POPULARITY
Pdt. Wigand Sugandi (TB) Yakobus 4:15 "Sebenarnya kamu harus berkata: 'Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu'"
Jika Tuhan merasa penderitaan membuat Tuhan hampa, Dia bisa membuat sungai dalam hidup Tuhan; jika Tuhan berada dalam ketidakpastian di hutan belantara, Dia dapat menciptakan kolam air yang menenangkan untuk menyegarkan Tuhan.
Jika Tuhan merasa penderitaan membuat Tuhan hampa, Dia bisa membuat sungai dalam hidup Tuhan; jika Tuhan berada dalam ketidakpastian di hutan belantara, Dia dapat menciptakan kolam air yang menenangkan untuk menyegarkan Tuhan.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sania dan Anastasia dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 37: 3-4.12-13a.17b-28; Mazmur tg 105: 16-17.18-19.20-21; Matius 21: 33-43.45-46UTUSAN Renungan kita pada hari ini bertema: Utusan. Istilah“utusan” melekat dengan Tuhan Allah yang bekerja menciptakan segala sesuatu.Setelah manusia pertama diciptakan, mereka diutus dan ditempatkan di dalamdunia sekaligus diberikan sejumlah tanggung jawab. Pengutusan terus dilakukankepada figur-figur terpilih antara lain Nuh, Abraham, Yakub, Musa, YohanesPembaptis, dan tentu saja yang terbesar ialah Yesus Kristus, yang dilengkapidengan tugas yang harus mereka lakukan. Para utusan diminta tanggung jawabnyakepada Tuhan. Lawan perutusan ini ialah agenda jahat dan negatif yangmengutus orang-orang pilihannya untuk menjalankan rencana perusakan ataupembinasaan. Jika Tuhan mengutus para malaikat-Nya, Gereja mengutus paramisionarisnya, negara mengutus pada duta besar atau konsulnya, komunitas atauperusahaan mengutus manager atau wakilnya; setiap upaya kejahatan juga mengutuswakil-wakilnya. Seorang bos pengedaran narkotik misalnya, mengutus anak buahnyauntuk memperdagangkan barang-barang narkoba, sangat matang dalam rencana dansistem perdagangan itu. Ia pasti orang hebat dan sangat ditakuti. Pengetahuan umum kita mengatakan bahwa kalau Tuhan itumaha kuasa dalam mengutus para utusannya, penguasa kejahatan juga bersainguntuk mengutus orang-orangnya yang terbaik. Jika ada Malaikat Mikhael yangbertugas untuk berperang melawan Setan, ada juga malaikat Setan terhebat untukmengimbangi Sang Mikhael tentara yang agung itu. Artinya bahwa, tiap kali Setandan utusannya selalu menemukan cela kelemahan yang ada pada para utusan Tuhanuntuk memperdayainya dan akhirnya menguasainya. Bacaan-bacaan kita pada hariini menggambarkan keadaan sempurna para utusan, yaitu mereka adalah pilihanterpercaya pimpinan, penguasa, bapa dan Tuhan Allah. Yusuf, si anak terkasih bapak Yakub diutus ke tengah parasaudaranya yang memang sangat memusuhi Yusuf karena iri hati mereka. Parautusan tuan kebun anggur juga mengutus anak buahnya, orang-orang kepercayaan,bahkan anak kandung ahli warisnya. Semua utusan itu adalah terbaik danterpercaya, namun kuasa Setan dan kejahatannya juga berupaya mengganggu danmenguasainya. Keadaan ini sebenarnya menggambarkan kehidupan kita yang nyata,yaitu bahwa kita semua bersama dengan guru kita Yesus Kristus adalah utusanBapa di surga, dengan tujuan yang sama yaitu terwujudnya keselamatan. Yesus adalah korban nyata utusan terbaik Bapa untuk Misikeselamatan itu. Kita masing-masing juga adalah utusan-utusan yang terpilih danterpercaya karena kita memilih untuk bersama Kristus. Jadi prinsipnya kitatetap menjalankan perutusan dari Bapa tetapi kita siap untuk segala resiko apayang datang menghadang dan mengancam hidup kita. Setiap keputusan adaresikonya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus,perkuatkanlah kami dengan kuasa-Mu supaya kami dapat menjadi utusan-Mu yangterbaik. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Wilhelmina OSA dari Paroki Santo Yusuf Karang Pilang di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Wahyu 20: 1-4.11-15; 21: 1-2; Mazmur tg 84: 3.4.5-6a.8a; Lukas 21: 29-33 MENJEMPUT DAN MELAKUKAN PEMBAHARUAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjemput dan Melakukan Pembaharuan. Sepanjang tahun kita menjemput pergantian musim alam: panas ke dingin, dingin ke panas, gugur ke semi, semi ke gugur. Secara liturgis, tinggal sehari lagi kita menjemput tahun liturgi yang baru. Efek langsung dari penjemputan ini ialah tindakan adaptasi karena kita perlu seiring dengan musim yang baru. Jadi di sini kita melakukan pembaruan hidup kita. Tuhan Yesus berbicara tentang datangnya kerajaan Allah, dan Ia menyemangati kita untuk menangkap tanda-tandanya, lalu bersedia menyambutnya dan akhirnya membaharui diri kita. Bahkan ketika tanda-tanda itu mengungkapkan bahwa yang kita jemput adalah sebuah akhirat, mau tidak mau kita mesti menjemput karena yang datang ialah Tuhan sendiri yang menjemput. Kita perlu siap menerima Dia, dan persiapan kita itu mengandung arti kalau kita memulai pembaruan dan selanjutnya hidup dalam bentuk yang baru. Dalam hidup kita mentalitas membuat rencana untuk kegiatan apa pun merupakan suatu kebutuhan yang konkret. Dari kegiatan sederhana seperti ajakan makan malam di rumah teman hingga ke suatu perencanaan perusahaan multinasional atau reksa pastoral sebuah keuskupan, kehidupan dan kegiatannya menjadi lancar dan menyenangkan kalau direncanakan. Sebab kalau tak ada rencana, kegiatan apa pun akan kacau-balau, dan kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dan tidak ada arah pasti yang hendak kita tujui. Kalau tak ada rencana, bagaimana kemudian kita tahu apa atau siapa yang kita jemput, dan seperti apa penyesuaian diri sebagai bentuk pembaruan diri yang perlu kita lakukan. Hanya mereka yang punya rencana yang dapat mengalami pengalaman indahnya menyambut Tuhan dan menikmati suka cita sebagai pribadi-pribadi yang baru. Jika Tuhan datang menemui kita dalam perayaan ekaristi, misalnya, rencana penyambutan itu mestinya sudah ada lebih awal, maka nantinya pertemuan itu menjadi sebuah suka cita yang istimewa, yang selanjutnya menjadi terang untuk pembaruan diri ke yang lebih baik. Sebaliknya kalau tak ada persiapan sebelumnya, pertemuan dalam ekaristi itu bakal diwarnai dengan situasi yang serba kekurangan: entah Tuhan dirasakan diam saja dan begitu jauh, entah kita yang terbawa malas sehingga mengantuk melulu, entah kita hanya terpaksa menghadiri ekaristi karena pengaruh atau tekanan pihak lain, entah sekedar ikut ramai dan memanfaatkan satu hari libur. Tuhan yang datang dalam perayaan Ekaristi, Dia yang sama juga datang pada berbagai kesempatan lain hidup ini. Ia pasti membawa pembaruan hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa semoga kerinduan kami untuk berjumpa dengan-Mu menjadi kebutuhan kami tiap hari dan bukan hanya ketika kami mengalami kesulitan hidup. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
Tidak perlu ada Tuhan, kata mereka yang skeptis. Toh, semuanya terjadi dengan sendirinya. Tidak ada rencana. Tidak ada rancangan. Tidak ada tujuan. Tidak ada gambaran besar. Semuanya terjadi secara kebetulan. Jika Tuhan tidak terlihat, apakah berarti Tuhan tidak ada? Siapa Tuhan dan apa yang Dia katakan kepada kita sungguh penting. Jika Tuhan sudah berbicara dengan begitu jelas, kita tidak bisa mengabaikan-Nya. Baca artikelnya di: https://bit.ly/4fAPMjU
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah BEBAS DARI RASA BERSALAH Mari kita membaca Firman Tuhan dari: MAZMUR 86: 4-5- Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Wonder Kids, penyesalan adalah istilah lain dari perasaan bersalah. Inilah yang kamu rasakan ketika kamu punya kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baik, tapi tidak kamu kerjakan. Mungkin kamu tidak mengasihi orang lain, atau kamu tidak menolong orang lain padahal kamu bisa melakukannya, atau kamu membuat pilihan yang salah karena kamu tidak membicarakannya dengan TUHAN terlebih dahulu. Kamu mengacaukannya dan sekarang sedang menanggung perasaan bersalah. Wonder Kids, jika ini yang sedang kamu alami, jangan berlama-lama hidup dalam penyesalan. Datanglah kepada TUHAN dan minta pengampunan dari-Nya, kemudian lepaskan rasa bersalah itu. TUHAN mungkin memintamu untuk memperbaiki kesalahanmu, berdamai dengan mereka yang telah kamu sakiti, atau mengampuni orang yang menyakitimu. Jika TUHAN memintamu, lakukan segera. Tapi setelah itu jangan diingat-ingat lagi. Move on. Jangan menyiksa dirimu atas dosa yang telah diampuni oleh TUHAN. Kamu juga perlu mengampuni dirimu sendiri. Mari kita berdoa. Allah Bapa, terima kasih karena telah mengampuniku. Tolong aku untuk mengampuni diriku sendiri. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, IJINKAN TUHAN MENGHAPUS RASA BERSALAHMU. Tuhan Yesus memberkati.
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 11 Oktober 2024 Bacaan: Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3:16-18) Renungan: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, diizinkan Tuhan dilempar ke dalam perapian yang menyala-nyala, dan dilepaskan dari tengah-tengah perapian tersebut. Sementara itu, Stefanus diperhadapkan pada rajaman batu, dan dilempari batu sampai mati, tanpa mengalami pelepasan dari Tuhan. Namun kematiannya menjadi benih yang menghasilkan pertobatan Paulus. Paulus ini pula yang diizinkan Tuhan berulang kali masuk pada situasi yang hampir merenggut nyawanya, namun Tuhan selalu menolong, "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit: kami habis akal, namun tidak putus asa, kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." Sering kali kita hanya fokus pada kesaksian hidup Paulus di mana Tuhan selalu tampil sebagai penolong di tengah situasi apa pun, sehingga kita menjadi bingung ketika kita mengalami panasnya api persoalan hidup yang makin memburuk, seperti yang dialami Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Kita bahkan terdampar dalam kekecewaan dan meninggalkan Tuhan ketika kita merasakan sakitnya rajaman batu-batu persoalan yang melukai hati dan perasaan kita, dan berkata, "Di manakah Engkau, Tuhan?" Mari kita beranjak dalam kedewasaan rohani yang lebih dalam seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, dan berkata, "Jika Tuhan yang kami puja sanggup melepaskan, maka la akan melepaskan tetapi seandainya tidak... kami tidak akan menyembah patung yang tuanku dirikan." Ini berbicara tentang menempatkan kedaulatan Tuhan di dalam menyikapi persoalan kita, karena sering kali kita terjebak dalam pikiran kita tentang bagaimana seharusnya Tuhan menyikapi persoalan yang ada. Kita sulit melihat panasnya api yang bertambah tujuh kali lipat, ataupun hujan batu persoalan yang merajam kehidupan kita menjadi sebuah jalan kemuliaan Tuhan. Kita menjadi kecewa dan meninggalkan Tuhan sehingga kita kehilangan kesempatan menikmati mujizat Tuhan. Oleh karena itu, mari kita terus mengingatkan diri kita bahwa sekalipun semua yang terjadi tidak seperti yang kita bayangkan, namun tetap Tuhan selalu bersama kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku memahami bahwa yang terpenting adalah Engkau dimuliakan, sekalipun aku harus melewati lembah kekelaman. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 5 Oktober 2024 Bacaan: "Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu." (Mazmur 92:6-7) Renungan: Pada tanggal 17 Juli 2014 diberitakan tentang jatuhnya sebuah pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17, tertembak oleh sebuah roket Rusia yang menewaskan 295 penumpang. Di antara kisah sedih tentang para korban, sebuah surat kabar menceritakan tentang beberapa orang yang selamat dari tragedi tersebut. Beberapa di antaranya adalah Simone La Posta dan Juan Jovel. Mereka telah memesan penerbangan tersebut untuk perjalanan pulang setelah berbulan madu, namun memutuskan untuk kembali satu hari lebih awal. Dutch Maarten de Jonge yang dengan ajaibnya terhindar dari kematian sebanyak dua kali. la bukan hanya terhindar dari tertembaknya pesawat Malaysia MH17, tetapi juga tragedi hilangnya pesawat Malaysia MH370 karena ia mengganti rute penerbangannya. Tentu kisah terhindarnya mereka dari kematian ini membuat mereka sangat mensyukuri segala perubahan yang terjadi atas rencana mereka yang semula. Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah kehidupan ini? Satu hal yang terpenting adalah kita harus memiliki keterbukaan hati atas segala perubahan yang terjadi dalam hidup kita, dengan sebuah pemahaman bahwa Tuhan pemegang kendali hidup kita. Kita tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi satu langkah ke depan, namun Tuhan mampu melihat sampai ke penghujung kehidupan. Sebaik apa pun perencanaan kita pada hari ini, namun hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk hari esok. Jadikanlah perencanaan kehidupan kita hanya dalam bentuk sebuah sketsa di mana tangan Tuhan sendiri yang akan memperjelas guratan-guratan halus tersebut menjadi sebuah bentuk yang indah. Sebuah pujian berkata, "Jika Tuhan mempunyai rencana lain, teruslah berjalan dan katakan saja ya dan percayalah Dia tahu yang terbaik. Bilamana seluruh mimpi Anda berserakan, kita tidak perlu harus tahu kapan Tuhan mempunyai rencana yang lain." Sering kali kita terdampar dalam kekecewaan, kemarahan, dan kepedihan ketika keindahan rencana kehidupan kita berputar haluan dan jauh dari yang kita harapkan. Seperti halnya Yusuf yang harus menanggalkan keindahan jubah dan sejuta mimpi kehidupannya sebagai anak kesayangan orang tuanya dan mulai menjalani kehidupan sebagai budak murahan. Namun demikian, perubahan drastis kehidupannya hanyalah sebuah jalan Tuhan untuk membuat dia berjubahkan kebesaran yang jauh lebih indah sebagai pemimpin besar di Mesir. Firman Tuhan berkata bahwa orang bodoh dan orang bebal tidak akan mampu melihat jalan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Ambillah firman Tuhan menjadi panduan kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku mengerti segala rencana-Mu dan ajarilah aku berharap hanya kepada-Mu, sehingga aku tidak kecewa ketika apa yang aku rindukan tidak terjadi. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah TUHAN TIDAK PERNAH INGKAR JANJI Mari kita membaca Firman Tuhan dari: 1 RAJA-RAJA 8: 56- "Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satupun yang tidak dipenuhi. Wonder Kids, manusia bisa ingkar janji, tapi TUHAN tidak. TUHAN selalu menepati janji-Nya. Setiap janji-Nya pasti ditepati. Mungkin tidak seperti yang kamu harapkan, tapi apa yang TUHAN berikan kepadamu selalu sempurna. Banyak orang mulai meragukan TUHAN karena mereka tidak melihat TUHAN bekerja di dalam hidup mereka dengan cara yang mereka pikirkan. Mereka mulai berdoa dan percaya bahwa TUHAN akan menjawab doa mereka, tapi ketika perubahan tidak segera terjadi, mereka meninggalkan TUHAN. Wonder Kids, jika kamu berdoa dan menantikan TUHAN untuk menjawab, miliki keberanian dan teruslah percaya bahwa TUHAN sedang bertindak untuk kepentinganmu. Jika TUHAN memintamu menunggu, itu karena Ia sedang sibuk mengerjakan segala sesuatu dengan cara yang terlalu hebat untuk dijelaskan dengan kata-kata. Percayalah kepada TUHAN, Ia tidak pernah ingkar janji. Mari kita berdoa. Tuhan Yesus yang baik, aku tahu bahwa Engkau selalu menepati janji. Tolong aku untuk ingat ini ketika aku menantikan jawaban-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, HARI INI, PERCAYALAH BAHWA TUHAN MENEPATI JANJI-NYA. Tuhan Yesus memberkati.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 2 September 2024 Bacaan: "Supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah." (1 Petrus 4:2) Renungan: Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah dilupakannya, bernama Harry. Harry dikirim untuk menjemput profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. la membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor, senyumnya selalu menghiasi wajahnya. "Darimana kamu belajar hal-hal seperti itu ?" tanya sang profesor. "Oh, selama perang, saya kira." Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat ia mendapat tugas membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya. "Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah," katanya. "Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan anugerah dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini." Jika kita bisa bangun pagi hari ini tanpa kekurangan suatu apa pun, itu semua merupakan sebuah anugerah dan kesempatan berharga yang Tuhan berikan. Oleh karena itu sudah seharusnya kita memanfaatkan hari ini dengan menggunakannya untuk melakukan hal-hal yang positif, yang Allah kehendaki. Berhentilah beranggapan bahwa keberadaan kita hanya sebuah hal yang biasa. Jika Tuhan memberi nafas hidup yang baru, berarti ada hal baru pula yang ingin Dia beri, harapan, iman yang baru, terobosan yang baru dan masih banyak lagi hal-hal besar yang mau Dia nyatakan bagi kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk hari baru ini. Mampukanlah aku hari ini untuk melakukan hal-hal positif bagi orang-orang di sekitarku sebagai ucapan syukur atas kehidupan baru yang Kau berikan hari ini. Amin. (Dod).
