESUS Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-28 ini ialah: Tertangkap Oleh Kasih Yesus. Di sebuah kota kecil, setiap wanita yang akan memasuki perkawinan akan dibayar oleh lelaki pujaannya dengan empat kerbau jantan. Setelah dibayar ia menjadi milik suami. Ada seorang wanita yang wajahnya sangat jelek. Tak ada wanita lain di kota itu yang sejelek dia. Keluarganya mengetahui itu sebagai kerugian, sebab anak perempuannya tidak akan memberikan keuntungan kekayaan 4 kerbau. Gadis tersebut juga sudah menyerah dan putus asa. Ia memilih untuk diam dan bekerja saja. Namun semua perkiraan itu meleset. Seorang pemuda tampan datang ke kota kecil itu dan ingin menetap di situ sebagai salah satu penduduknya. Pemuda itu juga seorang yang berada. Ia sanggupi untuk mengawini wanita itu dan ia mau menghargainya dengan delapan kerbau. Ini adalah sebuah kejadian luar biasa. Setelah menikah dengan pesta yang sangat meriah, pasangan tersebut meminta izin untuk bepergian ke luar kota untuk tiga bulan lamanya. Setelah kembali ke kota mereka, semua orang menjadi lebih kaget lagi karena mereka menemukan wanita itu telah berubah menjadi cantik rupawan. Ia berubah total baik jasmani maupun rohani. Yang jelas, pria tampan atau suaminya yang bekerja membuat istrinya berubah. Itu semata-mata adalah kuasa Tuhan, kata suaminya. Pria tampan itu meninggalkan hidup nyaman dan enaknya demi wanita pilihannya. Wanita berwajah jelek itu mau meninggalkan semua kejelekan dan keputus-asaannya demi kawin dengan lelaki yang menyukainya. Mereka berdua memilih jalan kebijaksanaan seperti yang diwartakan oleh bacaan pertama, dan bukan semua kekayaan duniawi. Mereka melepaskan semua keterikatan duniawi seperti perintah Yesus yang kita dengar di dalam Injil. Mereka berdua sungguh tertangkap oleh kasih Kristus, sehingga demi cinta itu mereka iklas melepaskan segala sesuatu yang kurang atau tidak penting, lalu memilih yang paling penting bagi hidup mereka selanjutnya. Mereka telah memilih untuk tidak terbawa oleh semua anggapan atau omongan yang penuh bias dari orang-orang di dalam kota kecil itu. Mereka justeru memilih apa yang menjadi pertimbangan hati dan pikirannya, karena dari situ mereka temukan suara Tuhan Allah yang membimbing dan menerangi hidup mereka. Hidup kita di dunia ini tidak cukup hanya dengan menerima dan menikmati semua kebaikan karunia Tuhan, namun kita mesti dapat memilih apa yang menjadi terbaik dan termulia bagi hidup kita di hari esok. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga melalui perayaan Ekaristi hari minggu ini, kami senantiasa yakin dengan pilihan kami kepada Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Kemuliaan... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Marcelina Bay dan Luciana Oktavia dari Paroki Santo Yosef di Keuskupan Denpasar-Bali, Indonesia. Galatia 2: 1-2.7-14; Mazmur tg 117: 1.2; Lukas 11: 1-4 ATAS KEHENDAK ALLAH Renungan kita pada hari ini bertema: Atas Kehendak Allah. Kita dapat melihat bahwa karena kehendak Allah, rasul Paulus yang sekitar belasan tahun menjadi pewarta Injil di berbagai daerah di luar lingkup Yerusalem, datang menghadap para pemuka jemaat di Yerusalem. Di sana ia memberi pertanggungan jawab atas semua kegiatan misioner yang dilakukannya bersama para pembantunya. Tuhan berkehendak supaya Gereja perdana tumbuh solid dengan terlebih dahulu tumbuh soliditas dan persatuan di antara para pemuka dan pemimpinnya. Kita tahu bahwa setiap bentuk pekerjaan baik kecil maupun besar untuk bisa sampai kepada Tuhan, selalu melalui salurannya yaitu doa. Kita berdoa untuk menyatakan berbagai macam maksud dan kepentingan supaya Tuhan Allah berkenan mendengar dan mengabulkan. Berbeda tiap-tiap orang berbeda pula motivasi dan kepentingannya dalam berdoa. Ada doa dengan intensi untuk persekutuan di dalam Gereja kita supaya tetap terpelihara dengan baik. Ada doa untuk menyukuri sebuah kesuksesan dan masih banyak yang lain. