POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 24 Mei 2024 Bacaan: "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:19) Renungan: Ada seorang wanita yang terlahir dari keluarga broken home. Bertahun-tahun ia berusaha mengatasi kekecewaannya dengan kebencian, dendam, kemunafikan, dan ia merasa hidupnya tidak berharga. Hatinya penuh kebencian dan dendam terhadap ayahnya yang selalu memukuli ibunya dan tidak menyayangi dirinya. Sikap ayahnya itu menyulut perceraian. Walau ayahnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, namun ia yang telah tumbuh dewasa, tetap saja menyimpan kepahitan. Apalagi di usia kanak-kanak, setelah perceraian kedua orang tuanya, sang ibu menitipkannya di sebuah panti asuhan. la pun harus berjuang keras sendirian untuk belajar dan menjadi yang terbaik di sekolahnya. Kini ia menjadi wanita karier yang sukses di sebuah perusahaan karena kecerdasannya. Tetapi sayang, ia masih menyimpan kebencian dan dendam. Senyum di wajahnya hanyalah senyum palsu karena tuntutan profesionalitas, namun tetap saja ia merasa tidak bahagia. Topeng kemunafikanlah yang dipertontonkan ke khalayak ramai. Parahnya, ternyata ia seorang penyuka sesama jenis, sebab ia menganggap semua pria sama seperti ayahnya. Faktor psikologis ini yang membuat ia berperilaku menyimpang. Ia menutupi perilaku menyimpangnya dengan pakaian yang indah seorang feminin. Di sekeliling kita ada begitu banyak orang yang mengalami kekecewaan seperti halnya wanita tersebut. Atau mungkin kita yang sedang mengalami kekecewaan dan sedang berusaha mengatasinya dengan cara kita. Memang, ada banyak jenis kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia untuk mengatasi kekecewaan. Di antaranya melalui musik, pekerjaan, pernikahan, kekayaan, dan ketenaran. Dan kita tergiur olehnya. Ada juga yang mengatasinya dengan kepuasan negatif, seperti selingkuh, mabuk-mabukan, berbuat jahat kepada orang lain, ataupun menggunakan narkoba. Namun, apa pun jenis tawaran dunia ini yang diharapkan bisa mengatasi kekecewaan seseorang, tetap saja tidak mampu mengatasinya. Kekecewaan itu hanya bisa terobati dengan hadirnya Pribadi yang mampu memberikan kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, biarlah Kristus mengisi dan memerintah hati kita. Jangan biarkan kebencian, dendam, dan kepahitan memenuhi hati kita. Marilah kita membuka pintu hati kita dan menerima Dia sebagai Pembebas kita dari belenggu kekecewaan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena selama ini aku mengatasi kekecewaan dengan hal-hal yang tidak berkenan pada-Mu sehingga hatiku kehilangan damai sejahtera-Mu. Amin. (Dod).
Siroh panduan kehidupan
Hai, Sobat Cuan... Jagad media sosial X dihebohkan dengan unggahan akun ITBfess mengenai kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerja sama dengan platform fintech P2P lending alias pinjaman online, Danacita, dalam menawarkan cicilan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswanya. Dan rupanya, ITB merupakan satu dari puluhan perguruan tinggi di Indonesia yang bekerja sama dengan Danacita. Parahnya, bunga yang ditawarkan pun tak main-main, yakni mencapai 20 persen per tahun. Lantas, seperti apa skema pinjaman yang tepat apabila Indonesia ingin menerapkan pinjaman yang bisa meringankan bagi para mahasiswa? Dan bagaimana tips merencanakan keuangan, agar pembayaran UKT bisa tetap lancar tanpa harus memakai layanan dari platform fintech P2P lending? Simak perbincangannya di segmen Talk With Expert, bersama Maria Katarina, Dede Yusuf selaku Wakil Ketua Komisi X DPR RI, serta Ayyi Hidayah selaku Financial Expert CNBC Indonesia, berikut ini. Enjoy! Sobat Cuan, jangan lupa ya untuk follow IG @cuap_cuan, dan juga subscribe youtube channel Cuap Cuap Cuan, kemudian di like, comment dan share ya. Salam cuan!
Sungai Amazon yang jadi sungai terpanjang di dunia lagi nggak baik-baik aja. Soalnya sejak minggu lalu, sungai ini dilaporkan lagi berada di kondisi paling surut dalam lebih dari satu abad terakhir. Pengadilan Tipikor Jakarta udah memutuskan Pak Lukas bersalah dalam tindak pidana suap dan gratifikasi. Pak Lukas dinyatakan bersalah dengan menerima hukuman pidana penjara delapan tahun dan denda Rp500 juta. Perusahaan farmasi di China dikabarkan pake bagian-bagian tubuh hewan buat kandungan obat mereka. Parahnya lagi, hewan yang dipakai tuh merupakan hewan yang hampir punah.
