Siaran obrolan yang menggali tema seputar berbagai sudut pandang manusia, pro dan kontra. Kami membudidayakan pikiran dan menerjemahkannya secara verbal. Opini ditampilkan bebas di sini.
Sejarah mencatat kalau inisiatif digelarnya Record Store Day lahir dari kepedulian atas toko-toko rekaman fisik dunia yang perlahan redup digerus digitalisasi. Di Indonesia sendiri, sudah 10 tahun perhelatan RSD diadakan. Kami pun bertanya-tanya. Apa sebenarnya esensi dari perayaan ini? Sudahkah satu dua masalah industri rekaman fisik terbenahi karenanya? Bagaimana seharusnya RSD beradaptasi dengan layanan streaming yang makin memesona? Simak obrolan host @antoarief dengan @satriaramadhan, salah satu penggagas Record Store Day Indonesia yang bertahan hingga hari ini! Selengkapnya di AMwave episode ke-69. http://www.amvibe.id
Kita punya begitu banyak lagu cinta. Soal patah hati, kagum pada pandangan pertama, hingga perselingkuhan. Tapi kenapa tidak banyak yang membahas soal lika liku bercinta? Seolah tabu, dituding mampu mendorong hasrat seksual untuk meledak-ledak. Di AMwave episode ke-68, host Rio Tantomo ngobrol-ngobrol dengan Marcel Thee, musisi dan penulis lagu yang lewat proyek musik Sajama Cut kerap bermain dengan diksi-diksi erotis. Tidak hanya mengulas bagaimana lagu-lagu seperti "Payudara" dan "Idol Semen" ditulis, di siniar ini keduanya juga akan membahas puritanisme masyarakat Indonesia yang penuh kemunafikan. Simak episode terbaru AMwave di berbagai kanal DSP kami! http://www.amvibe.id
Keren dan lucu itu relatif, tapi kesuksesan bisa jelas terlihat. Begitu juga dengan Kamengski, brand lokal milik Sulaiman Said yang dikenal lewat koleksi-koleksi bergaya kitsch yang nyeleneh. Meski dimulai dari iseng-iseng, nyatanya Kamengski tidak hanya mampu bertahan, tapi bisa melebarkan sayapnya hingga ke ranah musik lewat Kamengski Records. Dengarkan obrolan host Anto Arief dengan Sulaiman Said seputar perjalanan Kamengski di episode terbaru AMwave! http://www.amvibe.id
Hari ini ada ribuan sub-genre yang dipakai untuk mendefinisikan sebuah musik. Berbagai termin dikombinasikan dengan termin lainnya agar melahirkan nama genre yang relevan. Dari situ akhirnya bisa kita temukan beberapa genre yang terbilang obskur, langka, aneh, atau mutakhir. Namun bagaimana sebenarnya sebuah genre bisa lahir dan diakui? Apakah hanya akal-akalan sang musisi agar terdengar berbeda? Atau muncul dari rasa yang pendengar alami? Daftar7 kali ini mencoba menggali 7 genre obskur yang kami rasa menarik untuk digali. Ada yang datang dari masa lampau, pra internet, hingga era pandemi. Dengarkan pembahasan snob sekaligus trivial host Rio Tantomo dan Yehezkiel Sihombing di episode Daftar7 terbaru seputar genre musik obskur! http://www.amvibe.id
Setelah menunggu hampir 2 tahun, akhirnya hari ini datang juga. Kita bisa nonton festival musik lagi. Tentu banyak hal yang akan berubah, suka tidak suka, siap tidak siap, festival musik akan menemukan bentuk barunya agar lebih ideal dan relevan terhadap zaman. Ferry Dermawan, founder Plainsong Live yang akan segera menggelar Joyland Festival Bali di penghujung Maret pun mengiyakan. Di AMwave episode ke-66, ia berbagi cerita tentang pentingnya kolaborasi, proses kurasi yang matang, hingga sulitnya berencana di situasi yang serba tak pasti. Episode ini sudah bisa kalian simak di berbagai kanal AMwave! http://www.amvibe.id
Butuh waktu bagi Harlan Boer untuk menghitung berapa rilisan yang pernah ia hasilkan. Meski lagu-lagu yang ia tulis tidak pernah terdengar ambisius, vokalis dari band seminal C'mon Lennon ini nyatanya tidak pernah berhenti menelurkan karya baru. Di AMwave episode ke-65 ini, Harlan Boer berbagi cerita tentang produktivitas tingkat tingginya hingga bagaimana lingkungan punya pengaruh yang begitu besar dalam pengkaryaan. http://www.amvibe.id
Sebagai unit yang berdiri dibawah BUMN, Lokananta ditargetkan untuk mengejar omset. Ironisnya, perusahaan rekaman pertama milik Negara ini tidak mendapat perhatian yang layak dari publik dan pemerintah. Lalu cara apa yang seharusnya ditempuh Lokananta agar menjadi unit bisnis yang sehat dan cagar budaya yang dihargai dengan sepantasnya? Host Anto Arief membahas lika-liku seputar Lokananta bersama Fakhri Zakaria dan Dzulfikri Putra Malawi, penulis buku Lokananta di siniar AMwave pertama tahun 2022. http://www.amvibe.id
