POPULARITY
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah YOHANES PEMBAPTISMari kita membaca Firman Tuhan dariYAKOBUS 4: 4Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuhAllah. Wonder Kids, seandainya Yohanes Pembaptis hidup di jamansekarang, dia tidak akan lulus kualifikasi seorang pendeta di Gereja. Kira-kira apa pendapat jemaat Gereja tentang dia? Tidakkah kamu mendengar orang-orang berbisik di belakang, mengata-ngatai dia seperti ini? “Pakaiannya dibuat dari bulu unta!” -Markus 1: 6a. Ada juga yang berbisik seperti ini. “Makanannya belalang dan madu hutan!” – Markus 1: 6b. “Minggu depan aku tidak mau lagi duduk di sebelahnya saat ibadah Sekolah Minggu!” Khotbah Yohanes terdengar tidak masuk akal sama sepertipakaiannya. "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" - Matius 3:2. Yohanes Pembaptis memisahkan dirinya dari orang kebanyakan karena satu alasan, yaitu mengabarkan tentang Tuhan Yesus kepada orang lain.Semua yang ada pada Yohanes Pembaptis, mulai dari pakaiannya, makanannya, perkataannya, dan tindakannya fokus pada satu hal yaitu memberitakan tentang Tuhan. Yesus.Wonder Kids, kamu tidak perlu menjadi serupa dunia untukmengubah dunia. Kamu tidak harus menjadi seperti orang kebanyakan untuk mengubah mereka. Kamu tidak perlu menurunkan standarmu menjadi sama berdosanya seperti mereka untuk mengangkat mereka menuju kekudusan yang dikehendaki Allah. Kekudusan tidak boleh berkompromi dengan dosa. Hidup kudus adalah menjalani hidup yang berkenan kepada Allah. MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHANWonder Kids, lihatlah dirimu. Apa yang telah kamu lakukanketika kamu ingin diterima di dalam suatu kelompok? Apa yang kamu kenakan dan tontonan apa yang kamu saksikan? Apakah semua yang kamu lakukan sepadan denganharga yang harus kamu bayar? Apakah semua ini menyenangkan hati TUHAN? Adakah hal yang perlu kamu akui di hadapan TUHAN dan kamu ubah? Mari kita berdoaBapa yang maha kuasa, aku berdoa agar aku setia kepada-Mu dan tidak mencari hal-hal yang bersifat duniawi. Tolong aku untuk mengasihi-Mu lebih dari segalanya dan agar hidupku mencerminkan kasih dan kebaikan-Mu. Dalamnama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, JADILAH SAHABAT TUHAN DENGAN MENJAUHI CINTA DUNIA DAN FOKUSLAH PADA TUHAN SAJA. Tuhan Yesus memberkati====/
Jessica Wahyu - Matius 11:11 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 248 (Matius 14:1-12): Sebagaimana dikatakan Yesus, Yohanes Pembaptis adalah nabi terbesar. Dialah yang mempersiapkan jalan untuk Yesus. Dialah yang menjadi nabi yang terakhir sebelum kedatangan Sang Mesias. Tetapi nabi teragung ini harus mati di tangan raja palsu. Dia mempersiapkan jalan bagi Raja sejati, Anak Daud, tetapi dia harus mati di tangan raja Herodes.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 40: 1-5.9-11; Mazmur tg 104: 1b-2.3-4.24-25.27-28.29-30; Titus 2: 11-14; 3: 4-7; Lukas 3: 15-16.21-22 PEMBAPTISAN: ASKING, RECEIVING, DAN SHARING Renungan kita pada hari ini bertema: Pembaptisan: Asking, Receiving, dan Sharing. Dengan merayakan pesta pembaptisan Tuhan Yesus Kristus, kita mengakhiri masa Natal. Kita akan masuk ke dalam masa biasa. Seorang remaja pernah bertanya dalam pesan whatsapp: “Yesus adalah Tuhan, apa perlu ia dibaptis”? Jawaban mendasar ialah karena sebagai manusia dan menyatu dengan kita, Ia ikut datang ke Yohanes Pembaptis, untuk keperluan pembaptisan. Refleksi teologi para Bapak Gereja, seperti Santo Gregorius Nasianzen, mengatakan bahwa Yesus bukan pendosa seperti manusia yang mendapatkan pembaptisan Yohanes untuk penghapusan dosa. Tetapi dengan ikut dalam pembaptisan, sinyal yang ingin diberikan ialah supaya kita manusia mati bersama Dia dalam dosa, kemudian ikut bangkit bersama Dia karena menang melawan dosa. Dari pemahaman ini kita dapat masuk lebih dalam tentang makna pembaptisan itu bagi kita para pengikut-Nya. Pada dasarnya, pembaptisan Yesus berada dalam pola yang teratur, yang juga kita ikuti. Pola itu ialah asking – receiving – sharing. Pembaptisan merupakan satu kebutuhan asking, permintaan. Karena diterangi oleh firman Allah, misalnya oleh pewartaan Yohanes Pembaptis, kita terpanggil dan membutuhkan pembaptisan. Kita perlu mengikuti proses legal, test, pembelajaran, dan ritual formal. Pembaptisan memberikan kita makna bahwa untuk masuk ke dalam sebuah institusi apa pun atau medan permainan, kita mesti taat proses dan legalitasnya. Tanpa ada asas ini, akan terjadi kesembarangan dan kekacauan. Pembaptisan merupakan suatu berkat bukan disia-siakan tetapi untuk receiving. Kita tidak kuat untuk menolaknya karena ia adalah panggilan dan pilihan Tuhan, seperti yang dikatakan dalam bacaan pertama dan kedua. Kekuatan yang memanggil adalah Roh Kudus, Roh Allah sendiri, sehingga roh apa pun tidak bisa menghalanginya. Dengan menerimanya, seluruh diri kita diubah menjadi pribadi yang baru, yaitu menjadi milik Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Kita menerima martabat sebagai anak-anak Allah setara dengan Yesus Kristus, meski kita adalah pendosa. Pembaptisan berbuah pada hidup untuk sharing. Tanpa ada aspek ini, hidup kita tidak berguna dan hanya sebagai tugu batu atau pohon yang mengering. Menurut Kisah Para Rasul, dengan urapan Roh Kudus dan kuasa Allah maha tinggi, Yesus berjalan keliling sambil berbuat baik. Kita wajib melakukan yang sama. Janji-janji baptis harus kita praktikkan, yaitu menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia. Demikianlah, Pembaptisan adalah sakramen yang membuat kita berguna dalam seluruh aspek kehidupan, baik hidup sebagai pribadi yang beriman, maupun sebagai bagian dari hidup bersama dalam kasih persaudaraan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ...Ya Bapa yang baik, semoga kami setia dalam janji-janji baptis kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Angelia dan Margaretha dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 1: 1-6; Mazmur tg 97: 1.2b.6.7c.9; Markus 1: 14-20 SAATNYA AHLI YANG BEKERJA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya Ahli yang Bekerja. Setelah masa Natal berlalu, memulai masa biasa ini kita diingatkan oleh profil Yohanes Pembaptis. Ia menemani kita dalam masa Adven, menjelang Natal dan masa Natal. Khususnya di dalam masa Natal, Yohanes selalu bersaksi tentang Yesus Kristus, yang puncaknya ialah dia yang membaptis Yesus di Sungai Yordan. Setelah peristiwa pembaptisan itu, pertanyaannya ialah: apa tugas Yohanes Pembaptis selanjutnya? Yohanes sendiri memberikan kita jawabannya, yaitu seperti yang dikatakan olehnya: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3,30). Peristiwa Yohanes ditangkap, dipenjarakan, dan akhirnya dibunuh oleh raja Herodes membuktikan perkataannya tersebut. Lalu semua kesaksiannya tentang Yesus Kristus itu akhirnya memasuki realitasnya ketika Yesus Kristus tampil di depan umum dan mulai berkarya. Itu berarti ke dalam medan karya yang sesungguhnya, yaitu kebun anggur Tuhan dan dunia yang berisi seluk-beluk urusannya berada dalam tangan orang yang sesungguhnya, dan kita dapat menyebutnya dengan menyerahkan dunia untuk diurus oleh ahlinya. Yesus Kristus adalah ahli sesungguhnya karena Ia diutus oleh Bapa untuk mengurusi keselamatan dunia, dan ini tidak bisa ditangani oleh ahli atau pengurus yang lain dan mana pun. Dengan kata lain, seperti yang dikatakan oleh Surat kepada Orang Ibrani di dalam bacaan pertama, yang menjadi penentu segalanya ialah Tuhan Allah. Semua utusan Tuhan adalah perantara, seperti orang tua Yesus sendiri Yosef dan Maria. Mereka memiliki adalah manusia-manusia pilihan Allah. Bunda Maria sendiri mempercayakan semua panggilan hidupnya kepada Tuhan saja. Namun demikian, saat setelah nabi terakhir Yohanes Pembaptis, adalah saatnya Tuhan Allah berbicara dan berbuat melalui Anak-Nya sendiri, maka kehadiran Yesus Kristus adalah kehadiran Allah sendiri. Yesus Kristus yang kita sebut sebagai ahli sesungguhnya bagi urusan keselamatan dunia ini, tidak lain tidak bukan adalah Tuhan kita. Ia tidak pernah berbicara atau berbuat atas nama siapa-siapa, karena yang berbicara atas nama pihak lain ialah para nabi. Misalnya nabi selalu berkata, “Allah bersabda...”