Podcasts about romawi

  • 48PODCASTS
  • 116EPISODES
  • 15mAVG DURATION
  • 1MONTHLY NEW EPISODE
  • Apr 17, 2025LATEST

POPULARITY

20172018201920202021202220232024


Best podcasts about romawi

Latest podcast episodes about romawi

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Jumat, 18 April 2025 - PengorbananNya karena dan untuk kita

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Apr 17, 2025 6:10


Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 18 April 2025Bacaan: "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:5) Renungan: Sebelum dijatuhi hukuman mati di kayu salib, Yesus dijatuhi hukuman cambuk Romawi terlebih dulu. Hukuman cambuk Romawi dibagi menjadi dua. Pertama, hukuman bagi warga negara Roma, di mana yang dipakai untuk mencambuk adalah rotan biasa. Kedua, bagi warga negara non-Roma yang dipakai adalah cambuk yang disebut "flagellum atau flagrum" dan ini yang dialami Yesus. Flagrum adalah cambuk dengan gagang kayu pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang di ujungnya ada bola-bola yang dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau tulang-tulang domba yang diruncingkan. yang akan merobek kulit. Hukuman cambuk Romawi adalah penyiksaan yang hebat, di mana korban ditelanjangi, tangannya diikat ke tiang dengan punggung yang dibungkukkan sehingga tubuhnya terbuka sebagai landasan bagi cambuk yang mengerikan itu. Cambukan flagrum akan menjadikan daging korban tercabik-cabik, dan bilur atau luka-luka yang diakibatkan cambuk itu akan meradang. Selain itu, luka-luka ini akan menyebabkan korban kehilangan banyak darah. Luka-luka cambuk yang diderita Yesus pastilah sangat perih, menyakitkan dan suhu tubuhnya akan panas tinggi setelah dicambuk sedemikian rupa. Di sumber yang lain dikatakan bahwa hukuman Romawi ini sering mengakibatkan kematian atau orang yang dihukum paling tidak akan gila. Hanya sedikit orang yang bisa sadar sampai akhir pencambukan dan Yesus adalah salah satunya. Tidak puas dengan hukuman cambuk yang dialami Yesus, orang Farisi dan Saduki menuntut Yesus dihukum salib, yaitu hukuman yang diberikan kepada penjahat politik. Penjahat politik adalah orang yang dianggap menghina, memberontak atau makar terhadap pemerintah Roma. Sebenarnya secara politik, dalam penyelidikan baik oleh Pontius Pilatus maupun Herodes. mereka tidak menemukan Yesus sebagai penjahat politik. Tetapi fitnah, taktik jahat dan saksi palsu dari orang Farisi dan Saduki yang menyebut Yesus sebagai Raja orang Yahudi dan karena ketakutan Pontius Pilatus kepada massa, membuat Yesus dihukum salib. Dan ini menjadi penggenapan akan nubuat Nabi Yesaya tentang Hamba Allah yang menderita itu. Sesungguhnya siapa yang telah menyebabkan Yesus dicambuk dan disalibkan? Orang Farisi, Saduki, atau Pontius Pilatus? Tidak, kita yang berdosalah yang telah membuat Dia dicambuk, supaya oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh. Kematian-Nya di kayu salib berkuasa menebus kita dari maut yang membinasakan. Biarlah kita mengalami kuasa salibNya! Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan dan penderitaan-Mu untuk menebus dan menyelamatkanku. Bantulah aku agar aku dapat menghargai pengorbanan-Mu di salib dengan hidup sesuai kehendak-Mu. Amin. (Dod).

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis sesudah Rabu Abu, 6 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 5, 2025 7:21


Dibawakan oleh Justin Tasman dan Ronald Gunawan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ulangan 30: 15-20; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; Lukas 9: 22-25KEHILANGAN NYAWA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kehilangan Nyawa.Di sejumlah katakombe di dalam kota Roma dan sejumlah kota lain, ditemukanribuan bahkan jutaan makam kuno. Di situ dikuburkan orang-orang Kristen yangdibunuh oleh kekuasaan kerajaan Romawi yang tidak mengenal Allah. Mereka yangterbunuh, hanya sejumlah kecil yang dikenal namanya dan ditetapkan sebagaisanto dan santa martir. Sebagian besar tidak dikenal. Mereka semua mengalamiapa yang dikatakan di dalam kitab suci, yaitu kehilangan nyawa demi Injil dankarena iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita dapat menyebut beberapa di antaranya, yaitu SantaPerpetua dan Santa Felisitas, Santa Agata, Santo Kalistus, Santo Aleksander danSanto Vitalis, mereka adalah para martir di kota Roma, sekitar abad ke-1 dan 2Gereja Kristen. Kehilangan nyawa yang demikian ialah tentang pengorbanan dirikarena mengikuti jejak Kristus. Ini tentu saja tidak berkaitan dengankehilangan nyawa dalam banyak bentuk lainnya yang bukan berdasarkan alasanmengikuti jalan Yesus Kristus. Kehilangan nyawa karena Yesus Kristus merupakansuatu cara mencapai kesempurnaan dengan masuk ke dalam persyaratan yangditetapkan oleh Yesus Kristus bagi setiap pengikut-Nya. Dalam arti yang tegas, seseorang mengalami kematian tubuhjasmaninya, karena ia mempertahankan imannya kepada Kritsus dan kebenaran yangmenjiwai seluruh hidupnya. Yesus menjadi contoh bagi jenis kematian ini, yaitukarena Ia sendiri dihukum mati dan wafat di salib. Cara ini kemudian diikutioleh sejumlah besar pengikut Kristus hingga pada saat ini. Baru-baru ini adakabar tentang seorang imam misionaris di Afrika Barat, yang berjuangmempertahankan gereja dan umat di parokinya dari serangkan kaum pemberontak. Iarela mati demi Gereja, dan ia pantas digelari martir. Model kehilangan nyawaseperti ini terdapat di seluruh dunia. Dalam arti yang lebih luas dan spiritual, kehilangan nyawaadalah sebuah penyerahan diri sesungguhnya kepada Tuhan melalui kesalehan,matiraga, pelayanan, dan persekutuan hidup bakti. Yesus mengatakan hal inibukan saja kepada para murid yang mengikuti Dia, tetapi kepada kita semua.Perkawinan antara pria dan wanita menuntut supaya setiap orang kehilangan dirisendiri, dan harus menyatu dengan pasangannya. Di dalam hidup membiara danimamat, seseorang harus meninggalkan segala kesukaan diri sendiri, supaya menyatudengan semangat hidup biara dan sebagai imam. Hal ini adalah cara hidup dasardalam menjawab panggilan Tuhan kepada setiap pribadi kita. Bagaimanapun, jawaban yang tulus dan penuh tanggung jawabatas panggilan itu adalah sama dengan memilih berkat dan kehidupan, bukanmemilih kutuk, seperti yang ditekankan oleh Kitab Ulangan dalam bacaan pertamahari ini.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah kami,semoga kami rela dan bahagia dalam segala pengorbanan diri, demi keselamatankami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu pekan ke-4 masa biasa, 5 Februari 2025, Peringatan Santa Agata, Perawan dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 4, 2025 5:32


Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus Surabaya di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Ibrani 12: 4-7.11-15; Mazmur tg 103: 1-2.13-14.17-18a; Markus 6: 1-6 SUDUT PANDANG   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sudut Pandang. Agata adalah seorang wanita perawan yang menolak untuk dilecehkan secara tidak manusiawi, dan khususnya sebagai perempuan. Ia kemudian menerima siksaan dan hukuman mati dalam pemerintahan kaisar Romawi, Desius yang tidak beriman. Santa Agata menginspirasikan kita tentang memiliki sudut pandang di dalam hidup. Ia memilih untuk menjadi perawan bagi Tuhan, dan ia konsisten mempertahankan itu bahkan sampai diancam mati, ia bertahan dengan pilihannya tersebut.   Sebuah sudut pandang mencakup aspek dari posisi mana kita melihat, cara kita melihat dan memahami seseorang atau sesuatu, dan kehendak untuk melakukan yang sudah kita putuskan. Mungkin kita sering mengikuti sudut pandang pada umumnya bahwa disiplin, didikan dan ajaran sebagai sesuatu yang menyiksa dan menyakitkan. Namun menurut Surat kepada orang Ibrani, itu adalah cara Tuhan melatih dan mendidik kita. Justru melalui itu semua kita akan menjadi baik dan selamat.   Yesus Kristus tampil di publik sebagai seorang yang memiliki daya tarik luar biasa. Banyak sekali kesan dari orang-orang di sekitarnya sehingga menghasilkan aneka macam sudut pandang tentang diri-Nya. Para penggemar, murid-murid, dan para musuh-Nya memandang Dia secara berbeda-beda. Roh-roh jahat memandang bahwa Ia dapat digodai dengan segala taktik busuknya, namun Yesus mengalahkan mereka. Para rasul pertama pernah bertanya: di manakah engkau tinggal Guru? Mereka memandang bahwa Yesus bakal memberikan mereka jaminan hidup jiwa dan raganya.   Injil pada hari ini berkisah tentang pandangan orang-orang sekampung dan sanak keluarga tentang pribadi dan pekerjaan Yesus Kristus. Ternyata sudut pandang mereka terhadap Yesus sangat terbatas dan amat dangkal. Yesus dipandang sebagai seorang yang merupakan bagian dari mereka. Tidak ada sesuatu yang spesial pada-Nya. Intinya, ini adalah sebuah sudut pandang untuk meremehkan dan menolak Yesus, meskipun mereka mengetahui bahwa Dia telah berbuat yang luar biasa dalam menolong dan mengatasi kesulitan orang-orang.   Sebuah sudut pandang yang kita miliki sangat bergantung pada standar pengetahuan, kebijaksanaan dan iman kita masing-masing. Kalau kita dibimbing oleh Roh Kudus dan iman kepada Yesus Kristus, sudut pandang kita tentu berdasarkan kehendak Tuhan. Kita tentu selalu meminta terang Ilahi melalui doa dan refleksi supaya mendapatkan sebuah sudut pandang yang baik dan benar. Kita harus dapat membebaskan diri dari memiliki sudut pandang negatif, sempit atau subjektif, dan destruktif. Ini pasti bukan dari terang Roh Kudus. Jangan membiasakan diri memiliki sudut pandang seperti ini! Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah, semoga pada hari ini kami senantiasa memandang Dikau dengan gembira. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-30 masa biasa, Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 27, 2024 8:06


Dibawakan oleh Onny Pakendek dan Yohanes Sukardi dari Paroki Santa Maria Asunta Kota Baru Kupang di Keuskupan Agung Kupang, NTT, Indonesia. Efesus 2: 19-22; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Lukas 6: 12-19 PERANG MELAWAN TEROR   Renungan kita pada hari ini bertema: Perang Melawan Teror. Umat manusia di seluruh dunia tidak asing dengan terorisme. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang dipandang sebagai sarang para teroris. Pemerintah dan penegak hukum di negeri ini sudah bekerja maksimal mengatasinya, namun terorisme belum dapat dikatakan sudah habis sama sekali. Baik pemerintah maupun segenap rakyat harus selalu mewaspadainya.   Gereja kita wajib berperang melawan terorisme dalam setiap zaman dengan kekuatan rohani yang masif, dengan keterlibatan seluruh umat manusia. Gereja melakukan ini bersama Yesus. Ia telah melakukan itu dalam pelayanan publik-Nya di dunia. Pada satu peristiwa khusus Ia memilih Simon orang Zelot dan Judas, bersama kesepuluh rasul lainnya untuk membentuk sebuah pasukan inti. Pada hari ini seluruh Gereja merayakan pesta rasul Simon dan Yudas.   Kata “Zelot” mengandung arti teroris. Simon ini berasal dari kaum pemberontak yang melawan penjajah Romawi, yang mana kelompok itu bernama kaum Zelot yang dalam bahasa Yahudi Kana'im, yaitu pencemburu dari Allah. Mereka tidak mau Allah mereka diganggu kelompok lain. Yesus harus memilih orang-orang kuat dan terpercaya supaya mampu bersama Dia melawan semua bentuk kejahatan di dunia ini.   Sebelum bertemu Yesus, Santo Paulus sering bertindak seperti seorang teroris. Menurut Kisah Para Rasul, ia mengejar, menangkap dan memasukkan ke penjara pria dan wanita pengikut Kristus. Dia bahkan mengatakan begini: Saya sungguh bertindak liar dengan terbakar oleh kemarahan terhadap orang-orang Kristen, yang saya kejar bahkan sampai ke kota-kota di tanah asing (Kis 26,11).   Kelompok yang menebar teror juga dikenal sebagai kaum radikalis, mendatangkan ketakutan di seluruh dunia. Yakinkah kita kalau Yesus mampu mengubah hati para teroris yang paling keras sekalipun? Yesus mengubah Santo Simon dan Santo Paulus, dan sampai detik ini Ia tetap sama sebagai Tuhan yang dapat mengubah hati para teroris. Mereka tidak hanya diubah hati dan arah hidupnya, bahkan mereka dijadikan dasar bangunan Gereja, kediaman Allah dan rumah orang-orang beriman. Santo Simon, Yudas dan Paulus kini adalah para jenderal dalam Kerajaan Allah, fondasi untuk berdirinya Gereka dan mereka melindungi Gereja kita.   Yesus mengatasi para teroris dengan kasih. Kita semua memakai kasih yang sama untuk mengatasi teror-teror kejahatan dan kegelapan di dalam komunitas beriman kita. Tetapi kita harus bersama Kristus. Tanpa dengan Dia, kita tidak akan mampu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Yesus guru yang baik dan bijaksana, jadikanlah kami serdadu-serdadu-Mu untuk berani dan berkorban mengalahkan kejahatan yang mengancam Gereja-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-28 masa biasa, 17 Oktober 2024; Peringatan Santo Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 16, 2024 9:06