Tepat 3 tahun lalu, bencana tsunami Selat Sunda datang menyerang. Ia tidak hanya menghancurkan pemukiman dan hal-hal lain yang kasat mata. Gelombang raksasa itu juga rupanya mengandaskan mimpi dan harapan teman-teman di pesisir pantai Carita. Namun seperti emas di tengah reruntuhan, sebuah inisiatif untuk mengambil langkah besar justru lahir di tengah muda-mudi Carita Boys. Mereka merancang, membangun, dan menyalakan lagi gelora semangat Carita yang dulu jadi salah satu situs wisata paling populer di Banten lewat berbagai program menarik. Produser AMwave, Yehezkiel Sihombing menyambangi gelaran Carita Surf Festival 2021 yang baru saja digelar, untuk bertemu dan ngobrol-ngobrol dengan Rimba Mahardika, sosok dibalik lahirnya gelombang kreatif Carita yang tak kalah derasnya. http://www.amvibe.id
Bagi para seniman, jagat maya belum pernah terlihat sehijau ini. Sebuah kesempatan baru untuk berniaga terbuka lebar. Tanpa perantara dan tanpa regulator yang bisa seenaknya mencederai hak para kreator. Jalan mulus yang ditempuh para petarung NFT pun seolah mendesak kita untuk secepat-cepatnya mengerti dan ingin memilikinya. Di AMwave episode ke-62, kami mengupas seluk beluk harta virtual ini bersama teman-teman dari Soilets. Bersama Host Anto Arief, Randy (Nidji, Random Brothers) dan Adit (ASAM) juga membahas bagaimana NFT dapat menjadi tonggak yang menjanjikan bagi masa depan industri musik. http://www.amvibe.id
Dari hobi jadi komoditas bernilai tinggi. Merchandise band yang sudah usang; puluhan tahun umurnya, jadi rebutan para pemburu yang rela rela membayar dengan harga tinggi. Atan dan Aryo, salah dua dari komplotan pemburu tersebut berbagi cerita tentang usahanya mendapatkan harta karun, keuntungan berdagang kaos vintage, sampai fenomena latah Grateful Dead di episode terbaru AMwave. Episode ke-61 sudah tayang di berbagai kanal kami. Dengarkan sekarang! http://www.amvibe.id
Sejatinya film dokumenter bisa memantik inspirasi dan melahirkan wacana-wacana baru yang mampu merubah zaman. Keberadaannya sangat penting, begitu juga ketika membicarakan dokumenter musik. Tapi bagaimana sebenarnya nasib perkembangan dokumenter musik di Indonesia? Rasanya kita begitu jauh tertinggal ketika harus membandingkan dengan kualitas produksi dan distribusi dokumenter dengan negara-negara lain. Di AMwave episode ke-60 Alvin Yunata, pengarsip musik dan sutradara dokumenter berbagi cerita dengan host Anto Arief mengenai seluk beluk permasalahan kancah dokumenter musik di Indonesia, sambil bernostalgia tentang proyek-proyek film yang pernah digarapnya. #KitaButuhLebihBanyakDokumenterMusik telah tayang di berbagai kanal AMwave. Dengarkan sekarang! http://www.amvibe.id
Selalu ada cara untuk membebaskan kaki-kaki ini agar tetap menari. Dan bukan Bali namanya kalau sampai berhenti. Di serial #KancahKota yang ke-3 ini kami ngobrol dengan PNNY, kolektif pegiat pesta dansa teranyar pulau Dewata. Bersama host Rio Tantomo, Theo dan Alex menceritakan tentang identitas kolektif, illegal rave, hingga bagaimana mereka bisa bertahan di era pandemi lewat bentuk bisnis lainnya. Simak AMwave episode ke-59 di bwrbagai kanal kami! http://www.amvibe.id
Dari Medan tim AMwave tancap gas ke kota Malang. Kami bertemu dengan Samack, scenester veteran Paris Van East Java yang juga bertindak sebagai editor dari buku berjudul Ritme Kota, sebuah kumpulan tulisan mengenai scene musik di Malang. Lewat buku Ritme Kota, host Rio Tantomo coba menggali lebih dalam tentang berbagai menarik seru kota rock tersebut. Mulai dari sejarah panjang geliat musik hardcore, hingga venue Houtenhand yang kini tinggal kenangan. AMwave eps 58 sudah tayang di berbagai kanal kami. Dengarkan sekarang! http://www.amvibe.id
Lama tidak bersua, AMwave kembali lagi dengan serial episode Kancah Kota. Tim AMvibe bersama host Rio Tantomo keliling ke 3 kota di Indonesia untuk berbincang mengenai perkembangan kancah musik di berbagai kota dari sudut pandang para pelakunya. Episode pertama datang dari Medan. Kami berbincang dengan Arick, sosok dibalik kompilasi Arsip Sinar Pagi yang dirilis tahun lalu guna mendokumentasikan band-band asal kota Melayu Deli dalam kurun dua dekade terakhir. Dengarkan episode Jadi Edan di Medan yang sudah tayang di berbagai kanal AMwave! http://www.amvibe.id
Setelah sekian lama, Daftar7 kembali lagi. Di tangan ada daftar musisi yang kami anggap memiliki wibawa khusus – alias berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. Mereka sinting, tentu saja, eksentrik, jenius, tidak tertebak, dan sulit dimengerti. Semua validasi yang tercermin, baik dari karya-karya maupun kebiasaan keseharian mereka. Keberuntungan bagi kita untuk bisa memiliki mereka di sini, terhibur dengan gelagat gaib yang membuat mereka patut dihargai lebih dari sekadar manusia aneh belaka. Too weird to live, too rare to die.
