POPULARITY
Kita sering mendengar istilah "startup" diasosiasikan dengan kesuksesan instan dan pendiri jenius yang bekerja sendirian di garasi. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks dan menarik. Startup sejati bukanlah sekadar bisnis kecil; ia adalah mesin yang dirancang untuk pertumbuhan cepat, seringkali dengan ambisi berani untuk mendisrupsi seluruh industri. Di era "Revolusi Startup" saat ini, inovasi tidak lagi dimonopoli oleh perusahaan raksasa, melainkan lahir dari jaringan tim-tim kecil yang gesit. Mengapa beberapa kota menjadi sarang inovasi sementara kota lain tidak? Esai ini membongkar mitos bahwa startup adalah entitas yang terisolasi. Kenyataannya, startup yang sukses hampir selalu merupakan produk dari lingkungan mereka. Mereka membutuhkan apa yang disebut "komunitas startup"—sebuah ekosistem yang hidup, bernapas, dan mendukung, yang menyediakan talenta, bimbingan, dan kepercayaan. Kedekatan fisik di dunia yang terdigitalisasi ini ternyata masih menjadi kunci utama kesuksesan. Lalu, bagaimana cara membangun ekosistem yang dinamis ini? Esai ini menggali empat prinsip fundamental yang dapat mengubah sebuah kota menjadi pusat startup yang berkembang pesat. Mulai dari siapa yang harus memimpin (petunjuk: bukan pemerintah atau investor) hingga filosofi budaya inti seperti "memberi sebelum menerima" dan pentingnya merangkul kegagalan. Ini adalah panduan untuk memahami bahwa membangun startup bukan hanya tentang membangun perusahaan, tetapi tentang membangun komunitas.
Classy People, kita sering dengar, kalau mau sukses harus ahli. Tapi apa benar ketika sudah ahli, semuanya beres? Kenyataannya, banyak orang justru makin ‘pusing' saat sudah di puncak keahliannya. Yuk cermati Talkshow Bebas Pusing karena Coach Anda akan bocorin rahasia: When Expertise Isn't Enough only on Classy FM
Presiden Prabowo Subianto meresmikan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, 21 Juli 2025. Ribuan koperasi desa itu dibentuk hanya dalam waktu empat bulan.Kehadirannya diklaim bakal memperkuat ekonomi kerakyatan.Kenyataannya, di lapangan pembentukan koperasi desa tak berjalan mulus. Bahkan memicu kekhawatiran, usaha lain di desa yang sudah berjalan, terancam tergusur.Mengapa program ini malah dianggap sebagai ancaman? Simak ceritanya di SAGA KBR, bagian kedua.Editorial: Wahyu Setiawan, Muji Lestari, Ninik Yuniati, MalikaSound Designer: Bintang Elian
Kita telah ditipu untuk percaya bahwa kapitalisme dan demokrasi adalah sekutu alami, dua sisi dari mata uang kebebasan yang sama. Kenyataannya, kapitalisme global saat ini telah menjadi predator bagi demokrasi itu sendiri. Dengan dalih efisiensi dan kebebasan pasar, sistem ini telah melucuti kedaulatan negara, mengubah warga negara menjadi konsumen pasif, dan memindahkan kekuasaan riil dari bilik suara ke ruang rapat perusahaan multinasional yang tidak memiliki akuntabilitas. Demokrasi telah menjadi sandera; pemerintah yang terpilih secara demokratis dipaksa untuk tunduk pada diktat modal yang bisa bergerak bebas, mengancam akan pergi jika tuntutan untuk deregulasi, pemotongan pajak, dan upah rendah tidak dipenuhi. Ini bukanlah kemitraan; ini adalah pengambilalihan yang lambat dan sistematis terhadap kedaulatan rakyat oleh tirani pasar yang anonim. Sebagai akibatnya, apa yang kita saksikan sebagai "demokrasi" di banyak negara hanyalah sebuah fasad yang rapuh, sebuah ritual politik yang dirancang untuk memberikan ilusi pilihan sementara keputusan-keputusan yang benar-benar penting dibuat di luar jangkauan debat publik. Politik telah direduksi menjadi perpanjangan tangan dari kepentingan bisnis, di mana kebijakan tidak lagi dibuat untuk kepentingan umum, melainkan dijual kepada penawar tertinggi. Fundamentalisme pasar—keyakinan buta pada keajaiban "tangan tak terlihat"—telah menjadi agama sekuler yang membenarkan pengabaian terhadap keadilan sosial, perusakan lingkungan, dan pelebaran jurang ketidaksetaraan. Kita tidak sedang menyaksikan kegagalan demokrasi, melainkan keberhasilan kapitalisme dalam membajak dan mengosongkan makna demokrasi dari dalam. Oleh karena itu, reformasi yang sesungguhnya menuntut lebih dari sekadar penyesuaian kecil; ia menuntut sebuah pemberontakan fundamental terhadap supremasi pasar. Kita harus berani menantang dogma pergerakan modal yang bebas sebebas-bebasnya dan menginterogasi kembali hak istimewa yang diberikan kepada modal finansial. Sudah saatnya untuk membangun kembali arsitektur politik dan ekonomi global yang secara tegas menempatkan nilai-nilai kemanusiaan—keadilan, keberlanjutan, dan martabat—di atas akumulasi keuntungan. Ini berarti menciptakan lembaga-lembaga internasional yang memiliki kekuatan nyata untuk mengatur pasar global, bukan hanya menasihatinya. Pilihan yang ada di hadapan kita sangatlah jelas: kita merebut kembali kendali demokrasi atas kapitalisme, atau kita menerima masa depan di mana kapitalisme telah sepenuhnya melenyapkan sisa-sisa demokrasi yang ada.
