POPULARITY
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sr. Maria Sisliani OSF dan Sr Renata OSF dari Komunitas Novisiat OSF di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kejadian 18: 16-33; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.10-11; Matius 8: 18-22.DIA YANG MENGAJAK Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dia Yang Mengajak. Ketika dirimudiajak ke suatu tempat yang sangat indah panorama dan pesona alamnya, tenturasa senangmu tinggi dan memuaskan. Ketika orang mengajakmu untuk makan makananfavoritmu, tentu rasa suka langsung memenuhi dirimu. Ketika dirimu diundanguntuk mengambil bagian dalam sebuah acara penting sekali dari seseorang yangsangat dihormati, dirimu tentu merasa sangat terhormat. Seorang teman bercerita bahwa setiap menjelang waktu untuk menghadiri MisaKudus atau suatu doa tertentu, ia selalu mengalami undangan rohani dari Tuhan.Ia merasakan dorongan hati dan pikiran yang mengarahkan dirinya supayakesempatan berdoa harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Atas ajakantersebut, ia menyiapkan diri sebaik mungkin dan mengajak anggota keluarga atausahabatnya untuk ikut menyempatkan diri dalam berdoa. Ajakan dari seorang saudara atau teman merupakan satu bentuk perhatiansupaya kita ikut ambil bagian di dalam kehidupannya. Orang yang mengajak dirimuberarti ia ingin supaya dirimu melihat dan mengalami apa yang ia hidupi danmiliki. Ketika ia memiliki mobil yang bagus, lalu dirimu diajak ikutmenumpangnya, betapa pengalaman itu menjadi sangat spesial. Ketika dirimudiundang untuk datang ke rumahnya yang baru dan indah, tentu rasanya sangatspesial dan menyenangkan. Tuhan selalu mengajak kita. Ajakannya tidak main-main dan sangatfundamental bagi hidup kita. Ia mengajak kita bukan saja untuk suatu tujuan didunia ini, tetapi sangat utama ialah untuk suatu pencapaian hidup yang mulia disurga. Pada hari ini, firman Tuhan menyatakan babwa Tuhan Yesus mengundang kita kepada suatu hubungan yang terbesardengan diri-Nya, yaitu hubungan pribadi. Di dalam hubungan ini, ada kasih,persahabatan, kepercayaan dan komitmen kepada Dia, yang menjadikan pengalamankita begitu mendalam dan bermakna. Untuk menandakan bahwa hubungan itu benar-benar kuat dan terus-menerusdibaharui ialah kalau kita selalu memberikan jawaban “Ya” kepada-Nya. Mungkinkita sering mengalami sendiri bagaimana kita menyanggupi dan mengaminiajakan-Nya menyangkut hal-hal positif dan yang menguntungkan. Itu sebenarnyaselalu kita jalankan dengan ungkapan syukur dan suka cita kita. Namun dapat menjadi tantangan tersendiri jika kita harus menjawab “Ya” atasajakan Tuhan kepada kita berkaitan dengan sebuah kesulitan, rintangan,penderitaan atau ancaman musuh. Sering kodrat kita yang manusiawi cenderungmeminta kita untuk menghindarinya. Kita didorong untuk menjawab “tidak”. Tetapijustru di sini iman dan panggilan kita diuji. Tuhan ingin supaya kita mestimenjawab juga “Ya” atas ajakan-ajakan semacam ini.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, semoga kami kuat dan semakinmencintai panggilan-panggilan kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Rini, Tirto dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 12: 1-11; Mazmur tg 34: 2-3.4-5.6-7.8-9; 2 Timotius 4: 6-8.17-18; Matius 16: 13-19.MEREKA BERDUA ISTIMEWA Renungan kita pada hari ini bertema: Mereka Berdua Istimewa. Buktikesaksian iman rasul Petrus dan Paulus kepada Kristus yang ada di tangan kitaialah kitab suci perjanjian baru. Masing-masingnya memiliki cerita yang sangatunik dan menggugah hati kita. Mereka mewariskan tulisan-tulisannya yang kitakenal dalam surat-surat mereka. Ini adalah fakta narasi, kata, dan kisah. Bukti lain mengenai mereka dapat kita sebut sebagai fakta panggung, lokasi,atau tempat yang dulu mereka dijumpai. Kini Gereja mengabadikanpanggung-panggung mereka sebagai tempat suci dan sarana devosi umat beriman.Saat ini, sejujurnya panggung yang memberikan kesaksian kepada publik duniatentang kedua rasul ini ialah kota Roma di Italia. Mereka sebenarnyaorang-orang Yahudi di Palestina. Tetapi saat ini hampir tidak ditemukanbekas-bekas peninggalan baik Santo Petrus maupun Paulus di tanah Palestina. Ketika orang-orang berziarah ke Yerusalem dan daerah Danau Galilea dansekitarnya, bukti panggung tentang kedua rasul ini sangat terbatas. Hanya kotaYesus di Kapernaum yang bisa memberikan beberapa fakta kuat, misalnya adapuing-puing rumah mertua Petrus. Tetapi ketika orang mengunjungi kota Roma diItalia mereka akan mendapatkan banyak fakta panggung tentang kedua rasul ulungini. Di antara banyak fakta tersebut, yang paling disukai pengunjung ialahmakam mereka. Masing-masing makam itu kini berdiri di atasnya Basilika SantoPetrus dan Basilika Santo Paulus. Kisah Para Rasul mengisahkan sedikit drama perjalanan mereka ke Roma untukmenghadapi tuntutan hukum yang ditangani oleh kekuasaan Romawi. Catatan sejarahGereja Kristen memberikan rincian lain tentang proses terjadinya hukuman beratatas Petrus dan Paulus di Roma. Waktu dan sejarah yang kemudian membuktikanbahwa panggung kota Roma telah membuat mereka memberikan kesaksian tertinggiakan Yesus Kristus yaitu melalui kemartiran mereka. Darah mereka yangditumpahkan itu berbuah dengan menumbuhkan iman Kristen yang kian mendunia.Saat ini, Roma dan khususnya Vatikan adalah panggung sentral Gereja Katolik,antara lain karena rasul Petrus dan Paulus yang merintisnya. Di Yerusalem dan tanah Yudea terbukti panggung awal panggilan Petrus danPaulus, di Roma mereka berdua mempertontonkan bahwa pilihan kepada Yesus memangharus radikal, di dalam kitab suci mereka tetap mengajarkan kebenaran tentangYesus Kristus, dan di surga mereka berdua adalah orang-orang kebanggaan kita,orang kudus yang terpuji. Pada hari raya Petrus dan Paulus ini hendaknya kitabersyukur atas Gereja kita yang universal dan apostolik. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Allah, semoga berkat-berkat-Mumenjadikan kami berbakti penuh kepada Gereja-Mu seperti rasul Petrus danPaulus. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Elfina OSF dan Suster Yosi OSF dari Komunitas Santa Elisabeth di Keuskupan Agung Dili, Timor Leste. Kejadian 15: 1-12.17-18; Mazmur tg 105: 1-2.3-4.6-7.8-9; Matius 7: 15-20.BUAH SEBAGAI BUKTI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Buah Sebagai Bukti. Di meja makansebuah komunitas para pastor, selain hidangan makan siang yang normal sepertibiasanya, ada juga beberapa jenis buah yang ikut tersajikan. Buah-buah itudipetik dari kebun oleh salah seorang karyawan. Salah seorang imam yang sudahtua nampak begitu ceria karena ia akan menikmati buah-buah kesukaannya itu. Iasudah lebih dari 10 tahun tidak terlibat dalam pekerjaan kesukaannya, yaituberkebun, karena usianya sudah lanjut dan kesehatannya menurun. Kata pastor lansia itu: “Pisang kepok ini bibitnya didatangkan dariBandung, salah satu yang terbaik, dan ditaman sekitar 8 tahun yang lalu. Nanasini bibitnya dari Lampung, seorang frater membawa ke sini saat kembali darilibur. Mangga ini saya sendiri yang membawa bibitnya dari Bangkok.” Beliaubegitu semangat bercerita tentang ketekunannya menanam tanaman buah-buahtersebut dan banyak tanaman yang lain. Ia juga tekun memeliharanya. Dan padawaktunya pohon-pohon itu memberikan buahnya untuk dinikmati banyak orang. Dari ilustrasi tentang pohon-pohon yang kemudian menghasilkan buah-buahnyayang terbaik, kita dapat menarik garis lurus untuk memahami seperti apapertumbuhan mental dan rohani kita sebagai manusia. Bayangkan saja, dalam aspeksebuah proses persiapan perayaan besar di organisasi yang melibatkan dirimu.Konsep dan visi-misi kegiatan itu adalah pokok segala urusan. Pokok itukemudian diturunkan kepada perencanaan dengan memperhitungkan segala elemenpendukung, sinergitas setiap elemen, dan kemampuan implementasinya. Dari prosesyang baik, terbuka, dan terukur, kita percaya bahwa hasilnya nanti akan sesuaiharapan atau bahkan melebihi yang diharapkan. Pertumbuhan mental dan rohani setiap dari kita sangat mengutamakan prosessupaya dapat mencapai hasil yang kita harapan. Marilah kita bayangkan begini.Keluarga atau komunitas adalah pohon utama dalam kehidupan kita di dunia.Setiap bentuk pendidikan dan pembinaan yang terjadi melalui langkah demilangkah, tahun demi tahun, dan dari pengalaman kesalahan atau kegagalan menjadikebenaran dan kesuksesan, proses ini adalah baik dan meyakinkan. Proses initentu saja ingin sampai pada pencapaian hasil, yaitu anak-anak dan generasibaru yang diharapkan keluarga, komunitas, Gereja dan bangsa. Tuhan Yesus memberikan kita kabar gembira pada hari, dengan berseru begini:kepalsuan yang ada di dalam hidup ini digerakkan oleh nabi-nabi palsu, yangtujuannya ialah meniadakan proses, atau merusak proses. Akibatnya ialahhasilnya juga berwujud kepalsuan dan membawa orang kepada kebinasahan. Abrahammenjadi contoh bagi kita, karena ia bersumber pada Allah saja, dan bukan padasumber palsu yang lain. Bagi kita, proses dan jalan itu ialah Kristus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, kuduskanlah kami selalu di dalamRoh-Mu supaya kami semakin bertumbuh di dalam kesetiaan dan dalam pengudusandiri untuk menjadi cahaya bagi dunia ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalamnama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Suster Francietha OSF dan Suster Romana OSF dari Komunitas Santa Elisabeth Semarang di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 139: 1-3.13-14ab.14c-15; Lukas 1: 57-66.80.HANYA KARENAYESUS Tema renungankita pada hari ini ialah: Hanya Karena Yesus. Rencana untuk menyambutkedatangan Yesus Kristus ke dunia dimulai sejak jatuhnya manusia pertama kedalam dosa, dan khususnya pada hari ini diwartakan secara lantang dalam kitabYesaya, bahwa ada nabi yang kelahirannya dirancang secara istimewa oleh Allahdan mendapat tugas khusus mempersiapkan kedatangan Yesus Almasih. Ini bisaterjadi hanya karena Yesus. Santo Lukas didalam Kisah Para Rasul dan Injil Lukas yang telah kita dengar, menungkapkanbahwa nabi yang dimaksud ialah Yohanes Pembaptis. Kelahirannya menjadi sangatspesial seperti yang dikisahkan dalam Injil. Demikian juga ketika kita rayakankelahiran Bunda Maria pada 8 September, atau ulang tahun kelahiran setiap darikita, perayaannya menjadi spesial bagi masing-masing orang. Semuanya karenadikaitkan dengan Yesus Kristus. Kalau bukan Dia sebagai alasan, tak ada maknaperayaan ulang tahun kelahiran yang diisi dengan nuansa bersyukur, perayaanrohani dan harapan-harapan. Yohanes Pembaptissangat istemewa bagi Yesus, atau sebaliknya Yesus sangat istimewa bagi Yohanes.Mereka bukan sekedar berhubungan saudara, tetapi adanya rencana Tuhan bagikeselamatan umat manusia. Awal hubungan antara keduanya ini ialah kabar darimalaikat Gabriel kepada Zakaria, ayah Yohanes, tentang kelahiran putranya yangsungguh ajaib. Pemberian nama “Yohanes” menjadi soal dalam keluarga ketika padasaat itu Zakaria menjadi bisu. Elisabeth dengan imannya yang kuatmempertahankan nama Yohanes, yang berarti “Tuhan itu murah hati” atau “Allahsungguh berkenan”. Keajaiban terjadi karena maksudnya ialah untuk menyiapkankedatangan Yesus Kristus. Hidup YohanesPembaptis penuh dengan semangat yang membawa orang lain kepada Kristus dankedatangan Kerajaan Allah. Ia sudah penuh dengan Roh Kudus sejak dalamkandungan bundanya, dan selama menjalankan misinya Roh Kudus itulah yangmembuat semuanya terjadi sesuai rencana ilahi, hingga Yesus sungguh berada didunia. Kata-katanya yang terkenal dan kita ulangi dalam setiap kali hendakmenerima Komuni Kudus, “Inilah Anak Domba Allah” (Yoh 1, 29 dan 36). Ia membawaorang lain untuk mengenal Yesus Kristus, demikian juga mendekatkan YesusKristus kepada manusia yang ingin mengenal-Nya. Sekarangtantangan ada pada kita, yaitu membawa orang lain mengenal Kristus dan membawaYesus Kristus menjadi dekat pada hidup orang lain. Kita dapat melakukan inijika hidup kita dipenuhi rahmat ilahi. Marilah kita berdoa.Dalam nama Bapa... Tuhan, kami bersyukur karena Engkau memberikan kemurahan-Mu,dengan menghadirkan Yohanes Pembaptis sebagai contoh bagi kami bagaimana setiakepada Yesus Kristus, Putera-Mu. Semoga teladan Yohanes Pembaptis tetap menjaditerang dalam hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 6: 1-10; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4; Matius 5: 38-43.PELAYANANTERMAHAL Tema renungan kita pada hari ini ialah: PelayananTermahal. Ada seorang remaja perempuan berusia 13 tahun bernama Laura. Iadikaruniai Tuhan semangat hidup Kristen dengan kebajikan-kebajikan yang sangatmulia. Ia baru kelas 1 SMP tetapi semangat hidupnya itu menjadikan dirinyamenjadi teladan bagi seluruh sekolah. Beberapa contoh kebajikan itu ialah bahwa ia tidakpernah terlambat masuk sekolah. Ia menuruti semua perintah para gurunya. Iatidak pernah mengeluh akan kesulitan atau ketidak-nyamanan yang terjadisekolah. Ia menolong siapa saja entah diminta entah tidak diminta bantuannya.Ia selalu mendoakan teman-teman atau para guru yang membutuhkan dukungan doa. Dalam acara penutupan tahun ajaran sekolah, Lauradidaulat menjadi siswa teladan sekolah. Selain mendapatkan hadiah penghargaandari sekolah, Laura juga mendapatkan penghargaan dari kantor dinas pendidikandi kotanya. Laura sendiri hanya mengucapkan terima kasih kepada setiap pujianyang diberikan kepadanya. Senyumnya juga senantiasa menjadi balasan atas salamdan sapaan orang-orang di sekelilingnya. Justru yang memberikan kesaksian tentang Lauraialah para guru dan teman-temannya. Guru kelasnya memberi kesaksian bahwa Lauradianugerahi semua kebajikan Kristen dan karakter pribadinya yang baik. Tetapiyang sangat penting dan membuatnya unik ialah Laura tidak pernah marah, kecewa,tersinggung dan mengeluh terhadap orang yang bersikap kasar atau jelekterhadapnya. Ia tetap tenang, tersenyum dan ramah dengan mereka yangmemusuhinya. Seorang teman kelasnya memberikan kesaksianbegini: “Laura membalas mereka yang menjahatinya dengan kasih. Ia tidak pernahberpikir dan bersikap negatif terhadap siapa pun yang menyakiti atau tanpasengaja bersalah kepadanya. Itu yang membuat kami semua kagum terhadapnya.”Kedua kesaksian itu sesungguhnya merefleksikan cinta kasih yang Tuhan Yesusajarkan kepada kita pada hari ini. Firman Tuhan pada hari ini inginmengingatkan kepada kita tentang pelayanan termahal yang tidak hanya oleh Yesustetapi juga oleh setiap pengikut-Nya. Laura memberikan contoh bahwa melayani yang sangatmahal tidak diukur dengan materi yang dipakai atau konteks kita berada.Pelayanan termahal menunjuk pada orang yang memperlakukan para musuh danlawannya. Mereka tidak harus dilawan, didiamkan, dan dihindari. Kita perlumelayani mereka dengan perbuatan kasih. Setiap perbuatan kasih, seperti sabardan tetap memenuhi kebutuhan orang yang marah kepada kita, selain memberikankita kekuatan, tetapi juga memenangkan hati orang-orang yang berhati sekerasbatu.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus, ajarkanlah kami selalu untuk berhatilembut terhadap para musuh kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 5: 14-21; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.11-12; Matius 5: 33-37SUMPAH Tema renungan kita pada hari ini ialah: Sumpah. Adaseorang pejabat pemerintahan di daerah baru selesai diambil sumpah untukmenjalankan tugas pelayanan publik pertama kali dalam hidupnya. Istrinyamendampingi. Dalam sesi foto bersama keluarga, tampak keluarga pejabat itusangat indah dan dipuji banyak orang. Semua orang berharap kepada pejabattersebut agar ia berkomitmen kepada sumpah jabatan yang sudah diungkapkannyadihadapan publik. Ketika mereka berada di rumah, sang istrimemberikan nasihat kepadanya begini: “Engkau adalah pejabat yang terpilihsecara luas karena orang-orang sungguh percaya kepadamu. Sumpah tadi, engkaunyatakan dengan bumi yang engkau pijak, langit yang engkau junjung, dan publikyang mengelilingimu, menjadi saksi-saksinya. Semua saksi itu tahu bahwa engkauadalah seorang pejabat. Maka buktikanlah dirimu sungguh-sungguh bahwa engkauadalah pejabat di daerah ini. Saya dan anak-anak mendoakan dan mendukungmu.” Sumpah, seperti harapan dan doa istri tadi, padadasarnya dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab, misi dankepercayaan untuk mewujudkan sumpah itu selama wewenang atau jabatan masihmelekat pada mereka. Setelah jabatan atau status khusus tidak melekat lagipadanya, sumpah juga tidak berlaku lagi. Hal ini berarti sumpah adalah sebuahpernyataan komitmen yang serius dan berat. Ikatan dan tuntutan sebuah sumpahjauh lebih besar daripada sebuah janji seperti ingin bawa oleh-oleh kepadaseorang teman. Karena alasan ini, umumnya sumpah-sumpah yangdilakukan oleh siapa pun di dunia ini selalu atas nama kuasa yangsuper-natural. Karena ketika saksi-saksi sebuah sumpah adalah segala sesuatuyang mengelilingi orang yang mengambil sumpah, itu berarti yang ditujukan ialahbukan orang per orangan, tetapi segenap alam raya dan kehidupan. Bagi kitaorang-orang beriman, sumpah seperti ini adalah ditujukan kepada Tuhan. MakaTuhan Yesus mengingatkan kita pada hari ini, jika seorang beriman mengambilsumpah, buatlah itu tanpa dengan kepalsuan, kepura-puraan, kebohongan, dandalam rencana untuk diingkari. Sumpah yang diambil oleh seseorang hendaknya dalamkebenaran dan ketulusan, karena yang menyaksikan itu ialah Tuhan sendiri, yangdirepresentasi oleh seluruh alam semesta: langit, bumi, udara, manusia danbudayanya. Semua itu adalah milik Tuhan. Oleh karena itu prinsip sebuah sumpahyang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan kita pengikut-Nya berkewajiban menaatinya,ialah “jika ya katakanlah ya, dan jika tidak katakanlah tidak”. Santo Paulus dengan spesifik mengatakan bahwasebuah sumpah yang berisi ya atau tidak dengan benar dan jujur, dasarnya ialahcinta kasih Yesus Kristus yang mendasari semua perkataan dan tindakan kita.Kita harus memakainya. