POPULARITY
Southeast Asia is especially vulnerable to storms, rising oceans, and other climate effects—though countries in the region did very little to create the crisis. In Indonesia, among other climate-related challenges, the capital city is sinking into the sea. Part 5 of our series, The Repair, on the climate emergency. Reported by Nita Roshita, with recording and production help from Hilman Handoni. Mixed by host John Biewen. Interviews with Bondan Kanumoyoso, Yayat Supriatna, Selamet Daroyni, Amalia Syafruddin, and others. The series editor is Cheryl Devall. Music in this episode by Lil Haydn, Kim Carroll, Chris Westlake, Lesley Barber, and Fabian Almazan. Music consulting by Joe Augustine of Narrative Music.
Indonesia punya ratusan gunung api dan menjadi negara vulkanik teraktif. Tapi dibalik kengerian itu, ada berkah yang melimpah. Sains Sekitar Kita menghadirkan cerita abu vulkanis nan maut yang berubah jadi malaikat penyelamat para petani. Ceritanya disusun Hilman Handoni. Dibawakan Malika. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Musik metal atau rock secara umum telah dikaitkan dengan bermacam hal negatif. Anda bisa dikira tengah memuja setan lantaran ikut melantunkan lirik Stairways to Heaven milik Led Zeppelin. Atau dicurigai memiliki perilaku agresif sebab kerap mendengar Marilyn Manson. Benarkah musik metal memicu agresi? Simak Sains Sekitar Kita yang disusun Hilman Handoni. Ceritanya dibawakan Ikram Putra. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Dari kapur tulis yang mengantar anak menjadi sarjana hingga bahan baku semen yang menjadi rumah kita, Sains Sekitar Kita menghadirkan cerita tentang pentingnya melindungi bebatuan karst. Ceritanya disusun Hilman Handoni, dibawakan Ajeng Dinanti. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Dian Fiantis telah mengumpulkan abu vulkanis dari Gunung Merapi, Kelud, Sinabung dan Krakatau. Untuk apa dan apa tujuannya? Simak Sains Sekitar Kita yang disusun Hilman Handoni. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Banyak ramalan dan penelitian soal kapan dan bagaimana kiamat terjadi. Tapi, tak ada yang menjamin kebenarannya. Mari mengintip skenario kiamat dari teropong astronomi bersama ilmuwan Premana Premadi di Sains Sekitar Kita. Ceritanya disusun Hilman Handoni. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Sains Sekitar Kita kali ini menghadirkan profil begawan biologi konservasi dan naturalis terbaik yang dimiliki Indonesia: Jatna Supriatna. Ceritanya disusun Hilman Handoni. Selamat mendengarkan! *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Bermain musik klasik dan rock progresif sembari mengajar, meneliti, dan menanggulangi demam berdarah yang mematikan. Semua itu dilakoni dengan gembira. Mari berkenalan dengan Adi Utarini di Sains Sekitar Kita. Ceritanya disusun Hilman Handoni. Selamat mendengarkan! *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Bagaimana gula bisa memberikan tenaga, perasaan happy dan mengusir stres? Apa yang terjadi pada tubuh sehingga kita mungkin saja terjebak pada candu manis yang berbahaya? Simak di Sains Sekitar Kita. Ceritanya disusun Hilman Handoni. Dibawakan Aisha. Selamat mendengarkan. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Para ilmuwan berada ada di ambang penemuan yang mungkin bisa bikin demam berdarah cuma jadi catatan sejarah. Tak perlu lagi penebaran abate, pemberantasan sarang nyamuk, apalagi foging. Selengkapnya di Sains Sekitar Kita yang disusun Hilman Handoni berikut ini. Selamat mendengarkan! *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Meski hidup dengan penyakit ALS yang membatasi gerak tubuh, Premana Premadi pantang menyerah. Nama perempuan astronom pertama di Indonesia ini abadi di antara hampir dua juta asteroid lain di angkasa. Bagaimana mulanya langit memesona Premana Premadi? Simak di Sains Sekitar Kita. Ceritanya disusun Hilman Handoni. Dibawakan Aisha Rachmansyah. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Saatnya memperhatikan kesehatan tidur. Tidur yang tak sekadar menghilangkan rasa kantuk. Apa yang terjadi pada tubuh jika tidur terganggu? Simak penjelasan Andreas Prasadja, anggota American Academy of Sleep Medicine dalam Sains Sekitar Kita. Ceritanya disusun Hilman Handoni, dibawakan Ibrahim. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Apakah eko-wisata sama dengan petualangan wisata alam? Sains Sekitar Kita kali ini mengajak Anda memahami lebih jauh soal konsep eko wisata dan apa saja faktor yang menentukan keberhasilannya. Ceritanya disusun dan dibawakan oleh Hilman Handoni. Selamat mendengarkan. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Penyebab stunting terdengar sederhana. Padahal stunting bukan cuma perkara kekurangan gizi kronik lantas tubuh-tubuh bayi yang jadi pendek. Apa itu stunting dan bagaimana mengatasinya? Simak penjelasan Ahmad Syafiq, ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesahatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia di Sains Sekitar Kita. Ceritanya disusun Hilman Handoni, dibawakan oleh Malika. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Sains Sekitar Kita kali ini mengajak Anda mengenal lebih dekat sosok Kelelawar, satu-satunya mamalia yang bisa terbang dan beraktivitas pada malam hari dan penyerbuk paling tangguh di jagat raya! Ceritanya disusun Hilman Handoni dan dibawakan Ibrahim Aziz. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Tanpa disadari kita telah mengklik, memencet, menyentuh, mengusap layar smartphone rata-rata 2600an kali dalam sehari. Apa yang terjadi dengan otak kita sehingga sebentar-sebentar terus mengecek layar HP? Temukan jawabannya di Sains Sekitar Kita yang disusun produser Hilman Handoni. Ceritanya dibawakan oleh Malika. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Mengurus transaksi perbankan, boleh jadi terasa mahal, lama, dan menyebalkan. Tapi dengan teknologi Blockchain, mungkin kita tak lagi butuh bank. Sains Sekitar Kita kali ini mengupas teknologi Blockchain yang diduga keras bakal jadi andalan dalam hal pencatatan dan transaksi di masa mendatang. Simak cerita yang disusun Hilman Handoni dan dibawakan Ikram Putra, berikut ini. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Jatna Supriatna, naturalis terkemuka, mengajak kita ke Wallacea. Kawasan ini disebutnya sebagai laboratorium hidup terbaik untuk mempelajari tentang evolusi. Apa saja keunikan yang bisa kita jumpai di dalamnya? Simak dalam Sains Sekitar Kita yang disiapkan dan dibawakan Hilman Handoni. Selamat mendengarkan! *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Sains Sekitar Kali ini mengajak Anda mengenal sosok peneliti muda yang namanya melambung lewat teori Six Degrees Separation; Roby Muhamad. Penyuka musik jazz dan blues ini bilang 'Setiap manusia hanya terpisah dan dapat dihubungkan dengan hubungan enam orang saja.' Selengkapnya bersama Hilman Handoni. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Konon Gunung Tambora meletus karena sang raja yang durhaka. Sementara letusan Gunung Kelud pada 1901 dipercaya untuk menyambut lahirnya raja Jawa, presiden pertama Indonesia, Sukarno. Tetapi secara ilmiah Gunung api meletus karena mencari kesetimbangan alam. Bersama Mirzam Abdurrahman, vulkanolog dari Institute Teknologi Bandung, kita akan mencari tahu bagaimana gunung meletus dan bisakah sains memprediksi letusannya. Ceritanya disusun dan dibawakan Hilman Handoni. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Olahraga banyak dihubungkan dengan gaya hidup sehat, mengurangi berat badan, memperbaiki kualitas tidur, perbaikan mood, menghindari stress, meningkatkan konsentrasi, dan seterusnya. Tapi bagaimana otot bisa meningkatkan kinerja otak? Temukan jawabannya di Sains Sekitar Kita, bersama Hilman Handoni. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Gehrke/ShutterstockKitab suci dan para agamawan memiliki cerita sendiri mengenai kiamat yang mengakhiri kehidupan dunia fana. Film-film Hollywood dan berbagai komik mengeksploitasi narasi kiamat sebagai hiburan sekaligus mencetak keuntungan. Ilmuwan astronomi juga punya penjelasan ilmiah bagaimana dan kapan sebuah planet, termasuk Bumi, akan hancur lebur sebagai pertanda kiamat. Premana Premadi, astronom dan dosen senior Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung, mengatakan astronomi punya tawaran cerita tapi tidak memutuskan apa-apa. Ini tiga skenario kiamat dari kaca mata astronomi. Pertama, masih ingat film Armageddon? Satu tim yang beranggotakan banyak ahli dikirim ke luar angkasa untuk menghancurkan asteroid sebelum menumbuk Bumi. Nah skenario itu cukup masuk akal, menurut astronomi, walau tidak diketahui secara pasti kapan asteroid menumbuk Bumi. Kedua, seperti prediksi suku Maya bahwa kiamat datang pada 2012. Skenario ini menyebut inti bumi yang selama ini stabil, secara berlahan memuai. Perubahan ini membuat lautan bergejolak dan wajah Bumi yang kita kenal berantakan. Skenario terakhir, kiamat kita datang dari sumber energi kehidupan kita di Bumi: Matahari. Seperti bintang lain, Matahari berevolusi: memuai hingga mencapai dan “menelan” Bumi dan seisi galaksi Bima Sakti. Kiamat ini hanya terjadi pada Bumi dan planet di galaksi Bima Sakti. Tapi tenang saja. Peristiwa kiamat tersebut mungkin terjadi tujuh miliar tahun lagi. Kiamat tak terjadi pada masa kehidupan kita atau anak dan cucu dan cicit kita. Edisi ke-39 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Aisha Rachmansyah. Selamat mendengarkan!
Premana Wardayanti Premadi Hilman Handoni/KBRMelayang-layang di antara planet Jupiter dan Mars, bersama hampir dua juta asteroid lainnya, ada Asteroid 12937 Premadi. Nama asteroid ini diambil dari nama Premana Premadi, perempuan astronom pertama dari Indonesia, yang aktif mengajar di Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung dan Direktur Observatorium Bosscha. Dia juga menggerakkan pendidikan astronomi ke anak-anak melalui organisasi nirlaba Universe Awareness for Children (UNAWE) Indonesia. Pada Maret 2017, Minor Planet Center (MPC) di bawah International Astronomical Union (IAU) menyematkan nama Asteroid 12937 Premadi, sebelumnya bernama asteroid 3024 P-L, ditemukan pada 1960 oleh Cornelis Johannes van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld menganalisis plat fotografi yang direkam oleh Tom Gehrels dengan teleskop Schmidt di Observatorium Palomar. Memang, dia bukan orang Indonesia pertama yang diabadikan jadi nama asteroid. Tapi dialah perempuan astronom yang pertama. Sebelumnya, empat nama mantan Direktur Observatorium Bosscha juga diabadikan oleh Minor Planet Center (MPC) sebagai nama asteroid. Bagi Premana, penyematan nama orang Indonesia di ruang angkasa itu merupakan bentuk dukungan internasional kepada Indonesia untuk memajukan astronomi di tanah air. Inilah kisah Premana Premadi, yang begitu cinta dengan penjelajahan ruang angkasa. Walau dia hidup dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) - penyakit ini juga menyerang Stephen Hawking, ahli fisika teori dari Inggris - penyakit yang menyerang saraf motorik, aktifitasnya segudang: mengajar, meneliti, mengisi diskusi, kampanye pendidikan astronomi untuk anak-anak, dan menyemangati para penderita ALS. Edisi ke-35 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Aisha Rachmansyah. Selamat mendengarkan!
Sergey Nivens/Shutterstock.comAstronomi merupakan ilmu paling tua. Ilmu ini setua nenek moyang kita yang menoleh ke angkasa dan bertanya: mengapa kita ada, mengapa ada hujan, siang, malam, dan bintang gemerlapan. Juga pertanyaan yang selalu relevan sepanjang masa: misalnya apakah alam semesta itu ada dari dulu? Apakah mereka ada untuk selamanya? Alam semesta itu sampai mana batasnya? Umurnya berapa? Berapa jarak Bumi dan Matahari? Pertanyaan-pertanyaan itu membantu para ilmuwan menemukan rotasi, revolusi planet-planet, gravitasi, hukum fisika, reaksi kimia, dan pertumbuhan biologi. Juga menciptakan teknologi. Penemuan inilah yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak teknologi yang awalnya dirancang untuk keperluan astronomi tapi aplikasinya sangat luas. Misalnya detektor sinar X yang dipakai di bandara-bandara. Itu teknologi yang sama yang dikembangkan untuk pengamatan sinar X. Tomografi, pengolahan citra yang tadinya dipakai di astronomi sekarang dipakai di dunia medis. Kodak film awalnya diciptakan astonom untuk mempelajari matahari. Tapi kini alat digunakan di industri medis dan fotografi. Lalu ada satelit yang menyambungkan siaran televisi dan telepon genggam. Juga ada GPS alias global positioning system yang dipakai di Google Maps dan membantu pesawat menemukan tujuan. Premana Premadi, astronom dan pengajar Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung, menceritakan seluk beluk penggunaan astronomi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dia, astronomi membantu memupuk hasrat ingin tahu, memberikan patokan, ukuran, dan aturan-aturan. Juga menunjukkan penanda perubahan waktu, siang-malam, musim dan iklim, termasuk menentukan hilal dan awal Ramadhan awal syawal. Ya astronomi ilmu yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Edisi ke-34 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Prodita Sabarini. Selamat mendengarkan!
