Podcasts about santo paulus

  • 3PODCASTS
  • 305EPISODES
  • 8mAVG DURATION
  • 1EPISODE EVERY OTHER WEEK
  • May 15, 2025LATEST

POPULARITY

20172018201920202021202220232024


Best podcasts about santo paulus

Latest podcast episodes about santo paulus

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat dalam pekan ke-4 Paskah, 16 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 15, 2025 8:47


Dibawakan oleh Monica Viona dari Paroki Roh Kudus di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Kisah Para Rasul 13: 26-33; Mazmur tg 2: 6-7.8-9.10-11; Yohanes 14: 1-6.GEMBALA MEMBUATKITA NYAMAN DAN BETAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gembala Membuat Kita Nyaman danBetah. Rasa nyaman kita sebagai manusia selalu terkait dengan hubungan antarpribadi satu dengan yang lain. Sedangkan rasa betah kita lebih terkait dengansuasana di sekeliling dan hal atau barang yang kita pakai. Misalnya Anda merasanyaman dengan teman-teman di dekatmu, dan pada saat yang sama Anda juga betah dengansuasana kerja sama dan lingkungannya yang tenang. Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik memberikan kita rasa nyaman dan betahdalam konteks seperti itu. Yesus membuat kita nyaman bersama Dia dan sesamaorang beriman. Yesus membuat kita betah berada di dalam rumah-Nya, yaituGereja, juga dengan semua pengajaran dan perintah-Nya. Ungkapan yang sangat pasuntuk ini ialah yang dikatakan Yesus pada hari ini: jangan gelisah hatimu,percayalah kepada Allah, percayalah kepada-Ku. Bersama Bapa-Ku dan Aku, semuapasti menjadi betah dan nyaman. Tetapi tak semua orang sepakat tentang menjadi nyaman dan betah dalamKristus. Selalu ada orang yang tak langsung paham. Bisa juga ada interpretasiyang berbeda. Misalnya rasul Thomas bertanya, tunjukkan dong persisnya sepertiapa? Lalu Yesus dengan sangat meyakinkan berkata: Aku adalah jalan, kebenarandan kehidupan. Penegasan ini sudah cukup pas untuk mengatasi keraguan itu. Yesus memberikan kuasa kepada para pelayan Gereja untuk menciptakan rasanyaman dan betah ini bagi setiap Umat Allah. Seperti Petrus, Santo Paulus jugaberdiri pada level otoritas pengajaran yang sama, berkotbah tentang semuakebenaran dalam Yesus Kristus. Ini sungguh memberikan rasa nyaman dan betahbagi semua pendengarnya, terutama kaum non-Yahudi yang kafir yang sangat kritisdan skeptis. Mereka bisa menerima pengajaran Paulus dan akhirnya memilih untukmenjadi pengikut Kristus. Lalu pertanyaannya ialah, siapakah yang paling bertanggug jawab dengan rasanyaman dan betah ini? Yang jelas bukan Tuhan dan para pemimpin Gereja yangbertanggung jawab. Mereka memberikan perhatian dan kasih sayang hanya karenacinta. Menjadi nyaman dan betah bukan pertama-tama urusan mereka. Jadi rasanyaman dan betah itu harus pertama-tama diciptakan oleh kita masing-masing.  Hal ini sama dengan kenyataan bahwa kita yang mengalami apakah menolak ataumenerima bapa dan ibu kita sendiri. Mereka adalah karunia Tuhan bagi kitamasing-masing. Tapi hal tentang rasa nyaman dengan bapa dan ibu sendiri, ituadalah tanggung jawab kita sendiri. Anda dan saya harus menciptakannya. Rasabetah dan nyaman dengan Tuhan dan Gereja harus kita ciptakan dan pertahankan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan maha kuasa, semoga kami selalumemiliki rasa nyaman dan betah karena Engkau senantiasa berada di tengah-tengahkami melalui Yesus Kristus, Tuhan kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalamnama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis dalam pekan ke-4 Paskah, 15 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 14, 2025 8:40


Dibawakan oleh Evhy Losari dari Paroki Santo Yosef Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kisah Para Rasul 13: 13-25; Mazmur tg 89: 2-3.21-22.25.27; Yohanes 13: 16-20.GEMBALA YANGBAIK MENCERAHKAN PENGERTIAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gembala yang Baik MencerahkanPengertian. Sang Gembala Yesus Kristus menerangi dunia dan hati kita denganfirman-Nya. Jika firman itu hanya sampai pada telinga manusia, pekerjaanevangelisasi itu masih sangat mentah. Dari mendengar, kita perlu melanjutkanprosesnya sampai kepada pengertian. Tuhan terus membantu untuk membuat kitamengerti Dia, yaitu firman-Nya yang disampaikan itu dapat kita pahami.  Sejak pembaptisan kita dicurahkan Roh Kudus dan malalui Penguatan kitadiurapi kepenuhan-Nya. Salah satu karunia yang diberikan kepada kita ialahpengertian. Di dalam Injil pada hari ini Tuhan Yesus gembala yang baikmengajarkan kita bahwa dengan mengerti pengajaran-Nya kita menjadi orang-orangyang terberkati. Dia sangat berkenan kepada orang-orang yang tidak hanyamendengarkan, tetapi juga mengerti. Sebab melalui pengertian itulah sikap orangterbentuk dan dari sana ia mulai bersikap dan bertindak.  Tidak berarti bahwa tak ada pengertian pada setiap manusia, kelompok orangatau sebuah kultur. Yang sering menjadi soal ialah bahwa pengertian manusiaterbatas dan cenderung berbeda-beda pemahaman akan sesuatu hal. Apalagi dalamsoal ajaran iman tertentu, bahaya kurang pengertian dan penafsiran yangberbeda-beda sering berakibat pada konfllik dan bentrok di antara kita.  Hal ini sungguh menjadi pengalaman Santo Paulus. Ia telah alami bagaimanaYesus membuat pemikiran dan pengertiannya menjadi baru. Kini giliran dia untukmencerahkan pikiran dan pengertian orang-orang yang belum tahu apa-apa tentangYesus Kristus. Sering urusan menjelaskan orang-orang dari tidak tahu untukmendapatkan suatu pengertian dasar akan suatu ajaran baru menjadi tugas yanglebih muda. Sedangkan akan sulit sekali melakukan yang sama kepada orang-orangyang sudah punya pemikiran dan pengertian tersendiri.  Bagi kita, pengertian tentang Tuhan Yesus Kristus dan segala hal mengenaiiman kita memang sudah ada dengan ukuran berbeda-beda dari seorang ke oranglain. Tetapi urusan mencerahkan atau menyegarkan pengertian itu merupakan suatuhal yang lain. Lalu bagaimana caranya? Mungkin usulan ini sangatlah sederhana,tapi siapa tahu bisa sangat berguna. Anak sekolah harus membaca satu bukupelajaran sepuluh kali untuk bisa hadapi ujian, daripada membaca sepuluh bukusatu kali saja. Maka hal yang sama, kita mesti bertemu dan belajar pada Yesusberulang dan banyak kali. Tidak efektif kalau hanya sesekali atau jarang. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha baik, terima kasih berlimpah atasPutra-Mu Yesus Kristus yang menjadi gembala yang baik bagi kami. Ia mencerahkandan menyegarkan pengertian kami untuk semakin mengetahui diri-Nya dan Dikausebagai Tuhan yang mengutus Dia. Semoga kami selalu bersemangat menguatkanpengenalan dan pemahaman tentang Dikau. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan RohKudus ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam pekan ke-4 Paskah, 13 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 12, 2025 7:51


Dibawakan oleh Fanny Hartono dari Paroki Gembala Yang Baik di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 19-26; Mazmur tg 87: 1-3.4-5.6-7; Yohanes 10: 22-30.DOMBA-DOMBA TERSEBAR, TETAPI TETAP SATU GEMBALA         Renungan kita pada hari ini bertema: Domba-Domba Tersebar,Tetapi Tetap Satu Gembala. Ketika para gembala suka dengan bau semua dombanya,di situ terdapat kenyataan bahwa persekutuan umat Allah itu tersebar dimana-mana, dan semua itu harus menjadikan Kristus sebagai pusat hidup mereka.  Yesus Kristus menjadi identitas mereka semua dan Ia tetapsebagai satu gembala utama. Identitas itu mulai definitif dengan dipakai namaKristen pertama kali beberapa tahun setelah Kristus bangkit, atau lebih tepatsetelah pertobatan Santo Paulus. Tokoh dan murid Tuhan terpandang yang bernamaBarnabas bersama Paulus dan Gereja di Antiokhia pertama kali memakai identitasini. Perlahan tapi meyakinkan, nama Kristen ini menyebar dari satu tempat ketempat lain hingga mencapai ke pelosok dunia. Di seluruh dunia terdapat semuapengikut Kristus yang berbeda-beda. Menurut Santo Ignasius dari Antiokhia, yang pernah sebagaiUskup di kota itu, di mana terdapat satu persekutuan umat Kristen, entah disuatu kampung entah di suatu kota, dan mereka dipimpin oleh seorang Uskup ataugembala agung, persekutuan Kristen itu dinamakan Katolik. Keberadaan umatKatolik tampak di setiap pelosok bumi dan ketika setiap orang Katolik bertemu,entah di mana dan dalam konteks apa saja di muka bumi ini, selalu ada rasabersatu, bersama dan terkoneksi satu sama lain. Mereka dapat menyambung hatimereka yang seiman. Misalnya, seorang Romo bercerita bahwa ketika sedangtransit pesawat di Timur Tengah, ia sempat berkenalan dengan seorang dari Rusiayang beragama Katolik. Pembicaraan mereka berkembang menjadi sebuah pertemanan.Pria dari Rusia tersebut kemudian dengan rendah hati meminta pengakuan dosa danberkat dari Romo. Ketika melihat seorang atlet membuat tanda salib saat beradadi lapangan, para penonton di seluruh dunia segera membuat sebuah rasake-Katolikan dengan pemain tersebut. Ini merupakan beberapa contoh untukmemahami bahwa kata “Katolik” itu sangat universal dan mempersatukan. Tersebarnya para pengikut Kristus di mana saja di duniaini, tidak mengurangi semangat persekutuan itu, tetapi justru menguatkankoneksi satu sama lain, karena Yesus Kristus sendiri sangat menjamin untukmenjaga persekutuan ini. Ada dua pernyataan Yesus hari ini yang sangat kuatmaknanya, yaitu “Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”. Ini adalahsebuah pengakuan kepemilikan Yesus atas para pengikut-Nya. Kedua ialah “Takseorang pun yang dapat mengambil mereka dari tangan-Ku”. Yesus Kristus sangat menjamin,tersebarnya para pengikut di seluruh muka bumi dan Dia tetaplah satu gembalasejak saat itu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus,kami para pengikut-Mu ingin tetap setia dan taat kepada-Mu, karena inilahkenyataan kami menjadi bersatu dan menjadi kuat. Tetaplah tinggal dan berada bersamakami, Tuhan Yesus. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam namaBapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam pekan ke-2 Paskah, 29 April 2025, Peringatan Santa Katarina Siena, Perawan dan Pujangga Gereja

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 28, 2025 8:21


Dibawakan oleh Agnes Nabela dari Paroki Serpong dan Fransiska Putri dari Paroki Kota Bumi di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 32-37; Mazmur tg 93: 1ab.1c-2.5; Yohanes 3: 7-15.SAMPAI KE HATI Renungan kita pada hari ini bertema: Sampai Ke Hati.Seorang terpelajar dan pemimpin umat seperti Nikodemus, ketika mencari tahukebenaran kepada Tuhan, berarti ia masih memiliki kekurangan. Jadi orangpandai, bijaksana, terpelajar, dan berkuasa ternyata perlu menjadi lebih baiklagi. Dengan kata lain, seperti Nikodemus, yang memusatkan pencarian kebenarankepada Tuhan, adalah orang-orang yang sedang menuju ke “hati”. Perjalanan dan usaha kita menuju ke “hati” sebenarnyaialah fokus hidup kita, sebuah tujuan yang akan kita capai, dan sesungguhnyatujuan itu ialah Tuhan. Seseorang yang berbuat baik dalam menolong sesamanya,diapresiasi orang lain sebagai pribadi yang berbuat sampai ke hati. Seseorangyang berbuat tidak baik atau jahat kepada sesamanya, juga mendapat penilaiandari orang lain sebagai pribadi yang terlanjur “sampai hati” melakukanperbuatan tersebut. Jadi, yang kita katakan sebagai “sampai ke hati” ialah sesuatuhal atau kenyataan hidup yang sangat inti, pusat dan utama di dalam hidup. Hidup Kristen kita di dunia ini adalah sebuah perjalanandan keyakinan kita dengan jelas mengatakan bahwa tempat tinggal kita di duniaini hanya sementara. Ada sebagian dari kita yang sudah “sampai ke hati”, yaitumereka yang sudah beralih dari dunia ini melalui peristiwa kematian mereka didunia. Sedangkan kita yang masih hidup, menempuh jalan Yesus Kristus untuk padasaatnya yang tepat akan sampai ke hati yang sesungguhnya yaitu Tuhan. Untukmenjamin kepastian ini, Yesus sendiri menjelaskan dengan amat nyata bahwa Iasendiri sebagai Anak Manusia, datang dari surga, tujuan akhir kita. Pertanyaan sederhana di sini ialah: siapakah yang berhakuntuk sampai ke hati? Apakah ini adalah kebebasan masing-masing orang ataukahkita sebagai satu komunitas orang-orang beriman memiliki panggilan yang samauntuk nantinya sampai ke hati atau sampai ke surga? Jawabannya ialah baikpribadi maupun bersama, kita memiliki panggilan untuk ke sana. Nikodemus dansetiap dari kita, begitu disemangati oleh Yesus sendiri atau oleh pengalamanlainnya, tentu begitu bersemangat dan tekun untuk mencapai tujuan akhir hidupkita dengan gemilang. Setiap orang ingin menjadi champion  atau pemenang perjalanan itu, seperti yangdicita-citakan oleh Santo Paulus.  Tetapi sebagai komunitas umat Allah, Gereja, kita jugamemiliki komitmen bersama untuk sampai di surga bersama-sama. Dengan demikian,motto hidup bersama yang disampaikan di dalam Kisah Para Rasul: sehati dansejiwa, sangatlah penting untuk direalisasikan baik secara jasmani maupunrohani saat kita masih hidup di dunia ini. Hidup bersama dengan benar dan baikdi dunia ini sungguh menggambarkan kehidupan bersama yang mulia di surganantinya.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, berkatilah kami supaya ciri sehati sejiwa menjadi kenyataan dalamhidup kami setiap saat. Kemuliaan kepada Bapa...Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu ke-3 PraPaskah, 23 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 22, 2025 12:28


Dibawakan oleh Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Keluaran 3: 1-8a.13-15; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.6-7.8.11; 1 Korintus 10: 1-6.10-12; Lukas 13: 1-9SAAT UNTUK BERBALIK KEPADA TUHAN Tema renungan kita pada hari Minggu ke-3 PraPaskah iniialah: Saat Untuk Berbalik Kepada Tuhan. Waktu merupakan salah satu tanda yangmemperingatkan kita tentang kesempatan bertemu dengan Tuhan. Hari Minggu,misalnya, adalah waktu spesial bagi umat beriman untuk berkumpul dan beribadah.Masa PraPaskah merupakan kesempatan setiap tahun bagi seluruh umat Allah agarsecara intensif dan penuh menjalin relasi dengan Tuhan melaluitindakan-tindakan penitensi. Waktu kita untuk bertemu dengan Tuhan dapat terjadi setiapsaat dan sangat personal. Tuhan berdiam di dalam diri kita masing-masing dansetiap orang cukup mengaktifkan saja kesadaran, ketenangan batin, fokus pikirandan rasa yang intim untuk dapat mengalami saat-saat bersama dengan Dia. Kitatidak perlu mengarahkan atau  menuntunTuhan untuk datang dan bertemu dengan kita di suatu tempat dan pada saattertentu. Justru kita-lah yang menyediakan waktu dan membuka ruang untukbertemu Dia dan mengalami saat istimewa dengan-Nya. Apakah saat bertemu dengan Tuhan itu merupakan kesempatanberbalik kepada Dia? Apakah kesempatan tersebut merupakan saat seseorangbertobat dari dosa dan kejahatan? Kita semua pada waktu bertemu dengan Tuhanentah dalam kesempatan bersama umat beriman yang lain entah secara personal,adalah orang-orang berdosa. Namun tidak semua orang menjadikan kesempatan itusebagai saat berbalik kepada Tuhan. Masih banyak di antara kita yang belumbertobat dan sungguh mengalami hidup baru ketika mereka bertemu dengan Tuhandalam doa dan ibadat. Misalnya, seseorang sedang mengikuti ibadat hari Minggu digereja. Ia tidak konsentrasi dengan setiap bagian ibadat dari pembukaan sampaipenutupan. Pikirannya kacau atau sedang berlari ke mana-mana. Ia memangberjumpa dengan Tuhan saat berada di dalam gereja itu, namun ia sungguh tidakmengalami jamahan Tuhan melalui Sabda yang masuk ke dalam relung hati dankesadarannya. Ia sangat terbebani oleh masalah-masalah yang terjadi dalampribadi dan keluarganya. Ia tidak menyambut Komuni di dalam perayaan Ekaristihari Minggu itu. Siapa saja dari antara kita bisa saja belum bertobat danberbalik ke jalan yang benar pada saat berjumpa dengan Tuhan. Ia seperti pohonara yang tidak berbuah, yang diperintahkan untuk ditebang. Ia seperti bangsaIsrael yang diperingatkan oleh Musa supaya ingat akan Tuhan dan kembali kepada-Nya.Ia seperti umat Kristen yang diperingatkan oleh Santo Paulus untuk tidak jatuhke dalam dosa seperti umat Israel pada zaman dulu ketika mereka suka melawankehendak Allah. Jadi, saat kita untuk berbalik kepada Tuhan ialah padawaktu peringatan atau perintah Tuhan kepada kita untuk bertobat. Jika pada saatini peringatan itu diberikan dan sampai di telinga dan hati kita, saat itulahkesempatan untuk bertobat. Menunda atau menolaknya, maka saat atau peluanguntuk berubah akan hilang. Marialah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah Mahakuasa,kuatkanlah selalu iman kami akan setiap peringatan dan panggilan untuk berbalikkepada jalan, kebenaran, dan hidup, yaitu Putra-Mu Yesus Kristus dan Tuhankami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu ke-2 PraPaskah, 16 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 15, 2025 11:19


Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 15: 5-12.17-18; Mazmur tg 27: 1.7-8.9abc.13-14; Filipi 3: 17 - 4: 1; Lukas 9: 28b-36PENAMPAKAN BARU Tema renungan kita pada hari Minggu Kedua PraPaskah iniialah: Penampakan Baru. Di dalam era komunikasi yang sangat mengutamakanvisualisasi dan kesan orang terhadapnya, sebuah penampakan baru merupakankeharusan. Siapa pun di jaman ini yang tidak terjamah oleh yang baru atau yangter-updated, ia otomatis ketinggalan. Program-program aplikasi di hp dankomputer yang Anda miliki, jika tidak membaharui diri untuk mendapatkan produkyang baru, program itu tidak akan berfungsi lagi dan sangat mengganggupekerjaanmu. Profil akun pribadi di media sosial sangat perlu dibaharuipenampakannya. Halamannya juga berubah penampilan tiap hari supaya lebihmenarik. Setiap perubahan mendefinisikan eksistensi yang bersangkutan danmendapatkan pengakuan dari orang lain. Di dunia periklanan, penampakan baruuntuk memperkenalkan produk hukumnya adalah wajib. Di dalam dunia politik,penampilan baru generasi terkini akan mempengaruhi wajah politik seluruhnya. Singkatnya, kebutuhan sebuah penampakan baru terkaitdengan keberadaan, kegiatan dan mentalitas kehidupan merupakan kebutuhan dasardalam era komunikasi saat ini. Ciri spesifik semua penampakan baru ini adalahbahwa perubahan terus terjadi. Ia seperti air mengalir dan tidak bisa sebagaiair yang sama. Kebutuhan dan keinginan kita memang tak terhentikan. SantoAgustinus berkata bahwa keinginan hati kita hanya dapat berhenti ketika iasampai kepada Tuhan. Penampakan Tuhan di Tabor sungguh memberikan kita keyakinanbahwa itu adalah perhentian perjalanan dari segala keinginan kita. Penampakanitu menggambarkan kemuliaan kekal, yang menjadi tujuan setiap orang beriman dansemua yang dikasihi Tuhan. Sejalan dengan penampakan baru dunia ini yang menjadikebutuhan dasar kita, sangat dituntut pula penampakan baru dalam jiwa dan imankita. Bersama penampakan di Tabor, menerima pengajaran Santo Paulus tentangperubahan tubuh kita yang fana menjadi tubuh yang mulia di dalam Yesus Kristus,dan mengimani perjanjian kekal Tuhan Allah dengan kita manusia, kiranya kitamengusahakan penampakan-penampakan baru bangunan rohani diri kita di dalam masaPra-Paskah ini.  Perubahan penampilan rohani kita hendaknya bertambah dalamkelipatan. Tujuannya supaya semakin berjalannya waktu untuk menuju ke akhirhidup ini, kita semakin dekat dengan pencapaian yang mulia tersebut. Pada hariini, jika Anda berdoa pribadi selama 15 menit, besok waktunya ditambah lebihlama dan intensinya ditambah lebih banyak. Berpuasa, bermatiraga dan beramalkasih juga perlu penampakan baru. Begitulah kelipatan kehidupan rohani kita.Maka terjadilah penampakan-penampakan baru di dalam kehidupan iman kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, semogaRoh-Mu menggerakkan kami untuk membuat pembaharuan rohani yang sesungguhnya.Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu PraPaskah ke-1, 9 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 8, 2025 12:24


Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indoensia. Ulangan 26: 4-10; Mazmur tg 91: 1-2.10-11.12-13.14-15; Roma 10: 8-13; Lukas 4: 1-13PENGAKUAN IMAN Tema renungan kita pada hari Minggu pertama Pra Paskah iniialah: Pengakuan Iman. Apa maksudnya kita merayakan hari Minggu PertamaPra-Paskah dengan memberikan perhatian renungan kepada pengakuan iman? Bukankahpengakuan iman yang terungkap dalam doa “Aku Percaya” selalu kita ucapkan? Kitasebenarnya diarahkan untuk kembali kepada suasana tertantang, terjebak,tergoda, terancam, dan terdakwa sebagai pendosa. Seperti apa sebenarnya suasana tersebut? Tantangan danjebakan yang kita hadapi ialah membuktikan bahwa kita sebagai orang-orangterpilih dan dikuduskan. Jangan-jangan ini hanyalah teori belaka atau konsepmati yang tidak diwujudkan di dalam kenyataan. Maka kita menghadapi tantanganuntuk menunjukkan bahwa kita memang benar terpilih. Jebakan apa pun bentuknya,pasti berwujud pada keadaan atau pengalaman berupa kesulitan tertentu yangmembuat seseorang merasa ragu dengan imannya. Sama halnya dengan seseorang yang dalam keadaan terancamdan tertuduh sebagai pendosa. Misalnya ia seorang Katolik yang taat. Dia dankeluarganya dipaksa untuk melepaskan imannya, dengan pilihan meninggalkan imanKatolik berarti dibebaskan, tetapi kalau mempertahankan imannya berartidihabisi. Ada kemungkinan dia dan keluarganya memilih dibebaskan dari ancamanitu, dengan resiko harus meninggalkan iman Katolik. Suasana seperti ini ataulainnya yang semacam merupakan pengalaman real di mana-mana di dunia ini. Banyak sekali peristiwa di dunia ini yang menempatkan kitadalam pilihan apakah tetap mengikuti kehendak Tuhan dalam kebenaran dankebaikan, atau mengikuti godaan dan jebakan Setan hanya demi suatu kenyamanandan kenikmatan dunia ini. Di sinilah pesan firman Tuhan tentang pengakuan imanyang terus menerus dan semakin tegas dituntut dari kita. Khususnya, kepadasiapa pun yang saat ini menyadari dirinya berada di dalam suasana ini, atauyang berpeluang menghadapi semua jenis situasi yang sulit itu, nasihatnya ialahpakailah pengakuan imanmu sebagai senjata yang dapat diandalkan. Kita diajarkan pada hari ini bahwa pengakuan iman adalahseperti yang dilakukan oleh Musa dan bangsa Israel, yaitu menguatkan identitassebagai umat terpilih dan pengakuan imannya akan Tuhan sebagai penyelamat.Santo Paulus menegaskan identitas Kristen karena pengakuan imannya kepada YesusKristus, satu-satunya jalan keselamatan. Setiap jenis arah hidup, budaya, latarbelakang, ideologi dan pengetahuan, mengakui hanya satu Tuhan Yesus Kristus.Bahkan pribadi Yesus Kristus sendiri berhadapan dengan Setan yang menggodanyadengan begitu kuat dan menarik, pendirian Yesus tidak pernah goyah. Ia tetapsebagai Putra Allah, yang selamanya bersama Bapa di surga.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus,bantulah kami untuk tetap kuat dan utuh di dalam iman kami kepada Allah. Bapakami... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu Abu, 5 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 4, 2025 9:34


Dibawakan oleh Wati Ontong dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yoel 2: 12-18; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.12-13.14.17; 2 Korintus 5: 20 - 6: 2; Matius 6: 1-6.16-18KESALEHAN STANDAR Renungan kita pada hari Rabu Abu ini bertema: KesalehanStandar. Ada sepasang suami-istri selalu datang ke katedral dan mengunjungi guaMaria pada jam 8 malam. Banyak umat Paroki mengagumi mereka, karena karenamereka terlihat begitu saleh dalam sikap doanya. Banyak yang mengatakan bahwasuami istri itu berdevosi seperti itu sudah berjalan selama 20 tahun. Ketika Pastor Paroki sempat berbicara dengan pasangan itu,khususnya tentang kebiasaan selama 20 tahun berdoa di depan Bunda Maria padajam 8 malam, mereka hanya menjawab singkat, bahwa itu adalah kesalehan standarmereka. Mereka ingin meminta sesuatu yang mereka sangat percaya akan dikabulkanTuhan. Tradisi dan agama Yahudi mewariskan kesalehan standar yangkemudian Yesus juga mengajarkan kita. Kesalehan standar itu mencakup tigaperbuatan dasar yang diwajibkan, yaitu berpuasa, berdoa, and beramal kasih.Orang Yahudi mewajibkan ini kepada setiap umatnya, bahwa kalau ketiga perbuatansaleh ini dilakukan seseorang dipandang sebagai orang beragama yang baik danberkenan kepada Allah. Yesus juga menganggap ketiga kesalehan ini adalahstandar untuk menjadikan orang-orang layak sebagai para pengikut-Nya. Namun ada perbedaan mencolok antara kesalehan standar yangdiajarkan oleh Yesus dan yang dijalankan oleh orang-orang Yahudi, terutamadalam tuntunan para pemuka agama dan kaum Farisi. Perbedaannya ialah terkaitdengan motivasi atau maksud. Bagi Yesus dan yang selalu Ia tegaskan kepadakita, motivasi berdoa, berpuasa atau bermatiraga, dan beramal kasih ialah untukmenjalin relasi dengan Allah Bapa di surga. Ini benar-benar sebuah urusanrohani, urusan hati, dan kegiatan iman kepada Tuhan. Kitab nabi Yoel dalambacaan pertama menekankan sebuah pembaharuan hati, dan bukan urusan luarseperti pakaian yang dikoyakkan dan aneka atribut luar lainnya. Hal ini menegaskan kalau kesalehan standar orang Yahudisangat bertentangan dengan yang diajarkan oleh Yesus. Kesalehan mereka bukanuntuk Tuhan tetapi untuk mendapatkan pujian orang-orang lain, kalau merekaorang suci dan baik. Upahnya sudah mereka dapatkan dengan penampilan itu,sementara Tuhan tidak memberikan apa-apa sebagai karunia bagi mereka. Olehkarena itu Yesus memperingatkan dengan tegas supaya kita tidak mengikutistandar luar seperti itu. Standar kita ialah di dalam hati yang langsung punyarelasi dengan Bapa Allah. Setiap kali melakukan ketiga kesalehan ini denganbenar, itu adalah saat seseorang mengalami tanda keselamatan dari Tuhan,demikian kata Santo Paulus dalam bacaan kedua hari ini. Ini adalah semangat Rabu Abu yang kita semua rayakan padahari ini untuk mengawali masa Pra Paskah kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah,semoga dengan hari Rabu Abu ini kami dipenuhi semangat baru untuk memulaiproses pembaharuan diri di dalam masa Pra Paskah ini. Kemuliaan kepadaBapa  ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu Biasa ke-5, 9 Februari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 8, 2025 13:41


Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 6: 1-2a.3-8; Mazmur tg 138: 1-2a.2bc-3.4-5.7c-8; 1 Korintus 15: 1-11; Lukas 5: 1-11NOTHING TO LOSE Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-5 ini ialah:Nothing To Lose. Di dalam perlombaan atau kompetisi apa pun, prinsipnothingto lose atau berjuang dan berlomba tanpa beban apa pun, membuat orang-orangyang berpartisipasi hanya fokus pada perlombaan itu. Dalam menghadapi ujian disekolah atau tes menjadi pegawai di kantor, semangatnothing to losemembuat seseorang tidak berambisi dan tetap tulus dengan kemampuannya yangsebenarnya. Ketika seorang menjalankan sebuah pekerjaan yang diberikandan ada target pencapaian yang diproyeksikan, sikap mentalnothing to losemembuat dia bekerja sesuai detail standar operasionalnya dan ia sangat percayadiri. Seorang yang berjuang mempertahankan harga dirinya karena telah difitnahdan direndahkan, keyakinannothing to lose mendorongnya untuk menempuhjalan hukum yang seadil-adilnya. Atau berdasar pada keyakinan itu ia relamenyelesaikannya secara kekeluargaan dan bijaksana, dengan tanpa ada beban kemarahanatau kebencian apa pun. Singkatnya, prinsipnothing to lose berperan untukmembuat seseorang berbuat sesuatu dengan benar, lancar, tulus, fokus, serius,tanpa beban dan jelas targetnya. Kita belajar dari bacaan-bacaan pada hari initentang sikap mental tersebut. Prinsipnya ialah kita berangkat dari ketulusandan totalitas sikap Tuhan yang memilih untuk datang ke dalam dunia. Tuhan tidakpunya beban dan tak ada keberatan untuk hidup bersama kita manusia. YesusKristus total menjadi bagian dari kita, bahkan Ia memilih yang terburuk daridunia ini. Kita sebagai pengikut Kristus memiliki kewajiban untukmenjalankan kehendak Tuhan. Panggilan Tuhan kepada kita masing-masing untukmemiliki jalan hidup, profesi, pelayanan, dan pengabdian, merupakan tindakanTuhan untuk menyatakan kehendak-Nya. Ketika kita menerima dan menyanggupinya,sikap kita hendaknya total dan tulus seperti Tuhan Yesus sendiri yang total dantulus. Nabi Yesaya sebagai teladan bagi kita dengan ungkapannya yang terkenal:Inilah aku, utuslah aku. Sementara itu, para murid yang dipanggil oleh Yesusdengan tugas untuk menjala manusia, meninggalkan segala sesuatu lalu mengikutiYesus. Santo Paulus menguatkan kita dalam ketulusan dan totalitaskristiani, yaitu sebagai seorang pribadi yang kredibel. Bagi dia, tidak adakesaksian Kristen yang hakiki, kalau tidak ada kesesuaian antara pengajaran dankehidupan, yang dipikirkan dan yang dibuat, yang diwartakan dan yang dihayati,yang didoakan dan yang dihayati. Jika Anda berkata yang satu dan berbuat yanglain, kredibilitas Anda sebagai seorang Kristen harus dipertanyakan. Anda tidakmemiliki prinsipnothing to lose dalam perjalanan sebagai seorang muridmenuju kepada Bapa. Oleh karena itu marilah kita bersikap tulus, fokus, dantotal sebagai pengikut Kristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Bapa yang baik,berkatilah dan rahmatilah kami untuk menjadi anak-anak-Mu yang sejati. Bapakami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis pekan ke-4 masa biasa, 6 Februari 2025, Peringatan Santo Paulus Miki, Imam dan kawan-kawan, Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 5, 2025 6:28


Dibawakan oleh Dewi Felani dari Paroki Santo Albertus de Trapani Malang di Keuskupan Malang, Indonesia. Ibrani 12: 18-19.21-24; Mazmur tg 48: 2-3a.3b-4.9.10.11; Markus 6: 7-13 KEKUATAN SEBUAH KEPERCAYAAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kekuatan Sebuah Kepercayaan. Secara umum kita bisa kategorikan kepercayaan, mandat, tanggung jawab, atau komitmen menjadi dua. Yang pertama ialah kepercayaan untuk melakukan perbuatan-perbuatan jasmani seperti bekerja mencari nafkah, memimpin organisasi, dan menjual atau membeli barang-barang. Yang kedua ialah kepercayaan terkait dengan melakukan kegiatan-kegiatan rohani seperti pelayanan firman Tuhan, beribadat, berdoa, dan berpuasa.   Raja Daud memberikan kepercayaan kepemimpinan kerajaan kepada putranya Salomo, dan ini kita bisa menganggapnya sebagai wakil dari suatu kepercayaan jasmani. Orang tua atau orang dewasa memberikan kepercayaan kepada anak-anaknya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan mereka. Banyak sekali aspek jasmani kehidupan kita ditentukan oleh kepercayaan yang diberikan kepada kita, baik di dalam keluarga maupun di luarnya.   Sementara itu, Yesus Kristus memberikan kepercayaan dan mengutus para murid-Nya, dapat kita anggap sebagai wakil dari suatu kepercayaan rohani yang kita miliki. Kehidupan kita kapan dan di mana pun yang berkaitan dengan aspek rohani, semuanya ditentukan oleh kepercayaan atau nasihat dan bimbingan rohani yang diberikan kepada kita. Seseorang menghadiri Misa pada hari Minggu, dan dari sana ia membawa suatu kepercayaan  untuk menjalani perutusan yang disampaikan oleh imam pada akhir perayaan ekaristi.   Pertanyaan yang penting adalah ini: apakah yang menjadi kekuatannya sehingga kepercayaan baik jasmani maupun rohani itu memiliki martabat, kewibawaan, dan membuahkan kepercayaan yang lebih besar lagi dari orang lain di sekitar kita? Kedua bacaan kita hari ini memberikan satu jawaban pokok, ialah ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang memberikan kepercayaan itu. Nasihat, perintah, dan aturan-aturan yang ditetapkan senantiasa dijalani. Semua itu untuk menjamin kalau kepercayaan itu berasal dari sebuah kuasa yang jauh lebih besar dan menjamin legitimasi terlaksananya tugas-tugas kita.   Ketaatan berarti Tuhan yang memberikan kepercayaan adalah benar dan kehendaknya bersifat tetap. Jadi tidak ada pertimbangan apa pun dari  kita untuk berdebat bahkan memperbaikinya. Yang kita perbuat ialah mendengar, memahami, dan menjalankannya. Kesetiaan merupakan sisi mata uang untuk ketaatan. Kesetiaan bertahan sampai ujung kehidupan karena orang taat tanpa syarat. Banyak kali kita menjadi seperti Daud atau Petrus, yang mengakui iman untuk taat, namun terkadang kita tidak setia dalam berkomitmen. Yang penting  ada penyesalan, lalu membaharui diri untuk kembali setia. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, pakailah kami dengan apa adanya kami ini untuk menunaikan kepercayaan yang Engkau berikan kepada kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu pekan ke-2 masa biasa, 25 Januari 2025, Pesta Pertobatan Santo Paulus, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 24, 2025 6:33


Dibawakan oleh Meita Adhie Moelya dari Paroki Santo Yosep Purwokerto di Keuskupan Purwokerto - Jawa Tengah, Indonesia. Kisah Para Rasul 22: 3-16; Mazmur tg 117: 1.2; Markus 16: 15-18 BENCI ITU BENAR-BENAR CINTA   Renungan kita pada hari ini bertema: Benci Itu Benar-Benar Cinta. Kata “benci” yang diperpanjang dan diartikan menjadi benar-benar cinta, sudah tidak asing lagi bagi kita. Ada seorang gadis remaja memberi nama kedua anjing kecilnya si Benci dan si Cinta. Ini adalah dua nama yang menunjukkan perlawanan, yang ditunjukkan begitu jelas oleh masing-masing anjing itu. Si anjing Benci dikenal suka kasar dan memusuhi temannya. Sebaliknya anjing Cinta selalu bermain, menemani dan bersikap tenang.   Suatu cara pandang yang transformatif atau yang bersemangatkan perubahan, dapat memberikan kita suatu pemaknaan dua sikap berlawanan itu untuk menjadi sesuatu yang membuat senang dan bangga. Ungkapan “Benci itu benar-benar cinta” seharusnya menjadi inspirasi untuk transformasi ini. Singkatnya kita bisa katakan bahwa pengalaman, atau semangat, dan perbuatan kebencian mengalami perubahan dalam suatu situasi dan waktu, sehingga orang yang benci dan penuh dengan amarah itu berubah menjadi orang baik yang penuh cinta kasih.   Perubahan dari benci menjadi cinta merupakan contoh untuk perubahan yang lain seperti malas menjadi rajin, kotor menjadi bersih, kekanak-kanakan menjadi dewasa dan sebagainya. Pada hari ini kedua bacaan mencerahkan kita tentang perubahan ini. Semoga kita tidak berhenti dengan rasa senang karena pencerahan, tetapi kita mesti dapat membuatnya nyata yaitu berubah dari benci menjadi cinta. Ini sejalan dengan tugas utama Tuhan untuk membawa kita kepada terang, cinta dan keselamatan.   Ada satu kejadian di sebuah paroki di mana Pastor Paroki dibenci oleh setengah bagian umatnya. Alasannya banyak. Namun salah satu yang selalu disebutkan oleh para pembenci ialah karena Pastor Paroki ini tidak segesit, selincah, dan sekocak dengan humor-humor seperti Pastor Paroki sebelumnya. Pastor Paroki membalasnya dengan selalu kunjungi keluarga, kampung, stasi tempat para pembencinya, lalu selalu bercerita dengan mereka. Perbuatan cinta itu justru perlahan-lahan mengubah kebencian umat paroki menjadi cinta dan bersahabat dengan Pastor Paroki.   Pastor Paroki itu mengikuti teladan Yesus Kristus. Berhadapan dengan semua kebencian orang-orang, ia sudah memastikan bahwa itu akan mengantar Dia ke Salib di Golgota. Ia juga tentu sangat sakit hati ketika anggota keluarga-Nya sendiri atau orang-orang dekat bersikap jahat dan benci terhadap-Nya. Mereka menganggap dia gila. Ini sama dengan orang-orang dekat kita sendiri yang menaruh benci kepada kita. Tetapi Yesus tak berbalik membenci. Ia mengorbankan diri sebagai ungkapan cinta paling besar untuk melawan kebencian. Jadi kita punya contoh-contoh luar biasa untuk menyingkirkan dan mengalahkan kebencian dengan cinta kasih. Semua itu tergantung kita saja. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah yang bijaksana, semoga hati, pikiran, dan kehendak kami dipenuhi cinta-Mu supaya kami mampu mengalahkan kebencian di dalam diri kami. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan pertama Adven, 3 Desember 2024; Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya Misi

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 2, 2024 8:34


Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Santa Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Korintus 9: 16-19.22-23; Mazmur tg 117: 1.2; Markus 16: 15-20 CELAKA KALAU TIDAK MEMBERITAKAN INJIL   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Celaka Kalau Tidak Memberitakan Injil. Gereja Katolik di Indonesia memandang spesial santo Fransiskus Xaverius. Misionaris asal Spanyol itu ikut menanamkan benih iman Kristiani di negeri kepulauan Indonesia. Ia tinggal di beberapa wilayah di Indonesia. Ia juga menjangkau sejumlah wilayah tetangga seperti Jepang, Cina, dan India. Setelah mengalami kematian sebagai martir di daerah sekitar perbatasan antara Tiongkok dan India, umat Kristen kemudian mengabadikan jenasahnya secara utuh yang masih tersimpan sampai sekarang di kota Goa, di India Timur Laut.   Sebelum datangnya Fransiskus di sejumlah wilayah Asia, cerita lisan menuturkan bahwa ada sejumlah wilayah di Asia, dan juga Indonesia sudah didatangi lebih dahulu oleh beberapa misionaris. Berkat periode yang lebih awal itu, orang-orang Asia nampaknya mengalami suatu “Adven” akan Gereja Katolik dan pewartaan Injil. Mereka menantikan saat tepat untuk pewartaan Injil, terbentuknya komunitas Kristiani, dan persekutuannya dengan Gereja Universal.   Pada masa penyebaran Injil oleh Fransiskus, sebuah potret Gereja Universal sudah tampak. Surat-surat yang Fransiskus kirim ke pimpinannya, Ignasius Loyola yang berada di Roma dan Eropa, sungguh menggambarkan bagaimana Fransiskus ingin melebarkan pewartaan Injil ke seluruh dunia dan tetap terhubung dengan Gereja Katolik yang utuh di bawah kepemimpinan Santo Petrus, yaitu dalam diri Paus yang berkedudukan di Roma. Semangat Fransiskus ini sangat mirip dengan Santo Paulus dalam kisah-kisahnya di Perjanjian Baru. Kalimat ungkapan Paulus yang terkenal: “Celakalah aku kalau tidak memberitakan Injil” dipraktekkan oleh Fransiskus.   Orang-orang Asia, khususnya Gereja Katolik sangat mencintai Fransiskus. Bahkan untuk Gereja Katolik Indonesia, setiap tanggal kematiannya, 3 Desember, adalah sebuah pesta dalam liturgi. Ini berarti tempat Fransiskus ada di jantung hati-kehidupan iman Gereja Katolik Indonesia. Orang Asia dengan sangat mencintainya, sampai-sampai tempat sucinya di kota Goa India menjadi tempat ziarah rohani tingkat dunia, dan jenasahnya tersimpan di sana, bukan dibawah untuk disimpan di Eropa, atau khususnya di basilika Santo Ignasius Loyola di kota Roma.   Fransiskus Xaverius adalah seorang martir Santo yang penuh dengan semangat “Adven”. Ia menginspirasikan seluruh Gereja dan kita masing-masing untuk merentangkan tangan dan melangkahkan kaki demi menjangkau orang lain yang belum dekat dengan Tuhan, supaya hidup kita semua selalu dalam siap-sedia, karena Tuhan akan kunjungi kita pada saat yang tidak kita sadari. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan semoga pada hari ini semangat hidup santo Fransiskus Xaverius memenuhi diri kami masing-masing, keluarga, komunitas, masyarakat dan Gereja kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-32 masa biasa, 12 November 2024, Peringatan Santo Yosafat, Uskup dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 11, 2024 8:10


