Podcasts about injil yohanes

  • 19PODCASTS
  • 78EPISODES
  • 11mAVG DURATION
  • 1MONTHLY NEW EPISODE
  • May 10, 2025LATEST

POPULARITY

20172018201920202021202220232024


Best podcasts about injil yohanes

Latest podcast episodes about injil yohanes

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu Paskah ke-4, 11 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 10, 2025 12:21


Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 13: 14.43-52; Mazmur tg 100: 2.3.5; Wahyu 7: 9.14b-17; Yohanes 10: 27-30.GEMBALA DAN DOMBA YANG BAIK Tema renungan kita pada hari Minggu Paskah ke-4 ini ialah: Gembala danDomba Yang Baik. Hari ini, menurut tradisi Gereja adalah hari Minggu Gembalayang Baik. Gereja merayakanan ini dengan kegiatan Minggu panggilan. Kita semuapaham bahwa para gembala dan pelayanan Gereja dan Masyarakat merupakan buahdari sebuah proses pembinaan orang-orang terpilih dan terpanggil. Mereka adalahpria dan wanita yang ingin menjawab panggilan Tuhan secara khusus yang disebutpanggilan imamat dan hidup membiara. Kata gembala dari bahasa Latin pastor, dan bahasa Inggris shepherd, menunjukpada diri Yesus Kristus, Gembala agung dan utama. Yesus mengatakan sendiritentang ini dalam Injil Yohanes pada hari ini. Ia lalu jadikan kita semuadomba-domba gembalaan-Nya. Bagi kita di dalam Gereja Katolik, misi YesusKristus sebagia gembala menjadi sebuah tugas partisipatif, yang berarti bahwamereka yang terpilih itu mengambil bagian dalam misi Yesus sendiri. Itulahmengapa kita memiliki Gereja dan ada perutusan yang diberikan Yesus dan Gereja. Partisipasi ini berwujud pada beberapa tingkat. Paus yang menggantikanposisi rasul Petrus, para Uskup yang menggantikan para rasul dapat kita katakanmereka adalah para gembala lingkaran pertama yang melanjutkan penggembalaanYesus Kristus. Sampai saat ini mereka menduduki tahta kepemimpinan GerejaUniversal dan Gereja Lokal. Jabatan yang menyusul ialah para imam yangberpartisipasi dalam tugas imamat Uskupnya. Ada imam diosesan yang bekerja dikeuskupan masing-masing dan imam tarekat yang bekerja melalui perutusan tarekatmasing-masing.  Tingkat yang lebih luas ialah para biarawan dan biarawati, yang jugamemiliki perutusan dalam membesarkan Gereja, merawatnya dan sebagai saksi hidupKerajaan Allah. Dan yang lebih luas lagi ialah setiap orang pengikut Kristusyang memiliki tanggung jawab untuk berada bersama, menemani dan menjaga sesamadi sekitarnya. Setiap orang dibaptis untuk menjadi gembala bagi sesamanya yanglain. Ia harus berpartisipasi pada penggembalaan Kristus. Menurut inspirasi bacaan liturgi hari ini, perhatian gembala kepadadomba-dombanya dapat diringkaskan menjadi tiga. Pertama, gembala mengenaldomba-dombanya. Mengenal, mengetahui dan memahami merupakan bentuk-bentuk kasihsayang dan perhatian.  Kedua, perhatiangembala yang lebih tinggi derajat dan kualitasnya ialah kalau ia berkorban demikebaikan dan keselamatan orang-orang yang disayanginya. Ketiga, gembala peduliakan kenyamanan dan keselamatan jiwa mereka yang ia perhatikan. Jadi, kitasebagai pengikut Kristus yang terpanggil dan terbentuk dalam seluruh perjalananiman di dunia ini adalah gembala. Kristus sendiri yang akan memampukan kitauntuk menjadi gembala.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah dan Tuhan kami, jadikanlah kamidomba-domba yang benar dan baik di dalam Gereja-Mu. Bapa kami yang ada di surga... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin dalam Pekan Suci, 14 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 13, 2025 10:15


Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 42: 1-7; Mazmur tg 27: 1.2.3.13-14; Yohanes 12: 1-11KASIH TIADA BERTEPI Renungan kita pada hari ini bertema: Kasih Tiada Bertepi.Apakah yang dimaksud dengan kasih yang tiada bertepi? Ketika Yesus bersantapbersama teman-teman dekat-Nya, Maria yang dikenal sebagai orang dekat denganYesus menurut Injil Yohanes melakukan sesuatu yang hanya dapat dilakukan olehcinta. Ia mengambil harta paling berharga yang ia miliki dan menggunakan ituhanya untuk Yesus Kristus.  Perhatiannya tidak pakai perhitungan. Cintanya tiadabertepi. Tindakannya itu didasari cinta dan terima kasihnya kepada Yesus yangtelah melimpahkan kasih yang juga tiada bertepi kepadanya dan keluarganya.Tuhan berbelas kasih mengampuninya, mengembalikan dia dari kehinaan sebagaipendosa.  Ia melakukan sebuah tindakan kasih yang mestinya tidakboleh dilakukan seorang wanita Yahudi di muka umum. Ia melepaskan rambutpanjangnya terurai. Ia membasahi Yesus dengan air matanya. Menurut aturan adatseorang wanita pada hari perkawinannya harus mengikat dan menutup rambutnya.Sementara itu bagi yang telah menikah, melepaskan rambut terurai di muka umummerupakan tanda sangat tidak sopan.  Tindakan Maria ini tentu saja menjengkelkan semua yang adadi sekelilingnya, kecuali Yesus. Tapi ia tidak peduli dengan reaksi orang-orangitu. Ia hanya ingin menyatakan kasihnya kepada Tuhan. Dalam kerendahannya iamenunduk untuk meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambut panjangnya.Tindakan Maria ini memberikan pesan kepada kita, yaitu bagaimana dan sudahberapa kali kita menunjukkan wujud terima kasih dan cinta terbesar kepadaTuhan? Karena minyak wangi itu seluruh isi rumah penuh dengankeharuman (Yoh 12,3). Keharuman dan keindahan mengisi seluruh rumah baik secarafisik maupun secara rohani. Hanya kasih tiada bertepi yang dapat melakukan ini.Hal ini cukup untuk menggambarkan bahwa seorang manusia seperti Maria dapatberbuat kasih yang sama dengan kasih Tuhan Yesus Kristus. Tidak mustahil bagisiapa pun dari kita melakukan hal seperti yang dilakukan Maria. Yesus Kristus senantiasa memberikan kita contoh untukberbagi kasih yang tidak bertepi. Di dalam pekan suci ini kita mengenangkanperbuatan kasih-Nya. Pada hari ini kita diberi gambaran sosok Yesus hamba Allahyang rela untuk menderita bagaikan buluh yang patah terkulai atau sumbuh yangpudar nyalahnya, tetapi ia sendiri tidak akan patah terkulai dan menjadi pudar.Ia tetap akan menegakkan hukum di bumi ini. Cinta-Nya bertahan selama-lamanyadi bumi ini. Yesus tak akan hilang atau berhenti dengan menderita danwafat-Nya. Ia justeru melewati semua ini dan hidup terus di dalam kita parapengikut-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, ajarilah dan kuatkanlah kami untuk selalu dapat bertahan bilakesulitan dan penderitaan  menghadangkami, bahkan mengancam hidup kami. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ...

Renungan Anak GKY Mabes
Tuhan Yesus Sanggup (7 April)

Renungan Anak GKY Mabes

Play Episode Listen Later Apr 6, 2025 3:57


Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah TUHAN YESUS SANGGUP Mari kita membaca Firman Tuhan dariLUKAS 10: 19Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.  Wonder Kids, pada malam Tuhan Yesus ditangkap, banyak orang berkumpul di taman Getsemani. Ada Yudas yang mengkhianati Tuhan Yesus. Hadir juga Petrus yang membawa pedang. Juga hadir para tentara yang membawa senjata.Meskipun fakta ini penting, namun yang paling penting bukanlah mengenai pertempuran antara Tuhan Yesus dengan para tentara, melainkan pertempuran antara Allah dan iblis. Iblis berani-beraninya masuk ke taman yang lain, kali ini taman Getsemani, seperti yang ia lakukan di taman Eden. Namun Allah menghadangnya dan iblis tidak berdaya. Di taman Getsemani, Tuhan Yesus hanya mengucapkan tiga kata yang sederhana - “Akulah Dia” – dan mengalahkan iblis dan tentara yang terbaik. Kisah ini dicatat pada Injil Yohanes 18: 4-6 “Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka:"Siapakah yang kamu cari? Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah”. Baik iblis maupunpengikutnya tidak sanggup berhadapan dengan Tuhan Yesus. Wonder Kids, ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Ia akanmelindungimu, Tuhan Yesus bersungguh-sungguh akan menepati janji-Nya. Iblis tidak bisa mendekatimu lagi dan Tuhan Yesus sanggup melindungimu. Ketika Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia akan membawamu ke surga, maka Ia akan menepati janji-Nya. MARI KITA BERTUMBUH DI DALAM ANUGERAH TUHANWonder Kids, iblis bisa membuatmu takut, dan dia memilikitipuan yang menakutkan. Meskipun demikian Allah berfirman kepada kita di dalam Yesaya 41: 10 “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang,sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”.  Allah telah mengalahkan iblis. Mari kita berdoa. TUHAN, terima kasih karena engkau memberiku kuasa untukmengatasi tantangan yang hadir di hidupku. Tolong aku untuk selalu berani dan percaya kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin. Wonder Kids, ALLAH BERKATA, “JANGAN TAKUT, AKU SELALU BERSAMAMU DAN AKAN MENOLONGMU.” Tuhan Yesus memberkati

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat dalam pekan ke-4 PraPaskah, 4 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 3, 2025 11:07


Dibawakan oleh Serly dari Paroki Maria Kusuma Karmel Meruya di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kebijaksanaan 2: 1a.12-22; Mazmur tg 34: 17-18.19-20.21-23; Yohanes 7: 1-2.10.25-30SAATNYA BELUM TIBA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya BelumTiba. Tidak lama lagi, sekitar satu minggu ke depan, kita akan merayakan pekansuci. Peristiwa sengsara dan wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman puncakpendertiaan-Nya. Antisipasi perayaan besar ini kita jumpai pada hari-hari  menjelangnya, termasuk pada hari ini. Bentukantisipasi itu ialah aneka kesulitan sebagai perlawanan terhadap Yesus. Ancamanterhadap diri-Nya benar-benar nyata, langsung, dan pasti. Ia berada di ambangpenganiayaan. Jauh sebelum pengalaman nyata Yesus Kristus itu, kitabKebijaksanaan telah menggambarkan penganiayaan ini. Katanya: Mari, kitamencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya sertamenguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati kejiterhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan (Keb 2,19-20). Injil Yohanes yang baru saja kita dengar memperkuat gambaran ambangpenganiayaan itu dengan menyebut: orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesustetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba (Yoh7,30). Saat-Nya yang belum tiba bergantung sepenuhnya padapenyelenggaraan Allah. Hari Kamis malam dan Jumat Agung belum tiba. Semua pihakdari kita wajib tunduk pada ketentuan waktu yang belum tiba ini. Semuanya harusmenghormati aspek penting seperti apa berada dalam ambang penganiayaan YesusKristus. Meski gelombang amarah, irihati, benci, dan kekerasan nampaknya takterbendung, mereka wajib menahan dirinya saja. Biarpun gelombang itu amat kuat,Tuhan belum mengijinkan saatnya tiba.  Seperti apa kita memaknai “Saatnya Tuhan belum tiba?”Pertama-tama kita memaknainya dengan mengakui dan menerimanya. Kita menerimakenyataan ini dan mengimaninya sebagai bentuk pemenuhan kehendak Bapa daripihak Yesus, dan sebagai isi iman kita. Di dalam doa “Aku Percaya” kitaungkapkan iman kita dengan menyebutkan: Yang menderita sengsara dalampemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan. Mengamini iniberarti juga kita menyanggupi ajaran dan undangan Tuhan untuk mengikuti Diadalam setiap ambang penganiayaan yang kita hadapi di dalam hidup kita.  Kita memaknai ini juga dengan tak gentar untuk tetapmempertahankan kebenaran dan kebaikan sebagai tanda keberpihakan kita kepadaTuhan. Biasanya godaan bagi mereka yang berada dalam situasi ambang derita danpenganiayaan ialah takut atau menyerah dan tunduk kepada pihak penganiaya. Biarpenganiaya ingin cepat eksekusinya, kita tidak boleh menyerah kepadakehendaknya. Pengikut Kristus yang otentik tidak tunduk seperti ini. Di ambangtersebut kita berani berseru: kerelaan ini adalah demi Tuhan Yesus Kristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga,kuatkanlah kami selalu khususnya ketika kami berada di tengah penderitaan danpenganiayaan, supaya kami tetap berpihak kepada-Mu saja. Bapa kami yang ada disurga ... Dalam nama Bapa ...

Tota Scriptura Podcast
REFORMING HEART #249: Lima Roti dan Dua Ikan

Tota Scriptura Podcast

Play Episode Listen Later Mar 16, 2025 13:26


Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 249 (Matius 14:13-21): Injil Yohanes mengisahkan dengan lengkap peristiwa pemberian makan 5.000 orang laki-laki. Di dalam Injil Yohanes itulah kita tahu bahwa orang banyak segera ingin menjadikan Yesus raja yang baru karena telah mendapat roti. Belas kasihan dan pemberian makanlah yang menggerakkan orang banyak itu, bukan kebenaran.

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat
“PERTEMUAN DI GALILEA”

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat

Play Episode Listen Later Dec 22, 2024 6:10


Injil Yohanes diakhiri dengan pertemuan di Galilea. Kerendahan hati adalah salah satu kualifikasi terbesar untuk pelayanan, karena fokusnya adalah Yesus Kristus, dan bukan diri sendiri.

pertemuan injil yohanes
AWR Indonesian - Sabbath School Lesson
“PERTEMUAN DI GALILEA”

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Play Episode Listen Later Dec 22, 2024 6:10


Injil Yohanes diakhiri dengan pertemuan di Galilea. Kerendahan hati adalah salah satu kualifikasi terbesar untuk pelayanan, karena fokusnya adalah Yesus Kristus, dan bukan diri sendiri.

pertemuan injil yohanes
AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat
“APAKAH KEBENARAN ITU?”

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat

Play Episode Listen Later Dec 15, 2024 6:44


Kebenaran adalah tema utama dalam Injil Yohanes. Sebagai Firman yang kekal, logos, Yesus adalah Terang dan Kebenaran, penuh dengan kasih karunia. Yesus adalah "jalan, kebenaran, dan hidup". Firman Allah adalah "kebenaran".

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson
“APAKAH KEBENARAN ITU?”

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Play Episode Listen Later Dec 15, 2024 6:44


Kebenaran adalah tema utama dalam Injil Yohanes. Sebagai Firman yang kekal, logos, Yesus adalah Terang dan Kebenaran, penuh dengan kasih karunia. Yesus adalah "jalan, kebenaran, dan hidup". Firman Allah adalah "kebenaran".

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat

Kristus datang untuk menyatakan Bapa. Menyatakan ini penting karena banyaknya kesalahpahaman tentang Allah. Injil Yohanes menunjukkan betapa seriusnya Yesus menjalankan misi ini. Yesus dengan tepat merepresentasikan Firman dan tindakan Allah.

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Kristus datang untuk menyatakan Bapa. Menyatakan ini penting karena banyaknya kesalahpahaman tentang Allah. Injil Yohanes menunjukkan betapa seriusnya Yesus menjalankan misi ini. Yesus dengan tepat merepresentasikan Firman dan tindakan Allah.

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat
“BAPA, ANAK DAN ROH KUDUS”

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat

Play Episode Listen Later Dec 7, 2024 4:21


Injil Yohanes menampilkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Yohanes mengatakan bahwa jika kita ingin memahami Allah, kita harus melihat Yesus dan apa yang telah dinyatakan dalam Firman.

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson
“BAPA, ANAK DAN ROH KUDUS”

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Play Episode Listen Later Dec 7, 2024 4:21


Injil Yohanes menampilkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Yohanes mengatakan bahwa jika kita ingin memahami Allah, kita harus melihat Yesus dan apa yang telah dinyatakan dalam Firman.

