POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 7 April 2025Bacaan: "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2) Renungan: Kemarahan itu bagaikan ranjau kehidupan, artinya, sesuatu yang mampu memiliki daya yang menghancurkan hidup kita. Dengan demikian, berhentilah untuk marah karena kemarahan tidak pernah akan mengerjakan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengerdilkan kekuatan Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan mengangkat damai sejahtera Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan membuat kita tidak dapat berdoa. Demikianlah kemarahan akan membawa kita dari satu kerugian rohani kepada kerugian rohani yang lain, dan akhirnya mendamparkan kita pada kepahitan. Seseorang berkata, "Barang siapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah. Bukankah firman Tuhan pun mengajarkan kepada kita, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Artinya, kita boleh marah tetapi jangan membiarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku memaafkan setiap orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka ke dalam belaskasihan-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 24 Januari 2025 Bacaan: TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?" (Mazmur 27:1) Renungan: Takut adalah "penyakit" yang sering menjangkiti manusia. Padahal takut terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi adalah suatu kebodohan. Banyak orang takut terhadap usia yang mulai menua. Takut terhadap sakit-penyakit. Takut ditinggal pasangan hidup karena kematian. Takut terhadap kesepian meski ia tidak tinggal sendirian. Takut kehilangan mata pencaharian, terutama orang yang mendekati usia pensiun. Dan banyak lagi berbagai ketakutan yang menghinggapi banyak orang. Pemazmur pernah mengalami ketakutan. la takut kepada lawan atau musuh-musuhnya karena mereka nyata ada di depan mata. Tetapi ia percaya bahwa Allah adalah sumber keselamatannya. Allah adalah terang jalannya. Oleh sebab itu ia tidak takut dan gemetar lagi. Allah menjadi jaminan pertolongannya. Apakah kita saat ini sedang mengalami ketakutan tertentu? Janganlah takut pada kematian. Jangan pula takut terhadap kesepian atau sakit-penyakit sebab Allah mampu dan senantiasa siap menolong kita. lalah benteng kita. Hanya dengan beriman kepada Tuhan sajalah rasa takut tidak dapat menguasai hidup kita. Buanglah ketakutan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, lepaskan aku dari roh ketakutan dan yakinkan aku bahwa bersama dengan Engkau semua akan baik-baik saja. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 1 Oktober 2024 Bacaan: "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2) Renungan: Seseorang menggambarkan kemarahan sebagai ladang ranjau kehidupan. Artinya, sesuatu yang mampu mempunyai kekuatan untuk menghancurkan hidup kita. Maka dari itu, berhentilah marah karena marah tidak akan pernah menghasilkan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengecilkan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Kemarahan mengangkat kedamaian Tuhan dalam hidup kita. Kemarahan membuat kita tidak bisa berdoa. Dengan demikian kemarahan akan membawa kita dari satu kehilangan rohani ke kehilangan lainnya, dan pada akhirnya membawa kita ke dalam kepahitan. Will Rogers berkata, "Barangsiapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah. Bukankah firman Tuhan juga mengajarkan kita, “Apabila kamu menjadi marah marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.” Artinya, kita boleh marah tapi jangan biarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mengampuni setiap orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka kepadaMu karena Engkau adil adanya. Amin. (Dod).
Buanglah perselisihan jauh-jauh dari dalam rumah tangga, tetapi hikmat yang dari surga pertama suci, kemudian suka kedamaian, lemah lembut. // Kita harus menganggap diri kita sebagai juru kunci harta milik Tuhan dan Allah sebagai pemilik utama.
Buanglah perselisihan jauh-jauh dari dalam rumah tangga, tetapi hikmat yang dari surga pertama suci, kemudian suka kedamaian, lemah lembut. // Kita harus menganggap diri kita sebagai juru kunci harta milik Tuhan dan Allah sebagai pemilik utama.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 11 Desember 2023 Bacaan: "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2) Renungan: Seseorang menggambarkan kemarahan bagaikan ranjau kehidupan. Artinya, sesuatu yang mampu memiliki daya yang menghancurkan hidup kita. Dengan demikian, berhentilah untuk marah karena kemarahan tidak pernah akan mengerjakan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengerdilkan kekuatan Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan mengangkat damai sejahtera Tuhan di dalam hidup kita. Kemarahan membuat kita tidak bisa berdoa. Kemarahan akan membawa kita dari satu kerugian rohani kepada kerugian rohani yang lain, dan akhirnya menjerumuskan kita ke dalam kepahitan. Orant lain pernah berkata, "Barang siapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah." Bukankah firman Tuhan juga mengajarkan demikian kepada kita, “Jika kamu marah, janganlah berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Artinya, kita boleh marah tapi jangan biarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku memaafkan semua orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka pada-Mu agar mereka pun mampu memiliki hati seperti hati-Mu, hati yang penih kasih pada semua orang. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 10 Desember 2023 Bacaan: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23) Renungan: Ada sebuah pernyataan, "Kehidupan ini sesungguhnya hanya terdiri dari 10% mengenai apa yang terjadi di dalam kehidupan kita, selebihnya 90% adalah tentang bagaimana kita meresponsnya. Kita tahu bahwa apa yang terjadi di dalam kehidupan ini berada di luar kontrol kita, namun memberi reaksi terhadap apa yang terjadi, berada sepenuhnya di dalam kontrol diri kita. Sebagai contoh ada seseorang yang mengalami cacat seumur hidup karena kecelakaan yang dialaminya ketika ia berumur 5 tahun, ketika sang ibu mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dia berkata, "Puluhan tahun saya menyimpan kebencian dan tidak dapat mengampuni ibu saya. Namun pada akhirnya saya sadar bahwa sikap saya tersebut justru melukai hati saya lebih daripada melukai hati ibu saya. Dan sekarang kami bagaikan dua sahabat." Peristiwa kecelakaan tersebut hanya menjadi sebuah memori yang buruk yang mengisi 10% perjalanan kehidupannya, namun reaksi yang salah membelenggu 90% perjalanan kehidupan dalam kebencian dan luka hati. Dengan berkaca pada kisah singkat tersebut, mari kita introspeksi, dan melihat bagaimana kita merespons setiap permasalahan dan pergumulan hidup yang kita jalani. Jangan biarkan kepahitan, kebencian, kemarahan, dan luka hati masih menggores cerita kehidupan kita. Buanglah sampah-sampah kehidupan yang telah mengisi 90% cerita perjalanan kehidupan kita selama ini. Mulailah dengan sesuatu yang baru di dalam pikiran kita bahwa apa yang tidak dapat kita kontrol hanya akan mengisi 10% kehidupan kita, dan kita masih memiliki tanggung jawab untuk 90% yang berada dalam kontrol kita. Ingatlah pikiran yang benar akan menghasilkan reaksi yang benar yang akan membawa kita mengisi kehidupan ini dengan jauh lebih baik. Adalah baik kalau kita menyimak pernyataan seseorang, "Apa yang ada di dalam pikiran kita selalu lebih penting dari apa yang ada di dalam kehidupan kita." Oleh sebab itu, mari kita mengisi hati dan pikiran kita dengan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan yang akan menjadi dasar di dalam kita merespons segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mampukan aku untuk bisa merespons secara positif setiap kejadian yang aku alami, karena aku ingin menjalani hidup dengan damai-Mu. Amin. (Dod).
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 25 Maret 2023 Bacaan: "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:30-32) Renungan: Lena dikaruniai Tuhan dua orang anak laki-laki. Setiap malam ia selalu mengajar anak-anaknya tentang doa dan firman Tuhan. Suatu malam ia meminta Axel, anak bungsunya berdoa untuk seluruh anggota keluarga. Suasana terasa hening selama beberapa menit, kemudian Lena membuka mata dan bertanya, "Axel mengapa tidak berdoa?" Dengan wajah yang murung Axel menjawab, "Ma, aku tidak bisa mendoakan Kak Onel, karena tadi siang ia memukul lenganku dan sampai sekarang masih terasa sakit." Lena kemudian berkata, "Axel, bukankah firman Tuhan mengajarkan bahwa kita harus mengampuni dan mendoakan musuh kita?" Axel menjawab, "Tapi Ma, Kak Onel kan bukan musuhku. Aku tidak menganggap Kak Onel sebagai musuh, aku hanya mau dia meminta maaf atas perbuatannya." Malam itu akhirnya Lena menutup seluruh hari dengan doa keluarga. Setelah selesai, semuanya segera tidur. Pukul tiga dini hari terdengar suara guntur, yang disusul oleh suara gaduh dari kamar kedua anaknya itu. Lena terbangun dan segera memeriksa kamar anak-anaknya, ternyata mereka tidak ada di tempat tidur. Lena memanggil nama mereka satu persatu, kemudian dari balik lemari terdengar suara Onel, "Kami bersembunyi di sini Ma, kami takut pada amarah Tuhan karena tadi kami belum saling mengampuni, tetapi sekarang kami sudah saling mengampuni." Setelah mendengar suara guntur, kedua anak itu bersembunyi dan mengadakan perdamaian. Menurut mereka suara guntur itu adalah bentuk kemarahan Tuhan, karena mereka belum saling mengampuni. Ternyata guru Bina Iman pernah mengajarkan bahwa suara guntur adalah suara Tuhan (Mzm 18:14). Ada banyak faktor yang menjadi penyebab perselisihan dalam keluarga, misalnya pembagian tugas antara kakak dan adik di rumah, perbedaan pendapat, penentuan siapa yang akan mengurus orang tua, pembagian harta warisan, dll. Meskipun ada begitu banyak persoalan yang terjadi dalam keluarga, tetapi pemberesan dan pengampunan adalah hal yang mutlak untuk dilaksanakan oleh keluarga kristiani. Firman Tuhan berkata, "Buanglah kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah dari hidup kita dan milikilah sikap yang mengampuni, ramah kepada sesama, dan hati yang penuh kasih mesra." Tidak menjadi soal siapa yang benar atau salah, siapa yang menyakiti atau yang disakiti. Yang terpenting ialah: Jika perselisihan pernah terjadi, maka kita harus segera mengadakan pemberesan. Buanglah rasa malu, gengsi dan kekerasan hati, hampirilah saudara kita tersebut dan mintalah supaya ia mau berdamai. Jika kita hidup rukun, maka berkat Tuhan pasti melimpah atas keluarga kita. Sebaliknya, jika kita mengeraskan hati dan tidak mau mengampuni, maka berkat Tuhan pasti terhambat. Ingatlah, salah satu bentuk keteladanan pengikut Yesus adalah sikap yang terlebih dahulu mengampuni. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus ampuni aku yang selama ini tidak menjadi berkat bagi keluargaku, karena aku menahan pengampunan terhadap saudaraku yang menyakitiku. Amin. (Dod).