Dibawakan oleh Bernadete Lamatokan dan Madona Lamatokan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Titus 2: 1-8.11-14; Mazmur tg 37: 3-4.18.23.27.29; Lukas 17: 7-10 NASIHAT-NASIHAT YANG BIJAKSANA   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Nasihat-Nasihat Yang Bijaksana. Ada seorang gadis remaja pada saat perayaan ulang tahunnya yang ke-17, berbagi perasaan suka cintanya dalam suatu halaman media sosialnya. Ia menulis dengan ungkapan seperti ini: “Saya dapat memilih teman-teman yang selalu membantu ketika saya mengalami kesulitan, itu karena nasihat orang tua. Saya dapat membuat pertimbangan-pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu, itu karena bimbingan guru-guru saya. Saya dapat dengan muda bergaul dan mempunyai banyak teman, itu karena teman-teman yang suka menyambut saya. Saya dapat mengalami pertumbuhan dalam iman, itu karena Tuhan Yesus Kritsus.”   Ungkapan hati gadis remaja itu sungguh menjadi refleksi amat berharga bagi teman-temannya yang ikut hadir dalam perayaan ulang tahun tersebut. Mereka semua mengamini bahwa nasihat-nasihat bijak akan berguna dalam setiap waktu. Tidak ada suatu nasihat bijak yang ketinggalan zaman. Mereka juga mengakui bahwa banyak remaja usia mereka alergi atau tidak suka dengan nasihat-nasihat.   Ternyata tidak banyak orang memilih menggunakan cara-cara bijaksana untuk menyelesaikan masalah atau konflik yang dihadapi. Mereka lebih cenderung memilih cara-cara yang dipandang cepat, tegas, dan bernuansa kekerasan. Bisa juga cara ini memberi solusi cepat namun hanya sesaat, yang biasanya membuat keadaan menjadi lebih parah. Maka pilihan kita pada nasihat-nasihat bijaksana merupakan pilihan yang tepat, dan jika nasihat itu memang sebagai nasihat yang suci, hendaknya kita jalani dengan patuh.   Santo Paulus dalam suratnya kepada Titus dalam bacaan pertama, memberikan kita daftar lengkap nasihat-nasihat bijak untuk setiap dan seluruh anggota keluarga kita masing-masing. Kepada para lansia, pria dan wanita dewasa, orang-orang muda, anak-anak, nasihat umumnya ialah supaya kita hidup dalam kasih karunia Allah. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan nafsu duniawi, agar kita bijaksana, adil, dan tekun beribadah. Semua ini perlu ditambahkan dengan hidup dalam optimisme dan pengharapan yang benar, bahwa karunia yang sempurna sudah disiapkan bagi kita.   Di dalam pengharapan dan penantian itu, Tuhan Yesus memberikan kita satu nasihat bijak, yaitu agar kita menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya sesuai kewenangan dan tugas masing-masing. Kita cukup melakukannya dengan rendah hari dan jangan ada anggapan bahwa kita hebat atau sukses. Orang yang rendah hati akan selalu berkata: kita ini hanya hamba yang tak berguna, karena hanya melakukan yang diwajibkan. Di dalam kerendahan itu, Tuhan berkenan dan memperkayai serta memberkatinya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus, penuhilah kami dengan semangat ketekunan dan tanggung jawab untuk memenuhi tugas-tugas kami dalam kerendahan hati. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-31 masa biasa, 8 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 7, 2024 9:03


Dibawakan oleh Maria Letek dan Benediktus Laga dari Stasi Santo Yosef Pekerja Imulolong, Paroki Santo Yosef Boto di Keuskupan Larantuka, NTT, Indonesia. Filipi 3: 17 - 4: 1; Mazmur tg 122: 1-2.3-4a.4b-5; Lukas 16: 1-8 INISIATIF SUCI   Renungan kita pada hari ini bertema: Inisiatif Suci. Santo Yohanes Bosco atau lazim dipanggil Don Bosco memulai pekerjaan pelayanan orang muda, yang kemudian merintis jalan untuk pendirian Serikat Salesian atau SDB, dengan tersenyum, tertawa dan bersiul. Kejadiannya pada tanggal 8 Desember 1841. Di Gereja Santo Fransiskus Asisi di kota Turin, Italia, ia bertemu seorang anak miskin dan gelandangan. Don Bosco meminta anak itu untuk membuat tanda salib dan mengucapkan beberapa doa dasar yang sudah umum, tetapi ia tidak mengetahui apa-apa.   Kemudian Don Bosco meminta dia tersenyum, tertawa dan bersiul. Ia dapat melakukan itu sesuai dengan kemampuannya. Inisiatif itu kemudian membuka jalan baginya untuk mengajarkan dia berdoa, yang diikuti pada pertemuan-pertemuan berikutnya dengan bertambahnya banyak anak yang lain. Ini merupakan sebuah inisiatif suci, karena jalan dan pintu sungguh terbuka kepada suatu proses mengenal iman, mempelajari misteri-misterinya, dan akhirnya berjumpa dengan Tuhan yang menjadi sumber kebenaran dan hidup.   Kata inisiatif dari kata Latin itiare atau initium mengandung arti memulai atau mengawali. Kita memahaminya juga sebagai tindakan mengambil atau membuat langkah pertama dan membuat terobosan. Di dalam kisah Injil yang baru saja kita dengar, Tuhan Yesus menguraikan tentang tuan yang kaya itu memuji pegawainya yang cerdik, meski ia berbuat tidak jujur karena memanipulasi data hutang para piutang tuannya. Ia cerdik namun ia bukan orang yang baik.   Kecerdikan dalam konteks kisah tersebut menunjuk pada kemampuan memperhitungkan masa depan. Pegawai tersebut mewakili orang-orang di dunia ini, termasuk kita, yang sering kuatir akan hari esok. Ada orang yang menabung banyak di bank. Ada yang lain investasi berupa tanah, rumah atau emas. Atau yang lain ingin menjamin masa depan dengan menyekolahkan anak cucunya sebaik mungkin. Semua itu adalah bentuk-bentuk inisiatif. Kita harus membuat inisiatif apa pun jenisnya dalam cara benar dan jujur. Kita akan dipuji oleh Tuhan karena mampu memperhitungkan masa depan kita sendiri.   Seharusnya kita juga dapat memperhitungkan masa depan hidup rohani kita. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi sungguh menyadari bahwa arah kehidupan rohani para pengikut Kristus sering menjadi kabur atau disesatkan karena ada begitu banyak pengaruh dunia ini yang tidak benar. Maka Ia menyanggupi diri sebagai teladan yang harus diikuti. Banyak orang kudus seperti Paulus, ingin supaya kita meneladani mereka agar kita dapat memenuhi apa yang dikehendaki Tuhan atas diri kita masing-masing. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, terangilah selalu budi dan hati kami untuk selalu setia di jalan-Mu yang benar. Kemuliaan kepada Bapa...  Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-31 masa biasa, 7 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 6, 2024 8:23


Dibawakan oleh Kristina Kire Ofong dan Siprianus T. Betekeneng dari Paroki Santa Maria Asumta di Keuskupan Agung Kupang, Indonesia. Filipi 3: 3-8a; Mazmur tg 105: 2-3.4-5.6-7; Lukas 15: 1-10 FAKTOR KRISTUS   Renungan kita pada hari ini bertema: Faktor Kristus. Setiap dari kita yang mengikuti Kristus memiliki hak dan kewajiban untuk menyatakan iman, bahwa kita masing-masing seperti saat ini, karena faktor Kristus. Menurut paham teologi fundamental Kristen, Yesus Kristus adalah rasio fundamentalis atau alasan dasar iman kita. Kalau bukan Dia, iman kita pasti sudah berwujud lain dan kita tidak memiliki kenyataan hidup seperti pada saat ini dan di tempat ini.   Masing-masing dari kita dapat membuat daftar panjang berisi kebaikan, keuntungan, mujisat, keberhasilan, dan keindahan, yang faktor alasan dasarnya ialah Yesus Kristus. Kalau tentang panggilan hidup, seorang biarawan atau imam sangat wajar dengan bangga dan syukur menyatakan bahwa faktor Kristus adalah jawaban tertinggi dan terakhir bagi kelangsungan panggilan hidup dan perutusannya. Demikian juga bagi setiap profesi dan jalan hidup yang dipilih. Faktor Yesus sebagai penentu kehidupan kita baik saat ini maupun di masa depan setelah kematian kita. Namun jika bukan faktor Yesus berarti seseorang itu pada prinsipnya tidak memilih Yesus Kristus sebagai jalan utama hidupnya.   Santo Paulus berbagi keyakinan hidupnya kepada jemaat di Filipi setelah ia bertobat, bahwa masa lalunya telah membuat ia dikenal luas dan penuh kuasa. Namun semua itu kemudian dianggapnya sebagai kerugian total, ketika ia menjadikan Kristus sebagai alasan utama dan terakhir hidupnya. Berbagi pengalaman iman seperti ini sudah sangat jamak terjadi di antara kita umat Kristen dalam aneka konteks baik kelompok kecil maupun besar, baik dalam forum informal sesama teman maupun dalam kesempatan homili imam di gereja.   Di dalam melakukan pelayanan pewartaan dan kasih, hendaknya faktor Kristus itu diutamakan. Tujuannya supaya wajah Kristus menjadi dominan dan menjadi daya tarik universal serta patokan untuk pencapaian kebaikan dan kebenaran tertinggi. Kita perlu menghindari setiap kesaksian hidup di dalam kata, perbuatan dan pelayanan yang cenderung mengaburkan peran faktor Kristus, sehingga yang justru lebih tampak ialah peran pribadi manusia tertentu, kelompok tertentu, ide tertentu, situasi tertentu atau materi tertentu. Jika mereka semua dipaksakan untuk menggantikan posisi faktor Kristus, tujuan mulia untuk keselamatan dan kebahagiaan abadi akan meleset.   Faktor Kristus memiliki tujuan yang mulia dan tertinggi ialah keselamatan setiap orang tanpa kecuali. Sebaliknya faktor lain yang bukan Yesus pasti tujuannya untuk kepentingannya sendiri dan pasti berbentuk diskriminasi, perpecahan, dan pemisahan. Karena itu Yesus sendiri mengajarkan bahwa biarpun satu orang atau bagian saja yang hilang, ia harus dicari dan diselamatkan. Di surga akan ada suka cita besar bila satu atau sebagian itu berhasil di selamatkan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, jadikanlah kami penyelamat bagi sesama kami yang hilang dari-Mu baik karena kekurangan diri mereka sendiri maupun karena disebabkan oleh orang lain. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-31 masa biasa, 5 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 4, 2024 8:35


Dibawakan oleh Elisabeth Duan dan Kris Waleng dari Paroki Santo Fransiskus Xaverius Tanjung Priok di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Filipi 2: 5-11; Mazmur tg 22: 26b-30a.31-32; Lukas 14: 15-24 RUMAH-KU HARUS PENUH   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Rumah-Ku Harus Penuh. Baru saja kita mendengar bagaimana perjamuan besar oleh Tuhan terbuka untuk dihadiri semua orang yang diundang dan bahwa tuan pesta sangat ingin supaya rumah perjamuannya itu harus penuh. Banyak tempat duduk tersedia, undangan disampaikan berulang kali bahkan terkesan memaksa, santapan sudah siap dinikmati. Semua ini menggambarkan begitu besarnya pesta itu.   Mereka yang menyanggupi dan dapat datang ke pesta itu jelas memperoleh keuntungan dengan mengambil bagian di dalamnya, dibandingkan dengan kerugian bagi yang menolaknya. Namun hal yang ingin kita tekankan dalam renungan ini ialah rumah yang diinginkan tuannya supaya penuh. Apakah jika tidak penuh ia akan rugi karena sudah terlanjur menyiapkan semuanya? Bisa jadi benar. Tetapi kalau kehendak supaya rumah itu penuh dilihat dari sudut pandang Tuhan dan kerajaan-Nya, pemahamannya menjadi berbeda.   Tuhan mengundang karena tujuannya supaya semua manusia ciptaan-Nya itu selamat. Kenapa orang sampai berpikir untuk menolak ajakan untuk menjadi selamat? Dalam arti sempit, rumah perjamuan pesta itu dapat dilihat dalam bentuk gereja-gereja kita yang mulai kosong, terutama di wilayah Eropa dan sebagian wilayah lainnya di dunia. Memang gaya hidup saat ini berpengaruh menarik umat Tuhan untuk tidak selalu memasuki rumah-rumah ibadat. Desakan Tuhan supaya rumah-rumah ibadat harus penuh ada benarnya juga untuk saat ini.   Dalam pandangan yang lebih luas dan yang menjadi intinya ialah bahwa kerajaan Allah itu merupakan suatu persekutuan hidup orang-orang yang percaya. Kita menyebut itu sebagai Gereja atau jemaat. Di dalam persekutuan ini, apakah pemahaman, keyakinan, perayaan dan penghayatan iman itu penuh, ataukah masih terlihat kosong? Tak ada lagi pewahyuan baru yang akan melahirkan perintah-perintah baru. Kitab suci dan perintah-perintah-Nya sudah final, tidak bisa ditambah atau dikurangi. Kitalah yang perlu berusaha memenuhi dan memperbaiki diri kita supaya sesuai dengan kitab suci dan ajarannya.   Santo Paulus memberi nasihat begini: jika setiap dari kita mengoptimalkan setiap karunia istimewa di dalam diri kita masing-masing: sebagai pewarta, pegawai kantor, guru, petani, pengusaha, pelayan dan sebagainya; yang diperkayai dengan semangat Kristiani, kita baru dapat memenuhi undangan dan rumah kerajaan Allah itu. Prinsipnya: jangan ada satu pun dari kita datang dan bergabung dengan otak, hati dan tangan kosong. Tidak ada karunia yang kosong, tetapi ia mesti ada isi dan buahnya. Itu bergantung pada kita masing-masing. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa...Allah Bapa maha kasih, perkuatkan kami untuk membuat setiap karunia berbuah di dalam diri kami masing-masing, sehingga kami dapat membangun bersama persekutuan hidup kami di dunia ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-30 masa biasa, 31 Oktober 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 30, 2024 9:12


Dibawakan oleh Suster Wilhelmina OSA dari Komunitas Suster-Suster OSA (Ordo Santo Agustinus) St. Vinsensius di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Efesus 6: 10-20; Mazmur tg 144: 1.2.9-10; Lukas 13: 31-35 MENGGUNAKAN KEKUATAN TUHAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Menggunakan Kekuatan Tuhan. Seorang pemuda bercerita kepada teman-temannya di gereja, bagaimana dirinya mempertahankan imannya di tempat ia bekerja. Ia seorang yang taat dan sungguh-sungguh beriman, namun teman-temannya yang tidak seiman tidak menampilkan diri sebagai orang-orang beriman. Banyak yang suka menghujat Allah. Ada yang berperilaku tidak pantas seperti menyebarkan fitnah, bertindak kasar dalam kata-kata dan tindakan, curang dan tidak adil.   Pemuda ini berprinsip bahwa Tuhan yang ia imani dan yang menyertai dia setiap saat, memberinya rasa aman, kuat, dan percaya diri. Ia tidak takut apa pun, meski di sekelilingnya penuh dengan gaya hidup yang berlawanan dengan Tuhan. Baginya, tidak ada ketakutan berada dan bersama dengan Tuhan. Sesama karyawan di kantor yang berlaku kasar, berkata bohong, menyebarkan gosip atau penghinaan, dan yang berbuat curang, adalah rekan-rekan yang ia temui setiap hari. Ia tidak merasa asing bahkan terancam oleh mereka.   Tidak sedikit pun kesempatan baginya untuk terpengaruh oleh mereka. Ia menggunakan kekuatan Tuhan, sehingga ia mampu mempertahankan imannya dan mampu juga berelasi dengan mereka secara normal. Pengalaman seperti ini dialami juga oleh banyak orang di sekitar kita. Ini semua adalah pengalaman di dalam dunia nyata. Di dalam dunia tidak nyata yang di luar jangkauan indra kita, sering menjadi gangguan tersendiri. Dunia hantu dan gaib sering menakuti kita.   Banyak di antara kita yang atas nama Tuhan yang menyertai, sama sekali tidak takut dengan setan, hantu, dan kekuatan gaib. Mereka sungguh percaya bahwa Tuhan Allah lebih kuat daripada semua kekuatan itu. Hanya dengan nama Tuhan yang maha kudus, mereka terlindungi, dikuatkan dan diselamatkan. Selain itu, ada juga ancaman-ancaman yang mematikan, seperti kekerasan fisik, perang, penyakit, dan bencana alam. Bagi orang-orang yang mengutamakan kekuatan Tuhan dalam penyelenggaraan seluruh hidupnya, mereka sama sekali tidak gentar dan goyah hidupnya. Tuhanlah yang menentukan nasib hidup mereka.   Jadi warta gembira bagi kita hari ini adalah seperti yang disampaikan oleh kedua bacaan hari ini. Santo Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus menegaskan bahwa kita bertahan dan dapat melawan musuh di dunia ini, cukup dengan mengenakan senjata Tuhan Allah yang kita kenakan sebagai pakaian kita. Tidak ada satu pun kekuatan lain selain Tuhan yang dapat memisahkan dan menghancurkan kita. Demikian juga Injil, yang mengungkapkan bagaimana Yesus melangkah dengan pasti ke Yerusalem, tempat tujuan-Nya yang sudah ditentukan Tuhan bagi-Nya. Ancaman dari Herodes tidak pernah membuatnya takut satu titik pun atau mundur satu langkah pun. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Tuhan, ajarilah kami menjadi orang-orang yang tidak takut kepada siapa pun selain Dikau. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan ke-30 masa biasa, 30 Oktober 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 29, 2024 10:05


Dibawakan oleh Wilibroda Gunung Lajar dari Paroki Santo Arnoldus Janssen Waikomo di Keuskupan Larantuka, NTT, Indonesia. Efesus 6: 1-9; Mazmur tg 145: 10-11.12-13ab.13cd-14; Lukas 13: 22-30 PINTU SEMPIT UNTUK KESELAMATAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Pintu Sempit Untuk Keselamatan. Pemahaman kita tentang karunia perlu dibedakan dari hadiah. Salah satu perbedaannya ialah bahwa hadiah diberikan pada saat tertentu dan terbatas pada orang yang terpilih untuk mendapatkannya. Sedangkan karunia, misalnya keselamatan, diberikan bagi setiap orang dan merupakan pemberian dari Tuhan sejak awal seorang manusia dilahirkan ke dunia, dalam seluruh hidupnya dan sampai pada hidup abadinya setelah kematian.   Keselamatan yang baru saja diuraikan tersebut mengandung arti sebuah proses untuk menjadi. Sedangkan sebuah hadiah, misalnya seseorang mendapatkan sepeda motor baru, adalah sesuatu atau benda yang sudah menjadi hasil yang didapatkan dan dinikmati. Keselamatan yang sebagai proses itu perlu dimulai dari titik awal yaitu panggilan Tuhan yang maha kuasa. Permulaannya dari Tuhan, dan terlaksana di dalam diri setiap pribadi yang dipanggil: dari kelahiran sampai kematian dan berakhir pada kehidupan abadi bersama Tuhan.   Sebagai sebuah proses menjadi dan pembentukan, maka Tuhan Yesus pada hari ini mengajarkan kita bahwa terjadinya keselamatan itu bukan sebuah peristiwa otomatis, langsung jadi, dan mungkin seperti pandangan umum tentang hadiah yang cuma-cuma. Ia mengibaratkan perjalanan mencapai keselamatan, yaitu pencapaian terakhir, seperti melalui pintu yang sempit. Bayangkan saja, sebuah jalan besar empat jalur yang memungkinkan para pengemudi dengan leluasa dan lancar melewatinya tanpa beban dan kesulitan. Ketika beberapa kilometer untuk sampai ke pemberhentian terakhir, jalan menyempit menjadi satu jalur saja. Betapa sulit, stress, kesal, dan resahnya para pengemudi bersama penumpangnya menghadapi kenyataan tersebut.   Yesus ingin memberikan kita kesadaran tentang proses yang tidak gampang supaya bisa selamat dan masuk ke dalam surga. Syarat utama dan satu-satunya ialah menjadi sempurna seperti Bapa di surga yang sempurna adanya. Itu adalah tiket yang bisa membayar lunas pintu yang sempit itu. Untuk menjadi sempurna, kita perlu memenuhi syarat-syarat yang Yesus sendiri tetapkan supaya kita penuhi secara bertanggung jawab. Syarat-syarat itu lengkap ada di dalam diri-Nya, karena Ia sendiri berkata bahwa: “Aku adalah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14,6).   Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus merefleksikan ajaran Tuhan Yesus tersebut dengan menegaskan bahwa semua perbuatan baik yang dilakukan terhadap anggota keluarga sendiri dan kepada sesama harus dilandasi oleh cinta kasih. Sering perbuatan-perbuatan tersebut menuntut pengorbanan yang besar dan melalui proses yang rumit atau sulit. Namun melalui cara tersebut, suka cita dan kebahagiaan akan menjadi kenyataannya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, ajarlah kami untuk senantiasa hidup di dalam jalan dan kebenaran-Mu. Salam Maria penuh rahmat  ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-30 masa biasa, Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 27, 2024 8:06


Dibawakan oleh Onny Pakendek dan Yohanes Sukardi dari Paroki Santa Maria Asunta Kota Baru Kupang di Keuskupan Agung Kupang, NTT, Indonesia. Efesus 2: 19-22; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Lukas 6: 12-19 PERANG MELAWAN TEROR   Renungan kita pada hari ini bertema: Perang Melawan Teror. Umat manusia di seluruh dunia tidak asing dengan terorisme. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang dipandang sebagai sarang para teroris. Pemerintah dan penegak hukum di negeri ini sudah bekerja maksimal mengatasinya, namun terorisme belum dapat dikatakan sudah habis sama sekali. Baik pemerintah maupun segenap rakyat harus selalu mewaspadainya.   Gereja kita wajib berperang melawan terorisme dalam setiap zaman dengan kekuatan rohani yang masif, dengan keterlibatan seluruh umat manusia. Gereja melakukan ini bersama Yesus. Ia telah melakukan itu dalam pelayanan publik-Nya di dunia. Pada satu peristiwa khusus Ia memilih Simon orang Zelot dan Judas, bersama kesepuluh rasul lainnya untuk membentuk sebuah pasukan inti. Pada hari ini seluruh Gereja merayakan pesta rasul Simon dan Yudas.   Kata “Zelot” mengandung arti teroris. Simon ini berasal dari kaum pemberontak yang melawan penjajah Romawi, yang mana kelompok itu bernama kaum Zelot yang dalam bahasa Yahudi Kana'im, yaitu pencemburu dari Allah. Mereka tidak mau Allah mereka diganggu kelompok lain. Yesus harus memilih orang-orang kuat dan terpercaya supaya mampu bersama Dia melawan semua bentuk kejahatan di dunia ini.   Sebelum bertemu Yesus, Santo Paulus sering bertindak seperti seorang teroris. Menurut Kisah Para Rasul, ia mengejar, menangkap dan memasukkan ke penjara pria dan wanita pengikut Kristus. Dia bahkan mengatakan begini: Saya sungguh bertindak liar dengan terbakar oleh kemarahan terhadap orang-orang Kristen, yang saya kejar bahkan sampai ke kota-kota di tanah asing (Kis 26,11).   Kelompok yang menebar teror juga dikenal sebagai kaum radikalis, mendatangkan ketakutan di seluruh dunia. Yakinkah kita kalau Yesus mampu mengubah hati para teroris yang paling keras sekalipun? Yesus mengubah Santo Simon dan Santo Paulus, dan sampai detik ini Ia tetap sama sebagai Tuhan yang dapat mengubah hati para teroris. Mereka tidak hanya diubah hati dan arah hidupnya, bahkan mereka dijadikan dasar bangunan Gereja, kediaman Allah dan rumah orang-orang beriman. Santo Simon, Yudas dan Paulus kini adalah para jenderal dalam Kerajaan Allah, fondasi untuk berdirinya Gereka dan mereka melindungi Gereja kita.   Yesus mengatasi para teroris dengan kasih. Kita semua memakai kasih yang sama untuk mengatasi teror-teror kejahatan dan kegelapan di dalam komunitas beriman kita. Tetapi kita harus bersama Kristus. Tanpa dengan Dia, kita tidak akan mampu. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Yesus guru yang baik dan bijaksana, jadikanlah kami serdadu-serdadu-Mu untuk berani dan berkorban mengalahkan kejahatan yang mengancam Gereja-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-29 masa biasa, 24 Oktober 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 23, 2024 8:15


