Podcasts about ya bapa

  • 17PODCASTS
  • 220EPISODES
  • 9mAVG DURATION
  • 1EPISODE EVERY OTHER WEEK
  • May 20, 2025LATEST

POPULARITY

20172018201920202021202220232024


Best podcasts about ya bapa

Latest podcast episodes about ya bapa

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu dalam pekan ke-5 Paskah, 21 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 20, 2025 6:41


Dibawakan oleh Tika dari Paroki Santo Alfonsus Rodrigues Pademangan di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 15: 1-6; Mazmur tg 122: 1-2.3-4a.4b-5; Yohanes 15: 1-8.BERBUAH MELIMPAHDI DALAM YESUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Berbuah Melimpah di Dalam Yesus.Minggu-minggu setelah Paskah memberikan kita siraman rohani dengan tema-temabesar seperti roti hidup, gembala yang baik, rumah Bapa. Khususnya minggu ini, kitadiberi ajaran untuk saling mengasihi. Hal ini menjadi  bagi kita suatu pengalaman rohani yang sangatmengagumkan. Intinya, Tuhan sendiri senantiasa menyatu dengan umat-Nya dan memenuhisetiap orang beriman dengan segala karunia supaya baik sebagai pribadi maupunsebagai umat Allah, kita dapat melangsungkan hidup di dunia ini sesuai denganrencana-Nya. Simbol yang pas untuk mengajarkan hal ini ialah pokok anggur.Yesus adalah pokok anggur itu, kita adalah setiap rantingnya, dan Bapa di surgasebagai pemilik.  Bahwa di dalam Gereja selalu ada perbedaan pemahaman iman, itu merupakandinamika hidup ranting-ranting yang sering bergesekan karena terpaan angin dantimpahan air hujan. Perbedaan-perbedaan itu tak mungkin merusak suatu tatanankehidupan karena pokok anggur, yaitu Yesus Kristus hanyalah satu. Semuaperbedaan pemahaman pasti akan menemukan solusi pada Yesus Kristus sendiri. Jadi fokus perhatian kita kepada buah-buah hidup di dalam Yesus Kristus manfaatnyatentu akan mempersatukan dan memajukan kita bersama. Buah-buah ini tentu sangatberguna bagi hidup iman kita. Buah pertama ialah kesucian dan evangelisasi.Kita sebagai pribadi dan umat Allah mengakui kalau kesucian itu adalahcita-cita kita, yang sangat didukung oleh evangelisasi. Kedua ialah keberanian dan kemauan untuk memangkas bagian hidup yang keringdan tak berguna, dibuang dan dibakar. Ini dibuat melalui koreksi, perbaikan danpertobatan. Ketiga ialah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi pribadi ataukomunitas yang baru, dan terbuka lebar setelah koreksi dan pembaharuan.Keempat, oleh karena itu kita tentu sangat bahagia untuk selalu terhubung denganYesus sebagai pokok anggur.  Kelima, jika senantiasa menyatu dengan Yesus, kita bakal berbuah melimpah.Keenam, dengan demikian kita mempunyai alasan dasar untuk selalu memuji danmemuliakan Allah dan Bapa kita. Ketujuh, martabat kita sebagai pengikut Kristusdan putra-putri Bapa merupakan kedudukan sangat istimewa dan terhormat.Kedelapan, maka itu kita diutus oleh Tuhan untuk pergi dan menghasilkanbuah-buah yang berguna, dan kesembilan, tidak hanya berbuah tetapi kita mesti mampubertahan dalam segala bentuk kesulitan dan penderitaan. Marilahkita berdoa. Ya Bapa mahamurah, pandanglah kami dengan kuasa dan kasih-Mu,supaya kami selalu terkait dengan pokok anggur, yaitu Tuhan kami Yesus Kristus.Tanpa bersama Dia, kami akan kehilangan arah menuju kepada-Mu. Berkatilah kamiselalu untuk intensi persekutuan ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan RohKudus... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu dalam pekan ke-4 Paskah, 17 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 16, 2025 7:33


Dibawakan oleh Christine dari Paroki Santo Gabriel di Keuskupan Bandung, Indonesia. Kisah Para Rasul 13: 44-52; Mazmur tg 98: 1.2.3ab.3cd-4; Yohanes 14: 7-14.GEMBALA YANGBAIK MENGHADIRKAN BAPA KEPADA KITA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gembala Yang Baik Menghadirkan BapaKepada Kita. Kemarin dalam menjawab kekurang-pahaman rasul Tomas, Yesusmenunjuk diri-Nya sendiri sebagai perantara kita untuk sampai kepada Bapa. Hariini, rasul Filipus yang mewakili banyak di antara kita memperlihatkankekurang-pahaman dan pencariannya akan sosok Bapa seperti apa. Jawaban Yesus merupakan yang paling telak, kalau boleh dikatakan jawabankunci, karena memperlihatkan tujuan semua pencarian dan ziarah kita di duniaini. Yesus menjawab dengan menghadirkan Bapa sendiri, maka Ia berkata: melihatAku, berarti melihat Bapa, mendengar Aku, berarti mendengar Bapa, hidup bersamaAku berarti hidup bersama Bapa. Intinya ialah Bapa berada di dalam Aku dan Akudi dalam Bapa. Bapa dan Aku adalah satu. Persekutuan Bapa dan Putra itu terjadi dalam hubungan kasih dengankomunikasi di antara mereka, dan hubungan ini terjadi dalam Roh Kudus. Justrujawaban yang diberikan kepada Filipus dan semua orang yang mencari tujuanterakhir hidup ini ialah Tritunggal Allah. Tak ada jawaban lain lagi yangmelebih jawaban ini. Berjumpa Bapa dalam diri Yesus dan dalam persekutuan RohKudus telah mempertegas komitmen para rasul, dan mereka bertahan dengankomitmen sampai mati. Yesus menghadirkan Bapa kepada kita berarti tentang kenyataan Tuhan Allahsesungguhnya. Tuhan tampak dengan segala kemurahan dan belas kasih, sementarakita manusia tampak terangkat sampai pada level untuk berjumpa dengan Dia. Saatinkarnasi, Tritunggal hadir dalam Putra yang dikandung dalam rahim PerawanMaria, dilahirkan dan diasuh dalam sebuah keluarga bersahaja. Dalam seluruhpelayanan publik Yesus, Tritunggal juga ada di sana untuk bekerja bagipenebusan umat manusia. Di penghujung karya di dunia, Tritunggal di surgamenyambut kita dalam kehidupan abadi sebagai tanda keselamatan kekal yang sudahtersedia abadi bagi kita. Bagi kita sebagai pengikut Kristus, pertanyaan seperti Filipus dan Tomassewajarnya tidak relevan. Kita bukan dalam posisi untuk mempertanyakan bahkanmeragukan apakah Yesus dan Bapa adalah satu. Posisi kita sesungguhnya adalahsaudara dan saudari Yesus. Atas dasar itulah kita diajarkan doa Bapa Kami untukmenjadi doa kita yang fundamental. Doa itu sungguh menjadikan kita anak-anakatau putra dan putri Bapa yang maha baik. Yesus adalah sungguh gembala yangbaik, karena Dia tahu yang kita butuhkan: menjadi putra-putri kesayangan Bapadi Surga. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha baik, terima kasih berlimpah atas martabatkami sebagai putra dan putri-Mu terkasih karena kami mengambil bagian dalamkehidupan Putra-Mu Yesus Kristus. Semoga kami tetap hidup dengan martabat inidan mempertanggung jawabkannya pada saat ajal kami nanti. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...

LEGASI.tv Podcast
Lukas 22:39-46 Yesus Mesias Berdoa di Taman Getsemani, Cawan Penderitaan & Peluh Seperti Darah

LEGASI.tv Podcast

Play Episode Listen Later May 5, 2025 49:41


Yesus Mesias pergi jauh sedikit daripada para murid-Nya, iaitu sepelempar batu jauhnya lalu berlutut untuk berdoa, “Ya Bapa, jika berkenan kepada-Mu, jauhkanlah kiranya cawan penderitaan ini daripada-Ku. Tetapi bukannya kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu yang dilaksanakan" (Lukas 22:41-42)

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin dalam peken ke-2 Paskah, 28 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 27, 2025 7:46


Dibawakan oleh Alexia Christabella Suryadi dan Ignasius Suryadi dari Paroki Villa Melati Mas, Gereja Santo Ambrosius di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 23-31; Mazmur tg 2: 1-3.4-6.7-9; Yohanes 3: 1-8.LAHIR KEMBALI Renungan kita pada hari ini bertema: Lahir Kembali.Percakapan Yesus dengan Nikodemus dalam Injil hari ini menghadirkan sebuahtantangan iman yang kita semua hadapi saat ini. Tantangannya ialah bagaimanaiman kita diperbaharui sehingga kita dapat mengalami yang disebut dengankelahiran kembali. Kita diharapkan melalui pencerahan oleh Yesus Kristus untukmemiliki pengertian yang benar, bahwa kelahiran kembali memang sangat perlu.Tetapi kelahiran kembali ini bukan secara biologis, yaitu kembali ke rahim ibuuntuk kemudian terlahir kedua kalinya. Pembicaraan itu sebenarnya ingin mengubah pemahamanbiologis tentang kelahiran kembali menjadi kelahiran kembali dari air dan Roh.Kelahiran dari air merupakan suatu tindakan penghapusan dosa-dosa dan inimengingkatkan kita akan pembaptisan air Yordan yang dilakukan oleh YohanesPembaptis. Sedangkan kelahiran dari Roh ialah saat pembaptisan dalam Roh Kudussehingga orang yang dibaptis sungguh-sungguh menjadi bagian dari Yesus Kristus.Kelahiran dari air dan Roh inilah yang kemudian menjadi sakramen pembaptisan didalam Gereja yang kita miliki sampai sekarang. Orang-orang yang dibaptis adalah mereka yang penuh denganRoh Kudus. Jauh sebelum pembaptisan kita, para rasul berkumpul dan berdoa dalamnama Tuhan Yesus Kristus, mereka semua penuh dengan Roh Kudus. Hasilnya ialahmereka kemudian memberitakan Injil dengan berani. Kepenuhan Roh Kudus yang kitaterima di dalam pembaptisan, kemudian diperkuat atau di-confirmed di dalamsakramen Krisma. Karena pada prinsipnya, setiap orang yang sudah menerimasakramen ini dianggap memiliki kemampuan untuk memberitakan Injil denganpengetahuannya, perkataannya, perbuatannya, dan hidupnya sendiri. Ia jugaberani mempertahankan imannya itu meski tantangan dan halangan membuatnya ngeridan takut. Yang krusial dari kenyataan kepenuhan Roh Kudus ini ialahtentang pembaharuan iman. Persoalan Nikodemus itu adalah di masa lalu danterkait pengalamannya, namun situasi kita sungguh beda. Tetapi tantangannyasama, yaitu iman yang kita peroleh melalui inisiasi memang perlu selaludibaharui. Doa syahadat yang kita doakan dengan rutin menegaskan pembaharuanpembaptisan kita. Ekaristi yang kita rayakan harian atau mingguan sebagaipembaharuan Komuni Pertama yang telah kita terima dulu. Berkat pengutusan yangselalu kita terima dalam perayaan-perayaan liturgis adalah pembaharuan sakramenKrisma yang sudah kita terima.  Setiap kali melakukan pembaharuan ini, pantas sekali untukdiingat dan disadari bahwa kita sesungguhnya penuh dengan Roh Kudus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang kudus,semoga Roh-Mu memperkuatkan selalu iman kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat dalam Oktaf Paskah, 25 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 24, 2025 9:11


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Vila Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 1-12; Mazmur tg 118: 1-2.4.22-24.25-27a; Yohanes 21: 1-14DALAM NAMA YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dalam Nama YesusKristus. Setelah mengikuti sekolah bina iman, seorang bocah laki-laki berusiatiga tahun membuat kedua orang tuanya bangga. Ia bisa menghafal kata-kata ini:“Dalam nama Yesus Kristus” dengan sempurna. “Siapa yang ajarkan kamu berkatabegitu”, tanya ibunya. Si bocah langsung menjawab: “Yesus Kristus”. Singkatcerita, pada waktu pelajaran, seseorang berperan sebagai Yesus yang datangmenyalami dan berbicara dengan anak-anak. Pesannya kepada anak-anak, supayamereka selalu menyebut “Dalam nama Yesus Kristus” setiap kali berdoa. Pesan damai Paskah antara lain berisi kalimat penuhkekuatan tersebut. Pernyataan doa “Dalam nama Yesus Kristus” diwujudkan dalamperbuatan kasih yang merupakan hukum Tuhan yang terbesar untuk kita laksanakan.Atas dasar inilah, Petrus dan para rasul berbuat kasih dan kemurahan supayamenghadirkan damai itu di dalam diri orang-orang yang mereka layani. Untukmenghadirkan damai itu, rumusan formula baku yang dipakai ialah: Dalam namaYesus Kristus. Diharapkan supaya dengan rumusan ini, Tuhan Yesus Kristus sangpembawa damai masuk ke dalam diri setiap orang yang menerima karunia-Nya. Pada suatu peristiwa penampakan yang lain, yaitu di pantaiketika Petrus dan para rasul kembali menjalankan pekerjaan rutinnya memancingikan, Yesus yang bangkit nampak kepada mereka dengan sebuah tindakan yangmembawa perdamaian. Ia memberikan sebuah contoh pelayanan dengan menyediakanmereka makanan. Pelayanan pembasuhan kaki pada perjamuan malam terakhir menjadiinspirasi utama. Semangat dan tindakan pelayanan itu yang mesti terus dihayatioleh komunitas beriman yang pertama itu. Yesus ingin menekankan bahwa meskikawanan rasul dan murid-Nya akan kembali ke dalam kehidupan yang normal danrutin, pelayanan harus tetap menjadi semangat utama mereka. Pada hari ini kita belajar sesuatu berkaitan denganpenghayatan iman, yaitu dengan mengikuti suatu anjuran bijaksana, bahwa setiapbentuk perbuatan kasih dan pelayanan kita, hendaknya selalu dalam nama TuhanYesus Kristus. Legitimasi atau pembenaran perbuatan ini adalah Yesus Kristussendiri. Dengan memakai “atas nama Yesus Kristus”, sangat dipercaya kalau namaini berada di atas semua bentuk nama, label, status, dan kepentingan. Dengan“atas nama Yesus Kristus”, semua penguasa di dunia dan bahkan penguasa kegelapanseperti setan dan para pembantunya mengakui Yesus Kristus. Jadi dengan “atasnama Yesus Kristus”, kita mestinya menjadi aman, nyaman, dan lancar dalamberkegiatan dalam hidup kita. Kiranya doa-doa kita selalu berisi: Dalam nama Tuhan YesusKristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga,utuslah Roh-Mu untuk memperkuat pegangan hidup kami setiap kali kami menyebut:Dalam nama Yesus Kristus. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis dalam Oktaf Paskah, 24 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 23, 2025 8:33


Dibawakan oleh Vikti dan Windu dari Paroki Kristus Raja Bajiro Jogyakarta di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kisah Para Rasul 3: 11-26; Mazmur tg 8: 2a.5.6-7.8-9; Lukas 24: 35-48DAMAI PASKAH Renungan kita pada hari ini bertema: Damai Paskah.Serangkaian penampakan Tuhan yang bangkit boleh kita katakan sebagai hadiahPaskah. Perjumpaan demi perjumpaan di berbagai kesempatan sungguh meninggalkancerita dan pesannya masing-masing. Kalau kita boleh mengatakan di antara semuapesan itu, satu yang paling sentral dan kuat ialah pesan damai.  Saat kesebelas rasul berkumpul untuk berbagi ceritamasing-masing tentang perjumpaan mereka dengan Kristus yang bangkit, lalumenyusul kedua murid yang baru kembali dari Emaus, satu komunitas pengikutKristus terbentuk. Komunitas itu berisi suasana penuh campur antara cerita,percaya, bingung, bertanya, dan tentu saja kagum. Di dalam konteks persekutuanitu, Yesus sekali lagi tampak di tengah-tengah mereka dengan menyampaikanhadiah: Damai sejahterah bagi kamu! Pesan damai itu menjadi poin utama dalam kotbah Petrus ditengah orang banyak, setelah mujisat penyembuhan seorang lumpuh yang ialakukan. Mujisat itu berbuah pada suasana bercampur antara kagum, heran,curiga, kurang percaya, dan rasa percaya. Maka Petrus menyeruhkan kebenarandari Tuhan yang bangkit sebagai jalan untuk mendamaikan suasana yang bercampuritu. Hasilnya ialah banyak orang meyakini dan percaya kepada Kristus. Pesan damai dari Yesus Kristus yang bangkit kepada pararasul yang tengah bingung, takut, curiga, dan kurang percaya bertujuan untukmembuat mereka menjadi percaya. Damai mampu menghilangkan semua perasaan danpikiran negatif. Damai menghadirkan suasana batin yang tenang, nyaman, danpositif supaya pada akhirnya orang dapat memutuskan sikap yang benar dalambertindak.  Namun terkadang pesan damai itu cenderung dianggap serbateori atau sekedar sebuah keyakinan. Akibatnya kehidupan yang damai tidakdialami dengan nyata. Alasannya ialah karena tidak ada keteladanan dan usahauntuk menciptakannya. Tidak cukup orang hanya berbicara, mengajarkan,meyakinkan, dan menggambarkan cara-caranya. Orang harus dapat menghidupinya,atau paling kurang memberikan contoh konkret tentang menciptakan hidup yangdamai. Satu contoh yang dibuat oleh Yesus yang bangkit ialahberterus terang tentang diri-Nya, terlibat, dan menyatu dengan para rasul danmurid-Nya. Ini sungguh menghilangkan rasa takut dan ragu yang sudah cukupmenghantui mereka. Karena ketika rasa ragu, takut, curiga, kurang percaya masihada, damai tidak hadir di sana. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa,semoga Roh-Mu memenuhi kami dengan damai dari-Mu yang membuat kami selalubersuka cita untuk saling berbagi karunia dalam hidup kami. Bapa kami yang adadi surga ... Dalam nama Bapa...