Berita bubarnya Naif bikin kita jadi posesif. Kenapa harus bubar? Apa sebabnya? Apakah mereka baik-baik saja? Pertanyaan-pertanyaan itu kerap muncul, sampai-sampai tidak menyisakan ruang untuk mengapresiasi pencapaian Naif selama 25 tahun berdiri. Jangan melulu Naif. Band kesayangan kita ini berhak menentukan jalannya sendiri. Jangan melulu Naif, karena mereka masih punya segudang tujuan pribadi untuk dicapai. Begitu juga dengan Franki Indrasmoro, sang penggebuk drum yang akan berbagi cerita dengan host Anto Arief tentang pencapian pribadinya dan saat bersama Naif di era-era terdahulu.
Jumlah views dan subscribers sepertinya begitu memikat untuk dikejar. Terbukti dari banyaknya figur publik seperti musisi yang hari ini turut meramaikan jagat Youtube dengan membuat kanalnya sendiri. Termasuk di antaranya para musisi yang dikenal jarang tampil di permukaan, misterius, atau bahkan telah hampir dilupakan. Cliffton Rompies, gitaris band Clubeighies adalah salah satunya. Lama tidak terdengar- tenggelam di balik popularitas dua mantan personelnya, siapa sangka kalau nama Cliff bisa kembali mencuat? Kali ini ia beraksi secara mandiri lewat kanal Youtube Dr.Iyeb yang mampu melambungkan namanya. Bersama host Siddha, di AMWAVE episode ke-55 ini, Cliffton Rompies a.k.a Dr.Iyeb bercerita tentang motivasinya beraksi kembali di depan kamera, higga pandangannya soal eksistensi musisi lain di jagat Youtube.
Siapa yang sebetulnya diuntungkan? Dan siapa yang dirugikan? Royalti musik kerap dilihat sebagai hal yang transaksional namun tidak substansial. Maka dari itu, rasanya cukup adil jika membicarakan polemik ini dengan Endah Widiastuti, musisi sekaligus sosok di ballik cagar budaya indie Pamulang, Earhouse. Dipandu oleh host Anto Arief, silahkan disimak! http://www.amvibe.id
Meski tanpa narasi yang tertulis atau dialog yang mendukungnya, foto mampu jadi medium komunikasi yang sangat lantang. Fotografer dokumenter Irene Barlian menceritakan bagaimana proses menangkap gambar dapat memberi dampak nyata bagi lingkungan (atau paling tidak dirinya sendiri) dalam episode AMWAVE ke-53. Dipandu oleh Dewi Hanafi, selamat menyimak. http://www.amvibe.id
Institusi seni telah mencetak banyak musisi dengan daya pikat yang istimewa. Tak pelak, banyak perupa lulusannya justru justru lebih dikenal sebagai bintang panggung. Host Anto Arief dan ikon IKJ lintas generasi, Jimi Multhazam membahas bagaimana musik adalah pusaran sebab akibat di lingkungan pendidikan seni rupa. http://www.amvibe.id
Kameranya telah menangkap (entah berapa) banyak video penampilan musisi di atas panggung. Konsistensinya pun berubah menjadi mesin waktu terbaik yang kita punya—kanal Youtube berisi dokumentasi studio gig, konser, sampai festival besar. Beliau adalah Bram PF. Dalam obrolan nanti ia akan berbagi cerita dengan host Yogha Prasiddhamukti seputar perjalanannya dari dulu hingga sekarang. http://www.amvibe.id
Podcast AMWAVE udah sampai di episode 50. Maka dari itu kami mencoba belajar lagi dengan menggali lebih dalam tentang podcast dari "Bapak Podcast Indonesia", Adriano Qalbi. Dipandu oleh Dewi Hanafi, episode ini memuat obrolan tentang inspirasi Adri saat pertama membuat podcast, paparan kancah podcast dalam negeri, sampai masa depan industri ini. http://www.amvibe.id
Masih saja ada yang beranggapan bahwa jika musisi tidak mampu sukses di industri, lebih baik mengajar saja. Padahal mengemban tugas sebagai seorang pengajar bukanlah hal yang mudah. Mereka yang menghadapi tantangan-tantangan berbeda yang belum tentu mampu dilalui musisi panggung. AMWAVE episode ke-49 menghadirkan seorang musisi, guru musik, sekaligus pendiri tempat kursus, Eno Gitara untuk membahas berbagai hal terkait pendidikan musik bersama host Anto Arief. http://www.amvibe.id
Menggali potensi, merumuskan karakter, hingga terlibat dalam proses teknis. Sentuhan seorang produser musik akan sangat berpengaruh pada hasil akhir sebuah karya. Tapi apakah urgensi untuk menggandeng seorang produser musik masih terbilang tinggi di era serba DIY ini? Host Siddha telah berhadapan dengan produser, musisi, sekaligus owner label Sinjitos Records, Joseph Saryuf untuk membahas hal terkait produser musik. http://www.amvibe.id
Begitu besarnya hasrat untuk berekspresi. Sampai-sampai perjalanan bermusik Abenk Alter seperti terlupakan dibalik polesan-polesan penuh cat warna-warni. Bersama host Anto Arief, Abenk bercerita mundur menuju kontemplasinya saat memutuskan untuk banting setir dari ranah musik ke visual. http://www.amvibe.id
