POPULARITY
Presiden Prabowo saat pidato di peringatan hari lahir Pancasila menegaskan pejabat yang tak mampu melaksanakan tugas lebih baik mundur sebelum diberhentikan.Di momen yang sama Prabowo dan Megawati menunjukkan, cairnya kebekuan komunikasi.Benarkah peringatan Prabowo pada pejabat, sinyal reshuffle dalam waktu dekat?Lalu, apakah PDI Perjuangan akan merapat dan masuk kabinet?
Presiden Prabowo dan Megawati Terlihat Akrab di Sela Acara Hari Lahir Pancasila. Usai Acara, Ada Momen Berbisik Antara Prabowo dan Megawati, Bahas Apa?
Halo Sobat Ganesha! Selamat datang Bulan Juni. Kembali lagi bersama kita di Podcast Tersua dengan tema yang lebih menarik lagi tentunya. Apaa diaa? Yess! " Pancasila Era Gen Z: Dari Sejarah hingga ke Realita Kehidupan ". Yuk luangin waktu kalian sebentar aja buat dengerin podcast kali ini, happy listening!
SOLII TALKS HARI LAHIR PANCASILA KEMARIN
Pancasila itu Produk Thagut? Begini Penjelasan Alwi Shihab yang Sebenarnya! Simak jawabannya di #PodcastAlwiShihab episode ke-103 ini! Apabila Anda ingin menyampaikan pertanyaan/masukan/usulan topik/dsb kepada Prof. Alwi Shihab, kirimkan melalui email ke podcastalwishihab@warganegara.org
Timestamps: 0:00 - Intro (Super funny) 3:34 — The role of government, Jovial gossiping about the g*vernment, How social media meddled with the 2024 presidential election, The fine line between manipulating and marketing/campaigning, Cambridge Analytica, Dirty Vote 11:11 — Does Indonesia deserve to be a democracy? Can Indonesia be a proper functioning democracy with an average IQ of 78? 22:19 — RUU Penyiaran and the decline of Indonesian democracy? Is Indonesia heading towards an authoritarian regime? Why are our politicians so corrupt? Are all politicians morally corrupt? The case for and against censoring online content, Asian values in politics 51:27 — Is Indonesia heading towards China? What would happen to Indah and Jovial if RUU Penyiaran gets passed? How likely is RUU Penyiaran going to get passed? Why does politics attract dark triad personalities, and the fault of the current Indonesian political system 01:10:40 — Debate on Censorship, Jovial's Council of Yodas 01:45:45 — Debate on Sila 1, English translation of Pancasila, Will Sila 1 still exist/be relevant in the future? 02:14:00 — Closing, Jovial passing on the torch to Indah Polarasi (Leg 2) Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki 10-13 Oktober 2024 Tickets will be announced soon @polarisasimusikal
Pada episode kali ini, kita akan menjelajahi topik yang sangat fundamental bagi bangsa Indonesia, yaitu "Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia" serta "Perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik di Abad ke-21". Saya Rais, akan memandu Anda dalam memahami bagaimana Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara tetapi juga sebagai identitas bangsa yang mencerminkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, keadilan sosial, dan musyawarah untuk mufakat. Selain itu, kita akan membahas bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan dalam pendidikan modern untuk membentuk profil pelajar yang berkarakter, kreatif, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan global. Jangan lewatkan wawasan berharga ini untuk menginspirasi dan memperkaya pemahaman kita tentang pentingnya Pancasila dalam pendidikan.
