Saya, Braindito (Brahmanto Anindito), seorang penulis multimedia. Di sini, saya ingin berbagi hal-hal praktis seputar kepenulisan multimedia.
Mengapa makhluk-makhluk berkulit tebal, sebesar dan sekuat dinosaurus bisa punah dari muka bumi ini? Karena mereka tidak mampu mengantisipasi bencana. Tidak tahu bahwa meteor-meteor sedang berjatuhan dan siap menghajar bumi. Nah, jangan sampai kita sebagai penulis juga mengalami hal sama. Suka atau tidak, ada banyak hal yang dapat menjadi “meteor” untuk penulis. Aku sudah menyinggungnya dalam episode podcast-ku terdahulu, Sayangnya, Profesi Penulis Juga Bisa Punah Terimbas Robotisasi. Salah satu dari “meteor” yang tidak pernah kita bayangkan sepuluh tahun lalu barangkali adalah penulis-penulis Artificial Intelligence (AI). Kita kenalnya mungkin hanya ChatGPT dari OpenAI atau Bard dari Google. Padahal, penulis AI itu jauh lebih banyak. Asal tahu saja, perusahaan-perusahaan digital di luar sana saat ini sedang berlomba-lomba membuat AI yang lebih andal. Di mana ujung dari perlombaan itu? Bagaimana eksistensi kita sebagai penulis konvensional? Akankah sebagian besarnya akan diganti robot atau AI yang terampil dan cepat? Sangat memungkinkan. Meskipun, entah itu akan terjadi di tahun berapa. Yang jelas, tantangan sebagai penulis bertambah banyak saja sejak munculnya teknologi revolusioner ini. Jangan sampai kita lengah atau meremehkannya. Semoga video ini dapat memotivasi kita supaya jangan sampai menjadi dinosaurus-dinosaurus berikutnya. Simak selengkapnya di episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini! --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/braindito/message
Bram Stoker menulis novel kelimanya ini dengan nuansa horor dan gotik. Bertutur tentang sepak terjang Count Dracula meneror warga Inggris, setelah sebelumnya menjadi pemimpin kejam yang ditakuti seantero Romania dan Turki. Ya, tokoh fiktif ini terinspirasi dari Vlad Tepes the Impaler, pangeran Romania yang benar-benar ada (dan benar-benar sadis). Judul: Dracula Genre: Horor, gotik Pengarang: Bram Stoker Penerbit pertama: Archibald Constable & Company, UK Terbit pertama: 26 Mei 1897 Di sini, penulis Irlandia ini menggambarkan Dracula sebagai raja vampir haus darah yang mampu melakukan banyak trik sihir dan kekuatannya setara dengan 20 pria dewasa. Inilah Drakula asli yang banyak menjadi inspirasi bagi novel-novel, komik-komik, film-film, bahkan aksi-aksi panggung (mulai yang serius sampai komedi seperti Srimulat) dan cerita-cerita vampire berikutnya. Novel Bram Stoker's Dracula terdiri dari dokumen-dokumen yang ditulis oleh tokoh-tokohnya, seperti buku harian Jonathan Harker atau surat-surat Wilhemina Murray (Mina Harker) kepada Lucy Westerna sahabatnya. Dokumen-dokumen ini seolah terpisah karena ditulis oleh orang-orang yang berbeda, tetapi membentuk cerita utuh yang tetap enak untuk diikuti. Tokoh-tokoh lainnya adalah Count Dracula, Van Helsing, Arthur Holmwood, dr. John Seward, Quincey Morris, dan R.M. Renfield. Buat aku, inilah salah satu novel klasik terbaik dunia. Aku sudah membacanya sejak kelas II SMP. Kisah Dracula terus terngiang-ngiang di kepalaku, sehingga mempengaruhi gaya penulisanku waktu itu. Inilah rekomendasi novel klasik dariku, terutama bila kalian menggemari genre horor dan gotik. Bagi yang belum tahu cerita novel Dracula, silakan simak episode podcast ini sampai habis. Aku mencoba menceritakannya ulang dalam waktu sekitar 15 menit. Oh ya, like dan share juga kanal podcast Secangkir Espreso @Braindito ini, ya. Thank you! --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Semua orang pasti pernah bernostalgia. Sebab, semua yang terdeteksi oleh pancaindra kita berpotensi memicu nostalgia. Mulai dari rasa mi di resto yang sudah lama tutup, bau parfum mantan kekasih, pijatan nenek, foto almarhum sahabat, lagu