Dibawakan oleh Suster Maria Casilda PRR dan Suster Maria Dominatris PRR dari Komunitas Suster-Suster PRR Kuluhun di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 3: 14-21; Mazmur tg 33: 1-2.4-5.11-12.18-19; Lukas 12: 49-53 API YANG SELALU MENYALA DI BUMI   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Api Yang Selalu Menyala Di Bumi.  Di suatu wilayah pedesaan, mewabah penyakit yang merusak dan mematikan tanaman-tanaman. Produksi sayur dan buah gagal total. Ada seorang murid kelas 3 SD bernama Marcela sedang mengikuti pelajaran menggambar. Ibu guru meminta semua anak-anaknya untuk menggambar sesuatu yang menurut mereka sangat menarik pada saat itu. Marcela menggambar api yang menyala begitu besar. Di bagian bawah gambar itu ia menulis begini: "Penyakit tanaman-tanaman mati terbakar oleh api ini".   Marcela dan kita semua ingin supaya api yang menyala di bumi harus memusnahkan apa saja yang merusak kehidupan kita. Tuhan Yesus juga pernah berkata tentang api yang Ia bawa ke dalam dunia supaya terjadi pembersihan terhadap yang jahat dan memberikan kesempatan kepada yang baik untuk tumbuh. Firman ini membuat para murid Yesus merasa tidak tahan lalu memilih meninggalkan Yesus. Tetapi Petrus mewakili para rekannya memilih bertahan dan setia, ia lalu berkata: kepada siapa lagi kami harus pergi, Tuhan?   Kita juga memilih bertahan bersama Petrus. Buktinya kita semua tetap bersemangat dan menyanggupi seruan Petrus itu, bahkan semakin kuat pada saat ini, bahwa kita tak bisa ke lain hati kecuali kepada Dia saja. Kepada siapa lagi harus kita pergi? Kira-kira begitu sikap kita semua bersama Petrus. Pilihan radikal dibuat juga oleh Paulus yang berkata kepada jemaat di Efesus untuk senantiasa berakar dan beralas dalam kasih Kristus.  Santo Paulus mendoakan mereka supaya kuat, karena perpecahan akan selalu terjadi di dalam Gereja.   Namun pilihan ini bukan tanpa banyak risiko. Yang paling kentara ialah kuasa dan pengaruh Yesus Kristus bagai api menyalah yang tak bisa padam. Api menyalah tanda memberikan terang untuk menghalau kegelapan, tetapi juga membakar supaya menghanguskan bagian-bagian yang tidak berguna atau yang tidak dibutuhkan. Maksudnya mereka yang tidak sejalan dengan Tuhan akan lenyap, lalu yang bersama dengan Tuhan akan menetap.   Di zaman Kristus dan Gereja perdana, pemisahan ini sangat jelas. Gara-gara kuasa Kristus ini, sebagian anggota keluarga memilih mengikuti Yesus, sebagian lain menolak dan melawannya. Saat ini, pengaruh duniawi dan kedagingan, membuat polarisasi antara mereka yang setia dan tidak setia mengikuti Yesus Kristus. Kalau ingin supaya mereka yang tidak setia dapat kembali menjadi setia, kita masing-masing dapat mengambil ini sebagai suatu tanggung jawab bersama, paling kurang menjadikan setia sesama di sekitar kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga, pandanglah dan berkatilah kami yang rapuh dalam semangat untuk bertahan dalam kesetiaan kepada-Mu, keluarga dan komunitas kami yang rapuh ini sangat membutuhkan campur tangan-Mu. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-28 masa biasa, 17 Oktober 2024; Peringatan Santo Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 16, 2024 9:06


Dibawakan oleh Suster Maria Elsia PRR dan Suster Maria Gerardia PRR dari Komunitas Novisiat PRR di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 1: 1-10; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4.5-6; Lukas 11: 47-54 KEBENARAN IMAN KITA   Tema renungan kita hari ini ialah: Kebenaran Iman Kita. Santo Ignasius dari Antiokhia adalah seorang pembela Kristus dan Injil. Ia mempertahankan itu hingga mati sebagai martir. Ia menggantikan rasul Petrus sebagai kepala Gereja di Antiokhia (sekarang daerah Turki). Ia yang pertama menggunakan istilah Gereja Katolik dalam kotbah dan tulisannya.   Di bawah kekuasaan Romawi, kaisar Trajan yang sedang berkuasa memerintah supaya Ignasius dibawa ke Roma untuk menjalani hukuman mati, karena ia begitu giat dan penuh semangat berkhotbah mewartakan Kristus kepada semua orang. Hukuman mati yang dikenakan kepadanya ialah supaya dirinya dimasukkan ke dalam arena sirkuit binatang buas, dan tubuhnya dibiarkan dimakan oleh binatang-binatang itu.   Di dalam perjalanan ke Roma, ia singgah di beberapa wilayah dan berjumpa dengan umat Kristiani. Ia menghibur dan memperkayai mereka dengan ajaran-ajaran Kristiani. Ia menulis surat kepada kelompok umat Kristen yang berbeda-beda, supaya menguatkan iman mereka. Ia ibaratkan kalau tubuhnya yang akan dicabik-cabikkan oleh binatang adalah seperti tubuh Kristus sendiri dalam ekaristi. Hukuman mati itu ia jalani pada tahun 107 Masehi.   Para penguasa dan penjahat yang menghukum mati Santo Ignasius adalah mereka yang sama tujuannya dengan para musuh Yesus Kristus. Hukuman mati atas Yesus Kristus ditandai dengan penyaliban di Golgota. Salib itu menjadi jembatan bagi kita untuk sampai ke surga. Salib memperkuat iman Kristen yang membenarkan kita dan bukan hukum. Menurut hukum, salib adalah sebuah konsekuensi atas tindakan kejahatan yang sangat besar. Ujungnya ialah kematian yang sangat tidak bermartabat. Tetapi menurut iman tidak demikian.   Salib Yesus Kristus membenarkan bahwa panggilan kita menjadi pengikut Kristus sudah dirancang oleh Tuhan Allah, bahkan sebelum jagat raya dijadikan, demikian kata Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini. Kita sudah ditentukan oleh Tuhan Yesus bahwa kita adalah milik-Nya dan untuk menjadi sempurna seperti Dia, kita wajib melalui salib. Setiap orang terpanggil yang tidak mengakui salib, ia bukan seorang pengikut Kristus yang sesungguhnya.   Salib menandakan kerahiman Tuhan yang selalu abadi. Setiap kali kita berdosa, kita datang kepada Tuhan yang mempunyai belas kasih dan pengampunan yang tidak pernah habis. Meskipun misalnya kita lupa dan tidak menerima sakramen-sakramen, kebenarannya tidak pernah hilang karena tidak dihiraukan atau tidak diberi perhatian oleh kita.   Kebenaran iman melampaui semua jenis kebenaran yang berdasarkan sudut pandang berbeda-beda, yang datang dan pergi dari waktu ke waktu. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat ingin sekali menghalangi kebenaran itu dan mereka tidak berhasil. Kebenaran iman menentukan layak tidaknya kita sebagai manusia dan umat Tuhan yang benar. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, terimalah persembahan diri kami pada hari ini dan sucikanlah kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-27 masa biasa, 12 Oktober 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 11, 2024 7:00


Dibawakan oleh Cicilia Mesti Sumiwi dan Sofia Antisum dari Paroki Santo Yosef di Keuskupan Denpasar-Bali, Indonesia. Galatia 3: 22-29; Mazmur tg 105: 2-3.4-5.6-7; Lukas 11: 27-28 EFEK PUJIAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Efek Pujian. Hidup kita saat ini diramaikan dengan banyak sekali pujian. Di dalam dunia komunikasi saat ini, pujian-pujian itu sudah seperti makanan dan minuman harian. Kalau Anda dipuji, ada suka cita. Sebaliknya kalau Anda dihujat dan dihina, hidup menjadi susah. Ada banyak bentuk efek pujian itu dan di sini diuraikan tiga saja.   Pertama, pujian membuat seseorang sangat antusias bahkan ambisius karena ia sangat memerlukan demi penonjolan diri. Ini terjadi pada orang-orang yang punya tingkat kesombongan di atas rata-rata. Mereka yang haus pujian tidak tenang hidupnya karena dikontrol oleh pujian-pujian. Mereka harus banyak bersandiwara untuk tampil tanpa cela. Orang-orang Farisi dan ahli Taurat berada dalam kategori ini, dan Yesus Kristus bersikap tegas terhadap mereka.   Kedua, pujian memotivasi seseorang untuk meningkatkan diri, usaha, dan hasil-hasil karyanya. Murid-murid, orang muda atau mereka yang sedang berjuang pantas mendapatkan pujian seperti ini. Mereka dapat berkembang, berubah dan menciptakan sesuatu yang baru jika diberi pujian-pujian supaya semangatnya terangkat dan kinerja meningkat. Yesus memperlakukan para rasul, anak-anak, orang miskin dengan cara ini. Santo Paulus dalam bacaan pertama, memuji umat di Galatia bahwa berkat imannya, mereka mendapatkan status anak-anak Allah. Mereka harus berusaha untuk mempertahankan status ini.   Ketiga, dengan pujian seseorang menegaskan diri dalam kebenaran, kebaikan, cinta kasih, pelayanan dan keutamaan hidup, yang semuanya menyatu dengan identitasnya. Kategori ini sudah jelas mutlak ada pada Tuhan dan juga banyak orang lain yang berjalan dalam jalan dan terang Tuhan. Tuhan tidak berubah menjadi apa dan bagaimana kalau dipuja-puji, ia tetap saja Tuhan yang maha kuasa dan kita adalah anak-anak Allah yang dikasihi-Nya, demikian kata Santo Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Galatia.   Yesus Kristus dipuji melalui pujian yang ditujukan kepada Bunda Maria yang telah melahirkan-Nya. Bunda Maria dipuji karena menjadi bagian dari Yesus. Dan banyak di antara kita mendapatkan pujian karena hidup seperti Kristus. Mereka tidak pernah berubah mengikuti keinginan yang memuji, tetapi mereka tetap mengikuti jalan Tuhan. Pujian-pujian itu bertujuan menyebarkan kebenaran dan kebaikan supaya dunia ini dipengaruhi untuk menjadi lebih baik lagi.   Kalau menghubungkan antara diri Anda dengan pujian-pujian, posisimu ada pada kategori yang mana? Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa yang baik, rahmatilah kami pada hari ini dengan karunia kesahajaan dan rela berkorban, supaya kami dapat menjadi saksi-saksi kerajaan-Mu di tempat kami berada dan bekerja. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-27 masa biasa, 7 Oktober 2024; Peringatan Santa Perawan Maria, Ratu Rosario

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 6, 2024 7:47


Dibawakan oleh Teresia Gama Correia dan Gregorius Hendro Tanuhito dari Paroki Santo Yosef di Keuskupan Denpasar - Bali, Indonesia. Galatia 1: 6-12; Mazmur tg 111: 1-2.7-9.10c; Lukas 10: 25-37 SUKSES PLUS   Renungan kita pada hari ini bertema: Sukses Plus. Pada hari ini kita sebagai umat Gereja memperingati Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Devosi kepada Bunda Maria Ratu Rosario yang begitu merata dan kuat oleh umat Katolik merupakan buah perjalanan panjang Gereja dalam mempertahankan iman dan melawan musuh-musuh yang bermaksud menghancurkannya. Sangat populer, pas untuk segala waktu dan tempat, berfungsi untuk segala keperluan dan disukai semua kalangan manusia,  Rosario menandakan suatu sukses Gereja dalam membuat anggotanya menjadi umat yang devosional.   Umat devosional berarti mereka memiliki cinta, rasa suka dan kedekatan dengan subjek tertentu yang kepadanya mereka menaruh hormat dan ketergantungannya. Umat Katolik melakukan ini kepada Bunda Maria. Ada begitu banyak kesaksian di antara kita yang menegaskan peran dan pertolongan Bunda Maria atas keberhasilan, keuntungan dan keselamatan yang mereka alami. Bunda Maria adalah contoh paling pas untuk menggambarkan suatu hidup yang sukses plus, artinya bahwa karunia yang diperoleh dari Tuhan membuat menjalankan tugas-tugasnya dengan sempurna, maka tiketnya sudah final untuk berada di surga.   Para rasul berada di jalur keunggulan dan kesuksesan ini. Mereka meraih kesuksesan yaitu misalnya mereka ingin melihat Bapa yang ada di surga. Maka Yesus meyakinkan mereka untuk melihat Bapa melalui diri-Nya yang hidup bersama mereka. Sebagai tanda yang mengingatkan mereka bahwa mereka sungguh melihat Bapa, mereka harus melakukan tindakan kasih yang dikehendaki oleh Bapa. Yesus memberi teladan tindakan kasih dengan mengasihi dan melayani orang-orang yang bertentangan dengan kita. Musuh harus kita ubah menjadi sahabat atau saudara kita. Ini adalah sukses plus kita, yaitu kita dijadikan Yesus sebagai saudara dan saudari-Nya yang melihat Bapa di surga.   Kita sebenarnya ingin supaya sukses plus itu juga menjadi bagian dari iman kita. Kita mesti terus bersemangat untuk mendapatkan kesuksesan dalam usaha dan kerja kita. Buah-buahnya menjelaskan sendiri apa yang kita inginkan dan cita-citakan, meskipun sering tidak cukup atau maksimal. Ada kalanya hasilnya negatif bahkan nihil, namun tidak akan meniadakan niat kita yang sesungguhnya.   Sebagai pengikut Kristus, kita memang ingin hidup dalam kepenuhan rahmat seperti Bunda Maria. Kita hendaknya mengikuti teladan Santo Paulus yang menekankan nilai plus dalam iman kita, yaitu karena kemuliaan Tuhan. Semua yang kita kerjakan dan hasil yang kita dapatkan adalah untuk kemuliaan-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah Bapa di surga, hati kami dipenuhi suka cita dengan karunia kehidupan di surga yang disiapkan bagi kami. Semoga kami tetap setia kepada jalan Yesus Kristus yang sedang kami lalui saat ini. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa ke-26, 29 September 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 28, 2024 11:45


Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Bilangan 11: 25-29; Mazmur tg 19: 8.10.12-13.14;Yakobus 5: 1-6; Markus 9: 38-43.45.47-48 TUBUH KITA: JALAN KE SURGA ATAU KE NERAKA   Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa yang ke-26 ini ialah: Tubuh Kita: Jalan ke Surga atau ke Neraka. Ada faham Filsafat kuno yang mengatakan bahwa tubuh manusia adalah jahat, sedangkan jiwa manusia baik dan suci. Faham ini mengajarkan manusia untuk tidak memperhatikan tubuh dan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang. Sebaliknya manusia harus menghargai dan memuliakan jiwa, karena jiwa merupakan tanda kesempurnaan manusia sendiri. Jadi ada pemisahan yang radikal antara tubuh dan jiwa.   Konsep pemikiran tentang diri manusia ini mempengaruhi pemikiran dan pembentukan konsep tentang manusia di dalam ajaran Gereja Katolik. Tetapi Gereja Katolik tidak bersikap naif untuk menerima dan memberlakukan faham filsafat kuno tersebut. Ajaran Gereja Katolik sesungguhnya tetap berpatokan pada ajaran Tuhan Yesus Kristus tentang tubuh manusia. Di dalam bacaan Injil pada hari ini, Tuhan Yesus antara lain menegaskan bahwa tubuh manusia yang berhubungan langsung dengan dunia yang rapuh dan fana, tentu saja terpengaruh dan bisa saja kalah atas kekuatan godaan dunia ini yang luar biasa dahsyat.   Biasanya indera manusia yang menjadi pintu masuk godaan-godaan tersebut. Setan sebagai pemimpin semua tindakan pencobaan dan godaan, menemukan titik lemah dalam satu atau dua bagian tubuh manusia, lalu ia masuk dan memperdayai seseorang. Di sini Tuhan Yesus tidak mengajarkan bahwa seluruh tubuh itu jelek atau jahat. Yang menjadi masalah ialah ketika manusia tidak menjaga fungsi-fungsi tubuhnya dengan sesungguhnya. Jika ia menggunakan salah satu matanya untuk melihat kejahatan dan ia mengikuti pengaruh jahat itu, Yesus berkata bahwa buanglah satu mata yang jahat itu. Lebih baik masuk surga dengan hanya satu mata, daripada dengan mata lengkap tetapi nanti dibuang ke dalam neraka. Jika kedua tangan menjerumuskanmu ke dalam dosa, potong saja itu dan buanglah, dan dirimu masuk ke dalam surga tanpa dengan kedua tanganmu.   Di dalam kitab Bilangan pada hari ini, dikisahkan bagaimana mata orang-orang di sekitar Musa melihat sesuatu yang tidak berkenan dan hal itu menyebabkan iri hati di dalam diri mereka. Musa mengingatkan mereka bahwa mereka harus lebih bijaksana dalam menanggapi apa yang mereka lihat. Tanggapannya harus positif dan berkenan kepada Tuhan. Jangan pernah memberi tanggapan dan pandangan yang bertentangan dengan jalan Tuhan. Santo Yakobus menegaskan di dalam bacaan kedua hari ini bahwa tubuh manusia atau khususnya indera kita berjarak dekat sekali dengan semua harta dan kenikmatan dunia ini. Gampang sekali tubuh itu terlena atau tergoda untuk mengejar dan mengumpulkannya. Jika begini kenyataannya, maka tubuh itu telah menutup jalan bagi masuknya kebijaksanaan dan rahmat Tuhan ke dalam pribadi manusia. Ia akan terhalang untuk masuk ke dalam surga.   Maka kita sepatutnya mengikuti apa yang dikatakan oleh rasul agung kita, Santo Paulus, bahwa tubuh kita ialah rumah Tuhan. Di dalam tubuh kita ada satu bagian yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk menjadi tempat Ia berdiam. Itu adalah nurani kita. Jadi kita seharusnya berkewajiban untuk menjaga tubuh kita agar tidak ternodai oleh pengaruh jahat apa pun di dalam dunia ini. Kalau tubuh kita sehat, jiwa kita pun sehat. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk menggunakan fungsi tubuh kami secara baik dan benar, demi memberi kemuliaan-Mu yang lebih besar. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-24 masa biasa, 21 September 2024; Pesta Santo Matius, Rasul dan Pengarang Injil

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 20, 2024 8:49


Dibawakan oleh Suster Roseline OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Boro Yogyakarta dan Suster Marcelina OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Banyumanik Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Efesus 4: 1-7.11-13; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Matius 9: 9-13 BIARKAN HATI YANG BERBICARA Renungan kita pada hari ini bertema: Biarkan Hati Yang Berbicara. Pada hari ini 21 September Gereja kita merayakan pesta Santo Matius, rasul dan pengarang Injil. Ia adalah anak Alfeus yang berasal dari Capernaum di sekitar danau Genesaret. Ia dikenal sebagai pemungut pajak romawi, satu pekerjaan yang dibenci oleh orang-orang sedaerahnya karena memihak kepada penjajah. Maka ia dianggap pendosa berat, dan Yesus dikritik keras karena menjadikan dia salah seorang murid-Nya. Tetapi Yesus beralasan bahwa tugas-Nya ialah sebagai penyembuh jiwa-jiwa pendosa. Matius juga dipercayai sebagai penulis Injil Tuhan, dan menjadi rasul yang menginjili daerah Ethiopia. Proses Matius, seorang pendosa paling dibenci banyak orang, menjadi murid Yesus merupakan suatu gerakan hati yang dipenuhi oleh kuasa Allah. Tuhan Yesus memiliki hati yang penuh belas kasih dan Ia melihat dengan hati-Nya itu dalam memilih orang-orang yang menjadi partner dalam bekerja. Matius dalam profesinya sebagai pembantu penjajah romawi untuk memungut pajak masyarakat, juga memiliki hati yang tulus dan terbuka kepada Tuhan yang menemui dan memilihnya. Karena itu ia nothing to loose, tidak terikat atau tidak bergantung pada pekerjaannya. Ia meninggalkan itu dan mengikuti Yesus. Kalau kita biarkan hati yang mengerti, memilih dan berbicara, hasilnya adalah kebenaran. Tentu ini ada faktanya. Karena Tuhan berkenan tinggal di dalam hati nurani manusia untuk setiap kali memberikan nasihat bijak dan murni di kala kita mengambil keputusan. Pikiran sering berputar-putar dengan kemampuan rasionalisasi, imajinasi dan spekulasi, misalnya untuk membela diri, kesombongan, mencari kambing hitam dan sebagainya. Tetapi hati, jika berpikir dan berbicara, maka orang akan hidup selalu dalam tuntunan Roh yang satu dan suci. Hati mereka masing-masing berbicara tentang panggilan yang unik dari Tuhan dan mereka berusaha hidup yang sesuai dengan panggilannya itu. Santo Paulus berkata dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, bahwa setiap orang diharapkan menggunakan karunia Roh yang unik pada dirinya itu, untuk dapat mewujudkan hidup yang bersatu dalam satu Tuhan dan satu iman. Matius, meskipun pikirannya sibuk tentang urusan pajak dan mendapatkan keuntungan dari pekerjaan itu, hatinya jelas rindu akan Tuhan. Dengan pekerjaannya itu, ia menyadari tak bisa masuk ke dalam sinagoga untuk mendengarkan firman Allah dan berdoa. Pas ketika bertemu Yesus, kedua hati mereka dipenuhi kuasa Allah langsung tersambung. Dua kata: “Ikutilah Aku” dari Yesus segera mengubah hidup Matius. Ia berkeputusan untuk mengikuti Yesus. Bagi kita, berbicara dengan hati merupakan kesempatan untuk menguatkan panggilan kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, tinggallah selalu di dalam hati kami dan baharui hidup kami sesuai dengan kehendak-Mu. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-24 masa biasa, 20 September 2024; Peringatan Santo Andreas Kim Taegon, Imam dan Santo Paulus Chong Hasang dkk, Martir Korea