Manusia selalu diliputi rasa ingin tahu. Kita mencari tahu bagaimana segala sesuatu di dunia bekerja, termasuk apa yang terjadi pada otak kita ketika jatuh cinta. Bagaimana awal mulanya ada jatuh cinta ya? Temukan jawabannya di Sains Sekitar Kita. Ceritanya disusun Hilman Handoni, dibawakan Prodita Sabarini. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Hidup kita berkutat pada mesin pencari dan media sosial. Anda diberi tahu musik dan film apa yang paling keren dan wajib tonton. Dimana letak restoran terdekat, terenak, termurah. Anda bahkan diberi rujukan teman atau calon kekasih yang cocok dengan Anda. Kurang mudah apa? Tapi apakah itu semua murni kehendak Anda? Sains Sekitar Kita kali ini mengisahkan bagaimana algoritma mengatur kehendak bebas manusia. Ceritanya disusun Hilman Handoni, dibawakan Prodita Sabarini. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Kondrukhov/ShutterstockMusik metal kerap dikaitkan dengan pemberontakan kaum muda sampai dengan pemujaan setan. Tapi betulkah metal penganjur kekerasan dan memicu agresi? Alih-alih menghasilkan energi buruk, metal malah punya dampak baik. Journal of Psychology of Popular Media dalam satu tulisan menyebut metal membantu orang dalam menghadapi kematian. Peneliti Paula Rowe dan Bernard Guerin dari University of South Australia menyebut musik metal membantu remaja dan orang dewasa menghadapi ketegangan dalam keluarga, bullying, dan kesepian. Musik metal atau rock secara umum telah dikaitkan dengan macam-macam hal negatif. Misalnya The Beatles pernah mengatakan mereka lebih popular dari Yesus sehingga menerbitkan protes besar-besaran. Gita Widya Laksmini, Kepala Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya, mengatakan musik ini bisa fungsinya berbeda-beda untuk setiap orang. Bahkan satu individu bisa memaknai satu musik berbeda-beda dalam berbagai episode kehidupan, berbagai identitas dan konteks. Jadi mari nikmati musik metal. Edisi ke-33 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Ikram Putra. Selamat mendengarkan!
Kurangi konsumsi gula akan membuat tubuh Anda lebih sehat. Eviart/ShutterstockGula merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Tapi mengkonsumsi terlalu banyak zat manis ini bisa juga mendatangkan banyak penyakit yang mematikan. Gula olahan dari tebu atau jagung adalah sumber karbohidrat, sama seperti kentang, biji, umbi, atau nasi. Zat esensial bagi tubuh manusia ini menghasilkan tenaga, agar berdaya. Bersama lemak dan protein, karbohidrat adalah zat yang banyak dibutuhkan tubuh. Mereka adalah makronutrien. Sampai sini tak ada soal. Yang jadi masalah adalah gula buatan itu karbohidrat rantai pendek, yang sudah hampir siap untuk diserap. Kalau kita konsumsi dalam bentuk polisakarida seperti nasi, ubi, singkong, jagung, roti, dan mie, gabungan rantai karbohidrat perlu dipecah lebih dahulu, baru masuk ke peredaran darah. Itulah mengapa mengkonsumsi karbohidrat dalam bentuk gula lebih berbahaya karena masuknya cepat. Karena terlalu cepat diserap tubuh, apalagi dalam jumlah yang berlebihan, maka terjadilah kelebihan. Kelebihan bikin aneka mudarat. Termasuk perut buncit dan kegemukan. Konsumsi gula dan endapan sisa-sisanya telah terbukti membuat kerja organ tubuh menjadi lebih berat. Dalam jangka panjang endapan ini juga merusak dan berbahaya. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan penurunan fungsi hati. Gula juga mempengaruhi kerja hormon insulin menyebabkan diabetes, hipertensi, penyumbatan pembuluh darah, dan kolesterol tinggi. Diabetes dan hipertensi memang tidak mematikan, tapi dapat memicu penyakit lain yang bisa membunuh: jantung, stroke, dan penyumbatan pembuluh darah. Steffi Sonia, Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran FKUI-RSCM Jakarta, menyebut rasa manis itu seperti candu. Gula mampu memberikan perasaan bahagia dan mengusir stres. Karena enak di lidah, banyak orang ketagihan dan tidak menyadari bahaya yang mengintai tubuh sehat. Gula tetap boleh dinikmati. Tapi jumlah, mesti dibatasi. Ada batasannya dari Badan Kesehatan Dunia (WHO): 10 persen dari asupan energi. Untuk perempuan kira-kira tiga sendok makan atau 35 gram sehari, untuk laki-laki empat sendok makan atau 50 gram sehari. Lebih baik lagi jika bisa setengahnya. Berarti satu setengah sendok makan untuk perempuan dan dua sendok makan untuk laki-laki. Sebagai perbandingan, rata-rata satu kotak minuman manis, misalnya teh dalam kemasan botol atau karton, mengandung 20 gram gula. Jadi kurangi konsumsi gula. Edisi ke-31 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Aisha Rachmansyah. Selamat mendengarkan!
Aleksandr Simonov/ShutterstockMenjadi ilmuwan berkelas lebih dari bakat. Mereka adalah pekerja keras. Ilmuwan-ilmuwan aneka cabang ilmu ini telah menembus batas-batas baru yang memungkinkan ilmu pengetahuan maju centi demi centi. Apa rahasia produktivitas mereka? Kami menghimpun aneka tip dari para saintis agar hari-hari Anda lebih produktif dan juga sehat! Selain membaca yang jadi menu wajib mereka, ada yang senang naik gunung, bangun tidur pukul 3 pagi, rajin olahraga, tidur siang sesaat, wisata, hingga menonton film Korea. Simak tip-tip cara mereka mengelola waktu dan aktivitasnya untuk produktif. Juga silakan tiru yang cocok dengan Anda. Mereka adalah Guru Besar Hukum Teknologi Informasi Universitas Padjadjaran Sinta Dewi Rosadi, Guru Besar Konservasi Biologi Universitas Indonesia Jatna Supriatna, Guru Besar Ilmu Tanah Universitas Andalas Dian Fiantis, ilmuwan muda Universitas Indonesia Roby Muhammad, dosen Biologi Institut Pertanian Bogor Berry Juliandi, dan psikiatri Universitas Kristen Indonesia Dharmawan Adi Purnama. Edisi ke-30 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Aisha Rachmansyah. Selamat mendengarkan!