Dibawakan oleh Suster Maria Elsia PRR dan Suster Maria Gerardia PRR dari Komunitas Novisiat PRR di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 1: 1-10; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4.5-6; Lukas 11: 47-54 KEBENARAN IMAN KITA   Tema renungan kita hari ini ialah: Kebenaran Iman Kita. Santo Ignasius dari Antiokhia adalah seorang pembela Kristus dan Injil. Ia mempertahankan itu hingga mati sebagai martir. Ia menggantikan rasul Petrus sebagai kepala Gereja di Antiokhia (sekarang daerah Turki). Ia yang pertama menggunakan istilah Gereja Katolik dalam kotbah dan tulisannya.   Di bawah kekuasaan Romawi, kaisar Trajan yang sedang berkuasa memerintah supaya Ignasius dibawa ke Roma untuk menjalani hukuman mati, karena ia begitu giat dan penuh semangat berkhotbah mewartakan Kristus kepada semua orang. Hukuman mati yang dikenakan kepadanya ialah supaya dirinya dimasukkan ke dalam arena sirkuit binatang buas, dan tubuhnya dibiarkan dimakan oleh binatang-binatang itu.   Di dalam perjalanan ke Roma, ia singgah di beberapa wilayah dan berjumpa dengan umat Kristiani. Ia menghibur dan memperkayai mereka dengan ajaran-ajaran Kristiani. Ia menulis surat kepada kelompok umat Kristen yang berbeda-beda, supaya menguatkan iman mereka. Ia ibaratkan kalau tubuhnya yang akan dicabik-cabikkan oleh binatang adalah seperti tubuh Kristus sendiri dalam ekaristi. Hukuman mati itu ia jalani pada tahun 107 Masehi.   Para penguasa dan penjahat yang menghukum mati Santo Ignasius adalah mereka yang sama tujuannya dengan para musuh Yesus Kristus. Hukuman mati atas Yesus Kristus ditandai dengan penyaliban di Golgota. Salib itu menjadi jembatan bagi kita untuk sampai ke surga. Salib memperkuat iman Kristen yang membenarkan kita dan bukan hukum. Menurut hukum, salib adalah sebuah konsekuensi atas tindakan kejahatan yang sangat besar. Ujungnya ialah kematian yang sangat tidak bermartabat. Tetapi menurut iman tidak demikian.   Salib Yesus Kristus membenarkan bahwa panggilan kita menjadi pengikut Kristus sudah dirancang oleh Tuhan Allah, bahkan sebelum jagat raya dijadikan, demikian kata Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini. Kita sudah ditentukan oleh Tuhan Yesus bahwa kita adalah milik-Nya dan untuk menjadi sempurna seperti Dia, kita wajib melalui salib. Setiap orang terpanggil yang tidak mengakui salib, ia bukan seorang pengikut Kristus yang sesungguhnya.   Salib menandakan kerahiman Tuhan yang selalu abadi. Setiap kali kita berdosa, kita datang kepada Tuhan yang mempunyai belas kasih dan pengampunan yang tidak pernah habis. Meskipun misalnya kita lupa dan tidak menerima sakramen-sakramen, kebenarannya tidak pernah hilang karena tidak dihiraukan atau tidak diberi perhatian oleh kita.   Kebenaran iman melampaui semua jenis kebenaran yang berdasarkan sudut pandang berbeda-beda, yang datang dan pergi dari waktu ke waktu. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat ingin sekali menghalangi kebenaran itu dan mereka tidak berhasil. Kebenaran iman menentukan layak tidaknya kita sebagai manusia dan umat Tuhan yang benar. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, terimalah persembahan diri kami pada hari ini dan sucikanlah kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

Tota Scriptura Podcast
REFORMING HEART #222: Mujizat Bagi Yang Hina

Tota Scriptura Podcast

Play Episode Listen Later Sep 8, 2024 14:47


Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 222 (Matius 8:1-13): Bacaan hari ini menceritakan tentang dua peristiwa mujizat yang Yesus lakukan. Yang pertama adalah mujizat bagi orang kusta yang memohon agar Yesus menyembuhkan mereka. Lalu pada bagian selanjutnya Tuhan Yesus melakukan mujizat menyembuhkan seorang hamba dari perwira Romawi. Adakah kemiripan sikap hati orang yang sakit kusta ini dengan perwira Romawi tersebut, yang seharusnya menjadi sikap hati kita ketika memohon belas kasihan Tuhan Yesus?

Mari Pada Baca
Review Buku How To Keep Your Cool - Seneca

Mari Pada Baca

Play Episode Listen Later Jul 13, 2024 30:15


La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-9 masa biasa, 4 Juni 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 3, 2024 6:56


Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 2 Petrus 3: 12-15a.17-18; Mazmur tg 90: 2.3-4.10.14.16; Markus 12: 13-17 MENGAMBIL RUPA ALLAH   Pada hari ini renungan kita bertema: Mengambil Rupa Allah. Kita para pengikut Kristus ini seperti koin. Gambaran rupa Allah dicap pada kita pada waktu pembaptisan kita masing-masing. Kita dilekatkan meterai dan terikat mati oleh Roh Kudus melalui Sakramen Penguatan. Rupa dan meterai itu mempertegas kepada dunia bahwa kita ini milik Allah. Santo Petrus berkata bahwa tugas kita ialah mengetahui Yesus Kristus Tuhan kita, yang tidak boleh hilang dari kita.   Seperti sapi dan kerbau yang ditandai pada tubuh mereka oleh pemiliknya, orang yang melihat koin Romawi akan langsung mengatakan rupa atau milik siapa sebenarnya. Pada koin Romawi ditaruh wajah Kaisar. Oleh karena itu, Yesus begitu melihat koin yang ditanyakan orang-orang Ia langsung saja mengatakan bahwa itu miliknya Kaisar, maka pengabdian harus diberikan kepada Kaisar.    Sebaliknya kita yang sudah dicap dan dimeteraikan dengan rupa Allah, mestinya kita berikan perhatian, dedikasi dan penyembahan kepada Allah dalam seluruh hidup kita. Artinya kita tampilkan dan hadirkan rupa Allah kepada dunia: khususnya di hadapan kaisar, penguasa dan kekuatan dunia ini bahwa ada rupa Allah yang mempunyai kualitas yang berbeda bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan yang dimiliki dunia ini.    Koin-koin dapat dilihat dan diinginkan di mana-mana, bergantung pada kegiatan manusia. Mereka punya harga dari yang murah sampai yang paling tinggi, dari membeli selembar kertas sampai yang miliaran untuk membeli tanah atau rumah.  Sama dengan koin-koin itu, kita yang dicap dengan rupa Allah mesti dapat juga menyebar di mana pun di seluruh dunia, dalam berbagai tempat dan situasi untuk menjadi garam dan terang dunia.   Sebagai contoh, wajah Tuhan sebagai pengampun hadir pada diri Anda yang adalah seorang pengikut Kristus, ketika kebijakan publik atau institusi negara diterapkan sedemikian sampai membuat hak Anda diperlakukan tidak adil. Di sini, tindakan pengampunan mestinya bisa sangat diperlukan meskipun penegakan hukum yang mengikuti ranahnya sendiri tentu akan dilaksanakan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran menurut hukum.   Jika dunia atau kebanyakan orang kurang memperhatikan atau mengindahkan pengampunan, kesabaran, pengertian dan kedamaian, mungkin karena “kaisar” yang ada pada mereka terlampaui menguasai jiwa mereka. Di situ, koin para pengikut Kristus, yaitu wajah Allah mestinya semakin bersinar terang supaya wajah Allah dapat menguasai seluruh dunia dan setiap wajah manusia demi kebaikan dan kebenaran yang bersumber dari Tuhan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan mahakuasa, semoga kami tetap semangat dan tekun memakai wajah-Mu dalam setiap saat hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan Ketujuh Paskah, 18 Mei 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 17, 2024 7:07


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 28: 16-20.30-31; Mazmur tg 11: 4.5.7; Yohanes 21: 20-25 CAMPUR TANGAN YANG DIPERLUKAN   Renungan kita pada ini bertema: Campur Tangan Yang Diperlukan. Sebutan lain untuk tema ini ialah campur tangan yang tepat dan benar, atau jangan memaksa ikut campur jika memang tak perlu, atau kalau harus campur tangan, lakukan saja. Roh Kudus yang menggerakkan kita pada momen yang tepat dalam berbuat campur tangan untuk urusan orang lain atau bersama, namun pada momen lain akan mencegah kita untuk berbuat demikian.    Tiap hari renungan ini sampai ke banyak orang, mungkin ratusan bahkan ribuan. Setelah mendengar dan merenungkan firman yang diwartakan La Porta ini, seorang pendengar mengirim pesan wa kepada salah seorang temannya, katanya kira-kira begini: “Kok bisa ya, apa yang dikatakan dalam renungan itu cocok dengan situasi saya saat ini. Rasanya firman Tuhan ikut mencampuri urusan saya deh, tapi bukan dalam artian negatif ya. Ini sangat positif karena campur tangan ini sungguh sangat tepat waktunya, biar saya mendapatkan peneguhan dan orientasi hidup yang lebih baik”.   Ini merupakan satu contoh mencampuri urusan atau campur tangan pada momen yang tepat dan benar. Untuk rasul Petrus, rasanya ia ditegur oleh Yesus karena ia mencampuri urusan murid lain yang dikasihi Tuhan dan urusan Yesus sendiri. Menurut Yesus, Petrus harusnya mengurusi saja dulu kepentingannya, sebelum sibuk dengan kepentingan orang lain. Dengan kata lain, momennya tidak tepat untuk campur tangan. Ini juga terjadi dengan kepentingan kekuasaan Romawi dan agama Yahudi yang saling campur atau tarik-menarik dalam penderitaan yang dialami oleh Paulus saat berada di Roma.    Campur tangan atas kepentingan sesama pada dasarnya memang tak bisa dihindari. Itu bagian dari memberikan perhatian. Namun supaya dapat menjadi suatu perbuatan yang sangat positif dan sebagai suatu pelayanan, mestinya kita bisa menghindari dua ekstrem yang membuat campur tangan itu menjadi tindakan yang salah dan berakibat buruk bagi kita sendiri dan orang lain.   Ekstrem pertama ialah campur tangan yang tidak perlu, atau tepatnya yang berlebihan dan salah tempat dan waktunya. Seorang yang sedang gelisah dan sedih, kita justru melibatkan dia dalam diskusi sesuatu hal yang membuat dia bertambah kacau pikiran dan hatinya. Kedua ialah tidak berbuat apa atau sama sekali tidak campur tangan. Seorang teman menyesal sekali tak bisa bantu rekannya, padahal sebenarnya ia bisa berikan pertolongannya, akibatnya rekan itu menderita kecelakaan lebih parah.  Jadi, dengan menghindari dua ekstrem ini tinggal satu pilihan saja, yaitu tindakan campur tangan yang diperlukan, pada waktu dan tempat yang benar, sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Dengarkanlah doa kami yang memohon supaya saling memperhatikan antar pribadi dan komunitas atau masyarakat sungguh bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kami lebih baik dalam relasi dan kerja sama di antara kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan Keenam Paskah, 7 Mei 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 7, 2024 5:59


Dibawakan oleh Yohanes Maximilian Adi dari Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulun Yogyakarta, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 16: 22-34; Kisah Para Rasul 138: 1-2a.2b-3.7c-8; Yohanes 16: 5-11 INJIL BAGI KELUARGA   Renungan kita pada hari ini bertema: Injil Bagi Keluarga. Ketika Yesus menyampaikan pengajaran dan nasihat kepada para rasul dan murid sebelum kenaikan-Nya ke surga, salah satu penegasannya ialah supaya semua kawanan domba-Nya bersatu. Keluarga merupakan satu bentuk persekutuan yang paling dasar. Mereka semua yang membentuk satu keluarga menandakan dirinya sebagai orang-orang Kristen dan Injil Yesus Kristus adalah ajaran utama untuk hidup mereka tiap saat.   Secara konkret, ketika Santo Paulus dan rekan-rekannya menyebarkan Injil ke wilayah-wilayah yang dianggap kafir, misalnya di kota Filipi yang dihuni oleh orang-orang Romawi perantau, penekanan bahwa Injil sebagai kitab bagi keluarga ditegaskan kembali. Kita bisa memastikan bahwa kalau Injil itu menjadi sarana iman yang utama bagi keluarga, setiap anggotanya mesti dapat dijangkau dan dilibatkan. Sebaliknya, belum tentu seluruh keluarga mendapatkan siraman kekuatan Injil ketika hanya seorang atau beberapa anggotanya yang dipenuhi kuasa Injil.   Kejadian terbebasnya Paulus dan Silas dari belenggu penjara secara ajaib, lalu kepala penjara yang bertobat yang disusul dengan seluruh keluarganya dibaptis dalam nama Yesus Kristus, adalah suatu peristiwa yang menggambarkan kuasa Injil bagi segenap keluarga. Inspirasi peristiwa ini perlu mencapai diri kita masing-masing pada saat ini untuk dapat termotivasi terkait dengan kuasa Injil bagi keluarga dan komunitas tempat kita berada. Injil bagi keluarga-keluarga merupakan sebuah tantangan pembelajaran dan evangelisasi pada saat ini.   Keluarga yang berdevosi dan terlibat secara aktif dalam sakramen-sakramen Gereja tetap sebagai aspek yang begitu penting bagi para pengikut Kristus. Tetapi aspek ini belum cukup untuk menjadikan keluarga-keluarga kita menjadi penganut Kristen sejati. Untuk ikut membantu terwujudnya hidup Kristen yang sejati, salah satu bagian pertumbuhan iman yang penting diupayakan ialah penginjilan keluarga-keluarga dan komunitas-komunitas kita. Konkretnya, keluarga dan komunitas perlu memberikan satu prioritas hidup rohaninya pada sabda Tuhan. Kegiatan nyata yang dapat secara rutin dilakukan di dalam keluarga atau komunitas kita ialah pembacaan dan pembelajaran kitab suci yang diakukan secara bersama-sama.    Kita tidak usah berandai-andai nanti jadinya seperti apa pembacaan dan pembelajaran kitab suci itu. Tuhan Yesus menjamin untuk memberikan jalannya kepada kita. Jaminan itu ialah Roh Kudus, Roh Penghibur, yang akan menerangi dan menginsafkan kita. Roh Kudus selalu ada dan bersedia, tinggal saja keluarga dan komunitas kita menetapkan bersama niatnya dan mewujudkannya.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, kuatkanlah kami dalam mewujudkan Injil bagi keluarga dan komunitas kami. Bapa kami yang ada di surga... Dalam nama Bapa...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan Keempat Paskah, 23 April 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 22, 2024 7:32


