Di podcast ini saya cukup sering membahas lika-liku karier di dunia kerja pasca kuliah hingga proses menemukan suara hati demi hidup yang lebih baik. Kontak saya di kotakcepy@gmail.com
Musikalisasi Puisi | "Memandang Dunia dari Jendela Kafe" karya M. Aan Mansyur | Voice by Cepy Hidayaturrahman
Musikalisasi Puisi | "Pukul 4 Pagi" karya M. Aan Mansyur | Voice by Cepy Hidayaturrahman
Musikalisasi Puisi | "Tidak Ada New York Hari Ini" karya M. Aan Mansyur | Voice by Cepy Hidayaturrahman
Musikalisasi Puisi | "Sebuah Tanya" karya Soe Hok Gie | Voice by Cepy Hidayaturrahman
Musikalisasi Puisi | "Pada Suatu Hari Nanti" karya Sapardi Djoko Damono | Voice by Cepy Hidayaturrahman
Rumput tetangga selalu lebih hijau. Kebiasaan kita yang kerap membandingkan pencapaian diri dengan pencapaian orang lain.
Ini adalah review tanaman semak-semak kebanggaan saya yaitu: cocor bebek. Simak juga pengalaman saya memelihara rumput yang ternyata hasilnya malah gosong karena saya siram urea. Emang dasar gak ada bakat bercocok tanam. Makanya saya diem-diem bae pas tren memelihara taneman sejak pandemi setahun belakangan. Bukan karena sok edgy atau anti mainstream, tapi karena kasian aja sama tanemannya kelak nasibnya bakal punah oleh karena saya. | Racauan Malam merupakan segmen podcast dari Keluar Rumah Podcast yang saya coba buat kembali yang direkam malam-malam atau dini hari atau ya sesukanya saya dengan durasi sesingkat mungkin sekitar 3 sampai 10 menit, dengan tujuan utama melatih konsistensi di tengah berjuta alasan. Oh ya, beberapa segmen Racauan Malam sebelumnya sudah pernah mengudara, silakan cek di Keluar Rumah Podcast di Spotify ya untuk mendengarkan episode terdahulu segmen Racauan Malam. Thank you.
Kehidupan memang akrab dengan pertanyaan. Kenapa kita dilahirkan? Dari mana kita berasal? Apakah ada kepastian dalam hidup ini, sehingga kita tak usah lagi bertaruh memperjuangkan hal-hal yang belum tentu berhasil kita gapai pada suatu hari nanti, sehingga kita bagai berjudi setiap hari? | 20 to 30 adalah segmen baru dari Keluar Rumah Podcast yang membahas pelajaran-pelajaran yang saya petik dalam menempuh krisis seperempat abad atau quarter life crisis di rentang usia 20 hingga 30 tahun. Share episode ini jika kamu suka dengan mention @keluarrumahproject di Instagram Story. Jika kamu punya pertanyaan, kontak saya ke vakansi.net@gmail.com
Ke mana mimpi-mimpi itu melejit? Mungkin masih menggantung manis pada ketiak langit. Kenyataannya, kita harus berdiri sendiri di permukaan bumi, tak baik menggantung apa-apa pada apa dan siapa, bolehlah sesekali menjerit bila memang kepalang sakit. | 20 to 30 adalah segmen baru dari Keluar Rumah Podcast yang membahas pelajaran-pelajaran yang saya petik dalam menempuh krisis seperempat abad atau quarter life crisis di rentang usia 20 hingga 30 tahun. Share episode ini jika kamu suka dengan mention @keluarrumahproject di Instagram Story. Jika kamu punya pertanyaan, kontak saya ke vakansi.net@gmail.com
Motif awal saya ngepodcast sangat sederhana; yakni belajar public speaking secara praktikal karena selama ini gak ada panggungnya (dari dulu kerja di bagian belakang layar mulu). Maka dari itu, saya ucapkan terima kasih bagi teman-teman yang sejauh ini begitu setia meluangkan waktu untuk mendengarkan orang yang sedang "belajar berbicara" ini. Sampai jumpa di Season 4!