Adi Utarini, pembasmi nyamuk Aedes aegypti dari Universitas Gadjah Mada. FK UGM/YouTubeAdi Utarini adalah satu dari sedikit sekali ilmuwan yang juga musisi! Memainkan musik klasik dan rock progresif sembari mengajar, meneliti, dan menanggulangi demam berdarah yang mematikan itu. Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada ini memimpin Eliminate Dengue Project di Yogyakarta. Dari Kota Gudeg, proyek ambisius kelas dunia sedang berlangsung: mencoba menjadikan Demam Berdarah sebagai catatan sejarah. Utarini dan timnya telah mampu merekayasa dan membiakkan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia. Bakteri ini terbukti membuat nyamuk tidak bisa mentransfer virus demam berdarah ke manusia. Dan itu artinya virus demam berdarah bisa dicegah. Nyamuk berbakteri ini dilepasliarkan, kawin mawin dan akan menghasilkan generasi nyamuk yang jinak. Inilah kisah Utarini, ilmuwan yang gemar musik dan pada Mei 2018 menggelar konser tunggalnya bertajuk Life, Passion, and Music. Tapi ini bukan acara gaya-gayaan. Seratus persen keuntungan konser masuk ke Yayasan Kanker Indonesia. Edisi ke-28 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!
Setiap klik di Internet meninggalkan jejak digital. Enzozo/ShutterstockLangkah Cambridge Analytica memanen data pribadi secara ilegal lebih dari 50 juta pengguna Facebook untuk kepentingan tim kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2016 menunjukkan data digital begitu penting. Dan setiap kita menggunakan Internet akan meninggalkan jejak digital seperti telapak kaki meninggalkan jejak saat melewati tanah basah. Sinta Dewi Rosadi, Guru Besar Hukum Teknologi Informasi Universitas Padjadjaran Bandung, menyebut ada dua jenis digital footprint: jejak pasif dan aktif. Jejak pasif diambil tanpa kita ketahui saat kita mengunjungi situs belanja online, situs video, dan situs lainnya yang mengumpulkan data. Adapun jejak aktif adalah jejak yang secara sadar kita bagikan seperti updates status di Twitter, Instagram, dan Facebook, tweet yang retweet, data geolokasi, dan foto atau video yang dibagikan melalui media sosial. Sadar atau tak sadar, semua data tersebar membentuk potret diri, bayangan kita. Itulah jejak digital kita. Sebenarnya, kita diawasi oleh berbagai pihak untuk kepentingan komersial maupun non-komersial. Data pribadi ini dimanfaatkan oleh hampir semua penyedia jasa Internet semacam Google, Facebook, YouTube, Twitter, dan perusahaan raksasa teknologi untuk menjaring pengiklan dan mengeruk keuntungan. Di Amerika Serikat, lebih dari 60 persen manajer urung mempekerjakan orang karena menjumpai hal yang tak patut di akun media sosial pribadinya. Mereka juga menggunakan mesin pencari buat tahu rekam digital pelamar kerja. Dengan hampir 70 juta pengguna aktif Facebook, Indonesia adalah pasar besar buat pertumbuhan ekonomi digital berikut ancamannya. Ekonomi digital tanpa perlindungan data pribadi sungguh berbahaya. Karena pilar dari e-commerce adalah kepercayaan. Adapun kepercayaan pilarnya adalah keamanan dan perlindungan data pribadi. Karena itu, sudah saatnya pemerintah membuat Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Sepanjang belum ada undang-undang ini, mulailah berhati-hati dengan data dan aneka hal yang kita pajang di Internet. Edisi ke-27 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
Abu vulkanis merendam rumah setelah erupsi Gunung Merapi, Juni 2006. Dewi Putra/ShutterstockDian Fiantis adalah ahli tanah dan pemburu abu gunung api. Guru Besar Universitas Andalas Padang Sumatra Barat itu telah mengumpulkan abu vulkanis setelah Gunung Merapi, Kelud, Sinabung, dan Krakatau meletus. Dia dan timnya mengambil abu vulkanis yang belum terkena hujan. Dari penelitiannya tentang abu vulkanis, 6 artikel ilmiah telah diterbitkan jurnal internasional. Dengan 129 gunung api aktif, Indonesia adalah negeri vulkanis teraktif di dunia. Jutaan orang menggantung pengharapan, pada cuaca, curah hujan, dan tanah subur buat pertanian dan tempat tinggal. Meski menanggung risiko yang amat besar: letusan nan mematikan. Mereka yang bertaruh tahu letusan gunung api adalah cara alam mengembalikan kesuburan tanah. Abu vulkanis kelak akan melapuk menjadi tanah-tanah subur. Dan dalam proses itulah abu vulkanis menyerap karbon. Ini salah satu unsur yang bertanggung jawab membuat perubahan iklim. Berdasarkan warna tanah, Dian bisa meramalkan tingkat kesuburannya. Tanah itu hitam berarti kandungan bahan organiknya itu tinggi. Tanah itu akan mudah diolah. Relatif lebih subur dibandingkan tanah yang berwarna cokelat. Apalagi kalau warnanya merah bahan organiknya sangat sedikit. Sayangnya, kebijakan pemupukan di tanah pertanian Indonesia kerap mengabaikan sains sehingga asupan pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan tanah. Edisi ke-26 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
Nyamuk Aedes aegypti menyedot darah pada kulit. Mrfiza/ShutterstockDemam berdarah tiba pertama di Surabaya pada 1960-an. Kini, virus yang diperantarai nyamuk Aedes aegypti ini telah menyebar di seluruh kabupaten di Indonesia. Termasuk di Yogyakarta. Indonesia berada di peringkat kedua di dunia dan pertama di Asia Tenggara dalam kasus demam berdarah. Kerugian akibat demam berdarah, setidaknya mencapai Rp 3,1 triliun per tahun. Serangga kecil ini adalah ancaman buat dua setengah miliar manusia. Banyak orang kena penyakit demam berdarah berakhir meninggal. Setiap waktu gang-gang di perkampungan diasapi, tapi seolah nyamuk begitu lincah sehingga bisa berpindah tempat. Bagaimana cara efektif menjinakkan nyamuk mematikan ini? Adi Utarini, Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah Mada, punya jawabannya. Sejak 2011 dia memimpin program pemberantasan demam berdarah, Eliminate Dengue Project Yogyakarta yang menggunakan teknik baru. Program ini tidak menebar abate, memberantas sarang nyamuk, apalagi fogging. Utarini dan timnya menemukan kegunaan Wolbachia, bakteri yang secara alami ada di lalat buah, capung, kupu-kupu, tapi tidak ada di nyamuk. Mereka menemukan cara untuk memasukkan bakteri ini ke dalam tubuh nyamuk. Wolbachia ini di dalam tubuh nyamuk berkompetisi dengan virus demam berdarah dan bisa