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 20 Juli 2024 Bacaan: Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." (Yohanes 9:3) Renungan: Joni Eareckson Tada mengalami kecelakaan saat masih remaja. Akibat peristiwa itu, Joni mengalami lumpuh permanen dan harus menjalani hidupnya di atas kursi roda. Joni membayangkan saat kelak menjumpai Yesus di surga, maka ia akan membahas kursi rodanya dengan Dia. Tentu saja ia ingin tahu untuk alasan apa Tuhan mengizinkan kecelakaan itu terjadi. Walau demikian, Joni memiliki doa yang luar biasa, "Semakin lemah keadaanku dalam benda itu (kursi rodanya), semakin aku bersandar pada-Mu. Dan semakin aku bersandar pada-Mu, semakin kusadari kekuatan-Mu. Kesadaran itu tak mungkin terjadi jika Engkau tidak memberiku berkat penuh memar dalam kursi roda itu." Memar adalah berkat, sebab jika aku lemah maka aku kuat. Mungkin kita sedang mengajukan pertanyaan yang sama, "Jika Tuhan baik, mengapa hal-hal buruk ini menimpa aku?" Kita berusaha mendapatkan jawaban, namun sampai hari ini kita belum menemukan jawaban yang memuaskan. Sesungguhnya, yang kita butuhkan bukan jawaban atas pertanyaan itu, tapi sebuah iman percaya bahwa Tuhan adalah Bapa yang baik dalam segala keadaan. Fakta bahwa Dia mengizinkan penderitaan terjadi, bukan berarti mengubah sifat Dia sebagai Bapa yang baik bagi kita, sebab dalam penderitaan kita, justru kita semakin bersandar kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap masalah yang Kau izinkan terjadi dalam hidupku. Aku menyadari bahwa dibalik permasalahan yang aku alami, ada berkat kekuatan yang Kau berikan padaku sehingga aku semakin bersandar pada-Mu. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Retty dan John dari Paroki Roh Kudus, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK Renungan kita pada hari ini bertema: Waktu Tuhan Pasti Yang Terbaik. Iman membimbing dan menguatkan kita untuk memiliki keyakinan bahwa Tuhan itu kekal, awal dan akhir. Tuhan tidak mengenal waktu. Yang mempunyai dan memakai waktu ialah manusia. Ada sebagian manusia memakai waktu di masa lalu, mereka tidak memakainya di saat ini dan waktu yang akan datang. Demikian juga mereka yang hidup pada saat ini dan mereka yang hidup di masa mendatang. Tetapi Tuhan memiliki dan memanfaatkan semua waktu. Jika Tuhan hendak mengingatkan kita mengenai tindakan yang telah dilakukan kepada umat Israel sebagai pilihan-Nya, karena Tuhan ada di waktu lalu. Jika Tuhan memberkati seseorang saat ini yang mengalami suatu limpahan rahmat yang indah, karena Ia sesungguhnya ada bersama kita saat sekarang. Jika Tuhan berfirman bahwa hidup kita di hari esok akan menjadi semakin cerah dan menggembirakan, karena Ia sesungguhnya berjanji untuk menyertai kita selalu sampai akhir zaman. Di dalam segala waktu itu Tuhan bekerja, bertindak dan menyatakan kehendak-Nya. Siapa saja yang secara langsung atau tidak langsung mengalami penyelenggaraan ilahi itu, entah dalam keadaan gembira entah sedih, sepatutnya menyakini itu sebagai waktunya Tuhan. Waktu Tuhan merupakan yang terbaik. Kata kitab pengkhotbah, segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11). Iman kita mengajarkan supaya kita menanggapi waktu yang indah ini sebagai suatu pengalaman iman. Ketika nabi Amos menyatakan bahwa Tuhan Allah akan menghadirkan suatu pembaharuan dari kehidupan yang telah rusak atau binasa, pengalaman iman yang pantas kita dapatkan ialah Sabda Pembebasan dan Keselamatan. Kita yang mendengar dan memahami firman ini sepatutnya menanggapi ini sebagai waktu yang terbaik. Kita diberi kesempatan untuk mengerti dan mengimani tentang suatu pengharapan yang menggembirakan. Firman itu terpenuhi pada saat kita mendengarkannya. Pada saat Firman itu datang kepada kita yang mengatakan bahwa Tuhan sungguh hadir dan berinteraksi dengan kita secara nyata, kita yang mendengar dan memahaminya sepatutnya yakin bahwa saat itulah saatnya Tuhan yang terbaik bagi kita. Setiap orang dapat menemukan saat yang terbaik ketika Tuhan menyentuh atau menjamah hidupnya, entah pada saat menguntungkan atau tidak, entah pada waktu gembira atau tidak. Pengalaman paling nyata untuk menemukan saat atau waktu terbaik dari Tuhan pada kita masing-masing ialah ketika kita mendengar dan mengerti Firman-Nya. Tuhan senantiasa benar dan adil dengan kita melalui Firman-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah maha murah, sering kami tidak memahami saat-Mu dalam kejadian-kejadian nyata hidup kami, maka anugerahkanlah kami kemampuan untuk menganggapi setiap kejadian hidup kami dalam terang iman kepada-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah ENGKAU BELUM DILUPAKAN YOHANES 11: 40 berkata demikian –Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Wonder Kids, kamu memerlukan bantuan dan kemudian datang kepada TUHAN. Kamu berdoa dan membaca Firman Tuhan, serta mencoba mendengarkan-Nya, tapi kadang kamu merasa TUHAN tidak menjawabmu. Lalu kamu bertanya-tanya, Apakah TUHAN sudah melupakan aku? Maria dan Martha juga pernah bertanya hal yang sama. Saudara laki-laki mereka yang bernama Lazarus sakit parah. Jadi mereka mengutus orang untuk memanggil Yesus ke rumah mereka. Yesus sanggup menyembuhkan saudara mereka. Tapi Lazarus keburu meninggal dunia ketika Yesus belum datang. Kenapa Yesus belum datang? Apakah Yesus sudah melupakan mereka atau Yesus tidak lagi mengasihi mereka? Tentu tidak! Yesus sangat mengasihi mereka. Dan ketika Yesus datang, Ia membangkitkan Lazarus dari kematian – menunjukkan kemuliaan TUHAN dan menyebabkan banyak orang yang percaya kepada-Nya. Kematian Lazarus adalah bagian dari rencana TUHAN yang luar biasa. Kisah ini dapat dibaca dalam Yohanes 11: 1- 45. Jika TUHAN seolah tidak menjawab doamu, jangan kuatir. TUHAN bukan melupakanmu. Sebaliknya, nantikanlah cara TUHAN yang menakjubkan ketika Ia memakai kesulitanmu sebagai bagian dari rencana-Nya. Mari kita berdoa, Yesus, aku tahu bahwa Engkau menjawab setiap doa. Jadi meskipun aku tidak mendapat jawabannya saat ini juga, aku tetap mau percaya kepada-Mu, di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa Amin. Wonder Kids, PERCAYALAH KEPADA TUHAN, KARENA IA AKAN MENJAWAB DOAMU.
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah BERSIAPLAH UNTUK DIBERKATI Dari MAZMUR 84: 11 – Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Wonder Kids, kadang TUHAN memintamu menunggu berkat-Nya. Selagi menunggu, mungkin kamu akan menjadi kuatir. Kamu bisa jadi mulai berpikir, “Pasti aku sudah melakukan kesalahan, itulah sebabnya kenapa TUHAN begitu lama menjawab doaku.” atau kamu berpikir seperti ini “TUHAN tidak merasa aku cukup baik untuk menerima berkat-Nya.” Pemikiran seperti itu sama sekali tidak benar! Jika TUHAN memintamu menunggu, itu karena ada alasannya. Mungkin TUHAN ingin kerohanianmu bisa bertumbuh supaya kamu bisa menikmati berkat-Nya dengan sepenuhnya. Atau mungkin keinginanmu bukanlah hal yang baik untukmu, dan TUHAN hanya ingin memberikan yang terbaik bagimu. Itu artinya kadang TUHAN menjadi tamengmu, sedang melindungimu dari hal-hal yang bisa menyakitimu. Kadang TUHAN membentuk dan melatihmu. Jika kamu sedang menantikan berkat TUHAN, jangan menyerah. TUHAN tidak akan menahan apapun yang terbaik bagimu. Percayalah kepada-Nya, dan bersiaplah untuk menerima berkat-Nya. Mari kita berdoa, TUHAN, ketika aku menantikan berkat-Mu, tolong aku untuk bersiap menerimanya, Tuhan Yesus memberkati Amin. Wonder kids, HARI INI, NANTIKAN BERKAT DARI TUHAN. Tuhan Yesus memberkati
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 17 April 2024 Bacaan: Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9) Renungan: Ternyata di dalam melayani Tuhan dibutuhkan juga rasa percaya diri. Beberapa kali saya berjumpa dengan teman seiman ketika diminta untuk melayani, mereka selalu menjawab, "Nanti dulu, saya belum siap. Saya tidak bisa karena tidak berpengalaman. Nanti kalau saya sudah punya banyak uang baru saya akan melayani Tuhan," dan masih banyak alasan lainnya. Apakah pemikiran tersebut benar demikian? Jika kita membaca kisah Tuhan Yesus dielu-elukan di Yerusalem, mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Tuhan Yesus lebih memilih keledai untuk ditunggangi, bukannya kuda atau unta yang lebih kuat daripada keledai? Pertanyaan ini pastinya muncul karena bagi sebagian besar orang, keledai dianggap sebagai hewan yang lemah dan biasa- biasa saja. Tidak sama seperti kuda yang nampak kuat, gagah dan perkasa. Akan tetapi, hal ini dilakukan-Nya bukan tanpa sebab. Alasan dari tindakan Tuhan Yesus tersebut, selain karena la ingin menggenapi nubuatan Nabi Zakharia, la pun ingin menyatakan bahwa diri-Nya menyukai kesederhanaan. Nampaknya kesederhanaan sudah sejak awal menjadi bagian dari diri Tuhan Yesus. Ketika Ia lahir, Ia tidak memilih tempat yang mewah dan nyaman, tetapi tempat yang sangat sederhana. Ia pun tidak memilih orang tua yang kaya raya, sebaliknya hanya seorang tukang kayu. Ketika melayani dari kota ke kota, la tidak mengendarai apa pun, tetapi lebih memilih untuk berjalan kaki. Ketika memilih murid-murid-Nya pun, la tidak memilih orang-orang terpandang, kaya raya, ataupun orang-orang suci. Sebaliknya, la lebih memilih orang-orang berdosa, miskin, yang tidak dianggap oleh dunia. Perlu diketahui bahwa Tuhan lebih memilih orang biasa untuk dijadikan luar biasa, agar kemuliaan-Nya dapat lebih dinyatakan kepada semua orang. Ketika melawan bangsa Filistin, Tuhan tidak memakai seseorang yang ahli dalam peperangan, justru la memilih seorang anak yang masih sangat muda dan tidak berpengalaman, yaitu Daud. Ketika mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Ia tidak memakai seseorang yang pandai berbicara. Sebaliknya, la memakai seseorang yang berat lidah seperti Musa. Ia pun memakai Paulus yang dahulu adalah seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas, untuk menjadi pewarta firman. Jika saat ini kita ragu untuk melayani Tuhan karena keterbatasan fisik atau kita merasa tidak mempunyai cukup uang, kurang pintar, tidak fasih berbicara, mempunyai masa lalu yang kelam, dll, ingat, sebelum kita, sudah banyak 'orang biasa' yang dipakai Tuhan dalam pekerjaan tangan-Nya. Tuhan mampu mengubah kekurangan kita menjadi kemuliaan-Nya, yang penting kita siap dipakai oleh Tuhan! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menjadikan aku berharga di mata-Mu. Dalam segala keterbatasanku, pakailah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah ENGKAULAH PELINDUNG DAN PEMBELAKU Dari Yesaya 54: 17 Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN. Wonder Kids, adakalanya seluruh dunia terlihat sedang melawanmu. Mungkin kamu dibully temanmu, atau kamu digosipin. Mungkin kamu pernah membela teman yang dibully, tapi sekarang kamu juga menjadi target para pembully. Atau mungkin kamu mencoba menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada temanmu, dan sekarang mereka mengejekmu. Jangan menyerah – letakkan hidup dan seluruh masalahmu di dalam tangan TUHAN. TUHAN adalah pelindung dan pembelamu. Jika TUHAN mengijinkan kesulitan menghampiri hidupmu, itu artinya Ia akan memakainya untuk melatih dirimu dan imanmu agar lebih kuat lagi. Ingatlah janji TUHAN yang tercatat di dalam YEREMIA 1: 19 yang berbunyi seperti ini, “Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN." Wonder kids, tetaplah lakukan apa yang benar yang sesuai denagn Firman Tuhan. Jangan takut, jangan kuatir, Tuhan besertamu. Mari kita berdoa, TUHAN, aku mau percaya kepada-Mu, karena aku tahu bahwa tidak ada yang dapat mengalahkan-Mu! Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa Amin. Wonder kids, APAPUN YANG TERJADI LAKUKAN HAL YANG BENAR. Tuhan Yesus memberkati
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andi Situmorang dan Mathilda dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Keluaran 17: 1-7; Mazmur tg 42: 2.3; 43: 3.4; Lukas 4: 24-30 AIR KEHIDUPAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Air Kehidupan. Ada sebuah kota yang berdiri di atas sebuah bukit berbatu. Dari jarak satu atau dua kilometer, orang-orang memandang kota itu dan timbul sejumlah pertanyaan, seperti: bagaimana membuat jalan raya dari kaki bukit sampai ke kota yang berada di puncaknya? Apakah penduduk kota itu betah tinggal di atas bukit batu itu? Apakah penduduk kota itu bisa menanam sesuatu di atas batu? Dari mana penduduk kota itu mendapatkan air untuk hidup mereka? Pertanyaan tentang air tentu saja menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Ketika para turis dan pengunjung mengira bahwa truk-truk dalam jumlah yang banyak mengangkut air dari tempat lain untuk disuplai ke dalam kota, para penduduk setempat justru berkata tentang sesuatu yang membuat heran dan kagum. Di tengah kota itu berdiri sebuah pohon beringin yang berusia ratusan tahun. Dari batang pohon itu muncul mata air yang menjadi penjamin kehidupan di seluruh kota. Penduduk kota dari generasi ke generasi tidak pernah kekurangan air untuk kehidupan mereka. Tuhan Allah yang kita percaya dan cintai memberi kehidupan kepada setiap orang dan tentu saja kelompok manusia, seperti sebuah kota di atas bukit batu itu. Dalam memberi kehidupan itu, Tuhan melengkapinya dengan semua sarana pendukung yang dapat menopang dan mempertahankan kehidupan. Salah satu sarana pendukung itu ialah air. Jika Tuhan hanya memberi suatu kehidupan dan tidak memelihara dan mengembangkannya, berarti Tuhan menghendaki supaya manusia menjadi binasa dan lingkungan hidup menjadi punah. Padahal Tuhan kita bukan pembinasa dan penjahat. Di dalam kitab suci Tuhan Allah menggunakan air untuk menjadi sarana penopang kehidupan. Bacaan-bacaan hari ini menunjukkan itu. Ketika bangsa Israel kelaparan dan kehausan pada waktu mengembara di padang gurun, Tuhan menyediakan air dari gunung batu di Masa dan Meriba. Ini merupakan kisah dalam kitab Keluaran sebagai bacaan pertama hari ini. Ketika wanita Samaria hendak menimba air di sumur Yakub, ia tidak hanya mendapatkan air jasmani untuk menghilangan dahaga tubuh, tetapi ia justru menemukan Yesus Kristus yang merupakan air kehidupan. Yesus memberi dia jalan iman. Kerajaan Surga menurunkan ke dalam dunia air kehidupan dalam diri Yesus Kristus, yang melalui firman, perbuatan, dan kesaksian salib-Nya, dunia dan umat manusia dapat mencapai kehidupan kekal. Kehidupan di dalam dunia merupakan kehidupan yang dipuaskan oleh air jasmani dari alam dunia ini. Sedangkan kehidupan abadi harus dicapai dan dialami oleh orang-orang beriman ketika dipuaskan dan dipenuhi oleh air kehidupan, ialah Tuhan Yesus Kristus sendiri. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk selalu setia kepada-Mu. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