di masa susah. Namun, apa sebenarnya nostalgia itu? Bisakah kita memanfaatkannya untuk memasarkan sebuah produk? Bagaimana cara menerapkan nostalgia marketing? Apa saja contoh-contohnya? Apa kelebihan dan kelemahan strategi ini? Simak selengkapnya di episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini! --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Bercanda dalam karya bukan hanya hak eksklusif penulis genre komedi. Penulis karya-karya yang menegangkan, bahkan tulisan nonfiksi, pun berhak menggunakan #ElemenHumor. Bahkan, asal takarannya pas, hukumnya wajib supaya karya tulis tersebut menjadi lebih segar dan menarik. Jangan berpikir bahwa humor harus berhasil membuat pembaca terbahak-bahak. Cukup membuat pembaca tersenyum, dan matanya lebih melek saat membaca karya kita, #humor sudah dapat dibilang berhasil. Tidak pernah ada salahnya menyelipkan humor-humor dalam karya-karya nonkomedi kita. Hanya masalahnya, #MenulisHumor itu ternyata sulit. Tapi aku suka dengan bagaimana penulis #NovelEfekJera ini dalam menyelipkan humor-humornya. Ini adalah karya ketiga dari #Tsugaeda, novelis yang setia di tema kejahatan korporasi. Sudah baca? Judul: #EfekJera Genre: Novel investigasi, misteri, thriller Pengarang: Tsugaeda (IG: @tsugaeda_author) Tebal: 344 + xi halaman ISBN: 978-623-7502-69-2 Penerbit: One Peach Media (IG: @onepeach.media) Cetakan I: Maret 2020 Novel Efek Jera bertutur tentang Dio Prasetyo, pemuda 19 tahun yang diajak mantan mentornya di masa kecil, Mayor TNI (Purnawirawan) Sarjono alias Om Jon membongkar kejahatan korporasi Penida Airways. Om Jon seberani itu karena berekanan juga dengan Makarim Ghanim, seorang konsultan perusahaan yang terkenal memiliki integritas. Selain itu, ada juga angel investor di belakang mereka. Maskapai Penida benar-benar parah manajemennya. Perlakuan ke pilot, pramugari, dan awaknya terkenal buruk. Demikian pula pelayanannya terhadap konsumen. Penerbangannya jarang tepat waktu, sering kecelakaan pula. Bagaimana tidak, pesawat-pesawat yang mestinya perlu perawatan, malah dipaksa terbang. Cuaca sedang jelek-jeleknya, tetap dipaksa take off. Pilot-pilot yang waktunya istirahat, masih disuruh berangkat. Konyolnya, tidak pernah ada sanksi yang menimbulkan efek jera bagi maskapai ini dari otoritas atau Kementerian Perhubungan. Itulah mengapa misi pertama Om Jon, Makarim, Dio, dan Dinta adalah Penida Airways. Target utamanya menjebloskan pemiliknya, Bernard Sitanggang, ke penjara. Bagaimanapun, dengan segenap keruwetan dan keseriusan tema yang dipilih, menurutku, Tsugaeda berhasil menyelipkan humor-humornya yang membuat novel ini terasa ringan dibaca. Ada setidaknya tiga teknik bagaimana Tsugaeda melakukan itu dalam Efek Jera, yaitu: Delayed Answer Technique Volley Game Technique Rule of Three Technique Teknik-teknik ini dapat kita tiru dalam menyelipkan humor di karya-karya nonkomedi kita. Sekali lagi, humor tidak harus membuat pembaca tergelak-gelak. Kecuali kalau karya kita memang bergenre komedi. Yang jelas, kalau kita perhatikan dari novel Efek Jera ini, humor harus memenuhi empat syarat ini: Berikan kejutan Gunakan bahasa yang sederhana Pastikan relevan dengan alur Jangan berlebihan Penjelasan selengkapnya ada dalam episode podcast ini. Jadi, simak sampai habis. Jangan lupa, kalau suka, share sebanyak-banyaknya di medsos, WA, blog, atau di manapun. Subscribe atau follow juga Kanal Secangkir Espreso Braindito. Terima kasih dan salam kreatif! --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Setiap karya yang bagus selalu meninggalkan catatan sebagai bahan pelajaran untukku. Begitu juga film pendek Tilik yang sedang viral ini. Di episode ini, aku berbagi catatan itu, khususnya tentang bagaimana cara menciptakan tokoh antagonis. Jadi, bumbu apa yang perlu ditambahkan untuk membangun karakter antagonis