menghambat perkembangan virus DB. Bakteri wolbachia ini seperti kuda troya. Bayangkan prajurit-prajurit Wolbachia berebut makanan dengan virus demam dalam pertempuran epik di tubuh nyamuk. Bakteri menang, virus jinak. Lalu bagaimana caranya agar kita tak perlu repot menyuntik satu per satu nyamuk? Mereka mencoba menyuntikkan bakteri itu ke dalam telur nyamuk yang luar biasa kecilnya. Sekecil kalau kita membuat tanda titik di tulisan itu. Ekpresimen dengan Wolbachia telah dilakukan beratus ribu kali di Australia dan berhasil. Setelah itu baru dikembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti yang berbakteri Wolbachia. Telur-telur ini kemudian dipindahkan, ditetaskan, dan dikembangbiakkan di negara-negara yang menjalankan program ini yakni Meksiko, Brazil, Vietnam, Australia, dan Indonesia. Inilah mungkin cara baru yang akan membuat demam berdarah tinggal sejarah. Edisi ke-25 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
Profesor Jatna Supriatna Conservation-strategy.orgBegawan biologi konservasi dan naturalis terbaik yang dimiliki Indonesia adalah Jatna Supriatna. Jurnalis Amerika pemenang Penghargaan Pulitzer Thomas L Friedman menjuluki Jatna Supriatna sebagai “Nabi Nuh” pada masa modern. Temuannya mengenai hibridisasi spesies di Sulawesi membetot perhatian dunia. Kerajaan Belanda memberikan penghargaan Officer of the most Excellence Order of Golden Ark kepada ahli biologi konservasi Universitas Indonesia ini. Sementara di dalam negeri dia diganjar penghargaan prestisius Habibie Award. Sebagai naratulis, Jatna lebih banyak menghabiskan waktunya di alam terbuka ketimbang di laboratorium. Dia menikmati sejarah evolusi di Sulawesi. Di sana pula, Jatna menorehkan salah satu temuan terpentingnya: Monyet hibrida yang merupakan proses spesiasi atau munculnya spesies baru akibat evolusi. Teori Jatna ini memperkokoh apa yang telah dirintis Darwin, juga naturalis sohor asal Inggris yang berkelana di Nusantara: Alfred Russel Wallace. Sementara Darwin mendukung ide seleksi alam, Wallace menggagas pengaruh isolasi geografi yang berpengaruh terhadap evolusi. Dua mekanisme ini menjadi landasan umum yang tetap dipakai para biolog hingga sekarang dalam menjelaskan spesiasi. Jatna juga menemukan tarsius di Pulau Siau dan jenis beruk di Pulau Togian, yang dinamakan Macaca togianus. Seekor cicak terbang yang ditemukan di pulau yang sama dinamakan, Draco supriatnai sebagai penghormatan atas jasanya. Jatna juga meneliti kadal dan katak serta menemukan spesies-spesies baru di Sulawesi. Di usia hampir menyentuh angka 70 tahun, Jatna Supriatna masih bugar. Kali ini kami memuat kisah ketekunan intelektual Jatna hingga menjadi naturalis kondang. Edisi ke-23 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
Pengendara sepeda motor di Yogyakarta menerobos abu vulkanik dari letusan gunung Kelud, 14 Februari 2014. Setyo Adhi Pamungkas/ShutterstockGunung Anak Krakatau di Selat Sunda erupsi 576 kali pada Sabtu lalu, dengan tinggi letusan mencapai 100-500 meter dari puncak kawah. Letusan ini memuntahkan abu vulkanis, pasir, lontaran batu pijar, dan suara dentuman. Anak Krakatau merupakan satu dari 129 gunung api aktif di Indonesia. Letusan gunung adalah fenomena alamiah yang berulang dan tidak perlu dikhawatirkan berlebihan selama penduduk di sekitar gunung mengikuti langkah-langkah evakuasi yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan puluhan gunung api aktif, Indonesia adalah negara vulkanik teraktif dan paling terancam, tapi juga mungkin lumbung pupuk paling subur di dunia. Menurut Biro Pusat Statistik pada 2017, setengah populasi orang Indonesia ada di Jawa. Sumatra yang panjangnya dua kali lipat Pulau Jawa hanya menampung 20% populasi. Apakah ini ada hubungannya dengan populasi gunung? Sumatra punya 30 gunung api, sementara Pulau Jawa punya 34 gunung api. Apakah karakter abu vulkanis keduanya berbeda hingga menghasilkan kesuburan yang berbeda? Dian Fiantis, ahli tanah dari Universitas Andalas, memberikan jawaban mengapa tanah di Pulau Jawa lebih subur dibanding tanah Sumatra. Erupsi gunung di Pulau Jawa lebih banyak menghasilkan unsur hara seperti kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang dibutuhkan oleh tanaman. Sedangkan silikon dioksida (SiO2) yang lebih banyak dimuntahkan gunung di Sumatra tidak dibutuhkan banyak oleh tanamannya. Zat ini tersedia banyak tapi tidak dibutuhkan. Selain itu, curah hujan di Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih rendah dibanding pantai barat Sumatra sehingga unsur-unsur yang menyuburkan lebih lama bertahan di tanah Jawa. Edisi ke-22 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
Bukit karst di Makassar. Rerosindunata/ShutterstockSekitar 15% dari luas daratan di Bumi berupa perbukitan karst. Di Indonesia, menurut riset ahli biologi Reuben Clements pada 2006 , luas wilayah karst mencapai 14,5 juta kilometer persegi, yang tersebar dari barat hingga timur negeri ini. Dari jumlah itu hanya 5% yang dilindungi. Karst adalah gudang penyimpan air yang teramat vital untuk pertanian dan rumah buat biota yang bahkan belum pernah kita kenal. Dari kapur tulis yang mengantar anak menjadi sarjana hingga bahan baku semen dan marmer yang menjadi rumah kita, tidak lepas dari bebatuan karst. Perannya vital dan jutaan petani bergantung padanya untuk pengairan. Itulah mengapa dalam hampir lima tahun terakhir para petani Kendeng di Rembang dan Pati, Jawa Tengah, menggelar protes hingga di depan Istana Negara Jakarta untuk menolak pabrik semen yang akan mengeruk habis perbukitan karst di sana. Dian Fiantis, guru besar ilmu tanah Universitas Andalas, Sumatera Barat menjelaskan ihwal batu karst yang terbentuk jutaan tahun yang lalu itu. Di bawah sebuah bukit kapur, ada gua kapur. Ada stalagmit dan stalagtit. Di sana juga terjadi proses pembentukan tanah. Dan inilah yang belum banyak digali. Tanah-tanah yang berasal dari perbukitan karst adalah salah satu dari tanah tersubur di Bumi. Karena itu, menyelamatkan bebatuan karst dari bisnis yang merusak sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan. Edisi ke-20 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Ajeng Dinanti. Selamat mendengarkan!
