POPULARITY
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 30 Mei 2025Bacaan: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." (Galatia 3:26) Renungan: Brian seorang anak laki-laki yang baru berumur 3,5 tahun, asyik menonton tv bersama ayahnya sambil menikmati makanan kecil. Brian memperhatikan betapa lahapnya sang ayah makan biskuit coklat. Sambil menggigit biskuit itu, sang ayah berkata, "Ayah sangat suka biskuit coklat ini, apalagi bila diminum dengan segelas susu. Wah sedap sekali!" Di dalam hati Brian berpikir, "Jika aku membuatkan segelas susu untuk ayah, ia pasti akan senang. Brian pun ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari, tapi badannya terlalu pendek untuk bisa mencapai kotak susu yang diletakkan di rak atas. Dengan tenaga anak-anaknya ia menarik kursi mendekati lemari. Lantai pun penuh goresan bekas kaki kursi yang diseret dengan paksa. Dengan sedikit berjinjit, akhirnya tangannya menggapai kotak susu yang ada di rak lemari. Sekarang giliran mengambil gelas. Bunyi gelas-gelas yang beradu keras terdengar ketika ia mengambil sebuah gelas yang cukup besar. Sebuah gelas jatuh dan pecah, tapi Brian tidak peduli. Yang ada dalam pikirannya, "Aku mau membuat segelas susu untuk ayah." Brian merasa mungkin lebih leluasa membuat susu di lantai daripada di meja, maka ia pun meletakkan gelas di lantai, berikut kotak susu dan sedikit air dalam cangkir plastik. Sementara itu, ayahnya secara diam-diam memperhatikan semua yang Brian lakukan. la melihat goresan-goresan di lantai bekas kursi yang ditarik, pintu lemari yang masih terbuka lebar, pеcahan gelas yang berserakan di sana-sini, lantai yang basah dan susu yang tumpah di mana-mana. Akhirnya, Brian mengangkat gelas besar berisi penuh dengan susu sambil berteriak memanggil-manggil ayahnya. "Ayah, aku membawakan segelas susu untuk Ayah!" Lantai serta karpet yang diinjak kakinya meninggalkan bekas susu. Gelas yang diisi susu terlalu penuh itu menetes ke lantai, karpet bahkan sofa. Karena tidak menemukan sang ayah, Brian kembali ke dapur, berdiri di sana sambil memandang sekelilingnya. Matanya melihat dapur yang berantakan. Ia memandang tubuhnya, bajunya dan kakinya, semuanya basah karena tumpahan susu. Dengan mata yang penuh rasa bersalah ia memandang kepada ayahnya yang tiba-tiba berdiri di depannya. "Ayah pasti akan menghukumku," pikirnya. Tetapi ayahnya hanya tersenyum. Ayahnya tidak melihat ia sebagai seorang anak nakal yang telah membuat segalanya kotor dan berantakan, tetapi ia melihat seorang anak yang begitu dikasihinya dan anaknya itu sedang berusaha menyenangkan hati ayahnya. Tak peduli apa yang sudah Brian lakukan, sang ayah memeluknya seraya berkata, "Engkau adalah anakku." Bapa di Sorga mengasihi kita seperti ayah Brian yang mengasihi anaknya sepenuh hati. Meskipun di dalam usaha kita untuk mengasihi dan menyenangkan hati-Nya masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kita, namun Bapa di Sorga tidak langsung memvonis kita. la tetap menyebut kita "anakNya", dan menolong kita untuk menjadi lebih baik lagi. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku sungguh bersyukur karena Engkau mengasihiku sekalipun dalam keterbatasanku aku sering berbuat salah. Ampuni aku Yesus. Amin. (Dod).
Midweek Service || Ketika TanganNya Teracung || Ps. Steven Liem
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 18 Maret 2025Bacaan: "Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:8-9) Renungan: Ada seorang ibu memiliki anak berusia lima tahun yang mengalami luka bakar cukup parah di bagian tungkainya. Dokter-dokter yang menanganinya angkat tangan dan mengatakan bahwa anaknya tidak akan bisa berjalan lagi seumur hidupnya, ia akan cacat selamanya. Anaknya tahu tentang vonis dokter yang dijatuhkan padanya, tetapi ia tidak pernah menyerah pada apa yang mereka katakan. Di dalam hatinya ia bertekad untuk bisa berjalan lagi. Ketika masih terkapar di tempat tidur dengan kaki yang kurus kemerahan karena luka bakar yang dialaminya, ia bahkan bertekad untuk bisa berjalan dalam jangka waktu yang tidak lama lagi.Setiap hari ibunya menyaksikan bagaimana anaknya berusaha sekuat tenaga untuk belajar berjalan. Tangannya berusaha meraih gagang sebuah alat pembajak yang ada di dekat rumah mereka dan sambil berpegangan pada alat tersebut ia melatih kakinya yang cacat. Bagi mereka yang melihatnya, barangkali ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin; bagai usaha menjaring angin. Tetapi bermodalkan sebuah tekad dan harapan di dalam hatinya, ia terus berusaha melatih kaki-kakinya. Usaha itu tidak mudah, ia harus menahan rasa sakit di setiap langkahnya. Apa yang terjadi, tidak lama kemudian ia sudah bisa berlari meski sangat lambat, tetapi makin lama ia bisa berlari cepat. "Sebelumnya aku sudah mengatakan bahwa aku pasti bisa berjalan lagi, bahkan aku akan berlari lebih cepat dari siapa pun," katanya. Pada tahun 1936 ia meraih prestasi lari untuk jarak satu mil dalam waktu 4:06 menit dan untuk saat itu, ini merupakan rekor dunia. Sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat menghambat atau menghalangi kita untuk maju, berubah menjadi lebih baik, dan meraih sukses, kecuali diri kita sendiri. Tekad dan harapan adalah dua "sahabat" yang akan mendampingi kita untuk meraih sesuatu yang kita mimpikan. Jangan abaikan mereka hanya karena apa kata dan pendapat orang. Memang ada hal-hal tertentu yang tidak bisa dirubah hanya oleh tekad dan harapan semata-mata, tetapi jangan pernah lupa bahwa tekad dan harapan berperan penting di dalam meraih apa yang kita impikan. Paulus sempat berputus asa atas hidupnya karena begitu beratnya beban yang ia tanggung. Namun kemudian ia menyadari bahwa hal itu terjadi agar ia tidak menaruh kepercayaan pada diri sendiri, melainkan kepada Allah. Itu yang mendorongnya untuk terus menaruh pengharapan hanya kepada Allah. Bagaimana pun keadaannya, ia percaya bahwa Allah akan menolongnya dan menyelamatkannya lagi. Apakah saat ini kita sedang dalam keputusasaan dan menyerah pada keterbatasan? Jangan berhenti berharap, teruslah berusaha karena tangan Allah yang kuat senantiasa menyertai kita! Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang setia dan senantiasa ada padaku untuk selalu memberiku harapan. Jangan biarkan masalah menggoyahkan pengharapanku pada-Mu, tetapi yakinkan aku bahwa bersama-Mu semua akan baik-baik saja. Amin. (Dod).
Menko Polkam Budi Gunawan: Ada 97 Ribu Personel TNI/Polri Main Judi Online | Menkomdigi Meutya Hafid: Situs Judol itu Tangannya, Rekening Bank itu Nadinya | Bahlil: Golkar Tampil All Out di Pilgub Jawa Tengah
Bismillah, 1593. TIPS MEMBANGUN RASA CINTA Riyaadhush Shaalihiin Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya Hadits ke-383 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, وعنه قال : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا ، ولا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا ، أَوَ لا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوه تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلامَ بينَكم »رواه مسلم "Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu, yang apabila kalian melakukannya, niscaya kalian bisa saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian semua." (HR. Muslim)
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 18 Agustus 2024 Bacaan: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!" (Yeremia 18:6) Renungan: Yeremia diutus oleh Tuhan untuk mewartakan hukuman pembuangan bangsa Israel ke Babel. Berita penghukuman yang keras ini sulit dimengerti oleh bangsa Israel, juga oleh Nabi Yeremia sendiri. Untuk memahami maksud di balik berita penghukuman ini, Tuhan menyuruh Nabi Yeremia untuk pergi ke tempat tukang periuk. Di sana, Nabi Yeremia menjumpai tukang periuk yang sedang membentuk bejana dari tanah liat dengan tangannya. Proses pembentukan bejana ini tidak dicatat secara rinci oleh Alkitab, namun kurang lebih proses pembentukan bejana tanah liat pada zaman itu tidak berbeda jauh dengan zaman sekarang. Kalau kita perhatikan prosesnya, kita akan melihat bahwa tangan tukang periuk hampir tidak pernah lepas dari tanah liat yang dibentuk. Jari-jari dan telapak tangannya senantiasa memberikan tekanan-tekanan untuk membentuk bejana sesuai yang diinginkannya. Sekali-sekali salah satu tangannya dengan cepat akan mengambil sedikit air untuk membasahi tanah liat agar mudah dibentuk. Namun secara keseluruhan, tangan tukang periuk akan terus membentuk tanah liat hingga menjadi bentuk bejana yang diinginkannya. Tukang periuk yang hampir tidak pernah melepaskan tangannya dari tanah liat yang dibentuk, menggambarkan juga tangan Tuhan yang terus-menerus menopang dan menyertai umat-Nya. Walaupun pada saat itu bangsa Israel akan menghadapi pembuangan karena dosa mereka, tetapi Tuhan akan menyertai dan menopang mereka. Dalam keadaan apa pun, bahkan dalam masa pembuangan pun, Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Kata "menopang" bisa dipahami seperti pilar tembok yang menopang sebuah rumah atau gedung agar tetap bisa berdiri dengan kokoh. Dalam kehidupan iman, ketika kita mengalami pergumulan, kesulitan ataupun dukacita, kita merasa Tuhan jauh dan meninggalkan kita. Tentu saja itu hanya perasaan kita yang dapat membohongi kita. Namun faktanya, melalui kisah tukang periuk ini, kita melihat bahwa Tuhan tidak pernah melepaskan atau meninggalkan kita. Tangan-Nya akan selalu menyertai dan menopang kita dalam keadaan apa pun. Oleh karena itu, jangan mudah mempercayai perasaan kita, tetapi percayalah kepada firman-Nya dan kepada Tuhan senantiasa. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu yang selalu Engkau berikan kepadaku, sehingga aku kuat menjalani proses imanku. Amin. (Dod).