Dengarkan salah satu single terbaru Avhath, 'Hallowed Ground' untuk pertama kalinya di episode ke-46 ini. Selain itu, host Siddha juga bakal ngebahas bagaimana unit pengusung black metal ini menerapkan banyak hal baru dalam proses produksi rilisan teranyar mereka. http://www.amvibe.id
Depresi kok butuh seni? Maksudnya gimana? Seni macam apa? Di episode ini host Dewi Hanafi bersama narasumber Reza Olitalia akan membahas tentang therapeutic art, salah satu aktivitas berkesenian yang bisa menjadi alternatif untuk mengatasi rasa cemas dan bahkan depresi yang bisa saja menyerang di masa pandemi. http://www.amvibe.id
Warita selebar nusantara bisa didapatkan dari selembar kain saja. Untaiannya mampu melukiskan sejarah dan identitas bangsa. Namun budaya berkain tidak lantas jadi kiblat masyarakat kita dalam berbusana. Mengapa demikian? Bagaimana seharusnya kita melihat kain sebagai jati diri orang indonesia? Simak AMWAVE episode ke-44 bersama Oi dari Swara Gembira, kami akan membahas seluk beluk budaya berkain masa kini. http://www.amvibe.id
Ternyata kita harus lebih lama absen dari keriaan lantai dansa. Karena bisa dipastikan 2021 akan sama seperti yang lalu. Dansa dansi di rumah dulu. Untuk sementara, disjoki seperti Django hanya bisa memuaskan diri dengan terus menggali dan mengunci lagu-lagu baru untuk diputarkan entah kapan waktunya. Di episode AMWAVE yang ke-43, member dari Uwalmassa ini akan memainkan set berisi lagu-lagu party yang belakangan hanya tertahan di tangannya. Zelamat berdanza! http://www.amvibe.id
Apa lagu yang akan lo putar saat sedang bersantai bersama ayah dan kakek lo? Biar semua happy, The Beatles bisa jadi jalan pintasnya. Tapi gimana dengan nasib anak cucu kita kelak? Apakah The Fab Four masih relevan untuk mereka dengar? Atau jangan-jangan kita memang penggemar The Beatles generasi terakhir? Simak pembahasan tersebut di AMWAVE episode 42 bersama Bilal Indrajaya dan host Anto Arief. http://www.amvibe.id
Terlihat ruwet. Kabel seliweran, berbagai bentuk tombol bertebaran. Modular yang sudah diciptakan dari beberapa dekade lalu rupanya berhasil mencuri perhatian banyak orang di generasi setelahnya. Termasuk diantaranya Dedi, member dari Indomodular yang menjadi narasumber di episode perdana tahun 2021 ini. Dipandu oleh Siddha, episode ini wajib banget disimak sama lo yang penasaran dengan modular synthesizer. http://www.amvibe.id
Awalnya kami hanya berniat mengajak White Shoes & The Couples Company mundur ke satu dekade lalu, saat 'Album Vakansi' pertama kali dirilis. Tapi ternyata, malam itu Ricky, Mela, dan Sari justru memaksa kami untuk tancap gas lebih jauh lagi. Dari Studio Vakansi, mereka bercerita soal bagaimana proyek ini pertama kali dimulai, hingga hari-hari di "Kampus Kemarau" yang kadang menjengkelkan. Cerita-cerita soal beberapa nomor di 'Album Vakansi' yang tidak pernah dituturkan sebelumnya juga bisa didengarkan di AMWAVE Episode #40. http://www.amvibe.id
Menghitung hari menuju malam penghargaan Festival Film Indonesia 2020. Sebagai sebuah penghargaan tertinggi bagi pelaku industri film di Indonesia, FFI telah lama menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah karya dan para pekerjanya, serta menjadi citra film Indonesia di kurun tahun tersebut. Namun tahun 2020 adalah tahun yang luar biasa bagi industri seni. Pada ranah sinema, tentunya hal yang begitu terasa adalah tutupnya bioskop dalam jangka waktu yang lama. Tentu hal ini memberikan pengaruh terhadap penyelenggaraan FFI 2020. Belum lagi segala kontroversi FFI yang beberapa kali terjadi di tahun-tahun silam. Skeptis. Perlukah tahun ini kita merayakan FFI? Kami membicarakannya bersama Alexander Mathius, Film Programmer bioskop alternative, Kinosaurus, serta pengamat film yang juga tergabung di Cinema Poetica. http://www.amvibe.id
Kegelisahan adalah keistimewaan yang dimiliki oleh seorang manusia, terutama bila dikaitkan dengan aspek-aspek pencarian jati diri. Siapa diri kita? Untuk apa kita dilahirkan? Atau kenapa dunia harus saling menghancurkan untuk bisa terus berjalan? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu menghiasi sajak essay yang ditulis Yudhistira Ardi Noegraha pada tahun 1975 ini (diterbitkan Majalah Horison No. 3 Tahun 1977), dan relevansi serta ketangguhan kata-katanya yang masih begitu lekat dengan berbagai kenyataan di hari ini menunjukkan bahwa benak kita, sebagai manusia yang kritis, tidak pernah jauh beranjak dalam usaha memahami kehidupan. Potongan-potongan makna berceceran di sepanjang rute, dari huruf pertama hingga tanda baca terakhir menutup mata. Digelontorkan dengan kharismatik oleh sang perupa dan aktor method, Ricky Malau.
