POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 10 Juni 2025Bacaan: "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya — juga itu pun karunia Allah." (Pengkhotbah 5:18)Renungan: Ada seorang wanita kaya raya dirundung rasa sepi yang mendalam. Meskipun ia dikelilingi kenalan yang berkelas dan mampu membeli barang-barang mewah yang diinginkannya, tapi semua itu tetap saja tak memberi kebahagiaan baginya. Hidupnya tidak nyaman karena ada ruang kosong di dalam hatinya yang tak terpuaskan oleh limpahan materi semata. Di puncak kegalauan batin itu ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. "Aku akan pergi ke sungai untuk mengakhiri hidupku," katanya dalam hati. Dengan pikiran yang melayang-layang ia berjalan ke sungai di mana ia akan mengakhiri hidupnya. Di perjalanan tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan kecil menarik-narik roknya. Dengan refleks matanya memandang ke bawah, ia melihat seorang bocah tak berdaya sedang menarik-narik roknya. "Nyonya, kami ada enam bersaudara dan sedang sekarat karena kelaparan," kata anak itu sambil merintih. Wanita itu terdiam, ia berpikir sejenak. "Kenapa aku tidak meringankan beban keluarga anak malang ini? Aku punya banyak harta dan aku tak akan memerlukan semua kekayaan itu kalau aku sudah mati nanti." Wanita itu menunda niatnya untuk bunuh diri dan mengajak anak itu berjalan ke rumah kesengsaraan mereka. Di sana ia mengosongkan isi dompetnya dan seketika terciptalah suasana bahagia di tengah-tengah keluarga yang kelaparan itu. Wanita itu terpaku, hatinya tersentuh tatkala melihat keluarga tersebut berulangkali mengucapkan terima kasih padanya. Tanpa disadarinya setitik kebahagiaan menerobos jiwanya yang kosong, bertepatan saat ia membuat orang lain berbahagia. Tergerak oleh belas kasihan yang mulai bertumbuh di hatinya, wanita itu pun berucap, "Besok saya akan kembali untuk membawa berkat yang lebih banyak. Saya akan membagikan apa yang telah Tuhan berikan pada saya secara berlimpah-limpah." Kemudian wanita itu berpamitan, ia pulang dengan satu semangat dan pemikiran yang baru. Kini ia memahami mengapa Tuhan menganugerahkan kekayaan yang melimpah kepadanya. Ia bertekad untuk tidak akan pernah mengakhiri hidupnya secara terpaksa, karena masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya. Tuhan merancang kita bukan untuk hidup bagi diri kita sendiri, tapi untuk berbagi dengan sesama. Kita akan merasa bahagia dan bangga ketika hidup kita memberi dampak yang membangun atau mendorong orang lain menjadi lebih baik. Jika kita berhasil mengembangkan sikap mulia ini maka kita akan merasakan kepuasan tersendiri, yang nilainya sangat tinggi. Untuk itu, bangkitkanlah kepedulian dan cinta kasih terhadap orang tua, anak, rekan sekerja, tetangga, teman atau mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Buatlah mereka bahagia, maka kita juga akan turut bahagia! Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk dapat mengasihi, berbagi dan peduli pada orang-orang di sekitarku. Amin. (Dod).
Firman Tuhan menyatakan bahwa kehidupan yang kita jalani sekarang itu penuh dengan misteri.Hikmat sejati itu melihat bagaimana Tuhan memberikan sukacita yang kita perlukan saat ini, meskipun kita tidak bisa mengerti secara utuh, tapi kita bisa menikmatinya. Namun, kita ini juga dengan unik membagikan tentang kesia-siaan dari apa yang dikerjakan manusia.
Salah satu aspek lain dari hikmat adalah: Bagaimana kita memiliki pengendalian diri yang baik. Bagaimana ketika kita memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang salah dan mampu mengekang; Bagaimana seorang yang berhikmat tahu apa yang harus dia kerjakan, lepas dari apakah itu yang adalah sesuatu yang ia senangi atau tidak.
Banyak bagian dari kitab pengkhotbah menuliskan tentang "kesia-siaan hidup", tapi di sisi lain juga menyatakan bahwa hidup itu penuh bahagia jika dijalani dengan benar
Dunia melihat hikmat dalam pengertian yang sempit hanya karena berusaha melihat hikmat dalam cara yang pragmatis. Namun, Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa hikmat juga adalah kemampuan untuk menjalani hidup dengan benar.
Kekristenan tidak mengajarkan kita untuk menjadi anti-kenikmatan. Tuhan memberikan tubuh kepada manusia yang bisa menerima segala kenikmatan, tapi apa yang Pengkhotbah katakan tentang kenikmatan ini? Apakah semua itu cuma kesia-siaan?
"Kegagalan Adam di Taman Eden" adalah tema yang menyeluruh dari kitab Pengkhotbah, sehingga untuk menafsirkan kitab ini, dilihat dari kacamata Taman Eden.
Kencan Dengan Tuhan Selasa, 28 Januari 2025 Bacaan: Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku." (Mazmur 101:2) Renungan: Semua orang pasti ingin hidup panjang umur. Bagaimana seandainya kita dikaruniai umur panjang, tapi tidak dapat berbuat apa-apa? Masihkah kita mau panjang umur? Banyak orang ingin memiliki umur yang panjang namun mereka tidak memikirkan kualitas hidup yang seperti apa yang akan mereka jalani. Mereka juga belum tentu berusaha memelihara hidup sehat dan berkualitas. Orang cenderung hanya memikirkan ingin panjang umur, sering tidak berpikir bagaimana harus meningkatkan kualitas hidupnya. Pengkhotbah 8:12 mengatakan, "Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya." Hidup yang berkualitas adalah hidup yang senantiasa berpegang pada Tuhan. Orang yang hidupnya betul-betul percaya akan pemeliharaan Tuhan dan mensyukurinya. Orang yang tahu bersyukur, itulah yang menikmati kebahagiaan hidup. Tak peduli berapa lama ia akan hidup, yang terutama adalah hidup dijalani dengan iman percaya, berkualitas, disertai rasa syukur kepada Tuhan. Hiduplah dengan tulus dan berkenan kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu dan berilah aku hati yang takut akan Engkau. Amin. (Dod).
Pengkhotbah 1-2
Handoyo Salim - Pengkhotbah 1:2-3 (TB) Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Elfina OSF dan Suster Yosi OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Santa Elisabeth Timor Leste di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Pengkhotbah 11: 9 - 12: 8; Mazmur tg 90: 3-6.12-14.17; Lukas 9: 43b-45 TARGET UNTUK KEMENANGAN Renungan kita pada hari ini bertema: Target Untuk Kemenangan. Seorang remaja dari desa baru saja selesai semester pertama kuliahnya di kota. Baginya hasil studi itu agak mengawatirkan. Ada beberapa nilainya kurang memuaskan, karena ia harus melakukan remedial atau ujian ulang. Ada sebagian teman dan tetangganya menganggap bahwa ia masih menyesuaikan diri. Dan anggapan itu cukup membesarkan hatinya. Ia termotivasi untuk cepat keluar dari tekanan itu. Saat telepon dengan kedua orang tuanya di desa, ia mendapatkan motivasi baru dari orang tua: bahwa perjuangan atau usaha harus ada prosesnya. Tidak boleh ada anggapan bahwa suatu permulaan harus sudah langsung baik dan lancar. Yang penting sedari awal usaha, orang harus menargetkan kemenangan. Itu adalah motivasi yang sangat penting. Orang harus mulai dengan target kemenangan di dalam pikiran, permulaan usaha, dan rencananya. Ziarah iman di dunia itu bagai sebuah perjuangan untuk sampai pada tujuannya, yaitu kesempurnaan di dalam Tuhan. Kita masing-masing diberikan target ini sejak saat pembaptisan, dan semua janji baptis itu sebagai instrumen yang membantu kita mencapainya. Ketika kita mencapai itu nanti, hasilnya ialah sebuah kemenangan dan kemuliaan. Meskipun kitab Pengkhotbah secara lugas menggambarkan bahwa kehidupan yang nyata adalah hanya kesia-siaan, namun ia sangat menegaskan bahwa di akhir sebuah perjalanan hidup, ada pengadilan Tuhan yang menentukan seseorang itu sebagai pemenang atau sebaliknya kalah. Tuhan Yesus Kristus memandang ke Yerusalem tentang target yang sudah ditetapkan bagi-Nya. Yesus menyampaikan para rasul-Nya bahwa nanti di Yerusalem diri-Nya akan diserahkan kepada pembesar Yahudi untuk dihukum mati. Kematian-Nya itu merupakan yang sangat keji yaitu dengan disalibkan. Kematian di salib adalah sebuah kemenangan, begitu ajaran di dalam iman kita. Target kemenangan melalui salib ini juga merupakan rahmat bagi kita. Namun seperti para rasul, banyak dari kita belum atau tidak mampu mengerti sepenuhnya. Bagi yang mengerti, mereka memang mengalami dan menghayati di dalam hidup hariannya, yaitu berpartisipasi dan berbagi dalam kemuliaan dan kemenangan Kristus dengan salib. Mereka tentu menerima kesulitan dan penderitaan atas dirinya dalam kerelaan dan suka cita. Pilihan hidupnya ialah mati raga. Bagi mereka yang belum mengerti, tetap ada kesempatan terbuka untuk menghayati spiritualitas salib. Sedangkan mereka yang tidak mau mengerti, salib itu adalah suatu kebodohan dan cara yang memalukan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, Engkau menyatakan secara terbuka kemenangan-Mu melalui salib supaya menjadi santapan sabda dan perjanjian bagi kami, semoga kami selalu setia dengan jalan salib kami. Bapa kami yang ada di surga... