POPULARITY
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur tg 27: 1.4.13-14; Yohanes 6: 1-15.MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi AlatnyaTuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya untukmasa Paskah ini tetapi berguna selama hidup kita di dunia ini. KebangkitanYesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadirsecara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersamadengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan Iamenyertai kita setiap saat melalui Roh-Nya. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kitamenjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaanpada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nyaTuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsunghingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada disekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Bolehjadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka ialahorang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristianiyang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukankehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alatTuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengantugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh,pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertujukepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilanini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerjasecara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahandalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadiliMahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicaraatas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul.Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar.Kemudian pada suatu kesempatan yang lain, para rasul berperan menjadi jembatanbagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkanpengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti danikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat penggandaanroti dan ikan. Mereka adalah instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawimanusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dankemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung padakesediaan kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah,perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna,terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
Khotbah MDC Surabaya satelit Graha Pemulihan (ibadah 2):Jangan takut, tetapi milikilah keberanian untuk tetap mengandalkan Tuhan di dalam kehidupan ini. Segala sesuatu memang ada waktu kairos-Nya Tuhan, tetapi ketika kita jatuh terpuruk, segeralah bangkit dan jangan berlama-lama menikmati keterpurukan! Waktu kita mau bangkit dan melangkah di dalam ketaatan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.. maka Dia yang akan selalu memberi kekuatan bagi kita, untuk dapat melalui setiap musim di dalam kehidupan ini. Tetaplah berkumpul dan bersatu di dalam kesetiaan, di dalam komunitas kawanan domba Allah. Jadilah prayer warrior / pejuang doa yang terus berdoa bagi para pemimpin dan juga bagi orang-orang yang kita sayangi. Karena setiap doa itu memiliki kuasa, dan tidak ada waktu yang terbuang ketika kita memanjatkannya. Tetaplah setia untuk menantikan dan mengiring Tuhan. Tetaplah memercayai bahwa waktu dan kehendak-Nya itu selalu yang terbaik, bagi setiap kita anak-anak yang disayangi-Nya. Amin!—Bp. Paulus Bambang Widjanarko, Fear and Courage.
Wigand Sugandi - Yohanes 21:17-19 (TB) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 23 November 2024 Bacaan: Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:17) Renungan: Seorang pelukis duduk menghadap selembar kertas kosong. Satu demi satu cat warna ia bubuhkan. Tiba-tiba seseorang menyenggol tangannya dan oh... lukisan itu tergores! Tampaknya sebuah karya telah berakhir. Semua orang berpikir sang pelukis akan melemparkan lukisan "cacat"-nya ke tempat sampah. Ternyata tidak. Dengan cekatan sang pelukis membaurkan noda goresan dengan cat warna lainnya. Luar biasa di tangan seorang pelukis handal, lukisan yang tergores dapat tetap menjadi sebuah mahakarya! Tuhan ialah Sang Pelukis Handal. Ia duduk melukis tiap lembar kehidupan kita. Ada saatnya kita "menyenggol" tangan Tuhan. Kita melakukan dosa yang membuat karya Tuhan tergores. Apakah Tuhan "membuang" kita? Tidak! Kita dapat melihat buktinya dari pengalaman Petrus. Betapa indah Tuhan melukis kehidupan Petrus! Penjala ikan dijadikan-Nya penjala manusia. Namun tiga kali Petrus menyangkal Yesus. Tergores sudah lukisan kehidupan Petrus! Tetapi Tuhan tetap mau memakai hidupnya. Tiga kali Yesus berkata kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku". Tiga kali Petrus menggores karya Tuhan, tiga kali pula Tuhan membubuhkan warna kasih yang membaurkan noda goresan pelanggarannya. Saat ini lukisan kehidupan kita mungkin tergores. Kesalahan kita lakukan, dosa kita perbuat. Daripada berkubang dalam kesedihan, mari datang kepada Tuhan untuk menyerahkan lukisan itu kepada-Nya! Tidak peduli betapa buruk pelanggaran dan dosa merusaknya, Tuhan mampu memperbaiki. Warna kasih Tuhan membaurkan noda goresan sehingga pada akhirnya kita dapat melihat sebuah mahakarya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku sering mengecewakan hati-Mu. Kini basuhlah aku dengan darah-Mu agar hidupku dipulihkan kembali untuk memuliakan nama-Mu. Amin. (Dod).
