POPULARITY
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 27b-32.40b-41; Mazmur tg 30: 2.4.5.6.11.12a.13b; Wahyu 5: 11-14; Yohanes 21: 1-14.BERJUMPA DENGAN TUHAN Renungan kita pada hari Minggu Paskah ke-3 ini bertema: Berjumpa DenganTuhan. Masa sesudah hari raya kebangkitan Tuhan atau Paskah disebut masa Paskah.Kita semua sedang berada di dalam masa ini. Semua yang terjadi di dalam masaini, seperti yang dikisahkan di dalam Kisah Para Rasul adalah serangkaianpertemuan Yesus yang bangkit dengan para rasul, murid-murid dan anggota-anggotaGereja Perdana. Kesaksian tentang Yesus yang bangkit datang dari pengungkapanlangsung tentang rangkaian pertemuan tersebut. Sebuah kebenaran membutuhkan fakta-fakta atau realita untuk mendukungnya.Di urutan pertama pembuktian fakta-fakta itu ialah kesaksian mereka yang secaralangsung mengalami melalui semua inderanya sebagai manusia yang memiliki akalbudi dan kepekaan. Kisah Para Rasul di dalam perjanjian baru mengisahkanpembuktian tersebut. Bila kesaksian para rasul dan murid-murid itu sangatdibantah dan berujung pada penganiayaan dari pihak Yahudi dan para pemimpinagama, penyebab utamanya ialah karena Yesus Kristus sendiri ditolak dan tidakbisa dijadikan Tuhan bagi mereka. Kesaksian para rasul adalah sebuah kesaksian kunci. Mereka melihat,mendengar, menyentu, dan berbicara secara langsung dengan Yesus yang bangkit. Pertama-tamamengalami itu sebagai pribadi-pribadi dan seterusnya sebagai satu komunitasjemaat Gereja Perdana. Yang kita dengar dari bacaan Injil hari ini sungguhmenggambarkan bagaimana pertemuan dan pengalaman dengan Yesus yang bangkitmencakup semua aspek jasmani dan rohani kehidupan Gereja. Tuhan menampakkandiri ketika umat-Nya sedang bekerja di tempat kerjanya masing-masing. Di dalampekerjaan itu, manusia diberikan jaminan akan penyertaan kuasa Allah, sehinggaia mampu mengatasi kesulitan dan kegagalan di dalam pekerjaannya. Perjumpaan dengan Tuhan juga terjadi melalui doa-doa dan ungkapan pujianserta syukur. Bagi Gereja kita, doa yang terbesar dan tertinggi tingkatnyaialah Ekaristi. Di dalam perayaan Ekaristi, Tuhan sendiri menyediakan santapandiri-Nya sendiri untuk kita pestakan dan nikmati bersama. Ekaristi jugamerupakan suatu tanda pelayanan, yang berawal di dalam Gereja melalui perayaansakramennya, dan akan menjadi utuh dan nyata ketika kita menghayatinya di luargedung gereja atau rumah ibadat. Oleh karena itu Ekaristi ini menjadi sebuahMisa, karena dengannya kita diutus untuk menjadi saksi-saksi Kristus ditengah-tengah dunia. Setiap dari kita, mulai dengan Bunda Maria dan para rasul sampai saat ini,perjumpaan dengan Tuhan perlu kita jadikan sebagai bukti kesaksian kita tentangTuhan. Biarpun di dalam keadaan yang sulit untuk memberikan kesaksian, bahkanbisa seperti pengalaman Yesus sendiri sebagai anak domba yang siap disembeli,kesaksian itu harus tetap ditunjukkan dan diungkapkan. Marilahkita berdoa. Dalam nama... Ya Tuhan, semoga perayaan pada hari Minggu iniadalah kesempatan istimewa perjumpaan kami sesungguhnya sebagai pribadi danpersekutuan jemaat dengan Dikau. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Alexia Christabella Suryadi dan Ignasius Suryadi dari Paroki Villa Melati Mas, Gereja Santo Ambrosius di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 23-31; Mazmur tg 2: 1-3.4-6.7-9; Yohanes 3: 1-8.LAHIR KEMBALI Renungan kita pada hari ini bertema: Lahir Kembali.Percakapan Yesus dengan Nikodemus dalam Injil hari ini menghadirkan sebuahtantangan iman yang kita semua hadapi saat ini. Tantangannya ialah bagaimanaiman kita diperbaharui sehingga kita dapat mengalami yang disebut dengankelahiran kembali. Kita diharapkan melalui pencerahan oleh Yesus Kristus untukmemiliki pengertian yang benar, bahwa kelahiran kembali memang sangat perlu.Tetapi kelahiran kembali ini bukan secara biologis, yaitu kembali ke rahim ibuuntuk kemudian terlahir kedua kalinya. Pembicaraan itu sebenarnya ingin mengubah pemahamanbiologis tentang kelahiran kembali menjadi kelahiran kembali dari air dan Roh.Kelahiran dari air merupakan suatu tindakan penghapusan dosa-dosa dan inimengingkatkan kita akan pembaptisan air Yordan yang dilakukan oleh YohanesPembaptis. Sedangkan kelahiran dari Roh ialah saat pembaptisan dalam Roh Kudussehingga orang yang dibaptis sungguh-sungguh menjadi bagian dari Yesus Kristus.Kelahiran dari air dan Roh inilah yang kemudian menjadi sakramen pembaptisan didalam Gereja yang kita miliki sampai sekarang. Orang-orang yang dibaptis adalah mereka yang penuh denganRoh Kudus. Jauh sebelum pembaptisan kita, para rasul berkumpul dan berdoa dalamnama Tuhan Yesus Kristus, mereka semua penuh dengan Roh Kudus. Hasilnya ialahmereka kemudian memberitakan Injil dengan berani. Kepenuhan Roh Kudus yang kitaterima di dalam pembaptisan, kemudian diperkuat atau di-confirmed di dalamsakramen Krisma. Karena pada prinsipnya, setiap orang yang sudah menerimasakramen ini dianggap memiliki kemampuan untuk memberitakan Injil denganpengetahuannya, perkataannya, perbuatannya, dan hidupnya sendiri. Ia jugaberani mempertahankan imannya itu meski tantangan dan halangan membuatnya ngeridan takut. Yang krusial dari kenyataan kepenuhan Roh Kudus ini ialahtentang pembaharuan iman. Persoalan Nikodemus itu adalah di masa lalu danterkait pengalamannya, namun situasi kita sungguh beda. Tetapi tantangannyasama, yaitu iman yang kita peroleh melalui inisiasi memang perlu selaludibaharui. Doa syahadat yang kita doakan dengan rutin menegaskan pembaharuanpembaptisan kita. Ekaristi yang kita rayakan harian atau mingguan sebagaipembaharuan Komuni Pertama yang telah kita terima dulu. Berkat pengutusan yangselalu kita terima dalam perayaan-perayaan liturgis adalah pembaharuan sakramenKrisma yang sudah kita terima. Setiap kali melakukan pembaharuan ini, pantas sekali untukdiingat dan disadari bahwa kita sesungguhnya penuh dengan Roh Kudus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang kudus,semoga Roh-Mu memperkuatkan selalu iman kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Dominika Eni Widyastuti dan Ignasius Teguh Eko Prihantanto dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 13-21; Mazmur tg 118: 14-15.16ab.18.19-21; Markus 16: 9-15.PERUTUSAN PASKAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Perutusan Paskah.Setiap kali selesai Misa Kudus yakni setelah berkat dan lagu penutup,suami-istri lansia itu selalu berselisi pendapat. Istri ingin berlama-lama didalam gereja. Ia berlutut dan berdoa pribadi bisa sampai setengah jam. Suamisering tidak sabar. Pertengkaran terjadi begitu mereka bertemu di luar. Suamimenegaskan: kita sudah menerima perutusan, kita harus menjalankannya di luargereja. Waktu berdoanya sudah lewat, sekarang waktunya untuk bertemu sesama danbekerja. Perutusan Paskah merupakan kelanjutan dari semua rangkaian penampakan Yesus danpengajaran-Nya kepada para rasul dan murid-murid-Nya. Pentingnya perutusan itudisebabkan oleh dua alasan utama. Pertama yaitu, ketika Yesus harus naik kesurga dan mereka mesti sudah dibiasakan dengan penyertaan Tuhan di dalamRoh-Nya. Yang kedua ialah, mereka diharapkan bersedia jiwa dan raga untukmenjalankan perutusan-perutusan dari Tuhan. Banyaknya perutusan itu terbagidalam perutusan masing-masing pribadi para murid, dan perutusan bersama ataukomunitas yang dinamakan Gereja Kristus. Kita sedang menunjuk pada pertumbuhan iman Gereja perdanayang bergerak dari damai Paskah ke perutusan Paskah. Perutusan itu terungkapdalam perintah Yesus: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepadasegala makhluk. Petrus dan Yohanes selalu tampil sebagai sebuah tim yangmewakili perutusan komunitas. Mereka membawa nama Yesus Krsitus dan jugakomunitas beriman, yaitu Gereja perdana. Di samping itu, setiap rasul dan muridlainnya memilih jalannya sendiri-sendiri sebagai pribadi dalam usaha menunaikantugas perutusan tersebut. Karena mereka sudah disiapkan dengan baik oleh Yesussendiri, keberanian dan ketegasan iman mereka tumbuh menjadi kuat. Merekadengan tegas berpihak kepada Yesus, yaitu kebenaran mutlak yang diyakininya,meski ditantang dengan amat keras oleh para pemuka agama Yahudi. Kesiapan dankematangan imannya membuka pintu kepada kemartiran yang sudah dirintis olehYesus Kristus. Mereka, satu per satu, akan berhadapan dengan segala situasientah mendukung, entah menolak, entah sangat keras melawan mereka. Intinya, merekatidak mundur selangkah pun meski tugas perutusan itu sangat menantang hidupnya. Perutusan Paskah berupa: pergilah ke seluruh dunia,beritakanlah Injil kepada segala makhluk, merupakan perutusan yang diamanatkankepada seluruh Gereja dan setiap anggotanya. Setiap pengikut Kristus saat inimelakukan perutusan itu atas nama Gereja dengan kepalanya Yesus Kristus. Secaraformal, perutusan itu kita terima saat selesai ibadat dan Ekaristi. Pemimpinibadah selalu mengatakan di akhir perayaan: Marilah pergi, kita diutus. Secarainformal dan pribadi, tanggung jawab perutusan ada di pundak setiap pengikutKristus yang diutus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus,sertailah dan lindungilah kami dalam perutusan kami masing-masing. Kemuliaankepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ....