saat semua nggak berjalan sesuai rencana Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Daniel 9: 4b-10; Mazmur tg 79: 8.9.11.13; Lukas 6: 36-38 JANGANLAH PERHITUNGKAN DOSA KAMI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Janganlah Perhitungkan Dosa Kami. Kalimat tema ini diambil dari doa Damai yang selalu kita serukan sebelum Komuni Kudus dalam perayaan ekaristi. Ada kaitan erat penghapusan atau pengampunan dosa dengan damai. Orang yang terhindar dari perbuatan-perbuatan dosa, bisa dipastikan ia mengalami hidup yang damai, tenang, dan nyaman. Di dalam kenyataan tidak mudah untuk selalu menghindari dosa, terutama kalau dosa-dosa itu disebabkan dari dalam diri sendiri, seperti dari pikiran, hati, dan mulut kita. Mengulang-ulang kesalahan yang sama sering kita lakukan. Kalau hal ini didukung dengan tidak atau jarang sekali ada penyesalan dan bantuan sakramen tobat, orang bisa saja merasa nyaman hidup di dalam dosa-dosanya sendiri. Akibatnya dosa-dosa semakin menumpuk dan berakibat pada orang tidak menyadari lagi sebagai dosa meski ia secara nyata berbuat dosa. Oleh karena itu doa “Janganlah perhitungkan dosa kami” adalah ungkapan permohonan kita yang tidak berhenti selama kita di dunia ini. Jika Tuhan memang perhitungkan dosa-dosa kita, bisa jadi kita sangat rendah seperti debu tanah yang diinjak-injak saja. Sebaliknya kita memohon Tuhan supaya memperhatikan iman setiap orang dan kawanan umat-Nya. Kita orang-orang berdosa memiliki iman, bahkan bisa jadi iman yang sangat kuat. Hal ini diperlihatkan dalam tindakan pengakuan sebagai orang-orang yang berbuat dosa dan salah, seperti yang diwartakan kitab Daniel dalam bacaan pertama. Yesus Kristus sudah satu kali perhitungkan dosa-dosa kita dengan pengorbanan diri-Nya. Yang lebih kita kejar ialah pengakuan diri dan menjadi baru di hadapan Tuhan dan sesama kita. Iman kita tidak langsung atau otomatis menghapus dosa-dosa kita. Selain pengakuan dosa yang mencirikan iman, kita diajarkan Yesus untuk memperkuat iman kita dengan kebajikan-kebajikan agar membentengi kita dari dosa dan kejahatan. Pada hari ini kita diajarkan kemurahan hati seperti Bapa di surga yang murah hati. Salah satu ciri utama pribadi yang murah hati ialah menjadi yang pertama berbuat baik entah melalui perkataan entah perbuatan. Maka itu berbalas kebaikan bukan ungkapan kemurahan hati tetapi berkeadilan. Dengan kualitas kemurahan hati ini, kita memang tidak menghakimi, menghukum, atau memfitnah lebih dahulu. Kemurahan hati menuntun kita untuk lebih dahulu mengampuni, pertama yang memberi, mengambil langkah pertama untuk berlaku benar dan baik. Ini semua bukan untuk mencari muka atau pencitraan, tetapi karena cinta kasih sangat menuntut demikian. Ini dapat mencegah kita untuk menambah dosa-dosa kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga, janganlah memperhitungkan dosa-dosa kami, tetapi perhatikanlah iman kami dan besarkanlah cinta kasih di dalam kami. Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 58: 1-9a; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.18-19; Matius 9: 14-15 BERPUASA DALAM BERAMAL DAN BERDOA Renungan kita pada hari ini bertema: Berpuasa Dalam Beramal dan Berdoa. Tiga kegiatan rohani standar yang telah kita uraikan kemarin masing-masingnya tidak berdiri sendiri. Berdoa bukanlah suatu tindakan yang tidak punya kaitan dengan berpuasa dan beramal. Demikian juga berpuasa dan beramal. Satu perbuatan rohani membutuhkan dua lainnya supaya menjadikan seseorang saleh dan benar di hadapan Tuhan Allah dan menjadi suri teladan bagi sesamanya. Renungan hari ini ingin membawa perhatian kita kepada berpuasa yang kita lakukan melalui tindakan amal dan berdoa. Di dalam setiap perbuatan kasih itu seseorang menjalankan puasanya. Demikian juga di dalam kesempatan berdoa, seseorang mengisi dan memperkuat puasanya. Kedua bacaan kita pada hari ini menerangi iman kita tentang berpuasa melalui beramal dan berdoa. Kitab nabi Yesaya menegaskan bahwa perbuatan puasa yang sangat mengena dalam hidup bersama dan sesuai dengan kehendak Allah ialah membuka belenggu-belenggu kelaliman. Semua bentuk kehidupan yang tertindas dan terbelenggu harus dihilangkan. Perbuatan atau perilaku yang memperdayai dan menyusahkan sesama harus dihentikan. Orang-orang lapar dan haus diberikan kepuasan raga mereka. Yang tidak mempunyai rumah diberikan tumpangan. Yang tidak mempunyai pakaian dipakaikan pakaian yang perlu. Semua yang dikatakan nabi dibuat begitu konkret oleh Yesus yang menjalankan misi Bapa Allah dengan ditemani oleh para rasul. Selain para rasul, ada begitu banyak murid yang mengikuti dan menyertai-Nya ke mana saja Ia pergi dan dalam setiap kesempatan keberadaan-Nya. Hidup bersama dengan Tuhan Yesus ialah memandang Dia, berbicara dengan Dia, mendengar Dia, bersentuhan dengan Dia, mengakui Dia, percaya kepada-Nya, dan berikhtiar untuk tetap bersama Dia sampai mati. Ini semua adalah kenyataan setiap saat hidup bersama dan dalam Tuhan yang memenuhi semua kriteria doa. Oleh karena itu Yesus memberikan pencerahan kepada kita bahwa, berpuasa yang benar dan sesungguhnya ialah melakukan tindakan-tindakan bersama dan di dalam Tuhan, ketika kehadiran-Nya memang yang menjiwai seluruh hidup kita. Jika Tuhan sudah merelakan diri-Nya berada bersama kita, lalu mengapa manusia mengarang-ngarang caranya untuk berpuasa? Semua tindakan berpuasa itu sebenarnya untuk siapa, padahal Tuhan yang disembah dan dimuliakan itu berada di tengah-tengah umat-Nya? Jadi dengan ada dan bersama Tuhan kita menjalankan tindakan kasih yang dilakukan atas nama Dia, sambil berbicara dan berinteraksi dengan Dia yang menguatkan kita melalui sabda dan berkat-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah maha benar, kuatkanlah ketetapan hati kami untuk menekuni disiplin iman kami di dalam masa penuh rahmat ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Firman Tuhan mengatakan, “Jika Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita?” Dalam hidup ini tidak mungkin kita tidak memiliki musuh. Bagi kita yang sedang berjuang mengenakan Yesus di dalam hidupnya, jelas-jelas musuh kita adalah kuasa kegelapan. Kita juga menghadapi musuh dari pengaruh dunia yang jahat, juga bisa berupa bencana, malapetaka, dan berbagai kesulitan yang sekarang... Continue reading →
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 1 Februari 2024 Bacaan: Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!" Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu." (Daniel 3:25-26) Renungan: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, diizinkan Tuhan dilempar ke dalam perapian yang menyala-nyala, dan dilepaskan dari tengah-tengah perapian tersebut. Sementara itu, Stefanus diperhadapkan pada rajaman batu, dan dilempari batu sampai mati, tanpa mengalami pelepasan dari Tuhan. Namun kematiannya menjadi benih yang menghasilkan pertobatan Paulus. Kemudian, Paulus ini pula yang diizinkan Tuhan berulang kali masuk pada situasi yang hampir merenggut nyawanya, namun Tuhan selalu menolong, "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." Sering kali kita hanya fokus pada kesaksian hidup Paulus di mana Tuhan selalu tampil sebagai penolong di tengah situasi apa pun, sehingga kita menjadi bingung ketika kita mengalami panasnya api persoalan hidup yang makin memburuk, seperti yang dialami Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Bahkan kita hidup dalam kekecewaan dan meninggalkan Tuhan ketika persoalan dan masalah tidak ada jalan keluarnya, dan berkata, "Di manakah Engkau, Tuhan?" Hari ini kita diajak untuk masuk dalam kedewasaan rohani yang lebih seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, yang berkata, "Jika Tuhan yang kami puja sanggup melepaskan, maka la akan melepaskan... tetapi seandainya tidak... kami tidak akan menyembah patung yang tuanku dirikan." Perkataan tersebut berbicara tentang kedaulatan Tuhan yang akan menolong dengan cara-Nya. Sering kali kita terjebak dalam pikiran kita tentang bagaimana seharusnya Tuhan menolong kita dengan cara yang kita harapkan. Kita menjadi kecewa dan meninggalkan Tuhan, ketika Tuhan tidak menjawab seperti yang kita inginkan sehingga kita kehilangan kesempatan menikmati mujizat Tuhan. Oleh karena itu, mari kita terus mengingatkan diri kita bahwa sekalipun semua yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan, namun Tuhan tetap selalu ada bersama kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku selalu memuliakan Engkau, sekalipun aku harus melewati lembah kekelaman, karena aku percaya pertolongan-Mu selalu ada untukku. Amin. (Dod).
Hai Wonder Kids, kembali dalam renunagan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah PERCAYALAH KEPADA TUHAN! Dari Yakobus 1: 5-6 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit,maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin- Wonder Kids, tahukah kamu bahwa TUHAN punya rencana yang hebat untuk hidupmu? Yeremia 29: 11 mencatatnya seperti ini “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Pertanyaannya adalah ….apakah kamu siap menjalani rencana TUHAN? Apakah kamu berharap agar TUHAN berkarya di dalam hidupmu? Jika TUHAN memperlihatkan langkah selanjutnya yang perlu kamu tempuh di dalam rencana-Nya, apakah kamu bersedia menjalaninya? Ketika kita minta kepada TUHAN untuk dibimbing dan TUHAN menjawab doa kita, maka penting bagi kita untuk percaya apa yang disampaikan oleh TUHAN kepada kita seperti yang tertulis di Markus 11: 23-24 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu”. Selain itu, kita juga perlu melakukan perintah TUHAN seperti yang dinyatakan dalam Yeremia 7: 23 “hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!” Jika kita tidak melakukan perintah TUHAN maka kita sedang mengatakan kepada TUHAN bahwa kita tidak percaya kepada-Nya. Bagaimana kamu menjaga agar imanmu tetap teguh? Senantiasa pikirkan tentang TUHAN – siapa TUHAN, apa yang dapat Ia kerjakan, dan betapa besar kasih-Nya kepadamu. Percayalah kepada TUHAN dan percayalah bahwa TUHAN menepati janji-Nya, karena rancangan-Nya bagimu lebih besar dari semua yang pernah kamu impikan. Mari kita berdoa. TUHAN, tolong aku untuk percaya kepada-Mu dan ikut Engkau kemanapun Engkau memimpin langkahku, Amin. Wonder Kids. PERCAYALAH BAHWA TUHAN MENEPATI JANJI-NYA Tuhan Yesus memberkati
Hai Wonder Kids, kembali dalam renunagan anak GKY Mangga Besar. Judul renungan hari ini adalah JANGKAR Dari Ibrani 6: 18-19 Supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita - Wonder Kids, ada hari ketika kamu merasa jauh dari TUHAN, khususnya ketika kamu sangat sibuk, atau ketika kondisi di sekitarmu berubah. Mungkin sahabatmu pindah meninggalkanmu, atau kamu yang harus pindah sekolah mengikuti orang tuamu yang pindah ke luar kota, atau kamu disibukkan oleh berbagai aktivitas sekolah, les dan ekskul. Apapun perubahan yang terjadi, Yesus tidak pernah berubah. Dia “sama kemarin, hari ini, dan selamanya” sebagaimana tercatat di Ibrani 13: 8 - Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Dan TUHAN selamanya mengasihimu seperti yang tertulis di Yeremia 31: 3 – Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. TUHAN tidak pernah menjauh darimu, mungkin kamu yang menjauh dari TUHAN. Jika TUHAN terasa jauh, inilah waktunya memeriksa hatimu. Apakah kamu begitu sibuk memikirkan hal lain sehingga kamu melupakan TUHAN? Bukalah Firman Tuhan, bicaralah dengan TUHAN, dan dengarkan Dia. Seperti jangkar yang menjaga agar kapal tidak hanyut, Firman Tuhan menjagamu agar tidak hanyut dan menjauh dari TUHAN. Mari kita berdoa. TUHAN, jangan biarkan aku menjauh dari-Mu. Pakailah Firman-Mu untuk menjaga agar aku senantiasa berada di dekat-Mu, Amin. Wonder Kids. SEDIAKAN WAKTU UNTUK MEMBACA DAN MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN. Tuhan Yesus memberkati
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Daniel 7: 2-14; Mazmur tg T Dan 3: 75-81; Lukas 21: 29-33 MENJEMPUT DAN MELAKUKAN PEMBAHARUAN Pada hari ini tema renungan kita ialah: Menjemput dan Melakukan Pembaharuan. Sepanjang tahun kita menjemput pergantian musim alam: panas ke dingin, dingin ke panas, gugur ke semi, semi ke gugur. Secara liturgis, tinggal dua hari lagi kita menjemput tahun liturgi yang baru. Efek langsung dari menjemput ini ialah kita melakukan adaptasi karena kita perlu seiring dengan musim yang baru. Jadi kita melakukan pembaharuan hidup kita. Tuhan Yesus berbicara tentang datangnya kerajaan Allah, dan Ia menyemangati kita untuk menangkap tanda-tandanya, lalu bersedia menyambutnya dan akhirnya membaharui diri kita. Bahkan ketika tanda-tanda itu mengungkapkan bahwa yang kita jemput adalah sebuah akhirat, mau tidak mau kita mesti menjemput karena yang datang ialah Tuhan sendiri yang menjemput. Kita perlu siap menerima Dia, dan kesiapan kita itu mengandung arti kalau kita memulai pembaharuan dan selanjutnya hidup dalam bentuk yang baru. Dalam hidup kita yang nyata saat ini dalam berbagai tingkat kehidupan, mentalitas membuat rencana untuk kegiatan apa pun merupakan suatu kebutuhan yang konkret. Dari kegiatan sederhana seperti ajakan makan malam di rumah teman hingga ke suatu perencanaan perusahaan multinasional atau reksa pastoral sebuah keuskupan, kehidupan dan kegiatannya menjadi lancar dan menyenangkan kalau direncanakan. Sebab kalau tak ada rencana, kegiatannya akan kacau-balau, antara lain yang paling penting ialah tak diketahui apa yang akan dilakukan dan tak ada arah pasti yang hendak ditujui. Kalau tak ada rencana, bagaimana kemudian kita tahu apa atau siapa yang kita jemput, dan seperti apa penyesuaian diri sebagai bentuk pembaharuan diri yang perlu kita lakukan. Hanya mereka yang punya rencana yang dapat mengalami pengalaman indahnya menyambut Tuhan dan menikmati suka cita sebagai pribadi-pribadi yang baru. Jika Tuhan datang menemui kita dalam perayaan Ekaristi, misalnya, rencana penyambutan itu mestinya sudah ada lebih awal, maka nanti pertemuan itu menjadi sebuah suka cita yang istimewa, yang selanjutnya menjadi terang untuk pembaharuan diri ke lebih baik. Sebaliknya kalau tak ada persiapan sebelumnya, pertemuan dalam Ekaristi itu akan diwarnai dengan situasi yang serba kekurangan: entah Tuhan dirasakan diam saja dan begitu jauh, entah kita yang terbawa malas sehingga mengantuk melulu, entah kita hanya terpaksa menghadiri Ekaristi karena pengaruh atau tekanan pihak lain, entah sekedar ikut ramai dan memanfaatkan satu hari libur. Tuhan yang datang dalam perayaan Ekaristi, Dia yang sama juga datang pada berbagai kesempatan lain hidup ini. Dan hukumnya universal, yaitu Ia perlu disambut karena ia membawa oleh-oleh pembaharuan dalam hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, semoga kerinduan kami untuk berjumpa dengan-Mu menjadi kebutuhan kami tiap hari, dan bukan hanya ketika kami mengalami kesulitan hidup. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 181 (Nehemia 7:1-73): Pekerjaan Tuhan di dalam memulihkan umat-Nya dimulai dari pekerjaan yang kecil dan tidak berarti. Apakah pentingnya atau agungnya sekelompok orang Yahudi yang tinggal di sekitar Yerusalem dengan tembok yang penuh kerusakan dan bait yang sudah hancur? Tetapi Tuhan pelan-pelan memulihkan keadaan mereka. Jika Tuhan sendiri yang telah berjanji memulihkan Israel, maka janji ini akan sanggup Dia kerjakan meskipun dimulai dari sekelompok kecil orang. Betapa agungnya Tuhan kita!