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Leoni dan Elen dari Paroki Roh Kudus di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Putra Sirakh 48: 1-14; Mazmur tg 97: 1-2.3-4.5-6.7; Matius 6: 7-15 BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Bapa Kami Yang Ada di Surga. Yang terungkap dari tema ini ialah kalimat pertama doa “Bapa Kami” yang kita kenal sebagai doa-nya Tuhan Yesus Kristus. Doa ini keluar dari hati dan pikiran Yesus yang terdalam, sehingga pantas sebagai doa milik Yesus sendiri. Dari semua doa Yesus di dalam perjanjian baru, doa ini merupakan yang paling kita kenal dan kita ingat. Mengapa? Karena Yesus mengajarkan sendiri kepada murid-murid-Nya dan kita para pengikut-Nya. Satu pertanyaan sederhana muncul dari sini ialah: jika doa ini adalah doa-Nya Yesus Kristus, lalu mengapa bunyinya: Bapa kami... dan bukan sebaiknya “Bapa-Ku yang ada di surga” supaya jelas menegaskan pemilik doa adalah Yesus sendiri. Jika Yesus sendiri yang merumuskan kemudian memakainya untuk menyatakan hubungan pribadi-Nya dengan Bapa, akan menjadi kurang tepat kalau Ia memakai kata ganti “kami”, yang artinya melibatkan orang-orang lain selain diri-Nya. Para bapa dan pemuka Gereja seperti Santo Siprianus dan Paus Leo Agung, di dalam refleksinya mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang terbuka dan universal. Ajaran dan doa-Nya juga terbuka dan universal. Hubungan pribadi-Nya dengan Bapa di surga hendak dibagikan menjadi hubungan yang sama juga di antara para pengikut-Nya. Doa ini adalah doa bersama dengan Yesus untuk menyampaikan pengakuan iman, persembahan syukur-pujian dan penyampaian permohonan dari kita manusia. Kalimat pertama doa itu menggambarkan suatu relasi yang dekat dan melekat. Yesus ingin supaya kita menjadi begitu dekat dengan Bapa surgawi, dan Ia merentangkan tanganNya pada salib untuk mendamaikan kita dengan-Nya. Penggilan Allah sebagai ”Bapa” merupakan inovasi atau ciptaan Yesus. Sebelum Yesus tak pernah seorang pun menjalin hubungan dengan Allah sebagai Bapa-Anak. Kalau hubungan Bapa-Anak menyatu, maka tidak ada lagi hubungan atau kelekatan lain yang dapat mengubahnya, seperti penegasan kitab Putra Sirakh mengenai hubungan yang sangat melekat antara nabi Elia dengan Tuhan Allah yang diwartakan bacaan pertama pada hari ini. Hubungan ini pada akhirnya menghasilkan berkat-berkat dari Bapa untuk memenuhi semua kebutuhan jasmani dan rohani kita. Berdoa “Bapa Kami” baik pribadi maupun bersama seperti membuka kran untuk mengalirnya rezeki dan semua rahmat yang kita perlukan. Permintaan kita kepada Bapa untuk terjadi mujizat dalam diri kita dapat kita lakukan di mana dan kapan saja. Yang perlu kita lakukan ialah berdoa “Bapa kami” dengan benar, yaitu pertama memuliakan dan mengucap syukur, baru kemudian memohonkan rahmat kepada Bapa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang baik, ketika setiap kali kami mendoakan doa “Bapa Kami”, buatlah kami selalu rendah hati dan tulus. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Petrus murid yang paling dikasihi Yesus bertanya kepada Petrus untuk ke 3 x nya. Lalu jawab Petrus : Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. Jawab Yesus : Gembalakanlah domba2ku. Lalu Yesus mengangkat tanganNya dan memberkati mereka para murid dengan tanda bahwa mereka sudah menerima Roh Kudus dan kuasaNya Dan mereka menjadi saksi sampai ke ujung bumi. Setelah Yesus mengatakan demikian ,Ia berpisah dengan muridnya.dan terangkatlah ke Sorga. Didampingi 2 orang berpakaian putih. Lalu sujud dan menyembahlah mereka.
Sabda Tuhan memberi makna mendalam tentang tinggal di dalamNya, bahwa berpangku tangan tanpa berbuat, tidak berbuah apa-apa, tapi dipegang tanganNya sambil rutin lipat tangan melekat padaNya, akan melipatgandakan buah.
Sabda Tuhan ingatkan bahwa tak satu hal pun yang tidak diperlukan dan dipakai Tuhan, karena olehNya dan di tanganNya, kuat-lemah kita, pandai-pandir kita, tangguh-rapuh kita, sukses-gagal kita bisa jadi alat kemuliaanNya.