Sektor sosial sering kali terbuai dalam ilusi kebaikan. Kita mengukur kesuksesan dengan metrik kesombongan—jutaan dolar yang terkumpul, ribuan orang yang "dijangkau"—sambil menutup mata pada pertanyaan paling brutal: Apakah ini benar-benar berhasil? Kenyataannya, banyak program nirlaba yang didanai dengan baik tidak lebih dari sekadar pertaruhan mahal yang menggunakan asumsi sebagai modal dan kehidupan kaum rentan sebagai taruhannya. Kita meluncurkan inisiatif berskala besar yang dirancang di ruang rapat yang nyaman, tanpa bukti nyata bahwa solusi tersebut diinginkan atau efektif. Lean Impact datang bukan sebagai saran yang ramah, melainkan sebagai sebuah tamparan keras yang memaksa kita untuk mengakui bahwa niat baik saja tidak cukup; itu adalah pemborosan sumber daya yang tragis jika tidak menghasilkan dampak yang terukur. Maka, obatnya datang dari tempat yang tidak terduga: logika tanpa ampun dari Silicon Valley. Lean Impact pada dasarnya adalah tentang memperlakukan masalah sosial bukan dengan simpati yang melumpuhkan, tetapi dengan disiplin kejam seorang pendiri startup. Lupakan program tambal sulam; berpikirlah 10 kali lebih besar. Hentikan peluncuran program raksasa yang belum teruji; mulailah dengan eksperimen kecil dan murah untuk "gagal dengan cepat" jika perlu. Dan yang paling penting, "cintai masalahnya, bukan solusi kesayangan Anda." Ini berarti memiliki keberanian untuk mematikan sebuah program yang Anda bangun dengan susah payah jika data membuktikan bahwa program itu tidak efektif. Ini bukanlah pendekatan yang tidak berperasaan; sebaliknya, ini adalah bentuk tertinggi dari akuntabilitas—menolak untuk membuang waktu dan uang pada sesuatu yang tidak mengubah kehidupan secara radikal. Kebenaran yang paling tidak nyaman dari Lean Impact adalah ini: jika diterapkan dengan sungguh-sungguh, banyak organisasi dan program yang kita kagumi saat ini akan terbukti gagal dan harus ditutup. Pendekatan ini menuntut pergeseran dari budaya yang takut akan kegagalan menjadi budaya yang merayakannya sebagai data berharga dalam perjalanan menuju solusi yang benar-benar berhasil. Terus menjalankan program yang biasa-biasa saja atas nama "membantu" adalah kegagalan yang sebenarnya. Sektor sosial harus memilih: terus merasa nyaman dengan aktivitas yang sibuk tetapi tidak berdampak, atau menerima ketidaknyamanan radikal untuk menemukan apa yang benar-benar berfungsi. Lean Impact tidak memberi kita pilihan lain.
Kita terbiasa menganggap "negara gagal" sebagai musibah yang terjadi di tempat-tempat yang jauh—Somalia, Yaman, atau Kongo—seolah-olah itu adalah kondisi alami yang disebabkan oleh geografi yang sial atau budaya yang terbelakang. Ini adalah ilusi yang menenangkan, tetapi sepenuhnya salah. Kegagalan sebuah negara bukanlah kecelakaan; itu adalah sebuah desain. Institusi yang "ekstraktif", seperti yang diungkap oleh Acemoglu dan Robinson, bukanlah produk dari kebodohan, melainkan arsitektur yang sengaja dibangun oleh segelintir elite untuk menyedot kekayaan dari mayoritas. Kemiskinan, korupsi, dan bahkan perang saudara bukanlah gejala kegagalan, melainkan alat-alat yang diperlukan untuk mempertahankan sistem ekstraksi ini. Negara tidak gagal karena miskin; mereka tetap miskin karena institusi mereka dirancang untuk gagal bagi kebanyakan orang agar segelintir orang bisa berhasil secara spektakuler. Ironi yang lebih besar adalah bahwa spektrum kegagalan ini tidak berhenti di perbatasan negara-negara miskin. Coba lihat negara-negara maju yang sombong dengan "stabilitas" mereka. Ketika birokrasi pusat menjadi begitu "terbebani" dan "terlalu berkuasa" hingga tidak lagi mampu menyediakan layanan dasar, ketika parlemen menjadi stempel karet bagi eksekutif, dan ketika kebijakan publik ditentukan oleh siklus berita 24 jam, bukankah itu juga merupakan bentuk kegagalan? Ini adalah kegagalan yang lebih halus, yang tersembunyi di balik fasad kemakmuran, tetapi akarnya sama: institusi yang secara bertahap berhenti melayani publik dan mulai melayani kepentingan politik dan ekonomi yang sempit. "Negara Gagal" ala Sam Freedman bukanlah kebalikan dari negara ekstraktif; itu adalah evolusi logisnya dalam konteks demokrasi yang terkikis. Maka, kita harus membuang gagasan nyaman bahwa ada "kita" (negara berhasil) dan "mereka" (negara gagal). Kenyataannya, hanya ada satu pertarungan global yang berkelanjutan: pertarungan antara institusi inklusif yang memberdayakan banyak orang dan institusi ekstraktif yang memperkaya segelintir orang. Kegagalan sebuah negara tidak dimulai dengan tembakan pertama dalam perang saudara, tetapi pada saat pengadilan dapat dibeli, ketika hak milik rakyat biasa tidak aman, dan ketika suara warga negara ditenggelamkan oleh kepentingan elite. Dengan standar ini, kegagalan bukanlah fenomena Dunia Ketiga; itu adalah ancaman universal yang sedang menggerogoti dari dalam, baik di Kinshasa maupun di London.
Aaron says he made a "snap decision" to intervene when he witnessed racism. But many people say they don't know what to do if they see hate or harassment. - Aaron mengatakan ia membuat "keputusan seketika itu juga" untuk turut campur ketika ia menyaksikan rasisme. Namun, banyak orang mengatakan mereka tidak tahu harus berbuat apa jika melihat tindakan kebencian atau pelecehan.
Kenapa orang-orang yang sibuk ditambahi pekerjaan lagi ya? Kenyataannya demikian. Karena mereka perform. Deliver. Memberikan hasil. Jadinya yang gak perform ditinggalkan. Jadi bagi yang sibuk selalu, jangan bersedih karena sesungguhnya Anda adalah orang-orang pilihan. Ha ha ha.Time management yang saya lakukan adalah berbasis prioritas. (Ini sudah pernah saya bahas.) Bukan yang terbaik, tapi yang paling pas untuk saya.
Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah BERJALAN SEPERTI TUHAN YESUS Mari kita membaca Firman Tuhan dari Efesus 5: 8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, Wonder Kids, apakah kamu pernah mendengar ungkapan seperti ini? “Jangan hanya bicara, tapi lakukan”. Bahasa Inggrisnya seperti ini “Don't just talk the talk; walk the walk.” Apakah kamu tahu artinya? Bagi orang Kristen, ini artinya, berjalan atau hidup seperti Tuhan Yesus. Wonder Kids, banyak orang bisa memberitahumu apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Mereka bisa menghafal Firman Tuhan. Mereka bisa mengucapkan perkataan yang benar dan menyanyikan lagu-lagu Rohani yang benar. Orang-orang ini bisa “hanya bicara”. Tapi tidak banyak orang yang bisa melakukan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Mereka mengalami kesulitan jika harus “melakukan apa yang dikatakan”, yaitu hidup seperti apa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Mudah sekali berkata “Taati orangtuamu.” Kenyataannya, tidak mudah berhenti main game online untuk merapikan kamarmu. Mudah berkata “Ampuni orang lain”. Tetapi tidak mudah memaafkan teman yang mengejekmu, Mudah berkata,”Kasihi musuhmu”, Tapi tidak mudah berbuat baik kepada orang yang memperlakukanmu dengan tidak baik. Jadi ini bukanlah hal yang mudah dilakukan. Tapi ketahuilah bahwa Tuhan Yesus menginginkan agar kamu “melakukan apa yang dikatakan”, menjalani hidup mengikuti teladan Tuhan Yesus. MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHAN Wonder Kids, mari baca perkataan Tuhan Yesus di Matius 5: 3-12. Membaca apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, akan menolongmu belajar “melakukan apa yang dikatakan.” Mari kita berdoa TUHAN, tolong aku untuk hidup sebagai anak-anak terang, agar aku dapat memperlihatkan kebaikan dan kasih-Mu di dalam hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus, aku berdoa. Amin. Wonder Kids, SEBAGAI ANAK-ANAK TUHAN, KAMU DIPANGGIL UNTUK HIDUP DALAM TERANG DAN MENUNJUKKAN KEBAIKAN DAN KASIH KEPADA ORANG LAIN. Tuhan Yesus memberkati
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 1 Februari 2025 Bacaan: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:13) Renungan: Suatu hari Ibu Maria menerima sebuah paket yang tertera namanya. Isinya adalah tas rajutan kesukaannya dan syal bermotif burung cenderawasih. Sungguh indah dan mengharukan hatinya. Bagaimana tidak? Pengirimnya adalah seorang anak yang dulu pernah kos di rumahnya. Memang paket tersebut bukanlah yang pertama kali, tetapi selalu berhasil menyentuh hatinya. "Mereka tak pernah lupa hari ulang tahun saya," katanya. Mengapa mereka begitu perhatia padanya? Menurut kesaksian mereka, Ibu Maria pun sangat mengasihi mereka. la memperlakukan anak-anak kos itu seperti anak sendiri. Hubungan keluarga sering dipahami sebatas ikatan darah. Kenyataannya tidaklah selalu demikian. Ketika Yesus tergantung di kayu salib, la membentuk satu hubungan keluarga yang melampaui ikatan darah. Kata Yesus kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu!" Dan kepada murid yang dikasihi-Nya, "Inilah ibumu!" Sebuah hubungan yang di dalamnya ada ikatan kasih yang saling memberi perhatian, saling merawat, saling menopang. Tak harus sedarah, bukan? Hubungan keluarga seperti inilah yang mempersatukan kita dengan begitu banyak orang. Bahkan kadang, ikatan keluarga jenis ini bisa lebih kuat daripada hubungan sedarah, tapi kekurangan cinta kasih. Marilah kita saling memberi perhatian satu dengan yang lain, sehingga banyak orang tersentuh oleh kehadiran kita dan nama Tuhan semakin dimuliakan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap orang yang hadir dalam kehidupanku. Bantulah aku agar melalui kehadiranku merekapun merasakan kehadiran-Mu sendiri, sehingga melalui hidupku aku dapat memberkati mereka. Amin. (Dod).
Kenyataannya, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, atau bahkan dalam detik berikutnya. Seperti yang dinyanyikan dalam lagu, “Tapi semua yang kau cinta akan pergi.” Dan jika kita selalu menunda-nunda, kita mungkin tak akan pernah punya kesempatan untuk mengatakan apa yang seharusnya kita katakan.
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 25 September 2023 Bacaan: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Renungan: Ada pepatah berkata, "Lebih mudah membangun daripada mempertahankan." Pepatah ini menggambarkan hubungan atau relasi antar manusia, di mana untuk menjalin relasi dengan orang lain bukan hal yang mudah, tetapi justru lebih mudah untuk menghancurkan relasi tersebut. Kenyataannya memang untuk mempertahankan relasi itu cukup sulit, karena kebanyakan orang hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri. Hal inilah yang sering menjadi awal dari perpecahan. Permasalahan inilah yang menjadi keprihatinan Rasul Paulus terhadap orang-orang Kristen di Efesus. Relasi di dalam jemaat Efesus kala itu adalah relasi yang baru terbentuk sehingga memiliki resiko yang tinggi terhadap munculnya konflik dan perpecahan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus menasihati mereka untuk membuang segala rasa sakit hati di antara satu dengan yang lain sebagai umat Tuhan. Dengan cara melandaskan hidup mereka dengan mengingat akan kasih Kristus yang telah berikan kepada mereka. Harapan Paulus dengan berlandaskan kasih Kristus, dapat terbangun keramahan untuk saling merangkul dan sikap saling mengampuni. Akhirnya dapat terwujud kehidupan bersama sebagai Tubuh Kristus. Hal yang sama juga Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita sehari-hari. Membangun relasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan dsb, bukan hal mudah karena setiap orang mempunyai ego masing-masing, yang ingin dipenuhi egonya. Sebab itu ciptakanlah relasi yang dapat bertahan dan menyatu membentuk ikatan yang menghidupkan. Landaskan kehidupan ini dengan kasih Kristus, kasih yang mengajarkan keramahan dan saling memaafkan. Niscaya dengan demikian kita mampu. membangun relasi yang indah, termasuk dengan mereka yang di luar Kristus. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau begitu mengasihi aku sehingga Engkau mau menerimaku apa adanya. Ajarilah aku agar aku pun mampu memiliki kasih yang sama, agar aku dapat membagikannya kepada orang lain, sehingga merekapun dapat merasakan kasih dan penerimaan-Mu. Amin. (Dod).