Renungan Anak GKY Mabes
Tuhan Yesus Mendoakanmu (3 April)

Renungan Anak GKY Mabes

Play Episode Listen Later Apr 2, 2025 3:40


Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah TUHAN YESUS MENDOAKANMU Mari kita membaca Firman Tuhan dariLUKAS 22: 41Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa Wonder Kids, di taman Getsemani, Tuhan Yesus mendoakan banyak hal. Namun tahukah kamu bahwa Tuhan Yesus juga mendoakanmu? Tuhan Yesus begitu mengasihimu sehingga bahkan di saat-saat terakhir menjelang kematian-Nya, Iatetap berdoa untukmu. Tuhan Yesus berdoa agar kamu selalu bersama-Nya, dan doa ini tertulis di Yohanes 17: 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Bukan itu saja. Tuhan Yesus juga berdoa agar Allahmemeliharamu seperti yang tertulis di Yohanes 17: 11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Muyang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Wonder Kids, hari ini dua ribu tahun kemudian, Allah masihmenjawab doa Tuhan Yesus. Ia mengetahui semua kesulitan yang kamu hadapi, bahkan godaan untuk berbuat dosa. Allah tahu setiap pergumulanmu untuk melakukan hal yang berkenan kepada-Nya. Allah juga tahu ketika kamu sedang bersedih dan ketika kamu sedang bersukacita. Allah berjanji akan menyertaimu seperti yang tertulis di Matius 28: 20 b - Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasasampai kepada akhir zaman." MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHAN Pada malam sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia mendoakanmu. Baca Yohanes 17: 6-26. Buatlah daftar semua berkat yang Tuhan Yesus minta kepada Allah agar dianugerahkan kepadamu. Wonder kids,apakah kamu mengenal seseorang yang belum kenal Tuhan Yesus? Teladanilah Tuhan Yesus dan doakan orang tersebut.  Mari kita berdoa TUHAN, ajar aku untuk berdoa seperti Tuhan Yesus, dan agaraku menyediakan waktu untuk berbicara dengan-Mu setiap saat. Tolong aku untuk percaya kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids,  TUHAN YESUS BERDOA KEPADA BAPA KETIKA IA MERASA SEDIH. HAL INI MENGAJARKAN KEPADA KITA PENTINGNYA BICARA DENGAN ALLAH DI SETIAP KEADAAN. Tuhan Yesus memberkati

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu ke-4 PraPaskah, 30 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 29, 2025 13:29


Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yosua 5: 9a.10-12; Mazmur tg 34: 2-3.4-5.6-7; 2 Korintus 5: 17-21; Lukas 15: 1-3.11-32KEMBALI Tema renungan kita pada hari minggu ke-4 Pra-Paskah iniialah: Kembali. Kita merenungkan “kembali”nya kita di sini untuk mengingatkankita bahwa hari raya Paskah semakin mendekat. Kita semakin merasakan kemeriahandan kehangatan Pesta Raya kita semua. Jadi “kembali”nya kita bukan untuk suatukemunduran, kegagalan, dan kepada masa lalu dalam kedosaan. Karena satu dan lain faktor, kita sebagai manusiaterlanjur jatuh dan menjadi jauh dari Tuhan. Dalam pemahaman rohani, dosa,keterasingan dan kesesatan telah membuat kita menjadi jauh. Maka panggilanuntuk kembali kepada yang benar, jalan Tuhan, dan naungan kasih-Nya menjadi halyang sangat penting di dalam iman kita. Masa ini adalah kesempatan kitadipanggil untuk kembali. Tuhan adalah pemanggil utama supaya kita kembali dari dosadan keterasingan hidup kita. Ia tidak tega dengan Adam dan Hawa, Daud, Petrus,Saulus, Maria Magdalena dan setiap dari kita yang terbelenggu dengan deritakarena dosa-dosa yang mendera. Ia menantikan kita di gereja, melalui sakramendan firman yang diwartakan, di dalam dovosi-devosi, dan melalui pelayanankasih, supaya kita kembali kepada-Nya. Mendengarkan panggilan-Nya itu, berartimembawa kita untuk diterima, diampuni, dan diakui kembali sebagai putra-putri-Nyaterkasih. Orang-orang yang bertanggung jawab atas kita, jugamemanggil kita. Mereka adalah orang tua, pembina, pendidik, pemimpin, atausaudara kita. Yosua adalah pemimpin dan saudara yang memanggil sesamanya untukdatang kepada janji Tuhan yang terpenuhi. Orang tua memanggil kita untukkembali mengabdi dan melayani mereka dan tanah air, tumpah darah kita. Parapemimpin Gereja dan negara memanggil supaya kita kembali ambil bagian dalam kegiatanmenggereja dan bernegara yang konstruktif dan transformatif. Dan berbagaipanggilan lain yang banyak, ingin supaya kita kembali kepada hidup yang layakdan benar. Giliran berikutnya yang ikut memanggil ialah diri kitasendiri. Panggilan nurani kita sendiri sangatlah penting. Ketika menyadaribahwa diri kita sudah terlanjur ke dalam hal-hal yang tidak penting,superfisial, atau kenikmatan semata, sebaiknya kita mendengarkan panggilannurani kita. Ia pasti mengatakan hal yang sebaliknya, yaitu memanggil kitakepada yang indah, baik dan benar.  Ketiga sumber kekuatan yang memanggil kita: Tuhan,orang-orang yang bertanggung jawab kepada kita, dan nurani kita sendiri adalahkekuatan besar yang menarik kita, sehingga kita tidak bisa mengelak, selainmenuruti untuk kembali pada saat dan di waktu yang sesungguhnya. Hari iniadalah saat yang tepat bagi kita untuk kembali. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Bapa, semogadengan ibadat hari Minggu ini, kami dikuatkan untuk kembali kepada-Mu dengangembira. Kami ingin menjadi putra dan putri-Mu seperti sedia kala. SalamMaria... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu dalam pekan ke-3 PraPaskah, 29 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 28, 2025 8:44


Dibawakan oleh Peyi dan Karni dari Paroki Santo Petrus Colol di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Hosea 6: 1-6; Mazmur tg 51: 3-4.18-19.20-21ab; Lukas 19: 9-14PENDOSA TRANSPARAN Renungan kita pada hari ini bertema: PendosaTransparan. Hanya satu dari semua manusia ciptaan Tuhan tidak berdosa. Dia ituadalah Bunda terberkati, Maria, yang dikandung oleh ibundanya tidak bercela.Maka itu ia disebut Maria Imakulata. Selain dari dia, kita semua adalah pendosaentah besar entah kecil, entah banyak entah sedikit, entah kelihatan entahtidak kelihatan. Ada dua orang bersahabat sejak kecil. Persahabatanmereka tetap terpelihara sampai kini ketika mereka sudah berkeluarga. Padasuatu hari kedua sahabat itu terlibat percakapan yang menyangkut hal-halbersifat pribadi. Mario, satu dari kedua sabahat itu berkata bahwa ia korupsiuang kantor. Besarnya uang, berapa kali ia lakukan korupsi, tempat-tempat uangdisimpan, uang dipakai untuk apa, ia ceritakan semuanya. Ia percaya sahabatnya Mateopasti menjamin kerahasiaannya.  Sahabatnya Mateo menikmati cerita tersebut. Terkadangia meminta klarifikasi hal yang kurang jelas. Ia mengangguk kepala tandasetuju. Ia memahami semua yang diceritakan. Bagi Mario, dengan terbuka kepadasahabatnya, ia sudah merasa ringan atas beban yang dipikulnya. Ada perasaanlega dan terbuka jalan di depannya untuk kemungkinan berubah dari tindakankorupsi di kemudian hari. Di pihak Mateo, ia tidak menampakkan tanda-tandauntuk bercerita tentang dirinya. Padahal sudah menjadi kecurigaan umum bahwa iaselingkuh. Mateo sepertinya tersiksa dan menderita dalam kesendirian dengandosa yang sedang menderanya. Kepada sahabatnya pun ia tidak berani terbuka. Kisah ini paling kurang memberikan kita sedikitpencerahan bahwa ada dua jenis pendosa. Mereka yang disebut pendosa yang tulusatau seperti yang disebutkan di atas, pendosa transparan, ialah orang yangterbuka dengan dosa yang telah diperbuatnya. Ia dapat terbuka di kamarpengakuan, dengan pasangan hidupnya, sabahatnya, atau dengan orang terpercaya.Motivasinya ialah dengan sikap transparan itu, ia dapat melepaskan diri daribelenggu dan siksaan beratnya dosa. Tujuan yang paling penting ialah supaya iamemperoleh bantuan berupa pengertian, dukungan moril dan pengampunan. Sebaliknya mereka yang disebut pendosa tertutup atauterselubung ialah orang yang menutup-nutupi kesalahan atau dosa yang telahdiperbuat. Ada banyak alasan adanya sikap tertutup ini: misalnya malu, takut,atau sombong. Orang Farisi dalam kisah Injil di atas paling kurang dihantuiketiga alasan tersebut. Tuhan sungguh tidak berkenan dengan orang Farisi itu.Seharusnya, dan terlebih-lebih dalam masa Pra Paskah ini, kita menyadari dirikita sebagai para pendosa transparan. Tuhan sudah mengetahui semuanya, dan didalam era komunikasi ini, apa pun bentuk dosanya akan tersingkap pada saatnyayang tepat. Maka marilah kita hilangkan sikap tertutup atas dosa kita.Marilah kita berdoa. Dalam namaBapa ... Ya Bapa, tambahkanlah keberanian dan keterbukaan kami, supaya dapatmengakui kesalahan kami dengan tulus dan iklas, demi mendapatkanpengampunan-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam namaBapa ...

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Sabtu, 1 Maret 2025 - Berikan Pengampunan

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Feb 28, 2025 4:02


Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 1 Maret 2025Bacaan: Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)Renungan: Nenek Ester adalah seorang pribadi yang menyenangkan dan lincah. Hampir tiga minggu sekali Nenek Ester mampir ke sebuah panti asuhan. Di jam santai, Nenek Ester yang lincah dan ceria itu senang membagikan pengalaman hidupnya, antara lain, pengalamannya sebagai anak panti. Ya! Nenek Ester pun dulu tinggal di panti. Salah satu yang sering ia katakan pada anak-anak, "Lepaskanpengampunan, jika kalian ingin bertumbuh menjadi pribadi yang cerah, ceria, dan lincah." Nenek Ester tahu ada banyak luka di hati anak-anak yang ia cintai itu. Tidak selamanya penderitaan melahirkan kepahitan, bukan? Saat Yesus wafat di kayu salib, kita kembali mengingat hebatnya penderitaan yang Yesus tanggung. Cinta yang ia nyatakan bukan saja lewat kata, tapi juga darah, dan berujung pada melepaskan nyawa di kayu salib. Pahitkah Yesus? Geramkah Yesus? Tidak! Di antara hidup dan matinya, Yesus berseru, "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Yesus melepaskan pengampunan. Hanya hati yang penuh cinta yang mampu melakukan hal tersebut. Mari, mintalah Allah membalut hati kita dengan cinta-Nya. Lepaskan pengampunan agar ringan dan riang langkah kita menjalani hari demi hari. Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, siapakah aku yang terus mengingat kesalahan orang lain? Sedangkan Engkau rela mati bagiku dan mau mengampuni para prajurit yang telah mendera-Mu. Penuhi hatiku dengan cinta-Mu, sehingga aku pun dapat mengampuni setiap pribadi yang telah melukai hatiku. Amin. (Dod).

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu Biasa ke-5, 9 Februari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 8, 2025 13:41


Dibawakan oleh Rini, Hendry, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 6: 1-2a.3-8; Mazmur tg 138: 1-2a.2bc-3.4-5.7c-8; 1 Korintus 15: 1-11; Lukas 5: 1-11NOTHING TO LOSE Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-5 ini ialah:Nothing To Lose. Di dalam perlombaan atau kompetisi apa pun, prinsipnothingto lose atau berjuang dan berlomba tanpa beban apa pun, membuat orang-orangyang berpartisipasi hanya fokus pada perlombaan itu. Dalam menghadapi ujian disekolah atau tes menjadi pegawai di kantor, semangatnothing to losemembuat seseorang tidak berambisi dan tetap tulus dengan kemampuannya yangsebenarnya. Ketika seorang menjalankan sebuah pekerjaan yang diberikandan ada target pencapaian yang diproyeksikan, sikap mentalnothing to losemembuat dia bekerja sesuai detail standar operasionalnya dan ia sangat percayadiri. Seorang yang berjuang mempertahankan harga dirinya karena telah difitnahdan direndahkan, keyakinannothing to lose mendorongnya untuk menempuhjalan hukum yang seadil-adilnya. Atau berdasar pada keyakinan itu ia relamenyelesaikannya secara kekeluargaan dan bijaksana, dengan tanpa ada beban kemarahanatau kebencian apa pun. Singkatnya, prinsipnothing to lose berperan untukmembuat seseorang berbuat sesuatu dengan benar, lancar, tulus, fokus, serius,tanpa beban dan jelas targetnya. Kita belajar dari bacaan-bacaan pada hari initentang sikap mental tersebut. Prinsipnya ialah kita berangkat dari ketulusandan totalitas sikap Tuhan yang memilih untuk datang ke dalam dunia. Tuhan tidakpunya beban dan tak ada keberatan untuk hidup bersama kita manusia. YesusKristus total menjadi bagian dari kita, bahkan Ia memilih yang terburuk daridunia ini. Kita sebagai pengikut Kristus memiliki kewajiban untukmenjalankan kehendak Tuhan. Panggilan Tuhan kepada kita masing-masing untukmemiliki jalan hidup, profesi, pelayanan, dan pengabdian, merupakan tindakanTuhan untuk menyatakan kehendak-Nya. Ketika kita menerima dan menyanggupinya,sikap kita hendaknya total dan tulus seperti Tuhan Yesus sendiri yang total dantulus. Nabi Yesaya sebagai teladan bagi kita dengan ungkapannya yang terkenal:Inilah aku, utuslah aku. Sementara itu, para murid yang dipanggil oleh Yesusdengan tugas untuk menjala manusia, meninggalkan segala sesuatu lalu mengikutiYesus. Santo Paulus menguatkan kita dalam ketulusan dan totalitaskristiani, yaitu sebagai seorang pribadi yang kredibel. Bagi dia, tidak adakesaksian Kristen yang hakiki, kalau tidak ada kesesuaian antara pengajaran dankehidupan, yang dipikirkan dan yang dibuat, yang diwartakan dan yang dihayati,yang didoakan dan yang dihayati. Jika Anda berkata yang satu dan berbuat yanglain, kredibilitas Anda sebagai seorang Kristen harus dipertanyakan. Anda tidakmemiliki prinsipnothing to lose dalam perjalanan sebagai seorang muridmenuju kepada Bapa. Oleh karena itu marilah kita bersikap tulus, fokus, dantotal sebagai pengikut Kristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Bapa yang baik,berkatilah dan rahmatilah kami untuk menjadi anak-anak-Mu yang sejati. Bapakami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa pekan ke-2 masa biasa, 21 Januari 2025, Peringatan Santa Agnes, Perawan dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 20, 2025 6:52


Dibawakan oleh Clifford Erikson Kwandang dari Paroki Santo Vincentius a Paulo di Keuskupan Malang, Indonesia. Ibrani 6: 10-20; Mazmur tg 111: 1-2.4-5.9.10c; Markus 2: 23-28 JURUS KOMPAK YESUS-DAUD   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Jurus Kompak Yesus-Daud. Ada sebuah rumah di tengah hutan belantara yang dihuni oleh seorang wanita yang cantik sekali. Kata orang-orang, ia adalah wanita tercantik di seluruh dunia. Sudah banyak sekali lelaki yang ingin memperistri dia, tetapi tidak berhasil. Orang terakhir yang tidak berhasil ialah seorang raja tampan yang sangat hebat.   Semua lelaki yang telah berusaha tetapi gagal telah mengalami peristiwa yang sama, yaitu ketika mereka hendak memasuki rumah itu, tembok besar berdiri menghalangi mereka. Tembok itu muncul secara ajaib yang bermaksud melindungi wanita cantik itu dari segala bentuk gangguan dari luar. Tembok itu juga ingin mengubah nafsu orang-orang dunia ini yang selalu ingin menguasai dan menaklukkan sesamanya.   Tuhan memberikan kepercayaan-Nya kepada Gereja untuk mengubah mental dunia ini. Dunia ini harus dapat dibaharui untuk menjadi lebih beradab, bermoral dan beriman. Perubahan mental itu hanya dapat terjadi kalau motor penggeraknya juga rohani. Akan sulit terjadi perubahan mental kalau penggeraknya bukan rohani.   Banyak di antara kita telah mengalami perubahan mental. Perubahan itu bersumber pada Tuhan. Setan dan kekuatannya juga bersifat rohani, tetapi jurusannya kepada kebinasaan yang berlawanan dengan jurusan Tuhan. Hari ini kita diperkenalkan oleh bacaan-bacaan kitab suci tentang sebuah cara Tuhan untuk mengubah mental kehidupan manusia, dengan tokoh penggeraknya ialah Daud dan Yesus Kristus.   Dua profil ini istimewa. Mereka menampilkan sebuah garis lurus, atau jurusan rencana Allah untuk membaharui dunia. Ada sejumlah kesamaan dari keduanya. Satu di antaranya ialah mereka datang dari Bethlehem. Yesus Kristus lahir di Bethlehem, sedangkan Daud yang kelahiran Bethlehem, di kemudian hari menjadi raja.   Tentang penekanan pada politik kekuasaan dan merendahkan martabat manusia, orang-orang farisi dan para ahli Taurat adalah biangnya. Mereka sangat ketat dan menomorsatukan aturan daripada keselamatan jiwa manusia. Seorang itu dipandang baik hanya kalau ia dekat dengan kekuasaan. Yang tidak baik ialah mereka yang menabrak aturan buta yang menindas dan merusak hidup manusia. Yesus dan para murid-Nya dilawan habis-habisan karena penabrakan ini.   Jadi jurus yang dimainkan oleh para tokoh Bethlehem, Daud dan Yesus, ialah hidup sederhana dan dekat dengan setiap pribadi manusia untuk menyelamatkan mereka. Daud si penggembala “ternak-ternak” jiwa manusia ialah raja baru, yang dari keluarga besarnya itu, datanglah Mesias ke dunia. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang baik, perkuatkanlah kami dalam mengutamakan keselamatan jiwa-jiwa kami di atas semua bentuk kemajuan dan prestasi di dunia ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu, Pesta Pembaptisan Tuhan, 12 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 12, 2025 10:34