Setiap generasi selalu punya caranya untuk menampakkan diri, bagi angkatan akhir milenial, seperti diistilahkan Argia Adhidhanendra – narasumber episode 37 ini – salah satunya adalah dengan menjalankan sebuah toko rilisan musik digital. Ia membentuknya bersama komplotan independennya, Noisewhore, yang sejak 2014 telah melebarkan sayap dari zine menjadi organizer dan akhirnya melahirkan The Store Front ini. Berikut sekilas manifesto mereka: 1) Transparansi 2) Mengambil potongan 10% dari setiap penjualan album 3) Tidak ada pihak perantara, hanya mereka 4) Kalian memiliki sendiri musiknya, dalam artian bisa diunduh berulang kali atau disebarkan, terserah. Buat kami di AMWAVE, itulah oli pembangunan yang paling krusial, membuat kancah independen tetap tumbuh dan berkembang secara benar-benar mandiri. http://www.amvibe.id
On The Judge adalah program siniar resensi yang akan membedah album-album musik atau single yang dikurasi oleh Asrul Insane, yang sekaligus akan menjadi pemandu bagi jalannya komentar. Buat kami jurnalisme musik harus terus melestarikan budaya seperti ini, tidak cuma mengabarkan kritik, tapi juga pujian, cerita urban, sindiran ataupun gagasan macam-macam yang lebih mendetail dan melebar dari sebuah album musik. Untuk episode perdana Asrul Insane memilih album rock-math-eksperimental milik kuartet Bapak. Enjoy and get used to Asrul Insane’s midnight rambler erratic behaviour, he is a maniac, moody and the most degenerate swine music reviewer in town. Let him blurted. http://www.amvibe.id
Apakah episode Daftar7 terbaru ini perlu kalian dengar? Perlu. Pertama karena kami punya banyak komentar tentang EP Uang Muka ini, dan yang kedua siapa tahu pandangan kalian akan berubah menyangkut kepopuleran .Feast sendiri, yang digadang-gadang bakal menjadi band rock terbesar di Indonesia selanjutnya. Ini bukan persoalan suka atau tidak suka, melainkan pantas atau tidak pantas. Masa depan bisa kita prediksi lewat episode ini. Satu-satunya alasan kalian tidak perlu buang waktu untuk mendengarnya adalah kenyataan kalau kalian sudah muak kebanyakan nyimak orang ngomong. Untuk itu kami tidak punya obatnya. Selamat mendengarkan! Narasumber: Diki Renanda, Fadli Fikriawan, Baskara Putra, Adnan S.P. dan Adrianus Aristo Haryo. http://www.amvibe.id
Kami bertandang ke Studio Oposisi milik Harsya Wahono dan memintanya menjelaskan sejarah dan aspek eksperimental dalam musik. Katanya, inti dari semua hal tentang eksperimental ini adalah proses percobaannya, bukan hasil akhir. Motivasi untuk menciptakan bebunyian dinilai lebih penting dibanding lagunya sehingga memungkinkan nada-nada yang keluar bisa jadi lebih bagus dari yang sudah direncanakan. Di ujung episode ke-35 ini kami menyerahkan nalar untuk dikompos menjadi sebentuk bebunyian konkret, produk bermain insting mengutamakan spontanitas: praktik musik eksperimental dalam skup termudah. http://www.amvibe.id
Setiap dekade punya keistimewaannya masing-masing, pengaruh budaya kezamanan dan gejolak sosial politik yang berikutnya turut membantu melahirkan gagasan berupa karya maupun konstruksi berpikir kesenian. Dalam hal ini musik, di sepanjang 2010-2019, bagi kami Indonesia mampu berkembang mengikuti ritme kepesatan teknologi yang teradaptasi secara cemerlang. Episode ini merefleksikan momentum terbaik musik Indonesia 10 tahun terakhir beserta ironi minus dan plusnya masing-masing. Tujuh alasan kenapa kita harus merayakannya sebagai dekade vital yang akan memberi cetak biru untuk angkatan digital berikutnya di masa depan. Untuk itu kami memberi corong mikrofon kepada 5 narasumber yang punya peran besar terhadap laju kancah musik nasional di dekade kemarin; mereka adalah Herry Sutresna dari Grimloc Records, duo Gabber Modus Operandi, penulis Felix Daas, Gembira Putra Agam dari Dead Rec dan Arghia Adhidhanendra dari kolektif Noisewhore. http://www.amvibe.id
Seniman oomleo membagikan nutrisi ekosistem dunia seni – khususnya musik – yang disebutnya Empat Sehat Lima Sempurna demi lahirnya karya-karya adiluhung yang celaka bin gawat sudah mulai sulit kita nikmati akhir-akhir ini. Seniman lupa kemurniannya sebagai seniman, mereka lupa alasan terjun ke ranah itu dan ujung-ujungnya terjegal oleh nafsu ekonomi yang membuat esensi kekaryaan menjadi bias. Manfaatkan sifat inferior untuk dapat berkembang lebih maju, bikin mata rantai kalian sendiri dan jangan sekali-sekali bergantung absolut pada kekuatan industri, begitu pesan wisdom yang terasa absurd di episode kali ini.