Banyak orang berkata "Susah untuk menjadi start-up entrepreneur", "Saya cuma bisnis kecil, tidak banyak resources seperti yang lain", atau "Saya masih seperti semut dihadapan gajah." Kenyataannya di atas langit selalu ada langit, selalu akan ada yang lebih besar, lebih banyak resources, lebih pintar, lebih unggul daripada kita. Namun, seperti semut yang walau kecil namun bisa mengalahkan gajah, masih ada banyak keunggulan dan hal yang bisa kita lakukan lebih baik dari si gajah. Di DTox kali ini, saya akan membahas mengenai #SemutLawanGajah dan membagikan pengalaman saya selama menjadi pengusaha. To know more about Coach DT, you can go to this website: askdtanything.com and follow him on Instagram @dtjokror. Punya pertanyaan mengenai Leadership Bootcamp: https://bit.ly/leadershipbootcampDT2023
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 6 Februari 2023 Bacaan: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Renungan: Ada sebuah pepatah yang berkata bahwa, "Lebih mudah membangun daripada mempertahankan." Pepatah ini menggambarkan hubungan atau relasi antar manusia, di mana untuk menjalin relasi dengan orang lain bukan hal yang mudah, tetapi justru lebih mudah untuk menghancurkan relasi tersebut. Kenyataannya memang untuk mempertahankan relasi itu cukup sulit, karena kebanyakan orang hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri. Hal inilah yang sering menjadi awal dari perpecahan Permasalahan inilah yang menjadi keprihatinan Rasul Paulus terhadap jemaat di Efesus. Relasi di dalam jemaat Efesus ketika itu adalah relasi yang baru terbentuk sehingga memiliki risiko yang tinggi terhadap munculnya konflik dan perpecahan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus menasihati mereka untuk membuang segala rasa sakit hati di antara satu dengan yang lain sebagai umat Tuhan dengan cara mengingat akan kasih Kristus yang telah diberikan kepada mereka. Harapan Paulus dengan berlandaskan kasih Kristus, dapat terbangun keramahan untuk saling merangkul dan sikap saling mengampuni. Akhirnya dapat terwujud kehidupan bersama sebagai Tubuh Kristus Hal yang sama juga Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita sehari- hari. Membangun relasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan dsb, bukan hal mudah karena setiap orang mempunyai ego masing-masing, yang ingin dipenuhi egonya. Namun kita harus menyadari bahwa salah satu hal terindah dalam kehidupan adalah terjalinnya relasi yang baik antar sesama. Sebab itu ciptakanlah relasi yang dapat bertahan dan menyatu membentuk ikatan yang menghidupkan. Arahkan kehidupan ini dengan kasih Kristus, kasih yang mengajarkan keramahan dan saling memaafkan, maka dengan demikian kita mampu membangun relasi yang indah, termasuk dengan mereka yang di luar Kristus. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, jadikanlah aku pribadi yang rendah hati sehingga aku bisa menerima setiap orang apa adanya seperti Engkau mau menerimaku apa adanya. Amin. (Dod).
Orang yang sok jagoan memang bertingkah laku layaknya merasa paling kuat, hebat, dan inginnya menang sendiri. Lebih parahnya lagi, semena-mena memperlakukan orang lain dengan kekerasan untuk bisa menyelesaikan masalahnya. Kenyataannya, orang yang sok jagoan akan bisa terlihat jelas kemampuannya sampai sebatas mana dia bisa bertahan. Jika ada orang lain memiliki kapasitas yang lebih tinggi darinya, pasti dia tidak semena-mena dengan orang tersebut. Nah pada episode ini kita akan membahas yang sesuai dengan judul diatas. Penasaran seperti apa keseruannya? Makanya simak terus sampai akhir ya biar kamu tak misuh-misuh dan enjoy pren!
Saya membahas bagaimana sih cara menjadi orang yang lebih dewasa? Kamu tentunya ingin tahu cara agar terlihat dewasa. Hal ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Saya akan membahas tips untuk lebih dewasa, bagaimana cara menjadi lebih matang. Mungkin ada masanya, ketika kita dianggap kurang dewasa, padahal usianya sudah tidak lagi remaja. Kemungkinan besar, ada perilaku atau respon kita yang dianggap tidak dewasa. Tentu saja, hal ini tidak mengenakan. Tidak ada orang dewasa yang ingin dilihat tidak dewasa kan? Nah, apa sih menjadi orang dewasa itu? Bagaimana kita bisa menjadi lebih dewasa? Kenyataannya, konsep seseorang yang dewasa itu cukup ambigu dan relatif. Namun biasanya, seseorang yang dewasa seringkali dikaitkan dengan orang yang punya penilaian yang baik dan bisa mengambil keputusan yang tepat dalam situasi apapun.
Hey, gak pernah burnout bukan berarti gak sukses kok! Kita harus bisa bedain apa aja yang ngasih kita energi, dan apa aja yang justru ngambil energi kita. Dari sini, baru deh bisa decide kita itu sukses atau nggak. Kenyataannya, ada kok entrepreneur yang gak pernah burnout tapi sukses, dan ada juga entrepreneur yang tetep sukses walaupun sering melalui masa burnout. Semuanya kembali lagi ke pilihan kita sendiri sih ya sebenarnya. Di episode MTF ini, Samira dan Aliya cerita tentang masa-masa dimana mereka merasa capek dan burn out ketika membangun dan menjalani bisnis-bisnisnya, dan bagaimana mereka mengatasinya sebagai partner bisnis. Yuk, dengerin sampai habis~ This podcast is sponsored by L'Oréal Paris.
Di podc ast ini saya akan membagikan tips sukses bisnis untuk pemula dalam dunia digital marketing, terutama untuk para content creator dan Anda yang sudah menggunakan Instagram untuk bisnis tetapi masih beranggapan bahwa engagement yang tinggi adalah kunci kesuksesan dalam berbisnis online. Kenyataannya, engagement yang tinggi barulah sebuah awalan dari proses panjang agar Anda bisa membawa audiens Anda ke 'kapal' Anda yang sesungguhnya. Lalu, bagaimana menuju 'kapal' yang dimaksud? Agar Anda bisa lebih mudah memahaminya, kali ini saya menggunakan analaogi ikan hiu yang sudah pernah saya sebutkan di beberapa video sebelumnya. Seperti apa selengkapnya? Simak podcast di atas!
Katanya Bhineka Tunggal Ika, tapi pake syarat dan ketentuan. Jadinya, Bhineka Tinggal Jika: jika satu suku, jika satu agama, jika satu ras, jika satu golongan. Jika tidak? Kenyataannya, kita masih sering banget hidup dalam stigma dan menstigmakan orang lain. Emang sih, stigma bisa aja tercipta karena luka, atau trauma masa lalu. Tapi apa kemudian harus menjadi alasan untuk tetap melanggengkan stigma dan justru menciptakan luka-luka baru? Nah, ngomongin stigma dan masa lalu, HAMburger Podcast bersama Kutub.id ngobrol sama Kang Iip, seorang pemerhati sejarah dan Kang Agung, Dosen Sejarah di UIN Bandung. Kenapa sih kita jadi bangsa yang susah banget menerima perbedaan? Yuk simak!
Ini adalah kisah sedih yang dialami Ota Benga. Anggota suku Mbuti dari Afrika, yang dibawa ke Amerika Serikat melalui janji-janji perbaikan nasib. Kenyataannya, ia dijadikan bahan tontonan, dalam kebun binatang manusia. Problemnya, Ota Benga bukan satu-satunya. Bagaimana praktik sekejam ini bisa terjadi?