Wigand Sugandi - "Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" Yakobus 4:15
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 13 Juni 2023 Bacaan: "Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" (Mazmur 118:24) Renungan: Tahun 2005 lagu "Bad Day" yang dipopulerkan oleh Daniel Powter mendadak terkenal. Penyebabnya karena acara American idol, sebuah ajang pencarian bakat di Amerika mewajibkan lagu itu dinyanyikan oleh para kontestan yang tersingkir tiap minggunya. Kata bad bay sendiri berarti hari buruk, hari jelek atau hari tidak beruntung. Tampaknya itu mewakili nasib para kontestan yang harus berhenti dan tidak bisa melanjutkan ke babak berikutnya. Benarkah ada hari baik dan hari buruk? Memang tidak ada hari yang mudah, setiap hari selalu ada rasa sakit, penderitaan atau tantangan. Tidak ada hal yang lunak dalam hidup ini, tetapi juga tidak ada yang mustahil untuk dilakukan. Kata "hari" mempunyai arti rentang waktu mulai terbitnya fajar sampai datang senja. Jika Tuhan yang menjadikan waktu atau hari-hari yang ada, maka setiap hari pasti adalah hari yang baik. Apapun yang sedang terjadi dalam kehidupan kita, apakah itu usaha sedang lancar, jualan laris atau sebaliknya usaha bangkrut tak menunjukkan hasil baik, tubuh menderita sakit, pengeluaran banyak sementara penghasilan didak mencukupi, semuanya itu terjadi dalam pengetahuan Tuhan. Janganlah takut akan hari- hari yang akan datang, karena Tuhan menjadikan semua hari baik adanya. Berharaplah pada-Nya, dan pengharapan kita tidak akan sia-sia. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Terima kasih Tuhan Yesus, atas hari yang baru ini. Dunia boleh mengatakan kalau hari-hariku sial dan tak akan ada perubahan, tetapi di dalam nama Yesus, di setiap hari yang baru ada berkat baru yang telah disediakan bagiku. Buka hatiku Yesus dan tanamkan pengharapan dalam hatiku bahwa hari ini semuanya akan berjalan dengan baik dan ada perubahan berkat yang baru yang lebih baik dari hari yang lalu. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Vikti dan Windu dari Gereja Kristus Raja, Paroki Bajiro Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Daniel 9: 4b-10; Mazmur tg 79: 8.9.11.13; Lukas 6: 36-38 JANGANLAH PERHITUNGKAN DOSA KAMI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Janganlah Perhitungkan Dosa Kami. Kalimat tema ini diambil dari doa Damai yang selalu kita serukan sebelum Komuni Kudus dalam perayaan ekaristi. Ada kaitan erat antara penghapusan atau pengampunan dosa dengan damai. Orang yang terhindar dari perbuatan-perbuatan dosa, bisa dipastikan ia mengalami hidup yang damai, tenang, dan nyaman. Di dalam kenyataan tidak mudah untuk selalu menghindari dosa, terutama kalau dosa-dosa itu disebabkan dari dalam diri sendiri, seperti dari pikiran, hati, dan mulut kita. Kita sering mengulang-ulang kesalahan yang sama. Kalau hal ini didukung dengan tidak atau jarang sekali ada penyesalan dan penerimaan sakramen tobat, seseorang bisa saja merasa nyaman hidup di dalam dosa-dosa. Akibatnya dosa-dosa semakin menumpuk dan yang bersangkutan tidak menyadari lagi sebagai pendosa meski ia secara nyata berbuat dosa. Oleh karena itu doa “Janganlah perhitungkan dosa kami” adalah ungkapan permohonan kita yang tiada hentinya selama kita di dunia ini. Jika Tuhan memang memperhitungkan dosa-dosa kita, bisa jadi kita sangat rendah seperti debu tanah yang diinjak-injak saja. Sebaliknya kita memohon Tuhan supaya memperhatikan iman setiap orang dan kawanan umat-Nya. Kita orang-orang berdosa memiliki iman, bahkan mungkin iman yang sangat kuat. Hal ini diperlihatkan dalam tindakan pengakuan sebagai orang- orang yang berbuat dosa dan salah, seperti yang diwartakan kitab Daniel dalam bacaan pertama. Yesus Kristus hanya satu kali saja memperhitungkan dosa-dosa kita dengan pengorbanan diri-Nya. Yang lebih kita usahakan sekarang ialah pengakuan diri dan menjadi baru di hadapan Tuhan dan sesama kita. Iman kita tidak langsung atau otomatis menghapus dosa-dosa kita. Selain pengakuan dosa yang mencirikan iman, kita diajarkan Yesus untuk memperkuat iman kita dengan kebajikan-kebajikan agar membentengi kita dari dosa dan kejahatan. Pada hari ini kita diajarkan kemurahan hati seperti Bapa di surga yang murah hati. Salah satu ciri utama pribadi yang murah hati ialah menjadi yang pertama berbuat baik entah melalui perkataan entah perbuatan. Maka itu berbalas kebaikan sebenarnya bukan kemurahan hati tetapi berkeadilan. Dengan kualitas kemurahan hati ini, kita memang tidak menghakimi, menghukum, atau memfitnah lebih dahulu. Kemurahan hati menuntun kita untuk lebih dahulu mengampuni, pertama yang memberi, mengambil langkah pertama untuk berlaku benar dan baik. Ini semua bukan untuk mencari muka atau pencitraan, tetapi karena cinta kasih sangat menuntut demikian. Ini dapat mencegah kita untuk menambah dosa-dosa kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga janganlah memperhitungkan dosa-dosa kami, tetapi perhatikanlah iman kami dan besarkanlah cinta kasih di dalam kami. Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Dony Hari Nugroho dan Y. Sandra Isrudianti dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 58: 9b-14; Mazmur tg 86: 1-2.3-4.5-6; Lukas 5: 27-32 BERPUASA DALAM BERAMAL DAN BERDOA Renungan kita pada hari ini bertema: Berpuasa Dalam Beramal dan Berdoa. Tiga kesalehan standar yang telah kita sebutkan kemarin, masing-masingnya tidak berdiri sendiri. Berdoa bukanlah suatu tindakan yang tidak punya kaitan dengan berpuasa dan beramal. Demikian juga berpuasa dan beramal. Satu perbuatan saleh membutuhkan dua lainnya supaya menjadikan seseorang saleh dan benar di hadapan Tuhan Allah dan menjadi suri teladan bagi sesamanya. Renungan ini ingin membawa perhatian kita kepada berpuasa yang kita lakukan melalui tindakan amal dan berdoa. Di dalam setiap perbuatan kasih itu seseorang menjalankan puasanya. Demikian juga di dalam kesempatan berdoa, seseorang mengisi dan memperkuatkan puasanya. Kedua bacaan kita pada hari ini menerangi iman kita tentang berpuasa dalam beramal dan berdoa. Kitab nabi Yesaya menegaskan bahwa perbuatan puasa yang sangat mengena dalam hidup bersama dan sesuai dengan kehendak Allah ialah membuka belenggu-belenggu kelaliman. Semua bentuk kehidupan yang tertindas dan terbelenggu harus dihilangkan. Perbuatan atau perilaku yang memperdayai dan menyusahkan sesama harus dihentikan. Orang-orang lapar dan haus diberikan kepuasan raga mereka. Yang tidak mempunyai rumah diberikan tumpangan. Yang tidak mempunyai pakaian dipakaikan pakaian yang perlu. Semua yang dikatakan nabi dibuat begitu konkret oleh Yesus yang menjalankan misi Bapa Allah dengan ditemani oleh para rasul. Selain para rasul, ada begitu banyak murid yang mengikuti dan menyertai-Nya ke mana saja Ia pergi dan dalam setiap kesempatan keberadaan-Nya. Hidup bersama dengan Tuhan Yesus ialah memandang Dia, berbicara dengan Dia, mendengar Dia, bersentuhan dengan Dia, mengakui Dia, percaya kepada-Nya, dan berikhtiar untuk tetap bersama Dia sampai mati. Ini semua adalah kenyataan setiap saat hidup bersama dan dalam Tuhan yang memenuhi semua kriteria doa. Oleh karena itu Yesus memberikan pencerahan kepada kita bahwa, berpuasa yang benar dan sesungguhnya ialah melakukan tindakan-tindakan bersama dan di dalam Tuhan. Kehadiran-Nya menjiwai seluruh hidup kita. Jika Tuhan sudah merelakan diri-Nya berada bersama kita, lalu mengapa manusia mengarang-ngarang caranya untuk berpuasa? Semua tindakan berpuasa itu sebenarnya untuk siapa, padahal Tuhan yang disembah dan dimuliakan itu berada di tengah-tengah umat-Nya? Jadi dengan berada dan bersama Tuhan, kita menjalankan tindakan kasih yang dilakukan atas nama Dia, sambil berbicara dan berinteraksi dengan Dia yang menguatkan kita melalui sabda dan berkat-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah maha benar, perkuatkanlah ketetapan hati kami untuk menekuni disiplin iman kami di dalam masa penuh rahmat ini. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto dan Rini dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 58: 1-9a; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.18-19; Matius 9: 14-15 BERPUASA DALAM BERAMAL DAN BERDOA Renungan kita pada hari ini bertema: Berpuasa Dalam Beramal dan Berdoa. Tiga kesalehan standar yang telah kita sebutkan kemarin, masing-masingnya tidak berdiri sendiri. Berdoa bukanlah suatu tindakan yang tidak punya kaitan dengan berpuasa dan beramal. Demikian juga berpuasa dan beramal. Satu perbuatan saleh membutuhkan dua lainnya supaya menjadikan seseorang saleh dan benar di hadapan Tuhan Allah dan menjadi suri teladan bagi sesamanya. Renungan ini ingin membawa perhatian kita kepada berpuasa yang kita lakukan melalui tindakan amal dan berdoa. Di dalam setiap perbuatan kasih itu seseorang menjalankan puasanya. Demikian juga di dalam kesempatan berdoa, seseorang mengisi dan memperkuatkan puasanya. Kedua bacaan kita pada hari ini menerangi iman kita tentang berpuasa dalam beramal dan berdoa. Kitab nabi Yesaya menegaskan bahwa perbuatan puasa yang sangat mengena dalam hidup bersama dan sesuai dengan kehendak Allah ialah membuka belenggu-belenggu kelaliman. Semua bentuk kehidupan yang tertindas dan terbelenggu harus dihilangkan. Perbuatan atau perilaku yang memperdayai dan menyusahkan sesama harus dihentikan. Orang-orang lapar dan haus diberikan kepuasan raga mereka. Yang tidak mempunyai rumah diberikan tumpangan. Yang tidak mempunyai pakaian dipakaikan pakaian yang perlu. Semua yang dikatakan nabi dibuat begitu konkret oleh Yesus yang menjalankan misi Bapa Allah dengan ditemani oleh para rasul. Selain para rasul, ada begitu banyak murid yang mengikuti dan menyertai-Nya ke mana saja Ia pergi dan dalam setiap kesempatan keberadaan-Nya. Hidup bersama dengan Tuhan Yesus ialah memandang Dia, berbicara dengan Dia, mendengar Dia, bersentuhan dengan Dia, mengakui Dia, percaya kepada-Nya, dan berikhtiar untuk tetap bersama Dia sampai mati. Ini semua adalah kenyataan setiap saat hidup bersama dan dalam Tuhan yang memenuhi semua kriteria doa. Oleh karena itu Yesus memberikan pencerahan kepada kita bahwa, berpuasa yang benar dan sesungguhnya ialah melakukan tindakan-tindakan bersama dan di dalam Tuhan. Kehadiran-Nya menjiwai seluruh hidup kita. Jika Tuhan sudah merelakan diri-Nya berada bersama kita, lalu mengapa manusia mengarang-ngarang caranya untuk berpuasa? Semua tindakan berpuasa itu sebenarnya untuk siapa, padahal Tuhan yang disembah dan dimuliakan itu berada di tengah-tengah umat-Nya? Jadi dengan berada dan bersama Tuhan, kita menjalankan tindakan kasih yang dilakukan atas nama Dia, sambil berbicara dan berinteraksi dengan Dia yang menguatkan kita melalui sabda dan berkat-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah maha benar, perkuatkanlah ketetapan hati kami untuk menekuni disiplin iman kami di dalam masa penuh rahmat ini. Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Viktorimus Ranggu dan Edel Baben dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kidung Agung 2: 8-14; Mazmur tg 33: 2-3.11-12.20-21; Lukas 1: 39-45 TAMU SANGAT SPESIAL DATANG Renungan kita pada hari ini bertema: Tamu Sangat Spesial Datang. Kita sering kedatangan tamu adalah sesuatu yang biasa. Tamu yang spesial juga datang kepada kita, seperti teman akrab atau seseorang yang kita hormati. Sedangkan tamu yang sangat spesial pasti seseorang dengan kepentingan sangat spesial. Jika presiden, seorang raja, atau Paus Fransiskus datang bertemu denganmu, ini pantas tergolong sebagai tamu yang sangat spesial. Jika Tuhan yang datang menemui dirimu, pengalaman sangat spesial ini justru menjadi sangat luar biasa. Hari ini, di dalam peristiwa inkarnasi yang dikisahkan di dalam Injil, terjadi sebuah kunjungan yang amat besar. Tuhan berinkarnasi yang masih berada di dalam kandungan perawan Maria mengunjungi Elisabeth yang juga sedang mengandung putranya. Maria memberikan salam besar kepada saudarinya itu, sama besarnya dengan salam malaikat Gabriel kepadanya. Efek salam terbesar dari surga itu ialah suka cita segenap umat manusia, wajah baru kehidupan yang hadir di seluruh muka bumi, dan bertahan sepanjang waktu sampai detik ini. Loncatan kegirangan dalam kandungan Elisabeth mewakili seluruh gerakan spiritual yang dibawa oleh inkarnasi. Secara simbolik loncatan ini juga digambarkan oleh kitab Kidung Agung tentang kekasih jelita yang melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas perbukitan, dan sambil terdengar suara merdu yang bernyanyi dari tampak paras yang sangat jelita. Ini mengarahkan kita kepada Maria yang menerima kabar suka cita. Elisabeth juga ikut bersuka cita, begitu juga bayi yang sedang menghuni kandungannya. Pengalaman kegembiraan paling kentara ialah pada dua wanita yang sedang hamil. Hamil adalah pengalaman sangat spesial bagi wanita, apalagi itu ada campur tangan dari surga. Kehamilan itu menandakan suatu kerja sama begitu hebat dengan Tuhan untuk menciptakan dan memelihara kehidupan. Betapa ini juga merupakan manifestasi kegembiraan bagi para suami yang ambil bagian langsung dalam proses kehamilan ini. Mereka juga ikut mengandung secara rohani karena pemberian cinta mereka sungguh berbuah. Suami-istri menjadi bagian paling utama dalam persiapan untuk Natal ini, untuk mewartakan kabar suka cita besar kehidupan ini. Tamu paling spesial dan sangat menggembirakan ialah hamil atau mengandung sebuah kehidupan. Ini bukan hanya pengalaman wanita tetapi juga pengalaman kaum lekaki dan semua umat manusia. Secara umum kita semua anak Tuhan pantas mengandung curahan rahmat Roh Kudus untuk buah yang kita hasilkan yaitu semangat hidup baru dan hidup di dalam suka cita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha baik, berkatilah kami dengan kepenuhan suka cita dan semangat berkobar untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus Tuhan kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Episode ini kami dedikasikan untuk kalian pejuang tangguh yang sedang lelah, dalam rehat kalian dengarkan ini agar ketika kalian bertenaga kembali. YOU CAN DO IT!!!❤❤❤❤ --- Send in a voice message: https://anchor.fm/mamabears/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Wahyu 20: 1-4.11-15; 21: 1-2; Mazmur tg 84: 3.4.5-6a.8a; Lukas 21: 29-33 MENJEMPUT DAN MELAKUKAN PEMBAHARUAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjemput dan Melakukan Pembaharuan. Sepanjang tahun kita menjemput pergantian musim alam: panas ke dingin, dingin ke panas, gugur ke semi, semi ke gugur. Secara liturgis, tinggal beberapa hari lagi kita menjemput tahun liturgi yang baru. Efek langsung dari penjemputan ini ialah tindakan adaptasi karena kita perlu seiring dengan musim yang baru. Jadi di sini kita melakukan pembaruan hidup kita. Tuhan Yesus berbicara tentang datangnya kerajaan Allah, dan Ia menyemangati kita untuk menangkap tanda-tandanya, lalu bersedia menyambutnya dan akhirnya membaharui diri kita. Bahkan ketika tanda-tanda itu mengungkapkan bahwa yang kita jemput adalah sebuah akhirat, mau tidak mau kita mesti menjemput karena yang datang ialah Tuhan sendiri yang menjemput. Kita perlu siap menerima Dia. Persiapan kita itu mengandung arti kalau kita memulai pembaruan dan selanjutnya hidup dalam bentuk yang baru. Dalam hidup kita mentalitas membuat rencana untuk kegiatan apa pun merupakan suatu kebutuhan yang konkret. Dari kegiatan sederhana seperti ajakan makan malam di rumah teman hingga ke suatu perencanaan perusahaan multinasional atau reksa pastoral sebuah keuskupan, kehidupan dan kegiatannya menjadi lancar dan menyenangkan kalau direncanakan. Sebab kalau tak ada rencana, kegiatan apa pun akan kacau-balau, dan kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dan tidak ada arah pasti yang hendak kita tujui. Kalau tak ada rencana, bagaimana kemudian kita tahu apa atau siapa yang kita jemput, dan seperti apa penyesuaian diri sebagai bentuk pembaruan diri yang perlu kita lakukan. Hanya mereka yang punya rencana yang dapat mengalami pengalaman indahnya menyambut Tuhan dan menikmati suka cita sebagai pribadi-pribadi yang baru. Jika Tuhan datang menemui kita dalam perayaan ekaristi, misalnya, rencana penyambutan itu mestinya sudah ada lebih awal, maka nantinya pertemuan itu menjadi sebuah suka cita yang istimewa, yang selanjutnya menjadi terang untuk pembaruan diri ke yang lebih baik. Sebaliknya kalau tak ada persiapan sebelumnya, pertemuan dalam ekaristi itu bakal diwarnai dengan situasi yang serba kekurangan: entah Tuhan dirasakan diam saja dan begitu jauh, entah kita yang terbawa malas sehingga mengantuk melulu, entah kita hanya terpaksa menghadiri ekaristi karena pengaruh atau tekanan pihak lain, entah sekedar ikut ramai dan memanfaatkan satu hari libur. Tuhan yang datang dalam perayaan Ekaristi, Dia yang sama juga datang pada berbagai kesempatan lain hidup ini. Ia pasti membawa pembaruan hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa semoga kerinduan kami untuk berjumpa dengan-Mu menjadi kebutuhan kami tiap hari dan bukan hanya ketika kami mengalami kesulitan hidup. Salam Maria... Dalam nama Bapa.. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 20 Oktober 2022 "Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya? Mengenai adat kebiasaan ia telah diajari, diberi petunjuk oleh Allahnya. Dan ini pun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan." (Yesaya 28:24-26, 29) Renungan: Adalah mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa kita adalah milik Allah, telah dibeli dan dibayar lunas oleh darah Yesus. Tetapi bila pertanyaannya dipertajam, "Apakah pikiran kita juga Tuhan yang punya? Apakah kreativitas yang ada dalam diri kita adalah Tuhan yang punya? Apakah bakat yang kita miliki adalah Tuhan yang punya? Apakah kepandaian yang kita miliki adalah Tuhan yang punya? Apakah kekuatan kita juga punya Tuhan?" Mungkin kita akan merasa tertegun sejenak sebelum memberikan jawaban, dengan merenungkannya lebih dalam. Rasanya lebih sering kita mengakui pikiran itu adalah asli pikiran kita, kreativitas itu memang adalah bawaanku dari kecil, kepandaian itu memang milikku karena aku sudah belajar dan berlatih dengan sebaik-baiknya. Dari kecil memang aku sudah terlihat sebagai anak yang pandai, aku selalu masuk ranking 5 besar. Kekuatan yang aku miliki juga punya aku karena memang aku makan secara teratur dan selalu menjaga kesehatanku, wajar kalau aku sehat. Bacaan hari ini memberikan suatu pengertian yang baru. Ada hal yang kita tidak pahami. Ternyata tanpa sepengetahuan kita, Allah bekerja di dalam diri kita dengan begitu indahnya, dengan hikmat-Nya yang tidak dapat kita selami. Apa yang kita kira adalah kepandaian kita sendiri ternyata sebenarnya Allah ya yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk melakukannya. Ayat terakhir dalam bacaan di atas meneguhkan hal ini, "Dan ini pun datangnya dari Tuhan semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan." Jadi jika kita mempunyai suatu pemikiran yang luar biasa, janganlah kita lalu menepuk dada sendiri dan berkata dengan sombongnya, "Lihatlah, betapa hebatnya pemikiranku." Kita harus mengucap syukur karena Tuhan telah berkenan memberikan petunjuk dan membukakan pikiran kita sedemikian rupa. Jika kita mempunyai kreativitas yang tinggi, bersyukurlah dan jangan menjadi orang yang sombong dan memandang rendah orang lain. Jika kita mampu mendapatkan order yang besar dan mengalahkan rekan-rekan kita yang lain, janganlah kita merasa itu semua berhasil karena memang aku pandai berbicara dan membujuk orang. Yakobus mengajarkan kepada kita untuk tidak sombong tetapi sebaliknya mengakui bahwa dengan kehendak Tuhanlah semuanya ini bisa terjadi. "Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah." (Yakobus 4:15 -16). Firman Tuhan menghendaki agar kita tidak lupa diri namun selalu mengingat kepada-Nya dan terus bersandar kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena di dalam hikmat dan keputusan-Mu yang agung, Engkau selalu memberikan petunjuk kepadaku. Amin. (Dod).