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 19, 2024 9:01


Dibawakan oleh Suster Soviani OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Senopati Yogyakarta dan Suster Valesca OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia DAYA TARIK TUHAN YESUS   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Daya Tarik Tuhan Yesus. Ada seorang bocah berusia 12 tahun sedang menonton film action produksi luar negeri, dengan subtitle bahasa Indonesia. Ia menonton bersama orang tuanya. Para aktor yang berbicara satu sama lain, sering mengungkapkan rasa heran atau kaget dengan seruan seperti ini: "Jesus Christ". Terjemahan dalam bahasa Indonesia tentu saja menjadi: Yesus Kristus. Maka bocah itu berseru: "Yesus Kristus hebat, Ia selalu ikut main film".   Ayahnya menanggapi dengan berkata: "Yesus Kristus mempunyai daya tarik yang tidak mengenal batas waktu dan tempat. Meskipun ia tidak bermain film, tetapi ia pasti menarik perhatian para aktor. Ia juga sangat menarik perhatian kita semua." Daya tarik Tuhan Yesus dapat diumpamakan dengan makanan atau minuman bagi setiap orang di muka bumi. Salah satu buktinya, ialah ajaran-ajaran-Nya selalu menjadi acuan hidup kita bersama. Ajaran tentang cinta kasih adalah sebuah ajaran universal yang diakui dan dijalankan oleh semua orang dari berbagai latar belakang.   Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menggarisbawahi poin sentral tentang daya tarik Tuhan Yesus Kristus. Menurutnya, semua aspek mengagumkan dan yang menarik perhatian semua orang mendapatkan kekuatannya dari kebenaran bahwa Tuhan Yesus bangkit dari kematian. Kebangkitan dari kematian sungguh mengungguli semua bentuk kekuasaan, keajaiban, dan kemampuan kodrati dan adikodrati apa pun itu di dalam diri manusia dan dunia. Oleh karena itu Santo Paulus berkata bahwa kalau Kristus tidak bangkit dan jika pewartaan Injil tidak berisi kebangkitan Kristus, maka sia-sia saja iman yang kita akui dan kita bangun dalam kehidupan kita.   Hidup kita sebagai pengikut Kristus harus juga memiliki daya tarik, karena kita membawa Tuhan ke mana pun dan bagaimana pun kehidupan kita. Ada dua cara yang dapat kita usulkan. Pertama, persekutuan dan dalam kebersamaan dengan Yesus merupakan standar hidup mutlak. Sama dengan para murid baik pria dan wanita mengikuti dan menjalani hidup bersama Yesus, panggilan Kristen tidak cukup dengan terdaftar sebagai anggota Gereja dan menjalani rutinitas kegiatan rohani. Kita perlu semakin menikmati persekutuan itu dengan berperan aktif memperkuat dan membangun persekutuan iman kita. Kedua, cara hidup pemuridan merupakan sekolah dan pelatihan agar kita mampu mempertahankan daya tarik sebagai orang-orang Kristen. Pemuridan Kristen ialah penyangkalan diri, memanggul salib dan mengikuti Kristus setiap saat. Kedua usulan ini  cocok untuk membuat kita berdaya tarik sehingga berkontribusi membangun dunia. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, terpujilah Engkau cahaya dan kekuatan kami. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu atas karunia istimewa bagi kami masing-masing untuk menjadi murid-murid-Mu dan berikrar untuk mengikuti-Mu selalu bahkan sampai di salib. Kemuliaan kepada bapa... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-24 masa biasa, 19 September 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 18, 2024 8:48


Dibawakan oleh Suster Sofia OSF dan Suster Francietha OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. 1 Korintus 15: 1-11; Mazmur tg 118: 1-2.16a-17.28; Lukas 7: 36-50 JALAN MENUJU KASIH   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jalan Menuju Kasih. Bagaimana rasanya ketika beban hidup yang amat berat, yang menyiksa dan membuat tak berdaya, akhirnya terangkat dan berlalu pergi? Anda pasti merasa lega, senang dan bersyukur. Utang terbayarkan. Pasangan bertobat. Anak-anak lulus dan bekerja. Rekonsiliasi diwujudkan dan ada pangampunan. Masih banyak lagi contohnya.   Wanita pendosa yang diampuni oleh Yesus tapi dimusuhi oleh orang-orang Farisi adalah contoh bagi kita pada hari ini. Dia, seperti juga kita, memiliki beban yang berat. Begitu tahu bahwa ada peluang dan seseorang yang bisa mengangkat beban itu, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan. Kita temui yang bersangkutan dan kita berusaha sedemikian supaya masalah kita diatasi. Ia pasti adalah penyelamat kita. Orang tersebut haruslah Tuhan, atau paling kurang seseorang yang melalui dia Tuhan bekerja.   Proses mendapatkan belas kasih dan keselamatan itu sebenarnya dapat kita katakan sebagai jalan menuju kasih. Ketika menemukan kasih yang tertinggi, yaitu sumbernya, di situ ada keselamatan. Dosa-dosa dihapuskan dan pendosa diampuni, lalu masuk ke dalam hidup yang baru. Jalan menuju kasih itu memperlihatkan dari awalnya: sebuah pengalaman mencari Sang Penyelamat supaya dapat meringankan atau mengangkat beban hidup yang berat. Orang yang sedang dalam proses mencari, memiliki kasih yang tidak cukup. Kesabarannya tipis, pengertiannya buntu, ketenangannya terganggu, harapannya goyah, pikirannya negatif, semangat kerjanya turun drastis, dan pintu hatinya tertutup.   Roh Kudus membimbingnya supaya mulai beranjak dari situasi terpuruknya, lalu berjalan ke depan meski terangnya tidak selalu benderang. Ia tentu bertemu dengan sekian banyak orang dan mengalami aneka situasi, semuanya menjadi pelajaran baginya. Ia harus terus berjalan menuju kasih. Sedikit demi sedikit ia mulai mengerti bahwa untuk sampai kepada Kasih sesungguhnya, melewati banyak rintangan, seperti yang dialami oleh wanita pendosa di dalam Injil. Ia tidak boleh menyerah dan berbalik mundur. Targetnya harus berwujud, yaitu mendapatkan kasih itu. Selama proses ini, perlahan-lahan kasihnya yang dulu sangat lemah berubah menjadi semakin kuat.   Santo Paulus berkenan menemani kita ketika proses itu berlangsung, dan khususnya kemudian pada saat tujuan itu dicapai. Ketika beban itu sudah terangkat, seperti pengalaman Paulus dan wanita pendosa, kita akan dianugerahkan kasih karunia Allah sehingga hidup kita berubah. Perubahan itu menurut Santo Paulus ialah bukan kita yang hidup di dalam diri kita sendiri, tetapi Yesus-lah yang hidup di dalam kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga kasih karunia-Mu menjadi penuh dan menguasai diri kami. Salam Maria ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-24 masa biasa, 16 September 2024, Peringatan Santo Kornelius, Paus dan Martir dan Santo Siprianus, Uskup dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 15, 2024 9:48


Dibawakan oleh Suster Ernesta, OSF dan Suster Lorenza, OSF dari Komunitas Suster-Suster OSF Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. 1 Korintus 11: 17-26; Mazmur tg 40: 8a.8b-9.10.17; Lukas 7: 1-10 BERDOA PAKAI IMAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Berdoa Pakai Iman. Ada cara berdoa yang tidak memakai iman. Misalnya dalam kekosongan atau keadaan tidak sadar seseorang berdoa, tentu ia tak tahu kepada siapa ia berdoa. Orang juga berdoa memakai kata-kata dan perbuatan berhala yang tujuannya bukan ke Tuhan yang sebenarnya. Orang berdoa dengan hati dan pikirannya penuh kejahatan untuk melawan Tuhan secara frontal. Masih ada banyak contoh lainnya.   Kita tentu ingin menghindari cara-cara tadi, dan berkomitmen untuk berdoa memakai iman kita. Situasi pikiran dan hati yang sedih, gelisah, penasaran, rindu, kesal, marah, putus asa, gembira dan semangat, semua ini dapat menjadi bagian dari doa-doa kita. Bersama dengan ini yang paling penting ialah kita ucapkan sebagai syukur, pujian atau permohonan yang ditujukan kepada Tuhan yang kita percaya. Kita juga percaya bahwa Dia yang mendengarkan akan menjawab doa-doa kita. Hal ini menunjukkan bahwa kita berdoa memakai iman kita.   Ada banyak bentuk berdoa memakai iman. Dari inspirasi bacaan-bacaan hari ini paling kurang kita dapatkan dua ciri yang dapat membantu kita untuk memperkuat devosi kita dalam berdoa. Pertama, sebuah doa yang murah hati menunjukkan kalau pendoa baik pribadi maupun kelompok berdoa bagi semua pihak yang membutuhkan berkat karunia Tuhan. Santo Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus memberikan nasihat supaya ketika kita masuk dalam perjamuan Tuhan di mana Roti Hidup dipecah-pecahkan dan dibagikan, kita hendaknya mengingat orang-orang di sekitar kita untuk kemudian saling berbagi dan mendukung, terutama mereka yang lemah, miskin dan sakit.   Lawan dari doa yang murah hati ialah doa yang pelit, diskriminatif dan rasial. Ini pasti tidak diinginkan Tuhan, juga tentu kita yang punya nurani bening dan pikiran positif serta bersikap toleran tidak mau memakai doa ini. Doa yang hanya fokus pada kesuksesan diri dan kelompok sendiri, ingin supaya sial dan kerugian menimpa pihak lain, ingin supaya mereka yang berbeda latar belakang menderita, semua ini adalah doa yang jahat.   Kedua, ketika datang kepentingan yang darurat dan mendesak, doa dan harapan kita hanya kepada Tuhan. Saat seperti ini, iman kita sungguh terasa kuat dan menuntut supaya Tuhan segera campur tangan. Ini yang terjadi dengan Perwira Romawi yang mendesak Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang hampir mati. Dalam situasi dan posisi apa pun si pendoa, dengan imannya yang begitu tulus dan kuat, Tuhan berkenan datang menemui dia yang tidak pantas, lalu memberikan jawaban atas kesulitannya.   Berdoa pakai iman adalah mutlak dalam setiap kegiatan doa kita. Kini keputusan ada pada Anda, mau melakukannya atau tidak.   Marikah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, perkuatkan iman kami ketika kami berdoa kepada Bapa seperti Engkau sendiri telah ajarkan kami. Semoga kami hidup untuk selalu melakukan kehendak-Mu dan bukan kehendak kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-23 masa biasa, 13 September 2024, Peringatan Santo Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 12, 2024 7:26


Dibawakan oleh Suci Maria dan Rikardus Sersandi Jehadi dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Korintus 9: 16-19.22b-27; Mazmur tg 84: 3.4.5-6.12; Lukas 6: 39-42 MENEMUKAN EMAS KERAJAAN ALLAH   Renungan kita pada hari ini bertema: Menemukan Emas Kerajaan Allah. Hari ini seluruh Gereja memperingati Santo Yohanes Krisostomus, berasal dari Antiokia, di sekitar daerah Siria dan dikenal sebagai Bapa Gereja terbesar dari Gereja Timur. Sebagai seorang terdidik, ia seorang pengkotbah ulung dan pengajar iman di Siria. Karena kehebatannya menjelaskan ilmu tentang Tuhan, iman dan Sabda Tuhan, ia digelari “Krisostomo” yang artinya mulut emas.   Emas merupakan simbol keunggulan tertinggi dan pas untuk dikenakan pada kemuliaan Allah. Di dalam Kerajaan Allah, kita diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk mencapai cita-cita kita tertinggi, yaitu menjadi seperti Tuhan kita Yesus Kristus. Itu adalah emas yang pantas kita miliki. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus berkata: hidup kita bagaikan berlomba di dalam gelanggang olahraga untuk mendapat hadiah yang sudah tersedia. Kita masing-masing harus berusaha sedemikian rupa kuatnya untuk memperolehnya.   Emas harus tetap sebagai emas dan jangan dinodai atau dicampur dengan yang bukan dari itu. Tuhan Yesus menyebutnya sebagai kebahagiaan. Setiap orang dijamin kebahagiaan, asal ia mengikuti Yesus secara benar. Santo Paulus menegaskan bahwa panggilannya mengikuti Kristus diwujudkan melalui tugasnya untuk mewartakan Injil. Ia memandang sebagai suatu kecelakaan dan kehancuran jika ia tidak mewartakan Injil. Seperti dia, kita masing-masing sepatutnya hidup dengan cara mengikuti Kristus sesuai dengan panggilan dan profesi setiap orang. Kita hendaknya menghargai panggilan tersebut dan bukan membencinya.   Seseorang dapat mencapai cita-cita mendapatkan emas Kerajaan Allah tersebut, salah satu syaratnya ialah ia harus dapat meninggalkan kebiasaan atau praktik hidupnya yang lama. Hal ini menyangkut suatu gaya hidup dalam kegelapan dan dosa. Misalnya, saya tahu benar bahwa kecanduan alkohol dan merokok bakal mendatangkan sakit yang berat. Semua itu ada di luar sana. Namun jika saya punya kemauan, keputusan dan kehendak bebas untuk tidak memakainya lagi, itu berarti saya lebih menjaga tubuh saya agar tidak terkena penyakit. Tubuh yang sehat akan menjadi rumah yang baik bagi jiwa yang sehat, dan saya akan menggunakan tubuh dan jiwa yang sehat ini untuk kemuliaan Allah.   Karunia dan kesempatan untuk menekuni semangat baru ke dalam diri kita itu akan sangat muda, karena sudah tersedia sejak awal mula oleh Tuhan, jika gaya lama ini sudah bisa dikeluarkan dari diri kita. Jangan terlalu berharap orang lain yang mengeluarkan itu karena pasti kurang maksimal hasilnya. Jauh lebih baik, keluarkan sendiri gaya Anda yang lama itu. Maka Anda punya keluasan untuk memasukkan gaya baru dari Tuhan Yesus Kristus.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, kami mengimani Sabda-Mu melalui rasul-Mu yang unggul, bahwa “Aku telah disalibkan bersama Kristus, maka hidup yang di dalam aku sekarang ini bukan miliku sendiri, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”, semoga kami senantiasa hidup dengan gaya baru yang diajarkan oleh Yesus Putera-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-23 masa biasa, 10 September 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 9, 2024 7:06


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Korintus 6: 1-11; Mazmur tg 149: 1-6a.9b; Lukas 6: 12-19 MEREKA BER-DUABELAS   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mereka Ber-Duabelas. “Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya dan memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul.” Ini adalah bunyi teks Injil hari ini. Yesus memilih mereka ber-duabelas yang telah lolos seleksi dengan kriteria yang diuji selama beberapa waktu mereka hidup  bersama. Berbeda dari seleksi jabatan publik yang butuh profesionalisme dan spesialisasi, pemilihan ke-duabelas rasul itu hanya berdasarkan standar Yesus sendiri.   Kriterianya yang utama yaitu pilihan kepada orang-orang yang sangat sederhana. Indikasi sangat sederhana ialah seperti pekerjaan sebagai nelayan, pekerja kasar, pemungut cukai, pekerja manual, pelayan masyarakat. Mereka bukan orang-orang terdidik dan tak punya pengaruh secara sosial. Yesus memilih dan menjadikan mereka partner terdekat-Nya dalam bekerja bukan karena siapa mereka, tetapi untuk menjadi apa dan siapa kelak menurut bimbingan dan kuasa-Nya. Ini benar-benar sebuah kriteria sangat subjektif, tetapi sekaligus sangat memenuhi semua aspek kepatutan dan kebenaran. Tak ada satu pun manusia memprotes dan menghalangi pemilihan ini.   Penafsiran angka 12 mempunyai makna yang penting. Mereka representasi keduabelas suku Israel. Mereka adalah umat Israel yang menjadi tujuan pertama Yesus diutus. Dalam arti yang sebenarnya, kita semua pengikut Kritsus adalah umat pilihan itu. Oleh karena itu ke-12 rasul itu adalah kita semua anggota Gereja, ditandai dengan pembaptisan oleh Roh Kudus dalam nama Yesus Kristus. Kita juga mengalami hidup dan bekerja bersama Yesus, lalu dipilih dan diberi tanggung jawab untuk membentuk satu persekutuan umat beriman, atau lazimnya Gereja. Maka kita hidup sebagai saudara dan saudari dalam Kristus.   Menjadi orang-orang milik Kristus, kata Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini, kita hendaknya tetap hidup bersatu dengan Dia, hidup kita berakar di dalam Dia, dan dibangun atas Dia. Kita hendaknya bisa mencegah komunitas persekutuan kita dari ajaran-ajaran lain yang kosong dan palsu yang bersumber dari roh-roh dunia ini. Kita terpanggil secara pribadi tentu bagus, dan jauh lebih meyakinkan kalau diperkuat dengan panggilan sebagai para rasul yang membangun persekutuan jemaat, yang salah satu fungsi utamanya ialah menangkal segala ajaran palsu dari dunia ini.   Benar bahwa kita terpanggil untuk pergi ke gereja bersama, berdoa bersama, kerja bersama, tetapi jauh lebih bagus dan kuat ialah kita terpanggil untuk suatu persekutuan Tritunggal Suci, menjadi satu seperti Yesus dengan Bapa adalah satu. Ini adalah pegangan kita satu-satunya dalam memaknai bahwa kita adalah ber-duabelas yang bersekutu dalam Tuhan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Bapa mahakuasa, kami mohon supaya Engkau membuka jalan selebar-lebarnya bagi kami untuk menghidupi janji permandian dan semangat persaudaraan kami di dalam Gereja kepada kepenuhannya. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan ke-22 masa biasa, 4 September 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 3, 2024 7:28


Dibawakan oleh Tarsisius Tarsan dan Ni Made Sumirati dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indoensia. 1 Korintus 3: 1-9; Mazmur tg 33: 12-13.14-15.20-21; Lukas 4: 38-44 REKAN SEKERJA ALLAH   Renungan kita pada hari ini bertema: Rekan Sekerja Allah. Di sebuah paroki, ada seorang lelaki yang tidak menikah dan sangat dikenal oleh umat separoki. Ia terkenal karena selalu bersedia membantu sesama dengan tenaga, pikiran, kehadiran, bahkan materi. Ia aktif dalam pelayanan di Paroki sebagai seorang katekis. Namanya Yohanes. Ia pernah bercerita tentang satu pengalamannya yang sungguh mengubah hidupnya.   Pada waktu ia selesai kuliah usianya saat itu 23 tahun. Namun sebelum mulai aktif bekerja di perusahaan yang sudah merekrutnya, ia jatuh sakit parah. Ia divonis dokter menginap kanker ganas yang menyerang  paru-parunya. Ia harus menjalani perawatan yang serius. Sakit itu memerlukan waktu yang lama untuk penyembuhannya. Ia sabar menjalani perawatan. Sampai suatu ketika seorang imam dari Parokinya mengunjunginya di rumah sakit untuk mendoakannya. Ia juga mendapat pelayanan sakramen pengurapan orang sakit dan komuni kudus. Ia merasa ada campur tangan Tuhan yang besar sekali melalui pelayanan Gereja itu.   Pada kunjungan Pastor untuk kedua kalinya keadaannya menjadi lebih baik. Pada saat itu, ia berkata kepada sang Pastor, “Jika saya sembuh nanti, saya akan mengabdikan diri sekuat tenaga dan kemampuanku untuk melayani sesama.” Beberapa waktu berlalu, Yohanes dapat diijinkan untuk pulang ke rumah sambil secara reguler melakukan rawat jalan. Ia ikuti semua proses pemulihan itu sampai suatu ketika dinyatakan oleh dokter bahwa ia sudah bebas dari penyakit yang telah menjangkiti dan menyiksanya.   Setelah menjadi sehat dan normal, Yohanes langsung mewujudkan janjinya untuk mengabdikan diri di Gereja dan melayani sesamanya. Ia bergabung dalam pelayanan katekese. Ia dilantik oleh Pastor menjadi seorang katekis Paroki. Beberapa orang lain, pria dan wanita ikut bergabung untuk menjadi katekis. Mereka melakukan pelayanan ini dalam semangat persaudaraan dan saling melengkapi. Satu Sabda Tuhan, satu ajaran Gereja, satu iman kepada Kristus, namun masing-masing katekis mengajari dengan kemampuan dan kompetensinya yang berbeda-beda. Pengalaman iman masing-masing menjadi kekayaan tersendiri untuk dibagikan kepada orang-orang yang diajari dan didampingi.   Mengikuti apa yang pernah dikatakan oleh Santo Paulus dalam Surat Pertamanya kepada umat di Korintus, Yohanes mengatakan bahwa mereka sebagai katekis tidak mengejar prestasi masing-masing orang. Mereka sejatinya adalah rekan sekerja Allah. Orang-orang yang mereka layani melalui pengajaran, pendampingan, dan bimbingan adalah ladang dan bangunan Allah. Mereka melihat diri mereka sebagai kaki dan tangan Tuhan supaya karya-karya mulia Tuhan Allah dapat terlaksana dalam hidup orang-orang yang memerlukan belas kasih dan kemurahan-Nya.   Ibu mertua Simon yang mendapat penyembuhan, Yohanes yang sembuh dari kanker, dan masih banyak orang lain yang disembuhkan oleh Tuhan, menjadikan diri mereka rekan sekerja Allah. Ini merupakan suatu kesaksian hidup Kristen yang sungguh baik dan mulia.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, kuatkanlah kami dengan berkat-Mu semoga menjadikan kami rekan sekerja-Mu yang bertanggung jawab. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-20 masa biasa, 23 Agustus 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Aug 22, 2024 7:14