Timbunan Minyak Ditemukan, Benarkah Negara Kehilangan Kewibawaan? Oleh. Dia Dwi Arista (Tim Redaksi NarasiPost.Com) Voice over talent: Giriyani NarasiPost.Com-Indonesia, sebagai produsen terbesar kelapa sawit nyatanya tak mampu memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri. Padahal, lahan kelapa sawit setiap tahun bertambah, hasil panen kepala sawit tidaklah terkendala, produksi minyak goreng pun masih normal seperti sediakala. Namun sayangnya minyak langka, susah ditemukan di mana-mana. Ironi ini berlanjut ketika Satgas Pangan Sumatra melakukan sidak di beberapa tempat. Mereka menemukan 1,1 juta liter minyak goreng siap pakai tertimbun di Lubuk Pakam, Kecamatan Deli Serdang. Padahal di Sumatra sendiri sedang mengalami langka minyak goreng. Jikalau ada pun, dengan harga yang mahal. Usut punya usut, rupanya pemilik minyak goreng yang ditimbun ini adalah Grup Salim milik pengusaha Anthony Salim. Pihaknya mengatakan bahwa tumpukan minyak goreng tersebut telah dipesan untuk produksi mi instan yang merupakan induk perusahaan minyak tersebut, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (money.kompas.com, 20/2/2022). Di lain pihak, beredar berita PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) membagikan 10 ton minyak goreng dan 10 ton gula pasir serentak di 21 kota di Medan. Yang menjadi sorotan adalah kemampuan mereka mengumpulkan 10 ton minyak di tengah kelangkaan, dari mana mereka mendapatkannya? (depok.pikiran-rakyat.com, 17/2/2022). Pemerintah Kehilangan Wibawa Adanya berita tentang penimbunan yang ditemukan dalam jumlah besar, tak hanya terjadi di Sumatra saja, namun di beberapa wilayah juga ditemukan hal serupa. Padahal, pemerintah sudah mengeluarkan gelontoran dana subsidi sekitar Rp3,6 triliun agar harga minyak goreng bisa kembali normal dalam kisaran Rp14.000,00 per liter. Penemuan timbunan ini bagai tamparan bagi kebijakan pemerintah yang menjanjikan minyak goreng bersubsidi tersedia di pasar dan ritel modern. Kenyataannya, ritel modern seringnya menunjukkan rak kosong pada bagian minyak goreng, bahkan di pasar tradisional pun terjadi kelangkaan. Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2022/02/23/timbunan-minyak-ditemukan-benarkah-negara-kehilangan-kewibawaan/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on: instagram: http://instagram.com/narasipost Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter: Http://twitter.com/narasipost
Saya membahas buku Predictably Irrational karya Dan Ariely. Buku ini membahas rahasia di balik keputusan yang kita buat setiap harinya. Kenapa kita bersedia membayar makanan mahal di restoran mewah, tapi menawar dengan sangat banyak saat kita di pasar? Ketika membuat keputusan dalam hidup, kita berpikir kalau kita membuat sebuah keputusan yang rasional dan cerdas. Apakah itu benar? Kenyataannya, perilaku manusia kebanyakan irasional yang bisa diprediksi. Artinya, keputusan kita yang irasional terjadi lagi dan lagi. Nah, dengan mengetahui hal ini, kita akan belajar bagaimana kita bisa menyadarinya dan membuat keputusan dengan lebih baik.
Menjadi dewasa.. Enak gak sih? Berapa banyak diantara kita yang merasa proses pendewasaan itu sesuatu yang gak enak? Kenyataannya, itu adalah proses yang harus kita lewatin untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. Di episode kali ini, gue mau share tentang apa pembelajaran gue semasa proses pendewasaan gue dari dulu sampai sekarang. Semoga bisa membantu teman2 ya! Untuk kritik dan saran, atau mau terhubung lebih jauh, gue bisa di temukan di : Instagram : @ryandwana Linkedin : Ryan Dwana Twitter : @ryandwana Facebook : Ryandwana Email : ryan.dwana@gmail.com
Halo para pendengar Podcast Bening CTSS Ada apa dengan Electric Vehicle? Muncul sebuah anggapan pada publik bahwa konversi kendaraan berbasis tenaga listrik (electric vehicle/EV) merupakan representasi penggunaan sumber energi yang hijau dan dapat berkontribusi pada solusi keseimbangan alam. Kenyataannya, implementasi teknologi EV di Indonesia ternyata memunculkan 'Green Paradox' dengan ekosistem kendaraan berbasis bahan bakar fosil yang sudah lebih dahulu diterapkan di Indonesia. Bagaimana penerapan teknologi EV bisa kita formulasikan menjadi solusi yang sustainable bagi lingkungan? Pada episode kali ini, CTSS Fellow Pak Eka Setya akan Ngobrolin Trans-disiplin bersama dua pemudi Mega dan Puji dalam merespon Implementasi Teknologi Kendaraan Listrik, Green Paradox, dan Kearifan Lokal. Mari kita simak bersama obrolannya. #CTSS #Transdisciplinary #SustainabilityScience #GreenParadox #EnergiHijau #LocalWisdom --- Send in a voice message: https://anchor.fm/ctss-ipb/message
Pada umumnya manusia ingin hidup tenang, tentram, damai, harmonis, dan bahagia. Tapi kita lihat di masyarakat banyak orang yang hidupnya tidak tenang tidak tentram, tidak bahagia. Untuk bisa bahagia kita harus bisa hidup tanpa penyesalan, perasaan bersalah dan sebagainya. Kenyataannya banyak manusia hidup dengan kekkhawatiran dan kegelisahan. Apa penyebab kekhawatiran dan kegelisahan ini dan bagaimana mengatasinya?
Saya membahas buku Indistractable karya Nir Eyal. Buku ini membahas bagaimana cara menjadi produktif dan mengatasi gangguan saat bekerja. Pasti kamu pernah dong, lagi mau serius kerja, eh tiba-tiba saja, notifikasi handphone bunyi, rekan kerja yang ngajak ngobrol, atau keasikan baca berita terbaru? Ini adalah hal yang biasanya terjadi di era modern, kita selalu mengalami gangguan terus menerus dan sulit fokus. Jika sudah begitu, kita langsung menyalahkan teknologi sebagai sumber gangguan. Padahal, tidak se-sederhana itu, menyalahkan teknologi sama artinya kita gagal melihat masalah yang sebenarnya. Kenyataannya, pikiran kita membuat gangguan itu sendiri, saat kita ingin melarikan diri dari situasi yang tidak nyaman atau tekanan hidup sehari-hari yang kita hadapi.