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Brigita dari Gereja Santo Barnabas Paroki Pamulang dan Suster Felisitas dari Komunitas SJMJ Bintang Kejora Ciputat, Gereja Santo Nikodemus Ciputat Paroki, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Yeremia 23: 5-8; Mazmur tg 72: 2.12-13.18-19; Matius 1: 18-24 TUHAN KEADILAN KITA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tuhan Keadilan Kita. Jika raja Daud mendapat tempat begitu istimewa di dalam renungan kita dalam masa Adven, hal itu karena sejak ia terpilih menjadi raja Israel yang besar, ia sudah berurusan dengan keadilan baik di mata manusia maupun di hadapan Tuhan. Selain dirinya memang sangat istimewa sebagai teladan iman, ia juga punya sisi gelap sebagai manusia, khususnya karena telah bersikap tidak adil. Mungkin ada di antara kita akan segera protes, alasan Daud dijadikan tokoh persiapan penyambutan Mesias, juru selamat kita. Ia orang berdosa sehingga tidak diizinkan Allah untuk membangun bait suci di Yerusalem. Tangannya berlumuran darah karena berperang dan dosa susilanya, tidak bisa disamakan dengan Yohanes Pembaptis dan nabi Elia. Namun Daud tetap sebagai raja besar Israel dan ia pantas menjadi pelajaran berharga, terkait dengan kedatangan Tuhan sebagai juru selamat dan kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Figur Daud mempunyai makna utama ialah Tuhan sebagai keadilan kita. Untuk Tuhan, keadilan itu dibuat pertama-tama berangkat dari diri-Nya, yaitu dengan merendahkan diri-Nya untuk menjadi manusia. Maka Ia memiliki keturunan pilihan, yaitu Daud yang ditetapkan sebagai raja yang menjadi simbol keadilan. Daud memang pendosa, tetapi ia setia dan taat kepada Tuhan. Ini adalah satu sisi keadilan. Dosa mengharuskan Daud untuk menerima konsekuensi hukuman atas dirinya, tetapi karena kesetiaannya kepada Tuhan, keturunannya dirahmati secara luar biasa. Padanya tak berlaku peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dosa biarlah Daud sendiri yang tanggung, rahmat dan berkat Tuhan tak berpindah dari keturunan itu. Dari keturunan itu datang Yosef dari Nazaret yang memperisteri Maria, meski melalu misteri intervensi Roh Kudus, demi kelahiran Mesias, juru selamat itu. Keadilan Tuhan tidak berisi tinggi hati, egois dan mencari menang sendiri. Keadilan itu harus berwujud pengosongan diri dan kerendahan hati, supaya tindakan-tindakan kita tanpa terikat kepentingan-kepentingan lain, selain taat dan setia kepada Tuhan. Itulah yang diperbuat Maria dan Yosef yang mempertegas pilihan Allah kepada Daud. Jika kita ingin menjadikan Daud sebagai teladan bagi hidup kita, itu adalah ketaatan dan kesetiaan yang dapat menjadi instrumen penyeimbang dan penangkal dosa-dosa yang telah kita perbuat. Orang yang taat dan setia tentu memilih untuk menjalankan penitensi sebagai silih atas dosa-dosa yang diperbuat, kemudian menjalankan nasihat atau petunjuk supaya besok atau lusa bakal menjadi orang yang beda, pribadi yang baru. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha rahim, perkuatkanlah ketaatan dan kesetiaan iman kami, sehingga tidak goyah oleh aneka ancaman-ancaman di sekeliling kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message
Sabda Tuhan menguatkan kita, karena hidup dan mati ada di tangan Tuhan, hiduplah selalu di tanganNya, mau dibentuk oleh tanganNya dan tangani segala tantangan bersamaNya sambil melipat tangan berdoa padaNya.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 19 Desember 2022 Bacaan: Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Matius 11:25) Renungan: Mahmoud Abdul Rauf adalah seorang pemain basket NBA penyandang 'tics', yaitu kehilangan kontrol atas organ tubuh seperti tangan, bahu dan mata. Tangannya sering bergerak sendiri tanpa mampu ia kendalikan, bahunya suka naik sendiri berkali-kali, sedangkan matanya terus berkedip tanpa henti. Tidak jarang ia melakukan sebuah aktivitas yang sama sampai berulang-ulang tanpa bisa ia hentikan. Dalam sehari Rauf bisa mengulangi melempar bola ke dalam keranjang sampai 10.000 kali. Sebenarnya Rauf sangat tersiksa dengan kondisinya itu. Ia kadang ingin berhenti, tetapi sangat susah. Namun tanpa disadarinya, dengan kelakuan ganjilnya itu Rauf sebenarnya sedang berlatih dan tengah memersiapkan diri menjadi salah seorang penembak bola terbaik dalam sejarah NBA. Statistik mencatat dalam seluruh lemparan bola yang ia lakukan, 93% diantaranya masuk dan menghasilkan poin. Alkitab menuliskan, Tuhan sering memakai orang-orang kecil yang memiliki banyak kekurangan untuk menjadi tokoh-tokoh terkemuka pada zamannya. Debora, seorang wanita, dipakai Tuhan menjadi hakim atas orang Israel untuk memimpin bangsa itu mengalahkan Sisera, Panglima tentara Kanaan yang menindas Israel. Tuhan juga bisa memakai Ehud, seorang yang kidal untuk menjadi penyelamat Israel guna menundukkan bangsa Moab dan membuat negeri itu aman hingga 80 tahun lamanya. Daud, seorang muda yang kemerah-merahan Tuhan pakai untuk mengalahkan Goliat seorang raksasa. Daud yang masih remaja itu membunuh Goliat hanya dengan memakai pengumban dan batu kecil dari sungai. Menjadi pelayan Tuhan adalah sebuah keputusan. Mungkin saat ini talenta yang kita miliki sebagai modal untuk melayani hanya sedikit, namun ketika kita membuat komitmen mau melayani Tuhan, percayalah dengan seiring waktu Dia akan terus menambahkan talenta yang kita miliki. Matius 25:29 berkata, "Karena setiap orang yang memunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak memunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Mulai hari ini, mari buat keputusan untuk melayani Tuhan. Apapun keadaan kita, bagaimanapun terbatasnya talenta yang kita miliki, Tuhan berkuasa untuk memunculkan kita menjadi pahlawan-pahlawan di kerajaan-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, hari ini aku mau membaharui komitmen untuk melayani-Mu. Aku mau menggunakan segala talenta yang ada untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).
Sabda Tuhan mengajarkan bahwa kepingan hati hancur penuh tobat bila diserahkan pada Sang Maestro Hidup akan jadi karya mozaik kedewasaan yang indah oleh pendamaian tanganNya.
Setiap MASALAH yang anda dan saya hadapi sekarang memiliki TUJUAN Di baliknya. Setiap PENYAKIT yang mengganggu anda dan saya akan menjadi CERITA.
Bismillah, 804. PERJUANGKAN RIDHA SUAMI SECEPAT MUNGKIN | Riyaadush Shaalihiin Bab 35 | Hak Suami Atas Istri Hadits ke-287 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِذَا دعَا الرَّجُلُ امْرأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فلَمْ تَأْتِهِ فَبَات غَضْبانَ عَلَيْهَا لَعَنتهَا الملائكَةُ حَتَّى تُصْبحَ» متفقٌ عليه “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian istrinya menolaknya sehingga pada malam itu suami marah terhadapnya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Muttafaq ‘alaih Dalam satu riwayat milik mereka berdua, وفي رواية لهما : « إِذَا بَاتَتْ المَرْأَةُ هَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجهَا لَعنتْهَا المَلائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ ». "Apabila seorang istri meninggalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Dalam satu riwayat Rasulullah ﷺ bersabda, وفي روايةٍ قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِن رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذي في السَّماءِ سَاخِطاً عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْها » "Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, tidak ada seorang suami pun yang mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian sang istri menolaknya, melainkan Dzat yang ada di langit murka terhadapnya sampai suaminya ridha kepadanya." === Ikuti Kajian Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
Bismillah, 805. MENGHIDUPI RUMAH TANGGA DENGAN TAQWA Bab 35 | Hak Suami Atas Istri Hadits ke-287 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِذَا دعَا الرَّجُلُ امْرأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فلَمْ تَأْتِهِ فَبَات غَضْبانَ عَلَيْهَا لَعَنتهَا الملائكَةُ حَتَّى تُصْبحَ» متفقٌ عليه “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian istrinya menolaknya sehingga pada malam itu suami marah terhadapnya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Muttafaq ‘alaih Dalam satu riwayat milik mereka berdua, وفي رواية لهما : « إِذَا بَاتَتْ المَرْأَةُ هَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجهَا لَعنتْهَا المَلائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ ». "Apabila seorang istri meninggalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Dalam satu riwayat Rasulullah ﷺ bersabda, وفي روايةٍ قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِن رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذي في السَّماءِ سَاخِطاً عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْها » "Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, tidak ada seorang suami pun yang mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian sang istri menolaknya, melainkan Dzat yang ada di langit murka terhadapnya sampai suaminya ridha kepadanya." === Ikuti Kajian Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