Filosofi Pendidikan topik 3 Pancasila Sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Pada Pendidikan yang Berpihak Pada Peserta didik Dalam Pendidikan Abad ke-21
Bertindak selaku Imam Sholat : K.H Zaenuri Ahmad Al Hafidz, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur'any Semarang Khotib : Prof. DR. H. Nizar Ali, M.A.G, Rektor UIN Walisongo Semarang Kerjasama Radio Elshinta Semarang dengan Kanwil Kemenag Jateng
ETH, Rektor terduga pelaku p3l3c3h4n s3ksv4l di Universitas Pancasila, Jakart, dijadwalkan untuk melakukan panggilan ulang pemeriksaan di Polda Metro Jaya hari ini (29/2/2024). #eth #universitaspancasila #poldametrojaya
*Fundamental Iman* Yohanes 12:25 Matius 10:39 Filipi 3:7-11 Setiap dimensi manusia memiliki fundamental / dasar / pijakan / pondasi kehidupan di bumi ini. Contoh: bangsa Indonesia memiliki fundamental yaitu Pancasila dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan. Contoh lainnya: ketika bekerja fundamental kita adalah berjuang, saat berbisnis fundamentalnya ekonomi, pada profesi dokter fundamentalnya anatomi, dan lain sebagainya. Fundamental di dunia ini tergolong menjadi dua hal besar yang perlu dimengerti yakni: 1. Fundamental Dunia 2. Fundamental Sorga Fundamental perlu dijelaskan agar kita tahu tujuan hidup kita. Demikianlah pembahasan fundamental iman dapat kita pelajari melalui ajaran Tuhan Yesus Kristus bahwa setiap kita yang mempertaruhkan nyawanya demi Yesus Kristus dengan meninggalkan fundamental dunia maka kita akan memperoleh nyawa di sorga. Itu berarti fundamental dunia dan sorga adalah hal berbeda, kalau fundamental dunia bisa berubah-ubah dan berakhir berdasarkan wilayah yang ada tetapi fundamental sorga bersifat kekal. Pada Matius 10:25 merupakan kondisi Yesus Kristus mengajarkan Injil kepada murid-murid-Nya di Galilea pada tahun pertama Yesus Kristus melakukan pelayanan, sedangkan Yohanes 12:25 merupakan kondisi Yesus Kristus mengajarkan Injil kepada murid-murid-Nya ketika memasuki masa penderitaan-Nya dan telah diperkirakan 3 th perjalanan pelayanan Tuhan Yesus Kristus di bumi juga bulan Maret merupakan masa memasuki penderitaan-Nya. Praktik iman dapat kita lihat melalui peristiwa para rasul yang mempertahankan iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus meski nyawa mereka dipertaruhkan. Jadi, marilah kita cinta Tuhan karena itulah fundamental iman yang benar supaya setiap hari kita bisa beraktivitas berdasarkan alasan cinta kepada Tuhan sehingga hidup kita di bumi ini berkualitas dan mendewasakan iman kita.
SMA IT Bina Amal menggelar agenda SPECTABA. Sabtu (18/11) merupakan puncak acara dari SPECTABA. Bagaimana kemeriahan acara ini ? Simak Perbincangan Yuniar Kustanto dengan Korlap Acara SPECTABA SMA IT Bina Amal Putri Rahmawati
Iman Kristen dan Pancasila
Today's HeadlinesSub-Saharan Africa: the new global epicenter of terrorismSoccer, celebration, and the Gospel: Good news from HaitiIndonesia's Pancasila explained
KILAS KABAR NUSANTARA. Sejumlah peristiwa penting yang telah kami rangkum pada hari Rabu, 28 Juni 2023. PALEMBANG (00:21) Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, menargetkan pemasangan 21.000 sambungan jaringan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) untuk pemukiman dan perusahaan selesai pada 2025. MANADO (01:24) Ketua Lsm rakyat anti korupsi, harianto daeng mensinyalir indikasi korupsi dalam pembangunan gedung mentalitas pancasila yang didalamnya ada pembangunan 6 rumah ibadah di Universitas Negeri Manado. MALANG (02:08) KPU Gelar FGD Bahas Rancangan Peraturan Agar Fenomena Pemilu 2019 Tak Terulang. Kontributor: Smart Palembang - Achmad Aulia Smart Manado - Casey Renata Kalimaya Bhaskara Malang - Ronaldo Harland Saran dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id
KILAS KABAR NUSANTARA. Sejumlah peristiwa penting yang telah kami rangkum pada hari Jumat, 2 Juni 2023. MAKASSAR (00:46) Hari Lahir Pancasila menjadi momentum meneguhkan komitmen agar lebih mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila BANJARMASIN (01:35) Kota Banjarmasin berhasil meraih Anugerah Merdeka Belajar. PALEMBANG (02:14) Hal tersebut terjadi karena jumlah truk angkutan sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Palembang belum proporsional yakni hanya memiliki 121 unit. Kontributor: Smart FM Makassar - News Anchor: Deddy Detars ll Reporter: Dian Mega Safitri Smart FM Banjarmasin - Eva Smart FM Palembang - Achmad Aulia -- Kukuh dan Dwik berulah lagi! Tonton Live Streaming Balada +62 tanggal 5 Juni 2023, pukul 18:30 WIB hanya di aplikasi TipTip! GRATIS! Daftar sekarang di https://go.tiptip.co/HdLM4QvRbAb Saran dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id