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Eliana OSF dan Suster Chriscentiana OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Tanjung Selor di Keuskupan Tanjung Selor, Indonesia. Pengkhotbah 3: 1-11; Mazmur tg 144: 1a.2abc.3-4; Lukas 9: 18-22 SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Segala Sesuatu Ada Waktunya. Kita semua dibentuk oleh pemahaman umum bahwa waktu menentukan nasib hidup kita. Keyakinan ini perlu diperjelas lagi supaya kita tidak jatuh dalam pemahaman yang sederhana. Akibatnya, kecenderungan kita ialah mempersalahkan masa lalu yang tidak memberikan cerita yang mengesankan tentang kita. Waktu hanya dilihat sebagai sebuah elemen yang berdiri sendiri, dan tidak punya kaitan dengan subjek pencipta atau pemilik waktu. Waktu yang memutuskan nasib hidup manusia dapat juga dipahami seperti roda yang berputar. Saat kita berada di putaran bawah, kita memandangnya sebagai periode kemalangan dan penderitaan. Sebaliknya pada saat kita berada di putaran atas, kita memandangnya sebagai kesenangan dan keberuntungan. Kehidupan sebagai sebuah roda yang berputar umumnya dipahami sebagai kenyataan yang diterima sebagai hukum alam. Namun resikonya tetap sama dengan pandangan tentang waktu yang berganti. Pada saatnya manusia akan menyesali sejarahnya ketika roda kehidupan itu berputar di bagian bawahnya. Untuk mengatasi bahaya melihat waktu sebagai satu elemen semata, kita perlu melihatnya sebagai Tuhan sendiri yang menyelenggarakan hidup kita di dalam waktu. Dia adalah sumber waktu. Dia memberikan setiap orang waktu 24 jam tiap-tiap hari dalam seluruh hidupnya. Dengan cara memandang waktu seperti ini, kita dapat menghindari kecenderungan mempersalahkan waktu atau sejarah. Bila kita selalu mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan atas semua peristiwa hidup, baik menyenangkan maupun yang menyakitkan, sikap kita adalah bukan mempersalahkan masa lalu, tetapi melihatnya dari kaca mata iman. Tuhan yang mengontrol dan mengarahkan hidup kita. Kitab Pengkotbah dalam bacaan pertama ini menggambarkan hidup manusia yang rapuh dan sementara dengan memberikan batasan waktu. Segala sesuatu ada waktunya. Sesuatu ada pada saatnya, dan pada saat yang lain sesuatu itu menghilang. Gambaran ini sebenarnya ingin mengajarkan kita untuk menghargai waktu yang disediakan bagi setiap orang yang jumlah waktunya senantiasa sama. Berapapun lama waktunya, pasti berisi suatu peristiwa kehidupan yang punya makna. Kita perlu menanggapi Pengkotbah yang mengatakan sia-sia hidup ini, dengan sebuah persembahan hidup yang memiliki makna dari saat ke saat. Untuk waktu sekarang atau saat ini, kita perlu menikmatinya bersama dengan sesama dalam penyelenggaraan Tuhan, dan dikuatkan oleh iman kita kepada Yesus Kristus yang dari Allah. Pengakuan iman ini adalah prinsip hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami mengalami setiap waktu hidup kami sebagai pernyataan diri-Mu bagi kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Yulita OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Brayat Surakarta dan Suster Lorenza OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Pengkhotbah 1: 2-11; Mazmur tg 90: 3-6.12-14.17; Lukas 9: 7-9 KERESAHAN SUPAYA CEPAT BERLALU Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keresahan Supaya Cepat Berlalu. Resah merupakan satu keadaan jiwa yang mirip situasinya dengan gelisah, cemas, tak nyaman, takut dan kuatir. Jelas bahwa keadaan jiwa ini tidak positif. Keresahan adalah lawan dari rasa semangat, optimis, senang, bangga, ceria dan beruntung. Pada dasarnya kita ingin supaya keadaan resah dalam diri kita sendiri, keluarga, Gereja dan masyarakat biar cepat berlalu pergi. Mungkin banyak di antara kita ketika membaca bagian awal kitab Pengkhotbah tentang kesia-siaan dalam segala sesuatu, perasaan takut dan resah timbul secara spontan. Ada seorang siswa SMA setelah membaca sendiri perikop ini, ia langsung mengeluh kepada orang tuanya begini: "Lha, terus untuk apa kita hidup di dunia ini?" Raja Herodes juga resah karena ia mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis yang telah ia bunuh, hidup kembali. Ia menjadi resah dan gelisah, dan mengira bahwa Yesus dari Nazaret itu ialah Yohanes Pembaptis yang bangkit. Dua contoh keresahan dari bacaan-bacaan hari ini bersumber pada kesalahan atau dosa kita sendiri. Keresahan dan gelisah jenis ini tumbuh melalui suatu pengetahuan dan kesadaran akan diri sendiri. Seseorang mengetahui sendiri kelemahan dan dosanya dengan bantuan terang Ilahi, dan menyesalinya, kemudian ada jalan baginya untuk pembaruan. Langkah pembaruan itu sedapat mungkin tidak hanya menghilangkan keresahan, tetapi juga menciptakan atau menghadirkan sesuatu yang baru. Para pendengar kitab Pengkhotbah akan semakin memperkuat imannya kepada Tuhan, atau Herodes memang dituntut untuk melihat Yesus yang sesungguhnya. Ada jenis keresahan lain yang lebih berat. Keresahan itu ialah ketika teman dan saudara kita menjadi resah karena kelemahan, kekurangan dan dosa kita. Ini adalah berat karena mereka resah dan semakin resah namun kita sendiri tidak pernah menyadari atau mengetahuinya. Dengan kata lain kita tidak peduli dan tetap saja sengaja berbuat kesalahan dan dosa. Yang lebih berbahaya lagi, yaitu kalau kesengajaan tersebut membahayakan jiwa kita sendiri, jiwa orang lain dan merusak hajat hidup orang banyak. Keresahan-keresahan tersebut dapat cepat berlalu pergi hanya kalau setiap orang setia dan mau hidup secara adil dan benar. Mengikuti Tuhan dengan selalu dibimbing oleh firman-Nya merupakan pilihan terbaik di dalam hidup ini. Hidup kita memang harus berkenan kepada Tuhan saja, demikian mazmur tanggapan hari ini. Jadi kita tidak hanya ingin mengetahui tentang Yesus seperti Herodes, tetapi kita ingin mengikuti Dia, yaitu melakukan kehendak Bapa di Surga. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah Bapa di surga, dengan selalu meneladani Yesus Kristus Putra-Mu dan Tuhan kami, kami ingin mengosongkan diri kami dengan mengasihi-Mu, maka penuhilah kami ya Bapa. Kemuliaan... Dalam nama Bapa...
Di sini Sang Pangeran para pengkhotbah, Guru Yang Agung, mengucapkan kata-kata yang diberikan Bapa kepada-Nya untuk diucapkan, Dia adalah Hikmat Abadi, yang Bersama-sama dengan Bapa sebelum dunia diciptakan.
Di sini Sang Pangeran para pengkhotbah, Guru Yang Agung, mengucapkan kata-kata yang diberikan Bapa kepada-Nya untuk diucapkan, Dia adalah Hikmat Abadi, yang Bersama-sama dengan Bapa sebelum dunia diciptakan.
Khotbah MDC Surabaya satelit Graha Pemulihan : Tiga hal yang dapat dipelajari dari Pengkhotbah 3 untuk diterapkan dalam keseharian, Pertama. Kehidupan yang dibatasi waktu bukan hanya sebuah fakta, tetapi proses bagi kita untuk terus bertumbuh menyerupai Kristus, serta dimampukan untuk memaknai apa arti kehidupan. Kedua. Kehidupan yang kita jalani tidak akan pernah menjadi indah, jika kita tidak mengerti dan mengenal Pribadi Tuhan dengan benar. Ketiga. Kita bukanlah raja dan ratu dari waktu kehidupan, tetapi Tuhanlah satu-satunya Raja, yang menentukan waktu atas hidup kita. “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3:11). —Ps. Ray Kaunang, Puisi Waktu Kehidupan.