Apakah ide kreatif dalam lingkup graphic design, copywriting, content writing, fiction writing, maupun solusi problem dalam sebuah meeting yang panas dan seolah gak ada pangkalnya itu hanya bisa ditunggu kehadirannya dan tidak bisa dicari? // Bagaimana cara menggali ide out of the box tapi tetap tepat sasaran secara efektif? Semoga episode Keluar Rumah Podcast kali ini dapat memberikan sedikit pencerahan.
Perdebatan antara software desain vector-based Adobe Illustrator vs CorelDraw ini mungkin setara dengan Canon vs Nikon di bidang fotografi, Honda vs Yamaha di bidang otomotif roda dua, hingga Via Vallen vs Nella Kharisma di radar perdangdutan. Gak ada abisnya dan ujung-ujungnya debat kusir. // Episode kali ini membahas pertarungan kedua software desain tersebut dari sudut pandang saya yang saat ini pake kedua-duanya.
Dulu di awal 2000an, Prof. Yohanes Surya giat sekali mengadvokasikan bahwa "Fisika itu Asyik!" dan "Semua Orang Bisa Jadi Saintis!" // Apakah demikian juga dengan, "Semua orang bisa jadi Desainer?" dan "Desain itu mudah untuk dipelajari sebagaimana hasil akhirnya yang terlihat simpel" tersebut? // Simak lebih lanjut jawaban dari sudut pandang saya di episode kali ini.
Cerita saya tentang awal mula "kecemplung" di bidang Graphic Design. Awalnya sih klise: KEPEPET. Trust me, bukan karena PASSION, karena saya merasa passion saya menulis, bukan desain. Cerita selanjutnya, dengerin langsung aja ya di episode Keluar Rumah Podcast kali ini.
Jika berkarya harus dilandasi oleh kejujuran, apakah mengandung pesan bahwa setiap karya yang kita ciptakan itu harus faktual; dengan mengambil inspirasi dari kehidupan dan pengalaman nyata yang kita alami?// Sebenarnya, maksud dari “Jujur Berkarya” ini apa? Memangnya ada karya yang “tidak jujur”?
Apakah quarter life crisis itu? Kapan pertama kali motor kamu "digoyang" oleh nasib keberuntungan, kemudian merasa bahwa hidup ini tidak adil? Dengarkan langsung ceritanya di handphone masing-masing.
Melimpahnya informasi yang bisa diperoleh orangtua muda terkait metode mendidik anak, mulai dari pola asuh anak ala Skandinavia hingga Tasikmalaya, justru malah bikin kita makin bingung: gimana sih cara didik anak yang bener biar kelak dia jadi orang bener?//Daripada capek baca deskripsi njelimet yang kami yakin kamu pun bakal males bacanya, mending dengerin aja langsung yok obrolan saya dan istri ( @gioveny_ ) perihal pengalaman kami selama mendidik anak batita yang gak kerasa udah gede aja dia ya, iya, atau kami juga sih yang tambah tua.
Pilih jadi Spesialis atau Generalis?//Yang Mana Jalur Karier yang Lebih Make Sense Kamu Pilih Jika Kamu Hidup di Indonesia?//Yakin mau jadi spesialis di sini?//Atau, yakin mental kamu kuat untuk menjadi generalis di sini?//Apakah kamu jengah dengan politik kantor karena memilih menjadi seorang generalis?//Atau, kamu capek hati setelah bertahun-tahun bertahan mengambil jalur karier spesialis?//Gapapa, kita semua sama.//Mari dengarkan kesamaan pola pikir kita di episode Podcast Keluar Rumah kali ini.(CH) ------ Disclaimer: 1) Mohon maaf dan mohon maklum ya, teman-teman, perihal kualitas audio episode podcast kali ini. Saya lupa colokin jack mic, dan baru nyadar ketika ngeklik stop recording di laptop. Nyesek bener sumpah, tapi ya udah, nasi sudah jadi bubur, dan alhamdulillah suara saya masih utuh kerekam oleh mic bawaan laptop meski tentu dengan kualitas apa adanya. Amatiran dasar! 2) Judul episode kali ini sengaja saya menggunakan kalimat tidak efektif yang kebanyakan kata "yang" dan campur-campur bahasa asing, sebab memang begitulah career path mayoritas warga negara ini: tidak efektif, tidak tepat guna, salah jurusan kemudian putar balik, dan birokrasinya berbelit-belit.