Docuseries Depp V. Heard bukan dokumenter biasa. Tanpa wawancara dan opini narsum, sutradara Emma Cooper lebih memilih menampilkan viralnya sidang pencemaran nama baik antara Johnny Depp dan Amber Heard dari kacamata media sosial. Amy mengulas bagaimana dokumenter ini tidak menawarkan kebenaran, tapi menyorot sirkus seputar perseteruan dua aktor.
Keputusan Salah, Menambah Masalah Oleh. R. Raraswati(Kontributor NarasiPost.Com) Voice over talent: Giriyani SS NarasiPost.Com-Hiruk pikuk persiapan Pemilu tahun 2024 makin gaduh dengan putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat terhadap gugatan Partai Prima. PN Jakarta Pusat mengabulkan gugatan Partai Prima agar KPU menunda tahapan Pemilu 2024 hingga Juli 2025 (CNNIndonesia.com, 4/3/2023). Pertanyaannya, sudah tepatkah putusan tersebut? Faktanya, putusan PN Jakpus tersebut justru mendatangkan masalah baru bagi dunia perpolitikan. Beberapa ahli hukum berpendapat hakim PN Jakpus tidak berwenang memberikan putusan tersebut karena sengketa partai politik jalurnya ke Bawaslu dan PTUN. Artinya, Partai Prima telah salah jalur membawa gugatan ke PN Jakpus. Parahnya lagi, hakim PN Jakpus justru mengabulkan seluruh gugatan tersebut meski bukan kewenangannya. Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2023/03/09/keputusan-salah-menambah-masalah/opini/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost
startggl.com - WA: 0812-8886-1818 | Saat berat badan bertambah, hal terburuk yang bisa dialami adalah obesitas. Parahnya obesitas bisa membuat beberapa bagian tubuhmu terasa sulit digerakkan. Sama seperti Titi, salah satu #GGLFitFam yang mengalami hal serupa. Impiannya yang memiliki badan sehat membuatnya bergabung di GGL dan terwujud! Bahkan bukan hanya badannya jadi mudah digerakkan, tapi juga berhasil menurunkan berat badannya juga. Yuk dengarkan perjalanan diet Titi bareng GGL di episode kali ini! Pantengin terus perjalanan GGL untuk mewujudkan #1JutaNyawa yang lebih sehat dan memiliki hidup yang lebih baik. Jangan lupa follow: Instagram: @dienlimano @natasyalimano @gakgendutlagi @masakan.ggl TikTok: @dienlimano @natasyalimano @lifeatggl Facebook Group: www.facebook.com/groups/gakgendutlagi YouTube #NASMCertifiedPersonalTrainer #ACECertifiedPersonalTrainer #tanyakankePT #dienandmey
Investigasi Tempo mengungkapkan masifnya penambangan nikel secara ilegal. Bahkan, muncul dugaan pengerukan nikel ilegal di Sulawesi Tenggara dilakukan oleh orang-orang dekat Presiden dan Kapolri. Eksploitasi nikel pun hanya menguntungkan segelintir orang. Hal itu terlihat dari menurunnya devisa negara padahal ekspor nonmigas sedang terima durian runtuh. Kerugian akibat penambangan nikel ilegal ditaksir mencapai Rp 21 triliun. Parahnya, akibat Undang-Undang Cipta Kerja, penerapan sanksi lebih mengedepankan sanksi administratif ketimbang pidana. - - - Kunjungi s.id/tempo99 untuk langganan Tempo Digital Premium hanya Rp 99 ribu selama 12 bulan! Baca berbagai laporan mendalam majalah Tempo dan Koran Tempo dengan mengunduh aplikasi Tempo. Kritik dan saran: podcast@tempo.co.id
Privilese Aktivis Dakwah Oleh. Keni Rahayu (Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis Buku Sebab Perasaan bukan Tuhan) NarasiPost.Com-Zaman now, dakwah? Halo, apa untungnya? Hihihi sini sini, aku bisikan, ya. Mudah-mudahan bisa terdengar. Sebab aku bisik-bisik enggak ke sembarang orang. Kamu termasuk yang beruntung, lho. Banyak yang mengira, menjadi pelaku dakwah harus terpandang dulu, lulusan Timur Tengah, atau pesantren bertahun-tahun. Kita mengira, aktivis dakwah itu harus superior, ya jago bahasa Arab, tahsinnya the best, public speaking juga lihai. Ada perasaan bahwa semua sifat itu tidak ada di kita. Parahnya, kita tidak tertarik untuk memantaskan diri. Enggak semua orang sadar kalau jadi aktivis dakwah itu menyenangkan, apalagi anak muda. Mereka sering berkilah bahwa masa muda adalah masa mencari jati diri. Caranya? Bebas melakukan apa saja, dengan dalih ekspresi. Tunggu-tunggu, kalau selama ini masih sibuk sendiri, kapan mau bermanfaat buat orang lain? Padahal, jadi aktivis dakwah itu privilesenya banyak. Kepo enggak, kepo enggak? Harus kepo dong, masa enggak! Kalau enggak mah, rugi. Let's read below! Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2022/12/16/privilese-aktivis-dakwah/teenager/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app