Bismillah, 803. BESARNYA GANJARAN MENAATI SUAMI Riyaadush Shaalihiin Bab 35 | Hak Suami Atas Istri Hadits ke-287 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِذَا دعَا الرَّجُلُ امْرأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فلَمْ تَأْتِهِ فَبَات غَضْبانَ عَلَيْهَا لَعَنتهَا الملائكَةُ حَتَّى تُصْبحَ» متفقٌ عليه “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian istrinya menolaknya sehingga pada malam itu suami marah terhadapnya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Muttafaq ‘alaih Dalam satu riwayat milik mereka berdua, وفي رواية لهما : « إِذَا بَاتَتْ المَرْأَةُ هَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجهَا لَعنتْهَا المَلائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ ». "Apabila seorang istri meninggalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Dalam satu riwayat Rasulullah ﷺ bersabda, وفي روايةٍ قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِن رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذي في السَّماءِ سَاخِطاً عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْها » "Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, tidak ada seorang suami pun yang mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian sang istri menolaknya, melainkan Dzat yang ada di langit murka terhadapnya sampai suaminya ridha kepadanya." === Ikuti Kajian Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
Bismillah, 802. ISTRI YANG "MENOLAK" SUAMI Riyaadush Shaalihiin Bab 35 | Hak Suami Atas Istri Hadits ke-287 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِذَا دعَا الرَّجُلُ امْرأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فلَمْ تَأْتِهِ فَبَات غَضْبانَ عَلَيْهَا لَعَنتهَا الملائكَةُ حَتَّى تُصْبحَ» متفقٌ عليه “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian istrinya menolaknya sehingga pada malam itu suami marah terhadapnya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Muttafaq ‘alaih Dalam satu riwayat milik mereka berdua, وفي رواية لهما : « إِذَا بَاتَتْ المَرْأَةُ هَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجهَا لَعنتْهَا المَلائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ ». "Apabila seorang istri meninggalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Dalam satu riwayat Rasulullah ﷺ bersabda, وفي روايةٍ قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِن رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذي في السَّماءِ سَاخِطاً عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْها » "Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, tidak ada seorang suami pun yang mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian sang istri menolaknya, melainkan Dzat yang ada di langit murka terhadapnya sampai suaminya ridha kepadanya." === Ikuti Kajian Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
Bismillah, 801. TINGGINYA BAHASA RASULULLAH ﷺ Riyaadush Shaalihiin Bab 35 | Hak Suami Atas Istri Hadits ke-287 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِذَا دعَا الرَّجُلُ امْرأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فلَمْ تَأْتِهِ فَبَات غَضْبانَ عَلَيْهَا لَعَنتهَا الملائكَةُ حَتَّى تُصْبحَ» متفقٌ عليه “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian istrinya menolaknya sehingga pada malam itu suami marah terhadapnya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." (Muttafaq ‘alaih) Dalam satu riwayat milik mereka berdua, وفي رواية لهما : « إِذَا بَاتَتْ المَرْأَةُ هَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجهَا لَعنتْهَا المَلائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ ». "Apabila seorang istri meninggalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari." Dalam satu riwayat Rasulullah ﷺ bersabda, وفي روايةٍ قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِن رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذي في السَّماءِ سَاخِطاً عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْها » "Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, tidak ada seorang suami pun yang mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian sang istri menolaknya, melainkan Dzat yang ada di langit murka terhadapnya sampai suaminya ridha kepadanya." === Ikuti Kajian Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
Gejolak Oleh. Afiyah Rasyad (Tim Kontributor Tetap NarasiPost.Com) Voice over talent: Anita Yulianti NarasiPost.Com-Gulungan ceklis keinginan gadis bermata sipit itu mengular. Nanar netranya memandang barisan huruf yang membisu. Tak sedikit pun tebersit dalam dirinya akan mengharapkan nasib sesial itu. Tangannya kembali cekatan menghapus sembab di mata dan kembali merias wajahnya yang mulai polos. Secepat kilat senyumnya terukir menyambut pelanggan yang hadir dengan memilih bunga. Azza, si gadis bermata sipit penjaga bunga kembali menampakkan wajah super ceria. Anyelir menjadi pilihan si calon pembeli. Lima tangkai bunga terletak di keranjang. Netra Azza mengekor pelangganya yang dianggap agak aneh. Di zaman seperti sekarang, perempuan yang sedang memilih bunga itu berpenampilan seperti Tante Maria. Bergamis kedodoran dan menyapu lantai. Kerudungnya pun besar dan super lebar. Rasa heran mendorong Azza mengaitkan pandangannya pada gerak-gerik perempuan berhijab itu. “Berapa semua, Mbak? Apakah bisa ini dirangkaikan di sini?” Pertanyaan pelanggan berhijab lebar itu mengembalikan Azza pada alam nyata. Pikirannya sempat mengembara pada nasib sialnya tadi. Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2022/07/08/gejolak/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost
Semuanya ada di tanganNya. Dia mengatur alam semesta denfan kuasaNya.
Bait-Bait Zikir dan Ayat Suci Oleh. Afiyah Rasyad (Kontributor Tetap NarasiPost.com) Voice over talent: Anita Yulianti NarasiPost.Com-“Abi, pergi dari sini!” Teriakan dan jerit tangis wanita berjilbab maroon itu menggema di kamarnya yang berukuran 4×3 meter persegi. Sang suami hanya bisa menatap istrinya dengan pilu. Tangisan menyayat hati terus membahana memenuhi ruangan itu. Lantunan zikir dan ayat suci Al-Qur'an terus dilakukan sang suami meski istrinya melolong kepanasan. Pojok ruangan menjadi tempat nyaman bagi Cahaya. Namun, kali ini rasa panas tak karuan menjalar ke setiap aliran darahnya. Rasa terbakar begitu kuat melahap seluruh tubuhnya. Tangannya hendak menanggalkan jilbab dan kerudung, namun hati dan akalnya masih mampu bertahan untuk menutup aurat dengan sempurna. Apalagi dia sadar, kini di kamar itu tak hanya suaminya, ada roqi' (perukiah) laki-laki yang siap membantunya sembuh. Rasa benci pada suami mencengkeram hatinya. Meski tak sampai kesurupan, namun Cahaya merasa tersiksa dengan hadirnya makhluk ciptaan Allah yang tak kasatmata. Badannya sering merasakan panas dan sakit tanpa sebab. Hal itu begitu menyiksa, apalagi saat ia merasakan badannya tak mampu dikendalikan. Semua itu bermula saat di tempat praktik yang lama. Mereka mendengar semacam suara ledakan kecil. Ternyata itu teluh yang dikirimkan. Jarum, paku, benang, dan telur busuk tercecer tak karuan di depan teras tempat praktiknya. Sejak itu, gangguan-gangguan aneh nonmedis sering menghampirinya. Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2022/05/21/bait-bait-zikir-dan-ayat-suci/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost
"Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:8-9) Renungan: Ada seorang ibu yang memunyai seorang anak berusia 5 tahun. Suatu hari anaknya mengalami luka bakar yang cukup parah di bagian tungkainya. Dokter yang menanganinya tidak bisa lagi melakukan usaha apa-apa, mereka angkat tangan dan mengatakan bahwa anaknya tidak akan bisa berjalan lagi seumur hidupnya. Dia akan cacat selamanya. Anaknya tahu tentang vonis dokter yang dijatuhkan padanya, tetapi ia tidak pernah menyerah pada apa yang dokter katakan. Di dalam hatinya ia bertekad untuk bisa berjalan lagi. Ketika masih terkapar di tempat tidur dengan kaki yang kurus kemerahan karena luka bakar yang dialaminya, ia bahkan bertekad untuk bisa berjalan dalam jangka waktu yang tidak lama lagi. Setiap hari ibunya menyaksikan anaknya berusaha sekuat tenaga untuk belajar berjalan. Tangannya berusaha meraih gagang sebuah alat pembajak yang ada di dekat rumahnya dan sambil berpegangan pada alat tersebut ia melatih kakinya yang cacat. Bagi mereka yang melihatnya, barangkali ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi bermodalkan sebuah tekad dan harapan di dalam hatinya, anak tersebut berusaha melatih kaki-kakinya. Usaha itu tidak mudah, ia harus menahan rasa sakit di setiap langkahnya. Namun apa yang terjadi? Tidak lama kemudian ia sudah bisa berlari meski sangat lambat, tetapi makin lama ia bisa berlari cepat. "Sebelumnya aku sudah mengatakan bahwa aku pasti bisa berjalan lagi, bahkan aku akan berlari lebih cepat dari siapapun," katanya. Pada tahun 1936 ia meraih prestasi lari untuk jarak 1 mil dalam waktu 4,06 menit. Untuk saat itu, ini merupakan rekor dunia. Sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat menghambat atau menghalangi kita untuk maju, berubah menjadi lebih baik dan meraih sukses, kecuali diri kita sendiri. Tekad dan harapan adalah dua sahabat yang akan mendampingi kita untuk meraih sesuatu yang kita mimpikan. Memang ada hal-hal tertentu yang tidak bisa diubah hanya oleh tekad dan harapan saja. Tetapi jangan pernah lupa bahwa tekad dan harapan berperan penting di dalam meraih apa yang kita mimpikan. Tekad dan harapan kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus, bukan tidak memiliki dasar apapun. Paulus sempat berputus asa atas hidupnya karena begitu beratnya beban yang ia tanggung. Namun kemudian, ia menyadari bahwa hal itu terjadi agar ia tidak menaruh kepercayaan pada diri sendiri, melainkan kepada Allah. Itulah yang mendorongnya untuk terus menaruh pengharapan hanya kepada Allah saja. Bagaimanapun keadaannya, ia percaya bahwa Allah akan menolongnya dan menyelamatkannya. Apakah kita sedang dalam keputusasaan dan menyerah pada keterbatasan kita saat ini? Jangan berhenti berharap, teruslah berusaha karena tangan Allah yang kuat senantiasa menyertai kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu ada untukku. Aku percaya tidak ada yang mustahil bila aku mengandalkan Engkau. Amin. (Dod).
Yang mendayung perahu kita berjalan Di atas air. Badai tenang dan diam dengan SabdaNya . Semua yang kita lihat diciptakan dengan firmanNya.