Harta Pejabat Kian Meningkat, Rakyat Makin Sekarat Oleh: Sherly Agustina, M.Ag (Penulis dan Pemerhati Kebijakan Publik) Voice Over Talent: Dewi N NarasiPost.Com-Allah mencela hamba-Nya yang menumpuk (menimbun) harta. Di antara firman-Nya yaitu di dalam surat At Taubah: 34-35: “Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” Pandemi dan krisis yang terjadi membuat rakyat gigit jari, namun ternyata tidak bagi pejabat negeri ini. Dilansir dari Merdeka.com, dari hasil laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang diterima, KPK mencatat sebanyak 70,3 persen penyelenggara negara mengalami kenaikan harta kekayaan selama pandemi Covid-19. Bahkan mencapai di atas 1 miliar, mulai dari jajaran menteri hingga DPRD. (Merdeka.com, 9/9/21) Utang negara kian meningkat, pajak semakin mencekik rakyat dan angka kemiskinan pun meningkat. Bahkan, rakyat hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dalam kondisi terhimpit kesulitan saat ini. Rakyat butuh empati dan bantuan dari pejabat negeri, namun itu hanyalah mimpi. Kenyataannya, pemilik harta yang banyak itu tidak memihak kepada rakyat sama sekali. Ketika Pengusaha menjadi Penguasa dalam Sistem Kapitalisme Ke mana rakyat mengadukan semua kesulitannya, jika mereka yang diamanahi mewakili rakyat saja tak peduli? Para pejabat setelah mendapat jabatan, bukan menjalankan amanah tapi sibuk memperkaya diri dan menumpuk harta. Kapitalisme memfasilitasi manusia agar semakin rakus tehadap harta dan dunia. Buktinya, harta kekayaan pejabat sebelum dan setelah menjabat melesat dengan cepat. Naskah Selengkapnya: https://narasipost.com/2021/10/01/harta-pejabat-kian-meningkat-rakyat-makin-sekarat/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost
Sebanyak 21.84 juta atau 8.26 persen penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Kenyataannya, penyandang disabilitas -termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) sebagai bagian dari kelompok disabilitas- masih menghadapi kesulitan dalam upaya pemenuhan hak mereka, dikarenakan stigma dan hambatan dalam mengakses layanan umum dan layanan dasar. Berdasarkan data Riskesdas 2018, kelompok orang muda usia 18-24 tahun dengan disabilitas (18-24 tahun) merupakan populasi disabilitas terbesar ketiga setelah kelompok usia lansia dan dewasa akhir. Mereka dapat dipandang sebagai peluang dalam mewujudkan Indonesia yang Inklusif, serta tidak sedikit inovasi dan perubahan yang digagas oleh orang muda dengan disabilitas dan OYPMK. Lalu seperti apa program yang dan inovasi yang mereka gagas? Dan bagaimana peran kita bersama dapat menciptakan masyarakat yang inklusif? Kita akan perbincangkan lebih dalam soal ini di Ruang Publik KBR bersama narasumber: Widya Prasetyanti - Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia dan Agustina Ciptarahayu - Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Polemik Tak Berkesudahan dalam Sistem Kapitalisme Oleh. Riannisa Riu Voice Over Talent : Giriyani SS NarasiPost.Com-Pandemi Covid-19 masih belum menampakkan tanda-tanda kepergiannya. Sebaliknya, varian virus yang bercokol di negeri ini kian beragam. Mulai dari varian alpha hingga delta. Tak terhitung nakes yang menjadi korban, apalagi masyarakat umum. Peraturan karantina tak jelas yang putus nyambung seperti PSBB – PPKM pun masih dijalankan oleh penguasa negeri ini, membuat masyarakat makin tak memercayai penguasa. Di tengah krisis kepercayaan ini, hadirlah sebuah pernyataan menggelegar, “Rakyat Indonesia tidak ada yang akan dibiarkan sampai tidak bisa makan.” dari Juru Bicara Kementrian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, seperti dilansir merdeka.com Ahad, (11/06/2021) Kalimat ini indah sekali, terkesan memberi fantasi perlindungan dari penguasa kepada masyarakat. Bahkan tak lupa disertai dengan bukti-bukti pencitraan, seperti pembagian langsung sembako oleh orang nomor satu di negeri ini kepada masyarakat di Jakarta Utara. Pemerintah mengklaim akan memberikan upaya bantuan dalam bentuk dapur umum dan bansos. Dapur umum akan menyediakan makanan siap saji, sementara bansos akan disalurkan kepada warga dalam bentuk tunai dan nontunai, yakni PKH (Program Keluarga Harapan), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Bantuan Sosial Tunai (BST). Namun, benarkah semua bantuan ini tersalurkan kepada masyarakat? Kenyataannya masih banyak masyarakat yang berjuang membanting tulang demi mendapatkan sesuap nasi. Beberapa ketua rukun warga di Kabupaten Bandung bahkan menyatakan hanya satu orang saja di setiap RW yang mendapatkan Bantuan Sosial Tunai, sisanya nihil. Banyak pula yang mengaku terdaftar, namun tidak pernah mendapatkan jatah bantuan dari pemerintah. Para pedagang kecil tetap berdagang meski sedang PPKM. Pemulung tetap bekerja agar mendapat upah untuk makan sehari-hari. Bahkan para pengemis di terminal masih sibuk menadahkan tangan demi sekadar mengisi perut. Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/07/18/polemik-tak-berkesudahan-dalam-sistem-kapitalisme/ Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini, Follow us on : instagram : http://instagram.com/narasipost Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9 Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/ Twitter : Http://twitter.com/narasipost
Kenyataannya di suatu titik hidup lo pastinya pernah menghadapi hal yang disebut struggle
Tuhan Yesus datang membawa terang agar manusia dapat menyelenggarakan hidup sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Prinsip kita sebagai anak Allah adalah “kehendak Bapa adalah hukumku.” Orang percaya dipanggil untuk memiliki kualitas hidup seperti yang Yesus yang prinsip-Nya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh. 4:34). Kenyataannya, banyak orang Kristen merasa bahwa ia sudah... Continue reading → The post Batiniah Serupa dengan Yesus appeared first on Truth Voice.
Sukses itu tujuan atau malah sebuah gaya hidup ? Kenyataannya banyak orang di ajarkan sebuah pengajaran bahwa sukses itu adalah tujuan. di dalam studi empiris dari sekolah terbaik di dunia, Harvard, bisa di pastikan bahwa Sukses bukanlah sekedar tujuan tetapi justru adalah sebuah perjalanan. mari simak pemaparan saya tentang Sukses adalah Perjalanan gabung ke komunitas PERPUSTAKAAN TENTANG SUKSES TERBESAR DI INDONESIA di : http://bit.ly/sukses2u gabung juga ke IG saya : @husinw
Kali ini kita ngobrol dengan orang yang beneran Salah Jurusan! Kenyataannya, untuk menjadi Marketing Communication Manager, skill yang diperlukan sangat bisa dipelajari di luar bangku kuliah. Kali ini gw ngobrol dengan temen gw, Latan Rizky dari Indosport.com. Timestamp 00:00 Intro 00:53 Kuliah di mana?Jurusan? 02:26 Peran dasar untuk perusahaan? 08:39 Hard Skill yang diperlukan? 11:17 Soft Skill yang diperlukan? 14:05 Tiga Tips Bonus
Jokowi bilang mau perkuat KPK. Yang terjadi malah revisi UU KPK yang melemahkan dan mengerdilkan. Jokowi bilang tidak setuju jika ke-75 pegawai KPK yang tidak lulus TWK serta-merta dipecat. Kenyataannya? Mari kita lihat beberapa saat ke depan. So, mari kita simak apa kata Presiden Jokowi, pahamilah sebaliknya.