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson
“KESAKSIAN TOMAS “

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Play Episode Listen Later Nov 13, 2024 5:35


Kisah Tomas tentang iman dan keraguan. Perspektif "melihat baru kemudian percaya", ini yang dilawan oleh Injil Yohanes. Yesus berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya"

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat

Kisah Tomas tentang iman dan keraguan. Perspektif "melihat baru kemudian percaya", ini yang dilawan oleh Injil Yohanes. Yesus berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya"

Renungan Anak GKY Mabes
Firman Tuhan (12 November)

Renungan Anak GKY Mabes

Play Episode Listen Later Nov 11, 2024 2:21


Hai Wonder Kids, kembali dalam renungan anak GKY Mangga besar. Judul renungan hari ini adalah    FIRMAN TUHAN   Mari kita membaca Firman Tuhan dari:   LUKAS 12:31- Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.   Wonder Kids, begitu kamu menjadi pengikut Kristus, apa yang TUHAN harapkan darimu? Bagaimana TUHAN ingin kamu menjalani hidup dan memperlakukan orang lain? Jawaban atas pertanyaan ini dan banyak lagi ditemukan di dalam Firman Tuhan. Firman Tuhan yang tepat untuk memulai adalah Kitab Injil, khususnya Injil Yohanes. Nikmati waktu bersama Yesus dengan membaca Firman-Nya, bicara kepada-Nya, dan dengarkan TUHAN.   Wonder Kids, kenali siapa TUHAN itu dan betapa baiknya TUHAN. Cobalah mengerti Firman-Nya, kenapa TUHAN datang ke dunia ini, dan betapa Ia mengasihimu. Kemudian mulailah membaca kitab Mazmur. Disana kamu akan menemukan bahwa Daud mengalami semua kesulitan yang dapat kamu bayangkan. Daud mengajukan banyak pertanyaan, dan dia pernah marah, sedih, dan emosi. Di dalam kitab Mazmur, kamu bisa melihat bahwa kamu tidak sendirian ketika kamu punya banyak pertanyaan, kekuatiran, dan masalah. Kamu juga akan melihat bahwa TUHAN selalu menyertaimu untuk melewati kesulitan ini.   Mari kita berdoa.   Tuhan Yesus, tunjukkan kepadaku siapa Engkau melalui Firman-Mu. Aku mau mengenal-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin.   Wonder Kids, HARI INI, BACA FIRMAN TUHAN AGAR KAMU DAPAT KENAL YESUS. Tuhan Yesus memberkati.

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat
"TEMA YANG MUNCUL KEMBALI---KEPERCAYAAN/KETIDAKPERCAYAAN

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat

Play Episode Listen Later Oct 16, 2024 5:59


Dalam Injil Yohanes, umat manusia tampaknya terbagi menjadi dua kelompok besar:: mereka yang percaya kepada Yesus dan menerima Yesus sebagai Mesias, serta mereka yang memiliki kesempatan untuk percaya, tetapi memilih untuk tidak percaya.

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson
"TEMA YANG MUNCUL KEMBALI---KEPERCAYAAN/KETIDAKPERCAYAAN

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Play Episode Listen Later Oct 16, 2024 5:59


Dalam Injil Yohanes, umat manusia tampaknya terbagi menjadi dua kelompok besar:: mereka yang percaya kepada Yesus dan menerima Yesus sebagai Mesias, serta mereka yang memiliki kesempatan untuk percaya, tetapi memilih untuk tidak percaya.

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat
"FIRMAN MENJADI MANUSIA “

AWR in Indonesian -Pelajaran Sekolah Sabat

Play Episode Listen Later Oct 14, 2024 5:37


Dalam Injil Yohanes, logos melambangkan Allah yang kekal, yang memasuki ruang dan waktu, yang berbicara, bertindak, dan berinteraksi dengan manusia secara pribadi. Allah yang kekal menjadi manusia, salah satu dari kita.

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson
"FIRMAN MENJADI MANUSIA “

AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Play Episode Listen Later Oct 14, 2024 5:37


Dalam Injil Yohanes, logos melambangkan Allah yang kekal, yang memasuki ruang dan waktu, yang berbicara, bertindak, dan berinteraksi dengan manusia secara pribadi. Allah yang kekal menjadi manusia, salah satu dari kita.

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Hari Kamis, 8 Agustus 2024 - Ketaatan dan Berkat Tuhan

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Aug 7, 2024 6:56


Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 8 Agustus 2024 Bacaan: "Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati." (2 Raja-raja 5:12) Renungan: Suatu ketika panglima raja Aram yang bernama Naaman sedang sakit kusta. Ia pun pergi mendatangi Elisa. Namun, Elisa hanya berkata, "Pergilah mandi tujuh kali di sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Naaman menjadi gusar karena ia berpikir Elisa akan melakukan ritual penyembuhan dengan menggerakkan tangannya di tubuhnya yang sakit sambil memanggil nama Tuhan. Lalu ia berkata, "Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir? Dua kesalahan Naaman akan kita pelajari di sini yang menjadi penyebab kekecewaan dan kemarahannya. Pertama, Naaman memiliki pola pikir sendiri tentang bagaimana seharusnya proses kesembuhan yang akan dilakukan oleh Elisa. Kita sering melakukan kesalahan yang sama ketika kita mendikte Tuhan tentang bagaimana seharusnya Tuhan menjawab doa kita, dan ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan, maka kita pun kecewa dan marah. Beruntungnya Naaman mengikuti nasihat pegawainya untuk berhenti marah dan mengikuti saja jalan Tuhan, dan ia pun disembuhkan. Kedua, Naaman salah memahami maksud Tuhan. Ketika Elisa memerintahkan dia untuk mandi tujuh kali di Sungai Yordan, dia sebenarnya menekankan ketaatan total terhadap firman Tuhan. Namun Naaman salah karena hanya fokus pada soal “mandi”. Naaman tidak memahami makna Tuhan yang mengajarinya tentang ketaatan. Bandingkan dengan ketaatan total orang buta dalam Injil Yohanes 9. Yesus mencampur ludah-Nya dengan tanah dan mengoleskannya ke mata orang buta itu. Kemudian Yesus memerintahkan dia untuk mandi di Kolam Siloam. Orang buta itu melakukan persis seperti yang Yesus katakan. Dia tidak mengeluh tentang cara Tuhan yang aneh dalam menyembuhkannya. Dia tidak menawar kolam mana yang akan dia datangi. Orang buta ini datang kepada Tuhan dengan konsep keimanan yang benar dan benar bahwa Tuhan sanggup berbuat apa saja dan dengan cara apa pun untuk menjawab doanya. Jika saat ini kita sedang berada di status rohani Panglima Naaman yang gusar dan marah karena situasi yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita doakan, belajarlah untuk tidak membatasi kuasa Tuhan dalam pikiran kita. Demikian pula, kita yang sulit mengerti akan maksud Tuhan melalui berbagai kondisi sulit yang la izinkan terjadi, milikilah ketaatan orang buta ini. Jika Naaman menyatukan imannya dengan logika, orang buta menyatukan imannya dengan ketaatan total yang pada akhirnya mendatangkan kuasa Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mampukan aku untuk menerima setiap kehendak-Mu walaupun itu tidak seperti yang aku harapkan. Amin. (Dod).

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-16 masa biasa, 22 Juli 2024, Pesta Santa Maria Magdalena

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jul 21, 2024 7:07


Dibawakan oleh Nancy Phanasta dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kidung Agung 3: 1-4a; Mazmur tg 63: 2.3-4.5-6.8-9; Yohanes 20: 1.11-18 KUCARI JANTUNG HATIKU   Tema renungan kita pada hari ialah: Kucari Jantung Hatiku. Ada cerita bahwa temuan arkeologi di sekitar Kota Yerusalem belum lama ini, terdapat tulang-tulang seorang wanita yang dimakamkan bersama jenasah Yesus Kristus. Itu terjadi sekitar lebih dari 2000-an tahun yang lalu. Selanjutnya spekulasi beredar begitu cepat, yang mengambil kesimpulan bahwa Yesus mempunyai seorang wanita sebagai pasangan hidup-Nya. Lebih spesifik lagi, wanita yang diduga itu ialah Maria Magdalena. Kita semua tahu ceritanya di dalam Injil Yohanes.   Banyak sekali orang Kristen tidak begitu saja menerima kesimpulan itu. Kita menolak pasangan biologis antara siapa pun wanita dengan Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan juru selamat kita. Sebaliknya, kita semua menerima dan mengakui bahwa setiap pengikut Kristus sepatutnya menjalin hubungan intim dengan Yesus, yang dapat kita sebut sebagai sebuah perkawinan secara rohani. Yesus Kristus adalah jantung hati setiap pria dan wanita pengikut-Nya. Yesus Kristus adalah teman seperjalanan, sahabat karib, pribadi yang terkasih, pasangan ideal setiap orang Kristen, dan masih banyak lagi sebutan yang indah dan menarik.   Kitab Kidung Agung dalam bacaan pertama melukiskan niat dan kerinduan yang begitu besar manusia untuk mencari dan menemukan Tuhan yang dikasihinya, seperti seorang kekasih ingin bertemu si jantung hatinya. Ketika ia sudah mendapat si jantung hati itu, semua pencarian dan kerinduannya selesai. Hidupnya bersatu dengan si jantung hati itu. Di dalam upacara perkawinan disebutkan: mereka bukan lagi dua melainkan satu.   Ada dua kejadian yang sangat simbolik dalam kitab suci, khususnya Injil Yohanes, yang menggambarkan tentang kemesrahan dan kekuatan hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Yang pertama ialah ketika Maria Magdalena yang kisahkan tertangkap basah berzinah dan dihadapkan kepada Yesus. Setelah para penghukum tidak bisa menghukum mati wanita itu dan satu persatu pulang dengan malu, hanya Yesus dan wanita itu sendirian. Mereka berpandangan mata, menatap fokus ke lawan bicara, mengirim pesan kepadanya tentang cinta. Dan cinta itu sungguh menguatkan dan membebaskan.   Kejadian kedua ialah ketika Maria Magdalena menemukan makam Yesus kosong, namun setelah itu ia berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Mereka berpandangan, tatapan mata mereka fokus kepada lawan bicara, hubungan langsung sambung ke hati, mereka mengerti satu sama lain, dan mereka sungguh yakin bahwa hubungan ini adalah sebuah cinta murni, tidak ada yang lain. Cinta murni dan sejati harus diberikan kepada orang yang sesungguhnya untuk menerimanya, dialah si jantung hati. Dari sana Maria membentuk dirinya sebagai pewarta Injil Kebangkitan yang pertama di dalam Gereja.   Dengan Pesta pada hari ini, hendaknya kita jadikan Maria Magdalena sebagai teladan bagi kita untuk memelihara persekutuan mesrah kita dengan Tuhan Yesus Kristus. Jika tanpa ada hubungan seperti ini, kita akan selalu mengalami kekeringan dalam iman kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, jiwa kami melekat pada-Mu, maka sembuhkanlah kami dari setiap jenis sakit dan halangan yang menyebabkan jiwa kami tawar akan Dikau. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan Keenam Paskah, 11 Mei 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 10, 2024 6:37


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kisah Para Rasul 18: 23-28; Mazmur tg 47: 2-3.8-9.10; Yohanes 16: 23b-28 MEMAKAI NAMA YESUS   Renungan kita hari ini bertema: Memakai Nama Yesus. Ada banyak kejadian di masyarakat, baik yang dipublikasi media maupun yang tidak, tentang pemungutan liar. Ada sejumlah oknum yang memungut uang dari warga masyarakat di rumah-rumah keluarga untuk kepentingan mereka dan kelompok mereka. Biasanya mereka membawa surat yang ditanda tangani oleh pejabat atau tokoh masyarakat tertentu sebagai pembenaran atas tindakan tersebut. Dengan membawa nama “orang besar” mereka merasa aman untuk bertindak.   Di dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam kebudayaan yang kita miliki, ketika kita membawa nama orang yang memiliki kuasa dan pengaruh, urusan-urusan yang kita lakukan bakal menjadi lancar. Entah suatu perbuatan melawan aturan entah suatu perbuatan baik untuk tujuan yang baik, kita tentu ingin dibantu oleh dukungan orang yang lebih kuat dan berpengaruh. Yang kita inginkan ialah supaya kita tidak mengalami hambatan dan tujuan kegiatan tersebut segera tercapai serta hasilnya dapat menguntungkan kita..    Seperti inilah kalau kita semua pengikut Kristus diajarkan untuk memakai nama Yesus Kristus untuk meminta kebutuhan-kebutuhan jasmani-rohani kepada Bapa. Semua doa kita diakhiri dengan “dengan perantaraan Yesus Kristus”, berarti memakai nama Yesus Kristus. Memakainya itu kita merasa spesial dan terhormat. Yesus sendiri tetap menjadi pelayan kita meskipun Ia sudah bersatu dengan Bapa dan Roh Kudus di surga.    Apakah Yesus mengizinkan kita memakai nama-Nya? Tentu. Kalimat dari Injil Yohanes yang baru saja kita dengar menunjukkan bahwa Yesus sendiri meminta supaya kita memakai nama-Nya: apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan kepadamu. Memakai nama Yesus berarti kita sungguh mengakui Yesus secara benar, kita percaya Dia akan memenuhi kebutuhan kita.    Mengetahui dan percaya kepada Dia adalah bukti iman kita kepada-Nya. Atas dasar ini maka Apollos diberikan semua penjelasan secara menyeluruh tentang Yesus Kristus, supaya ia dapat memakai nama Yesus secara benar dalam seluruh kegiatan pewartaannya. Kita juga mengambil tanggung jawab untuk memakai nama Yesus secara benar, dengan maksud yang benar untuk sampai kepada Bapa.    Kita harus bisa menghindari memakai nama Yesus secara sembarangan, misalnya mencatut istilah profan pada nama-Nya. Kita tidak boleh memakai nama Yesus untuk meminta sesuatu yang curang, jahat atau melawan kemanusiaan. Kita juga harus menghindari menggantikan posisi nama Yesus dengan nama orang kudus lain termasuk Bunda Maria, karena Yesus itu satu-satunya perantara kita kepada Bapa. Perjalanan kita kepada Bapa hanya melalui Yesus Kristus.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, kuatkanlah pikiran dan hati kami untuk senantiasa memakai nama-Mu secara benar setiap kali kami berdoa dan memohon kepada Bapa. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan Keempat Pra Paskah, 15 Maret 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 14, 2024 9:04


Dibawakan oleh Dinar Dympna Togatorop dan Dhies Sonya Pratiwi dari Sekolah Saint Peter Jakarta di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kebijaksanaan 2: 1a.12-22; Mazmur tg 34: 17-18.19-20.21.23; Yohanes 7: 1-2.10.25-30 SAATNYA TUHAN  Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya Tuhan. Tidak lama lagi, sekitar satu minggu ke depan, kita akan merayakan pekan suci. Peristiwa sengsara dan wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman puncak penderitaan-Nya. Antisipasi perayaan besar ini kita jumpai pada hari-hari menjelangnya, termasuk pada hari ini. Bentuk antisipasi itu ialah aneka kesulitan sebagai perlawanan terhadap Yesus. Ancaman terhadap diri-Nya benar-benar nyata, langsung, dan pasti. Ia berada di ambang penganiayaan.  Jauh sebelum pengalaman nyata Yesus Kristus itu, kitab Kebijaksanaan telah menggambarkan penganiayaan ini. Katanya: Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan (Keb 2, 19-20). Injil Yohanes yang baru saja kita dengar memperkuat gambaran saat penganiayaan itu dengan menyebut: orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba (Yoh 7,30).  Saat-Nya yang belum tiba bergantung sepenuhnya pada penyelenggaraan Allah. Hari Kamis malam dan Jumat Agung belum tiba. Kita semua dan setiap orang tunduk pada ketentuan waktu yang belum tiba ini. Semuanya harus menghormati aspek penting seperti apa berada dalam saatnya Tuhan Yesus Kristus. Meski gelombang amarah, iri hati, benci, dan kekerasan tampaknya tak terbendung, mereka wajib menahan dirinya saja. Biarpun gelombang itu amat kuat, Tuhan belum mengizinkan saatnya tiba.  Seperti apa kita memaknai berada di ambang penganiayaan Yesus Kristus? Pertama- tama kita memaknainya dengan seruan “Amin”. Kita menerima kenyataan ini dan mengimaninya sebagai bentuk pemenuhan kehendak Bapa dari pihak Yesus, dan sebagai isi iman kita. Di dalam doa “Aku Percaya” kita ungkapkan iman kita dengan menyebutkan: Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan. Mengamini ini berarti juga kita menyanggupi ajaran dan undangan Tuhan untuk mengikuti Dia dalam setiap saat penderitaan yang kita hadapi di dalam hidup kita.  Kita memaknai ini juga dengan tak gentar supaya kita tetap mempertahankan kebenaran dan kebaikan sebagai tanda kita mengambil bagian di dalam Tuhan. Biasanya godaan bagi mereka yang berada dalam situasi ambang derita dan penganiayaan ialah takut atau menyerah dan tunduk kepada pihak penganiaya. Ini yang tidak boleh dilakukan oleh pengikut Kristus yang otentik. Di ambang tersebut kita berani berseru: kerelaan ini adalah demi Tuhan Yesus Kristus.  Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga, kuatkanlah kami selalu khususnya ketika kami berada di tengah penderitaan dan penganiayaan, supaya kami tetap berpihak kepada-Mu saja. Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah nama- Mu ... Dalam nama Bapa...  --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu, hari Ketiga Oktaf Natal, 27 Desember 2023, Pesta Santo Yohanes, rasul dan pengarang Injil