Bismillah 552. HIKMAH MELINTASI SHIRATH Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan Ruh Dari-Nya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Rabbku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) === Ikuti Kajian Serial Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
Bismillah 551. ASH-SHIRATH & BAGAIMANA MELEWATINYA Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan Ruh Dari-Nya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Rabbku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah 547. MENGAPA NABI ISA 'ALAIHISSALAM MENOLAK? Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan Ruh Dari-Nya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Rabbku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah 550. AMANAT AKAN MENUNTUTMU Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan Ruh Dari-Nya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Rabbku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah 549. KEDUDUKAN AMANAT & SILATURAHIM DI HARI KIAMAT Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan Ruh Dari-Nya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Rabbku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah 548. KEDUDUKAN RASULULLAH ﷺ PADA HARI KIAMAT Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan Ruh Dari-Nya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Rabbku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah, 546. MENYAKITI ORANG = PENYESALAN Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) === Ikuti Kajian Serial Riyaadhush Shaalihiin via LIVE STREAMING Insyaa Allah:
Bismillah, 545. "PERGILAH KALIAN KE NABI MUSA 'ALAIHISSALAM" Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah, 544. TIGA 'KEBOHONGAN'? Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah, 543. NABI NUH 'ALAIHISSALAM PUN MENOLAKNYA Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah, 542. SAAT NABI ADAM 'ALAIHISSALAM MENOLAK PERMINTAAN KITA Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Riak Asa (part 1) Oleh: Afiyah Rasyad (Kontributor Tetap NarasiPost.com) Voice Over Talent: Fani R NarasiPost.Com-“Cepetan, Ci. Bawa sini tangnya! Aku aja yang motong.” Suara Sam pelan, namun penuh tekanan. Dengan segenap kepatuhan, Cici menyerahkan tang dan gunting. Dalam hitungan detik, pagar kawat berduri itu telah memiliki lubang besar di bagian bawahnya. Layaknya komandan, Sam cekatan tiarap melewati lubang pagar. Gerilyanya begitu apik, tak ada suara grusak-grusuk. “Ayo, segera keluar! Ade, Zahro belakangan. Perhatikan keadaan, khawatir Pak Wafa datang.” Sam mengomando dengan begitu fasih. Tinggal tiga orang lagi temannya yang masih di dalam pagar berkawat itu. Sam selalu awas, tetapi tetap tenang. Dia membantu teman-temannya yang kesulitan tiarap melewati pagar. Tangannya lincah mengangkat pagar tatkala body tak cukup untuk melewatinya. “Sial, siswa putra lihat kita. Ayo Lif, segera!” Ade mulai panik. “Aku takut,” jawab Kholif dan Muhai serentak. “Ayo, De! Kau segera keluar, teman-teman lain segera ke arah pasar langsung ke masjid Baitussalam. Kita cegat Colt di sana. Sebentar lagi aku dan Ade nyusul.” Sam mulai memberi aba-aba. Cici memimpin pasukan menuju masjid. Rute pasar Tanjung jadi pilihan untuk menghindari pengawasan dewan guru. Langkah mereka tenang, tak menimbulkan rasa curiga dalam benak masyarakat yang berpapasan dengan mereka. Sam dan Cici telah merancang perjalanan seolah mereka sedang penjelajahan ala anak Pramuka. Mereka berjalan berbaris. Naskah Selengkapnya: https://narasipost.com/2021/09/26/riak-asa-part-1/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost
Bismillah 541. KONDISI MANUSIA SAAT DIKUMPULKAN Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah 540. MENGAPA KITA DIBANGKITKAN? Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Bismillah 539. MANUSIA PASTI AKAN DIKUMPULKAN Riyaadhush Shaalihiin Bab 25 | Perintah menunaikan amanat Hadits ke-206 | Hadits Hudzaifah & Abu Hurairah Radhiallahu 'anhuma Dari Hudzaifah dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, keduanya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihii wa Sallam, bersabda "Allah Tabaraka wa Ta' ala akan mengumpulkan semua manusia. Maka orang-orang Mukmin berdiri hingga surga didekatkan kepada mereka. Mereka mendatangi Nabi Adam lalu berkata, 'Wahai bapak kami, mohonlah agar surga dibukakan untuk kami.' Beliau menjawab, 'Bukankah kalian dikeluarkan dari surga karena kesalahan bapak kalian ini? Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah kepada putra-ku, Ibrahim, kekasih Allah.' Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim, tapi Nabi Ibrahim berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Aku hanya kekasih Allah dari belakang, belakang sekali. Pergilah menuju Musa, orang yang diajak bicara langsung oleh Allah.' Mereka pun mendatangi Nabi Musa, tapi Nabi Musa menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu. Pergilah menuju Isa, kalimat Allah dan RuhNya. Nabi Isa juga menjawab, 'Aku bukanlah orang yang berhak untuk itu.' Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad beliau pun berdiri lalu diperkenankan. Kemudian dilepaslah amanat dan rahim, keduanya berdiri pada dua sisi ash-Shirath, di sebelah kanan dan sebelah kiri. Maka kelompok pertama dari kalian melewati jembatan secepat kilat." Saya (Hudzaifah) bertanya, "(Aku rela menebus Anda) dengan ayah dan ibuku, seperti apakah secepat kilat itu?" Beliau menjawab, "Bukankah kamu sudah melihat bagaimana kilat itu datang dan pergi hanya dalam sekejap mata?" Kemudian kelompok berikutnya seperti angin yang bertiup, kemudian seperti burung terbang, kemudian seperti pelari yang cepat, amal-amal mereka yang membawa mereka seperti itu. Sementara Nabi kalian berdiri di atas jembatan sambil berdoa, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah.' Hingga amal manusia tidak mampu membawa mereka, sampai ada orang yang tidak mampu berjalan kecuali dengan merangkak, sementara di tepi kanan dan kiri jembatan ada kait-kait besi yang bergelantungan, yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya. Maka ada orang yang terluka tetapi selamat, dan ada juga yang tersungkur di neraka." (Abu Hurairah berkata), "Demi Allah, yang jiwa Abu Hurairah ada di TanganNya, sesungguhnya dasar Neraka Jahanam (dalamnya) sejauh perjalanan tujuh puluh kali musim gugur." (HR. Muslim) ===
Dia membuka danDia menutup. Dia meme gang Kunci di tanganNya
gue ngebahas singkat tentang hal-hal yang ada campur tangan tuhan. agak dalem sih, dasar nadhir sotoy. hahaha
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Bruder Berto, SDB dari Komunitas Skolastikat SDB di Jakarta dan renungan dibawakan oleh Pastor Paskalis, SDB dari Komunitas SDB di Sumba Barat Daya, NTT. 2 Korintus 11: 1-11; Mazmur tg 111: 1-2.3-4.7-8; Matius 6: 7-15. BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Bapa Kami Yang Ada Di Surga. Yang terungkap dari tema ini ialah kalimat pertama doa “Bapa Kami” yang kita kenal sebagai doa-nya Tuhan Yesus Kristus. Doa ini keluar dari hati dan pikiran Yesus yang terdalam, sehingga pantas sebagai doa milik Yesus sendiri. Dari semua doa Yesus di dalam perjanjian baru, doa ini merupakan yang paling kita kenal dan kita ingat. Mengapa? Karena Yesus mengajarkan sendiri kepada murid-murid-Nya dan kita para pengikut-Nya. Satu pertanyaan sederhana muncul dari sini ialah: jika doa ini adalah doa-Nya Yesus Kristus, lalu mengapa bunyinya: Bapa kami... dan bukan sebaiknya “Bapa-Ku yang ada di surga” supaya jelas menegaskan kepunyaan doa adalah Yesus. Jika Yesus sendiri yang merumuskan kemudian memakainya untuk menyatakan hubungan pribadi-Nya dengan Bapa, akan menjadi kurang tepat kalau Ia memakai kata ganti “kami”, yang artinya melibatkan orang-orang lain selain diri-Nya. Para bapa dan pemuka Gereja seperti Santo Siprianus dan Paus Leo Agung, di dalam refleksinya mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang terbuka dan universal. Ajaran dan doa-Nya juga terbuka dan universal. Hubungan pribadi-Nya dengan Bapa di surga hendak dibagikan menjadi hubungan yang sama juga di antara para pengikut-Nya. Doa ini adalah doa bersama dengan Yesus untuk menyampaikan pengakuan iman, persembahan syukur-pujian dan penyampaian permohonan dari kita manusia. Kalimat pertama doa itu menggambarkan suatu relasi yang dekat dan melekat. Yesus ingin supaya kita menjadi begitu dekat dengan Bapa surgawi, dan Ia merentangkan tanganNya pada salib untuk mendamaikan kita denganNya. Penggilan Allah sebagai ”Bapa” merupakan inovasi atau ciptaan Yesus. Sebelum Yesus tak pernah seorang pun menjalin hubungan dengan Allah sebagai Bapa-Anak. Kalau hubungan Bapa-Anak menyatu, maka tidak ada lagi hubungan atau kelekatan lain yang dapat mengubahnya, seperti penegasan Santo Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus dalam bacaan pertama liturgi hari ini. Hubungan ini pada akhirnya menghasilkan berkat-berkat dari Bapa untuk memenuhi semua kebutuhan jasmani dan rohani kita. Berdoa “Bapa Kami” baik pribadi maupun bersama seperti membuka kran untuk mengalirnya rezeki dan semua rahmat yang kita perlukan. Permintaan kita kepada Bapa untuk terjadi mujizat dalam diri kita dapat kita lakukan di mana dan kapan saja. Yang perlu kita lakukan ialah berdoa “Bapa kami” dengan benar, yaitu pertama memuliakan dan mengucap syukur, baru kemudian memohonkan rahmat kepada Bapa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang baik, semoga setiap kali mendoakan doa “Bapa Kami”, buatlah kami selalu rendah hati dan tulus. Kemuliaan... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Tak ada yang sukar bagi Tuhan untuk menolong. TanganNya cukup kuat untuk mengalahkan musuh. Dia telah mengatasinya!