Bismillah, 905. MENDIDIK KELUARGA Riyaadush Shaallihin Bab 38 | Kewajiban mendidik dan memerintahkan keluarga untuk taat kepada Allah Hadits ke-303 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, وعن أبي هريرةَ رضي اللَّه عنه قال : أَخذ الحسنُ بنُ عليٍّ رضي اللَّه عنْهُما تَمْرةً مِنْ تَمرِ الصَّدقَةِ فَجعلهَا في فِيهِ فقال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « كُخْ كُخْ ، إِرْمِ بِهَا ، أَما علِمْتَ أَنَّا لا نأْكُلُ الصَّدقةَ ،؟ » متفق عليه "Al-Hasan bin Ali ,Radhiallahu ‘anhuma, pernah mengambil sebutir kurma dari kurma sedekah lalu diletakkannya di mulutnya, maka Rasulullah ﷺ bersabda, 'Kukh! Kukh! Buanglah kurma itu! Tidakkah kamu tahu bahwa kita (keluarga Muhammad) tidak boleh memakan sedekah?'" (Muttafaq ‘alaih) Dalam satu riwayat, إنا لا تَحِلُّ لنَا الصَّدقةُ "... bahwa sedekah itu tidak halal bagi kita."
Bismillah, 904. SAAT CUCU MELAKUKAN KESALAHAN Riyaadush Shaallihin Bab 38 | Kewajiban mendidik dan memerintahkan keluarga untuk taat kepada Allah Hadits ke-303 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, وعن أبي هريرةَ رضي اللَّه عنه قال : أَخذ الحسنُ بنُ عليٍّ رضي اللَّه عنْهُما تَمْرةً مِنْ تَمرِ الصَّدقَةِ فَجعلهَا في فِيهِ فقال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « كُخْ كُخْ ، إِرْمِ بِهَا ، أَما علِمْتَ أَنَّا لا نأْكُلُ الصَّدقةَ ،؟ » متفق عليه "Al-Hasan bin Ali ,Radhiallahu ‘anhuma, pernah mengambil sebutir kurma dari kurma sedekah lalu diletakkannya di mulutnya, maka Rasulullah ﷺ bersabda, 'Kukh! Kukh! Buanglah kurma itu! Tidakkah kamu tahu bahwa kita (keluarga Muhammad) tidak boleh memakan sedekah?'" (Muttafaq ‘alaih) Dalam satu riwayat, إنا لا تَحِلُّ لنَا الصَّدقةُ "... bahwa sedekah itu tidak halal bagi kita." === Ikuti Kajian Serial Riyaadhush Shaalihiin via channel YouTube https://www.youtube.com/c/MuhammadNuzulDzikri/ insyaa Allah bersama:
#pendalamanalkitab #gpghwonosobo Syalom! Dalam PA Kamis hari ini, kita belajar tentang mengapa Paulus menggunakan kata 'buanglah' untuk marah, geram, dll. Kiranya firman Tuhan menjadi berkat untuk kita sekalian. Selamat mengikuti!
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 26 September 2022 Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?" (Mazmur 27:1) Renungan: Takut adalah penyakit yang menjangkiti manusia dari dulu sampai dengan sekarang. Padahal takut terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi adalah suatu keanehan. Banyak orang takut terhadap usia yang mulai menua. Takut terhadap sakit penyakit. Takut ditinggal pasangan hidup karena kematian. Takut terhadap kesepian meski ia tidak tinggal sendirian. Takut kehilangan mata pencaharian karena mendekati usia pensiun. Dan banyak lagi ketakutan yang menghinggapi banyak orang. Pemazmur pernah mengalami ketakutan juga. Ia takut kepada lawan atau musuh-musuhnya, karena mereka nyata ada di depan mata. Tetapi ia percaya bahwa Allah adalah sumber keselamatannya. Allah adalah terang jalannya. Oleh sebab itu ia tidak takut dan gemetar lagi karena Allah menjadi jaminan pertolongannya. Bagaimana kondisi kita saat ini? Apakah kita mengalami ketakutan tertentu? Janganlah takut pada kematian. Jangan pula takut terhadap kesepian atau sakit penyakit, sebab Allah mampu dan senantiasa siap menolong kita. Ia adalah benteng kita. Hanya dengan beriman kepada Tuhan sajalah rasa takut tidak dapat menguasai hidup kita. Buanglah rasa takut, karena Tuhan tidak pernah memberikan ketakutan tetapi ia selalu memberikan kekuatan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas pemeliharaan-Mu, sehingga aku tidak takut lagi. Aku percaya, bersama dengan Engkau ada jaminan keselamatan bagi hidupku. Amin. (Dod).