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 27, 2023 6:29


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak Boleng di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. 1 Yohanes 1: 1-4; Mazmur tg 96: 1-2.5-6.11-12; Yohanes 20: 2-8 KESAKSIAN ORISINAL DAN FUNDAMENTAL    Tema renungan kita pada hari Ketiga Oktaf Natal ini ialah: Kesaksian Orisinal Dan Fundamental. Pada hari ini seluruh Gereja kita merayakan pesta Santo Yohanes, rasul dan pengarang Injil. Di dalam Injil kita tahu bahwa Yohanes ini adalah adik rasul Yakobus yang dipanggil berdua oleh Yesus saat mereka bersama ayah Zebedeus sedang melaut di Danau Genesaret. Yohanes selalu tampil bertiga Petrus dan Yakobus mendampingi Yesus.    Masih dalam suasana Natal, selain kita diperkenalkan profil salib sebagai cara untuk mengambil bagian di dalam Kristus dan nantinya mencapai kemuliaan, kita juga diperkenalkan untuk mencapai kemuliaan kerajaan Allah melalui kesaksian hidup yang orisinal dan fundamental. Cara ini harus ditekankan, karena Yohanes sendiri berkata melalui tulisannya begini: “Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu”. Yang dilihat dan didengar oleh Yohanes dan para rasul serta para murid ialah diri Yesus Kristus.   Kesaksian Yohanes itu ialah ia mengalami dan menghidupi cinta yang amat kuat dan bertahan sampai akhir. Hal ini terungkap melalui Petrus yang memberikan kesaksian tentang Yohanes, bahwa rasul yang satu ini tak akan mengalami model kematian kemartiran seperti para rasul dan murid lainnya. Injil Yohanes juga mengatakan bahwa rasul ini adalah yang paling dikasihi oleh Tuhan. Karena semua pengalaman bersama Yesus yang begitu mendalam dan pribadi, maka Ia dengan tegas memberikan kesaksian sebagai seorang saksi langsung.   Julukan yang lazim di dalam Injil tentang Yohanes ialah “seorang murid yang dikasihi Tuhan”. Daripada menyebut nama “Yohanes”, julukan itu yang selalu dipakai. Jadi bisa dibayangkan kalau itu adalah pribadi yang lain. Hal ini ditafsirkan secara umum untuk menunjukkan pada semua pengikut Kristus: rasul dan murid, pria dan wanita, orang muda dan dewasa yang sekolah atau terdidik dan tidak, semua itu adalah pribadi-pribadi yang dikasihi Tuhan. Berarti, saya secara pribadi dikasihi oleh Tuhan. Anda juga dikasih Tuhan secara pribadi. Dia secara pribadi juga dikasihi Tuhan.   Sungguh indah mengalami kasih dari Tuhan, yang diberikan ke pribadi kita masing-masing, dicurahkan dengan sempurna, dijamin kualitasnya sampai selamanya, dan tak bersyarat apa pun. Yang penting kasih datang ke dalam hidup pribadi Anda dan saya. Ketika setiap orang dalam setiap kesadarannya mengakui dicintai seperti ini, ia sesungguhnya sedang mengalami kasih yang sejati. Di dalam masa Natal ini, kiranya kita berusaha untuk menerima kasih itu dari Tuhan lebih daripada biasanya, persis pada saat-saat bersama Yesus dan keluarga Nazareth yang hidup penuh dalam kasih.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus dan keluarga Nazareth, kami ingin hidup kalam lingkungan keluarga-Mu yang tenang dan damai, maka berikan kami rahmat ini. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

GKI Kota Modern
Tujuan Injil Yohanes Ditulis

GKI Kota Modern

Play Episode Listen Later Oct 29, 2023 4:58


Allah ingin memperkenalkan diriNya dan kehendakNya kepada manusia sehingga manusia bisa mengenalNya. Namun Alkitab seringkali bukan menjadi buku favorit kita.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu Biasa ke-30, 29 Oktober 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Oct 28, 2023 9:50


Delivered by Father Peter Tukan, SDB from Salesian Don Bosco Gerak Boleng in Labuan Bajo, Diocese of Ruteng, Indonesia. Exodus 22: 21-27; Rs psalm 18: 2-3a.3bc-4.47.51ab; 1 Thessalonians 1: 5c-10; Matthew 22: 34-40 KEKUATAN CINTA   Renungan kita pada hari Minggu biasa ke-30 ini bertema: Kekuatan Cinta. Tuhan Yesus memberikan kita dua hukum, yaitu mencintai Allah dan mencintai sesama. Tugas Yesus ialah untuk menunjukkan kita cinta kasih dari Bapa-Nya. Cinta kasih Bapa ini ia jelaskan dengan begitu mendalam dalam Injil Yohanes bab 15. Di dalam Injil Matius, Ia bahkan mendorong dan menguatkan kita untuk mengasihi bahkan para musuh kita. Di dalam Sabda Bahagia, yang merupakan isi pengajaran cinta kasih yang paling lengkap dan mendalam, Ia menguraikan kekuatan cinta itu.    Yesus berkata bahwa kita hanya dapat dikenal sebagai para pengikut-Nya kalau kita dapat saling mengasihi. Dan sebagai bentuk konkret bagaimana cinta itu dihayati, Ia menjadikan diri-Nya sendiri sebagai teladan, yaitu mengorbankan diri-Nya bagi kita ketika Ia wafat di salib. Di dalam Injil Yohanes ia berkata begini: Tak ada kasih yang lebih besar daripada ini.   Dari semua pengajaran dan hidup Yesus itu, kekuatan cinta dapat kita rumuskan sebagai berikut. Pertama, Allah Bapa sungguh baik dengan cinta-Nya yang sungguh besar yang tak dapat kita ukur. Ia wujudkan itu dengan mengutus Putera-Nya sendiri ke dalam dunia dan ke dalam hidup kita. Kita mengikuti Yesus dengan setia agar kita masuk ke dalam naungan kasih Bapa.   Kedua, kasih itu tak pernah gagal, seperti yang dikatakan oleh Santo Paulus dalam surat pertamanya kepada jemaat di Korintus. Kita manusia pribadi maupun bersama pernah dan nanti bisa gagal. Kita mungkin sering meragukan kemampuan kita sebagai manusia. Tetapi cinta kasih tetap sebagai cinta kasih. Kekuatannya bulat dan abadi. Ia tak pernah gagal. Ketiga, tanpa cinta kita pasti tak bisa apa-apa. Satu contoh sederhana saja, jika tak ada cinta dari Tuhan dan cinta terjalin antara bapa dan ibu kita, pasti kita tidak terlahir di dunia ini.   Keempat, cinta mengatasi segala dosa sebanyak dan seberat apa pun. Yesus Kristus telah membuktikan itu, dan kita mestinya tetap mengandalkan cinta kasih untuk melawan kejahatan dan dosa. Kelima, cinta itu bahkan lebih besar daripada iman dan pengharapan. Ketika iman dan pengharapan menjadi goyah atau lemah, perbuatan baik seorang yang tak beriman bisa menjadi tanda keselamatan. Keenam, kasih Tuhan telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. Tugas Roh Kudus yang ditegaskan oleh Yesus ialah mengobarkan cinta itu di dalam diri kita, dan mengajarkan kita segala kebenaran tentang cinta kasih. Roh Tuhan membimbing kita untuk mencinta sampai mati.   Ini semua adalah pelajaran dari kekuatan cinta yang kita dapatkan dalam bacaan-bacaan liturgi pada hari Minggu ini. Selamat berbagi dalam cinta.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa … Allah Bapa maha baik, semoga cinta kasih Kristus menuntut dan mendorong kami untuk membesarkan kerajaan-Mu di bumi ini dan menjadikan semua bangsa murid-murid Yesus Kristus. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan biasa ke-23 masa biasa, 11 September 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 10, 2023 9:32


Dibawakan oleh Suster Maria Lorensia PRR dan Suster Maria Gerardia PRR dari Komunitas Novisiat Suster PRR Dili, Timor Leste. Kolose 1: 24 - 2: 2; Mazmur tg 62: 6-7.9; Lukas 6: 6-11 MEMPEROLEH KEPENUHAN HIDUP DI DALAM KRISTUS   Tema renungan kita pada hari ini bertema: Memperoleh Kepenuhan Hidup di Dalam Kristus. Ada murid SD yang tidak naik kelas dan ketika diselidiki orang tuanya, ternyata ia banyak absennya. Orang tuanya selidiki, ternyata ia hanya sampai di gerbang, berbuat seolah-olah masuk area sekolah, tapi ia berbelok arah dan pergi bermain. Ada anak SD yang lain, ketika guru bertanya di kelas: siapa di sini yang tidak ingin naik kelas, dia mengangkat tangannya. Katanya kalau naik kelas, akan naik terus, padahal ia malas sekali dan ingin berhenti sekolah.   Kedua anak SD ini tidak mengalami sekolah sepenuhnya seperti yang diharapkan. Mereka pernah disebut anak sekolah, tetapi tidak menyandang sebutan sebagai pelajar dan terdidik dari sekolahnya. Analogi ini dapat diterapkan pada diri para pengikut Kristus. Mereka nyatakan diri mengikuti Kristus melalui pembaptisan namun mungkin sekedar nama dan umat yang pasif. Mereka ini tidak sampai pada kepenuhan hidup di dalam Kristus.   Hal ini bertentangan dengan Santo Paulus yang dalam suratnya kepada jemaat di Kolose berkata: kami memperingatkan setiap orang dan mengajar mereka dengan segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan di dalam Kristus. Santo Paulus berpatokan ini pada prinsip ajaran Yesus Kristus, seperti yang dikatakan Injil Yohanes bab 10, ayat 10 bahwa: Yesus datang supaya kita memperoleh hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.    Hari ini bacaan-bacaan kita menggambarkan kepenuhan hidup di dalam Kristus yang menuntut kita untuk memiliki: 1) penderitaan yang penuh, seperti yang dikatakan oleh bacaan pertama kalau kita “memenuhi apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat, supaya derita dan pengorbanan semakin menjadi daya untuk menghadirkan kebaikan bagi banyak orang; 2) kepenuhan akan firman Tuhan, di mana bukan sekedar kata-kata kosong tetapi pribadi Tuhan yang hadir dan memberi kehidupan baru bagi setiap orang; 3) kepenuhan kemuliaan yang melampaui semua hal yang berharga; 4) kepenuhan pengungkapan atas apa yang dahulu sebagai rahasia, dan kini telah dinyatakan kepada orang-orang kudus; selanjutnya, 5) kepenuhan ukuran kebijaksanaan dengan rahmat bagi kita semua untuk mendapatkan kelimpahannya di dalam Kristus; 6) kepenuhan kekuatan Yesus Kristus yang begitu berdaya untuk membaharui hidup kita dan menghempaskan kekuatan kejahatan, sakit dan halangan di dalam kita, dan; 7) kepenuhan kepastian yang, melalui pengetahuan kita akan misteri Allah yaitu Kristus Putera Allah, kita dapat sampai kepada setiap harta kebijaksanaan dan pengetahuan yang tersembunyi. Ini semua merupakan kekayaan rohani yang kita upayakan selalu di dalam hidup iman kita.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, sebagaimana Engkau sembuhkan orang yang mati tangan kanannya, kami mohon kiranya Engkau juga sembuhkan kami dari sakit di dalam tubuh kami masing-masing, sehingga kami mampu memenuhi tugas dan tanggung jawab yang ada pada kami masing-masing. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

suara-gembala
Benang Merah Kejadian Dan Injil Yohanes

suara-gembala

Play Episode Listen Later Aug 20, 2023 9:07


Yohanes 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-6 Masa Paskah, 20 Mei 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 19, 2023 6:54


Dibawakan oleh Maria Olivia dari Paroki Kristus Raja, Keuskupan Surabaya, Indonesia. Kisah Para Rasul 18: 23-28; Mazmur tg 47: 2-3.8-9.10; Yohanes 16: 23b-28 MEMAKAI NAMA YESUS   Renungan kita pada hari ini bertema: Memakai Nama Yesus. Jabatan sebagai pastor paroki membuat seorang imam sangat spesial. Umat sering menganggap bahwa “rekomendasi pastor paroki” merupakan sarana yang penting sekali untuk memudahkan mereka mengurusi banyak hal. Surat keterangan pastor paroki sudah membereskan setengah bagian atau seluruh urusan tertentu.   Misalnya ada sesorang ingin memasukkan anaknya ke sekolah yang terafiliasi dengan gereja, atau mendapatkan lowongan kerja di perusahaan yang pemiliknya adalah umat paroki. Mereka membawa pesan dan nama pastor paroki dan hasilnya sangat positif. Bisa saja Pastor sendiri yang memberikan rekomendasi. Bisa juga ia tidak mengetahuinya, tetapi nama dan jabatannya dipakai untuk kepentingan umat atau orang tertentu.   Seperti inilah kalau kita memakai nama Yesus Kristus untuk berbagai kebutuhan yang disampaikan kepada Bapa. Semua doa kita diakhiri dengan “dengan perantaraan Yesus Kristus”, berarti nama Yesus Kristus dipakai. Kita merasa spesial dan terhormat memakai nama-Nya. Dan Yesus sendiri tetap menjadi pelayan kita meskipun Ia sudah bersatu dengan Bapa dan Roh Kudus di surga.    Apakah Yesus mengizinkan kita memakai nama-Nya? Tentu saja. Kalimat dari Injil Yohanes yang baru saja kita dengar menunjukkan bahwa Yesus sendiri meminta supaya kita memakai nama-Nya: apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan kepadamu. Memakai nama Yesus berarti kita sungguh mengenal dan mengakui Yesus secara benar, sehingga kita percaya bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita.    Mengetahui dan percaya kepada Dia secara benar dan utuh merupakan syarat yang tak bisa kita remehkan. Atas dasar ini maka Apollos diberikan semua penjelasan secara menyeluruh tentang Yesus Kristus, supaya ia dapat memakai nama Yesus secara benar dalam seluruh kegiatan pewartaannya. Kita juga mengambil tanggung jawab untuk memakai nama Yesus secara benar, dengan maksud yang benar agar nama Tuhan dimuliakan dan iman kita diperkuat.                                                      Kita harus bisa menghindari memakai nama Yesus secara sembarangan, misalnya mencatut istilah profan pada nama-Nya. Kita tidak boleh memakai nama Yesus untuk meminta sesuatu yang curang, jahat atau melawan kemanusiaan. Kita juga harus menghindari menggantikan posisi nama Yesus dengan nama orang kudus lain termasuk Bunda Maria, karena nama Yesus itu satu-satunya perantara kita kepada Bapa.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, kuatkanlah pikiran dan hati kami untuk senantiasa memakai nama-Mu secara benar setiap kali kami berdoa dan memohon kepada Bapa. Semoga kami menaati dengan setia perintah-perintah-Mu dan memuji-Mu penuh dengan semangat iman kami, kini dan sepanjang masa. Amin. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Jumat, 5 Mei 2023, oleh ibu Antonetta Maria K

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later May 4, 2023 3:45


Injil Yohanes 14 : 1 - 6

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Harian Kamis, 4 Mei 2023 oleh Ibu Margareta Esti Wulan

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later May 3, 2023 5:00


Injil Yohanes 13:16-20

oleh esti wulan injil yohanes renungan harian kamis
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin dalam Pekan Suci, 3 April 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 2, 2023 8:11