Pernah kepikir gak sih, kenapa Tokoh Si Kabayan tampak bloon, bodoh, dan lugu di mata orang kebanyakan?//Di dalam podcast Keluar Rumah Eps. 27, saya ngait-ngaitin Tokoh Fiktif Orang Sunda Si Kabayan ini dengan filosofi Socrates, Plato, pahlawan Sunda Otto Iskandardinata, hingga prinsip Mindfullness; gaya hidup yang kini banyak diwejangkan di kelas menengah yang hidup di kota-kota besar, ya, pokoknya saya di sini senggol sana senggol sini.//Apakah Si Kabayan memang sebodoh itu? Mari dengarkan jawabannya di podcast Keluar Rumah Eps. 27 ini sampai habis.(CH)
Era yang makin gegas bikin kita ingin selalu mengikuti ke mana tren bergerak. Fear of Missing Out (FOMO) udah jadi sarapan pagi.//Paradoksnya, kalo pengen dilihat orang lain, kita harus beda. Kita harus orisinal. Gimana bisa kita bikin orang tertarik kalo kita sama aja kayak orang lain yang ikutin tren?// Di episode kali ini banyak sekali saya mention nama Mas Handoko Hendroyono, Brand Activist (founder Filosofi Kopi & M Bloc Space), karena jujur aja, 2 tahun silam, berkat salah satu episode podcast di Inspigo yang mengundang Mas Handoko sebagai narasumber, saya disadarkan kembali terkait pentingnya orisinalitas dalam berkarya, berkarier, atau dalam aplikasi apa pun.//Gimana caranya menjadi orisinal? Dengerin aja episode podcast Keluar Rumah Eps. 26 ini sampai habis ya. (CH)
Mengakhiri dan memulai kembali. // Lupakan capaian, pujian, dan keping-keping kegagalan yang sudah lalu. Saatnya melangkah tegar ke depan.// Terima kasih.// Sukses selalu.// Semoga keberkahan selalu kita rasakan bersama.//
Sebagai anak daerah yang sekarang merantau di ibukota, pernah nggak kamu merasa diremehkan sama orang Jakarta? Jujur, kalau saya sih sampai sekarang masih suka dipandang sebelah mata, kecuali kalau saya dikasih kesempatan untuk membuktikan, ternyata mereka baru sadar bahwa saya bisa berfaedah juga bagi peradaban ibukota yang serba gegas itu. Di episode Keluar Rumah Podcast kali ini, Mas Fikry Hendrakusuma, ex Penyiar radio di Kota Medan yang kini berdomisili di Jabodetabek, mengudar kisah dan pengalamannya seputar dunia radio, apa bedanya antara radio dan podcast, serta suka duka anak daerah yang kini merantau di Jabodetabek. Apakah orang Jakarta memang betul-betul sombong? Apakah mereka memang terlahir individualis dan dicetak untuk bisa hidup serba cepat, serba instan sehingga orang seperti saya yang bukan terlahir di Jabodetabek memang ditakdirkan terasing hidup di kota ini? ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Say Goodnight" karya Mild Wild (freemusicarchive.org/music/Mild_Wild). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License.
Racauan malam kali ini saya ingin menyampaikan puja-puji untuk Pandji Pragiwaksono, seorang role model yang membentuk diri saya menjadi saya yang sekarang, sosok yang pertama kali saya tahu sepuluh tahun lalu di 2010. Waktu itu, saya masih 19 tahun, di tengah pola pikir saya yang sempit saya merasa tercerahkan oleh insight-insight-nya Pandji terkait nasionalisme, disiplin dalam berkarya, marketing, dan idealisme.// Sebenarnya Pandji sempat menjadi love & hate relationship, saya sempat follow dan unfollow berulang kali, dan saat ini, saya baru menyadari, dia adalah orang yang konsisten dalam berkarya, gak peduli perkataan orang, dia tetep jalan terus dan bikin karya terus. Langka bener orang kayak Pandji. Susah dicari. Saya cuman pengen bilang terima kasih!//
Akhirnya lebaran juga di masa pandemi Corona ini.// Ketika kebosanan menjalani social distancing beririsan dengan larangan tidak boleh keluar rumah untuk beli baju lebaran, puasa kali ini menurut saya cukup berat karena anxiety makin parah menguras pikiran, yang bikin makin haus dan makin laper, tapi harus nunggu magrib.//Oh ya, lebaran besok kalo diajak salaman sama sodara, mertua, uwa dan pengambil kepentingan lain, apa kamu menyambutnya?//
Tentang proses kreatif. Kenapa kamu memutuskan untuk berkarya? Bagaimana cara menghasilkan karya yang bagus?// Apakah karya pertama itu pasti bagus? No, first draft is always rubbish.// Nggak ada karya pertama yang langsung bagus. Semua butuh proses, yang tidak sebentar, dan kadang dihadang keraguan.//. Apakah ada jalan pintas menuju kesuksesan tanpa proses?