Yohanes 14:27 Kebanyakan orang mencari rasa aman dan damai dengan cara menjadi lebih kuat daripada orang lain. Tetapi benarkah jika seseorang berada di tempat yang lebih tinggi, lebih berkuasa dan dalam posisi yang lebih kuat ia akan mendapatkan rasa aman dan damai ?! Kenyataannya tidak ! Orang justru gelisah dan merasa terancam sehingga terus mencari cara bagaimana agar tetap mempertahankan rasa aman yang palsu itu. Berbeda dengan damai sejahtera yang Yesus berikan kepada para murid; bukanlah damai dan perasaan aman yang palsu, yang didapatkan dengan menjadi lebih berkuasa, lebih tinggi dan lebih kuat dari orang lain. Yang Tuhan Yesus berikan kepada murid adalah damai sejahtera yang sejati, yaitu rasa dicintai dan disertai Tuhan. Seperti seorang anak kecil yang merasa takut ketika di malam hari tiba-tiba lampu padam, gelap gulita, tapi kemudian ia mendengar suara ibunya berkata, “jangan takut nak, sini Mama peluk”, seketika rasa takut dan cemasnya berkurang dan hilang; ada rasa aman dan merasakan dicintai walaupun keadaan masih tetap gelap karena lampu padam. Demikian halnya setiap kita ketika merasakan cinta dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan ini. Seberat dan sesulit apapun jalan di hadapan, segelap dan sebanyak apapun rintangan di depan, ketika kita tahu bahwa Tuhan beserta dan kita ada dalam pelukan cinta kasih-Nya, kita damai di tangan Tuhan. Tuhan Yesus telah membuktikan cinta-Nya yang besar kepada kita di kayu salib, karena itu marilah kita menerima damai sejahtera Tuhan dan menikmatinya dengan hidup taat kepada perintah-Nya sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan Yesus ?! Jangan tunda, marilah kita mengasihi orang-orang terdekat kita, sebab kitapun telah dicintai dan disertai Tuhan disepanjang jalan kehidupan kita. Amin. Pokok Doa : Hikmat dan penyertaan Tuhan bagi yang dalam pergumulan. Kasih Tuhan bagi mereka yang sendirian dan kesepian. Pdt. LAAS
Kenyataannya adalah Allah mengasihi Israel dan memilihnya, karena menghormati janji-janji-Nya kepada para bapa. Israel dipilih karena jasa kasih Allah kepadanya.
Kenyataannya adalah Allah mengasihi Israel dan memilihnya, karena menghormati janji-janji-Nya kepada para bapa. Israel dipilih karena jasa kasih Allah kepadanya.
Seringkali kita merasa, bahwa hidup ini harus selalu bahagia. Kenyataannya hidup itu dinamis, kadang bahagia kadang juga kecewa. Lalu, kalau saat tidak bahagia hadir, bagaimana cara menyikapinya?
Ke mana mimpi-mimpi itu melejit? Mungkin masih menggantung manis pada ketiak langit. Kenyataannya, kita harus berdiri sendiri di permukaan bumi, tak baik menggantung apa-apa pada apa dan siapa, bolehlah sesekali menjerit bila memang kepalang sakit. | 20 to 30 adalah segmen baru dari Keluar Rumah Podcast yang membahas pelajaran-pelajaran yang saya petik dalam menempuh krisis seperempat abad atau quarter life crisis di rentang usia 20 hingga 30 tahun. Share episode ini jika kamu suka dengan mention @keluarrumahproject di Instagram Story. Jika kamu punya pertanyaan, kontak saya ke vakansi.net@gmail.com
"Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri", perumpamaan yang sudah cukup familiar dalam kehidupan kita. Tanpa sadar pemikiran ini sudah mengakar dalam diri kita. Kenyataannya, perumpamaan ini tidak fair dan cenderung menjatuhkan diri kita. Kenapa? Temukan elaborasinya di podcast ini!
Kita semua pernah menerima kata-kata janji yang baik dari orang lain, tentu dengan harapan ditepati. Kenyataannya, ada yang ditepati, ada juga yang tidak. Tapi waktu Tuhan mengucapkan janji-Nya, kita punya jaminan bahwa Sabda-Nya pasti akan ditepati. Ini jaminannya... Refleksi ini diambil dari bacaan liturgi hari Minggu 10 Jan 2021: Yes 55:1-11; 1 Yoh 5:1-9; Mrk 1:7-11.
Buatku, mantan terindah itu hanyalah ungkapan saja. Kenyataannya kalau memang indah kenapa jadi mantan hihihi. Say hi di Twitter aku ya @dfelicia
When we go abroad, we usually experience something called ‘culture shock', everything seems new and weird, this is common. But did you know your hometown can feel so foreign after years of abroad? This is what @sasayu5989 & @louisave1307 felt after living in Finland & Swiss for years. Di episode kali ini kita akan berdiskusi mengenai 'Reverse culture shock', sebuah hal yang biasa dialami setiap orang saat balik ke negeri asal setelah sekian lama merantau. Kenyataannya hidup di negeri sendiri bisa terasa sangat 'asing', hal-hal yang sebelumnya bisa diabaikan sekarang telah menjadi masalah-masalah baru. Click here to buy their book "Stranger at home" or go to this link (bit.ly/StrangerAH) Don't forget to check out our Instagram page @podcastovercoffee, DM us for any questions/feedback. Without further ado, please enjoy! #SantaiTapiSampai #Culture & #Society #coffeetalk #cultureshock #brainfood
Pengampunan merupakan kata yang manis kedengarannya, namun tunggulah sampai Anda perlu untuk melakukannya. Kenyataannya, tidak mudah bagi kita untuk mengampuni karena peristiwa atau pengalaman yang terjadi mungkin terasa begitu menyakitkan bagi diri kita. Episode ini akan membahas mengenai mengapa kita perlu mengampuni, bagaimana mengampuni, dan apa dampaknya bagi kehidupan kita, khususnya bagi pembentukan karakter kita.
cancer - part II Terlahir sebagai Cancerian, kadang gak selalu se-menyenangkan kayak yang orang-orang lihat. Kenyataannya, banyak hal pahit yang harus ditelan dan disimpan sendiri. Tapi yaah... mungkin memang beginilah "resiko" memiliki hati yang terlalu perasa. Tapi yang terpenting, jangan pernah lelah untuk berbuat baik ya? Walaupun mungkin seringkali kebaikanmu disalahgunakan, setidaknya kamu melakukannya dgn hati dan niat yang tulus. Orang-orang seperti kamu itu... langka! Apa kamu punya pendapat lain tentang Cancer? Yuk cerita di kolom komentar dan Tag teman kamu yang berzodiak cancer! -F #pukulduamalam Fun fact! Pengisi suara dan penyanyi dalam konten ini berzodiac cancer juga loh! #♋ Tulisan by: @atinnaamyrta Yang menyuarakan: @jousatria ♋ & @mirantiandari ♋ My Everything by Ariana Grande
Banyak orang beranggapan marketing & sales itu sama. Kenyataannya banyak sekali perbedaannya dan sering tertukar satu sama lain! Biar lebih jelasnya podcast Talk 2 Talk kali ini akan ngobrol tentang marketing vs sales bersama VP Sales Marketing ZAP Clinic, Feriani Chung.