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 40: 1-5.9-11; Mazmur tg 104: 1b-2.3-4.24-25.27-28.29-30; Titus 2: 11-14; 3: 4-7; Lukas 3: 15-16.21-22 PEMBAPTISAN: ASKING, RECEIVING, DAN SHARING   Renungan kita pada hari ini bertema: Pembaptisan: Asking, Receiving, dan Sharing. Dengan merayakan pesta pembaptisan Tuhan Yesus Kristus, kita mengakhiri masa Natal. Kita akan masuk ke dalam masa biasa. Seorang remaja pernah bertanya dalam pesan whatsapp: “Yesus adalah Tuhan, apa perlu ia dibaptis”?   Jawaban mendasar ialah karena sebagai manusia dan menyatu dengan kita, Ia ikut datang ke Yohanes Pembaptis, untuk keperluan pembaptisan. Refleksi teologi para Bapak Gereja, seperti Santo Gregorius Nasianzen, mengatakan bahwa Yesus bukan pendosa seperti manusia yang mendapatkan pembaptisan Yohanes untuk penghapusan dosa. Tetapi dengan ikut dalam pembaptisan, sinyal yang ingin diberikan ialah supaya kita manusia mati bersama Dia dalam dosa, kemudian ikut bangkit bersama Dia karena menang melawan dosa.   Dari pemahaman ini kita dapat masuk lebih dalam tentang makna pembaptisan itu bagi kita para pengikut-Nya. Pada dasarnya, pembaptisan Yesus berada dalam pola yang teratur, yang juga kita ikuti. Pola itu ialah asking – receiving – sharing. Pembaptisan merupakan satu kebutuhan asking, permintaan. Karena diterangi oleh firman Allah, misalnya oleh pewartaan Yohanes Pembaptis, kita terpanggil dan membutuhkan pembaptisan. Kita perlu mengikuti proses legal, test, pembelajaran, dan ritual formal. Pembaptisan memberikan kita makna bahwa untuk masuk ke dalam sebuah institusi apa pun atau medan permainan, kita mesti taat proses dan legalitasnya. Tanpa ada asas ini, akan terjadi kesembarangan dan kekacauan.   Pembaptisan merupakan suatu berkat bukan disia-siakan tetapi untuk receiving. Kita tidak kuat untuk menolaknya karena ia adalah panggilan dan pilihan Tuhan, seperti yang dikatakan dalam bacaan pertama dan kedua. Kekuatan yang memanggil adalah Roh Kudus, Roh Allah sendiri, sehingga roh apa pun tidak bisa menghalanginya. Dengan menerimanya, seluruh diri kita diubah menjadi pribadi yang baru, yaitu menjadi milik Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Kita menerima martabat sebagai anak-anak Allah setara dengan Yesus Kristus, meski kita adalah pendosa.   Pembaptisan berbuah pada hidup untuk sharing. Tanpa ada aspek ini, hidup kita tidak berguna dan hanya sebagai tugu batu atau pohon yang mengering. Menurut Kisah Para Rasul, dengan urapan Roh Kudus dan kuasa Allah maha tinggi, Yesus berjalan keliling sambil berbuat baik. Kita wajib melakukan yang sama. Janji-janji baptis harus kita praktikkan, yaitu menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia. Demikianlah, Pembaptisan adalah sakramen yang membuat kita berguna dalam seluruh aspek kehidupan, baik hidup sebagai pribadi yang beriman, maupun sebagai bagian dari hidup bersama dalam kasih persaudaraan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ...Ya Bapa yang baik, semoga kami setia dalam janji-janji baptis kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu, Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah, 1 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 31, 2024 6:30


Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Bilangan 6: 22-27; Mazmur tg 67: 2-3.5.6.8; Galatia 4: 4-7; Lukas 2: 16-21 BUNDA YANG KEIBUAN   Tema renungan kita pada hari pertama bulan Januari 2025 ini ialah: Bunda Yang Keibuan. Seluruh Gereja kita pada hari ini merayakan Hari Raya Maria Bunda Allah, sebuah perayaan besar untuk Bunda kita yang kita semua rayakan pada hari ke-8 setelah kelahiran Yesus Kristus. Pada hari ke-8 kelahiran-Nya ini juga, Yesus untuk pertama kali menumpahkan darah-Nya melalui ritual sunatan sesuai adat istiadat setempat. Bunda-Nya Maria, tentu sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk merawat luka pada Putra-Nya itu, yang bagi anak bayi sangatlah sakit. Ibunda pasti berulang kali melap darah yang keluar selama luka masih segar.   Darah merupakan simbol sangat kuat untuk menghubungkan seorang ibu dengan anaknya. Rahim ibu yang dihuni anak selama dalam kandungan memperlihatkan suatu hubungan darah yang tak terpisahkan antara keduanya, dan itu menjadi sangat jelas ketika bayi itu dilahirkan, ia bermandikan darah ibunya sebelum menikmati dunia baru di luar tubuh ibunda. Maria dan para ibu terus memperlihatkan betapa hubungan darah itu berlanjut sampai anak itu tumbuh menjadi besar dan dewasa. Bunda Maria menikmati hidup penuh dengan darah bersama Putra-Nya, khususnya selama di kaki salib di Golgota dan saat memangku jenazah Yesus Kristus, la pieta.   Para ibu kita di dunia, tentu saja bersama suami atau bapa kita, merasakan betapa sakit di tubuh mereka jika anak-anaknya menderita. Darah mereka bagai mengalir deras tanda tak tahan penderitaan itu. Betapa mereka bersuka cita saat anak mereka bahagia, saat darah dalam tubuh mereka bersirkulasi baik sehingga mereka tampak ceria dan senang. Betapa susah senang anak-anaknya di dunia membuat darah mereka tenang, rendah, dan naik. Darah itu yang menyatukan ibu dan anak, sehingga hubungan ini pada prinsipnya hanya dapat diputuskan oleh kematian. Ini semua menggambarkan bahwa seorang bunda itu berhati keibuan. Wanita yang melahirkan kita itu keibuan karena kasih dan perhatiannya kepada kita sama dengan Tuhan Allah kepada kita ciptaan-Nya.   Di hari istimewa Maria Bunda Allah ini, kiranya hati kita penuh dengan suka cita dan syukur. Natal yang mempertemukan kita dengan Yesus dan Keluarga Nazareth membuat suka cita kita penuh. Kita mesti memulai tahun ini dengan suka cita dan optimisme, dan itu adalah isi Injil yang akan kita wartakan. Figur bunda yang keibuan, pada dasarnya pada diri wanita, sangat sentral dalam hidup kita, maka kita mesti bersyukur sangat mendalam karena Tuhan amat baik memberikan karunia bunda, ibu, dan wanita kepada kita. Hidup kita tak bisa menjadi hidup yang sesungguhnya kalau tak punya seorang bunda yang keibuan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha baik, terima kasih berlimpah atas karunia Bunda Allah dan ibu kami masing-masing, jadikanlah kami anak-anak yang selalu setia pada ibu kami dan mendoakan mereka. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu, Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yosef, 29 Desember 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 28, 2024 12:10


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Samuel 1: 20-22.24-28; Mazmur tg 84: 2-3.5-6.9-10; 1 Yohanes 3: 1-3.21-24; Lukas 2: 41-52 KELUARGA MEMAKNAI KEHIDUPAN   Tema renungan kita pada hari Minggu Keluarga Kudus ini ialah: Keluarga Memaknai Kehidupan. Seorang remaja kembali dari sekolah dan bertanya kepada ibunya: “Bunda, berkeluarga untuk hidup atau hidup untuk berkeluarga?” Di dalam pelajaran tadi, para siswa diminta untuk merenungkan tentang hidup di dalam keluarga.   Masing-masing siswa diminta untuk merenungkan tentang keluarga sendiri. Ia sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan itu, demikian juga gurunya. Maka ia bertanya langsung kepada orang tuanya yang adalah pembentuk pertama keluarga. Lalu si Ibu menjawab: “Sabar ya nak, Bunda akan menjawabmu.” Remaja tadi berdiam dan menunggu jawabannya.   Ibunya masuk ke kamar, mengambil kumpulan foto di dalam album besar, lalu menghampiri anaknya. Katanya: “Lihat foto-foto ini dari awal, kamu akan mengerti bahwa keluarga kita memaknai kehidupan. Itu berarti kita berkeluarga untuk hidup.” Remaja itu melihat, memandang, dan mengagumi tiap episode di dalam foto keluarga itu. Dari kedua orang tuanya yang masih pacaran, berlanjut ke pernikahan, lalu kelahiran anak-anak, hingga saat dirinya menjadi remaja. Ia akhirnya mengerti, setelah mendapatkan jawabannya.   Ketika pemuda dan pemudi mulai memadu cinta, mereka memaknai kehidupan sebagai sebuah keindahan. Pasangan hidup membuat semuanya indah. Pada saat krisis dan kesulitan datang, mereka maknai hidup ini sebagai sebuah medan bertempur atau bahaya yang harus dihindari. Tiba saatnya mereka dikaruniai buah hati, hidup itu mereka maknai sebagai cinta yang dipanen. Namun datang juga saatnya ketika anak-anak nakal, gagal, bahkan jatuh dalam dosa, hidup ini dipandang sebagai perjalanan yang penuh duri dan ancaman menakutkan.   Pasangan keluarga Nazareth: Yosef dan Maria bersama kanak-kanak Yesus menampilkan pengalaman gambaran nyata kehidupan keluarga-keluarga kita pada umumnya. Ketika keluarga kita setia akan perkawinan dan pendidikan anak-anaknya, makna kehidupan bagi mereka adalah menjalankan kehendak Tuhan seperti keluarga Elkana dan Hana, juga keluarga Yosef dan Maria. Banyak keluarga kita juga begitu, mereka ingin mewujudkan kehendak Tuhan sebagai makna kehidupan mereka. Sebaliknya, ketika perkawinan dan pendidikan anak-anak berada dalam bahaya bahkan kehancuran, kehidupan itu dimaknai sebagai kemunduran dan kegagalan.   Jika keluarga mengalami kemunduran dan bahkan kegagalan, hendaknya masalah itu diatasi bersama dengan campur tangan Tuhan. Tuhan perlu diminta campur tangan-Nya, karena Dialah pembentuk dan pencipta keluarga-keluarga kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa, kami persembahkan setiap keluarga kami  ke dalam tangan-Mu supaya Engkau berkati. Bapa kami ... Dalam nama Bapa ...

Renungan Anak GKY Mabes
Kasihi Musuhmu (19 Desember)

Renungan Anak GKY Mabes

Play Episode Listen Later Dec 18, 2024 2:41


Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah    KASIHI MUSUHMU   Mari kita membaca Firman Tuhan dari:   LUKAS 6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”;   Wonder Kids, pernahkah kamu merasa seolah-olah kamu sedang berperang dan kemudian orang yang kamu kenal ikut perang dan membuatmu semakin sulit bertahan? Bukan saja orang itu tidak menolongmu, tapi dia ada di pihak musuh untuk melawanmu. Contohnya, mungkin kamu dibully di sekolah. Kemudian, bukannya membelamu, orang yang kamu anggap sebagai sahabat, mulai mengata-ngataimu juga dengan kata-kata yang menyakiti hatimu! Apa yang harus kamu lakukan terhadap orang-orang seperti itu?   Yesus tahu bahwa kamu akan memiliki musuh seperti itu di dalam hidupmu. Tapi kamu bisa mengendalikan bagaimana kamu memperlakukan mereka. LUKAS 23: 34 mengajarkan seperti ini “Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya”.   Yesus memintamu untuk mengasihi mereka agar mereka bisa kenal Yesus melalui dirimu. Doakan musuhmu dan berbuat baiklah kepada mereka, karena dengan demikian kamu akan memperlihatkan kepada mereka siapa Yesus itu.   Mari kita berdoa.   TUHAN, tolong aku agar aku dapat menunjukkan kasih-Mu kepada semua orang, bahkan kepada musuhku, agar mereka bisa mengenal-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin.   Wonder Kids, HARI INI, BERBUAT BAIKLAH KEPADA MUSUHMU. Tuhan Yesus memberkati.  

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam pekan khusus Adven, 17 Desember 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 16, 2024 6:12


Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Kejadian 49: 2.8-10; Mazmur tg 72: 1-2.3-4b.7-8.17; Matius 1: 1-17 KEADILAN TUHAN BERJAYA   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keadilan Tuhan Berjaya. Beberapa hari belakangan tokoh-tokoh kitab suci seperti Elia di Perjanjian Lama dan Yohanes Pembaptis di Perjanjian Baru menarik perhatian kita. Pada hari ini kita berkesempatan untuk berjumpa dengan tokoh perjanjian lama yang lain, yaitu raja Daud.   Yakub yang disebut Israel, pada saat hendak meninggal dunia, ia memanggil anak-anaknya untuk memberikan mereka wasiat, dan yang mendapat wasiat untuk menurunkan kuasa keadilan Tuhan ialah Yehuda. Dari dialah datang raja Daud. Keturunan demi keturunan dari Yehuda ke Daud, akan sampai ke Yakub yang memperanakkan Yusuf suami Bunda Maria.    Di dalam ruang kelas pada waktu pelajaran agama Katolik, seorang siswi protes keras kepada gurunya. Ia tidak ingin gurunya meneruskan pelajaran dengan menyebut nama Daud. Baginya Daud itu pembuat skandal ulung. Sebagai remaja perempuan, ia ingin supaya tokoh-tokoh besar dan pemimpin yang bersikap tidak adil, curang, pemuas nafsu birahi, pemerkosa seperti Daud tidak boleh dijadikan isi pelajaran karena ia tidak bisa menjadi contoh yang baik.   Ibu gurunya berusaha untuk menenangkan suasana, karena provokasi gadis itu membuat teman-temannya menjadi gaduh karena mereka mengutuk tokoh Daud. Guru meyakinkan mereka semua, bahwa tokoh seperti Daud memiliki banyak kesamaan dengan banyak tokoh sejarah lainnya di dunia. Mereka tidak luput dari kesalahan dan dosanya. Mereka yang justru menciptakan ketidak-adilan.   Oleh karena itu Tuhan ingin memunculkan keadilan yang menurut kehendak-Nya, meskipun melalui cara dan pribadi manusia yang berdosa. Keadilan Tuhan harus tetap jaya dan tidak boleh kalah dari tabiat jahat manusia. Ada seorang pemuda terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat. Ia menghamili pacarnya dan studinya terganggu. Tingkahnya di rumah semakin aneh. Ia berubah menjadi keras dan bisa marah membabi buta. Pokoknya ia bertindak tidak adil.   Tetapi kedua orang tuanya tidak putus asa. Mereka memilih jalan keadilan. Jalan kasih akan putranya. Anak itu lalu merasa diterima dengan baik. Ia tidak diperlakukan sebagai seorang yang gagal dan berdosa. Kedua orang tua itu sebenarnya sedang mempraktikkan keadilan Tuhan yang berjaya. Kita belajar dari Daud, bahwa kalau keadilan yang hanya menuruti kemauan manusia, yang terjadi ialah ketidak-adilan. Keadilan dari Tuhan akan mengubah ketidakadilan itu menjadi berkat dan keselamatan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha rahim, perkuatkanlah ketaatan dan kesetiaan iman kami, sehingga tidak goyah oleh aneka ancaman-ancaman di sekeliling kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

AWR Indonesian - Daily Devotional
"PERWAKILAN KITA DI SURGA"

AWR Indonesian - Daily Devotional

Play Episode Listen Later Dec 9, 2024 6:05


Dengarkan doa dari Perwakilan kita di surga: "Ya Bapa, aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga bersama-sama dengan Aku".

AWR in Indonesian - Renungan Harian
"PERWAKILAN KITA DI SURGA"

AWR in Indonesian - Renungan Harian

Play Episode Listen Later Dec 9, 2024 6:05


Dengarkan doa dari Perwakilan kita di surga: "Ya Bapa, aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga bersama-sama dengan Aku".

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-34 masa biasa, 30 November 2024; Pesta Santo Andreas, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 29, 2024 9:23


Dibawakan oleh Suster Amaria SSpS dari Paroki Salib Suci Nansan di Keuskupan Nagoya, Jepang. Roma 10: 9-19; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Matius 4: 18-22 MENJADI KECUALI, TAPI MENJADI PILIHAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi Kecuali, Tapi Menjadi Pilihan. Kalimat tema ini dapat diklarifikasi begini, tampaknya sesuatu atau seseorang itu tak dihiraukan atau dikecualikan. Tetapi sebenarnya dia sangat penting dan menjadi pilihan. Orang suka melihat dan menghitung uang kertas di dompet. Uang logam ada di dalam tas, tak dipikirkan sama sekali. Pada saat membayar sesuatu yang hanya pakai coin, ia baru sadar kalau uang logam itu penting.   Banyak orang bekerja di belakang layar. Mereka tidak nampak, tidak tampil bahkan tidak pergi ke sana dan ke sini, tetapi peran mereka sangat penting. Tanpa mereka urusan pekerjaan dan proses berjalannya suatu dinamika tidak berlangsung dengan baik. Santo Andreas, salah satu dari dua belas rasul Yesus yang pestanya kita rayakan pada hari ini, adalah contoh bagi kita.   Ia yang membawa saudaranya Petrus untuk bertemu dengan Yesus pada waktu pemanggilan para rasul yang pertama. Selanjutnya Andreas tidak lagi tampil dominan. Yesus selalu membawa tiga rasul pertama: Petrus, Yakobus dan Yohanes, antara lain waktu mujizat penyembuhan putri Jairus (Mk 5,37), penampakan di gunung Tabor (Mk 9,2) dan di taman Getsemani (Mt 26,37). Andreas tidak diundang atau diikutsertakan.   Pengalaman kita menjadi kecuali banyak sekali. Bagaimana rasanya menjadi urutan ketiga dari dua yang terpilih? Atau dalam antrean, Anda ada di nomor empat dari tiga yang dibutuhkan? Atau Anda berusaha sekuat tenaga tapi hanya sampai pada nomor lima dari empat posisi yang tersedia? Banyak orang bereaksi dengan marah, kecewa, sakit hati, menyerah bahkan dendam ketika pihaknya menjadi terkecuali. Tetapi rasul Andreas menanggapi itu dengan imannya, yaitu berteguh pada pendiriannya dari awal untuk mengikuti Kristus.    Ia tetap tinggalkan keluarga dan pekerjaannya sebagai nelayan, supaya meneruskan panggilannya menjadi rasul dan penginjil Yesus Kristus. Ia tanggapi pengalaman menjadi terkecuali itu dengan kasih. Tidak tampilnya di depan umum, tak ikut serta disebut-sebut namanya dan tidak ikut dikenal, itu semua ia penuhi dengan datang membawa Yesus Kristus kepada setiap orang.   Jika Anda alami tak diperhitungkan, tak diingat, tak diundang, tak dihiraukan, berbagi pengalaman itu dengan Yesus Kristus, karena sejak lahir hingga wafat-Nya, Ia alami dihina, ditinggalkan, ditolak dan sampai puncaknya dihukum mati. Tanggapi pengalaman dikecualikan itu dengan pilihan kasih, yaitu bersama Kristus untuk berbagi kasih kepada orang lain bahkan kepada mereka yang membuatmu sedih dan menderita. Cara itu bakal membuatmu bahagia dan unggul seperti Santo Andreas. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang baik, buatlah aku menjadi orang yang tidak kalah dan menyerah ketika tidak dihiraukan, tetapi berusaha untuk berbagi bersama Kristus untuk mengampuni dan tetap melayani sesama. Bapa kami yang ada di Surga ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-34 masa biasa, 29 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 28, 2024 7:22