1 Oktober 2022 akan selalu diingat warga dunia sebagai tanggal dari terjadinya satu tragedi kemanusiaan berupa pembantaian kelompok pendukung Arema Malang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Ekspresi penonton turun ke lapangan selepas ditiupnya peluit panjang dimaknai sebagai suatu kejahatan oleh Kepolisian. Upaya sejumlah orang untuk menghampiri dan menyemangati pemain dan tim pelatih Arema direspons dengan upaya penyerangan. Pemukulan, pengeroyokan hingga penembakan gas air mata dikerahkan. Kekerasan juga tak hanya dilakukan Anggota Kepolisian, tapi juga oleh Anggota TNI dI lapangan. Parahnya, gas air mata juga diarahkan ke tribun penonton yang juga terjebak sebab sejumlah pintu keluar stadion terkunci. Gas air mata yang memiliki pengaruh buruk bagi kesiagaan dan kesehatan penghirupnya menghasilkan rasa panik sehingga para penonton berdesakan dan sekurang-kurangnya 125 orang meregang nyawa. Gas air mata dan kekerasan polisi yang tak sepatutnya ada di lapangan sepakbola menyebabkan duka yang mendalam bagi kita semua. Dari peristiwa ini, apa saja yang perlu kita catat, ingat & rawat?. Simak #MudahMudaHAM bersama Hussein Ahmad (Peneliti Imparsial) yang juga aktif dalam dunia penonton bola di Indonesia. Hidup Korban! Jangan Diam! LAWAN!!!
Kejaksaan Agung menyatakan berkas perkara Ferdy Sambo dan empat tersangka lainnya dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat telah lengkap atau P21. Dengan demikian Sambo CS akan segera menghadapi meja hijau. Krisis biaya hidup yang dirasain warga Inggris udah terjadi sejak akhir 2021 dan kondisinya makin buruk akibat kenaikan pajak. Parahnya lagi, mata uang poundsterling ada di titik paking rendah sepanjang dolar AS. Mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe yang tewas akibat ditembak, kini disemayamkan secara resmi kenegaraan pada Hari Selasa kemarin. Upacara pemakaman kenegaraan ini, ada sekitar 4.300 tamu yang hadir di lokasi acara yang bertempat di Nippon Budokan Arena di Tokyo
#Podcast #kata #sopan Halo semua! Selamat datang di podcast yang tidak punya makna, tidak punya inti, dan tidak punya tujuan karena podcasts ini hanya akan mengurangi IQ Anda dan mengurangi kejeniusan Anda. Tidak ding, bercanda~ POLES KACA ini akan ada bermacam-macam podcasts yang berisi tentang hal-hal apa saja yang terjadi di dunia ini mulai dari pengalaman pribadi hingga hikmah yang didapat dari suatu kejadian di dunia ini, baik bersifat nasehat, renungan, syukur, maupun what-if-scenario. Episode kali ini bahas tentang agama yang sudah menjadi komoditas untuk bisnis. Sedih nggak? Parahnya, awalnya dibikin fanatik buta! Jangan lupa like, share, dan subscribe untuk video yang lainnya! Salam Roti! - Roti ------------------------------------------- Jangan lupa add akunku yang lainnya ya =) LinkTree Account: https://linktr.ee/ridhos_pasop --- Send in a voice message: https://anchor.fm/ridhos-pasop/message
Seorang oknum guru berinisial AM (33) yang mengajar di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Gringsing/ Kabupaten Batang / diduga telah mencabuli puluhan siswinya// Parahnya lagi/ aksi bejat tersebut dilakukan oleh oknum guru tersebut di lingkungan sekolah tempat dia mengajar. Bagaimana kronologi kejadian dan penanganan awal dari aparat hukum ? Simak Perbincangan Muhamad bersama Kapolres Batang AKBP M Irwan Susanto
Jadi korban pedofil dan dipaksa bl* j*b sama om sendiri! Mirisnya, korban sampai gak berani cerita ke orangtua karena dianggap sebagai anak yang terlalu cerewet sampai sering dimarahi. Parahnya, korban baru tau itu pelecehan beberapa tahun kemudian saat belajar di sekolah tentang organ reproduksi.