Kapan kawin? Kapan waktu yang tepat untuk menikah? Kenapa memutuskan untuk menikah?// Nikah tua atau nikah muda? Kelebihan kekurangan setelah menikah?// Apakah jomblo itu hina? Bagaimana menghadapi mertua?// ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Say Goodnight" karya Mild Wild (freemusicarchive.org). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License.
Apa itu introvert? Orang yang pemalu? Orang yang anti sosial? Siapa yang berhak untuk mengklaim dirinya introvert?// Apakah introvert itu orang yang ngomong tanpa mikir atau mikir dulu baru ngomong?// Apakah introvert itu genetika? Apakah introvert itu karakter bawaan lahir yang nggak bisa diubah? Bisa nggak sih kita mengubah diri dari introvert menjadi ekstrovert? ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Say Goodnight" karya Mild Wild (freemusicarchive.org). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License.
Racauan Malam merupakan segmen daily podcast dari Keluar Rumah Podcast yang saya coba buat setiap malam dan terbit tiap pagi atau dini hari atau ya sesukanya saya dengan durasi sesingkat mungkin sekitar 3 sampai 5 menit, dengan tujuan utama melatih konsistensi dan merangsang kembali kepekaan intuisi yang selama ini begitu dalam tertimbun oleh instruksi.// Racauan Malam kali ini membahas tentang obesitas; musuh saya sepanjang zaman. Sebagaimana kita berhadapan dengan musuh, maka saya meluapkan si obesitas ini dengan level emosional yang maksimal. Jika kamu berkenan mendengarkan, tentu saya akan senang sekali. Thank you berat untuk kamu yang rela, kamu yang setia dengerin tiap-tiap episode Keluar Rumah Podcast. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Say Goodnight" karya Mild Wild (freemusicarchive.org). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License.
Pernah nggak kamu merasa gagal? Pernah nggak merasa karya atau hasil kerjaan kamu jelek karena nggak ada orang lain yang apresiasi? Dan respons yang kamu terima dari bos, temen, kerabat, keluarga malah nasihat, saran, kritik, atau bahkan mereka meragukan dan terkesan membunuh impian-impian yang kita usahakan? Siapa yang salah, kita atau mereka?// "Pernah, tentu saja pernah. Tapi ya gimana lagi? Mungkin mereka juga nggak paham desain yang bagus tuh yang kayak gimana. Respons saya sedih, tapi ya B aja, tancap gas terus." Demikian jawaban Mohammad Arif, tamu kita di episode 17 yang membuka season 2 Keluar Rumah Podcast kali ini.// Nggak ada yang salah. Manusia memang banyak maunya, dan sialnya semua manusia berperasaan sama: gue paling hebat, gue paling jago, lo harus apresiasi gue dong!// Sebagaimana dikemukakan Abraham Maslow, setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan yang perlu dipenuhi secara bertahap, mulai dari yang terendah hingga tertinggi. Secara umum, kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi lebih dahulu adalah kebutuhan fisiologis. Jika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka level kebutuhan meningkat pada rasa aman dan nyaman.// Meningkat lagi, apabila setiap individu udah merasa aman dan nyaman, maka ia ingin memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kemudian penghargaan, dan hierarki tertinggi dari piramida Maslow ini adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.// Di negara berkembang sebagaimana saya dilahirkan dan hidup sekarang, sepertinya memang sulit untuk bisa mencicip level penghargaan atau apresiasi, apalagi sampai tahapan tertinggi berupa aktualisasi diri. Sehari-harinya diengga-engga juga masih berkutat seputar yang penting dapur ngebul, cicilan lancar, orangtua dan mertua enggak cemberut dan ngatain kita filsuf atheis yang nggak ada kerjaan jika sehari-hari kita hanya hidup mencari aktualisasi diri.// Sepertinya mustahil kita bisa kayak bule-bule di negara maju yang sekonyong-konyong memutuskan "I quit my full time job to travel to Asia and find myself".// Yang kita, khususnya saya sendiri butuhkan sekarang adalah irisan atau katakanlah kompromi antara keinginan dan kebutuhan. Itu saja dulu. Dan mas @arifhow sudah menemukan irisan tersebut.// Klik link di bio untuk mendengarkan obrolan saya dan Mas @arifhow seputar realita dunia desain grafis di Keluar Rumah Podcast episode 17. Share, like, bookmarks, play dan follow, akan membuat saya senang, tentu saja, siapa sih yang nggak senang diapresiasi? Thank you ya udah mau dengerin.// ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Say Goodnight" karya Mild Wild (freemusicarchive.org/music/Mild_Wild). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License. Foto yang dipakai sebagai cover di episode ini hasil karya Martin Adams, diunduh dari Unsplash.