Bagi Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, S.J., sejatinya keadilan tidak mengenal ideologi. Pastor Jesuit, filsuf, dan profesor emeritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara tersebut berbagi pemikirannya tentang demokrasi dan media sosial, serta tiga tantangan besar masa depan Indonesia dan dunia yang dapat dijawab oleh esensi nilai Pancasila. #Endgame #GitaWirjawan #RomoMagnis ------------------------- Pre-Order merchandise resmi Endgame: https://wa.me/628119182045 Berminat menjadi pemimpin visioner berikutnya? Hubungi SGPP Indonesia di: admissions.sgpp.ac.id admissions@sgpp.ac.id https://wa.me/628111522504 Playlist episode "Endgame" lainnya: https://endgame.id/season2 https://endgame.id/season1 https://endgame.id/thetake Kunjungi dan subscribe: @SGPPIndonesia @VisinemaPictures
Proses terbentuknya Pancasila melalui proses yang panjang. Pemikiran-pemikiran tokoh saling diramu untuk menjadi sebuah konsep ideologi yang sesuai dengan bangsa Indonesia. Kali ini bahasan akan fokus kepada pemikiran Moh. Yamin dalam merumuskan Pancasila.
On 6 December, Indonesia's House of Representatives (DPR) passed a long-awaited new Criminal Code (KUHP), in an act the government described as one of decolonisation and modernisation of the Indonesian nation-state. Revised and re-drafted over several years, the new code replaces the 1918 version inherited from the Dutch and incorporated into the law of a newly independent Indonesia in 1946. Civil society organisations, journalists and human rights activists immediately condemned many of the articles in the new code, particularly those that restrict freedom of speech, the right to protest and express views deemed counter to the national ideology, Pancasila. Women and other minorities are seen to be particularly vulnerable, with new laws criminalising access to abortion, sexual relations and cohabitation outside marriage. Senior researcher at Human Rights Watch Andreas Harsono expressed the disappointment and concern of many Indonesians when he said: “In one fell swoop, Indonesia's human rights situation has taken a drastic turn for the worse, with potentially millions of people in Indonesia subject to criminal prosecution under this deeply flawed law.” How did it come to this? Why did Indonesia need a new Criminal Code? Who were the key stakeholders responsible for writing it? What was the process and the impetus behind the creation of new laws (and a return to some old ones), which now curb Indonesians' hard-won freedoms? Is there still time to change the code, or is there no turning back? In this week's episode of Talking Indonesia, the final episode for 2022, Dr Jemma Purdey chats to Bivitri Susanti, deputy chair and lecturer at Indonesia Jentera School of Law. In 2022, the Talking Indonesia podcast is co-hosted by Dr Jemma Purdey from Monash University, Dr Dave McRae from Centre for Indonesian Law, Islam and Society (CILIS), Dr Jacqui Baker from Murdoch University, and Tito Ambyo from RMIT. Look out for a new Talking Indonesia podcast every fortnight when Talking Indonesia returns in 2023. Image by Asep Fathulrahman for Antara Foto.
A spat has broken out between Indonesia and the United Nations after the parliament in the world's biggest Muslim nation passed a new criminal code that includes tougher laws against sex outside of marriage. But for many Indonesians, the new code simply upholds Pancasila, the founding ideology of post-colonial Indonesia.
A spat has broken out between Indonesia and the United Nations after the parliament in the world's biggest Muslim nation passed a new criminal code that includes tougher laws against sex outside of marriage. But for many Indonesians, the new code simply upholds Pancasila, the founding ideology of post-colonial Indonesia.
Indonesia has passed a controversial new Criminal Code that includes outlawing sex outside marriage and cohabitation, in changes that critics contend could undermine freedoms in the Southeast Asian nation. The new laws apply to Indonesians and foreigners and also restore a ban on insulting the president, state institutions or Indonesia's national ideology known as Pancasila. The new criminal code replaces a framework that had been in use since independence in 1946 and was a mix of Dutch law, customary law known as hukum adat, and modern Indonesian law.
Setelah puluhan tahun pembahasan, RKUHP tampaknya akan segera disahkan oleh DPR. Dalam pembahasannya ada banyak pasal kontroversial, salah satunya adalah pasal 2 tentang Living Law. Berdasarkan Draft RKUHP tanggal 9 November, pasal itu berbunyi, Ayat 1: Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) tidak mengurangi berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat yang menentukan bahwa seseorang patut dipidana walaupun perbuatan tersebut tidak diatur dalam Undang-Undang ini. Ayat 2: Hukum yang hidup dalam masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku dalam tempat hukum itu hidup dan sepanjang tidak diatur dalam Undang-Undang ini dan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hak asasi manusia, dan asas hukum umum yang diakui masyarakat beradab. Di Ruang Publik hari ini kita akan membahas soal apa sih sebetulnya Living Law, dan apa dampaknya bagi kita bila ini kemudian masuk dalam KUHP? Kita akan membahas hal ini bersama dengan Taufik Basari, Anggota Komisi III DPR RI dan Nella Sumika Putri, Ketua Pusat Studi Kebijakan Kriminal Universitas Padjadjaran dan Sekretaris ISFoRB. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Sebagai negara hukum, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, termasuk pemerintahan di Indonesia, harus senantiasa berdasarkan hukum. Perwujudan negara hukum yang berlandaskan Pancasila memerlukan sistem hukum nasional yang harmonis, sinergis, komprehensif, dan dinamis melalui upaya pembangunan hukum. Salah satu proses pembangunan hukum yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah, khususnya di bidang hukum pidana, adalah dengan melakukan revisi terhadap Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Menurut Wakil Menteri Hukum dan HAM Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej, RUU KUHP merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menyusun suatu sistem rekodifikasi hukum pidana nasional yang bertujuan untuk menggantikan KUHP lama sebagai produk hukum pemerintahan zaman kolonial Hindia Belanda. Perkembangan hukum pidana yang tidak sesuai dengan dinamika masyarakat ini mengakibatkan pembaruan dan revisi terhadap Kitab Undang-Undang Hukum Pidana perlu segera dilakukan. kita akan bahas bersama narasumber: Dr. Yenti Garnasih, S.H., M.H. - Ketua Umum Masyarakat Hukum Pidana dan Kriminologi Indonesia (MAHUPIKI), Akedemisi FH Usakti. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Lap pancasila adalah alun alun kota salatiga . Banyak sekali hal hal indah dan momen momen menyenangkan yang terjadi di sana. Bagaimana lap pancasila menurut kacamata saya ? Selengkapnya di podcast gelap cakap STS
Episode Dialog Interaktif Dapur Remaja Bersama Tokoh NU kota Depok, KH. Mhamad Solechan, dan Tokom Muda sekaligus pengusaha, Dede Nurdiansyah.SE di acara Ngopi Dapur Remaja Radio. Kontroversi penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) masih saja ada. Padahal, pemerintah telah menjelaskan pertimbangan dalam memutuskan menyesuaikan harga BBM. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, sebelum memutuskan menyesuaikan harga BBM, pemerintah mempertimbangkan tiga hal. Pertimbangan pertama adalah menjaga daya beli masyarakat. Kedua, kapasitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menahan harga BBM di tingkat masyarakat dengan harga minyak dunia (ICP) di atas USD 100 per barel. Ketiga, momentum pemulihan ekonomi nasional. Seiring dengan penyesuaian harga BBM, pemerintah menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) sebagai bantuan sosial atas pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM), Rabu (1/9/2022). BLT BBM diberikan kepada masyarakat yang terdampak penyesuaian harga BBM. Menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi, penyesuaian harga BBM dilakukan agar negara tidak jatuh ke dalam resesi dan kebangkrutan. Hal itu terjadi karena kenaikan harga minyak dunia akibat tekanan ekonomi global. Fahrur mencontohkan, Venezuela yang mengalami krisis dan bangkrut sebagai dampak mempertahankan subsidi diluar kemampuannya. Oleh sebab itu, Indonesia tidak mungkin terus terbebani dengan bantuan subsidi di luar kemampuan. Penyesuaian harga BBM dinilai pilihan terbaik yang ditempuh pemerintah. Ia menambahkan, kebijakan penyesuaian BBM yang disertai dengan pengalihan subsidi untuk bantuan sosial (bansos), BLT dan berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, yang kemaslahatannya dapat dirasakan semua orang merupakan perintah syariah. Secara fiqih Islam, orang yang boleh dibantu hanya orang-orang kurang mampu. Ketika pemerintah mengalihkan subsidi BBM kepada orang tidak mampu demi kemaslahatan, sudah sepatutnya langkah pemerintah untuk didukung penuh. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud mengamini pernyataan Fahrur. Menurut dia, sasaran penyesuaian harga BBM adalah kemaslahatan dan kebaikan bagi rakyat yang membutuhkan. Marsudi memaparkan, suatu kewajiban membangun kemaslahatan bangsa. Ketika Presiden sebagai pemimpin yang memprioritaskan masyarakat kurang mampu untuk membangun kemaslahatan bangsa, makaa harus diyakini bahwa itu pilihan terbaik. Ia menjelaskan, ekonomi Pancasila memiliki inti kemaslahatan. Dengan demikian, kebijakan pemerintah mengalihkan subsidi merupakan tindakan yang tepat, agar nilai guna subsidi tepat sasaran. Penjelasan mengenai penyesuaian harga BBM dan penyaluran BLT BBM kepada masyarakat masih harus dilakukan oleh pemerintah. Penjelasan tersebut bertujuan agar masyarakat memahami keputusan pemerintah. Dialog dengan mengundang tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama menjadi pendekatan terbaik dari sisi spiritual.
KILAS KABAR NUSANTARA. Sejumlah peristiwa penting yang telah kamu rangkum pada hari Senin, 3 Oktober 2022 MANADO (00:18) Pemerintah tengah berencana untuk menjadikan nomor induk kependudukan atau NIK sebagai nomor pokok wajib pajak atau NPWP untuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri. JAKARTA (01:27) Inflasi pada September 2022 diperkirakan meningkat akibat efek kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi. MALANG (01:56) Pejabat Pemerintah kota atau Pemkod Malang, DPRD kota Malang, TNI polri, pelajar atau instansi lainnya turut hadir dalam upacara peringatan Kkesaktian pancasila di wilayah Pemkot Malang. Kontributor: Smart Manado - Edwin Sonora Jakarta - Rara Kalesaran Kalimaya Bhaskara Malang - Ronaldo Harland Saran dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id
Apa bedanya dengan Hari Lahir Pancasila?
Untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila, gue punya 4 pilar versi gue: Melalui Pendidikan, lo harus mempunyai pendidikan karakter yang baik dengan punya Kesadaran Diri Yang Tinggi, Wawasan Kebangsaan, Pembentukan Sikap dan Moral dan Peningkatan Budaya Literasi. --- Send in a voice message: https://anchor.fm/ad-rem/message
Tinggalkan komentar dan berikan pendapatmu: https://open.firstory.me/user/cl6vxh37u06o401z629mi3ftl/commentsyo yo yoooooooooooooooooo, G30s, Idology, Komunal, Kapital, Karl Marx, Pancasila, Bhinaka Tunggal Ika Powered by Firstory Hosting
Bukan Bjorka anak Ringgo ya..