Dibawakan oleh Vitalis Jelanu dan Veronika Sempang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 42: 1-7; Mazmur tg 27: 1.2.3.13-14; Yohanes 12: 1-11 KASIH TAK BERTEPI Renungan kita pada hari ini bertema: Kasih Tak Bertepi. Apakah yang dimaksud dengan kasih yang tak bertepi? Ketika Yesus bersantap bersama teman-teman dekat- Nya, Maria yang dikenal sebagai wanita pendosa menurut Injil Yohanes melakukan sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh cinta. Ia mengambil harta paling berharga yang ia miliki dan menggunakan itu hanya untuk Yesus Kristus. Perhatiannya tak pakai perhitungan. Cintanya tiada bertepi. Tindakannya itu didasari cinta dan terima kasihnya kepada Yesus yang telah melimpahkan kasih yang juga tiada bertepi kepadanya dan keluarganya. Tuhan berbelas kasih mengampuninya, mengembalikan dia dari kehinaan sebagai pendosa. Ia melakukan sebuah tindakan kasih yang mestinya tidak boleh dilakukan seorang wanita Yahudi di muka umum. Ia melepaskan rambut panjangnya terurai. Ia membasahi Yesus dengan air matanya. Menurut aturan adat seorang wanita pada hari perkawinannya harus mengikat dan menutup rambutnya. Sementara itu bagi yang telah menikah, melepaskan rambut terurai di muka umum merupakan tanda sangat tidak sopan. Tindakan Maria ini tentu saja menjengkelkan semua yang ada di sekelilingnya, kecuali Yesus. Tapi ia tidak peduli dengan reaksi orang-orang itu. Ia hanya ingin menyatakan kasihnya kepada Tuhan. Dalam kerendahannya ia menunduk untuk meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambut panjangnya. Tindakan Maria ini meninggalkan pesan kepada kita, yaitu bagaimana dan sudah berapa kali kita menunjukkan wujud terima kasih dan cinta terbesar kepada Tuhan? Karena minyak wangi itu seluruh isi rumah penuh dengan keharuman (Yoh 12,3). Keharuman dan keindahan mengisi seluruh rumah baik secara fisik maupun secara rohani. Hanya kasih tiada bertepi yang dapat melakukan ini. Hal ini cukup untuk menggambarkan bahwa seorang manusia seperti Maria dapat berbuat kasih yang sama dengan kasih Tuhan Yesus Kristus. Tidak mustahil bagi siapa pun dari kita melakukan hal seperti yang dilakukan Maria. Yesus Kristus senantiasa memberikan kita contoh untuk berbagi kasih yang tidak bertepi. Di dalam pekan suci ini kita mengenangkan perbuatan kasih-Nya. Pada hari ini kita diberi gambaran sosok Yesus hamba Allah yang rela untuk menderita bagaikan buluh yang patah terkulai atau sumbu yang pudar nyalanya, tetapi ia sendiri tidak akan patah terkulai dan menjadi pudar. Ia tetap akan menegakkan hukum di bumi ini. Cinta-Nya bertahan selama-lamanya di bumi ini. Yesus tak akan hilang atau berhenti dengan menderita dan wafat-Nya. Ia justru melewati semua ini dan hidup terus di dalam kita para pengikut-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, ajarilah dan kuatkanlah kami untuk selalu dapat bertahan bila kesulitan dan penderitaan menghadang kami, bahkan mengancam hidup kami. Bapa kami yang ada di Surga ... Dalam nama... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-4 Pra Paskah, 24 Maret 2023

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 23, 2023 7:36


Dibawakan oleh Florensia Sitohang dari Gereja Katedral Köln, Keuskupan Köln, Jerman. Kebijaksanaan 2: 1a.12-22; Mazmur tg 34: 17-18.19-20.21.23; Yohanes 7: 1-2.10.25-30 SAATNYA TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya Tuhan. Tidak lama lagi, sekitar satu minggu ke depan, kita akan merayakan pekan suci. Peristiwa sengsara dan wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman puncak penderitaan-Nya. Antisipasi perayaan besar ini kita jumpai pada hari-hari menjelangnya, termasuk pada hari ini. Bentuk antisipasi itu ialah aneka kesulitan sebagai perlawanan terhadap Yesus. Ancaman terhadap diri-Nya benar-benar nyata, langsung, dan pasti. Ia berada di ambang penganiayaan. Jauh sebelum pengalaman nyata Yesus Kristus itu, kitab Kebijaksanaan telah menggambarkan penganiayaan ini. Katanya: Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan (Keb 2, 19-20). Injil Yohanes yang baru saja kita dengar memperkuat gambaran saat penganiayaan itu dengan menyebut: orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba (Yoh 7,30). Saat-Nya yang belum tiba bergantung sepenuhnya pada penyelenggaraan Allah. Hari Kamis malam dan Jumat Agung belum tiba. Kita semua dan setiap orang tunduk pada ketentuan waktu yang belum tiba ini. Semuanya harus menghormati aspek penting seperti apa berada dalam saatnya Tuhan Yesus Kristus. Meski gelombang amarah, iri hati, benci, dan kekerasan tampaknya tak terbendung, mereka wajib menahan dirinya saja. Biarpun gelombang itu amat kuat, Tuhan belum mengizinkan saatnya tiba. Seperti apa kita memaknai berada di ambang penganiayaan Yesus Kristus? Pertama- tama kita memaknainya dengan seruan “Amin”. Kita menerima kenyataan ini dan mengimaninya sebagai bentuk pemenuhan kehendak Bapa dari pihak Yesus, dan sebagai isi iman kita. Di dalam doa “Aku Percaya” kita ungkapkan iman kita dengan menyebutkan: Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan. Mengamini ini berarti juga kita menyanggupi ajaran dan undangan Tuhan untuk mengikuti Dia dalam setiap saat penderitaan yang kita hadapi di dalam hidup kita. Kita memaknai ini juga dengan tak gentar supaya kita tetap mempertahankan kebenaran dan kebaikan sebagai tanda kita mengambil bagian di dalam Tuhan. Biasanya godaan bagi mereka yang berada dalam situasi ambang derita dan penganiayaan ialah takut atau menyerah dan tunduk kepada pihak penganiaya. Ini yang tidak boleh dilakukan oleh pengikut Kristus yang autentik. Di ambang tersebut kita berani berseru: kerelaan ini adalah demi Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga, kuatkanlah kami selalu khususnya ketika kami berada di tengah penderitaan dan penganiayaan, supaya kami tetap berpihak kepada-Mu saja. Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah nama- Mu ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/media-la-porta/message

Indonesian Injil Songs, Kata Kehidupan)/Indonesian & dialects Gospel Songs, Words of Life.
Kitab Suci Basa Jawa - "Injil Yohanes, Bab 1" - "YOKANAN 1 YOHANES".mp4

Indonesian Injil Songs, Kata Kehidupan)/Indonesian & dialects Gospel Songs, Words of Life.

Play Episode Listen Later Feb 15, 2023 10:39


Alkitab Jawa - "Injil Yohanes, Bab 1".mp4 / Javanese Bible - "Gospel of John,  Chapter 1".mp4 //YOKANAN 1 - Sang Sabda kang manjalma - 1:1-181Ing kala purwa Sang Sabda iku ana, dene Sang Sabda iku nunggil karo Gusti Allah sarta Sang Sabda iku Gusti Allah. 2Wiwitane Panjenengane iku nunggil karo Gusti Allah. 3Samubarang kabeh dumadine dening Sang Sabda, lan samubarang kang dumadi ora ana sawiji-wijia kang ora didadekake dening Sang Sabda. 4Sang Sabda kang kadunungan urip, sarta urip iku kang dadi pepadhanging manungsa. 5Anadene Sang Padhang nelahi sajroning pepeteng, lan ora kalindhih dening pepeteng iku. 6Ana priya rawuh kautus dening Allah asmane Yokanan. 7Rawuhe dadi seksi, kapatah nekseni bab Sang Padhang, supaya dadia lantarane wong kabeh padha pracaya. 8Panjenengane iku dudu Sang Padhang piyambak, mung kapatah nekseni bab Sang Pedhang. 9Sang Padhang kang sajati kang madhangi saben wong, iku lagi ngrawuhi jagad. 10Panjenengane wus ana ing jagad, dhasar jagad iku dumadine iya dening Panjenengane, nanging jagad iku ora wanuh marang Panjenengane. 11Rawuhe murugi kagungane, nanging para kagungane iku ora gelem nampani. 12Nanging sapa bae kang nampani Panjenengane iku diparingi wewenang dadi para putraning Allah iya iku kang padha pracaya marang asmane, 13kang laire ora saka ing getih, iya ora saka pakaremaning daging utawa saka karepe wong lanang, nanging saka ing Allah. 14Anadene Sang Sabda wus dadi daging sarta makuwon ana ing antara kita, lan aku wus padha nyawang kamulyane, iya iku kamulyan kang kaparingake marang Panjenengane kang jumeneng Putrane ontang-anting Sang Rama, kang kapenuhan ing sih-rahmat lan kayekten. 15Nabi Yokanan nekseni mungguh Panjenengane sarta nguwuh-uwuh, pangandikane: “Iya iki kang dakkarepake nalika aku pitutur mangkene: Kang rawuh nungka aku iku wus ngrumiyini aku, amarga anane sadurunge aku.” 16Saka ing kasampurnane kita kabeh wus tampa ganjaran sih mawantu-wantu. 17Sabab angger-angger iku anggone kaparingake lantaran Nabi Musa, dene sih-rahmat lan kayekten iku dumadine dening Sang Yesus Kristus. 18Ora ana wong siji-sijia kang wus tau weruh Gusti Allah. Sang Putra ontang-anting kang ana ing pangkone Sang Rama, iku kang nerangake kawontenane.

Truth Daily Enlightenment
Tidak Sungguh-sungguh

Truth Daily Enlightenment

Play Episode Listen Later Nov 27, 2022


Di dalam Injil Yohanes 3:5 Tuhan Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Pernyataan ini mestinya menggetarkan jiwa kita. Tuhan Yesus sendiri yang berbicara. Jadi, untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah harus dilahirkan dari air dan Roh. Perlu kita ketahui... Continue reading → The post Tidak Sungguh-sungguh appeared first on Truth Voice.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-26 masa biasa, 29 September 2022; pesta para Malaikat Agung: Santo Mikhael, Santo Gabriel, dan Santo Rafael

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 28, 2022 7:01


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Daniel 7: 9-10.13-14; Mazmur tg 138: 1-2a.2bc-3.4-5; Yohanes 1: 47-51 MALAIKAT ADALAH PELAYAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Malaikat Adalah Pelayan. Para penghuni surga selain Allah Tritunggal, yang tidak pernah mengalami hidup sebagai manusia ialah para malaikat. Mereka adalah makhluk roh yang berada bersama Allah sejak adanya kerajaan Surga. Tuhan Allah menyatakan kekuasaan-Nya ketika Ia berhadapan dengan makhluk ciptaan. Untuk melangsungkan kehidupan kerajaan itu, peran para malaikat ialah melayani Allah. Di dalam perayaan liturgi, Ekaristi dan doa-doa devosional, penyebutan para malaikat selalu dikaitkan dengan tugas umum mereka yaitu bernyanyi dan bersorak ria memuji Allah yang maha tinggi. Mereka seperti bala tentara yang mengelilingi dan siap untuk menjalankan tugas pelayanan di dalam kerajaan surga. Tugas khususnya ada dua, yaitu melaksanakan tugas-tugas perlindugan kepada manusia dari bahaya dan penyesatan. Mereka ini disebut para malaikat pelindung bagi setiap manusia yang percaya. Malaikat pelindung tidak mempunyai nama dan ia bukan sebagai santo-santa pelindung kita. Tugas khusus yang lain ialah membawa dan menjalankan tugas-tugas maha besar dari Allah yang maha tinggi. Mereka ini disebut para malaikat agung dan yang memiliki nama, yaitu Mikhael, Gabriel, dan Rafael. Dengan istilah “agung” melekat pada diri mereka, artinya peran mereka sebagai pelayan sangatlah penting. Pembuktian oleh kitab suci sebagai sumber resmi yang kita imani mencatat bahwa ketiga malaikat ini disebutkan dan dituliskan namanya dan dijelaskan peran masing-masingnya. Sementara para malaikat lainnya tidak disebutkan nama dan pekerjaan yang masing-masing lakukan. Malaikat Mikhael disebutkan di dalam kitab suci dan dalam kehidupan tradisi suci Gereja sebagai pembela dan serdadu yang berperang melawan musuh Tuhan dan gereja-Nya. Misalnya di dalam kitab Daniel (12,1), Mikhael digambarkan bangkit untuk melawan musuh dan mempertahankan Gereja dari serangan para Anti-Kristus. Mikhael selalu digambarkan berdiri tegap dan gagah sambil memegang pedang. Malaikat Gabriel digambarkan di dalam kitab suci sebagai pelayan dan pembawa kabar suka cita dari Allah kepada manusia. Misalnya ketika Ia diperlihatkan Daniel tentang kedatangan dan peran yang dilakukan oleh Mesias (8, 16-26; 9, 21-27), dalam Injil Lukas tentang kabar suka cita kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1,11-20), dan kabar suka cita kepada Perawan Maria tentang kelahiran Yesus Kristus. Malaikat Rafael dikenal oleh Gereja kita sebagai pelayan bagi kesembuhan dari kebutaan, penyakit, dan pelindung perjalanan. Ia menyembuhkan Tobit dari kebutaannya. Di dalam Injil Yohanes, ia menjadi kekuatan kesembuhan bagi orang-orang sakit di kolam Siloam. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, jadikanlah kami setia mengikuti petunjuk para malaikat-Mu. Kemuliaan kepada ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-11 masa biasa, 13 Juni 2022, peringatan Santo Antonius dari Padua, imam

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jun 12, 2022 7:24


Dibawakan oleh Suster Maria Magdalena, SND dari rumah generalat Kongregasi Suster- Suster Notre Dame (SND) di Roma, Italia. 1 Raja-Raja 21: 1-16; Mazmur tg 5: 2-3.5-6.7; Matius 5: 38-42 BAHASA-BAHASA ROH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Bahasa-Bahasa Roh. Basilika Santo Antonius terletak di jantung kota Padua (Italia Utara). Di dalam, halaman, dan lingkungan sekitarnya selalu ramai dengan pengunjung sepanjang musim. Para turis sangat dibantu untuk sampai ke situ dengan transportasi dan petunjuk jalan yang lengkap. Saat ini dengan internet yang menyediakan wifi yang diakses dengan lancar dan bebas, pengunjung akan merasa nyaman berada di kota itu. Seorang turis dari belahan timur dunia bahkan ingin memperpanjang tinggalnya di kota Santo Antonius ini. Setiap hari ia kunjungi pertama basilika Antonius baru kemudian mengunjungi tempat-tempat wisata lainnya. Berjalan kaki dari taman kota yang luas menuju ke basilika sangat menyukakan dia, antara lain karena dengan akses wifi itu membuat dia bersiaran langsung dengan keluarganya. Berada di kota Santo pengikut Santo Fransiskus Asisi ini, membuatnya memilih untuk berlama-lama untuk menikmati segala kemudahan kota ini. Antonius Padua tidak hanya sebagai seorang yang suci. Ia juga terkenal sebagai seorang pandai, pengajar iman yang handal, dan guru yang bijaksana. Salah satu kotbahnya yang terkenal ialah tentang bahasa-bahasa Roh Kudus yang memudahkan setiap pengikut Kristus untuk berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Ia berkata bahwa seseorang yang dipenuhi Roh Kudus mampu berbicara dalam aneka bahasa yang berbeda-beda. Beraneka bahasa yang berbeda-beda ini ialah aneka cara untuk memberikan kesaksian atas Yesus Kristus. Yesus sendiri berkata di dalam Injil Yohanes bahwa Roh Kudus bertugas untuk memberikan kesaksian tentang diri-Nya dan Bapa di surga. Bahasa-bahasa Roh itu antara lain kerendahan hati, kemiskinan-kesahajaan, kesabaran, ketaatan, ketekunan, kemurahan hati dan kebajikan-kebajikan Kristen lainnya. Kita berbicara dalam bahasa yang berbeda-beda ketika kita memakainya di dalam diri kita dan kita praktikan kebajikan-kebajikan itu dalam diri sesama kita. Itu berarti tindakan-tindakan berbicara jauh lebih kuat daripada kata-kata. Hendaknya kata-katamu mengajarkan dan tindakan-tindakanmu yang berbicara. Sebab orang-orang yang penuh dengan kata-kata tetapi kosong dalam tindakan-tindakan akan dihukum oleh Tuhan seperti pohon ara yang tidak berbuah. Yesus menegaskan bahwa kemarahan dan dendam adalah dosa pembunuhan. Ini sangat melawan bahasa Roh yang diajarkan Santo Antonius yang merupakan cinta kasih Kristus. Perbuatan raja Samaria Ahab atas Nabot orang Yizreel sungguh melawan kuasa Tuhan yang menghidupkan umat manusia dengan Roh-Nya yang memelihara dan membangun. Kita harus melawan semua kejahatan dengan Roh Tuhan Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa … Ya Yesus, semoga kami semakin mampu menggunakan bahasa-bahasa Roh Kudus-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Keluarga Epiphaneia
Gembalakanlah Domba-domba-Ku

Keluarga Epiphaneia

Play Episode Listen Later Jun 7, 2022 43:32


Pertanyaan Tuhan Yesus kepada Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" berlanjut kepada perintah khusus Tuhan kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku."Apakah perintah ini relevan bagi Petrus yang adalah mantan nelayan? Mengapa Tuhan Yesus hanya bertanya kepada Petrus dan tidak kepada murid yang lain? Adakah relasi antara percakapan Tuhan Yesus ini dengan kehidupan kita sekarang sebagai umat Kristen?Ev. Sri Umiyati P. dalam Kotbah Epiphaneia, 22 Mei 2022

Keluarga Epiphaneia
Menunggu Tuhan di Galilea

Keluarga Epiphaneia

Play Episode Listen Later Jun 6, 2022 35:35


Apa yang dilakukan para rasul setelah peristiwa penyiksaan, penyaliban, dan kebangkitan Tuhan Yesus? Yohanes 21 mencatat beberapa murid Yesus berada di pantai Danau Tiberias. Mengapa mereka di sana? Apakah untuk mencari makan? Adakah murid-murid Yesus kembali ke pekerjaan lama mereka sebagai nelayan?Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Kotbah Epiphaneia, 15 Mei 2022.