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 2: 14.22-32; Mazmur tg 16: 1-2a.5.7-8.9-10.11; Matius 28: 8-15DATANG UNTUK BERTEMU YESUS YANG BANGKIT Renungan kita pada hari ini bertema: Datang Untuk BertemuYesus Yang Bangkit. Para rasul dan murid Yesus menjadi saksi mata wafat dankebangkitan Yesus Kristus. Ada utusan surga yang mengabarkan perihal Yesus yangbangkit dan terlebih-lebih karena Yesus sendiri menampakkan diri-Nya kepadamereka. Wujud konkret Yesus yang bangkit tentu saja berbeda daripada ketikadiri-Nya masih hidup. Wujudnya sudah sebagai roh atau menurut istilah KisahPara Rasul sebagai “Yesus yang bangkit”. Kesaksian mereka sangat kuat dan seterusnya sebagai sebuahkebenaran yang sangat hakiki. Ini dibuktikan dengan kepatuhan mereka ataspermintaan Yesus yang bangkit, supaya mereka datang ke Galilea dan bertemudengan Dia. Pertemuan harus terjadi dalam lingkup ruang dan waktu, sehinggakebenaran tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Pertemuan yang hanya dalamingatan, imaginasi atau melalui bantuan sarana dan pihak perantara, pastimembuka peluang untuk diragukan. Maka menurut kisah dalam Injil karangan Matius pada hariini, para wanita yang bertemu dengan Yesus yang bangkit, meminta supaya pararasul segera datang dan bertemu sendiri dengan Yesus. Pertemuan langsung denganYesus itulah yang menjadi sebuah pengalaman iman yang baru dan membentuk hidupbaru bagi para rasul dan murid-murid Tuhan. Hal itu menjadi dasar bagi SantoPetrus, murid pertama dari lingkaran ke-12 rasul, untuk memberikan kotbahnyapertama kali tentang Yesus yang bangkit. Ia dan rekan-rekannya harus bersaksi. Kotbah itu intinya berbunyi begini: Yesus Kristus yangditentukan Allah untuk memenuhi semua janji di masa lalu adalah Mesiassesungguhnya. Ia dihukum mati dengan tuduhan tidak benar dan tidak adil. Iatelah mati dan dikubur, namun kini dibangkitkan Allah. Semua yang berkaitandengan kematian dan kebangkitan-Nya, Petrus dan para rasul lainnya adalahsaksi. Supaya kotbah ini tidak sekedar kata-kata kosong, pembuktian peristiwatersebut dan rekaman pengalaman para saksi mata merupakan faktor yang sangatmenentukan kebenarannya. Setiap pengikut Kristus dikaruniai kebutuhan dasar untukdatang dan bertemu dengan Yesus yang bangkit. Ia datang ke keberadaan Yesussetiap saat di dalam hidup ini. Hal ini sama dengan seorang suami yang sudahsering tidak datang menghadiri Ekaristi. Padahal ia sehat-sehat dan berdoapribadi saja di rumahnya. Karena sang istri sudah tidak sabar dengan tingkahsuami itu, ia sengaja meminta supaya ada pelayanan Komuni Kudus kepada suaminyadi rumah. Pastor paroki yang datang ke rumah. Maka terjadilah perjumpaansesungguhnya dengan Tuhan Yesus bagi sang suami. Sejak saat itu, ia selalumenyadari dan siap untuk datang dan bertemu sendiri dengan Tuhan melaluiEkaristi harian dan mingguan. Kita mesti melakukan hal yang sama. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa,penuhilah kami dengan kekuatan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Bapa kami yangada di surga ... Dalam nama Bapa ...
Karibu katika Kipindi cha Maswali Imani ukiwa nami Frateri Erasto Mwanasindele, Kutoka Seminari Kuu ya Mtakatifu Augustino Peramiho, Jimbo Kuu Katoliki Songea nikijibu swali la Msikilizaji linalosema. Je,Mkristo anapaswa kupokea Ekaristi Takatifu akiwa katika hali gani? L'articolo Je, Mkristo anapaswa kupokea Ekaristi Takatifu akiwa katika hali gani? proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Makrina dan Angelia dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Keluaran 12: 1-8.11-14; Mazmur tg 116: 12-13.15-16bc.17-18; 1 Korintus 11: 23-26; Yohanes 13: 1-15KAMIS PUTIH YANG BERMAKNA Renungan kita pada hari ini bertema: Kamis Putih YangBermakna. Hari Kamis dalam Pekan Suci dinamakan Kamis Putih karena pertama-tamawarna perlengkapan dan busana liturgi pada perayaan hari ini adalah putih.Warna ini melambangkan suka cita dan kejayaan. Perayaan pada hari ini berpusatpada Yesus Kristus dengan penekanannya pada tindakan-tindakan Yesus yangmenunjukkan kemuliaan, suka cita, kekuasaan dan pesta. Di dalam perayaan ini ada seremoni Yesus membasuh kakipara rasul-Nya. Tindakan Yesus ini mengajarkan kita untuk saling melayanidengan rendah hati. Ini merupakan suatu suka cita besar. Suasana suka cita dankejayaan cinta kasih di antara kita dapat terungkap melalui saling melayani.Maka Yesus bersabda bahwa kita harus saling mengasihi seperti Ia sendiri telahmengasihi kita. Ia mengajarkan kita hukum terbesar-Nya ialah mencintai sesamakita. Di dalam diri sesama itu Ia sendiri ada. Perayaan pada malam nanti mengenangkan kita akan Ekaristi,kurban Misa yang agung yang ditetapkan oleh Yesus Kristus. Perkataan danperbuatan cinta kasih jelas merupakan suka cita dan tanda kehadiran kemuliaanTuhan. Perayaan Ekaristi sangat jelas merupakan suka cita penjelmaan firmanTuhan menjadi tubuh-Nya yang kita bagikan bersama sebagai satu jemaat.Bersamaan dengan Ekaristi, Yesus menetapkan Sakramen Imamat. Ini adalah suatusuka cita penting bagi Gereja karena Imamat ini adalah untuk menjalankan Ekaristidalam Gereja. Imamat adalah untuk menjalankan kuasa Tuhan yang memimpin jemaatdan membimbing mereka kepada terang dan kebenaran Tuhan sendiri. Di dalam perayaan ini juga kita mengenangkan saat-saatkritis Yesus berada di Taman Getsemani, di mana butir-butir keringat darahNyamengalir dan menetes untuk mengantar-Nya kepada kejayaan salib yang sudah didepan mata. Suasana Getsemani menggambarkan cobaan dan kesulitan yang membuathidup ini terasa tidak nyaman dan aman. Tetapi seperti Tuhan sendiri, kitamesti melewatinya dengan berani. Antara Gestemani dan Golgota adalah saat-saat krusial yangdinamakan ambang penderitaan. Biasanya godaan selalu datang dengan maksudmembawa kita lari dari kenyataan pahit, melalui ungkapan Yesus sendiri: YaBapa, biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku. Namun kita mesti mengikuti Gurukita Yesus Kristus untuk dapat mengalahkan godaan itu, dan menyanggupi meminumcawan penderitaan. Ini adalah sebuah suka cita. Di pagi hari ini pada umumnya, Uskup di keuskupannyabersama para imamnya akan merayakan Misa Krisma. Di dalam perayaan ini Uskupmemberkati minyak-minyak suci, yaitu untuk krisma, katekumen, dan orang sakit.Ketiga minyak ini merupakan perlengkapan dalam kuasa imamat yang menjalankanpelayanan sakramen kepada umat Allah. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Tuhan Yesus Kristus,kuatkanlah iman kami untuk tetap percaya dan setia pada Ekaristi sebagai saranakeselamatan kami. Bapa kami yang ada di surga …Dalam nama Bapa …
Karibu katika Kipindi cha Maswali yahusuyo Imani ukiwa nami Frateri Alphonce Andrew Mkumi kutoka Seminari Kuu ya Mtakatifu Augustino Peramiho Jimbo Kuu Katoliki Songea,nikijibu swali la Msikilizaji linalosema Kwanini tunasema Yesu Kristo aliyekatika chembe kubwa ya Ekaristi Takatifu ni sawa na aliyekatika chembe ndogo ya Ekaristi Takatifu L'articolo Kwanini tunasema Yesu Kristo aliyekatika chembe kubwa ya Ekaristi Takatifu ni sawa na aliyekatika chembe ndogo. proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 65: 17-21; Mazmur tg 30: 2.4.5-6.11-12a.13b; Yohanes 4: 43-54JAWABAN Renungan kita pada hari ini bertema: Jawaban. Hasil atauprestasi yang kita capai merupakan jawaban atas kerja dan proses yang kitalakukan. Misalnya kesepakatan merupakan jawaban dari diskusi untuk menyamakanperbedaan persepsi. Konsep merupakan jawaban dari pengaitan bermacam-macamargumen. Sistem adalah hasil dari pengintegrasian elemen-elemen yang berbeda.Metode dihasilkan dari percobaan dan analisa aneka variabel. Seorang bocah kelas 5 SD ingin buktikan kepada orang tuadan keluarganya, bahwa Komuni Pertama yang telah diterimanya sekitar satu bulanlalu adalah kesempatan baginya untuk melayani Gereja sebagai putra Altar. Iaberkata bahwa Komuni Pertama adalah jawaban atas kerinduannya sejak sebagaimurid TKK, betapa ia ingin sekali menerima Yesus Kristus. Dengan melayanai diGereja sebagai Putra Altar adalah jawaban atas kerinduannya untuk berada didekat Pastor dan melihat bagaimana Pastor merayakan Ekaristi. Setelah menerimaKomuni Pertama, ia tidak menunda-nunda lagi untuk mendaftar menjadi PutraAltar. Pembaptisan yang kita terima membukakan pintu bagi setiaporang untuk menemukan jawaban-jawaban pasti tentang perjalanan imannya. Satujawaban yang pasti ialah berpartisipasi di dalam Yesus Kristus dan di dalamGereja-Nya. Dari sini terbentuklah identitas Kristiani yang bertumbuh dalamproses perwujudan panggilan setiap pengikut Kristus. Putra dan putri Allahterpanggil dalam profesi seperti guru, abdi negara, teknisi, pengusaha, petani,atau politisi. Putra dan putri Allah juga terpanggil dalam pelayanan umat Allahsebagai imam, biarawan, biarawati, dan perkawinan suami-istri. Kewajiban sebagai pengikut Kristus yang sangat mendasarialah menjadi tanda kehadiran Kristus, terang, dan kebenaran-Nya di dalamdunia. Istilah yang sering dipakai ialah menjadi saksi-saksi Kristus yang hidupmelalui perkataan dan perbuatan Kristiani yang menggarami dan menerangi duniaini. Martabat putra dan putri Allah dengan panggilan-panggilan yang melekatpada setiap orang, akan menjadi efektif jika ia menjalankan kewajibannya secarabertanggung jawab. Jadi iman merupakan dasar untuk berdiri dan berfungsinyasebuah kehidupan Kristen yang menghayati cinta kasih Kristus dan berpengharapanakan langit dan bumi yang baru, yaitu kerajaan surga, seperti kata nabi Yesayadalam bacaan pertama hari ini. Pejabat istana mendapatkan jawaban dalam iman,setelah mujisat yang terjadi di dalam keluarganya. Iman itu mengantar seluruhkeluarga kepada Tuhan. Mereka menabiskan dirinya menjadi bagian dari YesusKristus yang memiliki hak dan kewajiban sebagai pengikut Kristus. Hal yang samajuga terjadi pada diri kita, iman adalah jawaban dasar kita kepada Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus,terima kasih atas rahmat panggilan dari-Mu kepada kami dan semoga kami selalumembaharui iman kami kepada-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
