POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 16 April 2025Bacaan: "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16) Renungan: Suatu ketika Robertson MC Quilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai rektor di Universitas Internasional Columbia dengan alasan merawat isterinya, Muriel, yang sakit alzheimer yaitu gangguan fungsi otak. Muriel sudah seperti bayi, tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk makan, mandi dan buang air pun ia harus dibantu. Robertson memutuskan untuk merawat isterinya dengan tangannya sendiri, karena Muriel adalah wanita yang sangat istimewa baginya. Pernah satu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas ompol Muriel dan di luar kesadaran, Muriel malah menyerakkan air seninya sendiri, sehingga Robertson kehilangan kendali emosinya. la menepis tangan Muriel dan memukul betisnya, guna menghentikannya. Setelah itu Robertson menyesal dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya saya memukulnya, walaupun tidak keras, tetapi itu cukup mengejutkannya. Selama 44 tahun kami menikah, saya belum pernah menyentuhnya karena marah, namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya, saya memperlakukannya demikian. Ampuni saya, ya Tuhan." Tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya. Pada tanggal 14 Februari 1995, adalah hari istimewa untuk Robertson dan Muriel, karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson melamar Muriel. Pada hari istimewa itu Robertson memandikan Muriel, lalu menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel. Menjelang tidur ia mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, "Yesus yang baik, Engkau mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian malaikat-Mu. Amin." Pagi harinya, ketika Robertson berolahraga dengan menggunakan sepeda statisnya, Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis kepada Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan Muriel yang tidak pernah berbicara memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan bening, "Sayangku ... sayangku ..." Robertson melompat dari sepedanya dan segera memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu. "Sayangku, kau benar2 mencintaiku bukan?" tanya Muriel. Setelah melihat anggukan dan senyum di wajah Robertson, Muriel berbisik, "Aku bahagia!" Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson. Merawat dan membahagiakan orang-orang yang berarti dalam hidup kita adalah suatu ibadah di hadapan Tuhan. Mengurus suami atau isteri yang sudah tak berdaya adalah suatu perbuatan yang mulia. Mengurus ayah/ibu atau mertua adalah tugas seorang anak ataupun menantu. Mengurus kakek atau nenek yang sudah renta dan pikun juga adalah tanggung jawab para cucu. Jangan abaikan mereka yang telah renta, apalagi ketika mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Rawatlah mereka dengan kesabaran dan penuh kasih. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, taruhlah cinta-Mu dalam hatiku, sehingga aku selalu mampu mengasihi dan merawat orang tuaku, pasanganku, anak-anakku yang saat ini kondisinya sedang tidak baik-baik saja . Amin. (Dod).
Ulangan 31:1-8, Yesaya 44:28, 45:1-8
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Evelyn dari Paroki Holy Spirit di Keuskupan Agung Singapura. Ulangan 4: 1.5-9; Mazmur tg 147: 12-13.15-16.19-20; Matius 5: 17-19KETAATAN Tema renungan kita pada hari ini ialah Ketaatan. Di dalamsuatu pelajaran sekolah dasar, Vincent yang adalah seorang murid kelas 5bertanya kepada Bapa Gurunya, “Mengapa kita perlu ketaatan di dalam hidupkita?” Guru yang sudah puluhan tahun menjadi pendidik itu menjawab begini,“Kita perlu taat pada aturan yang berlaku karena hidup kita perlu diatur dandiarahkan untuk menjadi lebih baik dan kita akan mencapai cita-cita kita.” Bapa Guru melanjutkan, bahwa orang yang taat adalah diayang berada di bawah otoritas atau kekuasaan yang lebih tinggi. Seorangpresiden juga harus taat, karena ia berada di bawah kekuasaan peraturan danundang-undang. Sampai di titik ini, Vincent yang belum puas dengan penjelasanitu ingin bertanya lagi. Katanya, “Siapa sesungguhnya yang tidak perluketaatan?” Bapa guru menjawab: “Yang tidak perlu ketaatan ialah yangsudah sempurna. Dan kita semua tahu bahwa yang sempurna ialah Tuhan sendiri.Tuhanlah yang menetapkan semua aturan dan ketetapan, lalu Ia memerintahkanumat-Nya untuk mengikuti semua aturan tersebut. Semua manusia dari segalabangsa dan suku di dunia ini memakai aturan dan ketentuan yang telah ditetapkanoleh Tuhan sejak penciptaan manusia pertama.” Vincent dan teman-temannya di kelas senang denganpenjelasan Bapa Guru yang bagus itu. Mereka semua mengerti. Mereka menyadaribahwa dengan ketaatan pada waktu bersekolah, mereka akan mendapat hasil belajaryang bagus dan akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar denganbaik. Percakapan antara guru dan murid di sekolah dasar itu mengingatkan kitaakan dua bacaan kitab suci pada hari ini. Kedua bacaan itu memberi peringatankepada kita di masa PraPaskah ini untuk selalu taat kepada perintah danketetapan Tuhan demi keselamatan kita. Ada dua sudut pandang yang menjelaskan tentang ketaatankita. Dari sudut pandang perintah atau peringatan, kita diperintahkan untuktaat. Tuhan yang berkuasa dan yang menuntut, agar umat-Nya patuh dan menurutiperintah-Nya. Hal ini yang sangat ditegaskan di dalam masa puasa ini. Kitawajib mengikuti dan menjalankannya, terutama ketika kita diperintahkan untuktidak melanggar aturan dan kita diwajibkan untuk mengajarkan itu kepada orangmuda dan anak-anak. Dari sudut pandang kesadaran dan kedewasaan sebagaiorang-orang beriman, kita sendiri yang memilih dan mementingkan kepatuhan padaaturan-aturan yang ada. Kita tidak perlu diperintahkan dan diingatkanberulang-ulang supaya taat. Kita menyadari bahwa ketaatan dan kesetiaan kepadaTuhan adalah suatu pola hidup orang beriman yang sesungguhnya. Hal ini jugasangat ditekankan untuk dilakukan dalam masa puasa ini. Silakan memaknai, Andaberada di posisi yang mana.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah Mahakuasa,kami memohon agar semangat ketaatan kami kepada-Mu berbuah baik dan mantap didalam hidup kami sehari-hari. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Ulangan 26: 16-19; Mazmur tg 119: 1-2.4-5.7-8; Matius 5: 43-48UMAT YANG KUDUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Umat Yang Kudus.Dalam sekolah minggu, guru bertanya kepada anak-anak binaannya: “Apakahtujuannya Tuhan menolong dan memperhatikan manusia?”. Jawaban anak-anakberagam. Ada yang berkata bahwa tujuannya ialah supaya Tuhan menyelamatkanlebih banyak orang. Yang lain berkata supaya manusia gembira dan bahagia. Danyang lain lagi berkata supaya Tuhan menunjukkan bahwa cinta-Nya amatlah besar. Guru bina iman pada akhirnya menyimpulkan bahwa semuajawaban itu benar. Dasar pemikirannya ialah karena Tuhan ingin kebaikan dankebenaran ada pada pihak manusia. Di pihak Tuhan sendiri, tidak diperlukan lagisuatu kebutuhan untuk membuat Dia menjadi lebih baik dan lebih benar.Sebaliknya Tuhan berkehendak supaya kita manusia yang fana ini menjadi lebihbaik dan lebih benar. Menurut Injil Matius pada hari ini, Tuhan Yesusberkehendak supaya kita menjadi umat yang kudus, atau menjadi sempurnasebagaimana Bapa di surga yang sempurna adanya dalam keabadian. Sesungguhnya, Tuhan menolong dan memperhatikan kita sejaklahir sampai kita meninggalkan dunia ini di saat kematian nanti, tujuannyaialah supaya kita menjadi kudus. Ia menitipkan kita untuk hidup sementara didunia ini. Selama berada di dunia ini masing-masing kita dengan batas usiasendiri-sendiri, berjalan dan berada bersama di dalam terang-Nya kudus.Terangnya itu berwujud dalam beraneka jenis. Sabda Tuhan adalah sabda yang kudus. Ungkapan Sabda Tuhankita alami melalui pewartaan, bacaan rohani, nasihat atau bimbingan rohani,berbagi pesan kitab suci, dan ibadat. Pelayanan-pelayanan Gereja baik dalambentuk sakramen maupun non-sakramen dan karya kasih juga merupakanperbuatan-perbuatan mulia dan kudus. Gereja sebagai tubuh dan Yesus Kristussebagai Kepalanya adalah kudus. Panggilan suci seperti hidup bakti, imamat danperkawinan adalah suci. Nama-nama suci yang melekat pada diri kita masing-masingialah kudus. Singkatnya, Tuhan sudah menyediakan semua jalan, sarana, dan carayang kudus supaya membantu kita menjadi kudus sama seperti Dia. Penetapan orang-orang beriman menjadi satu umat yang kudussudah dilakukan oleh Tuhan Allah sejak zaman Musa dahulu, karena satu umatpilihan harus dikhususkan supaya janji besar-Nya untuk datangnya Mesias, yaituYesus Kristus diwujudkan. Kitab Ulangan menegaskan hal ini, untuk mengingatkankita akan status kita sebagai umat Allah yang kudus, melalui Ibu Gereja kita.Namun demikian, Umat Allah yang kudus sebagai institusi tidak otomatis menjaminbahwa setiap pribadi anggotanya adalah kudus. Sebab tiap-tiap orang memilikidosa, dan Gereja selalu menyediakan instrumen untuk penghapusan dosa setiaporang. Dalam masa PraPaskah ini, hendaklah kita memanfaatkan instrumen itu.