Dibawakan oleh Tarsisius Tarsan dan Ni Made Sumirati dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 19-26; Mazmur tg 87: 1-3.4-5.6-7; Yohanes 10: 22-30 NAMA ITU ADALAH KRISTEN   Renungan kita pada hari ini bertema: Nama Itu Adalah Kristen. Kita sedang menyebut sebuah nama yang sangat universal yang menjadi identifikasi setiap pengikut Kristus. Nama Kristen ini punya cakupan baik untuk pribadi maupun himpunan jemaat yang mengikuti dan percaya kepada Kristus. Identifikasi diri dengan pribadi Yesus Kristus terkait dengan nama, jelas sangat menyatu dengan pribadi Yesus Kristus. Hal ini tepat dengan penegasan Yesus yang disampaikan berulang kali bahwa Ia tinggal di dalam diri orang-orang yang mendengar dan menerima Dia, serta yang melaksanakan perintah-perintah-Nya.   Secara historis dikatakan oleh Kisah Para Rasul bahwa pertama kali nama “Kristen” dipakai ialah pada masa penyebaran Injil setelah kebangkitan Kristus; di tengah ramainya pengejaran dan penganiayaan Gereja Perdana oleh orang-orang militan Yahudi di satu pihak, dan semangat misionaris Gereja untuk menjangkau wilayah-wilayah non Yahudi di lain pihak. Sejauh negara modern seperti Turki, Lebanon, Irak, dan Iran dari Yerusalem di Palestina, wilayah-wilayah itu dijangkau oleh para rasul dan murid Yesus meski daerah-daerah tersebut memang dikenal sebagai wilayahnya orang-orang kafir.    Kota besar masa itu, Antiokia di wilayah Turki sekarang, menerima iman. Banyak orang memilih untuk mengikuti Kristus. Gereja tumbuh begitu dinamis di bawah pemimpin handal Barnabas yang dilengkapi oleh rasul Paulus yang karismatik. Gereja masih bertumbuh dan dikenal baru oleh berbagai kelompok lain yang dominan dengan kultur Romawi dan Yunani. Meski kecil dan baru, kehadiran dan pengaruhnya sangat menarik perhatian hanya karena yang menjadi isi pewartaannya ialah pribadi Yesus Kristus yang sudah menjadi tenar. Sebagai pembeda dan menjadi identitas Gereja ini, untuk pertama kalinya persekutuan para pengikut Kristus itu diberi nama Kristen (Kisah Para Rasul 11,26).   Nama Kristen segera menyebar menjangkau wilayah yang luas sekaligus tercatat melekat pada diri setiap pengikut Kristus. Orang-orang dengan gampang membuat asosiasi diri: saya Kristen, Anda Kristen, dia Kristen, kami Kristen, kita Kristen, kalian Kristen, dan mereka Kristen. Asosiasi dan identifikasi itu berlaku hingga sekarang. Hal ini menggambarkan suatu perwujudan prinsip persekutuan diri kita masing-masing dan Gereja dengan Kristus. Jika tidak ada persekutuan itu dan tidak ada Yesus Kristus sebagai sumber utama pemersatu, tentu saja tidak mungkin muncul nama “Kristen”.   Dasar persekutuan ini sebenarnya ialah ajaran Yesus Kristus dalam Injil hari ini, yaitu bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Dengan nama “Kristen” itulah, kita semua disatukan sebagai anak-anak Bapa dan Dia adalah Bapa kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, peliharalah selalu persekutuan kami dengan Yesus Kristus sebagai kepala dalam persekutuan dengan Roh Kudus-Mu. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Jumat, 29 Maret 2024 - Setia menjalankan rencanaNya

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Mar 28, 2024 6:24


Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 29 Maret 2024 Bacaan: "Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus." (Markus 15:21) Renungan: Kita tidak tahu mengapa Simon yang dipilih membantu mengangkat salib Tuhan Yesus, yang jelas Simon dipaksa untuk tugas itu. Hal itu secara tegas dinyatakan dalam Injil Matius dan Injil Markus, "Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus." Biasanya orang yang akan disalibkan itulah yang akan memikul salibnya menuju tempat penyaliban. Tetapi saat itu, Tuhan Yesus rupanya sudah sangat kelelahan untuk mengangkat salib-Nya, diduga karena la telah banyak disesah serta banyak mengeluarkan darah dari luka-luka cambukan-Nya dan dari kepala-Nya yang dimahkotai duri. Karena itu, prajurit-prajurit Roma "memaksa" Simon, yang sedang melintas atau sedang berada di tengah orang banyak yang menyaksikan rombongan penyaliban itu, untuk membantu Tuhan Yesus dalam memikul salib-Nya. Pada masa itu, prajurit-prajurit Roma memang punya otoritas untuk memaksakan kehendak mereka kepada rakyat. Dan seseorang yang mereka paksa tidak punya kuasa untuk menolaknya. Mereka tidak punya pilihan selain menaatinya. Demikian juga dengan Simon, ketika ia diminta untuk membantu mengangkat salib Tuhan Yesus, ia tidak punya kuasa untuk menolak perintah prajurit Romawi itu. Bukan saja tugas itu datang dengan mendadak, tetapi juga datang dengan paksaan! Mungkin saja saat itu Simon tidak bersedia untuk membantu mengangkat salib Tuhan Yesus, sebab dengan mengangkat salib, berarti ia diidentikkan dengan penjahat, seolah-olah ia seorang yang jahat! Apalagi dengan dikerumuni dan disoraki oleh banyak orang, tentu akan menimbulkan rasa malu di dalam dirinya. Namun demikian, karena paksaan tentara Roma, Simon pun mengangkat salib itu. Ia hanya bisa pasrah menerimanya, sekalipun mungkin dengan omelan, ocehan, bahkan umpatan. Pengalaman Simon mengingatkan kita akan ajaran Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Dalam Khotbah di Bukit, beliau bersabda, “Dan barangsiapa memaksa kamu berjalan satu mil, berjalanlah bersamanya dua mil.” (Mat 5:41). Di sini Simon dari Kirene telah melakukan perintah Tuhan Yesus, walaupun tentu saja dia tidak mengetahui ajaran-Nya. Dia harus bersedia melakukan sesuatu yang dipaksakan oleh orang lain. Jika kita harus menerima perlakuan yang tidak adil menurut dunia, kita harus belajar menerimanya. Kadang kala dunia ini "memaksa" kita untuk melakukan apa yang tidak kita sukai, memberi apa yang tidak ingin kita beri. Tetapi sebagai murid Kristus, kita harus belajar menerimanya serta meminta hikmat dan kekuatan-Nya untuk melakukannya, jika memang itu tidak bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ketika aku diperlakukan tidak adil dalam hidup ini, mampukan aku menerimanya. Aku tahu ada rencana-Mu dibalik itu semua. Amin. (Dod).

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu dalam Pekan Suci, 27 Maret 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 26, 2024 9:53


Dibawakan oleh Nancy Phanasta dan Naydeline Muliano dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 50: 4-9a; Mazmur tg 69: 8-10.21bcd-22.31.33-34; Matius 26: 14-25 TANTANGAN YUDAS ISKARIOT   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tantangan Yudas Iskariot. Salah satu dari 12 rasul Yesus yang mati lebih dahulu ini bernasib sangat tragis dan amat memalukan. Kita katakan begini untuk membedakan nasib tragis yang dialami hampir semua rasul lainnya yang kemudian hari, ketika mereka mati tragis sebagai martir Gereja. Yudas mati sungguh tragis dan sangat tidak bermartabat.    Kisah itu terjadi lebih dari 2000 tahun lalu, persisnya pada saat hukuman mati dijatuhkan kepada Yesus melalui pengadilan yang tidak adil. Kita yang mengenang peristiwa ini khususnya dalam setiap tahun sekitar hari-hari pekan suci, memandangnya sebagai pelajaran yang kaya dengan nilai-nilainya. Semua pelajaran itu merupakan tantangan Yudas Iskariot yang perlu kita hadapi sebagai bagian dari pembentukan iman kita kepada Kristus dalam setiap saat hidup kita.   Tantangan Yudas yang paling menonjol bagi kita saat ini ialah cinta akan materi. Gaya hidup yang bertumpu hanya pada materi, atau hidup hanya diukur oleh materi seperti uang dan harta benda, lazim kita kenal dengan sebutan materialisme. Dari gaya ini datang aneka kejahatan seperti pencurian, korupsi, diskriminasi, perang, dan terorisme. Kita sebagai pengikut Kristus yang baik, tentu saja tidak ingin bernasib seperti Yudas, hanya karena berjuang untuk materi orang akhirnya menemukan kehampaan dalam hidupnya sendiri.   Tantangan politisasi agama merupakan aspek yang lumayan penting bagi kita. Baik Yudas dan para rasul lainnya maupun para pemuka Yahudi rupanya punya kepentingan politik. Mereka ingin supaya ada Mesias yang hadir bagi mereka. Dengan bantuan Mesias mereka harus dibebaskan dari penjajah Romawi. Tetapi mereka salah paham dan mati langkah. Yesus bukan untuk mereka. Di dalam kehidupan bermasyarakat di negeri kita, tantangan besar kita ialah menghindari politisasi agama. Jangan ada pengaruh politik masuk di dalamnya, demikian juga jangan pernah hidup beriman memakai cara berpolitik yang memecah belah.   Tantangan lain yang dapat kita tandai dari peristiwa tipu muslihat dan kesesatan yang dimainkan oleh Yudas ialah kemunafikan. Siasatnya ialah memeluk Yesus, mencium-Nya, lalu mengirim pesan kepada para algojo dan orang-orang Yahudi untuk menangkap Yesus. Betapa ini merupakan cara-cara kemunafikan oleh siapa pun di antara kita yang menjual teman, saudara, kerabat, tetangga, kampung halaman, agama, bangsa dan tanah air sendiri. Motivasi apa pun itu yang senantiasa sangat duniawi, gampang membuat seseorang menyangkal yang seharusnya ia lindungi dan hormati.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, terangilah kami selalu untuk menghindari sikap Yudas di dalam diri kami sehingga kami dapat hidup suci seperti diri-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Selasa, 26 Maret 2024 - Siap Sedia untuk Melayani

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Mar 25, 2024 6:41


Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 26 Maret 2024 Bacaan: "Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus." (Markus 15:21) Renungan: Ketika Simon daei Kirene dalam perjalanan pulang ke Yerusalem dari luar kota, ternyata ia bertemu dengan arak-arakan penyaliban Tuhan Yesus. Dalam Injil Matius dikatakan bahwa arak-arakan penyaliban Tuhan Yesus berjumpa dengan Simon orang Kirene. Sedangkan dalam Injil Markus dikatakan bahwa ketika arak-arakan penyaliban Tuhan Yesus datang, Simon sedang lewat. Hal ini menunjukkan sebuah kejadian yang kebetulan. Tetapi sangat mungkin Simon sempat berhenti untuk menyaksikan kejadian tersebut sehingga dia dicegat oleh para prajurit Romawi. Proses penyaliban, mulai dari perjalanan dari tempat hukuman dijatuhkan sampai tiba di tempat penyaliban, hingga penyaliban itu sendiri, biasanya diikuti oleh sejumlah besar orang. Karena penyaliban seperti ini diikuti oleh banyak orang di sepanjang perjalanan, maka hal ini pastilah menyita perhatian orang banyak di tempat-tempat yang dilalui oleh rombongan tersebut. Apalagi orang-orang yang mengikuti rombongan penyaliban seperti ini biasanya disertai dengan teriakan-teriakan dari orang banyak, baik mereka yang setuju dengan penyaliban, karena orang yang akan disalibkan dianggap sebagai penjahat besar, maupun mereka yang tidak setuju, karena orang tersebut dianggap tidak bersalah. Hal seperti inilah yang dilihat oleh Simon. Tentu hal itu menarik perhatiannya, sehingga mungkin ia berhenti sejenak dalam perjalanannya untuk melihat kerumunan orang yang menyaksikan arak-arakan penyaliban Tuhan Yesus. Namun, ketika ia ingin melihat lebih dekat peristiwa itu, secara tiba-tiba prajurit Romawi datang dan menyuruhnya untuk membantu memikul salib Tuhan Yesus. Simon mendapat tugas secara mendadak, secara tiba-tiba, tanpa diduga! Simon pasti kaget saat itu. Hal ini sangat beralasan, sebab biasanya orang yang akan disalibkan itulah yang akan memikul salibnya. Sangat jarang terjadi orang lain yang disuruh untuk mengangkat salib orang yang akan disalibkan. Lagipula, kalaupun salah satu dari para penonton dipilih untuk membantu mengangkat salib Tuhan Yesus, mengapa harus Simon? Dia baru saja ada di tempat itu dan mungkin hanya sebentar saja berhenti untuk menyaksikannya. Mengapa bukan orang lain, salah satu dari orang banyak yang mengikuti proses penyaliban itu? Namun inilah faktanya, Simonlah yang disuruh prajurit Romawi untuk membantu mengangkat salib Tuhan Yesus dan Simon melakukannya dengan baik. Kadangkala banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba dalam hidup kita, yang tidak kita duga-duga sebelumnya. Apakah itu tugas mendadak dari kantor, tugas mendadak dari sekolah, bahkan "tugas" mendadak untuk menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan. Kita harus siap untuk itu. Namun, yang terutama lagi adalah ketika kita mendapat "tugas mendadak" dari Tuhan sendiri untuk sebuah pelayanan baik di dalam gereja, komunitas maupun masyarakat. Kita harus siap sedia setiap saat untuk melaksanakan tugas pelayanan-Nya tersebut. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, lepaskanlah keegoisan dalam diriku dan gantilah dengan hati yang penuh belas kasih dan siap untuk menjalankan tugas pelayanan yang Kau berikan padaku. Amin. (Dod).