Pengkhotbah 3:15
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 15 Juli 2024 Bacaan: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11) Renungan: Salah satu faktor yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan seseorang adalah perasaan tidak puas atau tidak cukup. Setiap orang tentu menginginkan agar segala kebutuhannya tercukupi. Namun apakah dengan tercukupinya segala kebutuhan secara otomatis akan membuat seseorang merasa puas lalu menemukan kebahagiaan? Pengkhotbah mengatakan, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia." (Pkh 5:9). Ketika seseorang mendapatkan gaji 2 juta rupiah/bulan, ia berpikir bahwa hidupnya akan lebih dari cukup dan bahagia bila gajinya 5 juta rupiah/bulan. Namun ketika ia mendapatkan gaji 5 juta rupiah/bulan, ia merasakan bahwa masih banyak hal yang tidak bisa dipenuhi dengan gajinya tersebut. Sering kali kita menganggap bahwa ada hubungan yang erat antara kepuasan dengan jumlah uang atau kekayaan yang dimiliki. Kita mengira jika orang mempunyai uang dalam jumlah besar ia akan merasa puas dan bahagia. Tetapi pengkhotbah mengatakan, orang yang mencintai uang dan kekayaan sampai kapan pun tidak akan pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Karenanya yang harus menjadi pertanyaan besar bagi kita adalah, benarkah kebutuhan yang saat ini sedang kita cukupi, ataukah keinginan kita? Ketidakpuasan adalah salah satu sifat manusia, dan Tuhan tahu persis hal ini. Karenanya Ia mengajarkan kepada kita untuk berdoa demikian, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. " Ini tidak hanya mengingatkan kita pada kata cukup tetapi juga agar menggantungkan hidup sepenuhnya pada pemeliharaan Tuhan. Tuhan menginginkan agar kita hidup secukupnya, sewajarnya, tidak berlimpah-limpah menuruti ketamakan diri. Hal ini dimaksudkan bukan hanya agar kita mengucap syukur dengan apa yang ada, tetapi agar kita juga mengingat orang lain, berbagi berkat dengan sesama kita yang membutuhkan. Setiap harinya Tuhan pun ingin agar kita menggantungkan hidup hanya kepadaNya. Dengan begitu kita tidak perlu menjadi khawatir atau berbangga diri.Tuhan sudah berjanji untuk tidak sekali-kali membiarkan atau meninggalkan kita, mengapa kita harus terus merasa tidak puas dan tidak nyaman dengan apa yang kita miliki hari ini? Jika hari esok masih ada, percayalah, Bapa telah menyediakan segala sesuatu yang terbaik, yang kita butuhkan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku kurang bersyukur. Terima kasih untuk firman-Mu. Bantulah aku agar hatiku selalu dipenuhi rasa syukur. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah JANGAN MENDOMINASI PEMBICARAAN Firman Tuhan dalam PENGKHOTBAH 5: 1 berkata demikian -Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat. Wonder Kids, apakah kamu mengenal seseorang suka berbicara terus dan tidak mau berhenti atau dipotong? Orang yang tidak mengijinkan orang lain untuk berbicara? Sulit rasanya berteman dengan orang seperti itu bukan? Itu karena kamu nggak punya kesempatan untuk mengemukakan pendapatmu. Tapi…apakah kamu juga melakukan hal yang sama kepada TUHAN? Ketika kamu berdoa, apakah kamu juga berbicara terus tanpa henti dan tidak mengijinkan Tuhan untuk berbicara? Apakah TUHAN mendapat kesempatan untuk memberitahumu apa yang Ia pikirkan? Penting memang menceritakan semuanya kepada TUHAN, tapi sama pentingnya untuk duduk diam dan mengijinkan TUHAN memberitahumu apa yang TUHAN pikirkan. Mungkin kamu tidak akan mendengarkan suara keras dari surga – TUHAN biasanya tidak bicara dengan cara seperti itu. Tapi TUHAN mungkin mengingatkanmu akan suatu ayat Firman Tuhan yang perlu kamu praktekkan di dalam hidupmu. TUHAN ingin menunjukkan dosa yang perlu kamu akui, atau mengingatkanmu akan seseorang yang perlu kamu tolong. Dengan kata lain, TUHAN akan memimpinmu. Ini tertulis di dalam AMSAL 3: 6 seperti ini -Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Tapi sebelumnya kamu perlu mendengarkan TUHAN. Mari kita berdoa, TUHAN, aku mau duduk diam dan mendengarkan suara-Mu. Berbicaralah kepadaku. Aku mendengarkan-Mu, di dalam nama Tuhan Yesus, aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, BICARALAH KEPADA TUHAN, KEMUDIAN DENGARKANLAH TUHAN. Tuhan Yesus memberkati
Pengkhotbah 3 : 1
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Retty dan John dari Paroki Roh Kudus, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK Renungan kita pada hari ini bertema: Waktu Tuhan Pasti Yang Terbaik. Iman membimbing dan menguatkan kita untuk memiliki keyakinan bahwa Tuhan itu kekal, awal dan akhir. Tuhan tidak mengenal waktu. Yang mempunyai dan memakai waktu ialah manusia. Ada sebagian manusia memakai waktu di masa lalu, mereka tidak memakainya di saat ini dan waktu yang akan datang. Demikian juga mereka yang hidup pada saat ini dan mereka yang hidup di masa mendatang. Tetapi Tuhan memiliki dan memanfaatkan semua waktu. Jika Tuhan hendak mengingatkan kita mengenai tindakan yang telah dilakukan kepada umat Israel sebagai pilihan-Nya, karena Tuhan ada di waktu lalu. Jika Tuhan memberkati seseorang saat ini yang mengalami suatu limpahan rahmat yang indah, karena Ia sesungguhnya ada bersama kita saat sekarang. Jika Tuhan berfirman bahwa hidup kita di hari esok akan menjadi semakin cerah dan menggembirakan, karena Ia sesungguhnya berjanji untuk menyertai kita selalu sampai akhir zaman. Di dalam segala waktu itu Tuhan bekerja, bertindak dan menyatakan kehendak-Nya. Siapa saja yang secara langsung atau tidak langsung mengalami penyelenggaraan ilahi itu, entah dalam keadaan gembira entah sedih, sepatutnya menyakini itu sebagai waktunya Tuhan. Waktu Tuhan merupakan yang terbaik. Kata kitab pengkhotbah, segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11). Iman kita mengajarkan supaya kita menanggapi waktu yang indah ini sebagai suatu pengalaman iman. Ketika nabi Amos menyatakan bahwa Tuhan Allah akan menghadirkan suatu pembaharuan dari kehidupan yang telah rusak atau binasa, pengalaman iman yang pantas kita dapatkan ialah Sabda Pembebasan dan Keselamatan. Kita yang mendengar dan memahami firman ini sepatutnya menanggapi ini sebagai waktu yang terbaik. Kita diberi kesempatan untuk mengerti dan mengimani tentang suatu pengharapan yang menggembirakan. Firman itu terpenuhi pada saat kita mendengarkannya. Pada saat Firman itu datang kepada kita yang mengatakan bahwa Tuhan sungguh hadir dan berinteraksi dengan kita secara nyata, kita yang mendengar dan memahaminya sepatutnya yakin bahwa saat itulah saatnya Tuhan yang terbaik bagi kita. Setiap orang dapat menemukan saat yang terbaik ketika Tuhan menyentuh atau menjamah hidupnya, entah pada saat menguntungkan atau tidak, entah pada waktu gembira atau tidak. Pengalaman paling nyata untuk menemukan saat atau waktu terbaik dari Tuhan pada kita masing-masing ialah ketika kita mendengar dan mengerti Firman-Nya. Tuhan senantiasa benar dan adil dengan kita melalui Firman-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah maha murah, sering kami tidak memahami saat-Mu dalam kejadian-kejadian nyata hidup kami, maka anugerahkanlah kami kemampuan untuk menganggapi setiap kejadian hidup kami dalam terang iman kepada-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
Yohanes Pembaptis, sang utusan dan pengkhotbah, berbicara mengenai Seseorang yang Datang setelah dirinya, yang lebih berkuasa, menunjukkan betapa mulianya pandangan Yohanes terhadap Yesus.
Yohanes Pembaptis, sang utusan dan pengkhotbah, berbicara mengenai Seseorang yang Datang setelah dirinya, yang lebih berkuasa, menunjukkan betapa mulianya pandangan Yohanes terhadap Yesus.
Pengkhotbah 3:11 - Renungan Singkat Ulang Tahun
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 29 Juni 2024 Bacaan: "Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu." (Pengkhotbah 9:8) Renungan: Daud memenuhi hari-harinya dengan keterbukaan hati untuk diselidiki oleh Tuhan. Kerinduannya adalah menjauhkan dirinya dari segala perkara yang akan mencemarkan hati dan pikirannya. Hal inilah yang membuat Daud menjadi kekasih hati Tuhan. Bukan karena ia telah menjalani kehidupan yang tanpa noda, melainkan ia membuka diri sepenuhnya untuk dikoreksi oleh Tuhan. Ia memiliki keterbukaan hati untuk diarahkan oleh Tuhan, dengan berkata, "Apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal." Keterbukaan hati di hadapan Tuhan dan kerelaan hati untuk dipimpin oleh Tuhan adalah kunci utama di dalam menjaga kekudusan hidup. Dengan keterbukaan hati, kita membiarkan Tuhan menjelajahi kedalaman hati kita dan membiarkan-Nya membasuh setiap noda-noda yang ada. Bagaimanakah kita dapat memiliki keterbukaan hati di hadapan Tuhan? Dengan menyadari bahwa kita telanjang dan terbuka di hadapan Tuhan. Tidak ada satu noda pun yang dapat kita sembunyikan di hadapanNya. Adam dan Hawa berusaha menyembunyikan ketelanjangan mereka di balik dedaunan. Ananias dan Safira mengelabui Roh Kudus dengan menyembunyikan hasil penjualan tanah mereka. Yudas menyembunyikan pengkhianatannya di balik sebuah ciuman untuk Yesus. Demikian juga, kita pun dapat menyembunyikan segala noda dosa kita di belakang layar. Namun, Tuhan melihat kehidupan kita, bagai ikan yang berada di aquarium yang tidak dapat menyembunyikan diri mereka, sekalipun di sudut-sudut