Karibu katika kipindi cha Maswali yahusuyo Imani ukiwa nami Frateri George kagumilaa, Kutoka Seminari Kuu ya Mtakatifu Augustino Peramiho nikijibu swali la Msikilizaji linalosema kwanini sisi wakatoliki tunaabudu Ekaristi wakati maandiko Mtakatifu yanasema tusiabudu kitu kingine Ila Mungu tu L'articolo Kwanini Wakristo wa Kanisa Katoliki wanaiheshimu na kuiabudu Ekaristi Takatifu? proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Wati Ontong dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Petrus 5: 1-4; Mazmur tg 23: 1-3a.3b-4.5.6; Matius 16: 13-19SATU UNTUK SEMUA, SEMUA UNTUK SATU Renungan kita pada hari ini bertema: Satu Untuk Semua,Semua Untuk Satu. Pada suatu hari Minggu tengah hari yang cerah, cuaca dilapangan Santo Petrus di Vatikan bertemperatur sekitar 26 derajat. Bagikebanyakan orang cuaca itu tergolong panas. Semua orang berkeringat. Namunmereka tetap semangat memadati lapangan itu untuk berdoa Angelus bersama PausFransiskus dan mendengarkan pengajarannya yang hanya berdurasi 5-10 menit. Begitu tampak Bapa Suci jauh di atas jendela balkonapartemen Vatikan, dan yang ditampilkan dalam layar elektronik di sisilapangan, semua orang bertepuk tangan. Dari keramaian itu terdengar sejumlahteriakan seperti “Viva Paus”, atau “Hidup Fransiskus”. Ada satu teriakan yangcukup unik yang kedengaran cukup keras ialah: “Satu untuk Semua, Semua untukSatu.” Bisa dimaklumi, dalam pemandangan kerumunan besar bersama dengan BapaSuci Fransiskus, orang-orang tentu merasa cocok sekali untuk memakai seruanyang unik tersebut. Dalam pemahaman yang sederhana, kita dapat mengatakanbahwa satu orang pribadi Paus Fransiskus adalah untuk semua anggota GerejaKatolik seluruh dunia. Demikian juga sebaliknya, semua orang di dalam GerejaKatolik menyatukan dirinya di bawah satu kepala, yaitu Paus Fransiskus. Didalam renungan yang lebih mendalam, kita perlu menempatkan keyakinan kitatentang persekutuan dan kebersamaan itu di dalam terang Kitab Suci. Dikatakanbahwa Tuhan menghendaki kita untuk menjadi satu sama seperti Dia dan Bapa adalahsatu. Semua yang dikumpulkan di dalam nama Yesus Kristus adalah satu Roh,sehingga setiap orang dan semuanya dibaptis ke dalam satu tubuh saja. Maka sebagai bagian dari puncak penghayatan iman kitaialah bahwa kita menerima dan menjadi bagian di dalam persekutuan dengan Tuhandan dengan sesama orang beriman. Tuhan menyediakan instrumen praktis untukmembuat kita menjadi satu, dan di dalam dunia ini Ia menjadikan Paus sebagaitanda pusat persekutuan kita. Yesus pertama kali menetapkan simbol persatuandan persekutuan itu dengan menjadikan Petrus, rasul-Nya yang pertama, sebagaibatu karang, dan dipercayakan untuk menjalankan tugas merawat dan menjagapersekutuan. Apa yang dipikirkan dan dilakukan Paus, ialah atas perintah Tuhan. Pada hari ini, pesta Takhta Santo Petrus, kita mendoakanBapa Suci dan persatuan Gereja kita sebagai Katolik, yaitu universal. Di dalamdoa-doa dan terutama Ekaristi, pada saat menerima Komuni Kudus, hendaknya kitamemperkuatkan semangat persekutuan di dalam iman dan kasih. Kita menjadikanpersekutan nyata melalui hormat, kasih dan ketaatan kepada Bapa Suci. Bersamadan bersatu di antara kita dan dengan Paus, kita bersatu dengan Kristus sebagaikepala kita. Kita semua adalah anak-anak Bapa.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, penuhilahBapa Suci dengan segala kebijaksanaan, dan perkuatkanlah persekutuan kami. Bapakami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
Karibu uungane nami Happiness Mlewa, katika kipindi cha Kutoka Tec leo studio tupo naye Padre Benno Kikudo Mkurugenzi wa Walei kutoka Balaza la Maaskofu Katoliki Tanzania TEC, mada juu ya kongamano la Ekaristi Takatifu. L'articolo Fahamu ujumbe wa Kongamano la Ekaristi Takatifu. proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Vitalis Jelanu dan Veronika Sempang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 6: 5-8; 7: 1-5.10; Mazmur tg 29: 1a.2.3ac-4.3b.9b-10; Markus 8: 14-21PEMBERSIHAN MUKA BUMI DARI DOSA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pembersihan MukaBumi Dari Dosa. Pembersihan tempat-tempat yang kita pakai seperti ruangan,halaman, lapangan, lingkungan dari sampah, merefleksikan kebutuhan kita akansuasana dan lingkungan yang bersih. Kebersihan menjadi tanda keindahan,kesehatan, keadaban, dan martabat manusia. Kebersihan juga sebagai tandaberiman. Orang beriman memilih jalan pemurnian dalam sikap dantingkah lakunya, dalam semua bentuk relasi, dan dalam ketakwaan yang membuathati dan jiwanya berdiam di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam dia. Hati, jiwa danroh manusia yang kotor tidak bisa menjadi instrumen yang pantas dalam membangunrelasi yang mantap, baik dengan Tuhan maupun dengan sesama. Misalnya hati danjiwa yang kotor atau sesak dengan dosa-dosa, sangat mungkin relasi yangdibangun dan dikembangkan jelas penuh dengan segala kehinaan dan derita. Dimensi rohani yang bersih menuntut keseimbangannya dengankebersihan badan. Tubuh kita yang bersih dan sehat merupakan rumah bagi hatidan jiwa untuk bertumbuh dengan semestinya. Seorang biarawan yang beribadatharian dan meditasi, atau seorang Katolik yang menghadiri perayaan Ekaristi,ketika tubuh mereka sangat lelah, mereka dengan mudah hanyut dalam tidur. Hatidan jiwa mereka tidak bisa terbuka untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Demikianjuga jika hati kita tidak nyaman dan sedang kacau, kita tidak punya niatapa-apa untuk bertemu dan berbicara dengan orang-orang di sekeliling kita. Pada hari ini Kitab Kejadian menggambarkan bagaimana Tuhansangat prihatin dengan kotornya muka bumi ini yang dipenuhi dosa. Kejahatanyang dipimpin oleh Setan dan disebarluaskan kelompok manusia yang merupakankaki tangannya, mengakibatkan dunia ini begitu menakutkan. Tuhan tidak inginsemua manusia dan lingkungan hidupnya binasa oleh kuasa kejahatan. Maka Iaberkeputusan untuk membersihkannya. Model penyelamatan Tuhan Allah ialah:orang-orang pilihan diselamatkan sedangkan mereka yang jahat harus menerimakebinasannya karena kejahatan yang dilakukannya. Nuh menjadi pilihan Allah. Ia dan keluarganya selamat.Melalui pembaptisan dan pengudusan diri untuk menjadi anggota Gereja, kitasudah resmi menjadi pilihan Tuhan Yesus dan mendapatkan rahmat keselamatan.Kita adalah Nuh-Nuh pada zaman ini. Gaya hidup dan pandangan Farisi atau paraahli taurat yang tidak mengakui Yesus sebagai Putera Allah, tidak ada di dalamdiri kita. Masalah yang kita hadapi ialah sering tidak menyadari kehadiran dankuasa-Nya yang menyelenggarakan hidup kita. Kekurangan ini yang perlu diperhatikandan dibaharui, sehingga kita tetap berada di jalan keselamatan Yesus Kristus.Pembaharuan diri merupakan cara yang tepat untuk mencapai keselamatan itu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus, semogakami selalu dipenuhi dengan suka cita Injil-Mu yang menyelamatkan. Bapa kamiyang ada di surga ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Nehemia 8: 3-5a.6-7.9-11; Mazmur tg 19: 8.9.10.15; 1 Korintus 12: 12-30; Lukas 1: 1-4; 4: 14-21 SABDA SEBAGAI ROTI DAN KEHIDUPAN Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-3 ini bertema: Sabda Sebagai Roti dan Kehidupan. Bagi kita manusia sebagai makhluk yang berkomunikasi, sabda merupakan alat yang sangat fundamental. Sabda adalah kata atau perkataan yang diungkapkan melalui bahasa yang dapat dimengerti. Saat ini dengan bantuan media komunikasi yang semakin canggih, kita juga semakin canggih dan berkembang dalam menggunakan ungkapan pikiran, perasaan dan perkataan dalam bentuk verbal dan non verbal. Media memperbanyak dan mempercepat penyebaran sabda itu. Jadi sabda adalah alat yang sangat esensial untuk komunikasi dan relasi di antara kita. Sabda merupakan