Episode 13 (Ibrani 1:7-9) | Anak Tuhan melayani Tuhan bukan hanya karena keharusan, tetapi karena kita tahu kita dikasihi. Oleh karena itu, pelayanan yang terutama masalah hati dan perasaan ketidak-layakan. Tapi seringkali kita gagal dalam pelayanan kita karena kita merasa diri penting. Kenyataannya, kita dapat melayani Tuhan hanya karena Tuhan memungkinkan kita untuk melayani Dia dan karena kita mengenal Dia dan takhta-Nya yang kita layani. Siapakah Raja yang kita layani ini? | Tota Scriptura: youtube.com/c/TotaScriptura?sub_confirmation=1 | griikarawaci.org
Gara-gara pandemic Covid-19, Work From Home (WFH) menjadi sebuah keharusan. Kenyataannya enggak semua orang bisa menjalankan WFH, ada yang lebih nyaman Work From Office (WFO). Lu sendiri pilih yang mana? WFH atau WFO??
Apa yang dibenak pengusaha tentang cash flow? Seberapa penting cash flow ? Ada banyak orang di luar sana melihat bahwa membangun bisnis itu mudah, enjoy dan semenarik yang ada di buku. Padahal kenyataannya bisnis itu kompleks. Ada berbagai problem yang perlu dihadapi. Kenyataannya melihat cash flow dianggap nggak penting. Padahal kita harus punya strategi apakah cash flow kita cukup untuk beberapa bulan kedepan. Series Zahir ini cocok ditonton untuk pengusaha di Indonesia yang saat ini memang terkena dampak pandemi dan bingung soal mengelola cash flow. Podcast kali ini akan menjelaskan seberapa penting cashflow untuk diperhatikan oleh para pengusaha bisnis.
Cinta. Banyak banget bentuk cinta. Inilah bentuk cinta menurut @dwi95rahayu dan @novitaggrn. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/kesapu/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan oleh frater Kiky, SDB dan renungan oleh Herny Alfrida Sulistia DOMBA-DOMBA TERSEBAR, TETAPI TETAP SATU GEMBALA Renungan kita pada hari ini bertema: Domba-Domba Tersebar, Tetapi Tetap Satu Gembala. Ketika para gembala suka dengan bau semua dombanya, di situ terdapat kenyataan bahwa persekutuan umat Allah itu tersebar di mana-mana, dan semua itu harus menjadikan Kristus sebagai pusat hidup mereka. Yesus Kristus menjadi identitas mereka semua dan Ia tetap sebagai satu gembala utama. Identitas itu mulai definitif dengan dipakai nama Kristen pertama kali beberapa tahun setelah Kristus bangkit, atau lebih tepat setelah pertobatan Santo Paulus. Tokoh dan murid Tuhan terpandang yang bernama Barnabas bersama Paulus dan Gereja di Antiokhia pertama kali memakai identitas ini. Perlahan tapi meyakinkan, nama Kristen ini menyebar dari satu tempat ke tempat lain hingga mencapai ke pelosok dunia. Di seluruh dunia dapat ditemukan semua pengikut Kristus dengan aneka latar belakangnya. Menurut Santo Ignasius dari Antiokhia, yang pernah sebagai Uskup di kota itu, di mana terdapat satu persekutuan umat Kristen, entah di suatu tempat entah di suatu kota, dan mereka dipimpin oleh seorang Uskup atau gembala agung, persekutuan Kristen itu dinamakan Katolik. Keberadaan umat Katolik tampak di setiap pelosok bumi dan ketika setiap orang Katolik bertemu, entah di mana dan dalam konteks apa saja di muka bumi ini, selalu ada rasa bersatu, bersama dan terkoneksi satu sama lain. Mereka dapat menyambung hati mereka yang seiman. Misalnya, seorang Romo bercerita bahwa ketika sedang transit pesawat di Timur Tengah, ia sempat berkenalan dengan seorang dari Rusia yang beragama Katolik. Pembicaraan mereka berkembang menjadi sebuah pertemanan. Pria dari Rusia tersebut kemudian dengan rendah hati meminta pengakuan dosa dan berkat dari Romo. Ketika melihat seorang atlet membuat tanda salib saat berada di lapangan, para penonton di seluruh dunia segera membuat sebuah rasa ke-Katolikan dengan pemain tersebut. Ini merupakan beberapa contoh untuk memahami bahwa kata “Katolik” itu sangat universal dan mempersatukan. Tersebarnya para pengikut Kristus di mana saja di dunia ini, meniadakan risiko bahaya perbedaan atau kaburnya semangat persekutuan itu, tetapi justru menguatkan koneksi satu sama lain, karena Yesus Kristus sendiri sangat menjamin untuk menjaga persekutuan ini. Ada dua pernyataan Yesus hari ini yang sangat kuat maknanya, yaitu “Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”. Ini pasti tidak sekedar kenal sambil lalu, tetapi sebuah pengakuan kepemilikan Yesus atas para pengikut-Nya. Kedua ialah “Tak seorang pun yang dapat mengambil mereka dari tangan-Ku”. Yesus Kristus sangat menjamin, tersebarnya para pengikut di seluruh muka bumi dan Dia tetaplah satu gembala adalah sebuah harga mati. Kenyataannya memang seperti itu sampai saat ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus, kami para pengikut-Mu ingin tetap setia dan taat kepada-Mu, karena inilah kenyataan kami menjadi bersatu dan menjadi kuat. Tetaplah tinggal dan berada bersama kami, Tuhan Yesus. Salam Maria ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Rasa yang ada, sayangnya bukan akhir jawaban. Kenyataannya kita tak saling berada di garis episode yang sama...
Dalam episode pertama ini kami menjawab suatu pertanyaan yang paling sering dilontarkan kepada kami: 'kalau lagi jalan-jalan, kalian suka berantem nggak?' Hanya karena kami berdua perempuan, orang berasumsi kami pasti cakar-cakaran atau baper-baperan saat traveling bareng. Kenyataannya, nggak tuh! Di sini kami beberkan tips supaya bisa akur terus sama temen jalan, walaupun kadang memang ada saja perbedaan keinginan dan pendapat.