Berdasarkan data statistik dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta melaporkan kabar terbaru terkait pencegahan virus corona (COVID-19). Hari ini telah ada lebih dari 679.215 pekerja yang sudah melakukan sistem kerja dari rumah (work from home), terdiri dari para pekerja yang bekerja di 2.139 perusahaan.// The pandemic COVID-19 is completely redefining the way we communicate and work. While remote work used to be offered by some companies as a way to offer a more flexible lifestyle to their employees, it has now become the new normal for most businesses and corporate.// Remote work is not an option or a privilege anymore. It has become the new normal in most organizations right after the World Health Organization (WHO) announced that COVID-19 reached the pandemic status and urged Governments and other authorities to step in to prevent the virus from spreading.// Pada Podcast Keluar Rumah Episode 16 kali ini, saya diberikan kesempatan untuk berbincang dengan 2 tamu istimewa yaitu Mas Roma Tampubolon, Founder of StrengthsID and Executive Performance Coach, serta Mbak Lenny Aziz, Co-Founder and Engagement Director of SKOR Indonesia. Kami membahas seputar business impact, crisis management teams, well-being, alih teknologi, serta bagaimana strategi perusahaan untuk dapat tetap menjaga spirit dan memotivasi para pekerja selama Work From Home.// The pandemic is revolutionizing the workplace. Teams are completely changing the way they are communicating and working.// ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Dirt Rhodes" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io/song/3650-dirt-rhodes). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License
Banyak orang yang memilih untuk menyerah setelah gagal dan tidak mau mencoba lagi. Karena memang gagal itu pahit dan sakit, tapi bagaimanapun rasa pahit dan sakit itu bukan fiksi, ia adalah kenyataan yang harus dihadapi. Ini adalah obrolan saya dengan Ragil Alviyah, Beauty Entrepreneur, yang berbagi pengalamannya belajar dari kegagalan, bagaimana cara menghadapi macam-macam respons orang lain terhadap perjuangannya, hingga bagaimana Ragil perlahan bangkit dari titik terendah dalam kehidupan. Kata Ragil, "Hidup ya memang begini adanya. Setelah mencapai titik tertinggi pun, pasti ada saatnya untuk turun. Yang bisa kita lakukan, nikmati saja, keep going on." ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Dirt Rhodes" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io/song/3650-dirt-rhodes). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License
Semua orang punya impian masing-masing termasuk pilihan pekerjaan yang diidam-idamkan. Tidak seperti jenis pekerjaan masa lalu yang terbatas hanya dokter, guru, insinyur, pilot, kini banyak sekali pekerjaan yang tidak terbayangkan sebelumnya bakalan ada. Seperti Web Designer, Influencer, Social Media Planner, Financial Planner, hingga Penasihat Pernikahan pun sekarang sudah jadi sebuah profesi. Idealnya, kita dapat memproyeksikan akan menjadi apa sejak memilih sekolah, terutama Sekolah Menengah Atas. Kalau mau jadi tenaga ahli atau expert yang menggeluti satu bidang spesifik, masuklah ke SMK Teknologi, Analis Kimia, Pariwisata dan sebagainya. Namun bila kamu kelak ingin menjadi seorang generalis yang nantinya memimpin sebuah perusahaan sebagai seorang Manajer, pilihlah jalur SMA untuk kemudian melanjutkan kuliah S1. Namun itu idealnya. Kenyataan yang sering terjadi? Begitulah adanya. Dengarkan kenyataannya di Podcast Keluar Rumah episode kali ini: Pekerjaan Impian. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Dirt Rhodes" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io/song/3650-dirt-rhodes). Licensed under Creative Commons: By Attribution 4.0 License