Dibawakan oleh Hendry dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yehezkiel 37: 1-14; Mazmur tg 107: 2-3.4-5.6-7.8-9; Matius 22: 34-40 KEWAJIBAN MELAKSANAKAN CINTA KASIH   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kewajiban Melaksanakan Cinta Kasih. Kita sering mendengar atau mengucapkan sendiri bahwa cinta kasih mempunyai kekuatan untuk menuntut dan menguasai. Hal ini dapat kita temukan di dalam kitab suci seperti yang diucapkan oleh Santo Paulus, “Kasih Kristuslah yang mendorong kita” atau “Caritas Christi urget nos” (bandingkan 2 Korintus 5: 14).   Ketika Tuhan Yesus hendak meminta Petrus untuk bertolak lebih ke dalam untuk menebarkan jala di situ supaya dapat menangkap ikan yang mereka inginkan, Petrus langsung menanggapi Dia bahwa atas perintah Tuhan, ia dengan sepenuh hati dan percaya untuk bertolak dengan perahunya lebih ke dalam. Kasih Tuhan memang mengharuskan dia untuk melakukan tugas tersebut. Ini dapat kita baca di dalam Injil Lukas (bab 5, ayat 4).   Cinta kasih sesungguhnya mempunyai kekuasaan yang sangat dahsyat. Hati manusia sekeras apa pun dapat dilembutkan oleh kasih Tuhan itu. Seorang pendosa yang luar biasa jahat seperti Saulus, ditobatkan oleh Yesus sampai akhirnya ia berganti nama menjadi Santo Paulus. Kita sebagai pengikut Kristus harus dapat menerima ini sebagai suatu prinsip iman yang tidak bisa kita remehkan. Cinta kasih sebagai hukum Kristen utama dan terbesar sesungguhnya memang mempunyai kekuatan seperti ini. Ia mampu menguasai segala-galanya, sama dengan Tuhan mahakuasa yang mengontrol dan mengatur segalanya.   Pada hari ini dapat kita renungkan kekuasaan kasih ini yang memampukan kita untuk dua tindakan fundamental manusia yaitu mengetahui dan melaksanakan apa yang diwajibkan oleh cinta kasih. Pengetahuan merupakan buah dari pengalaman-pengalaman manusia yang terbentuk melalui sistem kerja sama antara akal budi dan indera kita. Kita sepatutnya mengetahui lebih dahulu sesuatu atau seseorang, sebelum kita menyatakan bahwa kita suka atau kita mencintai. Cinta kasih itu bukan buta atau tuli dan tidak mengetahui apa-apa.   Persoalan yang sering membuat banyak dari kita memberikan pandangan agak pesimistik dan cenderung tidak bebas dalam mengasihi ialah ketika cinta itu hanya sebatas pengetahuan, dan tidak sampai dilaksanakan. Misalnya, ketika sepasang suami istri mengetahui dan menyadari bahwa merawat dan mendidik anak-anaknya menurut keadaan masing-masing pribadi, sungguh merupakan hal yang sangat mendasar.   Tetapi karena suami-istri itu sangat sibuk dengan karir mereka masing-masing, mereka lebih menitipkan anak-anaknya kepada para pengasuh dan pembantu. Pada akhirnya kasih dari orang tua itu hanya sebatas mengetahui atau menyadari begitu pentingnya cinta kasih bagi hidup anak-anak mereka. Tetapi mereka tidak dapat memelihara, mendidik dan membesarkan anak-anak mereka.   Jadi jika kita melawan cinta kasih dengan tidak melakukan kewajiban untuk mencintai secara nyata, kita harus siap menerima teguran dan hukuman dari Tuhan, sumber kasih itu.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, kuatkanlah semangat dan tekat kami untuk mencinta seperti Engkau sendiri yang selalu mencintai kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa ke-12, 23 Juni 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 22, 2024 10:03


Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ayub 38: 1.8-11; Mazmur tg 107: 23-24.25-26.28-29.30-31; 2 Korintus 5: 14-17; Markus 4: 35-40 TAKUT AKAN TUHAN   Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-12 ini ialah: Takut Akan Tuhan. Ada perbedaan prinsip soal ketakutan ini, yaitu antara takut akan Allah dan takut akan semua hal lain yang ada di dunia. Terhadap orang-orang yang takut bukan kepada Tuhan Allah, nasihat yang diberikan oleh ketiga bacaan hari Minggu ini ialah jangan takut. Maka pilihannya hanya tinggal satu yaitu takut akan Tuhan.   Kita dapat menyebut takut akan Tuhan ini sebagai ketakutan suci. Di antara 7 Karunia Roh Kudus yang dicurahkan kepada seorang terbaptis pada saat menerima Sakramen Penguatan, karunia yang ke-7 itu ialah karunia takut akan Allah. Apa yang dimaksudkan dengan takut akan Tuhan? Maknanya positif, yaitu kepatuhan atau ketaatan kepada Pribadi yang menguasai kita dengan cinta-Nya dan melengkapi kita dengan belas kasih dan segala kebaikan.    Orang yang hidupnya sungguh menghayati takut akan Tuhan, ia selalu melengkapi dirinya dengan waspada, sistem pencegahan dan penuh perhatian supaya kata dan perbuatannya itu jangan sampai menyakiti hati Tuhan. Jadi ia sebenarnya takut untuk membuat Tuhan kecewa, mempermalukan bahkan meniadakan Tuhan sendiri.    Di dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita supaya segala hal di dunia yang pasti mengganggu atau menyulitkan kehidupan jasmani dan rohani, tak perlu kita takuti. Alasan utamanya karena Ia selalu bersama dengan kita. Ia telah mengalahkan semua yang tampaknya menakutkan itu. Nabi Ayub dikisahkan dalam bacaan pertama bahwa ia sangat takut dengan ancaman alam, yaitu badai gelombang laut yang ganas.    Demikian juga para rasul di danau merasa begitu takut dengan ancaman taufan yang dahsyat. Keadaan alam yang menakutkan tersebut merupakan gambaran teror besar yang mengancam hidup manusia. Meskipun demikian, kita semua tahu bahwa Tuhan ada bersama kita. Ketakutan di dalam dunia ini bisa bermacam-macam, misalnya orang takut gagal, takut kehilangan posisi, takut nama baik rusak, kuatir akan hari esok, takut tak dapat pasangan dan lain sebagainya. Semua ini harus dapat kita atasi dengan memiliki Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada bersama dengan kita.    Jadi kita sebenarnya hanya punya satu ketakutan, yaitu kalau Tuhan yang kita miliki dan yang ada bersama kita itu hilang dari kehidupan kita. Ini adalah makna sesungguhnya takut akan Tuhan. Ajaran ini mewajibkan kita untuk selalu patuh dan setia kepada Tuhan, berarti kita tidak mengikuti kekuatan yang lain dan menggantungkan hidup kita pada kekuatan tersebut. Dengan kata lain, mengikuti nasihat Santo Paulus pada hari ini, kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Yesus Kristus yang telah mati dan hidup bagi kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa.... Ya Bapa di surga, semoga dengan perayaan hari Minggu ini, kami menjadi semakin kuat dan setia kepada-Mu dan dapat menjadi tanda kasih dan pengharapan kepada sesama kami. Bapa kami … Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-11 masa biasa, 18 Juni 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 17, 2024 7:34


Dibawakan oleh Melia dan Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Raja-Raja 21: 17-29; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.11.16; Matius 5: 43-48 KEADILAN TUHAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keadilan Tuhan. Atas dasar keadilan, ada seorang kakak dan adik yang menekuni bisnis di sektor yang berbeda-beda, taat untuk membayar utang kepada satu sama lain. Kakak meminjam uang adik sekian ratus juta, dan pada saat yang tepat ia melunasinya. Demikian juga adik memakai properti milik kakaknya, dan sesuai perjanjian ia membayar secara rutin kontrakan itu. Keadilan seperti ini berlaku secara umum, yaitu memberikan kepada seseorang apa yang menjadi hak dan bagian yang melekat pada dirinya.   Atas dasar keadilan juga, ada seorang bapak dan putra pertamanya yang sudah sekian lama terlibat konflik soal perbedaan prinsip dalam menjalankan usaha, dapat menemukan solusi yang tepat. Anak memusuhi bapak, ia tidak ingin bertemu muka, berbicara dengan bapak, dan memilih hidup yang terpisah jauh dari rumah. Ia seperti mau memutuskan hubungan darah dengan bapaknya. Sebaliknya, bapak tetap tenang, sabar, terus berdoa, dan tulus mengampuni putranya itu.    Ternyata sikap Bapak jauh lebih perkasa dan tepat. Anak itu akhirnya insaf, paham, dan menyesali sikap kerasnya. Ia harus kembali ke bapaknya, menjalankan usaha bapaknya, dan ia izinkan sang bapak istirahat karena usianya sudah tua dan sedang sakit. Keadilan seperti ini lebih banyak menuntut pengorbanan. Ada dimensi rohani dan sikap-sikap Tuhan yang ikut campur dalam perbuatan keadilan ini. Oleh karena itu jenis ini dapat dipandang sebagai keadilan berwujud cinta kasih.   Kedua jenis keadilan yang diilustrasikan di atas sangat memerlukan campur tangan Tuhan. Terhadap sikap, perilaku, dan gaya hidup manusia yang cenderung jahat seolah-olah mempunyai segala kuasa untuk merendahkan dan menyengsarakan pihak lain, Tuhan Allah dapat memberlakukan keadilan berupa hukuman yang setimpal. Tuhan bertindak demikian karena yang bersalah tidak bertobat. Jika ia sampai tidak mendengar dan menolak, maka hukuman besar akan menimpa dirinya. Tuhan memberkati mereka yang berbuat baik dan hidup di dalam rahmat-Nya karena sebuah kebaikan dan kemurahan harus mendapatkan balasan yang baik pula.   Namun Tuhan bisa saja bersikap lebih daripada menghukum. Sebagai ganti hukuman, mereka yang mendengar, menyesali kejahatannya, bertobat, dan memilih kehidupan baru dengan mengikuti jalan Tuhan, ganjaran yang pas bagi mereka ialah menerima belas kasih, pengampunan, berkat, suka cita dan cinta kasih Tuhan. Sering keadilan Tuhan seperti ini disalah-pahami bahkan ditolak oleh manusia. Tetapi sudah terbukti bahwa keadilan Tuhan jenis ini telah banyak sekali mengubah kehidupan di dunia ini. Saulus yang kemudian menjadi Santo Paulus adalah buktinya. Santo Yohanes Paulus II juga melakukan hal yang sama ketika mengampuni dan memberkati seorang laki-laki yang hendak membunuhnya. Keadilan Tuhan memang sangat kuat dan perkasa.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga kami mempergunakan keadilan-Mu di dalam hidup kami. Bapa kami... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa ke-11, 16 Juni 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 15, 2024 10:50


Dibawakan oleh Rini, Tirto, Hendy dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yehezkiel 17: 22-24; Mazmur tg 92: 2-3.13-14.15-16; 2 Korintus 5: 6-10; Markus 4: 26-34 BERPROSES DALAM TUHAN   Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-11 ini ialah: Berproses Dalam Tuhan. Ini adalah proses untuk menjadi apa yang dikehendaki Tuhan dari kita manusia. Kita manusia yang harus berposes, sedangkan Tuhan menyertai dan menumbuhkan proses itu. Tuhan tidak mungkin berproses untuk menjadi apa-apa atau siapa-siapa lagi, karena Ia sudah sempurna adanya. Tuhan dari awal sampai akhir adalah sempurna.   Kita manusia melalui setiap tahap pembentukan dari keadaan alamiah dan terkondisi dalam budaya kita masing-masing menuju ke martabat kita sebagai putra dan putri Allah. Kita sungguh diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Namun kejatuhan kita ke dalam dosa membuat gambar dan rupa kita ternoda. Atas dasar itulah proses perubahan dibuat dan terus-menerus menjadi di dalam jalan Tuhan.    Kita berproses di dalam Tuhan mengandung makna bahwa yang menjadi penggeraknya ialah Tuhan sendiri. Ciri gerakan Tuhan dalam terjadinya proses ini ialah menurunkan yang tinggi dan menaikkan yang rendah. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa martabat kita sudah rusak oleh dosa sehingga gambar dan rupa kita ikut rusak. Kita harus diproses dari keadaan yang rapuh, rendah, kecil, dan pendosa hingga menjadi lebih baik dan dipulihkan martabat kita. Gerakan ini berlanjut dengan pemeliharaan dari Tuhan sehingga kita memang tetap berada di dalam Tuhan sendiri. Menciptakan dan memelihara adalah perbuatan Tuhan yang sangat mendasar.   Proses ini digambarkan dalam bacaan pertama dari kitab nabi Yeheskiel dengan perumpamaan pohon yang rendah ditanam di atas gunung Israel yang tinggi. Ia akan menjadi pohon yang hebat di mana segala macam burung dan unggas hinggap di atasnya. Semua akan bernaung di bawahnya. Perumpamaan tentang biji sesawi di dalam Injil juga menekankan proses dari biji yang paling kecil, namun bertumbuh menjadi sebuah pohon yang lebih besar sehingga memberikan manfaat bagi burung-burung yang bersarang padanya.   Kita berproses di dalam Tuhan mengandung makna lain juga, yaitu bergerak dari kita manusia. Yang sangat diperlukan dari pihak kita manusia ialah kolaborasi dengan Tuhan. Di dalam surat keduanya kepada jemaat di Korintus, Santo Paulus menyebutkan bahwa kolaborasi itu berbentuk pekerjaan dan usaha manusia di dalam sikap yang tabah. Tidak cukup kalau kita mempunyai iman atau keyakinan. Kita harus membuat iman itu berisi dengan pekerjaan, perbuatan, usaha tanpa kenal lelah, dan ketabahan dalam setiap perjuangan. Hasilnya tentu belum dapat dilihat secara langsung, namun secara tidak kelihatan hasil itu sudah menantikan kita di dalam kemuliaan Tuhan. Kita tidak bisa berproses di luar Tuhan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, berkatilah kami untuk selalu memilih jalan Yesus Putera-Mu dan Guru kami yang mengajarkan kami untuk menjadi sempurna seperti Dikau. Bapa kami yang ada di dalam surga... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-10 masa biasa, 11 Juni 2024; peringatan Santo Barnabas, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 10, 2024 8:01


Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 21b-26; 13: 1-3; Mazmur tg 98: 2-3ab.3c-4.5-6; Matius 10: 7-13 KARUNIA PRIBADI YANG KREDIBEL   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karunia Pribadi Yang Kredibel. Ada empat anak di dalam keluarga. Yang sulung seorang laki-laki berumur 14 tahun dan ia diharapkan orang tuanya untuk menjaga ketiga adiknya yang masih kecil. Harapan itu terwujud dengan peran anak sulung yang menjadi kakak dan penjaga yang baik dan bertanggung jawab. Setiap kali orang tua bepergian dan menginap di luar, mereka percaya bahwa si sulung dan adik-adiknya akan baik-baik-baik dan aman-aman saja.   Anak sulung itu adalah anak yang dipercaya. Ia dianggap sebagai pendukung, penjaga, dan pemberi rasa aman dan nyaman. Satu kata yang dapat mewakili semua ini adalah pribadi yang kredibel. Seorang pribadi yang kredibel atau yang dapat dipercayai untuk suatu tugas, merupakan tanda kematangan sebagai manusia. Ketika Tuhan Yesus meninggalkan para rasul dan murid untuk naik ke surga, Ia tahu bahwa mereka semua sudah siap dengan kredibilitasnya. Mereka harus mengambil alih tugas-tugas Yesus Kristus untuk menjadi tanda dan pembawa kabar suka cita kepada seluruh dunia.   Salah satu di antara mereka ialah Santo Barnabas, seorang rasul yang sepadan dalam masa pelayanan dan tugas misioner Gereja Perdana dengan Santo Paulus. Kredibilitas merupakan suatu karunia keutamaan yang dapat dimiliki oleh setiap orang, melalui suatu proses menjadi matang atau dewasa. Namun yang terjadi atas Santo Barnabas adalah seuatu yang unik. Keunikannya itu ialah seperti ini. Catatan sejarah yang berhubungan dengan Kisah Para Rasul mengisahkan bahwa nama aslinya ialah Yosef. Nama Yosef ini adalah suatu nama yang poluler bagi orang-orang Yahuni. Kita mengingat nama bapa angkat Yesus, Santo Yosef.   Yosef dipercayai oleh Gereja Perdana di Yerusalem untuk bersama Paulus mengurusi Gereja yang sedang bertumbuh pesat di Antiokia. Mengapa seorang murid Yesus, Yosef, yang dipilih? Karena ia seorang yang kredibel. Sebagai partner rasul ulung Paulus, ia harus seorang yang juga ulung, supaya Gereja dapat dipelihara dan dijaga sesuai dengan yang diinginkan oleh Tuhan Yesus Kristus dan Gereja seluruhnya. Atas dasar itu, maka namanya “Yosef” diganti dengan “Barnabas”. Nama ini berarti “putra yang kredibel” atau seorang yang dipercayai atau pribadi yang meyakinkan.   Di kota Antiokia itu, untuk pertama kalinya persekutuan para pengikut Kristus yang terorganisir dengan sangat baik oleh Barnabas sebagai pemimpin jemaat dan Paulus sebagai rasulnya, disebut Kristen. Nama “Kristen” yang kita pakai sampai saat ini tentu saja perlu dikaitkan dengan kredibilitas para pengikut Kristus. Kita perlu terus berusaha untuk menjadi para pengikut Kristus yang kredibel, dengan dukungan doa-doa dan berkat rasul Barnabas.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga dengan berkat-Mu kami menjadi murid-murid-Mu yang kredibel. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Readings and meditation on the Word of God on the 10th Sunday in Ordinary Time, June 9, 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 8, 2024 13:09


Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kejadian 3: 9-15; Mazmur tg 130: 1-2.3-4ab.4c-6.7-8; 2 Korintus 4: 13 - 5: 1; Markus 3: 20-35 IBLIS SUDAH TIDAK BERDAYA LAGI    Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa kesepuluh ini ialah: Iblis Sudah Tidak Berdaya Lagi. Iblis atau lazimnya kita sebut setan sudah ada sejak alam semesta ini diciptakan. Tentang hal ini, seorang pemuda pernah memprotes pastor parokinya. Kata dia, “Apakah itu berarti Tuhan Allah mempunyai niat jahat ketika menciptakan kita. Sebab Ia mengadakan dan membiarkan Iblis hidup bebas dan berkeliaran!”   Pastor menjawab, “Itu adalah kehendak asli Tuhan. Ia menjadikan semuanya baik, seperti kata Kitab Kejadian. Dia biarkan ada Iblis di dalam alam semesta dan bergerak bebas sesuai kemauannya, namun manusia tidak terganggu atau terancam karena dari awalnya manusia itu baik dan semua yang ada juga baik. Nah, manusia yang memiliki kemauan bebas itu, ternyata menyalahgunakan kebebasannya itu, dan mulailah Iblis bekerja. Tugasnya yang sangat spesial ialah memperdayai manusia yang adalah gambar dan rupa Tuhan Allah sendiri.”   Pemuda itu mengangguk tanda mengerti jawaban Pastor. Ia mewakili kita semua yang pada hari ini disampaikan melalui bacaan pertama, untuk percaya bahwa manusia pertama membuka jalan lebar dan luas bagi Iblis untuk menjalankan tugasnya menaklukkan manusia dan membuat kacau kehidupan di dunia ini. Apakah Tuhan tega melakukan itu dan membuka jalan kehancuran bagi manusia? Sama sekali tidak.    Di sini kita mesti melihat kebijaksanaan Tuhan. Dia membuka ruang bagi permusuhan Iblis dengan keturunan manusia perempuan yang pertama. Tuhan mengijinkan kita dicobai dan diperdayai oleh Iblis. Tuhan juga mengijinkan para musuh menyerang, menghina dan mengancam Yesus. Namun ceritanya tidak selesai di situ. Cerita berikutnya ialah Tuhan berada di pihak orang-orang pilihan dan kesayangan-Nya untuk melawan musuh dan Iblis. Ia sudah memenuhi mereka dengan kuasa dan penyertaan-Nya melalui sakramen-sakramen yang kita terima dari Gereja.   Maka sangat benar apa yang dikatakan oleh Santo Paulus: di mana dosa bertambah, cinta dan rahmat Tuhan justru semakin besar (Roma 5: 20-21). Banyak orang sudah mengalami apa yang dikatakan oleh Paulus ini, dan mereka selalu bersaksi bahwa Tuhan tidak pernah mengijinkan kita dicobai atau ditantang dengan beban atau kesulitan yang lebih berat daripada kemampunan kita untuk menghadapinya.   Semua ini menjadi nyata di dalam Yesus Kristus ketika Ia mengalahkan Iblis. Ia tidak pernah kalah dalam semua cobaan Iblis di dunia. Kematian dan kebangkitan-Nya, dan Ia naik ke surga untuk bertakhta di sana menjadi bukti Dia mengalahkan Iblis. Iblis tidak pernah mengalami transformasi seperti ini. Kita yang mengikuti Kristus mengalami proses yang sama. Kita selalu mengalami bahwa Iblis tidak berdaya lagi.   Marilah kita berdoa ... Dalam nama Bapa ... Ya Allah yang bijaksana, kuatkanlah kami dengan kuasa-Mu supaya kami dapat mengalahkan tipu daya Iblis. Semoga iman kami kepada-Mu semakin mendalam. Bapa kami... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-9 masa biasa, Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 6, 2024 8:00