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Jumat, 9 Februari 2024, Rendah Hati dan Memuliakan Tuhan

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Feb 8, 2024 5:52


Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 9 Februari 2024 Bacaan: "Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Lukas 18:14) Renungan: Dalam perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di bait Allah, dapat kita ketahui bahwa di situ ada dua karakter yang begitu jauh berseberangan satu sama lain. Yang pertama adalah orang Farisi. Orang Farisi adalah orang yang dianggap pandai, suci, dan begitu terpandang di masyarakat. Mereka mengetahui seluruh hukum Taurat dan memiliki kehidupan beragama yang saleh. Berbeda dengan pemungut cukai. Ia adalah orang yang memungut pajak bagi orang Israel. Mereka dianggap sebagai "antek" bangsa Romawi yang menjajah mereka. Mereka selalu memungut pajak yang jauh lebih tinggi dari yang seharusnya. Pemungut cukai begitu dibenci dan dipandang sebagai sampah masyarakat. Namun keadaan yang tampak luar itu ternyata tidak menjamin karakter mereka yang sesungguhnya. Ketika mereka sedang berdoa di Bait Allah, orang Farisi merasa benar di hadapan Allah dan memandang rendah pemungut cukai itu dengan mengatakan bahwa dia bukanlah orang jahat, bukan perampok, bukan pezinah, rajin berpuasa dua kali seminggu, memberikan perpuluhan dan dia juga merasa bahwa dia bukanlah orang seperti pemungut cukai itu. Berbeda dengan pemungut cukai. Ia duduk dibelakang dan mengatakan, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." Kebanyakan orang cenderung bersikap seperti orang Farisi tersebut. Hanya karena mereka rajin beribadah dan melakukan kewajiban-kewajiban agama dan sekadar tidak berbuat jahat, mereka merasa bahwa mereka sudah hidup dengan benar dan dibenarkan di hadapan Tuhan. Padahal kenyataannya belum tentu demikian. Mereka memandang rendah orang lain yang mungkin tidak seperti dirinya. Mereka menjadi sombong karena merasa lebih baik. Padahal tanpa mereka sadari, cepat atau lambat, sikap sombong itulah yang membuat mereka jatuh ke jurang yang dalam. Allah ingin kita selalu menjadi orang yang rendah hati di hadapan-Nya. Jangan merasa diri benar hanya karena kita telah melakukan kewajiban-kewajiban "agamawi" di hadapan Tuhan karena Tuhan tidak menghendaki kita seperti itu. Tuhan ingin kita lebih dari orang-orang Farisi agar kita boleh masuk dalam Kerjaan-Nya. Tuhan ingin kita merendahkan diri kita di hadapan-Nya, sebab Dia sendirilah yang akan mengangkat kita ke tempat yang tinggi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku sering menganggap diriku lebih baik dari orang lain dan merendahkan mereka. Lepaskan aku dari dosa kesombongan ini ya Tuhan, dan gantilah dengan rahmat kerendahan hati-Mu sendiri. Amin. (Dod).

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Senin, 29 Januari 2024 - Kata-kata yang memberi kekuatan

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Jan 28, 2024 4:06


Kencan Dengan Tuhan - Senin, 29 Januari 2024 Bacaan: "Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia..." (Kis 21:27) Renungan: Ketidaksukaan seseorang kepada sesamanya sering diwujudkan dalam bentuk ujaran kebencian dan hasutan. Hal itu dapat kita lihat contohnya dalam kolom komentar yang terdapat di akun- akun media sosial. Memang, ujaran kebencian bukanlah hal baru atau hanya terjadi di zaman sekarang ini saja, melainkan sudah ada sejak zaman penulisan Alkitab. Contohnya adalah ujaran kebencian orang-orang Yahudi yang datang dari Asia kepada Paulus. Ujaran kebencian kepada Paulus itu, didasari oleh ketidaksukaan orang-orang Yahudi kepada Paulus yang dianggap telah menentang Taurat. Segala bentuk fitnah dilontarkan kepada Paulus. Berbagai hasutan diteriakkan agar semakin banyak orang yang membenci Paulus. Ujaran kebencian dan hasutan yang menyerang identitas, dan dilakukan dengan tujuan untuk menjatuhkan adalah bentuk kekerasan verbal. Namun, pada akhirnya, kekerasan verbal ini dapat memicu kekerasan fisik. Itulah yang terjadi pada Paulus, ia mengalami kekerasan verbal sekaligus kekerasan fisik sehingga ia harus digotong oleh prajurit Romawi. Sebagai pengikut Kristus, kita perlu mengendalikan ucapan kita. Segala ucapan yang keluar dari mulut kita, hendaknya bukan didasari oleh kebencian, melainkan kasih. Efesus 4:29 mengingatkan kita, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, kendalikanlah mulutku, agar apa yang kukatakan bukan menjatuhkan seseorang tetapi untuk memberikan kekuatan, semangat dan kebenaran-Mu. Amin. (Dod).

SBS Indonesian - SBS Bahasa Indonesia
When you are in Rome, act like a Roman said former Indonesian Ambassador for the UAE, M. Wahid Supriyadi - Mantan Dubes RI untuk UAE M. Wahid Supriyadi: "Saat Berada di Roma, Bersikaplah seperti Orang Romawi"

SBS Indonesian - SBS Bahasa Indonesia

Play Episode Listen Later Dec 6, 2023 20:04


To be successful in her/his posting, a diplomat needs to be aware of the local conditions and culture in the country where he is serving. - Agar berhasil dalam penugasannya, seorang diplomat perlu menyadari kondisi dan budaya setempat di negara tempatnya bertugas.

KATKIT Katekese Sedikit
Katolik Timur

KATKIT Katekese Sedikit

Play Episode Listen Later Dec 1, 2023 36:57


Katolik di Indonesia hanya punya satu ritus, yaitu Katolik Roma; ritusnya Romawi alias Latin, yaitu Ritus Barat. Padahal, Katolik sedunia tak hanya Katolik Roma. Ada Katolik Timur dengan bermacam-macam ritus. Apa bedanya dengan Katolik Roma? --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/katkit/message

Missiodei
Eps. 187 Keluar dari Jeratan Setan

Missiodei

Play Episode Listen Later Nov 19, 2023 90:41


*Keluar Dari Jeratan Setan* Efesus 2:2 Galatia 5:20 Efesus 4:14 Roma 12:21 Di bumi ini ada pribadi yang selalu mengganggu dan merusak kehidupan manusia yaitu roh-roh setan. Pengaruh roh-roh setan dapat mengontrol manusia sehingga manusia tidak sadar dalam mengendalikan dirinya sendiri. Hal itu dapat dialami manusia karena manusia mengikuti otoritas setan. Itu berarti iblis dapat menjerat manusia sehingga tidak terlepas dari kuasanya dan menjadi budak setan. Sejak semula kita tahu bahwa iblis menjerat manusia dengan tipu dayanya sehingga manusia berbuat dosa. Terdapat 2 unsur terbesar yang dimanfaatkan oleh iblis untuk menjerat manusia: 1. Kebudayaan Kebudayaan merupakan ciptaan manusia, latar belakang kebudayaan yang menguasai dunia seperti kebudayaan Yunani kuno dan Romawi kuno memiliki kebudayaan sarkastis yakni menggunakan kekejaman (menyiksa bahkan membunuh) untuk menduduki kekuasaan. Itulah jerat setan kepada manusia karena setan / iblis adalah bapa pembunuh. Perkembangan sarkastik menuju silvistik yaitu mementingkan diri sendiri untuk menjadi kaya dengan cara yang salah seperti menjadi penipu, dsb juga merupakan jeratan setan karena setan adalah bapa pendusta. 2. llmu sosial Iblis pun bisa menggunakan oknum-oknum (orang-orang yang tidak menyembah Tuhan) untuk melakukan tipu daya / penipuan kepada orang-orang dengan jeratan kekayaan seperti prostitusi, menjual produk-produk palsu untuk merusak tubuh manusia bahkan menjauhkan manusia dari persekutuan Tuhan dengan karakter kecongkakan melalui media seperti barang-barang mewah, pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Kita sebagai gereja tidak perlu mengikuti ajaran-ajaran humanistik dan ajaran lainnya yang menyesatkan melainkan kita perlu bersekutu kepada Tuhan Yesus dengan cara membaca firman Tuhan, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan setiap waktu supaya kita dapat mengalahkan tipu daya si setan dan keluar dari jerat setan. Jika kita tidak bersekutu dengan Tuhan maka dengan mudah iblis menjerat kita dan timbullah penderitaan melalui sakit penyakit. Mari kalahkan tipu daya setan, kalahkan kejahatan dengan kebaikan, ingatlah bahwa kebaikan hanya bersumber dari Allah oleh sebab itu kita harus mengandalkan anugerah Allah untuk mendapat kebaikan dengan cara bersekutu kepada Allah.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-31 masa biasa, 11 November 2023, peringatan Santo Martinus dari Tours, uskup

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 10, 2023 7:44


Dibawakan oleh Albertus Novan dan Andi Situmorang dari Sekolah Saint Peter di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Roma 16: 3-9.16.22-27; Mazmur tg 145: 2-3.4-5.10-11; Lukas 16: 9-15 KEMURAHAN HATI   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kemurahan Hati. Santo Martinus, Uskup dari Tours (Perancis) yang peringatannya pada hari ini dapat dinamai juga seorang Santo kemurahan hati. Terlahir dari orang tua yang belum mengenal Tuhan, bapanya seorang tentara Romawi dan pada masa mudanya Martinus sudah menjadi tentara. Pada usia 18 tahun ia dibaptis menjadi Katolik.    Satu kisahnya yang terkenal ialah ketika sebagai tentara di daerah Gaul (sekarang Perancis), suatu saat kembali dari tugas ketentaraan sambil menunggang kudanya. Ia menemui seorang pengemis yang mati kedinginan. Tak punya apa-apa di tangan, tetapi yang ia punya hanya mantel ketentaraan yang melekat di tubuhnya. Ia memotong mantel menjadi dua, setengahnya itu dipakaikan kepada pengemis itu. Sampai di gereja ia berdoa dan dalam penglihatan ia temukan Yesus yang memakai setengah mantelnya tadi. Selanjutnya Martin meninggalkan dunia ketentaraan lalu masuk pertapaan dan menjadi rabib Benediktin, kemudian diangkat menjadi Uskup di Tours.    Sejalan dengan tindakan Santo Martinus, Santo Ambrosius dari kota Milan pernah dalam kotbahnya mengatakan: perut-perut orang miskin, rumah-rumah para janda, mulut-mulut anak-anak merupakan gudang harta yang bertahan sampai selama-lamanya. Menolong mereka adalah harta yang menjamin kehidupan kita di surga. Allah akan melimpahi mereka yang memberikan dengan kemurahan hati orang-orang yang berkekurangan.   Bacaan Injil hari ini membandingkan antara kemurahan hati dan yang bukan. Lawan kemurahan hati ialah kerakusan dan pelit, yaitu kepentingan berlebihan demi kenyamanan dan keuntungan sendiri. Jika kerakusan dan kepelitan ini dihilangkan, orang baru dapat menjalani kemurahan hati karena apa yang ia miliki entah materi entah rohani diperuntukkan bagi sesamanya. Mengikuti Kristus dan Martinus yang murah hati, kita tak perlu kuatir dengan berbuat murah hati yang sesungguhnya yang tidak akan membuat kita berkekurangan, sebaliknya memperkayai kita seratus kali lipat.   Kemurahan hati memperbesar dan mempelebar jiwa kita, sementara kepelitan dan kerakusan mengkerdilkan. Tanda orang-orang yang besar hatinya ialah mereka memiliki banyak teman dan dijadikan teman oleh banyak orang tanpa ada batas-batas status sosial. Suka cita dan duka cita dirasakan bersama-sama. Tanda yang lain ialah bahwa harta utama mereka ialah sesama manusia entah teman, kenalan dan sahabat. Benda dan materi bukan utama. Mereka sungguh menyatu dan hidup bersama para sahabat dan sesamanya itu. Apalagi kalau kebersamaan itu atas nama Allah, di situ Tuhan sungguh hadir di dalam mereka.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa yang maha murah, dari penyelenggaraan-Mu kami memiliki hidup dan mengisinya dengan berbagi satu sama lain, dan diminta selalu untuk memperhatikan sesama kami yang berkekurangan. Perkuatkan kami selalu untuk mewujudkan saling berbagi ini. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-29 masa biasa, 28 Oktober 2023, Pesta Santo Simon dan Yudas, rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 27, 2023 7:31


Dibawakan oleh Laurentius J. Yonatan dari Paroki Santa Maria Imakulata Slawi di Keuskupan Purwokerto, Indonesia. Efesus 2: 19-22; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Lukas 6: 12-19 PERANG MELAWAN TEROR   Renungan kita pada hari ini bertema: Perang Melawan Teror. Kejahatan dan kekerasan kelompok teroris masih tetap aktif di dunia. Meskipun perang dari semua negara di dunia untuk menghilangkan gerakan ini dilakukan dengan sangat terorganisir, kaum teroris tetap sebagai ancaman serius bagi semua umat manusia. Mereka menyiapkan diri secara tersembunyi namun sangat profesional, lalu pada saat yang tepat mereka akan melancarkan terornya itu.   Gereja kita wajib berperang melawan terorisme saat ini dengan kekuatan rohani yang masif, yang dilakukan oleh seluruh umat manusia. Gereja melakukan ini bersama Yesus. Ia telah melakukan itu dalam pelayanan publik-Nya di dunia. Pada satu peristiwa khusus Ia memilih Simon orang Zelot dan Yudas, bersama kesepuluh rasul lainnya untuk membentuk sebuah pasukan inti. Pada hari ini seluru Gereja merayakan pesta rasul Simon dan Yudas.    Kata “Zelot” mengandung arti teroris. Simon ini berasal dari kaum pemberontak yang melawan penjajah Romawi yang bernama kaum Zelot yang dalam bahasa Yahudi Kana'im, yaitu pencemburu dari Allah. Mereka tak mau Allah mereka diganggu kelompok lain. Mengapa Yesus ingin percayakan martabat perutusan-Nya kepada para teroris seperti Simon ini? Tuhan Yesus tentu sudah mengetahui bahwa di dunia ini para musuh yang militan yang melawan kebenaran, harus dapat dikalahkan dengan pasukan rohani yang juga sangat kuat dan profesional.   Sebelum bertemu Yesus, Santo Paulus sering bertindak seperti seorang teroris. Menurut Kisah Para Rasul ia mengejar, menangkap dan memasukkan ke penjara pria dan wanita pengikut Kristus. Dia bahkan mengatakan begini: Saya sungguh bertindak liar dengan terbakar oleh kemarahan terhadap orang-orang Kristen, yang saya kejar bahkan sampai ke kota-kota di tanah asing (Kis 26,11).    Kelompok-kelompok yang menebar teror saat ini masih terus mendatangkan ketakutan di seluruh dunia. Yakinkah kita kalau Yesus mampu mengubah hati para teroris yang paling keras? Yesus mengubah Santo Simon dan Santo Paulus, dan sampai detik ini Ia tetap sama sebagai Tuhan yang dapat mengubah hati para teroris. Mereka tidak hanya diubah hati dan arah hidupnya, bahkan mereka dijadikan dasar bangunan Gereja, kediaman Allah dan rumah orang-orang beriman. Santo Simon, Yudas dan Paulus kini adalah para jenderal dalam Kerajaan Allah, dalam melindungi Gereja kita.   Yesus mengatasi para teroris dengan kasih. Kita semua memakai kasih yang sama untuk mengatasi teror-teror kejahatan dan kegelapan di dalam kehidupan bersama kita. Tetapi kita harus bersama Kristus. Kita memakai kuasa-Nya, Sabda-Nya dan kasih-Nya. Tanpa dengan Dia, kita tak akan mampu.    Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Yesus guru yang baik dan bijaksana, jadikanlah kami serdadu-serdadu-Mu untuk berani dan berkorban mengalahkan kejahatan yang mengancam Gereja-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-28 masa biasa, 16 Oktober 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 15, 2023 6:52