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Delivered by Father Peter Tukan, SDB from Salesian Community in Labuan Bajo, Diocese of Ruteng, Indonesia. Sirach 10: 1-8; Rs psalm 101: 1a.2ac.3a.6-7; 1Peter 2: 13-17; Matthew 22: 15-21 HONEST CITIZENS AND GOOD CHRISTIANS The theme of our meditation on this Independence Day of the Republic of Indonesia is: Honest Citizens and Good Christians. Every time the anniversary of independence of the Republic of Indonesia comes, a double feeling of pride rises. The sense of being an independent nation is strong. And, the celebration of independence is expressed nationwide in the form of flag ceremonies and celebration of faith with solemn liturgy. So there are celebrations as a nation and also as Christians faithful. For us in the Catholic Church, life in this One State of the Republic of Indonesia is a very important blessing. We have one principle in the Catholic Church, that every follower of Christ must live a life in this world by being an honest citizen and a good Catholic. This corresponds with the meaning of the anniversary of the Republic of Indonesia, which ritually leads us to celebrations as citizens of this nation and as members of the Catholic Church who celebrate it in its specific liturgy. We can put these symbolic rituals in line with today's Gospel which also uses the symbolization of citizens' obligations in their lives. "Give to the Caesar what belongs to Caesar and give to God what belongs to God." This might give the impression that we intend a sharp distinction, but what we mean really is that the Lord wants to lead us to where we are heading for, specially we as a nation. The meaning of our being a nation is very fundamental for Indonesia, especially regarding our national identity. Indeed, the existence as an Indonesian country cannot become a reality if there is no Pancasila (the five principles), the 1945 Constitution, the One State of the Republic of Indonesia (NKRI) and the motto of Unity in Diversity. We are created and determined as one Indonesian nation, with these precious gifts of these four strong pillars. In order that these four pillars are able to guide us as a nation, our government must be firm, strong and truthfull in its character as Indonesian civilized people. The meaning of our being independent as a nation is clearly a design of God in giving us freedom as children of God. Every member of the Catholic Church experiences a life that has been set free by the Lord Jesus Christ. He lives in the light of the Holy Spirit sent by the risen Lord. So his life in the nation like that of Indonesia, is as a person who owns the resurrection of the Lord. A person who lives in the spirit of resurrection is the one who walks with his feet on the ground and looks forward at the salvation where he will live with God in His kingdom. Let's pray. In the name of the Father ... O Lord, may we always walk in this life in the freedom as Your beloved children. Glory to the Father ... In the name of the Father ... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Yuliana Manjung dari Komunitas Pukat (Profesional dan Pengusaha Katolik) Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Indonesia. Sirakh 10: 1-8; Mazmur tg 101: 1a.2ac.3a.6-7; 1Petrus 2: 13-17; Matius 22: 15-21 WARGA NEGARA YANG JUJUR DAN ORANG KATOLIK YANG BAIK Tema renungan kita pada hari raya 17 Agustus, hari kemerdekaan RI ini ialah: Warta Negara Yang Jujur dan Orang Katolik Yang Baik. Setiap datang ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, perasaan bangga dobel. Rasa sebagai bangsa yang merdeka sangat kuat. Berikut, perayaan kemerdekaan ini dilakukan secara nasional dalam bentuk upacara bendera dan perayaan iman dengan liturgi hari raya. Jadi ada perayaan sebagai bangsa dan sebagai orang-orang beriman. Bagi kita di dalam Gereja Katolik, hidup di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah rahmat yang sangat indah. Kita memiliki prinsip yang satu di dalam Gereja Katolik, bahwa setiap pengikut Kristus wajib menjalani hidup di dunia ini dengan cara sebagai warga negara yang jujur dan orang Katolik yang baik. Hal ini cocok dengan makna perayaan ulang tahun Republik Indonesia, yang secara ritual membawa kita kepada perayaan sebagai warga