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berdoa meminta terjadilah apa yang sesuai kehendak Allah. Karena atas penentuan Allah itu, kehendak-Nya terlaksana sehingga yang utama ialah Tuhan yang punya penentuan dan bukan keinginan kita manusia. Kita hanya dapat meminta, mengharapkan dan memohon di dalam doa-doa. Tetapi hasil akhirnya biarlah Tuhan yang menentukan dan kita menerima dengan iman-ketaatan kita. Gampang bagi Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya, tetapi sulit bagi manusia untuk mengerti dan menerima. Tak ada mustahil bagi Tuhan untuk terlaksana kehendak-Nya. Sulit bagi kita manusia karena sering kita belum siap menerima kenyataan yang dikehendaki Allah, bahkan kita nekat kecewa dan marah kepada Tuhan. Rupanya para rasul menemui kesulitan ini juga sehingga mereka minta Yesus untuk memberikan solusinya. Lalu diajarkanlah mereka doa-Nya sendiri, yaitu doa Bapa Kami. Di dalam doa ini Yesus berdoa bersama kita, maka kita tidak perlu kecewa atau marah. Kita minta terjadilah kehendak Bapa, bahwa yang ada dan terjadi pada kita adalah atas penentuan Allah. Kita memohon terjadi kehendak Allah atas kemuliaan nama-Nya melalui setiap pujian dalam hati dan kata-kata kita, atas kedatangan kerajaan di dunia supaya menguasai hidup kita, atas tersedianya makanan dan minuman bagi raga kita, atas kemampuan rahmat pengampunan supaya menghadirkan suka cita dan damai dalam setiap pikiran dan hati manusia, atas terbebasnya kita dari segala pencobaan si jahat, dan atas kesetiaan kita sebagai anak-anak yang dikasihi Bapa. Kita sangat beruntung dapat berdoa bersama Tuhan Yesus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami mengerti dan menerima setiap kehendak Bapa yang terjadi pada kami. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 2: 18-24; Mazmur tg 128: 1-2.3.4-5.6; Ibrani 2: 9-11; Markus 10: 2-16 ALLAH MENCIPTAKAN PERKAWINAN Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-27 ini bertema: Allah Menciptakan Perkawinan. Penciptaan dasar dan yang pertama oleh Tuhan ialah dari yang tidak ada menjadi ada. Ketika belum ada makhluk yang disebut manusia, maka Allah menciptakannya. Lalu terjadilah sepasang manusia pertama, pria dan wanita yang adalah gambar dan rupa Allah sendiri. Kemudian Tuhan menciptakan kelanjutan dari ciptaan dasar itu, yaitu semua aspek yang mendukung supaya manusia akhirnya dapat mencapai kesempurnaan seperti Tuhan sendiri yang sempurna. Satu dari banyak aspek pendukung itu ialah perkawinan. Tuhan Allah menciptakan perkawinan antara pria dan wanita supaya ada sebuah keteraturannya, atau yang secara teknis disebut perkawinan yang dilembagakan. Ada sebuah rancangan yang sesuai dengan kehendak kuasa-Nya sehingga pria dan wanita menyatukan diri mereka dari dua pribadi untuk menjadi satu. Sekiranya Tuhan tidak menciptakan, merancang dan melembagakan, maka atas nama kebebasan, manusia pria dan wanita tidak mungkin mengenal sebuah perkawinan yang terlembagakan. Rancangan Tuhan atas perkawinan itu berangkat dari prinsip yang Tuhan sendiri miliki, yaitu persekutuan dari perbedaan-perbedaan. Tritunggal Allah adalah satu Allah dari tiga pribadi yang berbeda-beda. Persekutuan yang indah dan lengkap terjadi dalam perkawinan yang sesuai kehendak Tuhan, yaitu