www.gbika.org
*KEBENARAN HIDUP* (Mark.16:14; 1Kor.6:13-15)
Pernah ga sih temen-temen merasa takut menyampaikan kasih-Nya Tuhan, karena dianggap masih muda dan dicemooh sana-sini? --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/spodlight/message
Atribut Kristen Efesus 6: 10-18 Ketika kita menjadi Kristen maka kita telah ditetapkan Tuhan untuk tidak menganggur melainkan bekerja di ladang-Nya Tuhan. Ketika kita melakukan pekerjaan bagi Tuhan maka kita perlu memakai atribut / senjata Allah untuk dapat melawan musuh yaitu tipu muslihat iblis. Kita melawan iblis karena pekerjaan iblis: 1. Menghancurkan orang-orang Kristen dengan cara mengutip firman Tuhan tetapi ending-nya menyesatkan dan menjauhkan orang-orang Kristen dari Tuhan. 2. Memengaruhi manusia untuk melakukan kejahatan moral (pertikaian, peperangan, dll) melalui pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penggulu di dunia gelap, roh-roh jahat di udara. Atribut yang harus kita pakai untuk melawan serangan iblis agar iblis kalah: 1. Berikat pinggang kebenaran; kita perlu mengerti kebenaran yang mengarah kepada Tuhan, sesama manusia dan lingkungan atau pekerjaan kita. 2. Berbajuzirahkan keadilan; kita perlu memahami prinsip keadilan bahwa setiap orang berhak mendapatkan hidup yang layak dalam menikmati anugerah Tuhan. Jadi jika di dunia masih ada orang yang miskin maka kita perlu menolong bukan menjadi sombong. 3. Berkasutkan kerelaan; rela dalam memberitakan Injil untuk menyelamatkan manusia dan mengalahkan iblis. 4. Mempergunakan perisai iman dalam segala keadaan; kita perlu melakukan segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus untuk menangkis kuasa roh jahat yang mengusik pikiran manusia dengan tawarannya yang menggiurkan seperti kekayaan, perselingkuhan, dsb. 5. erimalah ketopong keselamatan dan pedang roh yaitu Firman Allah; kita harus membaca dan mendengarkan Firman Allah untuk dipakai/dilak6 karena firman Allah berfungsi melindungi dan membunuh iblis. 6. Berdoalah setiap waktu; kita perlu belajar berdoa di setiap waktu.
Kristus sebagai Pencipta adalah inti dari penyembahan hari Sabat. Yesus menggarisbawahi pentingnya hari dimana Dia menyebut diri-Nya "Tuhan". Hari Sabat menempatkan nilai pada tiap manusia & Pencipta kita layak menerima kesetiaan dan penyembahan kita.
Kristus sebagai Pencipta adalah inti dari penyembahan hari Sabat. Yesus menggarisbawahi pentingnya hari dimana Dia menyebut diri-Nya "Tuhan". Hari Sabat menempatkan nilai pada tiap manusia & Pencipta kita layak menerima kesetiaan dan penyembahan kita.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Robertus Roynaldus Gunawan dan Agustino Justin Tasman dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur tg 27: 1.4.13-14; Yohanes 6: 1-15 MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi Alatnya Tuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya dalam masa Paskah ini tetapi selama hidup kita di dunia ini. Kebangkitan Yesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadir secara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersama dengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan untuk menyertai kita setiap saat, Roh-Nya yang hidup bersama kita di dalam Gereja dan masyarakat. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kita menjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaan pada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nya Tuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsung hingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada di sekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Boleh jadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka ialah orang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristiani yang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukan kehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alat Tuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengan tugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh, pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertuju kepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilan ini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerja secara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahan dalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadili Mahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicara atas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul. Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar. Kemudian pada suatu kesempatan yang lain, para rasul yang menjadi jembatan bagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkan pengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti dan ikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat perbanyakan roti dan ikan. Mereka adalah instrumen-instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawi manusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dan kemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung pada kesediaan kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah, perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna, terutama bagi sesama kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 31 Januari 2023 Bacaan: Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:17) Renungan: Suatu ketika ada seorang pelukis yang duduk menghadap selembar kertas kosong. Satu demi satu cat warna ia bubuhkan. Tiba-tiba seseorang menyenggol tangannya dan lukisan itu tercoret. Tampaknya sebuah karya telah berakhir. Semua orang berpikir sang pelukis akan me- lemparkan lukisan "cacat"-nya ke tem- pat sampah. Ternyata tidak. Dengan ce- katan sang pelukis menimpa noda goresan dengan cat warna lainnya. Luar biasa di tangan seorang pelukis han- dal, lukisan yang tercoret dapat tetap menjadi sebuah lukisan yang indah. Tuhan adalah Sang Pelukis Handal. la dengan setia duduk melukis disetiap lembar kehidupan kita. Ada saat kita "menyenggol" tangan Tuhan dengan me- lakukan dosa yang membuat karya Tuhan tercoret. Apakah Tuhan "membuang" kita? Tidak! Kita dapat melihat buktinya dari pengalaman Petrus. Betapa indah Tuhan melukis kehidupan Petrus! Penjala ikan dijadikan-Nya penjala manusia. Namun tiga kali Petrus menyangkal Yesus. Tercoret sudah lukisan kehidupan Petrus! Tetapi Tuhan tetap mau memakai hidupnya. Tiga kali Yesus berkata kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Tiga kali Petrus mencoret karya Tuhan, tiga kali pula Tuhan membubuhkan warna kasih yang menghilangkan noda coretan pelanggarannya. Saat ini lukisan kehidupan kita mungkin tercoret. Kesalahan kita lakukan, dosa kita perbuat. Akhirnya kita terhanyut dalam kesedihan. Mari, datang kepada Tuhan untuk menyerahkan lukisan itu kepada-Nya! Tidak peduli betapa buruk pelanggaran dan dosa merusaknya, Tuhan mampu memperbaiki. Warna kasih Tuhan menghilangkan noda coretan sehingga pada akhirnya kita dapat melihat sebuah mahakarya yang luar biasa. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mau menerima aku apa adanya. Ajarilah aku untuk menghargai penerimaan-Mu itu dengan hidup baik seturut kehendak-Mu. Amin. (Dod).
*Firman adalah Hakim* Yohanes 12:44-50 Firman (dalam bahasa Yunani Logos) artinya menyangkut ajaran, perkataan, Injil. Hakim (dalam bahasa Yunani Krino) artinya menunjukkan pekerjaan menghakimi, perintah. 1. Mengapa firman menghakimi manusia? Karena ada kegelapan di dalam manusia di dunia yang berarti adanya keberdosaan manusia sehingga perlu ada Firman yang menghakimi. Ada 3 dosa terbesar yakni: 1) Melawan Allah, 2) Tidak percaya Yesus Kristus, 3) Melakukan kejahatan moral 1.1. Kapan terjadinya penghakiman itu? Nanti, pada akhir zaman itu tiba. Itu berarti manusia tidak lagi bisa melanjutkan aktivitas hidupnya karena itu adalah hari Tuhan. 1.2. Kenapa kita perlu percaya Yesus Kristus? Karena kita akan mendapatkan keselamatan dari penghakiman pada akhir zaman sebab peranan Yesus Kristus sungguh besar bagi seluruh manusia yakni sebagai Juruselamat manusia. 1.3. Bagaimana fungsi Yesus Kristus menyelamatkan manusia? Yesus Kristus datang ke dunia dan darah-Nya menyucikan segala dosa manusia. Jadi, kita perlu percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita dan memanggil-Nya Tuhan. Itulah iman Kristen, kita masuk dalam persekutuan atau bergaul dengan Allah melalui Yesus Kristus. 2. Kenapa firman itu harus disampaikan di bumi ini? Karena manusia di bumi ini berdosa sehingga perlulah manusia mendengar firman supaya menuntun manusia kepada Yesus Kristus karena Dialah yang menyelamatkan manusia dari dosa dan penghakiman akhir zaman. 3. Kenapa Yesus Kristus datang ke dunia? Karena hanya Yesus Kristus sajalah yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa sehingga Ia menyatakan diri-Nya di dunia ini. Jadi, prioritaskan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita karena kita akan memiliki kehidupan yang bersifat kekal. Libatkan Tuhan Yesus dalam kebutuhan hidup kita di bumi ini seperti apa yang kita makan, minum, pakai, dsb melalui doa dan bekerja.