Dibawakan oleh Suster Wilhelmina OSA dari Paroki Santo Yusuf Karang Pilang di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Wahyu 20: 1-4.11-15; 21: 1-2; Mazmur tg 84: 3.4.5-6a.8a; Lukas 21: 29-33 MENJEMPUT DAN MELAKUKAN PEMBAHARUAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Menjemput dan Melakukan Pembaharuan. Sepanjang tahun kita menjemput pergantian musim alam: panas ke dingin, dingin ke panas, gugur ke semi, semi ke gugur. Secara liturgis, tinggal sehari lagi kita menjemput tahun liturgi yang baru. Efek langsung dari penjemputan ini ialah tindakan adaptasi karena kita perlu seiring dengan musim yang baru. Jadi di sini kita melakukan pembaruan hidup kita.   Tuhan Yesus berbicara tentang datangnya kerajaan Allah, dan Ia menyemangati kita untuk menangkap tanda-tandanya, lalu bersedia menyambutnya dan akhirnya membaharui diri kita. Bahkan ketika tanda-tanda itu mengungkapkan bahwa yang kita jemput adalah sebuah akhirat, mau tidak mau kita mesti menjemput karena yang datang ialah Tuhan sendiri yang menjemput. Kita perlu siap menerima Dia, dan persiapan kita itu mengandung arti kalau kita memulai pembaruan dan selanjutnya hidup dalam bentuk yang baru.   Dalam hidup kita mentalitas membuat rencana untuk kegiatan apa pun merupakan suatu kebutuhan yang konkret. Dari kegiatan sederhana seperti ajakan makan malam di rumah teman hingga ke suatu perencanaan perusahaan multinasional atau reksa pastoral sebuah keuskupan, kehidupan dan kegiatannya menjadi lancar dan menyenangkan kalau direncanakan. Sebab kalau tak ada rencana, kegiatan apa pun akan kacau-balau, dan kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dan tidak ada arah pasti yang hendak kita tujui.   Kalau tak ada rencana, bagaimana kemudian kita tahu apa atau siapa yang kita jemput, dan seperti apa penyesuaian diri sebagai bentuk pembaruan diri yang perlu kita lakukan. Hanya mereka yang punya rencana yang dapat mengalami pengalaman indahnya menyambut Tuhan dan menikmati suka cita sebagai pribadi-pribadi yang baru. Jika Tuhan datang menemui kita dalam perayaan ekaristi, misalnya, rencana penyambutan itu mestinya sudah ada lebih awal, maka nantinya pertemuan itu menjadi sebuah suka cita yang istimewa, yang selanjutnya menjadi terang untuk pembaruan diri ke yang lebih baik.   Sebaliknya kalau tak ada persiapan sebelumnya, pertemuan dalam ekaristi itu bakal diwarnai dengan situasi yang serba kekurangan: entah Tuhan dirasakan diam saja dan begitu jauh, entah kita yang terbawa malas sehingga mengantuk melulu, entah kita hanya terpaksa menghadiri ekaristi karena pengaruh atau tekanan pihak lain, entah sekedar ikut ramai dan memanfaatkan satu hari libur.   Tuhan yang datang dalam perayaan Ekaristi, Dia yang sama juga datang pada berbagai kesempatan lain hidup ini. Ia pasti membawa pembaruan hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa semoga kerinduan kami untuk berjumpa dengan-Mu menjadi kebutuhan kami tiap hari dan bukan hanya ketika kami mengalami kesulitan hidup. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-32 masa biasa, 15 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 14, 2024 8:33


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 3 Yohanes 1: 5-8; Mazmur tg 112: 1-2.3-4.5-6; Lukas 18: 1-8 PERHITUNGAN AKHIR ZAMAN   Renungan kita pada ini bertema: Perhitungan Akhir Zaman. Hal tentang akhir zaman merupakan bagian dari iman kita, dan menjelang akhir tahun liturgi yang tinggal dua minggu ke depan adalah saat-saat yang disediakan oleh Gereja supaya kita merenungkannya dengan lebih mendalam. Pada hari ini, bagian dari Injil memperlihatkan itu sebagai hari Anak Manusia menyatakan diri. Yesus Kristus berbicara tentang diri-Nya sendiri.   Akhir zaman merupakan suatu realitas iman yang baru akan terjadi nanti. Kita tidak bisa berpikir hanya dengan akal budi, tapi harus juga dengan iman. Akhir zaman itu memperlihatkan Tuhan Allah yang sesungguhnya, yang selama di dunia kita pikirkan, renungkan dan bayangkan. Bacaan pertama hari ini yang diambil dari Surat Kedua Santo Yohanes mengundang kita untuk senantiasa setia kepada semua ajaran Tuhan, khususnya tentang kebenaran dalam kasih-mengasihi. Ini adalah jalan yang pasti bagi kita dalam menyongsong akhir zaman.   Pernah ada suatu perayaan ulang tahun di dalam keluarga dan yang berulang tahun adalah seorang kakek berusia 85 tahun. Perayaan itu dihadiri oleh semua anak, mantu dan cucu-cucunya. Salah seorang cucu perempuan bernama Felicia bertanya kepada kakeknya itu, yang membuat semua orang dalam keluarga kaget. Ia berkata, "Opa sudah melihat Tuhan atau belum?" Kakek yang memeluk bocah Felicia itu tersenyum dan berkata kepada cucunya: "Tidak lama lagi Opa akan melihat Tuhan secara langsung." Opa menyadari bahwa akhir zaman bagi dirinya sudah dekat karena usianya sudah lanjut.   Pada hari ini kita diajarkan bahwa akhir zaman itu berisi dua hal utama, yaitu kedatangan Yesus kembali dan dunia ini akan mengalami akhirat. Berikut ini adalah sejumlah ciri atau tandanya yang dikonfirmasi oleh kitab suci: 1) ia datang pada saat yang tidak kita duga, 2) pada saat orang-orang dunia ini menjalani hidup seperti biasanya, 3) datangnya tiba-tiba, 4) setelah suatu penganiayaan Gereja yang terparah, 5) setelah adanya gempa bumi dasyat, wabah penyakit, kelaparan di berbagai tempat dan di langit tampak tanda-tanda alam yang menggemparkan, 6) setelah terjadi pemurtatan secara masal, 7) setelah kekuatan AntiKristus dibinasahkan, 8) ketika kasih kepada mereka yang sangat membutuhkan menjadi dingin, 9) ketika Injil telah diwartakan sampai ke segenap pelosok dunia, 10) ketika segenap Israel dapat diselamatkan, 11) ketika Gereja ini menjadi kudus dan tak bercela, tanpa noda dan goresan apa pun bentuknya.   Sesuatu yang pasti bagi kita ialah ini: kita akan mempersiapkan diri, dan jika kematian diri kita sendiri datang itu adalah akhir zaman bagi diri kita masing-masing sebagai pengikut Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang bijaksana, ketika kedatangan kembali Yesus Kristus, semoga kami ditemukan dalam keadaan siap sedia. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa ke-32, 10 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 9, 2024 12:02


Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Raja-Raja 17: 10-16; Mazmur tg 146: 7.8.9a.9bc-10; Ibrani 9: 24-28; Markus 12: 38-44 MEMBERI SEPERTI TUHAN MEMBERI   Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-32 ini bertema: Memberi Seperti Tuhan Memberi. Memberi merupakan tindakan cinta kasih yang paling konkret dan praktis. Meskipun memberi itu hanya berupa tatapan mata dan senyum lalu disertai gerak tubuh yang menyambut, kita menghadirkan keramahan dan itu berarti kita mencintai.   Pada hari minggu ini kita ingin belajar tentang memberi seperti yang Tuhan sendiri berbuat dalam memberi. Dengan belajar, maka kita dapat mempraktikkannya karena hal itu sebagai cara kita menjadi sempurna seperti diri-Nya yang sempurna. Kita juga dapat membedakan itu dari perbuatan-perbuatan memberi yang bukan dikehendaki oleh Tuhan. Perbuatan-perbuatan tersebut adalah dari keinginan daging dan iblis.   Memberi seperti Tuhan memberi merupakan sebuah komitmen dasar Tuhan terhadap pilihan arah hidup kita yang bersifat satu kali dan tetap. Yesus memberikan contoh dengan pemberian diri-Nya dalam pengorbanan diri sebagai satu tindakan saja demi menebus dan menyelamatkan kita umat manusia. Contoh ini menjadi dasar bagi kita untuk membuat komitmen dan janji dalam hidup kita. Janji baptis, janji perkawinan suami isteri, janji imamat, kaul-kaul suci hidup membiara, dibuat untuk sekali dan berlaku tetap. Sering juga pilihan hidup yang penting seperti karier, kerja sama, persahabatan dan hubungan kerja, dibuat sebagai komitmen untuk membangun loyalitas. Ini adalah bagian dari pemberian diri dalam semangat cinta kasih.   Memberi seperti Tuhan memberi, berarti juga suatu perbuatan kasih untuk menyelamatkan sesama yang sedang dalam kekurangan dan penderitaan. Kita belajar dari janda di Sarfat yang menyelamatkan Elia yang sedang dalam pelarian dan kelaparan. Banyak sekali perbuatan kasih yang kita lakukan bagi anggota keluarga, sahabat dan sesama yang lain. Kekurangan mereka adalah yang berkaitan dengan jasmani, materi dan rohani. Pemberian yang diberikan hendaknya dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Upah bagi mereka yang memberi seperti ini adalah rahmat yang besar dari surga. Menyelamatkan sesama adalah tugas kita.   Memberi seperti Tuhan memberi adalah perbuatan mempersembahkan sesuatu  dari kekurangan diri kita sendiri. Dalam suasana rapuh dan derita, kita dapat memberi. Dalam keterbatasan sumber daya, kita dapat memberikan sesuatu. Dalam keadaan tertekan, kecewa, sakit hati, dan putus asa, kita dapat menjadi tanah subur dan membuka diri supaya Tuhan dan sesama dapat memberikan perhatian seperlunya kepada kita. Di dalam kerapuhan diri kita, kita merelakan diri untuk mengambil bagian dalam pembangunan Gereja dan masyarakat kita. Di dalam keadaan diri kita yang berdosa, kita sepantasnya membuka diri dalam kerendahan hati supaya Tuhan berkenan menerima dan mengampuni kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa mahamurah, kuatkanlah kami untuk dapat memberi seperti diri-Mu sendiri. Bapa kami... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-28 masa biasa, 19 Oktober 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 18, 2024 8:02


Dibawakan oleh Suster Maria Agustina PRR dan Suster Maria Gerardia PRR dari Komunitas Novisiat PRR di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Efesus 1: 15-23; Mazmur tg 8: 2-3a.4-5.6-7; Lukas 12: 8-12 DOSA YANG TAK AKAN DIAMPUNI   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dosa Yang Tak Akan Diampuni. Dosa apakah yang tak akan diampuni, yang Yesus pertegas supaya kita harus hindari? Dosa itu ialah melawan Roh Kudus. Yesus mengetahui bahwa para murid-Nya akan dicobai maka Ia yakinkan mereka bahwa Roh Kudus akan memberikan apa yang mereka perlukan ketika berada dalam kesulitan dan dicobai.   Yesus peringatkan mereka dengan tegas bahwa bisa saja mereka menolak rahmat Allah, yaitu kebaikan, berkat dan pertolongan-Nya, sehingga mereka akhirnya jatuh ke dalam penolakan akan Allah. Itu berarti meninggalkan iman dan kesetiaan kepada Yesus Kristus. Sikap-sikap yang mendukung penolakan ini ialah seperti takut, sombong, marah dan tidak percaya. Kitab suci mengatakan bahwa menyangkal seseorang berarti tidak mengenal dan memilikinya. Yudas Iskariot melakukan itu terhadap Yesus. Kaum Farisi, para ahli Taurat, para imam dan penguasa juga melakukan yang sama, dan akhirnya menghukum mati Yesus.   Roh Tuhan menjalankan peran membuka cakrawala pengetahuan manusia akan Allah, mengobarkan semangat untuk mencintai Allah, dan mempersatukan umat beriman dalam kasih persaudaraan dengan Yesus sebagai kepala. Karya Roh ini ditolak, itu berarti menolak Tuhan Allah. Mereka yang bersikap seperti ini tidak memiliki Tuhan sebagai Allah mereka, jadi tidak mungkin ada rasa bersalah, menyesal dan ruang untuk pertobatan. Untuk ini, jelas tidak ada pengampunan juga dari Tuhan.   Sikap sangat tegas ini Yesus lakukan ketika Ia berhadapan langsung dengan kaum Farisi dan para ahli Taurat. Selesai mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang yang kerasukan itu, Yesus dianggap memakai kekuatan kepala Setan. Dengan sendirinya Yesus itu bukan Tuhan tetapi Setan. Ini anggapan dan tuduhan yang sangat mengerikan, yaitu menggantikan diri Tuhan dengan Setan. Tuhan tidak ada di situ. Yang ada ialah Setan dengan kuasanya. Ini sama saja dengan menolak Tuhan Allah sendiri. Dosanya jelas tak bisa diampuni.   Sebagai umat yang beriman kepada Kristus, kita tentu tidak sama dengan orang-orang yang tidak bisa diampuni itu. Kita memang sering berbuat dosa kecil atau besar, banyak atau sedikit, kemarin, hari ini dan besok. Tetapi kita tidak sampai hati menolak Tuhan. Itu berarti kita tetap memiliki waktu, energi, ruang dan kemampuan untuk menyadari kesalahan-kesalahan, menyesali dan memohon ampun dari Tuhan. Dan Ia yang maharahim-penuh belas kasih akan mengampuni kita. Satu pesan sederhana, jika telah bersalah jangan tunda-tunda menyesali dan meminta ampun. Melupakannya saja jelas tidak baik, karena nanti hanya akan menimbun dosa-dosa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang rahim, kasih-Mu amat besar dalam mengampuni dosa-dosa kami. Secara khusus kami berterima kasih atas Bunda Maria yang selalu mendoakan kami orang berdosa ini. Kuatkanlah iman kami kepada-Mu dan cinta kami kepada Bunda Maria. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-23 masa biasa, 13 September 2024, Peringatan Santo Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 12, 2024 7:26


Dibawakan oleh Suci Maria dan Rikardus Sersandi Jehadi dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Korintus 9: 16-19.22b-27; Mazmur tg 84: 3.4.5-6.12; Lukas 6: 39-42 MENEMUKAN EMAS KERAJAAN ALLAH   Renungan kita pada hari ini bertema: Menemukan Emas Kerajaan Allah. Hari ini seluruh Gereja memperingati Santo Yohanes Krisostomus, berasal dari Antiokia, di sekitar daerah Siria dan dikenal sebagai Bapa Gereja terbesar dari Gereja Timur. Sebagai seorang terdidik, ia seorang pengkotbah ulung dan pengajar iman di Siria. Karena kehebatannya menjelaskan ilmu tentang Tuhan, iman dan Sabda Tuhan, ia digelari “Krisostomo” yang artinya mulut emas.   Emas merupakan simbol keunggulan tertinggi dan pas untuk dikenakan pada kemuliaan Allah. Di dalam Kerajaan Allah, kita diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk mencapai cita-cita kita tertinggi, yaitu menjadi seperti Tuhan kita Yesus Kristus. Itu adalah emas yang pantas kita miliki. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus berkata: hidup kita bagaikan berlomba di dalam gelanggang olahraga untuk mendapat hadiah yang sudah tersedia. Kita masing-masing harus berusaha sedemikian rupa kuatnya untuk memperolehnya.   Emas harus tetap sebagai emas dan jangan dinodai atau dicampur dengan yang bukan dari itu. Tuhan Yesus menyebutnya sebagai kebahagiaan. Setiap orang dijamin kebahagiaan, asal ia mengikuti Yesus secara benar. Santo Paulus menegaskan bahwa panggilannya mengikuti Kristus diwujudkan melalui tugasnya untuk mewartakan Injil. Ia memandang sebagai suatu kecelakaan dan kehancuran jika ia tidak mewartakan Injil. Seperti dia, kita masing-masing sepatutnya hidup dengan cara mengikuti Kristus sesuai dengan panggilan dan profesi setiap orang. Kita hendaknya menghargai panggilan tersebut dan bukan membencinya.   Seseorang dapat mencapai cita-cita mendapatkan emas Kerajaan Allah tersebut, salah satu syaratnya ialah ia harus dapat meninggalkan kebiasaan atau praktik hidupnya yang lama. Hal ini menyangkut suatu gaya hidup dalam kegelapan dan dosa. Misalnya, saya tahu benar bahwa kecanduan alkohol dan merokok bakal mendatangkan sakit yang berat. Semua itu ada di luar sana. Namun jika saya punya kemauan, keputusan dan kehendak bebas untuk tidak memakainya lagi, itu berarti saya lebih menjaga tubuh saya agar tidak terkena penyakit. Tubuh yang sehat akan menjadi rumah yang baik bagi jiwa yang sehat, dan saya akan menggunakan tubuh dan jiwa yang sehat ini untuk kemuliaan Allah.   Karunia dan kesempatan untuk menekuni semangat baru ke dalam diri kita itu akan sangat muda, karena sudah tersedia sejak awal mula oleh Tuhan, jika gaya lama ini sudah bisa dikeluarkan dari diri kita. Jangan terlalu berharap orang lain yang mengeluarkan itu karena pasti kurang maksimal hasilnya. Jauh lebih baik, keluarkan sendiri gaya Anda yang lama itu. Maka Anda punya keluasan untuk memasukkan gaya baru dari Tuhan Yesus Kristus.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, kami mengimani Sabda-Mu melalui rasul-Mu yang unggul, bahwa “Aku telah disalibkan bersama Kristus, maka hidup yang di dalam aku sekarang ini bukan miliku sendiri, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”, semoga kami senantiasa hidup dengan gaya baru yang diajarkan oleh Yesus Putera-Mu. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-23 masa biasa, 10 September 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 9, 2024 7:06