Keluarga Epiphaneia
Permuliakanlah Anak-Mu

Keluarga Epiphaneia

Play Episode Listen Later Jun 1, 2022 37:21


Apakah yang dimaksudkan Tuhan Yesus saat Dia berdoa "Permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau" seperti yang dicatat oleh Rasul Yohanes dalam Kitab Injil Yohanes 17:1-5?Apakah kemuliaan yang sama dengan yang biasa kita pahami ataukah ada maksud lebih dalam dari doa Yesus sebelum penyaliban-Nya ini?Mari kita renungkan bersama.Ibu Ev. Sri Umiyati P. dalam Kotbah Epiphaneia, 8 Mei 2022.

anak apakah nya yesus engkau kotbah injil yohanes rasul yohanes
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-6 Paskah, 28 Mei 2022

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 28, 2022 10:14


Dibawakan oleh Kristin dan Marieta Damai dari Gereja Santo Laurensius, Paroki Alam Sutra, Keuskupan Agung Jakarta. Kisah Para Rasul 18: 23-28; Mazmur tg 47: 2-3.8-9.10; Yohanes 16: 23b-28 MEMAKAI NAMA YESUS Renungan kita hari Sabtu Pekan Paskah ke-6 ini bertemakan: Memakai Nama Yesus. Beberapa remaja diancam oleh seseorang dewasa yang ingin memarahi dan memukul mereka. Mereka sedang bercerita dan bercanda. Suasana agak ribut dan ramai yang menyebabkan orang dewasa itu merasa tidak nyaman. Ia nekat menghampiri dan hendak memukuli para remaja tersebut. Namun satu di antara mereka berkata: “Bapak saya kepala polisi di sini. Jika nekat, maka dirimu siap menanggung risikonya.” Remaja itu seperti sedang menghadirkan bapaknya dengan tampak yang membuat gugup. Orang dewasa itu diam dan berlalu pergi. Seperti remaja tersebut, kita selalu memakai nama orang ternama, pejabat, penguasa atau pribadi tenar lainnya, sebagai hal yang istimewa. Kita memakai nama itu bisa saja untuk maksud positif atau yang negatif. Kalau untuk cara dan maksud yang positif dan mulia, kita diajarkan untuk memakai nama Yesus Kristus dalam menyampaikan permohonan jasmani-rohani kepada Bapa. Semua doa kita diakhiri dengan “dengan perantaraan Yesus Kristus”, berarti memakai nama Yesus Kristus. Memakainya itu, kita merasa spesial dan terhormat. Dan Yesus sendiri tetap menjadi pelayan kita meskipun Ia sudah bersatu dengan Bapa dan Roh Kudus di surga. Apakah Yesus mengizinkan kita memakai nama-Nya? Tentu. Kalimat dari Injil Yohanes yang baru saja kita dengar menunjukkan bahwa Yesus sendiri meminta supaya kita memakai nama-Nya: apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan kepadamu. Memakai nama Yesus berarti kita sungguh mengenal dan mengakui Yesus secara benar, sehingga kita percaya bahwa Dia akan memenuhi kebutuhkan kita. Mengetahui dan percaya Dia secara benar dan menyeluruh merupakan syarat yang tak bisa diremehkan. Atas dasar ini maka Apolos diberikan semua penjelasan secara menyeluruh tentang Yesus Kristus, supaya ia dapat memakai nama Yesus secara benar dalam seluruh kegiatan pewartaannya. Kita juga mengambil tanggung jawab untuk memakai nama Yesus secara benar, dengan maksud yang benar untuk sampai kepada Bapa. Kita harus bisa menghindari memakai nama Yesus secara sembarangan, misalnya mencatut istilah profan pada nama-Nya. Kita tidak boleh memakai nama Yesus untuk meminta sesuatu yang curang, jahat atau melawan kemanusiaan. Kita juga harus menghindari menggantikan nama Yesus dengan nama orang kudus lain termasuk Bunda Maria, karena nama Yesus itu satu-satunya perantara kita kepada Bapa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, kuatkanlah pikiran dan hati kami untuk senantiasa memakai nama-Mu secara benar setiap kali kami berdoa dan memohon kepada Bapa. Semoga kami menaati dengan setia perintah-perintah-Mu dan memuji-Mu penuh dengan semangat iman kami, kini dan sepanjang masa. Amin. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu ke-4 Paskah, 8 Mei 2022

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 8, 2022 9:19


Dibawakan oleh Tim La Porta asuhan Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Labuan Bajo, Manggarai Barat. Pembaca bacaan adalah Juventus dan Yudi, calon SDB dari Keuskupan Ruteng. GEMBALA DAN DOMBA YANG BAIK Tema renungan kita pada hari Minggu Paskah ke-4 ini ialah: Gembala Dan Domba Yang Baik. Hari ini, menurut tradisi Gereja adalah hari Minggu Gembala yang Baik. Gereja merayakan ini dengan kegiatan Minggu panggilan. Kita paham bahwa para gembala dan pelayanan Gereja dan Masyarakat telah melalui proses pembinaan sebagai orang-orang terpilih dan terpanggil. Mereka adalah pria dan wanita yang ingin menjawab panggilan Tuhan secara khusus yang disebut panggilan imamat dan hidup membiara. Kata gembala dari bahasa Latin pastor, dan bahasa Inggris shepherd, menunjuk pada diri Yesus Kristus, Gembala agung dan utama. Yesus mengatakan sendiri tentang ini dalam Injil Yohanes pada hari ini. Ia lalu jadikan kita semua domba-domba gembalaan-Nya. Bagi kita di dalam Gereja Katolik, misi Yesus Kristus sebagai gembala menjadi sebuah tugas partisipatif, yang berarti bahwa mereka yang terpilih itu mengambil bagian dalam misi Yesus sendiri. Itulah mengapa kita memiliki Gereja dan ada perutusan yang diberikan Yesus dan Gereja. Partisipasi ini berwujud pada beberapa tingkat. Paus yang menggantikan posisi rasul Petrus, para Uskup yang menggantikan para rasul dapat kita katakan para gembala lingkaran pertama yang melanjutkan penggembalaan Yesus Kristus. Sampai saat ini posisi mereka ditandai dengan takhta kepemimpinan untuk sebuah Gereja Universal, juga Gereja Lokal. Tingkat yang menyusul ialah para imam yang berpartisipasi dalam tugas imamat Uskupnya. Ada imam diosesan yang bekerja di keuskupan masing-masing dan imam tarekat yang bekerja melalui perutusan tarekat masing-masing. Tingkat yang lebih luas ialah para biarawan dan biarawati, yang juga memiliki perutusan dalam membesarkan Gereja, merawatnya dan sebagai saksi hidup Kerajaan Allah. Dan yang lebih luas lagi ialah setiap orang pengikut Kristus yang memiliki tanggung jawab untuk berada bersama, menemani dan menjaga sesama di sekitarnya. Setiap orang dibaptis untuk menjadi gembala bagi yang sesamanya yang lain. Ia harus berpartisipasi dengan penggembalaan Kristus. Menurut inspirasi bacaan liturgi hari ini, perhatian gembala kepada domba-dombanya dapat diringkaskan menjadi tiga. Pertama, gembala mengenal domba-dombanya. Mengenal, mengetahui dan memahami merupakan bentuk-bentuk kasih sayang dan perhatian. Kedua, perhatian gembala yang lebih tinggi derajat dan kualitasnya ialah kalau ia berkorban demi kebaikan dan keselamatan orang-orang yang disayanginya. Ketiga, gembala peduli akan kenyamanan dan keselamatan jiwa mereka yang ia perhatikan. Jadi, kita sebagai pengikut Kristus, terpanggil dan terbentuk dalam seluruh perjalanan iman di dunia ini, sebagai gembala. Kristus sendiri yang akan memampukan kita untuk menjadi gembala. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah dan Tuhan kami, jadikanlah kami domba-domba yang benar dan baik di dalam Gereja-Mu. Bapa kami yang ada di Surga... Dalam nama Bapa ... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Keluarga Epiphaneia
Ekspositori Yohanes 16:1-8 - Ev. Sri Umiyati P.

Keluarga Epiphaneia

Play Episode Listen Later May 6, 2022 41:23


Ibadah Epiphaneia 1 Mei 2022

yohanes kotbah injil yohanes
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-3 Paskah, 5 Mei 2022

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 4, 2022 7:53


Dibawakan oleh Maria Indrawati dan Irene Rosari dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas, Keuskupan Agung Jakarta. Kisah Para Rasul 8: 26-40; Mazmur tg 66: 8-9.16-17.20; Yohanes 6: 44-51 ROTI HIDUP SEPERTI DONAD Tema renungan kita hari ini ialah: Roti Hidup Seperti Donad. Ajaran tentang Yesus sebagai Roti Hidup diungkapkan secara istimewa dalam Injil Yohanes. Pembahasannya dalam porsi yang banyak dan juga bernilai teologis yang mendalam. Intinya, Yesus Kristus sebagai penjamin keselamatan dan kebaikan hidup kita baik pada saat masih di dunia maupun dalam hidup di akhirat nanti. Ada seorang gadis remaja berwajah manis di kampung yang berjualan donad dari gang ke gang. Suaranya kedengaran sangat familiar ketika menyebut: “Donaaad, rasanya maniiiiss dan enaaak”, karena ia lakukan itu tiap hari. Ia menjual donad tiap hari sebagai satu-satunya usaha ibunya yang sudah janda supaya, bersama dengan dua adiknya, mereka bisa menyambung hidup. Biasanya jualan itu laris, tidak hanya karena orang-orang suka akan donad, tetapi juga mereka simpati dengan gadis itu yang lazim dipanggil “Nona” meskipun itu bukan nama aslinya. Donad yang dijual gadis berwajah manis itu sejatinya untuk menghidupkan keluarganya. Di dalam “roti hidup” Yesus Kristus, kemanisan dan enaknya amat luar biasa. Donad itu akan hilang dan habis suatu ketika karena sebagai barang di bumi ini. Tetapi roti hidup dari Yesus Kristus tak akan habis dan kemanisannya merupakan semua rahmat kekuatannya yang memberikan kehidupan bagi setiap manusia baik saat ini maupun yang akan datang. Filipus, seorang murid Yesus dan diakon yang tulen telah makan langsung Roti Hidup Yesus Kristus, yang pada Injil hari ini berkata: Aku adalah roti hidup yang telah turun dari surga; barang siapa makan roti ini akan hidup selama-lamanya.” Ia hidup dengan roti itu, sampai ketika ia berjumpa dengan sida-sida dari Ethiopia, menjelaskan isi kitab suci kepadanya dan membaptisnya. Filipus bergerak dari Yesus Kristus menuju jalan-jalan, pinggiran, dan pelosok kehidupan dengan membawa rahmat roti hidup Yesus Kristus. Ia bersama dengan para rasul, murid-murid, dan pengikut Kristus lainnya. Sida-sida Ethiopia itu bergerak dari pinggiran atau pelosok untuk mendapatkan roti hidup, yaitu Yesus Kristus sendiri. Banyak orang lain, mungkin di sekitar Anda sedang bergerak juga menuju ke pusat, yaitu Yesus Kristus. Sungguh tepat jika ketika sedang menuju kepada Yesus, mereka menjumpai Yesus Kristus dalam diri kita. Mereka tak perlu lagi mencari bentuk dan macam roti yang lain, selain Roti Hidup Yesus Kristus sendiri. Marilah kita berdoa bersama. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah kami roti-roti yang manis dan membawa nikmat, yaitu diri-Mu sendiri yang kami bawa ke mana saja kami pergi, sehingga sesama kami dapat datang kepada-Mu, melalui diri kami. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Harian, Selasa 19 April 2022 oleh Ibu Maria Marsiti

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later Apr 18, 2022 4:43


Injil Yohanes 20:11-18

oleh injil yohanes renungan harian selasa
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin dalam Pekan Suci, 11 April 2022

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 11, 2022 7:37


Bacaan dibawakan oleh Eka Tarigan dan renungan dibawakan oleh Diana Darmosaputro dari Sekolah Saint Peter di Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta. Yesaya 42: 1-7; Mazmur tg 27: 1.2.3.13-14; Yohanes 12: 1-11 KASIH TAK BERTEPI Renungan kita pada hari ini bertema: Kasih Tak Bertepi. Apakah yang dimaksud dengan kasih yang tak bertepi? Ketika Yesus bersantap bersama teman-teman dekat-Nya, Maria yang dikenal sebagai wanita pendosa menurut Injil Yohanes melakukan sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh cinta. Ia mengambil harta paling berharga yang ia miliki dan menggunakan itu hanya untuk Yesus Kristus. Perhatiannya tak pakai perhitungan. Cintanya tiada bertepi. Tindakannya itu didasari cinta dan terima kasihnya kepada Yesus yang telah melimpahkan kasih yang juga tiada bertepi kepadanya dan keluarganya. Tuhan berbelas kasih mengampuninya, mengembalikan dia dari kehinaan sebagai pendosa kepada hidup dalam rahmat-Nya. Ia melakukan sebuah tindakan kasih yang mestinya tidak boleh dilakukan seorang wanita Yahudi di muka umum. Ia melepaskan rambut panjangnya terurai. Ia membasahi Yesus dengan air matanya. Menurut aturan adat seorang wanita pada hari perkawinannya harus mengikat dan menutup rambutnya. Sementara itu bagi yang telah menikah, melepaskan rambut terurai di muka umum merupakan tanda sangat tidak sopan. Tindakan Maria ini tentu saja menjengkelkan semua yang ada di sekelilingnya, kecuali Yesus. Tapi ia tidak peduli dengan reaksi orang-orang itu. Ia hanya ingin menyatakan kasihnya kepada Tuhan. Dalam kerendahannya ia menunduk untuk meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambut panjangnya. Tindakan Maria ini meninggalkan pesan kepada kita, yaitu bagaimana dan sudah berapa kali kita menunjukkan wujud terima kasih dan cinta terbesar kepada Tuhan? Karena minyak wangi itu seluruh isi rumah penuh dengan keharuman (Yoh 12,3). Keharuman dan keindahan mengisi seluruh rumah baik secara fisik maupun secara rohani. Hanya kasih tiada bertepi yang dapat melakukan ini. Hal ini cukup untuk menggambarkan bahwa seorang manusia seperti Maria dapat berbuat kasih yang sama dengan kasih Tuhan Yesus Kristus. Tidak mustahil bagi siapa pun dari kita melakukan hal seperti yang dilakukan Maria. Yesus Kristus senantiasa memberi kita contoh untuk berbagi kasih yang tidak bertepi. Di dalam pekan suci ini kita mengenangkan perbuatan kasih-Nya. Pada hari ini kita diberi gambaran sosok Yesus hamba Allah yang rela untuk menderita bagaikan buluh yang patah terkulai atau sumbu yang pudar nyalanya, tetapi ia sendiri tidak akan patah terkulai dan menjadi pudar. Ia tetap menegakkan hukum di bumi ini. Cinta-Nya bertahan selama-lamanya di bumi ini. Yesus tak akan berhenti dengan menderita dan wafat-Nya. Ia justru melewati semua ini dan hidup terus di dalam kita semua. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, ajarilah dan kuatkanlah kami untuk selalu dapat bertahan bila kesulitan dan penderitaan menghadang hidup kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-4 Prapaskah, 1 April 2022