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, semogakami tetap tekun dan setia menghayati panggilan suci kami masing-masing. Bapakami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indoensia. Ulangan 26: 4-10; Mazmur tg 91: 1-2.10-11.12-13.14-15; Roma 10: 8-13; Lukas 4: 1-13PENGAKUAN IMAN Tema renungan kita pada hari Minggu pertama Pra Paskah iniialah: Pengakuan Iman. Apa maksudnya kita merayakan hari Minggu PertamaPra-Paskah dengan memberikan perhatian renungan kepada pengakuan iman? Bukankahpengakuan iman yang terungkap dalam doa “Aku Percaya” selalu kita ucapkan? Kitasebenarnya diarahkan untuk kembali kepada suasana tertantang, terjebak,tergoda, terancam, dan terdakwa sebagai pendosa. Seperti apa sebenarnya suasana tersebut? Tantangan danjebakan yang kita hadapi ialah membuktikan bahwa kita sebagai orang-orangterpilih dan dikuduskan. Jangan-jangan ini hanyalah teori belaka atau konsepmati yang tidak diwujudkan di dalam kenyataan. Maka kita menghadapi tantanganuntuk menunjukkan bahwa kita memang benar terpilih. Jebakan apa pun bentuknya,pasti berwujud pada keadaan atau pengalaman berupa kesulitan tertentu yangmembuat seseorang merasa ragu dengan imannya. Sama halnya dengan seseorang yang dalam keadaan terancamdan tertuduh sebagai pendosa. Misalnya ia seorang Katolik yang taat. Dia dankeluarganya dipaksa untuk melepaskan imannya, dengan pilihan meninggalkan imanKatolik berarti dibebaskan, tetapi kalau mempertahankan imannya berartidihabisi. Ada kemungkinan dia dan keluarganya memilih dibebaskan dari ancamanitu, dengan resiko harus meninggalkan iman Katolik. Suasana seperti ini ataulainnya yang semacam merupakan pengalaman real di mana-mana di dunia ini. Banyak sekali peristiwa di dunia ini yang menempatkan kitadalam pilihan apakah tetap mengikuti kehendak Tuhan dalam kebenaran dankebaikan, atau mengikuti godaan dan jebakan Setan hanya demi suatu kenyamanandan kenikmatan dunia ini. Di sinilah pesan firman Tuhan tentang pengakuan imanyang terus menerus dan semakin tegas dituntut dari kita. Khususnya, kepadasiapa pun yang saat ini menyadari dirinya berada di dalam suasana ini, atauyang berpeluang menghadapi semua jenis situasi yang sulit itu, nasihatnya ialahpakailah pengakuan imanmu sebagai senjata yang dapat diandalkan. Kita diajarkan pada hari ini bahwa pengakuan iman adalahseperti yang dilakukan oleh Musa dan bangsa Israel, yaitu menguatkan identitassebagai umat terpilih dan pengakuan imannya akan Tuhan sebagai penyelamat.Santo Paulus menegaskan identitas Kristen karena pengakuan imannya kepada YesusKristus, satu-satunya jalan keselamatan. Setiap jenis arah hidup, budaya, latarbelakang, ideologi dan pengetahuan, mengakui hanya satu Tuhan Yesus Kristus.Bahkan pribadi Yesus Kristus sendiri berhadapan dengan Setan yang menggodanyadengan begitu kuat dan menarik, pendirian Yesus tidak pernah goyah. Ia tetapsebagai Putra Allah, yang selamanya bersama Bapa di surga.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus,bantulah kami untuk tetap kuat dan utuh di dalam iman kami kepada Allah. Bapakami... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Justin Tasman dan Ronald Gunawan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ulangan 30: 15-20; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; Lukas 9: 22-25KEHILANGAN NYAWA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kehilangan Nyawa.Di sejumlah katakombe di dalam kota Roma dan sejumlah kota lain, ditemukanribuan bahkan jutaan makam kuno. Di situ dikuburkan orang-orang Kristen yangdibunuh oleh kekuasaan kerajaan Romawi yang tidak mengenal Allah. Mereka yangterbunuh, hanya sejumlah kecil yang dikenal namanya dan ditetapkan sebagaisanto dan santa martir. Sebagian besar tidak dikenal. Mereka semua mengalamiapa yang dikatakan di dalam kitab suci, yaitu kehilangan nyawa demi Injil dankarena iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita dapat menyebut beberapa di antaranya, yaitu SantaPerpetua dan Santa Felisitas, Santa Agata, Santo Kalistus, Santo Aleksander danSanto Vitalis, mereka adalah para martir di kota Roma, sekitar abad ke-1 dan 2Gereja Kristen. Kehilangan nyawa yang demikian ialah tentang pengorbanan dirikarena mengikuti jejak Kristus. Ini tentu saja tidak berkaitan dengankehilangan nyawa dalam banyak bentuk lainnya yang bukan berdasarkan alasanmengikuti jalan Yesus Kristus. Kehilangan nyawa karena Yesus Kristus merupakansuatu cara mencapai kesempurnaan dengan masuk ke dalam persyaratan yangditetapkan oleh Yesus Kristus bagi setiap pengikut-Nya. Dalam arti yang tegas, seseorang mengalami kematian tubuhjasmaninya, karena ia mempertahankan imannya kepada Kritsus dan kebenaran yangmenjiwai seluruh hidupnya. Yesus menjadi contoh bagi jenis kematian ini, yaitukarena Ia sendiri dihukum mati dan wafat di salib. Cara ini kemudian diikutioleh sejumlah besar pengikut Kristus hingga pada saat ini. Baru-baru ini adakabar tentang seorang imam misionaris di Afrika Barat, yang berjuangmempertahankan gereja dan umat di parokinya dari serangkan kaum pemberontak. Iarela mati demi Gereja, dan ia pantas digelari martir. Model kehilangan nyawaseperti ini terdapat di seluruh dunia. Dalam arti yang lebih luas dan spiritual, kehilangan nyawaadalah sebuah penyerahan diri sesungguhnya kepada Tuhan melalui kesalehan,matiraga, pelayanan, dan persekutuan hidup bakti. Yesus mengatakan hal inibukan saja kepada para murid yang mengikuti Dia, tetapi kepada kita semua.Perkawinan antara pria dan wanita menuntut supaya setiap orang kehilangan dirisendiri, dan harus menyatu dengan pasangannya. Di dalam hidup membiara danimamat, seseorang harus meninggalkan segala kesukaan diri sendiri, supaya menyatudengan semangat hidup biara dan sebagai imam. Hal ini adalah cara hidup dasardalam menjawab panggilan Tuhan kepada setiap pribadi kita. Bagaimanapun, jawaban yang tulus dan penuh tanggung jawabatas panggilan itu adalah sama dengan memilih berkat dan kehidupan, bukanmemilih kutuk, seperti yang ditekankan oleh Kitab Ulangan dalam bacaan pertamahari ini.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah kami,semoga kami rela dan bahagia dalam segala pengorbanan diri, demi keselamatankami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
Ulangan 6:1-25
Ulangan 23:21-23, Matius 5:33-37
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 6 Januari 2025 Bacaan: "Hati-hatilah supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu...." (Ulangan 8:11) Renungan: Salah satu kelemahan manusia berkaitan dengan pikirannya, terutama kalau sudah lanjut usia adalah lupa. Namun, hal itu tidak terjadi pada seorang nenek dari Yogyakarta yang berusia 117 tahun. Ia masih fasih menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Jepang, dan Belanda. Ia bahkan mampu menyanyikan dengan lancar beberapa lagu berbahasa Jepang dan Belanda. Lupa memang berkaitan dengan otak di kepala. Namun, ada lupa yang berkaitan dengan kerohanian atau spiritualitas kita. Itulah "lupa" bahwa ada Tuhan yang hidup di tengah-tengah kita; ada Tuhan yang turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Lupa Tuhan paling sering terjadi ketika orang berada dalam kondisi senang dan jaya. Firman Tuhan melalui Musa menasihatkan agar umat tetap mengingat Tuhan dan segala kebaikan-Nya. Dengan mengingat Tuhan, umat hidup setia dan taat kepada firman Allah. Mereka juga menjadi pribadi- pribadi yang mawas diri, rendah hati, dan mengabdi kepada Tuhan; jauh dari sikap lupa diri. Pengikut Yesus dapat menjadi pribadi yang "lupa diri" karena ia lupa Tuhan. Oleh karena itu, agar tetap menjadi pribadi yang sadar diri, kita harua mengingat Tuhan dan semua kebaikan- Nya. Sering-seringlah kita menengok perjalanan hidup kita di masa lalu, saat Tuhan hadir menyatakan pertolongan dan kebaikan-Nya pada kita. Hitunglah selalu berkat-berkat Tuhan, maka kita akan menjadi pribadi yang selalu bersyukur. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku ingin terus mengingat kebaikan-Mu dalam hidup ku agar aku tidak menjadi pribadi yang lupa diri dan melupakan kebaikan-Mu. Amin. (Dod).