Seberapa penting peran employee engagement bagi kelangsungan bisnis suatu corporate? Apakah sama pentingnya dengan pengukuran Key Performance Indicator atau tools-tools Performance Management lain yang biasa dijadikan sebagai speedometer laju corporate dalam mencapai visi dan menyelaraskan misinya? Kali ini saya diberikan kesempatan untuk berbincang dengan Mbak Lenny Aziz, General Manager SKOR Indonesia, sebuah startup di ranah digital engagement ecosystem berbentuk aplikasi. Sebagai orang yang awam dengan employee engagement, saya melayangkan rerupa pertanyaan mulai dari apa sih employee engagement, mengapa kini perannya begitu penting bagi corporate, hingga pertanyaan personal terkait mengapa generasi millenial, terutama saya sendiri, cenderung struggling bahkan kerap merasa depresi dalam meniti karier di corporate? ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Ini adalah obrolan saya dengan Edy Janwari, seorang fotografer dengan spesialisasi wedding & event fotografer; profesi yang juga terdampak oleh pandemi Corona (COVID-19). Sebab kini tidak boleh lagi ada gelaran resepsi pernikahan di mana pun, hingga dibatalkannya serangkaian corporate event di berbagai perusahaan swasta. Banyak insight baru yang saya petik dari obrolan dengan Kang Edy kali ini. Mulai dari keputusannya untuk sementara alih profesi menjadi petani; kembali memeluk kampung halamannya, hingga potensi hancurnya profesi-profesi yang di era pasca revolusi industri dipandang menjanjikan. Kami sepakat meyakini, dunia akan berubah, dan profesi-profesi lama yang di era modern dianggap tidak penting seperti petani dan peternak, di masa depan bakal kembali dibutuhkan. Di masa serba tak terprediksi sekarang, mungkin saat yang tepat untuk membuka mata dari buaian mimpi-mimpi panjang. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Panggung tak lagi berdiri. Pawang hujan kehilangan pekerjaannya. Musik tak lagi meriah. Sebab semua orang, terpaksa, harus di rumah. Simak obrolan saya dan Ryan Dians, seorang pekerja seni di ranah Event Organizer, terkait seberapa parah dampak pandemi Corona (COVID-19) terhadap kehidupan diri dan rekan-rekan seperjuangannya? Bagaimana rasanya keseharian mereka tanpa Run Down, walkie talkie, setelan baju hitam-hitam, dan ratusan lampu sorot pun tiba-tiba harus dipadamkan? ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Banyak hal baru yang saya rasakan selama tiga pekan menjalani work from home atau bekerja dari rumah, yang sebelumnya mustahil bisa saya alami di hari-hari biasa sebelum pandemi Corona (COVID-19). Ya, anggap saja hikmah Corona, saya bersyukur saja ketimbang mengeluh tiap hari, maki-maki pemerintah (enak, tapi buang-buang energi), dan cemas dengan masa depan; kapan Corona COVID-19 ini bakalan berakhir di Indonesia? ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Seorang Ibu mewariskan lemari untuk kelima anaknya. Siapakah yang akan merawatnya dengan baik? Film pendek ini memotret dengan manis gejala-gejala sosial yang terjadi di daerah Jawa Tengah atau Yogyakarta, yaitu orangtua yang ditinggal anak-anaknya untuk merantau bekerja meninggalkan kampung halamannya ke kota atau daerah lain. Silakan tonton langsung film pendek karya Wregas Bhanuteja yang bikin meleleh ini di kanal Youtube. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Mengapa sukses itu seksi sekali untuk dikomersialisasi? Apakah semua orang punya kesempatan yang sama untuk sukses? Selain kerja keras yang katanya adalah satu-satunya jalan suci menuju gemilang kesuksesan, saya rasa ada beberapa hal yang orang-orang sukses itu lupa share dalam setiap seminar. Mungkin sungguh lupa. Mungkin terlalu banyak yang dipikirkan. Saya sih lebih percaya mereka takut tak bakalan ngetop dan ngepop lagi kalau sering-sering suguhkan realita kesuksesan yang ternyata tidak butuh-butuh amat motivator. Selamat mendengarkan! ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Mengapa sulit sekali menemukan seseorang bijak yang rutin mengaplikasikan apa yang diajarkan guru-guru saya dulu terkait perbuatan-perbuatan terpuji di pengajaran Kewarganegaraan? Perasaan dulu enggak pernah diajarkan berbohong? Perasaan dulu kami selalu diajarkan untuk melindungi dan mengayomi yang lemah? Dan ungkapan yang masih saya ingat sampai sekarang adalah Tong Kosong Nyaring Bunyinya, tapi kenapa kini semua hal semuanya kosong? Kini semua orang dipaksa bekerja sendiri-sendiri, berusaha sendiri-sendiri, bertahan hidup sendiri-sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri-sendiri, dan menanggung risiko hidupnya sendiri-sendiri. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Apa sih yang bikin kita rela berlelah-lelah dan bermacet-macet dari rumah ke tempat kerja, dan pulangnya pun sama macetnya? Tulus hati? Memang sudah panggilan jiwa? Bukan, sepertinya. Duit. Fulus, bukan Tulus. Seandainya uang tak pernah diciptakan... dan ya... di Podcast Keluar Rumah Episode 6 kali ini, saya banyak bertanya dan berandai-andai. Tidak ada jawabannya. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Kebiasaan apa saja yang berubah setelah menikah dan punya anak? Dalam Podcast Keluar Rumah Episode 5 kali ini, saya mengajak istri ngobrol tentang perubahan-perubahan apa saja yang kami rasakan sebagai istri & suami setelah menikah dan kemudian punya anak. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Sebagai orang yang hidup bukan di perkotaan namun terkontaminasi sejak kecil oleh kotak ajaib bernama televisi, saya pernah bermimpi untuk hidup di negara-negara yang menurut saya dulu keren sekali untuk dapat saya huni sampai saya menutup mata nanti. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Selalu ada pertanyaan yang muncul di tengah situasi apa pun, apa lagi di tengah situasi sulit dan penuh ketidakpastian seperti saat ini. Apa sih yang kita kejar di dunia ini? Harta? Tahta? Renjana? Atau kebahagiaan? Pada episode kali ini saya mengudar keresahan dengan coba menerka-nerka jawaban dari pertanyaan mendasar tersebut yang berat sekali untuk dijawab sebatas dengan logika. Sehingga mohon maklum di sepanjang rekaman episode ini banyak sekali dengus napas, decap lidah, dan nada-nada skeptis dari mulut saya; hal tersebut semata-mata lantaran keterbatasan logika saya sebagai manusia biasa yang masih mencari apa sih tujuan hidup saya sebenarnya? ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Baru dua pekan Coronavirus atau COVID-19 menyerang Indonesia, lama-lama saya merasa stres juga. Tradisi salaman dan cipika-cipiki yang tiba-tiba jadi hal yang tabu, suasana sekitar kita yang tiba-tiba sepi, kondisi ekonomi yang menurun, bahkan tukang sayur dan pedagang-pengusaha dari sektor non formal pun langsung terdampak oleh virus ini. Di Podcast Keluar Rumah Episode 2 ini, saya membahas apa saja sih kultur-kultur yang berubah ketika Corona (Covid-19) menyerang kehidupan kita? ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License
Pertengahan tahun 2019 lalu kami menghadiri undangan pernikahan sahabatnya istri ke Solo, Jawa Tengah. Solo adalah tujuan yang belum pernah kami kunjungi, sehingga kami sekaligus bervakansi singkat ke sana menghirup suasana baru. Dalam Podcast Keluar Rumah Episode pertama ini saya membahas tentang seluk beluk resepsi pernikahan di Solo yang unik dari sudut pandang saya yang baru pertama kali menyaksikan bagaimana tata cara pernikahan orang Solo. ---- Credits: Musik yang dipakai di episode ini adalah "Sweeter Vermouth" karya Kevin MacLeod (incompetech.filmmusic.io). Licensed under Creative Commons: By Attribution 3.0 License