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." (Efesus 4:26) Renungan: Pernahkah kita menyimpan kemarahan dan sakit hati karena difitnah dan dituduh tentang hal-hal yang tidak kita lakukan? Saya pernah mengalaminya. Selama beberapa hari saya kehilangan damai sejahtera karena perkataan-perkataan seseorang yang terus terngiang-ngiang di telinga saya. Lalu saya berkata pada diri saya bahwa saya tidak dapat terus begini. Saya harus melepaskan pengampunan agar semua beban emosi saya terlepas. Seseorang menggambarkan kemarahan bagaikan ranjau kehidupan. Artinya sesuatu yang mampu memiliki daya yang menghancurkan hidup kita. Dengan demikian berhentilah untuk marah, karena kemarahan tidak pernah akan mengerjakan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengerdilkan kekuatan Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan mengangkat damai sejahtera Tuhan di dalam kehidupan kita. Kemarahan membuat kita tidak dapat berdoa. Demikianlah kemarahan akan membawa kita dari satu kerugian rohani kepada kerugian rohani yang lain dan akhirnya mendamparkan kita pada kepahitan. Seorang lain pernah berkata, "Barangsiapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah, biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah." Bukankah firman Tuhan pun mengajarkan kepada kita, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Artinya, kita boleh marah tetapi jangan membiarkan amarah itu menguasai diri kita. Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita, jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh Tuhan di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mengampuni setiap orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan orang-orang itu kepada-Mu, karena Engkau adil adanya. Amin. (Dod).
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya selalu baru setiap pagi.
Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.
Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.
Renungan harian "BERSAMA ALLAH DI WAKTU FAJAR" - 28 April 2022
"Dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau." (Ulangan 30:2-3) Renungan: Dalam kehidupan kita, kita mungkin pernah merasa bahwa kehidupan ini mendadak berjalan dengan tidak menyenangkan. Segala sesuatu terasa sulit untuk dilalui. Doa-doa kita terasa terhambat dan berkat Tuhan terasa berhenti mengalir sehingga kita sulit untuk mendapatkan sesuatu yang baik dalam kehidupan ini. Di saat-saat seperti itu janganlah kita menghakimi dan menyalahkan keadaan, apalagi menyalahkan Tuhan. Kita harus melihat ke dalam diri kita, sebab seringkali masalah terjadi bukan karena orang lain atau sesuatu di luar diri kita, namun seringkali masalah itu datang karena perbuatan dan sikap kita yang keliru. Sebenarnya berkat Tuhan bisa diibaratkan seperti sebuah sungai yang tidak pernah berhenti mengalir. Namun aliran berkat itu bisa terhambat karena ada sesuatu yang menghalanginya, yaitu: 1. Sampah. Kadang kita tidak bisa mengalirkan hal-hal yang baik karena hidup kita ditutupi oleh sampah. Sampah dalam diri kita contohnya pikiran negatif, kebencian, iri hati dan kemarahan. Kita perlu belajar mengendalikan diri kita. Jangan biarkan sampah-sampah itu menguasai hati kita. Buanglah segala hal negatif yaitu dengan membiasakan diri untuk berpikir dan merespon segala keadaan yang buruk dengan sikap yang positif. 2. Batu. Batu dalam sungai kehidupan kita adalah kekerasan hati. Tidak jarang perbuatan orang lain membuat kita sakit hati dan dendam, sehingga sakit hati itu berubah menjadi akar pahit dalam hidup kita. Kita harus belajar memaafkan dan mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Memang itu tidak mudah, namun jika kita mau melakukannya, hidup kita akan terasa damai. 3. Lumpur. Lumpur adalah masa lalu. Mungkin kita memiliki masa lalu yang buruk yang masih membekas di hati kita. Kita pun harus juga berdamai dengan masa lalu kita. Kita tidak hidup di masa lalu, namun kita hidup di masa kini, dan kelak akan hidup di masa depan. Maafkanlah diri sendiri dan pusatkan perhatian kita kepada masa depan. Sungai tidak bisa mengalirkan kehidupan kalau ada sampah, batu dan lumpur. Demikian juga kita. Marilah di awal masa prapaskah ini, kita mulai membersihkan aliran sungai kehidupan yang ada di dalam diri kita dengan segera bertobat dan ikhlas mengampuni sesama. Dengan demikian, kita siap menyongsong masa depan yang cerah di mana berkat Tuhan senantiasa mengalir memenuhi hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku sering membiarkan sampah, batu dan lumpur menguasai sungai kehidupanku, sehingga pikiran, perkataan dan perbuatanku menyimpang dari jalan-Mu. Penuhilah aku dengan kuasa Roh Kudus-Mu untuk membersihkan diriku dari sampah, batu dan lumpur, sehingga pikiran, perkataan dan perbuatanku dapat menjadi berkat bagi diriku, sesamaku dan untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).