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 119 (2 Raj 5:1-27): Jika Tuhan sudah mulai mengangkat Elisa menjadi terkenal di negerinya sendiri, maka pada bagian ini Tuhan mengangkat dia menjadi terkenal hingga ke negeri orang Aram. Naaman, panglima raja Aram, terkena kusta. Lalu seorang budak perempuan dari istrinya mengatakan bahwa di Israel ada nabi yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Maka Naaman pun pergi ke Israel, daerah yang sangat dimusuhi orang Aram.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tarsisius Tarsan dan Ni Made Sumirati dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Korintus 1: 1-9; Mazmur tg 145: 2-3.4-5.6-7; Matius 24: 42-51 HIDUP DALAM KELIMPAHAN RAHMAT Renungan kita pada hari ini ialah: Hidup Dalam Kelimpahan Rahmat. Kita beruntung memiliki Tuhan yang mengizinkan kita untuk bercita-cita tinggi, setinggi dan sesempurna Dia sendiri. Kita diberi kemungkinan untuk memikirkan adanya sebuah kelimpahan. Kita mendoakan itu dan kita pelajari juga. Kita katakan kalau Tuhan Allah itu sungguh berlimpah dan kita juga percaya kalau diberikan karunia yang berlimpah. Monika adalah seorang ibu rumah tangga yang hidup dengan menikmati kelimpahan rahmat Tuhan, atas kesalehan dan kesetiaannya kepada Kristus. Dengan semangat hidup seperti ini, ia berusaha dengan segala kekuatannya supaya suaminya yang bekerja sebagai seorang supir angkutan dan kedua anaknya yang masih sekolah dasar, dapat menikmati hidup yang nyaman di dalam rumah mereka yang sederhana. Hal ini cukup untuk mengatakan bahwa hidup dalam kelimpahan rahmat adalah bagian utama iman kita. Jika Tuhan tidak menyediakan kelimpahan itu bagi kita, sangat mungkin itu bukan Tuhan yang kita percaya. Tetapi Tuhan harus mengungkapkan diri-Nya. Ia bukan Tuhan yang tertutup atau tersembunyi dan sangat jauh dari kita. Jemaat Kristen di kota Korintus bertumbuh dalam suatu atmosfir rohani dengan kelimpahan rahmat dan karunia Tuhan. Pertumbuhan ini menyenangkan dan membanggakan Santo Paulus yang punya tanggung jawab menjaga dan memelihara jemaat ini. Paulus mendoakan dan mohon berkat bagi mereka, semoga Tuhan kita Yesus Kristus menambah dan melimpahkan kasih untuk menguasai hidup mereka semua. Suatu pertumbuhan dan kesaksian hidup yang benar dan baik memang harus didukung agar berkembang lebih baik lagi. Sebaliknya, sikap tidak mendukung dan tidak peduli harus dapat dihindari. Di dalam kelimpahan rahmat itu kita sungguh menikmati kehadiran Tuhan yang mengaruniakan berbagai berkat kepada kita. Salah satu karunia yang penting sekali ialah kesiap-sediaan atau kewaspadaan. Orang yang siap sedia dan waspada ialah yang penuh harap, suka cita dan bersemangat bahwa Tuhan menyatakan kehendak-Nya dalam saat apa pun. Sikap yang berlawanan adalah malas, acuh tak acuh atau tak peduli akan kehadiran dan perbuatan-perbuatan Tuhan. Ini tandanya kalau orang tidak bersyukur atas kelimpahan rahmat Tuhan, dan akibatnya mereka selalu menganggap semua kesulitan dan penderitaan sebagai siksaan belaka. Jadi warta gembira bagi kita ialah, Tuhan yang maha kuasa dalam kelimpahan-Nya hendak berbagi dengan kita dalam setiap waktu, tinggal giliran kita saja untuk menerima dan hidup di dalam kelimpahan rahmat-Nya itu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Berkat kelimpahan rahmatmu ya Bapa, kami boleh memasuki hari yang baru ini, selain untuk menikmati setiap bentuk kemuliaan-Mu, kami juga mendapat kesempatan untuk berbuat sesuai dengan panggilan dan tugas-tugas kami. Bapa kami yang ada di Surga ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
"Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16) Renungan: Kata "TAAT" pasti sudah seringkali kita dengar. Sadarkah kita bahwa kata "taat" ini jika kita baca dari belakang, kita urutkan dari atas dan dari bawah tetap saja terbaca dengan "taat". Kata taat Ini mengandung arti mau tidak mau, suka atau tidak suka, ya harus dilakukan. Dari beberapa tokoh di Alkitab kita lihat bagaimana mereka mentaati Tuhan dengan segala konsekuensinya. Contohnya adalah Nuh. Nuh belum tahu banjir akan datang ketika ia membuat kapal dan ia ditertawai kaumnya. Abraham belum tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya. Musa belum tahu laut terbelah saat ia diperintah memukulkan tongkatnya. Yang mereka tahu semua adalah bahwa mereka harus patuh dan taat pada perintah Tuhan dan tanpa berhenti berharap yang terbaik. Ternyata dibalik ketidaktahuan kita ketika kita taat pada Tuhan, Tuhan sudah menyiapkan kejutan. Biasanya tangan Tuhan bekerja di detik-detik terakhir usaha kita. Kita hanya melakukan apa yang menjadi bagian kita dan Tuhan akan mengerjakan bagiannya. Abraham dan Ayub adalah pengusaha yang sangat sukses di zamannya. Keberhasilan mereka di dalam bisnis tidak lepas dari kehidupan doa. Begitu juga dengan Daniel. Ia dikenal sebagai pejabat yang berkedudukan tinggi dibeberapa masa pemerintahan yang berbeda. Apa rahasia keberhasilannya? Daniel berdoa 3 kali sehari pada Tuhan. Lalu Daud, raja yang sering disebut namanya dalam Alkitab juga dikenal kedekatannya dengan Tuhan melalui doa dan puji-pujian. Kemudian keberhasilan Samuel menjadi pemimpin rohani Israel karena doa-doanya kepada Tuhan. Modal, pengalaman dan koneksi memang merupakan faktor penentu keberhasilan. Namun di atas semuanya itu, jangan pernah melupakan untuk berdoa. Kekuatan doa sungguh luar biasa. Cobalah mengawali pekerjaan kita dalam doa, lalu lihatlah perbedaannya. Bisnis ataupun karir yang ditopang oleh doa dapat memberi hasil yang jauh lebih baik. Saat kita berdoa, sebenarnya kita sedang mendatangkan kuasa dan kemurahan Tuhan untuk bekerja dalam kehidupan kita. Jika Tuhan perintahkan kita untuk berdoa, taatilah. Jadikanlah ini gaya hidup kita. Doa mendatangkan mukjizat. Doa mendatangkan berkat dan doa mendatangkan kuasa dan pernyataan Tuhan. Jadikanlah doa sebagai kebiasaan kita sehari-hari. Kita adalah manusia biasa, tapi kita punya Tuhan yang luar biasa yang sanggup dan suka membuat banyak hal yang menakjubkan melalui doa. Mungkin saat ini kita tidak mengerti mengapa ada banyak hal yang Tuhan Yesus izinkan terjadi dalam hidup kita. Dan itu mungkin sangat menyesakkan hati kita. Tapi bagaimanapun taat saja dan percayalah. Tuhan kita tahu yang terbaik untuk kita. Mulailah berdoa dari hal yang kecil hingga yang penting dalam kehidupan kita dan cobalah mengucap syukur atasnya. Karena dua orang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan Roh Doa-Mu, sehingga hidupku dapat menjadi lebih tenang, karena aku tahu Engkau selalu ada untukku. Amin. (Dod).
"Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan." (Roma 2:3-5) Renungan: Dalam film fiksi fantasy Aladin ada suatu dialog yang sangat menarik antara Aladin dengan Genie. Sesudah Aladin bertemu dengan Genie, Aladin hendak menyampaikan keinginannya tentang seorang putri yang ia sukai. Mendengar hal itu, Genie menebak maksud Aladin dan mengatakan bahwa kekuatan magisnya tidak dapat membuat seseorang jatuh cinta kepada orang lain. Walaupun Genie salah menebak maksud Aladin, namun apa yang dikatakan oleh Genie benar adanya. Ini dikarenakan cinta terkait dengan isi hati seseorang. Dalam bacaan di atas, Paulus juga berbicara soal hati, khususnya kekerasan hati seseorang yang tidak mau bertobat. Paulus memulainya dengan berbicara soal murka Tuhan bagi semua orang berdosa. Secara khusus Paulus berbicara tentang orang-orang yang suka menghakimi. Orang-orang ini tidak akan luput dari murka Tuhan, karena ketika mereka menghakimi, mereka melakukan hal yang sama sehingga dalam penghakiman mereka, sebenarnya mereka sedang menghukum diri sendiri. Penghakiman sendiri pada dasarnya tidaklah salah jika dijalankan dengan adil dan benar seperti penghakiman Tuhan. Tetapi karena kita adalah manusia berdosa, maka kecenderungan hati kita adalah menghakimi orang lain tanpa menghakimi diri sendiri. Karena Tuhan adalah Tuhan yang baik, maha pemurah dan maha sabar, sehingga semuanya itu ia limpahkan ke manusia agar mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan kembali kepadanya. Namun mereka tetap mengeraskan hati mereka dan tidak bertobat, hingga akhirnya murka Tuhan akan nyata atas diri mereka pada hari penghakiman. Kekerasan hati adalah hal yang berbahaya. Kekerasan hati Firaun mengakibatkan Mesir dihukum oleh Tuhan dengan 10 tulah. Kekerasan hati bangsa Israel untuk bertobat mengakibatkan generasi pertama yang keluar dari Mesir tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Kekerasan hati orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengakibatkan mereka dikecam oleh Tuhan Yesus. Apakah kita sedang mengeraskan hati? Jika kita sedang sulit untuk mengampuni, lembutkanlah hati kita untuk mengampuni. Jika kita sedang mengeraskan hati untuk menerima kembali orang-orang yang pernah menyakiti hati kita, bukalah hati kita dan terimalah kembali orang-orang tersebut. Jika kita sedang mengeraskan hati untuk tidak mau mengasihi sesama, bukalah dan lembutkanlah hati kita untuk mengasihi sesama. Jika Tuhan berfirman kepada kita, lembutkan hati kita untuk menerima dan menaati Firman-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, tolonglah lembutkan hatiku untuk mengampuni dan mengasihi. Jauhkanlah aku dari hati yang keras dan jadikanlah hatiku seperti hati-Mu sendiri. Amin. (Dod).
Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 105 (1 Raja-raja 18:20-46): Setelah mengalami kekeringan selama tiga tahun, akhirnya Israel mendapatkan belas kasihan Tuhan. Tuhan ingin kembali memberikan hujan kepada mereka. Tetapi kepada siapakah mayoritas orang Israel berdoa ketika terjadi bencana kekeringan ini? Kepada Baal! Jika Tuhan memberikan hujan, bukankah orang-orang yang berdoa kepada Baal akan berpikir bahwa inilah jawaban Baal bagi doa-doa mereka? Jika demikian mereka tetap tidak akan dibawa kepada Tuhan. Mereka akan tetap berpaut kepada Baal. Itulah sebabnya Elia memerintahkan para nabi Baal dan Asyera untuk berkumpul bersama-sama di gunung Karmel. Bagaimana kemuliaan Tuhan dinyatakan di Gunung Karmel?
Jika Tuhan menguasai hidup maka kita tidak takut lagi #inspirasikristen #inspirasifirman #belajaralkitab #saatteduhkristen #renunganharian #bacaalkitab #santapanrohani #renunganpagi #saatteduhpagi #renunganharian #virtualdevotion #fabiovalentino
Jika Tuhan memberikan berkat maka kita juga harus menjadi berkat
Jangan mempertanyakan Tuhan! Jika Tuhan memiliki hak untuk melimpahkan berkat atas hidup saya, tidakkah menurut saya bahwa Dia e miliki wewenang untuk melatih saya melalui pencobaan ?