. Sebaliknya, Yesus Kristus di dalam perkataan-Nya, Ia selalu berkata: “Aku berkata kepadamu...” atau di dalam perbuatannya, Ia mengatakan: “Aku melakukan ini” dan “Aku berbuat itu”. Pada hari ini kita diberitahukan bagaimana Ia bertindak sendiri dalam memilih para murid, dan Ia berkata: “Mari, ikutlah Aku”. Yesus tidak memakai atas nama pihak yang lain. Yesus juga berkata dan berbuat langsung kepada diri kita masing-masing di dalam keadaan kita yang berbeda-beda tiap-tiap hari. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, buatlah kami selalu bersedia untuk menyanggupi undangan untuk mengikuti-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus Surabaya di Keuskupan Surabaya, Indonesia. 1 Yohanes 5: 14-21; Mazmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Yohanes 3: 22-30 SUKACITAKU PENUH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sukacitaku Penuh. Bahasa kitab suci ini, “Sukacita penuh” tidak gampang dimengerti banyak orang. Paling kurang oleh pemuda desa, Darius, yang sehari-harinya sebagai tukang mebel. Ia bukan pemilik mebel, tapi sebagai tukang yang dibayar oleh pemilik mebel. Ia ikut ibadat di lingkungannya, dan di sana dibicarakan bersama tentang sukacita yang penuh, inspirasi dari kesaksian Yohanes Pembaptis tentang diri Yesus dari Nazareth, ketika Yohanes mencapai sebuah prestasi rohani, karena menjadikan Yesus Kristus sebagai mempelai laki-laki bagi semua orang yang mengharapkan keselamatan. Bagi Yohanes, sukacitanya menjadi penuh karena Yesus memenuhi dirinya. Ini dinyatakan dengan jelas di dalam bacaan Injil pada hari ini. Pemuda itu disadarkan dalam sharing bersama di lingkungan itu, bahwa setiap bentuk perjumpaan dengan Tuhan yang mencerahkan dan membaharui hidup manusia, itu adalah tanda sukacita yang penuh, atau suatu kepenuhan hidup. Lalu ia bercerita bahwa, sebagai tukang mebel ia sebenarnya mengalami kehadiran Tuhan dan itu adalah sukacita yang ia miliki, namun ia tidak menyadarinya. Lemari, kursi, rak, meja, bangku, dan perabot lainnya selalu laku terjual. Bahkan para pembeli selalu memberikan apresiasi bahwa kualitas produksi usaha mebel itu bagus. Sukacita tukang mebel penuh karena berangkat dari cinta, berbuat karena cinta, dan berbagi dalam cinta. Tuhan Allah adalah cinta, begitu kata penginjil Yohanes. Pekerjaannya adalah untuk kesejahteraan keluarganya sendiri, kebaikan perusahaan, dan pelayanannya kepada para konsumen. Jika semua itu terlaksana dengan semestinya, lahirlah sukacita itu. Tuhan memberkati semuanya. Jadi pengalaman sederhana ini membuka kesadaran kita bersama bahwa tiap-tiap orang perlu memiliki tanggung jawab dalam hidupnya untuk menciptakan terjadinya sukacita itu. Sama seperti Yohanes Pembaptis dan tukang mebel itu, kita mestinya tidak mengada-ada untuk mencari dan menciptakan strategi pencarian Tuhan Yesus Kristus. Tuhan sudah ada dalam diri kita, dalam diri sesama kita, dan dalam keberadaan lingkungan di sekitar kita. Kita cukup saja meningkatkan kesadaran, mensyukuri hidup tiap-tiap harinya, dan menjalankan tugas-tugas kita tiap hari atas nama cinta kasih, di situlah mengalir dan bertumbuhnya karunia sukacita. Jangan lupa satu hal ini: dalam setiap perbuatan dan kegiatan tugas-tugas kita, mintalah Tuhan Yesus untuk menemani dan usahakan supaya orang-orang yang bersama dengan kita atau mereka yang kita layani, mengetahui bahwa melalui perbuatan kita, mereka berjumpa dengan Tuhan. Di situ akan selalu ada pengalaman suka cita yang tidak dapat hilang bersama angin yang berlalu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, berkatilah kami hari ini supaya kami menjadi sumber suka cita bagi orang lain. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Makrina dan Kristanti dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 3: 22 - 4: 6; Mazmur tg 2: 7-8.10-11; Matius 4: 12-17.23-25 DUA JEMPOL UNTUK YESUS Renungan kita pada hari ini bertema: Dua Jempol Untuk Yesus. Ada satu pasangan lansia, kakek dan nenek, berbelanja di toko pakaian. Mereka membeli dua kaos seragam untuk masing-masing. Dua kaos itu berwarna hitam dan bagian depannya bergambar dua jempol berwarna putih dengan gambar dasar ialah wajah Tuhan Yesus. Pada waktu acara tahun baru bersama keluarga besar mereka berdua kompak memakai kaos baru tersebut. Semua orang, terutama cucu-cucunya, sangat senang dengan gaya kakek dan nenek. Satu persatu mereka bertanya alasan kakek dan nenek memakai kaos seragam. Kakek menjelaskan bahwa setiap saat dalam tahun baru ini, kita akan tetap memberi dua jempol kepada Tuhan Yesus. Pemberian jempol harus kompak, secara bersama-sama, dan tidak boleh kadang-kadang, tetapi terus menerus. Apa pun bentuk kepalsuan yang ingin menyesatkan kita dari iman kepada Tuhan Yesus harus dapat kita kalahkan. Penjelasan dan nasihat kekek diterima dengan semangat oleh semua orang dalam keluarga. Kalau ada nabi palsu yang muncul dan pergi, lalu ada diskusi tentangnya, itu dapat kita kategorikan sebagai selingan yang bisa kita terima atau tidak. Di dunia ini ada begitu banyak penyesatan dan pengaruh jahat yang tidak pernah berhenti mengganggu orang-orang beriman. Namun, Tuhan juga tidak pernah tidur. Ia senantiasa menjaga dan menyertai kita dengan Roh Kudus-Nya. Dengan kata lain, menurut Surat Pertama Yohanes dalam bacaan pertama hari ini, setiap kebenaran dalam kehidupan orang beriman, lahir dari Tuhan. Kebenaran yang datang dari Tuhan adalah mutlak dan tidak dapat diubah. Yesus Kristus telah lahir lebih dari 2000 tahun lalu, dan tidak bisa ada Yesus Kristus yang lain lagi. Semua orang yang muncul setelah Yesus tidak dapat menggantikan posisi Yesus sebagai Tuhan dan Mesias. Nabi yang terakhir ialah Yohanes Pembaptis dan setelah dia adalah Yesus. Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penentu sejarah dunia ini memang tidak terbantahkan. Sejarah alam semesta dan dunia ini terbagi dalam dua periode utama, yaitu sebelum Yesus dan setelah Yesus. Maka kita akan kembali terus menerus untuk menjadikan firman Tuhan yang diwartakan dalam Injil hari ini, yaitu Kerajaan Allah ada bersama kita, sebagai pokok kehidupan kita. Kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Anak Allah merupakan pegangan kita yang utama. Dari-Nya lahir semua kebenaran yang dunia ikuti dan setiap orang yakini. Meskipun dunia ini akan selalu memunculkan penemuan dan perkembangan baru, semua itu akan selalu dihubungkan dengan kebenaran Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus, jadikanlah kami umat-Mu yang setia dan teguh pada kebenaran dari-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Margaretha dan Novi dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 3: 7-10; Mazmur tg 98: 1.7-8.9; Yohanes 1: 35-42 INILAH ANAK DOMBA ALLAH Renungan kita pada hari ini bertema: Inilah Anak Domba Allah. Di dalam pesta-pesta publik, peran MC (master of ceremony) sangatlah vital. Ada sebuah pesta nikah yang resepsinya dihadiri banyak tamu yang memenuhi seluruh ruangan. Tetapi MC berpengalaman yang sudah dipandang matang tiba-tiba berhalangan. Semua kerabat kerjanya yang lain tidak mampu menggantikannya karena mereka tidak menyiapkan diri untuk itu. Pestanya akan segera dimulai tetapi nyaris terlambat dan terhambat karena orang-orang masih mencari seorang MC dadakan. Tidak semua orang bisa. Akhirnya dari sekian banyak hadiran, seorang pemuda desa berani tampil dan menyanggupi menjadi MC. Penampilannya sangat sederhana karena bukan berprofesi sebagai MC. Semua orang memandang lelaki itu tidak percaya. Pesta resepsi bakal menjadi lelucon saja karena MC-nya orang kampung dan