antara pria dan wanita. Yang tidak ada pada pria akan dilengkapi oleh wanita, demikian juga sebaliknya. Tidak mungkin dan memang bukan kehendak Tuhan untuk suatu perkawinan antara dua pihak, bahkan tiga atau lebih pihak, dengan jenis kelamin sama. Persekutuan yang dihasilkan di sini tidak bisa dilembagakan seperti yang Tuhan mau, dan tidak bisa menjadi keluarga yang kodrati. Ciri rancangan ilahi dan persekutuan yang dilembagakan paling mendasar ialah penciptaan pihak perempuan melalui laki-laki. Sebuah tulang rusuk pria berubah menjadi pasangannya yang sepadan. Di sini Tuhan menetapkan cinta yang paling dalam antara pria dan wanita. Rahasia cinta itu ialah pria melihat wanita sebagai bagian dari dirinya, dan wanita memandang pria sebagai pasangan yang kepadanya ia bergantung. Hanya Tuhan yang merancang ini hingga berwujud pada jodoh, jatuh cinta, saling mengikat secara kultural dan akhirnya sebagai sakramen, sehingga hanya Tuhan juga yang bisa menceraikan melalui kematian. Bila salah satu atau kedua pihak bercerai, maka ini adalah dosa berat. Tuhan menciptakan perkawinan dengan tujuan tertinggi ialah menguduskannya. Ia kuduskan juga dengan jenis-jenis panggilan yang lain seperti hidup membiara dan imamat. Jadi orang-orang yang memilih untuk menikah, kawin dan berkeluarga, berjalan dalam jalan kepada kekudusan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah Bapa, berkatilah setiap pasangan perkawinan supaya mereka menjadi kudus. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah PEMBOHONG Mari kita membaca Firman Tuhan dari: KEJADIAN 3: 1- Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Wonder Kids, iblis adalah bapa pendusta. Kalau bicara berbohong maka iblis juaranya. Dia licik dan mengetahui semua titik lemahmu. Lihat saja bagaimana iblis menipu Hawa. Ketika iblis membohongi Hawa, dia memakai perkataan yang persis sama dengan TUHAN. TUHAN berkata, “Kamu bebas makan dari pohon apapun di taman ini; tapi kamu tidak boleh makan dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Perintah TUHAN ini dicatat pada KEJADIAN 2: 16-17 seperti ini - Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Iblis menambahkan satu kata “TIDAK”, yaitu: “Apakah TUHAN benar berkata bahwa kamu TIDAK boleh makan buah dari semua pohon di taman ini?” Satu kata yang ditambahkan oleh iblis membuat Hawa mulai meragukan TUHAN. Jadi Wonder Kids, jangan biarkan iblis menipumu. Jika kamu pernah mendengar iblis membisikkan sesuatu yang seolah-olah mirip perkataan TUHAN, segera buka Alkitab dan periksa lagi. Baca dengan seksama apa yang sesungguhnya dikatakan oleh TUHAN, kemudian taati perintah TUHAN, bukan apa yang dikatakan si pendusta. Mari kita berdoa. Bapa di surga, tolong aku agar aku dapat mengenali tipuan iblis dan mengikuti kebenaran-Mu saja. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, BACA TENTANG KUASA FIRMAN TUHAN PADA IBRANI 4: 12. Tuhan Yesus memberkati.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Cicilia Mesti Sumiwi dan Kornelius I Made Armanto dari Paroki Santo Yosef di Keuskupan Denpasar - Bali, Indonesia. Keluaran 23: 20-23a; Mazmur tg 91: 1-2.3-4.5-6.10-11; Matius 18: 1-5.10 MALAIKAT MEMBIMBING DAN MEMANDANG Tema renungan kita pada hari ini ialah: Malaikat Membimbing Dan Memandang. Seperti sudah kita pahami bahwa para malaikat itu adalah makhluk nyata namun sebagai roh. Mereka tidak memiliki tubuh, namun untuk membantu pemahaman manusia, mereka digambarkan memiliki tubuh, seperti tanda umumnya ialah ada sayap di punggung mereka. Karena tidak punya badan, para malaikat itu tidak pernah lahir dan juga tidak