tanda peradaban manusia yang tinggi. Jika makanan jasmani seperti nasi, roti atau daging sungguh bermanfaat untuk memberikan pertumbuhan tubuh kita, sabda sesungguhnya merupakan makanan yang cocok untuk kehidupan dan kegiatan mental kita seperti berpikir, berbicara, dan berkomunikasi. Semua kegiatan mental itu akan memberikan kita kepuasan rohani, ketika ada pengertian atau pemahaman yang membentuk keyakinan dan komitmen hidup kita. Kalau memakai istilah yang dipakai kitab Nehemia, Sabda Tuhan dibaca dengan sangat jelas sehingga dimengerti oleh para pendengarnya. Menurut Injil Lukas, Yesus menegaskan bahwa kitab suci terpenuhi saat Ia sendiri yang berbicara, para pendengar mengenal-Nya, mendengarkan, dan menerima Dia sebagai Mesias. Kita masing-masing mempunyai makanan kesukaan. Setelah menikmatinya kita pasti menjadi puas dan membaharui semangat hidup. Tuhan menciptakan kita lengkap dengan selera akan makanan. Untuk itu banyak sekali bagian kitab suci yang menyinggung istilah makan, hidangan, dan perjamuan. Sama dengan selera untuk makanan jasmani, kita juga dilengkapi dengan selera makan rohani. Selera rohani kita tertuju pada santapan utama yang satu dan abadi yaitu Sabda Tuhan. Bagi kita, Sabda Tuhan adalah roti dan kehidupan. Hal ini diwartakan oleh Mazmur Tanggapan pada hari minggu ini. Sabda menjelma menjadi satu Tubuh Kristus dan kita yang menyantapnya adalah para anggota. Kita baik sebagai pribadi maupun bersama dalam Gereja atau umat Allah menjadi bagian dari Tubuh itu. Setiap orang terbaptis wajib mengambil bagian di dalam diri Yesus Kristus. Tanda yang kita pakai dalam mengartikan dan membuatnya hidup selalu di dalam diri kita ialah Ekaristi, yang berwujud pada roti yang kita santap. Tidak ada ekaristi untuk memaknai persekutuan jika tanpa roti dan tanpa memiliki maknanya sebagai makanan. Sebagai makanan rohani, manfaatnya tentu saja mendukung dan menciptakan kehidupan. Sabda Tuhan dan Ekaristi yang selalu kita rayakan harus dapat menumbuhkan raga dan jiwa kita. Jika tidak, berarti bisa saja kita sedang mengalami krisis di dalam iman kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, kuatkanlah hasrat kami akan Sabda-Mu yang menjadi makanan yang tak akan habis. Jadikanlah kami pewarta-pewarta Firman-Mu yang bertanggung jawab. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Ibrani 8: 6-13; Mazmur tg 85: 8.10.11-12.13-14; Markus 3: 13-19 INDAHNYA PILIHAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Indahnya Pilihan Allah. Ada begitu banyak pemilihan Tuhan atas orang-orang terpilih yang akan menjalankan perutusan yang dipercayakan. Menurut Surat kepada Orang Ibrani, Tuhan membuat suatu pilihan yang besar, yaitu menetapkan perjanjian baru supaya melengkapi atau menyempurnakan perjanjian lama yang terbukti bercacat. Yesus Kristus sang Imam Agung terbukti hadir sebagai tanda perjanjian baru itu bagi kita. Yesus Kristus melanjutkan tugas-Nya di dalam dunia dengan membuat pemilihan, dan secara khusus Ia bertindak langsung atas pemilihan kedua belas rasul-Nya. Kekuasaan dan kehendak-Nya menjadi syarat utama untuk membuat pilihan. Kalau syarat yang dipakai kental dengan motivasi manusiawi, tentu saja pilihan itu berisi pilih kasih, kekuasaan, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak. Pilihan Tuhan itu indah karena terpenuhi unsur kesakralan dan ketulusan. Firman-Nya langsung tertuju kepada orang-orang terpilih, sama seperti seorang pemuda berkata langsung “Aku sayang kamu” kepada pemudi pujaannya. Maka firman itu mendapat tanggapannya, yaitu jawaban pasti atas undangan dan pilihan Tuhan. Sebuah pilihan kehilangan keindahannya jika tidak dinyatakan secara langsung dan pribadi. Kita semua dibuat indah ketika pilihan terhadap kita itu disakralkan dengan pembaptisan suci. Sakramen-sakramen lain yang kita terima menjadi kesempatan bagi kita untuk disucikan, bahkan penyucian diri kita terjadi berulang kali melalui Ekaristi, pengakuan dosa, dan perbuatan-perbuatan kasih. Tuhan sungguh mengurapi dan menyucikan kita dalam banyak waktu dan peristiwa. Pilihan Tuhan itu indah karena orang-orang pilihan itu dipenuhi dengan kebijaksanaan untuk menegakkan keadilan, kebenaran dan kebaikan. Atas dasar ini, maka setiap dari kita diikutsertakan oleh Yesus Kristus di dalam tugas perutusannya. Gereja yang mendapat langsung mandat dari Yesus senantiasa menugaskan kita dan melengkapi kita dengan segala bentuk dukungannya. Para rasul menerima pengurapan dan pilihan mereka dilengkapi dengan karunia perutusan mereka. Tak mungkin karunia ini berisi juga kekerasan dan kejahatan. Kita yang mengambil bagian dalam perutusan ini adalah pembawa damai dan suka cita kehidupan. Sering terjadi, satu perbuatan jahat dapat merusak banyaknya kebaikan yang sudah dilakukan. Hari ini firman Tuhan membimbing kita untuk memelihara pilihan-pilihan Tuhan yang sedang kita jalani dan wujudkan sampai kepada pemenuhannya. Kita juga dapat membuat pilihan-pilihan dalam semangat inisiatif dan kreativitas atas pilihan dasar kita mengikuti Kristus, agar iman kita semakin mantap. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah maha kuasa, penuhilah kami dengan rasa syukur dan kemurahan hati, supaya kami dapat melayani-Mu dan sesama kami dengan benar. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
Ungana nami Mtangazaji wako Martin Joseph, katika Kipindi cha Tafakari Nasi Kutoka Studio za Radio Maria Tanzania leo tupo naye Padre Gidion Kitamboya kutoka Parokia ya Mtakatifu Luka Mwinjili -Hemba Hemba Jimbo Kuu Katoliki Dodoma, akielezea Ahadi ya Ibada Kuu ya Jumamosi ya kwanza ya Mwenzi. L'articolo Ahadi za kuabudu Ekaristi Takatifu ni zipi ? proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Mikha 5: 1-4a; Mazmur tg 80: 2ac.3b.15-16.18-19; Ibrani 10: 5-10; Lukas 1: 39-45 TUBUH KRISTUS, TUBUH YANG MAHA KUASA Tema renungan kita pada hari Minggu Adven ke-4 ini ialah: Tubuh Kristus, Tubuh Yang Maha Kuasa. Menjelang perayaan besar kita, Hari Raya Natal, sangat tepat kalau kita merenungkan sedikit tentang Tubuh Kristus. Tradisi untuk mempersiapkan kandang Natal merupakan sesuatu yang selalu melengkapi kesibukan umat Katolik. Persiapan kandang Natal dilakukan baik di gereja-gereja maupun di rumah-rumah keluarga. Ada dua remaja kakak dan adiknya diminta orang tua mereka untuk membeli palungan dan bayi Yesus di toko rohani, sebab palungan dan bayi Yesus yang lama sudah rusak dan tidak layak dipakai. Ada banyak pilihan di toko tersebut. Setelah mereka berdua menyeleksi dari semua yang ada, dipilihlah bayi Yesus dengan wajah yang dihiasi senyuman ceria. Kedua remaja itu sangat senang memandang wajah bayi Yesus itu. Pada hari Natal, setiap orang dan keluarganya masing-masing perlu selalu memandang bayi itu, terutama di rumah masing-masing, karena dari sana keluar suka cita dan damai yang tidak akan berhenti. Hal ini sungguh mengisyaratkan bahwa tubuh Yesus itu begitu perkasa, luar biasa, dan maha kuasa. Tubuh itu ditetapkan Tuhan Allah untuk menjadi tubuh sebuah kerajaan yang tidak ada tandingannya di mana pun di dunia ini. Tubuh itu adalah Sabda Allah yang menjadi manusia. Tubuh itu Maha Kuasa karena penuh dengan Roh Kudus. Ia hadir di dunia sejak pembuahan di dalam rahim perawan Maria oleh Roh Kudus. Maria membawa tubuh itu untuk mengunjungi Elisabet. Roh yang sama di dalam Maria, memecahkan misteri sehingga Elisabet bersuka cita dan Yohanes di dalam kandungannya melonjak kegirangan. Maria pun bersuka ria untuk menyampaikan rasa syukur dan pujiannya kepada Allah, dan kita mengenal ungkapan imannya itu sebagai magnifikat. Tubuh itu akhirnya lahir dalam sebuah keadaan hina, miskin dan sangat rendah, di sebuah kota kecil Bethlehem, yang oleh nubuat Mika sebagai kota terkecil di antara kaum Yehuda. Kota terkecil melingkungi bayi mungil yang kecil. Tetapi Roh Kudus menggerakkan semua pihak dari surga dan bumi supaya menyambut tubuh itu. Termasuk di sini ialah tiga orang majus yang membawa persembahan berharga untuk menyembah tubuh tersebut yang masih berbaring di palungan. Roh Kudus berada di dalam tubuh itu, dari masa kanak-kanak Yesus yang penuh ajaib hingga Ia dewasa dalam pewartaan-Nya membangun Kerajaan Allah. Ia menggantikan bangunan bait suci yang hilang dalam waktu, dengan tubuh-Nya yang mati di salib demi menyelamatkan umat manusia. Di tubuh Gereja itu, ada tubuh Ekaristi yang menghidupkan semua anggotanya, dalam setiap zaman. Terima kasih Tubuh Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, buatlah kami kudus ketika kami menerima Tubuh-Mu di dalam Ekaristi. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yane dan Makrina dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 25: 6-10a; Mazmur tg 23: 1-3a.3b-4.5.6; Matius 15: 29-37 JAMUAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jamuan Tuhan. Masa Adven mewarnai langkah-langkah hidup iman kita penuh dengan pengharapan. Jika kita mencoba memetahkan tiga keutamaan besar: iman, kasih dan harapan untuk disesuaikan dengan semangat kita dalam masa Adven, tentu saja kita lebih memilih pengharapan. Bukan berarti masa Adven tidak terlalu memerlukan iman dan kasih. Keduanya tetap penting, namun perannya ialah membuat pengharapan kita menjadi kuat dan benar. Ada sebuah keluarga sedang menyiapkan segala sesuatu untuk berlibur bersama seluruh anggotanya di kampung halaman. Suami-istri dan ketiga anak merencanakan itu sejak liburan terakhir sekitar tiga tahun lalu. Urusan tugas kedinasan menuntut suami untuk bekerja di luar daerah selama jangka waktu yang ditentukan, dan ia harus membawa serta istri dan anak-anaknya. Harapan yang tinggi untuk berlibur, yang merupakan kesempatan langkah seluruh keluarga besar berkumpul, membuat keluarga tersebut mengusahakan segala sesuatu baik jasmani maupun rohani, supaya terwujudnya liburan bersama pada saat Natal dan Tahun Baru sungguh menjadi pengalaman spesial dan memberikan keuntungan tersendiri. Keadaan seperti inilah yang kita inginkan terjadi dengan masa Adven bagi setiap orang, keluarga dan komunitas kita. Kondisi iman kita dan yang terungkap dalam setiap jenis tindakan kasih, hendaknya membuat pengharapan kita yang tidak hanya benar atau sungguh-sungguh, tetapi juga besar. Mengapa pengharapan kita harus besar? Karena yang akan kita peroleh atau capai adalah juga besar. Kita tidak ingin bergaya seperti berharap kecil, atau kurang berharap dan tidak berharap, tapi nanti kaget sekali dengan pencapaian yang luar biasa. Ini bukan sebuah ungkapan iman yang sehat. Kita merayakan Ekaristi yang rutin di mana pembagian tubuh Kristus untuk sebanyak mungkin anggota Gereja yang layak menerimanya, merupakan kesempatan memelihara, menyuburkan, dan membesarkan iman kita. Kita juga dalam kesempatan masing-masing menjadi ekaristi bagi sesama yang kurang atau tidak mengalami perhatian dan kasih di dalam hidup mereka. Kita berbagi dari diri kita masing-masing, sehingga kasih Kristus yang ada di dalam diri kita dialami juga oleh mereka. Baik ekaristi di dalam gereja maupun ekaristi kehidupan nyata setiap pribadi dan keluarga, harapan besar yang ingin kita capai ialah perjamuan Tuhan yang memberikan kita kehidupan. Kitab nabi Yesaya sudah menubuatkan perjamuan ini akan terjadi, dan Yesus Kristus adalah perwujudannya. Namun perjamuan yang sempurna ialah pada akhir zaman, saat kita semua disatukan dalam Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa Surgawi, kuatkanlah pengharapan kami sekarang dan selama-lamanya. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tiburtius Hani dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Wahyu 10: 8-11; Mazmur tg 119: 14.24.72.103.111.131; Lukas 19: 45-48 KEMURNIAN TEMPAT KEDIAMAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kemurnian Tempat Kediaman Tuhan. Seorang teolog dan apologetik Katolik asal Amerika Serikat, seorang awam dan bapak keluarga, yang sangat terkenal saat ini, Doktor Scott Hann, berkata bahwa saat ini, umat Katolik Amerika Serikat yang percaya akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi hanya 30 persen. Sisanya yang 70 persen tidak percaya bahwa Yesus sungguh hadir di dalam perayaan Ekaristi. Bisa saja banyak orang Katolik di wilayah lain di dunia juga tidak percaya dengan kehadiran nyata Tuhan Yesus di dalam Ekaristi. Bagi mereka Ekaristi hanya sebuah doa bersama yang biasa. Efek dari sikap seperti itu tentu saja beragam, dan salah satunya yang terpenting ialah Tuhan tidak berdiam di dalam Gereja, di dalam Ekaristi, dan juga di dalam hati kita. Ketika Tuhan tidak ditemukan lagi di sana, maka tempat-tempat suci itu tidak dipandang murni dan bermartabat suci. Kitab Wahyu di dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan bahwa Firman Tuhan harus mendiami hati manusia agar ia dapat bernubuat tentang kebenaran dan tentang rencana Tuhan. Injil Lukas menegaskan bahwa bait suci atau rumah Allah adalah tempat yang harus dijaga dan dipertahankan kemurnian, sehingga orang-orang beriman dapat berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. Tuhan Yesus sangat jelas sikap-Nya dan ingin supaya bait-Nya itu dimurnikan. Ini mengandung arti yang lebih khusus lagi, yaitu perintah Yesus bagi kita untuk menjadi murni seperti diri-Nya yang adalah murni. Diri kita adalah bait suci juga, sehingga dengan keadaannya yang murni Tuhan berkenan berdiam di situ. Kita pribadi-pribadi pria dan wanita membentuk umat Allah, yaitu Gereja, tempat Tuhan juga berdiam sepanjang masa. Yesus juga memurnikan Gereja ini, dengan bermandikan air kekuatan sabda-Nya, supaya menjadikan itu Gereja yang mulia, kudus, tanpa noda dan tanpa cacat apa pun juga. Sebagai pribadi-pribadi yang menjadi tempat kediaman Tuhan Allah, seperti kesaksian hidup Santa Sesilia yang tetap suci meskipun ia dipaksakan untuk kawin dengan seorang lelaki yang bukan kekasihnya, kita memiliki tugas untuk selalu memurnikan diri kita melalui ketaatan kepada kebenaran dari Allah, demi suatu persaudaraan kasih yang sejati antara saudara dan saudari di dalam Kristus. Ini adalah bentuk sumber air pemurnian yang dijanjikan oleh Tuhan bagi kita supaya kita selalu memakainya dalam membersihkan diri kita dari dosa dan kenajisan. Sumber air pembenaran itu berwujud pembaptisan kita di dalam Kristus. Melalui pembaptisan itu kita telah melepaskan tubuh kita yang lama secara lengkap. Dan nasihat santo Petrus dalam suratnya yang pertama bab 1 ayat 15, sangat penting, yaitu jika kita menghidupi sungguh-sungguh pembaptisan kita dengan menjadi suci dalam setiap kata dan perbuatan, kita menjadi murni dan tempat kediaman Tuhan. Marilah kita berdoa. Ya Tuhan maha kuasa, tinggallah senantiasa di dalam diri kami supaya kami kuat dan sanggup menghadapi berbagi tantangan dan masalah hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Maria Fidelia Wulu Niron dan Markus Soge Purab dari Paroki Santo Mikael Kilike di Keuskupan Larantuka, NTT, Indonesia. 2 Makabe 12: 43-46; Mazmur tg 143: 1-2.5-6.7ab.8ab.10; 1 Korintus 15: 20-24a.25-28; Yohanes 6: 37-40 DOA BAGI PARA ARWAH Renungan kita pada hari ini bertema: Doa Bagi Para Arwah. Pada hari ini Gereja kita peringati para arwah semua orang beriman. Kegiatan kita utama hari ini ialah berdoa bagi para arwah itu. Para imam diminta otoritas liturgi Gereja untuk merayakan tiga kali misa kudus. Umat dapat menghadirinya sekaligus menyampaikan intensi-intensi doa bagi arwah anggota keluarga mereka. Untuk memahami peringatan dan tugas doa ini, kita perlu berangkat dari keyakinan iman yang hakiki. Di dalam rumusan doa “Aku Percaya” kita percaya akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Para arwah dari keluarga dan sesama kita dibantu dengan doa-doa seluruh Gereja supaya mereka dianugerahi kebangkitan dan akhirnya menikmati kehidupan abadi di dalam surga. Menyebut mereka “akhirnya menikmati hidup abadi di dalam surga” ini memiliki makna yang penting. Ini berarti ada sebuah proses yang dilalui oleh para arwah sebelum masuk surga. Proses ini kita sebut dengan api penyucian. Ajaran yang sangat khas dalam Gereja Katolik ini ingin menegaskan bahwa penyucian bagi para arwah merupakan proses pemurnian. Mereka bagai dibakar supaya menjadi murni. Dosa-dosa dan akibatnya yang masih melekat dalam diri para arwah ini dibersihkan. Mereka tentu menderita karena pemurnian ini. Tetapi mereka sendiri tidak bisa membantu dirinya sendiri. Mereka sebagai arwah tidak memiliki segala kemungkinan untuk berkumpul dan berdoa. Oleh karena itu mereka sangat membutuhkan dukungan doa-doa kita yang masih berada di dunia. Kitab kedua Makabe dalam bacaan pertama menetapkan dua bentuk bantuan kepada para arwah ini, yaitu doa dan kurban. Doa-doa kita mencakup yang paling sederhana seperti doa pribadi yang spontan sampai dengan ibadat Ekaristi. Kurban itu bisa dalam bentuk barang, uang dan perbuatan yang dipersembahkan ke Gereja. Ajaran api penyucian yang meminta doa-doa dan kurban dari kita, tujuannya ialah untuk kebangkitan dan kehidupan abadi para arwah, dan ini adalah bagian sumbangan dari Gereja. Bagiannya Tuhan ialah karunia yang tetap, yaitu Yesus telah bangkit dan menyediakan tempat bagi setiap pengikut-Nya. Ia berkehendak kalau tak ada satu pun dari pengikut-Nya yang hilang. Bagian dari Tuhan ini sudah final, maka mereka yang sudah meninggal dunia di dalam Kristus itu statusnya sudah menjelang surga. Api penyucian menjadi sarana persiapannya. Jadi hari ini kita melakukan tugas atau tanggung jawab kita supaya terwudlah tujuannya, yaitu para arwah dimurnikan demi masuknya mereka ke dalam surga. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha rahim, kami berdoa bagi para arwah saudara dan saudari kami: berikanlah istirahat kekal kepada mereka, ya Tuhan, sinarilah mereka dengan cahaya abadi, dan semoga mereka beristirahat dalam damai. Amin. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa...