Arti memiliki nama-Nya (Tuhan) tertulis pada dahi kita, jika saat ini kita memiliki Nama Tuhan tertulis dan tidak berpaling dari-Nya, maka nama Tuhan itu juga akan tertulis pada dahi kita, saat di sana di langit yang baru dan juga di bumi yang baru.
Arti memiliki nama-Nya (Tuhan) tertulis pada dahi kita, jika saat ini kita memiliki Nama Tuhan tertulis dan tidak berpaling dari-Nya, maka nama Tuhan itu juga akan tertulis pada dahi kita, saat di sana di langit yang baru dan juga di bumi yang baru.
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 11 September 2022 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7) Renungan: Definisi cantik ternyata mengalami pergeseran dari masa ke masa. Zaman dulu tubuh padat cenderung gemuk dianggap ideal oleh kaum wanita, seperti tubuh Cleopatra permaisuri Raja Mesir atau Ken Dedes permaisuri Ken Arok, pendiri kerajaan Singosari. Namun kini tubuh skinny yang super langsing dan cenderung sangat kurus menjadi tubuh idaman para model. Bukan hanya kaum wanita, pria pun kini banyak dan terjebak untuk mengikuti standar tubuh ideal yang sering diiklankan di majalah-majalah mode serta produk-produk kesehatan. Seseorang akan kehilangan gambar dirinya jika pada akhirnya ia terjajah untuk mengikuti apa kata iklan. Citra diri, yakni bagaimana kita memandang diri sendiri semua berawal dari hati. Salahkah kita bila mendapatkan bentuk tubuh yang ideal? Tentu tidak. Justru firman Tuhan di dalam 1 Tes 5:23 pendorong setiap orang percaya untuk berusaha memiliki roh, jiwa dan tubuh yang terpelihara sempurna dan tak bercacat saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Jadi memiliki kondisi tubuh yang sempurna juga merupakan perintah Tuhan. Hanya jangan lupakan prinsip keseimbangan. Kita tidak bisa hanya fokus memikirkan fisik saja, tetapi juga harus memberi perhatian dengan sama baiknya pada kondisi roh dan jiwa kita. 1 Tim 4:8 berkata, "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun hidup yang akan datang." Jika ternyata latihan rohani itu berguna sampai kepada hidup yang akan datang, marilah kita memberi perhatian pada perkara surgawi juga. Dalam dunia seni rupa ada istilah masterpiece, yaitu sebuah karya atau ciptaan berkualitas sangat tinggi yang dibuat oleh seorang ahli dengan tingkat kesulitan pembuatan yang juga sangat tinggi. Tahukah kita bahwa kita semua adalah masterpiece--Nya Tuhan? Tuhan menciptakan kita dengan tangannya sendiri dan menenun kita sejak masih dalam kandungan, bahkan kita diawasi dan dijaga seperti biji matanya sendiri. Jika kita memiliki konsep gambar diri yang benar, maka kita tahu bahwa kita indah dan berharga di mata Tuhan. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Tuhan, manusia melihat apa yang di depan mata tapi Tuhan melihat hati. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku bersyukur atas kehidupan yang Kau anugerahkan kepadaku. Betapa hidupku sungguh berharga di mata-Mu. Amin. (Dod).