pernah mati. Kita tidak memiliki nama untuk setiap malaikat pelindung bagi setiap orang. Tentu kita tidak membuat permohonan atau menyampaikan syukur, dengan menyapa pelindung kita masing-masing dengan identitas namanya. Namun kita diyakinkan oleh Gereja bahwa dengan adanya liturgi untuk merayakannyanya bersama, kita sungguh percaya akan adanya malaikat pelindung bagi diri kita masing-masing. Tugas utama para malaikat pelindung bagi diri kita masing-masing, seperti yang digambarkan oleh bacaan-bacaaan pada hari ini adalah dua, yaitu membimbing dan memandang kita. Seperti yang dilakukannya dalam membimbing perjalanan bangsa Israel setelah keluar dari Mesir dan mengembara di padang gurun, para malaikat pelindung juga melakukan itu bagi kita sebagai pribadi dan kelompok, terutama ketika kita sedang dalam perjalanan. Sudah menjadi kebiasaan yang baik, kita selalu berdoa meminta bimbingan Tuhan melalui para malaikat pelindung pada saat memulai suatu perjalanan. Bunyi doanya ialah seperti ini: “Malaikat pelindungku, Engkau yang membawa kemurahan Tuhan untuk melindungi aku; terangilah, lindungilah, dan hantar aku agar sampai di tempat tujuan dengan selamat. Amin.” Inti doanya tetap, yaitu perlindungan ilahi supaya perjalanan dan tiba di tempat tujuan selalu di dalam bimbingan Tuhan. Mungkin ucapan kata-kata doa bisa bervariasi panjang atau singkat, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan orang-orang yang berdoa. Malaikat pelindung membimbing kita, itu berarti Tuhan sangat menaruh perhatiannya kepada kita yang sedang dalam perjalanan. Tugas malaikat pelindung dalam memandang kita yang masih di dunia ini, adalah seperti orang tua yang mengawasi, mendampingi, dan mengingatkan anak-anak ketika mereka masih belajar dan berproses untuk menjadi maju dan dewasa. Yesus mengajarkan kita di dalam Injil hari ini, bahwa malaikat pelindung setiap orang memandang Allah Bapa di surga, supaya mengarahkan kita juga untuk memandang Tuhan Allah sebagai Bapa kita. Malaikat pelindung memberikan kepastian arah hidup kita, dan kepada siapa kita harus mempertanggung jawabkan hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa, buatlah kami selalu peka dengan bimbingan dari-Mu, sebagaimana Roh-Mu mengatur hidup kami, melalui para malaikat yang mulia. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Lusi Oktavia dan Elisye Pessy dari Paroki Santo Yosef di Keuskupan Denpasar-Bali, Indonesia. Ayub 1: 6-22; Mazmur tg 17: 1-3.6-7; Lukas 9: 46-50 SIM SETAN TIDAK MATI Tema renungan kita pada hari ini ialah: SIM Setan Tidak Mati. Kita semua tahu bahwa Surat Ijin Mengemudi (SIM) mempunyai batas waktu berlaku. Biasanya berdurasi 5 tahun, atau bisa juga 10 tahun. Namun bagi Setan yang tugasnya menggodai dan menjatuhkan manusia ke dalam dosa, SIM untuk dia sebenarnya ialah Surat Ijin Menggoda. Durasi pekerjaan Setan untuk menggodai manusia ialah sepanjang waktu ketika dunia ini masih ada. Pekerjaannya itu ia dapatkan dari kodratnya sebagai penjahat dan sudah mendapat ijin dari Tuhan. Apakah benar Tuhan mengijinkan Setan untuk memperdayai manusia di dunia? Kitab suci, khususnya kitab Ayub yang menjadi bacaan pertama hari ini memberi catatan tentang hal ini. Setan ketika menelusuri dan menjelajah seluruh bumi, ia menemukan bahwa Ayub hidup dalam berkat Tuhan dan mempunyai harta yang begitu banyak. Ayub adalah manusia yang terhormat dan sangat takwa kepada Tuhan. Ia dilindungi oleh Tuhan. Setan lalu melaporkan itu kepada Tuhan, kemudian Tuhan memberikan dia ijin untuk mengganggu dan merusak semua yang dimiliki oleh Ayub, namun tidak boleh mencelakakan