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 31, 2022 7:20


Bacaan dibawakan oleh Melna Rumondang dan renungan dibawakan oleh Yohanes Haring dari Sekolah Saint Peter di Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta. Kebijaksanaan 2: 1a.12-22; Mazmur tg 34: 17-18.19-20.21.23; Yohanes 7: 1-2.10.25-30 SAATNYA BELUM TIBA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya Belum Tiba. Tidak lama lagi kita akan merayakan pekan suci. Peristiwa sengsara dan wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman puncak penderitaan-Nya. Antisipasi perayaan besar ini kita jumpai pada hari-hari menjelangnya, termasuk pada hari ini. Bentuk antisipasi itu ialah aneka kesulitan sebagai perlawanan terhadap Yesus. Ancaman terhadap diri-Nya benar-benar nyata, langsung, dan pasti. Ia berada di ambang penganiayaan. Jauh sebelum pengalaman nyata Yesus Kristus itu, kitab Kebijaksanaan telah menggambarkan penganiayaan ini. Katanya: Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan (Keb 2, 19-20). Injil Yohanes yang baru saja kita dengar memperkuat gambaran ambang penganiayaan itu dengan menyebut: orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba (Yoh 7,30). Saat-Nya yang belum tiba bergantung sepenuhnya pada penyelenggaraan Allah. Hari Kamis malam dan Jumat Agung belum tiba. Semua pihak dari kita wajib tunduk pada ketentuan waktu yang belum tiba ini. Semuanya harus menghormati aspek penting seperti apa berada dalam ambang penganiayaan Yesus Kristus. Meski gelombang amarah, iri hati, benci, dan kekerasan tampaknya tak terbendung, mereka wajib menahan dirinya. Meski gelombang itu amat kuat, Tuhan belum mengizinkan terjadi. Seperti apa kita memaknai “Saatnya Tuhan belum tiba?” Pertama-tama kita memaknainya dengan mengakui dan menerimanya. Kita menerima kenyataan ini dan mengimaninya sebagai bentuk pemenuhan kehendak Bapa dari pihak Yesus, dan sebagai isi iman kita. Di dalam doa “Aku Percaya” kita ungkapkan iman kita dengan menyebutkan: Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan. Mengamini ini berarti juga kita menyanggupi ajaran dan undangan Tuhan untuk mengikuti Dia dalam setiap ambang penganiayaan yang kita hadapi di dalam hidup kita. Kita memaknai ini juga dengan tak gentar untuk tetap mempertahankan kebenaran dan kebaikan sebagai tanda keberpihakan kita kepada Tuhan. Biasanya godaan bagi mereka yang berada dalam situasi ambang derita dan penganiayaan ialah takut atau menyerah dan tunduk kepada pihak penganiaya. Biar penganiaya ingin cepat eksekusinya, kita tidak boleh menyerah kepada kehendaknya. Pengikut Kristus yang otentik tidak tunduk seperti ini. Di ambang tersebut kita berani berseru: kerelaan ini adalah demi Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga, kuatkanlah kami selalu khususnya ketika kami berada di tengah penderitaan dan penganiayaan, supaya kami tetap berpihak kepada-Mu saja. Bapa kami yang ada di surga ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin dalam Oktaf Natal, 27 Desember 2021, pesta Santo Yohanes, rasul dan pengarang Injil

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 26, 2021 6:49


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng. 1 Yohanes 1: 1-4; Mazmur tg 97: 1-2.5-6.11-12; Yohanes 20: 2-8 KESAKSIAN ORISINAL DAN FUNDAMENTAL Tema renungan kita pada hari ketiga setelah Natal ini ialah: Kesaksian Orisinal Dan Fundamental. Pada hari ini seluruh Gereja kita merayakan pesta Santo Yohanes, rasul dan pengarang Injil. Di dalam Injil kita tahu bahwa Yohanes ini adalah adik rasul Yakobus yang dipanggil berdua oleh Yesus saat mereka bersama ayah Zebedeus sedang melaut di Danau Genesaret. Yohanes selalu tampil bertiga Petrus dan Yakobus mendampingi Yesus. Masih dalam suasana Natal, selain kita diperkenalkan profil salib sebagai cara untuk mengambil bagian di dalam Kristus dan nantinya mencapai kemuliaan, kita juga diperkenalkan untuk mencapai kemuliaan kerajaan Allah melalui kesaksian hidup yang orisinal dan fundamental. Cara ini harus ditekankan, karena Yohanes sendiri berkata melalui tulisannya begini: “Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu”. Yang dilihat dan didengar oleh Yohanes dan para rasul serta para murid ialah diri Yesus Kristus. Kesaksian Yohanes itu ialah ia mengalami dan menghidupi cinta yang amat kuat dan bertahan sampai akhir. Hal ini terungkap melalui Petrus yang memberikan kesaksian tentang Yohanes, bahwa rasul yang satu ini tak akan mengalami model kematian kemartiran seperti para rasul dan murid lainnya. Injil Yohanes juga mengatakan bahwa rasul ini adalah yang paling dikasihi oleh Tuhan. Karena semua pengalaman bersama Yesus yang begitu mendalam dan pribadi, maka Ia dengan tegas memberikan kesaksian sebagai seorang saksi langsung. Julukan yang lazim di dalam Injil tentang Yohanes ialah “seorang murid yang dikasihi Tuhan”. Daripada menyebut nama “Yohanes”, julukan itu yang selalu dipakai. Jadi bisa dibayangkan kalau itu adalah pribadi yang lain. Hal ini ditafsirkan secara umum untuk menunjukkan pada semua pengikut Kristus: rasul dan murid, pria dan wanita, orang muda dan dewasa yang sekolah atau terdidik dan tidak, semua itu adalah pribadi-pribadi yang dikasihi Tuhan. Berarti, saya secara pribadi dikasihi oleh Tuhan. Anda juga dikasih Tuhan secara pribadi. Dia secara pribadi juga dikasihi Tuhan. Sungguh indah mengalami kasih dari Tuhan, yang diberikan ke pribadi kita masing-masing, dicurahkan dengan sempurna, dijamin kualitasnya sampai selamanya, dan tak bersyarat apa pun. Yang penting kasih datang ke dalam hidup pribadi Anda dan saya. Ketika setiap orang dalam setiap kesadarannya mengakui dicintai seperti ini, ia sesungguhnya sedang mengalami kasih yang sejati. Di dalam masa Natal ini, kiranya kita berusaha untuk menerima kasih itu dari Tuhan lebih daripada biasanya, persis pada saat-saat bersama Yesus dan keluarga Nazareth yang hidup penuh dalam kasih. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus dan keluarga Nazareth, kami ingin hidup kalam lingkungan keluarga-Mu yang tenang dan damai, maka berikan kami rahmat ini. Kemuliaan... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Kencan Dengan Tuhan
Edisi Selasa, 30 November 2021 - Sahabat Terbaik

Kencan Dengan Tuhan

Play Episode Listen Later Nov 29, 2021 4:20


"TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14) Renungan: Ada seorang pria yang menemukan tempat penampungan bagi seorang anak laki-laki yang hidup menggelandang di jalan dengan tubuh dan pakaian yang kotor. Ia pun kemudian mengajak anak itu untuk pergi ke tempat penampungan. Mereka berdua berjalan dan berbincang-bincang dengan akrabnya. Tiba-tiba langkah mereka dihentikan oleh seseorang. Orang tersebut berkata kepada sang pria itu, "Anda pasti tidak berjalan bersama anak laki-laki yang kotor ini di sepanjang jalan ini kan?" Pria itu menjawab, "Mengapa tidak? Dia adalah teman saya." Ketika sang anak laki-laki tersebut mendengar komentar pertama orang tersebut, ia merasa malu dan hendak menyelinap pergi. Tetapi ketika mendengar Jawaban pria tersebut sang anak begitu senang karena kini ia memiliki seorang teman baru yang mau menerima dia apa adanya. Seorang sahabat sejati pasti akan diperlakukan lebih istimewa daripada orang lain. Ia akan selalu ada di hati sahabatnya. Ia akan menjadi tempat curahan hati sababatnya. Ia pun akan menjadi pembela bila sahabatnya itu direndahkan atau dihina oleh orang lain. Tuhan menyebut kita sebagai sahabat di dalam Injil Yohanes 15:15, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Ku dengar dari Bapa-Ku." Ketika kita menjadi sahabat Tuhan, maka kita pun akan mendapat perlakuan istimewa dari Tuhan. Tuhan akan memberitahukan rencana-rencana-Nya kepada kita dan Ia akan selalu ada untuk kita. Apakah kita pernah mengucapkan terima kasih karena Ia mau menjadikan kita sahabat-Nya? Mari, bersyukurlah atas anugerah ini dengan lebih setia lagi untuk mengasihi Dia dan sesama. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mau menerima aku sebagai sahabat-Mu. Mampukan aku agar dapat menjadi sahabat terbaik-Mu. Amin. (Dod).

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Harian, Selasa 9 November 2021 oleh Bapak Y. Pamungkas

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later Nov 8, 2021 5:08


Injil Yohanes 2:13-22

oleh injil yohanes renungan harian selasa
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan biasa ke-26, 29 September 2021; pesta Santo Mikhael, Gabriel, dan Rafael, para malaikat agung

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 28, 2021 7:12


Bacaan dibawakan oleh Maria Dwi Andriani dan renungan dibawakan oleh Padot Agustinus dari Gereja Kalvari, Paroki Lubang Buaya, Keuskupan Agung Jakarta. Daniel 7: 9-10.13-14; Mazmur tg 138: 1-2a.2bc-3.4-5 MALAIKAT ADALAH PELAYAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Malaikat Adalah Pelayan. Pernah ada suatu percakapan di antara para Malaikat di Surga. Malaikat A bertanya: “Apakah Anda punya suatu keinginan yang belum tercapai?” Malaikat B menjawab: “Untuk apa punya keingingan, di Surga sini sudah lengkap. Saya tidak punya keinginan apa-apa yang belum tercapai.” Malaikat A menimpali: “Kalau saya, saya ingin hidup di dunia supaya dapat mengenal banyak manusia.” Tentu saja cerita ini hanya rekaan. Sesungguhnya, para malaikat itu adalah penghuni surga yang tidak pernah mengalami hidup sebagai manusia di bumi. Mereka adalah makhluk roh yang berada bersama Allah sejak adanya kerajaan Surga. Untuk melangsungkan kehidupan kerajaan itu, peran para malaikat ialah melayani Allah. Di dalam ibadat dan doa-doa kita, penyebutan para malaikat selalu dikaitkan dengan tugas umum mereka yaitu bernyanyi dan bersorak ria memuji Allah yang maha tinggi. Mereka seperti bala tentara yang mengelilingi dan siap untuk menjalankan tugas pelayanan di dalam kerajaan surga. Tugas khususnya ada dua, yaitu melaksanakan tugas-tugas perlindungan kepada manusia dari bahaya dan penyesatan. Mereka ini disebut para malaikat pelindung bagi setiap manusia yang percaya. Malaikat pelindung tidak punya nama dan ia bukan sebagai santo-santa pelindung. Tugas khusus yang lain ialah membawa dan menjalankan tugas-tugas maha besar dari Allah yang maha tinggi. Mereka ini disebut para malaikat agung dan yang memiliki nama, yaitu Mikhael, Gabriel, dan Rafael. Mereka itu agung karena peran mereka yang sangat penting sebagai pelayan. Kitab suci mencatat bahwa ketiga malaikat ini disebutkan dan dituliskan namanya dan dijelaskan peran masing-masingnya. Malaikat Mikhael disebutkan di dalam kitab suci dan tradisi suci Gereja sebagai pembela dan serdadu yang berperang melawan musuh Tuhan dan gereja-Nya. Misalnya di dalam kitab Daniel (12,1), Mikhael digambarkan bangkit untuk melawan musuh dan mempertahankan Gereja dari serangan para Anti-Kristus. Mikhael selalu digambarkan berdiri tegap dan gagah sambil memegang pedang. Malaikat Gabriel adalah pelayan dan pembawa kabar suka cita Surga kepada manusia. Kitab Daniel menulis tentang kedatangan dan peran yang dilakukan oleh Mesias (8, 16-26; 9, 21-27), Injil Lukas menulis tentang kabar suka cita kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1,11-20), dan kabar suka cita kepada Perawan Maria tentang kelahiran Yesus Kristus. Malaikat Rafael adalah sebagai pelayan bagi kesembuhan dari kebutaan, penyakit, dan pelindung perjalanan. Ia menyembuhkan Tobit dari kebutaannya. Di dalam Injil Yohanes, ia membantu orang-orang sakit di kolam Siloam. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, jadikanlah kami setia mengikuti petunjuk para malaikat-Mu. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Firman Tuhan hari Senin pekan biasa ke-23, 6 September 2021

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 5, 2021 8:18


Bacaan dibawakan oleh Mateus Meran dan renungan dibawakan oleh Agnes Kenupang, dari Gereja St. Yohanes Maria Vianey, Paroki Cilangkap, Keuskupan Agung Jakarta. Kolose 1: 24 - 2:3; Mazmur tg 62: 6-7.9; Lukas 6: 6-11 MENGALAMI KEPENUHAN HIDUP DI DALAM KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mengalami Kepenuhan Hidup di Dalam Kristus. Ada seorang murid sd yang tidak naik kelas dan ketika diselidiki orang tuanya, ternyata ia banyak absennya. Ternyata ia hanya sampai di gerbang, berbuat seolah-olah masuk area sekolah, tapi ia berbelok arah dan pergi bermain. Ada seorang murid sd yang lain, ketika guru bertanya di kelas: siapa di sini yang tidak ingin naik kelas, dia mengangkat tangannya. Katanya kalau naik kelas, akan naik terus, padahal ia malas sekolah. Kedua anak sd ini tidak mengalami sekolah sepenuhnya seperti yang diharapkan. Mereka pernah disebut anak sekolah, tetapi tidak dapat menjadi murid yang baik di sekolahnya. Analogi ini dapat diterapkan pada para pengikut Kristus. Mereka nyatakan diri mengikuti Kristus melalui pembaptisan namun mungkin sekedar nama dan sebagai umat yang pasif. Mereka ini tidak memiliki kepenuhan di dalam Kristus. Hal ini bertentangan dengan Santo Paulus yang dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, berkata: “Kami memperingatkan setiap orang dan mengajar mereka dengan segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan di dalam Kristus.” Paulus berpatokan pada ajaran Yesus Kristus, yang dalam Injil Yohanes bab 10, ayat 10, berkata: Yesus datang supaya kita memperoleh hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Hari ini bacaan-bacaan kita menggambarkan kepenuhan hidup di dalam Kristus yang menuntut kita untuk: 1) mengalami penderitaan yang penuh, seperti yang dikatakan oleh bacaan pertama kalau kita “memenuhi apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat, supaya derita dan pengorbanan semakin menjadi daya untuk menghadirkan kebaikan bagi banyak orang; 2) tekun dengan firman Tuhan, yang bukan kata-kata kosong tetapi pribadi Tuhan yang hadir dan memberikan kehidupan baru bagi setiap orang; 3) memiliki kepenuhan kemuliaan yang melampaui semua hal yang berharga; 4) menyatakan apa yang dahulu sebagai rahasia, dan kini telah dinyatakan kepada orang-orang kudus; 5) menerima rahmat kebijaksanaan yang kita dapatkan dengan berlimpah di dalam Kristus; 6) memiliki kekuatan Yesus Kristus yang begitu berdaya dalam membaharui hidup kita dan menghempaskan kekuatan kejahatan, sakit dan halangan lainnya, dan; 7) mempunyai kepastian akan pengetahuan tentang misteri Allah yaitu Kristus Putera Allah, sehingga kita dapat sampai kepada setiap harta kebijaksanaan dan pengetahuan yang tersembunyi. Ini semua merupakan kekayaan rohani yang kita upayakan selalu di dalam hidup iman kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, sebagaimana Engkau sembuhkan orang yang mati tangan kanannya, kami mohon kiranya Engkau juga sembuhkan kami dari sakit kami masing-masing, sehingga kami mampu memenuhi tugas dan tanggung jawab kami masing-masing. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Tota Scriptura Podcast
REFORMING HEART (#55): Penggenapan Doa Daud dalam Doa Tuhan Yesus

Tota Scriptura Podcast

Play Episode Listen Later Jun 20, 2021 17:05


Episode baru setiap Senin | pemuda.stemi.id | Episode 55 (Yohanes 17: 1-26): Hari ini kita akan istirahat sebentar dari Kitab 2 Samuel. Kita lihat untuk hari ini Injil Yohanes. Yohanes 17 ini adalah doa Tuhan Yesus untuk murid-murid dan untuk gereja-Nya. Doa ini sangat berpola doa Daud dalam 2 Samuel 7 yang kita renungkan kemarin. Doa ini bukan hanya mirip, tetapi menggenapi apa yang Daud doakan. Mari kita pelajari.