Bismillah, 372. JANGAN-JANGAN AKU MUNAFIQ Riyaadhush Shaalihiin Bab 14 | Seimbang dalam ketaatan Hadits ke 155 | Hadits Abu Rib'i Hanzhalah Radhiallahu ‘anhu Dari Abu Rib'i Hanzhalah bin ar-Rabi' al-Usayyidi al-Katib, salah seorang juru tulis Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam beliau berkata, "Abu Bakar Radhiallahu 'anhu menemuiku dan bertanya, 'Bagaimana (keadaan)mu wahai Hanzhalah?' Saya jawab, 'Hanzhalah telah jatuh dalam kemunafikan. Dia berkata, 'Subhanallah, apa yang kamu katakan?' Saya menjawab, Kami di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. diingatkan dengan surga dan neraka, seakan-akan kita melihatnya dengan mata kepala. Namun, setelah kami keluar dari sisi Rasulullah, kami bergaul dengan istri dan anak-anak serta segala urusan penghidupan, maka kami banyak lupa.' Abu Bakar berkata, 'Demi Allah, kami juga mengalami hal yang serupa.' Maka saya dan Abu Bakar berangkat hingga kami tiba di hadapan Rasulullah Maka saya berkata, 'Hanzhalah munafik, wahai Rasulullah.' Maka beliau bertanya, 'Apa itu?' Saya menjawab, 'Wahai Rasulullah, kami di sisi Anda, Anda memperingatkan kami dengan neraka dan surga seolah-olah hal itu terlihat di hadapan mata, akan tetapi apabila kami keluar dari hadapan Anda, kami bergaul dengan istri, anak-anak, dan segala urusan penghidupan, maka kami banyak lupa.' Maka Rasulullah bersabda, 'Demi Allah yang jiwaku berada di TanganNya, seandainya kalian dapat menjaga kondisi keimanan yang kalian rasakan ketika kalian ada di sisiku dan di dalam dzikir, tentu malaikat akan menjabat tangan kalian di atas tempat tidur kalian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi, wahai Hanzhalah, sesaat dan sesaat.' Beliau mengulang tiga kali." (HR. Muslim) ==== Ikuti Kajian Serial Riyaadhush Shaalihiin via LIVESTREAMING Insya Allah:
(Wahyu 1:9-18) Pernahkah kita membayangkan berjumpa dan melihat Allah? Bagaimana gambaran Allah dalam imajinasi kita? seperti yg ada di lukisan atau filmkah dengan rambut gondrong dan agak brewokan? Penulis kitab Wahyu mendapat gambaran yang cukup abstrak dlm penglihatannya berjumpa dengan Anak Manusia: jubah panjang, berikat pinggang emas, kepala dan rambutNya putih spt bulu, mataNya bagaikan nyala api, kakiNya mengkilap, suaraNya spt desau air bah, dari mulutNya keluar pedang bermata dua, dan wajahNya bersinar bagai matahari terik. Penglihatan ini cukup membuat Rasul Yohanes tersungkur ketakutan bahkan bisa dikatakan shock smp mau mati. Gambaran abstrak ini menurut sebagian tafsiran ingin menunjukkan Kristus sbg Raja, Imam, Hakim. Apakah spt ini imajinasi kita tentang gambaran Tuhan ketika kelak kita akan berjumpa? bukankah ini jauh dari yg selama ini kita "bayangkan", Tuhan yg lembut, penyabar, meneduhkan? Namun, begitulah kadang sosok Tuhan dlm kehidupan kita. Kadang membuat kita "tidak nyaman", menggelisahkan, menggetarkan. Apalagi ketika kita berhadapan dgn peristiwa penderitaan, kematian, bencana. Gambaran Tuhan yg "Maha" menjadi begitu menggelisahkan. Pertanyaan 'mengapa begini' dan 'mengapa begitu' muncul bersama dengan kemarahan, keraguan, ketakutan. Namun, bagian selanjutnya dalam ayat 17 adalah hal yg utama, "tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku...". Semua ketidaknyamanan, ketakutan, keraguan, kemarahan, yg seringkali muncul lwt pertanyaan2 teodise "di mana Allah" dijawab dengan "sentuhan tanganNya" yg menenangkan sembari berucap "jangan takut". Lalu dilanjutkan dengan menyebutkan siapa Dia. IdentitasNya sbg yg Awal dan Yg Akhir, dan Yg Hidup, membawa Yohanes, dan semoga juga kita, memiliki kekuatan utk menghadapi ketidaknyamanan, kegelisahan, keadaan yg penuh dengan tanda tanya. Bukan krn kita menemukan jawaban, atau nyaman, atau bebas dari rasa takut, tetapi karena tahu bahwa Ia yg mengontrol segala sesuatunya adalah Ia yg Maha hadir, Ia hidup, Ia Ada sejak dulu, skrg, sampai selamanya. Ia bukan Allah yg melihat dari jauh. Ia bukan Tuhan yg naik ke surga dan meninggalkan kita, tetapi Ia adalah Allah yg hadir dan menyentuh dengan tanganNya, penuh pengertian atas apapun yg sdg kita gumuli dlm batin. Dan kalimat "jangan takut" bukan menyuruh kita utk tdk boleh bersedih, bertanya2, gelisah, marah, kuatir, tetapi utk menegaskan "Ada Aku yg akan menemanimu, dari skrg sampai selama-lamanya, apapun yg sedang engkau rasakan, krn Akulah yg Awal, yg Akhir, dan Yg Hidup!" Doa: Dalam seluruh keberadaan kami yg mgkn penuh dengan pertanyaan2 iman atas apa yg terjadi dlm hdp kami, biarkanlah merasakan sentuhan tanganMu atas kami. Biarlah kami mendengar suaraMu yg berkata "jangan takut" utk meneguhkan kami bhw Engkau selalu bersama kami dalam keadaan sekacau apapun kami. Amin. Irmanda Y.S.