pribadi Ayub. Ketika pada kenyataannya semua harta milik Ayub memang dihancurkan dan hilang, Ayub hanya berpasrah kepada Tuhan. Hidupnya hanya ada di tangan Tuhan. Ia lahir telanjang dari kandungan ibunya, ia juga telanjang untuk kembali ke dalamnya. Ia percaya bahwa Tuhanlah yang memberi, Tuhan jugalah yang mengambilnya. Jadi pengalaman Ayub ini memberikan kita satu peringatan bahwa meski Setan tetap saja dan terus-menerus mengganggu kita untuk mengambil apa saja yang kita miliki, ia tidak boleh dibiarkan untuk menghancurkan iman kita. Ia tidak boleh diberi peluang untuk membawa kita jauh dari Tuhan yang sangat mencintai kita. Tuhan mengijinkan Setan untuk menguasai semua yang melekat di dalam dunia, karena semua itu adalah bagian dari urusan dan perhatian Setan. Sedangkan jiwa manusia dan masa depannya untuk bersatu dengan Allah yang mahatinggi adalah miliki Tuhan Allah. Tuhan sendiri tidak menghendaki agar kita atau umat kesayangan-Nya tidak ada satu pun yang hilang. Ia mengijinkan kita untuk hidup sementara waktu di dalam dunia namun bukan untuk hilang atau lenyap dimangsa oleh Setan dan kelompoknya, tetapi untuk kembali ke dalam pangkuan dan pelukan kasih-Nya di dalam Kerajaan Surga. Setan tetap bekerja dan SIM-nya itu tidak mati. Tuhan tidak memerintah Setan untuk berhenti. Manusia juga tidak punya kekuatan untuk menghentikan Setan dalam bekerja. Di dalam bacaan Injil hari ini, ditunjukkan bahwa kecenderungan manusia untuk mencari jabatan, posisi atau kedudukan yang tinggi, dapat menjadi pintu masuk bagi Setan untuk menghancurkan kehidupan manusia sendiri. Nafsu ini tidak lain adalah hanya untuk memuaskan kepentingan diri sendiri dan bukan untuk mendatangkan kebaikan dan keselamatan jiwa manusia. Biarlah Setan menghancurkan nafsu duniawi ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus, kuatkanlah kami dalam iman, harap dan kasih sehingga kami mampu mengalahkan godaan Iblis yang hendak menjatuhkan kami ke dalam dosa. Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu ... Dalam nama Bapa ...
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah HAL YANG MUSTAHIL Mari kita membaca Firman Tuhan dari: YEREMIA 32: 17- Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu! Wonder Kids, Raja Herodes tidak menyukai murid-murid Yesus. Dia benci mereka sehingga dia menangkap dan merantai Petrus di penjara. Jemaat gereja mendoakan Petrus, tapi kelihatannya tidak mungkin menyelamatkannya. Tapi kemudian, di malam sebelum hari persidangannya, terjadi hal yang mustahil. Petrus sedang tidur ketika malaikat TUHAN tiba-tiba muncul di depannya dan berkata, “Bangunlah!” rantai yang mengikat Petrus terbuka. Petrus berdiri dan berjalan melewati semua pengawal. Mereka tidak bisa melihatnya. Petrus berjalan keluar penjara dan menuju jalan raya dimana teman-temannya masih berkumpul mendoakannya. Awalnya orang banyak tidak percaya bahwa Petrus telah keluar dari penjara, tapi mereka kemudian menyadari bahwa TUHAN menjawab doa mereka. TUHAN telah menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kisah ini dapat dibaca di KISAH PARA RASUL 12 Wonder Kids, TUHAN dapat berbuat apa saja. Tidak ada yang sulit bagi-Nya. Jadi ketika ada kesulitan di dalam hidupmu, percayalah kepada TUHAN. Ia membuat yang mustahil menjadi mungkin. Mari kita berdoa. Allah yang baik, Engkau menciptakan alam semesta dan semua isinya. Tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, PERCAYALAH BAHWA TUHAN DAPAT MENGERJAKAN HAL YANG MUSTAHIL.Tuhan Yesus memberkati
Wigand Sugandi - Mazmur 50:1 (TB) Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya.