Dibawakan oleh Vitalis Jelanu dan Beato Damian de Veuster Karen dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Hosea 11: 1.3-4.8c-9; Mazmur tg: Yes 12: 2-3.4bcd.5-6; Efesus 3: 8-12.14-19; Yohanes 19: 31-37 MENGALIR DARI HATI   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mengalir Dari Hati. Pada hari raya Hati Yesus yang maha kudus ini, kita ingin memandang dan mengalami kehadiran hati Tuhan Yesus Kristus yang mengalirkan rahmat dan kasih Allah. Setiap orang yang mendengar, menerima, mengakui, dan menaati-Nya memiliki akses untuk disentuh aliran tersebut. Hati Yesus bukan sebuah bejana yang menampung isinya di dalam keheningan dan ketenangan. Sebaliknya, Ia adalah bejana dengan pintu terbuka yang tanpa henti mengalirkan kasih itu.    Penginjil Yohanes pada hari ini menghadirkan sebuah pemandangan yang pas seperti gambaran di atas. Yesus yang tersalib, dari bagian tubuh di mana hati-Nya terletak yang ditembusi tombak penganiaya, mengalirkan darah dan air. Percampuran dalam ramuan bahan makanan selalu memanjakan selera makan kita. Demikian juga percampuran darah dan air dari tubuh Tuhan Yesus Kristus memuaskan semua dahaga hidup kita, karena darah dan air adalah simbol sakramen-sakramen yang menghidupkan Gereja kita.   Kekuatan dan kesucian hati Yesus Kristus sama dengan cinta kasih itu sendiri. Yang diperbuat oleh Yesus sebagai bentuk cinta kasih merupakan ungkapan hati-Nya yang sejati. Yesus tidak berbuat sendiri sesuka Dia, sebab hati-Nya dan hati Bapa adalah satu, dan keduanya bersatu di dalam Roh Kudus. Jadi kita menyadari betapa besar, mulia, dan sucinya hati Yesus yang maha kudus. Sekeras dan sejahat apa pun hati manusia, tidak mungkin memecahkan dan merusak hati Yesus. Dosa dan kejahatan yang begitu kejam telah dikalahkan oleh kelembutan dan kerendahan hati Tuhan.   Seorang ibu setengah baya sedang bertengkar dengan anak gadisnya karena persoalan pacaran anaknya. Sudah seminggu mereka tidak bicara, bahkan tidak berpapasan. Namun melalui novena hati Yesus yang maha kudus oleh sang ibu, dan gadis itu menghadiri Misa Jumat Pertama dengan sebelumnya membuat pengakuan dosa, mereka akhirnya berdamai. Ada solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Nabi Hosea berkata di dalam bacaan pertama: “Hatiku berbalik dari segala murka”, itu berkat kuasa Allah. Hati Yesus yang tersuci membuat ibu dan anaknya berbalik dari amarah dan pertengkaran mereka.   Aliran rahmat dan kasih Tuhan itu pernah membuat Santo Paulus yang terkenal jahat dan berdosa itu akhirnya berubah menjadi seorang rasul ulung. Kasih Kristus amatlah besar dan agung. Di mana dosa bertambah dan bertimbun, kasih akan semakin berkuasa. Ia menasihatkan supaya hati kita tetap terkoneksi dengan hati Yesus. Aliran kasih dari Tuhan perlu tetap memenuhi hati kita masing-masing. Jangan sampai hati kita kurus dan kering karena tidak dialiri oleh rahmat dari Tuhan.    Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga hati kami senantiasa dialiri rahmat kasih-Mu yang mulia. Salam Maria... Dalam nama Bapa.. --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-9 masa biasa, 6 Juni 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 5, 2024 8:08


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 2 Timotius 2: 8-15; Mazmur tg 25: 4bc-5ab.8-9.10.14; Markus 12: 28b-34 JANTUNGNYA CINTA   Renungan kita pada hari ini bertema: Jantungnya Cinta. Biasanya cinta itu indah dalam kata-kata. Tetapi cinta itu menjadi sempurna jika dilakukan atau dipraktikkan. Jadi cinta yang terungkap dalam kata-kata dan diwujudkan dalam tindakan yang sesuai dengan kata-kata, sebenarnya itu adalah jantungnya cinta.   Tetapi ada masalah dengan cinta di sini. Persoalannya ialah orang menjalankan cinta sebagai sebuah teori atau rumusan. Cinta ini berbentuk ide, gagasan dan norma-norma. Misalnya jangan bicara kasar, jangan tampak kotor pada orang lain, dan banyak jangan atau larangan lainnya. Orang yang menaati aturan atau mengungkapkan rumusan dengan benar, ia menjalankan cinta itu.   Itu yang dibuat oleh orang-orang Yahudi, khususnya kaum cendekia dan ahli Taurat. Mereka memiliki 600 lebih rumusan aturan dengan maksud supaya orang-orang menjadi lebih baik dan beriman. Tetapi ternyata jantung cinta atau inti cintanya tidak mereka miliki. Terlalu larut dalam teori dan rumusan, mereka lupa untuk menghidupi cinta itu. Dan Yesus sendiri yang mengajarkan mereka: jantung cinta ialah mencintai Allah dan sesama, keduanya sama penting dan sama sejatinya. Seorang dapat masuk ke surga cukup dengan dua cinta ini.   Maka syarat fundamental ialah jangan berbuat ekstrem yaitu fanatik untuk yang satu, sementara melupakan atau membenci yang lain. Santo Paulus dapat dilihat dari satu pihak saja dan orang mungkin berpikir ia hanya berkata-berkata dengan sangat indah dan berbobot tentang Yesus Kristus. Namun Ia sungguh membuktikan bahwa ia harus melawati semua pengorbanan dan penderitaan, yang menyerupai penderitaan Yesus Kristus. Cinta Santo Paulus ialah sebuah jantungnya cinta. Sebuah cinta sejati.   Santo Paulus sangat menyadari bahwa yang ada di dalam dirinya ialah Yesus Kristus. Roh Tuhan sungguh membuat dirinya hidup secara total bagi Tuhan dan sesamanya. Maka ia meneruskan semangat hidup itu kepada Timotius dan memintanya supaya meneruskan itu kepada orang-orang yang berada di bawah penggembalaannya. Cinta sejati ini tidak hanya diturunkan oleh Yesus Kristus kepada kita, tetapi juga dibesarkan dan dilestarikan oleh kita para pengikut-Nya dari satu generasi ke generasi berikutnya.   Mungkin hidup kita saat ini melebur dalam urusan cinta berupa kata-kata, ilusi, gambar, janji, teori, rumusan, aturan, mimpi, ambisi pribadi, uang, karier dan semua hal lain berkaitan dengan kebutuhan duniawi. Bisa jadi jantung cintanya, yaitu perbuatan nyata mencintai Tuhan dan sesama tidak diwujudkan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Apakah Anda sedang mencari jantung cinta yang kabur atau hilang. Apakah saat ini cinta sejati ada bersamamu atau jauh darimu?   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga kami tetap dalam bimbingan Roh-Mu dalam kesetiaan dan ketaatan mencintai Dikau dan sesama kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan ke-9 masa biasa, 5 Juni 2024, peringatan Santo Bonifasius, Uskup dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 4, 2024 6:47


Dibawakan oleh Victor dan Ade dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 2 Timotius 1: 1-3.6-12; Mazmur tg 123: 1-2a.2bcd; Markus 12; 18-27 JIKA TERJADI SALAH PAHAM   Renungan untuk hari ini bertema: Jika Terjadi Salah Paham. Bacaan-bacaan liturgis pada hari ini memberikan kita contoh-contoh salah mengerti atau salah paham. Ini berbeda dengan orang yang agak lama paham, atau gagal paham seperti yang umumnya kita ketahui. Salah paham itu dibentuk dari awalnya oleh konsep yang sudah salah demi pembenaran diri dan mempersalahkan orang lain.   Santo Paulus yang menasihati muridnya Timotius, sangat berharap supaya muridnya itu tidak salah mengerti tentang kuasa Roh Tuhan yang sudah dicurahkan melalui penumpangan tangan sang guru Paulus. Itu bukan Roh katakutan, melainkan Roh kekuatan dan hidup baru. Timotius juga dikuatkan supaya ia tidak sampai salah mengerti, bahwa mengikuti Kristus dengan jalan salib dan penderitaan merupakan sesuatu yang sangat memalukan. Ia tidak boleh malu bersaksi tentang imannya itu.   Itu dari bacaan pertama dari Surat Santo Paulus kepada Timotius. Dari Injil kita tahu bahwa orang-orang Saduki yang tidak percaya ada kebangkitan juga salah paham bahwa nanti di dalam hidup abadi suami-istri biologis akan melanjutkan lagi perkawinan mereka di sana. Mereka sangat salah karena berpikir seperti pindah alamat tempat tinggal yang ada di dunia. Yesus menegaskan bahwa mereka sungguh salah paham dan itu membuat arah hidup mereka menjadi salah.    Jika terjadi salah paham, pertanyaan sederhananya ialah begini: apa yang mesti dilakukan? Mungkin ada di antara kita yang senang dengan salah paham. Mereka mempertahankan itu dan berusaha mencapai tujuannya dengan paham yang salah itu. Mereka itu sama dengan para Saduki. Mungkin ada yang berpikir kembali, menyadari kalau ada Tuhan sebagai sumber kebjikasanaan, yang dari-Nya didapatkan ketenangan, nasihat, pencerahan dan jalan untuk berbalik ke paham yang benar. Untuk melakukan seperti ini, mereka harus menyesali dosanya dan mohon pengampunan. Mereka itu sama dengan Paulus sebelum ia bertobat dan Timotius sebelum mengenal Kristus.   Di samping itu, ada di antara kita beriman sungguh-sungguh, berpikir jernih dan sehat ingin memberikan kesadaran dan arahan supaya salah paham itu jangan diteruskan atau diberikan peluang untuk menjadi besar. Karena kalau dipelihara, itu bagaikan menyemaikan benih bom pertengkaran atau konflik yang akan meledak pada saatnya. Hal ini mesti disertai penyadaran, pengajaran, persuasi, pendampingan hati ke hati, pendidikan supaya paham yang salah ditinggalkan. Titik baliknya ialah kalau mereka berbalik untuk mengarahkan diri ke jalan yang benar dengan paham yang benar.    Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, ajarkan dan kuatkanlah kami selalu untuk berada dalam jalan dan paham yang benar, dan jauhkanlah kami dari segala tipu muslihat yang mengacaukan kami dari kebenaran itu. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan Keenam Paskah, 7 Mei 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 7, 2024 5:59


Dibawakan oleh Yohanes Maximilian Adi dari Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulun Yogyakarta, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 16: 22-34; Kisah Para Rasul 138: 1-2a.2b-3.7c-8; Yohanes 16: 5-11 INJIL BAGI KELUARGA   Renungan kita pada hari ini bertema: Injil Bagi Keluarga. Ketika Yesus menyampaikan pengajaran dan nasihat kepada para rasul dan murid sebelum kenaikan-Nya ke surga, salah satu penegasannya ialah supaya semua kawanan domba-Nya bersatu. Keluarga merupakan satu bentuk persekutuan yang paling dasar. Mereka semua yang membentuk satu keluarga menandakan dirinya sebagai orang-orang Kristen dan Injil Yesus Kristus adalah ajaran utama untuk hidup mereka tiap saat.   Secara konkret, ketika Santo Paulus dan rekan-rekannya menyebarkan Injil ke wilayah-wilayah yang dianggap kafir, misalnya di kota Filipi yang dihuni oleh orang-orang Romawi perantau, penekanan bahwa Injil sebagai kitab bagi keluarga ditegaskan kembali. Kita bisa memastikan bahwa kalau Injil itu menjadi sarana iman yang utama bagi keluarga, setiap anggotanya mesti dapat dijangkau dan dilibatkan. Sebaliknya, belum tentu seluruh keluarga mendapatkan siraman kekuatan Injil ketika hanya seorang atau beberapa anggotanya yang dipenuhi kuasa Injil.   Kejadian terbebasnya Paulus dan Silas dari belenggu penjara secara ajaib, lalu kepala penjara yang bertobat yang disusul dengan seluruh keluarganya dibaptis dalam nama Yesus Kristus, adalah suatu peristiwa yang menggambarkan kuasa Injil bagi segenap keluarga. Inspirasi peristiwa ini perlu mencapai diri kita masing-masing pada saat ini untuk dapat termotivasi terkait dengan kuasa Injil bagi keluarga dan komunitas tempat kita berada. Injil bagi keluarga-keluarga merupakan sebuah tantangan pembelajaran dan evangelisasi pada saat ini.   Keluarga yang berdevosi dan terlibat secara aktif dalam sakramen-sakramen Gereja tetap sebagai aspek yang begitu penting bagi para pengikut Kristus. Tetapi aspek ini belum cukup untuk menjadikan keluarga-keluarga kita menjadi penganut Kristen sejati. Untuk ikut membantu terwujudnya hidup Kristen yang sejati, salah satu bagian pertumbuhan iman yang penting diupayakan ialah penginjilan keluarga-keluarga dan komunitas-komunitas kita. Konkretnya, keluarga dan komunitas perlu memberikan satu prioritas hidup rohaninya pada sabda Tuhan. Kegiatan nyata yang dapat secara rutin dilakukan di dalam keluarga atau komunitas kita ialah pembacaan dan pembelajaran kitab suci yang diakukan secara bersama-sama.    Kita tidak usah berandai-andai nanti jadinya seperti apa pembacaan dan pembelajaran kitab suci itu. Tuhan Yesus menjamin untuk memberikan jalannya kepada kita. Jaminan itu ialah Roh Kudus, Roh Penghibur, yang akan menerangi dan menginsafkan kita. Roh Kudus selalu ada dan bersedia, tinggal saja keluarga dan komunitas kita menetapkan bersama niatnya dan mewujudkannya.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, kuatkanlah kami dalam mewujudkan Injil bagi keluarga dan komunitas kami. Bapa kami yang ada di surga... Dalam nama Bapa...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan Kelima Paskah, 4 Mei 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 3, 2024 7:34


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 16: 1-10; Mazmur tg 100: 1-2.3.5; Yohanes 15: 18-21 AKU TELAH MEMILIH KAMU   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Aku Telah Memilih Kamu. Setiap dari kita mempunyai pengalaman masing-masing tentang pemilihan Tuhan atas diri kita. Seorang biarawan merenungkan tanpa henti dalam hidupnya, betapa bermaknanya kata-kata Tuhan kepadanya: “Aku telah memilih kamu”. Suami atau istri juga sering menuliskan dalam batin masing-masingnya, betapa Tuhan yang menetapkan jodoh mereka: “Aku telah menjadikanmu pasangan bagi dirinya”.   Kesadaran dan keyakinan akan pemilihan ini sering kita maknai sebagai panggilan hidup. Setiap orang dapat merenungkan ini supaya ia selalu tahu bahwa Tuhan sebenarnya telah memilih dia untuk pilihan atau panggilan hidup yang sedang dan akan dijalani. Seorang teman guru sekolah dasar sering terbawa rasa iri karena teman-temannya yang dulu memilih nasib lebih baik pada saat ini, karena profesinya jauh lebih tinggi. Namun si guru tadi harus kembali bersikap realistis bahwa panggilannya sebagai seorang guru cukup untuk membuatnya nyaman dan percaya bahwa Tuhan sudah menetapkan itu bagi dirinya.   Demikianlah sebuah panggilan dan nasib hidup yang senantiasa melekat pada diri kita masing-masing. Kita sebenarnya sedang menghayati firman Tuhan yang amat kuat tentang ini, yaitu sabda Yesus sendiri: Aku telah memilih kamu dari dunia ini. Tuhan memilih kita bukan untuk membuat kita hebat, sukses, atau luar biasa berpengaruh dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Ia memilih kita dari dunia ini supaya kita dapat menjadi pribadi-pribadi yang memakai label “Kristus”, lalu hidup dan pekerjaan kita pada setiap tingkat kehidupan sungguh menampakkan identitas Kristus.    Maka pilihan, panggilan, atau profesi apa pun pada kita yang kita yakini sebagai pemilihan Tuhan, kita pandang sebagai karunia dan kita syukuri selalu. Sebaliknya jika hidup kita hanya berisi keluhan, iri, ketidakpuasan, penyesalan, dan putus asa pada pemilihan Tuhan atas kita, bisa saja ini adalah tandanya kita tidak mengindahkan firman Tuhan tadi: “Aku telah memilih kamu”. Selain itu, sebagai orang-orang pilihan dengan apa pun profesi atau panggilan kita, semangat pelayanan dalam kasih tidak boleh hilang dari kita. Tuhan memilih kita secara gratis, maka kita perlu juga berbaik hati dan bermurah hati kepada sesama.    Santo Paulus dan rekan-rekan seperjalanannya memberikan contoh tentang kemurahan hati sebagai orang-orang pilihan. Mereka mendapat panggilan untuk menyeberang ke Makedonia, karena sangat disadari bahwa orang-orang dan daerah itu juga berhak untuk mendapatkan pelayanan kabar suka cita Kristus. Sesungguhnya kita telah menerima dengan cuma-cuma, maka kita akan berbagi dengan cuma-cuma pula.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang baik, berkatilah kami supaya kami selalu berbaik hati dan bermurah hati. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan Keempat Paskah, 26 April 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 25, 2024 6:16


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bsoco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 13: 26-33; Mazmur tg 2: 6-7.8-9.10-11; Yohanes 14: 1-6 JALAN, KEBENARAN, DAN KEHIDUPAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan. Dua orang rasul Yesus, Thomas dan Filipus, bertanya kepada Yesus perihal tujuan peziarahan hidup di dunia. Ajaran Yesus tentang rumah Bapa itu rupanya terlampau tinggi sehingga kurang mereka pahami. Mereka bertanya tentang di mana dan ke mana arahnya. Mereka sungguh berada dalam posisi tidak tahu, dan mungkin dapat dikatakan kalau ini termasuk suatu kebodohan. Mereka bukan dalam posisi sudah tahu dan ingin menguji Yesus tentang tujuan hidup.    Untuk mengatasi kekurangan itu, Yesus memberikan jawaban yang juga sebagai pegangan hidup kita sepanjang masa, yaitu pernyataan: Ia adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Dengan mengajarkan ini, mereka yang tersesat menemukan jalan, yang bodoh mendapatkan kebenaran dan pengetahuan, dan yang berputus asa akan mendapatkan pengharapan dalam hidupnya.   Yesus adalah jalan merupakan suatu pilihan terbaik bagi setiap orang. Ada begitu banyak pilihan jalan dan arah, tetapi Yesus menjadikan dirinya sendiri sebagai jalan. Panggilan, tugas, profesi, pelayanan, dan pengabdian setiap orang berguna untuk memberikan makna hidup bagi dirinya. Namun hidup seseorang menjadi bermakna sepenuhnya kalau ia memakai jalan Yesus Kristus dalam merealisasikan pilihan hidupnya itu.    Yesus adalah kebenaran merupakan prinsip moral dan kekuatan rohani yang mencerahkan pikiran dan hati manusia. Pembenaran kita sebagai pengikut Kristus ialah karena iman kita kepada-Nya. Di dalam Yesus, kebenaran dalam bertutur kata dan tindakan kita dapat membebaskan kita dari segala bentuk pengaruh atau ajaran lain yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan dan mendatangkan derita. Kebenaran itu ada di dalam ajaran dan perintah-Nya.   Yesus adalah kehidupan merupakan jaminan bagi kita baik hidup di dalam dunia dengan selalu berpengharapan maupun hidup yang kita peroleh setelah kematian. Kebangkitan-Nya mendorong kita untuk selalu bangkit dan berusaha lagi ketika hidup kita mengalami kegagalan dan kesusahan. Martabat kita sebagai gambar dan rupa Allah mesti terus kita pertahankan di dunia ini, karena di akhirat akan mendapatkan status keparipurnaannya.   Sesungguhnya, ajaran prinsip ini diulangi lagi oleh Santo Paulus ketika mengajar dan bersaksi tentang Yesus Kristus di hadapan orang-orang Yahudi perantauan. Maksudnya ialah untuk menyukakan dan menarik mereka ke jalan iman akan Yesus Kristus. Sampai saat ini, ajaran prinsip ini selalu menjadi pegangan hidup kita yang bukan sekedar kata yang menyukakan hati kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, semoga kami tetap mengimani Engkau sebagai jalan, kebenaran, dan kehidupan kami di dunia ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari RABU ABU, 14 Februari 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 14, 2024 7:26


Dibawakan oleh Isak Demon Hali dari SMP Don Bosco Kelapa Gading di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Yoel 2: 12-18; Mazmur tg 51: 3-4.5-6a.12-13.14.17; 2 Korintus 5: 20 - 6: 2; Matius 6: 1-6.16-18 KEHIDUPAN ROHANI STANDAR   Renungan kita pada hari Rabu Abu ini bertema: Kehidupan Rohani Standar. Ada banyak sekali perubahan gaya hidup dalam keluarga-keluarga kita sebagai bagian dari kemajuan teknologi dan komunikasi. Keluarga Stevanus dan Melania bersama tiga anak mereka yang sudah bekerja di tempat-tempat yang berbeda, memaksimalkan komunikasi di antara mereka melalui media wa group keluarga. Di dalam sebuah pesan wa yang dibagikan ke teman-temannya, Stevanus berkata bahwa kehidupan rohani keluarganya mempunyai standar Kristiani yang sesungguhnya, khususnya saat-saat rutin untuk berdoa bersama dalam keluarga informasi diberitahukan melalui wa group keluarga itu.    Tradisi dan agama Yahudi mewariskan suatu kehidupan rohani standar yang kemudian Yesus juga mengajarkan itu kepada kita. Kerohanian standar itu mencakup tiga perbuatan dasar yang diwajibkan, yaitu berpuasa, berdoa, dan beramal kasih. Orang Yahudi mewajibkan ini kepada setiap umatnya. Jika ketiganya dilakukan dengan teratur dan baik, seseorang dipandang beragama dengan baik dan diberkati Allah. Yesus juga menjadikan tiga unsur ini  menjadi kekhasan para pengikut-Nya. Mereka wajib berdoa, berpuasa dan berbuat kasih.   Namun ada perbedaan mencolok antara kerohanian standar yang diajarkan oleh Yesus dan yang dijalankan oleh orang-orang Yahudi, terutama menurut para pemuka agama dan kaum Farisi. Perbedaannya ialah terkait dengan motivasi atau maksud. Bagi Yesus dan yang selalu Ia tegaskan kepada kita, motivasi berdoa, berpuasa atau bermati raga, dan beramal kasih ialah untuk menjalin relasi dengan Allah. Ini benar-benar sebuah urusan rohani, urusan hati, dan kegiatan iman kepada Tuhan. Kitab nabi Yoel dalam bacaan pertama menekankan sebuah pembaharuan hati, dan bukan urusan luar seperti pakaian yang dikoyakkan dan aneka atribut luar lainnya yang melekat pada tubuh dan lingkungan hidup kita.   Hal ini menegaskan kalau hidup rohani Yahudi sangat bertentangan dengan yang diajarkan oleh Yesus. Kerohanian mereka bukan untuk Tuhan tetapi untuk mendapatkan pujian orang-orang lain bahwa mereka orang suci dan baik. Upahnya sudah mereka dapatkan dengan penampilan itu, sementara Tuhan tidak memberikan berkat-Nya kepada mereka. Yesus menegaskan supaya kita tidak mengikuti standar luar seperti itu. Standar kita ialah di dalam hati yang langsung mempunyai relasi dengan Tuhan. Setiap kali melakukan ketiga kesalehan ini dengan benar, itu adalah saat seseorang mengalami tanda keselamatan dari Tuhan, demikian kata Santo Paulus dalam bacaan kedua hari ini.   Ini adalah semangat Rabu Abu yang kita semua rayakan pada hari ini untuk mengawali masa Pra Paskah kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga dengan hari Rabu Abu ini kami dipenuhi semangat baru untuk memulai proses pembaharuan diri di dalam masa Pra Paskah ini. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa Keenam, 11 Februari 2024;