dadakan. Tetapi panitia diyakinkan bahwa pemuda sukarelawan itu perlu diberikan kesempatan, karena ia sendiri menyanggupi. Harus ada sebuah keyakinan bahwa meski ia dari kampung dan hanya bertugas dadakan, ia tentu saja tidak ingin mempermalukan pasangan yang berbahagia dan semua hadirin. Pertanyaannya ialah: siapakah pemuda kampung nekat itu? Ia adalah mantan pacarnya mempelai yang sedang menikmati pernikahan dengan pengantin pujaannya. Ketika ditanya mengapa pemuda kampung itu nekat sekali menjadi MC, ia tidak hanya mengaku sebagai mantan pacar si mempelai, tetapi yang lebih penting ialah karena ia mengenal dengan baik kedua temannya yang sedang berbahagia itu. Dari mengenal secara baik dan banyak, ia dapat menjelaskan dengan lebih tepat siapa dan bagaimana pasangan suami-istri yang baru saja menikah itu. Ia harus membuktikan dirinya sebagai seorang MC yang kredibel. Yohanes Pembaptis perlu kita pandang sebagai seorang MC handal dalam tugasnya memperkenalkan Yesus Kristus kepada seluruh dunia, dalam seluruh resepsi pesta keselamatan, yang dipimpin Yesus sendiri. Yohanes sudah mengenal Yesus secara utuh di dalam Roh, sebelum mereka berdua lahir ke dalam dunia. Ketika mereka masih di dalam kandungan ibunya masing-masing, Yohanes sudah mengetahui Yesus, demikian juga Yesus sudah lebih dahulu mengetahui siapa itu Yohanes Pembaptis. Kepada seluruh dunia, Yohanes memberikan kesaksian bahwa Yesus Kristus itu adalah Anak Domba Allah, yang tugasnya ialah berkorban diri untuk menghapus dosa-dosa seluruh umat manusia dan menyelamatkan segenap ciptaan Allah. Anak Domba Allah itu adalah makanan pesta bagi seluruh ziarah hidup orang-orang beriman. Menurut Santo Yohanes dalam suratnya yang pertama bacaan pertama hari ini, makanan Anak Domba Allah adalah kebenaran kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, berilah selalu kami keberanian untuk menyatakan diri-Mu dengan benar. Salam Maria... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ana Asriani Don dan Imelda Wawuk dari Paroki Santa Maria Fatima Cancar di Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Yohanes 2: 29 - 3: 6; Mazmur tg 98: 1.3cd-4.5-6; Yohanes 1: 29-34 ROH KUDUS TURUN ATAS KITA Renungan kita pada hari ini bertema: Roh Kudus Turun Atas Kita. Ketika melewati sebuah kampung di pelosok, Anda akan merasa ada kesucian yang menyelimuti diri. Di gerbang kampung itu langsung terlihat gereja stasi yang hanya berjarak 100-an meter dari jalan utama. Sekitar 30 meter dari halaman gereja, ada sebuah makam dengan tulisan nama orang yang telah meninggal, dan yang menarik adalah tulisan ukuran lebih kecil di bawah nama itu berbunyi: “Roh Kudus Turun Atas Kita.” Anda mungkin bertanya maksud apa tulisan itu di bawah nama almarhum guru agama ulung dari kampung itu. Singkat ceritanya begini: semua generasi keluarga di kampung itu adalah binaannya. Ia menyiapkan mereka semua untuk dibaptis dan untuk sakramen-sakramen lainnya. Bagi setiap keluarga, guru agama itu suci. Ia berdiri di depan sesama umat, ia kunjungi keluarga-keluarga, atau sekedar lewat di tengah-tengah kampung, aroma kesuciannya sangat terasa. Itulah sebabnya ia mampu membuat semua yang ada di kampung memeluk Gereja Katolik dan kini tetap setia. Bagi orang-orang kampung, melihat dan berjumpa dengan sosok guru agama itu merupakan kesempatan mengalami karya Tuhan yang maha tinggi. Mereka menyebut pengalaman itu sebagai “Roh Kudus Turun Atas Kita.” Pengalaman rohani di kampung itu begitu kuat, sehingga setelah meninggal dunia, diputuskan supaya makamnya dibuat dekat gereja, dan pada nisannya tertulis kata-kata tersebut. Yohanes Pembaptis dahulu pernah mengatakan hal yang sama, ketika ia bersaksi tentang Yesus Kristus. Ia melihat Roh Kudus turun seperti burung merpati dan hinggap pada Yesus. Siapa pun di antara kita, seperti guru agama tadi, memiliki Roh Kudus yang menetap di dalam diri kita karena kita adalah bagian dari Yesus Kristus. Pembaptisan, Krisma dan sakramen lainnya membuat diri kita sebagai rumah permanen bagi tinggal dan bekerjanya Roh Kudus. Ungkapan iman dalam bentuk doa, ibadat, devosi, dan pelayanan kasih merupakan instrumen rohani bagi kita untuk mengalami betapa jiwa dan roh kita dipenuhi Roh Kudus. Doa dan permohonan kita untuk meminta datangnya Roh Kudus supaya kita dipenuhi dan dirahmati, merupakan saat pembaharuan. Sering kita terbuai oleh situasi dunia ini yang membuat kita tidak menyadari keberadaan Roh Tuhan di dalam diri dan di sekitar kita. Maka doa permohonan itu dimungkinkan. Kita hanya ingin supaya diri kita masing-masing tampil dalam wajah dan tubuh Kristus sendiri, sehingga sesama kita mengalami Tuhan yang bekerja bagi mereka. Dengan demikian kita sungguh menciptakan bagaimana “Roh Kudus Turun Atas Kita.” Si Guru Agama bisa, maka kita juga bisa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, penuhilah kami dengan Roh-Mu agar kami menjadi pembagi rahmat-Mu kepada sesama kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Retty dan John dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 2: 22-28; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4; Yohanes 1: 19-28 TETAP SEBAGAI ORANG-NYA YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tetap Sebagai Orang-nya Yesus Kristus. Kedua orang kudus yang kita peringati hari ini adalah para bapa Gereja, orang-orang cendekia Gereja yang sangat berjasa dalam memperkuat misi Gereja di daerah Asia Minor, yang sekarang Turki dan sekitarnya. Mereka berdua adalah contoh wajah dan tubuh Kristus di daerah Timur Tengah dan sebagian wilayah Eropa Timur. Sepanjang tahun ini kita akan dihadapkan oleh sebuah tantangan, dalam bentuk pertanyaan: “Siapakah engkau?”. Pertanyaan ini ialah yang ditanyakan oleh orang-orang kepada Yohanes Pembaptis soal identitasnya. Mereka sangat repot kalau ada orang begitu terkenal dan dipandang nabi, terutama pandangan mereka bahwa Mesias akan datang, atau nabi Elia yang suci itu bangkit lagi. Kesaksian Yohanes membuat mereka heran, takut, penasaran, kesal, marah, dan tertantang. Kalau selanjutnya kita sering atau selalu dihadapkan pada pertanyaan itu, apa kiranya jawaban kita yang terbaik? Semoga kita menoleh untuk melihat kedua santo tadi, Basilius dan Gregorius yang menjadi wajah dan pribadi Kristus di tempat mereka berkarya. Pandangan kita bisa lebih jauh lagi ke belakang, ada santo Paulus yang pandai, bijak dan berani. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma (12,5) dan surat pertama kepada jemaat di Korintus (1Kor 12,13), ia menulis: “Saya adalah salah satu anggota tubuh Krisus”. Pernyataan terkenal ini pantas menjadi pegangan kita di awal tahun 2025 ini, di mana dan kapanpun, kita adalah orang-orang-nya Yesus Kristus. Kalau itu adalah jawaban yang dapat dianggap umum, mestinya ada juga jawaban oleh setiap pribadi kita. Kita dibantu oleh Santo Yohanes dalam suratnya yang pertama, yang berkata bahwa sebagai orang-orang-nya Yesus Kristus, kita berkewajiban untuk tinggal di dalam Putra dan di dalam Bapa. Biarpun ada berbagai godaan, tantangan, dan ancaman, prinsip kita tetap sama, yaitu tinggal di dalam Tuhan. Biar badai, hujan, dan bencana silih berganti, iman dan pegangan kita kepada Tuhan tidak akan berubah. Kepada setiap pribadi kita juga, memberikan kesaksian yang sesungguhnya dan benar tentang Tuhan yang kita miliki, merupakan satu aspek dasar sebagai murid-murid Tuhan. Kita memiliki kewajiban untuk mewartakan diri Tuhan yang sesungguhnya, meskipun kita tahu dunia dan sekitarnya tidak gampang memahami dan menerimanya. Kita juga perlu menyampaikan kebaikan dan kasih Tuhan tanpa lelah atau bosan. Selain itu, sikap pasif atau menutup diri saja sambil tidak mewartakan Tuhan merupakan penyakit yang mematikan iman. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha murah, semoga saya mengenal diri saya di dalam Yesus Kristus dengan sempurna. Bapa kami... Dalam nama Bapa...