Bakar jembatannya setelah kau berhasil menyeberanginya sehingga kau tidak punya pilihan untuk kembali lagi ke belakang. Mungkin itu yang ada di benak David Bowie setiap kali ia merilis musik-musik baru: tidak sudi mengulang apa yang sudah pernah dilakukannya, dan ternyata hal tersebut menjadi kredit yang amat penting bagi perjalanan seorang pria penyanyi bohemian yang telah menjelajahi berbagai dimensi selama setengah abad berkarir, dari anak pop baroque ke alien Ziggy ke dunia aristokrat gila ke sisa reruntuhan perang di Berlin, dari Mars turun ke Bumi sampai pergi lagi menuju surga keabadian lewat album terakhir yang dikerjakan secara mistikal dan rahasia. Personanya yang menerabas batas memicu jalan untuk glam rock, punk dan new-wave berkembang lebih pesat. Tidak ada yang seperti dia. David Bowie mewariskan kepada kita, anak-anaknya sebuah kebijaksanaan yang sungguh fundamen untuk dihayati: “Don’t bend, stay strange!”. Dua penggila Bowie beda generasi, Eka Annash dan Bob Ciaw Mandela berbincang membahas pengaruh musikal beliau dan menyorotkan dua soal penting terkait hari ini: kenapa industri musik tidak bisa melahirkan lagi sosok sepertinya dan apa yang harus penyanyi solo kita adopsi melalui rekam jejaknya? http://www.amvibe.id
Indonesia darurat kekerasan seksual! Khususnya terhadap perempuan. Kalian tahu, ada setidaknya ada 46.698 kasus kekerasan seksual kepada perempuan di sepanjang 2011 hingga 2019, yang artinya setiap 2 jam terdapat 3 perempuan Indonesia yang dilecehkan secara seksual. Sementara data lain mengatakan, hanya untuk di tahun 2019 saja, tercatat 123 anak-anak di bawah umur menjadi korban aksi bejat libido, yang gilanya dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkungan institusi pendidikan! Menyedihkan, sekaligus juga bikin marah campur bingung; kenapa catatan sebrengsek itu masih belum cukup meyakinkan bapak-ibu-tuan-puan para anggota DPR yang termuliakan untuk segera melegalisir Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS)? Tidakkah tenggorokan kalian tersedak mendengarnya? Ya ya ya. Menyikapi itu kami pun mengundang Rahayu Saraswati, seorang aktivis perempuan dan anak, eks anggota Komisi 8 DPR-RI periode 2014-2019 yang selalu berada di garda depan perjuangan sahnya RUU PKS tersebut, untuk menggali pencerahan dan berusaha menemukan jalan tengah yang paling tepat supaya angka kekerasan seksual bisa ditekan drastis, bahkan dihanguskan. Seperti kita tahu alasan ditariknya RUU PKS dari Program Legislasi Nasional (prolegnas) Prioritas 2020 adalah karena belum tercapainya kata mufakat di antara para fraksi penyusunnya. Dan kalau mau dibedah secara terbuka, jujur-jujuran, polemik RUU PKS ini disebabkan oleh satu masalah klasik yang selalu saja pelik, yaitu silang pendapat mengenai perbedaan ideologi agamis konservatif dengan nasionalis moderat. Tapi mau sampai kapan? Kegagalan mencapai mufakat dari mereka telah menyebabkan motivasi cabul orang kita semakin deras merajalela dan imbasnya, tentu saja, akan jatuh lebih banyak lagi korban-korban perilaku asusila. Atau, jangan-jangan sebenarnya bangsa sedang menghadapi kondisi yang ternyata jauh lebih mengkhawatirkan . . . INDONESIA DARURAT MORAL. Pantas negara demokrasi kita tidak pernah mampu memahami (lebih-lebih menjamin) secara penuh apa yang dinamakan dengan Hak Asasi Manusia. http://www.amvibe.id
Dihajar pandemi malah bikin musisi gacor rilis lagu. Kebukti selama 4 bulan terakhir sejak panggungan otomatis sepi, hampir setiap minggu ada aja karya yang keluar, entah itu album penuh, mini album, single, cover version atau video lirik. Apapun yang membuat aktivitas tetap berjalan. Khusus single, adalah yang paling banyak, pastinya, karena selain paling gampang secara pengerjaan dan perilisan, juga paling efektif dalam hal melayani perilaku pendengar musik generasi zoomer yang menyesuaikan keadaan. Daftar7 pun meladeni, kami – seperti biasa – mengundang 5 narasumber untuk berkontribusi melahirkan rangkuman single terbaik paruh pertama tahun penyakit 2020. Yang pengen tahu musik-musik baru, langsung cek TKP, brur! http://www.amvibe.id
Indonesia adalah bangsa dengan jiwa gamers alami, tercatat kurang lebih ada 60 juta orang pemain game, baik online maupun konsol yang tersebar dari ujung Barat sampai ke ujung Timur. Sementara kalau mau dibandingkan, jumlah pengangguran di Indonesia hingga Februari 2020 adalah 6,68 juta orang. Entah ada hubungannya atau tidak antara kegandrungan main game dengan tidak punya pekerjaan, tapi seandainya seluruh pengangguran tadi diintensifkan untuk fokus bermain game secara profesional, mungkin kita bisa memiliki jutaan pasukan penganggur produktif yang mampu menghasilkan duit serta kebanggaan hanya dengan duduk-duduk memainkan jempol di atas ponsel. Apalagi Indonesia merupakan salah satu pasar video game terbesar di Asia Pasifik dengan angka keuntungan mencapai 13 triliun. Bayangkan . . . main game hari ini jadi bukan lagi sekadar urusan hiburan semata, namun juga pekerjaan menjanjikan. Benarkah? Untuk tahu jawabannya kami mengundang Bro Pasta, seorang abang-abangan pengamat – caster – pelatih kancah esports guna mengulik seluk beluk industri games yang silau pundi-pundi tersebut. Bagaimana masa depannya dan juga keseksiannya sebagai mata pencaharian alternatif anak muda. http://www.amvibe.id