ULANGAN 11:1-17 Pernahkah kita menghitung dalam sehari berapa keputusan yang kita buat? Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa ada begitu banyak keputusan yang telah kita ambil dalam sehari. Karena hidup kita diperhadapkan dengan pilihan,maka kita harus memilih. Bahkan ketika kita tidak memilih,itu juga adalah sebuah pilihan,sebuah keputusan untuk tidak memilih. Setiap pilihan yang kita ambil,pastilah mengandung resiko,mengandung konsekuensi,mengandung akibat, Bangsa Israel diperintahkan untuk mengasihi Allah yang telah membawa keluar dari negeri perbudakan yakni negeri Mesir. Bangsa Israel diingatkan kembali bagaimana Allah berkarya dengan kekuatan tanganNya yang ajaib,dengan kuasaNya yang dahsyat,dengan mujizat-mujizat yang luar biasa. Bangsa Israel diajak sejenak menoleh ke belakang,mengingat kembali karya-karya Allah yang telah mereka lihat,mereka alami,mereka dengar. Dan mereka diperintahkan untuk mengasihi Allah dan beribadah kepada Allah yang telah melepaskan mereka dari tanah perbudakan,memberikan status sebagai bangsa yang merdeka dan diberikan negeri perjanjian,negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Jika mereka taat untuk melakukan perintah,yakni mengasihi Allah dan beribadah kepada Allah,maka mereka akan menerima berkat,namun jika mereka tidak taat,jika mereka menyimpang dengan beribadah kepada illah yang lain maka mereka tidak akan menerima berkat,tetapi mendapatkan murka Allah. Konsekuensi dari setiap pilihan sudah disampaikan dengan jelas,namun keputusan untuk menentukan pilihan ada pada setiap umat Israel. Kepada kita juga Firman ini diberitakan. Mari sejenak kita menoleh ke belakang,bagaimana Allah bertindak dalam kehidupan kita,bagaimana karya-karya Allah dinyatakan dalam sepanjang perjalanan yang telah kita tempuh,bagaimana Dia memelihata kita saat kita berada dipadang gurun hidup kita,bagaimana Dia menolong kita menyeberangi lautan persoalan hidup,bagaimana Dia menjaga dan melindungi serta mengasihi kita. Jika kita bisa sampai hari ini,itu adalah karena-Nya. Kepada kita diingatkan untuk kita taat mengasihi Allah dan beribadah kepada Allah,dan jika kita taat,maka kita akan mengalami berkat-berkatNya,namun jika kita tidak taat,maka kita tidak akan mengalami berkat itu. Pilihan ada pada setiap kita masing-masing. Tentukan pilihan kita,jangan salah mengambil keputusan. Tuhan Yesus memberkati
Yesaya 42:5-6a (TB) Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu..." Ingatkah kita pengalaman saat kita belajar berjalan sewaktu masa kecil dulu ? Langkah kita masih tertatih, tak sering terjatuh karena langkah kita belum kuat. Namun semakin kita sering terjatuh, semakin sering kita belajar untuk bangkit kembali. Pengalaman itu pula mengingatkan kita, tentang setiap tangan para orang tua kita yang menolong kita untuk bangkit dan bahkan menopang kita dikala hampir terjatuh. Tangan mereka begitu kuat untuk dapat menopang tubuh kita yang kecil, waktu itu. Pengalaman belajar berjalan dan merasakan genggaman tangan para orang tua kita, menjelaskan sedikit banyak soal pengalaman bangsa Israel yang kembali diampuni oleh Tuhan. Tuhan dalam suaraNya melalui nabi Yesaya mengatakan bahwa IA adalah Allah yg menciptakan langit dan membentangkannya di bumi. IA adalah Allah yang memberikan nafas, setiap hari kepada setiap manusia. IA adalah Allah yang telah memanggil bangsa Israel, yang dalam keadaan berdosa pada waktu itu untuk maksud penyelamatan Allah. IA adalah Allah yang memegang yang Israel, yang sebenarnya sudah penuh dengan noda. Sungguh sebuah kata-kata dan penegasan yang begitu indah, ini kembali mau menyakinkan orang Israel bahwa doa dan pelanggaran mereka tak membuat kasih Allah pudar. Bahkan Allah, dengan tanganNya sendiri akan menopang bangsa Israel. Hari ini, Allah pun ingin kita semua percaya bahwa, setiap tangan kita telah dan akan selalu IA pegang. Tangan Allah yang kuat dan perkasa itu, sudah lebih dari cukup untuk membuat kita selalu bangkit dari kegagalan dan kesedihan. TanganNya memberi kita kekuatan dan pengharapan untuk kita semua memulai hidup hari ini. Selamat menggenggam tanganNya yang selalu terulur untuk saudara. He loves u so much ❤️ Doa pagi: Ya Bapa, biarlah kami selalu berjalan meraih dan menggapai tanganMu yang menawarkan kehangatan dalam perjalanan hidup kami. Amin Pdt. Keshia H.S.
Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tanganNya atasnya :"Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata : "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon. - Markus 8:23b-24 (TB)
Ketika dunia seakan tak berpihak kepadamu, ingatlah bahwa cinta yang baik akan selalu mengulurkan tangannya.
Dia Allah yang Maha Perkataan - Maha Kuasa dan Maha Besar! Apa yang keluar dari mulutNya, tanganNya akan menjadikannya.
"Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku." (Mazmur 139:9-10) Renungan: Suatu sore seorang ayah dan putri kecilnya berjalan melintasi jembatan gantung yang berada di atas sebuah sungai yang arusnya cukup deras. Karena gugup, si anak berkata, "Ayah, tolong biarkan aku memegang tanganmu karena aku takut sebab jembatan ini terlihat menakutkan." Tidak, Nak. Ayahlah yang harus menggenggam tanganmu," kata ayahnya. "Lho apa bedanya, Yah?" tanya anaknya dengan bingung. Sang ayahpun menjelaskan, "Ada perbedaan besar, Nak. Jika engkau yang menggenggam tangan ayah dan kemudian sesuatu terjadi, kemungkinan engkau akan melepaskan tangan ayah. Tetapi, jika ayah yang menggenggam tanganmu dan sesuatu terjadi, Ayah pasti akan tetap menggenggam tanganmu, tidak peduli apapun yang akan terjadi." Kisah ini menggambarkan sikap kita dalam beriman kepada Tuhan. Terkadang tanpa sadar, kita ingin memegang tangan-Nya. Dengan begitu rasanya kita telah mendapat kekuatan yang besar dan tidak ada yang bisa menggoyahkan kita lagi. Tetapi, ingatlah bahwa menggenggam dan digenggam adalah dua kata yang berbeda artinya. Sekilas hal ini biasa saja dan tidak perlu dipermasalahkan. Tetapi dalam hal iman kepada Tuhan, hal ini penting untuk diluruskan, sehingga kita mengetahui posisi kita sebagai yang menggenggam atau yang digenggam. Biasanya bila menghadapi bahaya, maka orang yang lebih kuatlah yang akan menggenggam tangan orang yang lemah. Hal yang sama berlaku dalam kehidupan beriman, seharusnya Tuhan yang menggenggam tangan kita, sebab Ia jauh lebih kuat dari kita dan tidak ada yang dapat menggoyahkan-Nya. Jadi, biarkan Tuhan yang menggenggam tangan kita sebab di saat tubuh kita lemah dan tiada berdaya, kita akan selalu aman dalam genggaman-Nya. Bahkan dalam keadaan yang tenang sekalipun Ia tidak akan melepaskan tangan kita. Sebab, Tuhan tahu bahwa bahaya bisa mengancam kita kapan saja, sehingga Ia senantiasa menjaga dan melindungi kita. Jadi ketika masalah menimpa, katakan pada pelindung kita, "Genggamlah tanganku ya Tuhan." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, di dalam kelemahanku, terutama di masa pandemi covid 19 ini, aku memohon agar Engkau mau memegang tanganku sehingga aku akan tetap kuat bersama-Mu. Amin. (Dod).
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anak dan menantu perempuannya, serta seorang cucu yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua ... tangan orangtua itu begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan... tapi, sang orangtua yang pikun itu sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh Ke bawah. (Selengkapnya Cermati Full Audio) _________________________________________________ Resonansi Jiwa merupakan salah satu program yang on air setiap hari di Radio Classy FM. Anda bisa mencermati via streaming di classyfm.co.id atau download aplikasi Classy FM di Playstore dan Appstore.
Tema:TUHAN telah melukis kita ditelapak TanganNYA. Pembacaan Alkitab: Yesaya 49:14-16, Ev.Marie Simboh-Pandey. YouTube GMIM Kristus Manado https://www.youtube.com/playlist?list=PLKphFZaugIfuW-fuGTAiFhDL7eaCpPCIo Instagram @gkm_manado https://www.instagram.com/gkm_manado/?igshid=8j3tbi7m5e03 Spotify GMIM Kristus Manado https://open.spotify.com/show/6xiSK3ecryQtyEAvxcrSG2 Radio Sumber Kasih FM 90,20 MHz Senin dan Sabtu Pukul 05.15 WITA Selasa s/d Jumat Pukul 08.55 WITA #gkmmenyapa #gmimkristusmanado #renunganharian #renungansingkat