Tunggu sinyal Tuhan . Jika Tuhan berkata “Pergi” pastikan saya pergi. Jika Tuhan berkata “Tetap” jangan bergerak.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Marudut Bernardtua Simanjuntak dan renungan dibawakan oleh Margareta Ayu Purnamadewi dari Sekolah Saint Peter, Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta. Daniel 9: 4b-10; Mazmur tg 79: 8.9.11.13; Lukas 6: 36-38 JANGANLAH PERHITUNGKAN DOSA KAMI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Janganlah Perhitungkan Dosa Kami. Kalimat tema ini diambil dari doa Damai yang selalu kita serukan sebelum Komuni Kudus dalam perayaan ekaristi. Ada kaitan erat penghapusan atau pengampunan dosa dengan damai. Orang yang terhindar dari perbuatan-perbuatan dosa, bisa dipastikan ia mengalami hidup yang damai, tenang, dan nyaman. Di dalam kenyataan tidak mudah untuk selalu menghindari dosa, terutama kalau dosa-dosa itu disebabkan dari dalam diri sendiri, seperti dari pikiran, hati, dan mulut kita. Mengulang-ulang kesalahan yang sama sering kita lakukan. Kalau hal ini didukung dengan tidak atau jarang sekali ada penyesalan dan bantuan sakramen tobat, orang bisa saja merasa nyaman hidup di dalam dosa-dosa. Akibatnya dosa-dosa semakin menumpuk dan berakibat pada orang tidak menyadari lagi sebagai dosa meski ia secara nyata berbuat dosa. Oleh karena itu doa “Janganlah perhitungkan dosa kami” adalah ungkapan permohonan kita yang tidak berhenti selama kita di dunia ini. Jika Tuhan memang perhitungkan dosa-dosa kita, bisa jadi kita sangat rendah seperti debu tanah yang diinjak-injak saja. Sebaliknya kita memohon Tuhan supaya memperhatikan iman setiap orang dan kawanan umat-Nya. Kita orang-orang berdosa memiliki iman, bahkan bisa jadi iman yang sangat kuat. Hal ini diperlihatkan dalam tindakan pengakuan sebagai orang-orang yang berbuat dosa dan salah, seperti yang diwartakan kitab Daniel dalam bacaan pertama. Yesus Kristus sudah satu kali perhitungkan dosa-dosa kita dengan pengorbanan diri-Nya. Yang lebih kita kejar ialah pengakuan diri dan menjadi baru di hadapan Tuhan dan sesama kita. Iman kita tidak langsung atau otomatis menghapus dosa-dosa kita. Selain pengakuan dosa yang mencirikan iman, kita diajarkan Yesus untuk memperkuat iman kita dengan kebajikan-kebajikan agar membentengi kita dari dosa dan kejahatan. Pada hari ini kita diajarkan kemurahan hati seperti Bapa di surga yang murah hati. Salah satu ciri utama pribadi yang murah hati ialah menjadi yang pertama berbuat baik entah melalui perkataan entah perbuatan. Maka itu berbalas kebaikan bukan kemurahan hati tetapi berkeadilan. Dengan kualitas kemurahan hati ini, kita memang tidak menghakimi, menghukum, atau memfitnah lebih dahulu. Kemurahan hati menuntun kita untuk lebih dahulu mengampuni, pertama yang memberi, mengambil langkah pertama untuk berlaku benar dan baik. Ini semua bukan untuk mencari muka atau pencitraan, tetapi karena cinta kasih sangat menuntut demikian. Ini dapat mencegah kita untuk menambah dosa-dosa kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga janganlah memperhitungkan dosa-dosa kami, tetapi perhatikanlah iman kami dan besarkanlah cinta kasih di dalam kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng. Yesaya 58: 1-9a; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.18-19; Matius 9: 14-15 BERPUASA DALAM BERAMAL DAN BERDOA Renungan kita pada hari ini bertema: Berpuasa Dalam Beramal dan Berdoa. Tiga kesalehan standar yang telah kita sebutkan kemarin, masing-masingnya tidak berdiri sendiri. Berdoa bukanlah suatu tindakan yang tidak punya kaitan dengan berpuasa dan beramal. Demikian juga berpuasa dan beramal. Satu perbuatan saleh membutuhkan dua lainnya supaya menjadikan seseorang saleh dan benar di hadapan Tuhan Allah dan menjadi suri teladan bagi sesamanya. Renungan ini ingin membawa perhatian kita kepada berpuasa yang kita lakukan melalui tindakan amal dan berdoa. Di dalam setiap perbuatan kasih itu seseorang menjalankan puasanya. Demikian juga di dalam kesempatan berdoa, seseorang mengisi dan memperkuat puasanya. Kedua bacaan kita pada hari ini menerangi iman kita tentang berpuasa dalam beramal dan berdoa. Kitab nabi Yesaya menegaskan bahwa perbuatan puasa yang sangat mengena dalam hidup bersama dan sesuai dengan kehendak Allah ialah membuka belenggu-belenggu kelaliman. Semua bentuk kehidupan yang tertindas dan terbelenggu harus dihilangkan. Perbuatan atau perilaku yang memperdayai dan menyusahkan sesama harus dihentikan. Orang-orang lapar dan haus diberikan kepuasan raga mereka. Yang tidak mempunyai rumah diberikan tumpangan. Yang tidak mempunyai pakaian dipakaikan pakaian yang perlu. Semua yang dikatakan nabi dibuat begitu konkret oleh Yesus yang menjalankan misi Bapa Allah dengan ditemani oleh para rasul. Selain para rasul, ada begitu banyak murid yang mengikuti dan menyertai-Nya ke mana saja Ia pergi dan dalam setiap kesempatan keberadaan-Nya. Hidup bersama dengan Tuhan Yesus ialah memandang Dia, berbicara dengan Dia, mendengar Dia, bersentuhan dengan Dia, mengakui Dia, percaya kepada-Nya, dan berikhtiar untuk tetap bersama Dia sampai mati. Ini semua adalah kenyataan setiap saat hidup bersama dan dalam Tuhan yang memenuhi semua kriteria doa. Oleh karena itu Yesus memberikan pencerahan kepada kita bahwa, berpuasa yang benar dan sesungguhnya ialah melakukan tindakan-tindakan bersama dan di dalam Tuhan. Kehadiran-Nya menjiwai seluruh hidup kita. Jika Tuhan sudah merelakan diri-Nya berada bersama kita, lalu mengapa manusia mengarang-ngarang caranya untuk berpuasa? Semua tindakan berpuasa itu sebenarnya untuk siapa, padahal Tuhan yang disembah dan dimuliakan itu berada di tengah-tengah umat-Nya? Jadi dengan berada dan bersama Tuhan, kita menjalankan tindakan kasih yang dilakukan atas nama Dia, sambil berbicara dan berinteraksi dengan Dia yang menguatkan kita melalui sabda dan berkat-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah maha benar, perkuatkan ketetapan hati kami untuk menekuni disiplin iman kami di dalam masa penuh rahmat ini. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7) Renungan: Jika kita pernah menonton film animasi Disney yang berjudul The Lion King, maka pasti tidak asing lagi dengan istilah 'hakuna matata.' Istilah ini berasal dari bahasa Swahili yang juga dikenal dengan Kiswahili yaitu sebuah bahasa suku Bantu dalam bahasa utama masyarakat Swahili yang berada di daerah danau-danau besar di Afrika bagian timur. Hakuna matata memiliki arti jangan khawatir. Istilah hakuna matata bisa dikatakan sebagai inti pesan dari film The Lion King. Istilah Ini pertama kali diucapkan oleh dua sahabat, yaitu Pumba si babi hutan dan Timon si meerkat. Mereka berulang kali mengucapkan kalimat tersebut kepada Simba si singa cilik dan mengajarkan Simba untuk menghidupi istilah tersebut. Simba yang memiliki masalah berat menjadi pribadi yang lebih ceria setelah mengenal Pumba dan Timon. Istilah hakuna matata mengajarkan Simba untuk lebih optimis menjalani hidup dan mengubahnya menjadi pribadi yang lebih ceria. Hakuna matata sangat cocok untuk dijadikan prinsip hidup kita sebagai orang percaya. Alkitab menyebutkan banyak sekali nasihat supaya kita tidak perlu cemas dan khawatir akan kehidupan kita dan masalah apapun yang kita hadapi. Oleh karena Tuhan yang memelihara kita, maka jangan khawatir akan segala kebutuhan kita, seperti yang dikatakan Tuhan Yesus, "Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? (Mat 6:25). Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di Filipi supaya kita tidak usah khawatir melainkan menyerahkan semua permohonan itu kepada Tuhan yang akan memberikan damai sejahtera bagi kita. Jika Tuhan ada di pihak kita, kekhawatiran seperti apapun tidak ada gunanya dan harus kita buang jauh-jauh. Hakuna matata, jangan khawatir karena Tuhan adalah gembala dan penjaga kehidupan setiap orang percaya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku tidak cemas akan kehidupanku. Aku percaya bahwa yang terbaik akan Kau berikan kepadaku. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Manggarai Barat, NTT. Daniel 7: 2-14; Mazmur tg T Daniel 3: 75-81; Lukas 21: 29-33 ZAMAN BARU MENUNTUT PERUBAHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Zaman Baru Menuntut Perubahan. Sepanjang tahun kita menjemput pergantian musim alam: panas ke dingin, dingin ke panas, gugur ke semi, semi ke gugur. Secara liturgis, beberapa hari lagi kita menjemput tahun liturgi yang baru. Akibat langsungnya ialah kita beradaptasi musim yang baru. Sebuah musim atau zaman baru menuntut perubahan hidup kita. Tuhan Yesus berbicara tentang datangnya kerajaan Allah. Ia menyemangati kita untuk menangkap tanda-tandanya dan bersedia menyambutnya, lalu akhirnya diri kita memang perlu membaharui diri. Ketika tanda-tanda itu mengungkapkan bahwa yang kita jemput adalah sebuah akhirat, mau tidak mau kita mesti menyambutnya karena yang datang ialah Tuhan sendiri yang menjemput. Kita perlu siap menerima Dia, dan persiapan kita itu mengandung arti kalau kita memulai perubahan yang seperlunya dan selanjutnya kita hidup dalam bentuk yang baru. Dalam hidup kita saat ini di berbagai tingkat kehidupan, mentalitas membuat rencana untuk kegiatan apa pun merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Dari kegiatan sederhana seperti ajakan makan malam di rumah teman hingga ke suatu perencanaan perusahaan multinasional atau reksa pastoral sebuah keuskupan, semua kegiatannya menjadi lancar dan menyenangkan kalau direncanakan. Jika tidak, kegiatan apa pun akan kacau-balau dalam aneka bentuk, antara lain yang paling penting ialah tidak diketahui apa yang akan dilakukan dan tak ada arah pasti yang hendak kita lalui. Kalau tak ada rencana, bagaimana kemudian kita tahu apa atau siapa yang kita jemput, dan seperti apa penyesuaian diri sebagai bentuk perubahan diri yang perlu kita lakukan. Hanya mereka yang mempunyai rencana yang dapat mengalami pengalaman indahnya menyambut Tuhan dan menikmati suka cita sebagai pribadi-pribadi yang baru. Jika Tuhan datang menemui kita dalam perayaan ekaristi, rencana penyambutan itu mestinya sudah ada lebih awal, maka nanti pertemuan itu menjadi sebuah suka cita yang istimewa, dan perubahan akan terjadi di dalam diri kita. Sebaliknya kalau tidak ada persiapan, pertemuan dalam ekaristi itu bakal diwarnai dengan situasi yang serba kekurangan: entah Tuhan dirasakan diam saja dan begitu jauh, entah kita yang terbawa malas sehingga mengantuk melulu, entah kita hanya terpaksa menghadiri ekaristi karena pengaruh atau tekanan pihak lain, entah sekedar ikut ramai dan memanfaatkan satu hari libur. Tuhan yang datang dalam perayaan Ekaristi, Dia yang sama juga datang pada berbagai kesempatan lain hidup ini. Ia harus disambut dengan suka cita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, semoga kerinduan kami untuk berjumpa dengan-Mu menjadi kebutuhan kami tiap hari, dan bukan hanya ketika kami mengalami kesulitan hidup. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (Mazmur 91:1-2) Renungan: Suatu hari ada seorang pria yang sedang menyetir mobilnya melewati sebuah perempatan. Putranya yang berusia 4 tahun ada di dalam mobil bersamanya. Tiba-tiba pintu mobilnya terbuka dan anak kecil itu terguling keluar dari mobil, tepat di tengah-tengah lalu-lintas yang datang dari empat arah. Hal terakhir yang dilihat pria itu adalah sepasang roda mobil yang hampir melindas anaknya dengan kecepatan tinggi. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan saat itu hanyalah berteriak, "Yesus!" Segera setelah ia bisa menghentikan mobilnya, ia meloncat keluar dari mobil ke arah anaknya. Dan ketika ia memerhatikan tubuh anaknya, ternyata anaknya tidak terluka sedikitpun. Tetapi pria pengendara mobil yang hampir menabrak anaknya itu sangat histeris. Kemudian pria dan anaknya tersebut mendekati pria yang sedang histeris itu dan mencoba untuk menenangkannya. "Pak, tidak usah cemas. Putra saya tidak apa-apa. Ia tidak terluka sedikitpun. Jadi jangan khawatir. Berterima kasihlah kepada Tuhan karena Bapak bisa menghentikan mobilnya tepat pada waktunya," katanya. Kemudian pria yang hendak menabrak anaknya itu berkata, "Anda pasti tidak mengerti dan mungkin tidak percaya. Saya tidak pernah menginjak rem mobil saya tadi. Tiba-tiba saja mobil saya berhenti." Jika Tuhan ada bersama kita, kita tidak perlu takut. Matanya tertuju kepada kita, lengannya memeluk kita, telinganya terbuka untuk doa kita, kasih karunianya cukup dan janji-Nya tidak pernah berubah. Dia adalah Tuhan yang ajaib. Dia melindungi setiap orang yang berseru kepada-Nya. Oleh karena itu tetaplah bertekun dalam doa. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan roh doa-Mu, sehingga kapanpun dan di manapun juga aku selalu memiliki waktu untuk bercakap-cakap dengan-Mu, sehingga aku dapat memuaskan kerinduan hati-Mu untuk bertemu dalam doa denganku. Amin. (Dod).
"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37) Renungan: Dennis Byrd adalah pemain belakang New York Jets yang terkenal dan diharapkan dapat mengubah nasib Jets. Tetapi pada tanggal 29 November 1992, ketika Jets melawan Chiefs, Byrd bertubrukan dengan teman satu timnya yang mengakibatkan tulang belakangnya patah, sehingga ia harus dirawat di Rumah Sakit Lenox. Pada tengah malam ia tersadar dari pingsannya dan ia melihat penjepit berbentuk lingkaran di tubuhnya. Ia tidak tahu sedang berada di mana, mengapa ia tidak dapat bergerak dan apa yang sedang terjadi. Setelah menyadari keadaannya, tiba-tiba ia mengubah mimpinya dari ingin membawa timnya ke Pro Bowl, menjadi hanya berharap dapat menggendong putrinya kembali di pelukannya. Dari sudut pandang dunia, Byrd tidak dapat lagi melanjutkan aktivitas dan impiannya. Tetapi di mata Tuhan, Byrd mampu untuk lebih dari sekadar mencapai impiannya. Dunia melihat dan mendengar ketika Byrd memberitahu media bahwa Kristus adalah sumber penghiburan dan pengharapannya di masa-masa sulitnya. Para dokter berkata bahwa Byrd tidak mungkin dapat berjalan kembali, tetapi Byrd berkata bahwa dengan pertolongan Tuhan, ia pasti dapat berjalan lagi. Pada pembukaan musim football di tahun 1993, kurang dari satu tahun sejak cedera tulang belakangnya, Byrd berjalan di tengah stadion Meadowlands sambil disoraki oleh 75.000 penggemarnya. Mukjizat dalam kehidupan Byrd bukanlah bahwa tulang belakangnya patah dan kemudian ia dapat berjalan kembali. Mukjizat dalam hidupnya adalah bahwa cedera yang menghancurkan kariernya ternyata tidak menghancurkan hidupnya. Jika Tuhan berkehendak, siapa yang dapat mencegahnya? Janganlah putus asa walaupun keadaan yang kita alami saat ini sepertinya tidak menawarkan harapan apa-apa, bahkan ketika orang-orang di sekitar kita berkata bahwa pemulihan atas masalah atau penyakit yang kita hadapi sekarang adalah suatu hal yang mustahil. Selama Tuhan masih ada, masih ada peluang bagi mukjizat. Percayalah. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku percaya bersama-sama dengan Engkau mukjizat pasti terjadi. Amin. (Dod).
"Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya." (Amsal 2:7) Renungan: Waktu kecil Harry A. Ironside bekerja sebagai pembuat sepatu di toko milik Mackay, seorang pria yang takut akan Tuhan. Tugas Harry adalah dengan keras memukul-mukul lembaran kulit sapi yang sudah dipotong sesuai kebutuhan dan merendamnya dalam air. Ia terus memukul kulit itu di atas lempengan besi sampai kulit itu keras dan mengering. Di samping toko tempat Harry bekerja ada juga toko pembuat sepatu milik pria yang tidak percaya pada Tuhan. Harry sering mengintip pria itu ketika sedang bekerja. Harry heran karena pria itu membuat sepatu dengan cara yang lebih instan, di mana ia tidak memukul-mukul kulit sapi, tetapi langsung memakukan kulit pada sol. Suatu kali Harry memberanikan diri bertanya mengapa pria itu berbuat demikian. "Saya perhatikan anda memasang kulit yang masih basah pada sol sepatu, apakah sama bagusnya dengan kulit yang sudah dipukul-pukul?" Dengan mata yang licik dia menjawab, "Nak, yang pasti sepatu-sepatu itu akan lebih cepat kembali ke tempat ini." Akhirnya Harry menceritakan apa yang pernah didengarnya kepada Mackay. Ia menjelaskan bahwa prosedur kerjanya selama ini hanyalah membuang-buang waktu saja. Ia minta izin untuk memakai cara kerja tetangganya. Mendengar itu Mackay berhenti bekerja dan membuka Alkitab kesayangannya. Ia membacakan Kolose 3:17, "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." Kemudian ia memandang Harry dan berkata, "Harry, aku tidak membuat sepatu hanya karena uang. Aku melakukan ini untuk kemuliaan Tuhan. Aku berharap kelak akan melihat setiap sepatu yang kubuat atau kuperbaiki dalam satu tumpukan besar pada waktu Yesus duduk di kursi penghakiman. Pada waktu itu aku tidak mau mendengar Dia berkata, "Dan ini suatu pekerjaan yang buruk!" Aku mau mendengar, "Baik sekali hambaku yang baik dan setia." Teladan Mackay telah terpancang di hati Harry sampai ia berhasil meraih sukses. Jika Tuhan telah memercayakan pekerjaan, keluarga atau pelayanan yang baik kepada kita, peliharalah kepercayaan itu dengan baik. Sebab hanya orang yang bisa menjaganya yang akan terus semakin dipercayakan perkara-perkara yang lebih besar. Jangan cemari kepercayaan yang sudah kita raih, dengan berlaku curang seperti yang dilakukan oleh orang yang tidak setia pada Tuhan. Perbesar kepercayaan itu dengan berlaku jujur dan kerja keras. Hidup dan bekerjalah dengan cara yang benar karena kebenaran merupakan pagar yang kokoh. Pemazmur berkata bahwa orang yang hidup benar, sama dengan pohon yang ditanam di tepi aliran air. Tuhan akan membuat apa yang dikerjakannya berhasil. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku hati yang bijak, agar aku mampu memperbesar rasa percaya-Mu kepadaku. Amin. (Dod).
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7) Renungan: Suatu ketika lahirlah seorang anak laki-laki di Rusia. Setelah besar, anak laki-laki itu menyadari bahwa dirinya sangat jelek. Ia mulai berpikir tidak akan ada sedikitpun kebahagiaan bagi orang yang jelek sepertinya. Ia memiliki hidung yang pesek dan lebar, bibir yang tebal, mata kecil yang berwarna abu-abu, serta tangan dan kaki yang besar. Ketika bertumbuh menjadi laki-laki dewasa, ia menjadi seorang penulis. Di dalam salah satu bukunya, ia mengatakan bahwa ia sangat cemas dengan penampilan fisiknya yang begitu jelek, sehingga ia memohon kepada Tuhan untuk melakukan mujizat dengan menjadikannya laki-laki yang tampan. Jika Tuhan mau melakukannya, maka ia berjanji untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Laki-laki tersebut adalah Tolstoi, seorang penulis terkenal. Lama kelamaan ketika semakin dewasa, ia mengerti bahwa ketampanan yang selama ini dimintanya dari Tuhan, bukanlah ketampanan yang sesungguhnya. Sejak itu ia tidak lagi menilai dirinya dari penampilannya secara fisik, sebaliknya ia belajar menilai dirinya dari segi karakter, karena ketampanan sikap dan karakter itulah yang lebih berharga di mata Tuhan. Orang selalu berusaha tampil mempesona, kelihatan tampan ataupun cantik. Jadi, tidaklah mengherankan kalau mereka melakukan berbagai usaha untuk mempercantik diri atau menambah ketampanan. Semua usaha untuk mempercantik atau mempertampan diri tidaklah salah. Tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah kecantikan atau ketampanan batiniah. Tuhan selalu menilai seseorang berdasarkan apa yang ada di dalam hatinya, yang tidak dilihat oleh manusia. Apa gunanya tampan atau cantik di luar kalau batin kita buruk di hadapan Tuhan. Kecantikan dan ketampanan lahiriah akan berlalu dimakan usia ataupun penyakit, tetapi kecantikan atau ketampanan batiniah akan menyukakan hati Tuhan dan disenangi oleh manusia. Sebab itu jangan pernah menyesal atau menyalahkan siapapun karena penampilan fisik yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Mungkin sulit mengubah rambut yang keriting atau tipis, kulit yang hitam atau putih kemerahan, tubuh yang pendek, hidung pesek dan bibir yang tebal, tetapi kita dapat mempercantik atau mempertampan diri secara batiniah. Sesungguhnyalah, jika kita semakin cantik secara rohani, maka hal itu akan terpancar juga keluar dari wajah kita sehingga kita terlihat semakin menarik. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mampukan aku mengucap syukur untuk keberadaanku sekarang ini dan mampukan aku juga untuk senantiasa menyenangkan hati-Mu. Amin. (Dod).
Terima kasih Teman Elje sudah tetap setia singgah di Podcast ini. Kali ini Elje mau bernyayi lagu tanda Terima kasih kepada Tuhan. Yang telah menolong Elje lalui masalah sepanjang bulan September. Mungkin jika ada teman Elje juga lagi mengalami masalah atau ada persoalan yang sangat pelik, tolong jangan menyerah, Elje bantu dalam doa, Elje hanya bisa nyanyikan lagu ini sebagai temanmu. Jika Tuhan bisa tolong Elje, pasti Tuhan akan tolong teman-teman juga. Tetap semangat Tuhan Allah memberkati.
Jika Tuhan meminta kita meninggalkan sesuatu lakukan sekarang. Jika ingin melakukan sesuatu yang baik kepada seseorang lakukan sekarang. Jangan menunda-nunda.
Jika Tuhan sangat menghargai sebuah jiwa, bagaimana dengan kita,
Apakah manusia bebas mengambil keputusan atau ia dipengaruhi lingkungan dan masa lalunya? Jika keputusan kita dipengaruhi faktor luar, mengapa kita tetap dimintai pertanggungjawaban jika kita berbuat salah? Rekaman berikut mengajukan cuplikan pertimbangan dari Hilary Bok dalam "Freedom & Responsibility."
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Resdiana dan renungan dibawakan oleh Theresia Edi Wahyuni,dari SD Santa Maria Surabaya, Keuskupan Surabaya. Efesus 2: 19-22; Mazmur tg 117: 1.2; Yohanes 20: 24-29. SAATNYA UNTUK PERCAYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya Untuk Percaya. Pengalaman menunjukkan bahwa untuk menjadi percaya dan beriman, tidak ringan dan tidak sedikit perjuangannya. Walaupun orang sudah dibaptis dan melakukan kewajiban perayaan imannya secara teratur, belum tentu ia selalu percaya dengan tindakan-tindakan Tuhan atas hidupnya. Tindakan dan rencana Tuhan terjadi juga pada pasangan Yosef dan Maria. Pada saat usia pernikahan mereka di tahun ke-3, mereka mulai menjalani tindakan medis teratur demi mendapatkan anak. Sampai tiga tahun berikut tidak ada tanda-tanda kalau Maria akan hamil. Semua informasi medis dan penjelasan dari segi kepercayaan adat-istiadat menguatkan tanda bahwa Maria tidak akan hamil. Pasangan ini menyampaikan persoalan ini kepada Tuhan. Mereka tekun berdoa, rutin berpuasa, menerima sakramen, dan berdoa novena. Namun semakin berdoa, muncul kekuatiran kalau Tuhan dapat mengabulkan. Kadang kekuatiran itu berkembang menjadi tidak percaya. Jika Tuhan memang mengasihi perkawinan itu, tidak perlu mereka berlama-lama menunggu. Karena kalau sampai usia mereka bertambah dan akhirnya menjadi tua dengan tidak dikaruniai anak, apa artinya doa-doa mereka. Di satu pihak mereka harus menjalankan komitmen untuk berdoa memohon karunia keturunan, tapi di lain pihak kekurang-percayaan mereka semakin bertambah. Tapi Tuhan selalu berbelas kasih kepada orang yang tekun berseru dan minta tolong. Pada tahun yang ke-10 perkawinan, mereka diberikan keturunan satu putra. Sejak hari kelahiran anaknya itu, Yosef dan Maria menyadari bahwa mereka sudah terlanjur berpandangan kalau Tuhan tidak peduli kepada mereka. Mereka pernah tidak percaya kepada Tuhan. Jadi mereka ikrarkan diri untuk selalu percaya akan penyelenggaraan Tuhan. Saat percaya atau beriman mereka telah datang dan hidup kembali. Setiap orang memiliki saat untuk percaya. Saat untuk satu orang berbeda dari orang yang lain. Pengalaman rasul Thomas yang ingin bukti lebih dahulu sebelum percaya bahwa Yesus bangkit, mengingatkan kita bahwa saat untuk percaya kepada Tuhan harus dimaknai sebagai titik balik pertumbuhan iman kita dalam proses menjadi dewasa. Saat untuk percaya bisa datang kapan saja, tetapi yang paling utama ialah setiap orang harus memiliki iman yang sungguh-sungguh dan mempertahankannya. Saat untuk percaya kepada Tuhan tidak memilih orang, waktu, tempat, dan suasana. Saat itu selalu datang supaya iman kita selalu dibaharui untuk menjadi dewasa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami selalu dapat menghalau godaan untuk tidak percaya kepada-Mu, tetapi kami senantiasa setia beriman kepada-Mu. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
"Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" (Mazmur 118:24) Renungan: Tahun 2005 lagu "Bad Day" yang dipopulerkan oleh Daniel Powter mendadak terkenal. Penyebabnya karena acara American Idol, sebuah ajang pencarian bakat di Amerika mewajibkan lagu itu dinyanyikan oleh para konstestan yang tersingkir tiap minggunya. Kata bad day sendiri berarti hari buruk, hari jelek atau hari tidak beruntung. Tampaknya itu mewakili nasib para konstestan yang harus berhenti dan tidak bisa melanjutkan ke babak berikutnya. Benarkah ada hari baik dan hari buruk? Memang tidak ada hari yang mudah. Setiap hari selalu ada rasa sakit, penderitaan atau tantangan. Tidak ada hal yang lunak dalam hidup ini tetapi juga tidak ada yang mustahil untuk dilakukan. Kata "hari" memiliki rentang waktu mulai dari terbitnya fajar sampai datang senja. Jika Tuhan yang menjadikan waktu atau hari-hari yang ada, maka setiap hari adalah hari yang baik. Apapun yang sedang terjadi dalam kehidupan kita, apakah itu usaha sedang lancar, bangkrut, tubuh menderita sakit, kondisi keuangan tidak menentu dan hubungan dengan orang-orang terdekat mengalami gangguan, semuanya itu terjadi dalam pemandangan mata Tuhan. Jadi, janganlah takut akan hari-hari ini atau hari yang akan datang, karena Tuhan menjadikan semua hari baik adanya dan Ia telah menyediakan jalan keluar untuk setiap permasalahan kita jika kita sungguh percaya pada-Nya. Berharaplah pada-Nya dan pengharapan kita tidak akan sia-sia. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas setiap hari yang baru yang Kau berikan padaku. Dunia boleh mengatakan kalau hari-hariku sial dan tidak ada perubahan, tetapi di dalam nama Yesus, di setiap hari yang baru ada berkat baru yang telah disediakan bagiku. Bukalah hatiku, dan tanamkan pengharapan dalam hatiku bahwa hari ini semuanya akan berjalan dengan baik dan ada perubahan berkat di setiap hari yang akan kulalui. Amin. (Dod).
Khotbah tentang kehendak Tuhan di dalam kehidupan manusia yang singkat ini. Didasarkan pada Yakobus 4: 13-17
Jika Tuhan bersama kita dalam perjalanan , jangan takut dengan badan yang terjadi dalam perjalanan .
The post Aku Mau vs Jika Tuhan Menghendaki appeared first on Truth Voice.
Siapa yang kita tiru? Jika Tuhan adalah Bapa kita lakukan Apa yang dilakukanNya.
Jika Tuhan berhak memberkati hidup kita, tidakkah kit berpikir Dia memiliki otoritas melatih kita melewati pencobaan?
Mencari peluang melakukan yang baik bagi orang lain. Tidak perlu berpikir dua kali untuk berbuat baik. Jika Tuhan memberikan bisikan jangan tunda .
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Aditya dan renungan dibawakan oleh Kristin (dari Gereja Santo Laurensius, Paroki Alam Sutra, Keuskupan Agung Jakarta). Daniel 9: 4b-10; Mazmur tg 79: 8.9.11.13; Lukas 6: 36-38. JANGANLAH PERHITUNGKAN DOSA KAMI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Janganlah Perhitungkan Dosa Kami. Kalimat tema ini diambil dari doa Damai yang selalu kita serukan sebelum Komuni Kudus dalam perayaan ekaristi. Ada kaitan erat penghapusan atau pengampunan dosa dengan damai. Orang yang terhindar dari perbuatan-perbuatan dosa, bisa dipastikan ia mengalami hidup yang damai, tenang, dan nyaman. Di dalam kenyataan tidak mudah untuk selalu menghindari dosa, terutama kalau dosa-dosa itu disebabkan dari dalam diri sendiri, seperti dari pikiran, hati, dan mulut kita. Mengulang-ulang kesalahan yang sama sering kita lakukan. Kalau hal ini didukung dengan tidak atau jarang sekali ada penyesalan dan bantuan sakramen tobat, orang bisa saja merasa nyaman hidup di dalam dosa-dosanya sendiri. Akibatnya dosa-dosa semakin menumpuk dan berakibat pada orang tidak menyadari lagi sebagai dosa meski ia secara nyata berbuat dosa. Oleh karena itu doa “Janganlah perhitungkan dosa kami” adalah ungkapan permohonan kita yang tidak berhenti selama kita di dunia ini. Jika Tuhan memang perhitungkan dosa-dosa kita, bisa jadi kita sangat rendah seperti debu tanah yang diinjak-injak saja. Sebaliknya kita memohon Tuhan supaya memperhatikan iman setiap orang dan kawanan umat-Nya. Kita orang-orang berdosa memiliki iman, bahkan bisa jadi iman yang sangat kuat. Hal ini diperlihatkan dalam tindakan pengakuan sebagai orang-orang yang berbuat dosa dan salah, seperti yang diwartakan kitab Daniel dalam bacaan pertama. Yesus Kristus sudah satu kali perhitungkan dosa-dosa kita dengan pengorbanan diri-Nya. Yang lebih kita kejar ialah pengakuan diri dan menjadi baru di hadapan Tuhan dan sesama kita. Iman kita tidak langsung atau otomatis menghapus dosa-dosa kita. Selain pengakuan dosa yang mencirikan iman, kita diajarkan Yesus untuk memperkuat iman kita dengan kebajikan-kebajikan agar membentengi kita dari dosa dan kejahatan. Pada hari ini kita diajarkan kemurahan hati seperti Bapa di surga yang murah hati. Salah satu ciri utama pribadi yang murah hati ialah menjadi yang pertama berbuat baik entah melalui perkataan entah perbuatan. Maka itu berbalas kebaikan bukan ungkapan kemurahan hati tetapi berkeadilan. Dengan kualitas kemurahan hati ini, kita memang tidak menghakimi, menghukum, atau memfitnah lebih dahulu. Kemurahan hati menuntun kita untuk lebih dahulu mengampuni, pertama yang memberi, mengambil langkah pertama untuk berlaku benar dan baik. Ini semua bukan untuk mencari muka atau pencitraan, tetapi karena cinta kasih sangat menuntut demikian. Ini dapat mencegah kita untuk menambah dosa-dosa kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga, janganlah memperhitungkan dosa-dosa kami, tetapi perhatikanlah iman kami dan besarkanlah cinta kasih di dalam kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Fransiskus Regis Jati Nugroho dan renungan dibawakan oleh Fransiska Tri Susanti Koban (mereka adalah umat Gereja Santo Yohanes Bosco, Paroki Danau Sunter, Keuskupan Agung Jakarta). Yesaya 58: 1-9a; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.18-19; Matius 9: 14-15. BERPUASA DALAM BERAMAL DAN BERDOA Renungan kita pada hari ini bertema: Berpuasa Dalam Beramal dan Berdoa. Tiga kegiatan rohani standar yang telah kita uraikan kemarin masing-masingnya tidak berdiri sendiri. Berdoa bukanlah suatu tindakan yang tidak punya kaitan dengan berpuasa dan beramal. Demikian juga berpuasa dan beramal. Satu perbuatan rohani membutuhkan dua lainnya supaya menjadikan seseorang saleh dan benar di hadapan Tuhan Allah dan menjadi suri teladan bagi sesamanya. Renungan hari ini ingin membawa perhatian kita kepada berpuasa yang kita lakukan melalui tindakan amal dan berdoa. Di dalam setiap perbuatan kasih itu seseorang menjalankan puasanya. Demikian juga di dalam kesempatan berdoa, seseorang mengisi dan memperkuat puasanya. Kedua bacaan kita pada hari ini menerangi iman kita tentang berpuasa melalui beramal dan berdoa. Kitab nabi Yesaya menegaskan bahwa perbuatan puasa yang sangat mengena dalam hidup bersama dan sesuai dengan kehendak Allah ialah membuka belenggu-belenggu kelaliman. Semua bentuk kehidupan yang tertindas dan terbelenggu harus dihilangkan. Perbuatan atau perilaku yang memperdayai dan menyusahkan sesama harus dihentikan. Orang-orang lapar dan haus diberikan kepuasan raga mereka. Yang tidak mempunyai rumah diberikan tumpangan. Yang tidak mempunyai pakaian dipakaikan pakaian yang perlu. Semua yang dikatakan nabi dibuat begitu konkret oleh Yesus yang menjalankan misi Bapa Allah dengan ditemani oleh para rasul. Selain para rasul, ada begitu banyak murid yang mengikuti dan menyertai-Nya ke mana saja Ia pergi dan dalam setiap kesempatan keberadaan-Nya. Hidup bersama dengan Tuhan Yesus ialah memandang Dia, berbicara dengan Dia, mendengar Dia, bersentuhan dengan Dia, mengakui Dia, percaya kepada-Nya, dan berikhtiar untuk tetap bersama Dia sampai mati. Ini semua adalah kenyataan setiap saat hidup bersama dan dalam Tuhan yang memenuhi semua kriteria doa. Oleh karena itu Yesus memberikan pencerahan kepada kita bahwa, berpuasa yang benar dan sesungguhnya ialah melakukan tindakan-tindakan bersama dan di dalam Tuhan, ketika kehadiran-Nya memang yang menjiwai seluruh hidup kita. Jika Tuhan sudah merelakan diri-Nya berada bersama kita, lalu mengapa manusia mengarang-ngarang caranya untuk berpuasa? Semua tindakan berpuasa itu sebenarnya untuk siapa, padahal Tuhan yang disembah dan dimuliakan itu berada di tengah-tengah umat-Nya? Jadi dengan ada dan bersama Tuhan kita menjalankan tindakan kasih yang dilakukan atas nama Dia, sambil berbicara dan berinteraksi dengan Dia yang menguatkan kita melalui sabda dan berkat-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah maha benar, kuatkanlah ketetapan hati kami untuk menekuni disiplin iman kami di dalam masa penuh rahmat ini. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Terkadang bahkan setelah Tuhan memerintahkan, kita Tetap menangis kepadaNya. Jika Tuhan berkata begitu Dia bersungguh-sungguh. Jangan menjadi kurang Percaya.