Karibu katika kipindi cha Maswali yahusuyo Imani ukiwa nami Frateri Hugo Kabogo, Kutoka Seminari kuu ya Mtakatifu Augustino Peramiho, Jimbo Kuu la Songea nikijibu swali la Msikilizaji linalosema nini maana ya Sakramenti ya Ekaristi Takatifu? L'articolo Ekaristi Takatifu ni nini? proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kebijaksanaan 7: 7-11; Mazmur tg 90: 12-13.14-15.16-17; Ibrani 4: 12-13; Markus 10: 17-30 TERTANGKAP OLEH KASIH YESUS Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-28 ini ialah: Tertangkap Oleh Kasih Yesus. Di sebuah kota kecil, setiap wanita yang akan memasuki perkawinan akan dibayar oleh lelaki pujaannya dengan empat kerbau jantan. Setelah dibayar ia menjadi milik suami. Ada seorang wanita yang wajahnya sangat jelek. Tak ada wanita lain di kota itu yang sejelek dia. Keluarganya mengetahui itu sebagai kerugian, sebab anak perempuannya tidak akan memberikan keuntungan kekayaan 4 kerbau. Gadis tersebut juga sudah menyerah dan putus asa. Ia memilih untuk diam dan bekerja saja. Namun semua perkiraan itu meleset. Seorang pemuda tampan datang ke kota kecil itu dan ingin menetap di situ sebagai salah satu penduduknya. Pemuda itu juga seorang yang berada. Ia sanggupi untuk mengawini wanita itu dan ia mau menghargainya dengan delapan kerbau. Ini adalah sebuah kejadian luar biasa. Setelah menikah dengan pesta yang sangat meriah, pasangan tersebut meminta izin untuk bepergian ke luar kota untuk tiga bulan lamanya. Setelah kembali ke kota mereka, semua orang menjadi lebih kaget lagi karena mereka menemukan wanita itu telah berubah menjadi cantik rupawan. Ia berubah total baik jasmani maupun rohani. Yang jelas, pria tampan atau suaminya yang bekerja membuat istrinya berubah. Itu semata-mata adalah kuasa Tuhan, kata suaminya. Pria tampan itu meninggalkan hidup nyaman dan enaknya demi wanita pilihannya. Wanita berwajah jelek itu mau meninggalkan semua kejelekan dan keputus-asaannya demi kawin dengan lelaki yang menyukainya. Mereka berdua memilih jalan kebijaksanaan seperti yang diwartakan oleh bacaan pertama, dan bukan semua kekayaan duniawi. Mereka melepaskan semua keterikatan duniawi seperti perintah Yesus yang kita dengar di dalam Injil. Mereka berdua sungguh tertangkap oleh kasih Kristus, sehingga demi cinta itu mereka iklas melepaskan segala sesuatu yang kurang atau tidak penting, lalu memilih yang paling penting bagi hidup mereka selanjutnya. Mereka telah memilih untuk tidak terbawa oleh semua anggapan atau omongan yang penuh bias dari orang-orang di dalam kota kecil itu. Mereka justeru memilih apa yang menjadi pertimbangan hati dan pikirannya, karena dari situ mereka temukan suara Tuhan Allah yang membimbing dan menerangi hidup mereka. Hidup kita di dunia ini tidak cukup hanya dengan menerima dan menikmati semua kebaikan karunia Tuhan, namun kita mesti dapat memilih apa yang menjadi terbaik dan termulia bagi hidup kita di hari esok. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga melalui perayaan Ekaristi hari minggu ini, kami senantiasa yakin dengan pilihan kami kepada Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Kemuliaan... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Claudia Falentina Celsindi F. Penga dan Sofia Antisum dari Paroki Santo Yosef di Keuskupan Denpasar - Bali, Indonesia. Ayub 19: 21-27; Mazmur tg 27: 7-9c.13-14; Lukas 10: 1-12 SEBAGAI PEKERJA DAN SEBAGAI TUAIAN Renungan kita pada hari ini bertema: Sebagai Pekerja Dan Sebagai Tuaian. Ada seorang muda kudus namanya Carlo Acutis. Keluarganya berasal dari Italia, namun ia lahir di London, Inggris pada tanggal 3 Mei 1991, dan meninggal dunia karena sakit leukemia di Monza, Italia pada tangal 12 Oktober 2006. Ia meninggal dunia pada usia 15 tahun dan pada tanggal 10 Oktober 2020 Carlo ditetapkan sebagai “beato” oleh Paus Fransiskus. Carlo seorang penganut Katolik yang setia dan sangat berdevosi pada Sakramen-Sakramen Gereja, khususnya Ekaristi. Ia membuat sebuah web dan mengisinya dengan mujisat-mujisat Ekaristi yang telah terjadi di seluruh dunia yang dihitungnya berjumlah 150 mujisat. Ia menandakan mujisat-mujisat itu menurut bahasa asal terjadinya mujisat itu. Ada sekitar 20 bahasa di dunia yang menguraikan dan menjelaskan masing-masing mujisat. Web itu menjangkau sekian banyak orang di dunia, tidak hanya orang Katolik tetapi juga penganut non Katolik. Bagi Gereja Katolik, apa yang dibuat oleh Carlo ini merupakan sebuah evangelisasi dan katekisasi saat ini dalam dunia digital. Semua orang yang mengikuti kegiatan Carlo memandangnya sebagai orang suci. Bahkan ibu dan bapa Carlo memberi kesaksian tentang kebaikan dan keutamaan anak mereka itu. Tuhan telah memanggil dan membuat Carlo Acutis sebagai seorang pekerja-Nya dalam mewartakan Injil. Semua orang yang mendapat pewartaan Carlo melalui web merupakan tuaian. Carlo sendiri dijadikan Tuhan sebagai pekerja dalam kebun anggur komunikasi digital. Pekerjaan tersebut tidak cukup untuk membuat semua orang yang mengikutinya menjadi orang-orang Katolik yang sesungguhnya. Sangat diperlukan di sini kemampuan mengerti, merenungkan, membatinkan dan menghidupi kebenaran dan kekuatan Ekaristi itu. Ada orang menjadikan Ekaristi sebagai pengalaman rohani yang sangat istimewa. Ada yang baru sampai pada rasa ingin tahu, penasaran, gelisah dan pencarian akan makna misteri kebesaran Tuhan di dalam sakramen-sakramen. Ketika orang sudah memahami dan meyakininya, barulah ada ketenangan dan suka cita. Mau tidak mau, ketika hidup rohani kita kosong atau lemah, kita harus mengisinya dengan firman Tuhan dan rahmat sakramen yang kita terima. Sampai pada tahap ini, pekerjaan membaca, mendengar dan memahami membenarkan bahwa diri kita ialah panenan atau tuaian. Sungguh indah dan bermakna pengalaman rohani seperti ini. Dengan bantuan sarana media komunikasi yang kita pegang di tangan masing-masing, kita dapat menjadi Carlo-Carlo yang lain. Kita mesti dapat memanfaatkan itu untuk menjadi pekerja-pekerja Tuhan di dalam kebun anggur yang besar sekali dalam dunia komunikasi digital. Bekerja di dalam dunia digital ini tidak mengenal musim panas, dingin, hujan dan lain-lain. Kita bisa bekerja sepanjang hari dan malam. Kita dapat menguasai seluruh dunia dengan firman Allah dan kemuliaan-Nya dalam waktu yang singkat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Semoga sabda-Mu yang keluar dari pengajaran Tuhan Yesus Kristus tumbuh menggelora di dalam hati kami pada hari ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
Ungana nami Happiness Mlewa katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, leo nipo na Padre Benno Kikudo Mkurugenzi wa Walei kutoka Balaza la Maaskofu Katoliki Tanzania, TEC, akifundisha sehemu ya mafundisho ya Kongamano la 5 la Ekaristi Takatifu lililofanyika Jimbo kuu la Dar es salaam ?” L'articolo Fahamu mafundisho yaliojili katika Kongamano la tano la Ekaristi Takatifu. proviene da Radio Maria.
Karibu Uungane nami Martin Joseph katika kipindi cha Utume wa Walei leo nipo na Bi. Rosemary Gerald Katibu Kamati ya Uinjilishaji Jimbo kuu la Dar es salaam amabapo leo atazungumzia mada ya Walei na Kongamano la Ekaristi Takatifu. L'articolo Fahamu mahusiano ya Walei na Kongamano la Ekaristi Takatifu. proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami Esther Magai Hangu, katika kipindi cha Katekisimu Shirikishi Katoliki Mwezeshaji wetu ni Padre Dominic Mavula C.PP.S Mkurugenzi wa Matangazo Radio Maria Tanzania akituongoza kujifunza shuhuda za Watakatifu juu ya Ekaristi Takatifu? L'articolo Ni, kwa namna gani Watakatifu walishuhudia Ekaristi Takatifu? proviene da Radio Maria.
Karibu katika kipindi cha Maswali yahusuyo Imani ukiwa nami Frateri Michael Paul Mangazini nikijibu swali la Msikilizaji linalosema Padre anapoadhimisha Sadaka ya Misa Takatifu katika Sala ya Ekaristi husali akisema,” uipokee Sadaka hii safi na Takatifu isiyo na doa aliyokutolea Melkisedeki kuhani wako Mkuu” naomba kujua ni Sadaka gani hiyo aliyotoa huyo Melkisedeki Mkuu? ..www.radiomaria.co.tz […] L'articolo Je, wafahamu Sadaka gani aliyotoa Melkisedeki Mkuu? proviene da Radio Maria.
Mimi Esther Magai ninakualika katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi nikiwa na Padre Deodatus Katunzi Kagashe, Paroko wa Parokia ya Kaazi & Mkurugenzi wa Radio Mbiu Jimbo Katoliki Bukoba ambapo tunaitazama mada Mama ya Huusiano wa Malaika katika Adhimisho la Ekaristi Takatifu. L'articolo Je, wahamu husiano wa Malaika katika Adhimisho la Ekaristi Takatifu. proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami Martin Joseph katika kipindi cha nena nami Bwana, leo tupo Padre Stephano Kaombe Paroko wa Parokia ya Roho Mtakatifu Kitunda, Jimbo kuu la Dar es salaam wakati akitoa semina elekezi kuelekea Kongamano la Ekaristi Takatifu kitaifa. L'articolo Je, wafahamu Ekaristi Takatifu ni kilele cha Imani ? proviene da Radio Maria.
Karibu ungane nami Happiness Mlewa, katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi leo tupo na Padre Deodatus Katunzi Mkurugenzi wa Radio Mbiu sauti ya Faraja kutoka Jimbo katoliki Bukoba, akiendelea kutufundisha juu ya namna Watakatifu wanavyotufundisha kuiendea Ekaristi Takatifu. L'articolo Ni, kwa jinsi gani Watakatifu wanaiendea Ekaristi Takatifu? proviene da Radio Maria.
Karibu ungane nami Esther Magai Hangu, katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi leo tupo na Padre Deodatus Katunzi Mkurugenzi wa Radio Mbiu sauti ya Faraja kutoka Jimbo katoliki Bukoba, akiendelea kutufundisha juu ya Ekaristi Takatifu na kama maandalizi ya Kongamano la Kitaifa Hija ya Ekarisiti Takaifu . L'articolo Je, wafahamu njia ya Msalaba kwa Ekaristi Takatifu? proviene da Radio Maria.