Kejadian 17:1 PENDAHULUAN: Pernah terjadi peristiwa seorang pengusaha besar mati ditembak dipagi hari ketika berlari pagi. GALI BACAAN: Kejadian 17:1, Tuhan Allah memperkenalkan diri kepada Abraham sebagai El Shaddai. KENALI ELSHADDAI -istilah ini berasal dari Bahasa Ibrani, dimana El berarti Allah dan Shadai sering dterjemahkan sebagai Yang Maha Kuasa ataa Yang Maha Mencukupi. PENUTUP: Apakah ... Read more
Sopan bisa berarti bersikap hormat atau pantas terhadap seseorang yang patut diperlakukan terhormat atau dianggap mulia. Menjadi kehendak Tuhan agar kita bersikap sopan terhadap Tuhan. Bersikap sopan berarti menghormati Tuhan dengan benar atau secara pantas. Ketika Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus menyembah Tuhan Allah itu berarti kita harus bersikap sopan terhadap Tuhan (Luk. 4:8).... Continue reading →
Kej.25:7-11 PENDAHULUAN – Misteri penerbangan MH370. PERJALANAN HIDUP ABRAHAM.- Kej 25:7 memberitakan kematian Abraham. Membahas ini mari k ita refleksikan kehidupannya sebagai orang beriman. MISTERI DALAM HIDUP KITA- Bukan saja Abraham mengalami misteri tetapi tentunya anda dan saja juga mengalaminya dalam perjalanan hidup kita. PENUTUP-RDalam beriman kepada Tuhan Allah masih ada sisi Tremendum Misterium atau ... Read more
Kej.5: 3-5 PENDAHULUAN-dua versi lagu ulang tahun yi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. KELAHIRAN DAN KARYA-Adam mengisi hari hari hidupnya dengan karya sebagai bakti kepada Tuhan Allah. Apa hasil karya anda? LALU IA MATI (Kej.5:5) Adam mati dalam usia 930 tahun. Masih menjadi rahasia umur berapa dan bagaimana kita akan mati. PENUTUP-Filipi 1:21- Karena ... Read more
Yoh.4: 1-10 PENDAHULUAN– Tempat tempat yang bersejarah. TEMPAT KHUSUS –Sumur Yakub– HUBUNGAN ANTAR GENDER –Tuhan Yesus memberikan perlakuan yang sama kepada laki-laki dan perempuan, PENUTUP-Tuhan Yesus membawa pembaharuan relasi manusia dengan Tuhan Allah, hubungan dengan antar gender dan tempat ibadah,
Wah 21:1-4 PENDAHULUAN-Lagu Oh Yerusalem Kota Mulia Hatiku rindu ke sana YERUSALEM BUATAN MANUSIA-Dibangun orang Kanaan, direbut olehraja Daud dan diperlengkapi dengan pendirian Bait Allah oleh raja Salomo. YERUSALEM YANG DIDATANGKAN ALLAH (Wah.21:1-4)-akan datangnya langit baru bumi baru dan Yerusalem baru turun dari surga dari Tuhan Allah sendiri. PENUTUP–Pendaftaran masuk ke Yerusalem baru masih terbuka. ... Read more