terpencil. Kita tidak dapat menyembunyikan kecemaran di belakang panggung sandiwara, karena kedalaman hati dan pikiran kita bagai secarik kertas putih, di mana noda sekecil apa pun akan dapat terlihat dengan jelas di hadapan Tuhan. Jika demikian, mengapakah kita masih berusaha mencoba mengelabui Tuhan? Jadilah seperti seorang anak kecil di hadapan Tuhan yang selalu berkata polos tentang perkara-perkara di kehidupan mereka. Ingatlah, Daud menjadi kekasih hati Tuhan bukan karena ia telah menjalani kehidupan yang sempurna sebagai orang percaya, tetapi karena ketulusan hatinya dan kerinduannya untuk mengalami pembenahan Tuhan di kedalaman hatinya. Ketulusan hati dalam menjaga kekudusan hidup adalah bagai permata yang Tuhan ingin temukan di dalam kehidupan kita sebagai anak-anak-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tidak ada yang tersembunyi dari-Mu, maka selidikilah hatiku dan perbaikilah hidupku agar aku berkenan di hadapan-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 26 April 2024 Bacaan: "Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", (Pengkhotbah 12:1) Renungan: Ada seorang lelaki tua tertidur lelap di atas kotak kardus tua yang kotor. Wajah tua yang keriput menunjukkan betapa besar penderitaan yang ia alami. Dia bernapas dengan susah payah. Penyakit asma dan TBC yang dialaminya menambah rentetan penderitaan dalam hidupnya. Udara dingin membuatnya semakin menderita. Dinding ruangan yang terbuat dari karton tak mampu memberinya kenyamanan. Setiap orang yang melihat lelaki tua itu pasti merasa sangat kasihan. Tidak ada yang tahu siapa orang tua itu sebenarnya. Baru satu tahun ia keluar dari penjara karena kasus perampokan. Namun, ia tidak dapat lagi beraktivitas seperti dulu. Tubuhnya sudah tidak sekuat dulu lagi. Kalau dahulu ia dapat memeras orang dan mengumpulkan uang hingga lima juta dalam sehari, namun sekarang ia hidup dengan susah payah. Kini ia hanya bisa membayangkan masa kejayaannya dulu, di mana ia masih muda dan kuat. Menyisakan kepedihan hati yang tidak terkira karena telah menyia-nyiakan hidupnya dengan hal yang tidak berguna. Kini semuanya sudah terjadi, yang ada hanyalah sebuah penyesalan. Kisah kakek tua yang memilukan ini, memberikan pelajaran yang sangat penting bagi kita. Menikmati masa muda itu harus tetapi bukan dengan cara yang tidak benar. Banyak orang tua yang menceritakan bagaimana masa muda mereka begitu indah. Mereka hidup dengan segala kemewahan dan kelimpahan. Namun pada masa tua, semua itu hanya kenangan yang tak berbekas. Menabung untuk masa depan itu sangat perlu dan bagaimana kita hidup di masa depan, tergantung pada keputusan dan pilihan hidup kita saat ini. Raja Salomo mengawali masa mudanya dengan kehidupan yang sukses hingga namanya menjadi terkenal di seluruh dunia. Namun, di akhir hayatnya semua kesuksesan itu hanya tinggal kenangan. Pengkhotbah berpesan agar kita menikmati masa muda kita semaksimal mungkin. Namun, bukan berarti kita bebas melakukan apapun yang diinginkan hati kita. Semuanya harus berjalan sesuai dengan jalan Tuhan. Amsal 27:1 mengatakan, “Janganlah memuji diri karena hari esok, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.” Segala kebanggaan diri kita hari ini tidak bisa menjamin hari esok, jika kita tidak melakukannya dengan benar dan menaati kehendak Tuhan. Tuhan telah merancangkan yang terbaik untuk masa depan setiap umat manusia. Namun, untuk mendapatkan yang terbaik di masa depan, tindakan kita saat ini sangatlah menentukan. Jika kita menjalani hidup dengan berpesta dan berfoya-foya, untuk hal-hal yang tidak berguna, maka kemungkinan kita akan menikmati masa tua seperti kehidupan kakek di atas. Marilah kita menyambut masa depan yang telah Tuhan persiapkan untuk kita dengan melakukan yang terbaik pada saat ini! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih telah merencanakan masa depan yang terbaik untukku. Bantulah aku untuk mendapatkan berkat terbaik-Mu itu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 19 April 2024 Bacaan: "Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" (Pengkhotbah 5:5) Renungan: Kita sering mendengar seseorang berkata, "Tolong dimaklumi ya, saya kan juga manusia." Bukan sekali dua kali orang ini berkata seperti itu, tetapi sering kali. Memang tidak ada yang salah dari isi perkataannya tersebut, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mudah sekali orang tersebut berkata seperti itu? Sepertinya perkataan itu menjadi sebuah "bahan mainan" saja, yang diberikan kepada orang lain, lalu mengharapkan orang lain terkesima dan kemudian diam seribu bahasa. Hal ini bukan hanya terjadi di "dunia sekuler", tetapi di "dunia rohani" pun sering terjadi. Jelas ini menunjukkan bahwa orang tersebut terlalu mudah untuk berbuat salah dan terlalu mudah pula untuk minta dimaklumi. Dalam Pkh 5:5 dikatakan, "Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" Perhatikan, "senjata" orang tersebut adalah kata "khilaf". Kata itu menunjukkan suatu tindakan yang tidak benar, namun tidak disengaja. Atau, merupakan tindakan kebetulan, yaitu kebetulan salah. Dengan kata lain, orang yang berbuat salah tersebut minta dimaklumi karena menurut dia tidak ada motivasi di dalam dirinya untuk berbuat salah. Itu bisa benar kalau dilakukan satu kali, tetapi kalau hal tersebut dilakukan sering kali, itu berarti sudah pada kategori sengaja. Atau paling tidak, sengaja untuk tidak mau belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Kebanyakan kesalahan dilakukan dengan alasan tidak disengaja itu berkaitan dengan kata-kata. Sudah jelas-jelas perkataannya menyinggung dan menyakitkan hati orang lain, masih juga dia berkata bahwa itu kekhilafan. "Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung dan menyakiti hati Anda, " demikian dalihnya. Ini jelas menunjukkan bahwa orang itu tidak bisa mengekang lidahnya atau tidak mau menganalisa setiap perkataan yang hendak keluar dari mulutnya. Orang sekarang berkata, "Ember!" Terhadap orang seperti itu, biasanya orang lain hanya berkata, "Khilaf kok terus-menerus!" Pengkhotbah tidak mengajarkan agar kita diam seribu bahasa dalam segala perkara, baik tidak berkata-kata maupun tidak berbuat sesuatu. Bukan itu yang dimaksudkan! Yang diajarkan kepada kita di sini adalah supaya kita jangan "grusa-grusu", tetapi harus menganalisa setiap perkataan dan perbuatan yang akan kita katakan dan lakukan. Dengan demikian, kita tidak cenderung berkata dan berbuat salah, serta tidak mudah mengatakan bahwa itu adalah kekhilafan. Ingat, kita harus menjadi berkat, bukan menjadi batu sandungan! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku hikmat agar dapat memikirkan apa yang ingin aku katakan dan lakukan, sehingga aku tidak selalu melakukan kesalahan baik di hadapan-Mu maupun di hadapan sesamaku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 14 April 2024 Bacaan: "Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya." (Pengkhotbah 7:2) Renungan: Dua hari lalu om saya meninggal dunia dan kemarin dimakamkan. Begitu banyak yang datang untuk melayat. Mereka datang sebagai bentuk belasungkawa dan untuk memberikan penghiburan kepada keluarga kami. Biasanya ketika kita pergi ke rumah duka, suasana yang terlihat adalah kesedihan dan air mata, baik di dalam diri keluarga yang ditinggalkan maupun di dalam diri orang-orang yang melayatnya. Kita tidak akan menemukan sukacita di sana. Mungkin, itulah sebabnya orang lebih memilih pergi ke rumah pesta daripada pergi ke rumah duka, kecuali jika yang berduka adalah anggota keluarga atau orang terdekatnya. Raja Salomo mengajarkan kita bahwa pergi ke rumah duka lebih baik daripada pergi ke rumah pesta. Mengapa? Sebab ketika kita pergi ke rumah duka, menyaksikan sesosok mayat yang sudah terbujur kaku, maka kita akan mendapat pencerahan tentang makna hidup ini. Kita semakin tersadar akan kefanaan hidup, bahwa masa hidup kita di dunia ini hanya sementara saja. Suatu saat, kita juga akan mengalami kematian seperti orang yang kita layat dan akan diperhadapkan kepada Sang Pencipta, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama kita ada di dunia ini. Itulah pentingnya pergi ke rumah duka. Dan semakin sering kita pergi ke rumah duka, menyaksikan orang yang telah meninggal, maka semakin sadarlah kita akan makna hidup ini. Dengan demikian, kita pun akan ingat kepada Tuhan, dan menjalani hidup dengan lebih baik. Akan tetapi, tidak demikian ketika kita pergi ke rumah pesta. Di rumah pesta, kita akan menemukan orang-orang yang sedang larut dalam kegembiraan dan menikmati hidup dengan segala keinginan hati mereka. Kita tidak akan menemukan orang-orang yang bersedih hati di sana, atau orang-orang yang sedang menangis. Akibatnya, kita pun akan ikut-ikutan bersenang-senang dan larut dalam kegembiraan, sehingga kita cenderung lupa akan hidup yang hanya sementara saja. Kita jadi lupa bahwa suatu ketika kita juga akan mati serta akan mempertanggungjawabkan kepada Tuhan semua perbuatan kita di dunia ini. Dan semakin sering kita pergi ke rumah pesta, maka semakin sulitlah kita menyadari makna hidup kita. Sesekali pergi ke rumah pesta tidaklah salah. Tetapi pergilah juga ke rumah duka, sehingga kita disadarkan akan hidup kita yang fana di dunia ini. Jika kita ditinggal mati oleh anggota keluarga, kerabat, teman, atau tetangga kita, maka jadikanlah itu sebagai sarana perenungan akan makna hidup. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ingatkan aku untuk pergi ke rumah duka, bukan hanya ke rumah pesta, agar aku sadar akan makna hidup yang sesungguhnya, sehingga hidupku dapat direm serta diingatkan kembali untuk lebih dekat pada-Mu, dan pada saat aku Kau panggil menghadap-Mu, aku telah siap . Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 18 Maret 2024 Bacaan: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11) Renungan: Salah satu faktor yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan seseorang adalah perasaan tidak puas atau tidak cukup. Setiap orang tentu menginginkan agar segala kebutuhannya tercukupi. Namun apakah dengan tercukupinya segala kebutuhan secara otomatis akan membuat seseorang merasa puas kemudian menemukan kebahagiaan? Pengkhotbah mengatakan, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia." (Pkh 5:9). Ketidakpuasan adalah salah satu sifat manusia, dan Tuhan tahu persis hal ini. Karenanya Ia mengajarkan kepada kita untuk berdoa demikian, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Ini tidak hanya mengingatkan kita pada kata cukup tetapi juga agar menggantungkan hidup sepenuhnya pada pemeliharaan Tuhan. Tuhan menginginkan agar kita hidup secukupnya, sewajarnya, tidak berlimpah-limpah menuruti ketamakan diri. Hal ini dimaksudkan bukan hanya agar kita mengucap syukur dengan apa yang ada, tetapi agar kita juga mengingat orang lain dan berbagi berkat dengan sesama kita yang membutuhkan. Setiap harinya Tuhan pun ingin agar kita menggantungkan hidup hanya kepada-Nya. Dengan begitu kita tidak perlu menjadi khawatir atau berbangga diri. Memikirkan perkara dunia tidak akan ada habisnya. Dengan terus memikirkannya, kita justru dibentuk menjadi pribadi yang jauh dari rasa syukur, juga egois dan tamak. Karenanya firman Tuhan melarang kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari apa yang patut kita pikirkan. Tetapi kita diminta untuk berpikir begitu rupa, sehingga kita bisa menguasai diri (Rm 12:3). Tak seorang pun berkuasa atas hari esok, kecuali Tuhan. Tuhan sudah berjanji untuk tidak sekali-kali membiarkan atau meninggalkan kita, mengapa kita harus terus merasa tidak puas dan tidak nyaman dengan apa yang kita miliki hari ini? Jika hari esok masih ada, percayalah, Bapa telah menyediakan segala sesuatu yang terbaik, yang kita butuhkan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku karena kurang bersyukur pada-Mu. Semoga dengan firman-Mu yang aku baca hari ini akan mengubah aku menjadi pribadi yang selalu bersyukur untuk setiap peristiwa yang aku alami setiap hari. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 28 Februari 2024 Bacaan: Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya." (Pengkhotbah 3:1) Renungan: Tahukah kita, bahwa ketika menemukan teori gravitasi, Newton tidak sedang belajar keras atau sedang sibuk melakukan percobaan di laboratorium sampai larut malam. Ide brilian tersebut justru di dapatnya saat sedang bersantai dan termenung, yaitu ketika sebuah apel jatuh tepat di depannya. Bagi beberapa penulis yang berhasil, menemukan ide yang bagus untuk menulis pun kadang tidak didapat ketika sedang membaca atau menulis sebuah buku, tetapi justru ketika dirinya sedang santai sambil berjalan-jalan di mall atau sedang makan di sebuah restoran. Kita masing-masing pasti setuju kalau bekerja dengan giat itu baik. Namun, bekerja keras sampai memeras keringat tanpa kenal lelah dan berjuang tanpa henti tidak selamanya menghasilkan hasil yang besar dan memuaskan. Pola kerja yang kurang sehat dapat memicu gangguan kesehatan. Menurut ilmu kedokteran, pekerjaan yang menumpuk cenderung menyebabkan stress berkepanjangan. Akibatnya pola hidup pun terpengaruh. Beban pekerjaan yang berlebih membuat pola hidup dan pola makan berubah. Dampaknya muncul rasa khawatir yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan keluhan fisik. Mari belajar untuk menyeimbangkan kehidupan kita, antara waktu bekerja dengan waktu beristirahat. Antara waktu untuk kantor, dan waktu untuk keluarga. Antara waktu untuk bersosialisasi dengan waktu untuk Tuhan. Mari bersama-sama kita menyadari, bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya. Itu berarti ada waktu untuk bekerja, berekreasi dan ada waktu untuk tidur dan beristirahat melepas lelah. Hidup terasa lebih ringan dan menyenangkan bila kita melakukan segalanya dengan seimbang. Bekerja dengan giat, tapi jangan pernah lupa untuk meluangkan waktu beristirahat dan bersantai, karena ide-ide yang baik, terkadang justru muncul di saat kita sedang bersantai. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, bantulah aku agar dapat membagi waktuku dengan baik sehingga pekerjaanku dapat kulakukan dengan baik dan keluargakupun dapat merasakan kehadiranku setiap hari. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 21 Februari 2024 Bacaan: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkhotbah 3:11) Renungan: Ikan bandeng memiliki daging yang lezat. Namun, sayangnya memiliki tulang dan duri yang susah dipisahkan dari dagingnya. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan mengolah bandeng menjadi bandeng presto. Bandeng diolah dengan pressure cooker, alat masak yang bekerja dengan memberikan tekanan tinggi.Tekanan ini telah diatur sedemikian rupa, sehingga tulang dan duri bandeng tersebut bisa menjadi lunak, tapi dagingnya sendiri tidak rusak. Kita pun dapat menikmati daging bandeng yang lezat tanpa harus terganggu dengan tulang dan durinya lagi. Hampir sama dengan ikan bandeng, ada juga banyak "tulang dan Duri" dalam diri kita yang membuat hidup kita tidak menyenangkan bagi TUHAN. Mungkin "Tulang dan Duri" itu berupa kesombongan, kekurangpercayaan, kekerasan hati, iri hati dan dengki, pola pikir yang salah, dan sebagainya. Maka, TUHAN seringkali harus mengatasinya dengan "memasukkan" kita untuk sementara waktu ke dalam "Pressure Cooker", yakni situasi hidup yang sering kita anggap begitu menekan kita hingga membuat kita stress dan depresi. Tapi percayalah, setiap tekanan yang diijinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan ini, tentu dengan "Takaran Tekanan" yang sudah DIA atur, sehingga tidak akan melebihi kemampuan kita untuk menanggungnya. Cukup kuat untuk "melunakkan berbagai macam tulang dan duri" yang ada di dalam diri kita atau membentuk karakter kita, tapi tidak akan pernah sampai membuat kita hancur. Jadi, apabila saat ini kita sedang berada dalam situasi yangg tertekan, yang membuat kita stres, jangan menyerah. Tetaplah beriman kepada-Nya. Bahkan, pakai kesempatan ini untuk merenung dan mencari apa yang DIA inginkan agar kita ubah dalam diri kita. Lalu jalani hidup dengan kesabaran dan ketekunan, agar melalui proses ini, kita menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang berkenan kepada-Nya, dan menyenangkan hati-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku kekuatan dan iman yang teguh, agar aku dapat tetap setia pada-Mu saat pergumulan hidup yang berat mendera kehidupanku. Aku percaya di balik itu semua ada rencana indah untuk menjadikan aku pribadi yang kuat dan tahan uji. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan Rabu, 6 Desember 2023 Bacaan: Mazmur 118:24 "Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" Renungan: Pada hari Minggu, 18 Maret 1979 di Aspen Colorado sebuah pesawat jatuh sesaat setelah lepas landas. Saat itu, Ny. Stephanie Ambrose May, kehilangan suami, putra, putri, dan menantunya. May menulis di catatan harian mengenai perasaannya. "Bebanku berat, tetapi aku tidak berjalan sendirian. Aku bukan orang yang kuat dan berani. Aku adalah seorang pengikut Yesus dengan beban yang harus dipikul dan pesan untuk dibagikan. Aku telah diuji dengan keras, tetapi imanku tetap hidup. 'Mawar' ini bisa layu namun kelak akan mekar kembali." Bila kita sedang ditraktir teman, mendapat doorprize, mendapat kenaikan gaji, mengalami kesembuhan mudah untuk mengatakan kalau hari ini adalah hari yang dijadikan Tuhan. Tetapi bagaimana dengan hari-hari yang gelap? Hari-hari di mana harapan tertutup oleh mendung kelabu? Hari di mana kita kehilangan keluarga yang dikasihi seperti Ny. Stephanie Ambrose May. Hari di mana kita dipecat karena kesalahan yang tidak pernah kita lakukan. Hari di mana kita tidak melihat penggenapan janji Tuhan. Hari di mana seolah kita harus membayar berbagai tagihan namun tidak ada uang untuk itu. Hari di mana kita ditipu dan dikhianati partner bisnis. Apa baiknya hari seperti itu? Memang tidak baik, tetapi firman Tuhan mengingatkan kita, "Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya." (Pengkhotbah 7:14). 'Inilah hari' berarti setiap hari. Hari operasi, hari membayar kuliah anak, hari kehilangan proyek besar, hari di mana kita ditolak, dan seterusnya. Ya, semua hari adalah harinya Tuhan, termasuk hari yang mengecewakan sekalipun. Jika hari ini kita mengalaminya, ingatlah Tuhan masih memegang tongkat kepemimpinan. Dia masih duduk di Cockpit pesawat kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu memegang kendali atas hidupku sehingga tidak ada alasan aku harus takut menjalani hidupku ini, karena aku tahu Engkau selalu ada besertaku. Amin. (Dod).