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak Boleng di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Roma 1: 1-7; Mazmur tg 98: 1-2-3ab.3cd-4; Lukas 11: 29-32 JUJUR TERHADAP DIRI SENDIRI   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jujur Terhadap Diri Sendiri. Kota Roma dan sejarah kunonya bagaikan emas yang bikin orang tak bosan memujinya. Salah satu tandanya ialah jejak-jejak kedua rasul agung, Petrus dan Paulus. Mereka berasal dari Israel yang berhasil membaptis kota yang tak percaya kepada Yesus Kristus menjadi percaya. Mereka wafat di kota Roma sebagai martir dan darah mereka telah menyuburkan Gereja Katolik.    Khusus bagi Santo Paulus, kedekatannya dengan umat di Roma terungkap dalam surat yang ia tulis. Orang-orang Roma yang baru memeluk agama Kristen dan di bawah ancaman penganiayaan penguasa dan para musuh Gereja, ia dampingi, hibur dan perkuat. Rasul ini berusaha untuk jujur dengan diri sendiri. Benar bahwa ia bukan Romawi tetapi Yahudi, namun status ini menjadi tidak tampak lagi ketika ia kenakan Yesus Kristus. Ia jujur menyebut dirinya rasul yang benar.   Perubahan status ini ingin dipertegas bersama orang-orang Roma, supaya mereka juga menjadi yakin bahwa Yesus Kristus itu bukan suatu pilihan yang palsu dan sia-sia. Berkat adanya Yesus Kristus, baik Paulus maupun umat di Roma menjadi orang-orang yang dirahmati dengan karunia kasih yang sama dari Allah. Orang-orang Roma juga dipanggil menjadi orang-orang kudus. Ini yang diwartakan dalam bacaan pertama hari ini.    Paulus pasti tidak karang-karang dengan kejujuran atas diri sendiri ini, karena ia sesungguhnya meniru Yesus Kristus, gurunya yang sejati. Banyak sekali contoh kejujuran Yesus atas diri-Nya yang ditunjuk di dalam kitab suci. Salah satunya ialah yang kita dengar kesaksian-Nya dalam Injil hari ini. Ia menegaskan bahwa tak perlu tanda-tanda lagi, tetapi kehadiran atau sosok diri-Nya sudah nyata. Dengan sendirinya tanda itu hilang. Kalau Yunus dan Salomo masih perlu tanda untuk membuat orang-orang percaya, Yesus yang melebihi kedua orang perjanjian lama itu bukan lagi sebagai tanda, tetapi pribadi sebenarnya yang dilambangkan oleh tanda-tanda itu.    Di dalam kenyataan hidup kita, kejujuran terhadap diri sendiri sering sulit untuk direalisasikan. Salah satu alasannya yang utama ialah karena kita tidak rela kekurangan kita diketahui orang lain. Kita mau berada di hadapan orang lain tanpa kekurangan apa pun. Kita dengan sengaja berkata dan bertindak sedemikian supaya kekurangan atau kesalahan kita tersembunyi rapat-rapat. Ketidakjujuran ini bisa saja terungkap begini: semuanya hanya saya dan Tuhan yang tahu. Pokoknya saya harus tetap aman dan lancar dengan orang lain.   Tapi pasti benar adanya. Tuhan yang maha tahu itu pada saat yang tepat akan membuka ketidakjujuran itu ke permukaan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kritsus, biarlah kami selalu malu atas diri kami sendiri jika kami tidak jujur kepada diri kami sendiri. Jadikanlah kami jujur seperti diri-Mu sendiri. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa...   --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-24 masa biasa, 21 September 2023, pesta Santo Matius, rasul dan pengarang Injil

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 20, 2023 8:40


Dibawakan oleh Suster Antona OSF dari Komunitas Alverna dan Suster Marietta OSF dari Komunitas St. Elizabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Efesus 4: 1-7.11-13; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Matius 9: 9-13 BIARKAN HATI YANG BERBICARA   Renungan kita pada hari ini bertema: Biarkan Hati Yang Berbicara. Pada hari ini 21 September Gereja kita merayakan pesta Santo Matius, rasul dan pengarang Injil. Ia berasal dari Capernaum di sekitar danau Genesaret, anak Alfeus. Ia dikenal sebagai pemungut pajak romawi, satu pekerjaan yang dibenci oleh orang-orangnya sedaerah karena memihak kepada bangsa penjajah Romawi.    Jelas ia dianggap pendosa berat. Tuhan Yesus dikritik keras karena menjadikan dia salah seorang murid-Nya. Tetapi Yesus beralasan bahwa tugas-Nya ialah sebagai penyembuh jiwa-jiwa yang berdosa. Matius juga dianggap sebagai penulis Injil Tuhan, dan menjadi rasul yang menginjili daerah Ethiopia. Proses Matius seorang pendosa yang paling dibenci orang-orang menjadi murid Yesus merupakan suatu gerakan hati yang dipenuhi oleh kuasa Allah.   Tuhan Yesus memiliki hati yang penuh belas kasih dan Ia melihat dengan hati-Nya itu dalam memilih orang-orang yang menjadi partner dalam bekerja. Matius dalam profesinya sebagai pembantu penjajah Romawi untuk memungut pajak masyarakat, juga memiliki hati yang tulus dan terbuka kepada Tuhan yang menemui dan memilihnya. Karena itu ia tidak mau kehilangan kesempatan, tidak terikat atau bergantung pada pekerjaannya, akhirnya ia meninggalkan itu dan mengikuti sang Guru, Yesus Kristus.   Kalau kita membiarkan hati yang mengerti, memilih dan berbicara, hasilnya adalah kebenaran. Tentu ini ada faktanya. Karena Tuhan berkenan tinggal di dalam hati nurani manusia untuk setiap kali memberikan nasihat bijak dan murni di kala kita mengambil keputusan. Pikiran sering berputar-putar dengan kemampuan rasionalisasi, imaginasi dan spekulasi misalnya untuk membela diri, kesombongan, mencari kambing hitam, dsb. Tetapi jika hati yang berpikir dan berbicara, terjadi seperti Samuel yang memilih Daud dari pada ke-7 saudaranya yang pertama, sehingga katanya: “Tuhan melihat di hati, dan bukan karena penampilannya”.   Dalam menjalankan kekuasaannya, hati Daud seperti kompas yang selalu menunjuk persis ke arah utara, yaitu kepada Allah. Matius, meskipun pikiran sibuk tentang urusan pajak dan mendapatkan keuntungan dari pekerjaan itu, hatinya jelas rindu akan Tuhan. Dengan pekerjaannya itu, ia menyadari tak bisa masuk ke dalam sinagoga untuk mendengarkan firman Allah dan berdoa. Pas ketika bertemu Yesus, kedua hati mereka yang dipenuhi kuasa Allah langsung cocok atau terkait satu sama lain. Dua kata: “Ikutilah Aku” dari Yesus segera mengubah hidup Matius. Ia berkeputusan untuk mengikuti Yesus. Bagi kita, berbicara dengan hati merupakan kesempatan untuk berbagi tentang kebaikan, kebenaran dan penguatan panggilan hidup kita.    Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, tinggallah selalu di dalam hati kami dan baharui hidup kami sesuai dengan kehendak-Mu. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-7, 27 Mei 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 27, 2023 6:34


Dibawakan oleh Victor dan Ade dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 28: 16-20.30-31; Mazmur tg 11: 4.5.7; Yohanes 21: 20-25 CAMPUR TANGAN YANG DIPERLUKAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Campur Tangan Yang Diperlukan. Ada seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun sedang bermain sepeda. Ia melajukan sepedanya dengan kencang melalui lorong-lorong kecil di sekitar rumah, sebelum kembali ke halaman rumah. Pada saat hendak memasuki halaman ia kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh di got. Ia berhasil keluar dari got tetapi ia tidak bisa mengangkat sendiri sepedanya dari dalam got.   Ia tidak menangis dan berusaha menahan sakit. Kemudian ia hanya diam dan terus memandang sepedanya di dalam got itu. Ia tidak mau berteriak kepada bapaknya yang ada di samping rumah dan sedang mengerjakan sesuatu karena ia takut dimarahi. Ketika bapak tahu bahwa anaknya sedang menghadapi masalah, ia datang kepada anaknya. Anak itu mulai menangis saat bapaknya mendekatinya dan membantu mengangkat sepedanya dari dalam got.      Tindakan sang bapak ini adalah sebuah contoh mencampuri urusan atau campur tangan pada momen yang tepat dan benar. Anaknya sungguh sedang membutuhkan sebuah pertolongan, dan pada saat itu datang tindakan turun tangan. Untuk rasul Petrus, jelas bahwa ia ditegur oleh Yesus karena ia mencampuri urusan murid lain yang dikasihi Tuhan dan urusan Yesus sendiri. Menurut Yesus, Petrus harusnya mengurusi saja dulu kepentingannya, sebelum sibuk dengan kepentingan orang lain. Dengan kata lain, momennya tidak tepat untuk campur tangan. Ini juga terjadi dengan kepentingan kekuasaan Romawi dan agama Yahudi yang saling campur urusan atau tarik-menarik dalam penderitaan yang dialami oleh Paulus saat ia berada di Roma.    Campur tangan atas kepentingan sesama pada dasarnya memang tidak bisa dihindari. Itu bagian dari memberikan perhatian. Namun supaya dapat menjadi suatu perbuatan yang sangat positif dan sebagai suatu pelayanan, mestinya kita bisa menghindari dua ekstrem yang membuat campur tangan itu menjadi tindakan yang salah dan berakibat buruk bagi kita sendiri dan orang lain.   Ekstrem pertama ialah campur tangan yang tidak perlu, atau tepatnya yang berlebihan dan salah tempat dan waktunya. Seorang yang sedang gelisah dan sedih, kita justru melibatkan dia dalam diskusi sesuatu hal yang membuat dia bertambah kacau pikiran dan hatinya. Kedua ialah tidak berbuat apa-apa atau sama sekali tidak campur tangan. Seorang teman menyesal sekali karena tidak bisa membantu rekannya, padahal sebenarnya ia bisa. Akibatnya rekan itu menderita kecelakaan lebih parah.  Jadi, dengan menghindari dua ekstrem ini tinggal satu pilihan saja, yaitu tindakan campur tangan yang diperlukan, pada waktu dan tempat yang benar, sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Dengarkanlah doa kami yang memohon kepada-Mu, ya Tuhan, supaya kami selalu saling memberikan perhatian demi meningkatkan kualitas hidup kami lebih baik dalam relasi dan kerja sama di antara kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

KPPI Yesus Penyembuh
Perwira Romawi yang Beriman kepada Yesus - KPPI 15 Mei 2023, Rev. Jacob B. Sumbayak

KPPI Yesus Penyembuh

Play Episode Listen Later May 15, 2023 35:45


Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. (Matius 8:8) Perwira Romawi ini memiliki iman yang sangat besar kepada Yesus. Dia percaya bahwa Yesus cukup berkata sepatah kata maka hambanya yang sedang sakit pasti akan sembuh. Hal ini menunjukkan bahwa perwira Romawi ini mengasihi hambanya dan dia tahu bahwa Yesus memiliki kuasa dan otoritas.

PSETUHNYA
S3E02 - Manfaat Cold Shower dan Ice Bath Untuk Immunitas Tubuh

PSETUHNYA

Play Episode Listen Later May 4, 2023 12:03


Kamu orang yang mandi air hangat terus dan ga kuat mandi air dingin ga? Hidupnya udah keenakan nih haha. Kebiasaan mandi atau berenang di air dingin sudah kebiasaan dari zaman Romawi. There must be something kan? Semoga abis denger podcast ini, kamu mulai mandi air dingin supaya dapat manfaat kesehatannya! Kalau kamu mau jadi bagian movement podcast sehat seutuhnya (PSETUHNYA), kalian bisa support podcast ini di ⁠⁠⁠sini⁠⁠⁠. Untuk yang mau konsultasi di Utuh Health ⁠di sini⁠.