Eko wisata perkebunan kopi di Kiadan Pelaga, Bali. Komar/ShutterstockDi atas kertas, pariwisata berbasis lingkungan alias eko wisata membawa sejuta manfaat yang dapat diringkas dalam kondisi lestari alamnya, sejahtera warga sekitarnya, dan tercerahkan pengunjungnya. Eko turisme terbukti meningkatkan populasi harimau di India. Satu riset menyebut jenis wisata ekologi ini berdampak baik juga pada burung makaw hijau besar di Costa Rica, burung hering mesir di Spanyol, primata hoolock di India, pinguin anjing liar dan cheetah di Afrika, serta marmoset emas, sejenis monyet kecil di Brazil. Riset ini juga menemukan eko turisme hanya berdampak kecil bagi orang utan di Sumatra dan singa laut di Selandia Baru. Eko wisata tak sama dengan petualangan wisata alam. Ani Mardiastuti, Kepala Divisi Ekologi Manajemen Satwaliar, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor, mengatakan pemberdayaan warga adalah kunci eko wisata. Dia menjelaskan prinsip eko wisata yang lebih menyeluruh. Karena itu, kalau demi wisata dan kelestarian alam lalu warga diusir, itu tak bisa disebut sebagai eko wisata. Ini terjadi dalam kisah pilu warga di sekitar cagar biosfer Maya di Guatemala yang diusir dari kampungnya. Suku Maasai di Tanzania yang dibakar rumah-rumahnya dan diusir demi pengembangan wisata safari. Menurut studi pada 2011, eko wisata di Indonesia tumbuh 20-40 persen sejak 1990-an. Edisi ke-18 Sains Sekitar Kita ini disiapkan dan dinarasikan oleh Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!
NicoElNino/ShutterstockTeknologi digital melahirkan blockchain, sebuah sistem pembukuan besar yang terdistribusi dengan password terenkripsi sehingga data di dalamnya sulit diubah oleh orang lain. Pencatatan dilakukan oleh satu pihak, tapi data pencatatan itu disebar dalam jaringan yang memiliki akses teknologi ini. Semua orang punya data yang sama dan transparan. Nah ini membuat transaksinya lebih cepat dan aman. Dengan teknologi blockchain, misalnya, buruh migran dari belahan bumi manapun bisa mentransfer uang gajinya kepada keluarganya di pedalaman. Semudah dan semurah seorang buruh mengangkat telepon atau mengirim pesan WhatsApp. Tak perlu antre di bank. Karena itu, penggunaan teknologi ini di bidang keuangan dituding akan mengancam kemapanan sistem keuangan yang dimediasi oleh bank. Teknologi bisa juga digunakan untuk penyaluran dana bantuan sosial, juga untuk memastikan penjual barang menyetor pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh konsumen disetor ke rekening pemerintah. Blockchain pertama kali diterapkan pada mata uang virtual bitcoin, yang mengundang kontroversi karena jenis mata uang ini dinilai tidak stabil. Febrio Kacaribu, Kepala Kajian Makro Ekonomi dan Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, LPEM Universitas Indonesia, menjelaskan cara blockchain bekerja dalam bidang keuangan. Teknologi ini juga bisa dipakai untuk bidang medis, lingkungan, dan bidang lainnya. Edisi ke-17 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Ikram Putra. Selamat mendengarkan!
Independent birds/Shutterstock.comIndonesia mempunyai 200 dari total 1.100 spesies kelelawar di dunia. Hampir seperlima ada di sini. Tapi dua di antaranya, spesies Otomops Johstonoi dari Alor Nusa Tenggara Timur dan Neoptenus Trostii di Sulawesi, nyaris punah. Hewan ini luar bisa. Kelelawar ukuran besar sanggup terbang lebih dari 100 kilometer per hari dan bermigrasi rerata 1000 kilometer per musim. Kelelawar lain, segede jempol saja besarnya, bisa menyeberang lautan 600 kilometer dari Inggris ke Belanda! Satu-satunya mamalia yang bisa terbang dan beraktivitas pada malam hari ini adalah penyerbuk paling tangguh dan ulung di jagat raya. Tanpa bantuannya, penyerbukan durian sulit terjadi. Mereka hidup di pedalaman hingga di kota-kota besar. Mereka hidup harmonis dengan manusia. Kuncinya satu: tidak saling mengganggu. Kelelawar telah memberikan dunia imaji-imaji semacam Batman dan Vampir. Tokoh-tokoh khayali di film yang telah menghasilkan miliaran dolar. Tapi kelelawar juga bisa menjadi ancaman serius bagi manusia dengan segala virus yang mungkin dibawanya. Apa guna kelelawar buat manusia? Srihadi Agung Priyono, Guru besar dan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor IPB, menjelaskan selain untuk penyerbukan, kelelawar juga membawa virus. Jika kelelawar sakit dan air liurnya mengandung virus, maka virus yang tertinggal akan menempel pada buah yang jatuh dan dimakan manusia. Edisi ke-15 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Ibrahim. Selamat mendengarkan!
