Podcasts about salam maria

  • 4PODCASTS
  • 645EPISODES
  • 7mAVG DURATION
  • 5WEEKLY NEW EPISODES
  • May 13, 2025LATEST

POPULARITY

20172018201920202021202220232024


Best podcasts about salam maria

Latest podcast episodes about salam maria

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu dalam pekan ke-4 Paskah, 14 Mei 2025, Pesta Santo Matias, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 13, 2025 9:42


Dibawakan oleh Risa dari Paroki Santo Agustinus di Keuskupan Agung Pontianak, Indonesia. Kisah Para Rasul 1: 15-17.20-26; Mazmur tg 113: 1-2.3-4.5-6.7-8; Yohanes 15: 9-17.MATIAS MELENGKAPI Tema renungan kita pada hari ini ialah: MatiasMelengkapi. Dikatakan dalam Kisah Para Rasul, bacaan pertama hari ini, Matiasadalah rasul terpilih yang melengkapi 11 rasul yang sudah ada, yang minus YudahIskariot. Menurut Santo Petrus, Yudas si pengkhianat adalah pemimpinorang-orang yang menangkap Yesus. Dengan panggilan melengkapi itu, jumlah parapemimpin Gereja perdana itu lengkap atau genap menjadi 12. Tugas untuk melengkapi adalah bukan sekedarpelengkap atau hanya ban serep dan cadangan. Ia punya kualitas sebagai penentu.Petrus berkata bahwa kualitas itu ialah sudah dikenal bersama ke-12 rasul dansebagai saksi dalam seluruh kejadian Yesus dari pembaptisan Yohanes sampaiYesus naik ke surga. Peran melengkapi di sini sangatlah penting. Ia sebagaikartu as. Ia menjadi penentu untuk sebuah struktur persekutuan yang tidaklengkap. Jika tanpa dia, struktur itu pincang, cacat, dan tidak bergunasebagaimana mestinya. Perannya sama penting dengan rasul lain, yaitu, menjadisaksi bersama para rasul lainnya tentang kebangkitan Kristus, dan melengkapibilangan sebelas yang sudah ada. Sebuahperbandingan konkret yaitu menaru sejajar antara ke-12 rasul dengan Paus danpara Uskup Gereja. Kesamaan tugas mereka ialah menjadi tanda persekutuan atauComunio dalam Gereja. Paus itu adalah Petrus dan para Uskup yang memimpinkeuskupan adalah para rasul. Para pemimpin harus menjadi yang pertama sebagaiteladan persekutuan. Tuhan menghendaki dan menetapkan kepenuhan dan kelengkapansebagai syarat mutlak bagi persektuan kita. Kalau masih ada lobang ataukekurangan berarti tidak utuh, tidak lengkap, tidak genap, dan tidak memenuhikehendak-Nya.  Tuhan Yesushendak berbagi kekayaan karunia ilahi kepada para rasul dan semua orang yangdikasihi-Nya, supaya mereka semua memperoleh sukacita yang penuh. Yesusmeninggalkan para rasul dan Gereja untuk naik ke surga, suka cita yang penuhitu adalah rasa nyaman, yakin dan begitu berani untuk hidup di tengah duniasambil tidak mengalami Yesus secara fisik di dunia. Syaratnya ialah supayatinggal di dalam kasih-Nya. Sabda “jangan takut”, berarti hidup di dalam kasih danbersama Dia.  Roh Kudus akandiutus dari Surga untuk membuat hidup itu penuh dengan suka cita dan kasih.Cinta dan suka cita pasti mengalahkan ketakutan, kekuatiran, kegelisahan danprasangka buruk. Mereka dikuatkan, seperti menerima Sakramen Krisma! Demikianjuga kalau Yesus menjadikan tiap-tiap dari kita sahabat-Nya, itu sungguhmembuat suka cita penuh dan lengkap. Kita pantas berterima kasih kepada SantoMatias yang menginspirasikan kita dengan perannya itu.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhanmaha pengasih, semoga kami berperan aktif untuk melengkapi apa yang kurang atauhilang di dalam hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin dalam pekan ke-4 Paskah, 12 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 11, 2025 7:25


Dibawakan oleh Shendy Jost dari Paroki Santo Albertus Agung di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 1-18; Mazmur tg 42: 2-3; 43: 3.4; Yohanes 10: 1-10.GEMBALA YANG BAIK BERBAU DOMBANYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gembala Yang Baik Berbau Dombanya.Paus Fransiskus pernah mengujar satu himbauan sekaligus ajaran kepada seluruhGereja, dan secara khusus ditujukan kepada para Uskup dan imam, bahwa merekaharus berbau seperti domba-dombanya. Ajarannya itu sampai kini selalu menjadikutipan berbagai pihak di dalam Gereja Katolik. Paus sedang mengajarkan tentangiman yang terlibat dan menyatu dengan hidup yang nyata. Maksudnya ialah supaya tugas kepemimpinan dan pelayanan itu tidak meluluhmenempatkan orang di dalam kantor, rumah, di belakang meja, di forum diskusi,rapat dan perencanaan. Seperti Yesus Kristus sang Gembala sejati, siapa punkita yang mengikuti Dia, mesti dapat meneladani-Nya. Hal ini diungkapkan olehempat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki kakak-beradik. Mereka sangatmengagumi dan mengidolakan kedua orang tuanya. Masing-masing bersaksi bahwabapak  dan ibunya mengasihi setiapanaknya secara pribadi dan memperlakukan masing-masingnya sesuai keadaan dankarakternya. Masing-masingnya mengatakan bahwa nanti memilih jodoh, profilwanita atau pria pasangannya kurang lebih mengikuti pribadi bapak dan ibunyasendiri.  Ciri gembala yang berbau dombanya adalah seperti yang dilakukan oleh bapakdan ibu tadi.  Orang atau pihak yangdilayani diberikan rasa betah, dikasihi, dan dimajukan.   Pertama-tama karena mereka berbuat sepertiYesus, yang tidak memilih-milih orang untuk dilayani. Perlakuan setiap orangsecara pribadi dan perhatian kepada semua yang memerlukan kasih, merupakan carakonkret seorang gembala mengalami bau dombanya. Kondisi dan pengalaman konkretsetiap dan semua orang yang diperhatikan atau dilayani, dirasakan dan dimilikijuga si pelayan atau pekerja.  Nilai spesial untuk gembala yang baik yang berbau dombanya, ialah bahwaTuhan tak jijik dan menyerah dengan bau domba-domba yang diperhatikan. Diamalah suka dengan bau domba-domba itu. Bau mereka yang berbeda-beda itu sangatdisukai dan nantinya diubah dalam keharuman kasih dan kerahimanNya. Domba-dombabukan hanya di dalam kandang, tetapi juga di luar kandang, semuanyadigembalakan oleh Yesus. Demikian juga santo Petrus yang berhasil membawa orangorang yang di luar batas teritori Yahudi, untuk menjadi anggota Gereja Perdana. Gembala yang berbau dombanya belum semuanya terealisasi saat ini. Kita hendaknyatetap berdoa dan berharap supaya para gembala khusus, yaitu yang tertahbis dangembala umum umat beriman, menjadikan ini sebagai tantangan dalam membawabanyak domba lainnya ke dalam Gereja. Semua bau mereka mesti menarik kita semuamembawa mereka kepada Kristus.Marilah kita berdoa... Dalam nama Bapa...Tuhan Yesus Kristus,perkuatkanlah kami dengan semangat-Mu supaya kami dapat menjadi domba-dombayang baik dan  dapat membawa domba-dombalain untuk datang kepada-Mu dan menikmati suka cita di dalam Dikau.  Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis dalam pekan ke-3 Paskah, 8 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 7, 2025 8:49


Dibawakan oleh Yenny dari Paroki Santo Paulus di Keuskupan Bandung, Indonesia. Kisah Para Rasul 8: 26-40; Mazmur tg 66: 8-9.16-17.20; Yohanes 6: 44-51.ROTI HIDUP GAYANONA MANIS Tema renungan kita hari ini ialah: Roti Hidup Gaya Nona Manis. Ajarantentang Yesus sebagai Roti Hidup diungkapkan secara istimewa dalam InjilYohanes. Pembahasannya dalam porsi yang banyak dan juga bernilai teologis yangmendalam. Intinya, Yesus Kristus sebagai penjamin keselamatan dan kebaikanhidup kita baik pada saat masih di dunia maupun dalam hidup di akhirat nanti. Ada seorang remaja perempuan usia 14 tahun berwajah manis tinggal dikampung. Ia menjual roti dari gang ke gang. Suaranya kedengaran sangat familiarketika menyebut: “Rotiiii maniiiiss” berulang kali yang ia lakukan itu tiaphari. Ia menjual roti manis tiap hari sebagai satu-satunya usaha ibunya yangsudah janda supaya, bersama dengan dua adiknya, mereka bisa menyambung hidup.  Biasanya jualan itu laris, tidak hanya karena orang-orang suka akan rotimanis untuk sarapan dan makanan ringan, tetapi juga mereka simpati dengan gadisitu yang lazim dipanggil “Nona Manis” meskipun itu bukan nama aslinya. Rotimanis yang dijual remaja berwajah manis itu sejatinya untuk menghidupkankeluarganya.  Di dalam “roti hidup” Yesus Kristus, kemanisannya amat luar biasa. Rotinona manis tadi akan hilang dan habis suatu ketika karena sebagai barang dibumi ini. Tetapi roti hidup dari Yesus Kristus tak akan habis dan kemanisannyamerupakan semua rahmat kekuatannya yang memberikan kehidupan bagi setiapmanusia baik saat ini maupun yang akan datang. Filipus, seorang murid Yesus dan diakon yang tulen telah makan langsungRoti Hidup Yesus Kritsus, yang pada Injil hari ini Yesus berkata: Aku adalahroti hidup yang telah turun dari surga; barang siapa makan roti ini akan hidupselama-lamanya.” Ia hidup dengan roti itu, sampai ketika ia berjumpa dengansida-sida dari Ethiopia, menjelaskan isi kitab suci kepadanya dan membaptisnya. Filipus bergerak dari Yesus Kristus menuju jalan-jalan, pinggiran, danpelosok kehidupan dengan membawa rahmat roti hidup Yesus Kristus. Ia bersamadengan para rasul, murid-murid, pengikuti Kristus lainnya, dan termasuk Andadan saya. Sida-sida Ethiopia itu bergerak dari pinggiran atau pelosok untukmendapatkan roti hidup, yaitu Yesus Kristus sendiri.  Banyak orang lain, mungkin di sekitar Anda sedang bergerak juga menuju kepusat, yaitu Yesus Kristus. Sangatlah indah jika ketika sedang menuju kepadaYesus, mereka menjumpai Yesus Kristus dalam diri Anda dan saya. Mereka takperlu lagi mencari bentuk dan macam roti yang lain, selain Roti Hidup YesusKristus sendiri. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah kami roti-rotiyang manis dan membawa nikmat, yaitu diri-Mu sendiri yang kami bawa ke manasaja kami pergi, sehingga sesama kami dapat datang kepada-Mu, melalui dirikami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu dalam pekan ke-2 Paskah, 3 Mei 2025, Pesta Santo Yakobus dan Filipus, Rasul

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 2, 2025 8:51


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. 1 Korintus 15: 1-8; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Yohanes 14: 6-14.SALING MELENGKAPI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saling Melengkapi.Ada sepasang suami istri yang baru saja menikah, membuat pengakuan dirinyamasing-masing. Suami mengakui bahwa kekuatan pribadinya ialah keyakinan yangteguh. Keputusan yang ia ambil akan dipegangnya dan tidak berubah. Namun iapunya kelemahan pokok, yaitu tidak bisa mengontrol marahnya. Sedangkan istri mengakui bahwa dirinya suka bingung.Misalnya dalam memutuskan untuk memasak jenis makanan tertentu bagi keluarga,ia perlu waktu untuk bertanya dan berdiskusi. Ia sulit memutuskan sendiri.Tetapi ia punya kelebihan, yaitu ia sangat setia. Ia menjamin bahwa cintanyakepada suami adalah utuh dan tulus. Keduanya berjanji untuk memahami kekuatandan kelemahan masing-masing. Dan komitmen yang tumbuh dari sini ialah bahwa merekaharus sepakat untuk saling melengkapi. Suatu kehidupan yang harmonis, seimbang dan damai sangatbergantung pada saling melengkapi antara pribadi-pribadi atau unsur-unsur yangberbeda-beda.  Kodrat manusia sebagaimakhluk sosial menentukan kebutuhan dasar ini, antara lain melalui penetapandari Tuhan bahwa manusia pertama pria dan wanita itu pada dasarnya salingmelengkapi. Di dalam Gereja perdana sosok kedua rasul yang pestanya kitarayakan pada hari ini juga memberikan sisi-sisi perbedaan yang sangat jelas. Rasul Yakobus terkenal sebagai pribadi yang kuatpendiriannya dan yakin dalam prinsip hidupnya. Ia terbukti menjadi pemimpinGereja Yerusalem, Gereja awal. Pendiriannya tegas dan mendalam, sehingga iabersama dengan Santo Petrus adalah pilar-pilar Gereja pada awal berdirinya.Sedangkan rasul Filipus seperti yang diwartakan oleh Injil hari ini, adalahseorang pribadi yang meski sudah sekian waktu mengikuti Kristus, tetapi masihbergulat dengan kebingungannya. Ia mungkin terbebani sebagai bagian dari slowlearners, pembelajar yang lamban, atau mungkin secara natural terkondisikansebagai orang yang bingung.  Tuhan Yesus memang memanggil kita masing-masing dengansegala kekurangan kita untuk membentuk Gereja-Nya dan membangun Kerajaan-Nya.Tidak masalah kalau kita berbeda-beda tetapi kita senang, mau, dan bertekatuntuk hidup bersama. Kita tidak membenci bahkan memusuhi perbedaan. Setiapkelemahan dan kekurangan dari tiap-tiap orang akan dilengkapi oleh pribadi yanglain. Tuhan akan berkenan memberkati dan melengkapi semuanya, karena Ia telahbuktikan dengan menggunakan rasul Yakobus dan Filipus untuk membangun Gereja-Nya.Anda dan saya juga tentu bisa, karena itu Tuhan memanggil kita.  Marilah kita berdoa.Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, perkuatkanlah kami dengan segala perbedaandi antara kami, sehingga kami menjadi potensi-potensi yang baik untukmemperkuat persekutan hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat dalam pekan ke-2 Paskah, 2 Mei 2025, Peringatan Santo Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja.

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later May 1, 2025 9:14


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur tg 27: 1.4.13-14; Yohanes 6: 1-15.MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi AlatnyaTuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya untukmasa Paskah ini tetapi berguna selama hidup kita di dunia ini. KebangkitanYesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadirsecara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersamadengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan Iamenyertai kita setiap saat melalui Roh-Nya. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kitamenjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaanpada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nyaTuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsunghingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada disekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Bolehjadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka ialahorang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristianiyang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukankehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alatTuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengantugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh,pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertujukepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilanini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerjasecara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahandalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadiliMahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicaraatas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul.Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar.Kemudian pada suatu kesempatan yang lain, para rasul berperan menjadi jembatanbagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkanpengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti danikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat penggandaanroti dan ikan. Mereka adalah instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawimanusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dankemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung padakesediaan kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah,perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna,terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis dalam pekan ke-2 Paskah, 1 Mei 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 30, 2025 8:16


Dibawakan oleh Tarsisius Abraham Abimayu dan Kristinia Numartina dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 27-33; Mazmur tg 34: 2.9.17-18.19-20; Yohanes 3: 31-36.SEKOLAH KETAATAN Renungan kita pada hari ini bertema: Sekolah Ketaatan.Salah satu ciri semangat Paskah ialah sekolah ketaatan. Sekolah ini sangatberbeda dari berbagai sekolah yang kita miliki seperti sekolah militer,perawat, polisi, teknik komunikasi, administrasi dan lain sebagainya.Sekolah-sekolah kita ini jelas menghasilkan banyak sekali lulusan, namun apakahmereka semua lulus dalam kebajikan ketaatan, ini menjadi suatu pertanyaan yangbesar. Pada kenyataannya, mereka tidak memberikan pelajaran dan pelatihanspesifik tentang menjadi seseorang yang taat. Kalau demikian, lebih tepat dan baik semua sekolah ituperlu mengambil semangat Paskah demi mendapatkan pelajaran tentang ketaatan.Pelajaran utama di sekolah ini ialah Yesus yang taat secara sempurna kepadaBapa-Nya untuk menunaikan kehendak Bapa, dengan merelakan diri-Nya menjadikorban bagi keselamatan semua umat manusia dari dosa. Ini adalah sumber utamabagi kurikulum pembelajaran ketaatan semua pengikut-Nya dan semua orang lainyang menjalankan kehendak Tuhan. Yesus menegaskan bahwa pembelajaran dasar bagi kita ialahpercaya kepada Dia yang diutus oleh Bapa dan mengikuti jalan yang Ia lalui,yaitu melaksanakan kehendak Bapa. Ini harus menjadi semangat umum bagi setiappengikut Kristus. Setiap bentuk kegiatan, perutusan, tanggung jawab, komitmen,pelayanan, dan pengabdian mesti berhaluan pada sekolah ketaatan ini. Intinyaialah semua itu demi melaksanakan kehendak Allah. Jika kehendak Allah yangdiikuti, maka kebaikan dan kebenaran yang menjadi hasilnya. Salah satu contoh yang ditunjukkan tentang sekolahketaatan ini ialah Petrus dan para rasul lainnya yang hendak dibungkam olehMahkamah Agama Yahudi. Mereka dilarang keras untuk memberitakan Injil dan YesusKristus kepada publik. Tetapi karena pendidikan ketaatan mereka sudah terbentukbegitu kuat, mereka dengan lantang berkata demikian: lebih baik bagi kami taatkepada Allah daripada kepada manusia. Pendidikan ketaatan ini fokus padaprioritas loyalitas dan kesetiaan kepada Allah. Dengan ini berarti godaan atauancaman untuk terlepas atau tidak patuh kepada Allah mesti dilawan.  Mengapa Tuhan menjadi prioritas dalam sekolah ketaatan?Karena pada Dia semua ajaran moral, kebaikan, kebenaran, keindahan, kemuliaan,dan kekudusan berasal. Dia pangkal semua kebijaksanaan dan kepandaian. Makakalau kita memilih untuk taat kepadanya secara konsisten, kita bakal menjadipatuh dan taat dalam segala aspek tatanan atau aturan yang berlaku di mana dankapan pun di dunia ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa,semoga ketaatan kami kepada-Mu tidak asal-asalan tetapi sungguh benar dan nyataseperti Putra-Mu Tuhan Yesus Kristus yang taat kepada-Mu. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin dalam peken ke-2 Paskah, 28 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 27, 2025 7:46


Dibawakan oleh Alexia Christabella Suryadi dan Ignasius Suryadi dari Paroki Villa Melati Mas, Gereja Santo Ambrosius di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 23-31; Mazmur tg 2: 1-3.4-6.7-9; Yohanes 3: 1-8.LAHIR KEMBALI Renungan kita pada hari ini bertema: Lahir Kembali.Percakapan Yesus dengan Nikodemus dalam Injil hari ini menghadirkan sebuahtantangan iman yang kita semua hadapi saat ini. Tantangannya ialah bagaimanaiman kita diperbaharui sehingga kita dapat mengalami yang disebut dengankelahiran kembali. Kita diharapkan melalui pencerahan oleh Yesus Kristus untukmemiliki pengertian yang benar, bahwa kelahiran kembali memang sangat perlu.Tetapi kelahiran kembali ini bukan secara biologis, yaitu kembali ke rahim ibuuntuk kemudian terlahir kedua kalinya. Pembicaraan itu sebenarnya ingin mengubah pemahamanbiologis tentang kelahiran kembali menjadi kelahiran kembali dari air dan Roh.Kelahiran dari air merupakan suatu tindakan penghapusan dosa-dosa dan inimengingkatkan kita akan pembaptisan air Yordan yang dilakukan oleh YohanesPembaptis. Sedangkan kelahiran dari Roh ialah saat pembaptisan dalam Roh Kudussehingga orang yang dibaptis sungguh-sungguh menjadi bagian dari Yesus Kristus.Kelahiran dari air dan Roh inilah yang kemudian menjadi sakramen pembaptisan didalam Gereja yang kita miliki sampai sekarang. Orang-orang yang dibaptis adalah mereka yang penuh denganRoh Kudus. Jauh sebelum pembaptisan kita, para rasul berkumpul dan berdoa dalamnama Tuhan Yesus Kristus, mereka semua penuh dengan Roh Kudus. Hasilnya ialahmereka kemudian memberitakan Injil dengan berani. Kepenuhan Roh Kudus yang kitaterima di dalam pembaptisan, kemudian diperkuat atau di-confirmed di dalamsakramen Krisma. Karena pada prinsipnya, setiap orang yang sudah menerimasakramen ini dianggap memiliki kemampuan untuk memberitakan Injil denganpengetahuannya, perkataannya, perbuatannya, dan hidupnya sendiri. Ia jugaberani mempertahankan imannya itu meski tantangan dan halangan membuatnya ngeridan takut. Yang krusial dari kenyataan kepenuhan Roh Kudus ini ialahtentang pembaharuan iman. Persoalan Nikodemus itu adalah di masa lalu danterkait pengalamannya, namun situasi kita sungguh beda. Tetapi tantangannyasama, yaitu iman yang kita peroleh melalui inisiasi memang perlu selaludibaharui. Doa syahadat yang kita doakan dengan rutin menegaskan pembaharuanpembaptisan kita. Ekaristi yang kita rayakan harian atau mingguan sebagaipembaharuan Komuni Pertama yang telah kita terima dulu. Berkat pengutusan yangselalu kita terima dalam perayaan-perayaan liturgis adalah pembaharuan sakramenKrisma yang sudah kita terima.  Setiap kali melakukan pembaharuan ini, pantas sekali untukdiingat dan disadari bahwa kita sesungguhnya penuh dengan Roh Kudus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang kudus,semoga Roh-Mu memperkuatkan selalu iman kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat dalam Oktaf Paskah, 25 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 24, 2025 9:11


Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Vila Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 1-12; Mazmur tg 118: 1-2.4.22-24.25-27a; Yohanes 21: 1-14DALAM NAMA YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dalam Nama YesusKristus. Setelah mengikuti sekolah bina iman, seorang bocah laki-laki berusiatiga tahun membuat kedua orang tuanya bangga. Ia bisa menghafal kata-kata ini:“Dalam nama Yesus Kristus” dengan sempurna. “Siapa yang ajarkan kamu berkatabegitu”, tanya ibunya. Si bocah langsung menjawab: “Yesus Kristus”. Singkatcerita, pada waktu pelajaran, seseorang berperan sebagai Yesus yang datangmenyalami dan berbicara dengan anak-anak. Pesannya kepada anak-anak, supayamereka selalu menyebut “Dalam nama Yesus Kristus” setiap kali berdoa. Pesan damai Paskah antara lain berisi kalimat penuhkekuatan tersebut. Pernyataan doa “Dalam nama Yesus Kristus” diwujudkan dalamperbuatan kasih yang merupakan hukum Tuhan yang terbesar untuk kita laksanakan.Atas dasar inilah, Petrus dan para rasul berbuat kasih dan kemurahan supayamenghadirkan damai itu di dalam diri orang-orang yang mereka layani. Untukmenghadirkan damai itu, rumusan formula baku yang dipakai ialah: Dalam namaYesus Kristus. Diharapkan supaya dengan rumusan ini, Tuhan Yesus Kristus sangpembawa damai masuk ke dalam diri setiap orang yang menerima karunia-Nya. Pada suatu peristiwa penampakan yang lain, yaitu di pantaiketika Petrus dan para rasul kembali menjalankan pekerjaan rutinnya memancingikan, Yesus yang bangkit nampak kepada mereka dengan sebuah tindakan yangmembawa perdamaian. Ia memberikan sebuah contoh pelayanan dengan menyediakanmereka makanan. Pelayanan pembasuhan kaki pada perjamuan malam terakhir menjadiinspirasi utama. Semangat dan tindakan pelayanan itu yang mesti terus dihayatioleh komunitas beriman yang pertama itu. Yesus ingin menekankan bahwa meskikawanan rasul dan murid-Nya akan kembali ke dalam kehidupan yang normal danrutin, pelayanan harus tetap menjadi semangat utama mereka. Pada hari ini kita belajar sesuatu berkaitan denganpenghayatan iman, yaitu dengan mengikuti suatu anjuran bijaksana, bahwa setiapbentuk perbuatan kasih dan pelayanan kita, hendaknya selalu dalam nama TuhanYesus Kristus. Legitimasi atau pembenaran perbuatan ini adalah Yesus Kristussendiri. Dengan memakai “atas nama Yesus Kristus”, sangat dipercaya kalau namaini berada di atas semua bentuk nama, label, status, dan kepentingan. Dengan“atas nama Yesus Kristus”, semua penguasa di dunia dan bahkan penguasa kegelapanseperti setan dan para pembantunya mengakui Yesus Kristus. Jadi dengan “atasnama Yesus Kristus”, kita mestinya menjadi aman, nyaman, dan lancar dalamberkegiatan dalam hidup kita. Kiranya doa-doa kita selalu berisi: Dalam nama Tuhan YesusKristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga,utuslah Roh-Mu untuk memperkuat pegangan hidup kami setiap kali kami menyebut:Dalam nama Yesus Kristus. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam Oktaf Paskah, 22 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 21, 2025 8:25


Dibawakan oleh Ari Hartanti dari Gereja Santo Mikhael Pangkalan TNI AU Adi Sucipto Jogyakarta di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kisah Para Rasul 2: 36-41; Mazmur tg 33: 4-5.18-19.20.22; Yohanes 20: 11-18PENGAKUAN DAN TINDAKAN IMAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pengakuan DanTindakan Iman. Ketika kebenaran atau fakta suatu peristiwa diungkapkan secara terang-terangandan tanpa halangan apa pun, tanggapan yang datang biasanya tidak selalu seragamya atau tidak. Pasti ada tanggapan menyambut dan menyetujui, pasti tanggapanlain yang tidak setuju dan menolak. Ada juga tanggapan yang samar-samar atautidak jelas apakah setuju atau tidak setuju. Dengan kata lain, kita tidakmungkin menyenangkan dan memuaskan semua dan serentak orang lain. Seperti ketika Yesus masih hidup tidak diterima semuaorang, kotbah pertama oleh Petrus yang dikelilingi para rasul dan murid itudipercaya bernasib yang sama. Namun teks Kisah Para Rasul pada hari inimenonjolkan bagian orang yang setuju dan menerima ajaran Injil Yesus Kristusyang disampaikan. Bagian kotbah pada hari Pentekosta berbunyi demikian: Allahtelah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Lalusecara spesifik respon orang-orang Yahudi yang mendengarkan kotbah itu ialah hatimereka sangat terharu. Selanjutnya mereka bertanya kepada Petrus dan para rasultentang apa yang perlu dilakukan sebagai kelanjutan dari rasa haru mereka. Mereka memahami isi kotbah tersebut dengan pikirannya,lalu mereka terbawa di dalam perasaan harunya, dan selanjutnya ialah kemauannyayang sudah terbuka untuk diisi. Yang bertugas mengisi ialah pembawa kabar sukacita dalam hal ini ialah para rasul. Keterbukaan itu tidak serta-merta segeradiisi dengan pengakuan dan tindakan iman. Keterbukaan hati dan pikiran itumemungkinkan sebuah proses bertumbuhnya iman yang sesungguhnya. Yangselanjutnya diperlukan ialah pertobatan, pembaptisan dalam nama Yesus Kristussebagai pengampunan dosa, dan pencurahan karunia Roh Kudus. Jadi apa yang terjadi dalam konteks kotbah pertama tentangInjil Yesus Kristus itu telah membuahkan sebuah tanggapan mendasar dariorang-orang yang percaya. Di dalam kehidupan Gereja saat ini kita menyebutnyasebagai tiga sakramen inisiasi, yaitu pembaptisan, komuni kudus, dan krisma.Ketiganya merupakan tahap awal dan mendasar kehidupan Kristiani dan menggereja. Firman Tuhan yang didengar dan diterima mengarahkanseseorang pada pembaharuan arah hidup. Lalu ia dipersiapkan untuk menerimapembaptisan yang membuatnya bertemu dan melihat Tuhan secara pribadi. Bahkan iadipanggil namanya seperti Yesus yang bangkit menyebut nama “Maria” dalamperistiwa penampakan. Ini layaknya pengalaman menerima Tuhan secara pribadiseperti Komuni Suci. Selanjutnya penguatan iman yang diterima dan diakui itumelalui pencurahan Roh Kudus di dalam sakramen krisma.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, semoga kami tidak luput dari mengenali-Mu secara benar dansungguh-sungguh melalui pewartaan firman-Mu setiap hari. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat Agung, 18 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 17, 2025 6:41


Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus Surabaya di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Yesaya 52: 13 - 53: 12; Mazmur tg 31: 2.6.12-13.15-16.17.25; Ibrani 4: 14-16; 5: 7-9; Yohanes 18: 1 - 19: 42MENJADI PENOLONG BAGI YANG MENDERITA Renungan kita pada hari Jumat Agung ini bertema: MenjadiPenolong Bagi Yang Menderita. Menurut Injil Yohanes, Bunda Maria berdiri dekatSalib Yesus (Yoh 19:25-27). Tapi sebenarnya ia berada dalam rombongan yangmengikut Yesus dalam perjalanan-Nya ke Kalvari. Ibunda sempat sekali bertemuPutranya sepanjang Via Dolorosa (Jalan Sengsara) itu.  Sang ibu menatap Anaknya itu dalam diam,sedih, namun dengan hati yang punuh rahmat.  Seorang lelaki yang berziarah ke Yerusalem, Simon dariKirene, dipaksa membantu memanggul salib Yesus. Ia menuruti saja meski itubukan permintaan Yesus. Tentu Yesus amat berterima kasih kepadanya. Simonmewakili banyak orang yang ingin memberikan pertolongan yang sangat dibutuhkanYesus, tetapi mereka takut dengan ganasnya para musuh Yesus. Ada di antara kitayang bersikap menolong secara langsung seperti Simon, dan ada niat menolongnyadiwakili orang lain, atau ada juga yang sekedar menonton secara pasif. Veronika adalah sosok wanita yang menolong Yesus meski iatidak diceritakan dalam Injil mana pun. Cerita tentang dia ada di dalam tulisan-tulisan apokrip, yang tidaktermasuk dalam kitab suci resmi Gereja. Misalnya, kisah Pilatus dari abad ke-2mengisahkan bahwa seorang wanita bernama Veronika (Bernice, dalam bahasaYunani) adalah wanita yang sama dengan yang telah disembuhkan oleh Yesus darisakit pendarahan (Mt 9,20-22). Veronika yang membela Yesus di hadapan Pilatusbahwa Yesus tidak bersalah. Dari abad keempat atau kelima tercatat bahwaVeronika memiliki sepotong kain dengan gambar Wajah Yesus.  Ketiga figur yang menolong Yesus dalam via dolorosa itucukup memberikan gambaran bahwa baik laki-laki maupun perempuan pengikutKristus dapat menjadi penolong yang baik. Pertolongan ini digolongkan dalam duajenis. Pertama yaitu pertolongan dalam bentuk tindakan kasih korporal. Tindakanini ialah memikul salib berat yang dipanggul orang yang menderita seperti yangdilakukan oleh Simon dari Kirene. Kita dapat menolong mengangkat semua,sebagian, atau bagian yang kecil beban yang dipikulnya. Kedua yaitu perbuatan rohani yang berupa kehadiran untukmenghibur, memberikan semangat, ikut berbela-rasa, dan memberikan dukunganmoral serta rohani kepada mereka yang sedang menderita. Kata-kata penghiburan,ungkapan simpati, doa-doa, dan ungkapan yang menguatkan jiwa sangat pentinguntuk memperkuat mental dan iman mereka. Keberpihakan dan pembelaan atas orangyang menderita merupakan dukungan moral yang sangat bernilai supaya merekatidak cepat putus asa. Bunda Maria dan Veronika adalah wanita-wanita teladanyang telah melakukan ini kepada Yesus Kristus. Kita dapat melakukan yang samaseperti mereka.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha rahim,kami mohon ampunilah kesalahan-kesalahan kami karena tidak menolong sesama yangsedang susah dan menderita. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam Pekan Suci, 15 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 14, 2025 8:23


Dibawakan oleh Meita Adhie Moelya dari Paroki Santo Yosep Purwokerto di Keuskupan Purwokerto - Jawa Tengah, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 71: 1-2.3-4a.5-6ab.15.17; Yohanes 13: 21-33.36-38.DURI DALAM DAGING Renungan kita pada hari ini bertema: Duri Dalam Daging.Pepatah “duri dalam daging” sudah umum dalam pembicaraan kita. Daging harusnyamembangkitkan selera makan, ternyata tidak enak dan memuaskan selera karena adaduri di dalamnya. Seharusnya kita memiliki sebuah keuntungan atau kehidupandalam kegembiraan dan kedamaian, namun ternyata ada benci atau fitnah yangsedang menggelora di dalam hidup bersama di antara saudara dan teman.  Siapakah duri itu sebenarnya? Ia bisa saja dirimu, teman,kenalan atau anggota keluarga. Faktor kejahatan dan kelemahan-kelemahan manusiadapat menjadi pendukung untuk tumbuhnya pribadi-pribadi yang dipandang “duri”atau penyakit di dalam hidup bersama. Setiap pribadi memiliki kelemahankodrati, misalnya sikap malas, marah, rakus dan sombong. Ia terlahir denganmembawa benih-benih kelemahan tersebut. Ketika kelemahan-kelemahan itu tidakdiolah denga baik, si Jahat atau Setan akan dengan leluasa memanfaatkannyapeluang tersebut. Di dalam sebuah komunitas persekutuan di paroki, para anggotanya berusaha dalam komitmen pelayanandan berbuah pada kehidupan yang nyaman, tenang dan damai. Tetapi jika adaseseorang atau dua yang mulai menjadi biang gosip, penyebar fitnah, atauberkelakuan tidak wajar, ia pasti menjadi beban dan perusak komunitasnya. Halini sama dengan semua situasi yang lain. Jika pihak yang menjadi sumberkekacauan itu tidak teridentifikasi untuk sekurang-kurangnya membuka kepadapublik kejahatan atau pola kerjanya, ia akan tetap sebagai “duri dalam daging”yang mengganggu dan merusak sesama yang lain. Kemarin, pribadi Yudas Iskariot dibuka topeng kejahatannyahanya sebagian kecil, tetapi hari ini Yesus Kristus membukanya supaya menjaditransparan, bahwa ia adalah “duri” bagi komunitas yang dipimpin langsung olehYesus. Mata, pikiran, dan hati Yudas sendiri dan rekan-rekan para rasul terbuka.Mereka semua menjadi tahu siapa pengacau dan perusak sebenarnya di dalampersekutuan itu, ketika Yesus berkata: “Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlahsegera.” Pelajaran yang kita peroleh dari kejadian di dalam Injiltersebut ialah keberanian dan kepastian dari pihak kita untuk mengidentifikasidan mengambil tindakan atas sumber masalah yang selalu mengacaukan danmengganggu hidup kita. Di dalam diri setiap orang, bisa saja sumber masalah ituadalah satu atau dua kelemahan utama. Misalnya kesombongan atau kemalasan, jikadipastikan bahwa ini adalah “duri” atau “Yudas Iskariot”, kita harusmengatasinya segera. Demikiannya juga di dalam keluarga, komunitas,persekutuan, organisasi dan masyarakat, diharuskan ada keberanian dan kepastiandalam membuka ketersembunyian sumber kejahatan dan orang-orang yang menjadipelakunya. Jika tahap identifikasi dicapai, maka ada jalan terbuka untukmendapatkan solusinya.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa,semoga kami tetap teguh dalam iman kami kepada-Mu, meskipun ada ancaman dariorang yang memusuhi dan hendak mencelakakan kami. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis dalam pekan ke-5 PraPaskah, 10 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 9, 2025 7:25


Dibawakan oleh Safira dan Ketty dari Paroki Santa Theresia Lengko Ajang di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kejadian 17: 3-9; Mazmur tg 105: 4-5.6-7.8-9; Yohanes 8: 51-59MELIHAT DAN BERSUKA CITA Renungan kita pada hari ini bertema: Melihat DanBersukacita. Perdebatan dan fitnah tentang identitas Yesus Kristus masihberlanjut. Hari ini penekanannya ialah pada sosok Abraham. Kitab Kejadianmenampilkan Abraham yang diartikan sebagai Bapak bagi sejumlah bangsa besar dibumi ini, mempunyai dua karakteristiknya. Sosok Abraham digambarkan sebagaiseorang pilihan Allah untuk mendiami wilayah yang asing baginya, yang dikuasaibersama segala keturunannya. Ia diberkati untuk memiliki banyak sekali keturunan. Ciri lain pada Abraham ialah perjanjian Allah atasnya yangharus dijamin dengan iman dan ketaatan kepada Allah. Dasar iman ini tidak hanyamembuat dia sebagai bapak iman bagi banyak orang, tetapi juga menunjukkantujuannya dalam persekutuan yang bahagia bersama Tuhan selama-lamanya. Iniadalah gambaran Abraham yang spiritual. Karakteristik yang pertamamenggambarkan sisi kefanaannya sebagai manusia yang mengalami kematian didunia. Sedangkan karakteristik yang kedua menggambarkannya sebagai pilihan Allahyang mengalami hidup abadi atau selama-lamanya. Dua sisi profil Abraham ini dijelaskan secara lengkap olehYesus kepada para lawannya. Ditegaskan-Nya kepada mereka bahwa Abraham yangmerupakan manusia dunia ini setelah genap usianya untuk mati, ia tunduk kepadapanggilan alam ini. Sampai dengan batas pemahaman di sini, para lawan itusanggup untuk mengerti dan percaya akan Abraham yang fana. Demikian juga denganpara nabi, kematian pada dasarnya merupakan bagian dari kefanaan mereka.  Mata mereka sama sekali dikaburkan dan hati mereka sungguhtertutup, sehingga mereka tak bisa menangkap bahwa Yesus Kristus adalahkenyataan janji Allah kepada Abraham dan pernubuatan para nabi. SebenarnyaYesus sedang menjelaskan bahwa karena Abraham punya aspek spiritual, ia sudahmelihat Yesus Kristus, Putera Allah. Abraham melihat dan bersuka cita karenajanji Allah kepadanya terwujud dalam diri Yesus Kristus. Aspek spiritual inilahyang tidak dapat ditangkap oleh kaum Farisi dan para ahli taurat. Yesus sedang mengajarkan kita tentang kekuatan rohani yangmerupakan karunia Roh Allah kepada setiap orang yang mengikuti-Nya. Dengankarunia ini, kita diberi jaminan untuk menikmati hidup ini melalui bagaimanakita melihat kemuliaan Allah yang hadir di dalam diri sendiri, sesama, danlingkungan sekitar. Pengalaman akan kemuliaan Allah itu menjadi dasar bagi kitauntuk bersuka cita dan bersyukur kepada Tuhan. Yang memperkuat suka cita iniialah aspek spiritual dari segala sesuatu di dalam hidup ini, karena di situTuhan sungguh hadir.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah,semoga kami selalu peka akan kemuliaan-Mu yang hadir di dalam segala sesuatu,khususnya di dalam hidup kami sebagai pribadi dan bersama. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam pekan ke-5 Prapaskah, 8 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 7, 2025 8:07


Dibawakan oleh Yelvina Puspita Buresari dan Josef Ardiansyah dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indoensia. Bilangan 21: 4-9; Mazmur tg 102: 2-3.16-18.19-20; Yohanes 8: 21-30TIANG KEMULIAAN Renungan kita pada hari ini bertema: Tiang Kemuliaan.Tiang kayu palang atau lazimnya disebut salib, sebelum menjadi salib Yesusadalah sebuah tanda kehinaan luar biasa. Pribadi manusia yang dihukum di salibialah seorang penjahat yang paling rendah martabatnya. Tetapi ketika mulaidengan Yesus Kristus yang dihukum berat dengan targetnya ialah kematian-Nya disalib, makna salib itu berubah. Bagi para pengikut Kristus, salib adalah tandakemuliaan. Meskipun demikian, mereka yang tidak percaya Kristus tetapmenganggap salib sebagai sebuah penghinaan yang sangat memalukan atau sekedarsimbol kebodohan dan kehampaan.  Salib sebagai sebuah tiang kemuliaan untuk Yesus Kristusmemiliki makna keselamatan.  Pada zamanMusa dan bangsa Israel mengembara di padang gurun, salib belum mereka kenal.Tiang palang itu baru menjadi populer ketika bangsa penjajah Romawimenjadikannya sebagai sarana untuk menghukum para penjahat kerajaan. Tetapisebagai tiang yang tertanam di tanah dan bermakna keselamatan, fungsi itu sudahdikenal oleh Musa dan bangsa terpilih. Menurut kitab Bilangan bab 21, ulartembaga yang ditaruh pada tiang menjadi tujuan pandangan orang-orang yangdipagut ular liar, dan mereka menjadi sembuh. Mereka tidak mati atau binasakarena ular, tetapi selamat dan pulih kembali. Sejak kayu palang ditaruh di pundak Yesus dalam kisahsengsara-Nya dan khususnya saat Ia bergantung hingga wafat di atasnya, maknakeselamatan yang ditampilkan oleh salib disempurnakan menjadi kemuliaan.Keselamatan itu sebagai sebuah pembebasan dari ikatan-ikatan yang menyiksa atauyang membawa derita. Dari keselamatan, seseorang dinaikkan ke tempat yangtinggi yaitu tempat Yesus Kristus bersama Bapa dan Roh Kudus berada. Di atassalib itu tubuh Yesus yang mati bergantung tetapi Roh-Nya bangkit dengan mulia,seperti yang dikatakan-Nya sendiri di dalam Injil tadi: “Apabila kamu telahmeninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia.”  Kita sedang menuju pada peringatan sengsara Yesus Kristusdari taman Getsemani ke bukit Golgota. Hal ini mengingatkan kita akanpengalaman penderitaan kita masing-masing atau orang lain di sekeliling kita.Yesus menderita sangat hebat dengan buktinya Ia bergantung pada salib, yangmengingatkan kita akan hebat dan parahnya penderitaan yang pernah kita alami.Roh dan jiwa kita tidak mesti terbelenggu oleh tubuh yang didera beratnya salibpenderitaan. Tubuh kita memang akhirnya mati dan hancur, tetapi roh dan jiwakita akan bertahan untuk melewati keselamatan dan sampai kepada kemuliaan.Mengikuti Yesus Kristus berarti kita harus melewati penderitaan tubuh kita,karena kita sudah dijanjikan hasil terbaiknya yang akan menyusul, yaitukeselamatan dan kemuliaan di dalam surga. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang mulia,semoga kami senantiasa gembira dan suka cita dengan salib yang ada pada kamimasing-masing. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu dalam pekan ke-4 PraPaskah, 5 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 4, 2025 8:31