SHEMA - Podcast Anak GKIKB
SHEMA Edisi Spesial Jumat Agung dan Paskah 2023 - Kebangkitan Yesus & Dusta Mahkamah Agama

SHEMA - Podcast Anak GKIKB

Play Episode Listen Later Apr 8, 2023 4:59


Hi adik-adik, SHEMA spesial Jumat Agung dan Paskah 2023 hari ketujuh ini mengajak kalian merenungkan Firman Tuhan yang terambil dari Matius 27:57-66, dengan judul perikop Yesus Dikuburkan & Kubur Yesus Dijaga. Yesus SUNGGUH BANGKIT! Ya, benar! Yesus Sungguh Bangkit! Saksi pertama bukan Maria Magdalena dan Maria yang lain, tapi para prajurit Romawi yang menjaga kubur Yesus. Ya, mereka menceritakan apa yang mereka alami, tentang kebangkitan Yesus, tentang kubur yang kosong! Walau akhirnya para prajurit itu pun menerima diri disogok atau disuap oleh Mahkamah Agama agar menyebarkan saksi dusta bahwa Yesus tidak bangkit, tapi dicuri para murid-Nya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih ragu dengan kebangkitan Yesus? Apakah kita mengabarkan, mewartakan, menceritakan tentang Yesus yang bangkit, tentang Yesus yang hidup dan menang atas maut, kepada banyak orang di sekitar kita?  Yuk, kita minta hikmat TUHAN untuk dapat mengerti kehendak-Nya melalui Firman Tuhan hari ini... Produksi : Tim Podcast Komisi Anak GKI Kebayoran Baru Pembacaan Alkitab : Alkitab Suara (Dramatized Audio Bible)

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu dalam Pekan Suci, 5 April 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 5, 2023 8:28


Dibawakan oleh Denny Surijanto dan Mandalina Salawah dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 50: 4-9a; Mazmur tg 69: 8-10.21bcd-22.31.33-34; Matius 26: 14-25 TANTANGAN YUDAS ISKARIOT Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tantangan Yudas Iskariot. Salah satu dari 12 rasul Yesus yang mati lebih dahulu ini bernasib tragis yang sangat negatif. Kita katakan begini untuk membedakan nasib tragis yang dialami hampir semua rasul lainnya yang kemudian hari mati tragis sebagai martir Gereja. Yudas mati sungguh tragis dan sangat tidak bermartabat. Kisah itu terjadi lebih dari 2000 tahun lalu, persisnya pada saat hukuman mati dijatuhkan kepada Yesus melalui pengadilan yang tidak adil. Kita yang mengenang peristiwa ini khususnya dalam setiap tahun sekitar hari-hari pekan suci, memandangnya sebagai pelajaran yang kaya dengan nilai-nilainya. Semua pelajaran itu merupakan tantangan Yudas Iskariot yang perlu kita hadapi sebagai bagian dari pembentukan iman kita kepada Kristus dalam sepanjang hidup kita masing-masing. Tantangan Yudas yang paling menonjol bagi kita saat ini ialah cinta akan materi. Gaya hidup yang bertumpu hanya pada materi, atau hidup hanya diukur oleh materi seperti uang dan harta benda, lazim kita kenal dengan sebutan materialisme. Dari gaya ini timbul aneka kejahatan lain seperti pencurian, korupsi, diskriminasi, perang, dan terorisme. Kita sebagai pengikut Kristus yang baik, tentu saja tidak ingin bernasib seperti Yudas, hanya karena berjuang untuk materi orang akhirnya menemukan kehampaan dalam hidupnya sendiri. Tantangan politisasi agama merupakan aspek yang lumayan penting bagi kita. Baik Yudas dan para rasul lainnya maupun para pemuka Yahudi rupanya punya kepentingan politik. Mereka ingin supaya ada Mesias yang hadir bagi mereka. Dengan bantuan Mesias mereka harus dibebaskan dari penjajah Romawi. Tetapi mereka salah paham dan mati langkah. Yesus bukan untuk mereka. Di dalam kehidupan bermasyarakat di negeri kita, kita ditantang untuk benar-benar menghindari politisasi agama. Jangan ada pengaruh politik masuk di dalamnya, demikian juga jangan pernah gaya hidup beriman memberlakukan cara-cara berpolitik yang cenderung memecah belah. Tantangan lain yang dapat kita tandai dari peristiwa siasat yang dimainkan oleh Yudas ialah kemunafikan. Siasatnya ialah memeluk Yesus, mencium-Nya, lalu mengirim pesan kepada para algojo dan orang-orang Yahudi untuk menangkap Yesus. Betapa ini merupakan cara-cara kemunafikan oleh siapa pun di antara kita yang menjual teman, saudara, kerabat, tetangga, kampung halaman, agama, bangsa dan tanah air sendiri. Motivasi apa pun itu yang senantiasa sangat duniawi, gampang membuat seseorang menyangkal yang seharusnya ia lindungi dan hormati. Tantangan-tantangan ini harus kita lawan dan kita atasi. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, terangilah kami selalu untuk menghindari sikap Yudas di dalam diri kami sehingga kami dapat hidup suci seperti diri-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-5 Pra Paskah, 28 Maret 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 28, 2023 7:58


Dibawakan oleh Cynthiana Santos dari Gereja Katedral Santo Yohanes Pembaptis, Keuskupan Agung Kuala Lumpur, Malaysia. Bilangan 21: 4-9; Mazmur tg 102: 2-3.16-18.19-20; Yohanes 8: 21-30 TIANG KEMULIAAN Renungan pada hari ini bertema: Tiang Kemuliaan. Tiang kayu palang atau lazimnya disebut salib, sebelum menjadi salib Yesus adalah sebuah tanda kehinaan luar biasa. Pribadi manusia yang dihukum di salib ialah seorang penjahat yang paling rendah martabatnya. Tetapi ketika mulai dengan Yesus Kristus yang dihukum berat dengan targetnya ialah kematian-Nya di salib, makna salib itu berubah. Bagi para pengikut Kristus, salib adalah tanda kemuliaan. Di samping itu, dalam pemahaman rohani mereka menganggap bahwa salib sebagai tanda kematian akan dosa, kejahatan dan kelemahan. Salib sebagai sebuah tiang kemuliaan untuk Yesus Kristus memiliki makna keselamatan. Pada zaman Musa dan bangsa Israel mengembara di padang gurun, salib belum mereka kenal. Tiang palang itu baru menjadi populer ketika bangsa penjajah Romawi menjadikannya sebagai sarana untuk menghukum para penjahat kerajaan. Tetapi sebagai tiang yang tertanam di tanah dan bermakna keselamatan, fungsi itu sudah dikenal oleh Musa dan bangsa terpilih. Menurut kitab Bilangan bab 21, ular tembaga yang ditaruh pada tiang menjadi tujuan pandangan orang-orang yang dipagut ular liar, dan mereka menjadi sembuh. Mereka tidak mati atau binasa karena ular, tetapi selamat dan pulih kembali. Sejak kayu palang ditaruh di pundak Yesus dalam kisah sengsara-Nya dan khususnya saat Ia bergantung hingga wafat di atasnya, makna keselamatan yang ditampilkan oleh salib disempurnakan menjadi kemuliaan. Keselamatan itu sebagai sebuah pembebasan dari ikatan-ikatan yang menyiksa atau yang membawa derita. Dari keselamatan, seseorang dinaikkan ke tempat yang tinggi yaitu tempat Yesus Kristus bersama Bapa dan Roh Kudus berada. Di atas salib itu tubuh Yesus yang mati bergantung tetapi Roh-Nya bangkit dengan mulia, seperti yang dikatakan-Nya sendiri di dalam Injil tadi: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia.” Kita sedang menuju pada peringatan sengsara Yesus Kristus dari taman Getsemani ke bukit Golgota. Hal ini mengingatkan kita akan pengalaman penderitaan kita masing- masing atau orang lain di sekeliling kita. Yesus menderita sangat hebat dengan buktinya Ia bergantung pada salib, yang mengingatkan kita akan hebat dan parahnya penderitaan yang pernah kita alami. Roh dan jiwa kita tidak mesti terbelenggu oleh tubuh yang didera beratnya salib penderitaan. Tubuh kita memang akhirnya mati dan hancur, tetapi roh dan jiwa kita akan bertahan untuk melewati keselamatan dan sampai kepada kemuliaan. Mengikuti Yesus Kristus berarti kita harus melewati penderitaan tubuh kita, karena kita sudah dijanjikan hasil terbaiknya yang akan menyusul. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang mulia, semoga kami senantiasa gembira dan suka cita dengan salib yang ada pada kami masing-masing. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

KATKIT Katekese Sedikit
Intrik Jahat Pembunuhan Yesus

KATKIT Katekese Sedikit

Play Episode Listen Later Mar 20, 2023 22:16


Karena mengisahkan orang-orang yang terkait dengan struktur politik, seperti lembaga masyarakat Yahudi dan negara Romawi pada zaman Yesus, Injil juga dapat dibaca secara politis. Dengan demikian, wafat Yesus dapat dilihat menurut sudut pandang itu. Simak! Seru juga! . Uraian ini bukan untuk mengingkari bahwa wafat Yesus untuk menebus dosa dunia, melainkan untuk memperlihatkan ada sistem politis jahat di balik peristiwa wafat Yesus. Catatan penting: kalimat terakhir di konten ini harus anda perhatikan baik-baik. --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/katkit/message

Narasipostmedia
Kala Hidayah Menyapa sang Panglima di Medan Laga

Narasipostmedia

Play Episode Listen Later Mar 1, 2023 10:40


Kala Hidayah Menyapa sang Panglima di Medan Laga Oleh. Najwa Tsaqeefa. R (Kontributor NarasiPost.Com dan Pelajar Cinta Islam) Voice over talent: Dewi Nasjag NarasiPost.Com-Hidayah memang istimewa, ia mahal dan berharga. Kedudukan dan status sosial seseorang bukanlah ukuran untuk mendapatkannya. Gelimang harta pun bukanlah jalan untuk dapat memperolehnya. Terkadang hidayah datang pada waktu yang tidak disangka-sangka. Bisa jadi ia datang pada saat penyerunya mungkin sudah putus asa. Pada saat musibah datang, atau bahkan ketika kebencian dan permusuhan sudah mencapai puncaknya. Sebagaimana kisah George bin Todzira. Hidayah datang kepada George bin Todzira, justru pada saat ia tengah bersiap berperang. Dia adalah panglima pasukan Byzantium. Pada Perang Yarmuk, ia menjadi pemimpin pasukan Roma yang berperang menghadapi umat Islam yang kala itu dipimpin oleh Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu. Sesaat sebelum pertempuran pecah, terjadilah kejadian yang menarik, hingga ia memeluk Islam dan berpindah posisi membela pasukan kaum muslimin. Dalam kondisi yang demikian, bisa kita bayangkan apa yang dirasakan pasukan Romawi waktu itu, mental tempur mereka telah mengendur karena terkejut, dan pastinya mereka menjadikan George sebagai target pertama yang harus mereka bunuh. Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2023/02/14/kala-hidayah-menyapa-sang-panglima-di-medan-laga/syiar/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost

Narasipostmedia
Perang Tabuk

Narasipostmedia

Play Episode Listen Later Feb 23, 2023 12:10


Perang Tabuk Oleh. Aya Ummu Najwa (Kontributor NarasiPost.Com) Voice over talent: Maya Rohmah NarasiPost.Com-Pada setiap waktu-waktu tertentu yang dimuliakan dalam Islam biasanya menyimpan sejumlah peristiwa besar. Salah satunya adalah bulan Rajab. Pada bulan ketujuh dalam kalender hijriah ini terjadi sejumlah peristiwa penting, salah satunya adalah Perang Tabuk, perang terakhir pada masa Rasulullah. Tabuk adalah nama suatu wilayah yang terletak di antara Wadi Al-Qura dan Syam. Perang Tabuk juga disebut Ghazwah Al-Usrah atau Perang Kesulitan. Dalam Raḫiqul Makhtum, karya Safyurrahman al-Mubarakfuri, [Riyadh: Muntada ats-Tsaqafah, 2013], h. 366, ditulis bahwa Perang Tabuk adalah perang yang terjadi antara tentara muslim melawan imperium Romawi. Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 H dan berakhir pada bulan Ramadan di tahun yang sama atau antara bulan September hingga Oktober 630 M. Perang Tabuk terjadi selama 50 hari, meski tidak terjadi kontak senjata karena pasukan musuh menyerah sebelum bertempur, dengan rincian 20 hari muslim berada di Tabuk dan 30 hari untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Tabuk. Saat Rasulullah hendak berangkat ke medan perang, cuaca pada saat itu terasa sangat panas dan sedang mengalami paceklik. Biasanya Rasulullah ketika akan berangkat ke Medan perang beliau sering menggunakan istilah tauriyah atau sindiran, namun kali ini beliau tidak menggunakan metode tersebut lagi terkait tujuan keberangkatan. Beliau dengan gamblang menjelaskan kepada para sahabat bahwa mereka akan menghadapi pasukan Romawi. Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2023/02/01/perang-tabuk/syiar/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost

KPPI Yesus Penyembuh
Perwira Romawi Beriman kepada Yesus - KPPI 30 Januari 2023

KPPI Yesus Penyembuh

Play Episode Listen Later Jan 30, 2023 29:49


Seorang perwira Romawi berkata kepada Yesus: “Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh”. Yesus heran dengan iman perwira yang sangat besar ini, dan Ia melakukan mujizat, hamba perwira itu sembuh. Siapa pun Saudara, percayalah bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Maka Saudara akan diselamatkan dan disembuhkan dari segala penyakit dan kelemahan.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-1 masa biasa, 14 Januari 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 13, 2023 6:54