Kisah anak kurang gizi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, September 2016. Reinier van Oorsouw/UNICEF, CC BY-NCSatu dari tiga bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia Indonesia terkena stunting alias kekurangan gizi kronis akibat kekurangan asupan gizi sejak dalam kandungan. Di Indonesia ada 9 juta anak yang menderita stunting. Penyebab langsungnya terkait konsumsi makanan dan penyakit, khususnya infeksi. Stunting bukan hanya perkara kekurangan gizi kronik yang menyebabkan tubuh-tubuh bayi jadi pendek melain soal perkembangan kecerdasan sampai dengan masa depan bangsa. Nusa Tenggar Timur adalah daerah tempat anak-anak paling banyak terkena gizi buruk. Ahmad Syafiq, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengatakan stunting bukan persoalan bencana individu lagi tapi sudah bencana populasi. Karena itu, penanganannnya juga harus melibatkan populasi secara keseluruhan. Akibat stunting kita mengalami kerugian Rp 300 triliun per tahun dan menurunkan PDB sebesar 3%. Stunting berdampak bukan hanya pada tinggi badan. Gizi buruk menyebabkan kapasitas intelektual terbatas sehingga dalam jangka panjang bisa mengurangi kinerja atau prestasi sekolah belajar seorang anak. Pada gilirannya kelak akan membatasi pilihan-pilihannya dalam hal ekonomi dan produktivitas. Syafiq memberikan strategi mengakhiri stunting yang dimulai dari masa kehamilan. Edisi ke-14 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
Jelang tidur masih menatap layak kaca ponsel. Torwaistudio/ShutterstockKecanduan telepon pintar melanda banyak orang segala usia setelah alat elektronik ini harganya begitu murah sehingga terbeli oleh semua kelas ekonomi. Dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi, jari tidak lepas dari layar ponsel. Bila tidak dikendalikan, candu digital ini bisa menurunkan produktifitas dan merusak kehidupan sosial. Firma riset konsumen DSCOUT dalam studinya menyebut kita mengklik, memencet, menyentuh, mengusap layar smartphone rata-rata 2.617 kali dalam sehari. Apakah yang terjadi dengan otak kita sehingga kita sebentar-sebentar terus mengecek layar ponsel? Dokter dan psikiater Dharmawan Purnama dari Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Glogol menjelaskan bahwa kecanduan itu dipicu oleh Brain Reward System, yang mengatur pusat emosi dan rasa senang. Begitu merasa senang, otak akan terangsang menagih lagi. Dokter ini juga menjelaskan strategi mencegah kecanduan ponsel. Edisi ke-12 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
Aha-Soft/ShutterstockMasalah manusia di atas bumi begitu kompleks. Pemanasan global, terorisme, konflik sosial, krisis air, kerusakan lingkungan, kemiskinan, dan masalah lainnya tidak bisa diselesaikan dengan satu pendekatan. Ilmu pengetahuan kini membuka diri untuk kolaborasi mencari jalan penyelesaikan atas masalah terkait manusia. Pendekatan interdisipliner dan teori kompleksitas, yang menggunakan pendekatan ilmu sosial dan ilmu eksakta sekaligus, kini menjadi tren di dunia untuk mencari solusi atas masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh satu displin ilmu. Ilmu fisika bisa maju karena ilmu ini memilih-milah fenomenanya menjadi kecil-kecil sekali. Bagaimana kita bisa mengerti AC mendinginkan ruangan? Karena kita mengerti detail molekul udara bekerja. Ilmu sosial kebalikannya. Kalau kita mengerti perilaku satu individu, tapi ketika dia digabung menjadi kolektif, ribuan, jutaan, miliaran individu, kita malah tidak mengerti. Ini yang disebut problem agregasi. Mengagregasikan perilaku individu-individu menjadi suatu fenomena. Menangkap pola pola itu adalah tantangan ilmu sosial saat ini. Karena melibatkan sistem yang sangat besar, teknik-teknik yang melibatkan ilmu matematika, komputer, dan fisika bisa berguna membaca fenomena sosial. Pada titik ini, Roby Muhamad, doktor sosiologi yang berlatar belakang sarjana fisika teori, masuk menjadi bagian yang menggerakkan pendekatan interdispiliner sejak dia kuliah doktor di New York. Dosen Universitas Indonesia itu berkisah pengalamannya mengarungi lintasan ilmu dari fisika ke sosiologi, yang membantunya memahami big data di era internet. Edisi kesepuluh Sains Sekitar Kita ini disiapkan dan dinarasikan oleh Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!
Koleksi serangga di Museum Sejarah Alam London yang dikumpulkan oleh Alfred Russel Wallace dari nusantara pada abad ke-19. Ileana_bt/ShutterstockKeanekaragaman hayati di Indonesia bagian tengah, yang dikenal sebagai kawasan Wallacea, mengukuhkan bahwa bumi nusantara adalah laboratorium hidup terbaik untuk mempelajari evolusi di dunia. Kawasan tersebut terkenal setelah naturalis Inggris Alfred Russel Wallace menjelajah di kawasan tersebut pada abad ke-19. Dia membawa sekitar 125 ribu spesimen sejarah alam yang terdiri dari serangga, burung, reptil, kerang, dan mamalia ke Inggris. Dari penjelajahan itu lahir karya Wallace yang terkenal, The Malay Archipelago. Sebelum menulis buku tersebut, dia menulis esai hampir 15 halaman di Ternate yang dikirim ke rumah Charles Darwin di Inggris. Isinya bikin kaget, karena hampir sama dengan apa yang ada di pikiran Darwin—sebuah teori yang sudah digodog dua puluhan tahun: Teori Evolusi. Jatna Supriatna, naturalis terkemuka dari Universitas Indonesia, menyatakan hanya di Sulawesi terjadi hibridisasi binatang. Syahdan 50 ribu tahun yang lalu nenek moyang beruk hitam hijrah dari Kalimantan ke Sulawesi. Tapi perubahan alam di Sulawesi menyebabkan spesies ini terpisah dan menjadi dua spesies baru Macaca tonkeana yang hidup di sebelah utara Sulawesi dan Macaca Maurus yang hidup di sebelah selatan. Penelitian ekstensif Jatna membuktikan kedua spesies itu kembali menyatu dan membentuk spesies baru, seiring dengan perubahan lingkungan mereka. Inilah yang disebut Hibridisasi. Dan ada di Sulawesi! Edisi kedelapan Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh tim dengan produser dan narator Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!