Ulangan 5-6
Orang banyak mengatakan bahwa Yesus adalah Nabi seperti yang dinubuatkan oleh Musa dahulu kala di Ulangan 18:15-19. Yang lainnya mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias. Salah satu orang Farisi, yaitu Nikodemus, percaya kepada Yesus.
Orang banyak mengatakan bahwa Yesus adalah Nabi seperti yang dinubuatkan oleh Musa dahulu kala di Ulangan 18:15-19. Yang lainnya mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias. Salah satu orang Farisi, yaitu Nikodemus, percaya kepada Yesus.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini, Tirto, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ulangan 6: 2-6; Mazmur tg 18: 2-3a.3bc-4.47.51ab; Ibrani 7: 23-28; Markus 12: 28b-34 PERINTAH UTAMA DAN SELAMANYA Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-31 ini ialah: Perintah Utama dan Selamanya. Ada sepasang suami-istri sering bertengkar dan saling mengancam untuk menceraikan pasangannya. Namun ketika anak sulung mereka mulai berbicara, suami-istri itu langsung diam dan tidak ingin melanjutkan lagi pertengkaran. Anak sulung yang laki-laki itu selalu berkata: “Cinta Tuhan itu suci. Jangan bermain gila dengan Tuhan.” Menurut bacaan-bacaan kita pada hari minggu ini, ajaran cinta kasih merupakan perintah atau hukum utama kita dan bersifat selamanya atau abadi. Yesuslah yang mengajarkan ajaran cinta kasih itu. Perintah dari Tuhan yang maha kuasa perlu pertama-tama ditanggapi dengan mendengar. Subjek yang berbicara dan memerintah ialah Tuhan, maka kita sebagai manusia sepatutnya mendengar. Musa sebagai nabi besar dan utusan Allah kepada umat Israel ingin menguatkan iman umatnya dengan meminta keteguhan hati mereka untuk setia kepada perintah utama tersebut. Ia menyerukan berulang kali: “Dengarlah hari orang Israel”. Jauh di depan yaitu pada zaman Yesus dari Nazaret, seruan ini diulang lagi oleh Yesus seperti yang diwartakan dalam Injil hari ini: “Dengarlah, hai orang Israel.” Jelas sekali bahwa Tuhan membutuhkan perhatian kita untuk mendengar-Nya. Sebutan orang Israel merupakan simbol umat Allah yang mencakup semua orang yang percaya kepada-Nya, khususnya kepada kita yang percaya kepada Kristus. Bagian awal atau pembuka perintah utama ajaran Yesus Kristus ialah sebuah panggilan untuk beriman. Tuhan meminta untuk kita mendengarkan Dia sebagai satu-satunya Tuhan. Kita mengakui-Nya sebagai sumber cinta kasih. Di dalam perjalanan hidup kita sebagai orang-orang yang percaya, iman menjadi syarat pertama dan dasar untuk sebuah bangunan rohani berupa pribadi-pribadi dan komunitas orang-orang beriman. Pembaptisan menjadi tanda awal untuk meresmikan seseorang beriman, lalu ia mulai berjalan dalam ketaatan dan berbagai bentuk ungkapan imannya. Satu bentuk ungkapan iman yang paling utama ialah dengan cinta kasih, yang merupakan hukum utama dan selamanya dalam hidup Kristen. Kita nyatakan iman kepada Tuhan yaitu mengasihi-Nya dengan segenap hati dan kemampuan. Jika bukan dengan segenap hati dan kemampuan kita, berarti kita masih berbagi kasih itu dengan pihak yang lain. Demikian juga kita mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri. Setiap orang ingin dirinya damai, suka cita, dicintai dan diberikan perhatian yang layak. Hal seperti itu juga mesti dilakukan kepada sesama kita sendiri, entah saudara, pasangan, teman, kenalan. Cinta kasih itu adalah ajaran dan hukum yang tidak berubah. Sejak Yesus ajarkan, cinta kasih tetap sebagai cinta kasih, meski ia selalu ditantang, diganggu atau dicurangi. Bahkan cinta kasih mampu mengalahkan dosa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami senantiasa hidup dengan dan dalam cinta kasih-Mu. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 14 Oktober 2024 Bacaan: "Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ulangan 8:17-18) Renungan: Bangga pada diri sendiri sebenarnya bukanlah suatu masalah, tetapi kebanggaan diri yang berlebihan dapat membuat kita menjadi sombong. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Apa yang kita miliki saat ini secara kasat mata, memang dapat dikatakan karena hasil usaha dan kerja keras kita. Tetapi, kita harus menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak dapat memperoleh apa pun. Tanpa seizin-Nya, tidak ada sesuatu pun yang dapat kita lakukan. Bangsa Israel, jika dilihat dari jumlah mereka, masih terbilang sedikit jika dibandingkan bangsa lain. Bahkan secara militer, mereka bukanlah orang-orang yang dipersiapkan untuk berperang. Mereka hanya pekerja rodi yang tiap hari melakukan pekerjaan kasar dan berat selama menjadi budak di Mesir. Berbeda dengan musuh-musuh mereka yang adalah orang- orang yang sudah terlatih dalam berperang. Bangsa Israel diperhadapkan dengan para prajurit perang. Namun, kelemahan dan kekurangan mereka dalam berperang bukan masalah, sebab Tuhan yang memberi mereka kemenangan. Kalau ada yang bisa dibanggakan saat ini, pasti itu adalah kasih dan kuasa Tuhan. Karena kebesaran kasih dan kekuasaan-Nya, kita telah sampai pada saat ini, dapat menikmati berkat-berkat-Nya. Tidak ada hal yang patut kita banggakan saat ini, karena semuanya berasal dari Tuhan. Ia membenci orang-orang yang sombong dan akan merendahkan mereka serta membuat mereka bertekuk lutut di hadapan-Nya. Tuhan memperingatkan kita agar jangan berlebihan dalam membanggakan diri, karena kesombongan akan menghancurkan diri sendiri. Kebanggaan diri yang berlebihan membawa malapetaka bagi diri kita sendiri. Karena itu, kita harus senantiasa merendahkan diri dan bersandar kepada Tuhan, tunduk di bawah kekuasaan-Nya dan mengakui Dia di dalam setiap langkah hidup kita. Ketika kita membanggakan diri, kita telah membuat diri kita menjadi Tuhan atas diri sendiri. Kita telah mendewakan diri kita. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tidak ada yang dapat kubanggakan di luar Engkau. Semua yang kumiliki, asalnya dari pada-Mu. Oleh karena itu ajarilah aku untuk selalu bersyukur pada-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 16 Agustus 2024 Bacaan: "Apabila engkau mendirikan rumah yang baru, maka haruslah engkau memagari sotoh rumahmu, supaya jangan kaudatangkan hutang darah kepada rumahmu itu, apabila ada seorang jatuh dari atasnya." (Ulangan 22:8) Renungan: Peristiwa sotoh yang berhubungan dengan awal dosa yang mengerikan adalah peristiwa Daud dan Batsyeba, yang bermula dari berjalan-jalan di atas sotoh istana. Samuel mencatat bahwa pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, Daud justru menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya, sementara dia beristirahat dan tinggal di istananya yang nyaman di Yerusalem. Suatu kali Daud berjalan-jalan di atas sotoh istana, dan dia melihat seorang perempuan cantik sedang mandi. Awal kejatuhan Daud dimulai ketika dia berada di tempat yang seharusnya dia tidak berada pada waktu itu, yakni di atas sotoh. Sebagai seorang raja, Daud menggunakan kekuasaannya untuk menjalankan niat jahatnya. Siapakah yang berani menolak perintah raja? Demikianlah yang terjadi dengan Batsyeba. Dia tidak berani menolak ketika suruhan Daud datang dan mengambil dia untuk dibawa ke istana Daud. Setelah Daud mengetahui bahwa Batsyeba mengandung, dia pun menggunakan kekuasaannya untuk memperdaya Uria, suami dari Batsyeba. Tindakan Daud ini berujung kepada kematian Uria. Semua rentetan kejahatan yang mengerikan ini bermula ketika Daud berada di sotoh. Belajar dari kisah Daud tersebut di atas, maka kita akan mengambil arti rohani dari ayat perenungan kita hari ini, "... maka haruslah engkau memagari sotoh rumahmu......." Semua kita, baik rohaniwan ataupun kaum awam rentan jatuh dalam dosa. Oleh karena itu, kita harus memagari sotoh kerohanian kita dengan hidup dekat Tuhan, memiliki hati yang takut Tuhan, serta kesadaran bahwa kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita di hadapan Tuhan nanti. Mari pasang pagar yang kuat di sekitar sotoh kerohanian kita, sehingga kita tidak jatuh ke dalam dosa yang dapat berakibat kebinasaan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku kesadaran bahwa aku harus mengawasi pikiran, perasaan, kehendak, serta tindakanku agar tidak melanggar firman-Mu. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah DENGARKAN Firman Tuhan dalam ULANGAN 6: 3 berkata seperti ini -Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Wonder Kids, apa yang terjadi jika TUHAN benar-benar mengirim surat yang ditujukan kepadamu dengan namamu tertulis di amplopnya dan ditandatangani sendiri oleh TUHAN? Apakah kamu akan meninggalkan surat ini di meja dan baru akan membacanya satu atau dua hari lagi? Tentu tidak! Kamu akan segera membacanya bukan? malah kamu akan membacanya berulang-ulang! Kenapa? Tentu saja karena kamu ingin tahu apa yang TUHAN mau katakan kepadamu. Well, tahukah kamu bahwa ada surat yang benar-benar TUHAN kirimkan kepadamu, yaitu Alkitab. Tapi anehnya banyak orang Kristen hanya meninggalkan Alkitab mereka di atas meja. Mereka tidak benar-benar membaca dan merenungkan Firman Tuhan yang ada di dalamnya. Kalaupun membaca Alkitab, mereka tidak mendengarkan baik-baik apa yang TUHAN sampaikan. Mereka tidak membiarkan perkataan TUHAN meresap ke dalam hati dan mengubah hidup mereka. Wonder Kids, jangan seperti itu. Baca Firman Tuhan dan dengarkan. Renungkan dan izinkan Firman Tuhan mengubah caramu menjalani hidup. Jangan kehilangan sukacita, kasih dan kuasa dari TUHAN. Pelajarilah semua yang Allah Bapa ingin perlihatkan kepadamu. Mari kita berdoa, Bapa di surga, tolong aku untuk benar-benar mendengarkan Firman-Mu dan ijinkan Firman Tuhan mengubah hidupku, didalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids HARI INI, IJINKAN FIRMAN TUHAN MENGUBAH HIDUPMU. Tuhan Yesus memberkati.