Banyak nada sumbang menyertai seruan ‘new normal’ yang akan coba diterapkan selepas 4 Juni besok ketika penyebaran Corona belum sepenuhnya bisa teratasi, alias masih simpang siur; kurva yang naik-turun, kabar amis vaksin sampai ramalan ‘genosida’ dan ketahanan ekonomi warga mengakibatkan kita terjebak dalam situasi probabilitas yang bebal. Mau tidak mau, siap tidak siap, kondisi kelaziman yang baru harus tetap kita tempuh, sekarang atau nanti. Peradaban ini diciptakan untuk terus bergerak secara dinamis, manusia dengan segala alibi zaman dan tetek bengek kebutuhannya. Buat kami persepsi kelaziman baru wajib diberlakukan secara menyeluruh—bukan saja terhadap masyarakat, tapi juga tata atur pemerintahan. Kasarnya, new normal tidak cukup tapi perlu new system agar keusangan yang menyebabkan negara ini tak henti-hentinya menderita dapat benar-benar dilalui. Dan satu hal lagi yang paling penting, apalah artinya semua normal baru atau cita-cita 4.0 atau peradaban global ini kalau koneksi internet di Indonesia masih terlalu lambat untuk mampu bersaing. Mendingan sebelum kita banyak ngebacot soal antisipasi masa depan, terlebih dulu tuntut peningkatan bandwidth internet kepada negara, bagaimana pun caranya. Episode ini kemungkinan besar akan menjadi perjumpaan Lockdown Series terakhir. Dipandu keroyokan oleh Raja Humuntar, Fifa Chazali dan Rio Tantomo. Ketiganya saling berbincang dan meresensi serba serbi karantina diri yang kita jalani selama 3 bulan terakhir. Tamu penutup adalah Goodnight Electric, unit dark-new wave asal Jakarta yang baru saja merilis album ketiganya dalam 13 tahun terakhir, berjudul Misteria. http://www.amvibe.id
Perang melawan Corona belum selesai. Itu yang harus diingat. Malahan mungkin kurva pandemi di Indonesia terancam semakin meningkat, terutama usai masa lebaran ketika orang-orang Jakarta, titik yang menjadi episentrum Corona di Indonesia selama 3 bulan ini telah kembali dan bekerja seperti sedia kala. Belum lagi saat mengetahui fakta bahwa mereka ternyata adalah para pemudik carrier yang bisa menyebarkan virus tersebut ke mana-mana. Mengkhawatirkan? Jelas. Pesimis? Paranoid? Hmmm . . . Yang kita bisa lakukan hanyalah mencoba memperkirakan kalau keadaan bisa saja bertambah buruk, mengingat kesadaran akan tindakan ceroboh dan gegabah yang masih lemah bakal menyebabkan semua hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi. Waspada, kawan-kawan, seharusnya kita bisa menekan penyebaran dan saling membantu agar dunia segera pulih. Mohon Maaf Lahir dan Batin dari kami untuk semua pendengar AMWAVE. Jangan gelap mata pas makan santan, banyakin juga serat dan untuk sementara sampai keadaan benar-benar aman, tetaplah jaga jangkauan dengan orang-orang. http://www.amvibe.id
Tiga bulan sudah kiranya kita bertarung melawan Corona yang mengakibatkan sendi kehidupan berhenti dan ribuan orang kehilangan nyawa maupun pekerjaannya. Apakah umat manusia berada di ambang kemenangan? Tidak ada pilihan selain optimis. Hingga kalimat ini ditulis pada Kamis (7/5) kedudukannya di Indonesia adalah 12.776 orang dinyatakan positif terjangkit, sembuh 1.381 orang dan mencapai 930 korban tewas. Menghadapi itu Daftar7 kali ini menyematkan ode penyemangat kepada 7 sektor yang paling depan beririsan dengan wabah pandemi. Merekalah pahlawan sekaligus pihak yang berperan penting dalam membantu perjuangan kita semua bebas diri dari ancaman maut Corona. http://www.amvibe.id
Kagak ada 420, kami lagi pingsan hari itu. Pertanyaan pada judul di atas setelah dikulik ternyata mampu memberi kode pencerahan yang bernada positif bagi perjuangan manusia menghantam pandemi Covid-19. Kami menyebutnya pabrik antibodi, ganja dengan segala mitos kegunaannya untuk kesehatan tubuh dan mental. Berikan ruang penelitian terhadapnya. Kalau benar dia memiliki manfaat kenapa kita harus membikinnya sia-sia? Itu logika kelewat sederhana yang harus dipahami dulu sebelum kalian berniat melontarkan jawaban: Bisakah Kanabis menangkal virus Corona? Episode ini menampilkan tamu Jason Ranti, seorang penyair ilegal yang mengajak kita nyeberang ke planet lain lewat kisah 3 puisinya tentang hip hop, asmara punk rock dan dongeng Stephen Hawking. Hiburan sastra penyubur antibodi. Sesuatu yang berharga di tengah ketakutan pandemi. Jangan mati sebelum Corona mati. http://www.amvibe.id
Fase rentan berikutnya yang bisa timbul dari mimpi buruk virus Corona ini mungkin adalah ilusi, atau prediksi tentang masa depan yang akan kita jalani setelah semua kotoran ini dibersihkan. Bukannya pesimis, tapi memang baunya amis. Perubahan yang terjadi seperti dipaksakan, manusia dituntut untuk memperbarui mutu kebiasaan-kebiasaan lama mereka. Bumi sedang dalam proses menyembuhkan diri, kata beberapa orang – dan kami menatar fakta tersebut secara spiritual sembari menyusun skenario adaptasi jaman yang paling sehat secara mental; hikmah dari menjadi tahanan rumah adalah pikiran yang meronta minta dilebarkan. Bicara soal ilusi dan pikiran yang meronta, Lockdown Series kali ini turut mengundang seorang ahli ilusi – dalam hal utopia lagu-lagu anti folk yang absurd dan menyeberang, Zeke Khaseli. Dia pernah mendirikan band seminal bernama Lain, juga Zeke and The Popo yang belum lama ini merilis ‘skenario adaptasi jaman’ mereka dengan merekam konser tanpa penonton sebagai jalan keluar dari gagal manggung akibat pandemi. Video tersebut kini bisa diakses melalui ofisial website Zeke and The Popo. Tiga lagu dimainkannya di sini, termasuk sebuah lagu paling baru dari Zeke and The Popo yang belum pernah didengarkan sebelumnya kepada publik. Lagu itu ditulis dan direkam pada akhir Maret 2020 lalu, tepat ketika mimpi buruk Corona pelan-pelan berubah nyata dan merusak segalanya. http://www.amvibe.id