Saksikan We-Talk Setiap Kamis, Pk. 19:00 Youtube Lifehouse Community bersama Ps. Wigand Sugandi & Ps. Rully Simorangkir
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 29 September 2023 Bacaan: "Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenal masa depannya." (Pengkhotbah 7:14) Renungan: Kita seringkali kurang memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini, sehingga yang timbul adalah respons hati yang negatif. Ada masalah kita mengeluh dan bersungut-sungut, doa tidak terjawab kita marah, ketika sakit belum juga disembuhkan kita kecewa, ketika kenyataan tidak seperti yang diharapkan, kita selalu menyalahkan Tuhan. Yesus merespons berbeda! Saat berdoa di taman Getsemani, dalam tubuh manusia-Nya, Dia berdoa kepada Bapa. "Ya Bapa-Ku jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku,” (Mat 26:39). Dengan kata lain, sebagai manusia la juga memiliki keinginan untuk diluputkan dari penderitaan yang berat, ".....tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26.39). Artinya, apa pun yang terjadi, seberat apa pun kenyataan yang harus dihadapi, seberapa pun harga yang harus dibayar, Tuhan Yesus tetap belajar untuk memahami. Ia menempatkan kehendak Bapa lebih dari segala-galanya. Karena itu la menyerahkan semuanya kepada kehendak Bapa. “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yoh 4:34) Bagaimana dengan kita? Bukankah kita seringkali mendikte dan memaksa Tuhan untuk menuruti keinginan dan kemauan kita serta tidak mau tunduk kepada kehendak Tuhan? Kita berpikir bahwa apa yang kita inginkan adalah yang terbaik bagi kehidupan kita. Kita merasa lebih tahu tentang hidup kita dan masa depan kita. Sadarilah, kita ini terbatas dalam segala hal, Tuhan tahu segala-galanya (Yesaya 55:9). la tahu persis yang terbaik buat kita. Itulah sebabnya apa yang Tuhan izinkan terjadi justru bertentangan dengan apa yang kita bayangkan dan inginkan. Namun selalu ada maksud Tuhan yang baik di balik setiap pergumulan yang kita alami. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku kalau aku sering memaksakan kehendak ku pada-Mu. Kini aku sadar bahwa kehendak-Mu lah yang terbaik dalam hidupku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 9 Agustus 2023 Bacaan: "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!" (Pengkhotbah 11:9) Renungan: Kemacetan bukanlah suatu pemandangan yang baru di Jakarta. Hampir dipastikan setiap pagi, siang dan sore di jalan-jalan tertentu kendaraan berlapis-lapis dan tersendat, sehingga banyak orang yang harus meluangkan waktu 2 jam lebih awal atau lebih untuk pergi ke tempat tertentu pada hari-hari kerja. Saat mengantri dalam kendaraan di tengah kemacetan, banyak hal yang bisa dilakukan. Ada yang marah-marah dan mengomel, ada yang panik karena takut terlambat, ada yang santai sambil mendengarkan musik, bahkan ada yang diam dan berdoa. Saat sampai ke tempat tujuan, suasana hati dan fisik merekapun berbeda. Mereka yang penuh kemarahan dan panik, akan membawa suasana hati mereka sampai di rumah, sehingga kepanikan dan kemarahan bisa berlanjut dan suasana rumah menjadi tidak nyaman lagi. Mereka yang tenang mendengarkan musik dan berdoa, tetap akan membawa suasana sukacita ketika sampai di rumah, sehingga sukacita tetap memenuhi rumah mereka. Ternyata bukan hanya kendaraan yang mengantri berjam-jam di tengah kepadatan jalan ibukota. Tanpa kita sadari pribadi kita masing-masingpun saat ini sedang mengantri untuk kembali ke rumah Bapa. Cepat atau lambat semua kita akan dipanggil untuk kembali kepada-Nya. Apakah di saat mengantri giliran kita ini, hati kita dipenuhi ketakutan, kemarahan, kedosaan, kenajisan? Ataukah hati kita tetap tenang, percaya dan berharap? Jika antrian manusia yang akan kembali ke rumah Bapa bisa digambarkan, kira-kira masih berapa meterkah jarak anda dan saya saat ini untuk sampai ke sana? Kalau dihitung pakai hitungan hari, kira-kira tinggal berapa hari lagikah anda dan saya sampai ke sana? Marilah kita persiapkan diri kita dengan baik, baik jasmani dan rohani kita. Hidup ini hanya sekali, maka isilah dengan banyak kebaikan sehingga hidup kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Pada akhirnya ketika kita sampai di rumah Bapa, kita akan melihat senyum-Nya yang terindah menyambut kedatangan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas rahmat kehidupan yang Kau berikan padaku sampai hari ini. Saat ini Kau sadarkan aku bahwa hidupku di dunia hanya sementara saja. Kalau di hari-hari yang lalu banyak waktu yang kusia-siakan dengan hal yang mengecewakan hati-Mu dan hati banyak orang, maka hari ini ajarkanlah aku untuk mulai memanfaatkan sisa umurku ini untuk berbuat banyak kebaikan bagi orang lain. Biarlah apapun yang akan ku perbuat semata-mata hanya untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 30 Juli 2023 Bacaan: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka." (Pengkhotbah 3:11) Renungan: Seorang arsitek mampu melihat dari permulaan sampai pada akhirnya dari apa yang akan dibangun. Ia tahu proses dan urut-urutannya. Begitu juga cara kerja Allah. Dia mempunyai cara-cara yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia. Cara-cara di dalam menghadapi kesulitan dan menyelesaikan masalah yang tidak pernah terlintas di benak kita. Allah sanggup melihat akhir dari sebuah permulaan apa yang dikerjakan-Nya. Tetapi tidak demikian dengan manusia. Manusia hanya bisa melihat sebagian dari proses sesuatu yang sedang dikerjakan Allah, sehingga dengan mudah menjadi kecewa, putus asa dan marah. "Kenapa begini Tuhan?" Kita harus belajar melihat segala sesuatu di dalam kehidupan kita menurut cara pandang Allah dan bukan menurut cara pandang kita yang penuh keterbatasan. Tanamkan di dalam hati bahwa Allah itu mahakuasa dan dapat diandalkan. Mari kita belajar untuk memercayai Dia dalam segala hal sebagai arsitek yang profesional. Jika kita mengukur Allah menurut standar kita, maka kita akan menemukan Allah yang tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi jika kita mempercayai Dia yang bisa memulai segala sesuatunya dari yang tidak ada, maka kita akan menemukan Allah yang dahsyat dan ajaib. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau Allah yang dapat kuandalkan dalam setiap pergumulan hidupku. Ajarilah aku untuk mengerti setiap rencana-Mu dalam hidupku. Ubahlah cara pandangku dalam setiap pergumulan hidupku, agar aku dapat memandang setiap masalah dengan cara pandang-Mu sendiri sehingga aku kuat dan tahan dalam menghadapi masalahku karena aku tahu Engkau mampu untuk menyelesaikannya. Yesus ambilah masalahku dan ganti dengan kekuatan dan sukacita-Mu. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 21 Juli 2023 Bacaan: "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia." (Pengkhotbah 5:9) Renungan: Suatu hari Jessica menerima sebuah bingkisan dari sahabatnya. Jessica kembali ke rumah dan membuka bungkusan itu yang ternyata berisi baju kaos. "Ah, ternyata cuma kaos seharta Rp 35.000, gerutu Jessica. Ia kemudian meletakkan kaos itu dan sama sekali tidak berminat untuk memakainya. Pada waktu yang sama, Kevin seorang pengusaha muda yang berhasil, menerima pemberian seorang Ibu pegawai di kantornya, yaitu sebungkus kue yang dibeli dari pasar. Kue yang seharga Rp 3.000. Itu dibawanya pulang dan diletakkan hati-hati di atas piring dan Kevin berdoa mengucap syukur atas kasih Tuhan yang dinyatakan lewat sebungkus kue. Bisa dibayangkan, Kevin yang terbiasa makan kue mahal tetapi dia menghargai dan memandang sangat berarti kue pemberian seharga Rp 3.000,- itu. Itu sebabnya dia diberkati Tuhan. Orang yang merasa puas dan selalu mengucap syukur, berkatnya semakin ditambahkan Tuhan setiap hari. Itu karena mereka menghargai pemberian Tuhan meskipun bernilai kecil. Betapa seringnya kita membiasakan diri hidup dalam sungut-sungut, tidak mengucap syukur dan tidak menghargal berkat-berkat kecil. Kita lebih sering menuntut dan tidak pernah merasa cukup atas kebaikan orang lain kepada kita. Kita menuntut agar orang lain bersikap begini dan begitu, kita menuntut agar mereka lebih memerhatikan kita, tetapi kita mengabaikan dan tidak pernah memerhitungkan banyak hal yang sudah mereka lakukan untuk kita. Marilah kita tinggalkan rasa tidak puas ini dan belajarlah mengucap syukur untuk tempat tinggal, pakaian, makanan, orang tua, anak, teman, pekerjaan, sekolah, upah dan untuk segala yang bisa kita nikmati, maka berkat Tuhan akan mengalir atas kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Terima kasih Bapa, untuk semua berkat-berkat baik kecil ataupun besar yang telah aku terima selama ini. Ajarilah aku untuk senantiasa mengucap syukur atas semuanya itu. Lepaskanlah semua sungut-sungut dan gerutuan dari diriku, agar itu semua tidak menjadi penghalang bagi berkat-Mu untuk mengalir dalam kehidupanku. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin. (Dod).
Pengkhotbah tamu Ps. Danny GamadhiRingkasan khotbah 2 Juli 2023Markus 8:34-38 https://www.ebcmelbourne.org/sermons/mengikuti-mesias-yang-menderita/
PELAJARI AI SEKARANG untuk mengetahui cara kerjanya dan apa yang kita bisa gunakan dalam pelayanan penginjilan untuk menjangkau generasi yang sudah dipengaruhi oleh AI (ARTIFICIAL INTELLIGENCE). Dunia ARTIFICIAL INTELLIGENCE adalah pencapaian manusia yang sangat tinggi di dalam zaman teknologi ini. Manusia bisa mencipta apa saja dengan kemajuan di dalam dunia IT. Lalu manusia akan mencapai tahap TIDAK LAGI butuh TUHAN PENCIPTA. Apakah kata Pengkhotbah untuk generasi yang serba AKU, AKU, AKU ini?