Membahagaiakan Anak Membuatnya Cerdas Oleh: Armina Ahza (Penggerak Perubahan dan CEO Umma Institute) Voice Over Talent: Armina A NarasiPost.Com-Membuat anak bahagia adalah bagian dari kesenangan orang tua. Orang tua pasti ingin sekali melihat anak-anaknya bahagia. Maka tidak jarang ia kemudian membelikan mainan untuk anak-anaknya, mengajaknya jalan-jalan, membelikan jajanan kesukaannya, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan wujud dari naluri yang ada pada manusia yaitu naluri melestarikan jenis (Gharizah nau'), salah satunya adalah sayang kepada anak dan ingin membuatnya bahagia. Meski orang tua sangat sayang dengan anak dan ingin sekali membahagiakan anak-anaknya, namun sering kali orang tua lepas kontrol terhadap emosi mereka. Yang awalnya ingin membahagiakan anak menjadi mudah memarahi anak. Parahnya jika sampai memukul anak. Entah karena tidak sabar menghadapi tingkah polah anak maupun disebabkan karena konflik rumah tangga seperti pertengkaran umi dan abinya. Padahal anak-anak, terutama anak usia dini harus dibahagiakan, melakukan segala hal dengan bahagia. Bukan dengan kesedihan, keterpaksaan atau bahkan pukulan. Naskah Selengkapnya: https://narasipost.com/2021/12/05/membahagaiakan-anak-membuatnya-cerdas/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost
Hukuman Mati bagi Koruptor, Jargon Jantan Retorika Tanpa Bukti Oleh. Dia Dwi Arista (Kontributor Tetap NarasiPost.Com) Voice Over Talent: Dewi F NarasiPost.Com-Semua orang pastilah setuju, bahwa korupsi merupakan musuh bersama. Masalahnya di negara ini, korupsi bagai penjual gorengan di pinggir jalan, mengular sepanjang jalan. Parahnya kebijakan yang diambil justru terkesan pro korupsi. Namun, tak lama ini, jargon hukuman mati bagi koruptor mencuat di tengah-tengah masyarakat. Benarkah jargon ini bisa dipertanggungjawabkan ataukah hanya sekadar retorika tanpa bukti? Mencuatnya jargon hukuman mati bagi koruptor ramai setelah Jaksa Agung ST. Burhanuddin memberi pernyataan bahwa pihaknya sedang mengkaji hukuman mati bagi koruptor. Pernyataan ini seia sekata dengan pidato Presiden Joko Widodo ketika menyambangi pentas drama bertajuk ‘Prestasi tanpa Korupsi' pada 9/12/2019 lalu. Jargon jantan, seakan hendak menindak tegas para tikus berdasi. Padahal, tak perlu mengkaji lebih dalam, Indonesia telah mempunyai UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) yang mengatur tentang hukuman mati bagi koruptor. Namun, mungkin pejabat tersebut lupa hingga tak pernah menjadikan hukuman mati sebagai pilihan ketika dana bansos corona dipangkas di tangan Juliari Batubara. Sebab, menurut UU Nomor 20 Tahun 2001, hukuman mati diambil ketika melakukan korupsi saat negara dalam keadaan genting atau terkena musibah. Inilah retorika pemberantasan korupsi, alih-alih memperkuat lembaga penindak korupsi, kini Komisi Pemberantasan Korupsi malah kian terdegradasi. Naskah Selengkapnya: https://narasipost.com/2021/11/25/hukuman-mati-bagi-koruptor-jargon-jantan-retorika-tanpa-bukti/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost
"Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. (Amsal 24:30-34) Renungan: Ada dua orang pemuda yang sama-sama bekerja sebagai supir angkot, tetapi kehidupan mereka sungguh berbeda. Si Wili sekarang sudah memunyai rumah di kampung halamannya bahkan bisa membuka usaha sendiri yang pengelolaannya diserahkan kepada orang yang dapat dipercayainya. Tetapi si Jay hidupnya sengsara dan sekarang masih mengikuti orang tuanya yang sudah lanjut usia, yang tinggal di rumah kontrakan kecil. Mereka sama-sama mendapat jatah untuk menarik angkot hanya sekitar 7 jam per harinya dan 7 jam berikutnya untuk supir yang lain. Wili menarik angkot dengan tekun serta memanfaatkan waktu 7 jam itu dengan sebaik-baiknya. Setelah dikurangi uang setoran, maka uang yang sisa ia gunakan untuk makan dan membeli barang-barang keperluan sehari-hari, lalu sebagian lagi ditabung. Sedang Jay tidak memanfaatkan waktu 7 jam itu dengan baik. Dengan alasan capek, ia sering tidak bekerja dan kalau bekerja pun sering terlambat. Kalau sudah demikian, ia mengendarai angkotnya