Dibawakan oleh Tiburtius Hani dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Ibrani 4: 12-16; Mazmur tg 19: 8.9.10.15; Markus 2: 13-17. JURUS MENGUBAH SI PENDOSA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jurus Mengubah Si Pendosa. Keberpihakan Yesus kepada orang sakit, lumpuh, miskin, kerasukan roh jahat sama kuat dengan belas kasih-Nya kepada orang-orang berdosa. Para pendosa adalah mereka yang sedang sakit secara rohani. Pendosa publik seperti pencuri, pemerkosa, prostitusi, dan pemungut bea, mengalami sakit yang parah karena dikucilkan oleh masyarakat. Mereka sama dengan sampah. Pendosa publik sebenarnya ialah mereka yang berdosa di tengah masyarakat bahkan keluarganya sendiri secara terang-terangan. Mereka dikontrol sebuah sistem yang berlaku. Pria atau wanita prostitusi misalnya, mereka dikontrol oleh beban hidup dan sistem kehidupan masyarakat. Injil hari ini memperkenalkan kita seorang pendosa publik, yaitu Lewi anak Alfeus, si pemungut bea rakyat karena ia adalah pelayan bangsa penjajah, Romawi. Tentu saja ia dianggap sangat berdosa karena dalam memungut pajak ia banyak berbuat curang soal pungutan uang dan barang. Masyarakat sangat membencinya, tetapi ia tetap berbuat dosa karena ada hukum yang melindunginya. Lewi ini dikenal dalam lingkaran kedua belas rasul dengan nama Matius. Penginjil Matius menyebutnya sebagai si pemungut cukai. Dosa publik sangat menyakitkan masyarakat dan pendosa sendiri tidak bisa menghindari itu. Oleh karena itu Yesus harus turun tangan. Jurus yang Ia pakai ialah datang bertemu langsung, memanggil dia dengan namanya dan memerintahkan untuk menghentikan dosa itu. Ini mengandung arti, dosa yang tidak hanya mencelakakan diri sendiri tetapi sangat merugikan orang banyak dan menjadi dosa serius, harus dihentikan. Dosa besar yang serius jangan dibiarkan berkembang dan menyebar. Kalau dibiarkan, itu namanya berkolaborasi dengan penjahat atau bekerja sama dengan setan. Salah satu senjata yang penting sekali untuk menghentikan dosa ialah firman Tuhan. Kita mengenal firman Tuhan sebagai kabar gembira. Kita semua meyakini bahwa firman Tuhan adalah semua kebijaksanaan Allah dan ajaran-ajaran tentang kebenaran. Pada hari ini Surat kepada orang-orang Ibrani memberi kesaksian bahwa firman Tuhan itu tajam sekali seperti pedang bermata dua. Ia penetrasi sampai paling dalam hati dan pikiran manusia. Lewi si pemungut cukai mengalami itu sendiri. Melalui pembaptisan, Yesus Kristus membuat kita menjadi bagian dari sistem baru yang Ia bangun. Dosa-dosa yang kita perbuat setelah pembaptisan beraneka dan banyak, tetapi Tuhan Yesus punya jurus untuk mengubah hidup kita. Gereja menjalankan tugas ini dengan menjadi sarana bagi perubahan diri umatnya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, bebaskanlah kami dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan negatif yang sering menjerumuskan kami ke dalam dosa. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Kajian Sunnah
Kajian Sunnah Surah Ar Rum Ayat 1-2 Al Ustadz Abdul Malik Hafizhahullah

Kajian Sunnah

Play Episode Listen Later Nov 17, 2022 5:18


Bab kabar kemenangan bangsa Romawi setelah dikalahkan persia dari Buku Tafsir Ibnu Katsir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-30 masa biasa, 28 Oktober 2022; pesta Santo Simon dan Santo Yudas, rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 27, 2022 7:44


Dibawakan oleh Hagung Sipri dan Veronika Ertha Rahayuni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Efesus 2: 19-22; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Lukas 6: 12-19 PERANG MELAWAN TEROR Renungan kita pada hari ini bertema: Perang Melawan Teror. Dunia kita saat ini terus-menerus berperang melawan terorisme. Secara khusus, di Indonesia ancaman teror ini bertubi-tubi, dan dari tahun ke tahun. Satu orang atau kelompok dapat diatasi pemerintah dan para penegak hukum, namun oknum atau kelompok lain muncul kembali. Ancamannya begitu serius sehingga pemerintah dan segenap masyarakat berusaha bekerja sama untuk memeranginya. Gereja kita wajib berperang melawan terorisme saat ini dengan kekuatan rohani yang masif, seluruh umat manusia. Gereja melakukan ini bersama Yesus. Ia telah melakukan itu dalam pelayanan publik-Nya di dunia. Pada satu peristiwa khusus Ia memilih Simon orang Zelot dan Judas, bersama kesepuluh rasul lainnya untuk membentuk sebuah pasukan inti. Pada hari ini seluru Gereja merayakan pesta rasul Simon dan Yudas. Kata “Zelot” mengandung arti teroris. Simon ini berasal dari kaum pemberontak yang melawan penjajah Romawi yang bernama kaum Zelot yang dalam bahasa Yahudi Kana'im, yaitu pencemburu dari Allah. Mereka tak mau Allah mereka diganggu kelompok lain. Yesus harus memilih orang-orang kuat dan terpercaya supaya mampu bersama Dia melawan semua bentuk kejahatan di dunia ini. Sebelum bertemu Yesus, Santo Paulus sering bertindak seperti seorang teroris. Menurut Kisah Para Rasul ia mengejar, menangkap dan memasukkan ke penjara pria dan wanita pengikut Kristus. Dia bahkan mengatakan begini: Saya sungguh bertindak liar dengan terbakar oleh kemarahan terhadap orang-orang Kristen, yang saya kejar bahkan sampai ke kota-kota di tanah asing (Kis 26,11). Kelompok yang menebar teror, saat ini yang dikenal sebagai kaum radikalis, mendatangkan ketakutan di seluruh dunia. Yakinkah kita kalau Yesus mampu mengubah hati para teroris yang paling keras sekalipun? Yesus mengubah Santo Simon dan Santo Paulus, dan sampai detik ini Ia tetap sama sebagai Tuhan yang dapat mengubah hati para teroris. Mereka tidak hanya diubah hati dan arah hidupnya, bahkan mereka dijadikan dasar bangunan Gereja, kediaman Allah dan rumah orang-orang beriman. Santo Simon, Judas dan Paulus kini adalah para jenderal dalam Kerajaan Allah, dalam melindungi Gereja kita. Yesus mengatasi para teroris dengan kasih. Kita semua memakai kasih yang sama untuk mengatasi teror-teror kejahatan dan kegelapan di dalam komunitas beriman kita. Tetapi kita harus bersama Kristus. Tanpa dengan Dia, kita tak akan mampu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Yesus guru yang baik dan bijaksana, jadikanlah kami serdadu-serdadu-Mu untuk berani dan berkorban mengalahkan kejahatan yang mengancam Gereja-Mu. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

KPPI Yesus Penyembuh
Yesus Menyembuhkan Hamba Seorang Perwira – KPPI 27 Oktober 2022, Pdt. Joseph Batubara

KPPI Yesus Penyembuh

Play Episode Listen Later Oct 27, 2022 28:48


Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. (Matius 8:13) Perwira Romawi ini memiliki iman yang sangat besar kepada Yesus. Dia percaya / beriman bahwa Yesus cukup berkata sepatah kata saja dari jauh, maka hambanya yang sedang sakit pasti akan sembuh. Hal ini menunjukkan bahwa perwira Romawi ini mengasihi hambanya dan dia tau bahwa Yesus memiliki kuasa dan otoritas.

Missiodei
Eps. 128 Orang-orang Unggulan

Missiodei

Play Episode Listen Later Oct 2, 2022 76:13


*Orang-orang Unggulan* 1 Petrus 1:1-2 Surat Petrus ditulis oleh rasul Petrus ketika dia berada di Roma bersama Rasul Paulus dan Markus di tahun 40 Masehi. Surat tersebut ditulis kepada jemaat Kristen yakni orang-orang Yahudi dan Yunani yang berada di perantauan dan dalam pengawasan Romawi. Petrus menampilkan doktrin iman Kristen secara praktis yakni berhubungan dengan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari menuju pada suatu kehidupan yang unggul dan memuliakan Tuhan. Kerinduan manusia untuk memiliki generasi yang unggul dan berkualitas di hadapan Tuhan hanya bisa didapatkan dari rencana Tuhan melalui panggilan para Rasul untuk melakukan pekerjaan kasih dengan misi Ilahi. Orang-orang yang dipilih dan orang-orang unggulan (dalam bahasa Yunani Eklektos) telah direncanakan Allah melalui proses lahir kembali yakni adanya proses pengampunan dosa. Yesus Kristus lah yang berperan mengampuni dosa sebab dosa telah membuat manusia tidak berkualitas, itu berarti Yesus Kristus telah membuat manusia mendapat kemuliaan kembali serupa dan segambar dengan Allah. Yesus Kristus juga melakukan pengudusan bagi manusia sehingga membuat manusia bermoral baik dan mengalami pembaharuan hidup. Yesus Kristus juga melepaskan manusia dari perbudakan si Iblis, itu berarti manusia secara rohani pun diubah-Nya menjadi berkualitas. Lalu, Yesus Kristus pun mengaruniakan Roh-Nya yaitu Roh Kudus yang bekerja sebagai agen kekudusan, itu berarti Roh Kudus akan mengajarkan manusia untuk hidup Kudus, Roh Kudus juga sebagai Pengarang yang mengarahkan penulis kitab dan Roh Kudus memampukan para rasul untuk memberitakan Injil. Oleh sebab itu, ketika kita bersekutu dengan Allah Tritunggal maka kita masuk pada dimensi kehendak Tuhan menjadi orang-orang unggulan. Orang-orang unggulan meliputi: 1. Orang-orang yang berharga di mata Allah sehingga pastilah Allah memelihara dan melindunginya. 2. Orang-orang yang menerima warisan kerajaan Allah ialah orang-orang yang percaya dan menerima Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam hidupnya. 3. Orang-orang yang menjadi sahabat-sahabat Allah yakni manusia yang ditetapkan Allah untuk melakukan pekerjaan Allah dalam mengajarkan Injil Kerajaan Allah. Nilai-nilai mulia dalam pribadi orang yang unggul: 1. Tekun bersekutu dengan Allah Tritunggal, meminta kasih Tuhan dalam hidupnya 2. Rendah hati 3. Bermental rajin dan bermoral disiplin 4. Berkorban (bekerja tanpa pamrih) demi kemajuan dan keselamatan manusia 5. Sederhana, jujur, mengasihi sesama bahkan tidak merusak lingkungan Jadi, milikilah nilai-nilai mulia dalam kehidupan kita untuk menjadi orang-orang unggulan di bumi ini dan memuliakan Tuhan. --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app

ReLive! - ECC Church Weekly Sermon
PS. Nala Widya - The Macedonian

ReLive! - ECC Church Weekly Sermon

Play Episode Listen Later Aug 10, 2022 41:16


Dalam episode ini Pastor Nala Widya mengjarkan kita dari jemaat Makedonia. Makedonia di zaman itu adalah daerah yang miskin dan menderita akibat penjajaan Romawi. Namun dikatakan bahwa meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 2Korintus 8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Contoh memberi menurut kemampuan adalah persepuluhan dan persembahan reguler kita, yang kita berikan sesuai dengan perhitungan. Sedangkan memberi melampaui kemampuan adalah ketika kita memberi di luar perhitungan kita yang biasa. Inilah yang menjadi dasar dari persembahan Janji Iman. Secara manusia mungkin sepertinya apa yang kita punya tidak cukup, namun kita beriman bahwa Tuhan akan mencukupkan dan menyanggupkan kita untuk memenuhi janji tersebut. 2Korintus 8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Visi gereja kita ECC adalah menjadi Home for Generations, rumah bagi semua generasi untuk mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama dengan cara yang kreatif. Keterlibatan kita dalam Janji Iman ini hendaklah bukan karena terpaksa, melainkan karena kita menangkap visi tersebut dan ingin mengambil bagian dalam pembangunan rumah Tuhan bagi generasi. Persembahan Janji Iman yang terkumpul tahun ini akan difokuskan untuk membangun fasilitas khususnya untuk Bridge Teens, karena kita percaya bahwa mereka adalah masa depan dan kita ingin memenangkan generasi ini bagi Tuhan dari usia yang sedini mungkin.

KPPI Yesus Penyembuh
Iman Tentara Romawi Lebih Besar dari Orang Israel - KPPI Online 14 Juli 2022, Rev. Jacob B. Sumbayak

KPPI Yesus Penyembuh

Play Episode Listen Later Jul 14, 2022 28:18


Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata:"Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Lukas 7 : 8-9 Bila kita percaya kepada Yesus, maka kita tidak akan dikecewakan. Bila kita yakin kepada Yesus, maka kita akan mendapatkan anugerah. Tuhan Yesus adalah Allah penyembuh. Ia sanggup menolong dan menyembuhkan segala sakit penyakit dan kelemahan kita. Percayalah kepada Tuhan Yesus dan terus mengharapkan mujizat terjadi dalam hidupmu, sebab Ia sanggup menolongmu. Sebab, kuasa Tuhan tidak pernah berubah dari dulu sekarang dan selamanya.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan ke-13 masa biasa, 29 Juni 2022; hari raya Santo Petrus dan Santo Paulus, rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 28, 2022 7:35