Pembawa Renungan : Linda Wahjudi Denpasar - Bali Yoh 1:19-28
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Hakim-Hakim 13: 7.24-25a; Mazmur tg 71: 3-4a.5-6ab.16-17; Lukas 1: 5-25 PERSIAPAN AJAIB Tema renungan kita pada hari ini ialah: Persiapan Ajaib. Persiapan adalah tema utama masa Adven. Kita telah renungkan tentang persiapan besar seperti yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis dan Elia. Ada juga bentuk persiapan yang menonjolkan keadilan Tuhan bersama raja Daud, yang hasilnya berwujud pada diri Bunda Maria dan Santo Yosef. Lalu hari ini kita diperkenalkan dengan bentuk persiapan ajaib, dengan tokoh utama ialah istri Manoah atau ibu Samson, dan orang tua Yohanes Pembaptis, Zakariah dan Elisabeth. Kita menyebut sebuah persiapan ajaib, dan bukan hanya besar, karena dekat dengan peristiwa besar jauh lebih ajaib yaitu kelahiran juru selamat yang sudah sangat nyata. Kejadian ajaib dalam hidup Maria dan Yosef, serta berwujud pada kelahiran Yesus Kristus, jelas harus diantisipasi oleh suatu persiapan ajaib juga. Dan persiapan ajaib ini ialah kelahiran Samson dari ibunya yang sudah mandul, demikian juga kelahiran Yohanes Pembaptis dari Elisabeth yang juga diklaim mandul. Zakariah, suami Elisabeth juga masuk dalam lingkaran keajaiban ini. Kalau berani bertanya pada diri masing-masing, keajaiban apa yang mesti pas dipersiapkan untuk menyambut pesta kelahiran Yesus Kristus tahun ini? Sesuatu yang ajaib selalu membuat heran, kagum atau lebih tepatnya sesuatu yang baru. Mempunyai dan mengalami suatu hubungan yang istimewa dengan Tuhan tidak mesti yang besar dan megah. Ajaib atau yang baru tidak mesti juga yang sangat luar biasa. Yesus Kristus yang lahir dalam kesahajaan cukup memberikan kita gambaran bahwa ajaib itu adalah pengalaman menemukan terang dan jawaban tentang hidup kita di dalam Tuhan. Seseorang menuliskan pada dinding media sosialnya tentang persiapan ajaib keluarganya untuk Natal kali ini. “Anakku bungsu yang sudah pemuda, selama tahun-tahun belakangan tak bisa cocok dan sepikiran dengan kami orang tuannya. Baru sehari terakhir ini ia terbuka dan berbicara dengan kami. Kami sesungguhnya berhenti di tempat yang persis anak kami berada, supaya komunikasi kami bisa tersambung, pembicaraan menjadi cair, dan akhirnya tercapai solusi atas permasalahan kami. Semoga Natal ini menjadi satu pengalaman sangat indah dalam keluarga kami”. Sharing kecil ini merupakan satu persiapan ajaib, yang tentu saja akan diselaraskan dengan keajaiban kehadiran Tuhan Yesus Kristus. Kita sebagai pribadi, keluarga, dan komunitas perlu bersiap secara ajaib atau secara baru, supaya menemukan keselarasan itu. Jika tak ada sesuatu yang ajaib atau baru, bukankah nanti perayaan Natal menjadi biasa-biasa saja, tanpa sesuatu yang indah? Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha murah, jadikanlah kami pribadi-pribadi dan keluarga-keluarga yang dapat membuat hidup kami baru sebagai persiapan untuk hari Natal ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Kejadian 49: 2.8-10; Mazmur tg 72: 1-2.3-4b.7-8.17; Matius 1: 1-17 KEADILAN TUHAN BERJAYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keadilan Tuhan Berjaya. Beberapa hari belakangan tokoh-tokoh kitab suci seperti Elia di Perjanjian Lama dan Yohanes Pembaptis di Perjanjian Baru menarik perhatian kita. Pada hari ini kita berkesempatan untuk berjumpa dengan tokoh perjanjian lama yang lain, yaitu raja Daud. Yakub yang disebut Israel, pada saat hendak meninggal dunia, ia memanggil anak-anaknya untuk memberikan mereka wasiat, dan yang mendapat wasiat untuk menurunkan kuasa keadilan Tuhan ialah Yehuda. Dari dialah datang raja Daud. Keturunan demi keturunan dari Yehuda ke Daud, akan sampai ke Yakub yang memperanakkan Yusuf suami Bunda Maria. Di dalam ruang kelas pada waktu pelajaran agama Katolik, seorang siswi protes keras kepada gurunya. Ia tidak ingin gurunya meneruskan pelajaran dengan menyebut nama Daud. Baginya Daud itu pembuat skandal ulung. Sebagai remaja perempuan, ia ingin supaya tokoh-tokoh besar dan pemimpin yang bersikap tidak adil, curang, pemuas nafsu birahi, pemerkosa seperti Daud tidak boleh dijadikan isi pelajaran karena ia tidak bisa menjadi contoh yang baik. Ibu gurunya berusaha untuk menenangkan suasana, karena provokasi gadis itu membuat teman-temannya menjadi gaduh karena mereka mengutuk tokoh Daud. Guru meyakinkan mereka semua, bahwa tokoh seperti Daud memiliki banyak kesamaan dengan banyak tokoh sejarah lainnya di dunia. Mereka tidak luput dari kesalahan dan dosanya. Mereka yang justru menciptakan ketidak-adilan. Oleh karena itu Tuhan ingin memunculkan keadilan yang menurut kehendak-Nya, meskipun melalui cara dan pribadi manusia yang berdosa. Keadilan Tuhan harus tetap jaya dan tidak boleh kalah dari tabiat jahat manusia. Ada seorang pemuda terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat. Ia menghamili pacarnya dan studinya terganggu. Tingkahnya di rumah semakin aneh. Ia berubah menjadi keras dan bisa marah membabi buta. Pokoknya ia bertindak tidak adil. Tetapi kedua orang tuanya tidak putus asa. Mereka memilih jalan keadilan. Jalan kasih akan putranya. Anak itu lalu merasa diterima dengan baik. Ia tidak diperlakukan sebagai seorang yang gagal dan berdosa. Kedua orang tua itu sebenarnya sedang mempraktikkan keadilan Tuhan yang berjaya. Kita belajar dari Daud, bahwa kalau keadilan yang hanya menuruti kemauan manusia, yang terjadi ialah ketidak-adilan. Keadilan dari Tuhan akan mengubah ketidakadilan itu menjadi berkat dan keselamatan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha rahim, perkuatkanlah ketaatan dan kesetiaan iman kami, sehingga tidak goyah oleh aneka ancaman-ancaman di sekeliling kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 233 (Matius 11:1-19): Yohanes Pembaptis di dalam penjara, dan dia mengutus murid-muridnya untuk bertanya apakah benar Yesus adalah Sang Mesias? Salah satu tanda kedatangan Sang Mesias adalah dia akan membebaskan orang-orang yang dipenjarakan (Yes. 61:1). Yohanes mungkin telah mendengar bahwa Yesus telah melakukan begitu banyak tanda-tanda mujizat, tetapi dia mempertanyakan Yesus karena dirinya dibiarkan di dalam penjara.
Yohanes Pembaptis menunjuk Yesus sebagai Anak Domba Allah, hal yang tidak diharapkan tentang Mesias yang telah lama dinantikan. Mesias tidak datang sebagai pemimpin politik dan militer, tetapi mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bagi dosa-dosa dunia.
Yohanes Pembaptis menunjuk Yesus sebagai Anak Domba Allah, hal yang tidak diharapkan tentang Mesias yang telah lama dinantikan. Mesias tidak datang sebagai pemimpin politik dan militer, tetapi mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bagi dosa-dosa dunia.
Yohanes Pembaptis mengingatkan murid-muridnya bahwa ia tidak pernah mengaku sebagai Kristus. Sebaliknya Yohanes datang untuk mengarahkan kepada Kristus, untuk mempersiapkan jalan bagi Kristus, untuk menjadi saksi tentang Dia.
Yohanes Pembaptis mengingatkan murid-muridnya bahwa ia tidak pernah mengaku sebagai Kristus. Sebaliknya Yohanes datang untuk mengarahkan kepada Kristus, untuk mempersiapkan jalan bagi Kristus, untuk menjadi saksi tentang Dia.