Jika Tuhan berbicara dalam hati kita, untuk membantu orang lain, mendoakan orang lain, menyumbang dana rekan yang sedang kesusahan, mari lakukan. Pergilah ke Sarfatmu. Impartasikan kasih dan pengharapan dalam Tuhan. Disanalah mukjizat akan terjadi, bagi dirimu dan bagi orang lain. --- Support this podcast: https://anchor.fm/deeptalk4/support
Jika Tuhan peduli dengan burung Di utara. Jika Tuhan Memperhatikan semua ciptaanNya. Tidak kah Dia peduli dengan kita? Dia sangat peduli dengan setiap detil kehidupan kita.
Sungguh indah Firman Tuhan hari ini. Jika Tuhan mau yang sakit menjadi sembuh, maka yang sakit itu pasti sembuh.
"Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah." (Mazmur 51:19) Renungan: Suatu hari Yesus bermaksud mencari sebuah bejana yang pantas untuk dipakainya. Ia pun masuk ke dalam sebuah toko bejana. Tepat di depan-Nya terdapat meja kecil yang di atasnya terletak sebuah bejana emas yang sangat indah. Bejana emas itu berteriak memanggil Yesus, "Tuhan, ambillah aku. Aku yakin, akulah yang pantas Engkau pakai karena aku terbuat dari emas murni yang sangat mahal harganya." Tetapi Yesus berlalu begitu saja. Tiba-tiba dari arah kanan-Nya ada suara memanggil-manggil, "Tuhan, akulah yang Engkau cari. Betapa pantasnya aku diletakkan di meja-Mu. Lihat saja bentukku yang indah, gagah dan tidak bercacat." Ternyata suara itu berasal dari sebuah bejana perak. Namun Yesus tidak menghiraukan teriakan itu. Ketika Yesus lewat di samping sebuah etalase, Dia melihat sebuah bejana kristal yang sangat bening. Bejana kristal itu berkata kepada Yesus, "Aku adalah bejana terbaik di sini, Tuhan. Jika Tuhan menaruh apa saja di dalamku, dia pasti kelihatan karena tubuhku tembus pandang dan sinar yang memantul dariku membentuk warna pelangi yang indah." Tetapi Yesus tidak menghiraukan suara itu. Tiba-tiba sebuah bejana dari kayu hitam melambaikan tangan dan berkata, "Nah, aku yakin akulah yang Tuhan pilih. Sekarang ini kan orang-orang lebih menyukai barang-barang yang terbuat dari kayu. Tampak lebih alami dan antik. Ditambah lagi ukiran-ukiran yang ditorehkan ke seluruh tubuhku, sehingga aku menjadi semakin indah." Yesus seakan tak mendengar suara itu dan Ia terus mencari. Secara tidak sengaja Yesus memalingkan kepala-Nya ke pojok ruangan dekat tong sampah kecil. Di situ tergeletak sebuah bejana tanah liat yang sudah retak. Menyadari keberadaannya, bejana tanah liat tersebut tidak berani berkata-kata. Namun Yesus membungkuk dan mengangkat bejana itu sambil berkata, "Inilah bejana yang aku cari. Ia pasti dapat berguna kembali di tangan-Ku." Tuhan memilih dan memakai kita bukan karena kelebihan yang ada di dalam diri kita. Betapa sering kita merasa lebih layak, membanggakan diri dan merendahkan orang lain karena Tuhan sudah memberikan kelebihan tersendiri, misalnya pandai bernyanyi, wajah yang tampan atau cantik, status sosial dan ekonomi yang tinggi. Tetapi Yesus justru mencari mereka yang tidak dipandang oleh dunia ini, yang dicap pendosa dan tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Yesus rindu untuk mengumpulkan kepingan-kepingan hati mereka dan berkata, "Engkaulah yang Aku cari. Engkau yang hancur hati, Aku akan membuatmu menjadi berharga kembali." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku sungguh mengucap syukur kepada-Mu jika Engkau berkenan memilih dan memakai aku sebagai alat-Mu. Berilah aku rahmat kerendahan hati, karena sesungguhnya tidak ada yang patut aku banggakan karena semua yang ada padaku berasal dari pada-Mu. Amin. (Dod).
"Jika Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, mengapa masih ada orang yang tetap sendiri hingga akhir hayatnya?" Pernah bertanya seperti itu? Jawabannya ada di episode ini...
Jika Tuhan sudah panggil hidup kita, hendaknya kita tetaplah menjadi pembawa kabar baik Allah di manapun kita berada. --- Support this podcast: https://anchor.fm/deeptalk4/support
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Perdamean Sihombing (Gareja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral Jakarta) dan renungan dibawakan oleh Geoleta Manik (Gereja Santa Teresa, Paroki Menteng, Keuskupan Agung Jakarta). Wahyu 20: 1-4. 11-15; 21: 1-2; Mazmur 84: 3.4.5-6a.8a; Lukas 21: 29-33. MENJEMPUT DAN MELAKUKAN PEMBAHARUAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjemput dan Melakukan Pembaharuan. Sepanjang tahun kita menjemput pergantian musim alam: panas ke dingin, dingin ke panas, gugur ke semi, semi ke gugur. Secara liturgis, tinggal beberapa hari lagi kita menjemput tahun liturgi yang baru. Efek langsung dari penjemputan ini ialah tindakan adaptasi karena kita perlu seiring dengan musim yang baru. Jadi di sini kita melakukan pembaruan hidup kita. Tuhan Yesus berbicara tentang datangnya kerajaan Allah, dan Ia menyemangati kita untuk menangkap tanda-tandanya, lalu bersedia menyambutnya dan akhirnya membaharui diri kita. Bahkan ketika tanda-tanda itu mengungkapkan bahwa yang kita jemput adalah sebuah akhirat, mau tidak mau kita mesti menjemput karena yang datang ialah Tuhan sendiri yang menjemput. Kita perlu siap menerima Dia, dan persiapan kita itu mengandung arti kalau kita memulai pembaruan dan selanjutnya hidup dalam bentuk yang baru. Dalam hidup kita mentalitas membuat rencana untuk kegiatan apa pun merupakan suatu kebutuhan yang konkret. Dari kegiatan sederhana seperti ajakan makan malam di rumah teman hingga ke suatu perencanaan perusahaan multinasional atau reksa pastoral sebuah keuskupan, kehidupan dan kegiatannya menjadi lancar dan menyenangkan kalau direncanakan. Sebab kalau tak ada rencana, kegiatan apa pun akan kacau-balau, dan kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dan tidak ada arah pasti yang hendak kita tujui. Kalau tak ada rencana, bagaimana kemudian kita tahu apa atau siapa yang kita jemput, dan seperti apa penyesuaian diri sebagai bentuk pembaruan diri yang perlu kita lakukan. Hanya mereka yang punya rencana yang dapat mengalami pengalaman indahnya menyambut Tuhan dan menikmati suka cita sebagai pribadi-pribadi yang baru. Jika Tuhan datang menemui kita dalam perayaan ekaristi, misalnya, rencana penyambutan itu mestinya sudah ada lebih awal, maka nantinya pertemuan itu menjadi sebuah suka cita yang istimewa, yang selanjutnya menjadi terang untuk pembaruan diri ke yang lebih baik. Sebaliknya kalau tak ada persiapan sebelumnya, pertemuan dalam ekaristi itu bakal diwarnai dengan situasi yang serba kekurangan: entah Tuhan dirasakan diam saja dan begitu jauh, entah kita yang terbawa malas sehingga mengantuk melulu, entah kita hanya terpaksa menghadiri ekaristi karena pengaruh atau tekanan pihak lain, entah sekedar ikut ramai dan memanfaatkan satu hari libur. Tuhan yang datang dalam perayaan Ekaristi, Dia yang sama juga datang pada berbagai kesempatan lain hidup ini. Ia pasti membawa pembaruan hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa semoga kerinduan kami untuk berjumpa dengan-Mu menjadi kebutuhan kami tiap hari dan bukan hanya ketika kami mengalami kesulitan hidup. Salam Maria... Dalam nama Bapa.. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Apa yang akan diwariskan untuk generasi berikutnya. Lakukan apa yang bisa dilakukan untuk keluarga dan tempat bekerja. Jika Tuhan yang utama maka generasi berikutnya mengikuti hal yang sama .
"Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu." (Yohanes 12:3) Renungan: Beberapa tahun lalu saat libur lebaran, saya bersama teman-teman pergi ke Bali mengendarai mobil. Kami menggunakan dua mobil. Perjalanan begitu menyenangkan dan rasa kebersamaan kami begitu erat. Ketika singgah di daerah-daerah tertentu kami menikmati makanan khas daerah tersebut. Perjalanan yang panjang terasa tidak melelahkan karena kami jalani dengan penuh sukacita. Di Bali pun kami makan dengan mengeluarkan uang yang tidak sedikit, tapi kami tetap menikmatinya. Demi perjalanan ke Bali tersebut kami rela menabung secara khusus pada bulan-bulan sebelumnya. Maria menganggap perjumpaannya dengan Yesus adalah hal istimewa. Maka ia rela memberikan minyak narwastu yang harganya sangat mahal hanya untuk meminyaki kaki Yesus. Bayangkan saja, harga minyak narwastu itu 300 dinar. Satu dinar sama dengan upah pekerja satu hari. Berarti harga minyak narwastu itu sebanding dengan jerih payah orang bekerja selama setahun. Sebuah tindakan luar biasa sekaligus mengejutkan. Meski demikian kita bisa memahami tindakan Maria itu karena kasihnya kepada Yesus. Tidak ada pengorbanan yang terlalu mahal untuk seseorang yang dianggap penting dan istimewa. Kita berani bayar harga semahal apapun untuk sesuatu yang penting dan istimewa di mata kita. Untuk alasan yang sama, kita berani melakukan apapun demi orang yang kita kasihi. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan. Jika Tuhan menjadi sosok yang istimewa di mata kita, maka kita berani melakukan apapun demi menyenangkan Tuhan. Jika Tuhan menjadi Pribadi yang istimewa bagi kita, maka kita bisa memahami tindakan Maria. Kita tidak akan menganggap hal itu sebagai pemborosan, tetapi kita melihatnya sebagai ekspresi kasih. Sebaliknya, jika Tuhan bukan sesuatu yang penting dan istimewa bagi kita, maka cara pandang kita akan sama seperti Yudas yang melihat hal itu sebagai pemborosan. Seberapa penting dan seberapa istimewa Tuhan dalam hidup kita? Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku sering perhitungan dengan-Mu dalam hal ibadah, doa dan perbuatan baik. Sebaliknya aku sungguh boros dan rela mengorbankan segala sesuatu untuk hal yang bersifat duniawi. Kini aku sadar, bahwa tanpa-Mu aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mampukan aku, agar aku dapat menjadikan-Mu sebagai yang nomor satu dalam hidupku. Amin. (Dod).
Persoalan ini tidak menjadi mudah bagi orang-orang Kristen. Kita bergumul dengan pertanyaan yang sama. Lebih dari itu, kita juga memiliki persoalan versi kita sendiri: “Jika Tuhan baik, mengapa orang benar menderita?” #GRACETOGRACE #TEMANTEDUH #WORSHIP AND PRAY #DOA dan #RENUNGAN FIRMAN TUHAN SETIAP HARI UPDATE PUKUL 05.00 PAGI DAN 12.00 MALAM JANGAN LUPA YAH UNTUK: SHARE VIDEO CHANNEL INI , BERTUMBUH DAN BERBUAH DI DALAM TUHAN, GOD Bless. --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app --- Send in a voice message: https://anchor.fm/teman-teduh/message Support this podcast: https://anchor.fm/teman-teduh/support
"Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya. Jika Tuhan berkenan kepada kita, Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu, dan akan memberikannya kepada kita. " - Bilangan 13: 32b, 14:8a-b (TB)
"Jika Tuhan begitu peduli terhadap hal-hal yang kita anggap sepele, apatah lagi atas kita yang berharga di mata-Nya"
"Jika Tuhan tidak mendapatkan pujian kita dalam segala situasi hidup kita, Dia belum pernah mendapatkan puji-pujian kita." - Pdt. David Tong, Ph.D. [HUT GRII Karawaci ke-23, “O God Beyond All Praising,” 20 September 2020]. | Kiranya lagu tema "O God Beyond All Praising" ini mengingatkan kepada kita bahwa dalam situasi dan kondisi hidup kita apa pun, Tuhan tetap layak mendapatkan segala puji syukur kita. Mari kita mendoakan mereka yang terdampak oleh pandemi ini, kiranya Tuhan tetap ditinggikan di dalam hidup mereka. Mari kita meminta kepada Tuhan kesempatan melayani Dia lagi, bahkan lebih dari sebelumnya. *Soli Deo Gloria* | Tota Scriptura: youtube.com/c/TotaScriptura?sub_confirmation=1 | griikarawaci.org
Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita. Jika Tuhan memberkati kita, Dia selalu melihat bahwa kita disiapkan untuk menerima berkat.
Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."- Yakobus 4 : 14b-15 (TB )
Seringkali kita hidup dengan prasangka tertentu terhadap orang. Padahal, Tuhan bisa memakai siapapun menjadi alat-Nya. Jika Tuhan bisa memakai apapun, maka Dia berhak memakai siapapun.
Manusia cenderung yakin dan memastikan bahwa Tuhan pasti menolong. Namun bagaimana jika Tuhan tidak menolong? Tiga sahabat Daniel, yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego memiliki refleksi yang menarik. Pdt. Emanuel Gerrit Singgih menolong kita meninjau kemungkinan manakala Tuhan tidak menolong. Dalam situasi itu, toh kita masih setia beriman pada Allah. Atas seizin beliau, rekaman renungannya saya unggah di podcast ini.
Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" - Yakobus 4:15 (TB)