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Korintus 6: 1-11; Mazmur tg 149: 1-6a.9b; Lukas 6: 12-19 MEREKA BER-DUABELAS   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mereka Ber-Duabelas. “Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya dan memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul.” Ini adalah bunyi teks Injil hari ini. Yesus memilih mereka ber-duabelas yang telah lolos seleksi dengan kriteria yang diuji selama beberapa waktu mereka hidup  bersama. Berbeda dari seleksi jabatan publik yang butuh profesionalisme dan spesialisasi, pemilihan ke-duabelas rasul itu hanya berdasarkan standar Yesus sendiri.   Kriterianya yang utama yaitu pilihan kepada orang-orang yang sangat sederhana. Indikasi sangat sederhana ialah seperti pekerjaan sebagai nelayan, pekerja kasar, pemungut cukai, pekerja manual, pelayan masyarakat. Mereka bukan orang-orang terdidik dan tak punya pengaruh secara sosial. Yesus memilih dan menjadikan mereka partner terdekat-Nya dalam bekerja bukan karena siapa mereka, tetapi untuk menjadi apa dan siapa kelak menurut bimbingan dan kuasa-Nya. Ini benar-benar sebuah kriteria sangat subjektif, tetapi sekaligus sangat memenuhi semua aspek kepatutan dan kebenaran. Tak ada satu pun manusia memprotes dan menghalangi pemilihan ini.   Penafsiran angka 12 mempunyai makna yang penting. Mereka representasi keduabelas suku Israel. Mereka adalah umat Israel yang menjadi tujuan pertama Yesus diutus. Dalam arti yang sebenarnya, kita semua pengikut Kritsus adalah umat pilihan itu. Oleh karena itu ke-12 rasul itu adalah kita semua anggota Gereja, ditandai dengan pembaptisan oleh Roh Kudus dalam nama Yesus Kristus. Kita juga mengalami hidup dan bekerja bersama Yesus, lalu dipilih dan diberi tanggung jawab untuk membentuk satu persekutuan umat beriman, atau lazimnya Gereja. Maka kita hidup sebagai saudara dan saudari dalam Kristus.   Menjadi orang-orang milik Kristus, kata Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini, kita hendaknya tetap hidup bersatu dengan Dia, hidup kita berakar di dalam Dia, dan dibangun atas Dia. Kita hendaknya bisa mencegah komunitas persekutuan kita dari ajaran-ajaran lain yang kosong dan palsu yang bersumber dari roh-roh dunia ini. Kita terpanggil secara pribadi tentu bagus, dan jauh lebih meyakinkan kalau diperkuat dengan panggilan sebagai para rasul yang membangun persekutuan jemaat, yang salah satu fungsi utamanya ialah menangkal segala ajaran palsu dari dunia ini.   Benar bahwa kita terpanggil untuk pergi ke gereja bersama, berdoa bersama, kerja bersama, tetapi jauh lebih bagus dan kuat ialah kita terpanggil untuk suatu persekutuan Tritunggal Suci, menjadi satu seperti Yesus dengan Bapa adalah satu. Ini adalah pegangan kita satu-satunya dalam memaknai bahwa kita adalah ber-duabelas yang bersekutu dalam Tuhan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Bapa mahakuasa, kami mohon supaya Engkau membuka jalan selebar-lebarnya bagi kami untuk menghidupi janji permandian dan semangat persaudaraan kami di dalam Gereja kepada kepenuhannya. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-14 masa biasa, 8 Juli 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jul 8, 2024 9:17


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Hosea 2: 13.14b-15.18-19; Mazmur tg 145: 2-3.4-5.6-7.8-9; Matius 9: 18-26 PERKAWINAN ROHANI   Tema renungan kita pada hari ini adalah: Perkawinan Rohani. Ada suatu peristiwa yang diceritakan dalam Kitab Suci tentang pertanyaan yang diajukan kepada Yesus mengenai pernikahan sepasang suami istri yang terjadi di dunia, yang akan dilanjutkan kembali di surga setelah pasangan tersebut meninggal. Di akhirat, setiap manusia ingin hak-hak pribadinya terjamin seperti saat ia masih hidup di dunia.   Tanggapan Yesus adalah bahwa di surga tidak ada perkawinan biologis antara suami dan istri. Orang yang mengalami kebangkitan badan hidup seperti malaikat. Mereka hidup bersama di dalam Tuhan dan persekutuan seperti itu adalah hubungan yang tidak bisa mati. Persekutuan itu ada di dalam Tuhan. Inilah salah satu bentuk perkawinan rohani, yaitu setiap orang memiliki Tuhan sebagai pasangan hidup yang abadi.   Kitab suci selalu menggambarkan hubungan antara Tuhan dan manusia sebagai sebuah perkawinan. Tuhan adalah suami yang begitu bijaksana dan mulia, sedangkan manusia adalah istri yang Dia sayangi dan pelihara. Manusia dipandang sebagai kekasih Tuhan. Kitab Nabi Hosea pada bacaan pertama hari ini menunjukkan hubungan perkawinan rohani yang bersumber dari Tuhan sendiri. Tuhan mengambil inisiatif untuk memulihkan hubungan seperti semula ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa.   Yesus Kristus juga melakukan tindakan Tuhan dengan memulihkan dan menyembuhkan orang-orang yang sudah mengalami penderitaan dan sakit. Ini merupakan tanda yang sangat jelas betapa Tuhan ingin menyatakan kasih-Nya yang besar dan mulia kepada manusia. Hubungan seperti ini hanya bisa terjalin dalam relasi atas nama cinta. Dalam hubungan kebersamaan yang bukan atas nama cinta, bisa dipastikan hubungan tersebut sangat mementingkan kepentingan masing-masing yang ingin mencari keuntungan.   Jika perkawinan biologis mempersatukan cinta antara laki-laki dan perempuan, tetap diperlukan tindakan Tuhan untuk mengangkatnya ke dalam martabat Sakramen, perkawinan rohani sebenarnya adalah kehidupan dalam Roh Tuhan, sehingga roh kehidupan adalah sebuah kehidupan mistik. Setiap pengikut Kristus dapat menjalani perkawinan rohani ini. Setiap orang hendaknya berpedoman pada ajaran Gereja dan terang kitab suci yang mengatakan bahwa Kristus adalah Kepala dan semua pengikut-Nya adalah tubuh. Hubungan ini sungguh tidak dapat dipisahkan. Setiap orang memiliki Yesus Kristus sendiri sebagai kepalanya.   Manusia menjadi pasangan ideal Tuhan dalam segala tindakan membangun, menyatukan, memulihkan, dan menyelamatkan. Sejak awal, Tuhan telah menciptakan dengan cara ini: Dia menciptakan setiap pria dan wanita menurut gambar dan rupa-Nya. Inilah yang menjadi dasar keberlangsungan suatu perkawinan rohani.   Mari kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang bijaksana, berkatilah kami agar kami selalu dapat menjadi pasangan-Mu yang sejati dan setia, melalui perkataan dan tindakan kami untuk membangun kerajaan-Mu di dunia ini. Bapa kami... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Reading and meditation on the Word of God on Monday of the 14th week in Ordinary Time, July 8, 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jul 8, 2024 5:19


Delivered by Father Peter Tukan, SDB from Salesian Don Bosco Gerak in the Diocese of Labuan Bajo, Indonesia. Hosea 2: 13.14b-15.18-19; Rs psalm 145: 2-3.4-5.6-7.8-9; Matthew 9: 18-26 PERKAWINAN ROHANI   Tema renungan kita pada hari ini adalah: Perkawinan Rohani. Ada suatu peristiwa yang diceritakan dalam Kitab Suci tentang pertanyaan yang diajukan kepada Yesus mengenai pernikahan sepasang suami istri yang terjadi di dunia, yang akan dilanjutkan kembali di surga setelah pasangan tersebut meninggal. Di akhirat, setiap manusia ingin hak-hak pribadinya terjamin seperti saat ia masih hidup di dunia.   Tanggapan Yesus adalah bahwa di surga tidak ada perkawinan biologis antara suami dan istri. Orang yang mengalami kebangkitan badan hidup seperti malaikat. Mereka hidup bersama di dalam Tuhan dan persekutuan seperti itu adalah hubungan yang tidak bisa mati. Persekutuan itu ada di dalam Tuhan. Inilah salah satu bentuk perkawinan rohani, yaitu setiap orang memiliki Tuhan sebagai pasangan hidup yang abadi.   Kitab suci selalu menggambarkan hubungan antara Tuhan dan manusia sebagai sebuah perkawinan. Tuhan adalah suami yang begitu bijaksana dan mulia, sedangkan manusia adalah istri yang Dia sayangi dan pelihara. Manusia dipandang sebagai kekasih Tuhan. Kitab Nabi Hosea pada bacaan pertama hari ini menunjukkan hubungan perkawinan rohani yang bersumber dari Tuhan sendiri. Tuhan mengambil inisiatif untuk memulihkan hubungan seperti semula ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa.   Yesus Kristus juga melakukan tindakan Tuhan dengan memulihkan dan menyembuhkan orang-orang yang sudah mengalami penderitaan dan sakit. Ini merupakan tanda yang sangat jelas betapa Tuhan ingin menyatakan kasih-Nya yang besar dan mulia kepada manusia. Hubungan seperti ini hanya bisa terjalin dalam relasi atas nama cinta. Dalam hubungan kebersamaan yang bukan atas nama cinta, bisa dipastikan hubungan tersebut sangat mementingkan kepentingan masing-masing yang ingin mencari keuntungan.   Jika perkawinan biologis mempersatukan cinta antara laki-laki dan perempuan, tetap diperlukan tindakan Tuhan untuk mengangkatnya ke dalam martabat Sakramen, perkawinan rohani sebenarnya adalah kehidupan dalam Roh Tuhan, sehingga roh kehidupan adalah sebuah kehidupan mistik. Setiap pengikut Kristus dapat menjalani perkawinan rohani ini. Setiap orang hendaknya berpedoman pada ajaran Gereja dan terang kitab suci yang mengatakan bahwa Kristus adalah Kepala dan semua pengikut-Nya adalah tubuh. Hubungan ini sungguh tidak dapat dipisahkan. Setiap orang memiliki Yesus Kristus sendiri sebagai kepalanya.   Manusia menjadi pasangan ideal Tuhan dalam segala tindakan membangun, menyatukan, memulihkan, dan menyelamatkan. Sejak awal, Tuhan telah menciptakan dengan cara ini: Dia menciptakan setiap pria dan wanita menurut gambar dan rupa-Nya. Inilah yang menjadi dasar keberlangsungan suatu perkawinan rohani.   Mari kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang bijaksana, berkatilah kami agar kami selalu dapat menjadi pasangan-Mu yang sejati dan setia, melalui perkataan dan tindakan kami untuk membangun kerajaan-Mu di dunia ini. Bapa kami... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa ke-12, 23 Juni 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 22, 2024 10:03


Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ayub 38: 1.8-11; Mazmur tg 107: 23-24.25-26.28-29.30-31; 2 Korintus 5: 14-17; Markus 4: 35-40 TAKUT AKAN TUHAN   Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-12 ini ialah: Takut Akan Tuhan. Ada perbedaan prinsip soal ketakutan ini, yaitu antara takut akan Allah dan takut akan semua hal lain yang ada di dunia. Terhadap orang-orang yang takut bukan kepada Tuhan Allah, nasihat yang diberikan oleh ketiga bacaan hari Minggu ini ialah jangan takut. Maka pilihannya hanya tinggal satu yaitu takut akan Tuhan.   Kita dapat menyebut takut akan Tuhan ini sebagai ketakutan suci. Di antara 7 Karunia Roh Kudus yang dicurahkan kepada seorang terbaptis pada saat menerima Sakramen Penguatan, karunia yang ke-7 itu ialah karunia takut akan Allah. Apa yang dimaksudkan dengan takut akan Tuhan? Maknanya positif, yaitu kepatuhan atau ketaatan kepada Pribadi yang menguasai kita dengan cinta-Nya dan melengkapi kita dengan belas kasih dan segala kebaikan.    Orang yang hidupnya sungguh menghayati takut akan Tuhan, ia selalu melengkapi dirinya dengan waspada, sistem pencegahan dan penuh perhatian supaya kata dan perbuatannya itu jangan sampai menyakiti hati Tuhan. Jadi ia sebenarnya takut untuk membuat Tuhan kecewa, mempermalukan bahkan meniadakan Tuhan sendiri.    Di dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita supaya segala hal di dunia yang pasti mengganggu atau menyulitkan kehidupan jasmani dan rohani, tak perlu kita takuti. Alasan utamanya karena Ia selalu bersama dengan kita. Ia telah mengalahkan semua yang tampaknya menakutkan itu. Nabi Ayub dikisahkan dalam bacaan pertama bahwa ia sangat takut dengan ancaman alam, yaitu badai gelombang laut yang ganas.    Demikian juga para rasul di danau merasa begitu takut dengan ancaman taufan yang dahsyat. Keadaan alam yang menakutkan tersebut merupakan gambaran teror besar yang mengancam hidup manusia. Meskipun demikian, kita semua tahu bahwa Tuhan ada bersama kita. Ketakutan di dalam dunia ini bisa bermacam-macam, misalnya orang takut gagal, takut kehilangan posisi, takut nama baik rusak, kuatir akan hari esok, takut tak dapat pasangan dan lain sebagainya. Semua ini harus dapat kita atasi dengan memiliki Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada bersama dengan kita.    Jadi kita sebenarnya hanya punya satu ketakutan, yaitu kalau Tuhan yang kita miliki dan yang ada bersama kita itu hilang dari kehidupan kita. Ini adalah makna sesungguhnya takut akan Tuhan. Ajaran ini mewajibkan kita untuk selalu patuh dan setia kepada Tuhan, berarti kita tidak mengikuti kekuatan yang lain dan menggantungkan hidup kita pada kekuatan tersebut. Dengan kata lain, mengikuti nasihat Santo Paulus pada hari ini, kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Yesus Kristus yang telah mati dan hidup bagi kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa.... Ya Bapa di surga, semoga dengan perayaan hari Minggu ini, kami menjadi semakin kuat dan setia kepada-Mu dan dapat menjadi tanda kasih dan pengharapan kepada sesama kami. Bapa kami … Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-11 masa biasa, 22 Juni 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 21, 2024 9:24


Dibawakan oleh Chaca dan Yen dari Paroki St. Vitalis Cewoniki, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 2 Tawarikh 24: 17-25; Mazmur tg 89: 4-5.29-30.31-32.33-34; Matius 6: 24-34 ESOK TETAP ADA TUHAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Esok Tetap Ada Tuhan. Seorang anak usia sekolah dasar sedang berusaha sekuat tenaga untuk memindahkan kardus besar supaya ruang buat permainannya menjadi lebih luas. Ia mendorong sekuat tenaga tetapi kardus itu tidak bergerak sedikit pun. Ia memakai kayu untuk mendongkel di bawahnya lalu mendorongnya, tetap tidak berhasil apa-apa. Lalu ia menangis dan marah. Ia bertambah kesal karena bapaknya yang melihat dirinya cuma tertawa.    “Kenapa bapak hanya tertawa?” Ia bertanya dengan kesalnya. Jawab bapaknya: “Karena kamu tidak minta bantuan Bapak untuk memindahkan kardus itu. “ Anak itu tersenyum dan kembali gembira untuk bermain-bermain setelah bapaknya memindahkan kardus tersebut. Setelah bermain, kardus itu dikembalikan ke tempatnya semula. Lalu anak itu berkata kepada bapaknya, “Besok akan susah mainnya karena ada kardus di tempat itu lagi.” Bapaknya menjawab: “Besok ada bapak, tidak usah kuatir, anakku.”   Tuhan menjamin supaya kita tidak kawatir akan hari esok. Ia tetap ada dan mengontrol hidup kita. Kepada orang-orang yang selalu gelisah dan kawatir akan hidupnya esok atau lusa, berhentilah merasa seperti itu. Ini adalah pegangan iman, pijakan kaki pada jalan Yesus Kristus, dan ketergantungan kita pada harta surgawi.    Kekawatiran orang akan esok dan lusa selalu beralasan. Yesus menunjukkan bahwa kekawatiran itu disebabkan oleh ketergantungan manusia lebih besar kepada mamon. Uang, harta, posisi, jabatan, status sosial, popularitas adalah mamon dunia ini yang selalu dicari manusia. Mereka tidak pernah membuat manusia hidup tenang dan damai. Karena itu kekawatiran itu lebih disebabkan oleh bayangan atau perasaan kalau kekayaan-kekayaan tersebut tidak mencukupi lagi atau bahkan hilang.   Tetapi Tuhan Yesus ingin supaya kita menghapus kekawatiran dan kegelisahan kita. Kebutuhan jasmani kita ada dalam kontrol Dia, sama dengan tanaman dan burung-burung yang dihidupi-Nya. Dengan kata lain, hari esok dan lusa tetap ada Tuhan. Ia sudah menciptakan, memelihara, dan membawa kita sampai pada detik ini, maka Ia juga yang menyelenggarakan hari esok dan lusa kita. Tuhan tidak tega membuat kita terlantar dan terbuang. Tuhan tentu tidak ingin kalau kita tidak selamat.     Jika kita tidak usah kawatir dan gelisah akan kelangsungan hidup esok dan lusa, yang harus kita curahkan perhatian dan perjuangkan ialah memperbanyak harta surgawi. Keselamatan jiwa kita saat ini dan nanti setelah kematian harus menjadi lebih utama. Kita mesti kawatir dan gelisah apakah nanti jiwa kita selamat atau tidak.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga, berkatilah kami supaya kami tetap bergantung pada penyelenggaraan-Mu bagi hidup kami. Bapa kami yang ada di surga... Dalam nama Bapa...   --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-9 masa biasa; Peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 7, 2024 7:49


Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 61: 9-11; Mazmur tg: 1 Samuel 2: 1.4-5.6-7.8abcd; Lukas 2: 41-51 HATI YANG CEMAS   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Hati yang Cemas. Seorang bocah perempuan kelas 5 SD bernama Maria, bermain tebak-tebakan dengan ibunya. Ia berkata: "Ma, jawab tebakan ini ya. Apa perbedaan antara hati Papa dan hati Mama?" Ibunya mencoba berpikir sebentar. Kemudian ia menjawab: "Hati Papa adalah hati seorang laki-laki. Hati Mama adalah hati seorang wanita." Jawab Maria: "Bukan. Bukan jawabannya." Ibunya menyambung: "Lalu jawabannya apa?" "Jawabannya ialah," kata Maria, "Hati Mama suka cemas, sedangkan hati Papa suka cuek." Anak ini tentu saja berkata sesuai pengalamannya sendiri.    Hubungan hati antara ibu dan anak adalah suatu hubungan terkuat antara dua manusia, melebihi semua jenis hubungan lain yang pernah ada di dunia. Oleh karena itu kalau seorang ibu merasa cemas terhadap orang-orang kesayangannya, pasti kecemasan ini merupakan suatu ungkapan hati yang sangat mendalam. Kecemasan seorang ibu itu tidak sekedar rasa susah, gelisah atau tidak nyaman. Lebih dari itu, ibu sangat sakit, kehilangan dan lumpuh sebab sebagian hatinya terlepas atau hilang.   Kisah di dalam Injil Lukas tentang Yesus remaja yang menghilang dari pengawasan kedua orang tuanya membuat kita mengerti bahwa hati yang cemas itu keluar dari mulut Bunda Maria. Seperti semua ibu yang lain, Bunda Maria menunjukkan betapa sakitnya dia ketika sebagian hatinya, atau setengah bagian hidupnya, yaitu Putranya sendiri menghilang. Kecemasan seorang ibu bagaikan semua bencana besar, sehingga langit pun bisa terbuka dan surga juga memberi tanggapannya. Yesus harus menjawab kecemasan ibunda agar ia tenang, bahwa Dia sungguh berada di rumah Bapa-Nya.   Hari ini kita merayakan Hati Bunda Maria yang amat suci yang membantu kita untuk mengerti bahwa kesucian hatinya mempunyai peran yang sama dengan hati Tuhan Yesus Kristus. Kedua hati tersebut memberikan kita solusi atau jawaban atas permasalahan-permasalahan kita di dunia ini. Hati Bunda Maria yang cemas membuat matanya selalu terbuka untuk melihat dan menunjukkan setiap masalah atau kesulitan yang masing-masing kita hadapi. Hatinya yang cemas menggerakkan dia untuk berjalan sejauh ujung bumi dan mencapai segala bangsa supaya membawa anak-anak manusia untuk percaya kepada Tuhan.   Jika kita sendiri atau orang-orang yang kita kenal dan sayangi pada saat ini sudah terlanjur menjauh dari jalan Tuhan Yesus Kristus; jika sedang terjadi hubungan di antara teman atau saudara belum membaik; jika masih ada marah, benci, dendam dan iri terhadap sesama kita, marilah kita menyadari bahwa Bunda Maria sangat cemas dengan semua ini. Ia sedang bekerja untuk memperbaiki semua ini.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga, semoga Roh-Mu selalu menyertai dan Bunda Maria membimbing kami untuk memperkuat komitmen kami berjalan di jalan Tuhan Yesus Kristus. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Alex Nanlohy's Podcast
YA BAPA KEDALAM TANGANMU KURSERAHKAN NYAWAKU - LUKAS 23:44-49