Dibawakan oleh Vikti dan Windu dari Gereja Kristus Raja, Paroki Bajiro di Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang. Kisah Para Rasul 12: 1-11; Mazmur tg 34: 2-3.4-5.6-7.8-9; 2 Timotius 4: 6-8.17-18; Matius 16: 13-19 MEREKA BERDUA ISTIMEWA Renungan kita pada hari ini bertema: Mereka Berdua Istimewa. Bukti kesaksian iman rasul Petrus dan Paulus kepada Kristus yang ada di tangan kita ialah kitab suci perjanjian baru. Masing-masingnya memiliki cerita yang sangat unik dan menggugah hati kita. Mereka mewariskan tulisan-tulisannya yang kita kenal dalam surat-surat mereka. Ini adalah fakta narasi, kata, dan kisah. Bukti lain mengenai mereka dapat kita sebut sebagai fakta panggung, medan, atau tempat yang dulu mereka dijumpai. Kini Gereja mengabadikan panggung-panggung itu sebagai tempat suci dan sarana devosi Gereja. Saat ini, sejujurnya panggung yang memberikan kesaksian kepada dunia tentang kedua rasul ini ialah kota Roma, Italia. Mereka sebenarnya orang-orang Yahudi di Palestina. Tetapi saat ini hampir tidak ditemukan bekas-bekas peninggalan baik kedua rasul tersebut di tanah Palestina. Ketika orang-orang berziarah ke Yerusalem dan daerah Danau Galilea dan sekitarnya, bukti panggung tentang kedua rasul ini sangat terbatas. Hanya kota Yesus di Kapernaum yang bisa memberikan beberapa fakta kuat, misalnya ada puing-puing rumah mertua Petrus. Tetapi ketika orang mengunjungi kota Roma di Italia mereka akan mendapatkan banyak fakta panggung tentang kedua rasul ulung ini. Di antara banyak fakta tersebut, yang paling disukai pengunjung ialah makam mereka. Masing-masing makam itu kini berdiri di atasnya Basilika Santo Petrus di dalam kota Vatikan dan Basilika Santo Paulus terletak di luar tembok kota Roma yang lama. Kisah Para Rasul mengisahkan sedikit drama perjalanan mereka ke Roma untuk menghadapi tuntutan hukum yang ditangani oleh kekuasaan Romawi. Catatan sejarah Gereja Kristen memberikan rincian lain tentang proses terjadinya hukuman berat atas Petrus dan Paulus di Roma. Waktu dan sejarah yang kemudian membuktikan bahwa panggung kota Roma telah membuat mereka memberikan kesaksian tertinggi akan Yesus Kristus yaitu melalui kemartiran mereka. Darah mereka yang ditumpahkan itu berbuah dengan menumbuhkan iman Kristen yang kian mendunia. Saat ini, Roma dan khususnya Vatikan adalah panggung sentral Gereja Katolik, antara lain karena rasul Petrus dan Paulus yang merintisnya. Di Yerusalem dan tanah Yudea terbukti panggung awal panggilan Petrus dan Paulus, di Roma mereka berdua mempertontonkan bahwa pilihan kepada Yesus memang harus radikal, di dalam kitab suci mereka tetap mengajarkan kebenaran tentang Yesus Kristus, dan di surga mereka berdua adalah orang-orang kebanggaan kita, orang kudus yang terpuji. Pada hari raya Petrus dan Paulus ini hendaknya kita bersyukur atas Gereja kita yang universal dan apostolik. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga berkat-berkat-Mu menjadikan kami berbakti penuh kepada Gereja-Mu seperti rasul Petrus dan Paulus. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

SiKutuBuku
Hidup Bahagia ala Filosofi Stoik | Letters from a Stoic

SiKutuBuku

Play Episode Listen Later Jun 15, 2022 9:27


Saya membahas buku Letters from a Stoic karya Seneca. Buku ini membahas bagaimana cara menciptakan hidup yang bahagia berdasarkan filosofi masa lalu. Jika bicara Romawi kuno, kita mungkin merasa hal ini jauh di masa lalu dan tidak relevan lagi di jaman sekarang. Menariknya, buku ini yang berisi kumpulan surat dari Seneca, seorang filsuf jaman Romawi kuno ternyata masih relevan. Manusia tetaplah manusia, tidak peduli di jaman apa mereka hidup, mereka masih bertanya hal yang sama, tantangan hidup yang sama, harapan, dan juga mimpi. Seneca merupakan seorang filsuf terkenal di jaman hidupnya. Dia bahkan seringkali dikenal sebagai salah satu dari tiga filsuf stoik penting dalam sejarah. Sederhananya, stoikisme mengajarkan kita apabila kita memiliki fundamental dan batin yang kuat, maka kita bisa menerima dan bertahan setiap situasi yang muncul dalam hidup.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-7 Paskah, 4 Juni 2022

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 3, 2022 7:01


Dibawakan oleh Anggi dan Patricia, guru SMPK Bintang Kejora Ciputat, Keuskupan Agung Jakarta. Kisah Para Rasul 28: 16-20.30-31; Mazmur tg 11: 4.5.7; Yohanes 21: 20-25 CAMPUR TANGAN YANG DIPERLUKAN Renungan kita pada hari ini bertema: Campur Tangan Yang Diperlukan. Kita ingin mengungkapkan suatu campur tangan yang tepat dan benar. Kita juga tidak ingin memaksa untuk ikut campur jika memang tak perlu. Jika Anda merasa berkewajiban untuk campur tangan, lakukan saja. Roh Kudus yang menggerakkan kita pada saat yang tepat agar kita campur tangan untuk suatu urusan orang lain, namun pada saat yang lain akan Ia mencegah kita untuk berbuat demikian. Pada suatu Misa di hari minggu, Pastor Paroki berkhotbah seperti biasanya. Pada umumnya umat mendapat kesan yang baik terhadap permenungan pastor itu. Ada seorang umat pada suatu kesempatan lain pernah menulis pesan wa kepada sang pastor, yang berbunyi seperti ini: “Pastor, saya merasa hidup saya setiap hari diusik oleh siraman firman Tuhan. Saya merasa ditegur, selain itu juga saya dihibur, diberikan ketenangan, dan diarahkan jalan yang bijaksana”. Ini merupakan satu contoh mencampuri urusan atau campur tangan pada momen yang tepat dan benar. Untuk rasul Petrus, rasanya ia ditegur oleh Yesus karena ia mencampuri urusan murid lain yang dikasihi Tuhan dan urusan Yesus sendiri. Menurut Yesus, Petrus harusnya mengurusi saja dulu kepentingannya, sebelum sibuk dengan kepentingan orang lain. Dengan kata lain, momennya tidak tepat untuk campur tangan. Ini juga terjadi dengan kepentingan kekuasaan Romawi dan agama Yahudi yang saling campur atau tarik-menarik dalam penderitaan yang dialami oleh Paulus saat berada di Roma. Campur tangan atas kepentingan sesama pada dasarnya memang tak bisa dihindari. Itu bagian dari memberikan perhatian. Namun supaya dapat menjadi suatu perbuatan yang sangat positif dan sebagai suatu pelayanan, mestinya kita bisa menghindari dua ekstrem yang membuat campur tangan itu menjadi tindakan yang salah dan berakibat buruk bagi kita sendiri dan orang lain. Ekstrem pertama ialah campur tangan yang tidak perlu, atau tepatnya yang berlebihan dan salah tempat dan waktunya. Seorang yang sedang gelisah dan sedih, kita justru melibatkan dia dalam diskusi sesuatu hal yang membuat dia bertambah kacau pikiran dan hatinya. Kedua ialah tidak berbuat apa atau sama sekali tidak campur tangan. Seorang teman menyesal sekali tak bisa bantu rekannya, padahal sebenarnya ia bisa berikan pertolongannya, akibatnya rekan itu menderita kecelakaan lebih parah. Jadi, dengan menghindari dua ekstrem ini tinggal satu pilihan saja, yaitu tindakan campur tangan yang diperlukan, pada waktu dan tempat yang benar, sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Dengarkanlah doa kami yang memohon supaya kami selalu saling memperhatikan antar pribadi dan sesama yang lain untuk meningkatkan kualitas hidup kami lebih baik dalam relasi dan kerja sama di antara kami. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Roman Benang Merah
Episode 26 : “Pada Gilirannya”

Roman Benang Merah

Play Episode Listen Later May 28, 2022 24:38


Kami akan mengisahkan apa yang terjadi di awal perjalanan Ferdinand Magellan mengelilingi dunia pada tahun 1519, dari mulai kasus sodomi di kapal, hingga pesta sex orgy ala Romawi di Brazil. Sedangkan di Nusantara, Sultan Mahmud Syah yang gagal untuk kesekian kalinya menundukkan Portugis di Malaka, harus berhadapan pula dengan musuh lama Bangsa Melayu, yakni orang Batak Aru dengan sultannya yang bernama Husin.

Kencan Dengan Tuhan
Edisi hari Selasa, 22 Maret 2022 - Berdoalah!

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Mar 21, 2022 6:24


"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26) Renungan: Pernahkah kita mengalami keadaan tertekan seperti berada di penjara, kita terkekang seolah tidak bisa keluar dari situasi tersebut? Saat menghadapi keadaan seperti ini, Silas dan Paulus yang sedang terbelenggu di dalam penjara yang dikawal oleh tentara Romawi, malahan berdoa dan menaikkan puji pujian kepada Tuhan. Di dalam hati yang bersyukur dan terpaut dengan Tuhan itulah mereka mendapat sukacita serta kemenangan. Paulus yang sudah mengalami berbagai kesesakan dan selalu menang atas keadaan sukar itu, mengajar kita untuk bersukacita senantiasa. Ada seorang gadis yang mengalami kebenaran ajaran Paulus ini pada waktu ia mengalami kesesakan. Waktu itu ia merasa tidak sehat, tubuhnya demam, berbeban berat dan hatinya galau karena memikirkan tidak ada perubahan yang berarti dalam hidupnya. Hatinya bertanya mengapa Tuhan tidak juga mengangkat hidupnya ke tingkat yang ia impikan, padahal ia sudah belajar setia melayani Tuhan sejak remaja. Untuk mengalihkan perhatiannya dan mendapat sedikit kesenangan, ia main game di laptopnya. Sambil bermain dia menyanyikan lagu-lagu duniawi, namun ada suara di hati kecilnya yang berkata, "Mengapa engkau tidak menyanyikan lagu-lagu pujian? Ia menaati suara itu dan menyanyikan lagu, 'Ke manakah aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu Tuhan. Ku berlari mendaki ke langit namun engkau ada di sana...." Ketika menyanyikan lagu itu tiba-tiba air matanya mengalir tiada henti lalu suara lembut tadi berbicara lagi, "Mengapa engkau tidak mematikan gamenya dan mengambil sikap berdoa?" Ia mengeraskan hati dan berkata, "Ah nanggung nih. Skornya lagi tinggi banget, belum pernah mencapai level setinggi ini." Tiba-tiba saja layar laptopnya yang tidak pernah bermasalah menjadi menghitam dan tanpa menunda lagi ia langsung mengambil sikap berdoa. Ia menyanyikan lagu yang sama berulang-ulang dan air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Saat itu juga ia merasakan kelegaan. Semua keluh kesahnya Tuhan ganti dengan penghiburan dan pengharapan yang baru. Ia mengalami kebebasan ketika datang kepada Tuhan di dalam doa pujian dan penyembahan. Firman Tuhan mengatakan bahwa dia bertahta di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:4). Paulus mengatakan bahwa Roh membantu kita berdoa dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Ketika dalam masa kesesakan, datanglah kepada Tuhan dengan hati yang hancur, sampai kita tidak bisa berkata apapun, maka Roh Kudus akan membantu kita berdoa. Jika saat ini kita sedang berbeban berat hampirilah Tuhan dalam doa dan pujian, niscaya ada kemenangan yang akan kita dapatkan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, rasanya beban hidupku sangat berat dan aku tidak sanggup menanggungnya sendirian. Tolong berilah aku kelegaan dan kemenangan yang berasal dari padaMu. Amin. (Dod).

Pinter Politik
Jika Kekaisaran Romawi Tidak Runtuh

Pinter Politik

Play Episode Listen Later Mar 11, 2022 8:39


Tahun 161 Masehi menandai babak baru kekuasaan di Kekaisaran Romawi, tepatnya ketika Marcus Aurelius naik takhta. Kaisar yang dikenal juga sebagai salah satu filsuf Stoic ini sering disebut-sebut sebagai salah satu dari the Five Good Emperors. Pada 17 Maret tahun 180 Masehi, Marcus Aurelius meninggal di Sirmium, Provinsi Pannonia, setelah terlibat perang dengan orang-orang Germanic. Penyebab kematiannya masih simpang siur. Putranya, Commodus, yang masih berusia 17 tahun kemudian naik takhta menggantikan ayahnya. Mulailah Romawi masuk ke era perang saudara yang menandai awal dari kemunduran entitas kekuasaan tersebut. Inilah Risalah Jika Romawi Tidak Runtuh.

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Selasa, 8 Maret 2022 - Pribadi yang Rendah Hati

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Mar 7, 2022 5:34


"Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:14) Renungan: Di dalam perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di bait Allah, kita dapat melihat ada dua karakter yang begitu jauh berseberangan satu dengan yang lain. Yang pertama adalah orang Farisi. Orang Farisi adalah orang yang dianggap pandai, suci dan begitu terpandang di masyarakat. Mereka mengetahui seluruh isi hukum Taurat dan memiliki kehidupan beragama yang saleh. Berbeda dengan pemungut cukai. Pemungut cukai adalah orang yang memungut pajak bagi orang Israel. Mereka dianggap sebagai antek bangsa Romawi yang menjajah mereka. Mereka selalu memungut pajak jauh lebih tinggi dari yang seharusnya. Pemungut pajak begitu dibenci dan dipandang sebagai sampah masyarakat. Keadaan yang tampak luar itu ternyata tidak menjamin karakter mereka yang sesungguhnya. Ketika mereka sedang berdoa di Bait Allah, orang Farisi merasa benar dihadapan Allah dan memandang rendah pemungut cukai itu dengan mengatakan bahwa dia bukanlah orang jahat, bukan perampok, bukan pezina, rajin berpuasa dua kali seminggu, memberikan perpuluhan dan juga merasa bahwa dia bukanlah orang seperti pemungut cukai itu. Sedangkan pemungut cukai itu duduk di belakang dan mengatakan, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." Kebanyakan orang cenderung bersikap seperti orang Farisi tersebut. Hanya karena mereka rajin beribadah dan melakukan kewajiban-kewajiban agama dan tidak berbuat jahat, mereka merasa bahwa mereka sudah hidup dengan benar dan dibenarkan di hadapan Allah. Padahal kenyataannya belum tentu demikian. Mereka memandang rendah orang lain yang mungkin tidak seperti dirinya. Mereka menjadi sombong karena merasa lebih baik. Padahal tanpa mereka sadari, cepat atau lambat sikap sombong itulah yang membuat mereka jatuh. Allah ingin kita selalu menjadi orang yang rendah hati di hadapannya. Jangan merasa diri benar hanya karena telah melakukan kewajiban-kewajiban agama di hadapan Tuhan karena Tuhan tidak menghendaki hanya itu saja yang kita lakukan. Tuhan ingin kita jauh lebih baik dari orang Farisi tersebut agar kita boleh masuk dalam kerajaan-Nya. Tuhan ingin kita merendahkan diri di hadapan-Nya, sebab Dia sendirilah yang akan mengangkat kita ke tempat yang tinggi (1 Petrus 5:6). Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, lepaskanlah kesombongan yang selama ini mengikat diriku, sehingga aku sering menganggap rendah orang lain. Jadikanlah aku pribadi yang rendah hati, seperti Engkau sendiri. Amin. (Dod).