yang berkesan? Aku mencatat, setidaknya ada empat bumbu penyedap: (01:52) Gaya yang Khas (03:17) Keuntungan Bawaan (04:03) Sisi Positif (06:14) Misi atau Motif Untuk penjelasan detailnya, silakan simak episode podcast ini sampai habis, ya... Spesifikasi Film Tilik Genre: Film drama Durasi: 32 menit Penulis Skenario: Bagus Sumartono Sutradara: Wahyu Agung Prasetyo Pemain: Siti Fauziah, Brilliana Desy, Angeline Rizky, Dyah Mulani, Lully Syahkisrani, Hardiansyah Yoga Pratama, Tri Sudarsono Produser: Elena Rosmeisara Produksi: Ravacana Films 2018 Didukung: Dinas Kebudayaan DIY --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Judul: Hellweek Genre: Novel spionase, konspirasi, misteri Pengarang: Yogie Nugraha Tebal: 307 + vi halaman ISBN: 978-623-6516-06-5 Penerbit: One Peach Media Cetakan I: Juni 2020 Mari sejenak urai kepenatan dengan membaca novel. Tidak tahu mau baca apa? Cobalah Hellweek, karya terbaru dari Yogie Nugraha, penulis novel Koin Terakhir dan co-writer novel Pendosa Suci. Novel ketiganya ini masih bertema intelijen, kontraintelijen, dan konspirasi. Dikisahkan, di Nduga, Papua, Indonesia, tujuh anggota gerakan separatis tewas oleh senjata pemusnah massal yang melibatkan gas sarin. Video amatir yang mempertontonkan betapa mengerikannya keadaan tujuh korban saat meregang nyawa bocor di dunia maya. Jadi viral! Ramailah dunia internasional menyorot Indonesia. Apa lagi kalau bukan soal pelanggaran HAM? Namun, tentu saja pemerintah Indonesia membantah. Bukan hanya membantah, Presiden langsung menugasi Menkopolhukamnya meringkus dalangnya. Menkopolhukam Djoko Suyono segera mengumpulkan Menteri Pertahanan (Syarifuddin Sutasoma), Panglima TNI (Bagus Waluyo), Kepala Badan Intelijen Negara (Syamsir Soedibjo), dan Kapolri (Sarwono Adjie). Ditunjuklah Rocky Pattinama, orang BIN yang sekaligus jebolan Komando Pasukan Katak (Kopaska) sebagai eksekutor dari operasi yang berkode End of Day itu. Rocky adalah orang Maluku. Ya, tokoh utama di novel Hellweek ini memang tidak mainstream. Unik. Temanya asyik. Alurnya pun enak diikuti dan seru. Meskipun ada juga hal-hal yang mengganjal di Hellweek. Untuk lebih lengkapnya, tentu saja silakan langsung simak episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini sampai habis. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Laptop, notebook, atau netbook saat ini adalah alat yang paling dasar dari seorang penulis profesional. Dibanding PC atau komputer, laptop jauh lebih ringan, portabel, dan hemat listrik. Sementara layarnya terasa nyaman di mata dan kibornya pas di tangan, tidak seperti komputer tablet (tab) atau ponsel pintar (smartphone). Kamu penulis atau berencana menjadi penulis yang serius? Tapi belum punya laptop? Saranku, pinjamlah. Atau, lebih baik lagi: beli saja! Tapi hati-hati salah memilih laptop! Sebenarnya, beli laptop bukan persoalan mudah juga. Apalagi kalau kita penulis pemula yang gagap teknologi (gaptek). Asal tahu saja, di Indonesia saja terdapat puluhan merek laptop, beserta aneka spek atau spesifikasinya. Mana yang mau dibeli, coba? Puyeng, kan? Tapi jangan khawatir. Di episode podcast kali ini ini, aku bagikan tips membeli laptop baru. Pada dasarnya, simpel, kok. Yang perlu kita perhatikan dalam memilih laptop itu hanya lima langkah sederhana ini: Ketahui peruntukan laptop Tentukan merek laptop incaran Jangan beli laptop bekas Hanya beli laptop resmi Agar praktis, belilah laptop secara daring Untuk penjelasan detail mengenai tips beli laptop baru bagi pemula, simak saja episode ini sampai habis. Semoga bermanfaat. Selamat membeli laptop baru dan berkarya! --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Semua berubah sejak wabah virus korona tiba. Apa yang dulu dianggap sehat dan baik-baik saja, sekarang bisa jadi sesuatu yang berbahaya. Sebab faktanya, pandemi ini bukan saja merusak kesehatan kita, tetapi juga keuangan kita. Suka atau tidak, semakin banyak profesi dan industri yang tumbang karena kita sibuk mencegah penyebaran COVID-19 ini. Apakah penulis termasuk? Sudah pasti. Namun, seberapa parah profesi penulis terpukul oleh wabah ini? Dan bagaimana prosedur The New Normal alias Tatanan Normal Baru khusus untuk profesi penulis? Simak podcast ini. Pada akhirnya, semoga kita dan keluarga kita sehat semuanya, bisa selamat dari pandemi korona ini. Sehat tubuhnya, sehat mentalnya, juga sehat dompetnya. Aamiin. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Kalau kamu bukan penulis sekelas Andrea Hirata, Tere Liye, Eka Kurniawan, atau Dewi Lestari, lalu coba-coba menerbitkan novel secara indie, realistis sajalah. Jangan terlalu berharap dengan hasil penjualannya. Tapi, usahakan tetap harus untung dari buku itu. Jangan sampai impas dengan modal, apalagi tekor. Nah, di episode kali ini, Tsugaeda alias Ade Agustian akan buka-bukaan dengan trik-triknya dalam menerbitkan novel Efek Jera lewat penerbit indie. Meskipun sedang dilanda wabah korona, dalam seminggu saja, bukan saja modalnya balik, Tsugaeda juga sudah membukukan profit. Sekali lagi, hanya dalam tempo sekitar seminggu! Jadi, jangan risau buat penulis-penulis pemula atau yang merasa popularitasnya masih jauh dari nama penulis-penulis kondang tadi. Sontek saja apa yang dilakukan penulis Rencana Besar dan Sudut Mati ini. Bagaimana tips menerbitkan novel secara indie? Selamat menyimak... Kalau merasa mendapat manfaat, jangan lupa klik favorite/love/like episode podcast ini. Share juga di akun-akun medsosmu, supaya semakin banyak yang bisa memperoleh manfaat. Juga subscribe/follow Kanal Secangkir Espreso Braindito ini. Terima kasih :) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Rupanya, manusia bukan satu-satunya makhluk yang tega membunuh sesamanya demi harta, takhta, dan wanita. Monyet dan kera pun ternyata demikian. Sama seperti manusia, dunia hewan bukan hanya tentang rantai makanan. Di sana, juga ada intrik dan politik. Semakin cerdas hewannya, semakin pelik intriknya. Episode podcast kali ini memang agak berbeda dari biasanya. Dalam serial #Faktastis ini, aku ingin berbagi pengetahuan dan ide yang kupikir menarik. Kalau ada yang mau mengangkat ini jadi cerpen, novel, atau film, silakan saja. Aku akan mengunggah episode faktastis mungkin sebulan sekali. Jadi kalau tertarik, pastikan untuk subscribe atau follow Channel Secangkir Espreso Braindito ini. Share juga sebanyak-banyaknya, ya... ;) Terima kasih, Braindito --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Membuat pertunjukan podcast atau siniar memang lebih sulit dibanding sekadar membuat artikel, tetapi jelas jauh lebih mudah dan murah dari membuat video. Alat-alatnya pun sebenarnya sederhana saja. Kita cukup menggunakan ponsel pintar atau laptop dengan mikrofon eksternal. Lalu, diedit dengan peranti lunak semacam Audacity. Bagaimana menulis naskah podcast-nya? Ini pun tidak serumit menulis skenario audiovisual. Ada tiga model skrip podcast: Model Naskah Kerangka (01:06) Model Skrip Artikel (01:42) Model Skenario Profesional (02:15) Untuk penulisan podcast model kedua dan ketiga, kita perlu memeriksa kembali kata-katanya. Ingat, kita menulis buat telinga. Menulis untuk didengar tidak sama dengan menulis untuk dibaca atau ditonton. Bagaimana cara menulis untuk telinga? Ada empat tips dasar: Hindari kata-kata yang kaku ketika dilisankan (03:14) Tulis dengan singkat, padat, dan jelas (03:36) Telinga harus paham (04:01) Bacalah dengan lantang (05:17) Begitulah cara praktis untuk menulis naskah podcast. Untuk penjelasan lengkapnya, langsung saja simak episode Secangkir Espreso Braindito kali ini. Akhirnya, saya mengucapkan: selamat podcasting! Jangan lupa like, subscribe, dan share kanal ini, ya.... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Saking canggihnya teknologi internet, kadang-kadang, aktivitas dunia maya terasa begitu nyata. Buktinya, ketika akun-akun media sosial (medsos), weblog (blog), atau YouTube kita mengalami sesuatu, kita di balik layar ponsel atau laptop pun ikut baper. Kita mengunggah foto di Instagram, lalu jumlah like-nya bisa dihitung dengan jari, kita baper. Selama berbulan-bulan, kita rajin mengunggah video di YouTube, tetapi subscriber cuma bertambah sepuluh orang, baper lagi. Kita sudah merilis puluhan episode podcast, ternyata masih saja segelintir yang mau mendengarkan atau mengunduhnya, lagi-lagi baper. Merasa familier? Merasa punya masalah yang sama? Gampang baper dan semangat membangun aset digital cepat drop? Pahami dan kuasai tiga jurus kebal ini. Dijamin, tidak tersisa lagi baper-baper itu. (01:26) JURUS KEBAL #1 untuk Kasus Akun Medsos yang Sepi Interaksi (05:29) JURUS KEBAL #2 untuk Kasus Komentar Blog yang Cuma Segelintir (09:23) JURUS KEBAL #3 untuk Kasus Medsos yang Jumlah Pengikutnya Terus Merosot Oh ya, episode podcast Secangkir Espreso Braindito kali ini bukan buat Anda yang sudah populer di medsos, blog, atau Youtube. Karena justru orang-orang seperti Andalah yang dibicarakan di sini, hehehe... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Fungsi skenario krusial sebagai jembatan antara ide (abstrak) dan pertunjukan audiovisual (nyata). Skenario juga menjamin sebuah pertunjukan berjalan efektif, terstruktur, tidak bertele-tele atau mengulang-ulang informasi yang sama. Dengan begitu, alurnya bisa lebih lancar dan enak ditonton. Problemnya, menulis skenario agak berbeda dengan penulisan artikel atau cerpen. Ada rambu-rambu yang khas di sini. Makanya, aku menyarankan menggunakan software khusus untuk penulisan skenario. Ya, memang menggunakan Word untuk menulis skenario bisa juga. Tetap jadi juga skenarionya. Aku sendiri sebelum tahun 2018 masih memakai LibreWriter (seperti Microsoft Word di OS Windows). Namun, menyesuaikan tataletak format umum .doc menjadi format skenario secara manual itu ternyata bikin frustrasi. Apalagi kalau pesanan skenario sedang banyak-banyaknya.... wah, puyeng! :p Maka sejak 2018, setelah beberapa kali uji coba berganti peranti lunak atau scriptwriting software, aku menggunakan Celtx Scriptwriting. Peranti lunak berbasis web dan aplikasi ini sudah banyak dipakai oleh penulis-penulis Hollywood, sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Yang kusuka, Celtx juga memiliki versi mobile yang andal, tetapi gratis (dan tanpa iklan!). Dengan begini, kita dapat menggarap skenario kapan saja, di mana saja, tanpa harus membuka laptop. Cukup dengan ponsel pintar, sambil rebahan pun skenario jadi. Hidup kaum rebahan! Hehehe.... Selengkapnya, silakan simak episode podcast terbaru ini. Semoga bermanfaat! --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Apakah kita tidak bisa sukses di bidang yang kita tekuni tanpa mentor? Apakah pebisnis atau profesional yang sukses selalu punya mentor? Tidak ada jawaban pasti untuk itu, mengingat setiap orang punya gaya belajar yang berbeda. Namun, secara umum, kita butuh mentor. Sebab, seorang mentor sudah pernah ada di posisi kita, juga mengalami kesulitan-kesulitan yang kita alami sekarang, dan ternyata bisa bertahan, bahkan sukses, maka nasihat-nasihat dan peringatan-peringatannya pasti bermanfaat bagi kita. Memiliki mentor dapat membuat kita lebih cepat meraih cita-cita baik personal maupun profesional. Karena kita tinggal menapaktilasi jalan suksesnya, tanpa perlu tersandung oleh batu atau lubang yang sama. Nah, bagaimana cara mendapatkan mentor? Sebelum pertanyaan itu, ada baiknya kita mengenali dulu apa itu mentor dan jenis-jenisnya. Juga ciri-ciri mentor yang sesuai dengan kita, yaitu berdasarkan: Jenis bidangnya