Pada suatu hari semasa Yesus berdoa bersendirian, murid-murid-Nya datang kepada-Nya. Yesus bertanya kepada mereka, “Mengikut orang ramai, siapakah Aku?” Mereka menjawab, “Ada yang berkata Yohanes Pembaptis; ada yang berkata Elia; ada pula yang berkata salah seorang nabi telah hidup semula.” Yesus bertanya kepada mereka, “Apa kata kamu: Siapakah Aku pula?” Petrus menjawab, “Kristus daripada Allah" (Lukas 9:18-20) Untuk mendengar episode podcast berkaitan dengan petikan ini, "Yesus Ialah Mesias Tuhan dan Anak Allah Yang Maha Tinggi", PERGI KE
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 25 Oktober 2024 Bacaan: Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes." (Lukas 1:13) Renungan: Ada seorang ibu, ketika anaknya meninggalkan kampung halamannya untuk masuk universitas, dia membekalinya dengan sebuah Alkitab yang ditulisi nama anaknya dan sebuah kutipan ayat Alkitab. Kehidupan anaknya selama kuliah di kota ternyata merupakan permulaan gaya hidup yang mendukakan hati sang ibu yang saleh itu. Suatu ketika karena kesulitan uang anak itu menjual Alkitab kenangan khusus dari ibunya demi membeli sebotol minuman keras. Meskipun demikian, sang ibu tidak pernah berhenti mendoakan anaknya. Bahkan sampai akhir hayatnya, dia terus mendoakan anaknya. Setelah kepergian ibunya, ia berhasil menjadi seorang dokter di sebuah rumah sakit. Suatu hari seorang pasien yang sekarat minta diambilkan buku kesayangannya. Setelah pasien itu meninggal, dokter tersebut ingin tahu buku apakah yang sangat berharga bagi pasien itu, sehingga ia masih mengingatnya saat mau meninggal. Dia lalu mencarinya. Dan dia terkejut ketika menemukan Alkitab yang pernah dijualnya beberapa tahun silam. Lalu dia pergi ke ruang kantornya dan meneliti Alkitab yang dulu dijualnya itu. Dia memeriksa kembali tulisan di bagian dalamnya yang sangat dikenalnya. Ia memperhatikan halaman yang ayat- ayatnya diberi garis bawah, yang diharapkan ibunya agar dia ingat. Sekian lama di dalam kantornya, akhirnya ia berlutut dan berdoa kepada Allah atas pengasihanNya. Dokter ini kemudian menjadi pelayan Tuhan. Buku mulia yang pernah dijualnya itu kini menjadi harta miliknya yang paling berharga. Ternyata, meskipun ibunya telah meninggal tapi kuasa doa terus berjalan. Benarlah apa yang dikatakan seseorang, "Saya sendiri sangat yakin doa seorang ibu yang baik tidak pernah mati." Firman yang diberikan oleh malaikat kepada Zakharia adalah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis sebagai jawaban doa mereka. Kata 'doamu' (ay 13) tidak menunjuk pada doa Zakharia pada saat itu, tetapi pada doa-doanya yang lalu pada saat ia meminta anak. Ini menunjukkan bahwa doa yang lama sekali belum dijawab bukannya tidak didengar atau ditolak oleh Allah. Ini mengajar kita untuk tetap tekun berdoa sebelum doa kita dijawab. Ketika Allah seolah tidak menjawab doa kita, bukan berarti Allah diam dan tidak bekerja, tetapi Dia memberi kita waktu untuk mempersiapkan diri guna menerima jawaban dari-Nya. Sebelum Allah menjawab masalah kita, Dia akan bekerja terlebih dahulu dalam diri kita. Hal ini sama seperti Allah mempersiapkan Nuh membangun bahtera selama hampir 100 tahun sebelum hujan turun; Abraham menunggu selama 25 tahun sejak Allah menjanjikan seorang anak sebelum Ishak lahir, Musa menggembalakan domba di padang gurun selama 40 tahun sebelum Allah berbicara kepadanya dalam semak duri yang menyala! Daftar ini dapat terus diperpanjang dan mungkin sampai kepada Anda dan saya! Pada hari ini Kencan Dengan Tuhan genap 14 tahun, mengisi sedikit kehidupan rohani kita. Tuhan mempersiapkan saya selama 19 tahun, sejak mulai kuliah di FKIP Kateketik Atmajaya tahun 1991 sampai menjadi guru di SD Regina Pacis Jakarta tahun 1996, untuk kemudian di tahun 2010 mulai berani mewartakan firman Tuhan melalui renungan Kencan Dengan Tuhan. Terima kasih untuk setiap doa dan perhatian kepada saya dan kesetiaan dalam membaca dan mendengarkan renungan Kencan Dengan Tuhan. Semoga selalu menjadi berkat bagi kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap penyertaan-Mu dalam hidupku. Teristimewa melalui penyertaan-Mu, Engkau sedang mempersiapkan aku untuk melakukan hal-hal yang besar di kemudian hari. Mampukanlah aku untuk mewujudkan setiap rencana dan kehendak-Mu yang telah dan akan terjadi dalam hidupku. Amin. (Dod).
Kedua murid itu meninggalkan Yohanes Pembaptis untuk mengikuti Yesus, menyadari bahwa Yesus lebih besar daripada Yohanes Pembaptis dan bahwa Yesus adalah penggenapan dari pekabaran Yohanes Pembaptis.
Kedua murid itu meninggalkan Yohanes Pembaptis untuk mengikuti Yesus, menyadari bahwa Yesus lebih besar daripada Yohanes Pembaptis dan bahwa Yesus adalah penggenapan dari pekabaran Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis muncul sebagai saksi Yesus. Yohanes Pembaptis tidak mengakui dirinya sebagai salah satu dari mesias, melainkan sebagai saksi dari Mesias yang sejati.
Yohanes Pembaptis muncul sebagai saksi Yesus. Yohanes Pembaptis tidak mengakui dirinya sebagai salah satu dari mesias, melainkan sebagai saksi dari Mesias yang sejati.
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 226 (Matius 9:14-17): Bacaan kita hari ini membahas tuduhan halus dari para pengikut Yohanes Pembaptis kepada Tuhan Yesus. Mereka menganggap Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya kurang menyangkal diri. Mereka tidak berpuasa. Benarkah Tuhan Yesus tidak berpuasa? Apakah orang lain perlu tahu pengorbanan kita bagi Allah dan kegiatan kita di dalam beribadah kepada-Nya? Bukankah hanya Dia saja yang perlu tahu dan itu sudah cukup?
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Yulita OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Brayat Surakarta dan Suster Lorenza OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Pengkhotbah 1: 2-11; Mazmur tg 90: 3-6.12-14.17; Lukas 9: 7-9 KERESAHAN SUPAYA CEPAT BERLALU Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keresahan Supaya Cepat Berlalu. Resah merupakan satu keadaan jiwa yang mirip situasinya dengan gelisah, cemas, tak nyaman, takut dan kuatir. Jelas bahwa keadaan jiwa ini tidak positif. Keresahan adalah lawan dari rasa semangat, optimis, senang, bangga, ceria dan beruntung. Pada dasarnya kita ingin supaya keadaan resah dalam diri kita sendiri, keluarga, Gereja dan masyarakat biar cepat berlalu pergi. Mungkin banyak di antara kita ketika membaca bagian awal kitab Pengkhotbah tentang kesia-siaan dalam segala sesuatu, perasaan takut dan resah timbul secara spontan. Ada seorang siswa SMA setelah membaca sendiri perikop ini, ia langsung mengeluh kepada orang tuanya begini: "Lha, terus untuk apa kita hidup di dunia ini?" Raja Herodes juga resah karena ia mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis yang telah ia bunuh, hidup kembali. Ia menjadi resah dan gelisah, dan mengira bahwa Yesus dari Nazaret itu ialah Yohanes Pembaptis yang bangkit. Dua contoh keresahan dari bacaan-bacaan hari ini bersumber pada kesalahan atau dosa kita sendiri. Keresahan dan gelisah jenis ini tumbuh melalui suatu pengetahuan dan kesadaran akan diri sendiri. Seseorang mengetahui sendiri kelemahan dan dosanya dengan bantuan terang Ilahi, dan menyesalinya, kemudian ada jalan baginya untuk pembaruan. Langkah pembaruan itu sedapat mungkin tidak hanya menghilangkan keresahan, tetapi juga menciptakan atau menghadirkan sesuatu yang baru. Para pendengar kitab Pengkhotbah akan semakin memperkuat imannya kepada Tuhan, atau Herodes memang dituntut untuk melihat Yesus yang sesungguhnya. Ada jenis keresahan lain yang lebih berat. Keresahan itu ialah ketika teman dan saudara kita menjadi resah karena kelemahan, kekurangan dan dosa kita. Ini adalah berat karena mereka resah dan semakin resah namun kita sendiri tidak pernah menyadari atau mengetahuinya. Dengan kata lain kita tidak peduli dan tetap saja sengaja berbuat kesalahan dan dosa. Yang lebih berbahaya lagi, yaitu kalau kesengajaan tersebut membahayakan jiwa kita sendiri, jiwa orang lain dan merusak hajat hidup orang banyak. Keresahan-keresahan tersebut dapat cepat berlalu pergi hanya kalau setiap orang setia dan mau hidup secara adil dan benar. Mengikuti Tuhan dengan selalu dibimbing oleh firman-Nya merupakan pilihan terbaik di dalam hidup ini. Hidup kita memang harus berkenan kepada Tuhan saja, demikian mazmur tanggapan hari ini. Jadi kita tidak hanya ingin mengetahui tentang Yesus seperti Herodes, tetapi kita ingin mengikuti Dia, yaitu melakukan kehendak Bapa di Surga. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah Bapa di surga, dengan selalu meneladani Yesus Kristus Putra-Mu dan Tuhan kami, kami ingin mengosongkan diri kami dengan mengasihi-Mu, maka penuhilah kami ya Bapa. Kemuliaan... Dalam nama Bapa...
Surga memilih pekerja seperti Yohanes Pembaptis, mengambil tempat yang rendah di hadapan Allah, paling sederhana, namun paling mantap dalam pekerjaan Allah. Surga bekerja sama dengan orang yang bukan meninggikan diri tetapi menyelamatkan jiwa-jiwa.