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, semoga Roh-Mu selalu menguatkan kamidalam mewujudkan kehendak-Mu atas kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Korintus 3: 15 - 4: 1.3-6; Mazmur tg 85: 9ab-10.11-12.13-14; Matius 5: 20-26.SINGKIRKAN PEMBATAS Tema renungan kita pada hari ini ialah: SingkirkanPembatas. Dalam suatu perayaan Misa dengan gereja yang dipenuhi oleh umat, saatkonsekrasi terjadi keributan sedikit di bagian belakang. Seorang bocahlaki-laki menangis. Pasalnya ibunya tidak bisa menduduki dia di pundaknya,seperti biasa yang dilakukan oleh bapaknya. Pada hari itu bapaknya berhalangandatang karena ada pekerjaan di luar kota. Bocah ini kadang duduk manis di bangku, atau asyik denganmainannya, atau mewarnai gambar-gambar. Pada waktu akan konsekrasi, iadinaikkan ke pundak bapaknya dan dengan senangnya menatap Tuhan Yesus di altaryang diangkat oleh imam. Sayang sekali, kali ini ia tidak bisa menatap karenaibunya tidak sanggup menaruh dia di pundak. Banyak orang yang berdiri membatasidia untuk melihat Tuhan. Ia menangis dan berontak. Pembatas dalam bentuk apa pun mesti disingkirkan supayakita bisa mempunyai kebebasan untuk melihat dan mengalami kehadiran Tuhan. Santo Paulus menggambarkan tentang selubungyang menutup hati orang-orang Israel ketika mereka membaca kitab Musa.Alasannya karena mereka telah menjauh dari Tuhan. Jika mereka berbalik kepadaTuhan, selubung itu akan tersingkir dari mereka. Pembatas pada prinsipnya diciptakan oleh kita sendiri.Malas dan bosan sering menjadi tembok semen tebal yang menghalangi kita kontakdengan Tuhan. Orang malas dan bosan kelihatan tertidur atau berbuat sesuatulain di sebelah tembok, padahal di sebelah yang lain ada Tuhan yangmemperhatikan dia. Mereka ini tinggal diajak dan dibujuk atau diberi pengertiansupaya bersemangat kembali. Marah, benci, dendam dan hati yang keras atau brutalmerupakan tembok besi baja yang tak bisa ditembus. Sampai-sampai Yesus menyuruhkembali dari hadapan Tuhan untuk hilangkan amarah, minta maaf, damai dahuludengan orang yang terlibat dalam marah atau benci, supaya saat kembali lagisudah tak ada penghalang atau pembatas. Orang-orang seperti ini, tidak cukupdiajak atau dibujuk. Mereka harus diberi ketegasan langsung ke pokok masalahseperti Yesus, bahwa seperti ini sangat tidak layak untuk menatap dan berjumpadengan Tuhan. Pihak luar sama sekali bukan penghalang atau pembatas bagikita untuk menatap Tuhan dan berjumpa dengan-Nya. Misalnya Anda dilarang untuk berdoa atau menghadiri Misa, namun hati, pikiran dan kehendakmu tetap sajaberkontak dengan Tuhan tanpa diketahui oleh si penghalang itu. Jadi seruanuntuk menyingkirkan pembatas, terutama adalah untuk diri kita sendiri. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus,Engkau menyambut setiap orang tanpa batas apa pun. Jadikanlah hati kami sepertihati-Mu supaya kami tetap dekat dengan Dikau dan menerima sesama kami sepertiyang Engkau kehendaki dari kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Julia Ayuningtyas dan Johanes Bambang dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 3: 9-15.20; Mazmur tg 87: 1-2.3.5.6-7; Yohanes 19: 25-34KARUNIA SEORANG IBU Tema renungan kita pada hari ini ialah: KaruniaSeorang Ibu. Secara prinsip kita percaya akan Tuhan yang satu, namun dalammewujudkan kehendak-Nya dan mengungkapkan diri-Nya, Ia menghadirkan suatukehidupan bersama dengan pihak lain. Salah satu ungkapan kehendak ilahi yanghakiki ialah kehidupan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam kuasa ilahi yang mengungkapkan kehidupanberpasangan itu, kita kemudian mengenal adanya ibu atau mama sebagai karuniabagi kehidupan kita. Seorang ibu berdiri dan berada di atas dua fondasi yangkokoh, yaitu sebagai wanita dan pribadi yang mengikatkan diri di dalamperkawinan. Kodrat manusia sebagai wanita dan yang kawin dengan laki-lakiadalah aspek alamiah yang mendasari suatu bangunan mulia dan bermartabatsebagai ibu. Tuhan menciptakan yang kodrati itu, dan Iamenilainya sebagai ciptaan yang baik, karena mengikuti gambar dan rupa-Nyasendiri, seperti yang dikatakan oleh kitab Kejadian. Tetapi ciptaan tidakberhenti di situ. Kemuliaan-Nya terungkapkan dengan lebih sempurna ketikaciptaan tersebut menjadi ibu, yang tujuannya ialah supaya ibu ikut menyaksikankemuliaan Tuhan di dunia. Keibuan yang menampilkan kuasa dan kasih Tuhan samaartinya dengan yang diungkapkan oleh kebapaan. Dengan kata lain, seorang ibusecara mendasar adalah wajah dan tindakan Tuhan Allah di dalam dunia, bagisiapa saja yang mengambil bagian di dalam hidup dan karya sang ibu. Kita berbahagia di hari peringatan Bunda Mariasebagai Bunda Gereja ini, yang merupakan perayaan untuk menghormati danmemuliakan peran ke-Ibuan untuk seluruh Gereja. Pada prinsipnya Gereja disebutibu dengan alasan paling kentara, ialah karena Bunda Maria dipercayakan olehPutra-nya sendiri, Yesus Kristus yang adalah kepala Gereja, sebagai bundaGereja. Yesus nyatakan itu secara langsung dan pribadi ketika Ia bergantung diatas salib dan sesaat lagi akan wafat. Ia berkata kepada seorang murid yangdikasihi-Nya: “Inilah ibu-mu”! Gereja sebagai ibu memiliki tanggung jawab mahapenting untuk melindungi dan mengarahkan setiap anggotanya ke jalankeselamatan. Maria tentu bekerja sama dengan Yesus Kristus, sang Kepala Gereja,untuk membuat Gereja dan seluruh anggotanya hidup dalam iman, kasih danpengharapan yang kuat. Sebagai ibu, Maria menjiwai seluruh Gereja sepanjangjalan tersebut. Meskipun ancaman setan dan musuh-musuh tak pernah berhentiuntuk mencelakakan dan menghancurkan Gereja, ibu Gereja memiliki kekutaan untukbertahan dan melawannya. Perlawanan itu tidak pernah berhenti selama dunia inimasih berputar, seperti yang diwartakan oleh bacaan pertama hari ini. Marilahkita berdoa. Dalam nama ... Ya Allah maha kuasa, semoga Bunda Maria selalubersama dengan kami di dalam segala kesulitan kami, khususnya dalam saat-saatkesulitan dan acaman musuh yang mematikan. Salam Maria penuh rahmat ... Dalamnama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini dan Tirto dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 20: 17-27; Mazmur tg 68: 10-11.20-21; Yohanes 17: 1-11a.MEMELUKKEMULIAAN TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Memeluk Kemuliaan Tuhan. Yesussudah menjelaskan sedemikian banyak tentang Roh Kudus yang mengajarkan segalasesuatu tentang Dia kepada kita, termasuk tentang salib dan penderitaan. Jikakita sebagai pengikut-Nya mencintai dan menyanggupi salib yang diberikan Tuhankepada kita, kita pasti sangat disayangi dan diberkati Roh Kudus. Buktinya, Paulus merasa bahwa penderitaan dan salib sudah menjadisantapannya tiap hari. Roh Kudus menguatkan dan menghibur dia untuk menerimanyadengan senang hati, dan ia nikmati itu sampai akhir. Untuk bertahan sampaiakhir dengan salib ini, Yesus jadikan itu sebagai tantangan terbesar bagi parapengikut-Nya. Ada orang yang siap untuk itu seperti Paulus, tapi jauh lebihbanyak yang belum atau bahkan tidak siap. Maka Ia mendoakan mereka supaya tidakusah kuatir tentang semua jenis penderitaan dan salib. Berbahagialah kita yangdidoakan oleh Tuhan Yesus Kristus! Doa dan janji-Nya akan Roh Kudus yang menolong kita memikul salib,bertujuan supaya kita senantiasa menyukai salib itu, memeluknya, lalumemikulnya. Sebelum memikul salib, kita harus memeluk dahulu. Itu artinya kitamau, suka dan menyanggupinya. Kalau memeluk sesuatu atau seseorang, itu berartikita sayang, juga kita berhati-hati menjaganya supaya tidak jatuh. Kitaberusaha supaya salib itu tidak jatuh dari kita bahkan bisa berpindah ke pihaklain. Ini berarti kita memeluk kemuliaan Tuhan. Salib merupakan kemenangan dankemuliaan bagi kita, yang dicapai dengan penaklukan atas kesalahan dan dosa.Memeluk kemuliaan Tuhan berarti apa? Pertama, karena Yesus sendiri menyatakankemuliaan itu kepada kita, khususnya saat Ia mendoakan kita. Kedua, Yesusmempersembahkan kelimpahan hidup tanpa batas dan ini menggambarkan sebuahkemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan itu menunjuk pada berlimpah-limpah kemurahandan kebaikan-Nya. Ketiga, dengan memeluk kemuliaan Tuhan melalui salib-Nya itu, kitadipastikan mengenal Tuhan secara pribadi. Pada prinsipnya, jika kita dapatmengenal seseorang akan situasinya yang paling memprihatinkan, di situ kitamengenalnya secara mendalam dan pribadi. Dengan salib Tuhan, kita dapatmengenal orang-orang yang menderita di sekitar kita secara pribadi. Keempat,kemuliaan Tuhan kita alami juga melalui persekutuan kasih yang bertahan sampaiakhir, persisnya ketika kasih itu diungkapkan dalam melayani orang-orang yangmenderita. Salib menandakan Yesus Kristus bersatu dengan nasib manusia yangberdosa dan menderita. Marilah kita menyiapkan hari raya Pentekosta denganmemeluk kemuliaan Tuhan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan yang mahabaik, bantulah kami untukselalu mengutamakan kemuliaan-Mu di dalam semua usaha dan tugas kami. Semogakami setia memikil salib kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 18: 9-18; Mazmur tg 47: 2-3.4-5.6-7; Yohanes 16: 20-23a.JANGAN REMEHKAN PENYESALAN Renungan kita pada hari ini bertema: Jangan RemehkanPenyesalan. Untuk kesekian kalinya Sandro, remaja yang hendak masuk universitasitu, minta maaf kepada ibunya: "Maafkan aku Mama, saya sangat menyesaliperbuatan saya. Saya berjanji tak ulangi lagi perbuatan itu". Sandro hanyamenggunakan uang untuk bersenang-senang, bukan untuk masuk kuliah. Ia menundukdan memeluk ibunya. Semoga Sandro berubah. Tetapi setiap janji kita untuk berubah dari kesalahan ataudosa akan terwujud seperti yang diharapkan jika ada suatu penyesalan.Penyesalan adalah rasa malu, sedih, sakit, derita dan tidak menyenangkan karenatelah berbuat kesalahan dan dosa. Bahkan sikap benci, marah dan tidak sukaterhadap kesalahan dan dosa juga menjadi bagian penting dari suatu penyesalan.Orang yang menyesal menunjukkan bahwa ia marah dan sakit dengan perbuatantersebut. Jadi orang tidak boleh menganggap remeh penyesalan,menyangkal atau mempermainkannya. Yesus Kristus memberikan nasihat bahwapenyesalan mesti dibuat dan dinikmati. Setiap pengikut-Nya akan menangis dandiliputi rasa sedih atas pengalaman kekurangan atau suatu ketidakmampuanseperti yang dialami para murid Yesus. Ini merupakan suatu hal yang biasa danselalu kita hadapi. Tetapi semua itu akan diatasi dengan penghiburan dari RohKudus. Penghiburan dan pertolongan yang kita terima setelah penyesalan jugamerupakan suatu pengalaman rutin kita. Setelah menangis dan sedih, orangtersenyum dan bersemangat kembali. Namun suatu penyesalan dipandang palingefektif yaitu jika itu dilakukan atas dosa-dosa dan kesalahan yang kitalakukan. Bayangkan saja, ada sebuah kesalahan yang dilakukan laluyang bersangkutan mau bertobat, memperbaiki diri, tetapi tidak mau menyesaliperbuatannya! Saya mencuri uang teman. Lalu mengakui perbuatan itu, saya akanmengembalikan uang dan berjanji tak mencuri lagi, tapi saya tidak menyesaliperbuatan saya. Apa yang terjadi? Saya tidak punya perasaan malu dansedih. Saya juga tidak merasakan betapa sakit dan ruginya teman saya. Tak adalagi ruang di hati saya untuk maaf dan respek pada orang lain. Itulah akibatnyakalau kita tak punya penyesalan. Menyesali diri secara benar akan membuat maafkita tulus, dan akan membantu kita untuk tidak tergoda melakukan kesalahan yangsama lagi. Jadi sekali lagi, jangan pernah menganggap remehpenyesalan itu. Semoga Anda dan saya termasuk orang-orang yang menganggappositif dan penting untuk sebuah penyesalan. Setiap kesalahan menuntut adanyapenyesalan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, bantulahkami selalu untuk memiliki penyesalan mendalam atas setiap kesalahan dan dosayang kami lakukan, agar kami dapat bertobat sesungguhnya. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Johanes Bambang dan Julia Ayuningtyas dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 1: 1-11; Mazmur tg 47: 2-3.6-7.8-9; Efesus 1: 17-23; Lukas 24: 46-53.BERSYUKUR ATASANGKA 40 Tema renungan kita pada hari Kenaikan Tuhan ini ialah: Bersyukur Atas Angka40. Sering orang berkata: “life begins at 40”, hidup baru mulai terasa padausia ke-40. Pada hari raya Kenaikan Tuhan ini kita ingin merenungkan tentangmakna penting sekali angka 40, ketika Tuhan berkenan menyatakan kehendak-Nya. Dalam kitab suci kita, angka 40 penting sekali. Maknanya ialah sudahlengkap dan patut disyukuri. Musa pergi ke gunung untuk mencari pertemuannyadengan Allah selama 40 hari dan ketika di sana ia berpuasa dan berpantang.Orang-orang Israel mengembara selama 40 tahun persiapan untuk masuk ke tanahterjanji. Selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diribeberapa kali kepada para rasul-Nya. Dalam penampakannya itu, Ia yakinkan merekatentang kebangkitan-Nya dan menyiapkan mereka untuk terjun ke dalam dunia untuktugas perutusan mewartakan Injil. Kata kunci di sini ialah sudah lengkap, sudah di-booking lengkap oleh Tuhan, tiket-tiket kita untuk berziarah dibumi ini sebagai pengikut-pengikut Kristus, juga untuk berlangkah optimismenuju ke surga. Yesus naik ke surga untuk memastikan tiket-tiket itu bagikita. Di dalam tiket itu tertulis beberapa menu santapan rohani yang membuatkita yakin dan optimis tentang ziarah hidup kita. Menu pertama tertulis: “Tuhan yang bangkit selalu menyertai kita saat inidan sampai sepanjang masa”. Ia naik ke surga namun ia akan selalu hadir bersamakita setiap saat dalam bentuk yang berbeda. Ia menyertai kita dengan RohKudus-Nya. Menu kedua tertulis: “Tuhan yang bangkit memperkuatkan kita untukmelanjutkan karya-karya-Nya”. Kita jalankan tugas-tugas, pelayanan danpanggilan kita dengan energi Yesus Kristus, gaya Yesus Kristus, hati-pikiranYesus Kristus dan berwajahkan Yesus Kristus. Menu ketiga tertulis: “Kalian adalah saksi-saksi-Ku ke seluruh pelosokdunia”. Melalui karya pewartaan Injil yang dibantu dengan kemajuan teknologiinformasi saat ini, setiap orang langsung dan dengan cepat menerima kabar sukacita Tuhan. Dan menu keempat tertulis: “Setiap dari kita adalah para utusanresmi Yesus Kristus”. Status kita yang “resmi” ini sebagai pembeda terhadaputusan-utusan yang palsu. Menu semua santapan ini sudah lengkap, sudah final dan tinggal kita nikmatisaja. Kiranya dengan tiket-tiket yang sudah di- booking final ini kitasemakin menyanggupi diri kita untuk menyambut pencurahan Roh Kudus pada hariPentekosta dan siap untuk dibimbing-Nya dalam setiap saat hidup kita.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, kami berterima kasih atashari Raya Kenaikan Tuhan Kami Yesus Kristus ke surga untuk bertahta bersamaDikau, dan tetap memimpin hidup kami. Bantulah kami untuk selalu mengarahkanhidup kami ke surga. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Victor dan Ade dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 16: 22-34; Mazmur tg 138: 1-2a.2bc-3.7c-8; Yohanes 16: 5-11.PENGADILANTERHADAP DUNIA Tema renungan untuk hari ini ialah: Pengadilan Terhadap Dunia. Mengapa adapengadilan terhadap dunia? Pengadilan sepantasnya ada karena ada yang tidakadil telah terjadi di dalam dunia. Ketidak-adilan itu merupakan kesalahan besarorang-orang yang didasari oleh semangat hidup mereka yang duniawi. Yesus Kristus dengan spesifik menyebutkan tugas Roh Kudus antara lainsebagai pengadil, “ketika Ia datang, ia akan menginsafkan dunia”. Roh Pengadilitu datang pada kondisi ketika telah ada titik pembaharuan. Yesus danselanjutnya para rasul bersama Gereja Perdana berdiri tegak untuk dilihat olehseluruh dunia bahwa yang benar, baik dan adil itu tetap ada. Kehidupan yangbenar, baik dan adil tak hilang begitu saja dengan wafat-Nya Yesus Kristus dan kenaikan-Nyake surga. Roh Kudus akan menjelaskan dan membuat pengadilan itu nampak begitu terang sehinggasetiap manusia yang beriman terbuka mata batin dan fisiknya, untuk memastikanyang salah itu seperti apa dan yang benar di mana posisinya. Pengadil surgawi tidakmemakai penegakan hukum duniawi yang penuh dengan permainan dan korupsi. RohKudus tak bertubuh dan bertulang, jadi dipastikan pengadilan yang dibuat-Nyasangat-sangat adil dan bijaksana. Roh akan membuat setiap orang beriman dan seluruh dunia tahu dengan pastitentang dosa. Dosa ialah perbuatan melawan Tuhan, yaitu tak percaya akan YesusKristus yang diutus oleh Bapa. Konsekwensi tak menerima Tuhan adalah tak dapatmenikmati suka cita dan tempat hidup yang abadi. Dosa membawa sengsarakehidupan di dunia ini dan pasti lebih sengsara lagi di akhirat. Roh Kudus juga memperlihatkan kebenaran, kebaikan dan keadilan itu sepertiapa. Yesus sendiri hidupnya seperti itu dan dipertahankan sampai dihukum mati.Sebagai kelanjutan dari dunia ini, Yesus menuju kepada Bapa di surga. Kebenaranitu membebaskan, sama seperti membebaskan Paulus dan Silas dari penjara sepertiyang dikisahkan dalam bacaan pertama liturgi hari ini. Ini yang akan diikutioleh orang-orang benar, baik dan adil, yang sebagai perolehan istimewa yangbersifat abadi ialah hidup bersama Bapa di surga. Roh Kudus membuka mata seluruh dunia bahwa penghakiman terhadap parapendosa sudah sangat jelas. Para pendosa, dan terutama para pembuat skandalyang telah menjerumuskan banyak orang ke dalam dosa, harus mendapatkan ganjaranhukuman yang luar biasa dasyat. Merekatak mendapat tempat di dalam Tuhan. Semoga Anda dan saya menjadi orang-orangyang berada dalam jalur kebenaran yang diperjelas dan dipertegaskan oleh RohKudus. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, kami bersyukur atasPutra-Mu Yesus Kristus yang mencerahkan kami tentang keadilan-Mu. Semoga kamimembuka diri secara tulus untuk menerima Roh Kudus utusan-Mu itu yangmemastikan bahwa kami tetap berada di dalam jalan kebenaran, jalan YesusKristus sendiri. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Komunitas Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 16: 11-15; Masmur tg 149: 1-2.3-4.5-6a.9b; Yohanes 15: 26 - 16: 4a.RAHASIA SEORANGPENOLONG Tema renungan kita pada hari ini ialah: Rahasia Seorang Penolong. Siapa pundi antara kita yang menjadi penolong bagi sesamanya, ia memiliki segalakebebasan untuk membantu, berbuat baik dan berkorban sesuai dengankemampuannya. Bentuk pertolongan bisa besar, sedang atau kecil. Seringpertolongan itu tanpa harus diketahui pihak yang menerima dan juga orang-oranglain di sekitarnya. Pemberian dari seorang penolong dapat juga dipandangsebagai hadiah. Oleh karena itu rahasia pemberian itu ada di dalam pribadi sipenolong. Penolong yang baik adalah seperti seorang remaja bernama Berto. Disekolahnya ia dikenal sebagai anak teladan karena ia suka menolong sesamanya.Ia tidak malu memungut sampah ulah teman-teman yang mengotori lantai danhalaman. Ia berbagi alat pelajaran dengan teman yang lupa membawanya. Iaberbagi air dan makanannya sendiri kepada teman yang tidak punya. Ia dudukmenemani dan bercerita untuk teman yang sakit. Ia membantu siapa saja tanparasa lelah. Seorang penolong seperti Berto memiliki motivasi, maksud, niat dankeyakinannya sendiri yang tak dimiliki orang lain. Seperti apa dan kualitasnyabagaimana pertolongan itu, sangat bergantung pada si penolong. Pihak yangditolong tidak usah tergoda berimaginasi tentang wujud pertolongan itu. Lidiadalam bacaan pertama hari ini mempersembahkan pertolongan penginapan kepadaPaulus dan rombongannya. Itu adalah rahasia si penolong, Lidia. Paulus danSilas tak perlu repot mengetahui semua isi rencana si penolong. Ini yang dimaksudkan dengan rahasia seorang penolong. Apakah kita pernahtahu rahasia kehendak Tuhan yang menolong kita? Tak pernah. Roh Kudus diutusYesus Kristus yang keluar dari Bapa untuk kita, juga berkehendak denganrahasianya. Yesus hanya membuka kartu dengan berkata bahwa utusan itu adalahPenasihat dan Pembela. Biarkan saja itu urusan Allah untuk menolong. Kita tidakpunya wewenang untuk memaksakan keinginan kita kepada Roh Kudus. Yang jelasyang akan diperbuatkan bagi kita adalah kebaikan dan keselamatan kita. Siapapun dari kita yang mempunyai niat, kehendak, rencana dan hakikat hidupuntuk menolong, yakinlah, rahasia paling mendasar ialah berbuat yang pantas,positif, sehat dan dengan tujuan untuk membawa kebaikan dan keselamatan bagiyang ditolong. Jangan pernah menolong sesama dengan cara dan tujuan jahat. Itubukan menolong, tetapi menodong tindakan pemaksaan kehendak yang bakalmenjerumuskan pihak yang ditolong ke dalam kesulitan dan derita. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami selalu untukmeneladani diri-Mu dalam menolong sesama, dan semoga kami terbuka dengan semuaajaran Roh Kudus-Mu. Semoga kami juga meneladani Bunda-Mu Perawan Maria yangjuga seorang penolong yang setia. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Serly dari Paroki Maria Kusumah Karmel di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 15: 22-31; Mazmur tg 57: 8-9.10-12; Yohanes 15: 12-17.DALAM CINTA DANUNTUK CINTA Renungan kita pada hari ini bertema: Dalam Cinta dan Untuk Cinta. Maksudtersirat dalam kalimat ini ialah kita diciptakan oleh Tuhan Allah, melaluiperkawinan orang tua kemudian dilahirkan ibu kita masing-masing, dalam cintadan untuk mencintai. Kalau mau lebih kedengaran asyik, sebut saja semua karenacinta. Pohon atau pokok yang membuahkan kita adalah cinta itu sendiri (sepertiyang dikatakan dalam 1 Yohanes 4, 8 bahwa Allah itu adalah kasih, Deus caritas est), maka buah-buah kitaadalah cinta itu sendiri. Ini bisa terjadi karena kita mestinya selalu terhubungdengan Tuhan kita Yesus Kritsus sebagai pokok anggur, dan kita semua adalahranting-rantingnya. Hubungan cinta ini ditandai oleh perbuatan cinta terbesar oleh Yesus Kristus,yaitu mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan kita semua. Cinta terbesar inilahyang diwariskan kepada kita, supaya kita juga dengan cara kita masing-masingdapat berkorban diri demi kebaikan dan keselamatan sesama kita. Mengapa “dalam cinta dan untuk cinta” membawa kita pada suatu pengorbanandiri? Setujukah kita untuk sebuah ajaran atau undangan seperti ini? Saya yakinkita setuju dan mau. Karena kalau kita tak yakin dan tak mau, jaminan untuktersambung dengan pokok hidup kita terancam lemah bahkan bakal putus. Palingkurang di sini ada empat alasan mendasar. Pertama, Tuhan telah menyirami cinta-Nya ke dalam hati kita. Siraman inibukan hanya sekali saja saat kita menerima pembaptisan, tetapi justeru setiapkali siraman firman-Nya, sentuhan berkat-Nya, pelukan kasih-Nya yang kitaterima tiap hari. Ini adalah motivasi kita untuk berkorban. Gereja Perdana diAntiokia langsung dipenuhi oleh cinta kasih Tuhan begitu mendengarkan firmandan ajaran untuk ketaatan kepada Gereja yang benar. Kedua, Yesus sendiri perlakukan kita sebagai sahabat, dan bukan sebagaihamba. Karena itu Ia akan selalu mengajarkan dan memberikan kita contohbagaimana mengasihi sedemikian total seperti yang telah dilakukan-Nya. Ketiga,komitmen cinta ialah sampai mati. Sekecil atau sesederhana apa pun cinta itu,isinya ialah berkorban sepanjang hidup ini bahkan sampai mati. Keempat, cinta itu dalam perwujudannya, menghasilkan buah. Misalnya sayagembira menyambut dengan senyum dan menyalami tamu yang datang, buahnya ialah,tamu itu akan menjadi betah dan menjadi sahabatku. Karena cinta yang tidakmenghasilkan buah yang baik, itu adalah kebohongan, kepalsuan danpengkhianatan. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana Engkau telahmengajarkan dan memberikan kami contoh untuk mencintai dengan benar, semogakami selalu berkomitmen melakukannya. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Hendry, Tirto, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kisah Para Rasul 14: 21b-27; Mazmur tg 145: 8-9.10-11.12-13ab; Wahyu 21: 1-5a; Yohanes 13: 31-33a.34-35.KARTU MURID YESUS Tema renungan kita pada hari Minggu Paskah ke-5 ini ialah: Kartu MuridYesus. Dunia kita saat ini, khususnya di bidang politik, ekonomi dan sosial,ditandai dengan penggunaan kartu-kartu. Kehidupan kita memfasilitasi hubunganantar manusia dan terlibatnya di antara mereka dalam kerja dan transaksibarang dan jasa, direpresentasi dengankartu. Fungsi utama kartu ialah merepresentasi identitas kita sehingga aksestentang diri kita menjadi lebih cepat dan terbuka. Melalui kartu tanda penduduk, akses kepada diri kita dapat memfasilitasisemua proses legal dalam hidup kita di dalam masyarakat. Dengan kartu siswaatau mahasiswa, segala urusan akademik terkait dengan pribadi siswa ataumahasiswa diurus dengan mudah. Dan masih banyak kartu lain yang dipakai terkaitdengan pelayanan pemerintah kepada rakyatnya atau lembaga-lembaga kepada paraanggota dan kliennya. Kartu menjadi tiket resmi bagi seseorang untuk masuk dankeluar berdasarkan aturan-aturan yang mengikat dirinya. Untuk menjadi murid-murid Yesus Kristus, Gereja memfasilitasi adanyalegalitas keanggotaan murid-murid Yesus sesuai dengan standar yangditetapkannya. Fungsinya ialah supaya segala urusan berkaitan dengan pelayananbaik rohani maupun jasmani oleh Gereja terhadap setiap anggotanya mengikutiaturannya. Kita menamakan kartu sebagai murid Tuhan Yesus Kristus sebagai suratpermandian, dan bersamanya banyak jenis surat atau sertifikat lainnya yangmenjadikan surat baptis sebagai rujukan utama. Sebenarnya, kartu murid Yesus dan semua sertifikat lain yang terkait itumerupakan elemen materi yang memiliki makna di baliknya, yang harus dipandangsebagai roh yang menjadikannya begitu penting bagi setiap orang. Roh atau intikartu murid Yesus ialah yang diungkapkan oleh Yesus sendiri di dalam Injil kitahari ini, yaitu seorang murid yang memiliki kasih. Jika setiap murid memilikikasih, maka yang terjadi di dalam hidup bersama ialah adanya saling mengasihi.Jadi Yesus sungguh berkata begini: “Orang-orang akan tahu bahwa kamu adalahmurid-murid-Ku yaitu jikalau kamu saling mengasih.” Kartu murid Yesus yang dimiliki oleh setiap pengikut Kristus diperkenalkandan dibagikan kepada orang-orang di seluruh pelosok bumi, antara lain dilakukanoleh Paulus dan Barnabas pada waktu Gereja Perdana mulai berkembang. Banyakwilayah yang mereka jangkau dan para penghuninya dijadikan anggota-anggotaGereja yang baru. Tugas seperti ini masih dijalankan oleh Gereja kita hinggasaat ini. Setiap orang yang sudah memiliki kartu murid Yesus, dan mereka yangakan menjadi murid-murid yang baru, diminta untuk tetap memiliki semangat cintakasih dan hidup bersama dengan saling mengasihi. Jika kita hidup di dalamsemangat cinta kasih, sesuatu yang baru selalu terciptakan.Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, semoga semangat cinta kasih tetapmenjadi pegangan dan kekuatan hidup kami bersama. Salam Maria... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Christine dari Paroki Santo Gabriel di Keuskupan Bandung, Indonesia. Kisah Para Rasul 13: 44-52; Mazmur tg 98: 1.2.3ab.3cd-4; Yohanes 14: 7-14.GEMBALA YANGBAIK MENGHADIRKAN BAPA KEPADA KITA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gembala Yang Baik Menghadirkan BapaKepada Kita. Kemarin dalam menjawab kekurang-pahaman rasul Tomas, Yesusmenunjuk diri-Nya sendiri sebagai perantara kita untuk sampai kepada Bapa. Hariini, rasul Filipus yang mewakili banyak di antara kita memperlihatkankekurang-pahaman dan pencariannya akan sosok Bapa seperti apa. Jawaban Yesus merupakan yang paling telak, kalau boleh dikatakan jawabankunci, karena memperlihatkan tujuan semua pencarian dan ziarah kita di duniaini. Yesus menjawab dengan menghadirkan Bapa sendiri, maka Ia berkata: melihatAku, berarti melihat Bapa, mendengar Aku, berarti mendengar Bapa, hidup bersamaAku berarti hidup bersama Bapa. Intinya ialah Bapa berada di dalam Aku dan Akudi dalam Bapa. Bapa dan Aku adalah satu. Persekutuan Bapa dan Putra itu terjadi dalam hubungan kasih dengankomunikasi di antara mereka, dan hubungan ini terjadi dalam Roh Kudus. Justrujawaban yang diberikan kepada Filipus dan semua orang yang mencari tujuanterakhir hidup ini ialah Tritunggal Allah. Tak ada jawaban lain lagi yangmelebih jawaban ini. Berjumpa Bapa dalam diri Yesus dan dalam persekutuan RohKudus telah mempertegas komitmen para rasul, dan mereka bertahan dengankomitmen sampai mati. Yesus menghadirkan Bapa kepada kita berarti tentang kenyataan Tuhan Allahsesungguhnya. Tuhan tampak dengan segala kemurahan dan belas kasih, sementarakita manusia tampak terangkat sampai pada level untuk berjumpa dengan Dia. Saatinkarnasi, Tritunggal hadir dalam Putra yang dikandung dalam rahim PerawanMaria, dilahirkan dan diasuh dalam sebuah keluarga bersahaja. Dalam seluruhpelayanan publik Yesus, Tritunggal juga ada di sana untuk bekerja bagipenebusan umat manusia. Di penghujung karya di dunia, Tritunggal di surgamenyambut kita dalam kehidupan abadi sebagai tanda keselamatan kekal yang sudahtersedia abadi bagi kita. Bagi kita sebagai pengikut Kristus, pertanyaan seperti Filipus dan Tomassewajarnya tidak relevan. Kita bukan dalam posisi untuk mempertanyakan bahkanmeragukan apakah Yesus dan Bapa adalah satu. Posisi kita sesungguhnya adalahsaudara dan saudari Yesus. Atas dasar itulah kita diajarkan doa Bapa Kami untukmenjadi doa kita yang fundamental. Doa itu sungguh menjadikan kita anak-anakatau putra dan putri Bapa yang maha baik. Yesus adalah sungguh gembala yangbaik, karena Dia tahu yang kita butuhkan: menjadi putra-putri kesayangan Bapadi Surga. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha baik, terima kasih berlimpah atas martabatkami sebagai putra dan putri-Mu terkasih karena kami mengambil bagian dalamkehidupan Putra-Mu Yesus Kristus. Semoga kami tetap hidup dengan martabat inidan mempertanggung jawabkannya pada saat ajal kami nanti. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Risa dari Paroki Santo Agustinus di Keuskupan Agung Pontianak, Indonesia. Kisah Para Rasul 1: 15-17.20-26; Mazmur tg 113: 1-2.3-4.5-6.7-8; Yohanes 15: 9-17.MATIAS MELENGKAPI Tema renungan kita pada hari ini ialah: MatiasMelengkapi. Dikatakan dalam Kisah Para Rasul, bacaan pertama hari ini, Matiasadalah rasul terpilih yang melengkapi 11 rasul yang sudah ada, yang minus YudahIskariot. Menurut Santo Petrus, Yudas si pengkhianat adalah pemimpinorang-orang yang menangkap Yesus. Dengan panggilan melengkapi itu, jumlah parapemimpin Gereja perdana itu lengkap atau genap menjadi 12. Tugas untuk melengkapi adalah bukan sekedarpelengkap atau hanya ban serep dan cadangan. Ia punya kualitas sebagai penentu.Petrus berkata bahwa kualitas itu ialah sudah dikenal bersama ke-12 rasul dansebagai saksi dalam seluruh kejadian Yesus dari pembaptisan Yohanes sampaiYesus naik ke surga. Peran melengkapi di sini sangatlah penting. Ia sebagaikartu as. Ia menjadi penentu untuk sebuah struktur persekutuan yang tidaklengkap. Jika tanpa dia, struktur itu pincang, cacat, dan tidak bergunasebagaimana mestinya. Perannya sama penting dengan rasul lain, yaitu, menjadisaksi bersama para rasul lainnya tentang kebangkitan Kristus, dan melengkapibilangan sebelas yang sudah ada. Sebuahperbandingan konkret yaitu menaru sejajar antara ke-12 rasul dengan Paus danpara Uskup Gereja. Kesamaan tugas mereka ialah menjadi tanda persekutuan atauComunio dalam Gereja. Paus itu adalah Petrus dan para Uskup yang memimpinkeuskupan adalah para rasul. Para pemimpin harus menjadi yang pertama sebagaiteladan persekutuan. Tuhan menghendaki dan menetapkan kepenuhan dan kelengkapansebagai syarat mutlak bagi persektuan kita. Kalau masih ada lobang ataukekurangan berarti tidak utuh, tidak lengkap, tidak genap, dan tidak memenuhikehendak-Nya. Tuhan Yesushendak berbagi kekayaan karunia ilahi kepada para rasul dan semua orang yangdikasihi-Nya, supaya mereka semua memperoleh sukacita yang penuh. Yesusmeninggalkan para rasul dan Gereja untuk naik ke surga, suka cita yang penuhitu adalah rasa nyaman, yakin dan begitu berani untuk hidup di tengah duniasambil tidak mengalami Yesus secara fisik di dunia. Syaratnya ialah supayatinggal di dalam kasih-Nya. Sabda “jangan takut”, berarti hidup di dalam kasih danbersama Dia. Roh Kudus akandiutus dari Surga untuk membuat hidup itu penuh dengan suka cita dan kasih.Cinta dan suka cita pasti mengalahkan ketakutan, kekuatiran, kegelisahan danprasangka buruk. Mereka dikuatkan, seperti menerima Sakramen Krisma! Demikianjuga kalau Yesus menjadikan tiap-tiap dari kita sahabat-Nya, itu sungguhmembuat suka cita penuh dan lengkap. Kita pantas berterima kasih kepada SantoMatias yang menginspirasikan kita dengan perannya itu.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhanmaha pengasih, semoga kami berperan aktif untuk melengkapi apa yang kurang atauhilang di dalam hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Shendy Jost dari Paroki Santo Albertus Agung di Keuskupan Agung Makassar, Indonesia. Kisah Para Rasul 11: 1-18; Mazmur tg 42: 2-3; 43: 3.4; Yohanes 10: 1-10.GEMBALA YANG BAIK BERBAU DOMBANYA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Gembala Yang Baik Berbau Dombanya.Paus Fransiskus pernah mengujar satu himbauan sekaligus ajaran kepada seluruhGereja, dan secara khusus ditujukan kepada para Uskup dan imam, bahwa merekaharus berbau seperti domba-dombanya. Ajarannya itu sampai kini selalu menjadikutipan berbagai pihak di dalam Gereja Katolik. Paus sedang mengajarkan tentangiman yang terlibat dan menyatu dengan hidup yang nyata. Maksudnya ialah supaya tugas kepemimpinan dan pelayanan itu tidak meluluhmenempatkan orang di dalam kantor, rumah, di belakang meja, di forum diskusi,rapat dan perencanaan. Seperti Yesus Kristus sang Gembala sejati, siapa punkita yang mengikuti Dia, mesti dapat meneladani-Nya. Hal ini diungkapkan olehempat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki kakak-beradik. Mereka sangatmengagumi dan mengidolakan kedua orang tuanya. Masing-masing bersaksi bahwabapak dan ibunya mengasihi setiapanaknya secara pribadi dan memperlakukan masing-masingnya sesuai keadaan dankarakternya. Masing-masingnya mengatakan bahwa nanti memilih jodoh, profilwanita atau pria pasangannya kurang lebih mengikuti pribadi bapak dan ibunyasendiri. Ciri gembala yang berbau dombanya adalah seperti yang dilakukan oleh bapakdan ibu tadi. Orang atau pihak yangdilayani diberikan rasa betah, dikasihi, dan dimajukan. Pertama-tama karena mereka berbuat sepertiYesus, yang tidak memilih-milih orang untuk dilayani. Perlakuan setiap orangsecara pribadi dan perhatian kepada semua yang memerlukan kasih, merupakan carakonkret seorang gembala mengalami bau dombanya. Kondisi dan pengalaman konkretsetiap dan semua orang yang diperhatikan atau dilayani, dirasakan dan dimilikijuga si pelayan atau pekerja. Nilai spesial untuk gembala yang baik yang berbau dombanya, ialah bahwaTuhan tak jijik dan menyerah dengan bau domba-domba yang diperhatikan. Diamalah suka dengan bau domba-domba itu. Bau mereka yang berbeda-beda itu sangatdisukai dan nantinya diubah dalam keharuman kasih dan kerahimanNya. Domba-dombabukan hanya di dalam kandang, tetapi juga di luar kandang, semuanyadigembalakan oleh Yesus. Demikian juga santo Petrus yang berhasil membawa orangorang yang di luar batas teritori Yahudi, untuk menjadi anggota Gereja Perdana. Gembala yang berbau dombanya belum semuanya terealisasi saat ini. Kita hendaknyatetap berdoa dan berharap supaya para gembala khusus, yaitu yang tertahbis dangembala umum umat beriman, menjadikan ini sebagai tantangan dalam membawabanyak domba lainnya ke dalam Gereja. Semua bau mereka mesti menarik kita semuamembawa mereka kepada Kristus.Marilah kita berdoa... Dalam nama Bapa...Tuhan Yesus Kristus,perkuatkanlah kami dengan semangat-Mu supaya kami dapat menjadi domba-dombayang baik dan dapat membawa domba-dombalain untuk datang kepada-Mu dan menikmati suka cita di dalam Dikau. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yenny dari Paroki Santo Paulus di Keuskupan Bandung, Indonesia. Kisah Para Rasul 8: 26-40; Mazmur tg 66: 8-9.16-17.20; Yohanes 6: 44-51.ROTI HIDUP GAYANONA MANIS Tema renungan kita hari ini ialah: Roti Hidup Gaya Nona Manis. Ajarantentang Yesus sebagai Roti Hidup diungkapkan secara istimewa dalam InjilYohanes. Pembahasannya dalam porsi yang banyak dan juga bernilai teologis yangmendalam. Intinya, Yesus Kristus sebagai penjamin keselamatan dan kebaikanhidup kita baik pada saat masih di dunia maupun dalam hidup di akhirat nanti. Ada seorang remaja perempuan usia 14 tahun berwajah manis tinggal dikampung. Ia menjual roti dari gang ke gang. Suaranya kedengaran sangat familiarketika menyebut: “Rotiiii maniiiiss” berulang kali yang ia lakukan itu tiaphari. Ia menjual roti manis tiap hari sebagai satu-satunya usaha ibunya yangsudah janda supaya, bersama dengan dua adiknya, mereka bisa menyambung hidup. Biasanya jualan itu laris, tidak hanya karena orang-orang suka akan rotimanis untuk sarapan dan makanan ringan, tetapi juga mereka simpati dengan gadisitu yang lazim dipanggil “Nona Manis” meskipun itu bukan nama aslinya. Rotimanis yang dijual remaja berwajah manis itu sejatinya untuk menghidupkankeluarganya. Di dalam “roti hidup” Yesus Kristus, kemanisannya amat luar biasa. Rotinona manis tadi akan hilang dan habis suatu ketika karena sebagai barang dibumi ini. Tetapi roti hidup dari Yesus Kristus tak akan habis dan kemanisannyamerupakan semua rahmat kekuatannya yang memberikan kehidupan bagi setiapmanusia baik saat ini maupun yang akan datang. Filipus, seorang murid Yesus dan diakon yang tulen telah makan langsungRoti Hidup Yesus Kritsus, yang pada Injil hari ini Yesus berkata: Aku adalahroti hidup yang telah turun dari surga; barang siapa makan roti ini akan hidupselama-lamanya.” Ia hidup dengan roti itu, sampai ketika ia berjumpa dengansida-sida dari Ethiopia, menjelaskan isi kitab suci kepadanya dan membaptisnya. Filipus bergerak dari Yesus Kristus menuju jalan-jalan, pinggiran, danpelosok kehidupan dengan membawa rahmat roti hidup Yesus Kristus. Ia bersamadengan para rasul, murid-murid, pengikuti Kristus lainnya, dan termasuk Andadan saya. Sida-sida Ethiopia itu bergerak dari pinggiran atau pelosok untukmendapatkan roti hidup, yaitu Yesus Kristus sendiri. Banyak orang lain, mungkin di sekitar Anda sedang bergerak juga menuju kepusat, yaitu Yesus Kristus. Sangatlah indah jika ketika sedang menuju kepadaYesus, mereka menjumpai Yesus Kristus dalam diri Anda dan saya. Mereka takperlu lagi mencari bentuk dan macam roti yang lain, selain Roti Hidup YesusKristus sendiri. Marilahkita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah kami roti-rotiyang manis dan membawa nikmat, yaitu diri-Mu sendiri yang kami bawa ke manasaja kami pergi, sehingga sesama kami dapat datang kepada-Mu, melalui dirikami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. 