Karakter personalnya Ideologinya Kesediaannya Untuk penjelasan detailnya, langsung saja simak episode podcast ini. Kalau dirasa bermanfaat, tolong bantu bagikan ke medsos, blog, WA, atau teman-teman lain yang sekiranya suka dengan tema-tema ini :) Salam sukses dan sehat, Braindito --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Jumlah komentar termasuk salah satu faktor yang membuat minder blogger pemula. Sedikit atau tidak ada komentar di setiap artikel blog biasanya membuat mereka kecewa, jengkel, atau malu. Cepat atau lambat, kalau mental dan motivasi kurang kuat, mereka akan berhenti nge-blog karena merasa apa yang dilakukannya tidak berguna. Sangat disayangkan, bukan? Apalagi kalau mereka sebenarnya tipe-tipe bloger potensial yang memang serius. Dalam arti, artikel-artikelnya khas dan punya nilai (berguna, inspiratif, atau menghibur). Kepada mereka, aku ingin mengatakan melalui video ini, "Hei, mau komentar di blog banyak, sedikit, atau tidak ada sama sekali, blog tetaplah blog. Kalian tetap disebut bloger! Malah menguntungkan, lo, kalau blog kalian nggak pernah dapet komentar..." Lebih detailnya, silakan simak podcast ini. - NB: Maaf, agak noisy, karena pengambilan suaranya outdoor ;) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Menulis artikel blog itu mudah. Gampang banget! Yang sulit itu, kan, menulis artikel blog yang menarik. Embel-embel "menarik" inilah yang kita bahas di episode podcast kali ini. Sebenarnya, menarik atau tidak itu relatif. Menarik buat si A belum tentu menarik buat si B. Tergantung selera dan kepentingan masing-masing. Namun di sini, kita asumsikan tema artikel yang dipilih sudah sesuai selera dan kepentingan, sehingga memang dibutuhkan oleh target pembaca kita. Nah, sekarang bagaimana mengemas artikel blog itu agar lebih menarik? Inilah 6 cara praktis yang bisa dilakukan: Pastikan Tulisannya Nyaman di Mata Sampaikan dengan Cerita Gunakan Bahasa yang Sederhana Perkaya dengan Media Lain Jangan Salin-Tempel (Copy-Paste) Buat Judul dan Awalan yang Menarik Untuk penjelasan detailnya, langsung saja tekan tombol PLAY dan simak sampai habis. Kalau dirasa bermanfaat, tolong bantu bagikan ke medsos, blog, WA, atau teman-teman lain (khususnya bloger) yang sekiranya suka dengan tema-tema ini, ya... :) Salam sukses dan sehat buat semuanya! --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Saat perebutan posisi pertama di halaman hasil penelusuran atau Search Engine Result Page (SERP) Google bertambah ketat, muncullah pendatang baru ini. Kita menyebutnya Rank 0, karena posisinya memang di atas laman yang duduk di posisi pertama (Rank 1) di hasil pencarian organik. Inilah Featured Snippets, fitur resmi Google. Sebenarnya, Google Snippet sudah bertahun-tahun mewarnai SERP. Hanya, belakangan, kemunculannya terasa semakin sering, tambah canggih, dan kaya informasi. Konsekuensinya, jumlah pengunjung atau trafik kita tergerus. Portal-portal besar saja banyak yang mengalami penurunan trafik karenanya. Kehadiran Google Snippets menciptakan fenomena Zero Click. Betapa tidak, jawaban si pencari sudah dibocorkan di SERP. Jadi, meskipun kita sudah berhasil mendapat posisi di halaman pertama SERP untuk kata kunci tertentu, posisi teratas sekalipun, belum tentu ada yang mengklik link ke blog kita. Ya karena pencari lebih tertarik membaca "rangkumannya" melalui snippet ini. Jenis Google Snippets Ada setidaknya dua jenis featured snippet, yaitu: Answer Boxes atau Kotak Jawaban Knowledge Panel atau Panel Pengetahuan Bila kita melihatnya dari sudut pandang konsumen konten atau pencari informasi, inovasi Google ini sebenarnya sangat menguntungkan. Waktu browsing kita akan lebih pendek dan praktis. Kita juga bisa mem-booking hotel, penerbangan, membeli buku, kamera, sepatu, dan sebagainya melalui Google Snippet. Google bukan lagi cuma mengarahkan, "Oh, kamu cari informasi itu? Coba pergi ke sana." Sekarang, Google sudah, "Oh, kamu cari informasi itu? Ini dia, kami punya datanya. Mau beli sekalian? Silakan, lewat kami juga bisa." Dengan kata lain, Google bukan lagi hanya search engine, tapi juga portal yang serbaada. 