Surga memilih pekerja seperti Yohanes Pembaptis, mengambil tempat yang rendah di hadapan Allah, paling sederhana, namun paling mantap dalam pekerjaan Allah. Surga bekerja sama dengan orang yang bukan meninggikan diri tetapi menyelamatkan jiwa-jiwa.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 26: 11-16.24; Mazmur tg 69: 15-16.30-31.33-34; Matius 14: 1-12. DARAH ORANG TIDAK BERSALAH Renungan kita pada hari ini bertema: Darah Orang Tidak Bersalah. Kematian orang yang tidak bersalah merupakan sebutan lain untuk darah orang tidak bersalah. Ada banyak contohnya. Misalnya, seorang misionaris di daerah misi dianiaya dan dibunuh ketika sedang menjalankan tugas pelayanan kepada umat Allah di wilayah tersebut. Seorang saksi mata yang mengungkapkan kebenaran atas suatu kriminalitas, dan sebagai akibatnya ia dibunuh karena berkata yang sesungguhnya. Kita mempunyai model yang sempurna, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Ia sama sekali tidak bersalah, namun Ia rela menanggung dosa segenap umat manusia. Di dalam kitab suci ada begitu banyak daftar orang-orang yang mati dibunuh atau dianiaya atas dasar kebenaran yang mereka pertahankan. Orang paling pertama ialah Abel yang dibunuh oleh saudaranya sendiri Kain. Nabi Yeremia yang dikisahkan di dalam bacaan pertama hari ini, berada diambang hukuman mati oleh orang-orang sebangsanya. Dan Injil pada hari ini mengisahkan pembunuhan keji Yohanes Pembaptis oleh penguasa Herodes. Mereka semua telah menumpahkan darah karena kebenaran dan kebaikan yang berasal dari Tuhan yang mahabenar. Mereka tidak memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri dan menyampaikan kepada publik tentang kebenarannya sendiri. Jika hal ini yang dilakukan, mereka tidak layak dipandang benar dan tidak dapat memberi perubahan di dalam dunia. Pengaruh dan kekuatan mereka hanya seumur jagung. Dunia akan segera melupakan mereka. Namun karena darah mereka ialah darah orang tak bersalah, mereka membuat seluruh dunia kagum dan terdiam sebab perbuatan itu sangat relevan dan juga sebagai misteri. Kekaguman publik biasanya memuncak pada pernyataan begini: “Ini adalah luar biasa, sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan.” Singkatnya, kesaksian orang-orang benar adalah suatu pewartaan dari Tuhan yang tidak pernah usang atau pudar dengan bergantinya waktu. Darah orang benar menjadi sinar terang yang mengalahkan semua kegelapan dunia. Mungkin satu pertanyaan sederhana patut diangkat di sini, yaitu apakah ciri-ciri orang-orang yang mati karena kebenaran? Salah satu jawaban yang pasti ialah bahwa mereka tidak takut mati. Mereka bahkan menyambut kematian itu dengan gembira karena kebenaran yang mereka saksikan merupakan jaminan untuk kemenangan mereka. Jika sesungguhnya kematian menyemput mereka, itu dianggapnya sebagai kemenangan dan bukan kekalahan atau kegagalan. Kematian merupakan bagian dari proses menegakkan kebenaran dan menciptakan suatu pembaharuan kepada hidup yang lebih baik lagi. Di dalam pandangan Gereja Katolik, darah orang-orang yang tidak bersalah umumnya disebut martir. Mereka juga adalah orang-orang kudus dengan ciri kepahlawanan yang luar biasa dan kesucian hidup yang berkilau laksana matahari. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, kami berdoa kepada-Mu dan memohon semoga kesaksian hidup kami sungguh-sungguh tulus dan bersumber dari rahmat dan kemuliaan-Mu. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
Dalam Markus 6 dicatat bahwa penduduk kampung halaman Yesus menolak Dia. Yohanes Pembaptis dibungkam Herodes, di saat yang sama ketika Dua Belas Rasul menyerukan pertobatan. Dua kisah ini menunjukkan datangnya krisis bagi Yesus & para pengikut-Nya.
Dalam Markus 6 dicatat bahwa penduduk kampung halaman Yesus menolak Dia. Yohanes Pembaptis dibungkam Herodes, di saat yang sama ketika Dua Belas Rasul menyerukan pertobatan. Dua kisah ini menunjukkan datangnya krisis bagi Yesus & para pengikut-Nya.
Yohanes Pembaptis, sang utusan dan pengkhotbah, berbicara mengenai Seseorang yang Datang setelah dirinya, yang lebih berkuasa, menunjukkan betapa mulianya pandangan Yohanes terhadap Yesus.
Yohanes Pembaptis, sang utusan dan pengkhotbah, berbicara mengenai Seseorang yang Datang setelah dirinya, yang lebih berkuasa, menunjukkan betapa mulianya pandangan Yohanes terhadap Yesus.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Loly dan Juan dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 139: 1-3.13-14ab.14c-15; Kisah Para Rasul 13: 22-26; Lukas 1: 57-66.80 KARPET MERAH YOHANES Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karpet Merah Yohanes. Di dalam Gereja baik di Timur maupun Barat dalam hal ini Latin-Roma, kelahiran Yohanes Pembaptis dirayakan pada hari ini. Kita menjadikannya hari raya, sebab Yohanes telah memperlihatkan perannya yang sangat penting dalam karya Yesus Kristus di dunia. Berita tentang karunia Yohanes ke dalam hidup Zakaria dan Elisabeth sudah merupakan berita besar sekali yang mencengangkan banyak orang. Menyusul ialah perutusan yang dibawa Yohanes kelak, yaitu mempersiapkan manusia untuk menyambut Yesus Kristus. Mesias bagi Israel ialah raja agung yang memiliki segala kuasa dan menjadi harapan tertinggi demi kehidupan mereka yang tenteram dan damai. Jadi persiapannya tentu harus sangat besar dan terbaik. Pribadi Yohanes sejak di dalam kandungan bunda Elisabeth, berikut kelahirannya, dan perutusannya bagaikan karpet merah bagi raja agung Yesus Kristus. Ia sudah mencengangkan dunia dan mengubahnya kepada terang kehidupan yang baru, bahkan orang sejahat raja Herodes pun segan kepadanya. Tetapi ia sendiri mengakui bahwa Yesus jauh lebih besar daripada dirinya. Ia relakan diri untuk menjadi karpet merah yang membentang di tanah sebagai jalan terbuka dan terhormat supaya Yesus Kristus datang dan melewati di atas karpet merah itu. Kelahiran Yohanes Pembaptis memberikan kita makna akan sebuah perutusan atau tugas yang merefleksikan panggilan hidup. Nama “Yohanes” yang dilekatkan pada dirinya berarti “Tuhan yang penuh rahmat”. Menurut kitab nabi Yesaya, pemanggilan nama itu sudah dilakukan sejak dalam kandungan ibu. Pemanggilan nama mengandung arti bahwa pribadi manusia sudah dikenal dan ditentukan kalau nanti setelah lahir ia sudah mempunyai tugas yang spesifik. Jadi kelahiran seorang anak manusia, termasuk kita masing-masing, sudah di dalam rencana Tuhan. Tidak ada seorang anak manusia dilahirkan secara kebetulan atau spontan. Yohanes mempersiapkan jalan supaya pemilik atau bos-Nya rahmat itu datang ke dalam dunia demi menghalau dosa dan membawa keselamatan. Kita sebenarnya dapat menggunakan setiap rahmat yang dicurahkan oleh Tuhan, khususnya melalui sakramen-sakramen yang telah kita terima untuk menyingkirkan dosa, membaharui hidup, dan menjalankan suatu hidup baru. Memiliki dan menikmati hidup baru lantas tidak membuat kita besar kepala, sombong, dan bersenang-senang saja. Hidup baru kita mesti tetap mengikuti gaya Yohanes yang menjadi karpet merah bagi Tuhan, terutama dalam pelayanan-pelayanan kepada orang lain. Biarlah mereka tahu bahwa Tuhan yang berbuat bagi hidup mereka dan bukan kita yang berbuat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah kami, semoga perayaan untuk memeriahkan hari kelahiran Yohanes Pembaptis ini memperkuat semangat kami untuk selalu hidup di dalam rahmat-Mu. Kemuliaan kepada Bapa...Dalam nama Bapa… --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Untuk mengkaji petikan ini dengan lebih mendalam lagi, dengar episod podcast berikut: Beriman Tetapi Ada Keraguan (Lukas 7 ayat 18 hingga 23)
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 200 (Matius 4:12-22): Berita penangkapan Yohanes Pembaptis telah sampai kepada Tuhan Yesus, maka Dia pergi ke daerah Kapernaum untuk memulai pelayanan-Nya. Dia menyerukan kedatangan Kerajaan Allah meneruskan pekerjaan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Berakhirnya pelayanan Yohanes Pembaptis berarti dimulainya pelayanan Yesus dari Nazaret. Di manakah Yesus memulai pelayanan-Nya?
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 195 (Matius 3:1-12): Sebelum pelayanan Kristus dimulai, Tuhan menyatakan bahwa ada seorang yang akan mempersiapkan jalan bagi Dia, di mana semuanya digenapi di dalam diri Yohanes Pembaptis. Kedatangan sang pendahulu ini seperti kedatangan seorang utusan untuk mengumumkan kedatangan raja.