Alex Nanlohy's Podcast

Play Episode Listen Later May 31, 2024 63:08


Lukas 23:44-49

ya bapa
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan ke-7 masa biasa, 21 Mei 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 20, 2024 7:07


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yakobus 4: 1-10; Mazmur tg 55: 7-8.9-10a.10b-11a.23; Markus 9: 30-37 BERTOBAT TIDAK SIA-SIA   Renungan kita pada hari ini bertema: Bertobat Tidak Sia-Sia. Santo Petrus sebagai pemimpin Gereja perdana memiliki tanggung jawab sangat besar untuk memelihara dan mempertahankan iman umatnya. Para anggota Gereja yang kian hari kian bertambah merupakan para baptisan baru. Mereka berasal dari penganut kepercayaan atau ideologi lain, yang kebanyakan dianggap sebagai kafir oleh kaum Yahudi.    Pilihan mereka untuk meninggalkan kepercayaan atau ideologi lama dan menganut Kristen yang dikepalai oleh Kristus dipandang secara umum sebagai suatu pertobatan. Petrus mengajar dan membimbing mereka untuk bertobat yang sungguh-sungguh atau bertobat yang tidak sia-sia. Petrus bukan berbicara tanpa dasar tentang pertobatan yang tidak sia-sia. Dasarnya ialah pengalamannya sendiri bersama rekan-rekan rasul dan para murid Yesus yang pertama.   Pada awalnya di sekitar Galilea di daerah Yudea, Petrus dan rekan-rekannya itu adalah penganut Yahudi. Mereka sama dengan semua umat Yahudi lain. Mereka memiliki kitab-kitab hukum Musa dan semua tradisi hidup beragamanya. Tetapi Yesus Kristus datang dan membawa perubahan dalam hidup mereka. Kehidupan baru yang dibawa oleh Yesus menyempurnakan apa yang sudah diwariskan oleh agama Yahudi dan tradisinya. Itu yang kemudian hari dinamakan Kristen. Petrus dan rekan-rekannya mengalami sendiri pertobatan, dan pertobatan itu bukan suatu kesia-siaan.   Apa yang dimaksud dengan pertobatan tidak sia-sia itu? Penginjil Markus pada hari ini memberikan satu definisinya. Pertobatan itu bukan sekedar meninggalkan suatu hidup lama dan mengakui hidup baru. Itu sama dengan orang yang meninggalkan satu tempat dan tiba di tempat tujuan yang baru. Cukup saja di situ. Di tempat yang baru ia tidak tahu mau berbuat apa atau bersikap seperti apa. Ini bukan sebuah pertobatan yang diminta oleh Tuhan. Itu sama saja dengan pertobatan yang sia-sia.   Sebaliknya, Petrus dan rekan-rekannya membuat pertobatan dengan isinya ialah penyangkalan diri dan semua saja yang melekat pada diri sendiri bahkan seperti anggota-anggota keluarga, lalu yang lebih menantang lagi ialah rela menjalani hidup dalam penderitaan dan penganiayaan. Ini adalah suatu pertobatan yang sangat bermakna. Jadi seseorang yang bertobat sungguh-sungguh ialah dia yang tetap sebagai pribadi manusia di dunia tetapi dengan pakaian, tubuh, dan sikap-perilaku Yesus Kristus. Seorang pribadi yang melekat dengan budaya dan tradisinya, tetapi isi hati, pikiran, kehendak, pola hidup, dan semangat hidup adalah Yesus Kristus. Itu adalah pertobatan yang tidak sia-sia atau suatu hidup baru yang radikal. Pertobatan ini yang menghidupkan Gereja sepanjang zaman.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga, berkatilah kami supaya iman yang kami akui kepada Kristus bertahan di dalam segala kesulitan dan sampai akhir hayat kami. Bapa kami... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Rabu, 8 Mei 2024 - Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later May 7, 2024 5:00


Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 8 Mei 2024 Bacaan: Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9) Renungan: Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang dilarang Allah untuk mereka makan atau sentuh. Kini Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telanjang sehingga mereka menyematkan daun ara dan membuat cawat. Mereka tahu bahwa mereka telah melanggar perintah Allah, dan sekarang mereka takut untuk bertemu dengan-Nya. "Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: Di manakah engkau?" Apa yang ada di pikiran kita ketika membaca kejadian ini dan ketika Allah mencari-cari mereka serta bertanya, "Di manakah engkau?" Sekilas kita bisa saja menilai Allah seperti seorang polisi yang sedang mencari dan memanggil orang yang bersalah untuk diadili lalu dihukum. Tetapi benarkah demikian? Ada seorang dosen Kitab Suci sedang mengajar kitab Kejadian dan kebetulan dia membahas tentang pertanyaan Allah kepada Adam, "Di manakah engkau?", dosen itu berkata kepada mahasiswanya, "Kalian tidak akan pernah menjadi hamba Tuhan atau pengkhotbah yang benar jika kalian berpikir bahwa Allah itu seperti seorang polisi yang sedang mencari orang yang bersalah. Baca dan pahamilah pertanyaan Allah tersebut sebagai pertanyaan seorang ayah yang sedang hancur hati dan mencari-cari anaknya yang hilang." Tidak sedikit umat Kristiani yang memandang Allah sebagai Pribadi yang datang dengan “alat pemukul” di tangan-Nya, siap menghukum dan mengusir kita dari hadirat-Nya ketika kita berbuat dosa atau melanggar ketetapan-Nya. Kita katakan bahwa kita adalah orang yang paling berdosa di dunia dan Allah pasti tidak akan mengampuni lagi. Pemahaman keliru itulah yang akhirnya membuat kita memutuskan untuk terus menjalani hidup jauh dari Allah. Jika selama ini kita telah jauh dari Allah, hidup di dalam dosa dan kita merasa tidak layak lagi datang kepada-Nya, ketahuilah bahwa Allah yang maha kasih itu sedang mencari kita. Dia ingin menemukan serta membawa kita kembali kepada-Nya. Dia sedang mencari kita dan bertanya, "Di manakah engkau anakku?" Pahamilah Dia sebagai seorang bapa yang hancur hati karena anak yang dikasihinya tersesat. Saat ini ketika la mencari kita, jawablah, "Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mengucap syukur karena mengenal Engkau dan menjadi anak-Mu. Ampunilah aku jika aku sering beranggapan bahwa Engkau membenciku dan tidak mempedulikan aku lagi karena dosaku. Amin. (Dod).

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan Kelima Paskah, 4 Mei 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 3, 2024 7:34


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 16: 1-10; Mazmur tg 100: 1-2.3.5; Yohanes 15: 18-21 AKU TELAH MEMILIH KAMU   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Aku Telah Memilih Kamu. Setiap dari kita mempunyai pengalaman masing-masing tentang pemilihan Tuhan atas diri kita. Seorang biarawan merenungkan tanpa henti dalam hidupnya, betapa bermaknanya kata-kata Tuhan kepadanya: “Aku telah memilih kamu”. Suami atau istri juga sering menuliskan dalam batin masing-masingnya, betapa Tuhan yang menetapkan jodoh mereka: “Aku telah menjadikanmu pasangan bagi dirinya”.   Kesadaran dan keyakinan akan pemilihan ini sering kita maknai sebagai panggilan hidup. Setiap orang dapat merenungkan ini supaya ia selalu tahu bahwa Tuhan sebenarnya telah memilih dia untuk pilihan atau panggilan hidup yang sedang dan akan dijalani. Seorang teman guru sekolah dasar sering terbawa rasa iri karena teman-temannya yang dulu memilih nasib lebih baik pada saat ini, karena profesinya jauh lebih tinggi. Namun si guru tadi harus kembali bersikap realistis bahwa panggilannya sebagai seorang guru cukup untuk membuatnya nyaman dan percaya bahwa Tuhan sudah menetapkan itu bagi dirinya.   Demikianlah sebuah panggilan dan nasib hidup yang senantiasa melekat pada diri kita masing-masing. Kita sebenarnya sedang menghayati firman Tuhan yang amat kuat tentang ini, yaitu sabda Yesus sendiri: Aku telah memilih kamu dari dunia ini. Tuhan memilih kita bukan untuk membuat kita hebat, sukses, atau luar biasa berpengaruh dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Ia memilih kita dari dunia ini supaya kita dapat menjadi pribadi-pribadi yang memakai label “Kristus”, lalu hidup dan pekerjaan kita pada setiap tingkat kehidupan sungguh menampakkan identitas Kristus.    Maka pilihan, panggilan, atau profesi apa pun pada kita yang kita yakini sebagai pemilihan Tuhan, kita pandang sebagai karunia dan kita syukuri selalu. Sebaliknya jika hidup kita hanya berisi keluhan, iri, ketidakpuasan, penyesalan, dan putus asa pada pemilihan Tuhan atas kita, bisa saja ini adalah tandanya kita tidak mengindahkan firman Tuhan tadi: “Aku telah memilih kamu”. Selain itu, sebagai orang-orang pilihan dengan apa pun profesi atau panggilan kita, semangat pelayanan dalam kasih tidak boleh hilang dari kita. Tuhan memilih kita secara gratis, maka kita perlu juga berbaik hati dan bermurah hati kepada sesama.    Santo Paulus dan rekan-rekan seperjalanannya memberikan contoh tentang kemurahan hati sebagai orang-orang pilihan. Mereka mendapat panggilan untuk menyeberang ke Makedonia, karena sangat disadari bahwa orang-orang dan daerah itu juga berhak untuk mendapatkan pelayanan kabar suka cita Kristus. Sesungguhnya kita telah menerima dengan cuma-cuma, maka kita akan berbagi dengan cuma-cuma pula.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang baik, berkatilah kami supaya kami selalu berbaik hati dan bermurah hati. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Paskah Kelima, 28 April 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 28, 2024 11:29


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dan Suster-Suster Kongregasi Vocasionist di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 9: 26-31; Mazmur tg 22: 26b-27.28.30.31-32; 1 Yohanes 3: 18-24; Yohanes 15; 1-8 BUAH BERLIMPAH DARI POHON YANG BENAR   Renungan kita pada hari Minggu Paskah ke-5 ini bertema: Buah Berlimpah Dari Pohon Yang Benar. Bacaan-bacaan dari liturgi hari ini menjelaskan kita hubungan yang terpelihara antara Tuhan dengan kita melalui pemakaian simbol pokok dan turunannya. Diumpamakan Tuhan sebagai pohon atau pokok anggur, kita umat-Nya adalah cabang dan ranting-rantingnya.    Tetapi Yesus menegaskan gambaran ini untuk memperjelaskan identitas Tuhan, bahwa Dia adalah pokok anggur yang benar, jadi bukan sekedar sebuah pokok anggur. Penegasan ini dimaksudkan untuk membedakan diri-Nya dari para pemimpin Yahudi yang dibentuk oleh tradisi kalau mereka juga adalah pokok anggur, misalnya disebutkan dalam perjanjian lama (Mz 80;15 dan Jer 2,21).    Simbol pokok atau pohon anggur yang benar merefleksikan suatu kehidupan yang utuh. Ada sebuah pokok yang merealisasikan dirinya ke dalam batang, cabang-cabang dan ranting, lalu pada akhirnya yang dihasilkan ialah buah-buahnya. Makna dari pengetahuan simbolik itu ialah secara teologis dijelaskan oleh bacaan kedua dari Surat pertama Yohanes. Dikatakan bahwa inti hidup dan relasi kita dengan Tuhan ialah Allah berada di dalam kita dan kita berada di dalam Allah. Cara utama untuk hidup seperti ini ialah percaya akan Yesus Kristus, Anak-Nya, melalui menuruti segala perintah-Nya.   Penjelasan teologis ini menjadi dasar untuk menguraikan betapa hubungan yang terjalin baik dalam kasih dan ketaatan akan menghasilkan buah-buah berlimpah. Proses atau cara terjadinya hubungan itu sungguh menentukan hasilnya. Proses atau cara berangkat dari sumber yang benar yaitu Tuhan sendiri. Yesus Kristus menegaskan dan mengharuskan kita untuk memilih sumber yang benar, yang dari padanya nanti datang hasil berlimpah yang benar pula.    Bacaan kita dari Kisah Para Rasul (9,26-31), menunjuk satu proses verifikasi atau disermen bersama supaya meluruskan persepsi yang masih kabur tentang kegiatan penyebaran Injil oleh Paulus. Barnabas membantu mengklarifikasi bahwa Paulus jelas bersumber pada pokok yang sama dengan para rasul dan murid lainnya. Proses dan caranya sudah benar. Dan ternyata buahnya sungguh berlimpah, yaitu Gereja perdana tumbuh dalam damai, jumlah anggotanya bertambah besar, dan hidup mereka dijiwai oleh semangat takut akan Allah.   Yesus menegaskan bahwa Bapa-Nya adalah pengusaha, Ia adalah pokok anggur yang benar, dan kita adalah ranting-ranting dari pohon itu. Bagi kita ini adalah sebuah kebenaran. Kita hanya perlu tinggal bersama Dia supaya dapat berbuah sekarang dan seterusnya yang berlimpah dan benar.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang baik, berkatilah kami dengan rasa betah supaya kami tetap tinggal bersama Dikau. Bapa kami... Dalam nama  Bapa ...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Keempat Paskah, 21 April 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 20, 2024 9:53


Dibawakan oleh Hendry, Tirto, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 8-11; Mazmur tg 118: 1.8-9.21-23.26.28cd-29; 1 Yohanes 3: 1-2; Yohanes 10: 11-18 PEMBELAAN ATAS NAMA KEBENARAN   Renungan kita pada hari Minggu Paskah ke-4 ini bertema: Pembelaan Atas Nama Kebenaran. Di dalam hidup di dunia ini, perlawanan antara kebenaran dan kepalsuan atau kesalahan sudah berlangsung seusia kehidupan ini. Masing-masing pihak memperkuat dirinya sendiri dengan caranya masing-masing. Dalam renungan ini kita tidak menguraikan pembelaan atas kepalsuan atau kesalahan, karena bagi kita orang beriman memang tak ada gunanya. Yang kita renungkan ialah pembelaan atas kebenaran.    Setiap pengikut Kristus percaya bahwa di dalam  Yesus ada kebenaran. Pribadinya adalah benar dari Tuhan, yaitu sebagai Putra Allah. Ajaran, semangat hidup, dan perintah-perintah-Nya adalah kebenaran yang menguatkan dan melindungi orang-orang beriman. Ketika kebenaran itu mendapat ancaman entah berupa kritik yang biasa atau bahkan celaan, fitnahan, dan penghancuran, orang-orang yang percaya akan ikut terancam. Harga diri mereka terganggu.    Jika datang ancaman berupa gangguan dan pembinasaan, kita pasti tidak tega membiarkannya. Oleh karena itu mesti ada upaya pembelaan. Rasul Petrus sebagai ketua para rasul, pemimpin Gereja Perdana, dan yang lazim bagi kita dalam diri Bapa Suci saat ini, berdiri atas nama seluruh Gereja untuk membuat pembelaan. Isi pembelaan itu ialah menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah batu penjuru. Para musuh telah membinasakan dan membuang batu itu. Namun Allah yang berkuasa membuatnya menjadi batu penjuru, penentu segala arah dan struktur berdirinya seluruh bangunan Gereja sebagai tubuh mistik Kristus. Tanpa batu penjuru itu, Gereja dalam profil fisik dan spiritualnya tidak mungkin terbentuk.   Pembelaan yang dilakukan oleh Petrus ternyata erat kaitannya dengan apa yang dilakukan oleh Yesus ketika Ia menjelaskan tentang tugas dan peran-Nya sebagai seorang gembala yang baik. Perbedaan paling mencolok antara seorang gembala dan seorang upahan, ialah bahwa sang gembala membela kawanan domba dari segala bentuk ancaman dan gangguan luar, sedangkan si upahan cenderung melarikan diri dan tidak peduli untuk melindungi dan membela kawanan domba. Yesus membela dan melindungi setiap pengikut-Nya dengan mengenal dan mencintainya. Bahkan tindakan-Nya yang paling besar dalam pembelaan ialah mengorbankan nyawanya demi keselamatan umat kekasih-Nya.   Tindakan pembelaan yang amat tinggi nilainya ini telah menetapkan kita sebagai orang-orang pilihan yang sangat istimewa, yaitu sebuah martabat yang sama dengan Yesus Putra Allah di hadapan Bapa. Kita adalah anak-anak Allah, dengan hak penuh untuk kelak melihat Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, semoga dengan rahmat Paskah ini kami semakin rindu memandang-Mu dalam kenyataan yang sesungguhnya. Bapa kami... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat dalam Oktaf Paskah, 5 April 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 4, 2024 8:09