Dibawakan oleh Andrew Jost and Shendy Jost dari Paroki Hati Kudus Yesus Makasar di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Yeremia 11: 18-20; Mazmur tg 7: 2-3.9bc-10.11-12; Yohanes 7: 40-53RESIKO DIPERLIHATKAN Renungan kita pada hari ini bertema: Resiko Diperlihatkan.Pasangan yang baru saja menikah itu sedang menonton video tentang perjuanganhidup mati anggota pasukan militer di medan perang. Sang suami yang adalahseorang militer bersama istrinya sangat memahami bahwa resiko itu harusdihadapi, mengingat dalam waktu dekat suami akan berangkat ke medan perang.Resiko itu diperlihatkan supaya dirinya dan istri secara rohani siap untukmenanggung kenyataan di balik resiko itu. Hasilnya, mereka masing-masing kuatdan tulus untuk saling mendukung, dan istri merelakan suami berangkat untukmenunaikan tugas negara. Nabi Yeremia mempunyai panggilan khusus dari Tuhan,demikian juga Yesus Kristus; mereka mengemban misi yang dipercayakan olehAllah. Bersamaan dengan ini, Bapa di surga juga memberitahukan mereka bahwademi terwujudnya perutusan yang dipercayakan itu, mereka akan melewati berbagairintangan, ancaman kekerasan, dan penganiayaan. Dalam aspek ini, kedua tokohkita ini ditampilkan kitab suci seperti domba sembelian yang dibawa ke tempatpembataian dan dikorbankan. Tuhan memberitahu mereka dengan amat jelas, sehinggabaik Yeremia maupun Yesus Kristus sudah siap secara mental dan rohani untukmenghadapinya. Hasil pemberitahuan dari Tuhan ini jelas menguntungkanpihak yang teraniaya, karena Tuhan menjamin penyertaan-Nya dan semuapenyelenggaraan sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi di pihak penganiaya justruterjadi kekacauan karena kemarahan, kebencian, dan kejahatan di dalam dirimereka yang syarat dengan kepentingan sehingga membuat mereka terpecah-belah.Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tidak berada dalam kesepakatan tentangrencana jahat mereka. Hal ini cukup merepresentasikan kenyataan bahwa setiap bentukrencana dan tindakan jahat tidak akan pernah diwarnai keadaan nyaman atautenang, tetapi sebaliknya suasana batin dan jiwa yang kacau. Tuhan senantiasa memberitahu kita tentang apa yang bakalterjadi terkait dengan pilihan komitmen iman dan panggilan pekerjaan ataupelayanan kita. Ia memberitahu kita dalam berbagai cara dan melalui anekaperantaraan. Dia-lah yang memilih dan memanggil kita, lalu mempercayakan kepadakita masing-masing atau bersama, jenis tanggung jawab dan pekerjaan. Itu jugaberarti Dia-lah yang menaruh di dalam kesadaran dan keyakinan kita bukan hanyatujuan yang kita capai, tetapi terlebih-lebih resiko yang bakal kita hadapi.  Tidak mungkin tidak ada resiko atau efek samping darisetiap pekerjaan atau pelayanan kita. Tapi karena kita sudah diterangi olehiman tentang hal ini, kita dibuat untuk melangkah ke depan dengan keyakinanbahwa Tuhan akan menyertai dan membimbing kita. Harapannya ialah pikiran,kata-kata, dan tindakan kita selalu di dalam terang Tuhan. Ini adalah persiapanrohani kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan yangbijaksana, terangilah selalu langkah hidup kami setiap saat. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu dalam pekan ke-4 PraPaskah, 2 April 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Apr 1, 2025 7:23


Dibawakan oleh Angelina Tanardi dari Paroki Kristus Raja di Keuskupan Jayapura, Indonesia. Yesaya 49: 8-15; Mazmur tg 145: 8-9.13cd-14.17-18; Yohanes 5: 17-30BERADA BERSAMA BAPA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Berada BersamaBapa. Santa Teresa dari Kalkuta saat masih hidup, membawa seorang dewasasekarat di jalan ke biaranya. Ia merawat semua luka lelaki itu, memberikannyamakan yang bergisi, dan menutup tubuh kecilnya dengan pakaian yang layak.Lelaki itu mengangkat muka dan bertanya: “Mengapa Suster begitu baikterhadapku”? Bunda Teresa menjawab dengan sederhana, “Karena saya hanyamenjalankan perintah dari bos-ku.” Lelaki itu ingin tahu: “Bos-nya Sustersiapa?” Bunda menjawab: “Bos saya ialah Yesus Kristus. Saya tinggal bersama diasetiap saat.” Yesus membela diri-Nya atas tuduhan para musuh kalau iamenghojat Allah karena menyamakan diri dengan Allah. Dengan tegas Ia berkata:Allah adalah Bapa-Nya sendiri. Kalau dalam bahasa Santa Teresa tadi, Allahadalah Bos-nya.  Tuhan Allah menaruhkuasa-Nya pada kita, dan kita juga mengandalkan kuasa-Nya, maka baik Yesusmaupun kita layak menyerukan ungkapan ini: Aku berada bersama Bapa, atau kitaberada bersama Bapa. Kenyataan hidup dan berada bersama Bapa di surga dapatdiungkapkan melalui sebuah penegasan, yaitu cara untuk membela diri ataumempertahankan diri. Dengan begitu kita akan merasa kuat. Misalnya Andamengalami sebuah keadaan sangat terasing, dan dalam kesendirian ada perasaanterganggu oleh kuasa jahat atau perasaan takut yang sangat mengancam kedamaianhatimu. Penegasan bahwa dirimu tinggal bersama Bapa dan mengandalkankekuatan-Nya sangatlah diutamakan, supaya Anda terbebaskan dari pengalamanterasing tersebut. Hidup dan bersama dengan Bapa juga dapat diungkapkanseperti yang dilakukan oleh Bunda Teresa. Kita memakai kuasa dan penyertaanBapa dalam berbuat baik dan melayani sesama. Hal ini sama dengan yangdiwartakan oleh Nabi Yesaya, yang berkata seperti ini: Aku telah membentuk danmemberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangun bumikembali. Kita bekerja, melayani, berbuat baik, membangun dunia ini, denganpedoman utama kita, yaitu karena kita berada dan bersama dengan Bapa yang mahakuasa. Dengan karunia itu kerajaan Allah hadir di dunia. Kinikita sebagai satu Gereja memikul tanggung jawab penting untuk membaharui wajahbumi ini dari waktu ke waktu dengan bantuan Roh Kudus. Untuk menghadapiberbagai masalah di dunia ini, nasihatnya ialah supaya kita memanfaatkankekuatan kita berada bersama dengan Bapa kita sendiri. Yang perlu diingatselalu ialah menghindari sikap menjauhkan diri dari persekutuan itu, ataukecenderungan untuk mengandalkan kekuatan sendiri. Karena Tuhan sendiri berkatabahwa berada di luar Dia dan tidak mengandalkan kekuatan-Nya, kita tidak bisamenjadi apa-apa. Kita pasti terancam tidak bisa menjadi apa-apa  dan berbuat apa-apa.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang baik,perkuatkanlah selalu persekutuan kami dengan Allah Tritunggal yang suci demimembaharui diri kami dan kehidupan di bumi ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin dalam pekan ke-4 PraPaskah, 31 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 30, 2025 9:22


Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 65: 17-21; Mazmur tg 30: 2.4.5-6.11-12a.13b; Yohanes 4: 43-54JAWABAN Renungan kita pada hari ini bertema: Jawaban. Hasil atauprestasi yang kita capai merupakan jawaban atas kerja dan proses yang kitalakukan. Misalnya kesepakatan merupakan jawaban dari diskusi untuk menyamakanperbedaan persepsi. Konsep merupakan jawaban dari pengaitan bermacam-macamargumen. Sistem adalah hasil dari pengintegrasian elemen-elemen yang berbeda.Metode dihasilkan dari percobaan dan analisa aneka variabel. Seorang bocah kelas 5 SD ingin buktikan kepada orang tuadan keluarganya, bahwa Komuni Pertama yang telah diterimanya sekitar satu bulanlalu adalah kesempatan baginya untuk melayani Gereja sebagai putra Altar. Iaberkata bahwa Komuni Pertama adalah jawaban atas kerinduannya sejak sebagaimurid TKK, betapa ia ingin sekali menerima Yesus Kristus. Dengan melayanai diGereja sebagai Putra Altar adalah jawaban atas kerinduannya untuk berada didekat Pastor dan melihat bagaimana Pastor merayakan Ekaristi. Setelah menerimaKomuni Pertama, ia tidak menunda-nunda lagi untuk mendaftar menjadi PutraAltar. Pembaptisan yang kita terima membukakan pintu bagi setiaporang untuk menemukan jawaban-jawaban pasti tentang perjalanan imannya. Satujawaban yang pasti ialah berpartisipasi di dalam Yesus Kristus dan di dalamGereja-Nya. Dari sini terbentuklah identitas Kristiani yang bertumbuh dalamproses perwujudan panggilan setiap pengikut Kristus. Putra dan putri Allahterpanggil dalam profesi seperti guru, abdi negara, teknisi, pengusaha, petani,atau politisi. Putra dan putri Allah juga terpanggil dalam pelayanan umat Allahsebagai imam, biarawan, biarawati, dan perkawinan suami-istri. Kewajiban sebagai pengikut Kristus yang sangat mendasarialah menjadi tanda kehadiran Kristus, terang, dan kebenaran-Nya di dalamdunia. Istilah yang sering dipakai ialah menjadi saksi-saksi Kristus yang hidupmelalui perkataan dan perbuatan Kristiani yang menggarami dan menerangi duniaini. Martabat putra dan putri Allah dengan panggilan-panggilan yang melekatpada setiap orang, akan menjadi efektif jika ia menjalankan kewajibannya secarabertanggung jawab. Jadi iman merupakan dasar untuk berdiri dan berfungsinyasebuah kehidupan Kristen yang menghayati cinta kasih Kristus dan berpengharapanakan langit dan bumi yang baru, yaitu kerajaan surga, seperti kata nabi Yesayadalam bacaan pertama hari ini. Pejabat istana mendapatkan jawaban dalam iman,setelah mujisat yang terjadi di dalam keluarganya. Iman itu mengantar seluruhkeluarga kepada Tuhan. Mereka menabiskan dirinya menjadi bagian dari YesusKristus yang memiliki hak dan kewajiban sebagai pengikut Kristus. Hal yang samajuga terjadi pada diri kita, iman adalah jawaban dasar kita kepada Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus,terima kasih atas rahmat panggilan dari-Mu kepada kami dan semoga kami selalumembaharui iman kami kepada-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu dalam pekan ke-3 PraPaskah, 26 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 25, 2025 7:40


Dibawakan oleh Evelyn dari Paroki Holy Spirit di Keuskupan Agung Singapura. Ulangan 4: 1.5-9; Mazmur tg 147: 12-13.15-16.19-20; Matius 5: 17-19KETAATAN Tema renungan kita pada hari ini ialah Ketaatan. Di dalamsuatu pelajaran sekolah dasar, Vincent yang adalah seorang murid kelas 5bertanya kepada Bapa Gurunya, “Mengapa kita perlu ketaatan di dalam hidupkita?” Guru yang sudah puluhan tahun menjadi pendidik itu menjawab begini,“Kita perlu taat pada aturan yang berlaku karena hidup kita perlu diatur dandiarahkan untuk menjadi lebih baik dan kita akan mencapai cita-cita kita.” Bapa Guru melanjutkan, bahwa orang yang taat adalah diayang berada di bawah otoritas atau kekuasaan yang lebih tinggi. Seorangpresiden juga harus taat, karena ia berada di bawah kekuasaan peraturan danundang-undang. Sampai di titik ini, Vincent yang belum puas dengan penjelasanitu ingin bertanya lagi. Katanya, “Siapa sesungguhnya yang tidak perluketaatan?” Bapa guru menjawab: “Yang tidak perlu ketaatan ialah yangsudah sempurna. Dan kita semua tahu bahwa yang sempurna ialah Tuhan sendiri.Tuhanlah yang menetapkan semua aturan dan ketetapan, lalu Ia memerintahkanumat-Nya untuk mengikuti semua aturan tersebut. Semua manusia dari segalabangsa dan suku di dunia ini memakai aturan dan ketentuan yang telah ditetapkanoleh Tuhan sejak penciptaan manusia pertama.” Vincent dan teman-temannya di kelas senang denganpenjelasan Bapa Guru yang bagus itu. Mereka semua mengerti. Mereka menyadaribahwa dengan ketaatan pada waktu bersekolah, mereka akan mendapat hasil belajaryang bagus dan akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar denganbaik. Percakapan antara guru dan murid di sekolah dasar itu mengingatkan kitaakan dua bacaan kitab suci pada hari ini. Kedua bacaan itu memberi peringatankepada kita di masa PraPaskah ini untuk selalu taat kepada perintah danketetapan Tuhan demi keselamatan kita. Ada dua sudut pandang yang menjelaskan tentang ketaatankita. Dari sudut pandang perintah atau peringatan, kita diperintahkan untuktaat. Tuhan yang berkuasa dan yang menuntut, agar umat-Nya patuh dan menurutiperintah-Nya. Hal ini yang sangat ditegaskan di dalam masa puasa ini. Kitawajib mengikuti dan menjalankannya, terutama ketika kita diperintahkan untuktidak melanggar aturan dan kita diwajibkan untuk mengajarkan itu kepada orangmuda dan anak-anak. Dari sudut pandang kesadaran dan kedewasaan sebagaiorang-orang beriman, kita sendiri yang memilih dan mementingkan kepatuhan padaaturan-aturan yang ada. Kita tidak perlu diperintahkan dan diingatkanberulang-ulang supaya taat. Kita menyadari bahwa ketaatan dan kesetiaan kepadaTuhan adalah suatu pola hidup orang beriman yang sesungguhnya. Hal ini jugasangat ditekankan untuk dilakukan dalam masa puasa ini. Silakan memaknai, Andaberada di posisi yang mana.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah Mahakuasa,kami memohon agar semangat ketaatan kami kepada-Mu berbuah baik dan mantap didalam hidup kami sehari-hari. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin dalam pekan ke-3 PraPaskah, 24 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 23, 2025 7:40


Dibawakan oleh Angelia dan Kristanti dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Raja-Raja 5: 1-15a; Mazmur tg 42: 2.3; 43: 3.4; Lukas 4: 24-30KEHILANGAN PELUANG KESELAMATAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kehilangan PeluangKeselamatan. Peluang untuk keselamatan melalui tindakan-tindakan penitensi danpertobatan selalu ada dalam hidup kita. Pegangan kita yang paling mendasarialah karena Tuhan memilih untuk tinggal bersama kita. Kehadiran danketerlibatan-Nya di dalam hidup kita merupakan peluang utama untuk kitamendapatkan keselamatan. Hal yang menjadi persoalan ialah kita manusia tidakmenyadari kehadiran Tuhan. Kita di dalam keadaan dan kesibukan sehari-haritidak memanfaatkan peluang tersebut. Ada dua contoh tentang kehilangan peluanguntuk keselamatan. Yang pertama ialah seperti yang dikisahkan dalam bacaanpertama, yaitu kitab kedua Raja-Raja. Orang-orang Israel tidak menghiraukanperintah dan kehendak Tuhan melalui nabi Elisa supaya mendapatkan keselamatan.Justru Naaman, seorang asing dan tidak percaya, yang mendapat peluang tersebutdan ia mendapat kesembuhannya. Contoh kedua ialah yang diwartakan oleh Injil Lukas, yaitunabi Elia yang membawa keselamatan kepada seorang janda dan keluarganya diSarfat, bukan kepada para janda Israel dan semua orang beriman di negeri itu.Peluang itu ada ketika Tuhan berfirman dan berbuat melalui nabi-Nya, yaituElia, tetapi orang-orang sebangsanya tidak memberi perhatian dan bahkanmemusuhi dia. Hal itu yang ditegaskan kembali oleh Yesus bahwa seorang nabisesungguhnya tidak diterima di tempat asalnya atau ditolak dan dibenci oleh orang-orangsebangsanya.  Kita sebagai pribadi dan bersama dalam berbagai situasipernah mengalami kehilangan peluang untuk keselamatan. Misalnya di dalam masaPraPaskah ini, ada orang bercerita bahwa praktek puasa dan pantangnya sudahberlobang-lobang. Ia tidak menaati lagi komitmen berpuasa dan berpantang yangsudah ia tetapkan sejak hari Rabu Abu. Padahal praktek puasa dan pantang merupakanpeluang untuk mengalami pembaharuan baik badan maupun jiwa. Tetapi peluang itusudah hilang. Ia menyesalinya dan sudah tidak berguna lagi. Gereja menyediakan semua jenis sarana dan cara supaya kitamanfaatkan demi memperoleh keselamatan. Bila umatnya sudah terlanjur kehilangansatu atau beberapa peluang untuk itu, Gereja tetap setia menyediakan. Gerejatetap menjadi ibu yang memfasilitasi. Setiap tahun saat datangnya masaPraPaskah, peluang-peluang itu terbuka selebar-lebarnya. Harapannya, semuaumatnya dapat memanfaatkannya dengan sungguh-sungguh. Satu hal yang perlu diingat dengan sangat kuat ialah agarsetiap anggota Gereja tidak keras kepala, tidak keras hatinya, dan tidaksombong ketika menganggap remeh setiap peluang yang ada. Ia harus menganggapnyasebagai saat istimewa yang tidak boleh dilewatkan atau dibiarkan berlalu pergitanpa berkesana apa-apa.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus,kuatkanlah iman kami agar kami dapat memanfaatkan sungguh-sungguh saat-saatkehadiran-Mu di tengah-tengah kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat dalam pekan ke-2 PraPaskah, 21 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 20, 2025 9:00


Dibawakan oleh Sania dan Anastasia dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 37: 3-4.12-13a.17b-28; Mazmur tg 105: 16-17.18-19.20-21; Matius 21: 33-43.45-46UTUSAN Renungan kita pada hari ini bertema: Utusan. Istilah“utusan” melekat dengan Tuhan Allah yang bekerja menciptakan segala sesuatu.Setelah manusia pertama diciptakan, mereka diutus dan ditempatkan di dalamdunia sekaligus diberikan sejumlah tanggung jawab. Pengutusan terus dilakukankepada figur-figur terpilih antara lain Nuh, Abraham, Yakub, Musa, YohanesPembaptis, dan tentu saja yang terbesar ialah Yesus Kristus, yang dilengkapidengan tugas yang harus mereka lakukan. Para utusan diminta tanggung jawabnyakepada Tuhan. Lawan perutusan ini ialah agenda jahat dan negatif yangmengutus orang-orang pilihannya untuk menjalankan rencana perusakan ataupembinasaan. Jika Tuhan mengutus para malaikat-Nya, Gereja mengutus paramisionarisnya, negara mengutus pada duta besar atau konsulnya, komunitas atauperusahaan mengutus manager atau wakilnya; setiap upaya kejahatan juga mengutuswakil-wakilnya. Seorang bos pengedaran narkotik misalnya, mengutus anak buahnyauntuk memperdagangkan barang-barang narkoba, sangat matang dalam rencana dansistem perdagangan itu. Ia pasti orang hebat dan sangat ditakuti. Pengetahuan umum kita mengatakan bahwa kalau Tuhan itumaha kuasa dalam mengutus para utusannya, penguasa kejahatan juga bersainguntuk mengutus orang-orangnya yang terbaik. Jika ada Malaikat Mikhael yangbertugas untuk berperang melawan Setan, ada juga malaikat Setan terhebat untukmengimbangi Sang Mikhael tentara yang agung itu. Artinya bahwa, tiap kali Setandan utusannya selalu menemukan cela kelemahan yang ada pada para utusan Tuhanuntuk memperdayainya dan akhirnya menguasainya. Bacaan-bacaan kita pada hariini menggambarkan keadaan sempurna para utusan, yaitu mereka adalah pilihanterpercaya pimpinan, penguasa, bapa dan Tuhan Allah.  Yusuf, si anak terkasih bapak Yakub diutus ke tengah parasaudaranya yang memang sangat memusuhi Yusuf karena iri hati mereka. Parautusan tuan kebun anggur juga mengutus anak buahnya, orang-orang kepercayaan,bahkan anak kandung ahli warisnya. Semua utusan itu adalah terbaik danterpercaya, namun kuasa Setan dan kejahatannya juga berupaya mengganggu danmenguasainya. Keadaan ini sebenarnya menggambarkan kehidupan kita yang nyata,yaitu bahwa kita semua bersama dengan guru kita Yesus Kristus adalah utusanBapa di surga, dengan tujuan yang sama yaitu terwujudnya keselamatan. Yesus adalah korban nyata utusan terbaik Bapa untuk Misikeselamatan itu. Kita masing-masing juga adalah utusan-utusan yang terpilih danterpercaya karena kita memilih untuk bersama Kristus. Jadi prinsipnya kitatetap menjalankan perutusan dari Bapa tetapi kita siap untuk segala resiko apayang datang menghadang dan mengancam hidup kita. Setiap keputusan adaresikonya.  Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus,perkuatkanlah kami dengan kuasa-Mu supaya kami dapat menjadi utusan-Mu yangterbaik. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis dalam pekan ke-2 PraPaskah, 20 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 19, 2025 8:17


Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 17: 5-10; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; Lukas 16: 19-31KUTUKAN KENYAMANAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kutukan Kenyamanan.Ada sekelompok besar rayap hidup dibalik dinding rumah. Rumah itu tampak indah,kokoh dan warna dindingnya minimalis. Kusen-kusen diberi warna cokelat cerahyang dipadukan dengan daun pintu dan jendela berwarna bening dicat minyak.Kepala kelompok rayap itu memimpin musyawarah dan menyerukan sebuah gerakanbesar bangsa rayap untuk menembus dinding rumah. Sebagian anggotanya bertanyatentang alasan gerakan menembus dinding rumah.  Si pemimpin menjawab bahwa jumlah anggota semakin banyakdan perlu tempat yang lebih luas. Makanan juga perlu ditambah. Dan yang palingpenting ialah bahwa tuan rumah itu terlalu nyaman, terlalu sombong danegoismenya tinggi. Ia harus ditegur, paling kurang dengan membuat rumahnyadimakan oleh rayap, dan ia akhirnya berpikir tentang nasib hidupnya sendiri dankeluarganya. Waktu berlalu hari demi hari dan tanpa disadari oleh tuanrumah, di sekeliling dinding rumah mulai dipenuhi rayap. Kusen-kusen, daunpintu dan jendela, serta perabot lain seperti lemari dan rak kayu mulaiterlihat termakan rayap. Tuan rumah akhirnya menyadari itu bahwa ia diserangrayap. Serangan itu sama dengan pencuri yang membobol rumah tanpa memberitahu lebihdahulu.  Ia tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa dibalik hidupyang nyaman dan serba lebih dari cukup ternyata menyembunyikan kutukan bahayayang merusak dan membinasahkan. Seketika itu juga ia melihat bahwa rumahnyayang indah dan megah berubah menjadi rumah yang rapuh, tua, kotor dan akansegera roboh. Ia mengetahui bahwa penyesalan kemudian memang tidak berguna,tetapi juga ingin memperbaiki keadaan rumah tangganya selagi ia masih mampu. Pada hari ini bacaan-bacaan suci memberikan catatan tegasdan peringatan supaya kita selalu waspada dengan setiap bentuk kutukan rasa danhidup yang nyaman. Orang kaya yang hidupnya serba lebih dari cukup padaakhirnya dihantam oleh kutukan pada saat akhir hidupnya. Segala kenyamananhidupnya sungguh menutup rasa peka, peduli, solider dan prihatin dengan keadaandi sekitarnya, termasuk orang miskin yang selalu ada di pintu rumahnya. Alasan untuk segala bentuk kenyamanan hidup ialah karenaorang hanya mengandalkan cita rasa dan keinginan manusiawi di dunia ini. Merekahanya ingin enak dan untuk diri sendiri. Prinsipnya untuk berbagi dengansesama, terutama yang menderita, itu hanya merugikan dan mengurangi dirisendiri. Menurut nabi Yeremia, gaya hidup ini jelas sangat terkutuk. Sebaliknyakalau kita memang mengandalkan Tuhan, hidup kita sebenarnya adalah berbagi danmelayani sesama, terutama yang sangat membutuhkan pertolongan.Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Allah, bebaskanlah kamidari segala bentuk sikap egois, sehingga kami menjadi murah hati terhadapsesama kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu ke-2 PraPaskah, 16 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 15, 2025 11:19


Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 15: 5-12.17-18; Mazmur tg 27: 1.7-8.9abc.13-14; Filipi 3: 17 - 4: 1; Lukas 9: 28b-36PENAMPAKAN BARU Tema renungan kita pada hari Minggu Kedua PraPaskah iniialah: Penampakan Baru. Di dalam era komunikasi yang sangat mengutamakanvisualisasi dan kesan orang terhadapnya, sebuah penampakan baru merupakankeharusan. Siapa pun di jaman ini yang tidak terjamah oleh yang baru atau yangter-updated, ia otomatis ketinggalan. Program-program aplikasi di hp dankomputer yang Anda miliki, jika tidak membaharui diri untuk mendapatkan produkyang baru, program itu tidak akan berfungsi lagi dan sangat mengganggupekerjaanmu. Profil akun pribadi di media sosial sangat perlu dibaharuipenampakannya. Halamannya juga berubah penampilan tiap hari supaya lebihmenarik. Setiap perubahan mendefinisikan eksistensi yang bersangkutan danmendapatkan pengakuan dari orang lain. Di dunia periklanan, penampakan baruuntuk memperkenalkan produk hukumnya adalah wajib. Di dalam dunia politik,penampilan baru generasi terkini akan mempengaruhi wajah politik seluruhnya. Singkatnya, kebutuhan sebuah penampakan baru terkaitdengan keberadaan, kegiatan dan mentalitas kehidupan merupakan kebutuhan dasardalam era komunikasi saat ini. Ciri spesifik semua penampakan baru ini adalahbahwa perubahan terus terjadi. Ia seperti air mengalir dan tidak bisa sebagaiair yang sama. Kebutuhan dan keinginan kita memang tak terhentikan. SantoAgustinus berkata bahwa keinginan hati kita hanya dapat berhenti ketika iasampai kepada Tuhan. Penampakan Tuhan di Tabor sungguh memberikan kita keyakinanbahwa itu adalah perhentian perjalanan dari segala keinginan kita. Penampakanitu menggambarkan kemuliaan kekal, yang menjadi tujuan setiap orang beriman dansemua yang dikasihi Tuhan. Sejalan dengan penampakan baru dunia ini yang menjadikebutuhan dasar kita, sangat dituntut pula penampakan baru dalam jiwa dan imankita. Bersama penampakan di Tabor, menerima pengajaran Santo Paulus tentangperubahan tubuh kita yang fana menjadi tubuh yang mulia di dalam Yesus Kristus,dan mengimani perjanjian kekal Tuhan Allah dengan kita manusia, kiranya kitamengusahakan penampakan-penampakan baru bangunan rohani diri kita di dalam masaPra-Paskah ini.  Perubahan penampilan rohani kita hendaknya bertambah dalamkelipatan. Tujuannya supaya semakin berjalannya waktu untuk menuju ke akhirhidup ini, kita semakin dekat dengan pencapaian yang mulia tersebut. Pada hariini, jika Anda berdoa pribadi selama 15 menit, besok waktunya ditambah lebihlama dan intensinya ditambah lebih banyak. Berpuasa, bermatiraga dan beramalkasih juga perlu penampakan baru. Begitulah kelipatan kehidupan rohani kita.Maka terjadilah penampakan-penampakan baru di dalam kehidupan iman kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, semogaRoh-Mu menggerakkan kami untuk membuat pembaharuan rohani yang sesungguhnya.Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu dalam pekan ke-1 PraPaskah, 12 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 11, 2025 8:25


Dibawakan oleh Ina dan Karni dari Paroki Santo Petrus Colol di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yunus 3: 1-10; Mazmur tg 51: 3-4.12-13.18-19; Lukas 11: 29-32TANDA-TANDA Renungan kita pada hari ini bertema: Tanda-Tanda. Kepekaankita akan tanda-tanda merupakan bagian dari ciri kita sebagai makluk hidup.Binatang memiliki insting untuk tahu suatu tanda dan memberikan reaksi atasnya.Demikian juga kita manusia, tanda tertentu yang kita temukan, memberikan pesanuntuk kita tanggapi. Rekasi kita bisa positif atau negatif, baik atau buruk,suka atau tidak suka. Tanda-tanda kehidupan merupakan bagian dari seluruh proseskomunikasi kita. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mendasar, pada prinsipnyaialah tanda yang mengungkapkan maksud pikiran dan hati kita. Dunia danlingkungan di sekeliling kita, adalah tanda Tuhan mengungkapkan keterlibatandan kasih-Nya dengan kita. Singkatnya, hidup kita sangat memerlukan tandasupaya kita dapat mengerti semua yang sudah ada, yang ada sekarang, dan yangakan ada.  Dunia ini dan hidup kita akan menjadi sangat lain, jikaTuhan tidak menyediakan segala tanda bagi kita. Betapa sulitnya mengetahui danmembayangkan Tuhan sesungguhnya, jika ia tidak memakai tanda apa pun untukberhubungan dengan kita. Bagaimana mungkin komunikasi dengan manusia terjadi,jika sejak awal kehidupan tidak ada bahasa dan benda-benda ciptaan yang menjaditanda ungkapan perhatian Tuhan kepada manusia? Singkatnya, tanda adalah cara Tuhan melakukan aktivitasdalam berhubungan dan berkomunikasi dengan kita manusia. Tanda yang menjadipuncak tindakan dan komunikasi Tuhan kepada manusia ialah Sabda Allah atauPutra-Nya sendiri yang menjadi manusia. Dia adalah Yesus Kristus dari Nasaretyang menurut catatan kitab suci, hidup di dunia Palestina dan sekitarnya selama30-an tahun usianya. Semua perbuatan, pelayanan, dan kesaksian-Nya adalahtanda-tanda kebesaran dan kemuliaan Tuhan, dengan tujuan utama ialah supayaumat manusia di dunia menjadi berbalik dari dosa, ditebus, dan diselamatkan. Sikap manusia kepada tanda yang ada di sekitarnya bisamenerima dan menggunakannya, atau sebaliknya menolak dan membinasakan tandatersebut. Tuhan Yesus sudah menghadirkan dan menyaksikan diri-Nya sebagai tandaAllah sendiri, namun tidak semua manusia menerima-Nya. Sebagian menolaknya,seperti yang diwakili oleh orang-orang Farisi, para ahli Taurat dan semuapengikut mereka. Mungkin saja ada orang di sekitar kita yang bersikap sepertigolongan orang-orang tersebut. Pada umumnya kita sebagai pengikut Kristus percaya danmengikuti pesan dari tanda-tanda perbuatan Tuhan yang disampaikan melaluiGereja kita. Masa PraPaskah ini adalah tanda dari Tuhan melalui aturan Gereja,supaya kita dapat bertekun dalam pembaharuan diri. Berdoa, berpuasa dan beramalkasih merupakan tanda-tanda kegiatan rohani yang mendukung pertobatan kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus sang Gurukami yang baik, ajarilah kami selalu dalam pembaharuan diri dalam masa tobatini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam pekan ke-8 masa biasa, 4 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Mar 3, 2025 7:02


Dibawakan oleh Largus Tamur dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 35: 1-12; Mazmur tg 50: 5-6.7-8.14.23; Markus 10: 28-31TUHAN MENERIMA PENGOSONGAN DIRI KITA  Renungan kita pada hari ini bertema: Tuhan MenerimaPengosongan Diri Kita. Lonceng PraPaskah telah mulai berbunyi, pertanda masaPraPaskah akan segera datang. Besok kita akan memulainya dengan hari Rabu Abu.Perayaan ini tidak seperti pesta-pesta lain yang menggerakkan orang-orang untukmenyiapkannya dengan segala kepentingan pesta. Orang yang berpesta tentu akan memenuhisegala perlengkapan, dekorasi, makanan, acara, dan tamu-tamu. Lain dengan perayaan yang akan kita rayakan besok. Intinyahari Rabu Abu itu adalah sebuah perayaan dalam kekosongan. Ada satu keluarga yangsedang menyiapkan diri untuk memasuki masa PraPaskah. Anak-anak meminta orangtuannya untuk belanja aksesori seperti pada waktu menjelang Natal. Namun orangtuanya menyadarkan mereka bahwa PraPaskah itu berbeda. Belanja rumah tangga,khususnya makanan disederhanakan, dan ketika anak-anak bertanya tentang itu,mereka mendapat penjelasan bahwa PraPaskah itu berbeda dari masa-masa yanglain. Anak-anak diberitahu bahwa sebelum pergi ke sekolah,mereka bersama orang tuannya menghadiri misa pagi di gereja. Umat akanditerimakan abu pada kepala mereka. Ini hanya terjadi satu kali dalam satutahun, di mana anak-anak diikut- sertakan dalam Misa pagi. Meskipun tidakgampang meyakinkan mereka, tetapi akhirnya mereka mengerti dan ingin ikut sertadalam Misa pagi Rabu Abu. Dari semua persiapan di rumah, persiapan batin danpikiran, diarahkan untuk hari Rabu Abu, khususnya bahwa anak-anak dapatdiajarkan tentang pengorbanan diri. Itu adalah cara bagaimana keluarga tersebutmenghayati imannya. Dengan kata lain, keluarga tersebut dan semua umat yanglain akan mempersembahkan pengosongan diri mereka. Inti pengosongan diri ialahbahwa kita sadar akan dosa-dosa, menyesalinya, dan berniat untuk membaharuidiri kita. Menurut kitab Putra Sirakh, kita datang kepada Tuhan tidak bolehdalam keadaan kosong, tetapi harus membawa sesuatu yang bermakna bagi diri kitamasing-masing, dan yang berkenan kepada Tuhan. Ajaran Yesus Kristus dan aturanGereja meminta supaya kita melepaskan segala sesuatu dari kekayaan dunia ini,supaya kita tidak terikat dengannya, sambil kita datang kepada Tuhan. Jadi kita memang mengosongkan diri kita dengan melepaskansemua barang dan hal duniawi, tetapi kita sebenarnya membawa kepada Yesus apayang kita pertahankan, yaitu iman, kasih dan pengharapan kita. Kita perluberkomitmen untuk bersama dengan Tuhan sepanjang hidup ini, cinta kasih yangkita bagikan kepada sesama, dan pengharapan keselamatan bagi kita di akhirat,semua ini adalah bingkisan persembahan kepada Tuhan. Singkatnya, secara materikita adalah kosong atau hampa, tetapi kita penuh dengan komitment persekutuandengan Tuhan. Itu adalah persembahan utama kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, terimalahsetiap persembahan syukur dan permohonan kami setiap hari. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu dalam pekan ke-7 masa biasa, 1 Maret 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 28, 2025 5:53


Dibawakan oleh Aureli Endo dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 17: 1-15; Mazmur tg 103: 13-14.15-16.17-18a; Markus 10: 13-16DOA DAN DUKUNGN BAGI GENERASI MUDA Renungan kita pada hari ini bertema: Doa Dan Dukungan BagiGenerasi Muda. Di sini kita menyebut generasi muda dengan maksud untuk mencakupsemua kelompok muda, yaitu dari kanak-kanak, anak-anak, remaja, dan orang muda.Di mana-mana, generasi ini dipandang sebagai elemen masyarakat dan Gereja yangselain dibanggakan tetapi juga diremehkan.  Contoh sederhana, anak yang lahir sangat dibanggakan orangtuanya sebagai karunia dari Tuhan. Namun demi kerja dan nafkah, anak seringditinggalkan. OMK sering dipuji atas semangat dalam keterlibatannya, namunsering juga suara mereka tidak didengar, dan kurang dukungan finansial olehGereja untuk kegiatan mereka. Bagaimanapun, segmen generasi muda tidak bisa disepelekanbegitu saja. Energi mereka sangatlah kuat. Bahkan jika hal ini dipandang darikaca mata politik, segmen mereka sangat diperlukan untuk mendukung elektoralpemilu baik parlemen maupun presidensial dan kepala daerah. Tuhan Yesus memintaperhatian kita akan energi generasi muda, atau lebih khusus lagi anak-anak danorang muda dihargai dan dijadikan pendukung kehidupan pada umumnya. Yesus menerima dan memberkati mereka. Yesus jugamenjadikan mereka model bagi pencapaian dan pemilikan kerajaan Allah. Tuhanmenyamakan kerajaan Allah dengan anak-anak kecil. Mengapa? Mereka  pada umumnya yang diremehkan, dipandangkecil, dan yang tidak akses banyak kesempatan. Tetapi Tuhan memilih untukmenjadi kecil, menjadi terendah, bahkan yang teraniaya. Dia sendiri menyamakandiri-Nya dengan anak-anak kecil. Ia selalu berkata bahwa yang terkecil adalahyang terbesar. Ini adalah bagian dari cara penyangkalan diri yangditeladankan oleh Yesus Kristus. Kita semua yang mengikuti Dia, dituntut untukmenghayati bentuk-bentuk penyangkalan diri, supaya kita menjadi selamat danmendapatkan tempat di dalam kerajaan Allah. Sebagai suatu bentuk tindakankonkret, kita mesti selalu memberikan tempat yang spesial kepada generasi muda.Tempat yang spesial itu ialah bahwa mereka selalu menjadi prioritas untukdidoakan dan didukung.  Tuhan menyamakandirinya dengan mereka, maksudnya untuk menarik perhatian kita kepada mereka. Generasi muda yang rapuh, labil, sakit dan miskin menarikperhatian kita. Demikian juga generasi muda yang berbakat, sehat, semangatbelajar, dan berprestasi, tentu tidak luput dari perhatian kita. Mereka tentusaja harus didukung dan didoakan, supaya energi mereka yang amat kuat ituakhirnya bermanfaat untuk kemajuan hidup bersama yang lebih baik, daripadasebagai potensi yang dimanfaatkan untuk merugikan diri mereka sendiri dan oranglain.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, semogagenerasi muda dalam setiap tingkat kehidupan selalu mengikuti jalan YesusKristus, sang Guru. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu dalam pekan ke-7 masa biasa, 26 Februari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 25, 2025 6:49


Dibawakan oleh Adrianus A. Guntur dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 4: 11-19; Mazmur tg 119: 165.168.171.172.174.175; Markus 9: 38-40MELAWAN IRI HATI DAN CEMBURU Renungan kita pada hari ini bertema: Melawan Iri Hati danCemburu. Orang sering menaruh dua kelemahan manusiawi ini sebagai sifat-sifatyang mirip bahkan sama. Namun sebenarnya keduanya jelas berbeda. Seorang yang iri hati dapat terlihat ketikadirinya sakit hati dan marah karena sesamanya jauh lebih pintar dan punyabanyak relasi, sedangkan dirinya tidak pintar dan selalu mendapat julukan dunguoleh orang-orang di sekitarnya. Jadi iri hati adalah sifat yang timbul karenaada kekurangan pada diri sendiri. Orang yang dikuasai sikap iri hati selalutidak aman, terusik atau terganggu karena kebaikan, keberhasilan ataukeunggulan orang lain.  Sedangkan seorang pencemburu mengalami suasana kekacauanhati yang berbeda. Misalnya Leah, seorang gadis remaja yang pintar, sopan danbaik hati. Segala yang positif pada dirinya itu membuat dirinya percaya diri.Kedua orang tuanya begitu sayang dan sangat mendukungnya. Ia mendapatkan segalaperhatian dari orang tuanya. Tetapi pada saat yang sama ia juga merasa kurangnyaman dan kuatir, jangan-jangan perhatian dan kasih sayang orang tuanya ituterbagi-bagi juga kepada sepupunya yang tinggal bersama mereka. Oleh karena ituLeah menjadi cemburu kepada sepupunya itu.  Jadi perbedaan antara iri hati dan cemburu ialah ini: kitacemburu terhadap apa yang ada pada orang lain, sedangkan kita iri hati terhadapapa yang ada pada diri kita. Keduanya kalau tidak diatur atau diarahkan denganbaik akan berbuah menjadi marah, benci dan tidak suka. Itu semua adalah dosa.Maka Tuhan Yesus berkata bahwa kita tidak boleh iri hati karena semua kemurahanberasal dari Bapa. Setiap orang dikarunia segala sesuatu cukup untuk ia dapathidup, bertumbuh, berkembang dan selamat. Yang penting kita masing-masing tetapberterima kasih kepada Bapa dan berusaha mewujudkan kehendak Tuhan yang adapada kita. Injil pada hari ini memberikan contoh konkret bagaimanaYesus berhadapan dengan sikap negatif para rasul karena sifat irihati dancemburunya. Mereka melihat orang lain yang bukan bagian dari kelompoknyaberbuat baik dan melayani orang lain. Tuhan membela dan mendukung pihak yanglain itu, jelas membuat mereka cemburu. Mereka menyadari bahwa orang laintersebut ternyata berbuat mirip atau bahkan lebih baik, sehingga sifat irihatinya mucul dengan begitu kuat. Mereka bahkan nekat untuk mencegah pihak laintersebut. Bagaimana untuk melawan iri hati dan cemburu itu, kitabPutera Sirakh mengajarkan kita untuk bersikap bijaksana. Menurutnya, hidupbijaksana akan dicintai oleh Tuhan. Hidup penuh syukur adalah kebijaksanaan.Hidup menurut karunia masing-masing adalah kebijaksanaan. Hidup yang benar itubijaksana.Marilah kita berdoa. Dalam nama ... Ya Tuhan, penuhilah kamidengan rasa bersyukur dan komitmen akan kebenaran-Mu, supaya kami dapat melawansifat iri hati dan cemburu di dalam diri kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu dalam pekan ke-6 masa biasa, 19 Februari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 18, 2025 6:28