1 Korintus 15: 1-8; Mazmur tg 19: 2-3.4-5; Yohanes 14: 6-14.SALING MELENGKAPI Tema renungan kita pada hari ini ialah: Saling Melengkapi.Ada sepasang suami istri yang baru saja menikah, membuat pengakuan dirinyamasing-masing. Suami mengakui bahwa kekuatan pribadinya ialah keyakinan yangteguh. Keputusan yang ia ambil akan dipegangnya dan tidak berubah. Namun iapunya kelemahan pokok, yaitu tidak bisa mengontrol marahnya. Sedangkan istri mengakui bahwa dirinya suka bingung.Misalnya dalam memutuskan untuk memasak jenis makanan tertentu bagi keluarga,ia perlu waktu untuk bertanya dan berdiskusi. Ia sulit memutuskan sendiri.Tetapi ia punya kelebihan, yaitu ia sangat setia. Ia menjamin bahwa cintanyakepada suami adalah utuh dan tulus. Keduanya berjanji untuk memahami kekuatandan kelemahan masing-masing. Dan komitmen yang tumbuh dari sini ialah bahwa merekaharus sepakat untuk saling melengkapi. Suatu kehidupan yang harmonis, seimbang dan damai sangatbergantung pada saling melengkapi antara pribadi-pribadi atau unsur-unsur yangberbeda-beda. Kodrat manusia sebagaimakhluk sosial menentukan kebutuhan dasar ini, antara lain melalui penetapandari Tuhan bahwa manusia pertama pria dan wanita itu pada dasarnya salingmelengkapi. Di dalam Gereja perdana sosok kedua rasul yang pestanya kitarayakan pada hari ini juga memberikan sisi-sisi perbedaan yang sangat jelas. Rasul Yakobus terkenal sebagai pribadi yang kuatpendiriannya dan yakin dalam prinsip hidupnya. Ia terbukti menjadi pemimpinGereja Yerusalem, Gereja awal. Pendiriannya tegas dan mendalam, sehingga iabersama dengan Santo Petrus adalah pilar-pilar Gereja pada awal berdirinya.Sedangkan rasul Filipus seperti yang diwartakan oleh Injil hari ini, adalahseorang pribadi yang meski sudah sekian waktu mengikuti Kristus, tetapi masihbergulat dengan kebingungannya. Ia mungkin terbebani sebagai bagian dari slowlearners, pembelajar yang lamban, atau mungkin secara natural terkondisikansebagai orang yang bingung. Tuhan Yesus memang memanggil kita masing-masing dengansegala kekurangan kita untuk membentuk Gereja-Nya dan membangun Kerajaan-Nya.Tidak masalah kalau kita berbeda-beda tetapi kita senang, mau, dan bertekatuntuk hidup bersama. Kita tidak membenci bahkan memusuhi perbedaan. Setiapkelemahan dan kekurangan dari tiap-tiap orang akan dilengkapi oleh pribadi yanglain. Tuhan akan berkenan memberkati dan melengkapi semuanya, karena Ia telahbuktikan dengan menggunakan rasul Yakobus dan Filipus untuk membangun Gereja-Nya.Anda dan saya juga tentu bisa, karena itu Tuhan memanggil kita. Marilah kita berdoa.Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus, perkuatkanlah kami dengan segala perbedaandi antara kami, sehingga kami menjadi potensi-potensi yang baik untukmemperkuat persekutan hidup kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur tg 27: 1.4.13-14; Yohanes 6: 1-15.MENJADI ALATNYA TUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Menjadi AlatnyaTuhan. Pengalaman dan hidup beriman dalam semangat Paskah, tidak hanya untukmasa Paskah ini tetapi berguna selama hidup kita di dunia ini. KebangkitanYesus Kristus menjiwai seluruh hidup kita. Dalam periode ini Yesus tidak hadirsecara fisik di tengah-tengah kita, tidak seperti pernah dahulu Ia bersamadengan orang sezaman-Nya. Ia sudah berada di sisi kanan Bapa di surga, dan Iamenyertai kita setiap saat melalui Roh-Nya. Apakah yang mesti kita perbuat untuk membuat iman kitamenjadi mantap dan bertahan dalam semangat Paskah ini? Inspirasi bacaan-bacaanpada hari ini memberikan jawabannya, yaitu supaya kita menjadi alat-alat-nyaTuhan. Pelayanan Yesus Kristus melalui Gereja sebagai lembaga tetap berlangsunghingga saat ini, yang sasaran utamanya ialah kawanan umat manusia yang ada disekeliling kita. Boleh jadi mereka itu adalah saudara dan teman sendiri. Bolehjadi mereka adalah banyak orang yang kurang kita kenal. Boleh jadi mereka ialahorang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk dididik dan dibina. Menjadi alat-Nya Tuhan merupakan suatu panggilan Kristianiyang mendasar, seperti kata Pemazmur: Inilah aku Tuhan, untuk melakukankehendak-Mu ( Mz. 40). Hidup dengan menghayati panggilan untuk menjadi alatTuhan, ialah membuat Tuhan sungguh hadir secara nyata dan pribadi dengantugas-tugas pelayanan Yesus Kristus yang adalah penyelamat, penyembuh,pengajar, pembawa kebenaran, penghibur, dan pengampun. Panggilan ini tertujukepada setiap dari kita sebagai imam, biarawan, dan awam. Menjalankan panggilanini berarti kita berbuat atas nama Tuhan Yesus Kristus dan membuat Dia bekerjasecara nyata. Contoh nyatanya ialah seperti para rasul yang bertahandalam kebenaran Injil yang diwartakannya, meski mereka dipenjara dan diadiliMahkamah Agama Yahudi. Seorang imam Yahudi terkenal, Gamaliel, juga berbicaraatas nama kebenaran dan sekaligus membela perbuatan-perbuatan para rasul.Mereka adalah instrumen-instrumen ajaran dan pengetahuan iman yang benar.Kemudian pada suatu kesempatan yang lain, para rasul berperan menjadi jembatanbagi pemberian makanan kepada ribuan orang yang kelaparan setelah lelah mendengarkanpengajaran Yesus Kristus. Seorang anak yang menyediakan seporsi kecil roti danikan juga tampil sebagai alat-Nya Tuhan bagi terciptanya mujizat penggandaanroti dan ikan. Mereka adalah instrumen kemurahan Tuhan bagi kebutuhan ragawimanusia. Kita dapat menjadi alat-alat Tuhan dalam kondisi dankemampuan setiap pribadi atau kelompok masing-masing. Semua itu bergantung padakesediaan kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah,perkuatkan kami supaya kami dapat menjadi alat-alat-Mu yang benar dan berguna,terutama bagi sesama kami. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tarsisius Abraham Abimayu dan Kristinia Numartina dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Villa Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 5: 27-33; Mazmur tg 34: 2.9.17-18.19-20; Yohanes 3: 31-36.SEKOLAH KETAATAN Renungan kita pada hari ini bertema: Sekolah Ketaatan.Salah satu ciri semangat Paskah ialah sekolah ketaatan. Sekolah ini sangatberbeda dari berbagai sekolah yang kita miliki seperti sekolah militer,perawat, polisi, teknik komunikasi, administrasi dan lain sebagainya.Sekolah-sekolah kita ini jelas menghasilkan banyak sekali lulusan, namun apakahmereka semua lulus dalam kebajikan ketaatan, ini menjadi suatu pertanyaan yangbesar. Pada kenyataannya, mereka tidak memberikan pelajaran dan pelatihanspesifik tentang menjadi seseorang yang taat. Kalau demikian, lebih tepat dan baik semua sekolah ituperlu mengambil semangat Paskah demi mendapatkan pelajaran tentang ketaatan.Pelajaran utama di sekolah ini ialah Yesus yang taat secara sempurna kepadaBapa-Nya untuk menunaikan kehendak Bapa, dengan merelakan diri-Nya menjadikorban bagi keselamatan semua umat manusia dari dosa. Ini adalah sumber utamabagi kurikulum pembelajaran ketaatan semua pengikut-Nya dan semua orang lainyang menjalankan kehendak Tuhan. Yesus menegaskan bahwa pembelajaran dasar bagi kita ialahpercaya kepada Dia yang diutus oleh Bapa dan mengikuti jalan yang Ia lalui,yaitu melaksanakan kehendak Bapa. Ini harus menjadi semangat umum bagi setiappengikut Kristus. Setiap bentuk kegiatan, perutusan, tanggung jawab, komitmen,pelayanan, dan pengabdian mesti berhaluan pada sekolah ketaatan ini. Intinyaialah semua itu demi melaksanakan kehendak Allah. Jika kehendak Allah yangdiikuti, maka kebaikan dan kebenaran yang menjadi hasilnya. Salah satu contoh yang ditunjukkan tentang sekolahketaatan ini ialah Petrus dan para rasul lainnya yang hendak dibungkam olehMahkamah Agama Yahudi. Mereka dilarang keras untuk memberitakan Injil dan YesusKristus kepada publik. Tetapi karena pendidikan ketaatan mereka sudah terbentukbegitu kuat, mereka dengan lantang berkata demikian: lebih baik bagi kami taatkepada Allah daripada kepada manusia. Pendidikan ketaatan ini fokus padaprioritas loyalitas dan kesetiaan kepada Allah. Dengan ini berarti godaan atauancaman untuk terlepas atau tidak patuh kepada Allah mesti dilawan. Mengapa Tuhan menjadi prioritas dalam sekolah ketaatan?Karena pada Dia semua ajaran moral, kebaikan, kebenaran, keindahan, kemuliaan,dan kekudusan berasal. Dia pangkal semua kebijaksanaan dan kepandaian. Makakalau kita memilih untuk taat kepadanya secara konsisten, kita bakal menjadipatuh dan taat dalam segala aspek tatanan atau aturan yang berlaku di mana dankapan pun di dunia ini. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa,semoga ketaatan kami kepada-Mu tidak asal-asalan tetapi sungguh benar dan nyataseperti Putra-Mu Tuhan Yesus Kristus yang taat kepada-Mu. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Alexia Christabella Suryadi dan Ignasius Suryadi dari Paroki Villa Melati Mas, Gereja Santo Ambrosius di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 23-31; Mazmur tg 2: 1-3.4-6.7-9; Yohanes 3: 1-8.LAHIR KEMBALI Renungan kita pada hari ini bertema: Lahir Kembali.Percakapan Yesus dengan Nikodemus dalam Injil hari ini menghadirkan sebuahtantangan iman yang kita semua hadapi saat ini. Tantangannya ialah bagaimanaiman kita diperbaharui sehingga kita dapat mengalami yang disebut dengankelahiran kembali. Kita diharapkan melalui pencerahan oleh Yesus Kristus untukmemiliki pengertian yang benar, bahwa kelahiran kembali memang sangat perlu.Tetapi kelahiran kembali ini bukan secara biologis, yaitu kembali ke rahim ibuuntuk kemudian terlahir kedua kalinya. Pembicaraan itu sebenarnya ingin mengubah pemahamanbiologis tentang kelahiran kembali menjadi kelahiran kembali dari air dan Roh.Kelahiran dari air merupakan suatu tindakan penghapusan dosa-dosa dan inimengingkatkan kita akan pembaptisan air Yordan yang dilakukan oleh YohanesPembaptis. Sedangkan kelahiran dari Roh ialah saat pembaptisan dalam Roh Kudussehingga orang yang dibaptis sungguh-sungguh menjadi bagian dari Yesus Kristus.Kelahiran dari air dan Roh inilah yang kemudian menjadi sakramen pembaptisan didalam Gereja yang kita miliki sampai sekarang. Orang-orang yang dibaptis adalah mereka yang penuh denganRoh Kudus. Jauh sebelum pembaptisan kita, para rasul berkumpul dan berdoa dalamnama Tuhan Yesus Kristus, mereka semua penuh dengan Roh Kudus. Hasilnya ialahmereka kemudian memberitakan Injil dengan berani. Kepenuhan Roh Kudus yang kitaterima di dalam pembaptisan, kemudian diperkuat atau di-confirmed di dalamsakramen Krisma. Karena pada prinsipnya, setiap orang yang sudah menerimasakramen ini dianggap memiliki kemampuan untuk memberitakan Injil denganpengetahuannya, perkataannya, perbuatannya, dan hidupnya sendiri. Ia jugaberani mempertahankan imannya itu meski tantangan dan halangan membuatnya ngeridan takut. Yang krusial dari kenyataan kepenuhan Roh Kudus ini ialahtentang pembaharuan iman. Persoalan Nikodemus itu adalah di masa lalu danterkait pengalamannya, namun situasi kita sungguh beda. Tetapi tantangannyasama, yaitu iman yang kita peroleh melalui inisiasi memang perlu selaludibaharui. Doa syahadat yang kita doakan dengan rutin menegaskan pembaharuanpembaptisan kita. Ekaristi yang kita rayakan harian atau mingguan sebagaipembaharuan Komuni Pertama yang telah kita terima dulu. Berkat pengutusan yangselalu kita terima dalam perayaan-perayaan liturgis adalah pembaharuan sakramenKrisma yang sudah kita terima. Setiap kali melakukan pembaharuan ini, pantas sekali untukdiingat dan disadari bahwa kita sesungguhnya penuh dengan Roh Kudus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang kudus,semoga Roh-Mu memperkuatkan selalu iman kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Rini Sudarno dari Gereja Santo Ambrosius, Paroki Vila Melati Mas di Keuskupan Agung Jakarta, Indonesia. Kisah Para Rasul 4: 1-12; Mazmur tg 118: 1-2.4.22-24.25-27a; Yohanes 21: 1-14DALAM NAMA YESUS KRISTUS Tema renungan kita pada hari ini ialah: Dalam Nama YesusKristus. Setelah mengikuti sekolah bina iman, seorang bocah laki-laki berusiatiga tahun membuat kedua orang tuanya bangga. Ia bisa menghafal kata-kata ini:“Dalam nama Yesus Kristus” dengan sempurna. “Siapa yang ajarkan kamu berkatabegitu”, tanya ibunya. Si bocah langsung menjawab: “Yesus Kristus”. Singkatcerita, pada waktu pelajaran, seseorang berperan sebagai Yesus yang datangmenyalami dan berbicara dengan anak-anak. Pesannya kepada anak-anak, supayamereka selalu menyebut “Dalam nama Yesus Kristus” setiap kali berdoa. Pesan damai Paskah antara lain berisi kalimat penuhkekuatan tersebut. Pernyataan doa “Dalam nama Yesus Kristus” diwujudkan dalamperbuatan kasih yang merupakan hukum Tuhan yang terbesar untuk kita laksanakan.Atas dasar inilah, Petrus dan para rasul berbuat kasih dan kemurahan supayamenghadirkan damai itu di dalam diri orang-orang yang mereka layani. Untukmenghadirkan damai itu, rumusan formula baku yang dipakai ialah: Dalam namaYesus Kristus. Diharapkan supaya dengan rumusan ini, Tuhan Yesus Kristus sangpembawa damai masuk ke dalam diri setiap orang yang menerima karunia-Nya. Pada suatu peristiwa penampakan yang lain, yaitu di pantaiketika Petrus dan para rasul kembali menjalankan pekerjaan rutinnya memancingikan, Yesus yang bangkit nampak kepada mereka dengan sebuah tindakan yangmembawa perdamaian. Ia memberikan sebuah contoh pelayanan dengan menyediakanmereka makanan. Pelayanan pembasuhan kaki pada perjamuan malam terakhir menjadiinspirasi utama. Semangat dan tindakan pelayanan itu yang mesti terus dihayatioleh komunitas beriman yang pertama itu. Yesus ingin menekankan bahwa meskikawanan rasul dan murid-Nya akan kembali ke dalam kehidupan yang normal danrutin, pelayanan harus tetap menjadi semangat utama mereka. Pada hari ini kita belajar sesuatu berkaitan denganpenghayatan iman, yaitu dengan mengikuti suatu anjuran bijaksana, bahwa setiapbentuk perbuatan kasih dan pelayanan kita, hendaknya selalu dalam nama TuhanYesus Kristus. Legitimasi atau pembenaran perbuatan ini adalah Yesus Kristussendiri. Dengan memakai “atas nama Yesus Kristus”, sangat dipercaya kalau namaini berada di atas semua bentuk nama, label, status, dan kepentingan. Dengan“atas nama Yesus Kristus”, semua penguasa di dunia dan bahkan penguasa kegelapanseperti setan dan para pembantunya mengakui Yesus Kristus. Jadi dengan “atasnama Yesus Kristus”, kita mestinya menjadi aman, nyaman, dan lancar dalamberkegiatan dalam hidup kita. Kiranya doa-doa kita selalu berisi: Dalam nama Tuhan YesusKristus.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa di surga,utuslah Roh-Mu untuk memperkuat pegangan hidup kami setiap kali kami menyebut:Dalam nama Yesus Kristus. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ari Hartanti dari Gereja Santo Mikhael Pangkalan TNI AU Adi Sucipto Jogyakarta di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia. Kisah Para Rasul 2: 36-41; Mazmur tg 33: 4-5.18-19.20.22; Yohanes 20: 11-18PENGAKUAN DAN TINDAKAN IMAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pengakuan DanTindakan Iman. Ketika kebenaran atau fakta suatu peristiwa diungkapkan secara terang-terangandan tanpa halangan apa pun, tanggapan yang datang biasanya tidak selalu seragamya atau tidak. Pasti ada tanggapan menyambut dan menyetujui, pasti tanggapanlain yang tidak setuju dan menolak. Ada juga tanggapan yang samar-samar atautidak jelas apakah setuju atau tidak setuju. Dengan kata lain, kita tidakmungkin menyenangkan dan memuaskan semua dan serentak orang lain. Seperti ketika Yesus masih hidup tidak diterima semuaorang, kotbah pertama oleh Petrus yang dikelilingi para rasul dan murid itudipercaya bernasib yang sama. Namun teks Kisah Para Rasul pada hari inimenonjolkan bagian orang yang setuju dan menerima ajaran Injil Yesus Kristusyang disampaikan. Bagian kotbah pada hari Pentekosta berbunyi demikian: Allahtelah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Lalusecara spesifik respon orang-orang Yahudi yang mendengarkan kotbah itu ialah hatimereka sangat terharu. Selanjutnya mereka bertanya kepada Petrus dan para rasultentang apa yang perlu dilakukan sebagai kelanjutan dari rasa haru mereka. Mereka memahami isi kotbah tersebut dengan pikirannya,lalu mereka terbawa di dalam perasaan harunya, dan selanjutnya ialah kemauannyayang sudah terbuka untuk diisi. Yang bertugas mengisi ialah pembawa kabar sukacita dalam hal ini ialah para rasul. Keterbukaan itu tidak serta-merta segeradiisi dengan pengakuan dan tindakan iman. Keterbukaan hati dan pikiran itumemungkinkan sebuah proses bertumbuhnya iman yang sesungguhnya. Yangselanjutnya diperlukan ialah pertobatan, pembaptisan dalam nama Yesus Kristussebagai pengampunan dosa, dan pencurahan karunia Roh Kudus. Jadi apa yang terjadi dalam konteks kotbah pertama tentangInjil Yesus Kristus itu telah membuahkan sebuah tanggapan mendasar dariorang-orang yang percaya. Di dalam kehidupan Gereja saat ini kita menyebutnyasebagai tiga sakramen inisiasi, yaitu pembaptisan, komuni kudus, dan krisma.Ketiganya merupakan tahap awal dan mendasar kehidupan Kristiani dan menggereja. Firman Tuhan yang didengar dan diterima mengarahkanseseorang pada pembaharuan arah hidup. Lalu ia dipersiapkan untuk menerimapembaptisan yang membuatnya bertemu dan melihat Tuhan secara pribadi. Bahkan iadipanggil namanya seperti Yesus yang bangkit menyebut nama “Maria” dalamperistiwa penampakan. Ini layaknya pengalaman menerima Tuhan secara pribadiseperti Komuni Suci. Selanjutnya penguatan iman yang diterima dan diakui itumelalui pencurahan Roh Kudus di dalam sakramen krisma.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan YesusKristus, semoga kami tidak luput dari mengenali-Mu secara benar dansungguh-sungguh melalui pewartaan firman-Mu setiap hari. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andre dan Felicia dari Paroki Roh Kudus Surabaya di Keuskupan Surabaya, Indonesia. Yesaya 52: 13 - 53: 12; Mazmur tg 31: 2.6.12-13.15-16.17.25; Ibrani 4: 14-16; 5: 7-9; Yohanes 18: 1 - 19: 42MENJADI PENOLONG BAGI YANG MENDERITA Renungan kita pada hari Jumat Agung ini bertema: MenjadiPenolong Bagi Yang Menderita. Menurut Injil Yohanes, Bunda Maria berdiri dekatSalib Yesus (Yoh 19:25-27). Tapi sebenarnya ia berada dalam rombongan yangmengikut Yesus dalam perjalanan-Nya ke Kalvari. Ibunda sempat sekali bertemuPutranya sepanjang Via Dolorosa (Jalan Sengsara) itu. Sang ibu menatap Anaknya itu dalam diam,sedih, namun dengan hati yang punuh rahmat. Seorang lelaki yang berziarah ke Yerusalem, Simon dariKirene, dipaksa membantu memanggul salib Yesus. Ia menuruti saja meski itubukan permintaan Yesus. Tentu Yesus amat berterima kasih kepadanya. Simonmewakili banyak orang yang ingin memberikan pertolongan yang sangat dibutuhkanYesus, tetapi mereka takut dengan ganasnya para musuh Yesus. Ada di antara kitayang bersikap menolong secara langsung seperti Simon, dan ada niat menolongnyadiwakili orang lain, atau ada juga yang sekedar menonton secara pasif. Veronika adalah sosok wanita yang menolong Yesus meski iatidak diceritakan dalam Injil mana pun. Cerita tentang dia ada di dalam tulisan-tulisan apokrip, yang tidaktermasuk dalam kitab suci resmi Gereja. Misalnya, kisah Pilatus dari abad ke-2mengisahkan bahwa seorang wanita bernama Veronika (Bernice, dalam bahasaYunani) adalah wanita yang sama dengan yang telah disembuhkan oleh Yesus darisakit pendarahan (Mt 9,20-22). Veronika yang membela Yesus di hadapan Pilatusbahwa Yesus tidak bersalah. Dari abad keempat atau kelima tercatat bahwaVeronika memiliki sepotong kain dengan gambar Wajah Yesus. Ketiga figur yang menolong Yesus dalam via dolorosa itucukup memberikan gambaran bahwa baik laki-laki maupun perempuan pengikutKristus dapat menjadi penolong yang baik. Pertolongan ini digolongkan dalam duajenis. Pertama yaitu pertolongan dalam bentuk tindakan kasih korporal. Tindakanini ialah memikul salib berat yang dipanggul orang yang menderita seperti yangdilakukan oleh Simon dari Kirene. Kita dapat menolong mengangkat semua,sebagian, atau bagian yang kecil beban yang dipikulnya. Kedua yaitu perbuatan rohani yang berupa kehadiran untukmenghibur, memberikan semangat, ikut berbela-rasa, dan memberikan dukunganmoral serta rohani kepada mereka yang sedang menderita. Kata-kata penghiburan,ungkapan simpati, doa-doa, dan ungkapan yang menguatkan jiwa sangat pentinguntuk memperkuat mental dan iman mereka. Keberpihakan dan pembelaan atas orangyang menderita merupakan dukungan moral yang sangat bernilai supaya merekatidak cepat putus asa. Bunda Maria dan Veronika adalah wanita-wanita teladanyang telah melakukan ini kepada Yesus Kristus. Kita dapat melakukan yang samaseperti mereka.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha rahim,kami mohon ampunilah kesalahan-kesalahan kami karena tidak menolong sesama yangsedang susah dan menderita. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Meita Adhie Moelya dari Paroki Santo Yosep Purwokerto di Keuskupan Purwokerto - Jawa Tengah, Indonesia. Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 71: 1-2.3-4a.5-6ab.15.17; Yohanes 13: 21-33.36-38.DURI DALAM DAGING Renungan kita pada hari ini bertema: Duri Dalam Daging.Pepatah “duri dalam daging” sudah umum dalam pembicaraan kita. Daging harusnyamembangkitkan selera makan, ternyata tidak enak dan memuaskan selera karena adaduri di dalamnya. Seharusnya kita memiliki sebuah keuntungan atau kehidupandalam kegembiraan dan kedamaian, namun ternyata ada benci atau fitnah yangsedang menggelora di dalam hidup bersama di antara saudara dan teman. Siapakah duri itu sebenarnya? Ia bisa saja dirimu, teman,kenalan atau anggota keluarga. Faktor kejahatan dan kelemahan-kelemahan manusiadapat menjadi pendukung untuk tumbuhnya pribadi-pribadi yang dipandang “duri”atau penyakit di dalam hidup bersama. Setiap pribadi memiliki kelemahankodrati, misalnya sikap malas, marah, rakus dan sombong. Ia terlahir denganmembawa benih-benih kelemahan tersebut. Ketika kelemahan-kelemahan itu tidakdiolah denga baik, si Jahat atau Setan akan dengan leluasa memanfaatkannyapeluang tersebut. Di dalam sebuah komunitas persekutuan di paroki, para anggotanya berusaha dalam komitmen pelayanandan berbuah pada kehidupan yang nyaman, tenang dan damai. Tetapi jika adaseseorang atau dua yang mulai menjadi biang gosip, penyebar fitnah, atauberkelakuan tidak wajar, ia pasti menjadi beban dan perusak komunitasnya. Halini sama dengan semua situasi yang lain. Jika pihak yang menjadi sumberkekacauan itu tidak teridentifikasi untuk sekurang-kurangnya membuka kepadapublik kejahatan atau pola kerjanya, ia akan tetap sebagai “duri dalam daging”yang mengganggu dan merusak sesama yang lain. Kemarin, pribadi Yudas Iskariot dibuka topeng kejahatannyahanya sebagian kecil, tetapi hari ini Yesus Kristus membukanya supaya menjaditransparan, bahwa ia adalah “duri” bagi komunitas yang dipimpin langsung olehYesus. Mata, pikiran, dan hati Yudas sendiri dan rekan-rekan para rasul terbuka.Mereka semua menjadi tahu siapa pengacau dan perusak sebenarnya di dalampersekutuan itu, ketika Yesus berkata: “Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlahsegera.” Pelajaran yang kita peroleh dari kejadian di dalam Injiltersebut ialah keberanian dan kepastian dari pihak kita untuk mengidentifikasidan mengambil tindakan atas sumber masalah yang selalu mengacaukan danmengganggu hidup kita. Di dalam diri setiap orang, bisa saja sumber masalah ituadalah satu atau dua kelemahan utama. Misalnya kesombongan atau kemalasan, jikadipastikan bahwa ini adalah “duri” atau “Yudas Iskariot”, kita harusmengatasinya segera. Demikiannya juga di dalam keluarga, komunitas,persekutuan, organisasi dan masyarakat, diharuskan ada keberanian dan kepastiandalam membuka ketersembunyian sumber kejahatan dan orang-orang yang menjadipelakunya. Jika tahap identifikasi dicapai, maka ada jalan terbuka untukmendapatkan solusinya.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa,semoga kami tetap teguh dalam iman kami kepada-Mu, meskipun ada ancaman dariorang yang memusuhi dan hendak mencelakakan kami. Salam Maria penuh rahmat ...Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Safira dan Ketty dari Paroki Santa Theresia Lengko Ajang di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Kejadian 17: 3-9; Mazmur tg 105: 4-5.6-7.8-9; Yohanes 8: 51-59MELIHAT DAN BERSUKA CITA Renungan kita pada hari ini bertema: Melihat DanBersukacita. Perdebatan dan fitnah tentang identitas Yesus Kristus masihberlanjut. Hari ini penekanannya ialah pada sosok Abraham. Kitab Kejadianmenampilkan Abraham yang diartikan sebagai Bapak bagi sejumlah bangsa besar dibumi ini, mempunyai dua karakteristiknya. Sosok Abraham digambarkan sebagaiseorang pilihan Allah untuk mendiami wilayah yang asing baginya, yang dikuasaibersama segala keturunannya. Ia diberkati untuk memiliki banyak sekali keturunan. Ciri lain pada Abraham ialah perjanjian Allah atasnya yangharus dijamin dengan iman dan ketaatan kepada Allah. Dasar iman ini tidak hanyamembuat dia sebagai bapak iman bagi banyak orang, tetapi juga menunjukkantujuannya dalam persekutuan yang bahagia bersama Tuhan selama-lamanya. Iniadalah gambaran Abraham yang spiritual. Karakteristik yang pertamamenggambarkan sisi kefanaannya sebagai manusia yang mengalami kematian didunia. Sedangkan karakteristik yang kedua menggambarkannya sebagai pilihan Allahyang mengalami hidup abadi atau selama-lamanya. Dua sisi profil Abraham ini dijelaskan secara lengkap olehYesus kepada para lawannya. Ditegaskan-Nya kepada mereka bahwa Abraham yangmerupakan manusia dunia ini setelah genap usianya untuk mati, ia tunduk kepadapanggilan alam ini. Sampai dengan batas pemahaman di sini, para lawan itusanggup untuk mengerti dan percaya akan Abraham yang fana. Demikian juga denganpara nabi, kematian pada dasarnya merupakan bagian dari kefanaan mereka. Mata mereka sama sekali dikaburkan dan hati mereka sungguhtertutup, sehingga mereka tak bisa menangkap bahwa Yesus Kristus adalahkenyataan janji Allah kepada Abraham dan pernubuatan para nabi. SebenarnyaYesus sedang menjelaskan bahwa karena Abraham punya aspek spiritual, ia sudahmelihat Yesus Kristus, Putera Allah. Abraham melihat dan bersuka cita karenajanji Allah kepadanya terwujud dalam diri Yesus Kristus. Aspek spiritual inilahyang tidak dapat ditangkap oleh kaum Farisi dan para ahli taurat. Yesus sedang mengajarkan kita tentang kekuatan rohani yangmerupakan karunia Roh Allah kepada setiap orang yang mengikuti-Nya. Dengankarunia ini, kita diberi jaminan untuk menikmati hidup ini melalui bagaimanakita melihat kemuliaan Allah yang hadir di dalam diri sendiri, sesama, danlingkungan sekitar. Pengalaman akan kemuliaan Allah itu menjadi dasar bagi kitauntuk bersuka cita dan bersyukur kepada Tuhan. Yang memperkuat suka cita iniialah aspek spiritual dari segala sesuatu di dalam hidup ini, karena di situTuhan sungguh hadir.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha murah,semoga kami selalu peka akan kemuliaan-Mu yang hadir di dalam segala sesuatu,khususnya di dalam hidup kami sebagai pribadi dan bersama. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Yelvina Puspita Buresari dan Josef Ardiansyah dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indoensia. Bilangan 21: 4-9; Mazmur tg 102: 2-3.16-18.19-20; Yohanes 8: 21-30TIANG KEMULIAAN Renungan kita pada hari ini bertema: Tiang Kemuliaan.Tiang kayu palang atau lazimnya disebut salib, sebelum menjadi salib Yesusadalah sebuah tanda kehinaan luar biasa. Pribadi manusia yang dihukum di salibialah seorang penjahat yang paling rendah martabatnya. Tetapi ketika mulaidengan Yesus Kristus yang dihukum berat dengan targetnya ialah kematian-Nya disalib, makna salib itu berubah. Bagi para pengikut Kristus, salib adalah tandakemuliaan. Meskipun demikian, mereka yang tidak percaya Kristus tetapmenganggap salib sebagai sebuah penghinaan yang sangat memalukan atau sekedarsimbol kebodohan dan kehampaan. Salib sebagai sebuah tiang kemuliaan untuk Yesus Kristusmemiliki makna keselamatan. Pada zamanMusa dan bangsa Israel mengembara di padang gurun, salib belum mereka kenal.Tiang palang itu baru menjadi populer ketika bangsa penjajah Romawimenjadikannya sebagai sarana untuk menghukum para penjahat kerajaan. Tetapisebagai tiang yang tertanam di tanah dan bermakna keselamatan, fungsi itu sudahdikenal oleh Musa dan bangsa terpilih. Menurut kitab Bilangan bab 21, ulartembaga yang ditaruh pada tiang menjadi tujuan pandangan orang-orang yangdipagut ular liar, dan mereka menjadi sembuh. Mereka tidak mati atau binasakarena ular, tetapi selamat dan pulih kembali. Sejak kayu palang ditaruh di pundak Yesus dalam kisahsengsara-Nya dan khususnya saat Ia bergantung hingga wafat di atasnya, maknakeselamatan yang ditampilkan oleh salib disempurnakan menjadi kemuliaan.Keselamatan itu sebagai sebuah pembebasan dari ikatan-ikatan yang menyiksa atauyang membawa derita. Dari keselamatan, seseorang dinaikkan ke tempat yangtinggi yaitu tempat Yesus Kristus bersama Bapa dan Roh Kudus berada. Di atassalib itu tubuh Yesus yang mati bergantung tetapi Roh-Nya bangkit dengan mulia,seperti yang dikatakan-Nya sendiri di dalam Injil tadi: “Apabila kamu telahmeninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia.” Kita sedang menuju pada peringatan sengsara Yesus Kristusdari taman Getsemani ke bukit Golgota. Hal ini mengingatkan kita akanpengalaman penderitaan kita masing-masing atau orang lain di sekeliling kita.Yesus menderita sangat hebat dengan buktinya Ia bergantung pada salib, yangmengingatkan kita akan hebat dan parahnya penderitaan yang pernah kita alami.Roh dan jiwa kita tidak mesti terbelenggu oleh tubuh yang didera beratnya salibpenderitaan. Tubuh kita memang akhirnya mati dan hancur, tetapi roh dan jiwakita akan bertahan untuk melewati keselamatan dan sampai kepada kemuliaan.Mengikuti Yesus Kristus berarti kita harus melewati penderitaan tubuh kita,karena kita sudah dijanjikan hasil terbaiknya yang akan menyusul, yaitukeselamatan dan kemuliaan di dalam surga. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang mulia,semoga kami senantiasa gembira dan suka cita dengan salib yang ada pada kamimasing-masing. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Andrew Jost and Shendy Jost dari Paroki Hati Kudus Yesus Makasar di Keuskupan Agung Makasar, Indonesia. Yeremia 11: 18-20; Mazmur tg 7: 2-3.9bc-10.11-12; Yohanes 7: 40-53RESIKO DIPERLIHATKAN Renungan kita pada hari ini bertema: Resiko Diperlihatkan.Pasangan yang baru saja menikah itu sedang menonton video tentang perjuanganhidup mati anggota pasukan militer di medan perang. Sang suami yang adalahseorang militer bersama istrinya sangat memahami bahwa resiko itu harusdihadapi, mengingat dalam waktu dekat suami akan berangkat ke medan perang.Resiko itu diperlihatkan supaya dirinya dan istri secara rohani siap untukmenanggung kenyataan di balik resiko itu. Hasilnya, mereka masing-masing kuatdan tulus untuk saling mendukung, dan istri merelakan suami berangkat untukmenunaikan tugas negara. Nabi Yeremia mempunyai panggilan khusus dari Tuhan,demikian juga Yesus Kristus; mereka mengemban misi yang dipercayakan olehAllah. Bersamaan dengan ini, Bapa di surga juga memberitahukan mereka bahwademi terwujudnya perutusan yang dipercayakan itu, mereka akan melewati berbagairintangan, ancaman kekerasan, dan penganiayaan. Dalam aspek ini, kedua tokohkita ini ditampilkan kitab suci seperti domba sembelian yang dibawa ke tempatpembataian dan dikorbankan. Tuhan memberitahu mereka dengan amat jelas, sehinggabaik Yeremia maupun Yesus Kristus sudah siap secara mental dan rohani untukmenghadapinya. Hasil pemberitahuan dari Tuhan ini jelas menguntungkanpihak yang teraniaya, karena Tuhan menjamin penyertaan-Nya dan semuapenyelenggaraan sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi di pihak penganiaya justruterjadi kekacauan karena kemarahan, kebencian, dan kejahatan di dalam dirimereka yang syarat dengan kepentingan sehingga membuat mereka terpecah-belah.Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tidak berada dalam kesepakatan tentangrencana jahat mereka. Hal ini cukup merepresentasikan kenyataan bahwa setiap bentukrencana dan tindakan jahat tidak akan pernah diwarnai keadaan nyaman atautenang, tetapi sebaliknya suasana batin dan jiwa yang kacau. Tuhan senantiasa memberitahu kita tentang apa yang bakalterjadi terkait dengan pilihan komitmen iman dan panggilan pekerjaan ataupelayanan kita. Ia memberitahu kita dalam berbagai cara dan melalui anekaperantaraan. Dia-lah yang memilih dan memanggil kita, lalu mempercayakan kepadakita masing-masing atau bersama, jenis tanggung jawab dan pekerjaan. Itu jugaberarti Dia-lah yang menaruh di dalam kesadaran dan keyakinan kita bukan hanyatujuan yang kita capai, tetapi terlebih-lebih resiko yang bakal kita hadapi. Tidak mungkin tidak ada resiko atau efek samping darisetiap pekerjaan atau pelayanan kita. Tapi karena kita sudah diterangi olehiman tentang hal ini, kita dibuat untuk melangkah ke depan dengan keyakinanbahwa Tuhan akan menyertai dan membimbing kita. Harapannya ialah pikiran,kata-kata, dan tindakan kita selalu di dalam terang Tuhan. Ini adalah persiapanrohani kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan yangbijaksana, terangilah selalu langkah hidup kami setiap saat. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Angelina Tanardi dari Paroki Kristus Raja di Keuskupan Jayapura, Indonesia. Yesaya 49: 8-15; Mazmur tg 145: 8-9.13cd-14.17-18; Yohanes 5: 17-30BERADA BERSAMA BAPA Tema renungan kita pada hari ini ialah: Berada BersamaBapa. Santa Teresa dari Kalkuta saat masih hidup, membawa seorang dewasasekarat di jalan ke biaranya. Ia merawat semua luka lelaki itu, memberikannyamakan yang bergisi, dan menutup tubuh kecilnya dengan pakaian yang layak.Lelaki itu mengangkat muka dan bertanya: “Mengapa Suster begitu baikterhadapku”? Bunda Teresa menjawab dengan sederhana, “Karena saya hanyamenjalankan perintah dari bos-ku.” Lelaki itu ingin tahu: “Bos-nya Sustersiapa?” Bunda menjawab: “Bos saya ialah Yesus Kristus. Saya tinggal bersama diasetiap saat.” Yesus membela diri-Nya atas tuduhan para musuh kalau iamenghojat Allah karena menyamakan diri dengan Allah. Dengan tegas Ia berkata:Allah adalah Bapa-Nya sendiri. Kalau dalam bahasa Santa Teresa tadi, Allahadalah Bos-nya. Tuhan Allah menaruhkuasa-Nya pada kita, dan kita juga mengandalkan kuasa-Nya, maka baik Yesusmaupun kita layak menyerukan ungkapan ini: Aku berada bersama Bapa, atau kitaberada bersama Bapa. Kenyataan hidup dan berada bersama Bapa di surga dapatdiungkapkan melalui sebuah penegasan, yaitu cara untuk membela diri ataumempertahankan diri. Dengan begitu kita akan merasa kuat. Misalnya Andamengalami sebuah keadaan sangat terasing, dan dalam kesendirian ada perasaanterganggu oleh kuasa jahat atau perasaan takut yang sangat mengancam kedamaianhatimu. Penegasan bahwa dirimu tinggal bersama Bapa dan mengandalkankekuatan-Nya sangatlah diutamakan, supaya Anda terbebaskan dari pengalamanterasing tersebut. Hidup dan bersama dengan Bapa juga dapat diungkapkanseperti yang dilakukan oleh Bunda Teresa. Kita memakai kuasa dan penyertaanBapa dalam berbuat baik dan melayani sesama. Hal ini sama dengan yangdiwartakan oleh Nabi Yesaya, yang berkata seperti ini: Aku telah membentuk danmemberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangun bumikembali. Kita bekerja, melayani, berbuat baik, membangun dunia ini, denganpedoman utama kita, yaitu karena kita berada dan bersama dengan Bapa yang mahakuasa. Dengan karunia itu kerajaan Allah hadir di dunia. Kinikita sebagai satu Gereja memikul tanggung jawab penting untuk membaharui wajahbumi ini dari waktu ke waktu dengan bantuan Roh Kudus. Untuk menghadapiberbagai masalah di dunia ini, nasihatnya ialah supaya kita memanfaatkankekuatan kita berada bersama dengan Bapa kita sendiri. Yang perlu diingatselalu ialah menghindari sikap menjauhkan diri dari persekutuan itu, ataukecenderungan untuk mengandalkan kekuatan sendiri. Karena Tuhan sendiri berkatabahwa berada di luar Dia dan tidak mengandalkan kekuatan-Nya, kita tidak bisamenjadi apa-apa. Kita pasti terancam tidak bisa menjadi apa-apa dan berbuat apa-apa.