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 1-12; Mazmur tg 118: 1-2.4.22-24.25-27a; Yohanes 21: 1-14 DALAM NAMA YESUS KRISTUS   Renungan kita pada hari ini bertema: Dalam Nama Yesus Kristus. Damai Paskah terus diwartakan dan dikobarkan. Pewartaan Injil Yesus Kristus yang bangkit terus menuai buah-buah. Bingkisan atau paket damai itu bukan sekedar kata-kata indah yang bisa saja kosong, tetapi berisi pribadi Yesus Kristus yang bangkit. Tuhan sendiri adalah damai abadi yang tidak mungkin hilang dimakan waktu yang berganti. Damai yang diciptakan atau diperjuangkan oleh siapa pun manusia bersumber pada damai yang datang dari Tuhan.                                   Penghayatan iman yang sungguh-sungguh membantu kita untuk menciptakan damai itu. Penghayatan itu berwujud pada perbuatan kasih yang merupakan hukum Tuhan yang terbesar untuk kita laksanakan. Atas dasar inilah, Petrus dan para rasul berbuat kasih dan kemurahan supaya menghadirkan damai itu di dalam diri orang-orang yang mereka layani. Untuk menghadirkan damai itu, rumusan formula baku yang dipakai ialah: Dalam nama Yesus Kristus. Diharapkan supaya dengan rumusan ini, Tuhan Yesus Kristus sang pembawa damai memasuki diri dan hidup setiap orang yang menerima berkat karunia-Nya.   Pada suatu peristiwa penampakan yang lain, yaitu di pantai ketika Petrus dan para rasul kembali menjalankan pekerjaan rutinnya memancing ikan, Yesus yang bangkit tampak kepada mereka dengan sebuah tindakan yang membawa perdamaian. Ia memberikan sebuah contoh pelayanan dengan menyediakan mereka makanan. Pelayanan pembasuhan kaki pada perjamuan malam terakhir menjadi inspirasi utama. Semangat dan tindakan pelayanan itu yang mesti terus dihayati oleh komunitas beriman yang pertama itu. Yesus ingin menekankan bahwa meski kawanan rasul dan murid-Nya akan kembali ke dalam kehidupan yang normal dan rutin, pelayanan harus tetap menjadi semangat utama mereka.   Inspirasi kedua bacaan pada hari ini menerangi penghayatan iman kita dengan suatu anjuran bijaksana, bahwa setiap bentuk perbuatan kasih dan pelayanan kita, mesti selalu dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Legitimasi atau pembenaran perbuatan ini adalah Yesus Kristus sendiri. Dengan memakai “atas nama Yesus Kristus”, sangat dipercaya kalau nama ini berada di atas semua bentuk nama, label, status, dan kepentingan. Dengan “atas nama Yesus Kristus”, semua penguasa di dunia dan bahkan penguasa kegelapan seperti setan dan para pembantunya mengakui Yesus Kristus. Jadi dengan “atas nama Yesus Kristus”, kita mestinya menjadi aman, nyaman, dan lancar dalam berkegiatan dalam hidup kita.   Kiranya doa-doa kita selalu berisi: Dalam nama Tuhan Yesus Kristus.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga, utuslah Roh-Mu untuk memperkuat pegangan hidup kami setiap kali kami menyebut: Dalam nama Yesus Kristus. Salam Maria... Dalam nama Bapa...    --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis dalam Oktaf Paskah, 4 April 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 3, 2024 7:56


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 3: 11-26; Mazmur tg 8: 2a.5.6-7.8-9; Lukas 24: 35-48 DAMAI PASKAH   Renungan kita pada hari ini bertema: Damai Paskah. Serangkaian penampakan Tuhan yang bangkit boleh kita katakan sebagai hadiah Paskah. Perjumpaan demi perjumpaan di berbagai kesempatan sungguh meninggalkan cerita dan pesannya masing-masing. Kalau kita boleh mengatakan di antara semua pesan itu, satu yang paling sentral dan kuat ialah pesan damai.    Saat kesebelas rasul berkumpul untuk berbagi cerita masing-masing tentang perjumpaan mereka dengan Kristus yang bangkit, lalu menyusul kedua murid yang baru kembali dari Emaus, satu komunitas pengikut Kristus terbentuk. Komunitas itu berisi suasana penuh campur antara cerita, percaya, bingung, bertanya, dan tentu saja kagum. Di dalam konteks persekutuan itu, Yesus sekali lagi tampak di tengah-tengah mereka dengan menyampaikan hadiah: Damai sejahtera bagi kamu!   Pesan damai itu menjadi poin utama dalam kotbah Petrus di tengah orang banyak, setelah mujizat penyembuhan seorang lumpuh yang ia lakukan. Mujizat itu berbuah pada suasana bercampur antara kagum, heran, curiga, kurang percaya, dan rasa percaya. Maka Petrus menyerukan kebenaran dari Tuhan yang bangkit sebagai jalan untuk mendamaikan suasana yang bercampur itu. Hasilnya ialah banyak orang meyakini dan percaya kepada Kristus.   Pesan damai dari Yesus Kristus yang bangkit kepada para rasul yang tengah bingung, takut, curiga, dan kurang percaya bertujuan untuk membuat mereka menjadi percaya. Damai mampu menghilangkan semua perasaan dan pikiran negatif. Damai menghadirkan suasana batin yang tenang, nyaman, dan positif supaya pada akhirnya orang dapat memutuskan sikap yang benar dalam bertindak.    Namun terkadang pesan damai itu cenderung dianggap serba teori atau sekedar sebuah keyakinan. Akibatnya kehidupan yang damai tidak dialami dengan nyata. Alasannya ialah karena tidak ada keteladanan dan usaha untuk menciptakannya. Tidak cukup orang hanya berbicara, mengajarkan, meyakinkan, dan menggambarkan cara-caranya. Orang harus dapat menghidupinya, atau paling kurang memberikan contoh konkret tentang menciptakan hidup yang damai.   Satu contoh yang dibuat oleh Yesus yang bangkit ialah berterus terang tentang diri-Nya, terlibat, dan menyatu dengan para rasul dan murid-Nya. Ini sungguh menghilangkan rasa takut dan ragu yang sudah cukup menghantui mereka. Karena ketika rasa ragu, takut, curiga, kurang percaya masih ada, damai tidak hadir di sana.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, semoga Roh-Mu memenuhi kami dengan damai dari-Mu yang membuat kami selalu bersuka cita dalam saling berbagi karunia dalam hidup kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis Putih, 28 Maret 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 27, 2024 9:49


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Keluaran 12: 1-8.11-14; Mazmur tg 116: 12-13.15-16bc.17-18; 1 Korintus 11: 23-26; Yohanes 13: 1-15 KAMIS PUTIH YANG BERMAKNA   Renungan pada hari ini bertema: Kamis Putih Yang Bermakna. Ada seorang anak bernama Anthony berusia 10 tahun yang belum lama ini menerima Komuni Pertama. Menjelang perayaan Misa Kamis Putih, Anthony menyiapkan sendiri pakaiannya berwarna putih, celana panjang dan baju lengan panjang. Ia berkata kepada orang tuanya, “Aku ingin berpesta karena Yesus Kristus sendiri yang menjadi tuan pesta.”.    Anthony dan kita semua di dalam Gereja merasakan suka cita pesta ini. Di dalam perayaan ini ada seremoni Yesus membasuh kaki para rasul-Nya. Tindakan Yesus ini mengajarkan kita untuk saling melayani dengan rendah hati. Ini merupakan suatu suka cita besar. Suka cita dan kejayaan cinta kasih terjadi dalam saling melayani di antara kita. Maka Yesus bersabda bahwa kita harus saling mengasihi seperti Ia sendiri telah mengasihi kita. Ia mengajarkan kita hukum terbesar-Nya ialah mencintai sesama kita.    Perayaan pada malam nanti mengenangkan kita akan Ekaristi, kurban Misa yang agung yang ditetapkan oleh Yesus Kristus. Perayaan Ekaristi sangat jelas merupakan suka cita penjelmaan firman Tuhan menjadi tubuh-Nya yang kita bagikan bersama sebagai satu jemaat. Bersamaan dengan Ekaristi, Yesus menetapkan Sakramen Imamat. Ini adalah suatu suka cita penting bagi Gereja karena Imamat ini adalah untuk menjalankan Ekaristi dalam Gereja. Imamat adalah untuk menjalankan kuasa Tuhan yang memimpin jemaat dan membimbing mereka kepada kebenaran Tuhan sendiri.    Di dalam perayaan ini kita juga mengenangkan saat-saat kritis Yesus berada di Taman Getsemani, di mana butir-butir keringat darahNya mengalir dan menetes untuk mengantarNya kepada kejayaan salib yang sudah di depan mata. Suasana Getsemani menggambarkan cobaan dan kesulitan yang membuat hidup ini terasa tidak nyaman dan aman. Tetapi seperti Tuhan sendiri, kita mesti melewatinya dengan berani.   Antara Gestemani dan Golgota adalah saat-saat krusial yang dinamakan ambang penderitaan. Biasanya godaan selalu datang dengan maksud membawa kita lari dari kenyataan pahit, melalui ungkapan Yesus sendiri: “Ya Bapa, biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku”. Namun kita mesti mengikuti Guru kita Yesus Kristus untuk dapat mengalahkan godaan itu, dan menyanggupi meminum cawan penderitaan. Ini adalah sebuah suka cita.   Di pagi hari ini, Uskup di keuskupannya bersama para imamnya akan merayakan Misa Krisma. Di dalam perayaan ini Uskup memberkati minyak-minyak suci, yaitu untuk krisma, katekumen, dan orang sakit. Ketiga minyak ini merupakan perlengkapan dalam kuasa imamat yang menjalankan pelayanan sakramen kepada umat Allah.    Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Tuhan Yesus Kristus, kuatkanlah iman kami untuk tetap percaya dan setia pada Ekaristi sebagai sarana keselamatan kami. Bapa kami yang ada di surga … Dalam nama Bapa … --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

SAMAS - Sapaan Damai Sejahtera
7 Perkataan Salib : Ya Bapa, Ampunilah Mereka

SAMAS - Sapaan Damai Sejahtera

Play Episode Listen Later Mar 19, 2024 9:02


Syalom Keluarga Damai! Sapaan Damai Sejahtera atau disingkat SAMAS merupakan sebuah renungan singkat yang tayang setiap hari Senin-Sabtu. SAMAS tidak hanya dibawakan oleh pendeta/hamba Tuhan, tetapi juga akan dibawakan oleh siapapun yang ingin berbagi sapaan Tuhan kepada dirinya. Semoga kita dapat menemukan damai sejahtera yang datangnya dari sapaan Tuhan kepada setiap kita melalui SAMAS ini. Tuhan Yesus memberkati!

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan Ketiga Pra Paskah, 6 Maret 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 5, 2024 7:46


Dibawakan oleh Anton Saputra dan Theresia Inggrid Silviana dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Ulangan 4: 1.5-9; Mazmur tg 147: 12-13.15-16.19-20; Matius 5: 17-19 LAKUKAN APA YANG DIAJARKAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Lakukan Apa Yang Diajarkan. Kodrat manusia menurut Allah Pencipta yang membuat kita lebih unggul dibandingkan makhluk hidup yang lain ialah karena kita memiliki akal budi dan kebebasan. Kedua elemen kodrati ini Tuhan percayakan secara penuh kepada kita untuk kita gunakan. Hasilnya selalu ada dua macam, yaitu manusia memilih untuk memenuhi kemauannya sendiri yang pasti mengakibatkan dosa dan penderitaan, atau memilih untuk mengikuti ajaran dan hukum Tuhan.   Untuk pilihan yang kedua, akal budi dan kebebasan kita mengenal batasnya ketika mereka harus berkolaborasi dengan kehendak Tuhan. Manusia sepintar apa pun, ia akhirnya menyadari kalau kepandaian Tuhan melebih dirinya. Demikian juga sebebasnya dia untuk berkata atau berbuat apa saja, akhirnya diakui juga bahwa Tuhan lebih berkuasa dari pada dirinya. Sampai pada batas ini, sebenarnya iman yang berperan untuk menjelaskan kebesaran dan kemahakuasaan Allah untuk dapat diterima oleh akal budi dan kebebasan kita.   Pada hari ini, kita belajar bagaimana dengan kepandaian dan kebebasan kita melakukan apa yang diajarkan oleh Tuhan. Tujuannya ialah supaya kemampuan kodrati kita dapat berkolaborasi dengan penyelenggaraan Tuhan. Bacaan pertama dari kitab Ulangan menguraikan tentang ajaran ketetapan dan peraturan. Musa meminta umat Allah untuk selalu menaati dan setia apa yang ditetapkan oleh Tuhan dan yang menjadi aturannya.    Ketaatan dan kesetiaan ini tidak mengurangi akal budi dan kebebasan kita, tetapi mendapatkan nilai plus yaitu kebijaksanaan Ilahi. Fungsi akal budi untuk ini ialah mengingat, memahami, dan membahasakannya yang Tuhan ajarkan secara benar dan tepat. Fungsi kebebasan ialah untuk menyebarkan kebenaran supaya dapat menguasai dan mengarahkan kehidupan ini di dalam jalan Tuhan untuk sampai kepada Tuhan sendiri.   Umat Tuhan yang setia dan taat memiliki suatu tugas yang penting selanjutnya dalam melakukan apa yang diajarkan Tuhan. Rahmat pembaptisan dan keanggotaannya di dalam Gereja memandatkan mereka tanggung jawab untuk mengajarkan itu kepada orang lain, entah saudara entah teman, bahkan mereka yang tidak dikenalnya. Tanggung jawab dalam ketaatan dan kesetiaan untuk melakukan ketetapan dan peraturan dari Tuhan mungkin lebih bersifat personal dan terbatas pada lingkup terbatas. Namun demi menjadi pengikut Kristus yang berguna dan bermartabat, ada tanggung jawab sosial dan kasihnya yaitu mengajarkan itu kepada sesama. Bahasa kitab sucinya ialah sebuah tanggung jawab sebagai garam dan terang dunia. Hidup setiap pengikut Kristus adalah sebuah kenyataan belajar dan mengajar.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang bijaksana, penuhilah diri kami dengan kebijaksanaan-Mu. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Ketiga Pra Paskah, 3 Maret 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 2, 2024 10:58


Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Keluaran 20: 1-17; Mazmur tg 19: 8.9.10.11; 1 Korintus 1: 22-25; Yohanes 2: 13-25 PEMBERANTASAN KORUPSI   Tema renungan kita pada hari Minggu Pra Paskah ke-3 ini ialah: Pemberantasan Korupsi. Kita semua sedang berperang melawan korupsi. Ini bukan persoalan umum pada saat ini saja, tetapi sudah sejak zaman dulu ketika kebudayaan manusia mengenal uang. Di dalam peristiwa Yesus mengusir orang-orang yang berjualan di bait Allah, satu aspek yang cukup mencuri perhatian ialah pertukaran uang dengan meja-mejanya yang dijungkir-balikkan Yesus. Uang-uang dihamburkan ke tanah. Ini adalah tindakan yang sangat tegas. Mengusir saja sudah merupakan ketegasan, tapi kalau sudah menghamburkan uang ke tanah lalu menjungkir-balikkan meja, artinya sebuah perang besar.    Tindakan ini menggambarkan suatu pemberantasan korupsi secara nyata. Yesus mengetahui akar permasalahan di dalam hidup beriman dan bermasyarakat ialah uang. Keterlibatan uang sebagai faktor penentu dalam setiap relasi antar manusia bahkan dengan Tuhan, pasti melahirkan permasalahan. Karena itu kitab suci mengatakan akar segala kejahatan ialah cinta uang (1 Tim 6:10). Cinta uang dan materi ini sudah mendarah daging dalam tradisi Yahudi. Semua persembahan yang mereka bawa ke bait suci diuangkan. Misalnya kambing atau domba korban, masing-masing ada harganya, di mana pajaknya ditetapkan sesukanya oleh petugas atau pejabat. Orang sederhana yang datang untuk memberikan persembahan dan berdoa ditagih pajaknya, dengan alasan dapat banyak rahmat.   Korupsi ini merajalela di setiap sisi kehidupan masyarakat. Ketika Musa menyampaikan ke-sepuluh perintah Allah kepada umat Allah, ia ingin supaya umat Allah bersih dan nantinya sempurna seperti Tuhan Allah melalui penghayatan perintah-perintah itu. Namun sampai ke zaman Yesus dan semakin ke sini, bau busuk keterlibatan uang yang menjadi latar belakang setiap pelanggaran hukum-hukum tersebut amat kuat dirasakan. Ada permainan uang dalam urusan beribadah dan mengungkapkan iman. Kasih terhadap orang tua bisa saja ada pamrihnya karena ada perhitungan harganya. Kejahatan berupa pembunuhan, perzinaan, pencurian, dusta terhadap sesama, nafsu akan materi, mengingini istri atau suami orang lain atau barang dan harta orang lain, semua dapat digerakkan dan berhasil dilakukan karena ada uang di baliknya.    Tindakan pembersihan bait suci punya makna profetik ialah pembersihan diri kita sendiri, keluarga, Gereja, dan masyarakat kita dari korupsi-korupsi yang disebabkan oleh cinta akan uang. Kita memang harus menggunakan uang untuk hidup, tetapi menjadi dosa kalau hidup ini diperhamba atau diperbudak oleh uang. Pesan Pra Paskah untuk kita minggu ini ialah: berita tentang Kristus tersalib yang mempersatukan kita dengan semboyan bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Dengan demikian bersama Dia kita berperang melawan cinta akan uang, panglima yang menyusahkan dan memecah belah kehidupan kita bersama.    Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang kudus dan mulia, bantulah kami untuk memerangi korupsi di dalam hidup kami. Bapa kami... Dalam nama...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan Pertama Pra Paskah, 22 Februari 2024, Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 21, 2024 8:08


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas, Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. 1 Petrus 5: 1-4; Mazmur tg 23: 1-3a.3b-4.5.6; Matius 16: 13-19 BERGANTUNG PADA TUKANG   Renungan pada hari ini bertema: Bergantung Pada Tukang. Di sebuah kota kecil terdapat satu-satunya jembatan gantung yang dibangun melewati sungai yang membela kota dan sangat bermanfaat bagi pejalan kaki dan mereka yang berkendaraan. Semua warga kota itu bergotong royong mengumpulkan dana pembangunan. Para tukang dan pekerjanya juga berasal dari masyarakat sendiri.    Pada saat pemerintah provinsi mengunjungi kota itu, mereka kagum dan memuji jembatan yang dibangun secara permanen dan modern itu. Mereka bertanya kepada masyarakat tentang siapa yang merancang dan mengerjakan jembatan itu. Masyarakat dengan kompak mengatakan bahwa jembatan itu dari awal sampai akhirnya sangat bergantung pada tukang yang mengerjakannya.   Kita juga dapat mengatakan dengan cara yang sama mengenai pembangunan dan pembentukan Gereja sebagai persekutuan umat Allah. Tuhan Allah mengutus Yesus, Putera Allah, ke dunia dengan segala bentuk ide, konsep  dan rencana dalam kehendak Allah, dengan maksud utama adalah menyelamatkan manusia dan seluruh dunia. Si Tukang yang mengerjakan semua itu ialah Yesus Kristus. Semua tugas dan hasilnya seperti apa bergantung pada Yesus Kristus.   Selama hidup bersama bapa angkat-Nya, Yosef dari Nasareth, Yesus belajar menjadi tukang kayu seperti Bapak Yosef. Di antara perabot-perabot rumah tangga yang dihasilkan, kursi kayu bisa jadi adalah hasil karya yang punya makna penting bagi diri-Nya. Kursi itu menggambarkan kedudukan yang sentral di dalam kerajaan Allah. Dalam membangun Gereja-Nya, Yesus sebenarnya mendirikan sebuah kursi batu permanen yang tak bisa lapuk dan dimakan rayap.    Kursi itu diduduki oleh pemimpin Gereja yang dipilih oleh Yesus sendiri untuk memimpin kawanan domba umat Allah ketika Yesus telah naik ke surga. Kursi itu diduduki oleh Paus pertama, yaitu Petrus, rasul yang pertama. Kursi itu sampai kini disebut takhta Petrus. Paus dari masa ke masa hingga Paus Fransiskus saat ini, memimpin Gereja dengan duduk di takhta yang sudah disiapkan Yesus.   Paus dalam kolegial dengan para uskup memimpin, mengajarkan, membimbing, dan memerintah Gereja. Ia mengajarkan dalam kebenaran dan kebijaksanaan seperti Yesus Kristus dan Santo Petrus. Otoritas Paus bukan sebagai kekuatan sosial dan politik  untuk menguasai dunia, tetapi kekuatan moral, iman, dan spiritualitas kehidupan. Ia membimbing dengan gaya sebagai gembala seperti yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Ia memerintah supaya persekutuan di dalam Kristus tetap terpelihara dan mencegah terjadinya perpecahan di dalam Gereja. Hari ini kita semua diminta berdoa bagi Bapa Suci kita, Paus Fransiskus.    Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga, perkuatkanlah persekutuan kami sebagai Gereja bersama Bapa Suci kami, Fransiskus, supaya senantiasa sebagai Gereja yang benar dan suci. Bapa kami... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa Keenam, 11 Februari 2024;