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 21 Mei 2023 Bacaan: "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16) Renungan: Di sebuah kota kecil, lahirlah seorang anak laki-laki di luar nikah. Anak ini secara jiwani mengalami gangguan di dalam pertumbuhannya, karena di manapun berada dia selalu mendengar pertanyaan yang sama, "Siapakah ayahmu?" Pertanyaan ini selalu saja menyakiti hatinya, sehingga seringkali ia bersembunyi dan menghindar dari teman-temannya. Ketika anak ini berusia 12 tahun, seorang pengkhotbah datang ke gerejanya. Anak ini selalu datang paling terlambat dan pulang lebih dulu, karena ia tidak ingin mendengar pertanyaan yang sama, "Siapakah ayahmu?" Tetapi hari itu sang pengkhotbah menyelesaikan khotbahnya dengan cepat, sebelum si anak sempat ke luar dari gereja. Si pengkhotbah turun dari mimbar dan berjalan mendekati si anak laki-lak tersebut dan memegang pundaknya. Ia sama sekali tidak mengenal anak itu dan apa yang menjadi pergumulan batinnya. Lalu si pengkhotbah bertanya, "Nak, siapakah ayahmu?" Seluruh jemaat terdiam, karena mereka tahu tentang anak itu Pengkhotbah dapat merasakan situasi di sekelilingnya dan oleh tuntunan Roh Kudus ia berkata, "Tunggu sebentar, aku tahu siapa engkau. Engkau adalah anak Tuhan," Setelah itu ia menepuk pundak si anak laki-laki dan berkata, "Nak, engkau telah menerima warisan yang luar biasa bahwa engkau adalah anak Tuhan, Ingatlah itu selalu." Untuk pertama kalinya anak itu bisa tersenyum, setelah sekian waktu lamanya terpuruk dalam kesedihan. Hari itu ia pulang dari gereja sebagai pribadi yang sudah diubahkan. Setiap kali orang bertanya, "Siapakah ayahmu?" Ia akan menjawab, "Aku adalah anak Tuhan!" Pengkhotbah itu telah mengatakan sebuah kebenaran yang berhasil mengubah hidup seorang anak. Anak laki-laki itu mewakili sekian banyak anak yang mengalami masalah yang sama. Mungkin ada di antara kita yang kelahirannya tidak diharapkan, karena ibu hamil di luar nikah, atau ayah dan ibu bercerai. Hari-hari yang kita lalui begitu berat. Kita tidak tahu siapa ayah atau ibu kita dan merasa tertolak serta tidak berarti. Tetapi ketahuilah bahwa kita adalah anak Tuhan. Ia telah membuat hidup kita berarti dan berharga di mata-Nya. Bangkitlah dan mulai pandang diri kita dengan cara pandang yang baru. Nilai diri kita seperti cara Tuhan menilai. Kesalahan orang tua di masa lalu memang tidak bisa diubah, tetapi kita bisa mengubah hidup dan masa depan kita. Jangan terperangkap dalam kekecewaan dan keputusan, tetapi melangkahlah dan buktikan bahwa kita berharga di mata Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menjadikan diriku berharga di mata-Mu. Walau banyak orang mengecewakan bahkan meninggalkan aku, tetapi aku tahu tak pernah sedetikpun Engkau meninggalkan aku. Ubah hidupku agar aku dapat hidup sebagai anak-Mu, dan bimbinglah aku agar melalui hidupku banyak orang semakin mengenal Engkau. Amin. (Dod)
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 6 Mei 2023 Bacaan: "Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!" (Pengkhotbah 12:1) Renungan: Seorang pemuda sudah lama mengkonsumsi narkoba. Dia merasa bangga menjadi pecandu narkoba dan senantiasa memengaruhi teman-temannya. Keluarga dan masyarakat sudah menasihatinya tetapi mereka tidak dipedulikan olehnya. Akhirnya dia meninggal di kamar mandi karena over dosis. Kisah di atas merupakan kisah yang sangat memprihatinkan. Betapa tidak, seharusnya mereka bisa menggunakan waktu yang Tuhan berikan, tenaga yang masih kuat, pikiran yang masih cemerlang untuk melakukan sesuatu bagi kemuliaan nama Tuhan. Tetapi kenyataannya mereka tidak berguna bagi siapapun. Bahkan hidup mereka berakhir dengan sangat menyedihkan. Mari kita turuti nasihat Pengkhotbah untuk mengingat Pencipta pada masa muda kita, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang di dalamnya tidak ada kesenangan bagi kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena hari-hariku diisi dengan pergaulan yang berguna bagi banyak orang. Penuhilah aku dengan kuasa-Mu, agar segala pikiran, perkataan dan perasaanku secara tidak langsung menampakkan kehadiran-Mu sendiri. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 5 Mei 2023 Bacaan: "Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya." (Pengkhotbah 8:1c) Renungan: Suatu ketika saya bertemu dengan seorang mantan murid yang sudah bekerja. Dia bercerita bahwa sampai saat ini dia sering bertengkar dengan kedua orang tuanya dan dia sangat menikmati ketika pertengkaran itu terjadi. Saya heran, karena dia sangat menikmati pertengkaran itu. Akhirnya dia dengan jujur bercerita bahwa ketika dia masih sekolah terlalu banyak tuntutan yang diminta oleh orang tuanya, dan saat itu dia hanya bisa memendam kemarahan dan kekecewaan di dalam hatinya tanpa berani melawan. Dia terus mengingat peristiwa-peristiwa yang menekannya sampai dia dewasa saat ini. Dia merasa menikmati setiap pertengkaran dengan orang tuanya sebagai wujud balas dendam karena dulu tidak berani melawan orang tuanya. Saat ini begitu banyak orang yang masih hidup di masa lalunya dengan memendam kekecewaan, amarah dan akar kepahitan terhadap orang lain. Tanpa disadarinya hal itu membawa penderitaan bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Luka di masa lalu yang masih disimpan sampai saat ini menimbulkan perubahan karakter yang negatif dalam diri seseorang. Sehingga tanpa disadarinya banyak orang yang tidak merasa nyaman bila dekat dengannya. Hari ini Yesus menawarkan kelegaan pada kita, asalkan kita mau menyerahkan semua beban kita pada-Nya dan mulai untuk mengampuni siapapun yang pernah membuat hati kita terluka. Kalau saat ini perangai kita begitu keras dan kata-kata kita terlalu ketus sehingga membuat banyak orang terluka akibat perkataan kita, telusurilah masa lalu kita, mungkin ada pribadi-pribadi masa lalu yang begitu menekan kita, lalu mulailah mendoakan mereka dan mengampuninya. Saat kita mulai melepaskan pengampunan untuk mereka, beban kita akan terangkat, wajah kita pun akan bercahaya dan berubahlah kekerasan wajah kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, selidikilah hatiku dan telusurilah masa laluku karena aku merasa ada kesesakan di hatiku yang membuat sikapku begitu keras dan perkataanku bagitu menyakitkan banyak orang sehingga keberadaanku membuat orang lain tidak merasa nyaman. Ajarilah aku untuk mengampuni pribadi-pribadi di masa laluku, mungkin itu papa atau mamaku, atau saudara-saudaraku, atau pasanganku atau temanku yang telah merendahkan dan melecehkanku. Yesus, aku mau jadi pribadi yang merdeka, karena itu bebaskan aku dari akar kepahitanku ini dan dalam nama Yesus, aku mengampuni mereka. Amin. (Dod).
Pengkhotbah tamu Ps. Stephen Than (from Regeneration Church Monash)Ringkasan khotbah 30 April 2023John 20:21 https://www.ebcmelbourne.org/sermons/the-life-of-jesus-mission/
Pengkhotbah tamu Ps. Danny GamadhiRingkasan khotbah 2 April 2023Keluaran 31:1-11, 36:1-7, Lukas 19:37-42 https://www.ebcmelbourne.org/sermons/how-to-silent-your-calling/
Pengkhotbah tamu Yoshua Tjan ChriswinataRingkasan khotbah 26 Maret 2023Markus 6:30-44 https://www.ebcmelbourne.org/sermons/yesus-sang-gembala-agung/
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 29 Maret 2023 Bacaan: "Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?" (Pengkhotbah 7:17) Renungan: Margaux Hemingway, tidak dapat menyesali kelahirannya sebagai cucu Ernest Hemingway, seorang penulis besar Amerika yang merintis aksi bunuh diri dalam keluarga Hemingway. Margaux yang juga adalah penulis, mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama: bunuh diri! Mati dengan cara bunuh diri merupakan tragedi di empat generasi keluarga tersebut. Sebelum meninggal Margaux meninggalkan sebuah catatan yang bertuliskan, "Alkohol dan bunuh diri menjadi warisan keluarga kami. Hemingway." Mereka beranggapan bahwa bunuh diri adalah jalan terbaik untuk mengakhiri segala persoalan yang dihadapi. Faktor penyebab bunuh diri yang sering terjadi adalah depresi. Depresi terjadi ketika unsur-unsur kimiawi pada otak manusia tak lagi seimbang atau terganggu, sehingga mereka tidak lagi mampu berpikir jernih untuk mencari jalan keluar. Mereka hanya berpikir sebatas apa yang bisa mereka lakukan untuk menyudahi ketertekanan dan rasa sakit itu dalam waktu yang singkat. Semua orang pernah mengalami depresi, kalut, bingung dan seakan-akan tak berdaya menghadapi problemnya, tetapi masalahnya apakah mereka mampu keluar dari masalah itu sebagai pemenang? Yesus berkata, "Marilah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Apakah saat ini anda sedang tertekan oleh beban hidup yang sangat berat? Jangan ambil jalan pintas untuk bunuh diri. Datanglah kepada Yesus sebab la memunyai jalan keluar yang terbaik untuk masalah anda. Dia mengerti segala beban dan penderitaan anda dan Dia tidak akan membiarkan anda memikulnya sendiri. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku menyerahkan segala beban dan permasalahanku ke dalam tangan-Mu. Berilah aku kelegaan dan jalan keluar dari persoalan hidupku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 22 Maret 2023 Bacaan: "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkhotbah 4:9-10) Renungan: Tahun 1777, pasukan Jenderal Washington mengalami kekalahan di Brandywine, Paoli dan Germantown. Pasukan Jenderal Washington kalah oleh pasukan Inggris yang sangat tangguh, sehingga pasukan Inggris berhasil menduduki wilayah Philadelphia. Tahun itu Jenderal Washington dan sebelas ribu pasukannya sempat mundur ke Valley Forge. Pasukan yang dipimpinnya saat itu sempat kehilangan semangat, apalagi ditambah dengan datangnya musim dingin yang sangat menyiksa mereka. Di musim dingin itu mereka tidak memiliki perlengkapan dan persediaan makanan yang cukup. Melihat kesengsaraan yang diderita oleh pasukannya, maka Jenderal Washington mengirim surat kepada Continental Congress. "Para prajurit tidak siap untuk bertugas, sebab mereka bertelanjang kaki dan tidak memunyai baju hangat dalam cuaca yang buruk ini. Segalanya berjalan sangat buruk, sehingga para prajurit harus berdiri di atas topi mereka untuk menghindari radang dingin pada kaki mereka." Surat yang telah dikirimnya itu tidak mendapat perhatian dari Continental Congress, sehingga pasukan Jenderal Washington harus menguatkan hati mereka untuk tetap bertahan, sambil mengawasi gerak-gerik pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Howe. Situasi yang pelik itu akhimya memunculkan semangat dan tekad di hati pasukan Jenderal Washington untuk tetap bertahan. Mereka menggunakan waktu yang ada untuk berlatih menjadi tentara yang lebih baik lagi. Kemudian Von Steuben, orang yang dipilih Jenderal Washington untuk mengorganisir pasukan, mulai membuat sanitasi yang baik di kemah-kemah. Ia juga menanamkan pentingnya kesatuan tim dan ketundukan kepada pemimpin. Akhirnya pasukan itu terbentuk menjadi pasukan yang handal. Hal itu terbukti dengan menangnya pasukan Jenderal Washington melawan pasukan Inggris, padahal jumlah pasukan Inggris lebih besar daripada pasukan Jenderal Washington. Pemimpin yang tidak baik akan menanggung bebannya sendiri, tanpa melibatkan tim kerja yang dipimpinnya. Tetapi pemimpin yang baik memercayai dan mendorong anak buahnya untuk maju dan saling mendukung, sehingga akan terbentuk tim yang solid. Tim yang solid sadar bahwa pemimpinnya mengasihi dan mengharapkan agar mereka semakin maju. Tim yang solid memiliki loyalitas yang tinggi kepada pemimpinnya. Setiap anggota tim yang solid tentu menjaga keutuhan timnya. Anggota tim yang solid akan saling mendukung, sehingga tercipta suatu sistem kerja sama yang baik. Kegagalan seorang anggota tim dianggap sebagai kegagalan tim. Dalam tim yang solid tidak ada tindakan yang menjelek-jelekkan satu dengan yang lain. Jika setiap anggota tim sudah memegang prinsip "satu untuk semua dan semua untuk satu", maka tim itu pasti akan berjaya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk menghargai setiap jerih lelah tim kerjaku, dan ajarilah juga tim kerjaku untuk memunyai loyalitas yang tinggi. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 13 Januari 2023 Bacaan: "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Pengkhotbah 9:10) Renungan: Ada dua orang pemuda yang tidak berpengalaman mendapatkan pekerjaan di sebuah kontraktor bangunan. Namun keduanya mendapatkan pekerjaan yang berbeda. Pemuda pertama bernama Didi yang mendapat tugas untuk mengerjakan kusen, kayu dan daun pintu. Sedangkan Pemuda kedua Dodo mendapat tugas untuk mengaduk pasir dan semen serta memasang bata. Dalam pikiran Didi pekerjaannya sebagai tukang kayu lebih ringan dan mudah dibandingkan Dodo. Namun kejutan muncul saat dia tahu bahwa ternyata rumah yang akan dibangun adalah rumah dengan desain yang antik dan banyak ukiran kayunya. Itu di luar dugaan Didi. Setelah berkali-kali diajari oleh tukang senior di perusahaan itu dan ia tidak bisa juga, Didi akhirnya putus asa. Ia mendatangi Dodo yang sedang giat bekerja tanpa lelah untuk berdiskusi tentang kemungkinan tukar pekerjaan, dan ternyata Dodo setuju. Dodo akhirnya mengerjakan bagian pekerjaan Didi, tentunya dengan dilatih terlebih dahulu. Setelah beberapa waktu sang mandor memeriksa pekerjaan kedua anak baru itu. Mandor itu terpana dengan hasil kusen dan pintu yang dikerjakan dengan baik. Ia pun bertanya, "Siapa yang mengerjakan ini?" Pegawai yang ada di sana langsung menunjuk Dodo. Sang mandor penasaran bagaimana Dodo bisa bekerja dengan baik tidak seperti rekannya Didi yang menyerah di tengah jalan. "Bagi saya sederhana saja, Pak. Lakukan semuanya dengan tulus dan jangan pernah meremehkan apapun. Dengan begitu saya lebih mengerti saat diajarkan dan bersungguh-sungguh mengerjakannya," kata Dodo. Itulah rahasia keberhasilan Dodo. Dia tidak cepat meremehkan sebuah pekerjaan yang ditawarkan kepadanya. Sikapnya pada akhirnya membantu ia mencapai keberhasilan. Hal yang sama berlaku juga dengan hidup kita. Di dalam kehidupan ini kita akan diperhadapkan dengan banyak tantangan dan seringkali berbagai tantangan yang datang justru menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk melangkah maju ke tingkat selanjutnya dalam mencapai keberhasilan. Kuncinya adalah bagaimana kita menyikapi tantangan itu. Jangan pernah meremehkan ataupun sebaliknya merasa tidak mampu dan menolaknya. Belajar dengan sungguh-sungguh lalu bekerja dengan segenap hati, maka hasil kerja keras kita tidak akan sia-sia. Jadi segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tidak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas pekerjaan yang telah Kau berikan padaku. Bantulah aku agar dapat mengerjakan setiap tugas yang telah Kau percayakan padaku dengan sepenuh hati, sehingga hasilnya akan memberkati orang-orang di sekitarku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 6 Januari 2023 Bacaan: "Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya." (Pengkhotbah 5:17) Renungan: Ada seorang pengusaha kaya raya yang super sibuk baru saja membeli sebidang tanah seluas ratusan hektar di tepi sebuah pantai. Ia pun pergi untuk meninjau lokasi tersebut. Tiba-tiba langkahnya itu dihentikan oleh suara seorang pria. "Selamat pagi kawan," ujar pria yang sedang duduk bersantai sambil menikmati panasnya sinar matahari. Si pengusaha menoleh, "Selamat pagi. Hei, kenapa kamu di situ saja? Apakah kamu tidak punya pekerjaan?" tanya si pengusaha. "Aku nelayan," jawab orang itu. Perbincangan pun berlanjut. "Kalau begitu pergilah ke laut dan tangkaplah banyak ikan," kata si pengusaha. "Oh, aku sudah ke laut tadi pagi. Sekarang aku sedang menikmati hidupku sambil melepas lelah," jawab si nelayan. "Sekarang kembali lagi ke laut," kata si pengusaha dengan nada agak tegas. "Tapi untuk apa?" tanya si nelayan. "Tangkap lagi ikan sebanyak-banyaknya," jawab si pengusaha. Sejenak nelayan nelayan diam, kemudian ia berkata, "Teruuus..." "Ya, kemudian kamu jual ikan itu supaya uangmu bertambah banyak sehingga kamu menjadi kaya," kata si pengusaha. "Kemudian apa yang harus aku lakukan?" tanya nelayan lagi. "Kamu tinggal menikmati hidupmu," kata si pengusaha. Dengan wajah polos dan sambil tersenyum si nelayan berkata, "Loh, bukankah sekarang ini aku juga sedang menikmati hidupku?" Si pengusaha terdiam dan berlalu sementara nelayan terus menikmati sinar matahari dan angin pantai yang berhembus sepoi-sepoi. Ia benar-benar menikmati hidupnya. Bukankah akibat terlalu bernafsu dalam mengejar kekayaan ataupun kesuksesan, kita terkadang justru lupa menikmati kehidupan itu sendiri? Seringkali pikiran dan waktu kita hanya terfokus pada uang, jabatan kekuasaan ataupun kesuksesan yang sedang kita raih, sehingga kita justru tidak ada waktu untuk menikmati saat demi saat yang berlalu dalam kehidupan kita. Jadi, mari terus berusaha meraih kesuksesan kita, namun jangan pernah lupa untuk meluangkan waktu menikmati kehidupan kita. Karena kehidupan ini tidak akan pernah dapat diputar kembali. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah kau hikmat-Mu, agar dapat menggunakan waktuku dengan baik, sehingga aku bisa menikmati hidupku di tengah-tengah kesibukanku. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 2 Januari 2023 Bacaan: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkhotbah 3:11) Renungan: Ikan bandeng memiliki daging yang lezat, namun sayangnya memiliki tulang dan duri yang susah dipisahkan dari dagingnya. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan mengolah bandeng menjadi bandeng presto. Bandang diolah dengan pressure cooker yaitu alat masak yang bekerja dengan memberikan tekanan tinggi. Tekanan itu telah diatur sedemikian rupa sehingga tulang dan duri bandeng tersebut bisa menjadi lunak tapi dagingnya sendiri tidak rusak. Kita pun dapat menikmati daging bandeng yang lezat tanpa harus terganggu dengan tulang dan durinya lagi. Hampir sama dengan ikan bandeng, ada juga banyak tulang dan duri dalam diri kita yang membuat hidup kita tidak menyenangkan bagi Tuhan. Mungkin tulang dan duri itu berupa kesombongan, ketidakpercayaan, kekerasan hati, iri hati, dengki, pola pikir yang salah dan sebagainya. Maka seringkali Tuhan harus mengatasinya dengan memasukkan kita untuk sementara waktu ke dalam pressure cooker yakni situasi hidup yang sering kita anggap begitu menekan kita sehingga membuat kita stres dan depresi. Tapi percayalah, setiap tekanan yang diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan ini tentu dengan takaran tekanan yang sudah Dia atur, sehingga tidak akan melebihi kemampuan kita untuk menanggungnya. Cukup kuat untuk melunakkan berbagai macam tulang dan duri yang ada di dalam diri kita atau membentuk karakter kita tetapi tidak akan pernah sampai membuat kita hancur. Apabila saat ini kita sedang berada dalam situasi yang tertekan sehingga membuat kita stress, jangan menyerah. Tetaplah beriman kepada-Nya. Pakailah kesempatan ini untuk merenung dan mencari apa yang Tuhan inginkan agar kita ubah dalam diri kita. Lalu jalani dengan kesabaran dan ketekunan agar melalui proses ini kita menjadi pribadi yang lebih baik dan berkenan kepada-Nya serta menyenangkan hati-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap permasalahan yang Kau izinkan terjadi dalam hidupku. Aku percaya melalui itu semua Engkau sedang membentuk aku menjadi pribadi yang tangguh dalam segala hal. Amin. (Dod).