Dibawakan oleh Bernadete Lamatokan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 8: 6-13.20-22; Mazmur tg 116: 12-13.14-15.18-19; Markus 8: 22-26MELIHAT DUNIA BARU Tema renungan kita pada hari ini ialah: Melihat DuniaBaru. Pembersihan muka bumi dari dosa dan kejahatan oleh Tuhan memberikan hasilyang langsung dilihat ialah tampak sebuah dunia baru. Pembersihan halaman ataurumah yang kotor, akan menampilkan tampaknya yang baru, yaitu bersih dan indah.Seorang yang baru saja selesai menerima sakrament tobat, ia telah dibuatmenjadi baru, hidupnya diperbaharui, hatinya bersih, dan pikirannya disegarkan. Setelah pertengkaran dua kakak-beradik dan tidak salingberbicara selama tiga tahun, mereka bersepakat untuk mengakhiri perang danmemulai hidup yang baru. Pertama kali bertemu, yang satu melihat yang lainnyadengan pandangan yang baru. Masing-masing menganggap saudaranya telah lahirkembali. Masing-masing tidak ingin terjebak untuk kembali ke masalah merekayang lalu. Masing-masing ingin melihat dan memperlakukan saudaranya sepertitidak pernah terjadi masalah di antara mereka. Kehidupan baru telah mulai diantara mereka. Kebutuhan kita untuk melihat dan menikmati dunia baruadalah amanat firman Tuhan bagi umat manusia yang dikasihi Tuhan. Alasan utamaadanya kebutuhan ini ialah bahwa dunia lama sudah waktunya untuk berlalu. Dunialama secara prinsipil ditandai dengan dosa yang merupakan buah-buah nyatakejatuhan manusia ke dalam dosa. Entah melalui sebuah proses yang radikalseperti revolusi dan perjuangan fisik, entah melalui sebuah proses pembaharuanmental spiritual, dunia baru sungguh dikehendaki oleh Tuhan dan yang didambakanoleh umat manusia. Ini adalah sebuah kehidupan yang diselamatkan. Kisah di dalam kitab Kejadian tentang Nuh dan sanakkeluarganya mengalami dunia baru setelah air bah berlalu, merupakan wujudkeselamatan itu. Bersama dengan air bah berlalu, berlalu juga semua bentukkejahatan dan dosa yang sudah terlanjur memenuhi muka bumi. Di dalam kontekshidup beriman dan menggereja saat ini, air bah mengingatkan kita akan segalabentuk proses pembaharuan yang kita jalani secara prinsipil dan rutin sebagaipara pengikut Kristus. Dengan kata lain, dunia lama yang ditandai dengan kejahatandan dosa, harus ditinggalkan melalui sebuah proses perjuangan dan ketegasan. Di dalam dunia yang baru, Pembaptisan kita adalah saatpembaharuan yang sangat mendasar. Kita juga menjalani berbagai pembaharuanrutin seperti latihan rohani, pemeriksaan batin, sakramen tobat dan matiraga.Gereja kita menggunakan cara-cara ini untuk menjadikan kita baru kembali. Sebabketika kita berada di dalam suasana dosa, kita sama dengan orang buta atausetengah buta. Kita tidak dapat melihat dengan pasti kebaikan dan kebenaran.Tetapi setelah halangan-halangan terlepas, kita akan melihat segala sesuatudengan sangat jelas.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, buatlahhidup kami kembali menjadi baru, sehingga kami dibaharui juga di dalam sukacita-Mu dan menjadi orang-orang yang dikasihi Bapa di surga. Salam Maria penuhrahmat... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu Biasa ke-6 tanggal 16 Februari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 15, 2025 10:34


Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 17: 5-8; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; 1 Korintus 15: 12.16-20; Lukas 6: 17.20-26JALAN KEBAHAGIAAN Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-6 ini bertema:Jalan Kebahagiaan. Di dalam dunia kita ini promosi untuk menjadi bahagiasangatlah banyak. Sebuah toko di transmart mempromosi barang dagangan seperties krim dalam aneka sajian, kemudian tulisan iklan berukuran besar dan menonjol adalah: “Bawa PulangKebahagiaan”. Penjualan apartemen juga memiliki cara jitu untuk menarikpeminat, maka iklan mereka berbunyi: “Beli Apartemen Dapat Suami” atau “Beli ApartmenDapat Isteri”.  Tiap saat kita temukan iklan yang menawarkan kebahagiaanmelalui media digital, cetak, billboard, audio, televisi dan melalui mediasosial. Segmen masyarakat yang memikili kebutuhan atau keinginan yang dapatdijawab oleh tawaran iklan itu, diarahkan untuk memenuhinya. Jika dapatmemenuhinya, hidupnya menjadi nyaman. Kenikmatan dimiliki dan semangat hidupmeningkat. Kehidupan yang mencapai tahap seperti ini wajar sekali dipandangsebagai kebahagiaan.  Orang-orang kebanyakan ketika mendapatkan kesenangan, rasaenak akan makanan, kepuasan hati di tengah teman-teman, tujuan tercapai setelahperjuangan besar dan panjang, mereka merasa bahagia. Setiap orang menemukanjalan-jalan kebahagiaannya.  Semua jalanitu bisa saja berwujud cara-cara yang positif dan sehat atau cara-cara negatifdan tidak sehat. Hal itu sangat bergantung pada pilihan, kehendak bebas, dankedewasaan setiap orang.  Kita sangat pahami bahwa kebutuhan di dunia ini tidakterbatas. Satu pencapaian yang dipenuhi tidak menjamin rasa bahagia sepanjangmasa. Ada kebutuhan lain lagi datang, dan orang berusaha mewujudkannya, dantetap berlanjut seperti itu. Jadi banyak jalan untuk kebahagiaan tersebutmembuka peluang untuk penggunaan cara-cara yang bebas sesuai dengan keinginandunia ini, dan kebahagiaan yang dihasilkan tidak bertahan selamanya. Dengankata lain, jalan kebahagiaan adalah kebebasan dan kebahagiannya sementara. Ada satu jalan kebahagiaan yang pasti dan yang memberikankebahagiaan untuk selamanya, ialah jalan kebagiaan dalam spiritualitaspenyangkalan diri. Misalnya, orang perlu memiliki semangat kemiskinan akanharta duniawi, supaya hatinya menyediakan ruang yang cukup bagi Tuhan. Rasabahagia dari sikap ini akan bertahan, bahkan dapat menjadi kekuatan dalambekerja dan melayani. Segala keterbatasan dan kesulitan perlu kita hadapidengan kekuatan dari Tuhan, karena Dialah yang mencukupi semuanya. Hidup denganspiritualitas ini adalah menjalankan semangat kebangkitan, sebagai antisipasiuntuk kebahagiaan abadi yang sudah disediakan oleh Tuhan bagi kita semua.Marilah kita berdoa. Dalam nama ... Ya Tuhan, perkuatkanlahiman dan semangat kami sehingga kami sungguh mengandalkan Engkau saja dalamhidup kami, terutama dalam mencapai kebahagiaan . Salam Maria...Dalm nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin pekan ke-5 masa biasa, 10 Februari 2025, Peringatan Santa Skolastika, Perawan

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 9, 2025 7:16


Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 1: 1-19; Masmur tg 104: 1-2a.5-6.10.12.24.35c; Markus 6: 53-56RUANG BAGI TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Ruang Bagi Tuhan.Ruang dimaksudkan di sini bukan sebuah tempat atau lokasi. Karena prinsipnyaTuhan tidak bisa dikondisikan ke dalam sebuah tempat. Sebaliknya, Tuhan beradadi dalam ruang yang melingkupi dan menaungi kita. Ruang itu menandakan sebuahkehadiran dan keberadaan. Tuhan menyediakan ruang itu dan Dia sendiri berada disana. Ruang terbesar yang pernah ada dan ukurannya sebesar TuhanAllah sendiri ialah semesta alam, atau langit dan bumi yang Tuhan ciptakan dariketiadaan, seperti yang dikisahkan dalam kitab Kejadian pada hari ini. TuhanAllah membuat semuanya ada dan Ia tidak membiarkan itu terlepas darikontrol-Nya atau tanpa jamahan tangan-Nya, namun Ia memberkati, menyertai, danmemelihara-Nya dalam seluruh kasih dan kekuasaan-Nya. Ruang bagi Tuhan Yesus Kristus yang jaraknya jauh ialahkota-kota dan desa-desa seberapa pun jaraknya, yang memperlihatkan orang-orangberbondong-bondong datang menemui Yesus untuk mendapatkan kesembuhan danpenghiburan. Itu namanya ruang publik yang terbuka dan menjurus dengan jarakpuluhan, ratusan dan ribuan kilometer. Misi Yesus Kristus di dunia ialahmembuat seluruh dunia ini sebagai ruang bagi penyebaran Injil suka cita yangmembebaskan manusia. Yesus mencapai sebuah tempat dan orang-orang mengenal-Nya,lalu mereka segera mendekati untuk menyalami dan berbicara, menyapa halo atauperkenalkan diri. Itu adalah ruang sosialnya Yesus. Pasti orang-orang bersorakgembira karena bisa memandang Yesus dari dekat, melambaikan tangan, dan suaramereka dapat didengar oleh Yesus. Sebagian mereka mendapatkan suka cita danpenghiburan karena perjumpaan itu. Mereka yang sakit bahkan mencapai ruang pribadi dan ruangintim Yesus melalui jamahan tangan Tuhan atau mereka sendiri yang menjamahjumbai jubah Yesus. Di sini Yesus mengajarkan kalauthe power of touchatau kekuatan menyentuh sangatlah penting untuk penguatan dan penyembuhan.Dalam menyentuh tak ada jarak lagi yang tampak. Itu adalah ruang tubuh kita yang mengizinkan kontak danenergi dari tubuh yang satu terserap oleh tubuh yang lain. Energi Yesus masukke dalam orang-orang sakit dan mereka menjadi sembuh. Jadi ruang tubuh, ruangpribadi bahkan ruang sosial dan publik kita sangat instrumental untukterjadinya kontak dengan orang lain. Tuntutan kedekatan dan kehadiran kitasangat penting, karena kita berbagi ruang dari diri kita dan ini selalu menjaditanda penguatan dan pembaharuan hidup. Ini adalah cara kita menghadirkan ruangbagi Tuhan yang bekerja melalui kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, mampukanlahkami untuk memanfaatkan semua kehadiran kami sebagai ungkapan cinta kasih-Mu.Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis pekan ke-4 masa biasa, 6 Februari 2025, Peringatan Santo Paulus Miki, Imam dan kawan-kawan, Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 5, 2025 6:28


Dibawakan oleh Dewi Felani dari Paroki Santo Albertus de Trapani Malang di Keuskupan Malang, Indonesia. Ibrani 12: 18-19.21-24; Mazmur tg 48: 2-3a.3b-4.9.10.11; Markus 6: 7-13 KEKUATAN SEBUAH KEPERCAYAAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kekuatan Sebuah Kepercayaan. Secara umum kita bisa kategorikan kepercayaan, mandat, tanggung jawab, atau komitmen menjadi dua. Yang pertama ialah kepercayaan untuk melakukan perbuatan-perbuatan jasmani seperti bekerja mencari nafkah, memimpin organisasi, dan menjual atau membeli barang-barang. Yang kedua ialah kepercayaan terkait dengan melakukan kegiatan-kegiatan rohani seperti pelayanan firman Tuhan, beribadat, berdoa, dan berpuasa.   Raja Daud memberikan kepercayaan kepemimpinan kerajaan kepada putranya Salomo, dan ini kita bisa menganggapnya sebagai wakil dari suatu kepercayaan jasmani. Orang tua atau orang dewasa memberikan kepercayaan kepada anak-anaknya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan mereka. Banyak sekali aspek jasmani kehidupan kita ditentukan oleh kepercayaan yang diberikan kepada kita, baik di dalam keluarga maupun di luarnya.   Sementara itu, Yesus Kristus memberikan kepercayaan dan mengutus para murid-Nya, dapat kita anggap sebagai wakil dari suatu kepercayaan rohani yang kita miliki. Kehidupan kita kapan dan di mana pun yang berkaitan dengan aspek rohani, semuanya ditentukan oleh kepercayaan atau nasihat dan bimbingan rohani yang diberikan kepada kita. Seseorang menghadiri Misa pada hari Minggu, dan dari sana ia membawa suatu kepercayaan  untuk menjalani perutusan yang disampaikan oleh imam pada akhir perayaan ekaristi.   Pertanyaan yang penting adalah ini: apakah yang menjadi kekuatannya sehingga kepercayaan baik jasmani maupun rohani itu memiliki martabat, kewibawaan, dan membuahkan kepercayaan yang lebih besar lagi dari orang lain di sekitar kita? Kedua bacaan kita hari ini memberikan satu jawaban pokok, ialah ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang memberikan kepercayaan itu. Nasihat, perintah, dan aturan-aturan yang ditetapkan senantiasa dijalani. Semua itu untuk menjamin kalau kepercayaan itu berasal dari sebuah kuasa yang jauh lebih besar dan menjamin legitimasi terlaksananya tugas-tugas kita.   Ketaatan berarti Tuhan yang memberikan kepercayaan adalah benar dan kehendaknya bersifat tetap. Jadi tidak ada pertimbangan apa pun dari  kita untuk berdebat bahkan memperbaikinya. Yang kita perbuat ialah mendengar, memahami, dan menjalankannya. Kesetiaan merupakan sisi mata uang untuk ketaatan. Kesetiaan bertahan sampai ujung kehidupan karena orang taat tanpa syarat. Banyak kali kita menjadi seperti Daud atau Petrus, yang mengakui iman untuk taat, namun terkadang kita tidak setia dalam berkomitmen. Yang penting  ada penyesalan, lalu membaharui diri untuk kembali setia. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, pakailah kami dengan apa adanya kami ini untuk menunaikan kepercayaan yang Engkau berikan kepada kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin pekan ke-4 masa biasa, 3 Februari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Feb 3, 2025 7:00


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 11: 32-40; Mazmur tg 31: 20.21.22.23.24; Markus 5: 1-20 CARA MENGHADAPI PROVOKASI   Renungan kita pada hari ini bertema: Cara Menghadapi Provokasi. Seorang remaja Katolik bercerita bahwa di sekolah yang mayoritas siswanya non Katolik, ia sering dibully. Ia sering dihina dan dipermalukan, lantaran selalu ada yang provokasi. Seorang atau dua orang yang memulai dengan sindiran atau candaan, lalu teman-teman lain beramai-ramai menghakimi dirinya.   Seandainya mereka tidak memprovokasi, situasinya akan baik-baik saja. Para provokator sepertinya tidak ingin damai, tenang dan bersahabat. Mereka memiliki niat jahat untuk membuat suasana kacau atau ingin supaya orang lain tidak bahagia. Setelah melalui berbagai dialog dan konsultasi, siswa Katolik itu akhirnya pindah ke sekolah lain yang lebih aman.   Setan tidak pernah berhenti melalukan tugas-tugasnya, yang salah satunya ialah melakukan provokasi untuk melawan kebenaran dan kebaikan. Setan pasti ingin melawan Tuhan dan segala kuasa-Nya. Ia selalu lakukan itu dengan merasuki manusia-manusia yang melakukan provokasi. Sadar atau tidak sadar, para provokator itu sebenarnya sedang dipakai oleh setan, yang biasanya untuk memperburuk kenyataan hidup manusia dan lingkungan sekitarnya.   Karena dikuasai oleh setan para provokator itu merealisasikan maksud setan, yaitu tidak suka ada kebaikan dan kebenaran di dalam hidup ini. Mereka hanya menjadi senang dan puas kalau ada kekacauan, kerugian, dan pihak lain sebagai korban. Pada hari ini, melalui bacaan-bacaan kitab suci, kita mendapatkan dua gambaran mengenai provokasi. Yang pertama ialah yang dilakukan oleh Legion kepada Yesus. Setan yang banyak itu memang berniat supaya  suasana di daerah itu menjadi sangat kacau. Tetapi Yesus dengan kuasa Ilahi-Nya yang jauh lebih kuat berhasil melumpuhkannya.   Provokasi yang kedua ialah yang datang dari semangat dunia pada umumnya yang merupakan gudang beraneka ragam potensi dan rencana kejahatan. Surat kepada orang Ibrani dalam bacaan pertama menggambarkan betapa susahnya orang-orang beriman yang hidup di tengah dunia seperti ini. Tokoh-tokoh iman seperti Abraham, Gideon, Barak, Simson, Daud, Samuel telah membuktikan bahwa mereka berhasil mengalahkan provokator besar dunia ini. Namun mereka mempunyai kekurangan, yaitu mereka belum memiliki Tuhan Yesus Kristus sebagai kekuatan utama mereka.   Jadi pada hari ini kita diajarkan untuk menghadapi tindakan-tindakan provokatif yang mungkin sering kita alami dalam hidup kita sehari-sehari, yaitu menghadapi langsung seperti Yesus Kristus, atau memakai kekuatan Yesus Kristus yang ada di dalam diri kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah Bapa kami, murnikanlah pikiran dan hati kami supaya kami tidak terjerumus di dalam semua perbuatan sengaja yang melawan kehendak-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu pekan ke-3 masa biasa, 1 Februari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 31, 2025 7:51


Dibawakan oleh Novi dan Retty dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 11: 1-2.8-19; Mazmur tg Lukas 1: 69-70.71-72.73-75; Markus 4: 35-41 KEKUATAN SEBUAH PENGAKUAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Kekuatan Sebuah Pengakuan. Seorang kakek dan nenek sedang menikmati kopi pada sore hari sambil berbagi kisah tentang anak-anak dan cucu-cucunya. Mereka semua hidup mandiri dan menikmati hidup yang layak. Kakek berkata kepada nenek, “Pada waktu memilihmu dan saat kita menikah dulu saya miskin sekali. Saya anak yatim piatu dan tidak memiliki siapa-siapa dan apa-apa.” Nenek juga menanggapi dengan berkata: “Saya wanita yang tidak menarik. Hampir semua lelaki di kampung tidak tertarik padaku. Tapi kenyataannya kita bisa jodoh, menikah dan memiliki yang keluarga besar.”   Jika Anda mengajukan pertanyaan kepada kedua orang tua itu alasan pokok yang membuat mereka jodoh dan sampai kepada perkawinan, sudah pasti jawabannya ialah cinta. Surat kepada orang Ibrani yang menjadi bacaan pertama hari ini menambah jawabannya, yaitu karena iman. Cinta dan iman adalah dua kekuatan yang mempersatukan kita entah itu perkawinan entah itu suatu persekutuan lain di dalam hidup kita. Yang ditekankan oleh surat ini ialah atas dasar dan pegangan iman, semua perbuatan cinta dapat diungkapkan dengan tulus, iklas dan bertanggung jawab.   Abraham adalah profil seorang beriman yang sangat kuat dan kita semua tahu bahwa semua perbuatannya dalam mencintai Tuhan Allah dan mencinta orang lain yang berada di sekelilingnya bersumber pada imannya itu. Abraham sesungguhnya mengajarkan kita bahwa iman adalah pokok hidup kita dan cinta adalah buah-buah kehidupan itu. Pengakuan iman adalah mutlak bagi setiap orang beriman, mencintai adalah kewajiban setiap orang beriman. Menurut Injil pada hari ini, bahkan yang membuat pengakuan iman ialah danau yang ganas, yang dikuasai setan. Kalau setan saja mengakui Tuhan, apalagi kita yang beriman.   Pada peristiwa redahnya angin ribut, pengakuan kejahatan atau lebih tepat kekuatan jahat yang diwakili oleh angin dan gelombang ternyata datang lebih dahulu. Sedangkan pengakuan para murid bahwa Yesus adalah Tuhan yang menghentikan kekuatan jahat tersebut justru datang kemudian. Mengapa? Karena setan dan roh jahat lebih takut akan Tuhan. Mereka tak ingin disiksa dan dihabiskan oleh Tuhan. Mereka sudah setan, tidak mau disiksa menjadi lebih setan lagi. Siapakah di antara kita senang dan mau kalau dianggap setan?   Sedangkan kita manusia, masih berpikir-pikir untuk mengakui kepada Tuhan, apalagi mengakui dosa-dosa kita. Mungkin kita terlalu menunggu tanda-tanda besar baru bisa mengakuinya. Jangan-jangan kita sudah tidak lagi takut akan Tuhan sehingga Ia murkah terhadap kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, buatlah kami pribadi-pribadi yang takut akan Dikau secara benar, supaya kami juga dapat mengakui Engkau dengan benar. Salam Maria ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis pekan ke-3 masa biasa, 30 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 29, 2025 6:37