dengan serampangan. Tidak jarang polisi memberi surat tilang kepadanya. Jangankan untuk menabung, untuk membayar uang setoran pun tidak jarang ia berhutang dulu pada teman-temannya. Perbedaan sikap hidup inilah yang membedakan hasil yang dicapai. Untuk menggambarkan sebuah ketekunan, sangat tepat untuk melihat binatang lebah. Untuk menghasilkan setengah kilo gram madu, lebah harus mengunjungi lebih kurang 56.000 pucuk bunga. Untuk menghasilkan satu sendok makan madu, lebah kecil melakukan lebih kurang 4.200 perjalanan ke bunga-bunga. Seringkali orang menyalahkan Tuhan karena penderitaan dan kegagalan yang mereka alami. Mereka pikir Tuhan tidak adil. Mereka menjadi marah-marah kepada Tuhan dan timbul iri hati terhadap sesama. Kalau sudah begitu, timbullah niat hati yang tidak baik, yaitu menghalalkan segala cara untuk memeroleh keberhasilan. Memang ada juga penderitaan dan kegagalan yang Tuhan izinkan, tetapi orang yang sungguh-sungguh mau hidup bertekun akan melewati penderitaan dan kegagalan itu dengan baik. Parahnya kalau orang tidak mau menyadari bahwa penderitaan dan kegagalan yang dialaminya adalah akibat ketidaktekunannya. Oleh sebab itu jika saat ini kita belum berhasil, tetaplah bertekun dalam usaha kita. Apapun bidang usaha kita, jika kita tekun berusaha dan tetap bersandar pada Tuhan, maka kita akan siap menuai hasil yang memuaskan. Pergunakanlah waktu yang Tuhan berikan untuk tekun dan berusaha. Jangan biarkan kemalasan serta iri hati menguasai hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mampukan aku untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga hidupku berhasil dan nama-Mu dimuliakan. Amin. (Dod).
Keamanan Kritis di Negara Kapitalis Oleh. Dia Dwi Arista (Kontributor Tetap NarasiPost.Com) Voice Over Talent: Giriyani NarasIPost.Com-Keamanan minim, terjadi di Indonesia. Perampokan, pemerkosaan, pencurian, penjarahan, dan pengeroyokan kerap menghantui. Sasarannya pun tidak bisa diprediksi, semua orang dengan segala rentang usia bisa menjadi korban. Terbaru, terjadi pemukulan terhadap seorang Ustaz di Batam, Kepulauan Riau pada 20/9/21, korbannya adalah Ustaz Abu Syahid Chaniago. Beliau tengah memberi ceramah di Masjid Bait Asy-Syakur ketika peristiwa itu terjadi (regional.kompas.com, 20/9/2021). Pelaku yang datang dengan pakaian rapi, tiba-tiba menyerang Ustaz Abu. Parahnya, pemukulan tersebut terjadi pada tengah hari di hadapan ibu-ibu yang menjadi peserta pengajian. Pelaku yang sudah ditangkap akhirnya dibawa ke Polresta Barelang. Anehnya, ketika diinterogasi, pelaku meracau dan berbelit-belit. Tak hanya itu, kasus penembakan kepada ustaz juga terjadi di Pinang, Kota Tangerang. Korban yang bernama Ustaz Armand atau Ustaz Alex ditembak dua orang pelaku seusai sholat maghrib. Menurut keterangan saksi, dua pria selama tiga hari berturut-turut selalu nongkrong di warung sekitar rumah korban. Korban yang kehilangan banyak darah akhirnya meregang nyawa saat dibawa ke rumah sakit terdekat (m.liputan6.com, 21/9/2021). Keamanan menjadi salah satu kebutuhan yang wajib dipenuhi dalam bermasyarakat. Namun, ketika keamanan sudah dalam tahap kritis, bagaimana nasib kehidupan rakyat? Apalagi jika negara yang seharusnya memberi rasa aman pada setiap warga malah senyap kehadirannya. Naskah Selengkapnya :https://narasipost.com/2021/10/01/keamanan-kritis-di-negara-kapitalis/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost
Untuk Apa Kita Mencari Ilmu? Oleh. Mariyah Zawawi Voice Over Talent : Dewi N NarasiPost.Com-Hari itu, saat jam istirahat tiba, beberapa teman laki-laki asyik mengobrol di dalam kelas. Sebut saja mereka A1, A2, dan A3. Kebetulan, nama depan mereka huruf A semua. Saya yang saat itu juga berada di kelas, ikut mendengarkan obrolan mereka. Saya kurang tahu, awal pembicaraannya. Yang saya ingat, mereka sedang membicarakan motivasi bersekolah. A1 dan A2 mengatakan bahwa mereka bersekolah karena ingin mendapatkan ilmu dan ingin meraih cita-cita serta membahagiakan orang tua. A3 mempunyai motivasi yang berbeda. Katanya, ia bersekolah karena teman-teman di lingkungannya semua bersekolah. Saya