Kalau kita berurusan dengan Allah, maka kita harus tahu apa main atau core bisnis-Nya Tuhan. Ketika Tuhan dibawa kepada urusan-urusan yang tidak penting, secara tidak langsung berarti kita menganggap sesuatu lebih berharga dari Tuhan. Gereja tidak boleh hanya mengarahkan jemaat kepada perkara-perkara fana, hal ini bukan berarti tidak boleh ada berkat jasmani yang berlimpah atau... Continue reading → The post Berurusan dengan Tuhan appeared first on Truth Voice.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Leni Priska dan renungan dibawakan oleh Eka Tarigan dari Sekolah Saint Peter di Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta. Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur tg 27: 1.4.13-14; Yohanes 6: 1-15 MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi Alatnya Tuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya dalam masa Paskah ini tetapi selama hidup kita di dunia ini. Kebangkitan Yesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadir secara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersama dengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan Ia menyertai kita setiap saat melalui Roh-Nya. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kita menjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaan pada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nya Tuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsung hingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada di sekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Boleh jadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka ialah orang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristiani yang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukan kehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alat Tuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengan tugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh, pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertuju kepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilan ini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerja secara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahan dalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadili Mahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicara atas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul. Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar. Kemudian pada suatu kesempatan yang lain, para rasul yang menjadi jembatan bagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkan pengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti dan ikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat perbanyakan roti dan ikan. Mereka adalah instrumen-instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawi manusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dan kemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung pada kesediaan kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah, perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna, terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: ”Apakah kamu tidak mau pergi juga? ”Jawab Simon Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal
Yohanes 5:7 “Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
Yohanes 4:15-16 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
Yohanes 4:11-12 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." - Yohanes 5:6-7 (TB)
Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
Menjadi Seperti Kristus adalah sebuah Proses. Terus ikut Dia, Jangan Menyerah !! Fokulah pada Perbuatan Tuhan ke masa depan. Tuhan Belum selesai dengan kita. Apapun yang terjadi, belajarlah untuk menyadari bahwa Tuhan menyertai kita dan hidup kita aman di Tangan-nya. Salah Percaya, salah semua. Hati Hati Gunakan imanmu, Mari di mentori di #TemanTeduh Siap-Siap Hati kita diubah Oleh Firman ini. Waktu Hati kita Berubah, Hidup kita Pun akan diubah-nya!! Karena Tuhan Yesus Tidak dapat di batasi oleh Ruang dan Waktu. Kapan dan dimana saja kita bisa merasakan jamahan-nya. #GRACETOGRACE #TEMANTEDUH #WORSHIP AND PRAY #doa dan #firmantuhan #renunganharian #khotbah #Lagurohani #saatteduh #mp4rohani #Akustikkristen #Lagukristen #saatteduh SETIAP HARI UPDATE PUKUL 05.00 PAGI DAN 12.00 MALAM JANGAN LUPA YAH UNTUK: SHARE VIDEO CHANNEL INI , BERTUMBUH DAN BERBUAH DI DALAM TUHAN, GOD Bless. --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app --- Send in a voice message: https://anchor.fm/teman-teduh/message Support this podcast: https://anchor.fm/teman-teduh/support
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." (Yohanes 5:6-8) Renungan: Seseorang yang lumpuh mengharapkan sebuah mujizat terjadi dengan menantikan goncangan kolam Betesda. Harapan tinggal harapan karena tidak ada seorangpun yang menurunkannya ke kolam. Akhirnya datanglah Yesus dan bertanya, "Maukah engkau sembuh?" "Tentu saja, tetapi tidak ada orang yang menolong dan menurunkanku ke kolam! Bagaimanakah aku dapat sembuh?" demikian jawab orang lumpuh tersebut. Ia mengharapkan mujizat, namun melandaskan imannya pada pertolongan manusia, sehingga mendamparkannya pada keputusasaan. Maka datanglah Yesus membenahi cara berpikirnya yang salah, yang membuatnya terbaring di atas tilam selama 38 tahun. Yesus mengatakan, "Bangunlah, angkatlah tilammu, dan berjalanlah." Ia pun bangun, mengangkat tilamnya, dan mulai berjalan, maka mujizat pun terjadi. Kira sering mengalami kekeringan mujizat Tuhan karena kita membiarkan iman kita hanya terbaring di atas tilam pemikiran yang salah. Selain itu, kita tidak tahu bagaimana caranya membangun iman yang benar dan membuatnya bekerja. Ketika kita hanya membutuhkan pertolongan, manusia dapat memenuhinya. Tetapi jika kita membutuhkan mujizat, maka hanya Tuhanlah yang dapat melakukannya. Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk mengetuk pintu sesama kita dan berharap mereka dapat menolong kita? Dan, berapa banyak waktu yang kita luangkan untuk mengetuk pintu hati Tuhan dan menyatakan ketidakberdayaan kita di hadapan-Nya? Di situlah terletak kunci untuk menghadirkan mujizat di dalam hidup kita. Curamnya jurang dan tingginya gunung persoalan hidup yang harus kita jalani, serta ketidakberdayaan kita sebagai manusia, sering mendamparkan kita pada keputusasaan. Sudah saatnya kita bangkit dan membuang segala keputusasaan dan bawalah kaki kita melangkah ke hadirat-Nya. Semakin dalam kerinduan kita akan mujizat-Nya, semakin sungguh kita harus berdoa. Melalui doalah kita sedang membangun iman kita dan membuatnya berjalan dalam kuasa Tuhan. Dengan demikian, mujizat adalah bagian terindah yang Tuhan sediakan bagi kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mampukan aku selalu memercayai-Mu dalam segala situasi yang terjadi di hidupku. Yakinkah aku, bahwa bersama dengan-Mu semua akan baik-baik saja. Amin. (Dod).