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus yang baik,perkuatkanlah selalu persekutuan kami dengan Allah Tritunggal yang suci demimembaharui diri kami dan kehidupan di bumi ini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yesaya 65: 17-21; Mazmur tg 30: 2.4.5-6.11-12a.13b; Yohanes 4: 43-54JAWABAN Renungan kita pada hari ini bertema: Jawaban. Hasil atauprestasi yang kita capai merupakan jawaban atas kerja dan proses yang kitalakukan. Misalnya kesepakatan merupakan jawaban dari diskusi untuk menyamakanperbedaan persepsi. Konsep merupakan jawaban dari pengaitan bermacam-macamargumen. Sistem adalah hasil dari pengintegrasian elemen-elemen yang berbeda.Metode dihasilkan dari percobaan dan analisa aneka variabel. Seorang bocah kelas 5 SD ingin buktikan kepada orang tuadan keluarganya, bahwa Komuni Pertama yang telah diterimanya sekitar satu bulanlalu adalah kesempatan baginya untuk melayani Gereja sebagai putra Altar. Iaberkata bahwa Komuni Pertama adalah jawaban atas kerinduannya sejak sebagaimurid TKK, betapa ia ingin sekali menerima Yesus Kristus. Dengan melayanai diGereja sebagai Putra Altar adalah jawaban atas kerinduannya untuk berada didekat Pastor dan melihat bagaimana Pastor merayakan Ekaristi. Setelah menerimaKomuni Pertama, ia tidak menunda-nunda lagi untuk mendaftar menjadi PutraAltar. Pembaptisan yang kita terima membukakan pintu bagi setiaporang untuk menemukan jawaban-jawaban pasti tentang perjalanan imannya. Satujawaban yang pasti ialah berpartisipasi di dalam Yesus Kristus dan di dalamGereja-Nya. Dari sini terbentuklah identitas Kristiani yang bertumbuh dalamproses perwujudan panggilan setiap pengikut Kristus. Putra dan putri Allahterpanggil dalam profesi seperti guru, abdi negara, teknisi, pengusaha, petani,atau politisi. Putra dan putri Allah juga terpanggil dalam pelayanan umat Allahsebagai imam, biarawan, biarawati, dan perkawinan suami-istri. Kewajiban sebagai pengikut Kristus yang sangat mendasarialah menjadi tanda kehadiran Kristus, terang, dan kebenaran-Nya di dalamdunia. Istilah yang sering dipakai ialah menjadi saksi-saksi Kristus yang hidupmelalui perkataan dan perbuatan Kristiani yang menggarami dan menerangi duniaini. Martabat putra dan putri Allah dengan panggilan-panggilan yang melekatpada setiap orang, akan menjadi efektif jika ia menjalankan kewajibannya secarabertanggung jawab. Jadi iman merupakan dasar untuk berdiri dan berfungsinyasebuah kehidupan Kristen yang menghayati cinta kasih Kristus dan berpengharapanakan langit dan bumi yang baru, yaitu kerajaan surga, seperti kata nabi Yesayadalam bacaan pertama hari ini. Pejabat istana mendapatkan jawaban dalam iman,setelah mujisat yang terjadi di dalam keluarganya. Iman itu mengantar seluruhkeluarga kepada Tuhan. Mereka menabiskan dirinya menjadi bagian dari YesusKristus yang memiliki hak dan kewajiban sebagai pengikut Kristus. Hal yang samajuga terjadi pada diri kita, iman adalah jawaban dasar kita kepada Tuhan. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus Kristus,terima kasih atas rahmat panggilan dari-Mu kepada kami dan semoga kami selalumembaharui iman kami kepada-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Evelyn dari Paroki Holy Spirit di Keuskupan Agung Singapura. Ulangan 4: 1.5-9; Mazmur tg 147: 12-13.15-16.19-20; Matius 5: 17-19KETAATAN Tema renungan kita pada hari ini ialah Ketaatan. Di dalamsuatu pelajaran sekolah dasar, Vincent yang adalah seorang murid kelas 5bertanya kepada Bapa Gurunya, “Mengapa kita perlu ketaatan di dalam hidupkita?” Guru yang sudah puluhan tahun menjadi pendidik itu menjawab begini,“Kita perlu taat pada aturan yang berlaku karena hidup kita perlu diatur dandiarahkan untuk menjadi lebih baik dan kita akan mencapai cita-cita kita.” Bapa Guru melanjutkan, bahwa orang yang taat adalah diayang berada di bawah otoritas atau kekuasaan yang lebih tinggi. Seorangpresiden juga harus taat, karena ia berada di bawah kekuasaan peraturan danundang-undang. Sampai di titik ini, Vincent yang belum puas dengan penjelasanitu ingin bertanya lagi. Katanya, “Siapa sesungguhnya yang tidak perluketaatan?” Bapa guru menjawab: “Yang tidak perlu ketaatan ialah yangsudah sempurna. Dan kita semua tahu bahwa yang sempurna ialah Tuhan sendiri.Tuhanlah yang menetapkan semua aturan dan ketetapan, lalu Ia memerintahkanumat-Nya untuk mengikuti semua aturan tersebut. Semua manusia dari segalabangsa dan suku di dunia ini memakai aturan dan ketentuan yang telah ditetapkanoleh Tuhan sejak penciptaan manusia pertama.” Vincent dan teman-temannya di kelas senang denganpenjelasan Bapa Guru yang bagus itu. Mereka semua mengerti. Mereka menyadaribahwa dengan ketaatan pada waktu bersekolah, mereka akan mendapat hasil belajaryang bagus dan akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar denganbaik. Percakapan antara guru dan murid di sekolah dasar itu mengingatkan kitaakan dua bacaan kitab suci pada hari ini. Kedua bacaan itu memberi peringatankepada kita di masa PraPaskah ini untuk selalu taat kepada perintah danketetapan Tuhan demi keselamatan kita. Ada dua sudut pandang yang menjelaskan tentang ketaatankita. Dari sudut pandang perintah atau peringatan, kita diperintahkan untuktaat. Tuhan yang berkuasa dan yang menuntut, agar umat-Nya patuh dan menurutiperintah-Nya. Hal ini yang sangat ditegaskan di dalam masa puasa ini. Kitawajib mengikuti dan menjalankannya, terutama ketika kita diperintahkan untuktidak melanggar aturan dan kita diwajibkan untuk mengajarkan itu kepada orangmuda dan anak-anak. Dari sudut pandang kesadaran dan kedewasaan sebagaiorang-orang beriman, kita sendiri yang memilih dan mementingkan kepatuhan padaaturan-aturan yang ada. Kita tidak perlu diperintahkan dan diingatkanberulang-ulang supaya taat. Kita menyadari bahwa ketaatan dan kesetiaan kepadaTuhan adalah suatu pola hidup orang beriman yang sesungguhnya. Hal ini jugasangat ditekankan untuk dilakukan dalam masa puasa ini. Silakan memaknai, Andaberada di posisi yang mana.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah Mahakuasa,kami memohon agar semangat ketaatan kami kepada-Mu berbuah baik dan mantap didalam hidup kami sehari-hari. Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Angelia dan Kristanti dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. 2 Raja-Raja 5: 1-15a; Mazmur tg 42: 2.3; 43: 3.4; Lukas 4: 24-30KEHILANGAN PELUANG KESELAMATAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kehilangan PeluangKeselamatan. Peluang untuk keselamatan melalui tindakan-tindakan penitensi danpertobatan selalu ada dalam hidup kita. Pegangan kita yang paling mendasarialah karena Tuhan memilih untuk tinggal bersama kita. Kehadiran danketerlibatan-Nya di dalam hidup kita merupakan peluang utama untuk kitamendapatkan keselamatan. Hal yang menjadi persoalan ialah kita manusia tidakmenyadari kehadiran Tuhan. Kita di dalam keadaan dan kesibukan sehari-haritidak memanfaatkan peluang tersebut. Ada dua contoh tentang kehilangan peluanguntuk keselamatan. Yang pertama ialah seperti yang dikisahkan dalam bacaanpertama, yaitu kitab kedua Raja-Raja. Orang-orang Israel tidak menghiraukanperintah dan kehendak Tuhan melalui nabi Elisa supaya mendapatkan keselamatan.Justru Naaman, seorang asing dan tidak percaya, yang mendapat peluang tersebutdan ia mendapat kesembuhannya. Contoh kedua ialah yang diwartakan oleh Injil Lukas, yaitunabi Elia yang membawa keselamatan kepada seorang janda dan keluarganya diSarfat, bukan kepada para janda Israel dan semua orang beriman di negeri itu.Peluang itu ada ketika Tuhan berfirman dan berbuat melalui nabi-Nya, yaituElia, tetapi orang-orang sebangsanya tidak memberi perhatian dan bahkanmemusuhi dia. Hal itu yang ditegaskan kembali oleh Yesus bahwa seorang nabisesungguhnya tidak diterima di tempat asalnya atau ditolak dan dibenci oleh orang-orangsebangsanya. Kita sebagai pribadi dan bersama dalam berbagai situasipernah mengalami kehilangan peluang untuk keselamatan. Misalnya di dalam masaPraPaskah ini, ada orang bercerita bahwa praktek puasa dan pantangnya sudahberlobang-lobang. Ia tidak menaati lagi komitmen berpuasa dan berpantang yangsudah ia tetapkan sejak hari Rabu Abu. Padahal praktek puasa dan pantang merupakanpeluang untuk mengalami pembaharuan baik badan maupun jiwa. Tetapi peluang itusudah hilang. Ia menyesalinya dan sudah tidak berguna lagi. Gereja menyediakan semua jenis sarana dan cara supaya kitamanfaatkan demi memperoleh keselamatan. Bila umatnya sudah terlanjur kehilangansatu atau beberapa peluang untuk itu, Gereja tetap setia menyediakan. Gerejatetap menjadi ibu yang memfasilitasi. Setiap tahun saat datangnya masaPraPaskah, peluang-peluang itu terbuka selebar-lebarnya. Harapannya, semuaumatnya dapat memanfaatkannya dengan sungguh-sungguh. Satu hal yang perlu diingat dengan sangat kuat ialah agarsetiap anggota Gereja tidak keras kepala, tidak keras hatinya, dan tidaksombong ketika menganggap remeh setiap peluang yang ada. Ia harus menganggapnyasebagai saat istimewa yang tidak boleh dilewatkan atau dibiarkan berlalu pergitanpa berkesana apa-apa.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus,kuatkanlah iman kami agar kami dapat memanfaatkan sungguh-sungguh saat-saatkehadiran-Mu di tengah-tengah kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam namaBapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Sania dan Anastasia dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 37: 3-4.12-13a.17b-28; Mazmur tg 105: 16-17.18-19.20-21; Matius 21: 33-43.45-46UTUSAN Renungan kita pada hari ini bertema: Utusan. Istilah“utusan” melekat dengan Tuhan Allah yang bekerja menciptakan segala sesuatu.Setelah manusia pertama diciptakan, mereka diutus dan ditempatkan di dalamdunia sekaligus diberikan sejumlah tanggung jawab. Pengutusan terus dilakukankepada figur-figur terpilih antara lain Nuh, Abraham, Yakub, Musa, YohanesPembaptis, dan tentu saja yang terbesar ialah Yesus Kristus, yang dilengkapidengan tugas yang harus mereka lakukan. Para utusan diminta tanggung jawabnyakepada Tuhan. Lawan perutusan ini ialah agenda jahat dan negatif yangmengutus orang-orang pilihannya untuk menjalankan rencana perusakan ataupembinasaan. Jika Tuhan mengutus para malaikat-Nya, Gereja mengutus paramisionarisnya, negara mengutus pada duta besar atau konsulnya, komunitas atauperusahaan mengutus manager atau wakilnya; setiap upaya kejahatan juga mengutuswakil-wakilnya. Seorang bos pengedaran narkotik misalnya, mengutus anak buahnyauntuk memperdagangkan barang-barang narkoba, sangat matang dalam rencana dansistem perdagangan itu. Ia pasti orang hebat dan sangat ditakuti. Pengetahuan umum kita mengatakan bahwa kalau Tuhan itumaha kuasa dalam mengutus para utusannya, penguasa kejahatan juga bersainguntuk mengutus orang-orangnya yang terbaik. Jika ada Malaikat Mikhael yangbertugas untuk berperang melawan Setan, ada juga malaikat Setan terhebat untukmengimbangi Sang Mikhael tentara yang agung itu. Artinya bahwa, tiap kali Setandan utusannya selalu menemukan cela kelemahan yang ada pada para utusan Tuhanuntuk memperdayainya dan akhirnya menguasainya. Bacaan-bacaan kita pada hariini menggambarkan keadaan sempurna para utusan, yaitu mereka adalah pilihanterpercaya pimpinan, penguasa, bapa dan Tuhan Allah. Yusuf, si anak terkasih bapak Yakub diutus ke tengah parasaudaranya yang memang sangat memusuhi Yusuf karena iri hati mereka. Parautusan tuan kebun anggur juga mengutus anak buahnya, orang-orang kepercayaan,bahkan anak kandung ahli warisnya. Semua utusan itu adalah terbaik danterpercaya, namun kuasa Setan dan kejahatannya juga berupaya mengganggu danmenguasainya. Keadaan ini sebenarnya menggambarkan kehidupan kita yang nyata,yaitu bahwa kita semua bersama dengan guru kita Yesus Kristus adalah utusanBapa di surga, dengan tujuan yang sama yaitu terwujudnya keselamatan. Yesus adalah korban nyata utusan terbaik Bapa untuk Misikeselamatan itu. Kita masing-masing juga adalah utusan-utusan yang terpilih danterpercaya karena kita memilih untuk bersama Kristus. Jadi prinsipnya kitatetap menjalankan perutusan dari Bapa tetapi kita siap untuk segala resiko apayang datang menghadang dan mengancam hidup kita. Setiap keputusan adaresikonya. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus,perkuatkanlah kami dengan kuasa-Mu supaya kami dapat menjadi utusan-Mu yangterbaik. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 17: 5-10; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; Lukas 16: 19-31KUTUKAN KENYAMANAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kutukan Kenyamanan.Ada sekelompok besar rayap hidup dibalik dinding rumah. Rumah itu tampak indah,kokoh dan warna dindingnya minimalis. Kusen-kusen diberi warna cokelat cerahyang dipadukan dengan daun pintu dan jendela berwarna bening dicat minyak.Kepala kelompok rayap itu memimpin musyawarah dan menyerukan sebuah gerakanbesar bangsa rayap untuk menembus dinding rumah. Sebagian anggotanya bertanyatentang alasan gerakan menembus dinding rumah. Si pemimpin menjawab bahwa jumlah anggota semakin banyakdan perlu tempat yang lebih luas. Makanan juga perlu ditambah. Dan yang palingpenting ialah bahwa tuan rumah itu terlalu nyaman, terlalu sombong danegoismenya tinggi. Ia harus ditegur, paling kurang dengan membuat rumahnyadimakan oleh rayap, dan ia akhirnya berpikir tentang nasib hidupnya sendiri dankeluarganya. Waktu berlalu hari demi hari dan tanpa disadari oleh tuanrumah, di sekeliling dinding rumah mulai dipenuhi rayap. Kusen-kusen, daunpintu dan jendela, serta perabot lain seperti lemari dan rak kayu mulaiterlihat termakan rayap. Tuan rumah akhirnya menyadari itu bahwa ia diserangrayap. Serangan itu sama dengan pencuri yang membobol rumah tanpa memberitahu lebihdahulu. Ia tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa dibalik hidupyang nyaman dan serba lebih dari cukup ternyata menyembunyikan kutukan bahayayang merusak dan membinasahkan. Seketika itu juga ia melihat bahwa rumahnyayang indah dan megah berubah menjadi rumah yang rapuh, tua, kotor dan akansegera roboh. Ia mengetahui bahwa penyesalan kemudian memang tidak berguna,tetapi juga ingin memperbaiki keadaan rumah tangganya selagi ia masih mampu. Pada hari ini bacaan-bacaan suci memberikan catatan tegasdan peringatan supaya kita selalu waspada dengan setiap bentuk kutukan rasa danhidup yang nyaman. Orang kaya yang hidupnya serba lebih dari cukup padaakhirnya dihantam oleh kutukan pada saat akhir hidupnya. Segala kenyamananhidupnya sungguh menutup rasa peka, peduli, solider dan prihatin dengan keadaandi sekitarnya, termasuk orang miskin yang selalu ada di pintu rumahnya. Alasan untuk segala bentuk kenyamanan hidup ialah karenaorang hanya mengandalkan cita rasa dan keinginan manusiawi di dunia ini. Merekahanya ingin enak dan untuk diri sendiri. Prinsipnya untuk berbagi dengansesama, terutama yang menderita, itu hanya merugikan dan mengurangi dirisendiri. Menurut nabi Yeremia, gaya hidup ini jelas sangat terkutuk. Sebaliknyakalau kita memang mengandalkan Tuhan, hidup kita sebenarnya adalah berbagi danmelayani sesama, terutama yang sangat membutuhkan pertolongan.Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Allah, bebaskanlah kamidari segala bentuk sikap egois, sehingga kami menjadi murah hati terhadapsesama kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Hendry, Rini dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 15: 5-12.17-18; Mazmur tg 27: 1.7-8.9abc.13-14; Filipi 3: 17 - 4: 1; Lukas 9: 28b-36PENAMPAKAN BARU Tema renungan kita pada hari Minggu Kedua PraPaskah iniialah: Penampakan Baru. Di dalam era komunikasi yang sangat mengutamakanvisualisasi dan kesan orang terhadapnya, sebuah penampakan baru merupakankeharusan. Siapa pun di jaman ini yang tidak terjamah oleh yang baru atau yangter-updated, ia otomatis ketinggalan. Program-program aplikasi di hp dankomputer yang Anda miliki, jika tidak membaharui diri untuk mendapatkan produkyang baru, program itu tidak akan berfungsi lagi dan sangat mengganggupekerjaanmu. Profil akun pribadi di media sosial sangat perlu dibaharuipenampakannya. Halamannya juga berubah penampilan tiap hari supaya lebihmenarik. Setiap perubahan mendefinisikan eksistensi yang bersangkutan danmendapatkan pengakuan dari orang lain. Di dunia periklanan, penampakan baruuntuk memperkenalkan produk hukumnya adalah wajib. Di dalam dunia politik,penampilan baru generasi terkini akan mempengaruhi wajah politik seluruhnya. Singkatnya, kebutuhan sebuah penampakan baru terkaitdengan keberadaan, kegiatan dan mentalitas kehidupan merupakan kebutuhan dasardalam era komunikasi saat ini. Ciri spesifik semua penampakan baru ini adalahbahwa perubahan terus terjadi. Ia seperti air mengalir dan tidak bisa sebagaiair yang sama. Kebutuhan dan keinginan kita memang tak terhentikan. SantoAgustinus berkata bahwa keinginan hati kita hanya dapat berhenti ketika iasampai kepada Tuhan. Penampakan Tuhan di Tabor sungguh memberikan kita keyakinanbahwa itu adalah perhentian perjalanan dari segala keinginan kita. Penampakanitu menggambarkan kemuliaan kekal, yang menjadi tujuan setiap orang beriman dansemua yang dikasihi Tuhan. Sejalan dengan penampakan baru dunia ini yang menjadikebutuhan dasar kita, sangat dituntut pula penampakan baru dalam jiwa dan imankita. Bersama penampakan di Tabor, menerima pengajaran Santo Paulus tentangperubahan tubuh kita yang fana menjadi tubuh yang mulia di dalam Yesus Kristus,dan mengimani perjanjian kekal Tuhan Allah dengan kita manusia, kiranya kitamengusahakan penampakan-penampakan baru bangunan rohani diri kita di dalam masaPra-Paskah ini. Perubahan penampilan rohani kita hendaknya bertambah dalamkelipatan. Tujuannya supaya semakin berjalannya waktu untuk menuju ke akhirhidup ini, kita semakin dekat dengan pencapaian yang mulia tersebut. Pada hariini, jika Anda berdoa pribadi selama 15 menit, besok waktunya ditambah lebihlama dan intensinya ditambah lebih banyak. Berpuasa, bermatiraga dan beramalkasih juga perlu penampakan baru. Begitulah kelipatan kehidupan rohani kita.Maka terjadilah penampakan-penampakan baru di dalam kehidupan iman kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, semogaRoh-Mu menggerakkan kami untuk membuat pembaharuan rohani yang sesungguhnya.Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Ina dan Karni dari Paroki Santo Petrus Colol di Keuskupan Ruteng, Indonesia. Yunus 3: 1-10; Mazmur tg 51: 3-4.12-13.18-19; Lukas 11: 29-32TANDA-TANDA Renungan kita pada hari ini bertema: Tanda-Tanda. Kepekaankita akan tanda-tanda merupakan bagian dari ciri kita sebagai makluk hidup.Binatang memiliki insting untuk tahu suatu tanda dan memberikan reaksi atasnya.Demikian juga kita manusia, tanda tertentu yang kita temukan, memberikan pesanuntuk kita tanggapi. Rekasi kita bisa positif atau negatif, baik atau buruk,suka atau tidak suka. Tanda-tanda kehidupan merupakan bagian dari seluruh proseskomunikasi kita. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mendasar, pada prinsipnyaialah tanda yang mengungkapkan maksud pikiran dan hati kita. Dunia danlingkungan di sekeliling kita, adalah tanda Tuhan mengungkapkan keterlibatandan kasih-Nya dengan kita. Singkatnya, hidup kita sangat memerlukan tandasupaya kita dapat mengerti semua yang sudah ada, yang ada sekarang, dan yangakan ada. Dunia ini dan hidup kita akan menjadi sangat lain, jikaTuhan tidak menyediakan segala tanda bagi kita. Betapa sulitnya mengetahui danmembayangkan Tuhan sesungguhnya, jika ia tidak memakai tanda apa pun untukberhubungan dengan kita. Bagaimana mungkin komunikasi dengan manusia terjadi,jika sejak awal kehidupan tidak ada bahasa dan benda-benda ciptaan yang menjaditanda ungkapan perhatian Tuhan kepada manusia? Singkatnya, tanda adalah cara Tuhan melakukan aktivitasdalam berhubungan dan berkomunikasi dengan kita manusia. Tanda yang menjadipuncak tindakan dan komunikasi Tuhan kepada manusia ialah Sabda Allah atauPutra-Nya sendiri yang menjadi manusia. Dia adalah Yesus Kristus dari Nasaretyang menurut catatan kitab suci, hidup di dunia Palestina dan sekitarnya selama30-an tahun usianya. Semua perbuatan, pelayanan, dan kesaksian-Nya adalahtanda-tanda kebesaran dan kemuliaan Tuhan, dengan tujuan utama ialah supayaumat manusia di dunia menjadi berbalik dari dosa, ditebus, dan diselamatkan. Sikap manusia kepada tanda yang ada di sekitarnya bisamenerima dan menggunakannya, atau sebaliknya menolak dan membinasakan tandatersebut. Tuhan Yesus sudah menghadirkan dan menyaksikan diri-Nya sebagai tandaAllah sendiri, namun tidak semua manusia menerima-Nya. Sebagian menolaknya,seperti yang diwakili oleh orang-orang Farisi, para ahli Taurat dan semuapengikut mereka. Mungkin saja ada orang di sekitar kita yang bersikap sepertigolongan orang-orang tersebut. Pada umumnya kita sebagai pengikut Kristus percaya danmengikuti pesan dari tanda-tanda perbuatan Tuhan yang disampaikan melaluiGereja kita. Masa PraPaskah ini adalah tanda dari Tuhan melalui aturan Gereja,supaya kita dapat bertekun dalam pembaharuan diri. Berdoa, berpuasa dan beramalkasih merupakan tanda-tanda kegiatan rohani yang mendukung pertobatan kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus sang Gurukami yang baik, ajarilah kami selalu dalam pembaharuan diri dalam masa tobatini. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Largus Tamur dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 35: 1-12; Mazmur tg 50: 5-6.7-8.14.23; Markus 10: 28-31TUHAN MENERIMA PENGOSONGAN DIRI KITA Renungan kita pada hari ini bertema: Tuhan MenerimaPengosongan Diri Kita. Lonceng PraPaskah telah mulai berbunyi, pertanda masaPraPaskah akan segera datang. Besok kita akan memulainya dengan hari Rabu Abu.Perayaan ini tidak seperti pesta-pesta lain yang menggerakkan orang-orang untukmenyiapkannya dengan segala kepentingan pesta. Orang yang berpesta tentu akan memenuhisegala perlengkapan, dekorasi, makanan, acara, dan tamu-tamu. Lain dengan perayaan yang akan kita rayakan besok. Intinyahari Rabu Abu itu adalah sebuah perayaan dalam kekosongan. Ada satu keluarga yangsedang menyiapkan diri untuk memasuki masa PraPaskah. Anak-anak meminta orangtuannya untuk belanja aksesori seperti pada waktu menjelang Natal. Namun orangtuanya menyadarkan mereka bahwa PraPaskah itu berbeda. Belanja rumah tangga,khususnya makanan disederhanakan, dan ketika anak-anak bertanya tentang itu,mereka mendapat penjelasan bahwa PraPaskah itu berbeda dari masa-masa yanglain. Anak-anak diberitahu bahwa sebelum pergi ke sekolah,mereka bersama orang tuannya menghadiri misa pagi di gereja. Umat akanditerimakan abu pada kepala mereka. Ini hanya terjadi satu kali dalam satutahun, di mana anak-anak diikut- sertakan dalam Misa pagi. Meskipun tidakgampang meyakinkan mereka, tetapi akhirnya mereka mengerti dan ingin ikut sertadalam Misa pagi Rabu Abu. Dari semua persiapan di rumah, persiapan batin danpikiran, diarahkan untuk hari Rabu Abu, khususnya bahwa anak-anak dapatdiajarkan tentang pengorbanan diri. Itu adalah cara bagaimana keluarga tersebutmenghayati imannya. Dengan kata lain, keluarga tersebut dan semua umat yanglain akan mempersembahkan pengosongan diri mereka. Inti pengosongan diri ialahbahwa kita sadar akan dosa-dosa, menyesalinya, dan berniat untuk membaharuidiri kita. Menurut kitab Putra Sirakh, kita datang kepada Tuhan tidak bolehdalam keadaan kosong, tetapi harus membawa sesuatu yang bermakna bagi diri kitamasing-masing, dan yang berkenan kepada Tuhan. Ajaran Yesus Kristus dan aturanGereja meminta supaya kita melepaskan segala sesuatu dari kekayaan dunia ini,supaya kita tidak terikat dengannya, sambil kita datang kepada Tuhan. Jadi kita memang mengosongkan diri kita dengan melepaskansemua barang dan hal duniawi, tetapi kita sebenarnya membawa kepada Yesus apayang kita pertahankan, yaitu iman, kasih dan pengharapan kita. Kita perluberkomitmen untuk bersama dengan Tuhan sepanjang hidup ini, cinta kasih yangkita bagikan kepada sesama, dan pengharapan keselamatan bagi kita di akhirat,semua ini adalah bingkisan persembahan kepada Tuhan. Singkatnya, secara materikita adalah kosong atau hampa, tetapi kita penuh dengan komitment persekutuandengan Tuhan. Itu adalah persembahan utama kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan, terimalahsetiap persembahan syukur dan permohonan kami setiap hari. Salam Maria penuhrahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Aureli Endo dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 17: 1-15; Mazmur tg 103: 13-14.15-16.17-18a; Markus 10: 13-16DOA DAN DUKUNGN BAGI GENERASI MUDA Renungan kita pada hari ini bertema: Doa Dan Dukungan BagiGenerasi Muda. Di sini kita menyebut generasi muda dengan maksud untuk mencakupsemua kelompok muda, yaitu dari kanak-kanak, anak-anak, remaja, dan orang muda.Di mana-mana, generasi ini dipandang sebagai elemen masyarakat dan Gereja yangselain dibanggakan tetapi juga diremehkan. Contoh sederhana, anak yang lahir sangat dibanggakan orangtuanya sebagai karunia dari Tuhan. Namun demi kerja dan nafkah, anak seringditinggalkan. OMK sering dipuji atas semangat dalam keterlibatannya, namunsering juga suara mereka tidak didengar, dan kurang dukungan finansial olehGereja untuk kegiatan mereka. Bagaimanapun, segmen generasi muda tidak bisa disepelekanbegitu saja. Energi mereka sangatlah kuat. Bahkan jika hal ini dipandang darikaca mata politik, segmen mereka sangat diperlukan untuk mendukung elektoralpemilu baik parlemen maupun presidensial dan kepala daerah. Tuhan Yesus memintaperhatian kita akan energi generasi muda, atau lebih khusus lagi anak-anak danorang muda dihargai dan dijadikan pendukung kehidupan pada umumnya. Yesus menerima dan memberkati mereka. Yesus jugamenjadikan mereka model bagi pencapaian dan pemilikan kerajaan Allah. Tuhanmenyamakan kerajaan Allah dengan anak-anak kecil. Mengapa? Mereka pada umumnya yang diremehkan, dipandangkecil, dan yang tidak akses banyak kesempatan. Tetapi Tuhan memilih untukmenjadi kecil, menjadi terendah, bahkan yang teraniaya. Dia sendiri menyamakandiri-Nya dengan anak-anak kecil. Ia selalu berkata bahwa yang terkecil adalahyang terbesar. Ini adalah bagian dari cara penyangkalan diri yangditeladankan oleh Yesus Kristus. Kita semua yang mengikuti Dia, dituntut untukmenghayati bentuk-bentuk penyangkalan diri, supaya kita menjadi selamat danmendapatkan tempat di dalam kerajaan Allah. Sebagai suatu bentuk tindakankonkret, kita mesti selalu memberikan tempat yang spesial kepada generasi muda.Tempat yang spesial itu ialah bahwa mereka selalu menjadi prioritas untukdidoakan dan didukung. Tuhan menyamakandirinya dengan mereka, maksudnya untuk menarik perhatian kita kepada mereka. Generasi muda yang rapuh, labil, sakit dan miskin menarikperhatian kita. Demikian juga generasi muda yang berbakat, sehat, semangatbelajar, dan berprestasi, tentu tidak luput dari perhatian kita. Mereka tentusaja harus didukung dan didoakan, supaya energi mereka yang amat kuat ituakhirnya bermanfaat untuk kemajuan hidup bersama yang lebih baik, daripadasebagai potensi yang dimanfaatkan untuk merugikan diri mereka sendiri dan oranglain.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah, semogagenerasi muda dalam setiap tingkat kehidupan selalu mengikuti jalan YesusKristus, sang Guru. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Adrianus A. Guntur dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Sirakh 4: 11-19; Mazmur tg 119: 165.168.171.172.174.175; Markus 9: 38-40MELAWAN IRI HATI DAN CEMBURU Renungan kita pada hari ini bertema: Melawan Iri Hati danCemburu. Orang sering menaruh dua kelemahan manusiawi ini sebagai sifat-sifatyang mirip bahkan sama. Namun sebenarnya keduanya jelas berbeda. Seorang yang iri hati dapat terlihat ketikadirinya sakit hati dan marah karena sesamanya jauh lebih pintar dan punyabanyak relasi, sedangkan dirinya tidak pintar dan selalu mendapat julukan dunguoleh orang-orang di sekitarnya. Jadi iri hati adalah sifat yang timbul karenaada kekurangan pada diri sendiri. Orang yang dikuasai sikap iri hati selalutidak aman, terusik atau terganggu karena kebaikan, keberhasilan ataukeunggulan orang lain. Sedangkan seorang pencemburu mengalami suasana kekacauanhati yang berbeda. Misalnya Leah, seorang gadis remaja yang pintar, sopan danbaik hati. Segala yang positif pada dirinya itu membuat dirinya percaya diri.Kedua orang tuanya begitu sayang dan sangat mendukungnya. Ia mendapatkan segalaperhatian dari orang tuanya. Tetapi pada saat yang sama ia juga merasa kurangnyaman dan kuatir, jangan-jangan perhatian dan kasih sayang orang tuanya ituterbagi-bagi juga kepada sepupunya yang tinggal bersama mereka. Oleh karena ituLeah menjadi cemburu kepada sepupunya itu. Jadi perbedaan antara iri hati dan cemburu ialah ini: kitacemburu terhadap apa yang ada pada orang lain, sedangkan kita iri hati terhadapapa yang ada pada diri kita. Keduanya kalau tidak diatur atau diarahkan denganbaik akan berbuah menjadi marah, benci dan tidak suka. Itu semua adalah dosa.Maka Tuhan Yesus berkata bahwa kita tidak boleh iri hati karena semua kemurahanberasal dari Bapa. Setiap orang dikarunia segala sesuatu cukup untuk ia dapathidup, bertumbuh, berkembang dan selamat. Yang penting kita masing-masing tetapberterima kasih kepada Bapa dan berusaha mewujudkan kehendak Tuhan yang adapada kita. Injil pada hari ini memberikan contoh konkret bagaimanaYesus berhadapan dengan sikap negatif para rasul karena sifat irihati dancemburunya. Mereka melihat orang lain yang bukan bagian dari kelompoknyaberbuat baik dan melayani orang lain. Tuhan membela dan mendukung pihak yanglain itu, jelas membuat mereka cemburu. Mereka menyadari bahwa orang laintersebut ternyata berbuat mirip atau bahkan lebih baik, sehingga sifat irihatinya mucul dengan begitu kuat. Mereka bahkan nekat untuk mencegah pihak laintersebut. Bagaimana untuk melawan iri hati dan cemburu itu, kitabPutera Sirakh mengajarkan kita untuk bersikap bijaksana. Menurutnya, hidupbijaksana akan dicintai oleh Tuhan. Hidup penuh syukur adalah kebijaksanaan.Hidup menurut karunia masing-masing adalah kebijaksanaan. Hidup yang benar itubijaksana.Marilah kita berdoa. Dalam nama ... Ya Tuhan, penuhilah kamidengan rasa bersyukur dan komitmen akan kebenaran-Mu, supaya kami dapat melawansifat iri hati dan cemburu di dalam diri kami. Salam Maria...Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Bernadete Lamatokan dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 8: 6-13.20-22; Mazmur tg 116: 12-13.14-15.18-19; Markus 8: 22-26MELIHAT DUNIA BARU Tema renungan kita pada hari ini ialah: Melihat DuniaBaru. Pembersihan muka bumi dari dosa dan kejahatan oleh Tuhan memberikan hasilyang langsung dilihat ialah tampak sebuah dunia baru. Pembersihan halaman ataurumah yang kotor, akan menampilkan tampaknya yang baru, yaitu bersih dan indah.Seorang yang baru saja selesai menerima sakrament tobat, ia telah dibuatmenjadi baru, hidupnya diperbaharui, hatinya bersih, dan pikirannya disegarkan. Setelah pertengkaran dua kakak-beradik dan tidak salingberbicara selama tiga tahun, mereka bersepakat untuk mengakhiri perang danmemulai hidup yang baru. Pertama kali bertemu, yang satu melihat yang lainnyadengan pandangan yang baru. Masing-masing menganggap saudaranya telah lahirkembali. Masing-masing tidak ingin terjebak untuk kembali ke masalah merekayang lalu. Masing-masing ingin melihat dan memperlakukan saudaranya sepertitidak pernah terjadi masalah di antara mereka. Kehidupan baru telah mulai diantara mereka. Kebutuhan kita untuk melihat dan menikmati dunia baruadalah amanat firman Tuhan bagi umat manusia yang dikasihi Tuhan. Alasan utamaadanya kebutuhan ini ialah bahwa dunia lama sudah waktunya untuk berlalu. Dunialama secara prinsipil ditandai dengan dosa yang merupakan buah-buah nyatakejatuhan manusia ke dalam dosa. Entah melalui sebuah proses yang radikalseperti revolusi dan perjuangan fisik, entah melalui sebuah proses pembaharuanmental spiritual, dunia baru sungguh dikehendaki oleh Tuhan dan yang didambakanoleh umat manusia. Ini adalah sebuah kehidupan yang diselamatkan. Kisah di dalam kitab Kejadian tentang Nuh dan sanakkeluarganya mengalami dunia baru setelah air bah berlalu, merupakan wujudkeselamatan itu. Bersama dengan air bah berlalu, berlalu juga semua bentukkejahatan dan dosa yang sudah terlanjur memenuhi muka bumi. Di dalam kontekshidup beriman dan menggereja saat ini, air bah mengingatkan kita akan segalabentuk proses pembaharuan yang kita jalani secara prinsipil dan rutin sebagaipara pengikut Kristus. Dengan kata lain, dunia lama yang ditandai dengan kejahatandan dosa, harus ditinggalkan melalui sebuah proses perjuangan dan ketegasan. Di dalam dunia yang baru, Pembaptisan kita adalah saatpembaharuan yang sangat mendasar. Kita juga menjalani berbagai pembaharuanrutin seperti latihan rohani, pemeriksaan batin, sakramen tobat dan matiraga.Gereja kita menggunakan cara-cara ini untuk menjadikan kita baru kembali. Sebabketika kita berada di dalam suasana dosa, kita sama dengan orang buta atausetengah buta. Kita tidak dapat melihat dengan pasti kebaikan dan kebenaran.Tetapi setelah halangan-halangan terlepas, kita akan melihat segala sesuatudengan sangat jelas.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, buatlahhidup kami kembali menjadi baru, sehingga kami dibaharui juga di dalam sukacita-Mu dan menjadi orang-orang yang dikasihi Bapa di surga. Salam Maria penuhrahmat... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Tirto, Rini, Hendry dan Pater Peter, SDB dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Yeremia 17: 5-8; Mazmur tg 1: 1-2.3.4.6; 1 Korintus 15: 12.16-20; Lukas 6: 17.20-26JALAN KEBAHAGIAAN Renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-6 ini bertema:Jalan Kebahagiaan. Di dalam dunia kita ini promosi untuk menjadi bahagiasangatlah banyak. Sebuah toko di transmart mempromosi barang dagangan seperties krim dalam aneka sajian, kemudian tulisan iklan berukuran besar dan menonjol adalah: “Bawa PulangKebahagiaan”. Penjualan apartemen juga memiliki cara jitu untuk menarikpeminat, maka iklan mereka berbunyi: “Beli Apartemen Dapat Suami” atau “Beli ApartmenDapat Isteri”. Tiap saat kita temukan iklan yang menawarkan kebahagiaanmelalui media digital, cetak, billboard, audio, televisi dan melalui mediasosial. Segmen masyarakat yang memikili kebutuhan atau keinginan yang dapatdijawab oleh tawaran iklan itu, diarahkan untuk memenuhinya. Jika dapatmemenuhinya, hidupnya menjadi nyaman. Kenikmatan dimiliki dan semangat hidupmeningkat. Kehidupan yang mencapai tahap seperti ini wajar sekali dipandangsebagai kebahagiaan. Orang-orang kebanyakan ketika mendapatkan kesenangan, rasaenak akan makanan, kepuasan hati di tengah teman-teman, tujuan tercapai setelahperjuangan besar dan panjang, mereka merasa bahagia. Setiap orang menemukanjalan-jalan kebahagiaannya. Semua jalanitu bisa saja berwujud cara-cara yang positif dan sehat atau cara-cara negatifdan tidak sehat. Hal itu sangat bergantung pada pilihan, kehendak bebas, dankedewasaan setiap orang. Kita sangat pahami bahwa kebutuhan di dunia ini tidakterbatas. Satu pencapaian yang dipenuhi tidak menjamin rasa bahagia sepanjangmasa. Ada kebutuhan lain lagi datang, dan orang berusaha mewujudkannya, dantetap berlanjut seperti itu. Jadi banyak jalan untuk kebahagiaan tersebutmembuka peluang untuk penggunaan cara-cara yang bebas sesuai dengan keinginandunia ini, dan kebahagiaan yang dihasilkan tidak bertahan selamanya. Dengankata lain, jalan kebahagiaan adalah kebebasan dan kebahagiannya sementara. Ada satu jalan kebahagiaan yang pasti dan yang memberikankebahagiaan untuk selamanya, ialah jalan kebagiaan dalam spiritualitaspenyangkalan diri. Misalnya, orang perlu memiliki semangat kemiskinan akanharta duniawi, supaya hatinya menyediakan ruang yang cukup bagi Tuhan. Rasabahagia dari sikap ini akan bertahan, bahkan dapat menjadi kekuatan dalambekerja dan melayani. Segala keterbatasan dan kesulitan perlu kita hadapidengan kekuatan dari Tuhan, karena Dialah yang mencukupi semuanya. Hidup denganspiritualitas ini adalah menjalankan semangat kebangkitan, sebagai antisipasiuntuk kebahagiaan abadi yang sudah disediakan oleh Tuhan bagi kita semua.Marilah kita berdoa. Dalam nama ... Ya Tuhan, perkuatkanlahiman dan semangat kami sehingga kami sungguh mengandalkan Engkau saja dalamhidup kami, terutama dalam mencapai kebahagiaan . Salam Maria...Dalm nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Innocentius Peni dari Komunitas Pukat Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Kejadian 1: 1-19; Masmur tg 104: 1-2a.5-6.10.12.24.35c; Markus 6: 53-56RUANG BAGI TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Ruang Bagi Tuhan.Ruang dimaksudkan di sini bukan sebuah tempat atau lokasi. Karena prinsipnyaTuhan tidak bisa dikondisikan ke dalam sebuah tempat. Sebaliknya, Tuhan beradadi dalam ruang yang melingkupi dan menaungi kita. Ruang itu menandakan sebuahkehadiran dan keberadaan. Tuhan menyediakan ruang itu dan Dia sendiri berada disana. Ruang terbesar yang pernah ada dan ukurannya sebesar TuhanAllah sendiri ialah semesta alam, atau langit dan bumi yang Tuhan ciptakan dariketiadaan, seperti yang dikisahkan dalam kitab Kejadian pada hari ini. TuhanAllah membuat semuanya ada dan Ia tidak membiarkan itu terlepas darikontrol-Nya atau tanpa jamahan tangan-Nya, namun Ia memberkati, menyertai, danmemelihara-Nya dalam seluruh kasih dan kekuasaan-Nya. Ruang bagi Tuhan Yesus Kristus yang jaraknya jauh ialahkota-kota dan desa-desa seberapa pun jaraknya, yang memperlihatkan orang-orangberbondong-bondong datang menemui Yesus untuk mendapatkan kesembuhan danpenghiburan. Itu namanya ruang publik yang terbuka dan menjurus dengan jarakpuluhan, ratusan dan ribuan kilometer. Misi Yesus Kristus di dunia ialahmembuat seluruh dunia ini sebagai ruang bagi penyebaran Injil suka cita yangmembebaskan manusia. Yesus mencapai sebuah tempat dan orang-orang mengenal-Nya,lalu mereka segera mendekati untuk menyalami dan berbicara, menyapa halo atauperkenalkan diri. Itu adalah ruang sosialnya Yesus. Pasti orang-orang bersorakgembira karena bisa memandang Yesus dari dekat, melambaikan tangan, dan suaramereka dapat didengar oleh Yesus. Sebagian mereka mendapatkan suka cita danpenghiburan karena perjumpaan itu. Mereka yang sakit bahkan mencapai ruang pribadi dan ruangintim Yesus melalui jamahan tangan Tuhan atau mereka sendiri yang menjamahjumbai jubah Yesus. Di sini Yesus mengajarkan kalauthe power of touchatau kekuatan menyentuh sangatlah penting untuk penguatan dan penyembuhan.Dalam menyentuh tak ada jarak lagi yang tampak. Itu adalah ruang tubuh kita yang mengizinkan kontak danenergi dari tubuh yang satu terserap oleh tubuh yang lain. Energi Yesus masukke dalam orang-orang sakit dan mereka menjadi sembuh. Jadi ruang tubuh, ruangpribadi bahkan ruang sosial dan publik kita sangat instrumental untukterjadinya kontak dengan orang lain. Tuntutan kedekatan dan kehadiran kitasangat penting, karena kita berbagi ruang dari diri kita dan ini selalu menjaditanda penguatan dan pembaharuan hidup. Ini adalah cara kita menghadirkan ruangbagi Tuhan yang bekerja melalui kita.Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, mampukanlahkami untuk memanfaatkan semua kehadiran kami sebagai ungkapan cinta kasih-Mu.Salam Maria penuh rahmat... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Dewi Felani dari Paroki Santo Albertus de Trapani Malang di Keuskupan Malang, Indonesia. Ibrani 12: 18-19.21-24; Mazmur tg 48: 2-3a.3b-4.9.10.11; Markus 6: 7-13 KEKUATAN SEBUAH KEPERCAYAAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kekuatan Sebuah Kepercayaan. Secara umum kita bisa kategorikan kepercayaan, mandat, tanggung jawab, atau komitmen menjadi dua. Yang pertama ialah kepercayaan untuk melakukan perbuatan-perbuatan jasmani seperti bekerja mencari nafkah, memimpin organisasi, dan menjual atau membeli barang-barang. Yang kedua ialah kepercayaan terkait dengan melakukan kegiatan-kegiatan rohani seperti pelayanan firman Tuhan, beribadat, berdoa, dan berpuasa. Raja Daud memberikan kepercayaan kepemimpinan kerajaan kepada putranya Salomo, dan ini kita bisa menganggapnya sebagai wakil dari suatu kepercayaan jasmani. Orang tua atau orang dewasa memberikan kepercayaan kepada anak-anaknya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan mereka. Banyak sekali aspek jasmani kehidupan kita ditentukan oleh kepercayaan yang diberikan kepada kita, baik di dalam keluarga maupun di luarnya. Sementara itu, Yesus Kristus memberikan kepercayaan dan mengutus para murid-Nya, dapat kita anggap sebagai wakil dari suatu kepercayaan rohani yang kita miliki. Kehidupan kita kapan dan di mana pun yang berkaitan dengan aspek rohani, semuanya ditentukan oleh kepercayaan atau nasihat dan bimbingan rohani yang diberikan kepada kita. Seseorang menghadiri Misa pada hari Minggu, dan dari sana ia membawa suatu kepercayaan untuk menjalani perutusan yang disampaikan oleh imam pada akhir perayaan ekaristi. Pertanyaan yang penting adalah ini: apakah yang menjadi kekuatannya sehingga kepercayaan baik jasmani maupun rohani itu memiliki martabat, kewibawaan, dan membuahkan kepercayaan yang lebih besar lagi dari orang lain di sekitar kita? Kedua bacaan kita hari ini memberikan satu jawaban pokok, ialah ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang memberikan kepercayaan itu. Nasihat, perintah, dan aturan-aturan yang ditetapkan senantiasa dijalani. Semua itu untuk menjamin kalau kepercayaan itu berasal dari sebuah kuasa yang jauh lebih besar dan menjamin legitimasi terlaksananya tugas-tugas kita. Ketaatan berarti Tuhan yang memberikan kepercayaan adalah benar dan kehendaknya bersifat tetap. Jadi tidak ada pertimbangan apa pun dari kita untuk berdebat bahkan memperbaikinya. Yang kita perbuat ialah mendengar, memahami, dan menjalankannya. Kesetiaan merupakan sisi mata uang untuk ketaatan. Kesetiaan bertahan sampai ujung kehidupan karena orang taat tanpa syarat. Banyak kali kita menjadi seperti Daud atau Petrus, yang mengakui iman untuk taat, namun terkadang kita tidak setia dalam berkomitmen. Yang penting ada penyesalan, lalu membaharui diri untuk kembali setia. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus Kristus, pakailah kami dengan apa adanya kami ini untuk menunaikan kepercayaan yang Engkau berikan kepada kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Salesian Don Bosco Gerak di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 11: 32-40; Mazmur tg 31: 20.21.22.23.24; Markus 5: 1-20 CARA MENGHADAPI PROVOKASI Renungan kita pada hari ini bertema: Cara Menghadapi Provokasi. Seorang remaja Katolik bercerita bahwa di sekolah yang mayoritas siswanya non Katolik, ia sering dibully. Ia sering dihina dan dipermalukan, lantaran selalu ada yang provokasi. Seorang atau dua orang yang memulai dengan sindiran atau candaan, lalu teman-teman lain beramai-ramai menghakimi dirinya. Seandainya mereka tidak memprovokasi, situasinya akan baik-baik saja. Para provokator sepertinya tidak ingin damai, tenang dan bersahabat. Mereka memiliki niat jahat untuk membuat suasana kacau atau ingin supaya orang lain tidak bahagia. Setelah melalui berbagai dialog dan konsultasi, siswa Katolik itu akhirnya pindah ke sekolah lain yang lebih aman. Setan tidak pernah berhenti melalukan tugas-tugasnya, yang salah satunya ialah melakukan provokasi untuk melawan kebenaran dan kebaikan. Setan pasti ingin melawan Tuhan dan segala kuasa-Nya. Ia selalu lakukan itu dengan merasuki manusia-manusia yang melakukan provokasi. Sadar atau tidak sadar, para provokator itu sebenarnya sedang dipakai oleh setan, yang biasanya untuk memperburuk kenyataan hidup manusia dan lingkungan sekitarnya. Karena dikuasai oleh setan para provokator itu merealisasikan maksud setan, yaitu tidak suka ada kebaikan dan kebenaran di dalam hidup ini. Mereka hanya menjadi senang dan puas kalau ada kekacauan, kerugian, dan pihak lain sebagai korban. Pada hari ini, melalui bacaan-bacaan kitab suci, kita mendapatkan dua gambaran mengenai provokasi. Yang pertama ialah yang dilakukan oleh Legion kepada Yesus. Setan yang banyak itu memang berniat supaya suasana di daerah itu menjadi sangat kacau. Tetapi Yesus dengan kuasa Ilahi-Nya yang jauh lebih kuat berhasil melumpuhkannya. Provokasi yang kedua ialah yang datang dari semangat dunia pada umumnya yang merupakan gudang beraneka ragam potensi dan rencana kejahatan. Surat kepada orang Ibrani dalam bacaan pertama menggambarkan betapa susahnya orang-orang beriman yang hidup di tengah dunia seperti ini. Tokoh-tokoh iman seperti Abraham, Gideon, Barak, Simson, Daud, Samuel telah membuktikan bahwa mereka berhasil mengalahkan provokator besar dunia ini. Namun mereka mempunyai kekurangan, yaitu mereka belum memiliki Tuhan Yesus Kristus sebagai kekuatan utama mereka. Jadi pada hari ini kita diajarkan untuk menghadapi tindakan-tindakan provokatif yang mungkin sering kita alami dalam hidup kita sehari-sehari, yaitu menghadapi langsung seperti Yesus Kristus, atau memakai kekuatan Yesus Kristus yang ada di dalam diri kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Allah Bapa kami, murnikanlah pikiran dan hati kami supaya kami tidak terjerumus di dalam semua perbuatan sengaja yang melawan kehendak-Mu. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Novi dan Retty dari Paroki Katedral Roh Kudus di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 11: 1-2.8-19; Mazmur tg Lukas 1: 69-70.71-72.73-75; Markus 4: 35-41 KEKUATAN SEBUAH PENGAKUAN Renungan kita pada hari ini bertema: Kekuatan Sebuah Pengakuan. Seorang kakek dan nenek sedang menikmati kopi pada sore hari sambil berbagi kisah tentang anak-anak dan cucu-cucunya. Mereka semua hidup mandiri dan menikmati hidup yang layak. Kakek berkata kepada nenek, “Pada waktu memilihmu dan saat kita menikah dulu saya miskin sekali. Saya anak yatim piatu dan tidak memiliki siapa-siapa dan apa-apa.” Nenek juga menanggapi dengan berkata: “Saya wanita yang tidak menarik. Hampir semua lelaki di kampung tidak tertarik padaku. Tapi kenyataannya kita bisa jodoh, menikah dan memiliki yang keluarga besar.” Jika Anda mengajukan pertanyaan kepada kedua orang tua itu alasan pokok yang membuat mereka jodoh dan sampai kepada perkawinan, sudah pasti jawabannya ialah cinta. Surat kepada orang Ibrani yang menjadi bacaan pertama hari ini menambah jawabannya, yaitu karena iman. Cinta dan iman adalah dua kekuatan yang mempersatukan kita entah itu perkawinan entah itu suatu persekutuan lain di dalam hidup kita. Yang ditekankan oleh surat ini ialah atas dasar dan pegangan iman, semua perbuatan cinta dapat diungkapkan dengan tulus, iklas dan bertanggung jawab. Abraham adalah profil seorang beriman yang sangat kuat dan kita semua tahu bahwa semua perbuatannya dalam mencintai Tuhan Allah dan mencinta orang lain yang berada di sekelilingnya bersumber pada imannya itu. Abraham sesungguhnya mengajarkan kita bahwa iman adalah pokok hidup kita dan cinta adalah buah-buah kehidupan itu. Pengakuan iman adalah mutlak bagi setiap orang beriman, mencintai adalah kewajiban setiap orang beriman. Menurut Injil pada hari ini, bahkan yang membuat pengakuan iman ialah danau yang ganas, yang dikuasai setan. Kalau setan saja mengakui Tuhan, apalagi kita yang beriman. Pada peristiwa redahnya angin ribut, pengakuan kejahatan atau lebih tepat kekuatan jahat yang diwakili oleh angin dan gelombang ternyata datang lebih dahulu. Sedangkan pengakuan para murid bahwa Yesus adalah Tuhan yang menghentikan kekuatan jahat tersebut justru datang kemudian. Mengapa? Karena setan dan roh jahat lebih takut akan Tuhan. Mereka tak ingin disiksa dan dihabiskan oleh Tuhan. Mereka sudah setan, tidak mau disiksa menjadi lebih setan lagi. Siapakah di antara kita senang dan mau kalau dianggap setan? Sedangkan kita manusia, masih berpikir-pikir untuk mengakui kepada Tuhan, apalagi mengakui dosa-dosa kita. Mungkin kita terlalu menunggu tanda-tanda besar baru bisa mengakuinya. Jangan-jangan kita sudah tidak lagi takut akan Tuhan sehingga Ia murkah terhadap kita. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah maha kuasa, buatlah kami pribadi-pribadi yang takut akan Dikau secara benar, supaya kami juga dapat mengakui Engkau dengan benar. Salam Maria ... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Florensia dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 10: 19-25; Mazmur tg 24: 1-2.3-4ab.5-6; Markus 4: 21-25 CAHAYA PELITA Renungan kita pada hari ini bertema: Cahaya Pelita. Pada zaman Yesus, belum ada listrik. Orang-orang memakai pelita atau obor untuk penerangan di rumah dan di perjalanan. Tetapi pada zaman kita, pelita hampir tidak digunakan karena listrik sebagai penerangan utama. Pelita di dalam kitab suci dan ajaran Yesus tetap relevan dengan kita saat ini, yaitu lebih memberikan penekanan pada pesan rohaninya. Di dalam suasana gelap karena listrik mati, orang-orang bergantung pada penerangan yang ada misalnya hp, tablet, atau lampu senter. Namun jika tidak ada satu pun alat-alat listrik-elektronik yang tersedia, salah satu penerangan yang diandalkan ialah pelita. Lilin yang dibakar, obor minyak tanah, atau pembakaran kayu dapat disejajarkan dengan lampu pelita yang dengan muda disediakan di rumah-rumah kita. Tuhan Yesus memakai simbol cahaya pelita untuk mengajarkan kita tentang peran setiap orang beriman sebagai lampu yang memiliki nyala apinya. Roh Kudus yang ada pada kita sejak pembaptisan selalu menyalakan api-Nya sehingga pikiran kita terbuka kepada firman yang disampaikan kepada kita dan berelasi dengan semua kenyataan hidup yang kita alami. Api Roh Kudus juga membakar dan menyemangati hati kita, sehingga kita senantiasa memiliki pengharapan setiap kali ada kesulitan dan sakit yang menyusahkan kita. Setiap orang memiliki pelita dan api di dalam dirinya, karena Tuhan bermaksud untuk menjadikan dirinya sebagai rekan kerja-Nya. Para pengikut Kristus secara sah mengambil bagian dalam perutusan Yesus Kristus. Maka mereka adalah rekan kerja Tuhan di dalam dunia ini. Fungsi pelita atau api di dalam diri setiap orang yang diutus oleh Tuhan pada umumnya ada dua, yaitu sebagai penerang jalan kepada Tuhan dan penerang kehidupan di dalam dunia. Jalan kepada Tuhan tidak selalu mulus dan gampang. Yesus sendiri bahkan mengatakan bahwa jalannya sangat sempit. Perjalanan hidup yang panjang sering dihalangi oleh aneka bentuk kegelapan. Maka pelita di dalam diri setiap orang sangat berguna dalam menerangi dan membimbing dirinya, bahwa jalan kepada Tuhan adalah jalan Yesus Kristus. Dunia dengan segala keadaannya sering menjadi gelap karena segala kekurangannya seperti kebodohan, diskriminasi, kebohongan, kekerasan dan kematian. Perutusan kita sebagai pengikut Kristus mewajibkan kita menjadi pelita dengan cahaya yang menerangi, membimbing, dan mencerahkan dunia ini. Semoga pelita kita tetap bernyala sampai hidup kita di dunia ini berakhir. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Yesus, penuhilah selalu diri kami dengan terang Roh-Mu agar kami semakin menjadi saksi-saksi-Mu bagi kebaikan dan keselamatan di dunia ini. Salam Maria... Dalam nama Bapa...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Juan dan Loly dari Paroki Maria Bunda Tak Bercela Orong di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 10: 11-18; Mazmur tg 110: 1.2.3.4; Markus 4: 1-20 ORISINALITAS DAN KEPATUHAN Renungan kita pada hari ini bertema: Orisinalitas Dan Kepatuhan. Sekarang ini, kalau Anda berbelanja barang-barang mekanik dan elektronik, pikiranmu terbagi antara membeli yang orisinal atau bukan alias polesan dan bajakan. Karya tulis dan penelitian, karangan musik dan lagu, pidato dan kotbah, pikiran dan tindakan ketika dipresentasikan, publik dapat menilai dengan lugas apakah yang dihadirkan itu orisinal atau hanya buatan orang lain. Demikian juga dalam hal kepatuhan. Ada standar dan norma yang selalu menyertai hidup kita setiap saat. Tidak ada manusia yang hidup tiap-tiap harinya berada di luar lingkup batasan-batasan tersebut. Meskipun kehidupan itu dijalankan oleh seorang dalam kesendiriannya, ia mesti patuh pada struktur atau kondisi yang ada. Masuk ke pintu yang sempit atau melewati batasan atas yang lebih rendah daripada tubuhnya, ia harus patuh untuk memiringkan badannya dan menunduk. Bila datang angin dan hujan, ia pasti berusaha melindungi dirinya. Manfaat orisinalitas antara lain adalah mempertahankan apa yang menjadi jati diri sehingga memperkuat identitas seperti yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Ini adalah sebuah indikasi dasar bagi setiap makhluk baik hidup maupun mati. Barang atau hal yang diciptakan oleh manusia juga menunjukkan orisinalitas, karena ia menghadirkan identitas baik dari barang atau hal tersebut, maupun sang penciptanya. Dengan kata lain, sebuah orisinalitas menunjuk pada kepatuhan kepada siapa yang mengadakannya atau menciptakanya. Manfaat kepatuhan adalah berada dan berjalan di jalan yang sudah ditetapkan supaya orang tidak keluar dari batas atau melampaui apa yang tidak diharapkan. Dengan kata lain, kepatuhan selalu mengarahkan seseorang supaya setia kepada orisinalitasnya. Jika identitas dirimu adalah seorang guru, maka kepatuhan menuntutmu untuk tetap menjadi guru, meskipun Anda menjalankan sebuah pekerjaan lain atau untuk sementara berperan dalam suatu kegiataan tertentu yang berbeda. Pada hari ini, bacaan-bacaan suci kita memberikan kita pengajaran tentang menjadi original apa adanya sebagaimana Tuhan telah menetapkan kita sedemikian. Yesus memberikan perumpamaan tentang penabur yang menabur. Ia seorang penabur, dan tidak pergi mengajar di kelas atau menjaga toko. Itu adalah keaslian. Keberadaan kita di mana pun, dan pekerjaan apapun, harus menghadirkan keaslian kita. Di dalam karya-Nya Yesus, kita yang telah dipanggil dan dikuduskan-Nya melalui pembaptisan, diberikan orisinalitas kita sebagai bagian dari diri Yesus Kristus. Kita tidak mungkin menjadi bagian dari Setan atau siapa pun di luar Yesus. Kepada Yesus, kita persembahkan semua kepatuhan kita, maka hidup kita tetap original. Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Tuhan Yesus, jadikanlah kami selalu setia kepada kehendak Tuhan seperti diri-Mu sendiri yang setia. Salam Maria... Dalam nama Bapa ...
La Porta | Renungan Harian Katolik - Daily Meditation according to Catholic Church liturgy
Dibawakan oleh Makrina dan John dari Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo di Keuskupan Labuan Bajo, Indonesia. Ibrani 10: 1-10; Mazmur tg 40: 2.4ab.7-8a.10.11; Markus 3: 31-35 KARENA KEHENDAK TUHAN Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karena Kehendak Tuhan. Sesuai dengan kodratnya, manusia memiliki hak dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya. Ini berakar pada kekuasaan Tuhan Pencipta yang melengkapi diri setiap orang dengan akal budi dan kehendak. Kemampuan intelektual mengarahkan diri kita masing-masing untuk menyatakan diri, misalnya memberikan argumen, pendapat, memberikan alasan, dan memberikan penilaian atau kritik. Secara khusus, kita membuat pembenaran atas perkataan atau perbuatan yang telah kita lakukan. Untuk melakukan itu kita memberdayakan kemampuan mental dan intelektual kita. Seorang anggota kepolisian baru saja mendapatkan kenaikan pangkat, dan bersamaan dengan itu anak bungsunya baru saja menerima Komuni Pertama. Pada saat yang sama, ia ditugaskan oleh pimpinan untuk berdinas di salah satu pelosok pulau terluar Indonesia. Di hadapan semua hadirin pada acara syukuran di rumahnya, ia sangat yakin berkata bahwa semua kejadian itu ialah kehendak Tuhan. Ini adalah salah satu contoh penegasan dan pembenaran yang sering kita lakukan, dengan pegangan kita ialah kehendak Tuhan. Yesus Kristus sendiri menjadi teladan utama dalam pembenaran karena kehendak Tuhan. Surat kepada orang-orang Ibrani menekankan tentang pengorbanan diri Yesus Kristus yang berwujud pada semua bentuk pelayanan dan penderitaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Ia wafat di salib. Mengapa Ia sampai melakukan semua ini, Ia sendiri menjawab, karena kehendak Dia yang mengutus-Nya ke dunia. Atas kehendak Allah yang sama, Bunda Maria, ibu Yesus, dan kita semua juga diperintahkan Yesus untuk setia melakukannya. Maka kita dapat memiliki sebutan sebagai saudara dan saudari Yesus Kristus. Pembenaran kita karena melakukan kehendak Allah paling kurang memiliki dua makna, seperti yang diinspirasikan bacaan-bacaan pada hari ini. Pertama ialah sebagai tanda ketaatan kita. Ketaatan merupakan syarat dasar untuk menjadi kudus. Kita hendaknya menyebutkan “Karena Kehendak Allah” bukan sekedar pernyataan kosong atau sekedar gaya berbicara. Kita perlu menjadikan itu sebuah ungkapan iman, bahwa karena Tuhan menghendaki kita di dalam keberadaan dan tugas masing-masing, maka kita harus menaatinya. Tidak melakukannya, berarti kita bukan anak-anak-Nya. Kedua, dengan berkata dan berbuat karena kehendak Allah, kita memiliki keyakinan bahwa setiap pekerjaan dan pelayanan yang kita lakukan merupakan milik Tuhan. Tuhan mempercayakan kebun anggur-Nya, yaitu dunia ini ke dalam tangan kita untuk dikerjakan dan dibaharui. Jika sering ada kegagalan dan kerusakan tertentu, kita laporkan saja kepada Dia, karena semua itu milik-Nya. Marilah kita berdoa. Dalam nama... Ya Allah, pandanglah dan penuhilah kami dengan rahmat belas kasih-Mu supaya setia berbagi belas kasihan kepada sesama kami. Salam Maria penuh rahmat ... Dalam nama Bapa ...