sendiri waktu itu termotivasi untuk berangkat ke sekolah karena ingin meraih cita-cita. Meskipun saat itu saya belum tahu, ingin menjadi apa. Jadi, saya berangkat ke sekolah tanpa memahami apa tujuan saya. Mungkin, saat ini banyak pelajar maupun mahasiswa yang seperti itu. Mereka berangkat ke sekolah atau kampus tanpa mengetahui tujuan mereka. Mereka berangkat ke sekolah hanya untuk memenuhi keinginan orang tua. Lainnya, belajar karena malu jika berdiam diri di rumah. Sebagian lagi, bersekolah atau kuliah agar mendapat ijazah. Sebab, dengan ijazah itu mereka akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dan penghasilan yang besar. Parahnya, jika mereka bersekolah demi mendapatkan uang jajan. Kondisi seperti ini tidak terlepas dari sistem yang saat ini diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Sistem yang sekuler membuat masyarakat, termasuk generasi mudanya, tidak mampu mengaitkan agama dengan pendidikan yang ditempuhnya. Mereka mencari ilmu hanya bertujuan mendapatkan materi. Hal seperti ini sudah menjadi pemikiran mayoritas masyarakat. Termasuk umat Islam. Padahal, menurut Imam Al-Ghazali, jika seseorang itu mencari ilmu hanya agar menjadi hebat, mencari pujian atau untuk mengumpulkan kekayaan, maka ia sedang berjalan untuk menghancurkan agamanya, merusak diri sendiri, serta menjual akhiratnya dengan dunia. Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/10/01/untuk-apa-kita-mencari-ilmu/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost
Urgensi Ruhiyah dalam Meredam Konflik Oleh. Dyah Rini (Founder Rumah Qur'an al Ummah) Voice Over Talent : Giriyani NarasiPost.Com-Kasus Covid-19 belum menunjukkan penurunan, bahkan cenderung terus bertambah. Program PPKM Darurat terlihat jalan di tempat. Tidak ada kemajuan yang signifikan dalam menyelesaikan permasalahan pandemi. Tidak berbeda dengan program- program sebelumnya. Hanya berganti nama atau istilah saja. Menyedihkan, Indonesia bahkan meraih rekor tertinggi kasus Covid-19. Lebih miris lagi ditambah munculnya konflik horizontal di tengah masyarakat. Kepanikan menyebabkan masyarakat mengambil tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu. Dilansir dari Kompas.com. warga Desa Jati sari Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember melakukan penganiayaan terhadap tim pemakaman jenazah pasien Covid-19. Peristiwa terjadi pada Sabtu,17 Juli 2021. Tim pemakaman mendapat permintaan dari camat dan warga untuk mengantar jenazah dari RSUD dr.Soebandi ke Desa Jatisari. Ketika jenazah tiba di rumah duka, sudah banyak warga yang menunggu. Mereka lalu berupaya mengambil paksa jenazah untuk dimandikan kembali. Pemberitahuan dari tim pemakaman bahwa pasien meninggal karena Covid-19, sehingga harus dimakamkan dengan protokol kesehatan tidak dihiraukan oleh warga. Parahnya, warga malah melakukan pelemparan, pemukulan, dan penganiayaan kepada tim pemakaman jenazah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jember, M. Djamil di tempat terpisah menyayangkan kejadian tersebut. Beliau menegaskan bahwa tim itu tugasnya adalah membantu mencegah penularan Covid-19. “Seharusnya mereka mendapat bantuan, bukan tindakan yang tidak menyenangkan.” ujarnya pada Jum'at(23/7/2021) Lain lagi dengan kisah Salamat Sianipar ( 45). Sebagaimana dilansir Kompas.com, warga Sianipar Bulu Silape Kecamatan Silaen Kabupaten Toba, Sumatera Utara itu gegara positif Covid-19 dan ingin isolasi mandiri di rumah mendapat amuk massa pada hari Kamis(22/7/2021). Menurut pengakuan keponakan korban, Jhosua, bahwa kejadian berawal saat pamannya dinyatakan positif Covid-19 bersama rekan kerjanya. Karena gejalanya ringan, pihak kesehatan meminta melakukan isoman di rumah. Namun aparat desa dan warga tidak terima. Dan meminta korban melakukan isolasi di gubuk dalam hutan. Semula korban mengiyakan tuntutan warga, tetapi karena kondisi tempat isolasi yang tidak layak membuat ia merasa depresi dan tidak betah. Akhirnya korban memutuskan pulang dan melanjutkan isolasi di rumah. Saat itulah amuk massa terjadi. Ibarat “Sudah jatuh, tertimpa tangga” miris sekali nasib yang dialami Salamat, si korban Covid-19 itu. Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/08/10/urgensi-ruhiyah-dalam-meredam-konflik/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost
Hakikat Doa untuk Bencana Oleh: Dia Dwi Arista Voice Over Talent : Arien S NarasiPost.Com-“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”. (Al-Ghafir ayat 60). Pandemi covid-19 yang sudah berjalan lebih dari setahun, menyisakan duka yang dalam. Tak hanya bagi kaum Muslim, namun seluruh umat manusia. Pandemi kali ini adalah pandemi terparah yang tercatat oleh sejarah. Hingga menelan korban jutaan manusia. Begitu pula dengan Indonesia. Duka itu begitu dalam, puluhan ribu rakyat menjadi korban, di dalamnya terdapat rakyat biasa, petugas medis bahkan ulama-ulama saleh. Parahnya gelombang kedua, membuat negara ini kelimpungan. Tak sedikit metode yang dibuat pemerintah dalam menghadapi pandemi. Namun, korban tetap berjatuhan, belum ada titik terang. Hingga imbauan doa bersama pun digaungkan. Abdul Halim, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmisi (Mendes PDTT), mengirim surat resmi kepada Kepala Desa, pendamping desa dan warga guna melantunkan doa bersama. Ia mengimbau agar seluruh rakyat Indonesia menggelar doa bersama sesuai dengan keyakinannya. Ia berharap dengan doa tersebut wabah akan segera hilang dari bumi Indonesia. (news.detik.com, 3/7/21). Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/07/09/hakikat-doa-untuk-bencana/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost
Hakikat Doa untuk Bencana Oleh: Dia Dwi Arista Voice Over Talent : Arien S NarasiPost.Com-“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”. (Al-Ghafir ayat 60). Pandemi covid-19 yang sudah berjalan lebih dari setahun, menyisakan duka yang dalam. Tak hanya bagi kaum Muslim, namun seluruh umat manusia. Pandemi kali ini adalah pandemi terparah yang tercatat oleh sejarah. Hingga menelan korban jutaan manusia. Begitu pula dengan Indonesia. Duka itu begitu dalam, puluhan ribu rakyat menjadi korban, di dalamnya terdapat rakyat biasa, petugas medis bahkan ulama-ulama saleh. Parahnya gelombang kedua, membuat negara ini kelimpungan. Tak sedikit metode yang dibuat pemerintah dalam menghadapi pandemi. Namun, korban tetap berjatuhan, belum ada titik terang. Hingga imbauan doa bersama pun digaungkan. Abdul Halim, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmisi (Mendes PDTT), mengirim surat resmi kepada Kepala Desa, pendamping desa dan warga guna melantunkan doa bersama. Ia mengimbau agar seluruh rakyat Indonesia menggelar doa bersama sesuai dengan keyakinannya. Ia berharap dengan doa tersebut wabah akan segera hilang dari bumi Indonesia. (news.detik.com, 3/7/21). Sebagai umat beragama, apalagi mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, maka wajar jika melangitkan doa adalah aktivitas yang biasa dilakukan. Bahkan wajib dilakukan oleh setiap kaum Muslim. Hal ini adalah bentuk penghambaan manusia terhadap Zat Yang Maha Kuasa dan Adidaya. Pun dengan sebagian besar petinggi negeri ini mempunyai keyakinan yang sama. Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/07/09/hakikat-doa-untuk-bencana/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost
Sindrom Joget TikTok: Potret Generasi Ambyar Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S (Tim Redaksi NarasiPost.Com &Penulis Buku dan Aktivis Dakwah) NarasiPost.Com-Siapa yang tidak mengenal platform Tiktok? Tentu semua orang dari berbagai kalangan usia sudah familiar dengan aplikasi asal Tiongkok ini. Aplikasi untuk membuat video pendek ini memang populer di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Aplikasi ini meledak awalnya karena viralnya seorang remaja laki-laki bernama Bowo lewat aplikasi Tiktok pada tahun 2018 lalu. Saking populernya, Bowo memiliki banyak penggemar para remaja putri yang menggilainya. Kini Tiktok tak hanya menjadi candu bagi generasi milenial, namun juga para orang dewasa. Mereka ramai-ramai membuat video Tiktok dengan berbagai kreasinya. Tujuannya beragam, ada yang sekadar iseng dan ada juga yang mengejar viral. Parahnya ada juga yang