GKI Coyudan
INGATLAH, IA TELAH TERLEBIH DAHULU MENGALAMINYA - Renungan Malam - 29 Mei 2021

GKI Coyudan

Play Episode Listen Later May 29, 2021 5:09


YOH 15:18-2 Nats Yohanes 15:18 (TB) "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Tidak ada orang yang ingin dibenci oleh sesamanya. Keinginan manusia pada umumnya adalah keinginan untuk disukai dan dianggap sebagai orang yang menyenangkan bagi sesamanya. Tentu keinginan itu adalah hal yang wajar. Namun apa jadinya jika dalam hidup kita ini, ketika kita melakukan apa yg Tuhan kehendaki, justru kebencian yang kita hadapi? Hari ini, jika kita masih mengalami sebuah hidup yg tidak mudah justru karena kita terus setia mencintai Kristus dan melakukan InjilNya, Allah ingin menghibur dan menguatkan kita semua melaluinya apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Yoh 15:18. Kata-kata Yesus dalam Injil Yohanes 15:18 adalah kata-kata terakhirNya sebelum IA disalibkan. Ia mengingatkan dan menghibur para murid untuk tetap ingat bahwa kelak ketika hidup memberitakan Injil menjadi berat karena kebencian dan ketidaksukaan orang lain pada mereka. Yesus sudah terlebih dahulu merasakannya. Ia yang sudah terlebih dahulu merasakanNya., sangat mengerti apa yg akan dialami oleh para murid. Penolakan, fitnahan, kekejian, dan semua hal berat mampu ditanggung oleh para murid dan kita saat ini dengan percaya bahwa Yesus tahu dan sudah terlebih dahulu merasakannya. Oleh karena itu, kita dana para murid sesungguhnya telah dikuatkan untuk semakin berani menjadi saksi Tuhan. Renungkanlah, hal apa yg mungkin kita lalui hari ini dengan tidak mudah justru karena kita melakukan Injil Tuhan. Yakinlah bahwa Ia sudah mengalaminya dan Ia sendiri yg akan memberi kekuatan kepada kita. DOA PETANG: YA Allah, berapa besar kasihMu untuk kami. Kami percaya semua hal berat yg mungkin sedang kami jalani karena mencintaiMu, mampu kami jalani bersamaMu karena Dikau sendiri sudah memberi teladan bagi kami. Amin. Pdt. Keshia H.S.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan ke-6 Paskah, 15 Mei 2021

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 14, 2021 6:40


Bacaan dibawakan oleh Frater Primus, SDB dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB, dari Serikat Salesian Don Bosco (SDB) di Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 18: 23-28; Mazmur tg 47: 2-3.8-9.10; Yohanes 16: 23b-28. MEMAKAI NAMA YESUS Renungan kita hari ini bertema: Memakai Nama Yesus. Ada banyak kejadian di masyarakat, baik yang dipublikasi media maupun yang tidak, tentang pemungutan liar. Ada sejumlah oknum yang memungut uang dari warga masyarakat di rumah-rumah keluarga untuk kepentingan mereka dan kelompok mereka. Biasanya mereka membawa surat yang ditanda tangani oleh pejabat atau tokoh masyarakat tertentu sebagai pembenaran atas tindakan tersebut. Dengan membawa nama “orang besar” mereka merasa aman untuk bertindak. Di dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam kebudayaan yang kita miliki, ketika kita membawa nama orang yang memiliki kuasa dan pengaruh, urusan-urusan yang kita lakukan bakal menjadi lancar. Entah suatu perbuatan melawan aturan entah suatu perbuatan baik untuk tujuan yang baik, kita tentu ingin dibantu oleh dukungan orang yang lebih kuat dan berpengaruh. Yang kita inginkan ialah supaya kita tidak mengalami hambatan dan tujuan kegiatan tersebut segera tercapai serta hasilnya dapat menguntungkan kita.. Seperti inilah kalau kita semua pengikut Kristus diajarkan untuk memakai nama Yesus Kristus untuk meminta kebutuhan-kebutuhan jasmani-rohani kepada Bapa. Semua doa kita diakhiri dengan “dengan perantaraan Yesus Kristus”, berarti memakai nama Yesus Kristus. Memakainya itu kita merasa spesial dan terhormat. Yesus sendiri tetap menjadi pelayan kita meskipun Ia sudah bersatu dengan Bapa dan Roh Kudus di surga. Apakah Yesus mengizinkan kita memakai nama-Nya? Tentu. Kalimat dari Injil Yohanes yang baru saja kita dengar menunjukkan bahwa Yesus sendiri meminta supaya kita memakai nama-Nya: apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan kepadamu. Memakai nama Yesus berarti kita sungguh mengakui Yesus secara benar, kita percaya Dia akan memenuhi kebutuhan kita. Mengetahui dan percaya kepada Dia adalah bukti iman kita kepada-Nya. Atas dasar ini maka Apollos diberikan semua penjelasan secara menyeluruh tentang Yesus Kristus, supaya ia dapat memakai nama Yesus secara benar dalam seluruh kegiatan pewartaannya. Kita juga mengambil tanggung jawab untuk memakai nama Yesus secara benar, dengan maksud yang benar untuk sampai kepada Bapa. Kita harus bisa menghindari memakai nama Yesus secara sembarangan, misalnya mencatut istilah profan pada nama-Nya. Kita tidak boleh memakai nama Yesus untuk meminta sesuatu yang curang, jahat atau melawan kemanusiaan. Kita juga harus menghindari menggantikan posisi nama Yesus dengan nama orang kudus lain termasuk Bunda Maria, karena Yesus itu satu-satunya perantara kita kepada Bapa. Perjalanan kita kepada Bapa hanya melalui Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, kuatkanlah pikiran dan hati kami untuk senantiasa memakai nama-Mu secara benar setiap kali kami berdoa dan memohon kepada Bapa. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Firman Setiap Hari
Hamba yang Menderita

Firman Setiap Hari

Play Episode Listen Later Apr 30, 2021 11:38


Penulis Injil Yohanes mengungkapkan sisi yang cukup berbeda dari Kristus di malam Ia ditangkap. Keberanian, Kerendahan hati, Keteladan didalam tekanan yang hebat menunjukkan kepada kita bagaimana kerelaan-Nya untuk meminum dari cawan penderitaan itu. Ialah Kristus, Hamba yang Menderita. Injil Yohanes merupakan Injil yang unik dibandingkan dengan ketiga Injil lainnya. Injil Yohanes berfokus menjelaskan Kristus dari sisi keilahian-Nya sebagai Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Mari belajar lebih dekat mengenai Kristus dari sudut pandang Injil Yohanes. Narator oleh: Larry Christofal Kunjungi website alkitabsuara.com

Firman Setiap Hari
Pokok Anggur

Firman Setiap Hari

Play Episode Listen Later Apr 26, 2021 9:16


Sebagai pokok anggur yang benar, Kristus menjelaskan betapa pentingnya untuk kita tetap tinggal didalam Dia. Tidak terpisah dan tidak terputus dari pokok anggur yang berkuasa menjadikan kita ranting-ranting yang menghasilkan buah. Injil Yohanes merupakan Injil yang unik dibandingkan dengan ketiga Injil lainnya. Injil Yohanes berfokus menjelaskan Kristus dari sisi keilahian-Nya sebagai Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Mari belajar lebih dekat mengenai Kristus dari sudut pandang Injil Yohanes. Narator oleh: Larry Christofal Kunjungi website alkitabsuara.com

Firman Setiap Hari
Yesus, Jalan kepada Bapa

Firman Setiap Hari

Play Episode Listen Later Apr 23, 2021 9:45


Yesus memberikan peneguhan kepada para murid akan iman mereka kepada diri-Nya. Ungkapan Jalan, Kebenaran, dan Hidup memberikan kepastian dan peneguhan yang besar bagi iman kita kepada-Nya. Bukan hanya itu, Kristus juga menjanjikan Penolong bagi kita umat percaya. Injil Yohanes merupakan Injil yang unik dibandingkan dengan ketiga Injil lainnya. Injil Yohanes berfokus menjelaskan Kristus dari sisi keilahian-Nya sebagai Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Mari belajar lebih dekat mengenai Kristus dari sudut pandang Injil Yohanes. Narator oleh: Larry Christofal Kunjungi website alkitabsuara.com

Firman Setiap Hari
Mengenal Kitab Yohanes: Firman Menjadi Manusia

Firman Setiap Hari

Play Episode Listen Later Apr 19, 2021 9:54


Injil Yohanes memperkenalkan Kristus bukan dari kelahiran-Nya sebagai Anak Manusia, bukan dari perbuatan-Nya sebagai Hamba, melainkan dari kodrat-Nya yang telah ada sejak semula, sebagai Firman yang bersama-sama dengan Allah yang menjadi Manusia. Injil Yohanes merupakan Injil yang unik dibandingkan dengan ketiga Injil lainnya. Injil Yohanes berfokus menjelaskan Kristus dari sisi keilahian-Nya sebagai Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Mari belajar lebih dekat mengenai Kristus dari sudut pandang Injil Yohanes. Narator oleh: Larry Christofal Kunjungi website alkitabsuara.com

LTOM MINISTRY
Eps. 112 Alkitab Suara Injil Yohanes Pasal 11 Sampai Pasal 21

LTOM MINISTRY

Play Episode Listen Later Apr 14, 2021 94:53


Alkitab Audio yang memberkati kita kali ini dibacakan dari Injil Yohanes Pasal 11 Sampai Pasal 21 --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app Support this podcast: https://anchor.fm/ltom-ministry/support

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Harian Selasa, 30 Maret 2021 oleh Ibu Albertha Yulanti.

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later Mar 29, 2021 5:30


Bacaan dari Injil Yohanes 13: 21-33; 36-38

oleh maret selasa renungan injil yohanes renungan harian selasa
E MannA
Renungan (45) - HAK UTAMA ORANG KRISTEN

E MannA

Play Episode Listen Later Mar 15, 2021 15:30


Selama hidupnya di dunia orang Kristen mempunyai satu hak utama, yaitu hak memperoleh pengabulan doa. Injil Yohanes 16 menerangkan kepada kita, bila kita berdoa demi nama Tuhan, Allah akan mengabulkan doa kita, agar sukacita kita menjadi penuh. --- Support this podcast: https://anchor.fm/e-manna/support

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Harian Selasa, 16 Maret 2021 oleh Bapak Petrus Yumartanta

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later Mar 15, 2021 6:30


Injil Yohanes 5:1-16

petrus oleh maret selasa renungan injil yohanes renungan harian selasa
Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Senin, 15 Maret 2021 oleh Bpk. Albertus Magnus

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later Mar 14, 2021 4:27


Injil Yohanes 4:43-54

LTOM MINISTRY
Eps. 53 Audio Alkitab Menemani istirahat Injil Yohanes Pasal 5 : 1 - 47

LTOM MINISTRY

Play Episode Listen Later Feb 16, 2021 10:47


Salam Sejahtera didalam Tuhan Yesus Kristus. Kita akan mendengarkan Firman Tuhan yg luar biasa dihari ini yg pasti memberkati kita. Amin Greetings of peace in the Lord Jesus Christ. We will listen to the amazing Word of God today that will surely bless us. Amen Shalom saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Podcast #anchor.fm/ltom-ministry hadir ke ruang dengar saudara semua untuk memberkati saudara dengan Renungan, Doa, Kesaksian dari saudara seiman, Audio Alkitab yang akan menguatkan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang berkata dalam Roma 10:17 "Jadi, Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Follow Me: achor.fm/ltom-ministry #Renungan #Doa #Kesaksian #Alkitab #AudioAlkitabltomministry #RenunganKristen #PodcastKristen #ChristianPodcast #Audioltomministry #Mezbahkeluarga Shalom, the beloved brother of the Lord Jesus Christ. Podcast # anchor.fm / ltom-ministry comes to your listening room to bless you with Devotionals, Prayers, Testimonies from brothers in faith, Audio Bibles that will strengthen our faith and trust in God according to the truth of God's Word which says in Romans 10: 17 "So then Faith cometh by hearing, and hearing by the word of God. Follow Me: achor.fm/ltom-ministry #Demplature #Prayer #Testimony #Bible #AudioBibleltomministry #ChristianContemplation #PodcastChristian #ChristianPodcast #Audioltomministry #FamilyAltar --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app Support this podcast: https://anchor.fm/ltom-ministry/support

LTOM MINISTRY
Eps. 52 Audio Alkitab Injil Yohanes 7 : 1 - 53

LTOM MINISTRY

Play Episode Listen Later Feb 16, 2021 11:03


Salam Sejahtera dalam Tuhan Yesus Kristus, dalam episode kali ini kita akan mendengarkan Kebenaran Firman Tuhan dari Injil Yohanes pasal 7 Ayat 1 sampai Ayat 53. Selamat mendengarkan Tuhan Yesus Memberkati. Amin Greetings from the Lord Jesus Christ, in this episode we will listen to the Truth of God's Word from the Gospel of John chapter 7 Verse 1 to Verse 53. Enjoy listening to the Lord Jesus Blessing. Amen Shalom saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Podcast #anchor.fm/ltom-ministry hadir ke ruang dengar saudara semua untuk memberkati saudara dengan Renungan, Doa, Kesaksian dari saudara seiman, Audio Alkitab yang akan menguatkan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang berkata dalam Roma 10:17 "Jadi, Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Follow Me: achor.fm/ltom-ministry #Renungan #Doa #Kesaksian #Alkitab #AudioAlkitabltomministry #RenunganKristen #PodcastKristen #ChristianPodcast #Audioltomministry #Mezbahkeluarga Shalom, the beloved brother of the Lord Jesus Christ. Podcast # anchor.fm / ltom-ministry comes to your listening room to bless you with Devotionals, Prayers, Testimonies from brothers in faith, Audio Bibles that will strengthen our faith and trust in God according to the truth of God's Word which says in Romans 10: 17 "So then Faith cometh by hearing, and hearing by the word of God. Follow Me: achor.fm/ltom-ministry #Demplature #Prayer #Testimony #Bible #AudioBibleltomministry #ChristianContemplation #PodcastChristian #ChristianPodcast #Audioltomministry #FamilyAltar --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app Support this podcast: https://anchor.fm/ltom-ministry/support

Renungan Pagi
Bicarakanlah Kebenaran di Dalam Kasih

Renungan Pagi

Play Episode Listen Later Jan 26, 2021 4:52


Renungan pagi : BICARAKANLAH KEBENARAN DI DALAM KASIH Ada satu hal yang sangat tidak mudah untuk dilakukan, bahkan oleh seorang pengkhotbah yang paling fasih lidah dan sudah biasa menyampaikan kebenaran, yakni menyampaikan kebenaran di dalam kasih. Banyak orang menyampaikan kebenaran tetapi tidak di dalam kasih. Mereka menyampaikan kebenaran hanya karena ingin dilihat oleh orang bahwa mereka memiliki pengetahuan akan kebenaran. Mereka menyampaikan kebenaran tidak di dalam kasih karena mereka juga tidak sungguh-sungguh mengasihi orang yang mendengarkan berita mereka. Ini sesuatu yang sangat penting untuk dimengerti oleh para ayah atau kepala keluarga ketika membicarakan kebenaran tentang mengasihi Allah kepada anak-anak mereka. Bagaimana caranya seorang ayah dapat mengajarkan dan membicarakan hal mengasihi Allah di dalam kasih? Pertama, ia sendiri telah mengalami kasih Allah dan sadar bahwa ia hidup karena kasih tersebut. Kedua, ia mengasihi anak-anaknya seperti ia telah dikasihi oleh Bapa di sorga. Bukan kasih natural dari seorang anak manusia tetapi kasih Allah yang sempurna. Bagaimana pula langkah praktis di dalam membicarakan dengan anak-anak masalah yang sangat penting di masa yang genting sekarang ini. 1. Seorang ayah perlu mendoakan anak-anak mereka dengan kasih dan kesungguhan agar Allah sendiri menjamah mereka sehingga mereka dapat memahami bahwa hal yang paling penting yang dibutuhkan oleh mereka adalah mengasihi Allah. 2. Jika ada suasana ketegangan dalam hubungan ortu dan anak karena sesuatu dan lain hal sebaiknya dibereskan terlebih dahulu. 3. Jangan menempatkan diri sebagai orang yang sudah tahu segalanya sekalipun kita adalah orang tua dari anak-anak kita sendiri. 4. Yang sangat-sangat penting juga adalah, istilah membicarakan mempunyai arti melibatkan dua pihak atau lebih, artinya ada sebuah dialog. Ya, membicarakan kasih Allah kepada anak adalah berdialog dengan mereka. Bukan mengajar mereka seperti guru di depan kelas, tetapi berdialog dalam kasih. Bagaimana caranya kita sebagai orang tua berdialog tentang mengasihi Allah?Tidak sulit, pakailah pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan siap mengantisipasi jawaban atau pertanyaan kembali dari anak nantinya. Di sini saya mencoba membagikan pertanyaan-pertanyaan untuk anak-anak yang berumur 6-12 tahun. 1. Menurut kamu mengapa kita masih hidup, sehat, bisa makan, bisa bermain dengan gembira sampai saat ini? 2. Apakah kamu percaya semua ini adalah berkat Tuhan? 3. Apakah kamu sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan Yesus mengasihi kamu? Apakah buktinya buat kamu? 4. Kalau Tuhan mengasihi kamu, apakah yang kamu harus lakukan terhadap Dia? Apakah buktinya kalau kita mengasihi Dia? Cobalah mempelajari pertanyaan yang Tuhan Yesus tujukan kepada Petrus setelah Petrus menyangkali diri-Nya. Perhatikan suasana dan hubungan yang terjadi dan pada saat seperti apa Yesus melakukannya. Injil Yohanes 21:15, Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Sekali lagi, para ayah, para kepala keluarga atau siapapun kita, bicarakanlah kebenaran dalam kasih di rumah kita. Saya Theo Barahama, mari pancarkan Kerajaan Sorga dari rumah kita!