Buku "Kitab Ulangan: Allah yang Menepati Janji-janji-Nya" (Paul Barker)
Buku "Kitab Ulangan: Allah yang Menepati Janji-janji-Nya" (Paul Barker)
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 6 April 2024 Bacaan: "Jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan." (Ulangan 8:14) Renungan: Sudah merupakan hal yang biasa, ketika hidup seseorang nyaman, semua kebutuhan tercukupi dan uang banyak, kecenderungan untuk melupakan Tuhan mulai ada, karena daya tarik dunia dan segala yang ada di dalamnya nampak lebih memikat dan menjanjikan. Ada satu keluarga yang tadinya rajin ke gereja bahkan juga minta untuk diadakan persekutuan doa di rumah mereka. Waktu itu sang suami belum punya pekerjaan tetap dan isterinya juga tidak bekerja. Kondisi seperti ini semakin mendekatkan mereka kepada Tuhan. Beberapa bulan kemudian, sang suami mendapatkan pekerjaan yang cukup baik, demikian pula dengan isterinya. Keadaan ekonomi mereka membaik dengan cepat, sehingga bisa membeli barang-barang mewah. Tetapi sejak saat itu keluarga ini mulai malas ke gereja dan lama-kelamaan mereka sama sekali tidak lagi ke gereja. Mungkin ini adalah salah satu penyebab kenapa Tuhan tidak selalu memberikan apa yang kita minta, dan kenapa la mengizinkan beberapa orang di antara kita kehilangan sesuatu yang menghalangi hubungan kita denganNya. Sebelum bangsa Israel masuk ke Tanah Kanaan dan menikmati kelimpahan yang Tuhan sediakan bagi mereka, Musa telah memberikan peringatan untuk tidak melupakan Tuhan kalau nanti mereka sudah hidup senang. Melupakan Tuhan bisa berwujud: Pertama, tidak lagi berpegang pada peraturan dan ketentuan-Nya. Penderitaan bangsa Israel karena penindasan yang dialami di Tanah Mesir semakin mendekatkan mereka kepada Tuhan. Memang benar penderitaan selalu membawa dua akibat bagi manusia, semakin dekat dengan Tuhan atau semakin jauh dari-Nya. Namun dibandingkan penderitaan, kesenangan lebih sering membuat manusia melupakan Tuhan. Kesenangan hidup membuat orang terlena dan semakin memanjakan diri dengan melakukan apa yang menyenangkan dagingnya; perbuatannya tidak lagi berdasarkan aturan atau ketetapan yang diberikan Tuhan. Kedua, menjadi tinggi hati. Orang yang tinggi hati ketika hidup senang seperti pepatah yang mengatakan, "Lupa kacang akan kulitnya." Kesombongannya membuatnya berpikir bahwa semua yang ia peroleh semata-mata karena kehebatannya. Ia lupa bagaimana Tuhan sudah menolong dan terus menopangnya ketika ia masih hidup susah. Baginya kesuksesan hidup atau sebut saja hidup yang diberkati merupakan sesuatu yang sudah sepatutnya ia terima karena usahanya yang luar biasa. Terlalu sering kita mempermainkan Tuhan. Ketika hidup susah kita begitu setia kepada-Nya. Namun ketika kita sudah diberkati, kita dapat melupakan Dia dalam sekejap. Jadi jangan heran kalau akhirnya Tuhan menarik kembali apa yang la percayakan pada kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau telah memberkatiku dalam banyak hal. Mampukan aku untuk setia dan tidak melupakan-Mu disaat hidupku berkelimpahan berkat. Aku percaya hanya karena rahmat-Mu aku mendapatkan segalanya. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah PERCAYA TANPA MELIHAT Dari YOHANES 20: 27-Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Wonder Kids, apakah kamu masih ingat, ketika Tuhan Yesus bangkit dari kubur, siapa yang Ia temui? Betul sekali, murid-murid-Nya. Murid-murid Tuhan Yesus melihat-Nya dan mereka percaya. Tapi Thomas tidak ada disana. Dia tidak bertemu Tuhan Yesus, jadi dia tidak percaya. Walaupun teman-temannya memberitahu Thomas bahwa mereka melihat Tuhan Yesus dengan mata mereka sendiri, tapi Thomas tidak mau percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit, sampai dia menyentuh tangan Tuhan Yesus yang berlubang oleh paku dan lambungnya yang berlubang karena pedang, seperti tertulis di YOHANES 20: 25 seperti ini – “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Wonder Kids, dari kisah Thomas ini kita bisa belajar satu hal yaitu: Ketika TUHAN berjanji, pasti ditepati-Nya, meskipun mungkin TUHAN memintamu menunggu. Kadang kamu capek menunggu dan minta TUHAN memberikan tanda, seperti yang dilakukan Thomas. Tapi Tuhan Yesus berkata seperti ini di YOHANES 20: 29 - "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Jadi, Wonder Kids, mulai sekarang jangan ragu lagi, percayalah kepada TUHAN. Percayalah bahwa TUHAN sanggup melakukan apa yang Ia janjikan – dan suatu hari nanti kamu akan melihat bagimana TUHAN menepati janji-Nya. Mari kita berdoa, TUHAN, aku percaya bahwa Engkau akan menepati janji-Mu. Oleh sebab itu tolong aku tetap percaya meskipun aku belum melihat, di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa Amin. Baca Firman Tuhan ini dan percayalah bahwa TUHAN menepati janji-Nya. ULANGAN 7: 9 - Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan, Tuhan Yesus memberkati
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah TIDAK PERNAH SENDIRI Dari Yohanes 20:29- Kata Tuhan Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Wonder Kids, pernahkah kamu merasa sendirian, tidak berdaya, dan tidak punya harapan? Jika pernah, ingatlah bahwa kamu tidak pernah sendirian karena ada TUHAN yang menyertaimu! Bahkan disaat kamu merasa tidak punya harapan, ingatlah dan percayalah bahwa TUHAN yang maha kuasa menyertaimu dan senantiasa bekerja di dalam hidupmu, sebagaimana tertulis di dalam Ulangan 31: 8 seperti ini - Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati." Wonder Kids, apakah kamu masih ingat kisah murid-murid Tuhan Yesus? Ketika Tuhan Yesus memberitahu mereka bahwa Ia akan disalibkan, mereka tidak mengerti. Oleh sebab itu ketika mereka melihat Tuhan Yesus mati disalibkan, mereka merasa ditinggalkan sendirian, tidak berdaya dan tidak punya harapan. Namun apa yang terjadi? Tiga hari kemudian, ketika Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Tuhan Yesus memberi mereka harapan baru dan iman yang lebih kuat dari sebelumnya. Tuhan Yesus akan melakukan yang sama bagimu. TUHAN tidak selalu menghapus masalahmu, tapi Ia akan selalu menyertaimu untuk menghiburmu dengan Firman-Nya dan kehadiran-Nya. Oleh sebab itu, jangan menyerah…karena kamu tidak pernah sendirian. Dan jika TUHAN bekerja di dalam kesulitanmu, Ia akan memberikan harapan baru dan iman yang lebih kuat juga. Mari kita berdoa, TUHAN, terima kasih karena tidak pernah meninggalkanku. Aku akan percaya bahwa Engkau akan membawa harapan bahkan disaat aku mengalami hari-hari yang buruk. Di dalam nama Tuhan Tuhan Yesus aku berdoa. Amin. Wonder Kids, PERCAYALAH, TUHAN MENYERTAIMU SENANTIASA. Tuhan Tuhan Yesus memberkati