Buku Buanglah Hajat Pada Tempatnya bercerita tentang kondisi pasca-apokaliptik dengan sudut pandang yang lain. Biasanya cerita dengan latar apokaliptik akan berfokus dengan cara bertahan hidup, perang, monster, dan drama percintaan. Namun, disini mengisahkan tentang orang-orang yang sedang mengantri untuk berhajat sembari mendengarkan cerita. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/maripadabaca/message Support this podcast: https://anchor.fm/maripadabaca/support
Buku ini Buanglah Hajat Pada Tempatnya ini membahas hal yang mungkin tidak biasa kita bahas, yaitu kotoran manusia. Bercerita di suatu dunia pasca-apokaliptik, Bumi sudah hancur lebur, penuh kontaminasi dan tak aman untuk dihuni, kecuali di dalam suatu kubah metalik yang bagian dalamnya terlindungi dari kontak luar, dan di dalam kubah inilah hidup manusia-manusia yang masih tersisa. Sayangnya, di tengah puing-puing di dalam kubah tersebut, cuma satu toilet yang berfungsi, dan manusia-manusia harus mengantre panjang setiap harinya untuk melepaskan desakan hajat mereka. Di dalam antrean inilah tokoh utama kita bertemu dengan seorang Pak Tua yang berdiri di belakangnya, seorang Pak Tua yang kemudian menawarkan cerita-cerita selagi menunggu. Dan rangkaian kisah sembari menunggu inilah yang akan dituliskan semuanya di buku ini _________________________________ Dengarkan pembahasan novel Buanglah Hajat Pada Tempatnya di Podcast Tentang Buku! Episode ini merupakan bagian dari #DengarSastraBicara yang merupakan kolaborasi Penerbit KPG, Gramedia Digital, dan Toko Gramedia, bekerja sama dengan 12 Podcast Buku di Indonesia. Kolaborasi ini akan berlangsung dari Oktober 2021 – Januari 2022. Kamu bisa mendengarkan seluruh episode #DengarSastraBicara Spotify dan Siapabilang.com. --- Support this podcast: https://anchor.fm/tentangbuku/support
1 Korintus 5:7a Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru,sebagaimana kamu memang tidak beragi.
Here we are, fungsio kece bidang 2 akan sharing tentang unfogettable moments dalam hubungan percintaan mereka baik yang dulu atau yang sekarang. Dari yang bener-bener manis sampe yang absurd parah, ada disini! Saringan santan, mahal harganya. Buanglah mantan pada tempatnya!
Kita suka berpenampilan dengan dipenuhi asesoris agamis untuk menunjukkan kesalehan, bertutur santun penuh kutipan ayat-ayat Kitab Suci. Namun, ketika dimintai kewajiban bayar iuran RT, bayar sampah dan keamanan lingkungan, atau ditagih utangnya, dsb., langsung ngacir menghindar atau berperilaku galak. Sebagai murid Tuhan, semoga kita tidak bersikap demikian. Buanglah kemunafikan diri.
Amsal 9: 6 “Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.” Hanya orang yang merasa miskin, bodoh dan tak berpengalaman yang akan mengalami berkat Allah. Juruselamat kita datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa. Bukan orang yang bijaksana menurut pandangannya sendiri yang menyangka bahwa mereka melihat, tetapi orang yang tak berpengalaman, yang sadar akan ketidaktahuannya dan malu karenanya, dan orang yang bersedia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Datanglah lagi kepadaNya, santap dan nikmati kehadiranNya, bertobatlah dan tinggalkan kebodohan itu, maka saudara akan hidup, amin.
۞ Tarkhim ۞ باب التَّرْخِيمُ BAB TARKHIM تَرْخِيماً احذِفْ آخِرَ المُنَادَى ¤ كَيَاسُعَا فِيمَنْ دَعَا سُعَادا Buanglah dengan di-tarhim pada akhir kalimah Munada, seperti contoh “Yaa Su'aa” didalam perkataan orang yg memanggil nama Su'aad. وَجَوِّزَنْهُ مُطْلَقاً فِي كُلِّ مَا ¤ أُنِّثَ بِالهَا وَالَّذِي قَدْ رُخِّمَا Perbolehkanlah tarkhim secara mutlak pada setiap Munada yg dita'nits dengan Ha' (ta' marbutoh). Dan terhadap Munada yg ditarkhim… (ke bait selanjutnya) بحَذْفهَا وَفِّرْهُ بَعْدُ وَاحْظُلَا ¤ تَرْخِيمَ مَا مِنْ هذِهِ الْهَا قَدْ خَلا …dengan membuang Ha' ta'nits tsb, pertahankan setelah itu. Cegahlah tarkhim terhadap munada yg kosong dari Ha' ta'nits… إلّا الرُّبَاعِيَّ فَمَا فَوقُ الْعَلَمْ ¤ دُونَ إضَافَةٍ وَإسْنادٍ مُتَمْ kecuali berupa isim empat huruf atau lebih yg berupa isim alam bukan tarkib idhafah atau tarkib Isnad tamm. وَمَعَ الآخِرِ احْذِفِ الَّذِي تَلاَ إِنْ زِيْدَ لَيْنَاً سَاكِنَاً مُكَمِّلاَ أَرْبَعَةً فَصَاعِدَاً وَالخُلفُ فِي وَاوٍ وَيَاءٍ بِهِمَا فَتْحٌ قُفِي وَالعَجُزَ احْذِفْ مِنْ مُرَكَّبٍ وَقَل تَرْخِيْمُ حُمْلَةٍ وَذَا عَمْروٌ نَقَل وَإِنْ نَوَيْتَ بَعْدَ حَذْفِ مَا حُذِفْ فَالبَاقِيَ اسْتَعْمِل بِمَا فِيْهِ ألِفْ وَاجْعَلهُ إنْ لَمْ تَنْوِ مَحْذُوفَاً كَمَا لَو كَانَ بِالآخِرِ وَضْعَاً تُمِّمَا فقُل عَلَى الأَوَّلِ فِي ثَمُودَ يَا ثَمُو وَيَا ثَمِي عَلَى الثَّانِي بِيَا وَالتَزِمِ الأَوَّلَ فِي كَمُسْلِمَهْ وَجَوِّزِ الوَجْهَيْنِ فِي كَمَسْلَمَهْ وَلاضْطِرَارٍ رَخَّمُوا دُونَ نِدَا مَا لِلنِّدَا يَصْلُحُ نَحْوُ أَحْمَدَا --- Send in a voice message: https://anchor.fm/ilmu/message Support this podcast: https://anchor.fm/ilmu/support
"Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya." (Matius 9:16-17) Renungan: Seorang seniman Italia bernama Michaelangelo Buonarrotti mendapat perintah membuat lukisan untuk gereja. Ia telah mencoba merombak lukisannya berulang kali, namun ia belum dapat menciptakan lukisan yang baik menurutnya. Suatu hati ketika sedang berada di sebuah warung minuman, ia mendengar seorang laki-laki berkata kepada pelayannya, "Anggur ini sudah asam, segeralah membuangnya." Maka pelayan itu pun memecahkan guci berisi anggur yang sudah asam tersebut sehingga air anggur mengalir keluar dan terbuang. Segera pelayan itu membawa sebuah guci berisi anggur baru. Melihat itu Michaelangelo segera pulang ke rumah dan membuang lukisan-lukisannya yang lama dan malam itu ia berhasil menciptakan sebuah lukisan baru yang sangat bagus. Ketika kita terus memelihara sesuatu yang tidak baik di dalam hati dan pikiran, maka akan merampas semua sukacita dan peluang untuk maju. Memang masing-masing kita pasti memiliki pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain. Kita semua tidak terlepas dari dua sisi kehidupan, yaitu sisi suka dan sisi duka. Suka dan duka di dalam kehidupan berumah tangga, di dalam bisnis serta pekerjaan, di dalam penderitaan karena sakit penyakit, di dalam menjalin hubungan dengan seseorang bahkan di dalam pelayanan. Tentu saja sisi suka akan senantiasa menjadi kenangan manis yang dapat membuat wajah kita berseri-seri bahkan tersenyum setiap kali mengingatnya. Tetapi yang biasanya jadi masalah adalah sisi duka yang tidak jarang membuat kita sedih atau bahkan menyebabkan kita menyimpan dendam serta kepahitan yang tidak pernah hilang. Apakah kita banyak mengalami kegagalan, kekalahan, keterpurukan dan pengalaman menyakitkan selama masa pandemi covid 19 ini? Bangkit dan bangunlah iman kita kembali. Seseorang pernah berkata, "Waktu yang lalu tidak akan pernah sama dengan waktu yang akan datang." Taruhlah harapan sepenuhnya kepada Tuhan dan lihatlah bagaimana Ia berkarya di dalam hidup kita. Buanglah anggur asam beserta kirbat lama itu dan milikilah anggur baru beserta kirbat baru yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Tuhan Yesus memberkati Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku agar berani meninggalkan semua kegagalan dan kepahitanku untuk memulai sesuatu yang baru bersama-Mu. Amin. (Dod).
Tak usah bersedih, karena Rabb-mu berfirman, "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu." (QS. al-Insyirah: 1).
Dari kecil udah diajarin untuk buang sampah pada tempatnya. Sekarang juga kalo liat tempat sampah warnanya sesuai dengan spesifikasinya. Memperingati World Environment Day, yuk jangan ketuker lagi sampah mana yang bisa didaur ulang dan yang engga. Kalo mantan diibaratkan seperti sampah, sudahkah buang mantan pada tempatnya?
Firman Tuhan minggu ini disampaikan oleh Pdt. Steven Liem, S.Th., M.A. dengan tema "Cungkillah dan Buanglah"
Dengarkan Firman Tuhan yang dapat mengubah hidup saudara, dan pastinya baru setiap pagi.