Yohanes pembaptis berseru untuk semua orang harus bertobat , Inilah yang dilakukan tetapi orang ahli agama Orang Saduki dan Farisi mentangnya sebab yang mereka tau Yohanes adalah orang biasa. Melihat banyaknya orang yg dibaptis..hati mereka gusar. Kata Yohanes, aku membaptis kamu dng air ttpi IA yang dtg lebih berkuasa dariku IA membaptis kamu dng Roh Kudus dan dng api
“Yohanes Pembaptis muncul sakjerone roh lan kuwasa Elia kanggo ngrintis dalan kanggo Gusti lan ngalihake manungsa marang kawicaksanan wong bener” - ”Saka kedapukan iki Ester sanggup kangge nglakoni dapukan pinunjul ing sakjroning sejarah kitab suci
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 55: 1-11; Mazmur tg 12: 2-3.4bcd.5-6; Markus 1: 7-11 PEMBAPTISAN: MEMINTA, MENERIMA, DAN BERBAGI Renungan kita pada hari Minggu Pembaptisan Tuhan ini bertema: Pembaptisan: Meminta, Menerima, dan Berbagi. Kita merayakan pesta pembaptisan Tuhan Yesus Kristus, untuk mengakhiri masa Natal, dan membawa kita kepada rutinitas hidup dalam masa biasa. Seorang remaja bertanya kepada saya tadi malam dalam percakapan whatsapp: “Yesus adalah Tuhan, apa perlu ia dibaptis”? Nampaknya pertanyaan sederhana, tapi sesungguhnya sangat penting. Jawaban mendasar ialah karena sebagai manusia dan menyatu dengan kita, Ia ikut datang ke Yohanes Pembaptis, untuk keperluan pembaptisan. Refleksi teologi para Bapak Gereja, seperti Santo Gregorius Nasiansen, mengatakan bahwa Yesus bukan pendosa seperti manusia yang mendapatkan pembaptisan Yohanes untuk penghapusan dosa. Tetapi dengan ikut dalam pembaptisan, sinyal yang ingin diberikan ialah supaya kita manusia mati bersama Dia dalam dosa, kemudian ikut bangkit bersama Dia karena menang melawan dosa. Apa makna pembaptisan bagi para pengikut Kristus? Pada dasarnya, pembaptisan Yesus berada dalam pola yang teratur yang kita ikuti. Pola itu ialah meminta-menerima-berbagi. Pembaptisan merupakan satu kebutuhan permintaan. Dengan terang firman Allah khususnya melalui pewartaan Yohanes Pembaptis, kita terpanggil dan membutuhkan pembaptisan. Aspek ini adalah suatu proses legal yang mencakup test, pembelajaran, ritual, dan sakramen. Singkatnya, pembaptisan memberikan kita makna bahwa untuk masuk ke dalam sebuah institusi apa pun atau medan permainan, kita mesti taat proses formalnya. Pembaptisan merupakan suatu berkat dan kita pantas menerimanya. Kita tidak kuat untuk menolaknya karena ini adalah panggilan Tuhan, seperti yang dikatakan dalam bacaan pertama dan kedua. Kekuatan yang memanggil adalah Roh Kudus, Roh Allah sendiri, sehingga roh apa pun tidak bisa menghalanginya. Dengan menerimanya seluruh diri kita berubah menjadi baru, yaitu menjadi milik Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Kita yang dibaptis menerima martabat sebagai anak Allah setara dengan Yesus Kristus, meski kita hanyalah manusia. Pembaptisan berbuah pada hidup untuk berbagi. Tanpa ada aspek ini, hidup kita tidak berguna dan hanya sebagai tugu batu atau pohon yang mengering. Menurut Surat Pertama Yohanes dalam bacaan ke-2, memberikan kesaksian tentang Allah dan semua perbuatan baik-Nya adalah cara kita berbagi kepada sesama. Kita wajib melakukan ini. Janji-janji baptis kita harus dinyatakan dalam kehidupan nyata, yaitu menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus Kristus yang konkret dan berdaya guna. Demikianlah, Pembaptisan adalah sakramen yang membuat kita berguna dalam seluruh aspek kehidupan, baik sebagai pribadi maupun dalam persaudaraan di dalam Gereja dan di dalam masyarakat. Marilah kita berdoa. Dalam nama...Ya Bapa yang baik, semoga kami berbuah melimpah dalam mewujudkan janji-janji baptis kami. Bapa kami... Dalam nama... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Julia Ayuningtyas Mukti dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Yohanes 3: 7-10; Mazmur tg 98: 1.7-8.9; Yohanes 1: 35-42 DUA JEMPOL UNTUK YESUS Renungan kita pada hari ini bertema: Dua Jempol Untuk Yesus. Ada satu pasangan tua, kakek dan nenek, berbelanja di toko pakaian. Mereka membeli dua kaos seragam untuk masing-masing. Dua kaos itu berwarna hitam dan bagian depannya bergambar dua jempol berwarna putih dengan gambar dasar ialah wajah Tuhan Yesus. Pada waktu acara tahun baru bersama keluarga besar mereka berdua kompak memakai kaos baru tersebut. Semua orang, terutama cucu-cucunya, sangat senang dengan gaya kakek dan nenek. Satu persatu mereka bertanya alasan kakek dan nenek memakai kaos seragam. Kakek menjelaskan bahwa setiap saat, dan khususnya permulaan tahun baru, kita akan tetap memberikan dua jempol kepada Tuhan Yesus. Pemberian jempol harus kompak, secara bersama-sama, dan tidak boleh kadang-kadang, tetapi terus menerus. Apa pun bentuk kepalsuan yang ingin menyesatkan kita dari iman kepada Tuhan Yesus harus dapat kita kalahkan. Penjelasan dan nasihat kekek diterima dengan semangat oleh semua orang dalam keluarga. Kalau ada nabi palsu yang muncul dan pergi, lalu ada diskusi tentangnya, itu dapat kita kategorikan sebagai selingan yang bisa kita terima atau tidak. Di dunia ini ada begitu banyak penyesatan dan pengaruh jahat yang tidak pernah berhenti mengganggu orang-orang beriman. Namun, Tuhan juga tidak pernah tidur. Ia senantiasa menjaga dan menyertai kita dengan Roh Kudus-Nya. Dengan kata lain, menurut Surat Pertama Yohanes dalam bacaan pertama hari ini, setiap kebenaran yang kita anut dan kita jalani di dalam kehidupan orang beriman, lahir dari Tuhan. Kebenaran yang datang dari Tuhan adalah mutlak dan tidak dapat diubah. Yesus Kristus telah lahir lebih dari 2000 tahun lalu, dan tidak bisa ada Yesus Kristus yang lain lagi. Semua orang yang muncul setelah Yesus tidak dapat menggantikan posisi Yesus sebagai Tuhan dan Mesias. Nabi yang terakhir ialah Yohanes Pembaptis dan setelah dia adalah Yesus. Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penentu sejarah dunia ini memang tidak terbantahkan. Sejarah alam semesta dan dunia ini terbagi dalam dua periode utama, yaitu sebelum Yesus dan setelah Yesus. Maka kita akan kembali terus menerus untuk menjadikan firman Tuhan yang diwartakan dalam Injil hari ini, yaitu Kerajaan Allah ada bersama kita, sebagai pokok kehidupan kita. Kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Anak Allah merupakan pegangan kita yang utama. Dari-Nya lahir semua kebenaran yang dunia ikuti dan setiap orang yakini. Meskipun dunia ini akan selalu memunculkan penemuan dan perkembangan baru, semua itu akan selalu dihubungkan dengan kebenaran Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Yesus, jadikanlah kami umat-Mu yang setia dan teguh pada kebenaran dari-Mu. Kemuliaan kepada... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Yohanes 2: 22-28; Mazmur tg 98: 1-2.3ab.3cd-4; Yohanes 1: 19-28 TETAP SEBAGAI ORANG-NYA YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tetap Sebagai Orang-nya Yesus Kristus. Pada hari ini Gereja kita memperingati Santo Basilius Agung dan Gregorius Nazianze. Keduanya adalah para bapa Gereja, orang-orang cendekia Gereja yang sangat berjasa dalam memperkuat misi Gereja di daerah Asia Minor, yang sekarang Turki dan sekitarnya. Mereka berdua adalah contoh wajah dan tubuh Kristus di daerah Timur Tengah dan sebagian wilayah Eropa Timur. Sepanjang tahun ini kita akan dihadapkan oleh sebuah tantangan, dalam bentuk pertanyaan: “Siapakah engkau?”. Pertanyaan ini ialah yang ditanyakan oleh orang-orang kepada Yohanes Pembaptis soal identitasnya. Mereka sangat repot kalau ada orang begitu terkenal dan dipandang nabi bisa menghebohkan, terutama pandangan mereka bahwa Mesias akan datang, atau nabi Elia yang suci itu akan bangkit lagi. Kesaksian Yohanes membuat rasa mereka bercampur aduk heran, takut, penasaran, kesal, marah, dan tertantang. Kalau selanjutnya kita sering atau selalu dihadapkan pada pertanyaan itu, apa kiranya jawaban kita yang terbaik? Semoga kita menoleh untuk melihat kedua santo tadi, Basilius dan Gregorius yang menjadi wajah dan pribadi Kristus di tempat mereka berkarya. Pandangan kita bisa lebih jauh lagi ke belakang, ada santo Paulus yang pandai, bijak dan berani. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma (12,5) dan surat pertama kepada jemaat di Korintus (1Kor 12,13), ia menulis: “Saya adalah salah satu anggota tubuh Kristus”. Pernyataan terkenal ini pantas menjadi pegangan kita di awal tahun 2024 ini, di mana dan kapan pun, kita adalah orang-orang-nya Yesus Kristus. Kalau itu adalah jawaban yang dapat dianggap umum, mestinya ada juga jawaban oleh setiap pribadi kita. Kita dibantu oleh Santo Yohanes dalam suratnya yang pertama, yang berkata bahwa sebagai orang-orang-nya Yesus Kristus, kita berkewajiban untuk tinggal di dalam Putra dan di dalam Bapa. Kita harus tinggal di dalam Tuhan. Biar badai, hujan, dan bencana silih berganti, iman dan pegangan kita kepada Tuhan tidak akan berubah. Kepada setiap pribadi kita juga, memberikan kesaksian yang sesungguhnya dan benar tentang Tuhan yang kita miliki, merupakan satu aspek dasar sebagai murid-murid Tuhan. Kita memiliki kewajiban untuk mewartakan diri Tuhan yang sesungguhnya, meskipun kita tahu dunia dan sekitarnya tidak gampang memahami dan menerimanya. Kita juga perlu menyampaikan kebaikan dan kasih Tuhan tanpa lelah atau bosan. Selain itu, sikap pasif atau menutup diri saja sambil tidak mewartakan Tuhan merupakan penyakit yang mematikan iman. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha murah, semoga saya mengenal diri saya di dalam Yesus Kristus dengan sempurna. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Yohanes 2: 29 - 3: 6; Mazmur tg 98: 1.3cd-4.5-6; Yohanes 1: 29-34 SETIAP KEBENARAN LAHIR DARI TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Setiap Kebenaran Lahir dari Tuhan. Di dalam satu group whatsapp, seseorang menggambarkan sebuah fakta dan melontarkan pertanyaannya. Faktanya ialah dalam satu tahun terakhir, ada beberapa kali muncul tokoh-tokoh yang masing-masing menamakan dirinya utusan Allah yang terakhir dan yang paling utama. Pengakuan diri mereka cukup menghebohkan hampir seluruh dunia. Masing-masingnya menyatakan diri yang paling top dan memakai nama Tuhan yang maha tinggi. Hal ini berarti posisi dan peran Yesus Kristus diganti. Sehingga ia mempertanyakan: Natal sudah menjadi perayaan semua orang, bagaimana bisa menghilangkan ini? Kalau Yesus Kristus diganti, perayaan Natal dan berlakunya tahun Masehi akan menjadi seperti apa? Terus terang, pesan dan pertanyaan wa seseorang itu tidak cukup menarik. Buktinya hanya satu orang yang menanggapi, itu pun hanya dengan memberikan tanda suka. Tidak ada satu pun komentar yang diberikan. Hal itu cukup menjelaskan kita bahwa diskusi dan perdebatan tentang kebenaran Yesus sebagai Mesias dan pengaruhnya terhadap sejarah dunia adalah bukan suatu isu. Kalau ada nabi palsu yang muncul dan pergi, lalu ada diskusi tentangnya, itu dapat kita kategorikan sebagai selingan yang bisa kita terima atau tidak. Dengan kata lain, menurut Surat Pertama Yohanes dalam bacaan pertama hari ini, setiap kebenaran yang kita anut dan kita jalani di dalam kehidupan orang beriman, seharusnya lahir dari Tuhan. Kebenaran yang datang dari Tuhan adalah mutlak dan tidak dapat diubah. Yesus Kristus telah lahir lebih dari 2000 tahun lalu, dan tidak bisa ada Yesus Kristus yang lain lagi. Semua orang yang muncul setelah Yesus tidak dapat menggantikan posisi Yesus sebagai Tuhan dan Mesias. Nabi yang terakhir ialah Yohanes Pembaptis dan setelah dia adalah Yesus. Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penentu sejarah dunia ini memang tidak terbantahkan. Sejarah alam semesta dan dunia ini terbagi dalam dua periode utama, yaitu sebelum Yesus atau Tahun Masehi dan setelah Yesus. Akan sangat tidak mungkin untuk mengubah sejarah ini. Maka kita akan kembali terus menerus untuk menjadikan firman Tuhan yang diwartakan dalam Injil hari ini sebagai pegangan utama dalam mengisi hidup kita hari demi hari. Pegangan utama itu ialah apa yang menjadi kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus, ia adalah Tuhan dan Anak Allah. Dari-Nya lahir semua kebenaran yang dunia ikuti dan setiap orang yakini. Meskipun dunia ini akan selalu memunculkan penemuan dan perkembangan baru, semua itu akan selalu dihubungkan dengan kebenaran Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Yesus, jadikanlah kami umat-Mu yang setia dan teguh pada kebenaran dari-Mu. Kemuliaan kepada ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Felisitas, SJMJ dari Komunitas Suster SJMJ Bintang Kejora Ciputat, Paroki Santo Nikodemus Ciputat, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Maleakhi 3: 1-4; 4: 5-6; Mazmur tg 25: 4bc-5ab.8-9.10.14; Lukas 1: 57-66 PERSIAPAN KELAHIRAN Renungan kita pada ini bertema: Persiapan Kelahiran. Sudah di depan mata hari kelahiran Yesus Kristus, maka persiapan yang paling pas bagi kita ialah persiapan kelahiran. Renungan kita kemarin-kemarin mengatar kita ke pintu kelahiran ini, di mana hari ini kita berjumpa dengan kelahiran Yohanes Pembaptis, yang membuka jalan bagi kelahiran sang Juru Selamat kita. Mungkin kedua bayi yang sudah berjumpa dalam kandungan ibu mereka masing-masing waktu perawan Maria berjumpa Elisabeth, sempat memberikan sein, bahwa Yohanes lahir lebih dahulu untuk memberikan pengumuman kepada seluruh dunia bahwa kelahiran sang Mesias akan menyusul. Kitab suci secara terang benderang mengisahkan bagaimana kedua utusan Allah itu lahir ke dunia satu menyusul yang lain. Kelahiran Yohanes pembaptis bermakna pertama-tama untuk menggenapi pernubuatan kitab suci atau rencana Allah bahwa nantinya ia menjadi suara yang berseru di padang gurun untuk menyiapkan jalan bagi datangnya sang Sabda. Selanjutnya kelahiran itu menjadi persiapan jalan pertobatan dan pembebasan orang-orang dari kegelapan dan kedosaan. Ini mulai dengan bapaknya sendiri, Zakariah yang terbuka mulutnya setelah membisu sebelum anaknya lahir. Kelahiran Yohanes menginspirasikan kita tentang lahir sebelum hari Natal. Secara rohani kita perlu lahir kembali. Kita mengingat kembali pembaptisan kita sebagai kelahiran baru di dalam Kristus. Kita juga mendapatkan pencurahan Roh Kudus melalui sakramen Krisma untuk dilahirkan dalam Roh Kudus. Setiap kali kita menghadiri perayaan Ekaristi, kelahiran baru diperoleh dengan masuknya firman Allah menjadi daging yang kita santap. Pengakuan iman melalui doa Aku Percaya dan doa-doa serta devosi-devosi memperkuat kelahiran kita kembali. Bagus jika tinggal beberapa saat hari raya Natal ini, kita luangkan waktu untuk merenungkan semua peristiwa iman saat kita mengalami dilahirkan kembali. Kita rekoleksi peristiwa-peristiwa kelahiran kita sepanjang tahun ini untuk menjadi pakaian pesta yang menutup diri kita, yang menjadi isi pikiran dan hati kita, yang menjadi bingkisan syukur, dan yang menjadi tanda persiapan kelahiran kita terbaru. Memang tepat dan bagus untuk suatu perjumpaan yang amat indah, yaitu perjumpaan kehidupan. Kita manusia terlahir kembali melalui Gereja yang kudus, Sabda kekal yang menjelmah menjadi manusia dalam suatu kelahiran melalui seorang perawan terberkati, masuk ke dalam Gereja yang sama. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha rahim, baharuilah diri kami dalam Roh–Mu supaya kami terlahir kembali menjadi baru, demi menyambut kelahiran Yesus Kristus, juru selamat dunia. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Pembawa Renungan : Erna Kusuma Tangerang HARI MINGGU ADVEN III Yoh. 1:6-8,19-28.
Winter Lawere - "Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapak Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun" Lukas 9: 18-21
Pembawa Renungan : Christian Aditya Tangerang Luk. 7:24-30.
Matius 11 : 2 – 11 PENDAHULUAN– Anak kecil banyak pertanyaan. PERTANYAAN YOHANES PEMBAPTIS– .Dalam bacaan kita di injil Matius 11 :2-11 kita diperhadapakan dengan pertanyaan dari Yohanes Pembaptis. JAWABAN YESUS .. Jawaban Yesus harus direnungkan dan dikunyah agar tiba pada pengertian dan menjawab pertanyaan yang ada. PENUTUP-Apa makna renungan mengenai Pertanyaan Mencari Jawaban dalam ... Read more