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 11, 2024 10:02


Dibawakan oleh Hendry, Tirto, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Imamat 13: 1-2.44-46; Mazmur tg 32: 1-2.5.11; 1 Korintus 10: 31 - 11: 1; Markus 1: 40-45 DEMI KEMULIAAN ALLAH   Renungan kita pada hari Minggu biasa ke-6 ini bertema: Demi Kemuliaan Allah. Ungkapan dalam kalimat tema ini bagus sekali untuk menjadi sebuah pegangan atau motto hidup orang-orang beriman. Tujuannya supaya hidup setiap orang rohani dan jasmani arahnya kepada kemuliaan Allah. Kongregasi para imam dan bruder pengikut Santo Ignasius Loyola bahkan memperkuat itu dengan menjadikannya: “Demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar”.   Pertanyaan sederhana ialah: apa yang dimaksudkan dengan kemuliaan Allah? Maksud dan maknanya ialah kehendak Tuhan terjadi bukan pada diri-Nya tetapi pada ciptaan-Nya, dan manusia adalah yang istimewa untuk terjadinya semua kehendak Tuhan. Yang dikehendaki ialah damai dan sejahtera bagi hidup setiap keluarga, suku, masyarakat, dan bangsa; itu adalah wujud kemuliaan Tuhan. Yang dikehendaki ialah hidup bahagia dan keselamatan jiwa-jiwa orang beriman, itu adalah kemuliaan Tuhan yang dicapai.   Bacaan-bacaan kita pada hari ini menerangi kita tentang perwujudan kemuliaan Allah sebagai tanda konkret iman. Santo Paulus memberikan nasihat bagi setiap pengikut Kristus untuk memenuhi hidupnya dalam segala aspek untuk kemuliaan Allah. Caranya ialah dengan menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, yang tujuan utamanya ialah keselamatan. Sikap seperti ini dilakukan tidak hanya oleh Paulus, tetapi yang paling utama ialah teladan Yesus Kristus.   Sementara hukum Musa mewajibkan anggota masyarakat dan umat Allah menyingkirkan penderita penyakit kusta dan mereka cukup saja disamakan dengan sampah, Yesus justru membalikkan hukum itu. Ia menjadikan yang terkucil itu saudara-Nya, mendekati, merangkul, dan menyembuhkan. Setelah itu Ia membimbingnya untuk kembali menyatu dengan kehidupan bersama di dalam masyarakat dan jemaat. Ini adalah satu contoh kemuliaan Tuhan, yaitu bukan mencerai-beraikan, pengucilan, peminggiran, dan diskriminasi, tapi memulihkan, menyatukan dan menyelamatkan.   Kusta jasmani bisa berbentuk berbagai jenis sakit tubuh yang pasti merepotkan banyak orang, khususnya orang-orang terdekat. Harus ada banyak pengorbanan yang dilakukan untuk penyembuhan, pemulihan, pengintegrasian kembali dalam hidup bersama. Ada juga kusta rohani yang merupakan kehidupan dalam sendirian, kesepian, ditinggalkan, pengucilan, pengasingan, depresi, tekanan dan penindasan sebagai yang lemah, kecil, dan sedikit. Kusta dalam jenis ini terdapat di mana-mana dan sering tidak dihiraukan. Orang tidak serius menanganinya. Maka untuk mewujudkan kemuliaan Allah, kita meminta Tuhan untuk campur tangan dan terjadilah kehendaknya terhadap sakit-sakit kusta ini.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha baik, penuhilah kami dengan kurunia-Mu yang memulihkan kami dari kekurangan dan sakit dalam situasi yang berbeda-beda. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...   --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan Ketiga masa biasa, 26 Januari 2024, peringatan Santo Timotius dan Santo Titus, uskup

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 25, 2024 7:31


Dibawakan oleh Dinar Dympna Togatorop dan Maria Eclesia Patricia Ng dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Titus 1: 1-5; Mazmur tg 96: 1-2a.2b-3.7-8a.10; Lukas 10: 1-9 PARA PEKERJA BAGI TUAIAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Para Pekerja Bagi Tuaian.  Kedua orang kudus ini, Timotius dan Titus adalah murid-murid Santo Paulus dan disebutkan tidak hanya namanya tetapi juga peran mereka sangat penting di dalam kitab perjanjian baru. Kita tahu Paulus melakukan suatu pekerjaan misionaris yang luar biasa. Kedua murid itu adalah para pekerja bagi tuaian besar ladang Tuhan.   Keberhasilan Paulus ini ditentukan oleh salah satu faktor pentingnya ialah bantuan Timotius dan Titus. Mereka berperan utama sebagai pelayan. Sebagai murid-murid tugasnya ialah belajar dan melayani. Setelah mereka menjadi mampu dan kompeten, saat Paulus menjalani hukuman penjara yang harus dijalani dalam perjalanan sampai ke Roma, kedua murid ini menjadi mandiri. Tetapi mereka tidak lantas melepaskan tugas melayani lalu menjadi bos yang dilayani. Mereka masing-masing menjadi uskup di tempat tugasnya dan terus menjadi pelayan. Mereka sekali melayani tetap melayani sampai akhir hayatnya.   Melepaskan diri dari Paulus dan keduanya juga terpisah masing-masing, Paulus senantiasa menyertai mereka melalui surat-suratnya untuk menguatkan persekutuan iman di antara mereka. Masing-masing adalah seperti biji sesawi dan tumbuh menjadi besar di tiap-tiap tempat karyanya. Paulus ikut memelihara biji yang sudah tumbuh itu. Mereka masing-masing mengemban tugas yang diamanatkan oleh Yesus dalam memberikan perutusan kepada para rasul dan seluruh Gereja. Para utusan adalah para pekerja dan bukan yang lain.   Seperti kedua murid Paulus itu, kita juga bagai biji sesawi dalam status, panggilan, kondisi, tantangan, dan kelemahan kita masing-masing. Biji sesawi karunia Tuhan kepada setiap orang itu unik, dan tak pernah sama untuk dua orang. Itu adalah kepribadian, pengalaman iman, dan panggilan suci setiap orang. Oleh karena keunikan ini, sebenarnya orang-orang tidak boleh iri satu sama lain lantaran ada yang punya kekhususan di satu sisi, di sini lain dipunyai orang lain.    Tidak hanya iri hati, tetapi sikap lain juga seperti copy paste keunikan orang lain lalu menyelimuti diri sehingga keaslian diri sendiri hampir tidak tampak. Ini adalah kepalsuan yang besar-besaran. Orang tidak menjadi orisinal, independen dan percaya pada kemampuan sendiri. Kalau copy paste itu hampir sama dengan mencuri, sementara sikap manja dan selalu bergantung merupakan sikap yang menempel saja. Ini merupakan kemunduran seorang murid yang baik.    Dengan menghindari sikap-sikap yang kurang atau negatif itu, seseorang lalu menemukan dirinya yang adalah biji sesawi asli. Ia pantas sebagai murid yang diutus oleh Yesus, seperti Santo Timotius dan Titus.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang bijaksana, kuatkanlah iman kami supaya tetap menjadi murid-murid Yesus Kristus yang sejati. Salam Maria penuh rahmat.... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan Ketiga masa biasa, 23 Januari 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 22, 2024 8:35


Dibawakan oleh Vici Veranie dan Octavia Setyawidi dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. 2 Samuel 6: 12b-15.17-19; Mazmur tg 24: 7-10; Markus 3: 31-35 BERSUKA CITALAH, TUHAN ADA!    Renungan kita hari ini bertema: Bersuka Citalah, Tuhan Ada! Ada seorang pemuda di kampung yang tidak bisa mengontrol diri dalam minum minuman beralkohol. Ia sering mabuk. Pada suatu saat ia sedang mabuk, seorang temannya mengancam untuk memukulnya dengan sepotong kayu bulat. Namun pemuda mabuk itu segera menanggapi, “Ada Tuhan, Ia akan menghalangi kamu memukul saya.” Sungguh, orang mabuk masih menyadari ada Tuhan bersamanya.   Pengakuan bahwa Tuhan ada, selain dengan cara studi dan refleksi seperti yang dilakukan oleh para ahli spiritualitas dan teologi, ada banyak cara lain yang dipakai oleh orang-orang beriman. Salah satunya ialah dengan hidup di dalam suka cita. Meskipun kita tidak luput dari dosa dan penderitaan hidup, suka cita selalu menjadi kekuatan yang sangat kita perlukan. Pada hari ini kita diajarkan untuk memperkuat dan menambah suka cita kita. Mengapa?    Karena sering suka cita kita cepat berlalu pergi, terbang bersama angin, hilang ditelan musim. Bila pekerjaan dan kesibukan menumpuk, suka cita hilang. Bila jatuh sakit dan menemukan kesulitan, suka cita menjauh dari kita. Bila tersaingi dalam mengejar rezeki, prestasi, dan kemajuan suka cita sepertinya susah dihadirkan. Bila datang kegagalan, suka cita menghilang entah ke mana perginya.   Daud yang sudah memasuki kota suci, kini bersama seluruh umat membawa masuk tabut Tuhan ke kota itu. Sambutan Daud dan rakyatnya luar biasa gembiranya. Semua unsur dan elemen untuk pesta raya lengkap. Sukacita mereka penuh. Semua bersuka cita karena Tuhan ada bersama mereka. Yesus Kristus meyakinkan kita bahwa Ia bersama dengan kita. Ia meyakinkan kita bahwa firman yang Ia sampaikan itu masuk ke dalam diri setiap orang yang mendengarnya. Dan ketika dilaksanakan di dalam hidup mereka, suka cita tumbuh di dalam mereka.   Firman itu adalah pribadi Tuhan sendiri, demikian kata penginjil Yohanes. Dia masuk dan tinggal di dalam kita, lalu merangkul dan menyatukan kita semua sebagai saudara dan saudari di dalam Yesus Kristus. Di sini letak suka cita yang besar karena kita semua bersatu sebagai satu umat. Sebaliknya perpecahan, terkotak-kotak, dan klaim bahwa kelompok yang satu lebih baik dan istimewa daripada kelompok lain, itu kehilangan nilai suka citanya.   Satu pengalaman yang selalu memperkuat suka cita kita ialah Ekaristi. Kita menerima Firman melalui bacaan-bacaan dan renungan, yang memuncak dalam Komuni Kudus di mana Firman tadi menjadi daging untuk santapan kita. Pada saat itu suka cita kita menjadi penuh. Jadi kalau ingin memenuhi diri dengan suka cita Tuhan, datang ke Ekaristi. Tak ada cara yang lain.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha murah, semoga kami diberkati dengan suka cita yang penuh. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin, Pesta Pembaptisan Tuhan, 8 Januari 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 7, 2024 7:28


Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 55: 1-11; Mazmur tg 12: 2-3.4bcd.5-6; Markus 1: 7-11 PEMBAPTISAN: MEMINTA, MENERIMA, DAN BERBAGI   Renungan kita pada hari Minggu Pembaptisan Tuhan ini bertema: Pembaptisan: Meminta, Menerima, dan Berbagi. Kita merayakan pesta pembaptisan Tuhan Yesus Kristus, untuk mengakhiri masa Natal, dan membawa kita kepada rutinitas hidup dalam masa biasa. Seorang remaja bertanya kepada saya tadi malam dalam percakapan whatsapp: “Yesus adalah Tuhan, apa perlu ia dibaptis”? Nampaknya pertanyaan sederhana, tapi sesungguhnya sangat penting.   Jawaban mendasar ialah karena sebagai manusia dan menyatu dengan kita, Ia ikut datang ke Yohanes Pembaptis, untuk keperluan pembaptisan. Refleksi teologi para Bapak Gereja, seperti Santo Gregorius Nasiansen, mengatakan bahwa Yesus bukan pendosa seperti manusia yang mendapatkan pembaptisan Yohanes untuk penghapusan dosa. Tetapi dengan ikut dalam pembaptisan, sinyal yang ingin diberikan ialah supaya kita manusia mati bersama Dia dalam dosa, kemudian ikut bangkit bersama Dia karena menang melawan dosa.   Apa makna pembaptisan bagi para pengikut Kristus? Pada dasarnya, pembaptisan Yesus berada dalam pola yang teratur yang kita ikuti. Pola itu ialah meminta-menerima-berbagi. Pembaptisan merupakan satu kebutuhan permintaan. Dengan terang firman Allah khususnya melalui pewartaan Yohanes Pembaptis, kita terpanggil dan membutuhkan pembaptisan. Aspek ini adalah suatu proses legal yang mencakup test, pembelajaran, ritual, dan sakramen. Singkatnya, pembaptisan memberikan kita makna bahwa untuk masuk ke dalam sebuah institusi apa pun atau medan permainan, kita mesti taat proses formalnya.    Pembaptisan merupakan suatu berkat dan kita pantas menerimanya. Kita tidak kuat untuk menolaknya karena ini adalah panggilan Tuhan, seperti yang dikatakan dalam bacaan pertama dan kedua. Kekuatan yang memanggil adalah Roh Kudus, Roh Allah sendiri, sehingga roh apa pun tidak bisa menghalanginya. Dengan menerimanya seluruh diri kita berubah menjadi baru, yaitu menjadi milik Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Kita yang dibaptis menerima martabat sebagai anak Allah setara dengan Yesus Kristus, meski kita hanyalah manusia.   Pembaptisan berbuah pada hidup untuk berbagi. Tanpa ada aspek ini, hidup kita tidak berguna dan hanya sebagai tugu batu atau pohon yang mengering. Menurut  Surat Pertama Yohanes dalam bacaan ke-2, memberikan kesaksian tentang Allah dan semua perbuatan baik-Nya adalah cara kita berbagi kepada sesama. Kita wajib melakukan ini. Janji-janji baptis kita harus dinyatakan dalam kehidupan nyata, yaitu menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus Kristus yang konkret dan berdaya guna. Demikianlah, Pembaptisan adalah sakramen yang membuat kita berguna dalam seluruh aspek kehidupan, baik sebagai pribadi maupun dalam persaudaraan di dalam Gereja dan di dalam masyarakat.   Marilah kita berdoa. Dalam nama...Ya Bapa yang baik, semoga kami berbuah melimpah dalam mewujudkan janji-janji baptis kami. Bapa kami... Dalam nama... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Lifehouse Jakarta
Menjadi Orang Kecil

Lifehouse Jakarta

Play Episode Listen Later Oct 17, 2023 3:42


Wigand Sugandi - Lukas 10:21 (TB) Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Selasa, 21 Maret 2023 - Bapa yang sungguh baik

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Mar 20, 2023 5:44


Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 21 Maret 2023 Bacaan: Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9) Renungan: Sesuatu terjadi di taman Eden! Adam dan isterinya telah memakan buah pohon tentang yang baik dan yang jahat, yang dilarang dimakan, ataupun diraba. Kini Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telanjang sehingga mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Mereka tahu bahwa mereka telah melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah, dan kini mereka takut bertemu Dia. "Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: Di manakah engkau?" (Kej 3:9). Apa yang ada di benak kita ketika membaca kejadian ini dan ketika Allah mencari cari mereka serta bertanya, "Di manakah engkau?" Sekilas kita bisa saja menilai Allah seperti seorang polisi yang sedang mencari dan memanggil orang yang bersalah untuk diadili lalu dihukum, Tetapi benarkah demikian? Ternyata kalau kita pahami lebih dalam lagi, pernyataan Allah itu sebagai pertanyaan seorang ayah yang sedang hancur hatinya dan mencari-cari anaknya yang hilang. Tidak sedikit pengikut Yesus yang memandang Allah sebagai Pribadi yang datang dengan "alat pemukul" di tangan-Nya, siap menghukum dan menghalau kita dari hadapan-Nya ketika kita melakukan dosa atau pelanggaran terhadap ketetapan-ketetapan-Nya. Kita berkata bahwa kitalah orang paling berdosa di dunia dan Allah pasti tidak akan mengampuni lagi. Akhirnya, pemahaman yang keliru itu menyebabkan kita mengambil keputusan untuk tetap menjalani kehidupan yang jauh dari Allah Jika selama ini kita telah jauh dari Allah, hidup di dalam dosa dan kita merasa tidak layak lagi datang kepada-Nya, ketahuilah bahwa Allah yang maha kasih itu sedang mencari-cari kita. Dia ingin menemukan serta membawa kita kembali kepada-Nya. Dia sedang mencari kita da bertanya, "Di manakah engkau anakku?" Pahamilah Dia sebagai seorang bapa yang hancur hatinya karena anak yang dikasihinya tersesat. Kisah di dalam Matius 18:12-14 menceritakan kepada kita tentang seorang gembala yang rela meninggalkan 99 ekor dombanya yang lain, hanya untuk mencari dan menyelamatkan satu ekor domba yang tersesat karena dia tidak menghendaki satu pun yang hilang. Demikian juga Bapa di Surga rindu untuk mencari anak-anak-Nya yang tersesat dan membawa mereka kembali. Saat ini ketika la mencari kita, jawablah. "Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepadaMu." Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku mengucap syukur karena mengenal Engkau dan menjadi anak-Mu. Ampunilah aku jika aku pernah beranggapan bahwa Engkau membenci dan tidak mempedulikan aku lagi karena dosaku. Amin. (Dod).