Dibawakan oleh Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 10: 19-25; Mazmur tg 24: 1-2.3-4ab.5-6; Markus 4: 21-25 CAHAYA PELITA   Renungan kita pada hari ini bertema: Cahaya Pelita. Pada zaman Yesus, belum ada listrik. Orang-orang memakai pelita atau obor untuk penerangan di rumah dan di perjalanan. Tetapi pada zaman kita, pelita hampir tidak digunakan karena listrik sebagai penerangan utama. Pelita di dalam kitab suci dan ajaran Yesus tetap relevan dengan kita saat ini, yaitu lebih memberikan penekanan pada pesan rohaninya.   Di dalam suasana gelap karena listrik mati, orang-orang bergantung pada penerangan yang ada misalnya hp, tablet, atau lampu senter. Namun jika tidak ada satu pun alat-alat listrik-elektronik yang tersedia, salah satu penerangan yang diandalkan ialah pelita. Lilin yang dibakar, obor minyak tanah, atau pembakaran kayu dapat disejajarkan dengan lampu pelita yang dengan muda disediakan di rumah-rumah kita.   Tuhan Yesus memakai simbol cahaya pelita untuk mengajarkan kita tentang peran setiap orang beriman sebagai lampu yang memiliki nyala apinya. Roh Kudus yang ada pada kita sejak pembaptisan selalu menyalakan api-Nya sehingga pikiran kita terbuka kepada firman yang disampaikan kepada kita dan berelasi dengan semua kenyataan hidup yang kita alami. Api Roh Kudus juga membakar dan menyemangati hati kita, sehingga kita senantiasa memiliki pengharapan setiap kali ada kesulitan dan sakit yang menyusahkan kita.   Setiap orang memiliki pelita dan api di dalam dirinya, karena Tuhan bermaksud untuk menjadikan dirinya sebagai rekan kerja-Nya. Para pengikut Kristus secara sah mengambil bagian dalam perutusan Yesus Kristus. Maka mereka adalah rekan kerja Tuhan di dalam dunia ini. Fungsi pelita atau api di dalam diri setiap orang yang diutus oleh Tuhan pada umumnya ada dua, yaitu sebagai penerang jalan kepada Tuhan dan penerang kehidupan di dalam dunia.   Jalan kepada Tuhan tidak selalu mulus dan gampang. Yesus sendiri bahkan mengatakan bahwa jalannya sangat sempit. Perjalanan hidup yang panjang sering dihalangi oleh aneka bentuk kegelapan. Maka pelita di dalam diri setiap orang sangat berguna dalam menerangi dan membimbing dirinya, bahwa jalan kepada Tuhan adalah jalan Yesus Kristus.   Dunia dengan segala keadaannya sering menjadi gelap karena segala kekurangannya seperti kebodohan, diskriminasi, kebohongan, kekerasan dan kematian. Perutusan kita sebagai pengikut Kristus mewajibkan kita menjadi pelita dengan cahaya yang menerangi, membimbing, dan mencerahkan dunia ini. Semoga pelita kita tetap bernyala sampai hidup kita di dunia ini berakhir. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, penuhilah selalu diri kami dengan terang Roh-Mu agar kami semakin menjadi saksi-saksi-Mu bagi kebaikan dan keselamatan di dunia ini. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu pekan ke-3 masa biasa, 29 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 28, 2025 8:21


Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 10: 11-18; Mazmur tg 110: 1.2.3.4; Markus 4: 1-20 ORISINALITAS DAN KEPATUHAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Orisinalitas Dan Kepatuhan. Sekarang ini, kalau Anda berbelanja barang-barang mekanik dan elektronik, pikiranmu terbagi antara membeli yang orisinal atau bukan alias polesan dan bajakan. Karya tulis dan penelitian, karangan musik dan lagu, pidato dan kotbah, pikiran dan tindakan ketika dipresentasikan, publik dapat menilai dengan lugas apakah yang dihadirkan itu orisinal atau hanya buatan orang lain.   Demikian juga dalam hal kepatuhan. Ada standar dan norma yang selalu menyertai hidup kita setiap saat. Tidak ada manusia yang hidup tiap-tiap harinya berada di luar lingkup batasan-batasan tersebut. Meskipun kehidupan itu dijalankan oleh seorang dalam kesendiriannya, ia mesti patuh pada struktur atau kondisi yang ada. Masuk ke pintu yang sempit atau melewati batasan atas yang lebih rendah daripada tubuhnya, ia harus patuh untuk memiringkan badannya dan menunduk. Bila datang angin dan hujan, ia pasti berusaha melindungi dirinya.   Manfaat orisinalitas antara lain adalah mempertahankan apa yang menjadi jati diri sehingga memperkuat identitas seperti yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Ini adalah sebuah indikasi dasar bagi setiap makhluk baik hidup maupun mati. Barang atau hal yang diciptakan oleh manusia juga menunjukkan orisinalitas, karena ia menghadirkan identitas baik dari barang atau hal tersebut, maupun sang penciptanya. Dengan kata lain, sebuah orisinalitas menunjuk pada kepatuhan kepada siapa yang mengadakannya atau menciptakanya.   Manfaat kepatuhan adalah berada dan berjalan di jalan yang sudah ditetapkan supaya orang tidak keluar dari batas atau melampaui apa yang tidak diharapkan. Dengan kata lain, kepatuhan selalu mengarahkan seseorang supaya setia kepada orisinalitasnya. Jika identitas dirimu adalah seorang guru, maka kepatuhan menuntutmu untuk tetap menjadi guru, meskipun Anda menjalankan sebuah pekerjaan lain atau untuk sementara berperan dalam suatu kegiataan tertentu yang berbeda.   Pada hari ini, bacaan-bacaan suci kita memberikan kita pengajaran tentang menjadi original apa adanya sebagaimana Tuhan telah menetapkan kita sedemikian. Yesus memberikan perumpamaan tentang penabur yang menabur. Ia seorang penabur, dan tidak pergi mengajar di kelas atau menjaga toko. Itu adalah keaslian. Keberadaan kita di mana pun, dan pekerjaan apapun, harus menghadirkan keaslian kita. Di dalam karya-Nya Yesus, kita yang telah dipanggil dan dikuduskan-Nya melalui pembaptisan, diberikan orisinalitas kita sebagai bagian dari diri Yesus Kristus. Kita tidak mungkin menjadi bagian dari Setan atau siapa pun di luar Yesus. Kepada Yesus, kita persembahkan semua kepatuhan kita, maka hidup kita tetap original. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus, jadikanlah kami selalu setia kepada kehendak Tuhan seperti diri-Mu sendiri yang setia. Salam Maria... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa pekan ke-3 masa biasa, 28 Januari 2025; Peringatan Santo Thomas Aquinas, Imam dan Pujangga Gereja

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 27, 2025 6:19


Dibawakan oleh Makrina dan John dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 10: 1-10; Mazmur tg 40: 2.4ab.7-8a.10.11; Markus 3: 31-35 KARENA KEHENDAK TUHAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karena Kehendak Tuhan. Sesuai dengan kodratnya, manusia memiliki hak dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya. Ini berakar pada kekuasaan Tuhan Pencipta yang melengkapi diri setiap orang dengan akal budi dan kehendak. Kemampuan intelektual mengarahkan diri kita masing-masing untuk menyatakan diri, misalnya memberikan argumen, pendapat, memberikan alasan, dan memberikan penilaian atau kritik.   Secara khusus, kita membuat pembenaran atas perkataan atau perbuatan yang telah kita lakukan. Untuk melakukan itu kita memberdayakan kemampuan mental dan intelektual kita. Seorang anggota kepolisian baru saja mendapatkan kenaikan pangkat, dan bersamaan dengan itu anak bungsunya baru saja menerima Komuni Pertama. Pada saat yang sama, ia ditugaskan oleh pimpinan untuk berdinas di salah satu pelosok pulau terluar Indonesia. Di hadapan semua hadirin pada acara syukuran di rumahnya, ia sangat yakin berkata bahwa semua kejadian itu ialah kehendak Tuhan.   Ini adalah salah satu contoh penegasan dan pembenaran yang sering kita lakukan, dengan pegangan kita ialah kehendak Tuhan. Yesus Kristus sendiri menjadi teladan utama dalam pembenaran karena kehendak Tuhan. Surat kepada orang-orang Ibrani menekankan tentang pengorbanan diri Yesus Kristus yang berwujud pada semua bentuk pelayanan dan penderitaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Ia wafat di salib. Mengapa Ia sampai melakukan semua ini, Ia sendiri menjawab, karena kehendak Dia yang mengutus-Nya ke dunia. Atas kehendak Allah yang sama, Bunda Maria, ibu Yesus, dan kita semua juga diperintahkan Yesus untuk setia melakukannya. Maka kita dapat memiliki sebutan sebagai saudara dan saudari Yesus Kristus.   Pembenaran kita karena melakukan kehendak Allah paling kurang memiliki dua makna, seperti yang diinspirasikan bacaan-bacaan pada hari ini. Pertama ialah sebagai tanda ketaatan kita. Ketaatan merupakan syarat dasar untuk menjadi kudus. Kita hendaknya menyebutkan “Karena Kehendak Allah” bukan sekedar pernyataan kosong atau sekedar gaya berbicara. Kita perlu menjadikan itu sebuah ungkapan iman, bahwa karena Tuhan menghendaki kita di dalam keberadaan dan tugas masing-masing, maka kita harus menaatinya. Tidak melakukannya, berarti kita bukan anak-anak-Nya.   Kedua, dengan berkata dan berbuat karena kehendak Allah, kita memiliki keyakinan bahwa setiap pekerjaan dan pelayanan yang kita lakukan merupakan milik Tuhan. Tuhan mempercayakan kebun anggur-Nya, yaitu dunia ini ke dalam tangan kita untuk dikerjakan dan dibaharui. Jika sering ada kegagalan dan kerusakan tertentu, kita laporkan saja kepada Dia, karena semua itu milik-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Allah, pandanglah dan penuhilah kami dengan rahmat belas kasih-Mu supaya setia berbagi belas kasihan kepada sesama kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin pekan ke-3 masa biasa, 27 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 26, 2025 7:49


Dibawakan oleh Josef Ardiansyah dan Angelia dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 9: 15.24-28; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4.5-6; Markus 3: 22-30 KITA PUNYA IDENTITAS   Renungan kita pada hari ini bertema: Kita Punya Identitas. Ada sekitar dua puluhan turis asing dan lokal datang ke satu kampung di pelosok Indonesia. Menurut tradisi di kampung itu, setiap tamu yang masuk ke kampung harus diterima secara adat, dengan dipakaikan pakaian adat di gerbang kampung. Pakaian untuk kaum lelaki berbeda dari pada yang untuk perempuan. Kepala kampung menjelaskan bahwa cara penyambutan ini merupakan ciri identitas mereka.   Setiap orang dan kelompok berhak menyatakan identitasnya. Namun ketika tuntutan dan penegakan hak itu menjadi berlebihan, terjadilah yang dinamakan dengan politik identitas. Politik ini sering berdampak negatif dan jelek. Lawan dari sisi negatif politik identitas ini ialah pemberian identitas kita oleh Tuhan. Ia jadikan kita sebagai gambar dan rupa-Nya sendiri. Yesus Kristus memakaikan kita identitas Kristen kepada setiap orang, keluarga, dan Gereja kita.   Penetapan identitas ini sudah permanen di dalam Yesus Kristus. Melalui pembaptisan kita, Yesus Kristus mengenakan ciri khas diri-Nya kepada kita. Salah satu tanda yang utama di dalam Yesus Kristus seperti yang diwartakan oleh Surat kepada orang-orang Ibrani pada hari ini ialah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus terjadi hanya satu kali untuk menyelamatkan dunia dan umat manusia. Kita juga tentu mengalami ini semua hanya satu kali karena kita bersama Kristus. Ciri khas ini sungguh membedakan Dia dari semua orang hebat yang pernah ada dan hidup di dunia ini.   Penguatan identitas Tuhan ini hendak dilawan oleh para musuh Yesus, yaitu mereka yang tidak percaya bahwa Yesus adalah sungguh Anak Allah, Mesias sesungguhnya dari Allah. Jadi mereka hendak menggantikan identitas Yesus menjadi anak kepala setan, Belzebul, atau paling kurang bagian dari golongan setan. Anggapan dan perlakukan terhadap Yesus dengan menggantikan identitas-Nya merupakan dosa yang amat besar. Dosa ini karena terlalu besar, sampai-sampai disebut melawan Roh Kudus, dan karena itu tak bisa diampuni.   Bayangkan kalau identitas Anda berganti, misalnya dari seorang manusia menjadi hewan, atau setan. Itu memang sangat memalukan, merendahkan, dan menyakitkan. Bayangkan juga, misalnya urusan tentang data diri yang disimpan secara elektronik dan digital, ketika keamanannya tidak terjamin, kita pasti tidak mau dan suka. Bayangkan juga, ketika seorang suami ganti identitasnya demi curangi istri, anak-anak, dan keluarganya sendiri, pasti ini sangat meresahkan. Dan yang sangat parah ialah identitas sebagai pengikut Kristus berganti ke pengikut pihak lain yang bukan Tuhan, ini yang namanya identitas palsu, dosa yang tak dapat diampuni. Hari ini luangkan waktu untuk berdoa bagi kekuatan dan kemurnian identitas Anda.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, kuatkan kami untuk selalu menyatu dengan Dikau saja sebagai Tuhan dan penyelamat kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Jumat pekan ke-2 masa biasa, 24 Januari 2025, Peringatan Santo Fransiskus dari Sales, Uskup dan Pujangga Gereja

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 23, 2025 6:15


Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Ibrani 8: 6-13; Mazmur tg 85: 8.10.11-12.13-14; Markus 3: 13-19 INDAHNYA PILIHAN TUHAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Indahnya Pilihan Allah. Ada begitu banyak pemilihan Tuhan atas orang-orang terpilih yang akan menjalankan perutusan yang dipercayakan. Menurut Surat kepada Orang Ibrani, Tuhan membuat suatu pilihan yang besar, yaitu menetapkan perjanjian baru supaya melengkapi atau menyempurnakan perjanjian lama yang terbukti bercacat. Yesus Kristus sang Imam Agung terbukti hadir sebagai tanda perjanjian baru itu bagi kita.   Yesus Kristus melanjutkan tugas-Nya di dalam dunia dengan membuat pemilihan, dan secara khusus Ia bertindak langsung atas pemilihan kedua belas rasul-Nya. Kekuasaan dan kehendak-Nya menjadi syarat utama untuk membuat pilihan. Kalau syarat yang dipakai kental dengan motivasi manusiawi, tentu saja pilihan itu berisi pilih kasih, kekuasaan, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.   Pilihan Tuhan itu indah karena terpenuhi unsur kesakralan dan ketulusan. Firman-Nya langsung tertuju kepada orang-orang terpilih, sama seperti seorang pemuda berkata langsung “Aku sayang kamu” kepada pemudi pujaannya. Maka firman itu mendapat tanggapannya, yaitu jawaban pasti atas undangan dan pilihan Tuhan. Sebuah pilihan kehilangan keindahannya jika tidak dinyatakan secara langsung dan pribadi.   Kita semua dibuat indah ketika pilihan terhadap kita itu disakralkan dengan pembaptisan suci. Sakramen-sakramen lain yang kita terima menjadi kesempatan bagi kita untuk disucikan, bahkan penyucian diri kita terjadi berulang kali melalui Ekaristi, pengakuan dosa, dan perbuatan-perbuatan kasih. Tuhan sungguh mengurapi dan menyucikan kita dalam banyak waktu dan peristiwa.   Pilihan Tuhan itu indah karena orang-orang pilihan itu dipenuhi dengan kebijaksanaan untuk menegakkan keadilan, kebenaran dan kebaikan. Atas dasar ini, maka setiap dari kita diikutsertakan oleh Yesus Kristus di dalam tugas perutusannya. Gereja yang mendapat langsung mandat dari Yesus senantiasa menugaskan kita dan melengkapi kita dengan segala bentuk dukungannya.   Para rasul menerima pengurapan dan pilihan mereka dilengkapi dengan karunia perutusan mereka. Tak mungkin karunia ini berisi juga kekerasan dan kejahatan. Kita yang mengambil bagian dalam perutusan ini adalah pembawa damai dan suka cita kehidupan. Sering terjadi, satu perbuatan jahat dapat merusak banyaknya kebaikan yang sudah dilakukan. Hari ini firman Tuhan membimbing kita untuk memelihara pilihan-pilihan Tuhan yang sedang kita jalani dan wujudkan sampai kepada pemenuhannya. Kita juga dapat membuat pilihan-pilihan dalam semangat inisiatif dan kreativitas atas pilihan dasar kita mengikuti Kristus, agar iman kita semakin mantap. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah maha kuasa, penuhilah kami dengan rasa syukur dan kemurahan hati, supaya kami dapat melayani-Mu dan sesama kami dengan benar. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Senin pekan ke-2 masa biasa, 20 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 19, 2025 8:00


Dibawakan oleh Josef Ardian dan Christin dari Paroki Santo Mikael Kumba di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Ibrani 5: 1-10; Mazmur tg 110: 1.2.3.4; Markus 2: 18-22 PERUBAHAN DI TANGAN TUHAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Perubahan Di Tangan Tuhan. Ada seorang Indonesia sedang berlibur di kota Paris, Prancis. Ia membeli sepatu baru bermerek yang harganya mahal. Sesampainya di Indonesia baru ia tahu bahwa sepatu itu buatan Indonesia. Globalisasi telah membuat dunia ini menjadi satu kota dan pasar bersama. Globalisasi mengubah banyak segi kehidupan manusia saat ini.   Ada 20 orang mengadakan rapat panitia HUT Paroki. Menjelang usai, seseorang menyampaikan bahwa makanan sudah siap untuk makan siang. Padahal sejak awal tidak terlihat ada meja khusus untuk menyiapkan makanan. Ternyata makanan dan minuman dipesan online. Teknologi telah membuat semua ini terjadi.   Meski kita mengakui kalau globalisasi dan teknologi sangat berperan mengubah hidup kita, sebagai orang beriman kita mesti lebih mengakui lagi bahwa perubahan-perubahan itu memang ada di tangan Tuhan. Tuhan menyelenggarakan hidup kita, kemajuan teknologi, dan meluasnya globalisasi.   Pesatnya globalisasi dan kemajuan teknologi mampu memberikan jawaban atas berbagai kebutuhan kita saat ini. Tetapi persisnya kejadian mengenai nasib kita di masa depan belum jelas. Yang satu-satunya membuat jelas semua ialah Tuhan. Kita jalani hidup tiap hari dengan diterangi oleh cahaya belas kasih-Nya dan kekuatan firman-Nya, itu yang memberikan kita kepastian hidup.   Satu-satunya kepastian kita ialah kehendak Tuhan. Tuhan ada di dunia karena misi yang dilakukan ialah membuat perubahan. Kalau bukan perubahan, Ia tidak perlu datang. Sekalipun Putra Allah itu mulia dan berada bersama Bapa dan Roh Kudus di dalam surga, perubahan dimungkinkan supaya Putra Allah itu menjadi manusia.   Aneka perubahan terjadi harus dapat dipahami bahwa Tuhan melihat dan mengizinkan itu terjadi, meskipun suatu perubahan bisa saja menyakitkan.   Yesus memakai perumpamaan tentang anggur baru yang harus disimpan dalam kantong atau tempayan yang baru, untuk mendorong kita agar perubahan memang harus terjadi di dalam hidup kita. Dunia kita saat ini sungguh terus berubah dan Tuhan memang mengaturnya demikian. Siapa pun yang tidak mengikuti, berarti ketinggalan.   Perubahan di dalam kita harus menjadi perubahan sebagai orang beriman. Ini berarti perubahan atas dasar pola lama dengan kejahatan dan dosa. Kita dapat mengubah dunia ini untuk menjadi lebih baik dengan memakai jalan Tuhan. Hendaknya setiap hari kita membuat tekat untuk perubahan itu.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa, penuhilah dan semangatilah hidup kami hari ini dengan kekuatan untuk pembaharuan hidup yang lebih baik. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Sabtu pekan ke-1 masa biasa, 18 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 17, 2025 6:42


Dibawakan oleh Ari dan Lani dari Paroki Santo Albertus de Trapani Malang di Keuskupan Malang, Indonesia. Ibrani 4: 12-16; Mazmur tg 19: 8-9.10.15; Mark 2: 13-17 SAMPAH MENJADI BERKAT   Renungan kita pada hari ini bertema: Sampah Menjadi Berkat. Kreativitas demi kreativitas dalam mengolah sampah menjadi berkat sudah menjadi hal biasa. Sampah-sampah seperti plastik dan logam kian hari kian menumpuk, dan hal ini cepat atau lambat membahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya. Maka ada gerakan lokal, nasional, dan global mendaur ulang sampah-sampah itu.   Ada satu OMK paroki membuat rak bertingkat untuk menaruh pot-pot bunga di atasnya. Mereka terbagi dalam 6 kelompok, sehingga ada enam rak yang dibuat. Bahan untuk rak-rak itu adalah plastik kemasan aqua yang dikumpulkan dari berbagai tempat. Ukurannya, demikian juga design bentuk rak bergantung pada kreativitas setiap kelompok. Yang penting setiap rak adalah tempat untuk mengakomodasi 20-30 pot bunga.   Akhirnya kreasi OMK itu berhasil memberi sebuah pemandangan baru di halaman paroki dan pastoran. Taman paroki menjadi sangat menarik untuk dipandang. Kreativitas itu oleh umat paroki sebagai berkat bagi seluruh paroki. Plastik-plastik yang tidak berguna, sudah berubah menjadi bagian taman yang indah untuk kebaikan semua umat Paroki. Kreativitas itu menginspirasikan keluarga-keluarga untuk membuatnya sendiri di rumah masing-masing.   Yang terjadi dengan sampah berubah menjadi berkat, menjadi contoh untuk kita membuat suatu pemberdayaan rohani dalam jalan kepada keselamatan. Misi utama Yesus Kristus di dunia ialah menyelamatkan kita dan seluruh dunia dari dosa dan kematian. Karena semangat dunia ini dan kuasa iblis serta kerajaannya, hidup kita dan seluruh isi dunia ini berada di dalam keterasingan dan kegelapan. Setiap kali kita tergoda oleh si Jahat dan akhirnya jatuh dalam dosa, pribadi dan hidup kita menjadi sampah. Di hadirat Tuhan kita adalah sampah yang busuk.   Maka Tuhan Yesus sendiri mengatakan: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Ia datang untuk menjumpai kita dalam kondisi sampah-sampah, memanggil kita, membersihkan kita, dan menyertakan kita di dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya. Kita bersuka cita ketika Ia menghampiri kita dengan kerahiman Allah, berarti kita sangat dikasihi dan dibuat berarti.   Oleh karena itu ada yang menjadi rasul, seperti Lewi anak Alfeus, ada yang menjadi rasul para bangsa seperti Paulus dan ada yang menjadi seperti kita masing-masing pada saat ini, sebagai anggota Tubuh Kristus yang satu. Melihat dan merenungkan diri kita masing-masing pada saat ini, sadarilah bahwa kita selalu menjadi sampah ketika berbuat dosa, tetapi Tuhan juga selalu mengubah kita menjadi berkat ketika kita menyesali, mengakuinya dan bertobat.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, ampunilah kesalahan kami dan jangan masukkan kami ke dalam pencobaan. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Minggu, Pesta Pembaptisan Tuhan, 12 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 12, 2025 10:34


Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 40: 1-5.9-11; Mazmur tg 104: 1b-2.3-4.24-25.27-28.29-30; Titus 2: 11-14; 3: 4-7; Lukas 3: 15-16.21-22 PEMBAPTISAN: ASKING, RECEIVING, DAN SHARING   Renungan kita pada hari ini bertema: Pembaptisan: Asking, Receiving, dan Sharing. Dengan merayakan pesta pembaptisan Tuhan Yesus Kristus, kita mengakhiri masa Natal. Kita akan masuk ke dalam masa biasa. Seorang remaja pernah bertanya dalam pesan whatsapp: “Yesus adalah Tuhan, apa perlu ia dibaptis”?   Jawaban mendasar ialah karena sebagai manusia dan menyatu dengan kita, Ia ikut datang ke Yohanes Pembaptis, untuk keperluan pembaptisan. Refleksi teologi para Bapak Gereja, seperti Santo Gregorius Nasianzen, mengatakan bahwa Yesus bukan pendosa seperti manusia yang mendapatkan pembaptisan Yohanes untuk penghapusan dosa. Tetapi dengan ikut dalam pembaptisan, sinyal yang ingin diberikan ialah supaya kita manusia mati bersama Dia dalam dosa, kemudian ikut bangkit bersama Dia karena menang melawan dosa.   Dari pemahaman ini kita dapat masuk lebih dalam tentang makna pembaptisan itu bagi kita para pengikut-Nya. Pada dasarnya, pembaptisan Yesus berada dalam pola yang teratur, yang juga kita ikuti. Pola itu ialah asking – receiving – sharing. Pembaptisan merupakan satu kebutuhan asking, permintaan. Karena diterangi oleh firman Allah, misalnya oleh pewartaan Yohanes Pembaptis, kita terpanggil dan membutuhkan pembaptisan. Kita perlu mengikuti proses legal, test, pembelajaran, dan ritual formal. Pembaptisan memberikan kita makna bahwa untuk masuk ke dalam sebuah institusi apa pun atau medan permainan, kita mesti taat proses dan legalitasnya. Tanpa ada asas ini, akan terjadi kesembarangan dan kekacauan.   Pembaptisan merupakan suatu berkat bukan disia-siakan tetapi untuk receiving. Kita tidak kuat untuk menolaknya karena ia adalah panggilan dan pilihan Tuhan, seperti yang dikatakan dalam bacaan pertama dan kedua. Kekuatan yang memanggil adalah Roh Kudus, Roh Allah sendiri, sehingga roh apa pun tidak bisa menghalanginya. Dengan menerimanya, seluruh diri kita diubah menjadi pribadi yang baru, yaitu menjadi milik Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Kita menerima martabat sebagai anak-anak Allah setara dengan Yesus Kristus, meski kita adalah pendosa.   Pembaptisan berbuah pada hidup untuk sharing. Tanpa ada aspek ini, hidup kita tidak berguna dan hanya sebagai tugu batu atau pohon yang mengering. Menurut Kisah Para Rasul, dengan urapan Roh Kudus dan kuasa Allah maha tinggi, Yesus berjalan keliling sambil berbuat baik. Kita wajib melakukan yang sama. Janji-janji baptis harus kita praktikkan, yaitu menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia. Demikianlah, Pembaptisan adalah sakramen yang membuat kita berguna dalam seluruh aspek kehidupan, baik hidup sebagai pribadi yang beriman, maupun sebagai bagian dari hidup bersama dalam kasih persaudaraan.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ...Ya Bapa yang baik, semoga kami setia dalam janji-janji baptis kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Kamis, hari biasa sesudah Penampakan Tuhan, 9 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Jan 8, 2025 8:48


Dibawakan olah Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 4: 19 - 5: 4; Mazmur tg 72: 1-2.14.15bc.17; Lukas 4: 14-22a PADA HARI INI DIGENAPILAH KITAB SUCI   Renungan kita pada hari ini bertema: Pada Hari Ini Digenapilah Kitab Suci. Banyak di antara kita mengakui kalau mereka sulit mengerti dan menghafal isi kitab suci. Ada seorang bapak berusia 70 tahun berkata bahwa ia sudah membaca kitab suci baik perjanjian lama maupun baru sejak masih di SD. Namun ia tidak mengerti hampir semua isinya, dan ia hanya menghafal dua ayatnya. Yang pertama ialah “Sarungkanlah pedangmu itu” di dalam Injil menurut Yohanes 18,11; dan yang kedua ialah ketika Yesus wafat di atas salib dan berkata terakhir kalinya: “Selesai sudah” dalam Injil menurut Yohanes 19,30.   Keadaan bapak 70 tahun ini tidak jauh berbeda dengan kebanyakan umat beriman. Sebagian besar anggota Gereja berkata bahwa menghidupi atau menghayati kitab suci seperti mengampuni sesama, berdoa yang tekun, menjunjung tinggi nama Tuhan, dan melayani sesama, jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengerti dan menghafal isi kitab suci. Sebagian lagi mempunyai pandangan bahwa lebih baik mereka yang punya pendidikan teologi dan kitab suci, yang berperan untuk mengajarkan dan memberikan pencerahan tentang isi kitab suci. Sedangkan umat kebanyakan cukup mendengarkan dan dibuat mengerti melalui proses pengajaran tersebut.   Masih banyak lagi kisah dengan aneka situasinya tentang usaha membuat kitab suci menjadi bagian dari langkah hidup kita setiap hari. Jadi sebenarnya keadaan secara umum dalam kaitan bermanfaatnya kitab suci bagi hidup mereka, terletak pada pemahaman yang kurang diperhatikan di satu pihak, dan penghayatan dalam hidup nyata yang lebih muda di pihak lainnya. Perbedaan ini sangat terasa, ketika misalnya sebuah keluarga didatangi oleh para tetangga untuk ibadat lingkungan basis. Tuan rumah sangat ramah dan dikenal sangat bermurah hati. Kepada tetangganya itu, ia mengakui bahwa kitab suci yang dipajang di lemari tidak pernah dibuka sejak dibeli dua tahun lalu. Baginya lebih mudah mendengarkan homili pastor di gereja, daripada membaca sendiri di rumah.   Keadaan seperti ini  adalah kenyataan di banyak keluarga dan komunitas kita. Maka terhadap situasi ini, tema renungan kita hari ini ingin menegaskan sebuah komitmen: setiap hari diusahakan supaya ada penggenapan kitab suci kepada tiap-tiap orang dalam keluarga dan komunitas kita. Yesus membuka dan membaca kitab suci, dan ini merupakan dorongan bagi kita untuk melakukan yang sama. Kepada mereka yang punya kesempatan dan kemampuan untuk melakukannya, hendaknya melakukan itu dengan suka cita. Ada juga orang-orang mendengarkan yang dibaca atau diwartakan. Mereka yang punya kesempatan dan kemampuan, diusahakan supaya melakukannya. Yang penting ialah jangan sampai tidak melakukan kedua-duanya, maka tidak terjadi sama sekali penggenapan kitab suci di dalam hidup mereka. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, buatlah kami tekun dengan Sabda-Mu, maka kami digenapi oleh firman-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa ...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Rabu, Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah, 1 Januari 2025

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 31, 2024 6:30


Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Bilangan 6: 22-27; Mazmur tg 67: 2-3.5.6.8; Galatia 4: 4-7; Lukas 2: 16-21 BUNDA YANG KEIBUAN   Tema renungan kita pada hari pertama bulan Januari 2025 ini ialah: Bunda Yang Keibuan. Seluruh Gereja kita pada hari ini merayakan Hari Raya Maria Bunda Allah, sebuah perayaan besar untuk Bunda kita yang kita semua rayakan pada hari ke-8 setelah kelahiran Yesus Kristus. Pada hari ke-8 kelahiran-Nya ini juga, Yesus untuk pertama kali menumpahkan darah-Nya melalui ritual sunatan sesuai adat istiadat setempat. Bunda-Nya Maria, tentu sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk merawat luka pada Putra-Nya itu, yang bagi anak bayi sangatlah sakit. Ibunda pasti berulang kali melap darah yang keluar selama luka masih segar.   Darah merupakan simbol sangat kuat untuk menghubungkan seorang ibu dengan anaknya. Rahim ibu yang dihuni anak selama dalam kandungan memperlihatkan suatu hubungan darah yang tak terpisahkan antara keduanya, dan itu menjadi sangat jelas ketika bayi itu dilahirkan, ia bermandikan darah ibunya sebelum menikmati dunia baru di luar tubuh ibunda. Maria dan para ibu terus memperlihatkan betapa hubungan darah itu berlanjut sampai anak itu tumbuh menjadi besar dan dewasa. Bunda Maria menikmati hidup penuh dengan darah bersama Putra-Nya, khususnya selama di kaki salib di Golgota dan saat memangku jenazah Yesus Kristus, la pieta.   Para ibu kita di dunia, tentu saja bersama suami atau bapa kita, merasakan betapa sakit di tubuh mereka jika anak-anaknya menderita. Darah mereka bagai mengalir deras tanda tak tahan penderitaan itu. Betapa mereka bersuka cita saat anak mereka bahagia, saat darah dalam tubuh mereka bersirkulasi baik sehingga mereka tampak ceria dan senang. Betapa susah senang anak-anaknya di dunia membuat darah mereka tenang, rendah, dan naik. Darah itu yang menyatukan ibu dan anak, sehingga hubungan ini pada prinsipnya hanya dapat diputuskan oleh kematian. Ini semua menggambarkan bahwa seorang bunda itu berhati keibuan. Wanita yang melahirkan kita itu keibuan karena kasih dan perhatiannya kepada kita sama dengan Tuhan Allah kepada kita ciptaan-Nya.   Di hari istimewa Maria Bunda Allah ini, kiranya hati kita penuh dengan suka cita dan syukur. Natal yang mempertemukan kita dengan Yesus dan Keluarga Nazareth membuat suka cita kita penuh. Kita mesti memulai tahun ini dengan suka cita dan optimisme, dan itu adalah isi Injil yang akan kita wartakan. Figur bunda yang keibuan, pada dasarnya pada diri wanita, sangat sentral dalam hidup kita, maka kita mesti bersyukur sangat mendalam karena Tuhan amat baik memberikan karunia bunda, ibu, dan wanita kepada kita. Hidup kita tak bisa menjadi hidup yang sesungguhnya kalau tak punya seorang bunda yang keibuan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha baik, terima kasih berlimpah atas karunia Bunda Allah dan ibu kami masing-masing, jadikanlah kami anak-anak yang selalu setia pada ibu kami dan mendoakan mereka. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin, hari ke-6 Oktaf Natal, 30 Desember 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 29, 2024 7:18


Dibawakan oleh Kristanti dan Makrina dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 1 Yohanes 2: 12-17; Mazmur tg 96: 7-8a.8b-9.10; Lukas 2: 36-40 SUKA CITA GRATIS   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Suka Cita Gratis. Ada sejumlah pastor, biarawan dan biarawati mengadakan reuni di paroki asalnya. Suasananya begitu meriah dan penuh dengan kenangan. Salah satu kenangan ialah mereka berjumpa dengan Tante Maria, seorang janda yang tidak mempunyai anak yang menjadi koster di gereja Paroki sudah sekian puluhan tahun. Banyak pastor dan biarawan-biarawati sudah mengenal Tante Maria sebagai koster sejak mereka masih anak-anak. Reuni itu sungguh menjadi peristiwa penuh rahmat bagi koster Maria.   Bagi Tante Maria, bekerja dan melayani di Gereja dalam sisa hidupnya merupakan sebuah suka cita yang tidak berakhir. Suka cita ini gratis, karena tidak perlu ada protokoler untuk mendapatkannya. Ia hanya perlu kemauan, kegembiraan, dan iman yang kuat. Ini juga menjadi pengalaman Hana, wanita usia tua yang mengabdikan hidupnya di dalam bait suci, dalam doa dan pengorbanan. Ia temukan suka cita di situ. Ia berharap ada saat yang tepat akan datang pembebasan bagi bangsanya.   Baik Tante Maria maupun nabi Hana, mereka menginspirasikan kita tentang suka cita yang merupakan rahmat dari Tuhan. Menurut kitab suci, rahmat itu gratis dan sungguh tidak perlu diberi harga. Yang sangat diperlukan ialah kerelaan kita untuk menetap dan berbakti kepada Tuhan melalui Gereja-Nya, maka rahmat dan berkat itu akan dicurahkan kepada kita dengan melimpah. Tante Maria menemukan Tuhan Yesus, dan secara konkret ia reuni dengan buah-buah panggilan Tuhan dari parokinya. Hana sendiri berjumpa dengan kanak Yesus dan ia menganggap bahwa hidupnya sudah penuh dan cukup.   Kita dapat belajar dari inspirasi ini. Yesus Kristus di dalam masa Natal ini, mesti dapat memberikan paling kurang satu jawaban atas pertanyaan, keraguan, pencarian atau harapan kita. Jawaban itu kita dapatkan selama tahun yang sedang berlalu pergi dan semakin terwujud pada tahun yang akan datang ini. Dengan demikian kita sungguh mengerti bahwa suka cita dari Tuhan memang cuma-cuma. Kita masing-masing dapat menyebutkannya, khususnya pada saat berdoa dan berbicara dengan Tuhan.   Tante Maria, Hana dan Simeon meluapkan kegirangan dan suka citanya. Mereka menemukan makna Injil yang sesungguhnya, yaitu Tuhan yang datang menjumpai dan memberikan makna bagi hidup mereka. Semoga kita semua juga dapat menemukan suka cita yang demikian. Injil yang telah terbuka maknanya dan membentuk hidup kita merupakan Injil kehidupan, oleh karena itu kita sebut sebagai kabar  gembira. Kabar itu harus dapat kita wartakan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, berkatilah kami dalam semangat untuk mensyukuri semua kebaikan dan hasil yang kami capai dalam setiap pekerjaan dan pengorbanan kami. Berikan juga kami semangat untuk selalu bekerja keras. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan pada hari Selasa dalam pekan khusus Adven, 17 Desember 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 16, 2024 6:12


Dibawakan oleh Adi Wibowo Bunggulawa dari Paroki Santo Yoseph Pekerja Gotong-Gotong di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Kejadian 49: 2.8-10; Mazmur tg 72: 1-2.3-4b.7-8.17; Matius 1: 1-17 KEADILAN TUHAN BERJAYA   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Keadilan Tuhan Berjaya. Beberapa hari belakangan tokoh-tokoh kitab suci seperti Elia di Perjanjian Lama dan Yohanes Pembaptis di Perjanjian Baru menarik perhatian kita. Pada hari ini kita berkesempatan untuk berjumpa dengan tokoh perjanjian lama yang lain, yaitu raja Daud.   Yakub yang disebut Israel, pada saat hendak meninggal dunia, ia memanggil anak-anaknya untuk memberikan mereka wasiat, dan yang mendapat wasiat untuk menurunkan kuasa keadilan Tuhan ialah Yehuda. Dari dialah datang raja Daud. Keturunan demi keturunan dari Yehuda ke Daud, akan sampai ke Yakub yang memperanakkan Yusuf suami Bunda Maria.    Di dalam ruang kelas pada waktu pelajaran agama Katolik, seorang siswi protes keras kepada gurunya. Ia tidak ingin gurunya meneruskan pelajaran dengan menyebut nama Daud. Baginya Daud itu pembuat skandal ulung. Sebagai remaja perempuan, ia ingin supaya tokoh-tokoh besar dan pemimpin yang bersikap tidak adil, curang, pemuas nafsu birahi, pemerkosa seperti Daud tidak boleh dijadikan isi pelajaran karena ia tidak bisa menjadi contoh yang baik.   Ibu gurunya berusaha untuk menenangkan suasana, karena provokasi gadis itu membuat teman-temannya menjadi gaduh karena mereka mengutuk tokoh Daud. Guru meyakinkan mereka semua, bahwa tokoh seperti Daud memiliki banyak kesamaan dengan banyak tokoh sejarah lainnya di dunia. Mereka tidak luput dari kesalahan dan dosanya. Mereka yang justru menciptakan ketidak-adilan.   Oleh karena itu Tuhan ingin memunculkan keadilan yang menurut kehendak-Nya, meskipun melalui cara dan pribadi manusia yang berdosa. Keadilan Tuhan harus tetap jaya dan tidak boleh kalah dari tabiat jahat manusia. Ada seorang pemuda terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat. Ia menghamili pacarnya dan studinya terganggu. Tingkahnya di rumah semakin aneh. Ia berubah menjadi keras dan bisa marah membabi buta. Pokoknya ia bertindak tidak adil.   Tetapi kedua orang tuanya tidak putus asa. Mereka memilih jalan keadilan. Jalan kasih akan putranya. Anak itu lalu merasa diterima dengan baik. Ia tidak diperlakukan sebagai seorang yang gagal dan berdosa. Kedua orang tua itu sebenarnya sedang mempraktikkan keadilan Tuhan yang berjaya. Kita belajar dari Daud, bahwa kalau keadilan yang hanya menuruti kemauan manusia, yang terjadi ialah ketidak-adilan. Keadilan dari Tuhan akan mengubah ketidakadilan itu menjadi berkat dan keselamatan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha rahim, perkuatkanlah ketaatan dan kesetiaan iman kami, sehingga tidak goyah oleh aneka ancaman-ancaman di sekeliling kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ketiga Adven, 16 Desember 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 15, 2024 7:39


Dibawakan oleh Florensia Dewi Wangary dan Kristanti dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Bilangan 24: 2-7.15-17a; Mazmur tg 25: 4bc-5ab.6-7c.8-9; Matius 21: 23-27 JANGAN RAGU   Renungan kita pada hari ini bertema: Jangan Ragu. Ada dua orang muda yang sedang berpacaran tetapi mereka menghadapi satu persoalan yaitu keraguan. Si pemuda dikenal sebagai pekerja keras, bertanggung jawab dan mau berkorban. Tetapi kelemahan utamanya ialah rasa ragunya yang berlebihan. Banyak sekali keputusannya dibuat karena sangat didesak atau ditekan. Tetapi cinta mereka berdua tetap terjalin. Si pemudi berusaha untuk mengimbangi dan berusaha sedemikian supaya keyakinan sang pacar lebih kuat lalu keraguannya hilang.   Mereka berdua tidak sampai berpikir bahwa pacaran dan cinta yang semakin terjalin kuat itu akan gagal hanya karena faktor keraguan ada di satu pihak. Keraguan memang lebih condong kepada ketidakpastian di dalam membuat keputusan dan melakukan suatu tindakan, namun kelemahan itu dapat diatasi, karena mereka berdua menyadarinya dan bekerja sama untuk mengatasi.   Yang sangat ditakuti akan terjadi ialah kalau seorang peragu berubah menjadi tidak percaya. Suatu ketidakpercayaan adalah sikap yang sudah melewati batas rasa bingung atau tidak pasti, dan menjadi sebuah sikap yang tetap secara negatif atau bertentangan dengan percaya. Orang yang tidak percaya sudah mencapai tingkat sempurna dari sifat peragu, bingung, curiga dan prasangka. Tidak percaya berarti tidak setuju, menolak dan melawan.   Kejadian dengan Bileam, seorang nabi Baal orang-orang Kanaan yang diminta oleh para penguasa suku-suku setempat untuk bernubuat melawan kaum Israel yang sedang memasuki Kanaan, merupakan suatu contoh melawan keraguan. Roh Tuhan datang menghilangkan keraguan itu, dan Bileam justru berpihak kepada orang-orang Israel, pilihan Allah. Kepercayaan Bileam justru sangat berlawanan dengan orang-orang Kanaan dan para penguasa mereka.   Para pemuka Yahudi menumpukkan keraguan yang besar, dengan mempertanyakan kuasa yang dipakai oleh Yesus Kristus. Mereka tidak percaya Yohanes Pembaptis dan Yesus. Puncaknya ialah baik Yohanes Pembaptis maupun Yesus dibunuh. Mereka sama sekali tidak percaya dengan kebenaran dari Tuhan.   Banyak orang kudus di surga pernah menjadi pembawa terang bagi sesamanya ketika mereka masih hidup di dunia. Banyak orang benar di sekitar kita selalu berusaha untuk bersaksi tentang kebaikan dan kebenaran, supaya hidup kita sebagai pribadi dan bersama menemukan terang, dan dijauhkan dari kebingungan dan kesesatan. Terang yang kita dapatkan dari Roh Kudus harus dapat menghilangkan segala keraguan dan ketidakpercayaan manusia, khususnya kepada kebenaran ajaran Tuhan. Di dalam masa Adven ini, hendaknya tidak ada keraguan apa pun di dalam diri kita tentang kedatangan Tuhan kepada diri kita sendiri dan keluarga kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami teguh dalam iman dan pengharapan akan kedatangan-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan pertama Adven, 2 Desember 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Dec 1, 2024 7:59