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan Harian Senin, 9 November 2020 oleh Ibu Permata Nugraheni

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later Nov 8, 2020 8:07


Renungan dari Injil Yohanes 2:13-22

oleh senin renungan injil yohanes renungan harian senin
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan biasa ke-26, 29 September 2020

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Sep 29, 2020 7:11


Bacaan oleh Hari Wibowo Oktaviano (Gereja Kalvari Paroki Lubang Buaya, Jakarta) dan renungan oleh Florentine Widiastuti (Gereja Kalvari Paroki Lubang Buaya, Jakarta) MALAIKAT ADALAH PELAYAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Malaikat Adalah Pelayan. Para penghuni surga selain Allah Tritunggal, yang tidak pernah mengalami hidup sebagai manusia ialah para malaikat. Mereka adalah makhluk roh yang berada bersama Allah sejak adanya kerajaan Surga. Tuhan Allah menyatakan kekuasaan-Nya ketika Ia berhadapan dengan makhluk ciptaan. Untuk melangsungkan kehidupan kerajaan itu, peran para malaikat ialah melayani Allah. Di dalam perayaan liturgi, Ekaristi dan doa-doa devosional, penyebutan para malaikat selalu dikaitkan dengan tugas umum mereka yaitu bernyanyi dan bersorak ria memuji Allah yang maha tinggi. Mereka seperti bala tentara yang mengelilingi dan siap untuk menjalankan tugas pelayanan di dalam kerajaan surga. Tugas khususnya ada dua, yaitu melaksanakan tugas-tugas perlindugan kepada manusia dari bahaya dan penyesatan. Mereka ini disebut para malaikat pelindung bagi setiap manusia yang percaya. Malaikat pelindung tidak mempunyai nama dan ia bukan sebagai santo-santa pelindung kita. Tugas khusus yang lain ialah membawa dan menjalankan tugas-tugas maha besar dari Allah yang maha tinggi. Mereka ini disebut para malaikat agung dan yang memiliki nama, yaitu Mikhael, Gabriel, dan Rafael. Dengan istilah “agung” melekat pada diri mereka, artinya peran mereka sebagai pelayan sangatlah penting. Pembuktian oleh kitab suci sebagai sumber resmi yang kita imani mencatat bahwa ketiga malaikat ini disebutkan dan dituliskan namanya dan dijelaskan peran masing-masingnya. Sementara para malaikat lainnya tidak disebutkan nama dan pekerjaan yang masing-masing lakukan. Malaikat Mikhael disebutkan di dalam kitab suci dan dalam kehidupan tradisi suci Gereja sebagai pembela dan serdadu yang berperang melawan musuh Tuhan dan gereja-Nya. Misalnya di dalam kitab Daniel (12,1), Mikhael digambarkan bangkit untuk melawan musuh dan mempertahankan Gereja dari serangan para Anti-Kristus. Mikhael selalu digambarkan berdiri tegap dan gagah sambil memegang pedang. Malaikat Gabriel digambarkan di dalam kitab suci sebagai pelayan dan pembawa kabar suka cita dari Allah kepada manusia. Misalnya ketika Ia diperlihatkan Daniel tentang kedatangan dan peran yang dilakukan oleh Mesias (8, 16-26; 9, 21-27), dalam Injil Lukas tentang kabar suka cita kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1,11-20), dan kabar suka cita kepada Perawan Maria tentang kelahiran Yesus Kristus. Malaikat Rafael dikenal oleh Gereja kita sebagai pelayan bagi kesembuhan dari kebutaan, penyakit, dan pelindung perjalanan. Ia menyembuhkan Tobit dari kebutaannya. Di dalam Injil Yohanes, ia menjadi kekuatan kesembuhan bagi orang-orang sakit di kolam Siloam. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, jadikanlah kami setia mengikuti petunjuk para malaikat-Mu. Kemuliaan kepada ... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang
Renungan hr Selasa tgl 15 September 2020

Renungan Harian SMPK Santa Maria 2 Malang

Play Episode Listen Later Sep 14, 2020 4:20


Renungan oleh Bu Theresia Sri Wahyuni. Bacaan dr Injil Yohanes 19: 25-27.

selasa renungan injil yohanes
HTB Podcast
Yesus yang Kita Imani - Khotbah Pengajaran #5

HTB Podcast

Play Episode Listen Later Jul 11, 2020 34:19


Pengenalan yang benar dan keyakinan yang kokoh tentang siapa Yesus menurut Alkitab dan menurut pernyataan Yesus menjadi dasar iman dan kualitas kehidupan Kristen kita, yang mempengaruhi sikap, perilaku dan gaya hidup kita. Khotbah Pengajaran ini didasarkan dari Injil Yohanes 1:1-18

Ruang Renung
BTP #1 - Injil Yohanes

Ruang Renung

Play Episode Listen Later Jun 13, 2020 41:02


Ngobrol-ngobrol tipis bersama para kontributor ruang renung seputar Injil Yohanes dan melihat relevansinya ke masa ini. Semoga memberkati! @carmiamargaret @febrianto @riggruben

Ruang Renung
#9 Mulia dan Malu - Febrianto

Ruang Renung

Play Episode Listen Later Jun 2, 2020 13:10


Apa jadinya jika mulia bertemu dengan malu? Injil Yohanes menggambarkan potret Yesus yang dimuliakan dengan cara dipermalukan.

apa malu yesus injil yohanes
Ruang Renung
#8 Funeral "Bridesmaid" in Cairos - Riggruben

Ruang Renung

Play Episode Listen Later May 30, 2020 17:16


Saya hanya berandai-andai, jika kematian merupakan suatu yang indah, apakah bisa seseorang mendampingi dan mempersiapkan kematian saya layaknya seorang bestman atau bridesmaid dalam perkawinan. Ternyata dalam Injil Yohanes, ada seorang yang mempersiapkan kematian Yesus dengan begitu indah, siapakah dia?

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Bacaan oleh Gemma GYH dan renungan oleh Fransiskus Xaverius Himfo MEMAKAI NAMA YESUS Renungan kita pada hari ini bertema: Memakai Nama Yesus. Jabatan sebagai pastor paroki membuat seorang imam sangat spesial. Umat sering menganggap bahwa “rekomendasi pastor paroki” merupakan sarana yang penting sekali untuk memudahkan mereka mengurusi banyak hal. Surat keterangan pastor paroki sudah membereskan setengah bagian atau seluruh urusan tertentu. Misalnya ada orang ingin memasukkan anaknya ke sekolah yang terafiliasi dengan gereja, atau mendapatkan lowongan kerja di perusahaan yang pemiliknya adalah umat paroki. Mereka membawa pesan dan nama pastor paroki dan hasilnya sangat positif. Bisa saja Pastor sendiri yang memberikan rekomendasi. Bisa juga ia tidak mengetahuinya, tetapi nama dan jabatannya dipakai untuk kepentingan umat atau orang tertentu. Seperti inilah kalau kita memakai nama Yesus Kristus untuk berbagai kebutuhan yang disampaikan kepada Bapa. Semua doa kita diakhiri dengan “dengan perantaraan Yesus Kristus”, berarti nama Yesus Kristus dipakai. Kita merasa spesial dan terhormat memakai nama-Nya. Dan Yesus sendiri tetap menjadi pelayan kita meskipun Ia sudah bersatu dengan Bapa dan Roh Kudus di surga. Apakah Yesus mengizinkan kita memakai nama-Nya? Tentu saja. Kalimat dari Injil Yohanes yang baru saja kita dengar menunjukkan bahwa Yesus sendiri meminta supaya kita memakai nama-Nya: apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan kepadamu. Memakai nama Yesus berarti kita sungguh mengenal dan mengakui Yesus secara benar, sehingga kita percaya bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita. Mengetahui dan percaya kepada Dia secara benar dan utuh merupakan syarat yang tak bisa kita remehkan. Atas dasar ini maka Apollos diberikan semua penjelasan secara menyeluruh tentang Yesus Kristus, supaya ia dapat memakai nama Yesus secara benar dalam seluruh kegiatan pewartaannya. Kita juga mengambil tanggung jawab untuk memakai nama Yesus secara benar, dengan maksud yang benar agar nama Tuhan dimuliakan dan iman kita diperkuat. Kita harus bisa menghindari memakai nama Yesus secara sembarangan, misalnya mencatut istilah profan pada nama-Nya. Kita tidak boleh memakai nama Yesus untuk meminta sesuatu yang curang, jahat atau melawan kemanusiaan. Kita juga harus menghindari menggantikan posisi nama Yesus dengan nama orang kudus lain termasuk Bunda Maria, karena nama Yesus itu satu-satunya perantara kita kepada Bapa. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, kuatkanlah pikiran dan hati kami untuk senantiasa memakai nama-Mu secara benar setiap kali kami berdoa dan memohon kepada Bapa. Semoga kami menaati dengan setia perintah-perintah-Mu dan memuji-Mu penuh dengan semangat iman kami, kini dan sepanjang masa. Amin. Salam Maria... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Bacaan oleh frater Al-Varet, SDB dan renungan oleh Lilis Aroyani KASIH TAK BERTEPI Renungan kita pada hari ini bertema: Kasih Tak Bertepi. Apakah yang dimaksud dengan kasih yang tak bertepi? Ketika Yesus bersantap bersama teman-teman dekat-Nya, Maria yang dikenal sebagai wanita pendosa menurut Injil Yohanes melakukan sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh cinta. Ia mengambil harta paling berharga yang ia miliki dan menggunakan itu hanya untuk Yesus Kristus. Perhatiannya tak pakai perhitungan. Cintanya tiada bertepi. Tindakannya itu didasari cinta dan terima kasihnya kepada Yesus yang telah melimpahkan kasih yang juga tiada bertepi kepadanya dan keluarganya. Tuhan berbelas kasih mengampuninya, mengembalikan dia dari kehinaan sebagai pendosa. Ia melakukan sebuah tindakan kasih yang mestinya tidak boleh dilakukan seorang wanita Yahudi di muka umum. Ia melepaskan rambut panjangnya terurai. Ia membasahi Yesus dengan air matanya. Menurut aturan adat seorang wanita pada hari perkawinannya harus mengikat dan menutup rambutnya. Sementara itu bagi yang telah menikah, melepaskan rambut terurai di muka umum merupakan tanda sangat tidak sopan. Tindakan Maria ini tentu saja menjengkelkan semua yang ada di sekelilingnya, kecuali Yesus. Tapi ia tidak peduli dengan reaksi orang-orang itu. Ia hanya ingin menyatakan kasihnya kepada Tuhan. Dalam kerendahannya ia menunduk untuk meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambut panjangnya. Tindakan Maria ini meninggalkan pesan kepada kita, yaitu bagaimana dan sudah berapa kali kita menunjukkan wujud terima kasih dan cinta terbesar kepada Tuhan? Karena minyak wangi itu seluruh isi rumah penuh dengan keharuman (Yoh 12,3). Keharuman dan keindahan mengisi seluruh rumah baik secara fisik maupun secara rohani. Hanya kasih tiada bertepi yang dapat melakukan ini. Hal ini cukup untuk menggambarkan bahwa seorang manusia seperti Maria dapat berbuat kasih yang sama dengan kasih Tuhan Yesus Kristus. Tidak mustahil bagi siapa pun dari kita melakukan hal seperti yang dilakukan Maria. Yesus Kristus senantiasa memberikan kita contoh untuk berbagi kasih yang tidak bertepi. Di dalam pekan suci ini kita mengenangkan perbuatan kasih-Nya. Pada hari ini kita diberi gambaran sosok Yesus hamba Allah yang rela untuk menderita bagaikan buluh yang patah terkulai atau sumbu yang pudar nyalanya, tetapi ia sendiri tidak akan patah terkulai dan menjadi pudar. Ia tetap akan menegakkan hukum di bumi ini. Cinta-Nya bertahan selama-lamanya di bumi ini. Yesus tak akan hilang atau berhenti dengan menderita dan wafat-Nya. Ia justru melewati semua ini dan hidup terus di dalam kita para pengikut-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, ajarilah dan kuatkanlah kami untuk selalu dapat bertahan bila kesulitan dan penderitaan menghadang kami, bahkan mengancam hidup kami. Bapa kami... Dalam nama... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
27 Maret 2020 Renungan Harian La Porta Jumat Pra Paskah IV

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 26, 2020 7:42


SAATNYA TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saatnya Tuhan. Tidak lama lagi, sekitar satu minggu ke depan, kita akan merayakan pekan suci. Peristiwa sengsara dan wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman puncak penderitaan-Nya. Antisipasi perayaan besar ini kita jumpai pada hari-hari menjelangnya, termasuk pada hari ini. Bentuk antisipasi itu ialah aneka kesulitan sebagai perlawanan terhadap Yesus. Ancaman terhadap diri-Nya benar-benar nyata, langsung, dan pasti. Ia berada di ambang penganiayaan. Jauh sebelum pengalaman nyata Yesus Kristus itu, kitab Kebijaksanaan telah menggambarkan penganiayaan ini. Katanya: Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan (Keb 2, 19-20). Injil Yohanes yang baru saja kita dengar memperkuat gambaran saat penganiayaan itu dengan menyebut: orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba (Yoh 7,30). Saat-Nya yang belum tiba bergantung sepenuhnya pada penyelenggaraan Allah. Hari Kamis malam dan Jumat Agung belum tiba. Kita semua dan setiap orang tunduk pada ketentuan waktu yang belum tiba ini. Semuanya harus menghormati aspek penting seperti apa berada dalam saatnya Tuhan Yesus Kristus. Meski gelombang amarah, iri hati, benci, dan kekerasan tampaknya tak terbendung, mereka wajib menahan dirinya saja. Biarpun gelombang itu amat kuat, Tuhan belum mengizinkan saatnya tiba. Seperti apa kita memaknai berada di ambang penganiayaan Yesus Kristus? Pertama-tama kita memaknainya dengan seruan “Amin”. Kita menerima kenyataan ini dan mengimaninya sebagai bentuk pemenuhan kehendak Bapa dari pihak Yesus, dan sebagai isi iman kita. Di dalam doa “Aku Percaya” kita ungkapkan iman kita dengan menyebutkan: Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan. Mengamini ini berarti juga kita menyanggupi ajaran dan undangan Tuhan untuk mengikuti Dia dalam setiap saat penderitaan yang kita hadapi di dalam hidup kita. Kita memaknai ini juga dengan tak gentar supaya kita tetap mempertahankan kebenaran dan kebaikan sebagai tanda kita mengambil bagian di dalam Tuhan. Biasanya godaan bagi mereka yang berada dalam situasi ambang derita dan penganiayaan ialah takut atau menyerah dan tunduk kepada pihak penganiaya. Ini yang tidak boleh dilakukan oleh pengikut Kristus yang autentik. Di ambang tersebut kita berani berseru: kerelaan ini adalah demi Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa di surga, kuatkanlah kami selalu khususnya ketika kami berada di tengah penderitaan dan penganiayaan, supaya kami tetap berpihak kepada-Mu saja. Bapa kami... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message