sampai terpapar sindrom joget Tiktok. Istilah sindrom Tiktok sempat ramai di media sosial. Maknanya adalah mereka yang kecanduan bermain Tiktok, bahkan tak bisa menahan diri mereka untuk tak berjoget kalau mendengar lagu Tiktok. Akhirnya eksperimen sosial pun banyak dilakukan oleh beberapa Youtuber demi mengetes apakah sindrom joget Tiktok ini sungguh ada. Skenarionya, sang youtuber berjalan di tengah keramaian sambil memutar lagu Tiktok menggunakan speaker. Sementara ada kamera tersembunyi yang diletakkan untuk merekam respon orang-orang di sana. Tak disangka, secara otomatis, beberapa orang yang ada di sana berjoget begitu mendengar lagu-lagu Tiktok diputar. Hampir semuanya adalah kalangan remaja alias generasi milenial. Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/06/06/sindrom-joget-tiktok-potret-generasi-ambyar/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost Voice Over : Fani Ratu
Kerusakan alam yang menjadi penyebab terjadinya bencana ekologis bisa jadi akibat ulah segelintir orang yang dekat dengan penguasa, atau malah bagian dari kekuasaan itu sendiri. Khalisah Khalid (Walhi) atau Kak Alin dan Mpok Hindun Mulaika (Greenpeace Indonesia) menjabarkannya di NgeHAMtam edisi bencana di Indonesia kali ini. Terimakasih sudah datang di acara NgeHAMtam, ya kaka-kaka sekalian. Oligarki emang gitu, cari untungnya kadang kebablasan. Rusak deh tuh alam. Parahnya, penguasa diem-diem bae. Izin diobral, curah hujan yang disalahin. Hemmmm, cendol mana cendol...
Pelecehan seksual di kantor atau tempat kerja dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tanpa melihat waktu, suasana, dan kondisi. Parahnya, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya telah menjadi korban pelecehan seksual, dan terkadang jika korban mengetahui pun bahkan mayoritas malu untuk mengadukannya ke tempat kerjanya. Apalagi bila tempat kerjanya tidak memiliki peraturan khusus terkait pelecehan seksual ini. Untuk lebih waspada, maka penting bagi kita untuk mengenal, apa saja sih bentuk-bentuk pelecehan seksual yang biasa terjadi di tempat kerja? Dan juga bagaimana jika ternyata kamu atau rekan kerjamu mengalami hal serupa? Yuk simak dulu TubirSantuy kali ini!
Karena kita unik, maka kita berpotensi menjadi seorang ahli. Beragam kelebihan, bidang yg ditekuni, dan kebanggaan kita miliki. Sayangnya, kadang kita lupa diri. Lupa, kalo ahli adalah org yg unik (terbatas, punya kekurangan). Parahnya, kadang seorang ahli dipaksa utk melakukan sesuatu yg kurang ia kuasai. Lantas, gimana seharusnya kita ngelihat seorang ahli?
Kita tak sadar terjerat dalam ilusi, menganggap bahwa kita manusia biasa. Parahnya, kita sendiri pencipta ilusi itu. Deepak Chopra dalam ”Meta Human”; menyadarkan bahwa potensi kita itu tak terbatas, lalu memberi cara bagaimana melejitkan potensi tak terbatas itu, agar menjadi ”Meta Human” atau manusia sempurna. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/maripadabaca/message Support this podcast: https://anchor.fm/maripadabaca/support
Menuruti gengsi pada dasarnya nggak akan pernah ada habisnya. Kita nggak akan benar-benar bisa puas kalau cuma makan gengsi. Nggak bisa dipungkiri memang kalau sudah menyangkut kehormatan, martabat, dan harga diri yang membalut sebuah gengsi tak akan pernah ada batasnya. Parahnya dari menuruti gengsi adalah kita tak pernah bisa tenang dan bahkan bisa berbuat nekat hanya agar bisa dipandang "wah".
Judul ini terlalu keras? Tapi Warner Bros dan DC Universe memang layak disematkan tudingan seperti itu. Belum selesai masalah Johnny Depp, WB malah kembali dapat masalah besar dari Sutradara Kesayangan Mereka yakni Christopher Nolan. Masalahnya? Karena PH yang seharusnya menjadi pionir jauh di atas Marvel Cinematic Universe, malah ikut-ikutan Disney dan Netflix yang membuat platform Disney+. Parahnya, mereka langsung berbicara ke pers akan menayangkan 17 film setelah film Tenet dan Wonder Woman tayang di bioskop TANPA BERKONSULTASI terlebih dahulu dengan para sutradara. Wajar jika Om Nolan berang dan mungkin saja dia akan pamit setelah ini ke PH yang lebih punya 'identitas' dan integritas.