bangsa ini dan sebagai anggota Gereja Katolik yang merayakannya secara liturgis. Simbolisasi ritual tersebut seiring dengan pesan Injil hari ini yang juga memakai simbolisasi kewajiban warga negara untuk memberikan yang pantas dari dirinya. “Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar dan berikanlah kepada Tuhan apa yang menjadi milik Tuhan.” Ini terkesan bahwa kita membuat pemisahan yang tajam, namun makna lebih utama di sini ialah bahwa Tuhan berkehendak untuk menentukan arah hidup kita, termasuk bangsa di mana kita hidup dan bekerja. Makna penentuan kita sebagai sebuah bangsa sangat fundamental bagi Indonesia, terutama menyangkut definisi kebangsaan kita. Hidup sebagai bangsa Indonesia memang tak bisa ada kalau tidak ada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita diciptakan dan ditentukan sebagai satu bangsa Indonesia, dengan karunia indah empat pilar tersebut. Supaya empat pilar tersebut dapat menjadi pedoman kita berbangsa, pemerintahan kita haruslah teguh, kokoh dan berkarakter baik sebagai orang-orang berbudaya Indonesia. Makna penentuan arah hidup kita dari Tuhan telah terungkap melalui kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. Setiap anggota Gereja Katolik yang baik mengalami hidupnya yang telah dibebaskan oleh Tuhan Yesus Kristus. Ia hidup di dalam terang Roh Kudus yang diutus oleh Tuhan yang bangkit. Maka hidupnya di dalam negara-bangsanya, ialah sebagai pribadi yang bersemangat kebangkitan. Seorang yang hidup dalam semangat kebangkitan ialah dia yang melangkah dengan kaki pada tanah dan memandang penuh optimisme akan keselamatan seluruh hidupnya di dalam Tuhan dan kerajaan-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami dapat mewujudkan kehidupan kami sebagai anak-anak-Mu yang merdeka. Kemuliaan kepada Bapa... Dalam nama Bapa... --- Send in a voice message: https://anchor.fm/media-la-porta/message
Hal penting yang melatarbelakangi Tema Besar HUT Kemerdekaan RI ke-77 “Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat” adalah Peristiwa yang kita alami selama kurang lebih dua tahun ini. Indonesia menghadapi tantangan dan ujian sejarah. Kecemasan sosial hingga tekanan ekonomi berat sangat dirasakan oleh rakyat Indonesia di penjuru tanah air. Namun di tengah keterpurukan, semua elemen bangsa bergerak bersama dan bergotong royong untuk mewujudkan harapan. Kita bersama-sama melihat bagaimana kinerja dari pemerintah dan gerakan dari masyarakat bersinergi bersama untuk mencapai percepatan pemulihan kondisi di semua sektor dan siap bangkit menghadapi tantangan global. Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 pada tahun ini merefleksikan bagaimana nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika mempersatukan kita dalam menghadapi tantangan yang ada. #RI77 #HUTRI77 #17Agustus --- Support this podcast: https://anchor.fm/broad-cash/support
Sore Ini IHSG Masih Perkasa, Rupiah Malah Loyo | Polda Metro Pastikan Tak Ada Usur Pidana di Kuburan Beras Bansos Presiden | Viral Penyataan Baasyir terkait Pancasila, Ini Klarifikasi Keluarga **Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Berikut adalah beberapa hal teknis yang bisa disiapkan dan dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan proyek penguatan profil pelajar pancasila --- Send in a voice message: https://anchor.fm/bacabukupakmaul/message Support this podcast: https://anchor.fm/bacabukupakmaul/support
Kami mengupas falasi logika (Paralogisme), filsafat (Kajian Filsafat Islam), fenomena keagamaan (Kajian Keagamaan).
01 Juni menjadi moment untuk kita bersyukur karena boleh berada di negara Indonesia yang beragam-ragam suku dan bangsa untuk terus berkarya dan bersatu menjadi Negara yang luar biasa.
DIALOG KEBANGSAAN MASJID KAMPUS UGM "Menjaga Tegaknya NKRI dari Rongrongan Anti-Pancasila" bersama Thowaf Zuharon, S.IP. (penulis buku "Banjir Darah: Kisah Nyata PKI Terhadap Kiai, Santri, dan Kaum Muslimin"), 8 Oktober 2018
DIALOG KEBANGSAAN MASJID KAMPUS UGM "Menjaga Tegaknya NKRI dari Rongrongan Anti-Pancasila" bersama Ust. Muhammad Jazir ASP, 8 Oktober 2018
Pihak berwenang di Indonesia menangkap pemimpin organisasi Khilafatul Muslimin, dengan tuduhan menyebarkan ideologi khilafah untuk menggantikan Pancasila, namun kelompok ini mengatakan tuduhan itu naif.