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 8 Maret 2024 Bacaan: "Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ulangan 8:17-18) Renungan: Di masanya bangsa Israel dikenal sebagai bangsa yang kuat oleh bangsa-bangsa lain, karena mereka telah berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan terkuat pada masa itu. Jadi, tidak menutup kemungkinan timbul rasa sombong yang berlebihan dalam hati mereka. Hal itu bisa membuat mereka menjadi sombong dan lupa bahwa Allahlah yang menjadikan mereka kuat. Tuntunan Tuhan terlihat jelas dalam perjalanan mereka. Ketika Tuhan menarik diri dari mereka dan tidak menyertai mereka pada hari pertempuran, maka mereka menderita kekalahan besar. Namun sebaliknya, jika Tuhan menyertai mereka, maka mereka mendapat kemenangan besar, meski mereka tidak turun tangan untuk berperang. Itu sebabnya Tuhan mengingatkan mereka untuk tidak sombong secara berlebihan. Bangga pada diri sendiri sebenarnya bukanlah suatu masalah, tetapi kebanggaan diri yang berlebihan dapat membuat kita menjadi sombong. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Apa yang kita miliki saat ini secara kasat mata, memang dapat dikatakan karena hasil usaha dan kerja keras kita. Tetapi, kita harus menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak dapat memperoleh apa pun. Tanpa seizin-Nya, tidak ada sesuatu pun yang dapat kita lakukan. Bangsa Israel, jika dilihat dari jumlah mereka, masih terbilang sedikit jika dibandingkan bangsa lain. Bahkan secara militer, mereka bukanlah orang-orang yang dipersiapkan untuk berperang. Mereka hanya pekerja rodi yang tiap hari melakukan pekerjaan kasar dan berat selama menjadi budak di Mesir. Berbeda dengan musuh-musuh mereka yang adalah orang- orang yang sudah terlatih dalam berperang. Bangsa Israel diperhadapkan dengan para prajurit perang. Namun, kelemahan dan kekurangan mereka dalam berperang bukan masalah, sebab Tuhan memberi mereka kemenangan. Kalau ada yang bisa dibanggakan saat ini, pasti itu adalah kasih dan kuasa Tuhan. Karena kebesaran kasih dan kuasa-Nyalah, kita telah sampai pada saat ini, dapat menikmati berkat-berkat-Nya. Tidak ada hal yang patut kita banggakan saat ini, karena semuanya berasal dari Tuhan. Dia membenci orang-orang yang sombong dan akan merendahkan mereka serta membuat mereka bertekuk lutut di hadapan-Nya. Tuhan memperingatkan kita agar jangan berlebihan dalam membanggakan diri, karena kesombongan akan menghancurkan diri sendiri. Kebanggaan diri yang berlebihan akan membawa malapetaka bagi diri kita sendiri. Karena itu, kita harus senantiasa merendahkan diri dan bersandar kepada Tuhan, tunduk di bawah kekuasaan-Nya dan mengakui Dia di dalam setiap langkah hidup kita. Ketika kita membanggakan diri, kita telah membuat diri kita menjadi Tuhan atas diri sendiri. Kita telah mendewakan diri kita. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tidak ada yang dapat kubanggakan di luar Engkau. Semua yang kumiliki, asalnya dari padaMu dan aku bersyukur atas kemurahan-Mu padaku. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Anton Saputra dan Theresia Inggrid Silviana dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Ulangan 4: 1.5-9; Mazmur tg 147: 12-13.15-16.19-20; Matius 5: 17-19 LAKUKAN APA YANG DIAJARKAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Lakukan Apa Yang Diajarkan. Kodrat manusia menurut Allah Pencipta yang membuat kita lebih unggul dibandingkan makhluk hidup yang lain ialah karena kita memiliki akal budi dan kebebasan. Kedua elemen kodrati ini Tuhan percayakan secara penuh kepada kita untuk kita gunakan. Hasilnya selalu ada dua macam, yaitu manusia memilih untuk memenuhi kemauannya sendiri yang pasti mengakibatkan dosa dan penderitaan, atau memilih untuk mengikuti ajaran dan hukum Tuhan. Untuk pilihan yang kedua, akal budi dan kebebasan kita mengenal batasnya ketika mereka harus berkolaborasi dengan kehendak Tuhan. Manusia sepintar apa pun, ia akhirnya menyadari kalau kepandaian Tuhan melebih dirinya. Demikian juga sebebasnya dia untuk berkata atau berbuat apa saja, akhirnya diakui juga bahwa Tuhan lebih berkuasa dari pada dirinya. Sampai pada batas ini, sebenarnya iman yang berperan untuk menjelaskan kebesaran dan kemahakuasaan Allah untuk dapat diterima oleh akal budi dan kebebasan kita. Pada hari ini, kita belajar bagaimana dengan kepandaian dan kebebasan kita melakukan apa yang diajarkan oleh Tuhan. Tujuannya ialah supaya kemampuan kodrati kita dapat berkolaborasi dengan penyelenggaraan Tuhan. Bacaan pertama dari kitab Ulangan menguraikan tentang ajaran ketetapan dan peraturan. Musa meminta umat Allah untuk selalu menaati dan setia apa yang ditetapkan oleh Tuhan dan yang menjadi aturannya. Ketaatan dan kesetiaan ini tidak mengurangi akal budi dan kebebasan kita, tetapi mendapatkan nilai plus yaitu kebijaksanaan Ilahi. Fungsi akal budi untuk ini ialah mengingat, memahami, dan membahasakannya yang Tuhan ajarkan secara benar dan tepat. Fungsi kebebasan ialah untuk menyebarkan kebenaran supaya dapat menguasai dan mengarahkan kehidupan ini di dalam jalan Tuhan untuk sampai kepada Tuhan sendiri. Umat Tuhan yang setia dan taat memiliki suatu tugas yang penting selanjutnya dalam melakukan apa yang diajarkan Tuhan. Rahmat pembaptisan dan keanggotaannya di dalam Gereja memandatkan mereka tanggung jawab untuk mengajarkan itu kepada orang lain, entah saudara entah teman, bahkan mereka yang tidak dikenalnya. Tanggung jawab dalam ketaatan dan kesetiaan untuk melakukan ketetapan dan peraturan dari Tuhan mungkin lebih bersifat personal dan terbatas pada lingkup terbatas. Namun demi menjadi pengikut Kristus yang berguna dan bermartabat, ada tanggung jawab sosial dan kasihnya yaitu mengajarkan itu kepada sesama. Bahasa kitab sucinya ialah sebuah tanggung jawab sebagai garam dan terang dunia. Hidup setiap pengikut Kristus adalah sebuah kenyataan belajar dan mengajar. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang bijaksana, penuhilah diri kami dengan kebijaksanaan-Mu. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Vikti dan Windu dari Gereja Kristus Raja, Paroki Bajiro Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Ulangan 26: 16-19; Mazmur tg 119: 1-2.4-5.7-8; Matius 5: 43-48 MENJADI SEMPURNA SEPERTI BAPA YANG SEMPURNA Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi Sempurna Seperti Bapa Yang Sempurna. Hukum cinta kasih yang ditetapkan kemudian diajarkan kepada kita oleh Yesus sendiri mengungkapkan cinta kasih yang sempurna. Yesus membuktikan kesempurnaan itu dengan merealisasikan semua pernyataan, ajaran, nasihat, dan perintah dengan tindakan nyata. Ia nyatakan itu dengan menderita dan wafat bagi kita semua orang yang berdosa. Di dalam persembahan diri ini, hal yang bisa terus sepanjang masa mengagumkan sekaligus mengalahkan semua kebaikan dunia ini ialah mengasihi para musuh, mendoakan, dan mengampuni mereka. Semua ini Ia lakukan antara lain selama menjalani kisah sengsara-Nya. Bahkan di atas kayu salib menjelang ajal-Nya, Ia mengampuni mereka yang bersalah kepada-Nya. Kata-Nya mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Kita diajarkan untuk mengasihi dan memberikan perhatian kepada orang-orang di sekitar kita, entah saudara entah teman yang jelas-jelas juga selalu menyertai dan membantu kita. Ini adalah perbuatan cinta kasih yang bisa digolongkan sebagai cinta kasih normal. Di dalam keluarga dan sekolah anak-anak dan orang muda diajarkan untuk saling mengasihi dan menolong di antara saudara dan teman. Di masyarakat pun kehidupan bersama para tetangga selalu terjadi saling berbalas perbuatan baik. Semuanya adalah tindakan kasih yang biasa dilakukan. Yesus ingin mengajarkan lebih dari sekedar normal dan biasa. Meski ini menjadi suatu ajaran sepanjang masa, di dalam masa Pra Paskah kiranya menjadi bagian dari sebuah disiplin dan penitensi, yaitu kalau kita mengasihi, mendoakan, menolong, dan mengampuni orang-orang yang bersalah, iri, dan membenci kita. Ini baru namanya sebuah ungkapan cinta kasih yang besar, tinggi, dan menaikkan standar kita sebagai pengikut Kristus yang baik dan normal. Melalui perbuatan baik yang biasa dan ditambah dengan tindakan kasih terhadap para musuh dan lawan kita, Yesus memberikan kita sebuah harga yang sangat tinggi, yaitu menjadi sempurna seperti Bapa yang sempurna. Ajaran Yesus ini telah jauh sebelumnya ditegaskan oleh Musa kepada bangsa Israel yang menjadi bangsa pilihan Allah, di seberang Sungai Yordan, bahwa janji Allah sungguh sangat jelas bagi mereka. Setiap orang dan seluruh bangsa menjadi umat yang kudus bagi Allah, yang adalah Tuhan semesta alam. Kesempurnaan seperti Bapa yang disampaikan oleh Musa meminta umat Allah untuk menaati perintah-perintah Allah dengan segenap hati dan segenap jiwa. Ajaran Musa memang mengikat dan menuntut, namun kemudian disempurnakan oleh Yesus yang memberikan sendiri teladan kesempurnaan itu. Kita harus menaatinya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa yang baik, buatlah kami untuk hidup dalam kepenuhan cinta kasih-Mu sampai kami menjadi sempurna seperti diri-Mu sendiri. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Ulangan 34 : 8-12, TB2
Ulangan 34 : 1-7, TB2
Ulangan 33 : 12-29, TB2
Ulangan 33 : 8-11, TB2
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pater Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Ulangan 30: 15-20; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; Lukas 9: 22-25 KITA WAJIB MEMILIH BERKAT Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kita Wajib Memilih Berkat. Setelah Rabu Abu, liturgi hari pertama yang menyusulnya mengajak kita untuk merenungkan tentang berkat Allah. Masa Pra Paskah sangat spesial mengenai disiplin beriman dengan tuntutan volume dan kualitas yang lebih berat kalau dibandingkan dengan masa-masa liturgi lainnya. Maka berkat Tuhan sangat kita perlukan demi terwujudnya proses kedisplinan ini. Tuhan berkenan memberikan berkat-Nya bagi setiap orang yang mengharapkan keselamatan bagi dirinya. Dengan memilih berkat, lalu apakah yang tidak kita pilih? Atau jika Tuhan memberikan kita berkat-Nya, hal apakah yang tidak Tuhan berikan? Kitab Ulangan dalam bacaan pertama menegaskan kalau kutuk dan penyiksaan dosa bukan pilihan kita. Dalam kenyataan, ada orang memilih kutuk atau sengsara karena dituntun oleh kebebasan kodratinya. Tuhan menyelenggarakan hidup ini pada awalnya adalah baik. Namun karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka kehadiran kebaikan itu harus berhadapan dengan kutukan dosa. Jadi orang bisa memilih untuk berdosa. Orang beriman dituntun untuk memilih berkat. Memilih berkat berarti memilih Tuhan. Sedangkan memilih kutuk berarti memilih musuh Tuhan, yaitu setan. Yang ada pada Tuhan ialah kehidupan, cinta, dan pengharapan akan suatu keberlangsungan hidup yang abadi. Sedangkan yang ada pada kutuk ialah kematian, kebencian, dan kesengsaraan abadi. Yesus Kristus diutus oleh Bapa ke dunia untuk mendirikan sebuah kerajaan kehidupan yang memerintah dan membawa semua orang kepada berkat. Ajaran dan teladan hidup-Nya menjadi pelita dan sumber air yang menjamin keberlangsungan berkat ini dalam bentuk rahmat karunia yang dicurahkan kepada setiap orang yang memerlukan. Hari ini Yesus Kristus memaparkan seperti apa pilihan kita untuk mengikuti Dia supaya daripada-Nya mengalir semua berkat yang kita perlukan. Di dalam masa Pra Paskah, kita mendapatkan berkat-berkat melalui berdoa, berpuasa, dan beramal kasih. Ketiga perbuatan ini mesti dapat dijalankan dalam semangat salib yang kita pikul dan ketekunan dalam penyangkalan diri. Salib selalu bermakna pengorbanan dan menghadirkan beban yang harus ditanggung. Kita berdoa, berpuasa atau bermati raga, dan beramal kasih dengan sebuah volume jumlah dan kualitas sedemikian yang membuat kita menanggung beratnya seperti yang Yesus lakukan. Ketiga perbuatan saleh itu mesti juga membawa kita untuk fokus kepada penyatuan hati kita dengan Tuhan, dan bukan kepada diri sendiri dan semua kepentingan duniawi. Dari sana berkat-berkat akan mengalir kepada kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, firman-Mu menguatkan niat kami untuk memanggul salib dan menyangkal diri kami untuk dengan tekun mengikuti-Mu. Berkatilah kami supaya sepanjang jalan mengikuti-Mu kami menemukan diri kami yang sebenarnya. Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Ulangan 32 : 48-52, TB2
Ulangan 32 : 44-47, TB2
Ulangan 32 : 39-43, TB2
Ulangan 32 : 28-33, TB2
Ulangan 32 : 34-38, TB3
Ulangan 32 : 21-27, TB2
Ulangan 32 : 15-20, TB2
Ulangan 32 : 8-14, TB2
Ulangan 32 : 1-7, TB2
Episode ini membahas tentang janji dan pemeliharaan Allah yang dinyatakan dalam Kitab Ulangan
Setelah 40 tahun bangsa Israel dihukum mengelilingi padang gurun, kini tiba pada masa mereka dihadapkan kembali pada keadaan dimana mereka akan masuk ke tanah Kanaan. Mereka menyadari bahwa mereka tidak lebih baik dari pada generasi orang tua mereka yang mati di padang gurun. Perenungan ini mengingatkan kita betapa besar kegentaran bangsa Israel mendapati bahwa mereka harus siap berperang melawan bangsa-bangsa dengan benteng berkubu, tapi juga mengingatkan betapa besar Allah yang menyertai mereka.
ULANGAN 8:2-5 PENDAHULUAN-Apa arti Spiritualitas Padang Gurun? UMAT YANG DIPROSES-Selama 40 tahun dipadang gurun umat Israel mengalami ujian dan menikmati berkat berkat Tuhan. HIDUP KITA DIPADANG GURUN ?-Apakah hidup kita saat ini mengalami padang gurun?.Sudahkah kita menggali Spiritualitas Padang Gurun? PENUTUP-Mari kita lanjutkan perjalanan hidup ini.