Paranoid akan Covid-19 harus segera dibikin reda. Kita tahu ujungnya memang bisa seburuk itu. Mungkin inilah seperempat jalan lagi menuju akhir yang selalu dibicarakan selama ribuan tahun, bumi bakal hancur dan apa yang akan terjadi pada kita selanjutnya? Terkurung di dalam rumah diancam segala seruan social distancing – work from home – covidiot telah membuat jantung kami gemas, sementara orang mati bertambah terus tiap hari, jumlah yang sembuh tidak sebanding dengan yang terjangkit. Berita dikonsumsi. Utas demi utas ditelusuri sampai tersesat di deep web yang mengeteng konspirasi dan asumsi analis-analis gembel terakreditasi. Kami telah menyelami Coronaviruses sialan ini, dan hasilnya siap menyambut semua prakiraan terbaik yang bisa disongsong. Pada akhirnya nanti, setelah populasi selesai terpangkas dan kebutuhan kita berubah tiba-tiba, hanya ada dua tipe manusia yang masih beredar di muka bumi: 1) siapa pun yang beruntung, dan 2) yang mampu berfungsi buat masa depan, sekecil apa pun dia ambil peran, meski cuma melamun tentang berdirinya desa transmigran Melayu di planet Mars. Tenang, kita semua yang ada di sini akan selamat, kita bagian dari maha rencana itu. Stay at home! Lockdown Series adalah siniar darurat di tengah serangan pandemik Covid-19. Mustahil untuk menerima ataupun memberi kunjungan pada masa genting seperti sekarang. Jadi kami berpacu dengan koneksi internet +62 dan menghubungi Sir Dandy yang sedang tidak ada kerjaan di rumahnya. Kami mengajaknya ngalor ngidul sambil memintanya memainkan beberapa lagu untuk menghibur para tahanan isolasi di mana pun kalian berada. Tetap waspada, jaga stok lemari dan badai pasti berlalu. http://www.amvibe.id
Anabel kami bilang kalau akhirnya besok omnibus law sampai disahkan tanpa mengindahkan tuntutan yang ada, maka dapat dipastikan RUU Cilaka ‘12’ akan menjadi produk hukum paling modern yang pernah dilahirkan oleh orang-orang progresif di podium Legislatif kita. Semangatnya egaliter, bahwa setiap manusia punya derajat satu lain sama tinggi. Naskahnya ditulis cermat dengan substansi pasal yang memberi jalan keluar pada masalah. Transparansinya pun jelas, kita bisa memantau perkembangannya setiap saat serta melihat bagaimana tekunnya para anggota perumus bolak balik merundingkan materi dengan masyarakat sipil dan eksponen terkait, memastikan tidak ada satu pihak yang tertinggal kepentingannya. Negara sedang menaruh hormat kepada orang-orang yang bekerja dan membalas sumbangsih sekecil apapun yang telah diberikan. Kita bisa lega akhirnya praktik perundang-undangan di Indonesia membuktikan mutu, sekaligus menunjukkan kualitas bekerja yang mapan, efektif serta tidak terburu-buru dari ke-138 anggota perumus omnibus law. Tentang buruh, di masa depan nanti tidak akan ada lagi nasib naas pekerja kurus, karena upah minimum mereka telah disetarakan senilai tiket terbang PP JKT-AMS saat malam Natal. Lalu menyesuaikan kebutuhan, sistem kerja alih daya atau outsourcing dihapuskan. Bagi pegawai yang kena PHK akan tetap dikasih pesangon yang jumlahnya memadai untuk mencegah terjadinya tindak stres gantung diri. Terpujilah Negara menjamin ketenangan hidup kaum pekerjanya. Termasuk juga kepada pekerja perempuan, yang dihadiahi klausul cuti hamil, haid sampai honeymoon. Dan siapa pun yang masih nekat meleceh seks di tempat kerja bisa langsung diganjar penalti pecat di muka. Dikatakan paling modern, RUU Cilaka adalah wajah baru sistem hukum yang sempurna secara konstitusional, tidak ada pasal yang melawan hierarki kewenangan peraturan lain. Keberpihakkannya jelas, Negara menegaskan komitmen terhadap kemanusiaan dengan menghapus pasal warisan kolonial, dan yang lebih penting, memberi kepercayaan investasi kepada masyarakat lokal – dalam hal ini masyarakat adat – sebagai solusi tantangan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi. Namanya juga anabel – analisa gembel. Kita semua melontarkannya. Bagian istimewa dari melakukannya adalah tanda timbulnya kesadaran level awal terhadap sebuah kejadian dan kita berani memiliki pendapat atas itu. Memang, pendapat yang sesat itu berbahaya, tapi lebih berbahaya lagi kesadaran yang hilang. Anabel bisa dididik, dan di sinilah kami mencoba melatih logika publik supaya mampu mengolah opini, dengan mempertemukan Bob Ciaw dan Cholil Mahmud dalam satu meja. Keduanya saling memantik dan mengutarakan pendapat yang mungkin bisa mencerahkan. Di sebuah Negara di mana tidak banyak beredar politikus yang dapat dipercaya, satu-satunya kejahatan murni yang dapat dilakukan adalah dengan menyanjung mereka. Sedangkan siasat bodoh ditelan sebagai kebenaran. http://www.amvibe.id