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dibawakan oleh Christina Olivia dan renungan dibawakan oleh Alfega Xavier Sutirto (pasutri dari Paroki Katedral, Keuskupan Purwokerto, Jawa Tengah). Yeremia 23: 5-8; Mazmur 72: 2.12-13.18-19; Matius 1: 18-24. TUHAN KEADILAN KITA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tuhan Keadilan Kita. Jika raja Daud mendapat tempat begitu istimewa di dalam renungan kita dalam masa Adven, hal itu karena sejak ia terpilih menjadi raja Israel yang besar, ia sudah berurusan dengan keadilan baik di mata manusia maupun di hadapan Tuhan. Selain dirinya memang sangat istimewa sebagai teladan iman, ia juga punya sisi gelap sebagai manusia, khususnya karena telah bersikap tidak adil. Mungkin ada di antara kita akan segera protes, alasan Daud dijadikan tokoh persiapan penyambutan Mesias, juru selamat kita. Ia orang berdosa sehingga tidak diizinkan Allah untuk membangun bait suci di Yerusalem. Tangannya berlumuran darah karena berperang dan dosa susilanya, tidak bisa disamakan dengan Yohanes Pembaptis dan nabi Elia. Namun Daud tetap sebagai raja besar Israel dan ia pantas menjadi pelajaran berharga, terkait dengan kedatangan Tuhan sebagai juru selamat dan kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Figur Daud mempunyai makna utama ialah Tuhan sebagai keadilan kita. Untuk Tuhan, keadilan itu dibuat pertama-tama berangkat dari diri-Nya, yaitu dengan merendahkan diri-Nya untuk menjadi manusia. Maka Ia memiliki keturunan pilihan, yaitu Daud yang ditetapkan sebagai raja yang menjadi simbol keadilan. Daud memang pendosa, tetapi ia setia dan taat kepada Tuhan. Ini adalah satu sisi keadilan. Dosa mengharuskan Daud untuk menerima konsekuensi hukuman atas dirinya, tetapi karena kesetiaannya kepada Tuhan, keturunannya dirahmati secara luar biasa. Padanya tak berlaku peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dosa biarlah Daud sendiri yang tanggung, rahmat dan berkat Tuhan tak berpindah dari keturunan itu. Dari keturunan itu datang Yosef dari Nazaret yang memperisteri Maria, meski melalu misteri intervensi Roh Kudus, demi kelahiran Mesias, juru selamat itu. Keadilan Tuhan tidak berisi tinggi hati, egois dan mencari menang sendiri. Keadilan itu harus berwujud pengosongan diri dan kerendahan hati, supaya tindakan-tindakan kita tanpa terikat kepentingan-kepentingan lain, selain taat dan setia kepada Tuhan. Itulah yang diperbuat Maria dan Yosef yang mempertegas pilihan Allah kepada Daud. Jika kita ingin menjadikan Daud sebagai teladan bagi hidup kita, itu adalah ketaatan dan kesetiaan yang dapat menjadi instrumen penyeimbang dan penangkal dosa-dosa yang telah kita perbuat. Orang yang taat dan setia tentu memilih untuk menjalankan penitensi sebagai silih atas dosa-dosa yang diperbuat, kemudian menjalankan nasihat atau petunjuk supaya besok atau lusa bakal menjadi orang yang beda, pribadi yang baru. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha rahim, perkuatkanlah ketaatan dan kesetiaan iman kami, sehingga tidak goyah oleh aneka ancaman-ancaman di sekeliling kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Kesetiaan dan sikap waspada atau berjaga-jaga tidak saja dalam hal lahiriah, tetapi juga dalam hal rohaniah. Mulai hari ini, kita memasuki tahun baru dalam kalender liturgi Gereja kita. Dan hari ini kira mengawalinya dengan masa Adven I. Dalam pekan I Adven ini kita diajak untuk memiliki sikap waspada dan berjaga-jaga., agar tidak kehilangan arah atau menghindari tersesat dari jalan yang semestinya kita tuju. Inti sabda Tuhan hari ini adakah bagaimana kita membangun kesetiaan iman yang penuh tanggungjawab sambil brrjaga-jaga penuh kewaspadaan untuk menyambut kedatangan Tuhan yang tidak tahu kapan dan caranya. Kita ini adalah hamba Tuhan yang diserahi tanggungjawab, masing-masing sesuai dengan tugas kita. Kita mulai memasuki masa Adven. Masa Adven dalah waktu untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan. Dalam masa ini, kita diajak untuk memperbaharui sikap iman agaf kita layak menyambut kedatangan Tuhan. Mari kita sambut masa Adven ini sebagai masa bagi diri kita "dibentuk" oleh Allah. Kita ini seperti tanah liat dan Allah yang membentuk kita, dan kita adalah buatan tanganNya. (Antonius Purbiatmadi)
AMAZING DAY - PS. TIMOTHY ROY - GEREJA KRISTUS PENEBUS
Bukankah Tuhan akan membentuk kita sesuai dengan yang terbaik menurut kehendakNya?
Tanda Kadih Tuhan Yesus bagi kita terlukis pada tanda di tanganNya
Renggang --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app
"Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." (Kolose 3:21) Renungan: Ita seorang gadis kecil berusia 4 tahun sedang asyik mencoret-coret tanah di pekarangan rumahnya, sementara pembantu yang menjaganya menjemur pakaian. Beberapa waktu kemudian Ita menemukan paku berkarat dan memakainya untuk menggambar. Kemudian ia berjalan ke garasi dan mulai menggoreskan paku itu di sedan hitam yang baru dibeli papanya. Sore harinya ketika papa dan mamanya pulang, dengan bangga Ita menarik tangan papanya untuk memperlihatkan hasil karyanya di mobil papanya. Pemandangan di mobil sedan hitam yang baru itu dengan cepat memompa emosi papanya dan karena lepas kendali papanya memukuli tangan Ita dengan penggaris besi. "Ampun Pa... ampun Pa..." itulah jeritan yang keluar dari mulut Ita yang tidak dihiraukan oleh papanya. Setelah merasa puas, papanya berhenti dan menyuruh pembantu untuk mengurusi Ita yang baru saja didisiplin tanpa pembelaan sang mama. Sang pembantu memberitahukan majikannya bahwa tangan Ita bengkak dan sang pembantu hanya disuruh mengoleskan salep. Hari berganti hari suhu badan Ita mulai naik, namun kedua orang tuanya tidak serius mengobatinya, sampai pada suatu hari suhu tubuh Ita sangat tinggi. Dengan panik mereka membawa Ita ke rumah sakit. Diagnosa dokter, Ita demam diakibatkan oleh luka-luka di tangannya. Setelah diopname beberapa hari, akhirnya dengan berat hari dokter memberitahukan kondisi Ita, "Tangannya yang bernanah telah membusuk. Untuk menyelamatkan Ita maka kami harus mengamputasi tangannya." Dengan derai air mata dan penyesalan yang tidak habisnya, Papa dan Mama Ita menandatangani surat persetujuan. Singkat cerita setelah siuman sesudah dioperasi, dengan menahan rasa sakit di tangannya Ita berkata, "Pa, Ita nggak akan nakal lagi. Ita sayang sama Papa dan Mama, tapi Pa, tolong kembalikan tangan Ita." Semua orang yang ada di ruangan itu diam membisu. Hanya isak tangis dan derai air mata yang berbicara mewakili kesedihan dan penyesalan mereka. Efek yang ditimbulkan oleh amarah dan kehilangan kendali adalah rasa sakit dan rasa bersalah. Dalam sebuah keluarga, kesalahan seorang anak berpotensi meningkatkan emosi orang tua. Namun seharusnya orang tua memersiapkan diri dengan penguasaan diri yang tinggi sehingga dapat mendidik anaknya tanpa meninggalkan luka batin pada anaknya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, beri aku hikmat, kesabaran dan kasih untuk membimbing anak-anakku yang mulai memberontak dan juga untuk menghadapi orang tuaku yang keras. Jangan biarkan aku salah bertindak yang membuat mereka tertekan dan terluka akibat perkataan dan tindakanku yang yang menyakitkan mereka. Amin. (Dod).
SabdaNya Menyapa ingin mengingatkan bahwa Allah terus berkarya di dalam dan melalui kita di tengah kondisi yang serba tidak menentu ini, dan agar kita tidak *menghambat* Nya berkarya, kita perlu hidup *mengHAMBA* yang selalu *JUMPA* Dia, rela meng *HAMPA* diri dan siap di *TEMPA* oleh tanganNya agar kesaksianNya nyata bagi semua orang.
Surah Al-Mulk (Arab: الملك,"Kerajaan") adalah surah ke-67 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat Makkiyah, terdiri atas 30 ayat. Dinamakan Al Mulk yang berarti Kerajaan di ambil dari kata Al Mulk yang yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini disebut juga dengan At Tabaarak yang berarti Maha Suci. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dipermuliakanlah Dia, Yang dalam TanganNya terdapat Kerajaan, Dialah Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, Yang menciptakan Maut beserta Kehidupan supaya Dia menguji kalian, siapakah dari kalian yang berperilaku paling baik, sungguh Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun; Yang telah menciptakan tujuh langit; bahwasanya dirimu tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pengasih, sesuatu hal yang tidak seimbang, maka pandanglah berulang-ulang, adakah kamu memandang sesuatu yang tidak seimbang? kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepada dirimu, dengan tiada menemukan suatu yang cacat; sementara penglihatanmu pun dalam keadaan lemah. Ketahuilah bahwa telah Kami hiasi langit yang dekat dengan berbagai bintang, serta Kami jadikan berbagai bintang itu sebagai alat-alat pengusir setan, serta telah Kami sediakan untuk mereka, Azab Neraka yang bergejolak. (Ayat:1-5) --- Support this podcast: https://anchor.fm/rozi-irfan-rosyadhi/support
#PODCASTINIBETA --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app Support this podcast: https://anchor.fm/Inibeta/support
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya. - Mazmur 37:23-24 (TB)
"Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah." (2 Korintus 5:20)
SabdaNya menyapa kita untuk memberi diri tunduk ketika Sang Penjunan Agung membentuk hidup kita melalui berbagai macam peristiwa yang seringkali merusak hidup kita, mau taklukkan diri ketika dibentukNya dan mau anggukkan iman kita terhadap pembentukan tanganNya.
SabdaNya Menyapa kita untuk memahami bahwa Sang Maha Tunggal itu tidak akan pernah meninggalkan mereka yang ditinggalkan, dan bila merasa ditinggalkan, tunggalkanlah hati kepadaNya dan tanggalkanlah segala beban ke dalam tanganNya.
SAbdaNya MenyaPA tentang pekerjaan Tuhan yang tak terselami mengundang kita untuk menyerahkan masa depan ke dalam tanganNya