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 24 Mei 2023 Bacaan: "Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau janganlah takut dan janganlah patah hati." (Ulangan 31:8) Renungan: Suatu malam seorang pembicara memutuskan untuk mengunjungi keluarganya yang tinggal di luar kota. Bersama istri dan anak perempuan mereka yang berusia 4 tahun, mereka berangkat mengendarai mobil. Baru kali itu sang anak ikut dalam perjalanan di malam hari, sehingga ia kelihatan takut. Tak lama kemudian si anak perempuan mulai bertanya kepada ayahnya, "Ayah kita mau ke mana?" Ke rumah pamanmu." "Apakah ayah pernah ke sana?" "Belum, tapi tidak usah khawatir, kita punya alamat dan peta." "Ayah yakin alamat itu benar?" "Yakin sayang." Kalau kita lapar, mau makan di mana ayah?" "Tenanglah di jalan banyak rumah makan." Setelah satu jam kemudian, sang ayah melihat anaknya duduk tenang dan tidak pernah bicara. Maka ayahnya bertanya, "Kamu tahu kita mau ke mana sayang?" "Ke rumah paman." "Kamu tahu tempatnya?" "Tidak." "Lalu kenapa kamu diam?" Sang anak berkata, "Karena ayah sedang mengemudi." Mungkin saat ini kita sama dengan anak kecil tadi, yang mula-mula banyak bertanya kepada ayahnya. Kita juga mungkin banyak bertanya kepada Tuhan, "Mengapa jalan hidupku jadi begini? Apakah ini jalan yang benar yang harus aku tempuh? Bagaimana akhirnya masa depanku nanti? Apakah Tuhan menuntunku atau tidak? Tahukah Tuhan akan keadaanku saat ini?" Dan segudang pertanyaan lainnya Ketenangan yang sama akan kita alami ketika kita menyadari kehadiran dan jaminan dari Bapa di sorga yag sedang mengemudikan roda kehidupan kita. Kadang kita sendiri tidak mengerti dengan jelas jalan yang sedang kita tempuh. Bukit dan lembah yang kita lalui sangat asing bahkan menakutkan. Kita bahkan tidak mengerti mengapa harus melalui jalan yang begitu panjang, memasuki lorong yang gelap, melalui jalanan yang penuh bebatuan dan bukit-bukit yang terjal. Seperti anak perempuan itu, kita bertanya-tanya dengan bimbang. Tetapi tahukah kita siapa yang sedang menuntun kita di saat melalui semua itu? Dialah Bapa di sorga yang sedang mengemudi bagi kita. Dia tahu persis arah yang sedang dituju dan Ia juga tahu persis jalan mana yang harus ditempuh untuk tiba ke tempat yang ia maksudkan bagi kita. Seperti anak kecil itu, percayalah kepada-Nya dan tetaplah tenang. Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7). Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih, karena Engkau tidak pernah membiarkan aku berjalan seorang diri di lorong-lorong perjalanan hidupku. Engkau mengetahui arah dan tujuan jalan yang sedang kutempuh. Terkadang kekhawatiran hidupku justru membuat aku meragukan keberadaan-Mu sebagai pengemudi roda kehidupanku. Curahkanlah Roh ketenangan-Mu masuk dalam hatiku, sehingga aku tetap tenang dalam perjalanan hidupku yang kadang aku tidak mengerti. Tuhan arahkanlah perjalanan hidupku ini sesuai dengan yang Kau kehendaki. Masih begitu jauh jarak yang harus ku tempuh dan aku tidak mengetahui rintangan apa lagi yang harus ku lalui, tetapi keyakinan bahwa Engkau ada di sampingku akan membuatku tenang dan dapat selamat sampai di perhentian akhir perjalanan hidupku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan Selasa, 28 Maret 2023 Bacaan: Matius 12:36-37 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Renungan: Hampir di semua stasiun televisi ataupun di media sosial ada acara-acara yang membicarakan tentang kehidupan orang lain. Apakah itu tentang prestasi orang ataupun membicarakan gosip-gosip yang beredar tentang seseorang. Ternyata menjual cerita tentang orang lain sangat laku dan tidak sedikit orang yang tertarik pada urusan orang lain. Tidak hanya di televisi dan media lainnya, tetapi di mana saja ternyata membicarakan perihal orang lain sangat digemari. Apakah membicarakan tentang orang lain itu dibolehkan? Tentu dibolehkan selama hal itu tidak merusak dan merugikan orang lain. Bercerita itu perlu, namun hendaknya hal itu tidak merusak kesaksian kita sebagai pengikut Yesus. Firman Tuhan mengajarkan agar kita selalu menghindari perkataan yang sia-sia, tidak membangun dan tidak suci. Semakin banyak berbicara tentang hal yang sia-sia atau gosip malah akan mem buat kita melakukan banyak kesalahan. Tuhan Yesus telah berfirman, "Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:36-37). Tuhan tidak melarang kita untuk bercerita dan menikmati asyiknya bercerita. namun kita senantiasa harus waspada agar kita tidak terjebak dengan kata-kata yang keluar dari mulut kita. Marilah kita belajar dari nyanyian Musa, "Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi mendengarkan ucapan mulutku. Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan. Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita." (Ulangan 32:1-3). Perkataan Musa yang dikeluarkan dari mulutnya begitu menyenangkan, menyejukkan dan memberi kekuatan, sebab yang diperkatakannya adalah firman Tuhan. Jika Roh Allah yang pernah membimbing Musa kita jadikan Penuntun di dalam hidup kita, niscaya apa yang kita ucapkan dapat menyejukkan hati pendengarnya, membangkitkan semangat serta membangun. Paulus menasihatkan agar kita senantiasa berkata-kata dengan penuh kasih dan jangan hambar, dengan demikian kesaksian kita sebagai pengikut Yesus akan terasa harum bagi orang di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, biarlah bibirku hanya memperkatakan tentang kebenaran dan kasih, agar nama-Mu dimuliakan melalui perkataanku. Amin. (Dod).
We-Talk (LIVE) Setiap Kamis, Pkl. 19.00 WIB di YouTube LifeHouse Community Bersama Ps. Wigand Sugandi & Ps. Rully Simorangkir
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 27 Januari 2023 Bacaan: "Sebab itu lakukanlah perkataan perjanjian ini dengan setia, supaya kamu beruntung dalam segala yang kamu lakukan." (Ulangan 29:9) Renungan: Seringkali kita mendengar istilah kata "Keberuntungan" atau "Hoki. Bila kita melihat seseorang berhasil meraih keberhasilan atau kesuksesan, kita bisa saja berkata bahwa orang tersebut sedang beruntung. Sesungguhnya benarkah keberuntungan itu ada? Untuk lebih jelasnya mari kita renungkan untaian kalimat berikut ini: Keberuntungan: la bekerja pada siang hari, dan berjuang pada malam hari. Ia berhenti bergurau dan mengurangi kesenangan, untuk melahap buku-buku yang ia baca, untuk mempelajari hal-hal baru. Ia menempa diri untuk maju, menuju keberhasilan yang ia inginkan. la terus bekerja keras dengan keyakinan dan keberanian Dan Ketika ia menang. Orang menyebutkan keberuntungan Sebetulnya keberuntungan itu terbungkus dalam suatu kerja keras. Keberuntungan itu sesungguhnya adalah bagaimana kita memanfaatkan setiap kesempatan emas yang datang. Seseorang berkata, "Kita menuliskan sendiri nasib kita. Kita akan menjadi apa yang kita lakukan." Apa yang kita tabur, itu pulalah yang akan kita tuai. Bila saat ini kita cenderung bermalas-malasan, tidak ingin memaksimalkan diri, hidup menerima nasib, maka pada masa mendatang kita akan menjadi pribadi yang tertinggal. Sebaliknya, bila kita berusaha mempersembahkan karya terbaik di mana pun kita berada, selalu belajar tentang hal yang baru, tidak cepat puas dengan keberhasilan sementara, maka jangan heran jika di kemudian hari kita akan mendapat kesuksesan yang lebih lagi. Orang yang tidak tahu tentang perjuangan kita, akan menyebut hal itu sebagai keberuntungan. Jadi, nasib baik atau buruk itu sebenarnya terletak pada perbedaan bagaimana kita berusaha dan berdoa dengan sungguh- -sungguh. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku hati yang mau bersyukur atas kesempatan kerja yang aku dapatkan selama ini, agar aku dapat melakukan tugas dan pekerjaan itu dengan lebih baik dan penuh tanggung jawab lagi. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 9 Januari 2023 Bacaan: "Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apa pun." (Ulangan 2:7) Renungan: Seorang ibu dan anaknya berbelanja di sebuah pasar swalayan besar yang baru saja buka. Di sebelah pintu keluar pasar swalayan disediakan sebuah tempat besar berisi permen untuk anak-anak. Seorang penjaga berbadan tinggi besar dan kekar mengajak setiap anak yang keluar dari swalayan tersebut untuk mengambil permen sebagai hadiah khusus atas pembukaan pasar swalayan tersebut. Ketika ibu dan anaknya itu keluar, penjaga meminta dengan sopan kepada anaknya untuk mengambil permen. Tapi anak kecil itu diam saja. Ibunya pun memaksa tapi ia tidak mau mengambilnya. Setelah banyak anak yang keluar, penjaga pintu itu pun mengambil segenggam permen dari tempat itu lalu memasukkannya ke dalam tas anak tersebut. Anak itu sangat senang. Ketika berada di luar, sang ibu bertanya kepada anaknya mengapa ia menolak untuk mengambil permen sendiri. Anak itu menunjukkan tangan mungilnya dan berkata dengan polos, "Tangan saya kecil, Bu. Tapi tangan penjaga pintu itu besar. Jika saya mengambil permen sendiri, hanya dapat sedikit tapi kalau penjaga itu yang mengambilkan permen itu untuk saya, maka dengan tangannya yang besar dia akan memberikan saya jauh lebih banyak daripada yang bisa saya ambil. Saya memang menunggu ia melakukannya." Dalam kehidupan ini memang kita harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun bukan berarti saat kita bekerja kita melakukannya sekuat tenaga kita sehingga banyak hal-hal lain yang terlupakan atau terlewatkan di antaranya adalah Tuhan. Seperti kisah di atas, saat yang mempunyai berkat memberikan kepada kita, maka itu akan menjadi lebih besar daripada yang bisa kita terima dengan berusaha sendiri. Ada sebuah kisah tentang seorang pekerja keras. Ia memiliki sebuah toko kelontong di pasar tradisional. Awalnya ia bekerja 7 hari dalam seminggu dan hasil yang ia dapatkan memang dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun suatu hari ia mendengar khotbah, dan ia mulai mengambil komitmen bahwa hari Minggu adalah waktu untuk beristirahat dan beribadah kepada Tuhan. Sungguh apa yang terjadi? Hasil yang dia dapatkan justru berkali-kali lipat saat ia menutup dagangannya pada hari Minggu untuk pergi beribadah. Mungkin beberapa dari kita pernah juga mengalami kejadian serupa. Jadi masihkah kita ragu dengan berkat yang sudah Tuhan siapkan bagi kita ataukah kita masih memilih untuk bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan sesuatu yang lebih hingga kita melupakan Tuhan? Sama seperti anak kecil di atas yang membiarkan penjaga pintu mengambilkan permen untuknya dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada bila dia yang mengambilnya sendiri, ada kalanya kita perlu membiarkan Tuhan mengambilkan berkat untuk kita sehingga kita dapat menerima berkat yang jauh lebih besar dibandingkan bila kita berusaha dengan kekuatan dan kemampuan kita sendiri. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku terlalu sibuk mengumpulkan berkat tapi melupakan Engkau Sang Pemberi berkat. Hari ini aku mau memperbaharui komitmenku untuk menyediakan waktu khusus untuk-Mu di tengah-tengah kesibukanku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 24 November 2022 "Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ulangan 8:17-18) Renungan: Bangga pada diri sendiri sebenarnya bukanlah suatu masalah, tetapi kebanggaan diri yang berlebihan dapat membuat kita menjadi sombong. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Apa yang kita miliki saat ini secara kasat mata, memang dapat dikatakan karena hasil usaha dan kerja keras kita. Tetapi kita harus menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak akan dapat memperoleh apapun. Tanpa seizin-Nya tidak ada sesuatupun yang dapat kita lakukan. Bangsa Israel, jika dilihat dari jumlah mereka, masih terbilang sedikit jika dibandingkan bangsa lain. Bahkan secara militer, mereka bukanlah orang-orang yang dipersiapkan untuk berperang. Mereka hanya bekerja rodi yang setiap hari melakukan pekerjaan kasar dan berat selama menjadi budak di Mesir. Berbeda dengan musuh-musuh mereka yang adalah orang-orang yang sudah terlatih dalam berperang. Bangsa Israel diperhadapkan dengan para prajurit perang. Namun kelemahan dan kekurangan mereka dalam berperang bukanlah masalah, sebab Tuhan yang akan memberi mereka kemenangan. Jika ada yang hendak dibanggakan saat ini, maka sudah pasti itu adalah kasih dan kuasa Tuhan. Karena kebenaran kasih dan kuasa-Nya lah, kita sampai pada saat ini, dapat menikmati berkat-berkat-Nya. Tidak ada yang patut kita banggakan saat ini, sebab semuanya dari Tuhan. Ia membenci orang-orang yang sombong dan akan merendahkan mereka dan membuat mereka bertekuk lutut di hadapan-Nya. Tuhan memperingatkan kita agar jangan berlebihan dalam membanggakan diri, karena kesombongan akan menghancurkan diri sendiri. Kebanggaan diri yang berlebihan akan membawa malapetaka bagi diri kita sendiri. Karena itu, kita harus senantiasa merendahkan diri dan bersandar kepada Tuhan, tunduk di bawah kekuasaan-Nya dan mengakui Dia di dalam setiap langkah hidup kita. Ketika kita membanggakan diri, kita telah membuat diri kita menjadi Tuhan atas diri sendiri. Kita telah mendewakan diri kita. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tidak ada yang dapat kubanggakan di luar Engkau. Semua yang kumiliki asalnya daripada-Mu dan aku bersyukur kepada-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 23 Oktober 2022 "Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu." (Ulangan 30:19) Renungan: Hidup ini penuh dengan pilihan dan setiap hari kita diperhadapkan pada beragam pilihan. Kita bisa memilih untuk tidur sampai siang dan bermalas-malasan, tetapi kita juga bisa memilih untuk bangun pagi-pagi dan mulai beraktivitas, bekerja serta mengusahakan sesuatu. Kita bisa memilih untuk berbuat baik, namun kita juga bisa memilih untuk berbuat jahat. Yang pasti semua pilihan yang kita buat tentu ada akibatnya. Meskipun Tuhan memberikan aturan-aturan yang harus diikuti agar manusia menikmati kehidupan yang diberkati dan berkenan pada-Nya, namun Ia sangat menghargai kebebasan. Tuhan tidak pernah memaksakan kehendak-Nya kepada kita, namun Ia memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih jalan kita sendiri. Tuhan sendiri telah mengaruniakan akal budi kepada kita melebihi ciptaan-Nya yang lain dan dengan akal budi tersebut kita dapat menentukan apa yang baik bagi kita. Di dalam hidupnya Esau telah menentukan pilihan-pilihan yang mendatangkan penyesalan dan kesusahan baginya, karena jalan hidupnya selanjutnya ditentukan oleh akibat pilihan-pilihan yang sudah ia buat. Menukar hak kesulungannya dengan sepiring bubur kacang merah merupakan salah satu contoh dari pilihan Esau yang akhirnya melahirkan penyesalan yang teramat sangat, sehingga ia akhirnya menangis meraung-meraung ketika mengetahui bahwa Isak ayahnya telah memberikan berkat kesulungan itu kepada Yakub. Pilihan berikutnya yang dibuat oleh Esau adalah menikahi wanita-wanita Kanaan yang sangat tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya dan hal itu pun membuatnya merasa bersalah kepada orang tuanya, sehingga untuk mengobati kekecewaan mereka ia berusaha menikah lagi dengan Mahalat seorang wanita kerabatnya yang tidak lain adalah anak Ismael. Karena pilihan yang dibuatnya, Esau harus melewati saat-saat yang tidak menyenangkan. Dia disiksa oleh rasa kebencian kepada adiknya Yakub, bahkan ia pernah bermaksud membunuh adiknya itu. Pilihan-pilihan yang diambil akan mempengaruhi hidup dan masa depan seseorang. Seperti sebuah kata bijak mengatakan, "Keputusan yang kau ambil hari ini, akan menentukan apa yang akan terjadi pada hari esok." Tuhan telah memberikan banyak arahan atau rambu-rambu melalui Firman-Nya, agar kita bisa memilih apa yang baik dan berkenan kepada-Nya. Jika kita menginginkan kehidupan yang diberkati, pilihlah apa yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan. Kita tidak akan pernah bisa menarik kembali waktu yang sudah berlalu dan kemudian mengubah pilihan-pilihan yang sudah kita buat. Yang dapat kita lakukan adalah memilih yang baik dan benar hari ini, sehingga tidak ada penyesalan di hari esok. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku memohon hikmat-Mu di dalam setiap pilihan yang aku ambil, sehingga aku dapat menyenangkan hati-Mu dengan pilihan tersebut. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 31 Agustus 2022 "Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu." (Ulangan 4:9) Renungan: Dalam perjalanan hidup kita, mungkin ada peristiwa masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Bisa jadi itu pengalaman yang pahit dan sekaligus telah memberikan pelajaran hidup yang begitu berharga. Peristiwa tidak terlupakan itu ibarat monumen sejarah atau tugu peringatan dan kita berharap tidak perlu mengulanginya kembali. Kita pun dapat menceritakan pengalaman itu pada anak dan cucu, sehingga kiranya dapat menghindarkan mereka dari mengalami peristiwa pahit itu. Peristiwa di Baal-Peor tentu akan terus membekas di hati bangsa Israel. Ya, Allah mengirimkan tulah dan membinasakan 24.000 orang Israel. Peristiwa pahit itu terjadi karena mereka berzinah dengan perempuan sundal dan menyembah berhala bangsa asing itu. Allah pun murka dan menimpakan itulah yang mengerikan. Melalui Musa, Allah mengingatkan orang Israel yang terluput dari tulah itu untuk selalu mengingat peristiwa itu, bahkan menceritakannya turun-temurun kepada anak, cucu dan cicit mereka. Allah menghendaki agar umat Israel 'menolak lupa' terhadap peristiwa yang memilukan itu. Kita mungkin pernah mengalami sebuah peristiwa memilukan pada masa lalu. Mungkin hal itu terjadi karena kesalahan kita. Bijaksana juga jika kita menolak lupa pada beberapa peristiwa pahit atau memilukan itu dan membagikan pelajaran yang kita terima dari peristiwa itu pada orang lain. Peristiwa itu dapat mengajarkan kepada kita dan mereka untuk selalu hidup berpaut kepada Allah dan tidak berpaling dari firman-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau izinkan aku mengalami masa lalu yang suram. Melalui masa laluku tersebut pakailah aku sebagai alat-Mu agar dapat mengingatkan orang-orang yang terdekat dengan ku agar tidak mengalami hal serupa seperti yang aku alami. Amin. (Dod).