5 Cara Mengantisipasi Google Snippets Para pakar digital marketing menyarankan 5 langkah taktis ini supaya blog kita tetap "hidup" walaupun Google Snippet semakin agresif di SERP: Fokus solusi Lirik search engines lain Gunakan pendekatan omnichannel Pasang iklan daring Optimasi snippet Selengkapnya, silakan simak podcast ini. Terima kasih :) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Pada era media audiovisual yang serbacanggih ini, banyak orang meninggalkan kegiatan mendongeng. Mungkin kurang terkesan keren. Padahal, justru pebisnis-pebisnis besar di luar sana mulai mengasah kemampuan mereka dalam mendongeng atau storytelling. Mendongeng adalah permainan imajinasi. Di sinilah keunggulan manusia yang tidak bisa ditiru oleh makhluk hidup lain. Menurut Yuval Noah Harari, sejarawan Israel dalam bukunya, Sapiens: A Brief History of Humankind, manusia menjadi begitu dominan di bumi, justru karena kemampuannya berimajinasi. Di samping itu, semua orang cenderung suka didongengi, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan. Buktinya, film, novel, komik, teater, selalu laris sebagai hiburan. Bahkan, bukan hanya cerita fiksi, kisah nyata pun sering membuat kita penasaran. Kalau istilah anak sekarang, kita ini adalah makhluk yang "suka kepo". Mendengarkan cerita memang aktivitas yang sangat alami bagi manusia. Sehari-hari, kita berbicara dan mendengar jauh lebih sering dibanding membaca dan menulis. Maka dari itu, manusia sudah sangat terbiasa untuk mendengar dan menikmati cerita. Selengkapnya, silakan simak episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini. Semoga bermanfaat :) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Sepanjang 2019, alhamdulillah, aku hanya sakit (yang sampai membuat tidak bisa kerja) sekali, yaitu ketika traveling estafet Surabaya-Bandung-Ngawi-Madiun selama dua mingguan. Di luar itu, paling sakit-sakit ringan yang dibiarkan saja bisa sembuh-sembuh sendiri. Salah satu rahasianya adalah pijat refleksi. Daripada minum obat atau suplemen pabrikan, aku lebih suka pijat sehat. Terutama refleksologi. Juga merasa aman, karena pijat pasti tidak berdampak apa-apa terhadap ginjal secara jangka panjang. Beda dengan obat. Makanya dari dulu, aku tidak mau sedikit-sedikit minum obat. Masalahnya, apakah pijat refleksi bisa semanjur obat dalam menyembuhkan penyakit? Terkadang terbukti lebih manjur, malah! Tergantung kasusnya juga, sebenarnya. Untuk jelasnya, boleh simak episode podcast ini. Jangan lupa sharing ke media sosial, blog, via email, WA, atau lainnya, ke teman-temannya jika dirasa konten ini bermanfaat. Terima kasih sudah mendengarkan dan ngopi bersama Braindito :) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Dalam strategi marketing konten atau content marketing, blog wajib dimiliki oleh setiap penulis atau pebisnis, baik yang sudah berskala paus maupun yang masih kelas teri. Apapun tujuannya, baik bisnis maupun personal, sebuah blog yang terurus dengan baik pasti akan berguna. Problemnya, platform blog atau blog engine ada banyak. Ada yang gratis, seperti Blogspot.com, WordPress.com, Tumblr.com, Medium.com, dll. Ada pula yang berbayar, dalam arti domain dan host-nya sewa sendiri. Mana yang lebih efektif dalam membangun brand kita? Episode podcast Braindito ini membahasnya secara detail, terutama dari sudut: Biaya Investasi Model Alamat Blog Kebutuhan akan Kemampuan Teknis Kemungkinan Hilangnya Aset (Blog) Seberapa Bebas Kita Mengatur Tampilan Blog Apa Kesan Orang Saat Melihat Blog Itu Selengkapnya, simak langsung, ya. Dan jika dirasakan bermanfaat, bolehlah minta tolong di-share kepada teman-teman lainnya atau di akun-akun media sosialnya :) Terima kasih. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Setiap hari, Google memperbaiki algoritmanya, supaya hasil pencariannya semakin relevan bagi penggunanya. Salah satu upaya itu adalah dengan mengulik-ulik faktor Expertise, Authoritiveness, dan Trustworthiness (E-A-T). Google E-A-T, atau disebut juga Google Medic, merupakan bagian dari algoritma Google yang spesifik mendeteksi kredibilitas penulis konten dan situs webnya. Begitu menemukan tulisan-tulisan yang diduganya bukan ditulis oleh ahlinya, ia akan meminggirkannya dari halaman hasil pencarian (SERP). Memang, update E-A-T ini membuat hasil penelusuran di Google semakin memuaskan. Namun, bagi para penulis blog atau kreator konten sepertiku yang harus mengejar target dari klien-klien, ini malah semakin memusingkan! Karena untuk bisa bertengger di halaman pertama hasil pencarian Google jelas semakin berat, terutama kalau blog kita masih baru (dan brand awareness-nya di dunia nyata masih seupil). Untungnya, Google E-A-T bisa "diakali". Caranya? Pertama, selalu lengkapi artikel-artikel kita dengan referensi. Kedua, pinjam opini pakar di bidang yang kita tulis. Ketiga, jangan cuma main teks, tambahkan juga infografik, foto, video, atau podcast. Untuk lengkapnya, silakan simak episode ini. Semoga bermanfaat ;) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Orang lebih mau mendengarkan saran dari mereka yang dianggapnya ahli atau berkuasa, daripada seseorang yang dikenalnya tetapi bukan ahli atau tidak berkuasa. Inilah kekuatan authority atau otoritas/wewenang. Authority sendiri bisa dibangun melalui berbagai cara, seperti sekolah atau kuliah, pengalaman profesional, seragam, dan dengan menerbitkan buku atau e-book yang ada nama kita di sampulnya. Kok bisa? Jelas bisa! Ingat, kata "authority" dibentuknya dari "author" (pengarang) + "ity" (akhiran pembentuk kata benda). Jadi, kalau mau punya authority, sudah jelas, jadilah pengarang (buku)! Simak penjelasan lengkapnya di episode podcast @Braindito kali ini. Kalau suka dan dirasa bermanfaat, bolehlah like/favorit dan share ke akun media sosial masing-masing. Dengan begitu, mudah-mudahan lebih tersebar manfaatnya. Terima kasih :) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Robot menggantikan peran manusia itu bukan adegan #FiksiIlmiah lagi. Kita sedang mengalaminya. Satu per satu, profesi yang ada di dunia ini akan digusur oleh #robot atau #mesin, dengan fitur #ArtificialIntelligence (#AI) yang produktif, lebih cepat, lebih murah, dan semakin lama semakin baik kualitasnya. Banyak profesi yang diprediksi akan punah, atau setidaknya berkurang drastis, sebelum 2030. Sialnya, itu termasuk #penulis, bahkan #PenulisNovel atau #fiksi sekalipun. Fenomena ini ternyata sudah dan sedang terjadi. #SecangkirEspreso --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Apa pentingnya ngeblog atau blogging di zaman video dan podcast semacam ini? Apa blog masih tren? Masih musim? Tentu saja! Ada setidaknya dua alasan mengapa blog itu tidak kenal musim-musiman. Bahkan, blog adalah tren sepanjang masa. Simak sampai habis, ya... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message
Barangkali ada penulis yang ingin mencari #SoftwareAlternatif untuk PC atau laptop kerjanya? Alternatif yang gratis, tetapi andal? Ada! Kelima software atau peranti lunak ini, sekali diunduh dan diinstal di laptop/PC, sudah bisa jalan, tanpa perlu internet lagi. Sehari-hari, kelimanya saya pakai untuk kerja profesional. Jadi bisa dibilang, kelimanya adalah #SoftwarePenulis sudah teruji. Makanya, aku berani merekomendasikannya. Apa saja kelima software itu? Simak, ya.... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/braindito/message