Erupsi Gunung Agung Bali. Evgeny Ivkov/ShutterstockSeratus tiga puluh lima tahun lalu Gunung Krakatau meletus begitu dahsyat sehingga menyebabkan perubahan iklim global. Saat itu permukaan bumi sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menyelimuti atmosfer. Sinar mahatari redup hingga enam bulan setelah letusan tersebut. Setidaknya 36 ribu orang di sekitar gunung tersebut tewas kala itu. Mengapa letusan bisa begitu dahsyat dan bisakah sains memprediksi waktu letusan untuk mengurangi dampak mematikan? Untuk memahami proses meletusnya gunung api, bayangkanlah ember yang senantiasa dipenuhi air. Saat berlebih, air pasti akan tumpah di mana-mana. Atau isilah kantong plastik dengan air terus menerus, niscaya ujung-ujung air akan berusaha mencari jalan untuk keluar, untuk meletus, untuk mencapai keseimbangan. Gunung api meletus adalah proses alamiah untuk mencari keseimbangan alam dari tubuh magma yang ada di perut bumi. Dalam keadaan seimbang, gunung tidak meletus. Tapi saat keadaannya tidak stabil, terlalu penuh volumenya, dia akan meletus. Karena itu, dengan mengetahui interval letusan dari riset yang intensif, vulkanolog dapat menggambarkan pola letusan dan memprediksi kekuatan letusan. Gunung Papandayan, misalnya, siklus letusannya sekitar 20 tahun sekali. Rentang letusan Gunung Agung adalah 120 tahun. Karena itu letusan pada akhir 2017 lalu, tidak sebesar letusan pada 1963 karena siklus pada tahun lalu belum sampai setengah dari interval letusan rutin gunung di Bali itu. Gunung-gunung yang berada di laut, seperti Krakatau, bisa mengalami tekanan akibat volume air yang meningkat sehingga letusannya lebih dahsyat. Mirzam Abdurrahman, vulkanolog Institut Teknologi Bandung, menjelaskan bagaimana letusan gunung api bisa diprediksi berdasarkan siklus letusan dan gemuruh magma di perut bumi. Memang tidak semuanya bisa diprediksi. Terkadang tiba-tiba dinding penahan dapur magma roboh dan masuk ke dalam dapur magma sehingga volumenya berubah secara signifikan. Ini ibarat ember diisi penuh air, lalu ada batu bata di dekatnya tiba-tiba ambrol yang menyebabkan air tumpah ruah. Edisi keenam Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh tim dengan produser dan narator Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!
Ayo olahraga agar otak bekerja optimal. HN Works/shutterstockBila Anda besok akan ujian di universitas atau perusahaan, berolahragalah sehari sebelumnya. Jangan malah ngebut belajar sehari semalam suntuk. Anda perlu istirahat setelah berolahraga agar otak lebih baik menyimpan materi yang Anda pelajari. Mengapa? Aktifitas olahraga makin meningkatkan aliran darah yang membawa nutrisi dan bahan kimiawi yang dibutuhkan oleh sel memori otak. Makin banyak olahraga makin cepat transfer memori sementara dari “ram” otak ke bagian penyimpanan otak untuk jangka panjang. Tak sembarang olahraga. Olahraga yang meningkatkan oksigen dan pernafasan seperti lari, maraton, sepak bola, bola voli, basket, bersepeda, tenis meja, dan aerobik lainnya, mendorong aliran darah lebih lancar ke sel punca di otak. Setelah olahraga, makanlah protein yang banyak, dan beristirahatlah. Saat istirahat, terjadi peningkatan memori. Tentu saja jangan lupa belajar. Berry Juliandi, ahli neurosains dari Institut Pertanian Bogor, menjelaskan aktifitas olahraga berdampak besar terhadap kinerja otak. Juga diberikan cara mengoptimalkan kinerja otak melalui olahraga. Edisi ketiga Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh tim dengan produser dan narator Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!
Algoritma banyak membantu manusia tapi membawa ancaman juga. www.shutterstock.comAnda mungkin sering didatangi oleh iklan digital atau promosi tiket pesawat setelah suatu hari Anda memesan tiket via online. Lain waktu halaman ponsel Anda dipenuhi dengan promosi sepatu dan film terbaru yang baru saja Anda lihat di internet tapi belum jadi Anda beli. Bagaimana internet bekerja, seolah-olah sistem itu tahu apa yang hendak kita cari dan kesukaan kita di dunia maya? Itulah pekerjaannya algoritme di komputer. Algoritme mengolah data, memilah-milah, dan menyajikannya sehingga menjadi semacam “menu di hidangan di atas meja yang siap disantap”. Data historis pengguna internet dikumpulkan secara otomatis dan kemudian dibuat suatu pola. Dalam matematika dan ilmu komputer, algoritme merupakan langkah sistematis untuk penghitungan, pemrosesan data, dan penalaran secara otomatis. Hasilnya, kita seolah disediakan pilihan-pilihan yang sesuai data historis yang dimiliki oleh algoritme. Di era internet, algoritme bekerja di balik teknologi mesin pencari, aplikasi, dan media sosial yang menyediakan beragam layanan seperti pencarian restoran, teman, tiket pesawat, musik, ojek, berita, dan hal lainnya di dunia maya. Edisi kedua Sains Seputar Kita menghadirkan Roby Muhamad, saintis jaringan sosial digital, dari Universitas Indonesia. Dia mengatakan algoritme banyak membantu manusia tapi bisa mengancam juga. Bagaimana bentuk ancamannya? Silakan simak podcast audio yang diproduksi oleh tim dengan produser Hilman Handoni. Narator adalah Prodita Sabarini. Selamat mendengarkan!
Jatuh cinta bisa terjadi hanya dalam empat menit. Art of sun/ShutterstockBanyak mitos berserakan di masyarakat dan membutuhkan sains untuk menjelaskannya secara ilmiah dan rasional. Karena itu, mulai pekan ini setiap Senin pagi The Conversation Indonesia bekerja sama dengan Kantor Berita Radio (KBR) merilis podcast audio Sains Sekitar Kita. Kami mengemasnya dengan gaya jurnalistik radio. Kami menjamin isinya mudah dipahami dan enak didengarkan. Sains Sekitar Kita menghadirkan karya jurnalistik berkualitas karena diproduksi dengan riset yang kuat dan narasumber dari para ahli dan peneliti sains yang kredibel. Kami berharap format audio ini dapat mengisi ruang kosong jurnalisme sains via audio di radio dan internet. Di tengah gelombang perubahan teknologi untuk jurnalisme yang begitu cepat, podcast audio adalah salah satu medium untuk menyebarkan karya jurnalistik dengan karakter digital: bisa diakses secara otomatis, kontrol ada di tangan pendengar, bisa di bawa ke mana-mana, dan selalu tersedia kapan saja. Podcast bisa diakses kapan pun dan di mana pun. Kami mendesain format karya jurnalistik sains ini bisa didengarkan di smart phone, komputer meja, laptop, dan iTunes. Pekan pertama ini kami menyajikan sains di balik jatuh cinta. Pernahkah Anda jatuh cinta pada empat menit pandangan pertama dan begitu berdebar-debar saat bertemu orang yang Anda “jatuhi cinta”? Berry Juliandi, ahli biologi manusia dari Institut Pertanian Bogor, menjelaskan proses biologi cinta seseorang kepada orang lain, perubahan hormonal, dan lumernya rasa deg-degan seiring waktu. Mengapa pula witing tresno jalaran kulino alias jatuh cinta karena biasa bertemu bisa dijelaskan menurut biologi. Edisi perdana Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh tim dengan produser Hilman Handoni. Narator adalah Prodita Sabarini. Selamat mendengarkan!