Buanglah gebetan pada tempatnya, EH salah. "Buanglah Sampah Pada Tempatnya" nah ini baru betul. Kali ini kita barengan sama seseorang lulusan Teknik Lingkungan yang peduli banget nih sama yg namanya sampah-sampah. Kalau ketemu orang ini dijalan dan kamu lg buang sampah sembarangan yak siap-siap ajalah?! " Kalau tidak bisa memilah sampah, paling tidak, tidak membuang sampah sembarangan " - Cecilia Tiara Langsung aja dengerin yuk. Enjoy~
Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. (1 Korintus 5:7-8) Organisasi Pengakap di Amerika menghadapi kemuflisan! Sehingga Februari 2020, lebih daripada 12,000 kes penderaan seksual telah muncul yang didakwa telah dilakukan oleh para pemimpin Pengakap. Organisasi ini tidak mempunyai pilihan selain mengajukan tuntutan kemuflisan untuk perlindungan kerana jumlah tuntutan ganti rugi oleh mangsa-mangsa boleh mencapai ratusan juta Dolar Amerika Syarikat! Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat Kristian di Korintus pada zamannya, memperingatkan agar mereka tidak berkompromi dalam dosa seksual. Dia menggambarkan dosa seksual (dan dosa secara umum, sebenarnya) mempunyai ciri-ciri seperti ragi. Sekiranya dibiarkan, kesannya akan berlarutan dan membawa kepada kehancuran dan kesakitan. Paulus menggambarkan dosa seksual yang ditoleransi oleh umat Kristian di Korintus, malah adalah mengerikan bagi orang yang tidak percaya. Apa pun kewajaran/alasan untuk kompromi seperti itu, Paulus menekankan betapa parahnya kelalaian itu, dan mengatakan bahawa daging itu harus "mati", agar roh dapat diselamatkan. Apapun kompromi dosa yang mungkin kita pernah lakukan, malah atas alasan yang terbaik, tidak akan menghindarkan kita dari kekotoran yang meluas dan menyebabkan penderitaan kepada ramai orang-orang yang tidak bersalah. Keinginan seksual yang tidak wajar dan pilihan seksual yang tidak salih yang dibuat oleh manusia, jika tidak menyerah kepada Tuhan dan bertaubat, ia boleh menghancurkan banyak jiwa. Ia boleh mengakibatkan kerosakan yang mendalam kepada generasi akan datang. Ini membuka pintu bagi syaitan memegang generasi yang akan datang, bahkan seluruh peradaban berada dalam perhambaan. Pertempuran melawan kompromi yang rumit ini adalah tanggungjawab individu dan Gereja. Individu tersebut perlu bersetuju dengan kata-kata Tuhan dan bertaubat. Gereja perlu menasihati dengan kasih, memberi pelayanan penyembuhan dan pembebasan, dan membawa mereka yang diikat dalam perhambaan ini, termasuk mangsa-mangsa yang teraniaya, ke dalam doa dan perang rohani. Orang yang teraniaya jika tidak sembuhkan, mereka akan menganiaya orang lain. Mari kita mula menangani sebarang kompromi dosa. Marilah, buangkan ragi itu! Fokus Doa Luangkan masa untuk meminta Tuhan menyucikan kamu daripada segala bentuk kekotoran dosa dalam hidupmu, dan di setiap bidang kehidupanmu. Mintalah Tuhan untuk mendedahkan dan membuangkan setiap pembohongan yang ditanamkan oleh musuh dalam sistem kepercayaan kamu.
"Dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau." (Ulangan 30:2-3) Renungan: Di dalam kehidupan ini kita mungkin pernah merasa bahwa kehidupan kita mendadak berjalan dengan tidak menyenangkan. Segala sesuatu terasa sulit untuk dilalui. Doa-doa kita terasa terhambat dan berkat Tuhan serasa berhenti mengalir, sehingga kita sulit untuk mendapatkan sesuatu yang baik dalam kehidupan kita. Di saat-saat seperti itu, janganlah kita menghakimi dan menyalahkan keadaan, apalagi menyalahkan Tuhan. Kita harus melihat ke dalam diri kita, sebab seringkali masalah terjadi bukan karena orang lain atau sesuatu di luar diri kita, namun seringkali, masalah itu datang karena perbuatan dan sikap kita yang keliru. Sebenarnya berkat Tuhan bisa diibaratkan seperti sebuah sungai yang tidak pernah berhenti mengalir. Namun aliran berkat itu bisa terhambat karena ada sesuatu yang menghalanginya. Apa saja penghalangnya? Pertama, sampah. Kadang kita tidak bisa mengalirkan hal-hal yang baik karena hidup kita ditutupi oleh sampah. Sampah dalam diri kita contohnya pikiran negatif, kebencian, iri hati dan kemarahan. Kita perlu belajar mengendalikan diri kita. Jangan biarkan sampah-sampah itu menguasai hati kita. Buanglah segala hal negatif itu dengan membiasakan diri untuk berpikir dan merespon segala keadaan yang buruk dengan sikap yang positif. Kedua, batu. Batu dalam sungai kehidupan adalah kekerasan hati. Tak jarang perbuatan orang lain membuat kita sakit hati dan dendam, sehingga sakit hati itu berubah menjadi akar pahit dalam hidup kita. Kita harus belajar memaafkan dan mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Memang itu tidak mudah. Namun jika kita mampu melakukannya, hidup kita akan terasa damai. Ketiga, lumpur. Lumpur adalah masa lalu. Mungkin kita memiliki masa lalu yang buruk dan masih membekas di hati kita. Kita pun juga harus berdamai dengan masa lalu kita. Kita tidak hidup di masa lalu, namun kita hidup di masa kini dan kelak akan hidup di masa depan. Maafkanlah diri sendiri dan pusatkanlah perhatian kita kepada masa depan. Sungai tidak bisa mengalirkan kehidupan kalau ada sampah, batu dan lumpur. Demikian juga kita. Mari, bersihkan aliran sungai kehidupan yang ada di dalam diri kita dengan segera bertobat dan ikhlas mengampuni sesama. Dengan demikian kita siap menyongsong masa depan yang cerah dengan berkat Tuhan yang senantiasa mengalir memenuhi hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena terkadang aku menyalahkan Engkau bila sesuatu hal atau masalah terjadi dalam hidupku. Padahal sesungguhnya masalah itu terjadi karena kelalaianku sendiri yang tidak mau taat pada perintah-Mu. Ampunilah aku Yesus, sebab aku orang berdosa. Amin. (Dod).
"Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah." (Roma 15:1, 7) Renungan: Howard Hughes adalah seorang milioner pada zamannya, karena harta yang dimilikinya begitu berlimpah. Howard menikah dengan Jean Peters, wanita yang diakui sebagai wanita tercantik pada masa itu. Walaupun kaya dan memiliki istri yang sangat cantik, tetapi Howard tidak pernah merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Howard menganggap istrinya hanya sebagai benda penghias hidupnya, sehingga pada tahun 1970 ia menceraikan Jean Peters. Hidup Howard yang bergelimang harta membuatnya dapat pergi ke mana saja ia mau, yang penting ia mendapatkan kebahagiaan yang diingininya. Sekalipun Howard berkelana dari satu negara ke negara lain untuk mencari kebahagiaan, namun ia tidak menemukannya. Hidupnya penuh dengan kemuraman. Di kemudian hari, kemuraman yang menyelimuti jiwanya membuat Howard membiarkan rambutnya tumbuh panjang terurai hingga pinggang, kuku tangan serta kakinya tidak lagi dipotong sampai akhirnyan orang menganggapnya sakit jiwa. Mengapa Howard menjadi orang yang aneh? Karena ia tidak mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Ia tidak memiliki kecerdasan emosional. Howard menganggap orang lain hanya sebagai objek yang dapat dimanfaatkan, sebaliknya orang yang berteman dengannya hanyalah orang yang bermotivasi untuk meraup keuntungan semata. Tentu saja hubungan yang dilandasi atas dasar yang demikian tidak akan mendatangkan kebaikan. Jika menginginkan orang lain menghargai dan menerima kita apa adanya, maka kitalah yang pertama harus menghargai dan berkeputusan untuk menerima orang lain apa adanya. Buanglah sikap yang menggurui dan bossy atau sok menjadi raja atas orang lain. Jauhi sikap yang menekan mereka yang ada di bawah kita, meskipun orang itu tidak memiliki pendidikan yang memadai. Kebahagiaan akan menyelimuti hari-hari kita jika kita bisa membangun hubungan yang baik dengan semua orang. Terimalah orang lain sebagai saudara dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sebagaimana Kristus menerima kita dengan segala kekurangan dan kelebihan kita, bahkan pada waktu kita masih berdosa. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mau menerimaku apa adanya. Ajarilah aku agar aku pun dapat menerima orang lain apa adanya. Amin. (Dod).
Menjadi Seperti Kristus adalah sebuah Proses. Terus ikut Dia, Jangan Menyerah !! Fokulah pada Perbuatan Tuhan ke masa depan. Tuhan Belum selesai dengan kita. Apapun yang terjadi, belajarlah untuk menyadari bahwa Tuhan menyertai kita dan hidup kita aman di Tangan-nya. Salah Percaya, salah semua. Hati Hati Gunakan imanmu, Mari di mentori di #TemanTeduh Siap-Siap Hati kita diubah Oleh Firman ini. Waktu Hati kita Berubah, Hidup kita Pun akan diubah-nya!! Karena Tuhan Yesus Tidak dapat di batasi oleh Ruang dan Waktu. Kapan dan dimana saja kita bisa merasakan jamahan-nya. #GRACETOGRACE #TEMANTEDUH #WORSHIP AND PRAY #doa dan #firmantuhan #renunganharian #khotbah #Lagurohani #saatteduh #mp4rohani #Akustikkristen #Lagukristen #saatteduh SETIAP HARI UPDATE PUKUL 05.00 PAGI DAN 12.00 MALAM JANGAN LUPA YAH UNTUK: SHARE VIDEO CHANNEL INI , BERTUMBUH DAN BERBUAH DI DALAM TUHAN, GOD Bless. --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app --- Send in a voice message: https://anchor.fm/teman-teduh/message Support this podcast: https://anchor.fm/teman-teduh/support
ASSALAMU'ALAIKUM SOBAT JINGGA!!! SALAM LESTARI!!! Apa kabar Indonesia? Indonesia adalah negara yang sangat dikenal akan kelestarian alamnya, baik di darat maupun di lautan. Tapi, apakah hal tersebut berlaku bagi tumpukan sampah? Indonesia merdeka sudah bertahun-tahun lamanya, tapi belum untuk masyarakatnya. Bencana pun dapat terjadi akibat adanya 1 sampah yang tercecer. Lalu, bagaimana dengan slogan "Buanglah sampah pada tempatnya" yang tertempel di mana-mana? Bagaimana pula pemerintah yang mengedukasi masyarakatnya dengan diadakannya tong sampah "warna-warni"? Apakah yang dimaksud TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah lautan? Sehingga di bawah sana menjadi museum yang menyimpan segala kemasan produk dari tahun yang lampau. "Brudu" Anggota KPA Arkadia 2011, "Giri" Anggota KPA Arkadia 2015, dan "Z-rig" Anggota KPA Arkadia 2016 akan memaparkan segala informasi perihal sampah di tengah masyarakat yang semakin hari kian membuncah. Simak obrolan selengkapnya di Arkadia Podcast vol. 14 "Sampah Plastik vs Sampah Masyarakat". --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/kpa-arkadia/message
Bila ingin mengubah nasib,maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah cara berpikir .Buanglah semua pikiran yang negatif,yang selama ini mendominasi hidup kita