Dalam khotbah lalu kita sudah melihat bagaimana Yunus melarikan diri dari panggilan dan hadapan TUHAN (1:3). Dia tidak menginginkan pertobatan penduduk Niniweh yang terkenal dengan kekejaman mereka (4:2). Di dalam kedaulatan-Nya TUHAN mengejar Yunus dengan maksud untuk mengungkapkan kebebalannya (1:6), menunjukkan ketidakkonsistenan hidupnya (1:9-10), mengajarkan kemurahan melalui orang-orang asing (1:11-13), dan memberikan cicipan kekuasaan TUHAN dalam menyelamatkan orang-orang asing (1:14, 16). Para pembaca yang jeli pasti bertanya-tanya tentang nasib Yunus. Di pasal 1 Yunus tidak terlihat takut. Dia tidak berdoa. Nada penyesalan pun tidak terlihat dari ucapannya. Dia tampaknya sudah siap untuk mati. Dia lebih memilih mati daripada penduduk Niniweh yang jahat diselamatkan oleh TUHAN. Bagaimana nasib Yunus? Bagaimana pula dengan rencana TUHAN bagi penduduk Niniweh?
Manusia seringkali mencari jalan hidupnya sendiri yang dianggap enak, nyaman dan bebas. Tetapi tanpa Tuhan, jalan yang ditempuh pastilah nyasar. Hanya di dalam jalan-Nya Tuhan saja kita beroleh keteanangan. Jalan di dalam Tuhan tidak pernah salah, Tuhan mau kita percaya kepada-Nya di dalam jalan-Nya
Kadang ada godaan untuk orang percaya hidup tidak sesuai firman Tuhan, ketika melihat orang yang tidak takut Tuhan hidupnya sepertinya lancar-lancar saja. Maka cara-cara kotor dan licik mulai terlintas untuk dilakukan. Namun firman Tuhan mengingatkan untuk kita tetap berjalan di dalam jalan-Nya Tuhan, mengikuti Dia sekalipun kehidupan ini tidak baik. Irama hidup kita seharusnya mengikuti iramanya Tuhan, bukan irama dunia ini
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan oleh Bruder Ignasius, BTD (Manado, Sulut) dan renungan oleh Bruder Paulinus, BTD (Manado, Sulut) IMAN SEBESAR BIJI SESAWI Renungan kita pada ini bertema: Iman Sebesar Biji Sesawi. Ada kenyataan bahwa setelah sekian waktu mengikuti Sang Guru, Yesus Kristus, terbukti para rasul tidak dapat menyelesaikan suatu masalah yang mereka hadapi. Orang sakit dan kerasukan roh jahat tidak dapat mereka sembuhkan dan bebaskan dari roh jahat itu. Mereka jelas menyadari ada yang tidak beres dengan iman mereka, namun mereka tidak tahu persis apa sebenarnya yang tidak beres itu. Yesus Kristus menemukan bahwa yang kurang pada mereka ialah kekuatan, kualitas dan inti iman itu meski mereka hidup bersama-Nya setiap saat. Iman diumpamakan sebesar biji sesawi, yaitu meski kecil tetapi berisi, berkualitas, berkekuatan dan dikaruniai untuk tumbuh menjadi besar. Potensi yang sedemikian besar itu akan mampu melakukan apa yang tidak mungkin. Dengan kekuatan itu, gunung juga dapat diperintahkan untuk berpindah tempatnya. Konkretnya, iman sebesar biji sesawi itu seperti apa? Aspek paling inti ialah di dalam diri seorang beriman, Tuhan adalah penentu dan penggeraknya. Ini mengikuti apa yang dikatakan oleh Santo Paulus, bahwa hidupnya adalah bukan dirinya sendiri, tetapi Yesus Kristus yang hidup dalam di dalam dirinya. Misalnya Anda diminta oleh teman untuk membantu meringankan sakitnya. Anda berkeyakinan bahwa Tuhan yang akan berbuat semuanya. Anda berdoa dan memberikan segala perhatian untuk membantunya, tapi Tuhan tetap nomor satu yang diberikan ruang atau kesempatan untuk melakukan bagian-Nya. Jika hanya kemampuan manusia yang diandalkan, akibatnya orang menjadi cepat malas, bosan, marah dan menyerah. Mungkin Tuhan tidak diberikan ruang dan kesempatan untuk melakukan apa yang menjadi bagian-Nya. Akhirnya kita akan mengeluh seperti para rasul, yaitu mengapa kita tak bisa menyembuhkan atau menyelesaikan persoalan sendiri? Mungkin dari keheningan-Nya Tuhan hendak berbisik, kata-Nya, "Imanmu tidak kuat. Engkau tidak melibatkan Aku." Aspek berikutnya yang menandakan iman sebesar biji sesawi ialah kesadaran dan kecintaan untuk mempertahankan iman yang sudah tumbuh di dalam diri kita. Meski kecilnya seperti biji sesawi, godaan untuk meremehkan atau lalai merawatnya harus dapat dikalahkan. Santo Dominikus yang kita rayakan pada hari ini, menekuni panggilannya dengan penuh perhatian dan tanpa kenal lelah dalam usaha untuk membuat Sabda Tuhan mengambil bagian dalam hidup manusia. Apa yang dilakukannya itu adalah sama dengan nabi Habakuk yang mengatakan bahwa iman adalah alasan satu-satunya bagi kita untuk hidup dalam kebenaran. Hanya dengan itu iman kita dapat bertahan sampai akhir. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, Bunda-Mu dan juga Bunda kami, Santa Perawan Maria menjadi teladan bagi iman kami sehingga menjadi seperti biji sesawi yang sangat berguna. Tuntunlah kami untuk selalu meneladani iman Bunda Maria. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan I oleh Sr. Priska, SJMJ, bacaan II oleh Sr. Felisitas, SJMJ, Injil dan renungan oleh Pastor Peter Tukan, SDB TUGAS KITA IALAH BERBAGI Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-18 ini ialah: Tugas Kita Ialah Berbagi. Ada seorang anak laki-laki berusia 12 tahun diberikan buah apel yang dibawa orang tuanya dari luar negeri. Ibu meminta dia untuk memberikan sebagian kepada adiknya perempuan yang berusia 9 tahun. Sebelum melakukan itu, ia bertanya dahulu kepada ibunya: "Ma, sebaiknya aku bagi sama adik, atau berikan adik apel ini?" Ibunya agak bingung dengan pertanyaan anaknya itu. Maka anak itu menjelaskan kepada ibunya, bahwa kalau ia membagi apel itu maka ia akan membagikannya menjadi dua bagian, bisa sama besar atau tidak sama besar bagian-bagiannya, untuk dirinya dan adiknya. Sedangkan kalau ia memberikan apel itu, berarti ada kemungkinan ia dapat memberikan semuanya, atau tidak memberikan sama sekali. Ibu sangat bangga dengan kemampuan berpikir anaknya tersebut. Bersama ibu tersebut, kita semua dapat memberikan apresiasi dan persetujuan kita kepada bocah laki-laki tersebut. Ada sebagian dari kita memiliki keyakinan sebagai dasar perbuatan kasihnya kepada orang lain, yaitu tanggung jawab atau tugas kita untuk berbagi karunia-karunia yang ada pada kita. Tuhan yang mempunyai kekuasaan dan kemampuan untuk memberikan kita yang pantas dan tepat sesuai dengan keadaan dan panggilan kita masing-masing. Kita sesungguhnya tidak perlu merepotkan diri untuk memberi dan berusaha sekuat tenaga untuk memberi, tetapi kita perlu cukup kebaikan dan kemurahan hati untuk berbagi yang sudah kita miliki. Keyakinan seperti ini sangatlah penting karena hal ini sejalan dengan perutusan kita sebagai para pengikut Kristus. Karunia dari Tuhan bagi kita adalah cukup kepada setiap orang untuk dapat menjalani hidupnya di dalam dunia ini. Santo Paulus berkata di dalam suratnya kepada jemaat di Roma, bahwa karunia itu berwujud dalam kasih Kristus kepada kita. Kitab nabi Yesaya dalam bacaan pertama hari ini menegaskan hal yang sama, yaitu karunia perjanjian abadi antara Tuhan dengan kita yang berwujud dalam kasih setia yang teguh, yang telah dijanjikan sejak dahulu seperti yang dilakukan-Nya kepada Daud. Dengan menyadari bahwa kita memiliki karunia-karunia tersebut, kita hendaknya percaya diri untuk dapat membagikannya. Meskipun yang ada pada kita hanya sedikit seperti lima roti dan dua ikan, yang dikisahkan di dalam Injil pada hari ini, kita tentu rela untuk membagikannya. Persoalan apakah mencukupi kita sendiri dan orang lain jika yang sedikit itu dibagi-bagikan, hal itu adalah pekerjaan-Nya Tuhan yang memberikan. Tuhan berkuasa melakukannya. Tuhan berkenan melipatgandakan itu ketika kita memiliki semangat kasih, suka cita, dan rela untuk berbagi, sehingga tanpa kita duga, keajaiban Ilahi terjadi. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Allah, kuatkanlah semangat kami untuk giat dan bersuka cita berbagi karunia kepada sesama kami. Bapa kami.. Dalam... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Naposo Menginspirasi Dengan Kasih Tuhan (Yohanes 15:9-12) (Bagaimana respon kita terhadap kasih-Nya Tuhan?) Podcast PPND HKBP Distrik XVIII Jabartengdiy Edisi Renungan Harian Kamis, 4 Juni 2020 Bagi teman teman yang perlu temen curhat, tanya jawab program kerohanian, dapat menghubungi Koordinator Divisi Rohani PPND XVIII Jabartengdiy melalui WA 082217903892 (Cici br. Manalu) --- Send in a voice message: https://anchor.fm/ppndistrik18/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan oleh Yella Tamara Himawan dan renungan oleh Jeanny Ko MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi Alatnya Tuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya dalam masa Paskah ini tetapi selama hidup kita di dunia ini. Kebangkitan Yesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadir secara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersama dengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan untuk menyertai kita setiap saat, Roh-Nya yang hidup bersama kita di dalam Gereja dan masyarakat. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kita menjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaan pada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nya Tuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsung hingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada di sekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Boleh jadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka ialah orang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristiani yang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukan kehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alat Tuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengan tugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh, pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertuju kepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilan ini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerja secara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahan dalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadili Mahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicara atas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul. Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar. Kemudian pada suatu kesempatan yang lain, para rasul yang menjadi jembatan bagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkan pengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti dan ikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat perbanyakan roti dan ikan. Mereka adalah instrumen-instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawi manusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dan kemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung pada kesediaan kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah, perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna, terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan oleh Yella Tamara Himawan dan renungan oleh Pastor Ignasius Harianto, SDB MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi Alatnya Tuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya dalam masa Paskah ini tetapi selama hidup di dunia ini. Kebangkitan Yesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadir secara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersama dengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan untuk menyertai kita setiap saat, Roh-Nya yang hidup bersama kita di dalam Gereja dan masyarakat. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kita menjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaan pada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nya Tuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsung hingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada di sekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Boleh jadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka adalah orang-orang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristiani yang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukan kehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alat Tuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengan tugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh, pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertuju kepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilan ini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerja secara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahan dalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadili Mahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicara atas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul. Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar. Kemudian para rasul yang menjadi jembatan bagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkan pengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti dan ikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat perbanyakan roti dan ikan. Mereka adalah instrumen-instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawi manusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dan kemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung pada kesediaan kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah, perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna, terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Kalau sampai hari ini kita masih hidup, pernahkah kepikir untuk apa? Kenapa ya Tuhan izinkan kita masih hidup sampai detik ini? Padahal di dalam kedaulatan-Nya Tuhan bisa kok mengizinkan kita semua juga tertular Covid-19 dan buat dunia baru. Nah, berarti, ada sesuatu yang Tuhan mau kita lakukan untuk menunjukkan kasih dan kuasa Tuhan di masa-masa sekarang ini. Jadi, tindakan nyata apa yang bisa kamu lakukan sebagai upaya kasih kamu walau harus dirumahaja? Semoga Tuhan boleh dipermuliakan ya.