Recently Indonesia commemorated the Day of the Birth of Pancasila and the Day of National Awakening, which celebrates the founding of the nationalist organisation called Budi Oetomo. Why did Indonesia decide to celebrate the formation of Budi Oetomo rather than other organisations like Sarekat Dagang Islam to mark the birth of Indonesian nationalism? - Baru-baru ini Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila dan Hari Kebangkitan Nasional, yang memperingati berdirinya organisasi nasionalis bernama Budi Oetomo. Mengapa Indonesia memutuskan untuk merayakan pembentukan Budi Oetomo daripada organisasi lain seperti Sarekat Dagang Islam untuk menandai lahirnya nasionalisme Indonesia?
June 1 is celebrated as the Birthday of Pancasila. This year, the celebration centre was held in Ende Flores accompanied by a 2-day visit by President Jokowi. - 1 Juni dirayakan sebagai Hari Lahir Pancasila. Tahun ini pusat perayaannya dilakukan di Ende FLores dengan disertai kunjungan 2 hari oleh Presiden Jokowi.
Justices demanded corrections to the Omnibus Law on Job Creation - but Jeff and Kevin discuss how this may actually be a win for President Widodo and conditions for investment in manufacturing. Also: preparations for the inevitable arrival of the Omicron variant. And Murdoch University's Ian Wilson joins the pod to assess the state of the paramilitary-style gang Pemuda Pancasila in the wake of a violent altercation with police.Get a free trial of the Reformasi Weekly Service at:https://bit.ly/reformasifreeSupport us on buymeacoffee.com/reformasiSupport us on buymeacoffee.com/reformasi
Pancasila is a founding concept of Indonesia, comprising of five principles: monotheism, civilized humanity, national unity, deliberative democracy, and social justice. This concept came about at the onset of Indonesia's independence from the Netherlands in 1945 to unify the population and emphasize moderation and tolerance. As Indonesia has witnessed the rise of Islamist extremist activities and sentiment in recent decades, President Joko Widodo's administration has prioritized emphasizing Pancasila and Indonesia's historically moderate version of Islam to confront this trend. USCIRF Policy Analyst, Patrick Greenwalt joins us today to discuss the impact this has on religious freedom. Featuring:Dwight Bashir, Director of Outreach and Policy, USCIRFPatrick Greenwalt, Policy Analyst, USCIRF Read USCIRF's Factsheet on Indonesia's Pancasila
Refleksi mengenai Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara di dalam kehidupan nyata.
How do everyday Indonesian youths express their nationalism and how do they reconcile it with their interests? This episode is transporting you to the mind and works of Alffy Rev, the man behind the electronic remixes of Indonesian national songs and even the national anthem. Like many Indonesian youths, he is ambitious and creative, out of the box and radical, and definitely not everyone's cup of tea. In a crossroad between his creative insights and deep sense of national pride, here is his story exclusively for Indonesia in-depth podcast.Special thanks to Alffy Rev and his team for the exclusive visit to his studio! All the music in this episode are Alffy Rev's work and are used with his consent. Songs in chronological order:Tanah Air https://www.youtube.com/watch?v=jU8m_fh5DRg2018 Asian Games - https://www.youtube.com/watch?v=2_-F-8R5Hm4Indonesia Raya – Link unavailableLagu Jawa X - https://www.youtube.com/watch?v=FF4GB3itpAkAlffy's Links:Spotify: Spotify: https://open.spotify.com/artist/4ekbsdaaJ825Uaf6kljkdviTunes: https://itunes.apple.com/id/artist/alffy-rev/1360866080?l=idYoutube: https://www.youtube.com/channel/UCJpxfn2SxQ6NyH_lkvqitpQTwitter: @alffyrev https://twitter.com/AlffyRevPodcast hosts: Shawn Corrigan & TanitaRead text version of this episode: https://www.linkedin.com/in/shawn-corrigan/Email us! info@indonesiaindepth.com Twitter: https://twitter.com/IndoIndepthWe are also available on Spotify, iTunes, Google and on Amazon's Alexa!This podcast is brought to you by LEXICO Indonesia, a political risk advisory in Jakarta. https://www.lexicoindonesia.com Twitter: @lexicoindonesia https://twitter.com/LEXICOIndonesia