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 11, 2024 10:02


Dibawakan oleh Hendry, Tirto, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Imamat 13: 1-2.44-46; Mazmur tg 32: 1-2.5.11; 1 Korintus 10: 31 - 11: 1; Markus 1: 40-45 DEMI KEMULIAAN ALLAH   Renungan kita pada hari Minggu biasa ke-6 ini bertema: Demi Kemuliaan Allah. Ungkapan dalam kalimat tema ini bagus sekali untuk menjadi sebuah pegangan atau motto hidup orang-orang beriman. Tujuannya supaya hidup setiap orang rohani dan jasmani arahnya kepada kemuliaan Allah. Kongregasi para imam dan bruder pengikut Santo Ignasius Loyola bahkan memperkuat itu dengan menjadikannya: “Demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar”.   Pertanyaan sederhana ialah: apa yang dimaksudkan dengan kemuliaan Allah? Maksud dan maknanya ialah kehendak Tuhan terjadi bukan pada diri-Nya tetapi pada ciptaan-Nya, dan manusia adalah yang istimewa untuk terjadinya semua kehendak Tuhan. Yang dikehendaki ialah damai dan sejahtera bagi hidup setiap keluarga, suku, masyarakat, dan bangsa; itu adalah wujud kemuliaan Tuhan. Yang dikehendaki ialah hidup bahagia dan keselamatan jiwa-jiwa orang beriman, itu adalah kemuliaan Tuhan yang dicapai.   Bacaan-bacaan kita pada hari ini menerangi kita tentang perwujudan kemuliaan Allah sebagai tanda konkret iman. Santo Paulus memberikan nasihat bagi setiap pengikut Kristus untuk memenuhi hidupnya dalam segala aspek untuk kemuliaan Allah. Caranya ialah dengan menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, yang tujuan utamanya ialah keselamatan. Sikap seperti ini dilakukan tidak hanya oleh Paulus, tetapi yang paling utama ialah teladan Yesus Kristus.   Sementara hukum Musa mewajibkan anggota masyarakat dan umat Allah menyingkirkan penderita penyakit kusta dan mereka cukup saja disamakan dengan sampah, Yesus justru membalikkan hukum itu. Ia menjadikan yang terkucil itu saudara-Nya, mendekati, merangkul, dan menyembuhkan. Setelah itu Ia membimbingnya untuk kembali menyatu dengan kehidupan bersama di dalam masyarakat dan jemaat. Ini adalah satu contoh kemuliaan Tuhan, yaitu bukan mencerai-beraikan, pengucilan, peminggiran, dan diskriminasi, tapi memulihkan, menyatukan dan menyelamatkan.   Kusta jasmani bisa berbentuk berbagai jenis sakit tubuh yang pasti merepotkan banyak orang, khususnya orang-orang terdekat. Harus ada banyak pengorbanan yang dilakukan untuk penyembuhan, pemulihan, pengintegrasian kembali dalam hidup bersama. Ada juga kusta rohani yang merupakan kehidupan dalam sendirian, kesepian, ditinggalkan, pengucilan, pengasingan, depresi, tekanan dan penindasan sebagai yang lemah, kecil, dan sedikit. Kusta dalam jenis ini terdapat di mana-mana dan sering tidak dihiraukan. Orang tidak serius menanganinya. Maka untuk mewujudkan kemuliaan Allah, kita meminta Tuhan untuk campur tangan dan terjadilah kehendaknya terhadap sakit-sakit kusta ini.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha baik, penuhilah kami dengan kurunia-Mu yang memulihkan kami dari kekurangan dan sakit dalam situasi yang berbeda-beda. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...   --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan Kelima masa biasa, 6 Februari 2024, peringatan Santo Paulus Miki dan kawan-kawan, imam dan martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 6, 2024 9:11


Dibawakan oleh Vitalis Jelanu dan Veronika Sempang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Raja-Raja 8: 22-23.27-30; Mazmur tg 84: 3.4.5.10.11; Markus 7: 1-13 LAIN DI TINDAKAN LAIN DI BIBIR   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Lain di Tindakan Lain di Bibir. Seorang remaja perempuan sudah berpacaran tiga tahun dengan pemuda yang sedang kuliah hukum. Akhir-akhir ini gadis itu menjadi kecewa dengan sikap pemuda cakap dan pintar tersebut. Pemuda itu bicara sangat memikat dan membuat banyak janji, tetapi perwujudannya nol. Ia hanya akan menjadi sangat terpukul jika cintanya hanya di bibir, dan akhirnya tidak bisa berwujud nyata. Ia selalu mengingatkan pacarnya: cinta bukan sekedar "lain di tindakan lain di bibir".   Kritik remaja perempuan ini hanya suatu porsi kecil dari kritik besar Yesus kepada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat di dalam kitab suci. Mereka turun dari Yerusalem ke tempat Yesus berada sekitar ratusan kilometer dengan maksud membuktikan kalau Yesus dan pengikut-Nya melanggar aturan adat dan agama Yahudi. Aturan yang mereka tekankan ialah interpretasi manusia atas perintah Allah dari Musa. Contohnya mereka temukan para rasul Yesus tidak mencuci tangan dahulu sebelum makan.   Kemunafikan adalah kata yang pas bagi kaum farisi dan para ahli Taurat. Yesus langsung menyebutkan pelanggaran mereka yang terberat ialah mengkhianati firman Tuhan yang sebenarnya. Misalnya, perintah dari Musa untuk menghormati dan mengasihi orang tua, terlebih-lebih yang menderita dan sakit di dalam keluarga sendiri. Biaya yang sebenarnya untuk mengobati anggota keluarga ini, dialihkan untuk berbagai jenis pajak di rumah ibadat alias persembahan. Umat diharuskan untuk penuhi ini dan ternyata uangnya untuk kerakusan mereka. Jenis korupsi ini sudah menjadi mental hidup mereka bahkan mendarah-daging sampai saat ini.   Motivasi mereka ialah uang. Hidup agama mereka bukan untuk mengudus manusia melalui kepatuhan pada firman Tuhan dan melakukan kehendak-Nya, tetapi mendapatkan uang melalui praktik beragama. Untuk memperkuat strategi utama ini mereka harus mengarang-ngarang semua aturan penampilan yang jumlahnya begitu banyak, termasuk yang disebutkan tadi ialah mencuci semua perkakas makan-minum dan tangan. Tampilan diri mereka harus suci, bibir dan mulut mereka harus berkata-kata bagus, dan gerak-gerik mereka harus sempurna. Orang-orang mesti percaya akan mereka dan terdorong untuk selalu taat pajak rumah ibadat. Ini yang sangat dilawan dan dikecam Yesus.   Raja Salomo mengulangi kehendak Allah yang utama ialah tinggal selama-lamanya di bumi ini bersama umat manusia, tetapi bukan di dalam diri manusia yang munafik seperti kaum farisi dan para ahli Taurat. Hanya kebenaranlah yang membuat kerajaan Allah besar di dunia bukan kemunafikan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, perkuatkanlah kami untuk mampu melawan semua kepalsuan yang kami hadapi. Kemuliaan... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa Kelima, 4 Februari 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 3, 2024 10:51


Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Ayub7: 1-4.6-7; Mazmur tg 147: 1-2.3-4.5-6; 1 Korintus 9: 16-19.22-23; Markus 1: 29-39 TUHAN MEMILIH UNTUK TINGGAL BERSAMA KITA   Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-5 ini bertema: Tuhan Memilih Untuk Tinggal Bersama Kita. Pertanyaan paling kentara untuk menanggapi kalimat dari tema ini ialah: mengapa Tuhan memilih untuk berbuat demikian? Jawabannya mudah bagi kita ialah karena Ia hendak menyelamatkan kita. Ia tidak tega biarkan kita jatuh binasa dan mati karena kebodohan, penindasan dan dosa di dunia ini.   Bacaan-bacaan pada hari ini memperkuat jawaban itu. Ada begitu banyak orang di dunia ini yang bernasib seperti Ayub, yang tak berdaya dengan kepahitan hidup dan kesulitan-kesulitan yang membelenggu. Tuhan memilih untuk tinggal bersama mereka ini supaya mereka tidak kehilangan harapannya. Ia menaruh iman dan pengharapan kepada mereka, bahwa tak boleh luput melepaskan pandangannya kepada Tuhan.    Orang-orang yang patah hati, kata Mazmur hari ini, ialah siapa pun dengan sakitnya masing-masing jiwa dan raga, dan siang malam memohon untuk diberkati dan disembuhkan. Tuhan tidak menutup mata-Nya terhadap mereka. Yesus Kristus sebagai Allah penebus dan penyelamat adalah bukti nyata Tuhan tinggal bersama umat-Nya yang menderita. Injil kita menggambarkan bagaimana pelayanan Yesus ialah penyembuhan atas sakit dan derita manusia. Para rasul menemani Yesus untuk tugas ini, dan mereka adalah komunitas yang melayani.   Setelah kembali ke Surga, Ia menaruh mandat-Nya kepada Gereja supaya prinsip “Allah beserta kita” atau Emanuel itu sama nyata dan kuatnya seperti waktu Ia masih di dunia. Apa yang dilakukan oleh Gereja atau tubuh mistik Kristus, itu yang dilakukan juga oleh Yesus sebagai kepala-Nya yang kini duduk di sisi kanan Bapa. Satu contoh pelayanan Gereja ini ialah seperti yang diwartakan oleh Santo Paulus dalam bacaan kedua hari ini, yaitu pelayanan sabda Allah untuk menghibur, menguatkan, menyembuhkan, dan menyelamatkan.   Kata Santo Paulus, “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil”, dan bagi dia pelayanan sabda ini bertujuan untuk memenangkan sebanyak mungkin orang. Pelayan menjadi lemah seperti orang lemah supaya ia dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Ia adalah hamba untuk mengangkat dan menyelamatkan yang tak berdaya. Ini adalah misi kita bersama para pengikut Kristus saat ini, yaitu menjadi kabar gembira bagi siapa saja yang memerlukan, terlebih-lebih yang sedang patah hati, sakit, terlantar, tersiksa, dan yang menjelang ajal. Jangan sebaliknya menjadi pengganggu, pemfitnah, penyebar kebencian, tetapi pembawa kabar suka cita dan pencipta damai.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah dan Bapa kami, kami ingin selalu memandang-Mu supaya kami mendapatkan kekuatan untuk bertahan dan bertambah keberanian dalam menjalani hidup kami. Kabulkan permohonan-permohonan kami pada hari ini, yaitu segenap umat yang berhimpun dalam nama-Mu melalui ibadah hari Minggu. Bapa kami... Dalam nama Bapa...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan Ketiga masa biasa, 26 Januari 2024, peringatan Santo Timotius dan Santo Titus, uskup

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 25, 2024 7:31


Dibawakan oleh Dinar Dympna Togatorop dan Maria Eclesia Patricia Ng dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Titus 1: 1-5; Mazmur tg 96: 1-2a.2b-3.7-8a.10; Lukas 10: 1-9 PARA PEKERJA BAGI TUAIAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Para Pekerja Bagi Tuaian.  Kedua orang kudus ini, Timotius dan Titus adalah murid-murid Santo Paulus dan disebutkan tidak hanya namanya tetapi juga peran mereka sangat penting di dalam kitab perjanjian baru. Kita tahu Paulus melakukan suatu pekerjaan misionaris yang luar biasa. Kedua murid itu adalah para pekerja bagi tuaian besar ladang Tuhan.   Keberhasilan Paulus ini ditentukan oleh salah satu faktor pentingnya ialah bantuan Timotius dan Titus. Mereka berperan utama sebagai pelayan. Sebagai murid-murid tugasnya ialah belajar dan melayani. Setelah mereka menjadi mampu dan kompeten, saat Paulus menjalani hukuman penjara yang harus dijalani dalam perjalanan sampai ke Roma, kedua murid ini menjadi mandiri. Tetapi mereka tidak lantas melepaskan tugas melayani lalu menjadi bos yang dilayani. Mereka masing-masing menjadi uskup di tempat tugasnya dan terus menjadi pelayan. Mereka sekali melayani tetap melayani sampai akhir hayatnya.   Melepaskan diri dari Paulus dan keduanya juga terpisah masing-masing, Paulus senantiasa menyertai mereka melalui surat-suratnya untuk menguatkan persekutuan iman di antara mereka. Masing-masing adalah seperti biji sesawi dan tumbuh menjadi besar di tiap-tiap tempat karyanya. Paulus ikut memelihara biji yang sudah tumbuh itu. Mereka masing-masing mengemban tugas yang diamanatkan oleh Yesus dalam memberikan perutusan kepada para rasul dan seluruh Gereja. Para utusan adalah para pekerja dan bukan yang lain.   Seperti kedua murid Paulus itu, kita juga bagai biji sesawi dalam status, panggilan, kondisi, tantangan, dan kelemahan kita masing-masing. Biji sesawi karunia Tuhan kepada setiap orang itu unik, dan tak pernah sama untuk dua orang. Itu adalah kepribadian, pengalaman iman, dan panggilan suci setiap orang. Oleh karena keunikan ini, sebenarnya orang-orang tidak boleh iri satu sama lain lantaran ada yang punya kekhususan di satu sisi, di sini lain dipunyai orang lain.    Tidak hanya iri hati, tetapi sikap lain juga seperti copy paste keunikan orang lain lalu menyelimuti diri sehingga keaslian diri sendiri hampir tidak tampak. Ini adalah kepalsuan yang besar-besaran. Orang tidak menjadi orisinal, independen dan percaya pada kemampuan sendiri. Kalau copy paste itu hampir sama dengan mencuri, sementara sikap manja dan selalu bergantung merupakan sikap yang menempel saja. Ini merupakan kemunduran seorang murid yang baik.    Dengan menghindari sikap-sikap yang kurang atau negatif itu, seseorang lalu menemukan dirinya yang adalah biji sesawi asli. Ia pantas sebagai murid yang diutus oleh Yesus, seperti Santo Timotius dan Titus.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang bijaksana, kuatkanlah iman kami supaya tetap menjadi murid-murid Yesus Kristus yang sejati. Salam Maria penuh rahmat.... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan Ketiga masa biasa, 25 Januari 2024, Pesta Bertobatnya Santo Paulus, rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 24, 2024 7:22


Dibawakan oleh Intan dan Calista Virginia Leo dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 22: 3-16; Mazmur tg 117: 1.2; Markus 16: 15-18 SETELAH MATA TERBUKA   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Setelah Mata Terbuka. Kita dapat menjelaskan tema ini dalam dua sudut pandang. Dari sudut pandang fisik atau jasmani, ini menunjukkan mata yang terbuka untuk dapat melihat di sekitarnya. Sudut pandang yang lain ialah rohani yang dapat memperlihatkan kemampuan mental-rohani. Penglihatan rohani diperoleh melalui terang Ilahi.    Pada pesta pertobatan Santo Paulus hari ini kita menyaksikan dua kemampuan melihat yang dilakukan Paulus. Dua sudut pandang melihat ini sangat jelas berbeda namun dalam banyak hal mereka harus saling memerlukan dan mendukung. Kita ingin merenungkan bagaimana keduanya saling memerlukan.   Kita mau supaya indra mata kita tetap sehat dan berfungsi baik dalam melihat. Fungsi mata kita tidak hanya untuk melihat pada suatu waktu dan di suatu tempat. Selain kita dapat melihat yang ada di sekitar kita, ada kesadaran dan kepekaan di dalam diri yang mengumpulkan data-data untuk langsung diproses oleh pikiran dan diamini oleh hati, sehingga kita membuat keputusan bahwa yang kita lihat itu baik, benar, keliru, bagus, indah, menantang, atau berbahaya.   Hasil penglihatan dan kesadaran itu diterangi oleh karunia iman dan bimbingan Roh Kudus, supaya kita melihatnya lagi dalam proses yang lebih dalam, yaitu penglihatan dan pemahaman batin atau rohani. Jadi mata jasmani kita menyiapkan data atau materi untuk masuk ke dalam suatu proses mata batin, yang akhirnya menghasilkan sebuah pencapaian kebenaran baru. Coba dibayangkan, jika mata jasmani ini tidak sampai pada tahapnya untuk menentukan sesuatu yang baik, misalnya memilih panggilan hidup, maka proses rohaninya juga tak tercapai.   Demikian juga sebaliknya, penglihatan dan pemahaman rohani sangat memerlukan kemampuan mata jasmani sehingga kebaikan dan kebenaran iman itu dapat dipraktikkan. Keyakinan bahwa belas kasih, persaudaraan, dan bermurah hati merupakan perintah Tuhan yang sangat mulia. Bagaimana bisa dihayati dengan benar dan adil, jika mata tubuh kita tidak terbuka kepada orang yang bersalah untuk diampuni, orang sakit untuk diberi penghiburan, atau orang putus asa untuk diberi pengharapan! Jadi mata batin atau mata iman sangat memerlukan  mata tubuh untuk membuat iman kita menjadi subur dan berguna.   Kedua fungsi mata kita memang saling membantu. Maka satu nasihat sederhana ialah, gunakan mata tubuh dengan baik dan benar, karena ia adalah la porta, atau pintu yang terbuka bagi kita untuk datang kepada Tuhan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, semoga indra mata kami tidak menjerumuskan kami ke dalam dosa tetapi memandang selalu kemuliaan Tuhan di dalam diri kami dan sekeliling kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus .. Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa Ketiga, 21 Januari 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 20, 2024 9:24


Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yunus 3: 1-5.10; Mazmur tg 25: 4bc-5ab.6-7bc.8-9; 1 Korintus 7: 29-31; Markus 1: 14-20 SAAT ADA TUHAN BERSAMA KITA   Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-3 ini ialah: Saat Ada Tuhan Bersama kita. Kita umat manusia dan masyarakat di dunia ini punya kebiasaan untuk berhenti dari kegiatan atau pekerjaan ketika orang besar yang istimewa lewat atau sedang berada bersama kita. Mulai dari tamu penting datang ke rumah kita sampai Presiden yang kunjungi kota kita.   Ada begitu banyak contoh yang menggambarkan bagaimana norma ini sangat dijunjung tinggi. Jauh sebelum zaman kita ini, praktik itu ada ketika Tuhan datang berkunjung, bersabda, dan hadir bersama umat-Nya. Maka bagi orang beriman, semua hal yang berkaitan dengan manusia dan hidupnya berhenti dahulu demi mendengarkan, menerima, dan menyanggupi kehendak-Nya.   Bacaan-bacaan kita pada hari ini berkisah tentang ini. Nabi Yunus membawa firman Tuhan untuk pertobatan kota besar Niniweh dari dosa-dosanya, jika ingin terhindar dari malapetaka hangusnya kota itu. Firman itu membuat semua warga dan penguasa berhenti. Mereka dengarkan lalu menyesali perbuatannya dan menyatakan diri bertobat. Yesus lewat pada saat para nelayan sedang bekerja di pantai dan laut. Mereka berhenti, mendengarkan yang dikatakan-Nya, lalu akhirnya menyanggupi undangan untuk mengikuti Dia yang menjadikan mereka penjala manusia.   Tuhan juga menetapkan satu ketentuan final yang disebut panggilan akhir zaman. Santo Paulus mengingatkan kita untuk berhenti mengurusi begitu banyak kepentingan duniawi, karena dunia ini sedang berlalu begitu cepat. Yang harus dilakukan ialah keselamatan jiwa masing-masing orang. Misalnya yang berstatus sebagai suami-istri anggaplah bahwa masing-masing tidak punya suami dan istri. Perkawinan mulia, suci, dan satu itu cukup untuk dihayati sampai akhir. Tak perlu dicampur lagi hal-hal lain yang tidak tepat.   Berhenti itu suatu sikap yang sangat penting, karena kaitannya dengan mendengarkan, menerima, dan menyanggupi suatu penugasan atau tanggung jawab dari Tuhan. Kita punya begitu banyak kesibukan, keinginan, selera, dan ambisi yang bisa menghambat kepentingan untuk berhenti.    Hari ini kita diajak untuk berhenti demi Tuhan yang menghendaki pertobatan, mengundang kita untuk bekerja dengan-Nya, dan mengarahkan perhatian pada panggilan akhir zaman. Sungguh tak mungkin memberikan perhatian kepada pertobatan, panggilan hidup, dan nasib di akhirat, sambil kita terlibat dalam pesta ria dan kesibukan lainnya di dalam dunia ini sampai kita tidak menyadari bahwa Tuhan ada bersama kita. Aturannya memang harus berhenti dulu, ada Tuhan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha baik, penuhilah diri kami dengan kuasa Roh-Mu supaya hidup kami dari saat ke saat selalu mengikuti teladan Yesus Kristus guru kami. Bapa kami... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message