Dibawakan oleh Lastri dan Frater Ancik dari Paroki Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yesaya 2: 1-5; Mazmur tg 122: 1-2.3-4a.4b-5.6-7.8-9; Matius 8: 5-11 JALAN UNTUK KITA BERJALAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Jalan Untuk Kita Berjalan. Kita semua tahu bahwa jalan setapak, jalan tikus, jalan sedang atau jalan besar berfungsi untuk kita berjalan di atasnya. Tapi banyak jalan kita sedang rusak parah di musim hujan. Selain itu jalan yang ditutup atau diblok akan mematikan orang.  Misalnya orang sakit akhirnya mati karena jalan satu-satunya ke rumah sakit ditutup. Jalan-jalan fisik di sekitar kita banyak yang rusak dan sangat membahayakan.   Ada juga jalan rohani, misalnya disebutkan jalan pikiranmu baik, itu berarti pikiranmu masuk akal dan dapat dimengerti apa yang engkau katakan. Ketika disebut jalannya acara lancar, itu berarti proses berlangsungnya kegiatan tersebut bagus. Sering terjadi kalau jalan pikiran kacau atau buntu. Sering juga terjadi proses acara kacau, bahkan bubar acaranya karena tidak dapat diatur. Ini semua sering terjadi dalam kehidupan kita di dunia ini dengan penyebabnya adalah kita manusia sendiri.   Jika di sekitar kita ada banyak jalan yang rusak, kacau dan cenderung membawa celaka, apakah kita masih juga mengalami jalan Tuhan yang juga akan menyusahkan kita? Kita berharap tidak terjadi demikian. Kita berharap masa Adven ini tidak membuka peluang seperti itu kepada kita. Pertemuan kita sebagai umat beriman dengan suasana persiapan perayaan Natal nanti, antara lain menyemangati kita bahwa jalan Tuhan yang kita pakai untuk berjalan tak ada halangan dan tak bakal mencelakakan. Kita menginginkan jalan yang nyaman menuju ke perayaan Natal.   Kedua bacaan kita hari ini menyemangati kita tentang jalan Tuhan yang menyenangkan dan membuat kita berjalan dalam optimisme dan sukacita. Nabi Yesaya mengajak kita untuk berjalan dalam terang Allah, meskipun memang kita sedang diliputi hidup yang remang-remang atau gelap. Tetapi ketika kita kembali tekun dalam semangat Adven ini, kiranya kita temukan terang pada Tuhan, karena di dalam dia tak ada jalan yang gelap. Orang-orang yang memerlukan rahmat dan berkat Tuhan, berjalan menuju Dia dan bukan berjalan menjauhi. Bahkan mereka yang belum mengenal-Nya juga menemukan jalan menuju kepada Dia.   Ketika ada jalan buntu atau tertutup yang menyebabkan Anda tidak bisa sampai ke rumah saudara atau teman, jalan untuk dapat masuk ke hati mereka juga tertutup; mungkin jalan pikiran Anda yang terlalu berbelit-belit, suka kacau atau suka negatif. Ini yang menjadi penghambat bagi relasi yang harmonis. Mungkin jalannya proses pekerjaan atau kegiatan bersama terhambat karena egoisme dan menang sendiri. Masalah ini harus diterangi dan diperbaiki oleh kuasa Tuhan selama Adven ini. Terang Tuhan akan menghalau hambatan dalam bentuk apa pun, seperti yang dialami oleh perwira rumah ibadat di kapernaum yang bertemu Tuhan Yesus. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha baik, bimbinglah kami dalam terang di jalan-Mu supaya kami tidak goyah dan tersesat di jalan-Mu menuju kediaman-Mu. Amin. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa…

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-34 masa biasa, 29 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 28, 2024 7:22


Dibawakan oleh Suster Wilhelmina OSA dari Paroki Santo Yusuf Karang Pilang di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Wahyu 20: 1-4.11-15; 21: 1-2; Mazmur tg 84: 3.4.5-6a.8a; Lukas 21: 29-33 MENJEMPUT DAN MELAKUKAN PEMBAHARUAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Menjemput dan Melakukan Pembaharuan. Sepanjang tahun kita menjemput pergantian musim alam: panas ke dingin, dingin ke panas, gugur ke semi, semi ke gugur. Secara liturgis, tinggal sehari lagi kita menjemput tahun liturgi yang baru. Efek langsung dari penjemputan ini ialah tindakan adaptasi karena kita perlu seiring dengan musim yang baru. Jadi di sini kita melakukan pembaruan hidup kita.   Tuhan Yesus berbicara tentang datangnya kerajaan Allah, dan Ia menyemangati kita untuk menangkap tanda-tandanya, lalu bersedia menyambutnya dan akhirnya membaharui diri kita. Bahkan ketika tanda-tanda itu mengungkapkan bahwa yang kita jemput adalah sebuah akhirat, mau tidak mau kita mesti menjemput karena yang datang ialah Tuhan sendiri yang menjemput. Kita perlu siap menerima Dia, dan persiapan kita itu mengandung arti kalau kita memulai pembaruan dan selanjutnya hidup dalam bentuk yang baru.   Dalam hidup kita mentalitas membuat rencana untuk kegiatan apa pun merupakan suatu kebutuhan yang konkret. Dari kegiatan sederhana seperti ajakan makan malam di rumah teman hingga ke suatu perencanaan perusahaan multinasional atau reksa pastoral sebuah keuskupan, kehidupan dan kegiatannya menjadi lancar dan menyenangkan kalau direncanakan. Sebab kalau tak ada rencana, kegiatan apa pun akan kacau-balau, dan kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dan tidak ada arah pasti yang hendak kita tujui.   Kalau tak ada rencana, bagaimana kemudian kita tahu apa atau siapa yang kita jemput, dan seperti apa penyesuaian diri sebagai bentuk pembaruan diri yang perlu kita lakukan. Hanya mereka yang punya rencana yang dapat mengalami pengalaman indahnya menyambut Tuhan dan menikmati suka cita sebagai pribadi-pribadi yang baru. Jika Tuhan datang menemui kita dalam perayaan ekaristi, misalnya, rencana penyambutan itu mestinya sudah ada lebih awal, maka nantinya pertemuan itu menjadi sebuah suka cita yang istimewa, yang selanjutnya menjadi terang untuk pembaruan diri ke yang lebih baik.   Sebaliknya kalau tak ada persiapan sebelumnya, pertemuan dalam ekaristi itu bakal diwarnai dengan situasi yang serba kekurangan: entah Tuhan dirasakan diam saja dan begitu jauh, entah kita yang terbawa malas sehingga mengantuk melulu, entah kita hanya terpaksa menghadiri ekaristi karena pengaruh atau tekanan pihak lain, entah sekedar ikut ramai dan memanfaatkan satu hari libur.   Tuhan yang datang dalam perayaan Ekaristi, Dia yang sama juga datang pada berbagai kesempatan lain hidup ini. Ia pasti membawa pembaruan hidup kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa semoga kerinduan kami untuk berjumpa dengan-Mu menjadi kebutuhan kami tiap hari dan bukan hanya ketika kami mengalami kesulitan hidup. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-34 masa biasa, 28 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 27, 2024 8:51


Dibawakan oleh Suster Wilhelmina OSA dari Paroki Santo Yusuf Karang Tilang di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Wahyu 18: 1-2.21-23; 19: 1-3.9a; Mazmur tg 100: 2.3.4.5; Lukas 21: 20-28 KEJATUHAN KOTA DUNIA   Renungan kita pada hari ini bertema: Kejatuhan Kota Dunia. Hari-hari menjelang akhir tahun liturgi, pewartaan Firman Tuhan tentang akhir zaman menjadi dominan. Kitab Wahyu yang ditampilkan dalam bacaan pertama memberikan gambaran berupa imajinasi masa depan, yang cenderung menampilkan gejala alam yang sangat dahsyat. Siapa saja yang meluangkan waktu untuk memikirkan satu persatu gambaran itu bakal dibawa sampai ke mimpi yang menakutkan di malam hari.    Tentang gambaran yang pada hari ini diwartakan dalam bacaan pertama, prediksi untuk sebuah dunia nyata diungkapkan dengan sangat lugas. Dikatakan bahwa kota raya Babilon jatuh. Pernah umat Israel diasingkan ke kota atau kerajaan itu. Profil Babilon di masa itu memang amat menakutkan karena ia dianggap sebagai kerajaan paling hebat yang bisa disejajarkan dengan kuasanya Tuhan. Namun dalam pewartaan tentang akhir zaman, jangankan sebuah bagian kecil dari bumi yaitu kerajaan Babilon, langit dan bumi juga diguncangkan oleh sebuah bencana yang amat dahsyat.   Babilon yang jatuh dan hancur merupakan gambaran nyata bagi kerapuhan, kesementaraan, kefanaan semua kekuasaan di dunia, dan mewakili semua kemegahan kota-kota atau bangsa-bangsa di dunia. Yesus dalam pengajaran-Nya juga meyakinkan pendengar-Nya bahwa kota suci Yerusalem akan mengalami saat suram yang sangat memalukan. Ia akan diinjak-injak oleh para bangsa asing dan dengan berakhirnya kerajaan di Yerusalem sekitar pertengahan abad ke-1, selesai juga zaman bangsa-bangsa lain. Dua contoh keruntuhan kota dan bangsa tersebut, sungguh menandakan bahwa segala sesuatu di bumi ini tidak abadi. Pada akhir zaman, semua itu akan lenyap, yaitu semua yang sampai saat ini dunia miliki dan melingkupi hidup kita.   Sejujurnya, keguncangan dan kehancuran dunia ini sudah muncul dan menjadi nyata sejak kelahiran Yesus di Bethlehem. Penubuatan tentang Dia jauh sebelumnya oleh para nabi, sudah cukup membuat orang-orang penasaran dan cemas. Yang merasa guncang amat mendalam ialah Herodes dan seterusnya semua pihak yang berada di dalam arus yang tidak menerima Yesus sebagai Mesias sebenarnya dari Bapa. Sebagai jawaban Allah atas penolakan tersebut, pada akhir zaman, kota-kota, bangsa-bangsa dan para penguasanya akan dibuat tidak berdaya. Mereka yang tetap tidak menerima Yesus, akan mendapatkan hukuman yang kekal. Mereka yang menerima dan mengimani Yesus tentu mendapatkan keselamatan. Pada hari ini, kita mendapatkan satu kesempatan untuk sekali lagi menyerukan di dalam hati, bahwa: Saya berada di pihak Yesus, maka saya akan selamat.   Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga kami tetap bersemangat mempersiapkan diri untuk menyambut akhir zaman dalam iman dan kasih yang tulus. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan ke-34 masa biasa, 25 November 2024

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 24, 2024 7:11


Dibawakan oleh Onny Pakendek dan Yohanes Sukardi dari Paroki Santa Maria Assumpta Kota Baru Kupang di Keuskupan Agung Kupang, Indonesia. Wahyu 14: 1-3.4b-5; Mazmur tg 24: 1-2.3-4ab.5-6; Lukas 21: 1-4 PERSEMBAHAN DIRI YANG TULUS   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Persembahan Diri Yang Tulus. Di sebuah desa di pelosok, hiduplah seorang duda yang hidup sendirian. Ia ditinggal mati istrinya tanpa mempunyai anak dan ia tidak berkeinginan untuk kawin kedua kalinya. Ia mengerjakan dua petak sawah untuk menopang hidupnya dalam satu tahun. Hasil dari sawahnya itu selain menjadi makanannya tiap hari, satu atau dua karung beras ia simpan di dalam rumahnya.   Sekitar lima tahun berlalu, di desa itu dan sekitarnya terjadi bencana gagal panen. Hama telah merusak semua tanaman sawah dan semua keluarga petani di desa itu nyaris tidak memiliki cadangan makanan. Secara diam-diam si lelaki duda itu berbicara kepada kepala desa dan ingin menyediakan beras yang terkumpul di rumahnya untuk dikonsumsi semua keluarga di desa itu. Ia membagi beras itu secara iklas. Ia meminta supaya namanya dirahasiakan dari pengetahuan semua orang di desa tersebut.   Si lelaki duda tersebut menjadi bagi kita contoh persembahan diri yang tulus dan rendah hati. Satu contoh lain persembahan diri yang tulus dan rendah hati ialah janda miskin yang memberikan derma seperti yang dikisahkan di dalam bacaan Injil hari ini. Ada banyak kejadian atau peristiwa yang kita alami bagaimana suatu persembahan dan pemberian yang kecil, sederhana dan dengan tulus iklas justru menjadi suatu solusi atau jawaban yang sangat kita perlukan.   Ada seorang bocah perempuan sedang bermain dengan mainannya di dalam rumah. Pada waktu ia mengoyang kemudian melemparkan mainannya, barang mainan itu mengenai beberapa benda yang bergantung di dinding dan terjatuh. Ia menjadi sangat takut kepada ibunya. Ia pasti dimarahi dan bisa saja diberi hukuman. Namun ketika ia pergi ke sang ibu dan memberitahu tentang hal itu, ibunya tersenyum lalu memeluk anaknya itu. Perbuatan ibu itu langsung menghilangkan ketakutan sang anak.   Pengalaman kecil itu menggambarkan betapa senyuman dan pelukan sang ibu menjadi suatu persembahan yang sangat diperlukan anaknya. Sebuah persembahan diri yang tulus dan rendah hati memiliki maksud yang mulia, yaitu memberikan yang terbaik dari diri kita. Pemberian ini sangat bermakna bagi diri kita dan juga orang yang mendapat perhatian dari kita. Sebuah persembahan yang tulus menghasilkan damai.   Persembahan yang kita berikan baik kepada Tuhan maupun kepada sesama hendaknya mewakili diri kita sesungguhnya. Persembahan harus dari hati yang dalam, dengan ketulusan, dalam syukur dan cinta kasih. Wujud persembahan itu entah banyak entah sedikit tidak menjadi soal, yang penting kita bukan persembahkan bagian sisa dari diri kita, yang kurang atau tidak terpakai lagi, dan yang tidak layak bahkan berupa kejahatan dan kepalsuan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Allah yang bijaksana, berikanlah selalu kami kemampuan untuk dapat mempersembahkan diri kami kepada-Mu secara jujur, benar dan berkenan kepada-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-33 masa biasa, 22 November 2024, Peringatan Santa Sesilia, Perawan dan Martir

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 21, 2024 6:53


Dibawakan oleh Tiburtius Hani dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Wahyu 10: 8-11; Mazmur tg 119: 14.24.72.103.111.131; Lukas 19: 45-48 KEMURNIAN TEMPAT KEDIAMAN TUHAN   Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kemurnian Tempat Kediaman Tuhan. Seorang teolog dan apologetik Katolik asal Amerika Serikat, seorang awam dan bapak keluarga, yang sangat terkenal saat ini, Doktor Scott Hann, berkata bahwa saat ini, umat Katolik Amerika Serikat yang percaya akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi hanya 30 persen. Sisanya yang 70 persen tidak percaya bahwa Yesus sungguh hadir di dalam perayaan Ekaristi. Bisa saja banyak orang Katolik di wilayah lain di dunia juga tidak percaya dengan kehadiran nyata Tuhan Yesus di dalam Ekaristi. Bagi mereka Ekaristi hanya sebuah doa bersama yang biasa.   Efek dari sikap seperti itu tentu saja beragam, dan salah satunya yang terpenting ialah Tuhan tidak berdiam di dalam Gereja, di dalam Ekaristi, dan juga di dalam hati kita. Ketika Tuhan tidak ditemukan lagi di sana, maka tempat-tempat suci itu tidak dipandang murni dan bermartabat suci. Kitab Wahyu di dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan bahwa Firman Tuhan harus mendiami hati manusia agar ia dapat bernubuat tentang kebenaran dan tentang rencana Tuhan.  Injil Lukas menegaskan bahwa bait suci atau rumah Allah adalah tempat yang harus dijaga dan dipertahankan kemurnian, sehingga orang-orang beriman dapat berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya.   Tuhan Yesus sangat jelas sikap-Nya dan ingin supaya bait-Nya itu dimurnikan. Ini mengandung arti yang lebih khusus lagi, yaitu perintah Yesus bagi kita untuk menjadi murni seperti diri-Nya yang adalah murni. Diri kita adalah bait suci juga, sehingga dengan keadaannya yang murni Tuhan berkenan berdiam di situ. Kita pribadi-pribadi pria dan wanita membentuk umat Allah, yaitu Gereja, tempat Tuhan juga berdiam sepanjang masa. Yesus juga memurnikan Gereja ini, dengan bermandikan air kekuatan sabda-Nya, supaya menjadikan itu Gereja yang mulia, kudus, tanpa noda dan tanpa cacat apa pun juga.   Sebagai pribadi-pribadi yang menjadi tempat kediaman Tuhan Allah, seperti kesaksian hidup Santa Sesilia yang tetap suci meskipun ia dipaksakan untuk kawin dengan seorang lelaki yang bukan kekasihnya, kita memiliki tugas untuk selalu memurnikan diri kita melalui ketaatan kepada kebenaran dari Allah, demi suatu persaudaraan kasih yang sejati antara saudara dan saudari di dalam Kristus. Ini adalah bentuk sumber air pemurnian yang dijanjikan oleh Tuhan bagi kita supaya kita selalu memakainya dalam membersihkan diri kita dari dosa dan kenajisan. Sumber air pembenaran itu berwujud pembaptisan kita di dalam Kristus. Melalui pembaptisan itu kita telah melepaskan tubuh kita yang lama secara lengkap. Dan nasihat santo Petrus dalam suratnya yang pertama bab 1 ayat 15, sangat penting, yaitu jika kita menghidupi sungguh-sungguh pembaptisan kita dengan menjadi suci dalam setiap kata dan perbuatan, kita menjadi murni dan tempat kediaman Tuhan. Marilah kita berdoa. Ya Tuhan maha kuasa, tinggallah senantiasa di dalam diri kami supaya kami kuat dan sanggup menghadapi berbagi tantangan dan masalah hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan ke-33 masa biasa, 21 November 2024, Peringatan Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah

La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy

Play Episode Listen Later Nov 20, 2024 7:02


Dibawakan oleh Ratna dan Raymond dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Wahyu 5: 1-10; Mazmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Lukas 19: 41-44 TERIAKAN DAN AIR MATA PERJUANGAN   Renungan kita pada hari ini bertema: Teriakan Dan Air Mata Perjuangan. Bukit yang saat ini bernama “Dominus Flevit” berjarak tidak jauh dari tempat kota Yerusalem berdiri, mungkin sejauh burung yang terbang ke bukit sebelah. Kata “Dominus flevit” berarti Tuhan menangis, yang dalam kisah Injil hari ini, menggambarkan Yesus menangisi kota Yerusalem. Dari pandangan yang amat jelas di bukit itu, Yesus meneteskan air mata dan bernubuat tentang nasib malangnya kota suci Yerusalem, kota orang-orang yang beriman.   Peristiwa tersebut terjadi saat Yesus sudah mendekati kota suci itu setelah perjalanannya yang berhari-hari dari daerah Galilea yang subur, berjarak sekitar 240-an kilometer, berjalan kaki di jalan yang banyak tanjakan. Tangisan disertai kata-kata dapat berupa ratapan dan teriakan, apa lagi dari bukit itu dimaksudkan supaya kota itu sudi mendengar kata-kata yang keluar dari Yesus. Perjuangan dan pengorbanan dipupuk dari Galilea, lalu dilengkapi dengan teriakan dan air mata, tujuannya supaya kota suci itu membaharui diri dan kembali ke jalan yang benar.   Meskipun demikian, nubuat Tuhan benar adanya. Meskipun mungkin Yerusalem mendengar teriakan dan tangisan Yesus, ia tetap akan menerima kemalangannya. Karena itu Yesus rela taat kepada kehendak Bapa, untuk korbankan diri-Nya demi keselamatan kota yang disayangi-Nya. Sekitar 160-170 tahun sebelum Yesus lahir, Yudas Makabeus dan sanak keluarganya berjuang sekuat tenaga untuk memurnikan kota itu dari ancaman pemusnahan oleh bangsa-bangsa asing. Kitab Wahyu dalam bacaan pertama hari ini menggambarkan penglihatan Santo Yohanes bahwa kota Yerusalem adalah takhta Allah maha tinggi yang nyata di atas bumi ini.   Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan berteriak dalam nama Tuhan patut kita lakukan supaya tidak dikalahkan oleh bunyi dentuman tembakan peluru, penyebaran fitnah, kutukan, demonstrasi provokatif kebiasaan mengejek, mem-bully, sikap diskriminatif atau intoleran, dan persekongkolan jahat untuk mengacaukan kehidupan bersama yang tenteram.   Perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan air mata dalam nama Tuhan juga menjadi penting, karena tangisan dan ratapan orang-orang benar, tertindas atau teraniaya sangat didengarkan oleh Tuhan Allah. Yesus menambahkan bahwa malaikat-malaikat orang-orang kecil itu tetap memandang mereka penuh belas kasih dari surga. Tangisan dan air mata itu akan dibalas oleh Tuhan dengan suka cita yang diberikan, dapat juga berupa tegaknya keadilan dan kebenaran terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang sudah melawan Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Bapa maha baik, dengarkan selalu keluh kesah, tangisan dan teriakan kami karena hanya kepada-Mu kami mendapatkan jawaban yang pasti dan benar. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...