Karibu ungane nami Esther Magai Hangu, katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Deodatus Katunzi, Mkurugenzi wa Radio Mbiu sauti ya Faraja kutoka Jimbo katoliki Bukoba, akiendelea kutufundisha juu ya Ekaristi Takatifu na kama maandalizi ya Kongamano la Kitaifa Hija ya Ekarisiti Takaifu . L'articolo Ifahamu Hija ya Ekaristi Takatifu. proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami Ester Magai Hangu katika Kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, ambapo leo Padre Leonard Maliva, Mkurugenzi wa Utume wa Walei Jimbo Katoliki Iringa, anaendelea kutuelimisha juu ya kongamano la Ekaristi Takatifu ambalo litafanyika Kitaifa Jimbo Kuu la Dar es Salaam. L'articolo Fahamu Kongamano la Ekaristi Takatifu litakalofanyika Kitaifa Jimbo Kuu la Dar es Salaam. proviene da Radio Maria.
Karibu ungane nami Happiness Mlewa, katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Leonard Maliva, Paroko wa Parokia ya Ismani na Mkurugenzi wa Utume wa Walei, Jimbo Katoliki Iringa, akiendelea kutufundisha juu ya Ekaristi Takatifu na kama maandalizi ya kuingia katika kongamano la Kitaifa la Ekaristi Takatifu . L'articolo Fahamu mafundisho kuelekea Kongamano la Kitaifa la Ekaristi Takatifu. proviene da Radio Maria.
Karibu ungane nami Esther Magai Hangu, katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Leonard Maliva, Paroko wa Parokia ya Ismani na Mkurugenzi wa Utume wa Walei, Jimbo Katoliki Iringa, akiendelea kutufundisha juu ya Ekaristi Takatifu na kama maandalizi ya kuingia katika kongamano la Kitaifa la Ekaristi Takatifu na Historia yake. L'articolo Ifahamu Historia ya Ekaristi Takatifu na Kanisa. proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami Martin Joseph katika kipindi cha kutoka Baraza la Maaskofu Katoliki Tanzania ( TEC), Mwezeshaji ni Padre Florence Rutahiwa, Mkurugenzi wa Uchungaji kutoka Baraza la Maaskofu Katoliki Tanzania, akizungumzia juu ya Kongamano la Ekaristi Takatifu Kitaifa, ambalo litafanyika Jimbo Kuu la Dar es Salaam. L'articolo Fahamu haya juu ya Kongamano la Ekaristi Takatifu Kitaifa litakalofanyika Jimbo Kuu la Dar es Salaam. proviene da Radio Maria.
Karibu ungane nami Agatha Kisimba, katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Leonard Maliva, Paroko wa Parokia ya Ismani na Mkurugenzi wa Utume wa Walei, Jimbo Katoliki Iringa, akiendelea kutufundisha juu ya Mahusiano kati ya Ekaristi Takatifu na Kanisa Katoliki. L'articolo Fahamu Mahusiano kati ya Ekaristi Takatifu na Kanisa Katoliki. proviene da Radio Maria.
Kalibu ungane nami Happiness Mlewa katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Leonard Maliva, Paroko wa Parokia ya Ismani na Mkurugenzi wa Utume wa Walei, Jimbo Katoliki Iringa, ambapo anafundisha juu ya Umuhimu wa Ekarist Takatifu ndani ya kanisa Katoliki L'articolo Fahamu umuhimu wa Ekaristi Takatifu ndani ya Kanisa Katoliki. proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yehezkiel 1: 2-5.24 - 2: 1a; Mazmur tg 148: 1-2.11-14; Matius 17: 22-27 ORANG BERIMAN TAAT HUKUM Renungan kita pada hari ini bertema: Orang Beriman Taat Hukum. Orang beriman, dan khususnya kita sebagai pengikut Kristus terikat oleh dua hukum, yaitu hukum atau aturan agama yang dijaga oleh Gereja dan hukum sipil yang dijaga oleh negara. Dua jenis aturan ini memberikan manfaat bagi kebaikan dan keadilan hidup seorang individu yang juga sebagai anggota dalam suatu kelompok dan masyarakat. Hidup seseorang menjadi seimbang dan nyaman ketika ia menaati dan dengan sepenuh hati mengikuti kedua hukum ini. Misalnya, seseorang bangun setiap pagi, sebelum melakukan aktivitas rutinnya, ia berdoa pribadi kemudian mengikuti ibadat Ekaristi harian. Kemudian ia perlu menyiapkan diri seperlunya agar berangkat kerja di kantor dengan mengikuti rute lalulintas jalan raya yang sesuai ketentuan kota, dan dapat tiba di kantor tepat waktunya. Hal seperti ini terjadi secara umum bagi banyak orang di sekitar kita. Setiap orang menikmati hak dan menjalankan kewajibannya dengan diatur oleh kedua hukum tersebut. Kita tidak perlu mencari pembenaran yang satu lalu menyangkal yang lain. Kita juga tidak boleh memuja-muja yang satu lalu menjelekkan yang lain. Kedua hukum itu tentu memiliki tujuan yang baik dan menjamin kehidupan kita di dalam dunia ini, baik sebagai anak-anak Tuhan maupun sebagai anggota masyarakat. Pengalaman seperti ini juga terjadi pada Yesus Kristus dan para rasul-Nya dahulu. Yesus senantiasa taat kepada Bapa-Nya sebagai hukum dasar hidup-Nya di dunia, demikian juga para rasul dan murid yang mengikuti Dia. Mereka bersama menjalankan pelayanan publik untuk membuat kehadiran Kerajaan Allah sungguh dirasakan di tengah umat manusia. Sebagai anggota masyarakat, mereka sadar hukum, khususnya terkait kewajiban membayar pajak kepada penguasa dan negara tempat mereka hidup bersama warga negara yang lain. Tuhan Yesus juga memberikan kita contoh bahwa kewajiban membayar pajak harus berlaku bagi setiap warga negara, baik warga asli maupun pendatang atau orang asing. Prinsipnya ialah karena setiap orang mendapat rasa nyaman dan perlindungan dari negara dan wilayah tempat ia berada. Tuhan menegaskan supaya setiap orang mendapat perlakukan adil di hadapan hukum, sebagai konsekwensi dari kewajiban yang sama bagi setiap orang di dalam suatu konteks hidup sebagai warga suatu negara atau kelompok tertentu. Satu refleksi sederhana yang mungkin berguna bagi kita ialah, hendaknya kita berusaha sebaik mungkin supaya reputasi sebagai pribadi manusia dan orang beriman di dalam dunia ini sungguh sesuai dengan tuntutan Kerajaan Allah. Tuhan menghendaki supaya hidup kita di dunia sebagai suatu antisipasi kehidupan yang layak dan bahagia di surga. Maka satu syarat utamanya ialah setiap pribadi manusia harus taat hukum. Setiap pribadi manusia sepatutnya hidup di dalam dunia ini sebagai warga negara yang baik dan seorang Kristiani yang setia. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan yang mahabaik, lindungilah kami dalam setiap kegiatan kami hari ini, agar kami dapat memberi kontribusi yang baik bagi kehidupan bersama dengan sesama kami. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Raja-Raja 19: 4-8; Mazmur tg 34: 2-3.4-5.6-7.8-9; Efesus 4: 30 - 5: 2; Yohanes 6: 41-51 MARI, MAKANLAH Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-19 ini bertema: Mari, Makanlah. Di dalam beberapa hari Minggu ini kita berjumpa dengan Tuhan Yesus yang menyebut diri-Nya sebagai Roti Kehidupan. Ia berada di tengah-tengah kita untuk memberikan kita rasa betah, solusi atas rasa lapar dan haus kita, kelegaan bagi kelelahan kita, dan kepuasan rohani kita sebagai orang-orang beriman. Ia menghendaki supaya kita menyantap diri-Nya, karena dengan demikian jaminan kebahagiaan dan keselamatan kita di dunia dan di akhirat menjadi nyata. Tuhan Yesus mengajak kita untuk makan Roti Kehidupan itu, yaitu diri-Nya sendiri. Ajakan dari Dia adalah suatu pernyataan yang menggugah perasaan dan menyenangkan hati. “Mari, makanlah”, atau seperti imam yang merayakan Ekaristi mengajak kita untuk menyambut Komuni Suci, “Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan Anak Domba”, betapa ajakan ini menjadi suatu pernyataan yang menarik selera kita! Sebelum mengajak demikian Ia sudah mengajarkan kita hal-hal tentang hidup yang benar, yang baik dan bermakna. Ia sudah memberikan pengajaran yang memperkaya pengetahuan, keyakinan dan harapan kita. Ia sudah menghilangkan rasa ragu, bimbang dan takut kita atas berbagai kepalsuan dan ketidakpastian yang ada di dunia, yang disebarkan oleh ajaran-ajaran yang bukan datang dari Tuhan Allah. Ia sudah menyembuhkan sakit dan derita kita sehingga kita kembali mendapatkan semangat baru di dalam hidup. Singkatnya, Yesus berbicara tentang suka cita, kebaikan dan kebenaran supaya selera makan kita tinggi dan kita sungguh yakin dengan manfaat dan tujuan menyantap Roti Kehidupan itu. Sebelum kita menyantap Roti Kehidupan itu, kita masuk dahulu melalui suatu komunikasi yang menyenangkan, sapaan yang bersahabat, dan pernyataan yang menyenangkan hati. Ada suatu pengalaman kecil yang dapat membantu kita merenungkan hal ini. Ada seorang pemuda bercerita tentang pengalamannya saat kecil dan remaja. Ibu kandungnya memperlakukannya dengan cara yang tidak mendidik. Misalnya ketika hendak makan, ibunya biasa mengatakan, “Anak yang bandel, nakal dan malas, mari makan.” Atau sering juga ia mendengar kata-kata ini, “Kamu anak yang hanya tahu enaknya makan.” Betapa anak itu tumbuh sampai dewasa saat ini dan terus mengingat kata-kata yang tidak menyenangkan hatinya, meskipun ia terpaksa menelan kata-kata itu bersama makanan yang disantapnya. Sebagai orang beriman dan yang mengikuti model kita Yesus Kristus, kita hendaknya menolak cara-cara yang tidak manusiawi, cara-cara kasar dan yang menyinggung perasaan ketika hendak mengundang seseorang untuk makan, minum, atau sekedar masuk ke rumah kita, atau juga sekedar duduk bersama dengan kita. Kata-kata dan pernyataan awal yang menyambut adalah pintu masuk yang sepatutnya penuh dengan suka cita, kehangatan, dan keakraban. Jika undangan itu kasar dan tidak baik untuk didengar atau dirasakan, kita tidak bisa menjadi tuan rumah yang baik dan tidak akan diingat atau dikenang orang lain. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, bantulah kami supaya kami dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi sesama kami, khususnya ketika kami mengajak mereka untuk makan dan minum bersama kami. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Monica Miselia dan Julia Ayuningtyas dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 31: 31-34; Mazmur tg 51: 12-13.14-15.18-19; Matius 16: 13-23 JANGANLAH PERHATIKAN DOSA KAMI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Janganlah Perhatikan Dosa Kami. Kita selalu menyebut nama Allah kita sebagai Tuhan yang mahabaik. Hal ini berarti Dia mempunyai segala kebaikan dan itu adalah kebaikan yang sempurna. Kebaikan Tuhan ini dapat mengatasi semua kelemahan, kekurangan, kejahatan dan dosa yang ada di dunia. Maka sangatlah tepat kita selalu memohon Tuhan agar kebaikan-Nya itu melindungi kita dari dosa. Jika kita sudah terlanjur berdosa, doa yang selalu kita ucapkan ialah: “Janganlah perhatikan dosa kami, ya Tuhan”. Kita selalu mengucapkan itu di dalam perayaan Ekaristi. Bacaan dari kitab nabi Yeremia pada hari ini mengatakan tentang Tuhan yang mengikat perjanjian baru dengan umat pilihan-Nya. Perjanjian itu ialah Tuhan mengampuni kesalahan dan dosa umat-Nya untuk kesekian kalinya, dan Ia tidak mengingat atau memperhatikan dosa mereka lagi. Ini merupakan suatu gambaran Tuhan yang maharahim dan besar kasih setia-Nya. Ketika perbuatan mengampuni dilengkapi dengan tidak mengingat dosa atau kesalahan yang telah dilakukan, seseorang mengalami suatu perubahan yang menyeluruh dan menggembirakan. Ini merupakan bagian dari proses pertobatan. Ada orang-orang Katolik yang sudah tidak rutin atau reguler membuat pengakuan dosa. Mereka memang rajin menghadiri Ekaristi baik mingguan maupun harian. Namun mereka menganggap bahwa Sakramen pengakuan dosa bukan menjadi suatu kewajiban dan kebiasaan baik seorang beriman. Ada banyak yang berasumsi bahwa kalau mereka teratur membuat pengakuan dosa, dosa-dosa mereka akan selalu diingat oleh imam atau bapa pengakuan. Hal itu membuat mereka malu bahkan takut, khususnya ketika bapa pengakuan mengangkat kembali dosa yang lama lalu menegur atau memarahi si pengaku dosa. Ketakutan ini sebenarnya tidak beralasan. Maka ini memang hanya sebuah asumsi. Semestinya kita sebagai orang-orang beriman mempunyai pandangan bahwa imam atau bapa pengakuan mengambil peran sebagai representasi Tuhan Yesus Kristus, yang mengampuni dan tidak memperhatikan dosa-dosa yang sudah disesali, diakui dan diampuni. Si pengaku dosa dan bapa pengakuan pada momen pelayanan Sakramen Tobat merupakan orang-orang baru dan bukan orang-orang dengan perbuatan dan dosa-dosa di masa lalu. Seharusnya ketika kita percaya kepada Tuhan Allah yang mengampuni dan tidak mengingat dosa-dosa kita lagi, kita sepatutnya berbuat demikian dengan sesama kita. Kita tahu bahwa selalu ada orang yang bersalah kepada kita. Kesalahan mereka beragam, dari yang kecil sampai yang besar. Maka ketika kita berniat untuk mengampuni, kita mesti bulatkan niat kita juga untuk tidak memperhatikan dosa-dosa mereka. Jika sebaliknya kita memang mengampuni, tetapi kita selalu mengingat atau memperhatikan dosa-dosa itu, berarti kita masih mempunyai marah dan dendam. Itu berarti tobat kita hanya setengah jadi. Itu berarti kita mempunyai potensi untuk kembali bermusuhan dengan orang yang bersangkutan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, bantulah kami untuk dapat mengampuni sungguh-sungguh dan tidak mengingat dosa-dosa lagi. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...
Karibu uungane nami Happiness Mlewa katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Deodatus Katunzi Kagashe, Mkurugenzi wa Radio Mbiu Sauti ya Faraja Kagera, akiendelea kufundisha juu ya mada Ekaristi Takatifu nguvu Ibadilishayo. L'articolo Je, wafahamu Nguvu itokanayo na Ekaristi Takatifu? proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami Happiness Mlewa katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Deodatus Katunzi Kagashe, Mkurugenzi wa Radio Mbiu Sauti ya Faraja Kagera, akiendelea kufundisha juu ya mada Ekaristi Takatifu nguvu Ibadilishayo L'articolo Je, wafahamu Ekaristi Takatifu ni chakula cha Roho? proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami Happiness Mlewa katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Deodatus Katunzi Kagashe, Mkurugenzi wa Radio Mbiu Sauti ya Faraja Kagera, akitufundisha juu ya Ekaristi Takataifu nguvu ibadilishayo. L'articolo Je, wafahamu nguvu ya Ekaristi ibadilishayo Watu. proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami Agatha Kisimba katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi, Mwezeshaji ni Padre Deodatus Katunzi Kagashe, Mkurugenzi wa Radio Mbiu Sauti ya Faraja Kagera, akiendelea na akitufundisha juu ya nguvu ya Ekaristi Takataifu nguvu ibadilishayo. L'articolo Ifahamu nguvu ya Ekaristi Takataifu kwa Watu. proviene da Radio Maria.
Karibu uungane nami John Samky, katika Kipindi cha Sheria za Kanisa Mwezeshaji ni Padre Ladslaus Mgaya, Mwanasheria wa sheria za Kanisa kutoka Jimbo Katoliki Njombe akituongoza kujifunza uhifadhi na kuheshimu Ekaristi Takatifu. L'articolo Kuweka Wakfu Ekaristi Takatifu ni nini? proviene da Radio Maria.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 1: 11-17; Mazmur tg 50: 8-9.16bc-17.21.23; Matius 10: 34 - 11: 1 SIKAP RADIKAL MENGIKUTI KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sikap Radikal Mengikuti Kristus. Seseorang yang dipandang radikal sebagai pengikut Kristus adalah ia yang beriman sejati kepada Kristus. Ia adalah pengikut Kristus yang sungguh-sungguh dalam kata dan perbuatannya. Jika dibandingkan dengan pohon, ia adalah akar (radis) yang menjadi kekuatan paling fundamental bagi kehidupan pohon tersebut. Ada cerita bahwa ketika perayaan Ekaristi sedang berlangsung, tiba-tiba dua orang bertopeng bersenjata masuk ke dalam gereja sambil menodongkan senjata ke semua orang yang berada di dalamnya. Orang-orang berhamburan keluar melarikan diri. Mereka yang tersisa dalam perayaan yang masih tetap berlangsung ialah Pastor dan 5 orang umat yang tidak merasa takut sedikit pun. Mereka seperti tidak gubris dengan ancaman senjata tersebut. Setelah kedua orang bersenjata itu membuka topeng, mereka menunduk sujud kepada altar dan Pastor lalu hendak mengikuti perayaan Ekaristi. Mereka berkata kepada Pastor dan 5 umat yang hadir, “Kita sungguh memerlukan orang-orang yang beriman sejati untuk berada di dalam gereja ini.” Ilustrasi seperti ini mungkin saja belum pernah terjadi di sekitar kita, namun cukup pas untuk mengerti bahwa sikap radikal mengikuti Kristus adalah sebuah sikap yang total dan bulat. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan memberikan segalanya, bahkan nyawanya bagi Tuhan saja. Bacaan Injil kita pada hari ini sesungguhnya berbicara tentang sikap radikal ini. Tuhan Yesus memberikan kita pemahaman bahwa mengikuti Dia adalah jauh lebih utama dibandingkan dengan mempunyai relasi atau hubungan darah di dalam keluarga. Ada tiga poin penting yang diminta oleh Tuhan Yesus kepada kita agar sikap radikal kita memang sungguh nyata, yaitu penyangkalan diri, memikul salib dan menyerahkan nyawa demi Kerajaan Allah. Keberpihakan kita kepada Tuhan sepatutnya kita tunjukkan itu dalam semua aspek kehidupan kita. Dengan kata lain, kita memiliki badan dan jiwa sebagai bentuk persembahan dan syukur kepada Tuhan. Salah satu praktik iman yang menggambarkan bagaimana kita secara radikal berada di pihak Tuhan, ialah ketika kita berdoa, beribadat dan merayakan sakramen-sakramen. Ketika kita sedang berdoa, misalnya, seluruh tubuh dan jiwa kita hendaknya aktif dalam membangun relasi yang mesrah dengan Tuhan. Kitab nabi Yesaya pada hari ini mengungkapkan hal ini dengan berkata bahwa, Tuhan tidak berkenan dengan semua bentuk persembahan dalam wujud korban sembelian, korban bakaran, dan sesajian yang dibawa ke hadirat Tuhan. Untuk zaman sekarang, sering uang dan hart menjadi pengganti persembahan dan pengabdian diri manusia. Ini tidak berkenan kepada Tuhan. Sesungguhnya yang diperlukan Tuhan ialah ungkapan diri dan hati kita yang tulus dan rendah hati bahwa kita sungguh bergantung kepada penyelenggaraan-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, ke dalam tangan-Mu kami berserah kepada-Mu untuk seluruh hidup kami hari ini. Salam Maria ... Dalam nama Bapa ...
Karibu uungane nami Esther Magai Hangu, Mwezeshaji ni Padre Dominic Mavula, C.PP.S Mkurugenzi wa Matangazo Radio Maria Tanzania katika kipindi cha Katekisimu Katoliki Shirikishi akiendelea kutufundisha juu ya Ekaristi Takatifu sadaka kwajili ya wengi na Maneno ya Yesu Kristo. L'articolo Fahamu maneno Yesu Kristo aliyotoa kupitia Sadaka ya Ekaristi takatifu. proviene da Radio Maria.
Pembawa Renungan : RP. Agustinus Hutrin, SVD Sidoarjo Mrk. 14:12-16,22-26.
Pembawa Renungan : RD. Revi Tanod Manado Mat. 14:13-21.
Pembawa Renungan : Linda Wahjudi Denpasar - BaliKAMIS PUTIH Yoh. 13:1-15